• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Beragam Pekerjaan Dalam Masyarakat Melalui Metode Role Playing Pada Siswa Kelas IIIMI Miftahul Huda Desa Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Beragam Pekerjaan Dalam Masyarakat Melalui Metode Role Playing Pada Siswa Kelas IIIMI Miftahul Huda Desa Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017 - Test Repository"

Copied!
193
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

BERAGAM PEKERJAAN DALAM MASYARAKAT MELALUI

METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS III

MI MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT, KEC. TUNTANG,

KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh:

NUR ROHMAH

(115-13-075)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI

BERAGAM PEKERJAAN DALAM MASYARAKAT MELALUI

METODE ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS III

MI MIFTAHUL HUDA DESA LOPAIT, KEC. TUNTANG,

KAB. SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

Oleh:

NUR ROHMAH

(115-13-075)

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

(4)
(5)
(6)
(7)

vii MOTTO

دج و ّدج نم

“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, Ia akan berhasil”

Berangkat dengan penuh keyakinan

Berjalan dengan penuh keikhlasan

Istiqomah dalam menghadapi cobaan

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak,

Kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Ayahanda Mad Nasori dan Ibunda Tarsem tercinta yang telah menjadi motivator utama dan penasihat terbaik yang senantiasa dengan ikhlas dan bijaksana memberikan kasih sayang, do’a, serta inspirasi kepada penulis untuk

selalu memanfaatkan kesempatan yang tidak akan pernah datang dua kali.

Kakak-kakakku tercintaTeh Melani, Mas Yayat, Teh Juju, Kaka Anto, Mas Jamal, Mba Siwi dan adikku Uus yang selalu memberikan motivasi sehingga

penulis bersemangat untuk secepatnya menyelesaikan skripsi ini.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا للها مسب

Alhamdulillah, puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Rahman dan Rahim yang dengan rahmat, taufik, dan hidayahnya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikut setianya.

Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Berbagai Pekerjaan Dalam Masyarakat Melalui Penerapan Metode Role Playing Pada Siswa Kelas III MI Miftahul Huda Desa Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017” dapat terselesaikan tepat waktu. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga. 2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) IAIN Salatiga.

(10)

x

5. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd., selaku Dosen Pembimbing atas semua waktu, arahan, bimbingan, petunjuk, saran, serta kesabaran dalam proses penulisan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta bantuan kepada penulis.

7. Bapak Misbakhul Munir, S. Pd. I., selaku Kepala Sekolah MI Miftahul

Huda Lopait, Tuntang, Kab. Semarang yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di MI Miftahul Huda Lopait, Tuntang, Kab. Semarang.

8. Bapak Muazin, S. Pd. I., selaku Guru Kelas III MI Miftahul Huda Lopait, Tuntang, Kab. Semarang yang telah membantu dalam proses penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan.

9. Siswa- siswi kelas III MI Miftahul Huda Lopait, Tuntang, Kab. Semarang

yang sudah berkenan menjadi subjek penelitian dan mengikuti jalannya penelitian dengan sungguh-sungguh.

10. Kedua orangtua, kakak dan adik selaku pemompa semangat dalam penyelesaian skripsi sini.

11. Sahabat-sahabatku tersayang PGMI angkatan tahun 2013 spesial Mila

(11)
(12)

xii Abstrak

Rohmah, Nur. 2017. Peningkatan Hasil Belajar IPS Materi Beragam Macam Pekerjaan Dalam Masyarakat Melalui Metode Role Playing Pada Kelas III MI MIftahul Huda Desa Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. SKRIPSI. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. Kata Kunci:Role Playing, Hasil Belajar, Beragam Macam Pekerjaan Dalam

Masyarakat

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh proses belajar di MI Miftahul Huda yang gurunya kurang memahami pemahaman dan kegiatan pembelajaran bersifat monoton sehingga daya tarik dan serap kurang bagi siswa. Hasil belajar siswa tidak memuaskan apalagi IPS merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari diperlukan metode pembelajaran yang akan mengajak siswa untuk aktif secara perilaku dan penalaran. materi IPS cocok menggunakan metode role playing karena dalam metode itu para siswa akan merasakan dan mempraktikan secara langsung dengan materi yang sedang diajarkan, sehingga pemahaman siswa meningkat dibandingkan menggunakan metode tradisional lainnya.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas dengan menerapkan metode role playing. Penelitian tindakan kelas terdiri mencakup 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian dievaluasi dalam refleksi untuk menyusun perbaikan dalam tindakan siklus selanjutnya. Untuk mengumpulkan data diperlukan observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes formatif untuk melihat ada tidaknya peningkatan hasil belajar.

(13)

xiii DAFTAR ISI

Cover ... i

Logo Bergambar... ii

Sampul... iii

Persetujuan Pembimbing ... iv

Pengesahan Kelulusan ... v

Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Publikasi ... vi

Motto ... vii

Persembahan ... viii

Kata Pengantar ... ix

Abstrak ... xii

Daftar Isi... xiii

Daftar Gambar ... xv

Daftar Tabel ... xvi

Daftar Lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Hipotesis Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 9

F. Definisi Operasional... 11

G. Metode Penelitian... 14

(14)

xiv BAB II LANDASAN TEORI

A. Belajar ... 24

B. Hasil Belajar ... 36

C. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)... 41

D. Ilmu Pengetahuan Sosial ... 44

E. Beragam Macam Pekerjaan Dalam Masyarakat ... 46

F. Role Playing ... 54

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN A. Subjek Penelitian ... 58

B. Deskripsi Pra Siklus ... 64

C. Deskripsi Siklus I ... 64

D. Deskripsi Siklus II ... 70

E. Deskripsi Siklus III ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN A. Deskripsi Paparan Siklus... 81

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 97

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 99

B. Saran ... 100

Daftar Pustaka ... 101

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perencanaan Penelitian Tindakan Kelas ... 19

Gambar 2.1 Kebutuhan Primer ... 47

Gambar 2.2 Petani ... 49

Gambar 2.3 Nelayan... 50

Gambar 2.4 Dokter ... 50

Gambar 2.5 Guru yang Sedang Mengajar ... 51

Gambar 2.6 Ladang Pertanian ... 51

Gambar 2.7 Perikanan ... 52

Gambar 2.8 Peternakan Ayam ... 52

Gambar 2.9 Perindustrian Kerajinan ... 53

Gambar 2.10 Perkantoran... 53

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 SK dan KD IPS ... 46

Tabel 3.1 Data Nama Guru MI Miftahul Huda Lopait ... 60

Tabel 3.2 Data Siswa MI Miftahul Huda Lopait... 61

Tabel 3.3 Data Ruang MI Miftahul Huda Lopait ... 63

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ... 81

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 82

Tabel 4.3 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 84

Tabel 4.4 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 85

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 87

Tabel 4.6 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 90

Tabel 4.7 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 90

Tabel 4.8 Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 93

Tabel 4.9 Lembar Observasi Siswa Siklus III ... 94

Tabel 4.10 Lembar Observasi Guru Siklus III ... 95

Tabel 4.11 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar ... 97

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I RPP Siklus I Lampiran 2 RPP Siklus II Lampiran 3 RPP Siklus II

