• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN SOSIAL DALAM PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

8.1. ASPEK PERLINDUNGAN LINGKUNGAN

RPIJM bidang Cipta Karya membutuhkan kajian pendukung dalam hal

lingkungan dan sosial untuk meminimalkan pengaruh negatif pembangunan

infrastruktur bidang Cipta Karya terhadap lingkungan permukiman baik di

perkotaan maupun di perdesaan. Kajian aspek lingkungan dan sosial meliputi

acuan peraturan perundang-undangan, kondisi eksisting lingkungan dan sosial,

analisis dengan instrumen, serta pemetaan antisipasi dan rekomendasi

perlindungan lingkungan dan sosial yang dibutuhkan.

ASPEK PERLINDUNGAN

LINGKUNGAN SOSIAL

DALAM PEMBANGUNAN

BIDANG CIPTA KARYA

BAB

(2)

Kajian lingkungan dibutuhkan untuk memastikan bahwa dalam penyusunan

RPIJM bidang Cipta Karya oleh pemerintah kabupaten/kota telah

mengakomodasi prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Adapun amanat perlindungan dan pengelolaan lingkungan adalah :

1.

UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup

“Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup

terdiri atas antara lain Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), Analisis

Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), dan Upaya Pengelolaan

Lingkungan-Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL-UPL) dan Surat

Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

(SPPLH)”

250

2.

UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional

“Dalam rangka meningkatkan kualitas lingkungan hidup yang baik perlu

penerapan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan secara

konsisten di segala bidang”

3.

Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2010-2014:

“Dalam bidang lingkungan hidup, sasaran yang hendak dicapai adalah

perbaikan mutu lingkungan hidup dan pengelolaan sumber daya alam di

perkotaan dan pedesaan, penahanan laju kerusakan lingkungan dengan

peningkatan daya dukung dan daya tampung lingkungan; peningkatan

kapasitas adaptasi dan mitigasi perubahan iklim”

4.

Permen LH No. 9 Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Kajian

Lingkungan Hidup Strategis:

Dalam penyusunan kebijakan, rencana dan/atau program, KLHS digunakan

untuk menyiapkan alternatif penyempurnaan kebijakan, rencana dan/atau

program agar dampak dan/atau risiko lingkungan yang tidak diharapkan

dapat diminimalkan.

5.

Permen LH No. 16 Tahun 2012 tentang Penyusunan Dokumen

Lingkungan.

(3)

Tugas dan wewenang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan pemerintah

kabupaten/kota dalam aspek lingkungan terkait bidang Cipta Karya mengacu

pada UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup yaitu:

1.

Pemerintah Pusat

a.

Menetapkan kebijakan nasional.

b.

Menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria.

c.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai KLHS.

1

d.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

e.

Melaksanakan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan

hidup.

f.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai pengendalian

dampak perubahan iklim dan perlindungan lapisan ozon.

g.

Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan

nasional, peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah.

h.

Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

i.

Mengembangkan dan melaksanakan kebijakan pengaduan masyarakat.

j.

Menetapkan standar pelayanan minimal.

2.

Pemerintah Provinsi

a.

Menetapkan kebijakan tingkat provinsi.

b.

Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat provinsi.

c.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

d.

Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan,

peraturan daerah, dan peraturan kepala daerah kabupaten/kota.

e.

Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

f.

Melakukan pembinaan, bantuan teknis, dan pengawasan kepada

kabupaten/kota di bidang program dan kegiatan.

g.

Melaksanakan standar pelayanan minimal.

3.

Pemerintah Kabupaten/Kota

a.

Menetapkan kebijakan tingkat kabupaten/kota.

b.

Menetapkan dan melaksanakan KLHS tingkat kabupaten/kota.

c.

Menetapkan dan melaksanakan kebijakan mengenai amdal dan UKL-UPL.

d.

Mengembangkan dan menerapkan instrumen lingkungan hidup.

(4)

8.1.1. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)

Menurut UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan

Hidup, Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS,

adalah rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk

memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar

dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan,

rencana, dan/atau program.

KLHS perlu diterapkan di dalam RPIJM antara lain karena:

1.

RPI2-JM membutuhkan kajian aspek lingkungan dalam perencanaan

pembangunan infrastruktur.

2.

KLHS dijadikan sebagai alat kajian lingkungan dalam RPI2-JM adalah karena

RPI2-JM

bidang

Cipta

Karya

berada

pada

tataran

Kebijakan/Rencana/Program. Dalam hal ini, KLHS menerapkan

prinsip-prinsip kehati-hatian, dimana kebijakan, rencana dan/atau program menjadi

garda depan dalam menyaring kegiatan pembangunan yang berpotensi

mengakibatkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup

Berdasarkan usulan rencana/program dalam RPIJM yang telah disusun oleh

pemerintah Kabupaten Buton, maka dilakukan penapisan untuk masing-masing

sektor dengan mempertimbangkan isu pokok:

1)

Perubahan iklim,

2)

Kerusakan, kemerosotan, dan/atau kepunahan keanekaragaman hayati,

3)

Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor,

kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan,

4)

Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam,

5)

Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan,

6)

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan

penghidupan sekelompok masyarakat; dan/atau,

7)

Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

Isu-isu tersebut menjadi kriteria apakah rencana/program yang disusun

teridentifikasi menimbulkan resiko atau dampak terhadap isu-isu tersebut.

(5)

Tabel 8.1.

Kriteria Penapisan Usulan Program /Kegiatan Bidang Cipta Karya

*) didukung data dan informasi yang menjelaskan apakah kebijakan, rencana dan/atau program yang ditapis

menimbulkan risiko/dampak terhadap lingkungan hidup

Uraian Pertimbangan *) Kesimpulan (signifikan/Tidak Siginifikan)

1. Perubahan Iklim

-Tidak terdapat jenis kegiatan Yang dapat mempengaruhi perubahan iklim secara signifikan

2.

Kerusakan, kemerosotan, dan/kepunahan

keanekaragaman hayati

Pembangunan rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya dikawasan TAKAWA akan menyebabkan terjadinya penebangan pohon penghijauan.

Pengaruh yang ditimbulkan bersifat sementara dan Tidak signifikan.

3.

Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.

-Tidak terdapat jenis kegiatan Yang dapat mempengaruhi Peningkatan intensitas dan cakupan wilayah bencana banjir, longsor, kekeringan, dan/atau kebakaran hutan dan lahan.

4.

Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam

-Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Penurunan mutu dan kelimpahan sumber daya alam.

5.

Peningkatan alih fungsi kawasan hutan dan/atau lahan.

Pembangunan dan Pening-katan Tempat Pemrosesan Akhir Sampah dan Infrastruktur Di TPA Kaumbu dan kegiatan

pembangunan di Kawasan Takawa akan merubah bagian kawasan alami yang

dimanfaatkan sebagai sabuk hijau dan perlindungan flora fauna di kawasan. Catatan: Luas areal kawasan TPA 4,5 ha

Pengaruh yang ditimbulkan bersifat sementara dan Tidak signifikan.

6.

Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat

-Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Peningkatan jumlah penduduk miskin atau terancamnya keberlanjutan penghidupan sekelompok masyarakat.

7.

Peningkatan resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia

-Tidak terdapat jenis kegiatan yang dapat menyebabkan Peningkatan risiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia.

(6)

Tahap ke-2 setelah penapisan terdapat dua kegiatan. Jika melalui proses

penapisan di atas tidak teridentifikasi bahwa rencana/program dalam RPIJM

tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan di atas maka berdasarkan

Permen Lingkungan Hidup No. 9/2011 tentang Pedoman Umum KLHS, Tim

Satgas RPIJM Kabupaten/Kota dapat menyertakan Surat Pernyataan bahwa

KLHS tidak perlu dilaksanakan, dengan ditandatangani oleh Ketua Satgas RPIJM

dengan persetujuan BPLHD, dan dijadikan lampiran dalam dokumen RPIJM.

Berdasarkan Tabel 8.1. diatas, tidak terindikasi bahwa rencana program dalam

RPIJM tidak berpengaruh terhadap kriteria penapisan sehingga KLHS tidak perlu

dilaksanakan,

8.1.2. AMDAL, UKL-UPL dan SPPLH

Pengelompokan atau kategorisasi proyek mengikuti ketentuan yang telah

ditetapkan dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012

tentang jenis rencana usaha dan/atau kegiatan Wajib AMDAL dan Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana

Usaha Dan/Atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum yang Wajib Dilengkapi

dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan

Lingkungan Hidup, yaitu:

1.

Proyek wajib AMDAL

2.

Proyek tidak wajib AMDAL tapi wajib UKL-UPL

3.

Proyek tidak wajib UKL-UPL tapi SPPLH

(7)

Tabel 8.2.

Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL

Sumber : Permen LH 5/2012

No.

A. Persampahan : a.

- luas kawasan TPA, atau ≥ 10 ha

- Kapasitas Total ≥ 100.000 ton

b. TPA didaerah pasang surut :

- luas landfill, atau semua kapasitas/besaran

- Kapasitas Total

c Pembangunan transfer station :

- Kapasitas ≥ 500 ton/hari

d.

- Kapasitas ≥ 500 ton/hari

e Pengolahan dengan Insinerator:

- Kapasitas Semua Kapasitas

f. Composting Plant:

- Kapasitas ≥ 500 ton/hari

g. Transportasi smpah dengan kereta Api:

- Kapasitas ≥ 500 ton/hari

B Pembangunan Perumahan/Permukiman:

a. Kota Metropolitan, luas ≥ 25 ha

b. Kota besar, luas ≥ 50 ha

c. Kota sedang dan Kecil, luas ≥ 100 ha

d. Keperluan settlement transmigrasi ≥ 2.000 ha

C. Air Limbah Domestik a.

- Luas, atau ≥ 2 ha

- Kapasitasnya ≥ 11 m³/hari

b.

- Luas, atau ≥ 3 ha

- Kapasitasnya ≥ 2,4 ton/hari

c.

- Luas layanan, atau ≥ 500 ha

- Debit air limbah ≥ 16.000 m³/hari

D.

a. Kota besar/metropolitan, panjang:

- Luas layanan ≥ 500 ha

- Kota sedang, panjang ≥ 10 km

E.

a Pembangunan jaringan distribusi

- Luas layanan ≥ 500 ha

b. Pembangunan jaringan transmisi

- panjang ≥ 10 km

Jenis Kegiatan Skala/Besaran

Pembangunan TPA Sampah Domestik dengan sistem Control landfill/sanitary landfill:

Pembangunan Instalasi Pengolahan Sampah terpadu:

Pembangunan IPAL limbah domestik, termasuk fasilitas penunjangnya:

Pembangunan Saluran Drainase (Primer dan/atau sekunder) di Permukiman

Pembangunan IPLT, termasuk fasilitas penunjang:

Pembangunan sistem perpipaan air limbah:

(8)

Tabel 8.3.

Penapisan Rencana Kegiatan Tidak Wajib AMDAL tapi Wajib UKL-UPL

a. Persampahan i.

● Luas Kawasan, atau < 10 Ha

● Kapasitas total < 10.000 ton ii TPA daerah pasang surut

● Luas landfill, atau < 5 Ha

● Kapasitas total < 5.000 ton iii Pembangunan transfer station

● Kapasitas < 1.000 ton/hari

iv Pembangunan instalasi/Pengolahan Sampah Terpadu

● Kapasitas < 500 ton v Pembangunan incenerator

● Kapasitas < 500 ton/hari

vi Pembangunan instansi Pembuatan Kompos

● Kapasitas > 50 s.d. < 100 ton/ha

b. Air Limbah i

Domestik/ ● Luas < 2 ha

Permukiman ● Atau kapasitas < 11 m³/hari

ii Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah

● Luas < 3 ha

● Atau bahan organik < 2,4 ton/hari iii

● Luas < 500 ha

● Atau debit air limbah < 16.000 m³/hari

c. Drainase i Pembangunan saluran primer dan sekunder

Permukaan ● Panjang < 5 km

Perkotaan ii Pembangunan kolam retensi/polder di area/kawasan permukiman

● Luas kolam retensi/polder (1-5) ha

d. Air Minum i Pembangunan jaringan distribusi:

● luas layanan : 100 ha s.d. < 500 ha ii Pembangunan jaringan pipa transmisi

● Metropolitan/besar, panjang: 5 s.d. < 10 km

● sedang/kecil, panjang: 8 s.d. M 10 km

● Pedesaan, panjang : -iii

● sungai danau : 50 lps s.d. < 250 lps

● Mata air : 2,5 lps s.d. < 250 lps iv Pembangunan instalasi Pengolahan air lengkap

● Debit : > 50 lps s.d. < 100 lps v Pengambilan air tanah dalam untuk kebutuhan :

● Pelayanan masyarakat oleh penyelenggara SPAM : 2,5 lps - < 50 lps

● Kegiatan komersil : 1,0 lps - < 50 lps

e.

i Pembangunan bangunan gedung di atas/bawah tanah :

1)

Kegiatan dan batasan kapasitasnya Sektor Teknis CK

Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) dengan sistem controlled landfill atau sanitary landfill termasuk instansi penunjang:

Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) termasuk fasilitas penunjang

Pembangunan sistem perpipaan air limbah (sewerage/off-site sanitation system) diperkotaan/permukiman

Pengambilan air baku dari sungai, danau sumber air permukaan lainnya (debit)

Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan : 5.000 m² s.d. 10.000 m²

Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5.000 m² s.d. 10.000 m²

Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5.000 m² s.d. 10.000 m²

Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.

(9)

Sumber : Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10 Tahun 2008

iii Pembangunan bangunan gedung di bawah atau di atas air: 1)

● Jumlah hunian : < 500 unit rumah;

● Luas kawasan : < 10 ha ii

● Jumlah hunian : < 500 unit rumah;

● Luas kawasan : < 10 ha iii

● Jumlah hunian : < 500 unit rumah;

● Luas kawasan : < 10 ha Permukiman Baru

Penanganan Kawasan Kumuh Perkotaan

Pembangunan bangunan gedung dibawah tanah yang melintasi prasarana dan atau sarana umum:

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustrian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan : 5.000 m² s.d. 10.000 m²

Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5.000 m² s.d. 10.000 m²

Fungsi keagamaan, meliputi bangunan masjid termasuk mushola, bangunan gereja termasuk kapel, bangunan pura, bangunan vihara, dan bangunan kelenteng : 5.000 m² s.d. 10.000 m²

Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5.000 m² s.d. 10.000 m²

Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.

Fungsi usaha meliputi bangunan gedung perkantoran, perdagangan, perindustruian, perhotelan, wisata dan rekreasi, terminal dan bangunan gedung tempat penyimpanan : 5.000 m² s.d. 10.000 m²

Fungsi sosial dan budaya, meliputi bangunan gedung pelayanan pendidikan, pelayanan kesehatan, kebudayaan, laboratorium, dan bangunan gedung pelayanan umum : 5.000 m² s.d. 10.000 m²

Fungsi khusus, seperti reaktor nuklir, instalansi pertahanan dan keamanan dan bangunan sejenis yang ditetapkan oleh Menteri.

Semua bangunan yang tidak dipersyaratkan untuk Amdal maka wajib dilengkapi UKL dan UPL

Kawasan permukiman sederhana untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), misalnya PNS, TNI/POLRI, buruh./pekerja:

P engembangan kawasan permukiman baru sebagai pusat kegiatan sosial ekonomi lokal pedesaan (kota terpadu Mandiri eks transmigrasi, fasilitas pelintas batas PPLB di perbatasan);

Penanganan menyeluruh terhadap kawasan kumuh berat di perkotaan metropolitan yang dilakukan dengan pendekataan peremajaan kota (Urban renewal), disertai dengan pemindahan penduduk, dan dapat dikombinasikan dengan penyediaan bangunan rumah susun.

Pengembangan kawasan permukiman baru dengan pendekatan Kasiba/Lisiba (Kawasan Siap Bangun/Lingkungan Siap Bangun)

Penanganan kawasan kumuh diperkotaan dengan pendekatan pemenuhan kebutuhan dasar (basic need) pelayanan infrastruktur, tanpa pemindahan penduduk;

Pengembangan kawasan perdesaan untuk meningkatkan ekonomi lokal (penanganan kawasan agropolitan, kawasan terpilih pusat pertumbuhan desa KTP2D, desa pusat pertumbuhan DPP)

Pembangunan kawasan tertinggal, terpencil, kawasan perbatasan, dan pulau-pulau kecil; Peningkatan

(10)

Mengacu pada kriteria rencana program dan kegiatan yang tertuang dalam

RPIJM Kabupaten Buton, maka secara mendasar kajian lingkungan yang

dibutuhkan berupa penyusunan dokumen dan kajian Upaya Pengelolaan

Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) serta Surat

pernyataan Pengelolaan Lingkungan Hidup (SPPLH). Berdasarkan ketentuan

tersebut diatas, maka pengelompokan atau kategori program bidang Cipta

Karya di Kabupaten Buton yang memerlukan dokumen kajian dan perlindungan

lingkungan adalah seperti pada Tabel 8.4.

Tabel 8.4.

Checklist Kebutuhan Analisis Perlindungan Lingkungan

pada Program Cipta Karya di Kabupaten Buton

AMDAL UKL/UPL SPPLH

I. PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

1 Laporan Pembinaan Pengembangan Permukiman

(RPKPP ) Kab. Buton

2 Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh

Holimombo Kecamatan Wabula

Holimombo, Kec.

Wabula

3 Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh

Laompo Kecamatan Batauga

Laompo, Kec.

Batauga

4 Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh

Lombe Kecamatan Gu Lombe, Kec. Gu

5 Penyediaan PSD Kawasan Permukiman Kumuh

Dongkala-Kondowa Kec. Pasar Wajo Dongkala- Kondowa

6 Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.

Pasarwajo Kec. Pasarwajo

7 Penyediaan Infrastruktur Primer bagi Kaw. RSH Lapodi

Kec. Pasarwajo Kec. Pasarwajo

8 Penyediaan Infrastruktur Primer bagi Kaw. RSH Lapodi

Kec. Pasarwajo (Lanj.) Kec. Pasarwajo

9 Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.

Wolowa Kec. Wolowa

10 Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.

Wolowa (Lanj.) Kec. Wolowa

11 Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.

Wolowa (Lanj.) Kec. Wolowa

12 Peningkatan Kualitas Lingkungan Permukiman Kec.

Wolowa (Lanj.) Kec. Wolowa

13 Pembangunan Rusunawa Beserta Infrastruktur

Pendukungnya

Takawa, Kec.

Pasarwajo

14 Pembangunan Rusunawa Beserta Infrastruktur

Pendukungnya (Lanj.)

Takawa, Kec.

Pasarwajo

15

Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Agropolitan Desa Harapan Jaya Kec. Lasalimu Selatan Kab. Buton

Kws. Desa Harapan Jaya Kec. Lasalimu Selatan Kab. Buton

16 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan

Minapolitan Kawasan Wabula Kab. Buton Kawasan Wabula

17 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan

Agropolitan Kawasan Lasalimu Selatan Kab. Buton

Kawasan Lasalimu

Selatan Kab. Buton

18

Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Agropolitan Kawasan Lasalimu Selatan Kab. Buton (Lanj.)

Kawasan Lasalimu

Selatan Kab. Buton

19 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan

Minapolitan Kawasan Wolowa Kab. Buton

Kawasan Wolowa

Kab. Buton

20 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan

Minapolitan Kawasan Wolowa Kab. Buton (Lanj.)

Kawasan Wolowa

Kab. Buton

(11)

21 Penyediaan Infrastruktur Pengembangan Kawasan Minapolitan Kawasan Wolowa Kab. Buton (Lanj.)

Kawasan Wolowa

Kab. Buton

22 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo Desa Laompo

23 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo (Lanj.) Desa Laompo

24 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo (Lanj.) Desa Laompo

25 Pembangunan Kawasan Agropolitan Laompo (Lanj.) Desa Laompo

26 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru Desa Kamaru

27 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru (Lanj.) Desa Kamaru

28 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru (Lanj.) Desa Kamaru

29 Pembangunan Kawasan Agropolitan Kamaru (Lanj.) Desa Kamaru

30 Penyediaan Infrastruktur Pulau-Pulau Kecil Terpencil

Pulau Kadatua Pulau Kadatua

31 Penyediaan Infrastruktur Pulau-Pulau Kecil Terpencil

Pulau Kadatua (lanj.) Pulau Kadatua

32 Penyediaan Infrastruktur Pulau-Pulau Kecil Terpencil

Pulau Kadatua (lanj.) Pulau Kadatua

33 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas Kec. Batu Atas

34 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas

(Lanj.) Kec. Batu Atas

35 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas

(Lanj.) Kec. Batu Atas

36 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Batu Atas

(Lanj.) Kec. Batu Atas

37 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu Kec. Siompu

38 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu

(Lanj.) Kec. Siompu

39 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu

(Lanj.) Kec. Siompu

40 Peningkatan lingkungan Perumahan Kec. Siompu

(Lanj.) Kec. Siompu

41 PPIP Kab. Buton

42 PPIP Kab. Buton

43 PPIP Kab. Buton

44 PPIP Kab. Buton

II. PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

1 Sarana dan Prasarana RTH Kawasan Kab. Buton

(Lanj.) Kab. Buton

2 Sarana dan Prasarana RTH Kawasan Kab. Buton

(Lanj.) Kab. Buton

3 PSD Tradisional/Bersejarah Kawasan Kab. Buton

(lanj.) Kab. Buton

4 PSD Tradisional/Bersejarah Kawasan Kab. Buton

(lanj.) Kab. Buton

5 PSD Tradisional/Bersejarah Kawasan Kab. Buton

(lanj.) Kab. Buton

6

Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman

tradisional/Bersejarah) Lanjutan

Kws.Mawasangka -

P.Kadatua

7

Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman

tradisional/Bersejarah) Lanjutan

Kws.Mawasangka -

P.Kadatua

8

Sarana dan Prasarana Lingkungan Permukiman (Penataan Lingkungan Permukiman

tradisional/Bersejarah) Lanjutan

Kws.Mawasangka -

(12)

III PENGEMBANGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

1 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah

Terpusat/Skala Kota Kab. Buton

2 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah

Terpusat/Skala Kota (Lanj.) Kab. Buton

3 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah

Terpusat/Skala Kota (Lanj.) Kab. Buton

4 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu

Kota Kabupaten Kab. Buton

5 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu

Kota Kabupaten (Lanj.) Kab. Buton

6 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu

Kota Kabupaten (Lanj.) Kab. Buton

7 Pembangunan Saluran Drainase/ Gorong-gorong di Ibu

Kota Kabupaten (Lanj.) Kab. Buton

8 Pembangunan/Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir

Sampah dan Stasiun Antara Pasarwajo

9 Pembangunan/Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir

Sampah dan Stasiun Antara (Lanj.) Pasarwajo

10 Pembangunan/Peningkatan Tempat Pemrosesan Akhir

Sampah dan Stasiun Antara (Lanj.) Pasarwajo

11 Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Air Limbah

Setempat/Komunal Pasarwajo

12 Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan

Sampah Terpadu Sistem 3R Kawasan Pasarwajo

13 Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan

Sampah Terpadu Sistem 3R Kawasan Pasarwajo

14 Pembangunan Infrastruktur Tempat Pengolahan

Sampah Terpadu Sistem 3R Kawasan Pasarwajo

IV PENGEMBANGAN AIR MINUM

1 Optimalisasi SPAM IKK Wolowa (SPAM dikawasan

MBR) IKK Wolowa

2 Optimalisasi SPAM IKK Sangiwambulu (SPAM

dikawasan MBR) IKK Sangiawambulu

3 Optimalisasi SPAM Pasar Wajo (Mendukung Kaw.

Terpadu Kondoa) Pasarwajo

4 IKK Mawasangka Timur Mawasangka Timur

5 IKK Mawasangka Tengah Mawasangka Tengah

6 IKK Lapandewa Lapandewa

7 IKK Lasalimu Lasalimu

8 SPAM IKK Wolowa (10 l/dtk) Wolowa

9 SPAM IKK Sangiwambulu (10 I/dt) Sangiawambulu

10 SPAM IKK Kadatua Kadatua

11 SPAM IKK Siotapina Siotapina

12 Pembangunan/Peningkatan SPAM IKK IKK Lapandewa

13 SPAM IKK Sampolawa Desa Sampolawa

14 SPAM IKK Siompu Desa Siompu

(13)

8.2. ASPEK SOSIAL

Aspek sosial terkait dengan pengaruh pembangunan infrastruktur bidang Cipta

Karya kepada masyarakat pada taraf perencanaan, pembangunan, maupun

pasca pembangunan/pengelolaan. Pada taraf perencanaan, pembangunan

infrastruktur permukiman seharusnya menyentuh aspek-aspek sosial yang

terkait dan sesuai dengan isu-isu yang marak saat ini, seperti pengentasan

kemiskinan

serta

pengarusutamaan

gender.

Sedangkan

pada

saat

pembangunan kemungkinan masyarakat terkena dampak sehingga diperlukan

proses konsultasi, pemindahan penduduk dan pemberian kompensasi, maupun

permukiman kembali. Kemudian pada pasca pembangunan atau pengelolaan

perlu diidentifikasi apakah keberadaan infrastruktur bidang Cipta Karya tersebut

membawa manfaat atau peningkatan taraf hidup bagi kondisi sosial ekonomi

masyarakat sekitarnya.

Dasar

peraturan

perundang-undangan

yang

menyatakan

perlunya

memperhatikan aspek sosial adalah sebagai berikut:

1.

UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Nasional

:

Dalam rangka pembangunan berkeadilan, pembangunan sosial juga

dilakukan dengan memberi perhatian yang lebih besar pada kelompok

masyarakat yang kurang beruntung, termasuk masyarakat miskin dan

masyarakat yang tinggal di wilayah terpencil, tertinggal, dan wilayah

bencana.

Penguatan kelembagaan dan jaringan pengarusutamaan gender dan

anak di tingkat nasional dan daerah, termasuk ketersediaan data dan

statistik gender.

2.

UU No. 2/2012 tentang Pengadaan UU No. 2/2012 tentang Pengadaan

Lahan bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum

:

Pasal 3: Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum bertujuan

menyediakan

tanah

bagi

pelaksanaan

pembangunan

guna

meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa, negara, dan

masyarakat dengan tetap menjamin kepentingan hokum Pihak yang

Berhak.

3.

Peraturan Presiden No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional Tahun 2010-2014

:

(14)

penciptaan kesempatan kerja, termasuk peningkatan program di bidang

pendidikan, kesehatan, dan percepatan pembangunan infrastruktur

dasar.

Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan gender, peningkatan akses

dan partisipasi perempuan dalam pembangunan harus dilanjutkan.

4.

Peraturan Presiden No. 15/2010 tentang Percepatan penanggulangan

Kemiskinan

Pasal 1: Program penanggulangan kemiskinan adalah kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah dunia usaha, serta

masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin

melalui bantuan sosial, pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan

usaha ekonomi mikro dan kecil, serta program lain dalam rangka

meningkatkan kegiatan ekonomi.

5.

Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender

dalam Pembangunan Nasional

Menginstruksikan

kepada

Menteri

untuk

melaksanakan

pengarusutamaan

gender

guna

terselenggaranya

perencanaan,

penyusunan, pelaksanaan, pemantauan, dan evaluasi atas kebijakan dan

program pembangunan nasional yang

278

berperspektif gender sesuai

dengan bidang tugas dan fungsi, serta kewenangan masing-masing.

Tugas dan wewenang

pemerintah kabupaten/kota terkait aspek sosial bidang

Cipta Karya adalah:

a)

Menjamin

tersedianya

tanah

untuk

kepentingan

umum

di

kabupaten/kota.

b)

Menjamin tersedianya pendanaan untuk kepentingan umum di

kabupaten/kota.

c)

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin melalui bantuan sosial,

pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan usaha mikro dan kecil, serta

program lain dalam rangka peningkatan ekonomi di tingkat

kabupaten/kota.

(15)

8.2.1. Aspek Sosial Pada Perencanaan Pembangunan

Bidang Cipta Karya

A. Kemiskinan

Aspek sosial pada perencanaan pembangunan bidang Cipta Karya diharapkan

mampu melengkapi kajian perencanaan teknis sektoral. Salah satu aspek yang

perlu ditindak-lanjuti adalah isu kemiskinan sesuai dengan kebijakan

internasional MDGs dan Agenda Pasca 2015, serta arahan kebijakan pro rakyat

sesuai direktif presiden.

(16)

Tabel 8.5.

Analisis Kebutuhan Penanganan Rumah Tangga Sasaran (RTS) penduduk Miskin Kabupaten Buton

No Lokasi Jumlah Rumah Tangga Sasaran Kondisi Umum Permasalahan Bentuk Penanganan yang sudah dilakukan Kebutuhan Penanganan

I. Kawasan Kumuh

Perkotaan/ perdesaan Jumlah Rumah Tangga

Sasaran (RTS) Sangat Miskin di Kawasan prioritas

Kondisi Sosial dan Ekonomi

Permukiman kumuh di lokasi ini merupakan squatter settlements dan kota desa (periphery zone). Adapun permasalahannya yakni konsentrasi permukiman yang kurang terkendali dan relatif padat serta kondisi aksesibilitas belum layak. Perkembangan permukiman linear mengikuti pola jalan, sehingga infrastruktur permukiman sulit diwadahi. terdapat spot- spot konsentrasi rumah tidak layak huni. Saluran drainase, pengelolaan limbah cair dan padat kondisinya masih buruk.

1. Program PNPM - Mpd 2013 - Penataan Lingkungan Permukiman

1. Perkotaan Kec. Pasarwajo

Pasarwajo = 419

Sebagian besar bekerja di sektor perdagangan, jasa perkantoran, konstruksi, sektor pertanian dalam arti luas dan sektor informal lainnya.

- Perpipaan (Kaumbu) - Penyediaan prasarana dasar berupa drainase, air bersih,

pengelolaan limbah dan persampahan

- Kondowa, Dongkala, Pasarwajo, Takimpo,

Banabungi, Laburunci

- Jalan lingkungan (Rabat Beton) - Holimombo, Dongkala, Takimpo, Watulea

- Peningkatan Kualitas PSD berupa perbaikan jaringan jalan

- Pembangunan MCK (wolowa)

- Pembangunan Talud Pantai dan reklamasi

Kec. Gu RTS Kec. Gu = 190

- Drainase (Lambusango Timur)

- Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

- Bombonawulu

- Perkerasan Jalan (Gunung

sejuk)

- Watulea - Jalan Usaha Tani (Bangun)

Kec. Batauga RTS Kec. Batauga = 151

(17)

- Laompo

- Rabat Beton (Dongkala,

Takimpo, Watulea)

Kec. Mawasangka

RTS Kec. Mawasangka =

287 •

Kondisi Fisik Bangunan - Pembangunan Jalan

Lingkungan (Holimombo, Gaya

Baru)

- Wasilomata I

Mayoritas bangunan hunian pada lokasi permukiman tidak teratur, dengan ukuran bangunan bervariasi, memiliki kepadatan bangunan cukup tinggi

- MCK (Pasarwajo, Wolowa) '- Drainase (Lambusango Timur) - Perkerasan Jalan (Gunung sejuk)

Kondisi Aksesibilitas

- Holimombo - Koholimombona -

Wasuemba

Mayoritas lokasi permukiman terlayani jaringan jalan yang memadai sehingga pola permukiman mengikuti ruas jalan yang ada. namun sebagian besar kondisi ruas permukaan jalan lingkungan permukiman rusak berat dan sedang

3. Program PNPM - Mpd 2011 '- Drainase (Dongkala,

Kaumbu) - Perkerasan Jalan Lingkungan (Takimpo) - Rabat Beton (Watulea, Sandang Pangan, Lapandewa Makmur, Gaya Baru) - Jalan Lingkungan (Laompo, Bangun) - MCK (Laompo) - Jalan Usaha Tani (Wolowa, Karya Jaya) - Perpipaan (Manuru)

- PAH (Gaya Baru)

Kec. Wolowa RTS Kec. Wolowa = 47

- Wolowa, Kaumbu •

Kondisi Drainase

(18)

Kec. Siotapina

labuandiri, Manuru, Karya Jaya

RTS Kec. Siotapina = 178

ada beberapa wilayah seperti di Kelurahan Bombonawulu dan Watulea terjadi genangan selain disebabkan oleh limpasan air hujan juga rob air laut/pasang surut

Pembangunan Fisik, Modal sosial, dan Ekonomi

Kapontori

Lambusango Timur,

Tuangila RTS Kec. Kapontori = 76 •

Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku

Gunung Sejuk, Todombulu, Sandang Pangan, Bangun,

Tira RTS. Kec. Sampolawa = 304

Mayoritas rumah tangga pada lokasi permukiman sudah terlayani air bersih/baku terlindungi dari perpipaan/non perpipaan (sumur gali)

Pembangunan Fisik, Modal sosial, dan Ekonomi

Lapandewa

Lapandewa Makmur, Gaya

Baru, Burangasi RTS Kec. Lapandewa = 99 •

Kondisi Pengelolaan air limbah

6. APBD Kabupaten Buton

Mayoritas rumah tangga belum memiliki kloset leher angsa yang terhubung septitank atau tidak terlayani MCK/septiktank komunal

- Program Penataan Lingkungan Permukiman Penduduk Perdesaan dan Pembangunan Sarana Prasarana Air Bersih Perdesaan

Kondisi Pengelolaan

Persampahan

Mayoritas lokasi permukiman belum terlayani sistem pengelolaan persampahan

oleh Dinas Kebersihan

2. Kawasan Kumuh Nelayan

Jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) Sangat Miskin di Kawasan prioritas

Kondisi Sosial dan Ekonomi Permukiman kumuh di kawasan ini merupakan permukiman kumuh nelayan. Sebagian besar

(19)

Secara umum pada kawasan prioritas digolongkan dalam ekonomi menengah kebawah, mata pencaharian mayoritas warga sebagai nelayan, sebagian lagi bekerja di sektor industri perikanan, pertanian, konstruksi, perdagangan, dll

bermukim di bibir pantai bahkan sampai menjorok ke laut. Permasalahan yang utama yakni kualitas permukiman yang rendah akibat sarana prasarana permukiman yang tersedia kurang memadai, permasalahan lingkungan akibat buruknya sanitasi dan perilaku masyarakat membuang limbah tidak semestinya. kurangnya fasilitas penunjang perekonomian. masih banyaknya rumah dengan kondisi tidak layak huni.

- Pembangunan Sarana Air Bersih (Waoleona) - Dermaga (Baruta)

- Penyediaan prasarana dasar berupa drainase, air bersih, pengelolaan limbah dan persampahan

Kecamatan Wabula RTS Kec. Wabula = 111 - Jalan Lingkungan (Jalan Setapak)-

Bonelalo dan Talaga Besar, Morikana

- Peningkatan Kualitas PSD berupa perbaikan jaringan jalan

Desa Bajo Bahari - Pembangunan Jembatan Titian (Terapung) - Pembangunan Talud Pantai dan reklamasi

- Talud Pantai (Tolando Jaya, Batubanawa,

Toandona)

- Rehabilitasi Rumah Tidak Layak Huni

Kecamatan Lasalimu RTS Kec. Lasalimu = 90 - Jalan Usaha Tani (Lontoi, Bonemarambe)

Desa Waoleona - Penampung Air Hujan (Banabungi)

Desa Bonelalo -Pembangunan TPI (Batu Atas Timur)

Kecamatan Lakudo RTS Kec. Lakudo = 284 • 2. Program PNPM - Mpd 2011

Desa Mone

- Pembangunan Drainase (Banabungi

Selatan)

- Perkerasan/Penimbunan Jalan Desa (Terapung, Langkomu, Morikana,

Lantongau)

Kec. Mawasangka RTS Kec. Mawasangka = 287 - Pembangunan Talud Pantai (Banabungi,

Bonemarambe)

Desa Terapung

- Pembangunan Jembatan Titian

(Batubanawa)

- pembangunan Jalan Lingkungan (Talaga

Besar)

Kec. Mawasangka Timur RTS Kec. Mawasangka Timur = 31

- Pembangunan Talud Pemecah Ombak

(20)

Desa Batubanawa

Kec. Lasalimu Selatan

RTS Kec. Lasalimu Selatan = 188

Untuk menuju ke lokasi permukiman sebagian besar sdh tersedia jalan raya dengan kondisi rusak berat dan sedang. Sementara kondisi jalan lingkungan khususnya permukiman nelayan terapung biasanya dihubungkan dengan jembatan titian dengan kondisi semi permanen

-Sarana Air Bersih (Waoleona)

Desa Lasalimu - Jalan Setapak (Morikana)

-Pembuatan Tanggul (Batu Atas Timur)

Kec. Talaga Raya RTS Kec. Talaga Raya = 124

- Pembuatan Jalan Rabat Beton (Bonelalo, Batu Atas Timur, Tolando Jaya, Baruta)

Talaga Besar - Tembok Penahan Tanah (Lontoi)

- PAH (Banabungi)

Kecamatan Kadatua RTS Kec. Kadatua = 175

-Jalan Usaha Tani (Bonemarambe,

Morikana))

- Banabungi - Talud Pantai (Batubanawa, Tolandona)

- Banabungi Selatan • Kondisi Drainase

-Pembangunan Jalan Lingkungan (Talaga

Besar)

Mayoritas lokasi permukiman terjadi genangan sesuai dipersyaratkan (tinggi,durasi, dan frekuensi). Sumber genangan selain berasal dari limpasan air hujan juga akibat rob air laut/pasang laut

- Dermaga (Baruta)

Kec. Kapontori RTS Kec. Kapontori = 76 4. Program NUSSP

- Boneatiro

Pembangunan Fisik, Modal sosial, dan Ekonomi

Pembangunan Fisik, Modal sosial, dan

Ekonomi

Kec. Siompu Barat RTS Kec. Siompu Barat = 225 6. APBD Kabupaten Buton

- Molona

Kondisi Pelayanan Air Minum/Baku

- Program Penataan Lingkungan Permukiman Penduduk Perdesaan dan Pembangunan Sarana Prasarana Air Bersih Perdesaan

(21)

Kec. Batu Atas RTS Kec. Batu Atas = 333 lokasi permukiman belum terlayani air bersih/baku terlindungi dari perpipaan/non

perpipaan. Sebagian besar memanfaatkan air hujan dan sumur gali namun Kualitasnya tidak baik ditandai dengan air

yang terasa payau

- Tolando Jaya

- Batu Atas Timur

Kec. Sangiawambulu RTS Kec. Sangiawambulu = 67

- Tolandona

- Baruta

Kec. Mawasangka Tengah

RTS Kec. Mawasangka Tengah =

129

Langkomu, Morikana,

Lantongau

Kondisi Pengelolaan air limbah

Sebagian besar masyarakat masih membuang limbahnya

ke laut

Kondisi Pengelolaan Sampah

Lokasi permukiman tidak terlayani sistem pengelolaan persampahan. Sebagian besar sampah masih dibuang kelaut dan memanfaatkan lahan2

(22)

B. Pengarusutamaan Gender

Selain itu aspek yang perlu diperhatikan adalah responsivitas kegiatan

pembangunan bidang Cipta Karya terhadap gender. Menindaklanjuti hal

tersebut maka diperlukan suatu pemetaan awal untuk mengetahui bentuk

responsif

gender

dari

masing-masing

kegiatan,

manfaat,

hingga

permasalahan yang timbul sebegai pembelajaran di masa datang seperti yang

tertuang pada Tabel 8.6.

Tabel 8.6.

Kajian Pengaruh Pelaksanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya Bagi Pengarasutaan

Gender di Kabupaten Buton

No Program/

Kegiatan Lokasi Tahun

Bentuk Keputusan oleh

perempuan

Manfaat (orang)

Permasalahan yang perlu diantisipasi di

masa datang

1.

Program Pemberdayaan Masyarakat dan pemerintahan desa

PNPM

Perdesaan Kec. Pasarwajo

Kombeli 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 15

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 75

Takimpo 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 100

Wagola 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 100

Banabungi 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 18

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 90

Kondowa 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Wolowa 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Matawia 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 100

(23)

Perempuan Pelaksaanaan, pengawasan

Suka Maju 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 15

Simpan Pinjam

Perempuan 31

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 155

Sampuabalo 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Matanauwe 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 16

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 80

Kumbewaha 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 18

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 90

Karya Jaya 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 19

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 95

Labuandiri 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Walompo 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 23

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 115

Manuru 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Sumber Sari 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Simpan Pinjam

Perempuan 15

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 75

Sumber Agung 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 100

Harapan Jaya 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Kinapani Makmur 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Ambuau Indah 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 32

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 160

Umalaoge 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Lasalimu 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Siomanuru 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 17

Perencanaan, Pelaksaanaan,

(24)

Siotapina 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 15

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 75

Mega Bahari 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 17

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 85

Wajah Jaya 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Mulia Jaya 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Sangia Arano 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Waoleona 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Wagari 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 100

Lawele 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 19

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 95

Suandala 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 15

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 75

Toga Mangura 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Lasembangi 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 32

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 160

Bonelalo 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 14

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 70

Wasuamba 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 16

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

(25)

Perempuan Pelaksaanaan, pengawasan

Wawoangi 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 130

Lipu Mangau 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Burangasi 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 32

Simpan Pinjam

Perempuan 36

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Tolando Jaya 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Batu Atas Barat 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Batu Atas Timur 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 175

Taduasa 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Lawela Selatan 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 23

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 115

Lakambau 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan,

(26)

pengawasan

Karae 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Katampe 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Watuampara 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 24

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 120

Mbanua 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 23

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 115

Lamaninggara 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Banabungi 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 32

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 160

Lipu 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 130

Marawali 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Uwemaasi 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Kapoa Barat 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 31

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 155

Waonu 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 32

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 160

Kaofe 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 34

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 170

Kapoa 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 23

Simpan Pinjam

Perempuan 34

Perencanaan, Pelaksaanaan,

(27)

Bantea 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 175

Bombonawulu 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 40

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 200

Walando 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 24

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 120

Waara 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Madongka 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Wanepanepa 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Mone 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 29

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Matanaeo 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Baruta Analaki 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Kec. Mawasangka Tengah

Langkomu 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Lanto 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Lakorua 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 31

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 155

Lantongau 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Perencanaan,

(28)

pengawasan

Morikana 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Watorumbe Bata 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Watorumbe 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Gundu-Gundu 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 21

Simpan Pinjam

Perempuan 18

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 90

Wambuloli 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 17

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 85

Bonemarambe 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 15

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 75

Lasori 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 18

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 90

Inulu 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 100

Wantopi 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 21

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 105

Bungi 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Batubanawa 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 175

Talaga Dua 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 165

Talaga Besar 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 37

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 185

Wulu 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 165

Kokoe 2011

Simpan Pinjam

Perempuan 31

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 155

(29)

Kec. Wabula

Wabula 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Holimombo 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Wasuemba 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Wasampela 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Koholimombona 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Lasalimu 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 130

Siomanuru 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 29

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 145

Siontapina 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Mega Bahari 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 31

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 155

Wajah Jaya 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 32

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 160

Mulia Jaya 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 130

Sangia Arano 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 18

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 100

Wagari 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Wasuamba 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Perencanaan, Pelaksaanaan,

(30)

Kamaru 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 17

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 85

Lasembangi 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 15

Simpan Pinjam

Perempuan 16

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 80

Bukit Asri 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 15

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 75

Wakuli 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 18

Simpan Pinjam

Perempuan 24

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 120

Jaya Bakti 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Gunung Sejuk 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Bahari 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Gerak Makmur 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 23

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Simpan Pinjam

Perempuan 24

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Taduasa 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 32

Perencanaan, Pelaksaanaan,

(31)

Batu Atas Timur 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 175

Batu Atas Barat 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Tolando Jaya 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Wambongi 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 165

Wacuala 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Simpan Pinjam

Perempuan 40

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 200

Lakambau 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 175

Masiri 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 32

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 160

Busoa 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 165

Majapahit 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 37

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 185

Laompo 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 38

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Karae 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Biwinapada 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Nggulanggula 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 130

Kaimbulawa 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Wakinamboro 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 24

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 120

Batuawu 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Lontoi 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 23

Perencanaan,

(32)

pengawasan

Kec. Siompu Barat

Molona 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Katampe 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 21

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 105

Watuampara 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 100

Lalole 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 23

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 115

Mbanua 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 130

Lamaninggara 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Waonu 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 165

Mawambunga 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 175

Kapoa Barat 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 165

Kapoa 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 32

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 160

Uwemaasi 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 31

Simpan Pinjam

Perempuan 40

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 200

Wongko Lakudo 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 175

Wanepa Nepa 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 165

One Waara 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 175

Waara 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

(33)

Kec. Sangia Wambulu

Baruta Analaki 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 23

Matanaeo 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 130

Baruta 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Watolo 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Kancebungi 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Napa 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Gumanano 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 24

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 120

Wasilomata II 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Mawasangka 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Kanapa Napa 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 28

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 140

Dahiango 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 29

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 145

Polindu 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Tanailandu 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Lanto 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 21

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 105

Lalibo 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

(34)

Perempuan Pelaksaanaan, pengawasan

Lantongau 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 100

Lakorua 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 24

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 120

Watorumbe 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 130

Watorumbe Bata 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Bonemarambe 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 125

Batubanawa 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 29

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 145

Inulu 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Wambuloli 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 21

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 105

Lagili 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 20

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 100

Bungi 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 16

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 80

Wantopi 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 19

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 175

Talaga Dua 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 30

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 150

Talaga Besar 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 165

Wulu 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 36

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 180

Kokoe 2012

Simpan Pinjam

Perempuan 39

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 195

(35)

Kec. Wolowa

Wolowa Baru 2013

Simpan Pinjam

Perempuan 25

Simpan Pinjam

Perempuan 35

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 175

Balimu 2013

Simpan Pinjam

Perempuan 31

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 155

Mopaano 2013

Simpan Pinjam

Perempuan 33

Simpan Pinjam

Perempuan 23

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 115

Bukit Asri 2013

Simpan Pinjam

Perempuan 29

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 145

Wakuli 2013

Simpan Pinjam

Perempuan 21

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Biwinapada 2013

Simpan Pinjam

Perempuan 26

Simpan Pinjam

Perempuan 27

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 135

Watuampara 2013

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Lalole 2013

Simpan Pinjam

Perempuan 24

Simpan Pinjam

Perempuan 22

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 110

Lipu 2013

Simpan Pinjam

Perempuan 24

Perencanaan, Pelaksaanaan,

pengawasan 120

Marawali 2013

Simpan Pinjam

Perempuan 29

Perencanaan,

Gambar

Tabel 8.1. Kriteria Penapisan Usulan Program /Kegiatan Bidang Cipta Karya
Tabel 8.2. Penapisan Rencana Kegiatan Wajib AMDAL
Tabel 8.3.
Tabel 8.4.
+4

Referensi

Dokumen terkait

Ketidakmampuan A untuk menjalin hubungan dengan seorang perempuan termanifestasi dari perilaku A saat berpacaran dengan perempuan, seperti A tidak memiliki

Jumlah pasangan yang diperlukan tergantung pada peluang karakteristik p, jumlah bit subkey yang dihitung serentak,k, jumlah rata-rata per pasangan yang

Setelah didapat persamaan numerik dengan menggunakan metode beda hingga, maka dapat diberikan simulasi numerik dari persamaan (4.5.6) untuk menggambarkan

sebuah realita yang sering menjadi penghambat dari tercapainya kehidupan harmonis yang keberadaanya tidak bisa dilupakan adalah sangat majemuknya kehidupan manusia baik dari

Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki

KESATU : Membentuk Komisi Hasil Perikanan yang terdiri dari Pelindung, Pengarah, Subkomisi yang meliputi Tuna, Udang, Rumput Laut, Ikan Hias, Mutiara, dan Catfish

Perempuan dengan pendidikan yang lebih tinggi cenderung memiliki pengetahuan kesehatan dan gizi yang lebih baik, termasuk untuk merawat anak.. Ada korelasi yang positif

Kemudian hubungan itu dirinci dalam soal apa saja informasi dan sifat informasinya.Model ini kemudian menjadi peta tentang alur informasi di seputar organisasi