8.1. ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
RPIJM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal
lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan
infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di
perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi
acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial,
analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi
perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.
ASPEK PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN SOSIAL
DALAM PEMBANGUNAN
BIDANG CIPTA KARYA
BAB
Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan
RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah
mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah :
1.
UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup
terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan
Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat
Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup
(SPPLH)”
250
2.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional
“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu
penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara
konsisten di segala bidang”
3.
Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014:
“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah
perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di
perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan
peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan
kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”
4.
Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian
Lingkungan Hidup Strategis:
Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan
untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau
program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan
dapat diminimalkan.
5.
Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen
Lingkungan.
Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah
kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu
pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup yaitu:
1.
Pemerintah Pusat
a.
Menetapkan kebijakan nasional.
b.
Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.
c.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.
1
d.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
e.
Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup.
f.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian
dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.
g.
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan
nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.
h.
Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
i.
Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.
j.
Menetapkan standar pelayanan minimal.
2.
Pemerintah Provinsi
a.
Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.
b.
Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.
c.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d.
Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,
peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.
e.
Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
f.
Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada
kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.
g.
Melaksanakan standar pelayanan minimal.
3.
Pemerintah Kabupaten/Kota
a.
Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.
b.
Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.
c.
Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.
d.
Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.
8.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)
Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS,
adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar
dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,
rencana, dan/atau program.
KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain karena:
1.
RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur.
2.
KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM adalah karena
RPI2-JM
bidang
Cipta
Karya
berada
pada
tataran
Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan
prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi
garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi
mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup
Berdasarkan usulan rencana/program dalam RPIJM yang telah disusun oleh
pemerintah Kabupaten Buton, maka dilakukan penapisan untuk masing-masing
sektor dengan mempertimbangkan isu pokok:
1)
Perubahan iklim,
2)
Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,
3)
Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,
kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,
4)
Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam,
5)
Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,
6)
Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan
penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau,
7)
Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun
teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.
Tabel 8.1.
Kriteria Penapisan Usulan Program /Kegiatan Bidang Cipta Karya
*) didukung data dan informasi yang menjelaskan apakah kebijakan, rencana dan/atau program yang ditapis
menimbulkan risiko/dampak terhadap lingkungan hidup
Uraian Pertimbangan *) Kesimpulan (signifikan/Tidak Siginifikan)
1. Perubahan Iklim
-Tidak terdapat jenis kegiatan Yang dapat mempengaruhi perubahan iklim secara signifikan
2.
Kerusakan, kemerosotan, dan/kepunahan
keanekaragaman hayati
Pembangunan rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya dikawasan TAKAWA akan menyebabkan terjadinya penebangan pohon penghijauan.
Pengaruh yang ditimbulkan bersifat sementara dan Tidak signifikan.
3.
Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.
-Tidak terdapat jenis kegiatan Yang dapat mempengaruhi Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.
4.
Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam
-Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam.
5.
Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan.
Pembangunan dan Pening-katan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah dan Infrastruktur Di TPA Kaumbu dan kegiatan
pembangunan di Kawasan Takawa akan merubah bagian kawasan alami yang
dimanfaatkan sebagai sabuk hijau dan perlindungan flora fauna di kawasan. Catatan: Luas areal kawasan TPA 4,5 ha
Pengaruh yang ditimbulkan bersifat sementara dan Tidak signifikan.
6.
Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat
-Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat.
7.
Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
-Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.
Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses
penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM
tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan
Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim
Satgas RPIJM Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa
KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPIJM
dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM.
Berdasarkan Tabel 8.1. diatas, tidak terindikasi bahwa rencana program dalam
RPIJM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan sehingga KLHS tidak perlu
dilaksanakan,
8.1.2. AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH
Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah
ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012
tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana
Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi
dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup, yaitu:
1.
Proyek wajib AMDAL
2.
Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL
3.
Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH
Tabel 8.2.
Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
Sumber : Permen LH 5/2012
No.
A. Persampahan : a.
- luas kawasan TPA, atau ≥ 10 ha
- Kapasitas Total ≥ 100.000 ton
b. TPA didaerah pasang surut :
- luas landfill, atau semua kapasitas/besaran
- Kapasitas Total
c Pembangunan transfer station :
- Kapasitas ≥ 500 ton/hari
d.
- Kapasitas ≥ 500 ton/hari
e Pengolahan dengan Insinerator:
- Kapasitas Semua Kapasitas
f. Composting Plant:
- Kapasitas ≥ 500 ton/hari
g. Transportasi smpah dengan kereta Api:
- Kapasitas ≥ 500 ton/hari
B Pembangunan Perumahan/Permukiman:
a. Kota Metropolitan, luas ≥ 25 ha
b. Kota besar, luas ≥ 50 ha
c. Kota sedang dan Kecil, luas ≥ 100 ha
d. Keperluan settlement transmigrasi ≥ 2.000 ha
C. Air Limbah Domestik a.
- Luas, atau ≥ 2 ha
- Kapasitasnya ≥ 11 m³/hari
b.
- Luas, atau ≥ 3 ha
- Kapasitasnya ≥ 2,4 ton/hari
c.
- Luas layanan, atau ≥ 500 ha
- Debit air limbah ≥ 16.000 m³/hari
D.
a. Kota besar/metropolitan, panjang:
- Luas layanan ≥ 500 ha
- Kota sedang, panjang ≥ 10 km
E.
a Pembangunan jaringan distribusi
- Luas layanan ≥ 500 ha
b. Pembangunan jaringan transmisi
- panjang ≥ 10 km
Jenis Kegiatan Skala/Besaran
Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill:
Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:
Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya:
Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di Permukiman
Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:
Pembangunan sistem perpipaan air limbah:
Tabel 8.3.
Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL
a. Persampahan i.
● Luas Kawasan, atau < 10 Ha
● Kapasitas total < 10.000 ton ii TPA daerah pasang surut
● Luas landfill, atau < 5 Ha
● Kapasitas total < 5.000 ton iii Pembangunan transfer station
● Kapasitas < 1.000 ton/hari
iv Pembangunan instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu
● Kapasitas < 500 ton v Pembangunan incenerator
● Kapasitas < 500 ton/hari
vi Pembangunan instansi Pembuatan Kompos
● Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha
b. Air Limbah i
Domestik/ ● Luas < 2 ha
Permukiman ● Atau kapasitas < 11 m³/hari
ii Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah
● Luas < 3 ha
● Atau bahan organik < 2,4 ton/hari iii
● Luas < 500 ha
● Atau debit air limbah < 16.000 m³/hari
c. Drainase i Pembangunan saluran primer dan sekunder
Permukaan ● Panjang < 5 km
Perkotaan ii Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan permukiman
● Luas kolam retensi/polder (1-5) ha
d. Air Minum i Pembangunan jaringan distribusi:
● luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha ii Pembangunan jaringan pipa transmisi
● Metropolitan/besar, panjang: 5 s.d. < 10 km
● sedang/kecil, panjang: 8 s.d. M 10 km
● Pedesaan, panjang : -iii
● sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps
● Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps iv Pembangunan instalasi Pengolahan air lengkap
● Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps v Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan :
● Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM : 2,5 lps - < 50 lps
● Kegiatan komersil : 1,0 lps - < 50 lps
e.
i Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah :
1)
Kegiatan dan batasan kapasitasnya Sektor Teknis CK
Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang:
Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang
Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman
Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)
Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan : 5.000 m² s.d. 10.000 m²
Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5.000 m² s.d. 10.000 m²
Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5.000 m² s.d. 10.000 m²
Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.
Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008
iii Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air: 1)
● Jumlah hunian : < 500 unit rumah;
● Luas kawasan : < 10 ha ii
● Jumlah hunian : < 500 unit rumah;
● Luas kawasan : < 10 ha iii
● Jumlah hunian : < 500 unit rumah;
● Luas kawasan : < 10 ha Permukiman Baru
Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan
Pembangunan bangunan gedung dibawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan : 5.000 m² s.d. 10.000 m²
Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5.000 m² s.d. 10.000 m²
Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5.000 m² s.d. 10.000 m²
Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5.000 m² s.d. 10.000 m²
Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.
Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustruian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan : 5.000 m² s.d. 10.000 m²
Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5.000 m² s.d. 10.000 m²
Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.
Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL
Kawasan permukiman sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh./pekerja:
P engembangan kawasan permukiman baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan (kota terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);
Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan pendekataan peremajaan kota (Urban renewal), disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun.
Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun)
Penanganan kawasan kumuh diperkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;
Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)
Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil; Peningkatan
Mengacu pada kriteria rencana program dan kegiatan yang tertuang dalam
RPIJM Kabupaten Buton, maka secara mendasar kajian lingkungan yang
dibutuhkan berupa penyusunan dokumen dan kajian Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) serta Surat
pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPLH). Berdasarkan ketentuan
tersebut diatas, maka pengelompokan atau kategori program bidang Cipta
Karya di Kabupaten Buton yang memerlukan dokumen kajian dan perlindungan
lingkungan adalah seperti pada Tabel 8.4.
Tabel 8.4.
Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan
pada Program Cipta Karya di Kabupaten Buton
AMDAL UKL/UPL SPPLH
I. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN
1 Laporan Pembinaan Pengembangan Permukiman
(RPKPP ) Kab. Buton √
2 Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh
Holimombo Kecamatan Wabula
Holimombo, Kec.
Wabula √
3 Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh
Laompo Kecamatan Batauga
Laompo, Kec.
Batauga √
4 Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh
Lombe Kecamatan Gu Lombe, Kec. Gu √
5 Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh
Dongkala-Kondowa Kec. Pasar Wajo Dongkala- Kondowa √
6 Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.
Pasarwajo Kec. Pasarwajo √
7 Penyediaan Infrastruktur Primer bagi Kaw. RSH Lapodi
Kec. Pasarwajo Kec. Pasarwajo √
8 Penyediaan Infrastruktur Primer bagi Kaw. RSH Lapodi
Kec. Pasarwajo (Lanj.) Kec. Pasarwajo √
9 Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.
Wolowa Kec. Wolowa √
10 Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.
Wolowa (Lanj.) Kec. Wolowa √
11 Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.
Wolowa (Lanj.) Kec. Wolowa √
12 Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.
Wolowa (Lanj.) Kec. Wolowa √
13 Pembangunan Rusunawa Beserta Infrastruktur
Pendukungnya
Takawa, Kec.
Pasarwajo √
14 Pembangunan Rusunawa Beserta Infrastruktur
Pendukungnya (Lanj.)
Takawa, Kec.
Pasarwajo √
15
Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Agropolitan Desa Harapan Jaya Kec. Lasalimu Selatan Kab. Buton
Kws. Desa Harapan Jaya Kec. Lasalimu Selatan Kab. Buton
√
16 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan
Minapolitan Kawasan Wabula Kab. Buton Kawasan Wabula √
17 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan
Agropolitan Kawasan Lasalimu Selatan Kab. Buton
Kawasan Lasalimu
Selatan Kab. Buton √
18
Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Agropolitan Kawasan Lasalimu Selatan Kab. Buton (Lanj.)
Kawasan Lasalimu
Selatan Kab. Buton √
19 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan
Minapolitan Kawasan Wolowa Kab. Buton
Kawasan Wolowa
Kab. Buton √
20 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan
Minapolitan Kawasan Wolowa Kab. Buton (Lanj.)
Kawasan Wolowa
Kab. Buton √
21 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Minapolitan Kawasan Wolowa Kab. Buton (Lanj.)
Kawasan Wolowa
Kab. Buton √
22 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo Desa Laompo √
23 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo (Lanj.) Desa Laompo √
24 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo (Lanj.) Desa Laompo √
25 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo (Lanj.) Desa Laompo √
26 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru Desa Kamaru √
27 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru (Lanj.) Desa Kamaru √
28 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru (Lanj.) Desa Kamaru √
29 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru (Lanj.) Desa Kamaru √
30 Penyediaan Infrastruktur Pulau-Pulau Kecil Terpencil
Pulau Kadatua Pulau Kadatua √
31 Penyediaan Infrastruktur Pulau-Pulau Kecil Terpencil
Pulau Kadatua (lanj.) Pulau Kadatua √
32 Penyediaan Infrastruktur Pulau-Pulau Kecil Terpencil
Pulau Kadatua (lanj.) Pulau Kadatua √
33 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas Kec. Batu Atas √
34 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas
(Lanj.) Kec. Batu Atas √
35 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas
(Lanj.) Kec. Batu Atas √
36 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas
(Lanj.) Kec. Batu Atas √
37 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu Kec. Siompu √
38 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu
(Lanj.) Kec. Siompu √
39 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu
(Lanj.) Kec. Siompu √
40 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu
(Lanj.) Kec. Siompu √
41 PPIP Kab. Buton √
42 PPIP Kab. Buton √
43 PPIP Kab. Buton √
44 PPIP Kab. Buton √
II. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
1 Sarana dan Prasarana RTH Kawasan Kab. Buton
(Lanj.) Kab. Buton √
2 Sarana dan Prasarana RTH Kawasan Kab. Buton
(Lanj.) Kab. Buton √
3 PSD Tradisional/Bersejarah Kawasan Kab. Buton
(lanj.) Kab. Buton √
4 PSD Tradisional/Bersejarah Kawasan Kab. Buton
(lanj.) Kab. Buton √
5 PSD Tradisional/Bersejarah Kawasan Kab. Buton
(lanj.) Kab. Buton √
6
Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman
tradisional/Bersejarah) Lanjutan
Kws.Mawasangka -
P.Kadatua √
7
Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman
tradisional/Bersejarah) Lanjutan
Kws.Mawasangka -
P.Kadatua √
8
Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman
tradisional/Bersejarah) Lanjutan
Kws.Mawasangka -
III PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
1 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah
Terpusat/Skala Kota Kab. Buton √
2 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah
Terpusat/Skala Kota (Lanj.) Kab. Buton √
3 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah
Terpusat/Skala Kota (Lanj.) Kab. Buton √
4 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu
Kota Kabupaten Kab. Buton √
5 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu
Kota Kabupaten (Lanj.) Kab. Buton √
6 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu
Kota Kabupaten (Lanj.) Kab. Buton √
7 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu
Kota Kabupaten (Lanj.) Kab. Buton √
8 Pembangunan/Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir
Sampah dan Stasiun Antara Pasarwajo √
9 Pembangunan/Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir
Sampah dan Stasiun Antara (Lanj.) Pasarwajo √
10 Pembangunan/Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir
Sampah dan Stasiun Antara (Lanj.) Pasarwajo √
11 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah
Setempat/Komunal Pasarwajo √
12 Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu Sistem 3R Kawasan Pasarwajo √
13 Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu Sistem 3R Kawasan Pasarwajo √
14 Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu Sistem 3R Kawasan Pasarwajo √
IV PENGEMBANGAN AIR MINUM
1 Optimalisasi SPAM IKK Wolowa (SPAM dikawasan
MBR) IKK Wolowa √
2 Optimalisasi SPAM IKK Sangiwambulu (SPAM
dikawasan MBR) IKK Sangiawambulu √
3 Optimalisasi SPAM Pasar Wajo (Mendukung Kaw.
Terpadu Kondoa) Pasarwajo √
4 IKK Mawasangka Timur Mawasangka Timur √
5 IKK Mawasangka Tengah Mawasangka Tengah √
6 IKK Lapandewa Lapandewa √
7 IKK Lasalimu Lasalimu √
8 SPAM IKK Wolowa (10 l/dtk) Wolowa √
9 SPAM IKK Sangiwambulu (10 I/dt) Sangiawambulu √
10 SPAM IKK Kadatua Kadatua √
11 SPAM IKK Siotapina Siotapina √
12 Pembangunan/Peningkatan SPAM IKK IKK Lapandewa √
13 SPAM IKK Sampolawa Desa Sampolawa √
14 SPAM IKK Siompu Desa Siompu √
8.2. ASPEK SOSIAL
Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta
Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun
pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan
infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang
terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan
kemiskinan
serta
pengarusutamaan
gender.
Sedangkan
pada
saat
pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan
proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun
permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan
perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut
membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitarnya.
Dasar
peraturan
perundang-undangan
yang
menyatakan
perlunya
memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:
1.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional
:
Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga
dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok
masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan
masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah
bencana.
Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan
anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan
statistik gender.
2.
UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan
Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum
:
Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan
menyediakan
tanah
bagi
pelaksanaan
pembangunan
guna
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan
masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hokum Pihak yang
Berhak.
3.
Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2010-2014
:
penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang
pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur
dasar.
Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses
dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.
4.
Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan
Kemiskinan
Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang
dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta
masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin
melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan
usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka
meningkatkan kegiatan ekonomi.
5.
Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional
Menginstruksikan
kepada
Menteri
untuk
melaksanakan
pengarusutamaan
gender
guna
terselenggaranya
perencanaan,
penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan
program pembangunan nasional yang
278
berperspektif gender sesuai
dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.
Tugas dan wewenang
pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang
Cipta Karya adalah:
a)
Menjamin
tersedianya
tanah
untuk
kepentingan
umum
di
kabupaten/kota.
b)
Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di
kabupaten/kota.
c)
Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,
pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta
program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat
kabupaten/kota.
8.2.1. Aspek Sosial Pada Perencanaan Pembangunan
Bidang Cipta Karya
A. Kemiskinan
Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan
mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang
perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan
internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015, serta arahan kebijakan pro rakyat
sesuai direktif presiden.
Tabel 8.5.
Analisis Kebutuhan Penanganan Rumah Tangga Sasaran (RTS) penduduk Miskin Kabupaten Buton
No Lokasi Jumlah Rumah Tangga Sasaran Kondisi Umum Permasalahan Bentuk Penanganan yang sudah dilakukan Kebutuhan Penanganan
I. Kawasan Kumuh
Perkotaan/ perdesaan Jumlah Rumah Tangga
Sasaran (RTS) Sangat Miskin di Kawasan prioritas
• Kondisi Sosial dan Ekonomi
Permukiman kumuh di lokasi ini merupakan squatter settlements dan kota desa (periphery zone). Adapun permasalahannya yakni konsentrasi permukiman yang kurang terkendali dan relatif padat serta kondisi aksesibilitas belum layak. Perkembangan permukiman linear mengikuti pola jalan, sehingga infrastruktur permukiman sulit diwadahi. terdapat spot- spot konsentrasi rumah tidak layak huni. Saluran drainase, pengelolaan limbah cair dan padat kondisinya masih buruk.
1. Program PNPM - Mpd 2013 - Penataan Lingkungan Permukiman
1. Perkotaan Kec. Pasarwajo
Pasarwajo = 419
Sebagian besar bekerja di sektor perdagangan, jasa perkantoran, konstruksi, sektor pertanian dalam arti luas dan sektor informal lainnya.
- Perpipaan (Kaumbu) - Penyediaan prasarana dasar berupa drainase, air bersih,
pengelolaan limbah dan persampahan
- Kondowa, Dongkala, Pasarwajo, Takimpo,
Banabungi, Laburunci
- Jalan lingkungan (Rabat Beton) - Holimombo, Dongkala, Takimpo, Watulea
- Peningkatan Kualitas PSD berupa perbaikan jaringan jalan
- Pembangunan MCK (wolowa)
- Pembangunan Talud Pantai dan reklamasi
Kec. Gu RTS Kec. Gu = 190
- Drainase (Lambusango Timur)
- Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
- Bombonawulu
- Perkerasan Jalan (Gunung
sejuk)
- Watulea - Jalan Usaha Tani (Bangun)
Kec. Batauga RTS Kec. Batauga = 151
- Laompo
- Rabat Beton (Dongkala,
Takimpo, Watulea)
Kec. Mawasangka
RTS Kec. Mawasangka =
287 •
Kondisi Fisik Bangunan - Pembangunan Jalan
Lingkungan (Holimombo, Gaya
Baru)
- Wasilomata I
Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak teratur, dengan ukuran bangunan bervariasi, memiliki kepadatan bangunan cukup tinggi
- MCK (Pasarwajo, Wolowa) '- Drainase (Lambusango Timur) - Perkerasan Jalan (Gunung sejuk)
Kondisi Aksesibilitas
- Holimombo - Koholimombona -
Wasuemba
Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang memadai sehingga pola permukiman mengikuti ruas jalan yang ada. namun sebagian besar kondisi ruas permukaan jalan lingkungan permukiman rusak berat dan sedang
3. Program PNPM - Mpd 2011 '- Drainase (Dongkala,
Kaumbu) - Perkerasan Jalan Lingkungan (Takimpo) - Rabat Beton (Watulea, Sandang Pangan, Lapandewa Makmur, Gaya Baru) - Jalan Lingkungan (Laompo, Bangun) - MCK (Laompo) - Jalan Usaha Tani (Wolowa, Karya Jaya) - Perpipaan (Manuru)
- PAH (Gaya Baru)
Kec. Wolowa RTS Kec. Wolowa = 47
- Wolowa, Kaumbu •
Kondisi Drainase
Kec. Siotapina
labuandiri, Manuru, Karya Jaya
RTS Kec. Siotapina = 178
ada beberapa wilayah seperti di Kelurahan Bombonawulu dan Watulea terjadi genangan selain disebabkan oleh limpasan air hujan juga rob air laut/pasang surut
Pembangunan Fisik, Modal sosial, dan Ekonomi
Kapontori
Lambusango Timur,
Tuangila RTS Kec. Kapontori = 76 •
Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku
Gunung Sejuk, Todombulu, Sandang Pangan, Bangun,
Tira RTS. Kec. Sampolawa = 304
Mayoritas rumah tangga pada lokasi permukiman sudah terlayani air bersih/baku terlindungi dari perpipaan/non perpipaan (sumur gali)
Pembangunan Fisik, Modal sosial, dan Ekonomi
Lapandewa
Lapandewa Makmur, Gaya
Baru, Burangasi RTS Kec. Lapandewa = 99 •
Kondisi Pengelolaan air limbah
6. APBD Kabupaten Buton
Mayoritas rumah tangga belum memiliki kloset leher angsa yang terhubung septitank atau tidak terlayani MCK/septiktank komunal
- Program Penataan Lingkungan Permukiman Penduduk Perdesaan dan Pembangunan Sarana Prasarana Air Bersih Perdesaan
•
Kondisi Pengelolaan
Persampahan
Mayoritas lokasi permukiman belum terlayani sistem pengelolaan persampahan
oleh Dinas Kebersihan
2. Kawasan Kumuh Nelayan
Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Sangat Miskin di Kawasan prioritas
• Kondisi Sosial dan Ekonomi Permukiman kumuh di kawasan ini merupakan permukiman kumuh nelayan. Sebagian besar
Secara umum pada kawasan prioritas digolongkan dalam ekonomi menengah kebawah, mata pencaharian mayoritas warga sebagai nelayan, sebagian lagi bekerja di sektor industri perikanan, pertanian, konstruksi, perdagangan, dll
bermukim di bibir pantai bahkan sampai menjorok ke laut. Permasalahan yang utama yakni kualitas permukiman yang rendah akibat sarana prasarana permukiman yang tersedia kurang memadai, permasalahan lingkungan akibat buruknya sanitasi dan perilaku masyarakat membuang limbah tidak semestinya. kurangnya fasilitas penunjang perekonomian. masih banyaknya rumah dengan kondisi tidak layak huni.
- Pembangunan Sarana Air Bersih (Waoleona) - Dermaga (Baruta)
- Penyediaan prasarana dasar berupa drainase, air bersih, pengelolaan limbah dan persampahan
Kecamatan Wabula RTS Kec. Wabula = 111 - Jalan Lingkungan (Jalan Setapak)-
Bonelalo dan Talaga Besar, Morikana
- Peningkatan Kualitas PSD berupa perbaikan jaringan jalan
Desa Bajo Bahari - Pembangunan Jembatan Titian (Terapung) - Pembangunan Talud Pantai dan reklamasi
- Talud Pantai (Tolando Jaya, Batubanawa,
Toandona)
- Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni
Kecamatan Lasalimu RTS Kec. Lasalimu = 90 - Jalan Usaha Tani (Lontoi, Bonemarambe)
Desa Waoleona - Penampung Air Hujan (Banabungi)
Desa Bonelalo -Pembangunan TPI (Batu Atas Timur)
Kecamatan Lakudo RTS Kec. Lakudo = 284 • 2. Program PNPM - Mpd 2011
Desa Mone
- Pembangunan Drainase (Banabungi
Selatan)
- Perkerasan/Penimbunan Jalan Desa (Terapung, Langkomu, Morikana,
Lantongau)
Kec. Mawasangka RTS Kec. Mawasangka = 287 - Pembangunan Talud Pantai (Banabungi,
Bonemarambe)
Desa Terapung
- Pembangunan Jembatan Titian
(Batubanawa)
- pembangunan Jalan Lingkungan (Talaga
Besar)
Kec. Mawasangka Timur RTS Kec. Mawasangka Timur = 31
- Pembangunan Talud Pemecah Ombak
Desa Batubanawa
Kec. Lasalimu Selatan
RTS Kec. Lasalimu Selatan = 188
Untuk menuju ke lokasi permukiman sebagian besar sdh tersedia jalan raya dengan kondisi rusak berat dan sedang. Sementara kondisi jalan lingkungan khususnya permukiman nelayan terapung biasanya dihubungkan dengan jembatan titian dengan kondisi semi permanen
-Sarana Air Bersih (Waoleona)
Desa Lasalimu - Jalan Setapak (Morikana)
-Pembuatan Tanggul (Batu Atas Timur)
Kec. Talaga Raya RTS Kec. Talaga Raya = 124
- Pembuatan Jalan Rabat Beton (Bonelalo, Batu Atas Timur, Tolando Jaya, Baruta)
Talaga Besar - Tembok Penahan Tanah (Lontoi)
- PAH (Banabungi)
Kecamatan Kadatua RTS Kec. Kadatua = 175
-Jalan Usaha Tani (Bonemarambe,
Morikana))
- Banabungi - Talud Pantai (Batubanawa, Tolandona)
- Banabungi Selatan • Kondisi Drainase
-Pembangunan Jalan Lingkungan (Talaga
Besar)
Mayoritas lokasi permukiman terjadi genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi,durasi, dan frekuensi). Sumber genangan selain berasal dari limpasan air hujan juga akibat rob air laut/pasang laut
- Dermaga (Baruta)
Kec. Kapontori RTS Kec. Kapontori = 76 4. Program NUSSP
- Boneatiro
Pembangunan Fisik, Modal sosial, dan Ekonomi
Pembangunan Fisik, Modal sosial, dan
Ekonomi
Kec. Siompu Barat RTS Kec. Siompu Barat = 225 6. APBD Kabupaten Buton
- Molona
• Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku
- Program Penataan Lingkungan Permukiman Penduduk Perdesaan dan Pembangunan Sarana Prasarana Air Bersih Perdesaan
Kec. Batu Atas RTS Kec. Batu Atas = 333 lokasi permukiman belum terlayani air bersih/baku terlindungi dari perpipaan/non
perpipaan. Sebagian besar memanfaatkan air hujan dan sumur gali namun Kualitasnya tidak baik ditandai dengan air
yang terasa payau
- Tolando Jaya
- Batu Atas Timur
Kec. Sangiawambulu RTS Kec. Sangiawambulu = 67
- Tolandona
- Baruta
Kec. Mawasangka Tengah
RTS Kec. Mawasangka Tengah =
129
Langkomu, Morikana,
Lantongau
•
Kondisi Pengelolaan air limbah
Sebagian besar masyarakat masih membuang limbahnya
ke laut
•
Kondisi Pengelolaan Sampah
Lokasi permukiman tidak terlayani sistem pengelolaan persampahan. Sebagian besar sampah masih dibuang kelaut dan memanfaatkan lahan2
B. Pengarusutamaan Gender
Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan
pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Menindaklanjuti hal
tersebut maka diperlukan suatu pemetaan awal untuk mengetahui bentuk
responsif
gender
dari
masing-masing
kegiatan,
manfaat,
hingga
permasalahan yang timbul sebegai pembelajaran di masa datang seperti yang
tertuang pada Tabel 8.6.
Tabel 8.6.
Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya Bagi Pengarasutaan
Gender di Kabupaten Buton
No Program/
Kegiatan Lokasi Tahun
Bentuk Keputusan oleh
perempuan
Manfaat (orang)
Permasalahan yang perlu diantisipasi di
masa datang
1.
Program Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintahan desa
PNPM
Perdesaan Kec. Pasarwajo
Kombeli 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 15
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 75
Takimpo 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 100
Wagola 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 100
Banabungi 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 18
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 90
Kondowa 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Wolowa 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Matawia 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 100
Perempuan Pelaksaanaan, pengawasan
Suka Maju 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 15
Simpan Pinjam
Perempuan 31
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 155
Sampuabalo 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Matanauwe 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 16
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 80
Kumbewaha 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 18
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 90
Karya Jaya 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 19
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 95
Labuandiri 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Walompo 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 23
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 115
Manuru 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Sumber Sari 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Simpan Pinjam
Perempuan 15
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 75
Sumber Agung 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 100
Harapan Jaya 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Kinapani Makmur 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Ambuau Indah 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 32
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 160
Umalaoge 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Lasalimu 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Siomanuru 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 17
Perencanaan, Pelaksaanaan,
Siotapina 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 15
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 75
Mega Bahari 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 17
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 85
Wajah Jaya 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Mulia Jaya 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Sangia Arano 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Waoleona 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Wagari 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 100
Lawele 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 19
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 95
Suandala 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 15
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 75
Toga Mangura 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Lasembangi 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 32
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 160
Bonelalo 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 14
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 70
Wasuamba 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 16
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Perempuan Pelaksaanaan, pengawasan
Wawoangi 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 130
Lipu Mangau 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Burangasi 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 32
Simpan Pinjam
Perempuan 36
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Tolando Jaya 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Batu Atas Barat 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Batu Atas Timur 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 175
Taduasa 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Lawela Selatan 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 23
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 115
Lakambau 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan,
pengawasan
Karae 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Katampe 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Watuampara 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 24
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 120
Mbanua 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 23
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 115
Lamaninggara 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Banabungi 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 32
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 160
Lipu 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 130
Marawali 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Uwemaasi 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Kapoa Barat 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 31
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 155
Waonu 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 32
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 160
Kaofe 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 34
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 170
Kapoa 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 23
Simpan Pinjam
Perempuan 34
Perencanaan, Pelaksaanaan,
Bantea 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 175
Bombonawulu 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 40
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 200
Walando 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 24
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 120
Waara 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Madongka 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Wanepanepa 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Mone 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 29
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Matanaeo 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Baruta Analaki 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Kec. Mawasangka Tengah
Langkomu 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Lanto 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Lakorua 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 31
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 155
Lantongau 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Perencanaan,
pengawasan
Morikana 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Watorumbe Bata 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Watorumbe 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Gundu-Gundu 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 21
Simpan Pinjam
Perempuan 18
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 90
Wambuloli 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 17
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 85
Bonemarambe 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 15
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 75
Lasori 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 18
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 90
Inulu 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 100
Wantopi 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 21
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 105
Bungi 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Batubanawa 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 175
Talaga Dua 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 165
Talaga Besar 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 37
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 185
Wulu 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 165
Kokoe 2011
Simpan Pinjam
Perempuan 31
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 155
Kec. Wabula
Wabula 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Holimombo 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Wasuemba 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Wasampela 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Koholimombona 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Lasalimu 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 130
Siomanuru 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 29
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 145
Siontapina 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Mega Bahari 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 31
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 155
Wajah Jaya 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 32
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 160
Mulia Jaya 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 130
Sangia Arano 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 18
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 100
Wagari 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Wasuamba 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Perencanaan, Pelaksaanaan,
Kamaru 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 17
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 85
Lasembangi 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 15
Simpan Pinjam
Perempuan 16
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 80
Bukit Asri 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 15
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 75
Wakuli 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 18
Simpan Pinjam
Perempuan 24
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 120
Jaya Bakti 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Gunung Sejuk 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Bahari 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Gerak Makmur 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 23
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Simpan Pinjam
Perempuan 24
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Taduasa 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 32
Perencanaan, Pelaksaanaan,
Batu Atas Timur 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 175
Batu Atas Barat 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Tolando Jaya 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Wambongi 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 165
Wacuala 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Simpan Pinjam
Perempuan 40
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 200
Lakambau 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 175
Masiri 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 32
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 160
Busoa 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 165
Majapahit 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 37
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 185
Laompo 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 38
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Karae 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Biwinapada 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Nggulanggula 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 130
Kaimbulawa 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Wakinamboro 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 24
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 120
Batuawu 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Lontoi 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 23
Perencanaan,
pengawasan
Kec. Siompu Barat
Molona 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Katampe 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 21
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 105
Watuampara 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 100
Lalole 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 23
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 115
Mbanua 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 130
Lamaninggara 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Waonu 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 165
Mawambunga 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 175
Kapoa Barat 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 165
Kapoa 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 32
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 160
Uwemaasi 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 31
Simpan Pinjam
Perempuan 40
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 200
Wongko Lakudo 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 175
Wanepa Nepa 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 165
One Waara 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 175
Waara 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
Kec. Sangia Wambulu
Baruta Analaki 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 23
Matanaeo 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 130
Baruta 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Watolo 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Kancebungi 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Napa 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Gumanano 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 24
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 120
Wasilomata II 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Mawasangka 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Kanapa Napa 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 28
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 140
Dahiango 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 29
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 145
Polindu 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Tanailandu 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Lanto 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 21
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 105
Lalibo 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Perempuan Pelaksaanaan, pengawasan
Lantongau 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 100
Lakorua 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 24
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 120
Watorumbe 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 130
Watorumbe Bata 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Bonemarambe 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 125
Batubanawa 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 29
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 145
Inulu 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Wambuloli 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 21
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 105
Lagili 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 20
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 100
Bungi 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 16
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 80
Wantopi 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 19
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 175
Talaga Dua 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 30
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 150
Talaga Besar 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 165
Wulu 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 36
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 180
Kokoe 2012
Simpan Pinjam
Perempuan 39
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 195
Kec. Wolowa
Wolowa Baru 2013
Simpan Pinjam
Perempuan 25
Simpan Pinjam
Perempuan 35
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 175
Balimu 2013
Simpan Pinjam
Perempuan 31
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 155
Mopaano 2013
Simpan Pinjam
Perempuan 33
Simpan Pinjam
Perempuan 23
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 115
Bukit Asri 2013
Simpan Pinjam
Perempuan 29
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 145
Wakuli 2013
Simpan Pinjam
Perempuan 21
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Biwinapada 2013
Simpan Pinjam
Perempuan 26
Simpan Pinjam
Perempuan 27
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 135
Watuampara 2013
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Lalole 2013
Simpan Pinjam
Perempuan 24
Simpan Pinjam
Perempuan 22
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 110
Lipu 2013
Simpan Pinjam
Perempuan 24
Perencanaan, Pelaksaanaan,
pengawasan 120
Marawali 2013
Simpan Pinjam
Perempuan 29
Perencanaan,