Lampiran 4 Lembar Pengamatan Siswa Siklus I Lampiran 5 Lembar Pengamatan Siswa Siklus II Lampiran 6 Lembar Pengamatan Siswa Siklus III Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus I Lampiran 8 Lembar Pengamatan Guru Siklus II Lampiran 9 Lembar Pengamatan Guru Siklus III Lampiran 10 Foto Kegiatan

Lampiran 11 Naskah Permainan Peran Siklus I Lampiran 12 Naskah Permainan Peran Siklus II Lampiran 13 Naskah Permainan Peran Siklus III Lampiran 14 Hasil Belajar Siswa Siklus I Lampiran 15 Hasil Belajar Siswa Siklus II Lampiran 16 Hasil Belajar Siswa Siklus III Lampiran 17 Surat Keterangan KKM Kelas Lampiran 18 Surat Ijin Penelitian

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang indah segala hal yang menopang kehidupan manusia diatur secara jelas dengan sumber yang berasal langsung dari Allah SWT dituangkan dalam kalam-kalam suci dan indah yaitu Al-Qur’an. Salah satu hal yang di atur yaitu tentang ilmu. Sangat dianjurkan

bagi umatislam dimanapun berada untuk mencari ilmu, berilmu dan mengamalkan ilmu karena orang-orang yang berilmu akan di tinggikan derajatnya di surga kelak. Allah berfirman dalam QS. Al-Mujadilah ayat 11:

َٰٓ ي

“Wahai orang-orang yang beriman! Apabila dikatakan kepadamu,

“Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” maka lapangkanlah,

niscaya Allah akan Memberi kelapangan untukmu. Dan apabila

dikatakan, “Berdirilah kamu,” maka berdirilah, niscaya Allah akan

Mengangkat (derajat) orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Dan Allah Maha Teliti apa yang

(19)

Pada umumnya, ilmu didefinisikan sebagai jenis pengetahuan, tetapi bukan sembarang pengetahuan, melainkan pengetahuan yang diperoleh dengan cara-cara tertentu, berdasarkan kesepakatan diantara para ilmuwan. Ilmu ini pada umumnya dibagi menjadi tiga bidang: ilmu-ilmu pasti dan alam, ilmu-ilmu sosial, dan humaniora. (Dawan, 1996:527)

Setiap ilmu memiliki disiplin ilmu yang di dalamnya terkandung ilmu pendidikan dan ilmu itu sendiri. Sama halnya dengan Ilmu Pengetahuan Sosial atau lebih dikenal dengan IPS. Mulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai Perguruan Tinggi IPS akan terus dibahas, dipelajari dan menjadi bahan diskusi dengan diharuskannya setiap siswa mengikuti mata pelajaran IPS. Dengan diberlakukannya peraturan seperti itu membuktikan bahwa IPS merupakan disiplin ilmu yang penting untuk mengetahui seluk beluk tentang manusia sebagai makhluk sosial, bumi sebagai tempat dan fenomena-fenomena yang terjadi di sekitar manusia dan bumi.

(20)

mempelajari tentang bumi dan fenomena-fenomena alam yang terjadi di dalamnya. (4) Sosiologi, cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari tentang seluk beluk kehidupan sosial manusia, dari cabang ilmu pengetahuan sosial di atas tentunya mempermudah manusia dalam mengelompokkan setiap fenomena ilmu pengetahuan sosial yang terjadi.

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk membentuk kepribadian manusia seutuhnya dengan jalan membina seluruh potensi yang ada pada diri anak didik baik jasmani maupun rohani. (Rasimin, 2012:81). Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara faktor-faktor yang telibat di dalamnya guna mencapai tujuan pendidikan. Proses sederhana yang menggambarkan interaksi unsur pendidikan dapat secara jelas dilihat dalam proses belajar yang terjadi di lembaga pendidikan formal, tepatnya di kelas, yaitu manakala guru mengajarkan nilai-nilai ilmu dan keterampilan kepada murid, dan murid karena menerima pengajaran tersebut terjadilah apa yang dinamakan proses belajar. (Yaya, 2007:45)

Pendidikan IPS merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mengungkap hubungan manusia, bumi dan fenomena-fenomena alam yang terjadi untuk membentuk kepribadian dan tingkah laku siswa sehingga siswa dapat memahami proses IPS dan dapat dikembangkan di masyarakat.

(21)

berkembang disekitar siswa. Pemupukan konsep Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah dilakukan sejak Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyyah akan sangat membantu dalam membentuk karakter dan kepribadian siswa dalam menyikapi fenomena sehingga siswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh secara langsung dalam kehidupan sehari-hari.

Sehingga itu dapat mematahkan anggapan bahwa pendidikan IPS bukan hanya sekedar teori yang didapat siswa di sekolah saja. Karena materi pendidikan IPS menyangkut dengan kehidupan sehari-hari siswa. Selain itu banyaknya penelitian dan penemuan baru terkait IPS, berdampak pada materi IPS yang mengalami perbaikan agar materi-materi yang diajarkan dapat mengikuti perkembangan jaman.

Pembelajaran IPS terutama materi “Beragam Pekerjaan Dalam

Masyarakat” merupakan materi yang sebenarnya familiar dalam kehidupan

sehari-hari khususnya dalam kegiatan ekonomi masyarakat umum. Materi ini berisi tentang segala hal yang berkaitan tentang pofesi yang ada di sekitar siswa. Pendidikan yang tidak direncanakan dengan baik akan mempengaruhi mutu proses pembelajaran yang berujung pada tidak tercapainya tujuan pendidikan. (Jejen, 2015:9)

(22)

bagus akan tertinggal. Oleh karena itu, diperlukan metode yang tepat untuk mengembangkan materi pelajaran terutama pada mata pelajaran IPS materi “Beragam Pekerjaan Dalam Masyarakat”.

Munculnya metode pembelajaran yang menggunakan metode baru yang akan membuat siswa aktif dan berani mengemukakan pendapatnya tanpa merasa takut, malu dan tertekan. Membuat para pendidik terus menyesuaikan diri agar dapat bersaing. Salah satu metode pembelajaran IPS yang dapat diterapkan adalah metode role playing.

(23)

Metode Role Playing akan lebih mengena pada siswa apabila proses pembelajarannya dengan mencoba berperan sesuai materi yang dipelajari dalam proses pengenalan pekerjaan yang dimulai tujuan dari pekerjaan dan kegiatan apa saja yang dilakukan dalam pekerjaan tersebut. Supaya siswa lebih berperan aktif, pendidik hanya boleh bertindak sebagai pendamping yang membantu siswa dalam melakukan perannya agar terlihat lebih natural dan mendampingi siswa dalam membuat laporan hasil dari bermain peran. Laporan dibuat untuk menguatkan teori yang sedang dipelajari.

Sebelumnya proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru (teacher centered), tetapi sekarang kurikulum menuntut dengan sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered). Proses pembelajaran secara tradisional mau tidak mau harus harus dikurangi karena pembelajaran tradisional tersebut belum mampu mengembangkan kemampuan kognitif (penalaran), afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan).

Proses Pembelajaran di sekolah dasar harus bersifat terpadu dengan perkembangan anak baik perkembangan fisik, kognitif, sosial, moral, maupun emosional. Dengan kata lain pengembangan bahan ajar dan proses pembelajaran di sekolah dasar harus bertolak dari prinsip ketercernaan bagi peserta didik. (Djam’an, 2011:3.11)

(24)

untuk pelajaran IPS masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Didukung dengan adanya data dokumen diperoleh dari 22 siswa kelas III hanya 14 siswa atau 63,64% yang mencapai KKM dan rata-rata kelas 70,32 masih jauh dari target KKM yaitu harus mencapai 85%. Pemberian materi dengan pembelajaran yang biasa-biasa saja membuat siswa kurang memahami dan menyerap materi yang sedang diajarkan. Sehingga prestasi belajar siswa kurang memuaskan.Mengingat siswa diusia SD/MI (7 sampai 12 tahun) memiliki sifat-sifat yang khas yaitu berfikir atas dasar pengalaman yang konkret, mereka belum dapat membayangkan pada hal-hal yang abstrak.

Penggunaan metode role playing selain untuk meningkatkan hasil belajar siswa, juga digunakan untuk mengetahui apakah dengan penggunaan metode ini para siswa dapat mencapai nilai KKM kelas, sekolah atau nasional. Ini dilakukan untuk mengetahui sekolah tersebut berkualitas atau tidak. Karena semakin tinggi KKM yang ditetapkan suatu sekolah maka itu menjadi salah satu bukti kualitas sekolah yang bagus, walaupun penentuan KKM bukan penentu mutlak masih banyak faktor-faktor penentu lainnya seperti kualitas guru, sarana dan prasarana dan masih banyak lagi.

(25)

Belajar IPS Materi Beragam Pekerjaan Dalam Masyarakat Melalui Penerapan Metode Role Playing Pada Siswa Kelas III Mi Miftahul Huda Desa Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah penelitian adalah apakah metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi beragam pekerjaan dalam masyarakat pada siswa kelas IIIMI Miftahul Huda Desa Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017?

C. Tujuan Penelitian

(26)

D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan 1. Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Penerapan metode role playing dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi beragam pekerjaan dalam masyarakatpada siswa kelas IIIMI Miftahul Huda Desa Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.

2. Indikator Keberhasilan dalam penelitian ini adalah:

Indikator hasil belajar IPS materi pekerjaan adalah sebagai berikut: (1) menjelaskan pengertian pekerjaan, (2) menjelaskan macam-macam pekerjaan, (3) menyebutkan tugas-tugas dari pekerjaan.

Penerapan metode role playing dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai. Adapun indikator ketuntasan anak didik adalah sebagai berikut:

a. Secara Individu

Siswa dapat mencapai skor ≥ 70 pada materi beragam pekerjaan

dalam masyarakat. b. Secara Klasikal

Siklus akan berhenti apabila 85% dari total anak didik dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 70.

E. Manfaat Penelitian

(27)

Adapun manfaat yang diharapkan sebagai berikut: 1. Manfaat secara teoritis

a. Ditemukannya metode yang tepat dalam pembelajaran.

b. Pemahaman siswa terhadap materi beragam macam pekerjaan

dalam masyarakat untuk meningkatkan hasil belajar dalam mata pelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi Guru

1) Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang

dihadapi oleh guru.

2) Menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pembelajaran. b. Manfaat bagi siswa

1) Siswa MI Miftahul Huda memperoleh pembelajaran pelajaran

IPS yang lebih menarik, menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk memahami materi IPS.

2) Proses pembelajaran IPS tidak monoton hanya mendengarkan ceramah pendidik.

3) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas

mandiri, kelompok, yang terstruktur dan yang tidak terstruktur. 4) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide,

(28)

5) Meningkatkan hasil belajar siswa mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial materi beragam pekerjaan dalam masyarakat.

c. Manfaat bagi Sekolah

1) Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan lembaga lain sehingga suasana intensif tersebut menjadi lebih harmonis.

2) Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan meningkatkan hasil belajar siswa.

3) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya para guru yang kreatif, inovatif, dan profesional.

d. Manfaat bagi Pendidikan

Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semakin profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.

F. Definisi Operasional

(29)

1. Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. (Purwanto, 2009:44)

Slameto dalam (Hamdani, 2011:20) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku sebagai hasil pengalamannya, setelah mengalami siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya.

2. Belajar

(30)

3. Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora. (Rasimin, 2012:42)

4. Metode Role Playing

Metode role playing adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, bergantung pada apa yang diperankan. (Hamdani, 2011:87)

5. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah “Menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria

tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik.Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria ketuntasan minimal”.

(31)

G. Metodelogi Penelitian

1. Rancangan Penelitian sebagai berikut:

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau istilah dalam bahasa Inggris adalah Classroom Action Researc (CAR). Dari namanya sudah menunjukkan isi yang terkandung di dalamnya yaitu sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan.

a. Penelitian, menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek

dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

b. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja

dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

(32)

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu 1) penelitian, 2) tindakan, dan 3) kelas, segera dapat disimpulkan bahwapenelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. (Suharsimi, 2006:2-3)

Berdasarkan pengertian di atas, PTK bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di sekolah. (Masnur, 2014:10)

Alasan peneliti menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) supaya guru mengubah tindakan guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas yang lebih efektif.

2. Subjek Penelitian a. Subjek Penelitian

(33)

b. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan ruang kelas III MI Miftahul Huda, Desa Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang. Sekolahnya sendiri berada di Desa Lopait Kecamatan Tuntang. Sekolah tidak terlalu dekat dengan jalan raya sehingga ketika akan ke sekolah itu harus memasuki gang. Lokasi sekolah dekat dengan sawah dan akses jalan menuju sekolah termasuk dalam kategori dapat di akses dengan berjalan kaki. Tidak ada jasa kendaraan umum seperti ojek pangkalan atau angkot. Sekolah sedang berkembang untuk menjadi sekolah unggulan yang berlandaskan pendidikan islam. Sehingga menjadi salah satu pertimbangan bagi para orangtua di sekitar sekolah untuk menyekolahkan anaknya di sekolah ini.

c. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini adalah pada semester 2 tahun Pelajaran 2016/2017.Selama ± 3 bulan yang dimulai dari akhir bulan Maret-Mei 2017. Dengan alasan bertepatan materi pekerjaan terdapat pada semester 2.

d. Langkah-langkah Penelitian

(34)

1) Perencanaan (Planning)

Merupakan bagian awal yang harus dilakukan peneliti sebelum seluruh rangkaian kegiatan dilakukan. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mempersiapkan rencana pembelajaran dan skenario tindakan, termasuk bahan pelajaran dan tugas-tugas, menyiapkan alat pendukung/sarana lain yang diperlukan, mempersiapkan cara merekam dan menganalisis data, dan melakukan simulasi pelaksanaan jika diperlukan. (Zainal, 2014:7-8)

2) Pelaksanaan (Action)

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan pada tahap satu, yaitu bertindak di kelas. Hendaknya perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa. Hal ini akan berpengaruh dalam proses refleksi pada tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula. (Suyadi, 2015:62)

3) Pengamatan (Observasition)

(35)

mencapai sasaran. Pada langkah ini, peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara mengumpulkan, dan alat atau instrument pengumpulan data (angket/wawancara/observasi, dan lain-lain). (Suyadi, 2015:63)

Dari sisi hal yang harus diamati, instrument dapat dikelompokkan menjadi 3 (tiga), yaitu: instrument untuk mengamati guru (observing teachers), instrument untuk mengamati kelas (observing classroom), dan instrument untuk mengamati perilaku siswa (observing student) (Reed dan Bergerman, 1992). (Samsu, 2013:77)

4) Refleksi (Reflektion)

Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari bahasa inggris reflection, yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia. (Suharsimi, 2006:19)

(36)

nantinya dapat membantu guru sebagai peneliti untuk berefleksi. Hasil refleksi tersebut sangat berguna untuk merencanakan siklus berikutnya. Hasil refleksi pada siklus pertama akan menjadi bahan perencanaan dalam siklus yang kedua dan begitu seterusnya hingga terbentuk beberapa siklus yang saling terkait dalam satu penelitian tindakan. (Bambang, 2014:7)

Adapun gambar tahapan penelitian adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Suyadi, 2015: 50) Perencanaan

Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

(37)

e. Instrument Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, instrument penelitian yang digunakan peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

1) RPP

Berupa rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat guru yang berisi standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran materi pembelajaran, langkah-langkah, metode pembelajaran, dan soal evaluasi beserta kunci jawaban.

2) Lembar Observasi

Dalam kegiatan penelitian ini kegiatan observasi dilakukan secara langsung yang meliputi observasi aktivitas siswa, observasi kegiatan guru dalam pengelolaan kelas dan proses kegiatan belajar mengajar yang berkaitan dengan upaya dari guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan metode role playing.

3) Tes Evaluasi

(38)

f. Teknik Pengumpulan Data

Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan kualitatif metode sebagai berikut:

1) Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.

2) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan salah satu alat pengumpulan data. Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan yang berlangsung saat pembelajaran dan untuk menemukan gambaran tentang eksistensi MI Miftahul Huda terkait metode yang sedang dilakukan.

3) Observasi

(39)

g. Analisis Data

Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil observasi yang tercatat dalam setiap siklusnya.

1) Ketuntasan Individual

Ketuntasan setiap individu dapat diketahui apabila siswadapat mencapai skor ≥ 70 pada materi berbagai pekerjaan dalam masyarakat dapat dilihat dari nilai hasil tes evaluasi.

2) Ketuntasan Klasikal

Persentase ketuntasan klasikal adalah ≥ 85% dari jumlah total siswadalam satu kelas mendapatkan nilai ≥ 70. Pengukuran persentase kompetensi siswa secara klasikal dapat menggunakan rumus sebagai berikut:

Presentasi Ketuntasan =

x 100%

H. Sistematika Penulisan Skripsi

Dalam rangka untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis menulis dengan sistematika sebagai berikut :

(40)

BAB II Kajian pustaka berisi tentang pengertian peningkatan hasil belajar IPS materi pekerjaan melalui metode role playing. BAB III Pelaksanaan Penelitian yang berisi tentang gambaran umum MI

Miftahul Huda Desa Lopait, Kec. Tuntang, Kab. Semarang BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan tentang deskripsi per siklus

yang meliputi data hasil pengamatan (observasi) dan wawancara, refleksi keberhasilan dan kegagalan.

(41)

24 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. BELAJAR

1. Pengertian Belajar

Slameto dalam (Hamdani, 2011:20) mengatakan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Belajar pada hakikatnya adalah kegiatan yang dilakukan secara sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam bentuk sikap dan nilai yang positif. (Rohmalina, 2015: 18)

Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. (Oemar, 2013:27)

(42)

sadar untuk memperoleh atau menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru baik adalam bentuk keterampilan ataupun pengetahuan hasil dari pengubahan kelakuan bukan dari suatu penguasaan hasil latihan. 2. Tujuan Belajar

Sardiman (2007:26-28) dalam bukunya menyampaikan ditinjau secara umum, maka tujuan belajar itu ada tiga jenis.

a. Untuk mendapatkan pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berpikir.Pemilikan pengetahuan dan kemampuan berpikir sebagai yang tidak dapat dipisahkan. Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berpikir tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berpikir akan memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah memiliki kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan belajar.Dalam hal ini peranan guru sebagai pengajar lebih menonjol.

(43)

b. Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga memerlukan suatu keterampilan.Keterampilan memang dapat dididik, yaitu dengan banyak melatih kemampuan.Dengan demikian juga mengungkapkan perasaan melalui bahasa tulis atau lisan, bukan soal kosa kata atau tata bahasa, semua memerlukan banyak latihan. Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan menuruti kaidah-kaidah tertentu bukan semata-mata hanya menghafal atau meniru. Cara berinteraksi, misalnya dengan metode role playing.

c. Pembentukan sikap

Dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku, dan pribadi anak didik, guru harus lebih bijak dan hati-hati dalam pendekatannya. Untuk itu dibutuhkan kecakapan dalam mengarahkan motivasi dan berpikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi guru itu sendiri sebagai contoh atau model.

Pembentukan sikap mental dan perilaku anak didik , tidak akan terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values. Oleh karena itu, guru tidak sekedar “pengajar”, tetapi betul-betul

(44)

3. Unsur-unsur Belajar

Unsur-unsur belajar adalah faktor-faktor yang menjadi indikator keberlangsungan proses belajar. Setiap ahli pendidikan sesuai dengan aliran teori belajar yang dianutnya memberikan aksentuasi sendiri tentang hal-hal apa yang penting dipahami dan dilakukan agar belajar benar-benar belajar. Cronbach sebagai penganut aliran behaviorisme (1954:49-50) menyatakan dalam Sukmadinata (2004:157) adanya tujuh unsur utama dalam proses belajar, yang meliputi:

a. Tujuan. Belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin

dicapai. Tujuan ini muncul karena adanya sesuatu kebutuhan. Perbuatan belajar atau pengalaman belajar akan efektif bila diarahkan kepada tujuan yang jelas dan bermakna bagi individu. b. Kesiapan. Agar mampu melaksanakan perbuatan belajar dengan

baik, anak perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik, psikis, maupun kesiapan yang berupa kematangan untuk melakukan sesuatu yang terkait dengan pengalaman belajar.

c. Situasi. Kegiatan belajar berlangsung dalam situasi belajar. Adapun yang dimaksud situasi belajar ini adalah tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang dipelajari, guru, kepala sekolah, pegawai administrasi, dan seluruhwarga sekolah yang lain.

d. Interpretasi. Di sini anak melakukan interpretasi yaitu melihat

(45)

makna dari hubungan tersebut dan menghubungkannya dengan kemungkinan pencapaian tujuan.

e. Respon. Berlandaskan hasil interpretasi tentang kemungkinan dalam mencapai tujuan belajar, maka anak membuat respon. Respon ini dapat berupa usaha yang terencana dan sistematis, baik juga berupa usaha coba-coba, (trial and eror)

f. Konsekuensi. Berupa hasil, dapat hasil positif (keberhasilan)

maupun hasil negative (kegagalan) sebagai kensekuensi respon yang dipilih siswa.

g. Reaksi terhadap kegagalan. Kegagalan dapat menurunkan semangat, motivasi, memperkecil usaha-usaha belajar selanjutnya. Namun, dapat juga membangkitkan siswa karena dia mau belajar dari kegagalan. (Suyono, 2014:126)

4. Prinsip-prinsip Belajar

William Burton menyimpulkan uraiannya yang cukup panjang tentang prinsip-prinsip belajar sebagai berikut:

a. Proses belajar adalah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under going).

b. Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata

pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. c. Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan

(46)

d. Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu.

e. Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan.

f. Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materil dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan murid-murid. g. Proses belajar berlangsung secara efektif apabila

pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid.

h. Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.

i. Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur.

j. Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi

dapat diartikan secara terpisah.

k. Proses belajar berlangsung secara efektif di bawah bimbingan yang

merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan.

l. Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan.

m. Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila member kepuasan

(47)

n. Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik.

o. Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi

kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda.

p. Hasil-hasil belajar yang telah dicapai adalah bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis. (Oemar, 2013:31-32)

5. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Rohmalina (2015:26-31) dalam bukunya menjelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua yaitu sebagai berikut:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi:

1) Faktor fisiologis

a) Keadaan tonus jasmani

(48)

belajar yang maksimal. Oleh karena keadaan tonus jasmani sangat mempengaruhi proses belajar, maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

b) Keadaan fungsi jasmani/fisiologis

Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologis pada tubuh manusia sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama pancaindra. Pancaindra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar, pancaindra merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia, sehingga manusia dapat mengenal dunia luar.

(49)

2) Faktor psikologis

a) Kecerdasan/inteligensi siswa

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemampuan psikofisik dalam mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui melalui cara yang tepat. Bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi (executive control) dari hampir seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena itu menentukan kualitas siswa. Semakin tinggi tingkat intelegensi seorang individu, semakin besar peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya semakin rendah tingkat inteligensi individu semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar.

b) Motivasi

(50)

kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku seseorang.

c) Minat

Secara sederhana, minta (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.

d) Sikap

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek, orang, peristiwa, dan sebagainya baik secara positif maupun negatif. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya.

e) Bakat

(51)

belajarnya sehingga kemungkinan besar ia akan berhasil (Khadijah, 2006).

b. Faktor Eksternal 1) Lingkungan sosial

a) Lingkungan sosial masyarakat

Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan mempengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak telantar juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa, paling tidak siswa kesulitan ketika memerlukan teman belajar diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum dimilikinya.

b) Lingkungan sosial keluarga

Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar.Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaan keluarga, semuanya dapat member dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan antara anggota keluarga, orang tua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.

c) Lingkungan sosial sekolah

(52)

Hubungan yang harmonis antara ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baik di sekolah. Maka para pendidik, orang tua, dan guru perlu memperhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh anaknya atau peserta didiknya, antara lain dengan mendukung, ikut mengembangkan, dan tidak memaksa anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

2) Lingkungan nonsosial a) Lingkungan alamiah

Seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang tidak telalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan alamiah tersebut merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa akan terhambat.

b) Faktor instrumental

(53)

lunak), seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku panduan, silabi, dan lain sebagainya.

B. HASIL BELAJAR

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Dalam siklus input-proses-hasil, hasil dapat dengan jelas dibedakan dengan input akibat perubahan oleh proses. Begitu pula dalam kegiatan belajar mengajar, setelah mengalami siswa berubah perilakunya dibanding sebelumnya. (Purwanto, 2009:44)

(54)

deskripsi produk yang menunjukkan bahwa belajar telah terjadi (Gerlach dan Ely, 1980). (Achmad, 2016:71)

2. Manifestasi Hasil Belajar

Belajar tidak hanya terlihat ketika seseorang dapat membaca dan menulis, tidak hanya terlihat ketika seseorang dapat naik sepeda, dapat mengoperasikan computer atau menjalankan robot, namun belajar termanifestasikan dalam beberapa macam bentuk. Wujud belajar tersebut, sebagaimana yang dikemukakan Syah (2003), wujud hasil belajar dapat dilihat adanya Sembilan wujud perubahan, yaitu:

a. Kebiasaan

Salah satu wujud hasil belajar adalah adanya perubahan kebiasaan dalam diri individu. Orang nyang berhasil belajar akan mengurangi kebiasaan-kebiasaan yang tidak diperlukan. Keberhasilanbelajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.

b. Keterampilan

Keterampilan adalah kegiatan yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot yang bersifat motorik. Keberhasilan belajar akan menjadikan seseorang akan berperilaku positif yang relatif menetap dan otomatis.

c. Pengamatan

(55)

terutama mata dan telinga. Seseorang yang belajar akan menghasilkan pengamatan yang objektif dan benar.

d. Berpikir asosiatif dan daya ingat

Berpikir asosiatif maksudnya berpikir untuk menghubungkan sesuatu dengan sesuatu lainnya. Orang yang belajar akan mudah melakukan berpikir asosiatif tersebut. Selain itu, orang belajar akan memiliki daya ingat yang lebih baik.

e. Berpikir rasional dan kritis

Berpikir rasional berarti mampu menggunakan logika untuk menentukan sebab-akibat, menganalisis, menyimpulkan, bahkan meramalkan sesuatu.

f. Sikap

Hasil belajar akan ditandai muncul kecenderungan baru dalam diri seseorang dalam menghadapi suatu objek, tata nilai, peristiwa, dan sebagainya.

g. Inhibisi

(56)

h. Apresiasi

Hasil belajar dapat dilihat adanya apresiasi dalam diri individu yang belajar. Orang belajar akan muncul kemampuan untuk menilai dan menghargai terhadap sesuatu objek tertentu. i. Tingkah laku efektif

Tingkah laku efektif ini dapat dilihat sebagai wujud dari hasil belajar. Maksudnya, seseorang dikatakan berhasil belajar jika orang tersebut memiliki tingkah laku yang efektif, yaitu tingkah laku yang manfaat. (Lilik, 2011:21-22)

3. Penilaian Hasil Belajar

Elis dan Rusdiana (2015:57-59) dalam bukunya menjelaskan pada umumnya, hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu berbeda.

a. Ranah Psikomotorik

(57)

b. Ranah Kognitif

Ranah kognitif berhubungan erat dengan kemampuan berpikir, termasuk kemampuan menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, menyintesis, dan kemampuan mengevaluasi.

c. Ranah Afektif

Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri, nilai, dan moral.

Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil (produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang direduksi sedemikian rupa melalui bentuk objektif.

(58)

Dengan demikian, aspek kognitif adalah subtaksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling tinggi, yaitu evaluasi. Untuk itu, afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun implementasinya masih kurang.Hal ini karena merancang pencapaian tujuan pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotorik.

C. KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah “Menggunakan acuan kriteria, yakni menggunakan kriteria

tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan kriteria ketuntasan minimal”. (www.ras.-eko.com/2013/05/pengertian-kriteria-ketuntasan-minimal.html?)

2. Mekanisme Penetapan KKM

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) per mata pelajaran yang ditetapkan oleh sekolah dengan mempertimbangkan hal-hal berikut: a. Ketuntasan belajar untuk setiap indikator adalah 0-100%, dengan

batas ideal minimum 75%

(59)

rata-rata peserta didik (intake), kompleksitas (kesulitan dan kerumitan setiap indikator pencapaian), dan daya dukung (tenaga pengajar, sarana dan prasarana).

c. Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah batas kriteria ideal,

tetapi secara bertahap harus dapat mencapai kriteria ketuntasan minimal (100%).

Untuk lebih jelasnya, lihat rambu-rambu penetapan KKM di bawah ini:

a. KKM ditetapkan pada awal tahun pelajaran. b. KKM ditetapkan oleh forum MGMP sekolah.

c. Nilai KKM dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan

rentang 0-100.

d. Nilai ketuntasan belajar maksimal adalah 100.

e. Sekolah dapat menetapkan KKM di bawah nilai ketuntasan belajar

maksimal.

f. NIlai KKM harus dicantumkan dalam LHBS

Contoh penetapan nilai KKM dengan memberikan point pada setiap kriteria ditetapkan:

a. Kompleksitas: -Tinggi = 1

(60)

b. Daya dukung:-Tinggi = 3 -Sedang= 2 -Rendah= 1 c. Intake: -Tinggi = 3

-Sedang= 2 -Rendah= 1

Jika indikator memiliki kompleksitas rendah, daya dukung tinggi, dan intake siswa sedang a nilainya adalah (3+3+2) x 100 = 88,899 atau dibulatkan menjadi 89.

Dengan menggunakan rentang nilai pada setiap kriteria:

a. Kompleksitas: -Tinggi =50-64

-Sedang=65-80 -Rendah= 81-100 b. Daya dukung: -Tinggi = 81-100

-Sedang= 65-80 -Rendah= 50-64 c. Intake: -Tinggi= 81-100

(61)

Dalam menentukan rentang nilai dan menentukan nilai dari setiap kriteria perlu kesepakatan dalam forum MGMP di sekolah. (Jamal, 2010:197-201)

D. ILMU PENGETAHUAN SOSIAL 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial, dimana dalam kajiannya mengintegrasikan bidang-bidang ilmu sosial dan humaniora. (Rasimin, 2012:42)

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dimasukkan dalam studi/penelitian ini adalah “Suatu mata pelajaran yang mengkaji

kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara”.

(Syafruddin, 2005:23)

Definisi Social Studies yang pertama kali dikemukakan oleh Edgar Bruce Wesley (dalam Barr, Bart, & Shermis, 1977:1-2), tampaknya tidak berlebihan jika disebutkan sebagai pilar historis. Ia mengemukakan bahwa “Social Studies are the Social Simplified

Pedagogical Purpose”. Maksudnya bahwa Social Studies merupakan

(62)

kehidupan sosial yang bahan kajiannya menggabungkan bidang-bidang sosial dan humaniora

2. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di MI

Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

a. Manusia, tempat, dan lingkungan. b. Waktu, keberlanjutan, dan perubahan. c. Sistem sosial dan budaya.

d. Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

(http://file.upi.edu/direktori/kdsumedang/197212262005011002p

rana_dwija_iswara/skkd%20sdmi/47.%20ips%20sd-mi.pdf)

3. Tujuan Pembelajaran IPS di MI

Tujuan mata pelajaran IPS telah ditetapkan sebagai berikut:

a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan

masyarakat dan lingkungan.

b. Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa

ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.

c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan

kemanusiaan.

d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama, dan

(63)

nasional, dan global (Departemen Pendidikan Nasional, 2006). (Dadang, 2015:61)

4. Silabus Mata Pelajaran IPS Kelas III SD/MI

Dadang (2015:63) dalam bukunya terdapat Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

Tabel 2.1

Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Ilmu Pengetahuan Sosial SD/MI Kelas III Semester II

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Memahami jenis pekerjaan dan

penggunaan uang

2.1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan.

2.2 Memahami pentingnya semangat kerja.

2.3 Memahami kegiatan jual beli di lingkungan rumah dan sekolah.

2.4 Mengenal sejarah uang. 2.5 Mengenal penggunaan uang

sesuai dengan kebutuhan.

E. MATERI BERAGAM PEKERJAAN DALAM MASYARAKAT

1. Pentingnya Bekerja Bagi Kelangsungan Hidup Manusia

(64)

a. Alasan Manusia Bekerja

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus bekerja. Berikut beberapa alasan manusia bekerja:

1) Manusia bekerja untuk mendapatkan penghasilan berupa gaji atau

upah.

2) Penghasilan bekerja digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. 3) Seseorang yang bekerja dapat meningkatkan status sosial masyarakat.

Orang yang bekerja dianggap lebih baik daripada mereka yang tidak bekerja.

4) Penghasilan yang berlimpah dapat meningkatkan kehidupan manusia. Misalnya sebuah keluarga dapat mempunyai rumah yang layak dihuni. b. Kebutuhan Manusia

Berdasarkan pelajaran sebelumnya, manusia bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup manusia sangat banyak dan tidak terbatas. Berdasarkan tingkat kepentingannya, ada tiga jenis kebutuhan manusia, yaitu:

1) Kebutuhan primer atau kebutuhan pokok

(65)

(a) (b)

(c)

Gambar 2.1 kebutuhan primer manusia (a) pakaian/sandang, (b) pangan, (c) papan/tempat tinggal

2) Kebutuhan sekunder atau pelengkap

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang digunakan sebagai pelengkap. Contohnya, pakaian yang bagus, makanan yang enak, radio, tv, dan motor.

3) Kebutuhan tersier atau mewah

Kebutuhan tersier adalah kebutuhan terhadap barang mewah. Contohnya mobil mewah, rumah mewah, dan perhiasan. 2. Jenis-jenis Pekerjaan di Lingkungan Sekitar

(66)

kebutuhan keluarga terpenuhi. Ada beragam jenis pekerjaan dalam masyarakat. Kamu akan belajar tentang jenis-jenis pekerjaan itu.

