• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KELAS III DI MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) PADA KELAS III DI MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

(STAD) PADA KELAS III DI MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO

KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

BUNGA APRIELLA 115 12 064

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)

3

PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISIONS

(STAD) PADA KELAS III DI MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO

KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

BUNGA APRIELLA 115 12 064

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(4)
(5)
(6)
(7)

7

MOTTO DAN PERSEMBAHAN َّه َجنا ىَنِإ اًقْيِرَط ُوَن ُالله َمَّهَس,اًمْهِع ِوْيِف ُسِمَتْهَياًقْيِرَط َكَهَس ْهَمَو

Barang siapa menempuh suatu jalan untuk mencari ilmu,

maka Allah memudahkannya mendapat jalan ke syurga

(8)

8

PERSEMBAHAN

Tiada yang Maha pengasih dan maha Penyayang selain Engkau ya Allah,

Syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan karunia-Mu ya Allah, saya bisa

menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini ku persembahkan untuk :

1. Orang tuaku tersayang (Papa Sukarji dan Mama Nilamani) yang telah mengiringi

perjalanan hidupku dengan untaian doa yang tulus, kasih sayang yang berlimpah,

semangat serta dukungan moril dan material.

2. Pakde dan bude ku tercinta ( Pakde Sukardi dan Bude B.Dathing ) yang tak

henti-hentinya mengajari ku arti kehidupan, keprihatinan dan kedisiplinan.

3. Alm dan Almh Mbah (Sujono dan Karyati) yang selalu memberikan

wejangan-wejangan agar semangat dalam meraih kesuksesan.

4. Kakakku (Wulan) dan adik-adik ku (Digdo, Dila, dan adek Nining) yang telah

memberikan motivasi dan support untukku.

5. Ayah Dudy istiyarto yang telah memberikan ku semangat yang luar biasa

sehingga aku mampu menyelesaikan skripsi ini hingga gelar S.Pd ini aku

dapatkan, terimakasih juga atas kesabaran mu yang tak pernah sedikitpun kamu

menyerah membimbing dan mensuport ku.

6. Orang tua angkat ku (Bpk Marjuki dan Ibu Ari Sih Mulyani). Terimakasih atas

dukungan kalian, dan telah menganggapku seperti anak kalian.

7. Keluarga baru ku di Kalibeji terimakasih sudah memberi dukungan kepada ku,

(9)

9

8. Tengtengcrit (Mb Asyiah, Mb Nucha, Mb Idha, Dania, Lina, Afi, Rokha, Kaffi

dan Ulil) beserta keluarga besar, terimakasih banyak karena kalian sudah

mewarnai hari-hari indah dalam kebersamaan, yang bersedia menampung tawa

dan air mata, saling mensuport, dan menghibur setiap hari. kita adalah keluarga.

9. Teman satu atap ku (Panda, Dwy, Iva, dan Masadah) terimakasih sudah

mendukung aku.

10.Saudari cantikku (Ely Ismawati) terimakasih atas suportnya.

11.Adek-adek kontrakan Kembang Arum. Terimakasih sudah memberi semangat

untuk mbak.

12.Keluarga besar PGMI IAIN Salatiga angkatan Tahun 2012, yang selalu

memberikan dukungan dalam perjalanan menimba ilmu pengetahuan.

13.Teman-temanku semuanya yang tidak bisa ku sebutkan satu persatu terimakasih

kalian sudah mengisi hari-hariku terimakasih atas semangatnya.

Karena kalian semualah aku dapat menyelasaikan skripsi ku ini dengan baik.

Terimakasih semuanya,… kalian adalah penyemangat dalam hidupku…

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala atas karunianya sehingga

penelitian ini dapat berjalan dengan baik. Sholawat dan salam semoga senantiasa

terlantunkan untuk Rosulullah Muhammad SAW yang menjadi sebaik-baiknya

panutan. Penelitian yang diberi judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR ILMU

(10)

10

PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM ACHIEVEMENT

DIVISIONS(STAD) PADA KELAS III DI MI TARBIYATUL ISLAMIYAH

NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN

2016/2017”, pada dasarnya adanya penelitian ini ditujukan untuk memperbaiki dan

menyempurnakan penerapan model pembelajaran yang selama ini dilaksanakan oleh

guru pengampu mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), dengan sasaran akhir

adalah meningkatkan hasil belajar siswa.

Penelitian ini mengacu pada prosedur penelitian tindakan kelas, dilaksanakan

dalam 2 (dua) siklus, dimana pada akhir siklus kedua penerapan model Student Team

Achievement Division (STAD) ini dapat membuahkan hasil, dan hasil belajar siswa di

MI Tarbiyatul Islamiyah Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga meningkat dengan

cukup memuaskan.

Peneliti menyadari skripsi ini jauh dari sempurna dan tanpa bantuan dari

berbagai pihak takkan mungkin terselesaikan. Oleh karenanya sudah sepantasnya

pada kesempatan ini peneliti sampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah

3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan

kesempatan serta saran yang membangun kepada peneliti.

4. Ibu Dra. Nur Hasanah,M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah

memotivasi serta membimbing peneliti sehingga peneliti mampu

(11)

11

5. Dosen serta staff IAIN Salatiga yang sudah membantu.

6. Kepala Madrasah (Bapak Drs. Marno), Wali kelas III (Bapak Abdul

Wahab S.Ag), Semua guru dan anak-anak kelas III MI Tarbiyatul

Islamiyah Noborejo yang telah memberikan waktu dan kesempatan untuk

penelitian.

Jazakumullah akhsanal jaza’, Robbuna jualah yang akan membalas semua

kebaikan. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti persembahkan hasil

penelitian yang masih jauh dari keadaan sempurna ini kepada seluruh insan

pendidikan. Kritik dan saran dari pembaca yang budiman, sangat peneliti nantikan

dengan tangan terbuka.

Salatiga, 27 Maret 2017

Peneliti

Bunga Apriella

(12)

12 ABSTRAK

Apriella, Bunga. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Makhluk Hidup Melalui Model Pembelajaran Koopertaif Student Team Achievement Division (STAD) Pada Siswa Kelas III Di MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga 2016/2017. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Nurhasanah M.pd

Kata Kunci : Hasil Belajar Model Student Team Achievement Division (STAD)

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatia pada materi makhluk hidup. Berdasarkan pengamatan awal diketahui nilai rata-rata siswa kelas III 53,5 dengan KKM 70. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa yaitu pembelajaran IPA belum dikemas dengan baik. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Makhluk Hidup pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga tahun 2016/2017?

Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga dengan jumlah 24 siswa dan guru yang mengampu mata pelajaran IPA kelas III. Data hasil penelitian diperoleh dari lembar obserfasi, tes formatif dan dokumentasi pada pembelajaran IPA materi makhluk hidup.

(13)

13 DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

LOGO...ii

HALAMAN JUDUL... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

PERNYATAAN PUBLIKASI SKRIPSI ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... ix

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL...xv

DAFTAR GAMBAR...xvi

DAFTAR LAMPIRAN...xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

(14)

14

E. Manfaat Penelitian ... 6

F. Definisi operasional ... 8

G. Metode Penelitian ... 9

H. Teknik Analisis Data ... 14

I. Sistematika Penulisan ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ...17

B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)... ... 24

C. Materi Makhluk Hidup... ... 36

D. Model Student Team Achievement Divisions (STAD).. ... 46

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Umum MI ... 55

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Siklus I ... 61

2. Siklus II ... 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Data Pra Siklus.. ... 74

2. Data Siklus I ... 76

3. Data Siklus II... 81

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 87

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN ... 91

(15)

15

DAFTAR TABEL

2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 36

2.2 Perbedaan Makhluk Hidup ... 37

2.3 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ... 50

3.1 Daftar Guru MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 56

3.2 Data Siswa MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 58

3.3 Nama-nama Siswa Kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 58

3.4 Sarana Prasarana MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ... 60

4.1 Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus) ... 74

4.2 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 76

4.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ... 78

4.4 Hasil Tes Formatif Siklus I ... 79

4.5 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 81

4.6 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ... 83

4.7 Hasil Tes Formatif Siklus II ... 84

(16)

16

Siklus II ... 87

(17)

17

DAFTAR GAMBAR

1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan (PTK) ... 11

(18)

18

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP Siklus I ... 95

Lampiran 2 Lembar Observasi Kemampuan Guru Siklus I...108

Lampiran 3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus I...111

Lampiran 4 Lembar Soal Diskusi Kelompok (STAD) Siklus I...113

Lampiran 5 Lembar Observasi Aktifitas Kelompok (STAD) Siklus I...114

Lampiran 6 Lembar Data Hasil Tes Formatif Siswa Siklus I...115

Lampiran 7 RPP Siklus II ... 116

Lampiran 8 Lembar Observasi Kemampuan Guru Siklus II ... 134

Lampiran 9 Lembar Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ... 137

Lampiran 10 Lembar Soal Diskusi Kelompok (STAD) Siklus II...139

Lampiran 11 Lembar Observasi Aktifitas Kelompok (STAD) Siklus I ... 140

Lampiran 12 Lembar Hasil Tes formatif Siklus II ... 141

Lampiran 13 Foto Dokumentasi Kegiatan ... 143

Lampiran 14 Lembar Pembimbing Skripsi ... 148

(19)

19

Lampiran 16 SK Penelitian...150

Lampiran 17 SK Kegiatan ... 152

Lampiran 18 Lembar Konsultasi Pembimbing ... 157

(20)

20 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berupaya mencari

pengetahuan tentang alam secara sistematis. Sehingga ilmu pengetahuan alam

bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa konsep, fakta atau

prinsip saja, tetapi merupakan sebuah proses penemuan yang diharapkan menjadi

sebuah media untuk mengenali diri sendiri serta lingkungannya.

Pentingnya pendidikan memberikan kesempatan kepada

lembaga-lembaga pendidikan yang ada untuk menjadi tempat menimba ilmu. Salah

satunya adalah Madrasah Ibtidaiyah yang mempunyai peran penting dalam

membentuk karakter seorang anak, supaya menjadi pribadi yang cerdas dan

berakhlakul karimah. Selain itu setiap umat muslim baik laki-laki maupun

perempuan diwajibkan untuk menuntut ilmu sebagai bekal di dunia maupun di

akhirat kelak. Seperti yang pernah disabdakan Rasulullah saw dalam hadist yang

diriwayatkan oleh Ibnu Abdul Barr :

َمُهِعْنا ُبُهْطُا : َمَّهَسَو ِوْيَهَع ُالله ىَّهَص ِالله ُلْىُسَر َلاَق : َلاَق ُوْنَع ُالله َيِضَر ٍساَّبَع ِهْبِا ْهَع

َكِئ َلََمْنا َّنِا ٍةَمِهْسُم َو ٍمِهْسُم ِّمُك ىَهَع ٌةَضْيِرَف َمْهِعْنا َبَهَط َّنِاَف ِهْيِّصنااِب ْىَنَو

ُعَضَت َة

(21)

21 Artinya:

Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Carilah ilmu

sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi

seorang muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat

menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap

amal perbuatannya”. (H.R Ibnu Abdul Barr).

Pentingnya ilmu bagi setiap manusia menjadikan peneliti merasa perlu

mengembangkan pembelajaran yang bisa meningkatkan kemampuan siswa,

terutama pada pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi makhluk hidup di

sampaikan kepada siswa bertujuan memberikan pemahaman tentang pengertian

makhluk hidup, ciri-ciri makhluk hidup serta pengelompokkan makhluk hidup

sehingga memerlukan strategi penangan khusus dalam mengatasinya.

Melalui wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan guru ditemukan

beberapa faktor yang mempengaruhi siswa mendapatkan nilai di bawah KKM

(Kriteria Ketuntasan Minimal), seperti rendahnya pemahaman siswa tentang

materi pembelajaran, dan kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan

materi pembelajaran. Kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi

pembelajaran mengakibatkan minat belajar siswa menjadi rendah, yang

berpengaruh pada keaktifan mereka di kelas. Sebagai pendidik guru harus

memiliki kreativitas dalam mengajar, sehingga suasana pembelajaran menjadi

(22)

22

mengikuti proses pembelajaran, sehingga komunikasi antara siswa dengan guru

dapat berjalan dengan baik.

Melihat faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai ulangan siswa,

kemudian peneliti berdiskusi dengan guru mengenai model pembelajaran yang

tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Penggunaan model pembelajaran

yang tepat dalam proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran yang diperlukan adalah

model yang menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran. Sehingga siswa

dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Melalui diskusi yang telah

dilakukan peneliti dengan guru, maka peneliti memutuskan untuk menggunakan

model Student Team Achievement Division (STAD) sebagai solusi yang tepat

dalam permasalahan yang ada di kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga.

Penerapan model Student Team Achievement Division (STAD) dalam

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terutama pada materi Makhluk Hidup

diharapkan mampu memupuk motivasi siswa dalam belajar. Kegiatan kelompok

dengan cara saling membantu merupakan dasar model Student Team

Achievement Division (STAD), selain menjadikan anak lebih aktif dalam proses

pembelajaran juga dapat menumbuhkan sikap saling percaya dalam sebuah

kelompok.

Secara garis besar, model Student Team Achievement Division (STAD)

(23)

23

saling membantu satu sama lain. Adanya kerjasama yang baik dalam sebuah

kelompok dapat membantu siswa dalam memahami materi pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Langkah awal guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok, dengan setiap kelompok beranggotakan empat orang secara heterogen

(campuran menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dan lain-lain). Setelah diadakan

kuis, guru memberikan soal untuk mengevaluasi seluruh kegiatan pembelajaran

yang sudah dilakukan. Hal ini dilakukan agar guru dapat mengetahui sejauh

mana tingkat pemahaman siswa tentang materi makhluk hidup.

Dari permasalahan tersebut peneliti memutuskan untuk melakukan

penelitian dengan mengambil judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR

ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) MATERI MAKHLUK HIDUP MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL STUDENT TEAM

ACHIEVEMENT DEVISIONS (STAD) PADA KELAS III DI MI

TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBOREJO KECAMATAN ARGOMULYO KOTA SALATIGA TAHUN 2016/2017”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah apakah dengan

menggunakan model STAD dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi

Makhluk Hidup pada siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo

(24)

24 C. Tujuan Masalah

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

bahwa dengan menggunakan model STAD (Student Team Achievement

Devisions) dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi Makhluk Hidup pada

siswa kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota

Salatiga tahun 2016/207.

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir, maka hipotesis

penelitian tindakan kelas ini adalah penerapan model Student Team

Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan prestasi belajar Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA) materi Makhluk Hidup pada kelas III MI

Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota Salatiga Tahun

ajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan model STAD ini dapat dikatakan efektif apabila hasil yang

diharapkan dapat tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai

berikut:

a. Secara Individu:

Adanya peningkatan prestasi belajar matematika materi pecahan yang

(25)

25 b. Secara Klasikal :

Ketuntasan siswa secara klasikal dalam materi pecahan yang mencapai

presentase nilai 85% sisa mencapai KKM. (Daryanto, 2011: 191)

E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan akan menjadi masukan yang ilmiah

dalam khasanah keilmuan yang berkaitan dengan bidang pendidikan.

Menambah wawasan dalam bidang penelitian dan pembuatan karya ilmiah,

dan memberikan sumbangan pikiran bagi lembaga dimana tempat

mahasiswa menimba ilmu.

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan sumbangan manfaat

yang baik yang berarti bagi siswa, guru, dan sekolah yaitu:

a. Manfaat bagi siswa

1) Menumbuhkan motivasi dan semangat baru untuk mengikuti

pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

2) Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam kegiatan belajar

mengajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

3) Meningkatkan keaktifan siswa selama proses belajar mengajar

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).

4) Meningkatkan kemampuan pemahaman siswa dalam memahami

(26)

26 b. Manfaat bagi guru

1) Meningkatkan kreativitas guru dalam melakukan pendekatan

terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) materi

makhluk hidup.

2) Guru mampu mendeteksi permasalahan yang ada di dalam proses

pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan masalah

yang tepat.

3) Guru mampu memperbaiki proses pembelajaran di dalam kelas

dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) pada materi

Makhluk Hidup.

c. Manfaat bagi sekolah

1) Hasil penelitian ini akan memberikan sumbangan yang baik pada

sekolah dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam (IPA).

2) Meningkatkan kualitas pendidikan.

3) Sebagai masukan bagi sekolah untuk melakukan pembinaan guru

dalam inovasi dan implementasi pendekatan-pendekatan

(27)

27 F. Defenisi Operasional

Untuk memberikan gambaran sekaligus memperjelas pengertian dan

pemahaman serta agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap judul diatas maka

dijelaskan di bawah ini :

1. Hasil belajar

Secara sederhana, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh

anak setelah melalui kegiatan pembelajaran. Sedangkan menurut Susanto

(2013:5) hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar. Jadi Pengertian hasil belajar adalah nilai

yang diperoleh setelah proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

2. Ilmu Pengetahuan Alam

IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena

alam.IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan

fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan

ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan

menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA

merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan

dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam

hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran

matematis dan analisis data terhadap gejala-gejala alam. Jadi, IPA adalah

(28)

28

konsep, prinsip dan hukum yang teruji kebenarannya dan melalui suatu

rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

3. Makhluk Hidup

Sedangkan Makhluk Hidup merupakan salah satu materi pelajaran

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yaitu sesuatu yang memiliki lima ciri-ciri

yaitu berevolusi, menanggapi rangsang, bereproduksi, mengadakan

metabolisme, dan bersifat rumit.

4. Student Team Achievement Devisions (STAD)

Model Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah

satu pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompok-kelompok

kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara

heterogen (Trianto, 2007:52).

Gagasan utama dari STAD adalah memacu siswa agar saling

mendorong dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan

yang diajarkan oleh guru. Jadi pembelajaran kooperatif model Student

Team Achievement Division (STAD) mengajarkan siswa untuk bekerja

sama dengan satu timnya dalam hal mempelajari materi yang disampaikan

oleh guru.

G. Metodologi Penelitian

1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas

Rancangan penelitian hendaknya bisa digunakan untuk memperbaiki

(29)

29

dan dirancang dengan baik. Sebenarnya banyak rancangan penelitian

tindakan kelas, pada skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian dari

Kesuma (2013: 6) ada empat tahapan-tahapan dalam penelitian tindakan

kelas, yaitu sebagai berikut:

a. Perencanaan Tindakan (Planning)

Sebelum melakukan perencanaan, hendaknya guru mengumpulkan

informasi yang diperlukan tentang pengetahuan siswa sebelumnya

mengenai pelajaran yang akan dibahas. Perencanaan tindakan yaitu

suatu perencanaan dalam bentuk penyusunan perangkat pembelajaran

berdasarkan hasil evaluasi dan hasil pelaksanaan refleksi awal.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)

Peneliti melaksanaan tindakan sesuai skenario pembelajaran yang

tertuang dalam RPP. Kemudian dilaksanakan di kelas, dan selama

proses pembelajaran dilakukan observasi atau pengamatan.

c. Observasi (Observation)

Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas. Mulai

dari bagaimana reaksi siswa hingga hasil evaluasi, apakah sesuai atau

tidak dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan

demikian siswa dan guru dapat berkolaborasi untuk dapat memahami

satu sama lain mengenai proses pembelajaran di kelas dan apa yang

sesuai dilakukan oleh guru dan siswa agar tujuan pembelajaran yang

(30)

30 d. Refleksi (Reflection)

Guru melakukan refleksi terhadap hasil observasi. Refleksi yang

dilakukan bisa berupa catatan atau kekurangan dari metode yang

digunakan dalam pembelajaran. Dari kekurangan atau 77 kelemahan

yang ditemukan, guru kemudian melakukan inovasi terhadap metode

yang digunakan sebelumnya atau menambah metode baru untuk

memenuhi tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK

(Kesuma, 2013: 35)

hasil reflesi masuk ke siklus 2

hasil reflesi masuk ke siklus 3

Dan seterusnya hingga tujuan pembelajaran tercapai

(31)

31 2. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo ini

dilaksanakan di:

Kecamatan : Argomulyo

Kota : Salatiga

Provinsi : Jawa Tengah

3. Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subyek penelitian adalah siswa

kelas III MI Tarbiyatul Islamiyah Noborejo Kecamatan Argomulyo Kota

Salatiga Tahun Pelajaran 2016-2017 dengan jumlah siswa 24. Serta Bapak

Abdul Wahab, S.Ag selaku wali kelas sekaligus kolaborator peneliti.

Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) materi Makhluk Hidup dengan menggunakan metode (STAD)

Student Team Achievment Devisions.

4. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yaitu proses pengambilan data dalam penelitian dimana

penelitian atau pengamat melihat situasi pembelajaran secara langsung.

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang

(32)

32

dan kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi

dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga

obyek-obyek alam yang lain. (Sugiyono, 2011:145).

b. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi perlu digunakan untuk memperoleh data

tentang sarana dan prasarana, alat atau media yang digunakan dan lain

sebagainya yang dianggap penting. Dokumen dapat berupa bentuk

tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

(Sugiyono, 2011: 240).

c. Wawancara

Wawancara digunakan untuk memperoleh data dan atau informasi

yang lebih rinci untuk melengkapi data hasil observasi. Sifat dari teknik

pengumpulan data yang berupa wawancara yaitu berupa metode

penunjang dalam terlaksananya penelitian.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian.

Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu

sebagai berikut:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengamati secara langsung

(33)

33 b. Soal Tes

Soal tes digunakan untuk mengetahui hasil akhir Kegiatan Belajar

Mengajar (KBM). Soal tes terdiri dari soal tertulis dan soal lisan.

c. Silabus

Silabus di buat oleh pemerintah dan dijadikan sebagai panduan guru

untuk membuat RPP.

d. RPP

RPP yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran yang digunakan

sebagai pegangan guru saat mengajar agar pembelajaran sesuai dengan

tujuan yang ingin dicapai.

e. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran adalah pengetahuan, ketrampilan dan sikap

yang harus dikuasai oleh peserta didik dalam rangka untuk memenuhi

standar kompetensi yang telah ditetapkan.

H. Teknik Analisis Data PTK

Analisis data merupakan usaha (proses) memilih, memilah, membuang dan

menggolongkan data untuk menjawab permasalahan, tema apa yang dapat

ditemukan pada data ini dan seberapa jauh data ini dapat menyokong tema

tersebut (Basrowi dan Suwandi, 2008:131). Analisis data dalam penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya

berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas.Analisis data dalam kegiatan belajar

(34)

34

sedangkan untuk ranah kognitif analisis data menggunakan hasil belajar yang

diperoleh dari hasil tes siswa.

Penelitian ini menggunakan analisa data dengan rumus sebagai berikut:

a. Untuk Menghitung nilai rata-rata kelas

Keterangan :

M : Nilai rata-rata

: Jumlah nilai semua siswa

: Jumlah siswa (Djamarah, 2000: 264-265)

b. Dalam menghitung Presentase Ketuntasan Klasikal dapat dihitung

menggunakan rumus seperti berikut (Daryanto,2011: 192):

P =

χ 100%

I. Sistematika Penelitian

Sistematika penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, hipotesis tindakan dan indikator, manfaat, definisi

operasional, metode penelitian, teknik analisis data dan sistematika penulisan.

(35)

35 BAB II : Kajian Pustaka

Berisi tentang penjabaran hasil belajar, materi makhluk hidup, dan model

Student Team Achievement Division (STAD).

BAB III : Pelaksanaan Penelitian

Berisi pelaksaan penelitian, subyek penelitian, deskripsi siklus I dan

deskripsi siklus II.

BAB IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berisi tentang keadaan umum, dan pemaparan rata-rata serta persentase dari

siklus ke siklus.

BAB V : Penutup

Berisi kesimpulan dan saran-saran.

(36)

36 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan

makhluk lain telah dikaruniai akal dan hati oleh Allah SWT. Akal dan hati

yang dimiliki manusia harus dapat digunakan dengan baik, karena setiap

hari manusia melakukan proses belajar yang berlangsung secara alamiah.

Belajar adalah suatu aktivitas atau suatu proses untuk memperoleh

pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, memperbaiki perilaku, sikap, dan

mengokohkan kepribadian. (Haryanto, 2011: 9). Adanya proses belajar

yang dilakukan secara bertahap dapat menimbulkan hasil belajar yang

berupa perubahan atau kemampuan baru pada diri seseorang.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar dan

perubahan-perubahan yang terjadu pada diri siswa, baik yang menyangkut

aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Pengertian tentang hasil belajar bagaimana diuraikan di atas dipertegas

oleh K. Brahim (dalam Susanto 2013:5) yang menyatakan bahwa hasil

belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang

(37)

37

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai

dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi atau

penilaian yang dapat dijadikan tindak lanjut, atau bahkan cara untuk

mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak

saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan

keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup

segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan,

sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang

diberikan kepada siswa (Susanto, 2013:5-6).

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena

belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha

untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap.

Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai

tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan-tujuan intruksional.Untuk mengetahui apakah

hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki

dapat diketahui melalui evaluasi (Susanto, 2013:5). Evaluasi dilakukan

pada akhir proses pembelajaran.

2. Macam-masam Hasil Belajar

Hasil belajar sebagaimana telah dijelaskan di atas meliputi aspek

kognitif, aspek psikomotorik, dan sikap siswa aspek efektif. Untuk lebih

(38)

38 a. Aspek Kognitif

Adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir,

mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan

komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluative.

Kawasan kognitif adalah kawasan yang membahas tujuan

pembelajaran berkenan dengan proses mental yang berawal dari

tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang lebih tinggi, yakni

evaluasi (Suprihatiningrum,2010:39).

b. Aspek Psikomotorik

Psikomotorik mencakup tujuan yang berkaitan dengan

keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Sebagaimana

kedua dominan yang lain, dominan ini juga mempunyai berbagai

tingkatan.

c. Aspek Efektif

Adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat

dan apresiasi. Menurut Uno dalam (Suprihatiningrum,2010:39) ada

lima tingkat afeksi dari yang paling sederhana ke yang kompleks,

yaitu kemauan menerima, kemauan menanggapi, berkeyakinan,

penerapan karya, serta ketekunan dan ketelitian. Menurut Depdiknas

(dalam Suprihatiningrum,2010:38) aspek yang biasa dinilai di sekolah,

yaitu sikap, minat, nilai dan konsep diri, yang akan dijabarkan sebagai

(39)

39 1) Sikap

Sikap adalah perasaan positif atau negatif terhadap suatu

objek. Objek ini bias berupa kegiatan atau mata pelajar. Sikap

siswa terhadap mata pelajaran, misalnya sains, harus lebih positif

setelah siswa mengikuti pelajaran lebih positif dibanding sebelum

mengikuti pelajaran. Perubahan ini merupakan salah satu indikator

keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Untuk itu, guru harus membuat rencana pembelajaran termasuk

pengalaman belajar siswa yang memuat sikapnya menjadi lebih

positif.

2) Minat

Minat bertujuan untuk memperoleh informasi tentang minat

siswa terhadap suatu mata pelajaran yang selanjutnya digunakan

untuk meningkatkan minat siswa terhadap suatu mata pelajaran.

Sekolah yang memenuhi keinginan siswa akan mampu

meningkatkan minat siswa terhadap suatu objek atau kegiatan.

Oleh karena itu, disarankan agar tujuan pembelajaran seperti yang

tercantum pada kompetensi dasar harus disertai dengan

peningkatan minat siswa, walau tidak tertulis, tetapi dalamnya

(40)

40 3) Nilai

Nilai adalah keyakinan seseorang tentang keadaan suatu objek

atau kegiatan, misalnya keyakinan akan kemampuan siswa.

Kemungkinan ada yang berkeyakinan bahwa prestasi siswa sulit

untuk ditingkatkan.Nilai menjadi pengatur penting dari minat,

sikap, dan kepuasan.Oleh karenanya sekolah harus menolong siswa

menemukan dan menguatkan nilai yang bermakna bagi siswa.

4) Konsep diri

Konsep diri digunakan untuk menentukan jenjang karier

siswa, yaitu dengan mengetahui kekuatan dan kelemahan diri

sendiri, maka biasa dipilih alternative karier yang tepat bagi diri

siswa.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt (dalam Susanto,2013:12), belajar merupakan

suatu proses perkembangan. Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak

mengalami perkembangan.Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu,

baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari

lingkungannya.Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh

dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti

kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan

(41)

41

sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber

belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.

Hasil belajar siswa merupakan hasil dari suatu proses yang di

dalamnya terlibat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi. Tinggi

rendahnya hasil belajar seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.

Menurut Ruseffendi (dalam Susanto, 2013:14-18) mengidentifikasi

faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu:

a. Kecerdasan anak

Kemampuan intelegensi seseorang sangat memengaruhi terhadap

cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta terpecahkan atau

tidaknya suatu permasalahan. Kemampuan merupakan potensi dasar

bagi pencapaian hasil belajar yang dibawa sejak lahir.

b. Kesiapan atau Kematangan

Kesiapan atau kematangan adalah tingkat perkembangan di

mana individu atau organ-organ sudah berfungsi sebagaimana

mestinya. Setiap upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan

bersamaan dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan

ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan anak.

c. Bakat Anak

Setiap orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk

(42)

42

tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi tinggi rendahnya

prestasi belajar.

d. Kemauan Belajar

Keengganan siswa untuk belajar mungkin disebabkan karena ia

belum mengerti bahwa belajar sangat penting untuk kehidupannya

kelak. Kemauan belajar yang tinggi disertai dengan rasa tanggung

jawab yang besar tentunya berpengaruh positif terhadap hasil belajar

yang diraihnya.

e. Minat

Secara sederhana, minat berarti kecenderungan dan kegairahan

yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Siswa yang

mempunyai minta besar terhadap suatu pelajaran, akan memusatkan

perhatiannya terhadap materi yang memungkinkan siswa tadi untuk

belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan.

f. Model Penyajian Materi Pelajaran

Model penyajian materi yang menyenangkan, tidak

membosankan, menarik, dan mudah dimengerti oleh para siswa

tentunya berpengaruh secara positif terhadap keberhasilan belajar.

g. Pribadi dan Sikap Guru

Siswa pada umumnya dalam melakukan belajar tidak hanya

melalui bacaan atau melalui guru saja, tetapi bisa juga melalui

(43)

43 h. Suasana Pengajaran

Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog yang kritis

antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan suasana yang aktif di

antara siswa tentunya akan memberikan nilai lebih pada proses

pengajaran. Sehingga keberhasilan siswa dalam belajar dapat

meningkat secara maksimal.

i. Kompetensi Guru

Guru yang profesional sangat dibutuhkan untuk membantu

siswa dalam proses belajar. Guru yang profesional adalah guru yang

memiliki kompeten dalam bidangnya dang menguasai dengan baik

bahan yang akan diajarkan serta mampu memilih metode belajar

mengajar yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dengan

semestinya.

j. Masyarakat

Lingkungan masyarakat ikut mempengaruhi kepribadian siswa,

karena dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah laku

manusia dan berbagai macam latar belakang pendidikan.

B. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun

(44)

44

eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi,

observasi dan demikian seterusnya kait-mengkait antara cara yang satu

dengan cara yang lain. Cara untuk memperoleh ilmu secara demikian ini

terkenal dengan nama metode ilmiah (Salirawati, 2011:21). Metode

ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis untuk

memecahkan suatu masalah tertentu. Metode ilmiah inilah merupakan

dasar metode yang digunakan di dalam IPA (Aly dan Rahma, 2013:18) .

Kamus Fowler (dalam Djojosoediro,2005:17), natural science

didefinisikan sebagai systematic and formulated knowledge dealing with

material phenomena and based mainly on observation and induction

yang diartikan bahwa “Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan sebagai

pengetahuan yang sistematis dan disusun dengan menghubungkan

gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan pada hasil

pengamatan dan induksi”. Sumber lain menyatakan bahwa natural

science didefinisikan sebagai a pieces of theoritical knowledge atau

sejenis pengetahuan teoritis.

IPA merupakan cabang pengetahuan yang berawal dari fenomena

alam.IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek

dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan

ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan

(45)

45

merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan

dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam

hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran

matematis dan analisis data terhadap gejalagejala alam.Dengan demikian,

pada hakikatnya IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang gejala alam

yang dituangkan berupa fakta, konsep, prinsip dan hukum yang teruji

kebenarannya dan melalui suatu rangkaian kegiatan dalam metode ilmiah.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Mata pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut :

a. Meningkatkan keyakianan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,

konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat ditetapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

d. Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan

(46)

46

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai

dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.

(Puspitasari dan Hardini,2012:151)

3. Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam sebagai disiplin ilmu memiliki ciri-ciri

sebagaimana disiplin ilmu lainnya. Setiap disiplin ilmu selain mempunyai

ciri umum, juga mempunyai ciri khusus/karakteristik. Adapun ciri umum

dari suatu ilmu pengetahuan adalah merupakan himpunan fakta serta

aturan yang yang menyatakan hubungan antara satu dengan lainnya.

Fakta-fakta tersebut disusun secara sistematis serta dinyatakan dengan

bahasa yang tepat dan pasti sehingga mudah dicari kembali dan

dimengerti untuk komunikasi. Sebagai ilmu, IPA memiliki karakteristik

yang membedakannya dengan bidang ilmu lain. Ciri-ciri khusus tersebut

dipaparkan berikut ini:

a. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat

dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode

(47)

47

penemunya. Contoh: nilai ilmiah “perubahan kimia” pada lilin yang

dibakar. Artinya benda yang mengalami perubahan kimia,

mengakibatkan benda hasil perubahan sudah tidak dapat

dikembalikan ke sifat benda sebelum mengalami perubahan atau

tidak dapat dikembalikan ke sifat semula.

b. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada

gejala-gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya

ditandai oleh adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh

munculnya “metode ilmiah” (scientific methods) yang terwujud

melalui suatu rangkaian ”kerja ilmiah” (working scientifically), nilai

dan “sikapi lmiah” (scientific attitudes).

c. IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun

dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan

observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori,

eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait

antara cara yang satu dengan cara yang lain.

d. IPA merupakan suatu rangkaian konsep yang saling berkaitan dengan

baganbagan konsep yang telah berkembang sebagai suatu hasil

eksperimen dan observasi, yang bermanfaat untuk eksperimentasi

(48)

48

e. IPA meliputi empat unsur, yaitu produk, proses, aplikasi dan sikap.

Produk dapat berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum. Proses

merupakan prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah;

metode ilmiah meliputi pengamatan, penyusunan hipotesis,

perancangan eksperimen, percobaan atau penyelidikan, pengujian

hipotesis melalui eksperimentasi; evaluasi, pengukuran, dan

penarikan kesimpulan. Aplikasi merupakan penerapan metode atau

kerja ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Sikap

merupakan rasa ingin tahu tentang obyek, fenomena alam, makhluk

hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru

yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar

4. Karakteristik Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Berdasarkan karakteristiknya, IPA berhubungan dengan cara

mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya

penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,

konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses

penemuan. Pemahaman tentang karakteristik IPA ini berdampak pada

proses belajar IPA di sekolah. Sesuai dengan karakteristik IPA, IPA di

sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk

mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan

(49)

49

Berdasarkan karakteristik IPA pula, cakupan IPA yang dipelajari di

sekolah tidak hanya berupa kumpulan fakta tetapi juga proses perolehan

fakta yang didasarkan pada kemampuan menggunakan pengetahuan dasar

IPA untuk memprediksi atau menjelaskan berbagai fenomena yang

berbeda.

Cakupan dan proses belajar IPA di sekolah memiliki karakteristik

tersendiri. Uraian karakteristik belajar IPA dapat diuraikan sebagi berikut:

a. Proses belajar IPA melibatkan hampir semua alat indera, seluruh

proses berpikir, dan berbagai macam gerakan otot. Contoh, untuk

mempelajari pemuaian pada benda, kita perlu melakukan serangkaian

kegiatan yang melibatkan indera penglihat untuk mengamati

perubahan ukuran benda (panjang, luas, atau volume), melibatkan

gerakan otot untuk melakukan pengukuran dengan menggunakan alat

ukur yang sesuai dengan benda yang diukur dan cara pengukuran

yang benar, agar diperoleh data pengukuran kuantitatif yang akurat.

Misalnya data panjang awal benda sebelum dipanaskan dan data

panjang akhir benda setelah dipanaskan dalam kurun waktu tertentu.

Proses ini melibatkan alat indra untuk mencatat data dan mengolah

data agar dihasilkan kesimpulan yang tepat.

b. Belajar IPA dilakukan dengan menggunakan berbagai macam cara

(50)

50

Termasuk teknik manakah yang Anda gunakan ketika Anda belajar

fenomena gerak jatuh bebas? Mengapa demikian?

c. Belajar IPA memerlukan berbagai macam alat, terutama untuk

membantu pengamatan. Hal ini dilakukan karena kemampuan alat

indera manusia itu sangat terbatas. Selain itu, ada hal-hal tertentu bila

data yang kita peroleh hanya berdasarkan pengamatan dengan indera,

akan memberikan hasil yang kurang objektif, sementara itu IPA

mengutamakan objektivitas. Misal, pengamatan untuk mengukur

suhu benda diperlukan alat bantu pengukur suhu yaitu termometer.

Alat bantu ini membantu ketepatan pengukuran dan data

pengamatannya dapat dinyatakan secara kuantitatif. Jika pengukuran

dilakukan berulang-ulang dengan tingkat ketelitian yang sama maka

data yang diperoleh akan sama. Jika pengukuran dilakukan dengan

panca indera saja, maka data yang diperoleh akan berbeda-beda dan

datanya bersifat Kualitatif karena didasarkan pada hal-hal yang

dirasakan orang yang melakukan pengukuran. Data kualitatif ini

bersifat subjektif, karena sangat mungkin keadaan panas benda yang

sama, dirasakan oleh dua orang atau lebih yang berbeda, hasilnya

berbeda-beda pula sehingga data yang diperoleh tidak objektif..

d. Belajar IPA seringkali melibatkan kegiatan-kegiatan temu ilmiah

(misal seminar, konferensi atau simposium), studi kepustakaan,

(51)

51

Kegiatan tersebut kita lakukan semata-mata dalam rangka untuk

memperoleh pengakuan kebenaran temuan yang benar-benar objektif.

Contoh, sebuah temuan ilmiah baru untuk memperoleh pengakuan

kebenaran, maka temuan tersebut harus dibawa ke persidangan

ilmiah lokal, regional, nasional, atau bahkan sampai tingkat

internasional untuk dikomunikasikan dan dipertahankan dengan

menghadirkan ahlinya.

e. Belajar IPA merupakan proses aktif. Belajar IPA merupakan sesuatu

yang harus siswa lakukan, bukan sesuatu yang dilakukan untuk

siswa. Dalam belajar IPA, siswa mengamati obyek dan peristiwa,

mengajukan pertanyaan, memperoleh pengetahuan, menyusun

penjelasan tentang gejala alam, menguji penjelasan tersebut dengan

cara-cara yang berbeda, dan mengkomunikasikan gagasannya pada

pihak lain. Keaktifan dalam belajar IPA terletak pada dua segi, yaitu

aktif bertindak secara fisik atau hands-on dan aktif berpikir atau

minds-on Keaktifan secara fisik saja tidak cukup untuk belajar IPA,

siswa juga harus memperoleh pengalaman berpikir melalui kebiasaan

berpikir dalam belajar IPA.

Para ahli pendidikan dan pembelajaran IPA menyatakan bahwa

pembelajaran IPA seyogianya melibatkan siswa dalam berbagai ranah,

(52)

52

kurikulum IPA yang menganjurkan bahwa pembelajaran IPA di sekolah

melibatkan siswa dalam penyelidikan yang berorientasi inkuiri, dengan

interaksi antara siswa dengan guru dan siswa lainnya. Melalui kegiatan

penyelidikan, siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan pengetahuan ilmiah yang ditemukannya pada

berbagai sumber, siswa menerapkan materi IPA untuk mengajukan

pertanyaan, siswa menggunakan pengetahuannya dalam pemecahan

masalah, perencanaan, membuat keputusan, diskusi kelompok, dan siswa

memperoleh asesmen yang konsisten dengan suatu pendekatan aktif

untuk belajar. Dengan demikian, pembelajaran IPA di sekolah yang

berpusat pada siswa dan menekankan pentingnya belajar aktif berarti

mengubah persepsi tentang guru yang selalu memberikan informasi dan

menjadi sumber pengetahuan bagi siswa

Ditinjau dari isi dan pendekatan kurikulum pendidikan sekolah

tingkat pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang berlaku saat ini

maupun sebelumnya, pembelajaran di sekolah dititik beratkan pada

aktivitas siswa. Dengan cara ini diharapkan pemahaman dan pengetahuan

siswa menjadi lebih baik. Kenyataan di lapangan, aktivitas siswa sering

diartikan sempit. Bila siswa aktif berkegiatan, walaupun siswa sendiri

(53)

53

pembelajaran, maka dianggap pembelajaran sudah menerapkan

pendekatan yang aktif.

Proses pembelajaran IPA di sekolah menekankan pada pemberian

pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar

menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Hal ini disebabkan

karena IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi

kebutuhan manusia melalui pemecahan masalah-masalah yang dapat

diidentifikasikan.Penerapan IPA perlu dilakukan secara bijaksana agar

tidak berdampak buruk terhadap lingkungan. Di tingkat SD/MI

diharapkan pembelajaran IPA ada penekanan pembelajaran Saling temas

(Sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat) yang diarahkan pada

pengalaman belajar untuk merancang dan membuat suatu karya melalui

penerapan konsep IPA dan kompetensi bekerja ilmiah secara bijaksana.

5. Nilai-Nilai yang Terkandung Dalam IPA

Dalam hal ini nilai-nilai yang dapat ditanamkan dalam pendidikan IPA

adalah:

a. Kecakapan berpikir dan bekerja menurut langkah-langkah yang teratur.

b. Ketrampilan mengadakan pengamatan dan penggunaan alat-alat

eksperimen atau demonstrasi.

c. Memiliki sifat ilmiah, antara lain:

(54)

54

2) Sanggup menerima gagasan-gagasan dan saran-srn baru.

3) Dapat membedakan antra fakta dan opini.

4) Membuat perencnaan teliti sebelum bertindak.

5) Teliti, hati-hati, dan saksama dalam bertindak.

6. Standar Kompetensi Mata Pelajaran IPA Kelas III SD/MI

Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran IPA kelas

III SD/MI dalam struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

menurut Permendiknas No. 22 tahun 2006 adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Makhluk Hidup dan

Proses Kehidupan

1. Memahami ciri-ciri

dan kebutuhan

1.1Mengidentifikasi ciri-ciri dan

kebutuhan makhluk hidup.

1.2Menggolongkan makhluk hidup secara

sederhan.

1.3Medeskripsikan perubahan yang

terjadi pada makhluk hidup dan

hal-hal yang mempengaruhi pertumbuhan

dan perkembangan anak (makanan,

kesehatan, rekreasi, istirahat dan

(55)

55 2. Memahami kondisi

lingkungan yang

berpengaruh terhadap

kesehatan, dan upaya

menjaga kesehatan

lingkungan

2.1 Membedakan ciri-ciri lingkungan

sehat dan lingkungan tidak

sehat berdasarkan pengamatan.

2.2 Mendeskripsikan kondisi lingkungan

yang berpengaruh

terhadap kesehatan.

2.3 Menjelaskan cara menjaga kesehatan

lingkungan sekitar

C. Materi Makhluk Hidup

1. Pengertian Makhluk Hidup

Makhluk hidup disebut juga organisme.Meliputi manusia, tumbuhan,

hewan dan jasad renik.

2. Ciri-ciri Makhluk Hidup

a. Makhluk hidup membutuhkan makan

b. Makhluk Hidup Berkembang Biak

c. Makhluk Hidup Tumbuh

d. Makhluk Hidup Bernafas

e. Makhluk Hidup Bergerak

f. Makhluk Hidup Peka Terhadap Rangsangan

3. Penggolongan Makhluk Hidup

Indonesia memiliki banyak sekali jenis tumbuhan dan hewan. Sebagai

(56)

56

hewan dan tumbuhan tersebut satu persatu. Kita harus menggunakan teknik

tertentu untuk mempelajarinya. Caranya yaitu dengan melakukan

pengelompokkan. Pengelompokkan dilakukan dengan mengamati

persamaan dan perbedaan ciri yang dimiliki hewan dan tumbuhan tersebut.

a. Persamaan dan perbedaan tumbuhan dan hewan

Persamaan hewan dan tumbuhan adalah keduanya merupakan

makhluk hidup yang memiliki ciri antara lain memerlukan makan,

bergerak, bernafas, tumbuh dan berkembang biak.

Perbedaan hewan dan tumbuhan seperti pada table di bawah ini :

Tabel 2.2 Perbedaan makhluk hidup

(57)

57

makanan hewan melalui proses

fotosintesis

b. Penggolongan Hewan

Hewan dapat digolongkan berdasarkan persamaan cirri-ciri yang

diamati.

1) Penggolongan hewan berdasarkan tempat hidupnya

Menurut tempat hidupnya hewan digolongkan menjadi hewan

darat, hewan air, dan hewan darat dan air.

a) Hewan darat

Hewan darat adalah hewan yang tempat hidupnya di

darat.Hewan darat yang tinggal dipermukaan tanah misalnya

kambing, kucing, kuda, sapi, dan kelinci.Hewan darat yang

tinggal di dalam tanah misalnya cacing, semut, dan ulat.

b) Hewan air

Hewan air adalah hewan yang tempat hidupnya di air.Hewan

air dibedakan menjadi tiga, yaitu hewan air tawar, hewan air

laut dan hewan air payau.

Hewan air tawar misalanya pesut, ikan mas, ikan lele,

arwana, koi, mujair dan sepat. Hewan air laut misalnya ikan

(58)

58

payau adalah campuran air tawar dan air laut, misalnya bandeng

dan udang.

c) Hewan darat dan air

Hewan yang tempat hidupnya di darat dan di air disebut

hewan amfibi. Asal mulanya hewan amfibi adalah di mulai

hidup di air. Setelah dewasa mengalami perubahan dan dapat

hidup di darat, misalnya katak dan salamander.

2) Penggolongan hewan berdasarkan jenis makanannya

Hewan berdasarkan jenis makanannya, dapat dibedakan

menjadi tiga golongan, yaitu :

a) Hewan pemakan tumbuhan

Hewan pemakan tumbuhan dikelompokkan menjadi empat,

yaitu hewan pemakan rumput atau dedaunan, hewan pemakan

biji, hewan pemakan buah, dan hewan pemakan nectar.

Hewan pemakan rumput dan dun-daunan, misalnya sapi,

kambing, kuda, kerbau dan domba.hewan pemakan biji

misalnya burung perkutut, burung pipit, burung merpati dan

burung tekukur.Hewan pemakan buah-buahan misalnya burung

kebo, burung jalak dan kelelawar.Hewan pemakan nectar

(59)

59 b) Hewan pemakan daging

Hewan pemakan daging dikelompokkan menjadi tiga yaitu

hewan pemakan hewan lain, hewan pemakan serangga dan

hewan pemakan ikan.

Hewan pemakan hewan lain misalnya Singa, Harimau, dan

Kucing hutan. Hewan pemakan serangga misalnya Cecak,

Laba-laba, dan Katak. Hewan pemakan ikan misalnya ikan hiu,

burung pelican, dan anjing laut.

c) Hewan pemakan segalanya

Hewan pemakan segalanya yaitu hewan yang dapat

memakan tumbuhan dan memakan daging. Contoh hewan

pemakan segalanya adalah ayam, bebek, dan beruang. Ayam

memakan bijian seperti beras dan jagung, akan tetapi juga

memakan cacing.

3) Penggolongan hewan berdasarkan penutup tubuh

Penggolongan hewan berdasarkan jenis penutup tubuhnya

dapat dibagi menjadi berikut:

a) Kulit kering bersisik

Bangsa hewan melata, antar lain Kadal, Bunglon, Ular,

(60)

60 b) Kulit bersisik

Bangsa ikan, antara lain ikan mujair, ikan bandeng, kerapu,

kakap, tuna tak bersisik, arwna, dan oskar.

c) Kulit tipis berlendir

Bangsa amfibi, anatara lain katak dan salamander.

d) Kulit berbulu atau kulit berambut

Bangsa burung, antara lain elang, bebek, kenari, merpati,

betet, aya, belibis, burung hantu, rajawali, dan burung dara.

Bangsa hewan buas dan hewan rumah antara lain harimau, singa,

serigala, anjing, dan kucing. Bangsa hewan yang berjalan diatas

kuku kakinya, antara lain kambing, kerbau, banteng, sapi kuda

dan domba.

e) Kerangka luar dari zat kitin

Bangsa serangga, anatara lain belalang, rayap, lalat,

capung, lebah, dan walang sangit.Bangsa udang, antara lain

kepiting, ketam dan udang.Bangsa laba-laba, anatara lain tungau,

kalajengking, laba-laba, dan caplak.

f) Kerangka luar dari zat kapur (cangkang)

(61)

61

4) Penggolongan hewan berdasarkan cara bergerak

Hewan selalu bergerak untuk memperoleh makanannya. Cara

hewan bergerak bermacam-macam.Ada yang berjalan, melompat,

terbang dan berenang.

a) Hewan berjalan

Hewan pejalan kaki mempunya kaki yang kuat. Telapak

kakinya dirancang khusus untuk berjalan. Contohnya hewan

yang berjalan adalah ayam dan unta.

b) Hewan melompat

Hewan melompat memiliki kaki. Kaki belakangnya panjang dan

kuat. Contohnya katak, kanguru, dan kelinci.

c) Hewan terbang

Hewan terbang dengan sayapnya. Berbagai jenis burung

bergerak dengan terbang. Contoh lainnya adalah kalelawar,

kupu-kupu dan lebah.

d) Hewan berenang

Hewan yang hidup di air berenang dengan alat geraknya.

Contohnya ikan berenang dengan sirip dan ekornya. Anjing laut

(62)

62

5) Penggolongan hewan berdasarkan cara berkembang biaknya. Hewan berkembang biak dengan cara bertelur dan melahirkan.

Hewan yang berkembang biak dengan cara bertelur misalnya, ayam,

bebek, burung, cecak, kura-kura, buaya, ular dan ikan.

6) Penggolongan hewan berdasarkan alat pernafasannya.

Alat pernafasan hewan ada berbagai macam, misalnya

paru-paru, insang, trakea, dan kulit.

a) Paru-paru

Hewan yang bernafas dengan paru-paru misalnya sapi, kucing,

ayam, angsa, tikus, kalelawar, burung, ular dan buaya.

b) Insang

Hewan yang bernafas dengan insang misalnya, ikan dan berudu.

c) Trakea

Hewan sebangsa serangga bernafas menggunakan

trakea.Misalnya capung, lalat, walang, nyamuk, kupu-kupu dan

lebah.

d) Kulit

Hewan yang bernafas dengan kulit misalnya cacing tanah.

c. Penggolongan Tumbuhan

(63)

63

1) Pengelompokkan tumbuhan berdasarkan bunga

Berdarkan bunganya, tumbuhan dikelompokkan menjadi dua,

yaitu tumbuhan berbunga dan tumbuhan tidak berbunga. Tumbuhan

berbunga memiliki bagian-bagian tertentu, misalnya akar, batang,

daun, bunga, buah dan biji. Tumbuhan tidak berbunga tidak

memiliki bunga, buah dan biji. Misalnya tumbuhan suplir, paku

ekor kuda, dan tanduk rusa.

2) Pengelompokkan tumbuhan berdasarkan biji

Berdasarkan bijinya tumbuhan dikelompokkan menjadi dua,

yaitu tumbuhan berbiji satu (monokotil) dan tumbuhan berbiji dua

(dikotil). Tumbuhan dikotil misalnya ubi kayu, kacang-kacangan,

papaya, jambu, tomat, jeruk dan kembang sepatu.Tumbuhan

monokotil misalnya, jagung, tebu, kelapa, pisang, anggrek dan

bawang.

3) Pengelompokkan tumbuhan berdasarkan akar

Berdasarkan akarnya, tumbuhan dikelompokkan menjadi dua,

yaitu akar serabut dan akar tunggang. Tumbuhan yang berakar

serabut misalnya padi, jagung, tebu, pisang dan kelapa. Tumbuhan

yang memiliku akar tunggang misalnya mangga, jeruk, dan jambu.

4) Pengelompokkan tumbuhan berdasarkan batang

Berdasrkan jenis batangnya, tumbuhan dapat digolongkan

(64)

64 a) Tumbuhan berbatang rumput

Tumbuhan dikatakan berbatang rumput apabila batangnya

mempunyai ruas-ruas yang nyata dan biasanya berongga,

misalnya tumbuhan padi dan jagung.

b) Tumbuhan berbatang basah

Tumbuhan berbatang basah memiliki batang yang lunak dan

berair, misalnya tumbuhan bayam dan pacar cina.

c) Tumbuhan berbatang kayu

Tumbuhan berbatang kayu memiliki batang yang keras dan

berkayu, misalnya pohon mangga dan jeruk

5) Pengelompokkan tumbuhan berdasarkan daun

a) Berdasarkan Bentuknya

Berdasarkan bentuknya, daun tumbuhan digolongkan

menjadi empat yaitu daun bertulang menyirip, daun bertulang

menjari, daun bertulang sejajar, dan daun bertulang melengkung.

(1) Daun bertulang menyirip yaitu daun yang bentuknya

seperti sirip ikan, misalnya daun mangga, daun nangka,

(65)

65

(2) Daun bertulang menjari yaitu daun yang bentuknya seperti

susunan jari-jari tangan, misalnya daun papaya, singkong,

jarak dan kapas.

(3) Daun bertulang sejajar yaitu daun yang bentuknya seperti

garis lurus yang sejajar, misalnya daun tebu, padi, dan

rumput-rumputan.

(4) Daun bertulang melengkung yaitu daun yang bentuknya

seperti garis melengkung, misalnya daun genjer dan

gadung.

b) Berdasarkan jumlah helai dan tangkai daunnya.

Berdasarkan jumlah helai dan tangkai daunnya dibedakan

menjadi dua yaitu:

(1) Daun tunggal, misalnya daun jambu, mangga, dan

semangka

(2) Daun majemuk, misalnya daun turi, petai, dan belimbing.

(

http://hedisasrawan.blogspot.co.id/2016/01/4-penggolongan-makhluk-hidup-hewan-tumbuhan.html, Tanggal 22 November

2016 jam 20.56).

D. Model Student Team Achievement Division (STAD).

1. Pengertian Model Student Team Achievement Division (STAD)

Model Student Team Achievement Division (STAD) merupakan salah

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK
Tabel 2.1
Tabel 2.2  Perbedaan makhluk hidup
Tabel 2.3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil yang dicapai dalam evaluasi sistem informasi persediaan CV Sembilan Gaya Utama adalah menemukan kelemahan- kelemahan yang terdapat dalam pengendalian manajemen

Tabel 3.11 Persentase Jawaban Persepsi Mahasiswa Terhadap Kualitas Produk Smartphone Android pada Dimensi Kualitas. Kualitas yang Dirasakan (Perceived

informasi yang berbeda mengenai biaya yang akan di keluarkan dari pegawai terkait dengan kenyataan tagihan yang diberikan pada saat pasien ingin keluar dari

▸ Long sentences are also problematic in writing because, even if they are punctuated properly, they can be hard to read since readers often want a pause, and writers need to be

sustainability in our three pillars of energy resources, energy services and energy infrastructure, also carries out the roles of mentor to communities and steward of

Kedua orang tua peneliti yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil, menuntun peneliti dengan sabar serta doa restu yang selalu diberikan kepada peneliti

[r]

Telah diuraikan bahwa tugas utama dari PPPPTK Matematika dalam implementasi program BERMUTU adalah mengembangkan modul-modul diklat terakreditasi yang akan