i
IMPLEMENTASI METODE UMMI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN STUDI KASUS DI SMP ISLAM
TERPADU NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
AHMAD ABIDIN NIM: 111-13-149
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
vii MOTTO
: َلاَق َمَّلَسَو ِوْيَلَع ِللها ىَّلَص ِللها َلْوُسَر َّنَا َناَّفَع َنْب َناَمْثُع ْنَع
ُوَمَّلَعَو ِنآْرُقْلا َمَّلَعَ ت ْنَم ْمُك ُرْ يَخ
هور( .
) هاجم نبا ,داود وبا ,دمحا ,ىذمرت ,ىراخب
“Orang yang paling baik diantara kamu adalah orang yang mempelajari
al-qur’an dan mengajarkannya”
viii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirobbil‟alamin dengan rahmat dan hidayah Allah SWT
skripsi ini telah selesai. Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Bapak Sairin dan Ibu Toimah yang senantiasa memberikan nasehat, kasih sayang dan jerih payahnya mendidikku dari kecil sampai menikmati kuliah S1 di IAIN Salatiga ini, serta tidak lelah mendo‟akan yang terbaik tanpa henti untuk menjadi pribadi yang bermanfaat untuk sesama dan kebahagian anak-anaknya.
2. Kakak Saini dan adik Muhammad Nuruddin tersayang yang selalu memberikan semangat untuk terus menjadi pribadi yang tangguh.
3. Keluarga besar Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadiin Demak Bapak K.H Masykuri Sahri, S.Pd.I dan juga ibu nyai Hj. Siti Zayyanah, AH. yang banyak
memberikan limpahan do‟a dan motifasinya.
4. Keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Bapak Drs. K.H Abdul Basith M.Pd, K.H Sonwasi Ridwan BA, K.H Zunaidi BA yang telah membimbing dan mendo‟akan dalam setiap langkah untuk mencari ilmu. 5. Mas Shepta, Mas Mubin yang selalu ada setiap kisah keluhku dan seluruh
sahabatku yang selalu membersamai dalam setiap langkah .
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan rahmat dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, meskipun dalam wujud yang sederhana. Salam sejahtera semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menuntun umatnya dari zaman kejahilan menuju zaman keislman.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan dapat diselesaikan tanpa dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih dengan ketulusan hati, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, S.Pd, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam.
4. Ibu Dra. Ulfah Susilawati, M.SI. selaku dosen pembimbing yang telah mencurahkan segala tenaga, pikiran dan bimbingannya dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini dapat terselesiakan.
x
6. Bapak Sairin, Ibu Toimah dan keluargaku yang selalu memberikan
do‟a, semangat, motivasi dan kasih sayang tiada henti.
7. Keluarga besar Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi‟in Demak Bapak K.H Masykuri Sahri, S.Pd.I dan juga ibu nyai Hj. Siti Zayyanah, AH. Keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Pulutan Bapak Drs. K.H Abdul Basith M.Pd, K.H Sonwasi Ridwan BA, K.H Zunaidi BA yang telah membimbing dan mendo‟akan dalam setiap langkah untuk mencari ilmu.
8. Terima kasih untuk semua guru dan staff SMP IT Nurul Islam Tengaran yang telah memberikan informasi untuk penyelesaian skripsi ini.
9. Keluarga besar PAI angkatan 2013 , Keluarga PPL SMK Saraswati Salatiga dan Kelompok KKN posko 8 dusun Konang yang telah memberikan pengalaman hidup yang luar biasa.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua ini karna keterbatasan penulis. Semoga skripsi ini dapat memberikan sebuah manfaat dan barokah di dunia maupun di akhirat. Aamiin Ya
Rabbal „Alamiin.
Salatiga, 18 Agustus 2017 Penulis
xi ABSTRAK
Abidin, Ahmad. 2017. Implementasi Metode Ummi dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Studi Kasus di SMP Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Ulfah Susilawati, M.SI.
Kata Kunci: Metode Ummi, Pembelajaran Al-Qur‟an
Metode Ummi merupakan metode yang mengenalkan cara membaca al-Qur‟an dengan tartil. Dalam pembelajaran metode Ummi digunakan sebuah pendekatan. Pendekatan itu adalah pendekatan bahasa ibu. Pendekatan itu ada 3 strategi yaitu: Direct Method (Langsung), Repetition (Diulang-ulang), Affection (Kasih sayang yang tulus). Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Bagaimana implementasi metode Ummi dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an studi kasus di SMP IT Nurul Islam Tengaran. (2) Apa saja yang menjadi faktor pendukung implementasi metode Ummi dalam meningkatkan kemampuan membaca al-Qur‟an di SMP IT Nurul Islam Tengaran. (3) Apa saja yang menjadi faktor penghambat implementasi metode Ummi di SMP IT Nurul Islam.
Untuk mencapai tujuan diatas, digunakan jenis penelitian kualitatif. Tekhnik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (a) Kemampuan dalam membaca al-Qur‟an mengalami peningkatan dan perkembangan selama menggunakan metode Ummi. Model pembelajaran Ummi yaitu dengan cara klasikal (satu kelas membaca bersama-sama sesuai printah guru), klasikal baca simak (siswa membaca berbeda-beda dari setiap halamannya sesuai petunjuk guru), klasikal baca simak murni (satu siswa praktik siswa lain mendengarkan dan yang lain menyimak yang dibaca) dan klasikal individual (siswa satu persatu membaca dan siswa lainnya menyimak). Dalam proses pembelajaran, metode Ummi diajarkan melalui 7 tahapan. (b) faktor pendukungnya yaitu guru pengajar
al-Qur‟an yang sudah mendapatkan sertifikasi guru sangat besar
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN BERLOGO ... ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... v
MOTTO ... vi
PERSEMBAHAN ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian... 7
D. Manfaat Penelitian... 7
E. Penegasan Istilah ... 8
F. Metode Penelitian ... 10
G. Sistematika Penulisan ... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 18
A. Pembelajaran Al-Qur‟an ... 18
xiii
C. Kemampuan Membaca Al-Qur‟an ... 35
D. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur‟an...46
BAB III PAPARAN DATA ... 51
A. Gambaran Umum SMP IT Nurul Islam Tengaran ... 51
BAB IV ANALISIS ... 66
A. Proses Pembelajaran Al-Qur‟an Menggunakan Metode Ummi di SMP IT Nurul Islam Tengaran ... 66
B. Hasil Pembelajaran dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an di SMP IT Nurul Islam Tengaran ... 71
C. Faktor Pendukung ... 76
D. Faktor Penghambat………79
BAB V PENUTUP ... 83
A. Kesimpulan... 83
B. Saran ... 84 DAFTAR PUSTAKA
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Data Guru SMP IT Nurul Islam Tengaran……….………56
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2016/2017
………...59
xv
DAFTAR LAMPIRAN 1. Daftar SKK
2. Nota Pembimbing Skripsi
3. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian 4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian 5. Lembar Konsultasi
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al-Qur‟an adalah kitab suci agama Islam yang abadi, petunjuk bagi seluruh umat manusia. Barang siapa yang berkata dengannya (al-Qur‟an), maka ia berbicara benar, barang siapa yang mengamalkannya, maka ia akan mendapatkan pahala, barang siapa yang menyeru padanya, maka ia telah ditunjuki pada jalan yang lurus, barang siapa yang berpegang teguh padanya, maka ia telah berpegang tali yang kuat, yang tidak akan terpecah pecah, dan siapa yang berpaling darinya dan mencari peunjuk selainnya, maka ia telah sangat sesat. (Badwilan, 2009: 264)
Al-Qur‟an secara harfiyah artinya adalah bacaan, namun tentunya al-Qur‟an bukan hanya sekedar bacaan yang dikarang oleh manusia seperti buku, koran, atau majalah, tetapi bacaan yang rangkaian huruf dan untaian kalimatnya sepenuhnya datang dari Allah Swt melalui malaikat Jibril a.s. dan disampaikan melalui lisan Nabi Muhammad Saw. Al-Qur‟an diturunkan secara berangsur-angsur kepada Nabi Muhammad Saw, agar umatnya dapat membaca dan mempelajarinya ayat demi ayat. Karena membaca al-Qur‟an adalah ibadah, bahkan hukumnya fardu „ain atau keawajiban setiap individu. Setiap individu muslim wajib membaca
2
sudah ada yang mengajarkan al-Qur‟an maka gugur kewajiban yang lainnya untuk mengajarkannya. (Said, 2010: 165)
Al-Qur‟an yang dibaca akan memberikan syafaat(pertolongan dibebaskan dari azab) kepada yang membacanya, semakin banyak dan sering membaca al-Qur‟an maka akan semakin banyak syafaat yang diraihnya. (Said, 2010: 189)
Rosulullah Saw. Bersabda : (Al-jami‟ As-Shohih: 197)
ِقْلا َمْوَي ْيِتْأَي ُهَّنِإَف َنآْرُقْلا ُأَرْقِا
)نلسه هور( ِهِباَحْصَ ِلِ اًعْيِفَش َةَهاَي
Artinya: “Hendaklah kalian membaca Al-Qur‟an, karena
sesungguhnya al-Qur‟an (yang kalian baca) akan datang pada hari
kiamat memberikan syafaat kepada orang-orang yang selalu
membacanya.”(H.R Muslim)
Kemampuan membaca al-Qur‟an bagi anak-anak merupakan dasar bagi dirinya sendiri atau untuk disampaikan kepada orang lain. Oleh karena itu kemampuan membaca al-Qur‟an merupakan tuntutan yang mendesak untuk dilakukan bagi umat Islam dalam rangka peningkatan, penghayatan, maupun pengamalan untuk kehidupan sehari-hari.
Pengaruh-pengaruh positif al-Qur‟an sangat tampak kepada anak -anak, karena mereka masih mudah dibentuk dan diajari, sebagaimana ada
satu ungkapan klasik, “ pengajaran pada masa kecil laksana mengukir di
atas batu. Fakta ini juga diperkuat oleh Syekh Ahmad Abdul Azhim yang
3
Anak yang menerima al-Qur‟an semenjak masih kanak-kanak akan berbeda dengan anak yang tiak mendapatkan kebaikan ini. Karena
al-Qur‟an akan memberikan kekuatan mental dan ahlak kepadanya, yang
tampak ketika mereka ditimpakan berbagai ujian dan cobaan. ( Badwilan, 2009 : 248)
Membaca al-Qur‟an itu ada aturan-aturan yang harus diperhatikan, diantaranya wajib dibaca dengan tartil. Sebagai perintah Allah dalam Q.S al-Muzammil ayat 4 :
Artinya: Dan bacalah Al-Qur‟an itu dengan perlahan-lahan (tartil)
Disunatkan membaca al-Qur‟an dengan tartil, yaitu dengan bacaan pelan-pelan dan tenang. Membaca dengan tartil itu lebih banyak memberi bekas dan mempengaruhi jiwa, serta lebih mendatangkan ketenangan batin dan rasa hormat kepada al-Qur‟an. (Depag RI, 1999: 132).
4
murid adalah kemampuan membaca al-Qur‟an dengan baik (Tartil)sesuai dengan ilmu tajwid pada setiap anak. Hal ini tentu memerlukan suatu sistem pengajaran al-Qur‟an yang secara menejemen mampu memberikan jaminan bahwa siswa-siswi yang lulus dari sekolah mereka dipastikan bisa membaca al-Qur‟an dengan baik (Tartil) sesuai dengan ilmu tajwid.
Seperti yang diungkapkan ustadz Khuslim selaku kordinator
al-Qur‟an bahwasanya metode Ummi mencoba mengambil tempatsebagai
mitra terbaik sekolah atau lembaga pendidikan dalam menjamin kualitas baca al-Qur‟an siswa-siswi mereka. Diperkuat dengan sebagai metode yang mudah, cepat namun berkualitas. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur‟an metode Ummi adalah pendekatan bahasa ibu. Strategi 3 pendekatan bahasa Ibu: 1. Direct Method(Langsung) yaitu langsung dibaca tanpa dieja atau diurai atau tidak banyak penjelasan. Dengan kata lain learning by doing, belajar dengan melakukan secara langsung. 2. Repetition (Diulang-ulang). 3. Affection(Kasih Sayang Yang Tulus).
5
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu Nurul Islam yang ada di Tengaran Kabupaten Semarang adalah merupakan salah satu sekolah yang menggunakan metode ummi dalam kegiatan belajar mengajarnya, untuk menjaga kualitas dalam membaca al-Qur‟an. Ustadz khuslim menyatakan bahwa, metode Ummi merupakan metode yang tepat dalam membaca al-Qur‟an. Karena, metode Ummi tahapan proses pembelajarannya sangat tepat dengan proses pembelajaran untuk menjadi sebuah solusi dalam membaca al-Qur‟an. Sebelumnya menggunakan metode pembelajaran al-Qur‟an dengan metode-metode yang diterapkan sebelum metode Ummi hasilnya kurang tepat dalam kualitas kemampuan membaca al-Qur‟an. Metode tersebut saat ini di terapkan di lembaga tersebut sebagai wujud upaya keberhasilan peserta didik dalam membaca al-Qur‟an.
6
melakukan penelitian tentang penerapan metode Ummi yang diterapkan di sekolah tersebut.
Paparan diatas adalah merupakan hal inti yang melatar belakangi
penulis untuk mengkaji dan melakukan penelitian dengan judul “
IMPLEMENTASI METODE UMMI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR‟AN STUDI KASUS DI SMP ISLAM TENGARAN NURUL ISLAM TENGARAN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana Implementasi Metode Ummi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an di SMP Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017? 2. Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat dari
7 C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Metode Ummi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an di SMP IT Nurul Islam Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
2. Untuk mengetahui faktor pendukung dan faktor penghambat Implementasi Metode Ummi Dalam Meningkatkan kemampuan Membaca Al-Qur‟an di SMP Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis ini, dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam memperbanyak refrensi tentang Implementasi Metode Ummi dalam kemampuan membaca al-Qur‟an pada lembaga -lembaga yang terkait.
2. Manfaat Praktis
Adapun kegunaan atau manfaat penelitian yang ingin dicapai oleh penulis antara lain:
a. Sebagai bahan acuan untuk memberikan rekomendasi dan menjadi pengetahuan dasar dalam kemampuan membaca
8
b. Diharapkan dari hasil penelitian menggunakan Metode Ummi ini dapat memperkaya dan memperbarui metode-metode yang telah ada serta sebagai tambahan wawasan dan khazanah keilmuan.
E. Penegasan Istilah 1. Implementasi
Implementasi yaitu pemasangan, mempraktikan dan pengenaan (Sugiono, 2006: 285). Jadi yang dimaksud oleh penulis adalah mempraktikan Metode Ummi yang digunakan untuk kemampuan membaca al-Qur‟an.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “Implementasi” berati
pelaksanaan atau Implementasi. Implementasi merupakan suatu Implementasi ide, konsep, kebijakan, inovasi, dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai dan sikap. (Mulyasa, 2007: 174)
Dalam penelitian ini Implementasi diartikan sebagai pelaksana atau Implementasi dari Metode Ummi.
2. Metode Ummi a. Metode
Dalam bahasa Arab, Metode dikenal dengan Istilah ةقيرط yang berati jalan atau cara. (Islami, 2011: 7). Yamin: menyatakan
9
menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran
kepada siswa untuk tujuan tertentu”. (2010: 157).
b. Ummi
Kata Ummi berasal dari bahasa arab “ummun”yang bermakna ibuku dengan penambahan “ya mutakallim” pemilihan nama Ummi juga untuk menghormati dan mengingat jasa ibu. Tiada orang yang paling berjasa pada kita semua kecuali orang tua kita terutama ibu. Ibulah yang mengajarkan banyak hal pada kita dan orang yang sukses mengajarkan bahasa di dunia ini adalah ibu.
Model Ummi adalah salah satu sarana belajar membaca
al-Qur‟an modelterbaru yang disusun oleh Masruri dan Ahmad Yusuf
MS.Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran al-Qur‟an metode Ummi adalah pendekatan bahasa ibu. Strategi 3 pendekatan bahasa Ibu: 1. Direct Method(Langsung) yaitu langsung dibaca tanpa dieja atau diurai atau tidak banyak penjelasan. Dengan kata lain learning by doing, belajar dengan melakukan secara langsung. 2.
Repetition (Diulang-ulang). 3.Affection(Kasih Sayang Yang Tulus).
10 c. Kemampuan Membaca Al-Qur‟an
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemampuan” berati
kesanggupan, kecakapan atau kekuatan. “Membaca” berawal dari kata baca yang mendapat imbuhan mem, yang pengertiannya adalah melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis. (KBBI, 2007: 83)
Al-Qur‟an menurut pendapat yang paling kuat seperti
dikemukakan Dr. Subhi Al Shalih berati: “bacaan” asal kata qaraa. Kata Al-Qur‟an itu bentuk dari masdar dengan arti isim maf‟ul yaitu
maqru “dibaca”. (Depag RI, 1999: 16)
Membaca al-Qur‟an termasuk ibadah yang paling utama, yang dijadikan sebagai upaya mendekatkan diri kepada Allah.
F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Penelitian
11
menggunakan pemahaman yang tidak memihak disertai dengan upaya menyerap dan mengungkapkan perasaan, motif, dan pemikiran di balik tindakan atau aktivitas subyek penelitian.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP IT Nurul Islam Tengaran Kab. Semarang. Lokasi ini dipilih karena tempat tersebut mengajarkan pembelajaran Baca Tulis Al-Qur‟an dengan menggunakan Metode Ummi sebuah metode baru dalam kemampuan membaca al-Qur‟an. 3. Waktu Penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada bulan Mei 2017 4. Sumber dan Jenis Data
Sumber data dengan 3 p, yaitu person, paper, dan place. (Arikunto, 1998:107). person meliputi Siswa, Guru dan Kepala Sekolah. Paper yakni dengan meneliti kitab-kitab Ummi yang digunakan siswa dalam mengkaji membaca Al-Qur‟an. Place yaitu tempat di Sekolah Menengah Pertama IT Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Adapun jenis data dalam penelitian ini ada dua yaitu data primer dan data sekunder:
a. Data Primer
12
data. (2006: 137). Hal ini tercermin dengan adanya kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari lapangan dengan mengamati atau mewancarai. Penenliti menggunakan data ini untuk mendapatkan informasi tentang Implementasi Metode Ummi Dalam kemampuan Membaca Al-Qur‟an di SMPIT Nurul Islam Tengaran Kab. Semarang.
b. Data Sekunder
13 5. Teknik Pengumpulan Data
Responden dalam penelitian ini adalah siswa, guru dan kepala sekolah yang menjadi fokus penelitiannya yaitu pembelajaan Baca Tulis Al-Qur‟anyang menggunakan Metode Ummi di sekolah tersebut. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Observasi
Metode Observasi adalah suatu metode penelitian yang digunakan dengan jalan pengamatan obyek dengan seluruh indra. Jadi observasi dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, pengecap dan peraba. (Arikunto,1998: 146).
Tehnik yang pertama digunakan sebagai alat pengumpul data yang digunakan untuk menggali dari responden penelitian. Aspek sosiologi maupun pengamatan dari setiap responden akan sangat diperhitungkan guna memperoleh informasi yang jelas terutama yang berkaitan dengan Implementasi Metode Ummi Dalam Kemampuan Membaca Al-Qur‟an Di SMP IT Nurul Islam Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
14
Metode Ummi di SMP Nurul Islam Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Lebih fokus lagi metode yang digunakan adalah pendekatan pengamatan peserta yaitu, pendekatan yang bercirikan suatu priode interaksi sosial intensif antara peneliti dengan subyeknya, di dalam lingkungan subyek tersebut.
b. Wawancara
Tehnik wawancara merupakan salah satu cara pengumpulan data dalam penelitian, karena menyangkut data maka wawancara menjadi elemen penting dalam proses penelitian. (Bagong, 2006: 70). Wawancara bisa diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi (data) dari responden dengan cara bertanya langsung secara tatap muka. Namun demikian teknik wawancara dalam pengembangan tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung, melainkan dapat memanfaatkan sarana komunikasi lain.
15
Implementasi Metode Ummi Dalam kemampuan Membaca
Al-Qur‟an Di SMPIT Nurul Islam Tengaran Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk menggali informasi dari media cetak, internet maupun dokumen-dokumen kepustakaan lainya yang mendukung erat dengan kaitanya masalah yang diteliti. Namun dalam penelitian kualitatif ini menggunakan pendekatan dokumen pribadi yaitu tempat orang mengungkap dengan kata-kata sendiri, pandangan mereka tentang seluruh kehidupan mereka atau beberapa aspek tentang mereka sendiri. (Furchan, 1992: 25).
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
16
atas, maka peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut dengan menggunakan analisis secara deskriptif-kualitatif, tanpa menggunakan teknik kuantitatif.
Analisis deskriptif-kualitatif merupakan suatu teknik yang menggambarkan dan menginterpretasikan arti data-data yang telah terkumpul dengan memberikan perhatian dan merekam sebanyak mungkin aspek situasi yang diteliti pada saat itu, sehingga memperoleh gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan sebenarnya. Menurut Muh. Nazir (1993: 30) bahwa tujuan deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Dalam proses analisis data penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa tahapan, yaitu :
17 G. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman secara komprehensif, maka dalam penulisan ini perlu ada sistematika pembahasan sebagai berikut:
Bab I merupakan pendahuluan, meliputi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penengasan istilah, metode penelitian, dan sistematika penelitian.
Bab II menjelasakan tentang pembelajaran al-Qur‟an, pengertian metode Ummi, Tahapan dalam penerapan metode Ummi, tujuan dan arah metode Ummi dan tata cara pengajaran al-Qur‟an dengan metode Ummi. Kemudian faktor-faktor dan problematika yang mempengaruhi dalam peningkatan kemampuan dalam membaca Al-Qur‟an.
Bab III Paparan data: menjelaskan tentang gambaran umum SMP IT Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang.
Bab IV merupakan analisis tentang Implementasi Metode Ummi Dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca Al-Qur‟an di Smp Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
18 BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran Al-Qur’an
1. Pengertian Pembelajaran Al-Qur’an
Dalam bahasa Arab, Metode dikenal dengan Istilah ةقيرط yang berati jalan atau cara (Islami, 2011: 7). Yamin: menyatakan bahwa metode
adalah “cara melakukan atau menyajikan atau menguraikan, memberi
contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk tujuan
tertentu”. (2010: 157). Metode juga dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh pendidik dalam penyampaian materi dengan menggunakan bentuk tertentu, seperti ceramah, diskusi, penugasan dan cara-cara lainnya (Roqib, 2009: 91).
Berdasarkan penjabaran mengenai metode diatas, penulis menyimpulkan bahwa metode adalah langkah-langkah yang telah direncanakan dan diatur guna menyelenggarakan kegiatan belajar dan mengajar sehingga dapat mencapai suatu maksud dan tujuan tertentu.
19
Bagi seorang guru,wawasan belajar dan mengajar ini sebenarnya merupakan garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Jadi seorang guru harus paham dan menguasai metode secara total.
Adapun fungsi dari metode menurut Nuha (2012: 160) terbagi menjadi beberapa bagian. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Menurut Sardiman dalam (Nuha, 2012:160) bahwa yang dimaksud dengan alat motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya pengaruh dari luar. Biasanya, ini sangat erat hubungannya dalam penggunaan metode oleh guru yang bermacam-macam atau lebih dari satu kegiatan pembelajaran. Hal ini karena dalam penggunaan metode yang bervariasi itu, dapat dijadikan sebagai alat motivasi ekstrinsik.
b. Metode sebagai strategi pengajaran
Sebagai seorang guru harus mengerti bahwa kemampuan saya serap anak atau peserta didik itu berbeda antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itulah, dalam menjalankan kegiatan pembelajaran, guru perlu menggunakan metode yang tepat guna menyikapi fenomena ini.
20
belajar mengajar, guru harus menguasai serta memiliki strategi agar anak dapat belajar dengan efektif dan efisien, dan mereka juga dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
c. Metode sebagai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah inti dari setiap kegiatan pembelajaran. Tujuan ini merupakan goal getter yan terakhir dari sebuah interaksi pembelajaran antara guru dan siswa. Pedoman ini berfungsi sebagai pemberi arahan kegiatan belajar mengajar. Dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran ini, pastilah guru sering kali melakukan dan mengembangkan inovasi dari dalam kegiatan belajar dan mengajar.
Alah satu yang dilakukan oleh guru tersebut adalah mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan. Hal ini karena metode adalah salah satu alat untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Selain itu, metode adalah sebagai pelicin jalan pengajaran menuju tercapai tujuan yang telah dipetakan sebelumnya. Oleh karena itu, wajiblah bagi guru untuk menggunakan dan mengembangkan metode dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga, metode tersebut dapat dijadikan sebuah alat untuk mencapai tujuan pembelajaran.
21
penggunaannya tentu telah melalui tahap, penilaian, dan pemilihan yang ketat.
Adapun pemilihan dan metode pembelajaran yang selama ini akan dipakai oleh seorang guru dalam proses belajar-mengajar ini tentunya berkaitan erat dengan nilai strategi metode, efektifitas penggunaan metode, dan lain sebagainya. Dalam sebuah kegiatan pembelajaran, tentunya terjadi sebuah interaksi edukatif antara guru dan siswa sebagai sasaran didik. Oleh karena itu, dalam penyampaian bahan dan materi pelajaran, seorang guru harus menggunakan strategi pembelajaran yang tepat. Di sinilah kehadiran metode menepati posisi yang sangat sentral dan urgen dalam penyampaian bahan dan materi pelajaran.
22
2. Tujuan Pembelajaran Membaca Al-Qur’an
Adapun tujuan dari membaca al-Qur‟an adalah sebagai berikut: (Abdul Karim, 2010: 61-109)
a. Membaca al-Qur‟an untuk mendapatkan ilmu.
Orang yang membaca al-Qur‟an akan mendapatkan berbagai keutamaan. Keutamaan bagi orang yang membaca al-Qur‟an adalah akan mendapatkan ilmu. Allah berfirman:
penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatNya
dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai
fikiran.(Qs. Shad: 29)
b. Membaca al-Qur‟an untuk mengamalkannya.
Dalam membaca al-Qur‟an harus disertai dengan niat untuk mengamalkannya, dengan tujuan untuk mencari ilmu yang terkandung di dalamnya kemudian diamalkan. al-Qur‟an adalah petunjuk praktis untuk mengaktifkan hati serta memeliharanya. c. Membaca al-Qur‟an untuk mendekatkan diri kepada Allah.
23
melihatnya, mendengar bacaannya, memuji dan membangga-banggakannya di hadapan para malaikat.
d. Membaca al-Qur‟an untuk mendapatkan pahala
Rosulullah SAW bersabda: “ barang siapa yang membaca satu huruf dari AL-Qur‟an maka pahala baginya satu kebaikan dilipat
gandakan menjadi sepuluh kebaikan yang sama, saya tidak
mengatakan: alif lam mim itu satu huruf akan tetapi alif itu satu
huruf, lam itu satu huruf dan mim itu satu huruf”.
e. Membaca al-Qur‟an sebagai obat.
Sebagaimana firman AllahQs. Yunus: 57:
pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit
(yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi
orang-orang yang beriman”.
24
Berarti dari penjelasan di atas tujuan dari pembelajaran membaca al-Qur‟an adalah yang pertama dengan membaca agar dapat memahami isi al-Qur‟an, dan yang kedua bertujuan agar siswa mampu mengambil manfaat pesan-pesan yang disampaikan Allah melaui
al-Qur‟an dan mengamalkannya. Lebih rinci pembelajaran membaca al
-Qur‟an bertujuan agar siswa mampu membaca dan memahami isi dalam al-Qur‟an.
B. Metode Ummi
1. Pengertian Tentang Metode Ummi
Metode Ummi adalah salah satu sarana belajar membaca
al-Qur‟an model terbaru yang disusun oleh Masruri dan A. Yusuf MS.
(http://ummifoundation.org/tentang/, pada Tanggal 11 November 2016 pukul 10.20)
25
Kata ummi berasal dari bahasa arab “ummun” yang bermakna
ibuku dengan penambahan “ya mutakallim” Pemilihan nama Ummi juga untuk menghormati dan mengingat jasa ibu. Tiada orang yang paling berjasa pada kita semua kecuali orang tua kita terutama Ibu. Ibulah yang mengajarkan banyak hal pada kita dan orang yang sukses mengajarkan bahasa di dunia ini adalah ibu.
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran al-Qu‟ran metode Ummi adalah pendekatan bahasa ibu. Strategi 3 Pendekatan Bahasa Ibu: 1. Direct Method (Langsung) yaitu langsung dibaca tanpa dieja/diurai atau tidak banyak penjelasan. Atau dengan kata lain learning by doing, belajar dengan melakukan secara langsung. 2.
Repetition (Diulang-ulang). 3. Affection (Kasih sayang yang tulus).
Model Ummi adalah sistem yang terdiri dari 3 komponen sistem: buku praktis model Ummi,manajemen mutu model Ummi dan guru bersertifikat model Ummi. Ketiganya harus digunakan secara simultan jika ingin mendapatkan hasil yang optimal dari model ini.
26
dalam mengembangkan pembelajaran al-Qur‟an yang mengedepankan pada kualitas dan kekuatan sistem.
Adapun misi dari Ummi Foundation adalah:
1) Mewujudkan lembaga profesional dalam pengajaran al-Qur‟an yang berbasis sosial dan dakwah.
2) Membangun sistem manajemen Pembelajaran al-Qur‟an yang berbasis pada mutu.
3) Menjadi pusat pengembangan pembelajaran dan dakwah al-
Qur‟an pada masyarakat.
2. Tahapan Dalam Penerapan Metode Ummi 1) Tahapan Pembelajaran Metode Ummi
Tahapan – tahapan pembelajaran al-Qur‟an metode Ummi merupakan langkah – langkah mengajar al-Qur‟an yang harus dilakukan seorang guru dalam proses belajar mengajar, tahapan – tahapan mengajar al-Qur‟an ini harus dijalankan secara berturut – turut sesuai dengan ketentuannya.
a. Pembukaan: Pembukaan adalah kegiatan pengondisian para siswa untuk siap belajar, dilanjutkan dengan salam
pembuka dan membaca do‟a pembuka belajar al-Qur‟an bersama sama.
27
c. Penanaman konsep: proses menjelaskan materi/ pokok bahasan yang akan diajarkan pada hari ini.
d. Pemahaman Konsep: memahamkan kepada anak terhadap konsep yang telah diajarkan dengan cara melatih anak untuk contoh – contoh yang tertulis di bawah pokok bahasan.
e. Keterampilan atau latihan adalah melancarkan bacaan anak dengan cara mengulang – ulang contoh atau latihan yang ada pada halaman pokok bahasan atau halaman latihan. f. Evaluasi; pengamatan sekaligus penilaian melalui buku
prestasi terhadap kemampuan dan kualitas bacaan anak satu persatu.
g. Penutup: pengondisian anak untuk tetap tertib kemuadian
membaca do‟a penutup dan diakhiri dengan salam penutup
dari Ustadz atau Ustadzah.
2) Ada 7 Program Dasar:
a) Tashih ( Pemetaan kompetensi Guru al-Qur‟an). b) Tahsin( Standarisasi Kompetensi Guru al-Qur‟an).
c) Sertifikasi ( Pembekalan Dasar Metodologi dan Manajemen
Kelas).
d) Coach (Pendampingan Implementasi).
28
f) Munaqasyah (Ujian Akhir santri-Siswa Ummi).
g) Khataman dan Imtihan (Uji Kemampuan Santri-Siswa
Ummi).
3. Tujuan dan Arah Metode Ummi
Sistem berbasis mutu yang dikenal dengan 10 Pilar dalam hal ini searah dengan sistem mutu Ummi Foundation. Untuk mencapai hasil yang berkualitas semua pengguna metode ummi dipastikan menerapkan 10 pilar sistem mutu. pilar mutu satu dengan yang lain adalah rangkai yang tidak dapat dipisahkan dalam implementasinya.
1. Goodwill Manajemen
Kesedian, dukungan dan perhatian dari pimpinan lembaga atau pengelola terhadap pembelajaran al-Qur‟an.
2. Sertifikasi Guru
Semua guru sudah lulus tashih dan mengikuti pelatihan metodologi dan manajemen pengelolaan pembelajaran al-Qur‟an metode Ummi.
3. Tahapan Baik Dan Benar
Tahapan yang sesuai dengan karakteristik obyek yang akan diajar, dan tahapan yang sesuai dengan bidang apa yang akan kita ajarkan, serta tahapan yang sesuai dengan problem kemampuan orang baca al-Qur‟an.
29
Ada target yang jelas dan terukur dari ketercapaian tiap tahap sehingga mudah dievaluasi ketuntasannya.
5. Masteri Learning yang Konsisten
Ketuntasan yang diharapkan dalam ummi adalah mendekati 100 %. Khususnya pada jilid sebelum tajwid dan gharib. Prinsip dasar dalam mastery learning adalah bahwa siswa hanya boleh melanjutkan ke jilid berikutnya jika jilid sebelumnya sudah benar-benar baik dan lancar.
6. Waktu Memadai
Waktu yang dibutuhkan minimal 4-5 kali seminggu dan setiap pertemuannya 60-70 menit serta akan semakin sempurna hasilnya jika ada tambahan latihan mandiri.
7. Rasio Guru dan Siswa yang Proporsional
Rasio yang ideal dalam belajar membaca al-Qur‟an adalah seorang guru mengajar 10 siswa atau maksimal 15 siswa.
8. Kontrol Internal dan Eksternal
Kontrol mutu yang dilakukan oleh internal (Koord. / KS di lembaga) dan control eksternal dari Ummi Foundation Wilayah Kab. / Kodya serta dari Ummi Foundation Pusat.
9. Progress Report Setiap Siswa
30
manajemen, baik evaluasi harian, mingguan, bulanan, saat kenaikan jilid, maupun ujian akhir (munaqosah) siswa.
10.Koordinator Al-Qur'an yang Handal
Peran aktif dan skill yang baik dalam memimpin segala sumber daya yang ada di lembaga, mampu memecahkan masalah dan disiplin administrasi merupakan standar yang harus dimilki seorang koordinator / kepala TPQ.
4. Tata Cara Pengajaran Al-Qur’an dengan Metode Ummi
a. Guru dalam keadaan duduk mengucapkan salam kepada siswa yang juga dalam keadaan duduk rapi.
b. Membaca surat al-Fatihah bersama-sama
c. Dilanjutkan do‟a untuk kedua orang tua dan do‟a Nabi Musa.
ًةَدْقُع ْلُلْحَو ىِرْمَا يِلْرِّسَيَو ْيِرْدَص يِل ْحَرشا ِّبَر .َنْيِمآ َنْيِنِمْؤُمْلِلَو َّيَدِلاَوِلَو ْيِلْرِفْغا ِّبَر
.
ْيِلْوَ ق اْوُهَقْفَ ي ْيِناَسِّل ْنِم
d.
Dilanjutkan dengan do‟a awal pelajaran secara terputus-putus dan siswa menirukan.َنْيِنِمْؤُمْلا ِرِّشَبَو ٌبْيِرَق ٌحْتَ فَو ِللها َنِم ٌرْصَن ِمْيِظَعلا ِنآْرُقْلاِب اَنَ باَب اَنَل ْحَتْ فِا ُمْيِلَع اَي ُحاَّتَ فاَي
ْيِدَسَج ِوِب ْلِمْعَ تْسَو ْيِرْدَص ِوِب ْحَرْشاَو يِناِسِل ِوِب ْقِلْطاَو ْيِرَصَب َكِباَتِكِب ٌرْوُ ن َّمُهَّللَا
31
e. Dilanjutkan dengan hafalan surat-surat pendeknya yang sudah ditentukan oleh sekolah
f. Mengulan kembali pelajaran yang lalu g. Penanaman konsep secara baik dan benar h. Pemahaman konsep
i. Berikan tugas-tugas rumah sesuai dengan kebutuhan.
j.
Do‟a akhir pelajaran.ُُ ْيِسَن ا َم ُوْنِم ىِنْرِّكَذ َّمُهَّللَا ًةَمْحَرَو ىًدُىَو اًرْوُ نَو اَماَمِا ْيِل ُوْلَعْجاَو ِنَاْرُقْلااِب ْيِنْمَحْرا َّمُهَّللَا
اَعْلا َّبَر اَي ًةَّجُح يِل ُوْلَعْجاَو ِراَهَّ نلاَفاَرْطاَو ِلْي َّلاَءاَنَا ُوَتَو َلَِت ْيِنْقُزْراَو ُُ ْلِهَج اَم ُوْنِم ْيِنْمِّلَعَو
.
َنْيِمَل
Adapun pokok pembahasan dalam buku paket metode Ummi ada 6 jilid dan tambahan Ghorib dan Tajwid (Masruri & yusuf, 2007: jilid 1-6).
Berikut inti pokok pembahasan: a. Ummi jilid 1
1) Pengenalan huruf tunggal (hijaiyah) Alif –Ya‟. 2) Pengenalan huruf tunggal berharokat fathah A-Ya. 3) Membaca 2-3 huruf tunggal berharokat fathah A-Ya. b. Ummi jilid 2
1) Pengenalan harokat kasroh dan dlommah, fathatain, kasrohtain dan dlommahtain.
32 3) Pengenalan huruf arab 1-99. c. Ummi jilid 3
1) Pengenalan tanda baca panjang (Mad Thobi‟i).
Fathah diikuti alif dan fathah panjang
Kasroh diikuti ya‟ sukun dan kasroh panjang
Dlommah diikuti wawu sukun dan dlommah panjang 2) Pengenalan tanda baca panjang (Mad Wajib Muttashil dan Mad
Jaiz Munfashil).
3) Pengenalan angka arab 100-500.
d. Ummi jilid 4
1) Pengenalan huruf yang disukun ditekan membacanya, (Lam,
Tsa‟, Sin, Syin, Mim, Wawu, Ya‟, Ro‟, „Ain, Ha‟, Kho‟, Hha‟,
Ghoin, Ta‟, Fa‟ dan Kaf sukun).
2) Pengenalan tanda tasydid/syiddah ditekan membacanya. 3) Membedakan cara membaca huruf-huruf:
Tsa‟, Sin dan Syin yang disukun.
„Ain, Hamzah yang disukun.
Ha‟, Kho‟, Hha‟, dan yang disuskun.
e. Ummi jilid 5
33
3) Pengenalan bacaan ikhfa‟ (samar). 4) Pengenalan bacaan idghom bigunnah. 5) Pengelan bacaan iqlab.
6) Pengenalan cara membaca lafadz Allah (tafkhim/tarqiq). f. Ummi jilid 6
1) Pengenalan bacaan Qolqolah (mantul). 2) Pengenalan bacaan idghom bilaghunnah. 3) Pengenalan bacaan Idzhar (jelas).
4) Pengenalan macam-macam tanda waqof / washol.
5) Cara membaca nun-iwadl, di awal ayat dan di tengah ayat. 6) Membaca Ana, Na-nya dibaca pendek.
g. Ummi Ghoribul Qur‟an
1) Pengenalan bacaan-bacaan ghorib/musykilat dalam Al-Qur‟an 2) Pengenalan bacaan hati-hati ketika membacanya dalam
Al-Qur‟an.
h. Ummi Tajwid
1) Pengenalan teori tajwid secara praktis mulai:
Hukum Nun Sukun atau Tanwin.
Ghunnah (Nun dan Mim bertasydid)
Hukum Mim Sukun,
Macam-macam Idghom.
Hukum Lafadz Alloh.
34
Idzhar Wajib.
Hukum Ro‟.
Hukum Lam Ta‟rif (Al)
Macam Mad (Mad Thobi‟i dan Mad Far‟i).
C. Kemampuan Membaca Al-Qur’an
1. Pengertian Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “kemampuan” berati
kesanggupan, kecakapan atau kekuatan. “Membaca” berawal dari kata baca yang mendapat imbuhan mem, yang pengertiannya adalah melihat serta memahami isi dari apa yang ditulis. (KBBI, 2007: 83)
Al-Qur‟an menurut pendapat yang paling kuat seperti
dikemukakan Dr. Subhi Al Shalih berati: “bacaan” asal kata qaraa. Kata Al-Qur‟an itu bentuk dari masdar dengan arti isim maf‟ul yaitu maqru
“dibaca”. (Depag RI, 1999: 16)
Bagi seorang muslim, membaca Al-Qur‟an merupakan suatu keniscayaan. Betapa tidak, Al-Qur‟an adalah kitab suci umat Islam yang memiliki nilai ibadah yang sangat besar dan orang yang membaca
Al-Qur‟an akan mendapatkan pahala yang besar.
35
membaca Al-Qur‟an dengan baik dan benar. Kalau tidak, maka ia berdosa (Aizid, 2013: 95)
2. Ruang Lingkup Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Apabila kita cermati dengan pembahasan membaca Al-Qur‟an ada tiga bagian yang sangat penting dalam membaca Al-Qur‟an antara lain: a. Tajwid
Tajwid secara bahasa arab berasal dari kata “Jawwaja yujawwidu-tajwidan” yang artinya membaguskan atau membuat jadi bagus. Secara bahasa tajwid dapat juga diartikan: “segala sesuatu yang
mendatangkan kebajikan”.
Sedangkan pengertian tajwid menurut istilah adalah segala sesuatu yang memberikan segala pengertian tentang huruf, baik hal-hak huruf (haqqul huruf) maupun hukum-hukum baru yang setelah hak-hak huruf (mustaqqul huruf) dipenuhi, yang terdiri atas sifat-sifat huruf, hukum-hukum madd, dan sebagainya. Sebagai contoh adalah tarqiq, tafhim dan semisalnya.(Moh.Wahyudi, 2007:1)
Menurut sebagian ulama‟ tajwid adalah sesuatu cabang ilmu
36
huruf dengan menggabungkan kepada huruf yang sesudahnya berat atau ringan, berdesis atau tidak, mempelajari tanda-tanda berhenti (waqaf) dalam bacaan dan lain sebagainya (Faishol, 2010: 7-130). Tujuan dan hukum belajar ilmu tajwid sebagai berikut:
1.) Ilmu tajwid adalah ilmu yang mempelajari tentang kaidah serta cara-cara membaca al-Qur‟an dengan sebaik-baiknya.
2.) Tujuan ilmu tajwid adalah agar dapat membaca ayat-ayat
al-Qur‟an secara betul (fashih), memelihara bacaan al-Qur‟an dari
kesalahan dan perubahan serta memelihara lisan dari kesalahan membaca.
3.) Mempelajari ilmu tajwid hukumnya fardhu Kifayah, akan tetapi mengamalkan serta membaca al-Qur‟an dengan baik (bertajwid) adalah fardhu‟ Aiin.
Dengan demikian pengertian tajwid adalah suatu cabang ilmu yang mempelajari bagaimana cara mengeluarkan huruf dengan tepat serta semua ketentuan-ketentuan dan hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana cara membaca al-Qur‟an dengan baik dilihat dari segi lafadz maupun maknanya.
b. Makhorijul al-Huruf
37
menurut bahasa adalah membunyikan huruf. Sedangkan menurut istilah adalah menyebutkan/membunyikan huruf-huruf yang ada dalam al-Qur‟an. Syekh Ibnul Jazariy membagi makhorijul al -Huruf itu. Akan tetapi diringkas lagi menjadi 5 (lima), yaitu :
1.) Al-Jauf : Lobang tenggorokan da mulut
2.) Al-Halq : Tenggorokan
3.) Al-Lisan : Lidah
4.) Asysyafataan : Kedua bibir
5.) Al-Khoisyum : Pangkal hidung
Ringkasan:
Secara umum makhorijul al-Huruf itu terbagi sebagai berikut: 1.) Makhraj dalam dan tenggorokan, terdiri dari empat makhraj:
a) Dalam tenggorokan untuk huruf ا dan وdan ي b) Pangkal tenggorokan untuk huruf ءdan ه c) Tengah tenggorokan untuk huruf عdan ح d) Tenggorokan terdekat untuk huruf غdan خ 2.) Makhraj lidah, terdiri atas sembilan makhraj, yaitu:
a. Pangkal lidah dengan langit-langit di atasnya untuk huruf ق dan ك
b. Tengah lidah dengan langit-langit untuk huruf ش dan ي c. Tepi lidah dengan pinggir gigi untuk huruf ض
38
f. Luar ujung lidah dengan gigi dua depan atas untuk dan hidung untuk huruf ن
g. Ujung atas lidah dengan ujung dua gigi depan atas untuk huruf ذ- ث dan ظ
h. Ujung atas lidah dengan pangakal dua gigi depan atas untuk huruf ط- تdan د
i. Ujung atas lidah dengan dua gigi depan bawah untuk ص-ز dan س
3.) Makhraj bibir, terdiri atas dua makhraj, yaitu:
a. Bibir dalam bawah dengan ujung dua gigi depan atas untuk huruf ف
b. Antara dua bibir untuk huruf ب- م dan و
3. Memahami Tata Aturan kesempurnaan Membaca Al-Qur’an 1) Fashohah
Perbedaan tilawah atau bacaan seseorang pembaca
al-Qur‟an yang satu dengan lainnya dapat dipahami melalui tingkat
kefashihan para pembaca tersebut di dalam melafalkan huruf-huruf hijaiyah ketika membaca al-Qur‟an. Adapun pembahasan dalam kesempurnaan membaca seseorang akan cara melafalkan biasanya
termasuk dalam cakupan “ Fashohah”. Maka dari itu pada
umumnya “fashohah” diartikan kesempurnaan membaca dari
39
Menurut pembahasan di atas konsepsi yang relavan dengan
“Fashohah” adalah pemikiran Asy-Syekh Ibnul Jazari yaitu:
“sesuatu yang wajib dan atas mereka, sebelumn melakukan
pembacaan yang akan di lakukannya, hendaknya terlebih dahulu menetahui akan tempat keluarnya huruf yang dilafalkannya, juga tentang tajwid tentang cara waqaf mengenal seluruh Rasm Usmani
di dalam mushaf, juga tentang kalimat yang maqtu‟ (terputus) dan
maushul (bersambung) dan sebagainya.
Dari pengertian di atas tentunya bagi Qori‟/Qori‟ah harus
dapat memahami sejauh mana potensi (kemampuan) yang sudah dimiliki di dalam penguasaan fashohah. Apabila dirasa sangat kurang sekali, maka haruslah dicarisatu upaya sebagai jalan keluarnya agar potensi di dalam penguasaan tilawahnya lebih baik dan lebih sempurna. (Sudarsono, 1994: 72)
2) Adab
40
menyamakan kitab/buku-buku yang dibuat oleh manusia. Seperti: majalah, koran dan buku lainnya.
Dari uraian diatas arti “adab” menurut bahasa adalah tata
cara. Sedangkan menurut istilah ialah kesopanan seseorang baik ketika membaca, membawa serta mendengarkan bacaan al-Qur‟an. Oleh sebab itu sangat perlu adanya kesopanan tersebut. Klasifikasinya sebagai berikut:
a) Adab membaca, membawa dan mendengarkan bacaan
Al-Qur‟an.
b) Adabut Tilawah ( kesopanan seorang Qor‟i/Qori‟ah baik membaca, membawa Al-Qur‟an ketika menuju mimbar tilawah). (Munir, 1994: 82).
3) Suara dan Lagu a. Suara
41
peluang untuk melatih suara untuk mencapai kemerduan suara yang di inginkan. Bentul-bentuk suara yaitu:
1) Suara Perut
Pada jenis suara ini bentuk bunyinya tergantung pada tekanan dalam perut, kalau tidak ada tekanan dari dalam perut maka bentuk suaranya menjadi los (terbuka) dan pernafasan akan lebih pendek terutama pada nada dasar (rendah).
2) Suara Tenggorokan
Jenis suara ini mempunyai tekanan yang kuat dan bernada tinggi yang digerakkan oleh tenggorokan, sehingga suara jenis ini didominir oleh gerakan-gerakan getaran dan pernafasan akan lebih mudah dikendalikan. Orang yang mempunyai jenis suara ini memberikan kesan memiliki pernafasan yang panjang dan terkendali.
3) Suara Hidung
Pada jenis suara ini khususnya untuk seni baca Al-Qur‟an kurang mencapai kesempurnaan, dikarenakan suara ini berbunyi dari pusat dalam hidung, sedangkan jenis-jenis huruf di dalam al-Qur‟an harus keluar dari tempat yang telah ditetapkan dalam ilmu tajwid.
42
Suara pada jenis ini bersumber dari kepala dan mempunyai tekanan yang keras, biasanya orang yang memiliki jenis suara ini juga disebut suara tinggi/tenor. Karena apat melengking sampai batas maksimal. Kelemahan pada jenis suara ini kurang dapat menggunakan nada-nada miror, sebaiknya lebih didominir dengan nada-nada yang lurus dan tegak.
5) Suara Mulut
Suara jenis ini dapat memiliki berbagai tangga nada baik nada rendah, sedang dan tinggi dari segi vocal lebih sempurna karena fungsi mulut sangat berperan baik pada nada rendah, sedang dan tinggi.
6) Suara Dada
Suara pada jenis ini biasanya didominir ole nada dasar (bass) sedangkan volumenya lebih besar, dan jenis suara ini
pada nada tinggi tidak dapat sempurna karena tertekan oleh dada, biasanya orang yang memiliki type suara dada ini hanya pada batas nada bariton dan dominisi pada jenis suara ini hanya pada dasar (bass)dan paling tinggi hanya mencapai nada bariton (rendah).
Berawal dari priode pengembangan baca seni baca
al-Qur‟an maka lagu yang dipergunakan dalam seni baca al
43
irama ala makawy, sehingga nama-nama jenis irama dan lagu masih menggunakan ala makawy, yakni:
(1) Husaini (2) Rakbi (3) Dhukka (4) Maya (5) Banjaka (6) Kurdi (7) Sikah
Disisi lain perkembangannya didukung dengan beberapa metode ilmiah yang mulai berkembang dan dikembangkan di
PTIQ Jakarta sejak tahun 1974 yang diajarkan oleh Qori‟ dari
mesir yang menjadi guru besar ilmu Qira‟at dan Nagham di PTIQ Jakarta dan telah terserap ilmunya hampir dari kawasan Nusantara ini.
Maka seluruh Qori‟ dan Qori‟ah dalam membaca Al-Qur‟an telah diwarnai oleh lagu-lagu dan irama ala Masri yang telah berkembang dan menjadi standar pada dunia Tilawatil Qur‟an dewasa ini, sehingga dari jenis-jenis lagu berkembang dengan berbagai variasi. Yaitu:
1) Lagu Bayati/Husaini terbagi menjadi lima: a) Qoror
44 c) Syuri
d) Jawab
e) Jawabul Jawab 2) Lagu Shoba terbagi dua:
a) Maal‟ Ajam b) Quflah Bastanjar 3) Lagu Hijaz terbagi tiga:
a) Kard b) Kard Kurd c) Kurd
4) Lagu Nahawan terbagi tiga: a) Nakris
b) „Usyaq
c) Jawab (Quflah Mahur) 5) Lagu Rast terbagi empat:
a) Rast ala nawa b) Rast Syabir c) Zanjirin d) Salalim
45 a) Iraq (fariasi)
b) Turki (nada tinggi shika) c) Raml (nada Minor) d) Huzami (Quflah)
Lagu-lagu tersebut di atas adalah lagu-lagu atau irama yang
sedang berlaku dalam Musabaqal Tilawatil Qur‟an. Di samping itu
di tengah-tengah masyarakat masih tetap berkembang lagu jenis Makawy. Jenis lagu-lagu Makawy tidak dikesampingkan di dalam
Musabaqah Tilawatil Qur‟an baik tingkat Nasional maupun
Internasional. (Munir, 1994: 91-95).
D. Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca Al-Qur’an
Aktivitas belajar bagi setiap individu, tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar, kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang dipelajari, terkadang terasa amat sulit. Dalam hal ini semangat terkadang semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi.
Setiap individu memang tidak ada yang sama. Perbedaan individual ini pulalah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan anak didik. Dalam keadaan di mana anak didik/siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya. (Ahmadi & Supriyono, 1991:74)
46
dalam membaca al-Qur‟an yang dialami peserta didik adalah berasal dari individu itu sendiri.
Berikut ini adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan dalam membaca Al-Qur‟an antara lain:
1. Faktor Internal
a. Sebab yang bersifat fisik:
1) Karena sakit. Seseorang sakit akan mengalami kelemahan fisiknya, sehingga saraf sensoris dan motorisnya lemah. Akibatnya rangsangan yang diterima melalui inderanya tidak dapat diteruskan ke otak.
2) Karena kurang sehat. Anak yang kurang sehat dapat mengalami kesulitan belajar, sebab ia mudah capek, mengantuk, daya konsentrasi hilang kurang semangat. 3) Karena cacat tubuh. Cacat tubuh dibedakan atas cacat
tubuh yang ringan seperti pendengaran, penglihatan, gangguan psikomotor. Sedangkan cacat tubuh yang tetap seperti buta, tuli, bisu, hilang tangannya dan kakinya. b. Sebab kesulitan belajar karena rohani:
47
tipe visual, motoris dan campuran. 2. Faktor Eksternal
a. Faktor keluarga
keluarga merupakan pusat pendidikan yang utama dan pertama. Tetapi dapat juga sebagai faktor penyebab kesulitan belajar. Yang termasuk faktor ini antara lain adalah:
1) Faktor Orang Tua: Orang tua yang/kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, mungkin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak-anaknya, akan menjadi penyebab kesulitan belajarnya.
2) Suasa Rumah/keluarga: Suasana keluarga yang sangat ramai, tidak munkin anak dapat belajar dengan baik, anak akan selalu terganngu konsentrasinya, sehingga sukar untuk belajar.
3) Keadaan Ekonomi Keluarga: Pertama, ekonomi yang kurang/miskin merupakan faktor yang sangat penting karena belajar dan kelangsungannya sangat memerlukan biaya. Kedua, ekonomi yang berlebihan karena mereka menjadi segan belajar karena ia ia terlalu banyak bersenang-senang-senang. Mungkin juga dimanjakan oleh orang tuanya.
b. Faktor Sekolah
48
1) Guru dapat menjadikan kesulitan belajar, apabila guru tidak baik dalam pengambilan metode yang digunakan atau dalam mata pelajaran yang dipegangnya. Hubungan guru dengan murid kurang baik. Hal ini bermula pada sifat dan sikap guru yang tidak disenangi oleh murid-muridnya. 2) Faktor alat pelajaran yang kurang lengkap membuat
penyajian pelajaran yang tidak baik.
3) Kondisi gedung, terutama ditunjukan pada ruang kelas atau ruangan tempat belajar anak.
4) Kuriulum, kurikulum yang kurang baik.
5) Waktu sekolah dan disiplin kurang. Apabila sekolah masuk sore, siang atau malam, maka kondisi anak tidak dalam keadaan yang optimal untuk menerima pelajaran.
c. Faktor Lingkungan
1) Teman bergaul pengaruhnya sangat besar dan lebih cepat masuk dalam jiwa anak. Apabila anak suka bergaul dengan mereka yang tidak sekolah, maka ia akan malas belajar. 2) Lingkungan tetangga atau corak kehidupan tetangga,
49
50 BAB III
PAPARAN DATA
A. Gambaran Umum SMP IT Nurul Islam Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMP IT Nurul Islam Tengaran
Berawal dari sebuah yayasan yang bernama Sabilul Khoirot, yang didirikan oleh KH. Zainal Mahmud pada tahun 1974. Yayasan tersebut memiliki pondok pesantren yang kemudian dikenal dan diminati oleh masyarakat sehingga dalam setiap tahunnya terus berdatangan santri-santri baru untuk mendaftarkan diri. Awalnya pesantren ini masih menggunakan pengelolaan manajemen berbasis kyai dan belum tertata dengan sistem pengelolaan modern.
Tepat pada tahun 1999/2000 berdiri sebuah lembaga pendidikan kanak-kanak-kanak yang bernama Taman Kanak-kanak Islam Terpadu (TK IT) Nurul Islam bernaung di bawah Yayasan Sabilul Khoirot. TK IT ini berhasil menarik minat masyarakat untuk mendaftarkan anaknya ditempat itu. Sehingga yayasan ini memutuskan untuk mendirikan lembaga pendidikan dasar untuk jenjang berikutnya yaitu Sekolah Dasar Islam Terpadu (SD IT) Nurul Islam yang berdiri pada tahun 2001.
51
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT) Nurul Islam Tengaran juga berada di bawah Yayasan Sabilul Khoirot. Dengan melihat fakta bahwa kebanyakan sekolah menempatkan mata pelajaran agama serta pendidikan ahlak pada kedudukan rendah di bahwah mata pelajaran umum, maka berdirilah SMP Islam Terpadu Nurul Islam Tengaran ini untuk hadir memberikan solusi atas permasalahan tersebut.
Pihak yayasan menyadari bahwa bekal moral atau akhlak itu
jauh lebih penting menjadi bekal anak di masa mendatang, dibanding
hanya mengedepankan kecerdasan intelektual semata.
Namun tak serta merta visi SMP IT Nurul Islam melupakan sisi pemberdayaan intelektual anak dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. SMP IT Nurul Islam ini telah jauh memikirkannya dengan mengintegrasikan kurikulum pendidikan nasional dengan kurikulum
„ulum syar‟iatau mata pelajaran agama. Maka SMP IT ini ingin
52
2. Visi dan Misi SMP IT Nurul Islam Tengaran Visi Sekolah:
Melahirkan generasi cerdas, berakhlakul karimah dan berwawasan global.
Misi Sekolah:
1) Menyelenggarakan pendidikan Islam menegah pertama yang memadukan antara iman, ilmu dan amal.
2) Mewujudkan peserta didik yang berkarakter; aqidah yang bersih, ibadah yang benar, akhlak yang kuat, mandiri, berwawasan yang luas, jasmani yang sehat, bersungguh-sungguh rapi dalam urusan, bisa memelihara waktu dan bermanfaat bagi orang lain.
3) Mewujudkan peserta didik yang berwawasan global, dengan penguasaan bahasa arab, bahasa inggris dan teknologi.
4) Menjadi sekolah rujukan di Jawa Tengah dan sekitarnya. 3. Letak Geografis
SMP Islam Terpadu Nurul Islam Tengaranberada di daerah Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang yang berada di jalan Raya Salatiga - Solo KM 8, RT 11/03 Desa Kaligandu Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Dengan batas-batas wilayah secara geografis sebagai berikut:
a. Sebelah Timur : Butuh
53
d. Sebelah Utara : Kembang Sari 4. Identitas SMP IT Nurul Islam Tengaran
54
11) Telpon/Fax : (0298) 3405188
12) Website dan e-mail : www.smpit-nurulislam.sch.id/ 13) E-mail : smpitnuris_tengaran@yahoo.com / 14) Nama Kepala
Sekolah
: Sunarto, S. Ag
5. Struktur Organisasi SMP IT Nurul Islam Tengaran Tahun 2016/2017
SMP IT Nurul Islam Tengaran sebagai lembaga pendidikan formal yang dipimpin oleh kepala sekolah yaitu Sunarto, S.Ag. serta dibantu para staf kepengurusan lainnya. Untuk mencapai tujuan yang optimal dalam segala urusan, maka diperlukan sebuah tanggung jawab dan kerjasama yang baik dalam organisasi. Adapun struktur organisasi SMP IT Nurul Islam Tengaran Sebagai berikut:
Kepala Sekolah : Sunarto, S.Ag
Waka. Kurikulum : Iriyanti Dwi Hapsari, S.Pd Waka. Kesiswaan : Rendy Pamungkas, S.Pd Waka. Sarpas : M. Sundomo Mariyo, S.Sn Kepala Lab. IPA : Dewi Uswati, S.Pd
Kepala Perpustakaan : Galuh Widiarini, S.Pd Staf perpustakaan : Siti Sopiyah
55 : Agiyem
Teknisi Komputer : Muhamad Sudomo Mariyo, S.Sn 6. Keadaan Guru dan Siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran
Berdasarkan penelitian yang penulis laksanakan di SMP IT Nurul Islam bahwa semua guru berjumlah 42 guru. Sebagaimana yang di jelaskan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.1 Data Guru SMP IT Nurul Islam Tengaran
NO MAPEL NAMA GURU
1 PAI 1 Atia Fitriawati, Lc PAI 2
2 PAI 1 Sunarto, S.Ag
3 PAI 1 Nur Syarifah, S.PdI PAI 2
4 PKn Eny Kusrini, S.Pd
5 PKn Muhammad Rohib Hirzi, S.Pd 6 PKn Bety Rosyidah, S.Pd
B.Jawa
7 B. Indonesia Ida Pramuwasti, S.Pd 8 B. Indonesia Siti Yulaikah, S.Pd
9 B. Indonesia Devi Sulistyaningsih, S.Pd 10 B. Indonesia Abdul Wahid, S.Pd.
56
11 B. Inggris Galuh Widiarini, S.Pd 12 B. Inggris Widdatul Fidqiyah, A.Md 13 B. Inggris Indah Safitri, S.PdI 14 B. Inggris Shinta Aunana, S.PdI 15 B. Inggris Nahar Nurun Nafi', S.PdI 16 Matematika Sulistyorini, S.Pd
17 Matematika Djoko Setyawan, S.Pd 18 Matematika Budi Astuti, S.Pd.
TIK
19 Matematika Lina Trisna Kuskowanti, S.Pd Bahasa Jawa
20 Matematika Mayasari Dian Pratiwi,S.Pd. IPA
21 IPA Dewi Uswati, S.Pd
22 IPA Rendi Pamungkas, S.Pd 23 IPA Khusnul Hakim, S.Pd. 24 IPA Rani Iryana Nurfadzila, S.T
TIK
25 IPS Iriyanti Dwi Hapsari, S.Pd 26 IPS Fitriya Habibi, S.Pd
27 IPS Widiyarti, S.Pd
57
29 Seni Budaya Muhammad Gunawan Aji, S.PdI Bahasa Arab
30 Penjaskes Ari Wibowo, S.Pd
31 Penjaskes Linda Nur Andriyani, S.Pd 32 PAI 2 Lia Nurqoyyimah
Bahasa Arab
33 Bahasa Arab Syahroni,S.PdI
34 PAI 2 Khoirul Umar
35 Al Qur'an Siti Muawanah, S.PdI 36 Bahasa Arab Nurrohmah, S.PdI 37 Bahasa Arab Munawar Said, M.Pd.I 38 Bahasa Arab Yudi Ardiansyah
Al Qur'an
39 BK Fita Nur 'aeni, S.Pd 40 Al qur'an Kuslim
41 Al qur'an Muhishom 42 Al qur'an Fu'ilal Wirdiyah
Sumber: Dokumentasi SMP IT Nurul Islam Tengaran
58
Tabel 3.2 Daftar Jumlah Siswa SMP IT Nurul Islam Tengaran
Tahun 2016/2017
TAHUN AJARAN
JML PENDAFTAR JML DITERIMA
L P Jml L P Jml
Th 2016/2017 136
186
322 org
100 130 230 org
Sumber: Dokumentasi SMP IT Nurul Islam Tengaran 7. Sarana dan Prasarana SMP IT Nurul Islam Tengaran
Dalam melaksanakanproses belajar mengajar tidak lepas dari fasilitas, dimana fasilitas tersebut dibutuhkan siswa untuk menunjang tercapainya tujuan belajar yang diharapkan.
59
Tabel 3.3 Daftar Sarana dan Prasarana SMPT IT Nurul Islam Tengaran
No. Jenis Jumlah
1. Ruang Teori Kelas 18 Ruang
2. Lab. IPA 1 Ruang
3. R. UKS 1 Ruang
4. R. BP/BK 1 Ruang
5. R. Guru Putri 1 Ruang
6. R. TU 1 Ruang
7. Kamar mandi/WC Guru 1 Ruang
8. Kamar mandi/WC Siswa 1 Ruang
9. R. Cuci 3 Ruang
10. R. Setrika 1 Ruang
11. Gudang 1 Ruang
12. R. Ibadah 2 Gedung
13. Rumah Dinas Kepsek 1 Ruang
14. Rumah Dinas Guru 5 Ruang
15. Asrama Murid 7 Ruang
16. Kantin 1 Ruang
17. Dapur 1 Ruang
18. Gapuro dan logo 1 Ruang
19. Lapangan 1 Ruang
20. Parkir 1 Ruang
60
8. Kegiatan Ekstrakurikuler SMP IT Nurul Islam Tengaran
Kegiatan ektrakurikuler di SMP IT Nurul Islam Tengaran siswa tidak wajib mengikuti kegiatan tersebut. Tapi, disarankan untuk mengikuti yang diminati dari beberapa kegiatan ekstrakurikuler yang telah disediakan oleh pihak sekolah.
Ektrakurikuler adalah kegiatan non-formal yang dilakukan peserta didik di luar jam belajar. Ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Berikut ini kegiatan ektrakurikuler:
Tabel 3.4 Kegiatan Ektrakurikuler SMP IT Nurul Islam Tengaran
No. Kegiatan Ektrakurikuler 1. Jurnalistik
61
Sumber: Dokumentasi SMP IT Nurul Islam Tengaran 9. Jadwal Mata Pelajaran Al-Qur’an ( metode Ummi)
Di SMP IT Nurul Islam Tengaran dalam mata pelajaran Al-Qur‟an menggunakan metode Ummi. Dalam satu minggu setiap kelas mendapatkan dua kali pembelajaran Al-Qur‟an. Adapun jadwal mata pelajaran Al-Qur‟an akan lebih jelas ada di tabel tersebut.
Tabel. 3.5. Jadwal Mata Pelajaran Al-Qur’an ( metode Ummi)
63
2.08.10-08.50 8 C Ustadz.
64
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMP IT)Nurul Islam yang ada di Tengaran Kab. Semarang adalah merupakan salah satu sekolah yang menggunakan metode ummi dalam kegiatan belajar mengajarnya, dengan tujuan untuk menjaga kualitas dalam membaca
al-Qur‟an. Di SMP IT Nurul Islam Tengaran Kab. Semarang juga
menyatukan antara ilmu Agama dan ilmu umum untuk perkembangan peserta didiknya dan memiliki salah satu progam Tahfidz dalam progam unggulannya, oleh sebab itu SMP IT Nurul Islam Tengaran Kab. Semarang menerapkan metode Ummi dalam pengajaran al-Qur‟an tersebut.
Guru yang mengajarkan metode Ummi di SMP IT Nurul Islam Tengaran memiliki tenaga pengajar al-Qur‟an berjumlah 5 guru. Dari lima guru tersebut sebelumnya mengikuti seleksi yang di selenggarakan oleh pihak yayasan. Kemudian guru yang terpilih dan di percaya sebagai guru al-Qur‟an adalah sebagian bedar memiliki kemampuan dalam membaca al
-Qur‟an bagus, lulusan dari pesantren dan ada juga yang pernah mengajarkan metode Ummi di SD IT Nurul Islam Tengaran.