Secara umum, pekerjaan dapat dibedakan menjadi dua. Ada pekerjaan yang menghasilkan barang dan pekerjaan yang menghasilkan jasa. Perhatikanlah olehmu penjelasan berikut ini: a. Pekerjaan yang menghasilkan barang

Hasil dari jenis pekerjaan ini berupa barang. Contoh Pekerjaan yang menghasilkan barang antara lain

1) Petani

Bertani merupakan contoh pekerjaan yang menghasilkan produk pertanian. Produk pertanian diantaranya padi, sayur-sayuran, dan buah-buahan.

Gambar 2.2 Petani 2) Pembuat Pakaian

Pembuat pakaian membuat pakaian dari bahan kain dan benang. Pakaian dijual untuk mendapatkan penghasilan.

3) Nelayan

(67)

Gambar 2.3 Nelayan b. Pekerjaan yang menghasilkan jasa

Hasil dari pekerjaan jenis ini tidak berwujud. Hasil dari pekerjaan ini berupa jasa dari seseorang. Mereka yang mempunyai keahlian dalam bidang tertentu menawarkan jasanya. Contoh pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah sebagai berikut:

1) Dokter

Seorang dokter sangat berjasa dalam mengobati pasien. Dokter akan memberikan resep obat kepada pasien setelah memeriksanya.

(68)

2) Guru

Guru sangat berjasa dalam bidang pendidikan. Guru mendidik dan mengajarkan ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Siswa menjadi pandai karena ilmu pengetahuan itu.

Gambar 2.5 Guru yang sedang mengajar 3. Lapangan Pekerjaan

Lapangan pekerjaan adalah bidang-bidang pekerjaan yang dapat dilakukan manusia. Bidang pekerjaan yang dapat dilakukan manusia sangat banyak. Perhatikanlah penjelasan berikut:

a. Pertanian

Pertanian adalah usaha manusia dalam memanfaatkan alam. Tujuannya untuk memperoleh hasil yang berasal dari tanaman. Orang yang bekerja di bidang pertanian disebut petani.

(69)

b. Perikanan

Perikanan adalah usaha manusia dalam memanfaatkan alam perairan. Mereka mengambil hasil laut berupa ikan.orang yang bekerja di bidang perikanan disebut nelayan.

Gambar 2.7 Perikanan c. Peternakan

Peternakan adalah usaha manusia memelihara dan mengembangbiakkan hewan ternak. Hewan yang dikembangbiakkan misalnya ayam, sapi, bebek, dan kambing. Orang yang bekerja di bidang peternakan disebut peternak.

(70)

d. Perindustrian

Perindustrian adalah kegiatan manusia yang berhubungan dengan kegiatan produksi. Kegiatan produksi adalah kegiatan mengolah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau jadi. Contohnya, pabrik kulit dan pabrik sepatu.

Gambar 2.9 Perindustrian kerajinan e. Perkantoran

Perkantoran merupakan bidang usaha yang dilakukan sebuah lembaga. Lembaga atau instansi dapat berupa instansi pemerintah atau swasta. Orang yang bekerja di instansi pemerintah disebut pegawai negeri. Orang yang bekerja di instansi swasta disebut pegawai swasta.

(71)

f. Perdagangan

Perdagangan adalah kegiatan menjual barang tertentu. Perdagangan dalam lingkup yang kecil dilakukan oleh perseorangan. Contohnya pedagang yang berjualan di pasar atau warung. Perdagangan dalam lingkup yang luas dilakukan oleh antarnegara.

Gambar 2.11 Perdagangan

F. METODE ROLE PLAYING

1. Pengertian Metode Role Playing

Metode role playing adalah cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, bergantung pada apa yang diperankan. (Hamdani, 2011:87)

(72)

mendramatisasikan situasi, ide, atau karakter khusus. (Ridwan, 2014:170)

Bermain peran (Role Playing), adalah suatu metode pembelajaran bertujuan untuk membantu siswa menemukan makna diri (jati diri) di dunia sosial dan memecahkannya dilema dengan bantuan kelompok. Artinya, melalui bermain peran siswa belajar menggunakan konsep peran, menyadari adanya peran-peran yang berbeda dalam memikirkan perilaku dirinya dan perilaku orang lain. (Hamzah, 2008:26)

Dari beberapa pendapat di atas mengenai metode role playing atau bermain peran maka dapat di ambil kesimpulan bahwa metode role playing atau bermain peran adalah suatu penguasaan materi yang mengarahkan siswa untuk berimajinasi, menirukan, mendramatisasi, menghayati suatu tokoh hidup dan aktivitas atau gaya hidup masyarakat.

2. Langkah-langkah Metode Role Playing

Berikut ini adalah langkah-langkah metode pembelajaran Role Playing:

a. Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. b. Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dua hari

sebelum kegiatan belajar mengajar.

c. Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang atau

dapat disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada.

(73)

e. Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario yang sudah dipersiapkan.

f. Masing-masing siswa duduk di kelompoknya, masing-masing sambil memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan.

g. Setelah selesai dipentaskan, masing-masing siswa diberikan lembar kerja untuk membahas.

h. Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. i. Guru memberikan kesimpulan secara umum.

j. Evaluasi.

k. Penutup. (Zainal, 2013:25-26)

3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Role Playing

Kelebihan metode ini adalah seluruh siswa dapat berpartisipasi dan mempunyai kesempatan untuk menguji kemampuannya dalam bekerja sama. Dalam metode ini ada beberapa keuntungan, yaitu:

a. Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh. b. Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan

dalam situasi dan waktu yang berbeda.

c. Guru dapat mengevaluasi pemahaman setiap siswa melalui

pengamatan pada saat melakukan permainan.

d. Permainan merupakan pengalaman belajar yang menyenangkan

(74)

Kelemahan dari Role Playing sebagai berikut:

a. Sebagian anak yang tidak ikut bermain menjadi kurang aktif. b. Banyak memakan waktu.

c. Memerlukan tempat yang luas.

(75)

58 BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Subjek Penelitian

1. Gambaran Umum MI Miftahul Huda Lopait Profil MI Miftahul Huda Lopait

MI Miftahul Huda Lopait, merupakan salah satu MI yang bernaung di bawah yayasan lembaga pendidikan Ma’arif NU. Madrasah yang

berlokasi di Desa Lopait, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang ini memulai pembangunan madrasah pada tanggal 01 Maret 1960 di atas tanah wakaf seluas 634 m2. Kemudian pada tahun 1968 baru mulai beroperasi sebagai lembaga pendidikan islam di desa lopait. Untuk lebih jelasnya di bawah ini profil MI Miftahul Huda Lopait.

PROFIL SEKOLAH

1. Nama Madrasah : MIFTAHUL HUDA

LOPAIT 2. Alamat Sekolah : Ds. Lopait

3. Kecamatan : Tuntang

4. Kabupaten : Semarang

5. Nama dan Alamat Yayasan : Lembaga Pendidikan Ma’arif NU

(76)

7. Jenjang Akreditasi : Terakreditasi A 8. Tahun Didirikan : 1 Maret 1960 9. Tahun Beroperasi : 1968

10. Status Tanah : Wakaf

a. Surat Kepemilikan Tanah : Sertifikat Tanah

b. Luas Tanah : 634 M2

11. Status Bangunan

a. Surat Ijin Bangunan : No. –

b. Luas Bangunan : 400 M2

2. Visi dan Misi Madrasah a. Visi Madrasah

Menjadi Madrasah kebanggaan umat, melahirkan generasi Islami yang unggul dalam berbudi pekerti, dan mampu bersaing dalam prestasi.

b. Misi Madrasah

1) Mengantarkan peserta didik menjadi insan kamil yang mantap

akidahnya, tekun beribadah, berakhlak karimah, berilmu pengetahuan.

2) Menanamkan dasar-dasar syariat Islam yang kuat pada diri

peserta didik.

(77)

4) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik

5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme tenaga kependidikan sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan 6) Menyelenggarakan tata kelola Madrasah yang efektif, efisien,

transparan dan akuntabel. 3. Data Personalia

Total guru di MI Miftakhul huda ada 8 orang dengan penjabaran 5 guru sertifikasi (2 PNS dan 3 sertifikasi non PNS) dan 3 guru honorer. Selain 8 guru tersebut, ada beberapa guru honorer lain yang di bayar untuk melatih extra Les komputer, drum band, dan pramuka. Serta ada juga petugas kebersihan 1 orang.

Tabel 3.1 Data Nama-nama Guru MI Miftahul Huda Lopait, Tuntang

No Nama Guru Pendidikan

terakhir 1 Misbakhul Munir, S.Pd.I Kepala

(78)

4. Data Siswa

MI Miftahul Huda merupakan MI yang sudah cukup lama berdiri yaitu sekitar 49 tahun.Dari awal berdiri lembaga pendidikan ini perkembangan siswa yang menempuh pendidikan di MI Miftahul Huda terbilang naik turun. Kebanyakan siswa adalah anak-anak yang tinggal di sekitar Madrasah. Karena sekolah ini adalah sekolah yang berlandaskan pendidikan islam itu menjadi nilai plus bagi MI Miftahul Huda untuk menjaring siswa. Pada tahun ajaran 2016/2017 MI Miftahul Huda memiliki 159 siswa. Yang terdiri dari 83 siswa laki-laki dan 76 siswa perempuan.

Tabel 3.2 Data Siswa di MI Miftahul Huda Lopait 5 Tahun Terakhir

Kelas Jumlah Siswa Keterangan

2013/2014 2014/2015 2015/2016 2016/2017

I 25 29 41 22 -

5. Sarana Prasarana dan Fasilitas

(79)

standart. Karena di madrasah ini belum memiliki laboratorium IPA, bahasa, aula, lapangan olah raga, dan mushola.

Untuk kondisi di dalam ruang kelas juga masih sangat memprihatinkan. Karena sejak pertama sekolah ini di dirikan yaitu pada tahun 1960 hingga sekarang belum pernah ada perbaikan. Atap kelas tidak di tutup dengan plafon/ternit sehingga bertatapan langsung dengan genting. Padahal kayu-kayu untuk menyangga gentingpun sudah banyak yang rapuh. Terkadang ada pula genting yang tiba-tiba jatuh ketika di terpa angin. Hal ini memang membahayakan siswa ketika melakukan proses belajar-mengajar. Terutama untuk ruang kelas 3, 4, dan kelas 5. Bagian teras tersebut memang sudah ada plafonnya, namun kondisinya juga sudah sangat memprihatinkan. Karena plafon-plafon tersebut juga sering terjatuh ketika hujan atau ada angin kencang. Untuk kursi dan meja kelas, memang tergolong mencukupi. Namun, juga memprihatinkan.karena kursi dan meja tersebut adalah peninggalan nenek moyang sejak pertama di bangun sekolah tersebut.

(80)

besar-besaran bangunan madrasah yang sudah rusak. Perbaikan ini didanai dari swadaya masyarakat sekitar madrasah.

Tabel 3.3 Data Ruang MI Miftahul Huda Lopait, Tuntang Kab. Semarang

No Nama Barang Kondisi Jumlah Keterangan Baik Rusak

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas III mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) materi Beragam Pekerjaan Dalam Masyarakat tahun ajaran 2016/2017. Pelaksanaan penelitian ini di sesuaikan dengan jam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) kelas III di MI Miftahul Huda Lopait. Di bawah ini daftar waktu pelaksanaan penelitian yaitu:

a. Kegiatan pra siklus untuk observasi awal pada tanggal 10 April 2017

(81)

c. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 1 Mei 2017. d. Kegiatan siklus III dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2017.

B. Deskripsi Pra Siklus

Penelitian pra siklus ini dilakukan pada tanggal 10 April 2017 di kelas III MI Miftahul Huda Lopait, Tuntang, Kab. Semarang. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti dengan mengumpulkan data nilai siswa dari wali kelas tentang pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan tentang kebiasaan siswa saat pembelajaran berlangsung. Dari situ di dapatkan nilai-nilai siswa yang beberapa mendapatkan nilai di bawah rata-rata kelas dari 22 siswa diketahui ada 8 siswa yang belum tuntas atau belum mencapai standar KKM dan 14 siswa dinyatakan sudah tuntas atau mencapai standar KKM.

C. Deskripsi Siklus I

Gambar

Gambar 1.1 Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK (Suyadi, 2015: 50)
Gambar 2.1 kebutuhan primer manusia (a) pakaian/sandang, (b)
Gambar 2.6 Ladang pertanian
Gambar 2.7 Perikanan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kantor virtual klien memiliki fleksibilitas untuk menyesuaikan pengeluaran dengan fluktuasi pendapatan langsung. Karena biasanya

class is not like knowing students’ perception on the structure subject only as it is. related to a teaching and

Metode penelitian ini dipilih sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui pengaruh minat belajar (variabel X 1 ) dan penggunaan media

SMK merupakan lembaga pendidikan yang mempersiapkan siswanya untuk memiliki skill yang dapat digunakan secara langsung dalam dunia pekerjaan dan didalam dunia pekerjaan

Segenap dosen pengajar dan serta staff di Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya, yang telah membantu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan

Ibu Noerlina N, S.Kom, MM, selaku pembimbing penulis yang telah banyak memberikan petunjuk dan saran yang sangat membantu dalam penulisan Skripsi ini.. Staff perpustakaan

TUJUAN JABATAN : Koordinasi penyelenggara sistem akuntansi dan pelaporan keuangan lingkup Kementerian Keuangan yang efektif dan optimal, Pembinaan implementasi sistem

Dalam pelaksanaannya, Jaminan Sosial Tenaga Kerja mencakup empat program yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua, Jaminan Kematian dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan..