BAB VII
RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA
7.1 Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman 7.1.1 Kondisi Eksisting
A. Kawasan Permukiman Kumuh
Lokasi kawasan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh di Kabupaten Padang
Pariaman merupakan kecamatan dan nagari lokasi kawasan permukiman di wilayah pesisir
dan kawasan perkotaan yang memerlukan penanganan untuk peningkatan kualitas sarana
dan prasarana kehidupan dan penghidupan masyarakat di lingkungan tersebut, yang telah
ditetapkan dalam Surat Keputusan Bupati Padang Pariaman Nomor 212/KEP/BPP-2014
tentang Penetapan Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di
Kabupaten Padang Pariaman. Lokasi kawasan kumuh tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 7.1
Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kabupaten Padang Pariaman
No Kecamatan Nagari Lokasi Jumlah
KK
1 Batang Anai
Ketaping
Kaw. Simpang Kaw. Pauh
Kaw. Talao Mundam
4.719 Kaw. Sungai Pisang
2.131
Sungai Buluh Kaw. Tanjung Basung
Kaw. Pasar Usang 1.587
22,5
60 500 300
2 Lubuk Alung Lubuk Alung Kaw. Pasar Lb.Alung 8
Pasie Laweh Kaw. Tanah Taban 50 52,23 33 12
Aia Tajun Kaw. Indarung Kp.Paneh 254 100 138 38
Sikabu Kaw. Koto Buruak 5
3 Sintoga
Toboh Gadang
Kaw. Toboh Durian Kaw. Toboh Parak Pisang Kaw. Toboh Parupuak
78
Kaw. Sintuk Pakandangan 8
Kaw. Simp.4 Sintuk Kaw. Simp.3 Sintuk Kaw. Batang Tapakis
Kaw. Toboh Baru Sintuk Kaw. Toboh Baru Sintuk II Kaw. Toboh Baru Sintuk III Kaw. Toboh Baru Toboh Gadang
237
4 Ulakan Tapakis
Tapakis
Kaw. Batang Gadang Kaw. Kasai Kebun Kaw. Kubu Rawang Kaw. Lubuk Aro Kaw. Parit Tapakis Kaw. Tiram Ketaping
1.201
Kaw. Bungo Pasang Syech Burhanuddin Kaw.Kp.Koto Syech Burhanuddin Kaw.Pdg.Pauah Syech Burhanuddin Kaw.Manggopoh Dlm SyechBurhanuddin II Kaw.Manggopoh Dalam II
Kaw.Kpg. Ladang Maransi Kaw.Simp.3 Sikabu Kaw.Puang Galapuang Kaw.Sikabu Puang Galapuang Kaw.Tiram Kpg. Gadang Kaw.Tanjung Medan
Kaw.Sei.Gimbar Lapuak Kandang
823
5 Nan Sabaris Sunua Kaw. Kp. Aur Kaw. Koto Rajo
Kaw. Kp. Aur Simp. Marapalam Kaw. Kp. Jambak
Kaw. Ps. Baru Padang Kalam Kaw. Padang Kalam Kaw. Kp. Aur Tingkalak Kaw. Olo Pauh Kambar Kaw. Pulai Air
Kaw. Pauh Kamba Hilir 120
0,75
2 100 15
Kurai Taji Kaw. Talogondan Kaw. Pasar Sei. Laban
91 6 2x11 Enam
Lingkung
Sicincin Kaw. Sicincin Raya Padang-Bukittinggi Kaw. Bari
Koto Tinggi Kaw. Tonyok Dalam II 1
Pakandangan Kaw. Kp. Dalam Kaw. Toboh
Kaw. Bukik Gonggang Sawah Rawang Kaw. Bayur dan Sungai Jelatang Kaw. Campago
Kaw. Padang Manih dan Kp. Pauh Kaw. Kp. Tanjung dan Ajung
867
Sikucur Kaw. Durian Dangka Kaw. Alahan Tabek Kaw. Lansano Kaw. Patamuan Kaw. Sungai Janih Kaw. Bunga Tanjung
600 9 Sungai Limau Kuranji Hilir Kaw. Pasar Sungai Limau
Kaw. Padang Kerambil Kaw. Sungai Paku
138 10 Batang Gasan Gasan Gadang Kaw. Tanjung dan Mandahiling
Kaw. Mandahiling Malai V Suku Kaw. Kantarok
Kaw. Sei.Sarik Kp. Koto dan Kp. Tangah Kaw. Ujuang Labuang
B. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Kawasan Permukiman
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara
lain:
Permasalahan pengembangan permukiman diantaranya:
1. Masih luasnya kawasan permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan
terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas.
2. Meningkatnya harga lahan untuk pembangunan permukiman.
3. Meningkatnya permukiman kumuh dan illegal.
4. Rendahnya pelayanan PSU
5. Meningkatnya pertumbuhan permukiman di kawasan sekitar pertumbuhan ekonomi
6. Susahnya melakukan pembebasan lahan karena banyak tanah kaum.
7. Masih banyak masyarakat Kabupaten Padang Pariaman yang tinggal di sepanjang
sungai yang ada di Kabupaten Padang Pariaman.
8. Banyaknya permukiman yang ada di Kabupaten Padang Pariaman belum memiliki IMB.
Tantangan pengembangan permukiman diantaranya :
1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Padang Pariaman,
dilihat dari tingginya permintaan perumahan layak huni.
2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis yang tertuang
dalam RTRW Kabupaten Padang Pariaman.
4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya
khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah
5. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa pembangunan infrastruktur
permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah Kabupaten Padang
Pariaman (tidak semua).
Permasalahan dan tantangan pengembangan permukiman di atas adalah yang terangkum
secara nasional. Namun sebagaimana isu strategis, di Kabupaten Padang Pariaman terdapat
permasalahan dan tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum
tentu djumpai di kabupaten/kota lain. Penjabaran permasalahan dan tantangan
pengembangan permukiman yang bersifat lokal perlu dijabarkan sebagai informasi awal
Tabel 7.2
Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman Kabupaten Padang Pariaman
N 1 Aspek Teknis
1) Luas daerah pengembangan permukiman 2) Jumlah Penduduk yang sudah memiliki rumah
tinggal dan belum memilik rumah tinggal Jarak permukiman terhadap akses ekonomi dan sosial
3) Ketersediaan jaringan prasarana dan sarana dasar seperti air minum dan listrik
4) Kelengkapan prasarana dan sarana pendukung 5) Lapangan pekerjaan yang mungkin dapat
diperoleh di sekitar lokasi pengembangan permukiman
2 Aspek Kelembagaan
1) Pengkoordinasian kegiatan di bidang perumahan dan permukiman pada tingkat daerah perlu diperkuat melalui pembentukan badan atau dewan pertimbangan kota yang bersifat profesional dan merupakan bagian dalam proses pengambilan keputusan kebijaksanaan pembangunan.
2) Pemerintah daerah setempat perlu mengupayakan revitalisasi dan fungsionalisasi lembaga-lembaga profesional dan tradisional dalam pembangunan perumahan dan permukiman.
3) Sistem perizinan yang berkaitan dengan pembangunan perumahan dan permukiman perlu disederhanakan dengan biaya pengurusan perizinan perlu ditekan.
Kurangnya yang telah di lakukan
3 Aspek Pembiayaan
1) Dana dari pemerintah Pusat 2) Dana Sharing APBD
Terbatasnya 4 Aspek Peran Serta Masyarakat / Swasta
1) Kesadaran masyarakat untuk mau tinggal tidak hanya di Pusat Kabupaten Padang Pariaman tapi menyebar di kawasan strategis yang peruntukan lahannya untuk Permukiman.
Tingkat
5 Aspek Lingkungan Permukiman 1) Ketersediaan Dokumen AMDAL
7.1.2 Sasaran Program
Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai.
Terdapat arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta
Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat
kabupaten/kota. Di tingkat Pusat acuan kebijakan meliputi RPJMN 2010-2014, MDGs 2015
(target tahun 2020 untuk pengurangan proporsi rumah tangga kumuh), Standar Pelayanan
Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar 10%, arahan
MP3EI dan MP3KI, percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat, arahan Direktif Presiden
untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014. Sedangkan di tingkat
kabupaten/kota meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, maupun Renstra SKPD. Acuan
kebijakan tersebut hendaknya menjadi dasar pada tahapan analisis kebutuhan pengembangan
permukiman.
Analisis kebutuhan dan target pencapaian daerah pengembangan permukiman dapat
diuraikan sesuai dengan dokumen SPPIP atau RP2KPKP yang telah disusun oleh
kabupaten/kota, namun untuk Kabupaten Padang Pariaman, dokumen tersebut baru akan
disusun pada tahun anggaran 2017 ini sehingga sasaran program sektor pengembangan
permukiman nantinya dapat disinkronisasikan apabila dokumen tersebut telah ada.
7.1.3 Usulan Kebutuhan Program
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara
kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.
Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan
pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima
tahun dalam RPIJM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama
hingga kelima.
Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan program
dan kegiatan pengembangan permukiman Kabupaten Padang Pariaman yang disusun
Tabel 7.3
Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Pengembangan Kawasan Permukiman
Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat APBN APBD
I
APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan
Pembinaan dan Pengembangan Kawasan Permukiman
Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman
Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman
Peraturan Pengembangan Kawasan Permukiman/NSPK
- 1 NSPK 0 500.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembinaan dan Pengawasan Pengembangan Kawasan Permukiman
Pendampingan Penyusunan NSPK
Pendampingan Penyusunan NSPK Kab. Padang Pariaman
- 1 Kab/Kota 0 150.000 0 0 0 0 0 0 2018
Penyusunan Kebijakan, Strategi, dan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman
Penyusunan RP2KPKP Kab. Padang Pariaman - 1 Kab/Kota 0 800.000 0 0 0 0 0 0 2017
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perkotaan
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (aie tajun) lubuk alung/ aie tajun
lubuk alung
100 Ha 0 2.500.000 0 250.000 0 0 0 0 2021
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari aie tajun
lubuk alung/ aie tajun lubuk alung
100 Ha 0 2.500.000 0 0 0 0 0 0 2021
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (balah aie) vii koto sungai sariak/
balah aia
25 Ha 0 2.500.000 0 250.000 0 0 0 0 2020
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari balah aie
vii koto sungai sariak/ balah aia
25 Ha 0 2.500.000 0 0 0 0 0 0 2020
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (gasan gadang)
batang gasan/ gasan gadang
137 Ha 0 5.000.000 0 500.000 0 0 0 0 2018
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari gasan gadang
batang gasan/ gasan gadang
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (koto tinggi) enam lingkung/ koto tinggi
1 Ha 0 2.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2018
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari koto tinggi
enam lingkung/ koto tinggi
1 Ha 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (pakandangan)
enam lingkung/ pakandangan
210 Ha 0 3.000.000 0 300.000 0 0 0 0 2020
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari pakandangan
enam lingkung/ pakandangan
210 Ha 0 3.000.000 0 0 0 0 0 0 2020
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (pasie laweh)
lubuk alung/ pasie laweh lubuk alung
52 Ha 0 2.500.000 0 250.000 0 0 0 0 2021
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari pasie laweh
lubuk alung/ pasie laweh lubuk alung
52 Ha 0 2.500.000 0 0 0 0 0 0 2021
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (sikucur) v koto kp dalam/
sikucur
5 Ha 0 2.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2019
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sikucur
v koto kp dalam/ sikucur
5 Ha 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2019
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (sintuk) sintuk toboh gadang/
sintuk
259 Ha 0 2.500.000 0 250.000 0 0 0 0 2019
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sintuk
sintuk toboh gadang/ sintuk
259 Ha 0 2.500.000 0 0 0 0 0 0 2019
Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh (sunua) nan sabaris/ sunua 99 Ha 0 2.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2018
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sunua
nan sabaris/ sunua 99 Ha 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan
Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (kayu tanam)
2 x 11 kayu tanam/ kayu tanam
1 Ha 0 2.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2021
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari kayu tanam
2 x 11 kayu tanam/ kayu tanam
1 Ha 0 0 0 200.000 0 0 0 0 2021
Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (kuranj hilir)
sungai limau/ kuranji hilir
1 Ha 0 1.000.000 0 100.000 0 0 0 0 2020
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari kuranji hilir
sungai limau/ kuranji hilir
1 Ha 0 0 0 100.000 0 0 0 0 2020
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari parit malintang
enam lingkung/ parik malintang
20 Ha 0 0 0 1.000.000 0 0 0 0 2018
Pengembangan Lingkungan Permukiman Perkotaan (sungai sarik)
vii koto sungai sariak/ sungai sariak
15 Ha 0 7.000.000 0 70.000 0 0 0 0 2019
pembangunan dan pengembangan kawasan kumuh nagari sungai sarik
vii koto sungai sariak/ sungai sariak
15 Ha 0 7.000.000 0 0 0 0 0 0 2019
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung)
2 x 11 enam lingkung/ sicincin
1 Ha 0 2.000.000 0 300.000 0 0 0 0 2018
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung)
2 x 11 enam lingkung/ sicincin
1 Ha 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan)
batang gasan/ gasan gadang
1 Ha 0 2.000.000 0 300.000 0 0 0 0 2018
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan)
batang gasan/ gasan gadang
1 Ha 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging)
sungai geringging/ kuranji hulu
1 Ha 0 1.000.000 0 300.000 0 0 0 0 2021
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging)
sungai geringging/ kuranji hulu
1 Ha 0 1.000.000 0 0 0 0 0 0 2021
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau)
sungai limau/ pilubang 1 Ha 0 2.500.000 0 500.000 0 0 0 0 2019
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau)
sungai limau/ pilubang 1 Ha 0 0 0 500.000 0 0 0 0 2019
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak)
vii koto sungai sariak/ sungai sariak
1 Ha 0 2.500.000 0 300.000 0 0 0 0 2020
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak)
vii koto sungai sariak/ sungai sariak
1 Ha 0 0 0 300.000 0 0 0 0 2020
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (gasan gadang)
batang gasan/ gasan gadang
12 Ha 0 20.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2021
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari gasan gadang
batang gasan/ gasan gadang
12 Ha 0 0 0 200.000 0 0 0 0 2021
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (ketaping)
batang anai/ katapiang
12 Ha 0 20.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2021
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari ketaping
batang anai/ katapiang
12 Ha 0 0 0 200.000 0 0 0 0 2021
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (kuranji hilir)
sungai limau/ kuranji hilir
40 Ha 0 20.000.000 0 2.000.000 0 0 0 0 2018
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari kuranji hilir
sungai limau/ kuranji hilir
40 Ha 0 20.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (sunua)
nan sabaris/ sunua 10 Ha 0 5.000.000 0 500.000 0 0 0 0 2020
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari sunua
nan sabaris/ sunua 10 Ha 0 0 0 500.000 0 0 0 0 2020
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (ulakan tapakis)
ulakan tapakis/ ulakan 20 Ha 0 10.000.000 0 1.000.000 0 0 0 0 2019
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari ulakan
7.2 Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
7.2.1 Kondisi Eksisting
A. Data Kondisi Bangunan Gedung
Kondisi penataan bangunan gedung dan lingkungan di Kabupaten Padang Pariaman
selama ini telah dilaksanakan melalui proses perizinan, seperti IMB, izin reklame dll. Tingginya
perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak
tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh di wilayah Kabupaten Padang Pariaman. Hal
ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan dan ruang untuk tempat tinggal semakin
meningkat seiring dengan lahan dan ruang di perkotaan semakin terbatas dan kecenderungan
warga masyarakat yang ingin tinggal di dekat pusat kota. Akibatnya kawasan pusat kota tidak
mampu lagi menampung aktivitas warganya yang berdampak pada sistem pelayanan
perkotaan, kualitas lingkungan dan masalah sosial yang semakin kompleks.
Untuk mengurangi dan menghilangkan kawasan kumuh, Pemerintah Kabupaten
Padang Pariaman akan menata lingkungan kumuh berbasis komunitas dengan menciptakan
kemandirian masyarakat dalam pemeliharaan lingkungan permukimannya menjadi tertata,
bersih dan layak huni.
Kawasan rawan bencana juga menjadi prioritas perbaikan lingkungan permukiman,
seperti kawasan rawan tanah longsor, genangan/ banjir, gempa bumi, kebakaran dll. Faktor
keselamatan bangunan gedung belum diperhatikan dari sebagian masyarakat sehingga sering
dijumpai bangunan gedung yang tidak tertata, kepadatan bangunan tinggi dan faktor
keteledoran manusia seringkali menjadi penyebab terjadinya musibah kebakaran.
Bangunan-bangunan gedung dan bangunan fasilitas umum lainnya yang ada di
Kabupaten Padang Pariaman menyebar di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Padang
Pariaman, Baik itu gedung Bersejarah, Perakantoran milik Pemerintah serta sekolah-Sekolah
Tabel 7.4
Bangunan Gedung yang Ada di Kabupaten Padang Pariaman
No Bangunan Gedung Lokasi Kondisi
1 Rumah Dinas Bupati Pariaman Baik
2 Rumah Dinas Ketua DPRD Pariaman Baik
3 Perkantoran Pemda Tersebar Baik
4 Rumah Sakit Umum Daerah Parit Malintang Sicincin Baik
5 Akper Pemda Pariaman Baik
6 Polres Parik Malintang Baik
7 Bank (BRI, BNI, Bank Nagari, Bank Mandiri dan Beberapa BPR)
Tersebar Baik
8 SMU/Sederajat Tersebar Baik
9 SLTP/Sederajat Tersebar Baik
10 SD/Sederajat Tersebar Baik
11 TK Tersebar Baik
12 Pos Pemadam Kebakaran dan BPBD Nan Sabaris Baik
13 Puskesmas Tersebar Baik
14 Kantor Camat dan Kantor Wali Nagari Tersebar Baik
15 Terminal angkutan Pedesaan tersebar Baik
16 Hotel dan restoran Tersebar Baik
Dalam kaitannya pelaksanaan penataan bangunan gedung yang ada di Kabupaten
Padang Pariaman, pemerintah telah berupaya melakukan sosialisasi maupun pelaksanaan
penerapan peraturan yang berlaku namun masih banyak bangunan-bangunan gedung yang
baru dibangun maupun yang ada, tidak memenuhi persyaratan maksimun yang telah
diberlakukan.
Terkait dengan bangunan gedung, perda yang sudah dimiliki oleh Kabupaten Padang
Pariaman adalah Perda No. 15 Tahun 2010 dimana disebutkan bahwa bangunan gedung
diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan, keselamatan, keseimbangan, serta keserasian
bangunan gedung dengan lingkungannya. Fungsi bangunan gedung di wilayah Kabupaten
Padang Pariaman, digolongkan dalam fungsi hunian, keagamaan, usaha, sosial dan budaya,
serta fungsi khusus. Bangunan gedung fungsi meliputi bangunan untuk rumah tinggal tunggal,
rumah tinggal deret, rumah susun, dan rumah tinggal sementara.
B. Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa
• Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih
melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna
pengembangan lingkungan permukiman;
• Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi
utama kota, kawasan tradisional bersejarah sertaheritage;
• Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman
yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan
kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.
• Masih Lemahnya pengaturan penyelenggaraan bangunan gedung serta masih
kurangnya kualitas pelayanan publik dan perijinan di Kabupaten Padang Pariaman.
• Kurang ditegakkan aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan bangunan gedung,
termasuk pada daerah-daerah rawan bencana
• Kondisi Prasarana dan sarana penanggulangan kebakaran pada bangunan gedung di
Kabupaten Padang Pariaman dilihat dari fungsi kapasitasnya pelayanannya belum
sesuai dengan aturan yang berlaku.
• Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan
penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan
kemudahan);
• Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan
Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana;
• Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta
rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan;
• Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan
keselamatan, keamanan dan kenyamanan;
• Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik.
• Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana
olah raga.
• Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan
penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan;
• Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung
7.2.2 Sasaran Program
Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai dan harus
mengacu pada Permen PU No.14 tahun 2010 tentang Standar Pelayanan Minimal
Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Khusus untuk sektor PBL, SPM juga terkait
dengan SPM Penataan Ruang dikarenakan kegiatan penataan lingkungan permukiman yang
salah satunya melakukan pengelolaan kebutuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di perkotaan.
Standar SPM terkait dengan sektor PBL dapat dijadikan acuan bagi Kabupaten/Kota untuk
menyusun kebutuhan akan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.
7.2.3 Usulan Kebutuhan Program
Setelah melalui tahapan analisis kebutuhan untuk mengisi kesenjangan antara
kondisi eksisting dengan kebutuhan maka perlu disusun usulan program dan kegiatan.
Namun usulan program dan kegiatan terbatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan
pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima
tahun dalam RPIJM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama
hingga kelima.
Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan program
dan kegiatan penataan bangunan dan lingkungan Kabupaten Padang Pariaman yang disusun
Tabel 7.5
Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung)
2 x 11 enam lingkung/ sicincin
1 Ha 0 2.000.000 0 300.000 0 0 0 0 2018
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (2x11 enam Lingkung)
2 x 11 enam lingkung/ sicincin
1 Ha 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan)
batang gasan/ gasan gadang
1 Ha 0 2.000.000 0 300.000 0 0 0 0 2018
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (batang Gasan)
batang gasan/ gasan gadang
1 Ha 0 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging)
sungai geringging/ kuranji hulu
1 Ha 0 1.000.000 0 300.000 0 0 0 0 2021
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai geringging)
sungai geringging/ kuranji hulu
1 Ha 0 1.000.000 0 0 0 0 0 0 2021
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau)
sungai limau/ pilubang
1 Ha 0 2.500.000 0 500.000 0 0 0 0 2019
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (sungai Limau)
sungai limau/ pilubang
1 Ha 0 0 0 500.000 0 0 0 0 2019
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak)
vii koto sungai sariak/ sungai sariak
1 Ha 0 2.500.000 0 300.000 0 0 0 0 2020
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Potensial (VII Koto Sungai Sariak)
vii koto sungai sariak/ sungai sariak
1 Ha 0 0 0 300.000 0 0 0 0 2020
Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Khusus
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (gasan gadang)
batang gasan/ gasan gadang
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari gasan gadang
batang gasan/ gasan gadang
12 Ha 0 0 0 200.000 0 0 0 0 2021
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (ketaping)
batang anai/ katapiang
12 Ha 0 20.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2021
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari ketaping
batang anai/ katapiang
12 Ha 0 0 0 200.000 0 0 0 0 2021
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (kuranji hilir)
sungai limau/ kuranji hilir
40 Ha 0 20.000.000 0 2.000.00
0
0 0 0 0 2018
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari kuranji hilir
sungai limau/ kuranji hilir
40 Ha 0 20.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (sunua)
nan sabaris/ sunua
10 Ha 0 5.000.000 0 500.000 0 0 0 0 2020
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari sunua
nan sabaris/ sunua
10 Ha 0 0 0 500.000 0 0 0 0 2020
Pembangunan dan pengembangan Kawasan Rawan Bencana, Pasca Bencana, dan Kawasan Tertentu (ulakan tapakis)
ulakan tapakis/ ulakan
20 Ha 0 10.000.000 0 1.000.00
0
0 0 0 0 2019
pembangunan infrastruktur pasca bencana nagari ulakan
ulakan tapakis/ ulakan
20 Ha 0 10.000.000 0 0 0 0 0 0 2019
Pembinaan dan Pengembangan Penataan Bangunan
Penyelenggaraan Penataan Bangunan dan Lingkungan
Penataan Bangunan Kawasan Strategis
Penataan Bangunan Kawasan Strategis sungai limau/
pilubang
1 Kawasan 0 1.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2021
Penataan Sarana dan Prasarana Penataan RTH sungai limau/
pilubang
1 Kawasan 0 1.000.000 0 0 0 0 0 0 2021
Revitalisasi dan Pengembangan Kawasan Tematik Perkotaan
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau sungai limau/
pilubang
1 Kawasan 0 1.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2021
Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana Penataan RTH
sungai limau/ pilubang
1 Kawasan 0 1.000.000 0 0 0 0 0 0 2021
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (Kecamatan Batang Anai)
batang anai/ kasang
1 Kawasan 0 0 0 500.000 0 0 0 0 2020
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (kecamatan lubuk alung)
lubuk alung/ lubuk alung
1 Kawasan 0 1.000.000 0 100.000 0 0 0 0 2019
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (kecamatan lubuk alung)
lubuk alung/ lubuk alung
1 Kawasan 0 0 0 100.000 0 0 0 0 2019
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (Kecamatan Sungai Limau)
sungai limau/ kuranji hilir
1 Kawasan 0 1.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2021
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (Kecamatan Sungai Limau)
sungai limau/ kuranji hilir
1 Kawasan 0 0 0 200.000 0 0 0 0 2021
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (Parit Malintang Kecamatan enam Lingkung)
enam lingkung/ parik malintang
1 Kawasan 0 1.000.000 0 200.000 0 0 0 0 2018
Penataan Kawasan Pengembangan Kota Hijau (Parit Malintang Kecamatan enam Lingkung)
enam lingkung/ parik malintang
7.3 Sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM)
7.3.1 Kondisi Eksisting Sistim Pengembangan Air Minum A. Sumber Air Minum
SPAM dapat dilakukan melalui sistem jaringan perpipaan dan/atau bukan jaringan
perpipaan. SPAM dengan jaringan perpipaan dapat meliputi unit air baku, unit produksi,
unit distribusi, unit pelayanan, dan unit pengelolaan. Sedangkan SPAM bukan jaringan
perpipaan dapat meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air
hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan
mata air. Sumber air baku yang digunakan pada PDAM Kabupaten Padang Pariaman berasal
dari :
1. Mata Air
Mata air tanah yang muncul di permukaan pada jalur rembesan karena suatu lapisan
kedap air yang mengalasi penghantar tersikap di permukaan (Wilson, 1993 ). Bangunan
penangkapan mata air adalah bangunan untuk menangkap dan melindungi mata air
terhadap pencemaran dan dapat juga dilengkapi dengan bak penampung yang sering
disebut broundcapturing (petunjuk praktis pembangunan penangkapan mata air)
Berikut adalah potensi air baku kota pariaman berasal dari air permukaan dan mata air
yaitu : Mata Air Sialang Tinggi Padang Alai, Sungai Hulu Banda, sungai Ngugun Ketiak,
dan Sungai Tadikat Asli.
Mata Air Sialang Tinggi Padang Alai
Mata air Sialang Tinggi Padang Alai memiliki elevasi yang tinggi sehingga
memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi. Debit mata
air sebesar 100 liter/dtk dan daerah pelayanan dapat dimanfaatka untuk
pengembangan air minumn kawasan Kecamatan V Koto Timur dan Kota Pariaman.
Mata Air Kampung Tanjung
Mata Air Kampung Tanjung memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan
dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 300
liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan
yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pelayanan yaitu
Sungai Janiah
Sungai Janiah memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat
pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 1.050
liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan
yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan
yaitu kawasan IV Koto Amal dan Batang Gasan.
Sungai Hulu Banda
Sungai Hulu Banda memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat
pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 1.250
liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan
yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan
ait minum kawasan Kecamatan lokasi sumber dan Kota Pariaman.
Sungai Lubuak Lonsong
Sungai Lubuak Lonsong memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat
pengaliran tranmisi dan distribusi secara grafitasi.Debit mata air sebesar 800
liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan
yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan
ait minum kawasan Kecamatan lokasi sumber Lubuak Alung, Sintoga, Nan sabaris,
dan Ulakan Tapakis.
Sungai Asam Pulau
Sungai Asam pulau memiliki elevasi yang tinggi sehingga memungkinkan dapat
pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata air sebesar 750
liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan pengolahan
yang lengkap dan dapat meminimalkan biaya operasional.daerah pengembangan
ait minum kawasan Kecamatan lokasi sumber Batang Anai, Sintoga, Nan sabaris,
dan Ulakan Tapakis.
Mata air Rumah Putih Lubuk Bonta
Mata air Rumah Putih Lubuk Bonta memiliki elevasi yang tinggi sehingga
memungkinkan dapat pengaliran tranmisi dan distribusi secra grafitasi.Debit mata
air sebesar 120 liter/dtk, fisik mata air sangat jernih sehingga tidak membutuhkan
mata air rumah putih Lubuk Bonta dapat dimanfaatkan untuk pengembangan air
minum kawasan 2 x 11 Enam Lingkuang, VII Koto, 2 x 11 Kayu Tanam dan Enam
Lingkuang.
2. Air Permukaan
Air permukaan yang digunakan sebagai sumber air baku di Kabupaten Padang
Pariaman antara lain Sungai Guguak Katiak dan Sungai Tandikek Asli. Saat ini yang
masih dimanfaatkan untuk pengembangan air minum kawasan Patamuan. Dari segi
kuantitas, debit sungai ini cenderung stabil baik pada musim hujan maupun musim
kemarau. Kapasitas debit air dari sungai Guguak Katiak yaitu sekitar 1500 l/dtk,
sendangkan kapasitas debit air Sungai Tandikek Asli sebesar 800 liter/dtk.
3. Air Tanah
Sumber air baku yang berasal dari air tanah terdiri dari 4 unit sumur yang terbagi ke
dalam air tanah dalam dan air tanah dangkal. Disebagian lokasi, kualitas kandungan air
tanah tersebut masih mengandung Fe dan Mn yang masih melebihi batas baku mutu
air bersih sehingga diperlukan pengolahan terlebih dahulu.
B. Produksi, Distribusi dan Kapasitas Air Minum serta Jumlah Pelanggan
Data-data mengenai produksi, distribusi dan kapasitas air minum dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut :
Tabel 7.6
Produksi, Distribusi dan Penjualan Air Minum Menurut Kecamatan (m3) Tahun 2015
No Kecamatan Produksi Distribusi Terjual Lainnya
1 Batang Anai 988.026 913.989 -
-2 Lubuk Alung 71.097 71.097 -
-3 Sintuk Toboh Gadang - - -
-4 Ulakan Tapakis - - -
-5 Nan Sabaris 67.404 67.404 -
-6 2 x 11 Enam Lingkung 927.120 927.120 -
-7 Enam Lingkung 88.508 88.508 -
-8 2 x 11 Kayu Tanam 220.220 220.220 -
-9 VII Koto Sungai Sarik 310.176 310.176 -
-10 Patamuan 196.014 196.014 -
-11 Padang Sago 263.812 263.812 -
-12 V Koto Kp. Dalam 71.467 71.467 -
-15 Batang Gasan - - -
-16 Sungai Geringging 409.970 404.980 -
-17 IV Koto Aur Malintang 98.158 98.158 -
-Jumlah 2015 3.778.253 3.699.226 -
-2014 3.893.277 3.829.030 1.955.260 -2013 3.781.572 3.698.892 1.859.813 1.859.081 2012 3.629.263 3.485.246 1.764.975 1.720.271 2011 3.493.555 3.394.802 1.763.691 -Sumber : Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2016
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat perkembangan produksi, distribusi dan
penjualan air minum di Kabupaten Padang Pariaman dari tahun 2011-2015. Produksi dan
distribusi air minum mengalami peningkatan dari 3.493.555 m3 di tahun 2011 menjadi
3.778.253 m3 tahun 2015 untuk produksi air minum, sedangkan distribusinya meningkat dari
3.394.802 m3di tahun 2011 dan 3.669.226 m3pada tahun 2015.
Sedangkan kapasitas terpasang air minum PDAM juga mengalami peningkatan dari
tahun 2011 yaitu 570 ltr/dtk menjadi 595,45 ltr/dtk pada tahun 2015. Namun untuk kapasitas
produksi mengalami penurunan dari tahun 2011 yaitu 121,65 ltr/dtk menjadi 109,44 ltr/dtk
pada tahun 2015, seperti dapat dilihat pada tabel 7.7 berikut :
Tabel 7.7
Kapasitas Produkasi Air Minum PDAM Pariaman Tahun 2015
No Kecamatan Terpasang (Ltr/dtk) Kapasitas Produksi Realisasi Produksi
1 Januari 597 139,37
-2 Februari 595 185,13
-3 Maret 595 117,25
-4 April 595 100,47
-5 Mei 595 103,75
-6 Juni 595 77,56
-7 Juli 595 78,76
-8 Agustus 595 52,56
-9 September 597 124,08
-10 Oktober 597 115,49
-11 November 597 116,02
-12 Desember 597 114,21
-Rata-Rata 2015 595,45 109,44
-2014 510.00 171,40 171,49
2013 340,79 129,04 129,04
2012 381,50 176,57 176,53
2011 570,00 121,65
Jumlah pelanggan air minum yang disalurkan di Kabupaten Padang Pariaman meningkat
dari tahun 2011 yaitu 10.298 dengan air yang disalurkan 1.763.652 m3 menjadi 13.241
pelanggan dengan jumlah air yang disalurkan sebanyak 1.946.269 m3 pada tahun 2015. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 7.8 dibawah ini :
Tabel 7.8
Banyaknya Pelanggan Air Minum yang Disalurkan dan Nilai Menurut Jenis Pelanggan di Kab. Padang Pariaman Tahun 2015
No Kecamatan Banyaknya
Pelanggan
Air Minum yang
Disalurkan (M3) Nilai (Rp.)
1 Rumah Tangga/ A dan B 12.316 1.497.355 3.866.475.450
2 Hotel/ Objek Wisata/ Niaga - -
-3 Badan Sosial dan Rumah Tangga - -
-4 Tempat Peribadatan/ Sosial Khusus 177 48.326 143.003.603
5 Sarana Umum/ Sosial Umum 162 40.298 66.053.850
6 Perumahan, Pertokoan dan Industri 67 205.135 2.589.497.200
7 Instansi Pemerintah 325 56.449 379.289.875
8 Lain-lain/ NK/ NB 193 58.521 515.283.820
9 Pelabuhan Udara/BIM 1 40.185 777.049.250
10 Susut/ Hilang dalam Penyaluran - -
-Jumlah 2015 13.241 1.946.269 8.336.653.048
2014 12.340 1.880.120 5.542.308.673
2013 11.202 1.787.562 5.428.952.907
2012 12.030 1.764.975 5.093.540.753
2011 10.298 1.763.652 4.820.060.916
Sumber : Kabupaten Padang Pariaman Dalam Angka Tahun 2016
C. Permasalahan Pengembangan Air Minum
Permasalahan pengembangan air minum di Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat
dari berbagai aspek, diantaranya aspek pengembangan sarana dan prasarana, aspek
kelembagaan, pendanaan dan aspek peran serta masyarakat. Permasalaha tersebut dapat
Tabel 7.9
Permasalahan Mendesak Air Minum
A. Sistem Air minum Permukiman: 1.Aspek Pengembangan
Sarana dan Prasarana: User Interface:
Jumlah SR di Kab.Padang Pariaman adalah 11.737 sambungan rumah (PDAM) atau 56.830 jiwa, 3.786 sambungan rumah (Non PDAM) atau sebanyak 24.677 jiwa , sedangkan jumlahnya penduduknya adalah sebanyak 458.344 Jiwa.
• Akses yang baik terhadap air minum hanya mencapai = 61 % (255,839 Jiwa atau 51.168 KK)
B. Lain-lain:
2. Aspek Pendanaan: Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah
Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi
Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat 3. Aspek Kelembagaan: Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan
Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan
Belum optimalnya peran BPSPAMS dan Asosiasi SPAMS Perdesaan
4. Aspek Peraturan Perundangan dan penegakan hukum:
Belum memadainya perangkat Peraturan perundangan ( Perda / Perbup/perwal, dll ) yang diperlukan dalam pengelolaan
Belum adanya Peraturan perundangan ( Perda / Perbup/perwal, dll ) terkait Restribusi Air Limbah Permukiman
5. Aspek Peran serta Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:
Masih rendahnya kesadaran masyarakat
Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat
Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan
Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat
6. Aspek Komunikasi, PMJK ( Pemberdayaan Masyarakat Jender dan Kemiskinan ) dll.
Masih rendahnya tingkat partisipasi perempuan dalam mulai proses perencanaan sampai monev.
Status capaian kinerja pelayanan air minum Kabupaten Padang Pariaman dengan
menggunakan indikator target univer acces tersebut pada tahun 2014 adalah 61 %
penduduk telah memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air minum layak, perkotaan
dan pedesaan :
a. 7% penduduk perkotaan telah memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air minum
layak- perkotaan;
b. 54% penduduk pedesaan telah memiliki akses berkelanjutan terhadap sumber air minum
7.3.2 Sasaran Program
Sasaran program merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting.
Sasaran program mengaitkan kondisi eksisting dengan target yang harus dicapai. Sasaran
program tersebut terkait dengan analisis kebutuhan air dihitung berdasarkan hasil proyeksi
penduduk sampai akhir tahun perencanaan dan pertimbangan terhadap beberapa factor yang
diperkirakan mempengaruhi kebutuhan air minum seperti pertambahan penduduk, kondisi
existing sistem penyedian air minum, kebijakan rencana tata ruang wilayah, standar pemakaian
air minum yang dikeluarkan Dinas terkait dan kondisi social ekonomi masyarakat, secara umum
ada tiga kebutuhan air yang akan dihitung yaitu kebutuhan domestik, kebutuhan non domestik
dan kehilangan air
• Kebutuhan Domestik
SPAM Perpipaan PDAM direncanakan terdiri dari SR dan HU dengan jumlah jiwa yang
dilayani untuk 1 SR sebanyak 5 orang, dan 1 HU melayani 50 orang, berdasarkan standar
pelayanan Bidang Air Minum dari Departemen Kimpraswil Tahun 2004, tingkat pemakaian
air SR dan HU untuk kota sedang adalah 100 – 125 L/org dan 30 Liter/org. Sedangkan
pemakaian air untuk HU tetap mengikutu standar dari Departemen Kimpraswil yaitu
sebesar 30 liter/org hingga akhir tahun perencanaan.
• Kebutuhan Non Domestik
Pemenuhan kebutuhan non domestic hanya dilakukan dengan sistem perpipaan PDAM
karena masuk kedalam lokasi rencana pelayanan. Besarnya kebutuhan Non Domestik
tahun 2012 yaitu sebesar 5,53% dari total kebutuhan domestic. Sesuai dengan standar
pelayanan air minum yang dikeluarkan Kimpraswil tahgun 2004 yaitu 10% - 25%, maka
kebutuhan air non domestic akan terus meningkat sampai 20% pada akhir periode disain.
7.3.3 Usulan Kebutuhan Program
Usulan program dan kegiatan dibatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan
pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima
tahun dalam RPIJM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama
hingga kelima. Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan
program dan kegiatan pengembangan SPAM Kabupaten Padang Pariaman yang disusun
Tabel 7.10
Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan
Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swasta Masyarakat Pelaksanaan
Pembinaan dan Pengembangan Air Minum
Pembangunan SPAM Kawasan Perkotaan Terfasilitasi
Bantuan program
Bantuan program/Bantek 2x11 Enam Lingkung 2 x 11 enam
lingkung/ sicincin
1 Kawasan 300 Jiwa 4.000.000 0 0 0 0 0 0 2019
Bantuan program/Bantek Enam Lingkung enam lingkung/
toboh ketek
1 Kawasan 300 Jiwa 5.000.000 0 0 0 0 0 0 2020
Bantuan program/Bantek Lubuk alung lubuk alung/
lubuk alung
1 Kawasan 300 Jiwa 6.000.000 0 0 0 0 0 0 2021
Bantuan program/Bantek V koto timur v koto timur/
limau puruik
1 Kawasan 300 Jiwa 3.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Bantuan program/Bantek VII Koto sungai Sari - 1 Kawasan 300 Jiwa 2.700.000 0 0 0 0 0 0 2017
Pengembangan Jaringan Perpipaan
Pembangunan/peningkatan/Jaringan Perpipaan 2 x 11 enam
lingkung/ sicincin
1 Kawasan 300 Jiwa 234.909.623 0 8.500.000 0 0 0 0 2017
Pembangunan/peningkatan/Jaringan Perpipaan
2 x 11 enam lingkung/ sicincin
1 Kawasan 300 Jiwa 8.000.000 0 0 0 0 0 0 2017
Pembangunan/peningkatan/Jaringan PerpipaanPengembangan Jaringan Perpipaan
sungai geringging/ malai iii koto
1 Kawasan 300 Jiwa 12.000.000 0 500.000 0 0 0 0 2018
Pembangunan/peningkatan/Jaringan Perpipaan
sungai geringging/ malai iii koto
1 Kawasan 300 Jiwa 12.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pengembangan Jaringan Perpipaan Enam lingkung enam lingkung/
pakandangan
1 Kawasan 300 Jiwa 2.909.623 0 500.000 0 0 0 0 2017
Pengembangan Jaringan Perpipaan V koto Timur v koto timur/
kudu gantiang
1 Kawasan 300 Jiwa 12.000.000 0 500.000 0 0 0 0 2018
Pembangunan SPAM Kawasan Rawan Air Terfasilitasi
Pembangunan/peningkatan/Jaringan Perpipaan batang gasan/ gasan gadang
1 Kawasan 300 Jiwa 13.000.000 0 500.000 0 0 0 0 2018
Pembangunan/peningkatan/Jaringan Perpipaan
batang gasan/ gasan gadang
1 Kawasan 300 Jiwa 13.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan SPAM Perkotaan
Pembangunan SPAM IKK
Optimalisasi SPAM IKK enam lingkung/
parik malintang
1 Kawasan 300 Jiwa 32.204.053 0 2.050.000 0 16.20
0.000
0 0 2018
Optimalisasi SPAM IKK enam lingkung/
parik malintang
1 Kawasan 300 Jiwa 3.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan jaringan perpipaan SPAM IKK v koto timur/
gunung padang alai
1 Kawasan 300 Jiwa 5.000.000 0 300.000 0 0 0 0 2019
Pembangunan jaringan perpipaan SPAM IKK v koto timur/
gunung padang alai
1 Kawasan 300 Jiwa 5.000.000 0 0 0 0 0 0 2019
Pembangunan SPAM Perluasan Perkotaan
Pembangunan jaringan perpipaan SPAM IKK enam lingkung/
parik malintang
1 Kawasan 300 Jiwa 45.000.000 0 2.700.000 0 0 0 0 2018
Pembangunan jaringan perpipaan SPAM IKK enam lingkung/
parik malintang
1 Kawasan 300 Jiwa 5.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan SPAM Berbasis Masyarakat
PAMSIMAS
PAMSIMAS enam lingkung/
parik malintang
1 Kawasan 300 Jiwa 10.000.000 0 500.000 0 0 0 0 2018
PAMSIMAS enam lingkung/
parik malintang
1 Kawasan 300 Jiwa 2.000.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan SPAM Kawasan Khusus
Pembangunan SPAM di Kawasan Nelayan
Pembangunan SPAM di Kawasan PPI ulakan tapakis/
tapakis
1 Kawasan 300 Jiwa 8.200.000 0 1.000.000 0 0 0 0 2017
Pembangunan SPAM di Kawasan PPI ulakan tapakis/
tapakis
Kabupaten Padang Pariaman 2016 VII-26
7.4 Sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman (PPLP)
7.4 1 Kondisi eksisting A. Air Limbah
Sistem pengelolaan air limbah Kab. Padang Pariaman saat ini masih bersifaton site
(setempat) yang terdiri dari sistem individu dan sebagian komunal, dan saat sekarang ada
sarana yang bersifat off site (terpusat) sebagai percontohan yaitu terdapat di Kec Lubuk
Alung. Umumnya saat ini Air limbah bekas cuci dan mandi, yang dewasa ini umumnya
dibuang ke saluran yang bersatu dengan saluran drainase. Sedangkan untuk penanganan
untuk air limbah faecal(tinja) sebagian ada yang memakai tangki septik (septic tank),
selebihnya langsung ke drainase atau ke badan air. Beberapa tangki septik yang dibangun
oleh masyarakat juga masih banyak yang tidak memenuhi kriteria dan spesifikasi teknis,
sehingga fungsinya menjadi cubluk, yang apabila jaraknya terhadap air tanah/ sumur
terlalu dekat, rembesan dari limbah tersebut dapat mencemari air tanah/ sumur yang
berbahaya bagi kesehatan penduduk.Disamping sistem individu, Pemerintah Kab. Padang
Pariaman juga telah menyediakan sarana dan prasarana dengan sistem komunal berupa
WC/toilet umum yang ditempatkan di lokasi fasilitas umum seperti pasar, terminal, tempat
hiburan dan lain-lain.
Melengkapi pengelolaan air limbah pemukiman, Kab. Padang Pariaman telah
memiliki 1 unit mobil tangki penyedot tinja namun tidak berfungsi sebagaimana mestinya
karena belum adanya Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja di Kab. Padang Pariaman, sehingga
untuk jasa penyedot tinja masyarakat Kab. Padang Pariaman masih menggunakan layanan
dari luar daerah seperti Padang, Padang Panjang, dan Agam.
Status capaian kinerja pelayanan sanitasi Kabupaten Padang Pariamantahun 2015
adalah 53,2% penduduk telah memiliki akses berkelanjutan terhadap sanitasi layak dan yang
telah memiliki pengelolaan limbah sebesar 34%.
Ditinjau dari sistem penyediaan sanitasinya, capaian kinerja pelayanan sanitasi
Tabel 7.11
Penduduk Yang Menggunakan Jamban Tahun 2015
Sumber : Dinas Kesehatan tahun 2015
B. Persampahan
1. Timbulan Sampah
Timbulan sampah adalah volume sampah atau berat sampah yang dihasilkan dari
jenis sumber sampah di wilayah tertentu per satuan waktu (Departemen PU, 2004).
Dengan kata lain timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang dihasilkan oleh
aktifitas manusia pada suatu daerah dalam satu waktu tertentu. Data mengenai
timbulan sampah diperlukan untuk memilah dan memilih jenis atau tipe teknologi
yang akan digunakan dalam pengelolaan sampah tersebut menyangkut
(transportasi desain sistem pengolahan, fasilitas pengolahan sampah, dan desain
TPA). Seiring dengan pertumbuhan penduduk, ekonomi, sosial budaya dan
teknologi, kuantitas sampah yang dihasilkan meningkat dari berbagai sumber.
Jumlah timbulan sampah di Kabupaten Padang Pariaman mencapai 785.828
liter/hari. Data timbulan sampah untuk masing-masing kecamatan di Kabupaten
Padang Pariaman bisa dilihat pada tabel berikut ini.
PLENGSENGAN JENIS SARANA JAMBAN
LEHER ANGSA
Prediksi Jumlah Penduduk 2015
Kecamatan / Districts
PENDUDUK DENGAN AKSES SANITASI LAYAK
Kabupaten Padang Pariaman 2016 VII-28
Tabel 7.12
Timbulan Sampah Domestik Kabupaten Padang Pariaman
Kecamatan Penduduk Timbulan (ltr/hari)
Batang Anai 45.250 89.595
Lubuk Alung 43.670 86.467
Sintuk Toboh Gadang 18.109 35.856
Ulakan Tapakis 19.014 37.648
Nan Sabaris 27.176 53.808
2 x 11 Enam Lingkung 18.408 36.448
Enam Lingkung 19.265 38.145
2 x 11 Kayu Tanam 25.925 51.332
VII Koto Sungai Sariak 33.910 67.142
Patamuan 15.941 31.563
Padang Sago 8.047 15.933
V Koto Kampung Dalam 22.626 44.799
V Koto Timur 14.282 28.278
Sungai Limau 27.843 55.129
Batang Gasan 10.531 20.851
Sungai Geringging 27.079 53.616
IV Koto Aur Malintang 19.807 39.218
Total 396.883 785.828
Sumber: DataFeasibility StudyTPA Padang Pariaman, 2014
Sedangkan untuk sampah non domestik yaitu sampah yang berasal dari
kegiatan-kegiatan perkantoran, industri, pariwisata, dll adalah sebesar 20,110 l/org/h.
Seperti pada tabel berikut.
Tabel 7.13
Timbulan Sampah Non Domestik Kabupaten Padang Pariaman
Jenis Sampah Timbulan ltr/org/hari
Pasar 12,727
Pariwisata 1,500
Industri 3,258
Sekolah 0,554
BIM 1,872
Jalan dan Taman (10% sampah RT) 0,198
Sumber: DataFeasibility StudyTPA Padang Pariaman, 2014
Sedangkan jumlah sampah pasar yang didasarkan pada data Kantor Lingkungan
Tabel 7.14
Jumlah Produksi Sampah pasar Di Kabupaten Padang Pariaman
No Kecamatan/Pasar Total
ton/hari m3/hari
1 Batang Anai 1.06 3.01
2 Lubuk Alung 3.57 10.17
3 Sintuk Toboh Gadang 0.58 1.66
4 Ulakan Tapakis 0.58 1.66
5 Nan Sabaris 1.57 4.47
6 2 x 11 Enam Lingkung 1.57 4.47
7 Enam Lingkung 0.57 1.62
8 2 x 11 Kayu Tanam 1.04 2.97
9 VII Koto Sungai Sarik 1.61 4.59
10 Patamuan 0.38 1.08
11 Padang Sago 0.38 1.07
12 V Koto Kampung Dalam 0.64 1.82
13 V Koto Timur 1.06 3.01
14 Sungai Limau 1.58 4.51
15 Batang Gasan 1.06 3.01
16 Sungai Geringging 2.08 5.94
17 IV Koto Aur Malintang 1.07 3.05
Total 23.55 67.11
Sumber : Kantor Lingkungan Hidup Padang Pariaman 2013
Berdasarkan data sekunder dan primer didapatkan volume sampah non domestik,
khususnya sampah pasar tidak jauh berbeda dengan angka berkisar antara 23,55
ton/hari - 25,14 ton/hari. Jenis usaha yang dominan di setiap pasar adalah usaha
perdagangan bahan-bahan makanan yang cepat rusak/busuk seperti: sayuran,
buah-buahan. Sedangkan usaha lainnya adalah usaha makanan (rumah makan,
kedai), usaha pakaian, grosiran P & D.
2. Komposisi Sampah
Komposisi sampah meripakan jenis-jenis kandungan bahan atau material yang
terkandung dalam sampah. Di Kabupaten Padang Pariaman sendiri, komposisi jenis
sampah terdiri dari:
Organik yang berasal dari sisa sayur, daun, sisa makanan;
Plastik;
Kertas;
Kabupaten Padang Pariaman 2016 VII-30
Kaca;
Logam;
Kain;
Karet;
Dan lain-lain.
3. Tempat Pemrosesan Akhir (TPA)
Kabupaten Padang Pariaman mempunyai dua buah lokasi tempat pembuangan akhir
sampah, yaitu :
• TPA Ladang Laweh yang berada di Parambangan, Nagari Sicincin Kecamatan 2 x
11 Enam Lingkung dengan kapasitas sebesar 35.000 m2 (3,5 Ha) yang disewa
selama 20 tahun. Kondisi eksisting TPA Ladang Laweh tidak memiliki
fasilitas-fasilitas penunjang TPA. Sampah yang diangkut hanya ditumpuk begitu saja.
Beberapa pemulung berdatangan ke TPA ini untuk mengambil sampah botol
plastik, karah, dan lainnya.
Papan Nama TPA Ladang Laweh Sicincin dapat dilihat pada Gambar berikut.
Gambar 7.1
Papan Nama TPA Ladang Laweh Sicincin Sumber : Data Feasibility Study, 2014
Namun, kondisi eksisting papan nama TPA Ladang Laweh tersebut pada saat ini
Gambaran aktivitas di TPA Ladang Laweh dapat dilihat pada Gambar berikut.
Gambar 7.2
Tumpukan Sampah dan Lapak Pemulung di TPA Ladang Laweh Sicincin (Sumber: Data PU Padang Pariaman, 2016 dan Survei Konsultan, 2016)
• TPA Padang Olo yang berada di Kecamatan Sungai Limau dengan kapasitas
tampung 20.000 m2(2 Ha) yang disewa selama 15 tahun.
Gambar 7.3
Papan NamaTPA Padang Olo
(Sumber: DataFeasibility StudyTPA Padang Pariaman, 2014)
Namun, kondisi eksisting papan nama TPA Padang Olo tersebut pada saat ini
tidak terlihat lagi. Kondisi eksisting TPA Sampah Padang Olo dapat dilihat pada
Kabupaten Padang Pariaman 2016 VII-32
Gambar 7.4
Tumpukan Sampah TPA Padang Olo (Sumber: Data Konsultan, 2016)
C. Drainase
Saluran yang ada di Kabupaten Padang Pariaman pada awalnya merupakan saluran
irigasi. Namun dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk maka fungsi areal
persawahan pun berubah jadi areal pemungkiman. Hal ini secara otomatis menyebabkan
saluran irigasi yang ada berubah ataupun bercampur menjadi saluran drainase. Adanya
perubahan struktur tanah dari persawahan menjadi areal pemungkiman mengakibatkan
terganggunya daya resap tanah sehingga aliran permukaan (run off) menjadi semakin
besar. Pada akirnya kondisi inilah yang menyebabkan timbulnya genangan dibeberapa
lokasi karena debit limpasan yang sudah tidak dapat lagi tertampung oleh kapasitas
saluran. Sebagai akibat lanjut, kelancaran aktifitas lalu lintas dan perdagangan menjadi
terganggu serta menjadi sumber penyakit apabila tidak segera ditanggulangi.
Berdasarkan keadaan topografinya, daerah pelayanan sistem jaringan drainase
diKabupaten Padang Pariaman terbagi kedalam tiga bagian subsistem, yaitu sub sistem
batang agam, subsistem batang tambuo dan sub sistem daujung. Masing-masing sub
Tabel 7.15
Luas Genangan yang terdapat di Kabupaten Padang Pariaman tahun 2013
No Lokasi
Luas Genangan
Tinggi Genangan
Lama Surutnya
(Ha) (m) (jam)
1 Kecamatan Batang Anai 692,73 0,94 4-6
2 Kecamatan Lubuk Alung 165,23 1,75 3-4
3 Kecamatan Sintuk Toboh Gadang 283,22 1 3-4
4 Kecamatan Ulakan Tapakis 303,87 64,29 4-6
5 Kecamatan Nan Sabaris 286,62 0.93 3-5
6 Kecamatan V Koto Kampung Dalam 301,23 0,58 6
7 Kecamatan Sungai Limau 139,23 0.5 1-2
8 Kecamatan 2x11 Enam Lingkung 40 0,3-0,5 1
9 Kecamatan Enam Lingkung 281,73 0,1-0,2 1
10 Kecamatan Batang Gasan 199,23 0,15-1,5 4
Sumber : Survey Konsultan 2013 Kabupaten Padang Pariaman
Berdasarkan Tabel diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa masih banyaknya
terdapat genangan yang patut menjadi perhatian Pemda Padang Pariaman untuk dapat
diatasi secepatnya sehingga kenyamanan masyarakat dalam berkendara dapat berjalan
dengan baik.
Di Kabupaten Padang Pariaman, drainase dipengaruhi juga dari air kiriman dari luar
wilayah sekitar Kabupaten Padang Pariaman. Disisi lain elevasi atau kemiringan lahan yang
cukup tinggi juga membatu dalam sistem drainase yang ada dalam kota. Selain itu, juga
harus diperhatikan peruntukan lahan (land use) yang sangat berkaitan dengan tata ruang
dan tata bangunan di Kabupaten Padang Pariaman. Kondisi Eksisting Drainase Kabupaten
Padang Pariaman berdasarkan analisa dan survey konsultan dapat di lihat pada tabel
Kabupaten Padang Pariaman 2016 VII-34
Tabel 7.15
7.4.2 Permasalahan
Permasalahan sektor Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman di
Kabupaten Padang Pariaman dapat dilihat dari berbagai aspek baik dari sektor air limbah,
persampahan dan drainase.
A. Air Limbah
Permasalahan sektor air limbah/sanitasi permukiman dapat dilihat dari aspek sarana dan
prasarana, pendanaan, kelembagaan dan peran serta masyarakat, seperti yang dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 7.16
Permasalahan Mendesak Sanitasi
A. Sistem Sanitasi Permukiman: 1.Aspek Pengembangan
Sarana dan Prasarana: User Interface:
Jumlah Jamban keluarga di Kab. Padang Pariaman adalah 76.992 unit atau melayani 384.960 Jiwa, sedangkan jumlahnya
penduduknya adalah sebanyak 458.344 Jiwa
• Jumlah jamban keluarga hanya mencapai = 53 % (236.989 Jiwa atau 47,397 KK)
B. Lain-lain:
2. Aspek Pendanaan: Rendahnya alokasi pendanaan dari Pemerintah
Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi
Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat
3. Aspek Kelembagaan: Masih rendah dan terbatasnya SDM yang terkait pengelolaan
Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan 4. Aspek Peraturan
Perundangan dan penegakan hukum:
Belum memadainya perangkat Perda yang diperlukan dalam pengelolaan
Belum adanya Perda terkait Restribusi Air Limbah Permukiman 5. Aspek Peran serta
Masyarakat dan Dunia Usaha / Swasta:
Masih rendahnya kesadaran masyarakat
Terbatasnya penyelenggaraan pengembangan system yang berbasis masyarakat
Masih kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya pengelolaan
Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat
6. Aspek Komunikasi, PMJK (Pemberdayaan Masyarakat Jender dan Kemiskinan ) dll.
B. Persampahan
Permasalahan dalam pengelolaan sampah di Kabupaten Padang Pariaman adalah :
• Masih rendahnya pelayanan persampahan terhadap masyarakat umum atau sampah
domestik.
• Pengelolaan sampah untuk pasar - pasar atau pusat kegiatan ekonomi lainnya yang
bersifat pengangkutan sampah dan membuangnya ke TPA yang ada tanpa pengolahan.
• Prasarana dan sarana persampahan serta Tempat Pembuangan Akhir (TPA) tidak
memadai, sampah hanya ditumpuk begitu saja
• tidak ada pengolahan sampah di TPA
• Belum adanya organisasi yang terpadu dalam pengelolaan sampah.
Selain itu, berdasarkan Buku Putih Sanitasi Kabupaten Padang Pariaman, diketahui bahwa
Isu-isu strategis dan permasalahan pengelolaan persampahan dan kebersihan yang
dihadapi oleh Kabupaten Padang Pariaman adalah:
1. Kapasitas Pengelolaan Sampah
• Makin Besarnya Timbulan Sampah
• Rendahnya kualitas dan tingkat Pengelolaan Persampahan • TPA yang ada masih menggunakan sistemopen dumping
2. Kemampuan Kelembagaan
• Kelembagaan bagian operasional masih berupa seksi, sehingga keterbatasan SDM
dari segi kualitas dan kuantitas sehingga menyulitkan pembinaan
• Dinas Pekerjaan Umum berfungsi sebagai regulator sekaligus menjalankan kegiatan
sebagai operator
3. Kemampuan Pembiayaan
• Kabupaten Padang Pariaman belum memprioritaskan pengelolaan Persampahan, • Dana yang dianggarkan untuk pengelolaan persampahan masih minim
• Belum memiliki lahan untuk TPA; TPA yang ada adalah lahan sewaan yang akan habis
pada tahun 2018 dan 2024.
4. Peran serta masyarakat dan dunia usaha
• Rendahnya investasi dunia usaha
• Kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi pembayaran retribusi masih rendah
• Masih kurang Pendidikan yang berkaitan dengan PHBS
• Perda yang mendukung tentang pengelolaan sampah belum tersedia
6. Belum adanyamaster planpersampahan.
C. Drainase
Permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan sistem drainase di Kabupaten Padang
Pariaman secara umum adalah sebagai berikut :
• Tidak mengalirnya air dari badan jalan kesaluran sehingga cenderung terjadi genangan
pada saat hujan
• Terdapat beberapa saluran drainase yang memiliki dimensi/kapasitas lebih kecil
dibandingkan debit atau limpasan yang mengalir sehingga saluran tidak dapat berfungsi
secara optimal, begitu pula dengan gorong-gorong, namun hal ini tidak berlansung
lama, lebih kurang satu sampai dengan dua jam dan normal kembali.
• Belum terselesaikannya saluran drainase dibeberapa tempat, sehingga pada saat hujan
akan terjadi genangan pada bagian pinggir jalan.
• Kurang ebrfungsinya tali air, sebagai tempat mengalirnya air hujan dari badan jalan
kesaluran, hal ini dikarenakan kurangnya pemeliharaan, yang mengakibatkan
tersumbatnya tali air tersebut akibat penegendapan kotoran atau sampah.
• Banyaknya sampah dan lumpur yag menyebabkan penyumbatan aliran air dan
kapasitas saluran menjadi kecil sehingga tidak mampu menampung debit air hujan
yang masuk terutama saat hujan lebat. Hal ini berkaitan dengan kurangnya tingkat
kesadaran masyarakat terhadap kebersihan saluran.
• masih difungsikannya saluran drainase sebagai saluran air limbah.
• Tidak adanya sama sekali saluran drainse pada lokasi genangan dan bahu jalan.
7.4.3 Usulan Program
Usulan program dan kegiatan dibatasi oleh waktu dan kemampuan pendanaan
pemerintah Kabupaten Padang Pariaman, Sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima
tahun dalam RPIJM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritasi dari tahun pertama
hingga kelima. Setelah memperhatikan kriteria kesiapan maka dapat dirumuskan usulan
Tabel 7.17
Matriks Usulan Kebutuhan Program Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman
Kegiatan/ Output/ Sub Output/ Paket/ Sub Paket Lokasi Vol Satuan Pemanfaat APBN APBD I APBD II PHLN DAK Swast
a
Pembinaan dan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Peraturan Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Penyusunan Rancangan Peraturan dan Standar Pedoman Kriteria Bidang Pengembangan PLP
Penyusunan Rancangan Peraturan dan Standar Pedoman Kriteria Bidang Pengembangan PLP ( Ranperda Limbah )
vii koto sungai sariak/ sungai sariak
1 NSPK 700.000 0 0 0 0 0 0 2020
Penyusunan Rancangan Peraturan dan Standar Pedoman Kriteria Bidang Pengembangan PLP ( Ranperda
Persampahan )
vii koto sungai sariak/ sungai sariak
1 NSPK 700.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembinaan dan Pengawasan Pelaksanaan Penyehatan Lingkungan Permukiman
Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah daerah dalam Bidang Pengembangan PLP
Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah daerah dalam Bidang Pengembangan PLP ( Dokumen Masterplan Limbah )
- 1 Kab/Kota 700.000 0 0 0 0 0 0 2019
Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pemerintah daerah dalam Bidang Pengembangan PLP ( DokumenMaster Plan Drainase)
- 1 Kab/Kota 500.000 0 0 0 0 0 0 2018
Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Skala Regional
Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat
Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat ( Pembangunan IPLT Kab.Padang PAriaman)
vii koto sungai sariak/ sungai sariak
1078 19
KK 431277
Jiwa
7.000.000 0 0 0 0 0 0 2020
Pembangunan Sistem Pengelolaan Drainase Kawasan/Lingkungan
Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan
Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan ( Malai V Suku Batang Gasan)
batang gasan/ malai v suku
2267 Ha 20.000.00
0
0 2.000.00
0
pembangunan dan pengembangan drainase kawasan/lingkungan
batang gasan/ malai v suku
2267 Ha 20.000.00
0
0 0 0 0 0 0 2021
Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan (btg gasan
batang gasan/ malai v suku
3 Ha 10.000.00
0
0 1.000.00
0
0 0 0 0 2021
pembangunan dan pengembangan drainase kawasan/lingkungan
batang gasan/ malai v suku
3 Ha 10.000.00
0
0 0 0 0 0 0 2021
Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan (enam lingkung)
enam lingkung/ parik malintang
2 Ha 20.000.00
0
0 2.000.00
0
0 0 0 0 2018
pembangunan dan pengembangan drainase kawasan/lingkungan
enam lingkung/ parik malintang
2 Ha 20.000.00
0
0 0 0 0 0 0 2018
Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan (kayu tanam)
2 x 11 kayu tanam/ kayu tanam
2 Ha 5.000.000 0 500.000 0 0 0 0 2019
pembangunan dan pengembangan drainase kawasan/lingkungan
2 x 11 kayu tanam/ kayu tanam
2 Ha 5.000.000 0 0 0 0 0 0 2019
Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan (ketaping)
batang anai/ katapiang
1 Ha 10.000.00
0
0 1.000.00
0
0 0 0 0 2018
pembangunan dan pengembangan drainase kawasan/lingkungan
Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan (koto dalam padang sago)
padang sago/ koto dalam
1400 Ha 15.000.00
0
0 1.500.00
0
0 0 0 0 2019
pembangunan dan pengembangan drainase kawasan/lingkungan
padang sago/ koto dalam
1400 Ha 15.000.00
0
0 0 0 0 0 0 2019
Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan (kuranji hilir sei limau)
sungai limau/ kuranji hilir
274 Ha 15.000.00
0
0 1.500.00
0
0 0 0 0 2020
pembangunan dan pengembangan drainase kawasan/lingkungan
sungai limau/ kuranji hilir
274 Ha 15.000.00
0
0 0 0 0 0 0 2020
Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan (limau puruik V koto timur)
v koto timur/ limau puruik
116 Ha 10.000.00
0
0 1.000.00
0
0 0 0 0 2020
pembangunan dan pengembangan drainase kawasan/lingkungan
v koto timur/ limau puruik
116 Ha 0 0 1.000.00
0
0 0 0 0 2020
Sistem pengolahan Drainase Kawasan/Lingkungan (lubuk alung)
lubuk alung/ lubuk alung
6035 Ha 15.000.00
0
0 1.500.00
0