1
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS
(STAD) PADA KELAS III DI MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
BUNGA APRIELLA 115 12 064
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
3
PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS
(STAD) PADA KELAS III DI MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
BUNGA APRIELLA 115 12 064
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
7
MOTTO DAN PERSEMBAHAN “ َّه َجنا ىَنِإ اًقْيِرَط ُوَن ُالله َمَّهَس,اًمْهِع ِوْيِف ُسِمَتْهَياًقْيِرَط َكَهَس ْهَمَو”
“Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,
maka Allah memudahkannya mendapat jalan ke syurga
8
PERSEMBAHAN
Tiada yang Maha pengasih dan maha Penyayang selain Engkau ya Allah,
Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Mu ya Allah, saya bisa
menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ku persembahkan untuk :
1. Orang tuaku tersayang (Papa Sukarji dan Mama Nilamani) yang telah mengiringi
perjalanan hidupku dengan untaian doa yang tulus, kasih sayang yang berlimpah,
semangat serta dukungan moril dan material.
2. Pakde dan bude ku tercinta ( Pakde Sukardi dan Bude B.Dathing ) yang tak
henti-hentinya mengajari ku arti kehidupan, keprihatinan dan kedisiplinan.
3. Alm dan Almh Mbah (Sujono dan Karyati) yang selalu memberikan
wejangan-wejangan agar semangat dalam meraih kesuksesan.
4. Kakakku (Wulan) dan adik-adik ku (Digdo, Dila, dan adek Nining) yang telah
memberikan motivasi dan support untukku.
5. Ayah Dudy istiyarto yang telah memberikan ku semangat yang luar biasa
sehingga aku mampu menyelesaikan skripsi ini hingga gelar S.Pd ini aku
dapatkan, terimakasih juga atas kesabaran mu yang tak pernah sedikitpun kamu
menyerah membimbing dan mensuport ku.
6. Orang tua angkat ku (Bpk Marjuki dan Ibu Ari Sih Mulyani). Terimakasih atas
dukungan kalian, dan telah menganggapku seperti anak kalian.
7. Keluarga baru ku di Kalibeji terimakasih sudah memberi dukungan kepada ku,
9
8. Tengtengcrit (Mb Asyiah, Mb Nucha, Mb Idha, Dania, Lina, Afi, Rokha, Kaffi
dan Ulil) beserta keluarga besar, terimakasih banyak karena kalian sudah
mewarnai hari-hari indah dalam kebersamaan, yang bersedia menampung tawa
dan air mata, saling mensuport, dan menghibur setiap hari. kita adalah keluarga.
9. Teman satu atap ku (Panda, Dwy, Iva, dan Masadah) terimakasih sudah
mendukung aku.
10.Saudari cantikku (Ely Ismawati) terimakasih atas suportnya.
11.Adek-adek kontrakan Kembang Arum. Terimakasih sudah memberi semangat
untuk mbak.
12.Keluarga besar PGMI IAIN Salatiga angkatan Tahun 2012, yang selalu
memberikan dukungan dalam perjalanan menimba ilmu pengetahuan.
13.Teman-temanku semuanya yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu terimakasih
kalian sudah mengisi hari-hariku terimakasih atas semangatnya.
Karena kalian semualah aku dapat menyelasaikan skripsi ku ini dengan baik.
Terimakasih semuanya,… kalian adalah penyemangat dalam hidupku…
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas karunianya sehingga
penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa
terlantunkan untuk Rosulullah Muhammad SAW yang menjadi sebaik-baiknya
panutan. Penelitian yang diberi judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU
10
PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT
DIVISIONS(STAD) PADA KELAS III DI MI TARBIYATUL ISLAMIYAH
NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN
2016/2017”, pada dasarnya adanya penelitian ini ditujukan untuk memperbaiki dan
menyempurnakan penerapan model pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh
guru pengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dengan sasaran akhir
adalah meningkatkan hasil belajar siswa.
Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, dilaksanakan
dalam 2 (dua) siklus, dimana pada akhir siklus kedua penerapan model Student Team
Achievement Division (STAD) ini dapat membuahkan hasil, dan hasil belajar siswa di
MI Tarbiyatul Islamiyah Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga meningkat dengan
cukup memuaskan.
Peneliti menyadari skripsi ini jauh dari sempurna dan tanpa bantuan dari
berbagai pihak takkan mungkin terselesaikan. Oleh karenanya sudah sepantasnya
pada kesempatan ini peneliti sampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan
kesempatan serta saran yang membangun kepada peneliti.
4. Ibu Dra. Nur Hasanah,M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu
11
5. Dosen serta staff IAIN Salatiga yang sudah membantu.
6. Kepala Madrasah (Bapak Drs. Marno), Wali kelas III (Bapak Abdul
Wahab S.Ag), Semua guru dan anak-anak kelas III MI Tarbiyatul
Islamiyah Noborejo yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk
penelitian.
Jazakumullah akhsanal jaza’, Robbuna jualah yang akan membalas semua
kebaikan. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti persembahkan hasil
penelitian yang masih jauh dari keadaan sempurna ini kepada seluruh insan
pendidikan. Kritik dan saran dari pembaca yang budiman, sangat peneliti nantikan
dengan tangan terbuka.
Salatiga, 27 Maret 2017
Peneliti
Bunga Apriella
12 ABSTRAK
Apriella, Bunga. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Makhluk Hidup Melalui Model Pembelajaran Koopertaif Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas III Di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Nurhasanah M.pd
Kata Kunci : Hasil Belajar Model Student Team Achievement Division (STAD)
Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatia pada materi makhluk hidup. Berdasarkan pengamatan awal diketahui nilai rata-rata siswa kelas III 53,5 dengan KKM 70. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa yaitu pembelajaran IPA belum dikemas dengan baik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Makhluk Hidup pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2016/2017?
Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga dengan jumlah 24 siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran IPA kelas III. Data hasil penelitian diperoleh dari lembar obserfasi, tes formatif dan dokumentasi pada pembelajaran IPA materi makhluk hidup.
13 DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
LOGO...ii
HALAMAN JUDUL... iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv
PENGESAHAN KELULUSAN ... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... vii
MOTTO ... viii
PERSEMBAHAN ... ix
KATA PENGANTAR ... x
ABSTRAK ... xii
DAFTAR ISI... xiii
DAFTAR TABEL...xv
DAFTAR GAMBAR...xvi
DAFTAR LAMPIRAN...xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
14
E. Manfaat Penelitian ... 6
F. Definisi operasional ... 8
G. Metode Penelitian ... 9
H. Teknik Analisis Data ... 14
I. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ...17
B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... ... 24
C. Materi Makhluk Hidup... ... 36
D. Model Student Team Achievement Divisions (STAD).. ... 46
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI ... 55
B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Siklus I ... 61
2. Siklus II ... 67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pra Siklus.. ... 74
2. Data Siklus I ... 76
3. Data Siklus II... 81
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 87
BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ... 91
15
DAFTAR TABEL
2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 36
2.2 Perbedaan Makhluk Hidup ... 37
2.3 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 50
3.1 Daftar Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 56
3.2 Data Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 58
3.3 Nama-nama Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 58
3.4 Sarana Prasarana MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 60
4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ... 74
4.2 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 76
4.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ... 78
4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I ... 79
4.5 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 81
4.6 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ... 83
4.7 Hasil Tes Formatif Siklus II ... 84
16
Siklus II ... 87
17
DAFTAR GAMBAR
1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan (PTK) ... 11
18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I ... 95
Lampiran 2 Lembar Observasi Kemampuan Guru Siklus I...108
Lampiran 3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I...111
Lampiran 4 Lembar Soal Diskusi Kelompok (STAD) Siklus I...113
Lampiran 5 Lembar Observasi Aktifitas Kelompok (STAD) Siklus I...114
Lampiran 6 Lembar Data Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I...115
Lampiran 7 RPP Siklus II ... 116
Lampiran 8 Lembar Observasi Kemampuan Guru Siklus II ... 134
Lampiran 9 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ... 137
Lampiran 10 Lembar Soal Diskusi Kelompok (STAD) Siklus II...139
Lampiran 11 Lembar Observasi Aktifitas Kelompok (STAD) Siklus I ... 140
Lampiran 12 Lembar Hasil Tes formatif Siklus II ... 141
Lampiran 13 Foto Dokumentasi Kegiatan ... 143
Lampiran 14 Lembar Pembimbing Skripsi ... 148
19
Lampiran 16 SK Penelitian...150
Lampiran 17 SK Kegiatan ... 152
Lampiran 18 Lembar Konsultasi Pembimbing ... 157
20 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berupaya mencari
pengetahuan tentang alam secara sistematis. Sehingga ilmu pengetahuan alam
bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep, fakta atau
prinsip saja, tetapi merupakan sebuah proses penemuan yang diharapkan menjadi
sebuah media untuk mengenali diri sendiri serta lingkungannya.
Pentingnya pendidikan memberikan kesempatan kepada
lembaga-lembaga pendidikan yang ada untuk menjadi tempat menimba ilmu. Salah
satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah yang mempunyai peran penting dalam
membentuk karakter seorang anak, supaya menjadi pribadi yang cerdas dan
berakhlakul karimah. Selain itu setiap umat muslim baik laki-laki maupun
perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu sebagai bekal di dunia maupun di
akhirat kelak. Seperti yang pernah disabdakan Rasulullah saw dalam hadist yang
diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Barr :
َمُهِعْنا ُبُهْطُا : َمَّهَسَو ِوْيَهَع ُالله ىَّهَص ِالله ُلْىُسَر َلاَق : َلاَق ُوْنَع ُالله َيِضَر ٍساَّبَع ِهْبِا ْهَع
َكِئ َلََمْنا َّنِا ٍةَمِهْسُم َو ٍمِهْسُم ِّمُك ىَهَع ٌةَضْيِرَف َمْهِعْنا َبَهَط َّنِاَف ِهْيِّصنااِب ْىَنَو
ُعَضَت َة
21 Artinya:
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Carilah ilmu
sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi
seorang muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat
menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap
amal perbuatannya”. (H.R Ibnu Abdul Barr).
Pentingnya ilmu bagi setiap manusia menjadikan peneliti merasa perlu
mengembangkan pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan siswa,
terutama pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi makhluk hidup di
sampaikan kepada siswa bertujuan memberikan pemahaman tentang pengertian
makhluk hidup, ciri-ciri makhluk hidup serta pengelompokkan makhluk hidup
sehingga memerlukan strategi penangan khusus dalam mengatasinya.
Melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru ditemukan
beberapa faktor yang mempengaruhi siswa mendapatkan nilai di bawah KKM
(Kriteria Ketuntasan Minimal), seperti rendahnya pemahaman siswa tentang
materi pembelajaran, dan kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran mengakibatkan minat belajar siswa menjadi rendah, yang
berpengaruh pada keaktifan mereka di kelas. Sebagai pendidik guru harus
memiliki kreativitas dalam mengajar, sehingga suasana pembelajaran menjadi
22
mengikuti proses pembelajaran, sehingga komunikasi antara siswa dengan guru
dapat berjalan dengan baik.
Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai ulangan siswa,
kemudian peneliti berdiskusi dengan guru mengenai model pembelajaran yang
tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penggunaan model pembelajaran
yang tepat dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat
meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang diperlukan adalah
model yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Sehingga siswa
dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Melalui diskusi yang telah
dilakukan peneliti dengan guru, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan
model Student Team Achievement Division (STAD) sebagai solusi yang tepat
dalam permasalahan yang ada di kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.
Penerapan model Student Team Achievement Division (STAD) dalam
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terutama pada materi Makhluk Hidup
diharapkan mampu memupuk motivasi siswa dalam belajar. Kegiatan kelompok
dengan cara saling membantu merupakan dasar model Student Team
Achievement Division (STAD), selain menjadikan anak lebih aktif dalam proses
pembelajaran juga dapat menumbuhkan sikap saling percaya dalam sebuah
kelompok.
Secara garis besar, model Student Team Achievement Division (STAD)
23
saling membantu satu sama lain. Adanya kerjasama yang baik dalam sebuah
kelompok dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang
disampaikan oleh guru. Langkah awal guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok, dengan setiap kelompok beranggotakan empat orang secara heterogen
(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain). Setelah diadakan
kuis, guru memberikan soal untuk mengevaluasi seluruh kegiatan pembelajaran
yang sudah dilakukan. Hal ini dilakukan agar guru dapat mengetahui sejauh
mana tingkat pemahaman siswa tentang materi makhluk hidup.
Dari permasalahan tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan
penelitian dengan mengambil judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR
ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM
ACHIEVEMENT DEVISIONS (STAD) PADA KELAS III DI MI
TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016/2017”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah apakah dengan
menggunakan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi
Makhluk Hidup pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo
24 C. Tujuan Masalah
Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui
bahwa dengan menggunakan model STAD (Student Team Achievement
Devisions) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Makhluk Hidup pada
siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga tahun 2016/207.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis
penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan model Student Team
Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) materi Makhluk Hidup pada kelas III MI
Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun
ajaran 2016/2017.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model STAD ini dapat dikatakan efektif apabila hasil yang
diharapkan dapat tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai
berikut:
a. Secara Individu:
Adanya peningkatan prestasi belajar matematika materi pecahan yang
25 b. Secara Klasikal :
Ketuntasan siswa secara klasikal dalam materi pecahan yang mencapai
presentase nilai 85% sisa mencapai KKM. (Daryanto, 2011: 191)
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan yang ilmiah
dalam khasanah keilmuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan.
Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya ilmiah,
dan memberikan sumbangan pikiran bagi lembaga dimana tempat
mahasiswa menimba ilmu.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan manfaat
yang baik yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu:
a. Manfaat bagi siswa
1) Menumbuhkan motivasi dan semangat baru untuk mengikuti
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
2) Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar
mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
3) Meningkatkan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
4) Meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam memahami
26 b. Manfaat bagi guru
1) Meningkatkan kreativitas guru dalam melakukan pendekatan
terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi
makhluk hidup.
2) Guru mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses
pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah
yang tepat.
3) Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas
dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam
menyelesaikan soal Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi
Makhluk Hidup.
c. Manfaat bagi sekolah
1) Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada
sekolah dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA).
2) Meningkatkan kualitas pendidikan.
3) Sebagai masukan bagi sekolah untuk melakukan pembinaan guru
dalam inovasi dan implementasi pendekatan-pendekatan
27 F. Defenisi Operasional
Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan
pemahaman serta agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap judul diatas maka
dijelaskan di bawah ini :
1. Hasil belajar
Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh
anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Susanto
(2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor
sebagai hasil dari kegiatan belajar. Jadi Pengertian hasil belajar adalah nilai
yang diperoleh setelah proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
2. Ilmu Pengetahuan Alam
IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena
alam.IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan
fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan
ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan
menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA
merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan
dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam
hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran
matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Jadi, IPA adalah
28
konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu
rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
3. Makhluk Hidup
Sedangkan Makhluk Hidup merupakan salah satu materi pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu sesuatu yang memiliki lima ciri-ciri
yaitu berevolusi, menanggapi rangsang, bereproduksi, mengadakan
metabolisme, dan bersifat rumit.
4. Student Team Achievement Devisions (STAD)
Model Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah
satu pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok
kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara
heterogen (Trianto, 2007:52).
Gagasan utama dari STAD adalah memacu siswa agar saling
mendorong dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan
yang diajarkan oleh guru. Jadi pembelajaran kooperatif model Student
Team Achievement Division (STAD) mengajarkan siswa untuk bekerja
sama dengan satu timnya dalam hal mempelajari materi yang disampaikan
oleh guru.
G. Metodologi Penelitian
1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Rancangan penelitian hendaknya bisa digunakan untuk memperbaiki
29
dan dirancang dengan baik. Sebenarnya banyak rancangan penelitian
tindakan kelas, pada skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian dari
Kesuma (2013: 6) ada empat tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan
kelas, yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan Tindakan (Planning)
Sebelum melakukan perencanaan, hendaknya guru mengumpulkan
informasi yang diperlukan tentang pengetahuan siswa sebelumnya
mengenai pelajaran yang akan dibahas. Perencanaan tindakan yaitu
suatu perencanaan dalam bentuk penyusunan perangkat pembelajaran
berdasarkan hasil evaluasi dan hasil pelaksanaan refleksi awal.
b. Pelaksanaan Tindakan (Action)
Peneliti melaksanaan tindakan sesuai skenario pembelajaran yang
tertuang dalam RPP. Kemudian dilaksanakan di kelas, dan selama
proses pembelajaran dilakukan observasi atau pengamatan.
c. Observasi (Observation)
Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas. Mulai
dari bagaimana reaksi siswa hingga hasil evaluasi, apakah sesuai atau
tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan
demikian siswa dan guru dapat berkolaborasi untuk dapat memahami
satu sama lain mengenai proses pembelajaran di kelas dan apa yang
sesuai dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran yang
30 d. Refleksi (Reflection)
Guru melakukan refleksi terhadap hasil observasi. Refleksi yang
dilakukan bisa berupa catatan atau kekurangan dari metode yang
digunakan dalam pembelajaran. Dari kekurangan atau 77 kelemahan
yang ditemukan, guru kemudian melakukan inovasi terhadap metode
yang digunakan sebelumnya atau menambah metode baru untuk
memenuhi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK
(Kesuma, 2013: 35)
hasil reflesi masuk ke siklus 2
hasil reflesi masuk ke siklus 3
Dan seterusnya hingga tujuan pembelajaran tercapai
31 2. Lokasi Penelitian
Penelitian tindakan kelas MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ini
dilaksanakan di:
Kecamatan : Argomulyo
Kota : Salatiga
Provinsi : Jawa Tengah
3. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa
kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota
Salatiga Tahun Pelajaran 2016-2017 dengan jumlah siswa 24. Serta Bapak
Abdul Wahab, S.Ag selaku wali kelas sekaligus kolaborator peneliti.
Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA) materi Makhluk Hidup dengan menggunakan metode (STAD)
Student Team Achievment Devisions.
4. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik
pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi
Observasi yaitu proses pengambilan data dalam penelitian dimana
penelitian atau pengamat melihat situasi pembelajaran secara langsung.
Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang
32
dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi
dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga
obyek-obyek alam yang lain. (Sugiyono, 2011:145).
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi perlu digunakan untuk memperoleh data
tentang sarana dan prasarana, alat atau media yang digunakan dan lain
sebagainya yang dianggap penting. Dokumen dapat berupa bentuk
tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.
(Sugiyono, 2011: 240).
c. Wawancara
Wawancara digunakan untuk memperoleh data dan atau informasi
yang lebih rinci untuk melengkapi data hasil observasi. Sifat dari teknik
pengumpulan data yang berupa wawancara yaitu berupa metode
penunjang dalam terlaksananya penelitian.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian.
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu
sebagai berikut:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengamati secara langsung
33 b. Soal Tes
Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil akhir Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM). Soal tes terdiri dari soal tertulis dan soal lisan.
c. Silabus
Silabus di buat oleh pemerintah dan dijadikan sebagai panduan guru
untuk membuat RPP.
d. RPP
RPP yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan
sebagai pegangan guru saat mengajar agar pembelajaran sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai.
e. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka untuk memenuhi
standar kompetensi yang telah ditetapkan.
H. Teknik Analisis Data PTK
Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan
menggolongkan data untuk menjawab permasalahan, tema apa yang dapat
ditemukan pada data ini dan seberapa jauh data ini dapat menyokong tema
tersebut (Basrowi dan Suwandi, 2008:131). Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya
berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas.Analisis data dalam kegiatan belajar
34
sedangkan untuk ranah kognitif analisis data menggunakan hasil belajar yang
diperoleh dari hasil tes siswa.
Penelitian ini menggunakan analisa data dengan rumus sebagai berikut:
a. Untuk Menghitung nilai rata-rata kelas
Keterangan :
M : Nilai rata-rata
: Jumlah nilai semua siswa
: Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 264-265)
b. Dalam menghitung Presentase Ketuntasan Klasikal dapat dihitung
menggunakan rumus seperti berikut (Daryanto,2011: 192):
P =
χ 100%
I. Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator, manfaat, definisi
operasional, metode penelitian, teknik analisis data dan sistematika penulisan.
35 BAB II : Kajian Pustaka
Berisi tentang penjabaran hasil belajar, materi makhluk hidup, dan model
Student Team Achievement Division (STAD).
BAB III : Pelaksanaan Penelitian
Berisi pelaksaan penelitian, subyek penelitian, deskripsi siklus I dan
deskripsi siklus II.
BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berisi tentang keadaan umum, dan pemaparan rata-rata serta persentase dari
siklus ke siklus.
BAB V : Penutup
Berisi kesimpulan dan saran-saran.
36 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan
makhluk lain telah dikaruniai akal dan hati oleh Allah SWT. Akal dan hati
yang dimiliki manusia harus dapat digunakan dengan baik, karena setiap
hari manusia melakukan proses belajar yang berlangsung secara alamiah.
Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh
pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan
mengokohkan kepribadian. (Haryanto, 2011: 9). Adanya proses belajar
yang dilakukan secara bertahap dapat menimbulkan hasil belajar yang
berupa perubahan atau kemampuan baru pada diri seseorang.
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar dan
perubahan-perubahan yang terjadu pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Pengertian tentang hasil belajar bagaimana diuraikan di atas dipertegas
oleh K. Brahim (dalam Susanto 2013:5) yang menyatakan bahwa hasil
belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam
mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang
37
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai
dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi atau
penilaian yang dapat dijadikan tindak lanjut, atau bahkan cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak
saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan
keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup
segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan,
sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diberikan kepada siswa (Susanto, 2013:5-6).
Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah
kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena
belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha
untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.
Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan intruksional.Untuk mengetahui apakah
hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki
dapat diketahui melalui evaluasi (Susanto, 2013:5). Evaluasi dilakukan
pada akhir proses pembelajaran.
2. Macam-masam Hasil Belajar
Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi aspek
kognitif, aspek psikomotorik, dan sikap siswa aspek efektif. Untuk lebih
38 a. Aspek Kognitif
Adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir,
mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan
komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluative.
Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan
pembelajaran berkenan dengan proses mental yang berawal dari
tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yakni
evaluasi (Suprihatiningrum,2010:39).
b. Aspek Psikomotorik
Psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan
keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana
kedua dominan yang lain, dominan ini juga mempunyai berbagai
tingkatan.
c. Aspek Efektif
Adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat
dan apresiasi. Menurut Uno dalam (Suprihatiningrum,2010:39) ada
lima tingkat afeksi dari yang paling sederhana ke yang kompleks,
yaitu kemauan menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan,
penerapan karya, serta ketekunan dan ketelitian. Menurut Depdiknas
(dalam Suprihatiningrum,2010:38) aspek yang biasa dinilai di sekolah,
yaitu sikap, minat, nilai dan konsep diri, yang akan dijabarkan sebagai
39 1) Sikap
Sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu
objek. Objek ini bias berupa kegiatan atau mata pelajar. Sikap
siswa terhadap mata pelajaran, misalnya sains, harus lebih positif
setelah siswa mengikuti pelajaran lebih positif dibanding sebelum
mengikuti pelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator
keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Untuk itu, guru harus membuat rencana pembelajaran termasuk
pengalaman belajar siswa yang memuat sikapnya menjadi lebih
positif.
2) Minat
Minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat
siswa terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan
untuk meningkatkan minat siswa terhadap suatu mata pelajaran.
Sekolah yang memenuhi keinginan siswa akan mampu
meningkatkan minat siswa terhadap suatu objek atau kegiatan.
Oleh karena itu, disarankan agar tujuan pembelajaran seperti yang
tercantum pada kompetensi dasar harus disertai dengan
peningkatan minat siswa, walau tidak tertulis, tetapi dalamnya
40 3) Nilai
Nilai adalah keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek
atau kegiatan, misalnya keyakinan akan kemampuan siswa.
Kemungkinan ada yang berkeyakinan bahwa prestasi siswa sulit
untuk ditingkatkan.Nilai menjadi pengatur penting dari minat,
sikap, dan kepuasan.Oleh karenanya sekolah harus menolong siswa
menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi siswa.
4) Konsep diri
Konsep diri digunakan untuk menentukan jenjang karier
siswa, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri
sendiri, maka biasa dipilih alternative karier yang tepat bagi diri
siswa.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut teori Gestalt (dalam Susanto,2013:12), belajar merupakan
suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak
mengalami perkembangan.Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu,
baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari
lingkungannya.Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh
dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti
kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan
41
sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber
belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.
Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang di
dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi
rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.
Menurut Ruseffendi (dalam Susanto, 2013:14-18) mengidentifikasi
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu:
a. Kecerdasan anak
Kemampuan intelegensi seseorang sangat memengaruhi terhadap
cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau
tidaknya suatu permasalahan. Kemampuan merupakan potensi dasar
bagi pencapaian hasil belajar yang dibawa sejak lahir.
b. Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan di
mana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana
mestinya. Setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan
bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan
ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak.
c. Bakat Anak
Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk
42
tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya
prestasi belajar.
d. Kemauan Belajar
Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia
belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupannya
kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung
jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar
yang diraihnya.
e. Minat
Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang
mempunyai minta besar terhadap suatu pelajaran, akan memusatkan
perhatiannya terhadap materi yang memungkinkan siswa tadi untuk
belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.
f. Model Penyajian Materi Pelajaran
Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak
membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa
tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.
g. Pribadi dan Sikap Guru
Siswa pada umumnya dalam melakukan belajar tidak hanya
melalui bacaan atau melalui guru saja, tetapi bisa juga melalui
43 h. Suasana Pengajaran
Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis
antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di
antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses
pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat
meningkat secara maksimal.
i. Kompetensi Guru
Guru yang profesional sangat dibutuhkan untuk membantu
siswa dalam proses belajar. Guru yang profesional adalah guru yang
memiliki kompeten dalam bidangnya dang menguasai dengan baik
bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar
mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan
semestinya.
j. Masyarakat
Lingkungan masyarakat ikut mempengaruhi kepribadian siswa,
karena dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku
manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan.
B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun
44
eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu
dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini
terkenal dengan nama metode ilmiah (Salirawati, 2011:21). Metode
ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis untuk
memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah merupakan
dasar metode yang digunakan di dalam IPA (Aly dan Rahma, 2013:18) .
Kamus Fowler (dalam Djojosoediro,2005:17), natural science
didefinisikan sebagai systematic and formulated knowledge dealing with
material phenomena and based mainly on observation and induction
yang diartikan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai
pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan
gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil
pengamatan dan induksi”. Sumber lain menyatakan bahwa natural
science didefinisikan sebagai a pieces of theoritical knowledge atau
sejenis pengetahuan teoritis.
IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena
alam.IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek
dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan
ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan
45
merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan
dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam
hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran
matematis dan analisis data terhadap gejalagejala alam.Dengan demikian,
pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam
yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji
kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.
2. Tujuan Pembelajaran IPA
Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut :
a. Meningkatkan keyakianan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam
ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat ditetapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran
terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan
46
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
(Puspitasari dan Hardini,2012:151)
3. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri
sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin ilmu selain mempunyai
ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun ciri umum
dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta
aturan yang yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya.
Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan
bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan
dimengerti untuk komunikasi. Sebagai ilmu, IPA memiliki karakteristik
yang membedakannya dengan bidang ilmu lain. Ciri-ciri khusus tersebut
dipaparkan berikut ini:
a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat
dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode
47
penemunya. Contoh: nilai ilmiah “perubahan kimia” pada lilin yang
dibakar. Artinya benda yang mengalami perubahan kimia,
mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat
dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau
tidak dapat dikembalikan ke sifat semula.
b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara
sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada
gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya
ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh
munculnya “metode ilmiah” (scientific methods) yang terwujud
melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai
dan “sikapi lmiah” (scientific attitudes).
c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun
dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan
observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,
eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait
antara cara yang satu dengan cara yang lain.
d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan
baganbagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil
eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi
48
e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.
Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses
merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;
metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis,
perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian
hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan
penarikan kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan metode atau
kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap
merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk
hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru
yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar
4. Karakteristik Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses
penemuan. Pemahaman tentang karakteristik IPA ini berdampak pada
proses belajar IPA di sekolah. Sesuai dengan karakteristik IPA, IPA di
sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk
mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan
49
Berdasarkan karakteristik IPA pula, cakupan IPA yang dipelajari di
sekolah tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga proses perolehan
fakta yang didasarkan pada kemampuan menggunakan pengetahuan dasar
IPA untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang
berbeda.
Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik
tersendiri. Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut:
a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh
proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. Contoh, untuk
mempelajari pemuaian pada benda, kita perlu melakukan serangkaian
kegiatan yang melibatkan indera penglihat untuk mengamati
perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume), melibatkan
gerakan otot untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan alat
ukur yang sesuai dengan benda yang diukur dan cara pengukuran
yang benar, agar diperoleh data pengukuran kuantitatif yang akurat.
Misalnya data panjang awal benda sebelum dipanaskan dan data
panjang akhir benda setelah dipanaskan dalam kurun waktu tertentu.
Proses ini melibatkan alat indra untuk mencatat data dan mengolah
data agar dihasilkan kesimpulan yang tepat.
b. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara
50
Termasuk teknik manakah yang Anda gunakan ketika Anda belajar
fenomena gerak jatuh bebas? Mengapa demikian?
c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk
membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat
indera manusia itu sangat terbatas. Selain itu, ada hal-hal tertentu bila
data yang kita peroleh hanya berdasarkan pengamatan dengan indera,
akan memberikan hasil yang kurang objektif, sementara itu IPA
mengutamakan objektivitas. Misal, pengamatan untuk mengukur
suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu termometer.
Alat bantu ini membantu ketepatan pengukuran dan data
pengamatannya dapat dinyatakan secara kuantitatif. Jika pengukuran
dilakukan berulang-ulang dengan tingkat ketelitian yang sama maka
data yang diperoleh akan sama. Jika pengukuran dilakukan dengan
panca indera saja, maka data yang diperoleh akan berbeda-beda dan
datanya bersifat Kualitatif karena didasarkan pada hal-hal yang
dirasakan orang yang melakukan pengukuran. Data kualitatif ini
bersifat subjektif, karena sangat mungkin keadaan panas benda yang
sama, dirasakan oleh dua orang atau lebih yang berbeda, hasilnya
berbeda-beda pula sehingga data yang diperoleh tidak objektif..
d. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah
(misal seminar, konferensi atau simposium), studi kepustakaan,
51
Kegiatan tersebut kita lakukan semata-mata dalam rangka untuk
memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar objektif.
Contoh, sebuah temuan ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan
kebenaran, maka temuan tersebut harus dibawa ke persidangan
ilmiah lokal, regional, nasional, atau bahkan sampai tingkat
internasional untuk dikomunikasikan dan dipertahankan dengan
menghadirkan ahlinya.
e. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu
yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk
siswa. Dalam belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa,
mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun
penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan
cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada
pihak lain. Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua segi, yaitu
aktif bertindak secara fisik atau hands-on dan aktif berpikir atau
minds-on Keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA,
siswa juga harus memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan
berpikir dalam belajar IPA.
Para ahli pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa
pembelajaran IPA seyogianya melibatkan siswa dalam berbagai ranah,
52
kurikulum IPA yang menganjurkan bahwa pembelajaran IPA di sekolah
melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi inkuiri, dengan
interaksi antara siswa dengan guru dan siswa lainnya. Melalui kegiatan
penyelidikan, siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada
berbagai sumber, siswa menerapkan materi IPA untuk mengajukan
pertanyaan, siswa menggunakan pengetahuannya dalam pemecahan
masalah, perencanaan, membuat keputusan, diskusi kelompok, dan siswa
memperoleh asesmen yang konsisten dengan suatu pendekatan aktif
untuk belajar. Dengan demikian, pembelajaran IPA di sekolah yang
berpusat pada siswa dan menekankan pentingnya belajar aktif berarti
mengubah persepsi tentang guru yang selalu memberikan informasi dan
menjadi sumber pengetahuan bagi siswa
Ditinjau dari isi dan pendekatan kurikulum pendidikan sekolah
tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang berlaku saat ini
maupun sebelumnya, pembelajaran di sekolah dititik beratkan pada
aktivitas siswa. Dengan cara ini diharapkan pemahaman dan pengetahuan
siswa menjadi lebih baik. Kenyataan di lapangan, aktivitas siswa sering
diartikan sempit. Bila siswa aktif berkegiatan, walaupun siswa sendiri
53
pembelajaran, maka dianggap pembelajaran sudah menerapkan
pendekatan yang aktif.
Proses pembelajaran IPA di sekolah menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar
menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini disebabkan
karena IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi
kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat
diidentifikasikan.Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar
tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI
diharapkan pembelajaran IPA ada penekanan pembelajaran Saling temas
(Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada
pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui
penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.
5. Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam IPA
Dalam hal ini nilai-nilai yang dapat ditanamkan dalam pendidikan IPA
adalah:
a. Kecakapan berpikir dan bekerja menurut langkah-langkah yang teratur.
b. Ketrampilan mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-alat
eksperimen atau demonstrasi.
c. Memiliki sifat ilmiah, antara lain:
54
2) Sanggup menerima gagasan-gagasan dan saran-srn baru.
3) Dapat membedakan antra fakta dan opini.
4) Membuat perencnaan teliti sebelum bertindak.
5) Teliti, hati-hati, dan saksama dalam bertindak.
6. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas III SD/MI
Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas
III SD/MI dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Makhluk Hidup dan
Proses Kehidupan
1. Memahami ciri-ciri
dan kebutuhan
1.1Mengidentifikasi ciri-ciri dan
kebutuhan makhluk hidup.
1.2Menggolongkan makhluk hidup secara
sederhan.
1.3Medeskripsikan perubahan yang
terjadi pada makhluk hidup dan
hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan anak (makanan,
kesehatan, rekreasi, istirahat dan
55 2. Memahami kondisi
lingkungan yang
berpengaruh terhadap
kesehatan, dan upaya
menjaga kesehatan
lingkungan
2.1 Membedakan ciri-ciri lingkungan
sehat dan lingkungan tidak
sehat berdasarkan pengamatan.
2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan
yang berpengaruh
terhadap kesehatan.
2.3 Menjelaskan cara menjaga kesehatan
lingkungan sekitar
C. Materi Makhluk Hidup
1. Pengertian Makhluk Hidup
Makhluk hidup disebut juga organisme.Meliputi manusia, tumbuhan,
hewan dan jasad renik.
2. Ciri-ciri Makhluk Hidup
a. Makhluk hidup membutuhkan makan
b. Makhluk Hidup Berkembang Biak
c. Makhluk Hidup Tumbuh
d. Makhluk Hidup Bernafas
e. Makhluk Hidup Bergerak
f. Makhluk Hidup Peka Terhadap Rangsangan
3. Penggolongan Makhluk Hidup
Indonesia memiliki banyak sekali jenis tumbuhan dan hewan. Sebagai
56
hewan dan tumbuhan tersebut satu persatu. Kita harus menggunakan teknik
tertentu untuk mempelajarinya. Caranya yaitu dengan melakukan
pengelompokkan. Pengelompokkan dilakukan dengan mengamati
persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki hewan dan tumbuhan tersebut.
a. Persamaan dan perbedaan tumbuhan dan hewan
Persamaan hewan dan tumbuhan adalah keduanya merupakan
makhluk hidup yang memiliki ciri antara lain memerlukan makan,
bergerak, bernafas, tumbuh dan berkembang biak.
Perbedaan hewan dan tumbuhan seperti pada table di bawah ini :
Tabel 2.2 Perbedaan makhluk hidup
57
makanan hewan melalui proses
fotosintesis
b. Penggolongan Hewan
Hewan dapat digolongkan berdasarkan persamaan cirri-ciri yang
diamati.
1) Penggolongan hewan berdasarkan tempat hidupnya
Menurut tempat hidupnya hewan digolongkan menjadi hewan
darat, hewan air, dan hewan darat dan air.
a) Hewan darat
Hewan darat adalah hewan yang tempat hidupnya di
darat.Hewan darat yang tinggal dipermukaan tanah misalnya
kambing, kucing, kuda, sapi, dan kelinci.Hewan darat yang
tinggal di dalam tanah misalnya cacing, semut, dan ulat.
b) Hewan air
Hewan air adalah hewan yang tempat hidupnya di air.Hewan
air dibedakan menjadi tiga, yaitu hewan air tawar, hewan air
laut dan hewan air payau.
Hewan air tawar misalanya pesut, ikan mas, ikan lele,
arwana, koi, mujair dan sepat. Hewan air laut misalnya ikan
58
payau adalah campuran air tawar dan air laut, misalnya bandeng
dan udang.
c) Hewan darat dan air
Hewan yang tempat hidupnya di darat dan di air disebut
hewan amfibi. Asal mulanya hewan amfibi adalah di mulai
hidup di air. Setelah dewasa mengalami perubahan dan dapat
hidup di darat, misalnya katak dan salamander.
2) Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya
Hewan berdasarkan jenis makanannya, dapat dibedakan
menjadi tiga golongan, yaitu :
a) Hewan pemakan tumbuhan
Hewan pemakan tumbuhan dikelompokkan menjadi empat,
yaitu hewan pemakan rumput atau dedaunan, hewan pemakan
biji, hewan pemakan buah, dan hewan pemakan nectar.
Hewan pemakan rumput dan dun-daunan, misalnya sapi,
kambing, kuda, kerbau dan domba.hewan pemakan biji
misalnya burung perkutut, burung pipit, burung merpati dan
burung tekukur.Hewan pemakan buah-buahan misalnya burung
kebo, burung jalak dan kelelawar.Hewan pemakan nectar
59 b) Hewan pemakan daging
Hewan pemakan daging dikelompokkan menjadi tiga yaitu
hewan pemakan hewan lain, hewan pemakan serangga dan
hewan pemakan ikan.
Hewan pemakan hewan lain misalnya Singa, Harimau, dan
Kucing hutan. Hewan pemakan serangga misalnya Cecak,
Laba-laba, dan Katak. Hewan pemakan ikan misalnya ikan hiu,
burung pelican, dan anjing laut.
c) Hewan pemakan segalanya
Hewan pemakan segalanya yaitu hewan yang dapat
memakan tumbuhan dan memakan daging. Contoh hewan
pemakan segalanya adalah ayam, bebek, dan beruang. Ayam
memakan bijian seperti beras dan jagung, akan tetapi juga
memakan cacing.
3) Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh
Penggolongan hewan berdasarkan jenis penutup tubuhnya
dapat dibagi menjadi berikut:
a) Kulit kering bersisik
Bangsa hewan melata, antar lain Kadal, Bunglon, Ular,
60 b) Kulit bersisik
Bangsa ikan, antara lain ikan mujair, ikan bandeng, kerapu,
kakap, tuna tak bersisik, arwna, dan oskar.
c) Kulit tipis berlendir
Bangsa amfibi, anatara lain katak dan salamander.
d) Kulit berbulu atau kulit berambut
Bangsa burung, antara lain elang, bebek, kenari, merpati,
betet, aya, belibis, burung hantu, rajawali, dan burung dara.
Bangsa hewan buas dan hewan rumah antara lain harimau, singa,
serigala, anjing, dan kucing. Bangsa hewan yang berjalan diatas
kuku kakinya, antara lain kambing, kerbau, banteng, sapi kuda
dan domba.
e) Kerangka luar dari zat kitin
Bangsa serangga, anatara lain belalang, rayap, lalat,
capung, lebah, dan walang sangit.Bangsa udang, antara lain
kepiting, ketam dan udang.Bangsa laba-laba, anatara lain tungau,
kalajengking, laba-laba, dan caplak.
f) Kerangka luar dari zat kapur (cangkang)
61
4) Penggolongan hewan berdasarkan cara bergerak
Hewan selalu bergerak untuk memperoleh makanannya. Cara
hewan bergerak bermacam-macam.Ada yang berjalan, melompat,
terbang dan berenang.
a) Hewan berjalan
Hewan pejalan kaki mempunya kaki yang kuat. Telapak
kakinya dirancang khusus untuk berjalan. Contohnya hewan
yang berjalan adalah ayam dan unta.
b) Hewan melompat
Hewan melompat memiliki kaki. Kaki belakangnya panjang dan
kuat. Contohnya katak, kanguru, dan kelinci.
c) Hewan terbang
Hewan terbang dengan sayapnya. Berbagai jenis burung
bergerak dengan terbang. Contoh lainnya adalah kalelawar,
kupu-kupu dan lebah.
d) Hewan berenang
Hewan yang hidup di air berenang dengan alat geraknya.
Contohnya ikan berenang dengan sirip dan ekornya. Anjing laut
62
5) Penggolongan hewan berdasarkan cara berkembang biaknya. Hewan berkembang biak dengan cara bertelur dan melahirkan.
Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur misalnya, ayam,
bebek, burung, cecak, kura-kura, buaya, ular dan ikan.
6) Penggolongan hewan berdasarkan alat pernafasannya.
Alat pernafasan hewan ada berbagai macam, misalnya
paru-paru, insang, trakea, dan kulit.
a) Paru-paru
Hewan yang bernafas dengan paru-paru misalnya sapi, kucing,
ayam, angsa, tikus, kalelawar, burung, ular dan buaya.
b) Insang
Hewan yang bernafas dengan insang misalnya, ikan dan berudu.
c) Trakea
Hewan sebangsa serangga bernafas menggunakan
trakea.Misalnya capung, lalat, walang, nyamuk, kupu-kupu dan
lebah.
d) Kulit
Hewan yang bernafas dengan kulit misalnya cacing tanah.
c. Penggolongan Tumbuhan
63
1) Pengelompokkan tumbuhan berdasarkan bunga
Berdarkan bunganya, tumbuhan dikelompokkan menjadi dua,
yaitu tumbuhan berbunga dan tumbuhan tidak berbunga. Tumbuhan
berbunga memiliki bagian-bagian tertentu, misalnya akar, batang,
daun, bunga, buah dan biji. Tumbuhan tidak berbunga tidak
memiliki bunga, buah dan biji. Misalnya tumbuhan suplir, paku
ekor kuda, dan tanduk rusa.
2) Pengelompokkan tumbuhan berdasarkan biji
Berdasarkan bijinya tumbuhan dikelompokkan menjadi dua,
yaitu tumbuhan berbiji satu (monokotil) dan tumbuhan berbiji dua
(dikotil). Tumbuhan dikotil misalnya ubi kayu, kacang-kacangan,
papaya, jambu, tomat, jeruk dan kembang sepatu.Tumbuhan
monokotil misalnya, jagung, tebu, kelapa, pisang, anggrek dan
bawang.
3) Pengelompokkan tumbuhan berdasarkan akar
Berdasarkan akarnya, tumbuhan dikelompokkan menjadi dua,
yaitu akar serabut dan akar tunggang. Tumbuhan yang berakar
serabut misalnya padi, jagung, tebu, pisang dan kelapa. Tumbuhan
yang memiliku akar tunggang misalnya mangga, jeruk, dan jambu.
4) Pengelompokkan tumbuhan berdasarkan batang
Berdasrkan jenis batangnya, tumbuhan dapat digolongkan
64 a) Tumbuhan berbatang rumput
Tumbuhan dikatakan berbatang rumput apabila batangnya
mempunyai ruas-ruas yang nyata dan biasanya berongga,
misalnya tumbuhan padi dan jagung.
b) Tumbuhan berbatang basah
Tumbuhan berbatang basah memiliki batang yang lunak dan
berair, misalnya tumbuhan bayam dan pacar cina.
c) Tumbuhan berbatang kayu
Tumbuhan berbatang kayu memiliki batang yang keras dan
berkayu, misalnya pohon mangga dan jeruk
5) Pengelompokkan tumbuhan berdasarkan daun
a) Berdasarkan Bentuknya
Berdasarkan bentuknya, daun tumbuhan digolongkan
menjadi empat yaitu daun bertulang menyirip, daun bertulang
menjari, daun bertulang sejajar, dan daun bertulang melengkung.
(1) Daun bertulang menyirip yaitu daun yang bentuknya
seperti sirip ikan, misalnya daun mangga, daun nangka,
65
(2) Daun bertulang menjari yaitu daun yang bentuknya seperti
susunan jari-jari tangan, misalnya daun papaya, singkong,
jarak dan kapas.
(3) Daun bertulang sejajar yaitu daun yang bentuknya seperti
garis lurus yang sejajar, misalnya daun tebu, padi, dan
rumput-rumputan.
(4) Daun bertulang melengkung yaitu daun yang bentuknya
seperti garis melengkung, misalnya daun genjer dan
gadung.
b) Berdasarkan jumlah helai dan tangkai daunnya.
Berdasarkan jumlah helai dan tangkai daunnya dibedakan
menjadi dua yaitu:
(1) Daun tunggal, misalnya daun jambu, mangga, dan
semangka
(2) Daun majemuk, misalnya daun turi, petai, dan belimbing.
(
http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2016/01/4-penggolongan-makhluk-hidup-hewan-tumbuhan.html, Tanggal 22 November
2016 jam 20.56).
D. Model Student Team Achievement Division (STAD).
1. Pengertian Model Student Team Achievement Division (STAD)
Model Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah