• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Risiko Kejadian Obesitas pada Remaja SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan Tahun 2010

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Faktor Risiko Kejadian Obesitas pada Remaja SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan Tahun 2010"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Faktor Risiko Kejadian Obesitas pada Remaja

SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan Tahun 2010

Susi Muktiharti1, Purwanto2, Imam Purnomo3, Rosmiati Saleh4

(1,2,3) Fakultas Ilmu Kesehatan, Program Studi Kesehatan Masyarakat, Universitas Pekalongan (4) Program Studi DIII Keperawatan, Poltekes Kemenkes Semarang, Pekalongan

A

ABBSSTTRRAACCTT

Background : Amount of natural Indonesia resident of increasing in 2001 equal to 22-24% or 48-53 million. Fatness cause some disease and health trouble like heart, hypertension, joint, diabetes mellitus, trouble hormonal. This research aim to know the factor of risk of occurence obesitas in adolescent of High School in region of North Batang. The purpose sampling is counted in 30 people of case group and 30 group people to control .

Methode : Data collecting use the kuesioner and balance.

Result : Result of research known nothing relation signifikan of among between knowledge storey level about obesitas ( value 1,000) and psychological factor ( value 0,579) with the occurence obesitas at adolescent. There relation signifikan mount the earnings ( value 0,016), pattern eat ( value 0,010), physical activity ( value 0,000), factor genetik ( value 0,002) and sport habit ( value 0,000) with the occurence obesitas at adolescent. better apply the pattern eat healthy, doing activity of physical and sport habit regularly, adolescent specially having history of genetis

Key Word : Risk Factor, obesity PENDAHULUAN

Obesitas adalah suatu suatu penyakit serius yang dapat mengakibatkan masalah emosional dan sosial. Seorang dikatakan overweight bila berat badannya 10% sampai dengan 20% berat badan normal, sedangkan seseorang disebut obesitas apabila kelebihan berat badan mencapai lebih 20% dari berat normal (Kusumah, 2007).

Obesitas berisiko bagi penderitanya, untuk terkena diabetes, hipertensi, kolesterol, penyakit jantung koroner, mudah lelah, ketidakseimbangan hormon, gagal ginjal, steatosis hepatika, stroke, aterosklerosis (Santoso, 2010).

Obesitas saat ini menjadi permasalahan dunia bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendeklarasikan sebagai epidemik global. Menurut Lembaga Obesitas Internasional di London Inggris yang dikutip oleh Erwin Y Salim dan Heri Kurniasih (2003) memperkirakan

sebanyak 1,7 milyar orang di benua ini mengalami kelebihan berat badan. Prevalensi meningkat tidak hanya di negara maju tetapi juga di negara-negara berkembang termasuk Indonesia (Syarief, 2004).

Menurut dr Rahmad Sugih dalam Salim & Kuniasih (2003) mengatakan jumlah penduduk Indonesia yang mengalami obesitas menunjukkan kenaikan tahun 2000 (15%-20%) dan tahun 2001 kejadian obesitas tersebut terus meningkat menjadi 22-24%, jadi sekitar 48-53 juta penduduk Indonesia mengalami obesitas.

Masalah obesitas banyak dialami oleh beberapa golongan masyarakat salah satunya remaja. Kelebihan berat badan pada remaja telah dihubungkan dengan naiknya kadar insulin plasma, lipid darah, dan kadar lipoprotein naik, dan kenaikan tekanan darah, yang merupakan faktor yang diketahui dihubungkan dengan morbiditas orang dewasa akibat obesitas (Berhman, 2000).

(2)

Masalah gizi pada remaja timbul karena perilaku gizi yang salah, yaitu ketidakseimbangan antara konsumsi gizi dengan kecukupan gizi yang dianjurkan. Status gizi merupakan gambaran apa yang dikonsumsi dalam jangka waktu cukup lama. Keadaan gizi dapat berupa gizi kurang, gizi baik atau normal, maupau gizi lebih (Syarief, 2004).

Rumusan masalah penelitian yaitu faktor risiko apa saja yang mempengaruhi kejadian obesitas pada remaja SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan.

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor risiko kejadian obesitas pada remaja SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan.

Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, tingkat pendapatan, pola makan, aktivitas fisik, genetik, psikologis, kebiasaan olah raga dengan kejadian obesitas pada remaja SMA Negeri 2 dan SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah exsplanatory reserch (penelitian penjelasan) dengan pendekatan case control. yaitu penelitian yang mencoba mencari variabel tingkat pengetahuan gizi tentang obesitas, tingkat pendapatan keluarga, pola makan, aktivitas fisik, faktor genetik, faktor psikologis, olahraga, dengan kejadian obesitas.

Populasi yang digunakan dalam penelitian adalah remaja tingkat SMA di Pekalongan Utara, pengambilan sampel penelitian adalah siswa kelas 2 yang obesitas di SMA 2 dan SMA 3 Pekalongan dengan jumlah total 30 siswa. Teknik sampling menggunakan total populasi untuk kelompok kasus dan purposive sampling untuk kelompok

kontrol. Metode pengumpulan data dengan wawancara, pengukuran antropometri, dokumentasi.

Alat pengumpulan data menggunakan kuesioner. Pengolahan data melalui langkah-langkah editing, coding, scoring, tabulasi. Analisa data meliputi analisa univariat menggunakan persentase dan bivariat menggunakan chi square.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Tingkat Pengetahuan Gizi pada Remaja

Tabel 1. Tingkat Pengetahuan Remaja

No Pengetahuan Tingkat f (%) 1. 2 Kurang Baik 43 17 71,7 28,3 Total 60 100

Sebagian besar (71,7%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang.

2. Tingkat Pendapatan

Tabel 2. Tingkat Pendapatan Keluarga

No Pendapatan Tingkat Keluarga f (%) 1. 2 > 1 juta  1 juta 38 22 63,3 36,7 Total 60 100

Sebagian besar (63,3%) mempunyai pendapatan > 1 juta.

3. Pola Makan

Tabel 3. Pola Makan Remaja

No Pola Makan f (%) 1. 2 Mendukung Kurang mendukung 29 31 48,3 51,7 Total 60 100

(3)

Sebagian besar (51,7%) mempunyai pola makan yang kurang mendukung obesitas. 4. Aktifitas Fisik

Tabel 4. Aktifitas Remaja

No Aktifitas Fisik f (%) 1. 2 Mendukung Kurang mendukung 29 31 48,3 51,7 Total 60 100

Sebagian besar (51,7%) mempunyai aktifitas fisik yang kurang mendukung obesitas. 5. Genetik

Tabel 5. Karakteristik Genetik

No Genetik f (%) 1. 2 Mendukung Kurang mendukung 27 33 45,0 55,0 Total 60 100

Sebagian besar (55%) mempunyai genetik yang kurang mendukung obesitas.

6. Psikologis

Tabel 6. Karakteristik Psikologis

No Psikologis f (%) 1. 2 Mendukung Kurang mendukung 19 41 31,7 68,3 Total 60 100

Sebagian besar (68,3%) mempunyai psikologis yang kurang mendukung obesitas. 7. Kebiasaan Olah Raga

Tabel 7. Karakteristik Kebiasaan Olahraga

No Kebiasaan Olah Raga f (%) 1. 2 Mendukung Kurang mendukung 30 30 50,0 50,0 Total 60 100

Sebagian (50%) mempunyai kebiasaan olah raga yang kurang mendukung obesitas. 8. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Kejadian Obesitas

Tabel 8. Hubungan Tingakt Pengetahuan dengan Obesitas

Tingkat Pengetahuan

Kejadian Obesitas

ρ

value OR Kasus Kontrol Total

F % f % F % Kurang 22 73,3 21 70 43 71,7 1,000 1,179 (0,383-3,629) Baik 8 26,7 9 30 17 28,3 Total 30 100 30 100 60 100

Hasil uji chi square diperoleh ρ value= 1,000 > 0,05 sehingga Ho diterima, berarti tidak ada hubungan signifikan antara tingkat pengetahuan tentang gizi dengan kejadian obesitas pada remaja di Wilayah Pekalongan Utara. Nilai Odd Ratio (OR) diperoleh 1,179 (0,383-3,629). Hal ini berarti pengetahuan merupakan faktor resiko kejadian obesitas sebesar 1,179 kali

(4)

9. Hubungan Tingkat Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Obesitas

Tabel 9. Hubungan Tingakt Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Obesitas

Tingkat Pendapatan Keluarga Kejadian Obesi Tas ρ value OR Kasus Kontrol Total

f % f % F % > 1 juta 24 80 14 63,3 43 71,7 0,016 4,571 (1,452-14,389) 1 juta 6 20 16 36,7 17 28,3 Total 30 100 30 100 60 100

Hasil uji chi square diperoleh ρ value= 0,016 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan kejadian obesitas pada remaja di Wilayah Pekalongan Utara. Nilai odd ratio (OR) diperoleh 4,571 (1,452-14,389), hal ini berarti tingkat pendapatan merupakan faktor resiko kejadian obesitas dengan peluang sebesar 4,571 kali.

10. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Obesitas

Tabel 10. Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Obesitas

Pola Makan

Kejadian Obesitas

ρ

value OR Kasus Kontrol Total

f % f % f % Mendukung 9 30 20 66,7 29 48,3 0,010 4,467 (1,571-13,866) Kurang mendukung 21 70 10 33,3 31 51,7 Total 30 100 30 100 60 100

Hasil uji chi square diperoleh ρ value= 0,010 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan signifikan antara pola makan dengan kejadian obesitas pada remaja di Wilayah Pekalongan Utara. Nilai odd ratio (OR) diperoleh 4,467 (1,571-13,866), hal ini berarti pola makan merupakan faktor resiko kejadian obesitas dengan peluang sebesar 4,467 kali.

11. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Obesitas

Tabel 11. Hubungan Aktifitas Fisik dengan Kejadian Obesitas

Aktifitas Fisik

Kejadian Obesitas ρ valu

e

OR Kasus Kontrol Total

f % f % f % Mendukung 5 16,7 24 80 29 48,3 0,00 0 (5,384-74,298)20,000 Kurang mendukung 25 83,3 6 20 31 51,7 Total 30 100 30 10 0 60 100

(5)

Hasil uji chi square diperoleh ρ value= 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan signifikan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas pada remaja di Wilayah Pekalongan Utara. Nilai odd ratio (OR) diperoleh 20,000 (5,384-74,298), hal ini berarti aktivitas fisik merupakan faktor resiko kejadian obesitas dengan peluang sebesar 20 kali.

12. Hubungan Genetik dengan Kejadian Obesitas

Tabel 12. Hubungan Genetik dengan Kejadian Obesitas

Genetik

Kejadian Obesitas

ρ

value OR Kasus Kontrol Total

F % f % f %

Mendukung 7 23,3 20 66,7 27 45 0,002 6,571 (2,109-20,479) Kurang mendukung 23 76,7 10 33,3 33 55

Total 30 100 30 100 60 100

Hasil uji chi square diperoleh ρ value= 0,002 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan signifikan antara genetik dengan kejadian obesitas pada remaja di Wilayah Pekalongan Utara. Nilai odd ratio (OR) diperoleh 6,571 (2,109-20,479), hal ini berarti riwayat genetik merupakan faktor resiko kejadian obesitas dengan peluang sebesar 6,571 kali.

13. Hubungan Psikologis dengan Kejadian Obesitas

Tabel 13. Hubungan Psikologis dengan Kejadian Obesitas

Psikologis

Kejadian Obesitas

ρ

value OR Kasus Kontrol Total

f % f % f %

Mendukung 8 26,7 11 36,7 19 31,7 0,579 1,592 (0,531-4,775) Kurang mendukung 22 73,3 19 63,3 41 68,3

Total 30 100 30 100 60 100

Hasil uji chi square diperoleh ρ value = 0,579 > 0,05 sehingga Ho diterima, berarti tidak ada hubungan signifikan antara psikologis dengan kejadian obesitas pada remaja di Wilayah Pekalongan Utara. Nilai odd ratio (OR) diperoleh 1,592 (0,531-4,775), hal ini berarti psikologis merupakan faktor resiko kejadian obesitas dengan peluang sebesar 1,592 kali.

(6)

14. Hubungan Kebiasaan Olah Raga dengan Kejadian Obesitas

Tabel 14. Hubungan Kebiasaan Olah Raga dengan Kejadian Obesitas

Kebiasaan Olah Raga

Kejadian Obesitas

ρ

value OR Kasus Kontrol Total

f % f % f %

Mendukung 7 23,3 23 76,7 20 50 0,000 10,796 (3,263-35,718) Kurang mendukung 23 76,7 7 23,3 30 50

Total 30 100 30 100 60 100

Hasil uji chi square diperoleh ρ value= 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak, berarti ada hubungan signifikan antara kebiasaan olah raga dengan kejadian obesitas pada remaja di Wilayah Pekalongan Utara. Nilai odd ratio (OR) diperoleh 10,796 (3,263-35,718), hal ini berarti kebiasaan olah raga merupakan faktor resiko kejadian obesitas dengan peluang sebesar 10,796 kali.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Sebagian besar responden (71,7%) mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang obesitas, karena kurangnya informasi tentang obesitas yang diperoleh oleh responden baik melalui sarana media cetak dan elektronik (koran, buku gizi, dan internet). Hasil penelitian ini tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian obesitas dengan  value sebesar 1,000.

2. Sebagian besar responden (63,3%) berasal dari keluarga dengan tingkat pendapatan > 1 juta per bulan. Responden dari keluarga dengan kondisi ekonomi keluarga yang baik memudahkan untuk memenuhi kebutuhan gizi keluarga. Hasil penelitian ini terdapat hubungan antara tingkat pendapatan dengan kejadian obesitas dengan  value sebesar 0,016.

3. Sebagian besar responden (51,7%) mempunyai pola makan yang kurang mendukung kejadian obesitas. Responden melakukan pola makan yang baik, seperti makan 3 kali sehari, mengurangi jajan di luar rumah, namun sebagian responden juga mempunyai pola makan yang mendukung kejadian obesitas seperti suka mengkonsumsi makanan fast food, makan camilan di waktu senggang dan mengkonsumsi lebih banyak karbohidrat dan lemak. Hasil penelitian ini terdapat hubungan antara pola makan dengan kejadian obesitas dengan  value sebesar 0,010.

4. Sebagian besar responden (51,7 %) mempunyai aktivitas fisik yang kurang mendukung kejadian obesitas. Responden memanfaatkan waktu luang untuk mengikuti bimbingan belajar di luar sekolah dan kegiatan ektrakurikuler (olah raga basket, bela diri, volley ball serta pelajaran tambahan di luar sekolah). Hasil penelitian ini terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan

(7)

kejadian obesitas dengan  value sebesar 0,000.

5. Sebagian besar responden (55%) mempunyai riwayat genetik yang kurang mendukung kejadian obesitas. Hal ini dikarenakan responden tidak mempunyai orang tua atau anggota keluarga yang mempunyai riwayat genetis obesitas. Hasil Penelitian ini terdapat hubungan antara faktor genetik dengan kejadian obesitas dengan  value sebesar 0,002.

6. Sebagian besar responden (68,3%) mempunyai riwayat psikologis yang kurang mendukung obesitas. Hal ini dikarenakan responden tidak mengkonsumsi makanan yang berlebihan ketika mengalami gangguan psikologis. Hasil penelitian ini tidak ada hubungan antara faktor psikologis dengan kejadian obesitas dengan  value sebesar 0,579.

7. Sebagian responden (50%) mempunyai kebiasaan olah raga yang mendukung kejadian obesitas. Hal ini dikarenakan sebagian responden kurang menyadari pentingnya olah raga bagi kesehatan terutama pencegahan kejadian obesitas. Hasil penelitian ini terdapat hubungan antara kebiasaan olah raga dengan kejadian obesitas dengan value sebesar 0,000.

SARAN

Remaja sebaiknya meningkatkan pengetahuan remaja tentang obesitas dengan memanfaatkan sumber informasi di sekitar seperti media internet. Remaja juga perlu memanfaatkan luang dengan aktivitas yang bermanfaat seperti mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah seperti mengikuti olah raga basket, bela diri,

volley ball serta pelajaran tambahan di luar sekolah.

Remaja sebaiknya juga melakukan kebiasaan olah raga secara teratur baik untuk mengembangkan hobi maupun untuk prestasi. Untuk meningkatkan aktivitas fisik, remaja juga perlu mempertimbangkan alat transportasi sepeda sebagai alat transportasi melakukan kegiatan sehari-hari.

Remaja sebaiknya tidak mudah terbujuk iklan dan perlu mengurangi makanan cepat saji dan menerapkan pola makan yang sehat. Pada remaja yang mempunyai riwayat genetis obesitas dalam keluarga sebaiknya berhati-hati dalam menerapkan pola makan dan melakukan kebiasaan secara teratur.

Dalam mengkonsumsi makanan, remaja sebaiknya menerapkan menu seimbang sehingga dapat mencegah obesitas pada dan tidak mengalami gangguan kesehatan akibat komplikasi yang ditimbulkan oleh obesitas. Gangguan ini dapat menyebabkan remaja tidak dapat mengikuti pelajaran sekolah sehingga mengganggu prestasi belajar di sekolah. Remaja yang mengalami obesitas juga akan mengalami gangguan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran di sekolah sehingga dapat mengganggu prestasi belajar remaja.

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, 2001, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta: PT Gramedia

Ariefiyanto, 2004, Beberapa Faktor Resiko Kejadian Obesitas Pada Anak ( Studi pada siswa SD H. Isriati Baiturrahman Semarang. Semarang : Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UNDIP Arisman, 2004, Gizi dalam Daur Hidup, Jakarta : EGC

(8)

Berhman, 2000, Ilmu Kesehatan Anak Nelson, EGC, Jakarta

Budiyanto, 2004, Dasar – Dasar Ilmu Gizi, Malang: UMM Press

Datusanantyo, 2009, Bebas Masalah Berat Badan, PT. Kanisius, Yogyakarta

Dinkes kota Semarang, 2005, Rencana Strategi Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah 2005-2009. Semarang

Farida, 2004, Pengantar Pangan Dan Gizi, Jakarta: Penebar Swadaya

Hamam Hadi, 2005. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya Terhadap Kebijakan Pembangunan Kesehatan Nasional.

Hartono, 2000. Sembuh Karena Iman, Harapan dan Kasih, Penerbit Kanisius Yogyakarta

Isselbacher dkk, 2008. Horison Prinsip-prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Vol 1 Edisi 13, EGC, Jakarta Khomsan, 2003, Pangan dan Gizi Untuk Kesehatan.

Jakarta: PT. Radja Grafindo Persada

Kusumah, 2007, Diet Ala Rasullah, Quantum Media, Jakarta

Listiyaningsih, 2007, Hubungan Antara Asupan Makanan Dan Kejadian Gizi Lebih Pada Remaja Di SMP Negeri 05 Pati. Semarang : Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UNNES

Mansyoer, dkk, 2000, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 2, Jakarta: Media Euscalapia

Misnadiarly, 2007, Obesitas sebagai Faktor Risiko Beberapa Penyakit, jakarta Pustaka Obor Populer Moehyi, 1997, Pengaturan makanan dan Diit untuk

Penyembuhan Penyakit, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Monks, 2002, Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Bagiannya,Yogyakarta : Gadjah Mada University

Moore, 1997, Terapi Diet Dan Nutrisi, Jakarta: Hipokrates

Mu’tadin, 2002, Obesitas dan Faktor Penyebab. Jakarta

Notoatmojo, 2005, Metodologi Penelitian, Jakarta: Rieneke Cipta

Padmiari dan Hadi, 2004, Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Risiko Obesitas Pada Anak, Yogyakarta

Padmiari. Ida. A, 2002. Prevalensi Obesitas dan Konsumsi Fast Food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Anak SD di Kota Denpasar, Bali. Tesis Magister Gizi dan Kesehatan Pasca Sarjana Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta

Purwaningsih, 2005, Konsumsi Fast food Sebagai Faktor Resiko Terjadinya Obesitas Pada Remaja Usia 15 – 17 Tahun (Studi Kasus di SMUN 3 Semarang). Semarang : Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat UNDIP

Rahayuningsih, dkk, 2005, Perencanaan Menu untuk Penderita Kegemukan, Jakarta : Penebar Swadaya Ratnawati, 2001, Sehat Pangkal Cerdas, Jakarta :

Kompas

RS. DR. Cipto Mangunkusuma dan PAGI, 2003, Penentuan Diit Anak, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Salim dan Kurniasih, 2003, Awas Jantung Anak Gendut, Jakarta: GATRA

Santoso, 2010, Rahasia Diet Edisi 2, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta

Sastroasmoro, 2010, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis, Edisi 3, CV. Sagung Seto, Jakarta

Seto, 2001, Pangan dan Gizi,Bogor : ITB

Soetjining, 2005, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC

Subardja, 2004, Obesitas Primer pada Anak, Bandung : PT. Kiblat Utama

Suhardjo, 2003, Pangan, Gizi dan Pertanian. Jakarta : UI Press

Sugiyono, 2004, Statistik Untuk Penelitian, Bandung: CV Alfabeta

Supariasa, dkk, 2001, Penentuan Status Gizi, Jakarta: EGC

Syarief, 2002, Obesitas Pada Anak dan Permasalahannya,

http://www.mediaindonesia.com

Udhiani, 2000, Hidup Sehat dengan Akat Sehat. Jakarta : PT. Kompas Media Nusantara

Waspadji, 2003, Pengkajian Status Gizi, Jakarta: Bumi Aksara

http://bentukbadanideal.com/artikel/kesehatan/resiko http://komunitaspers.blogdada.net

Gambar

Tabel 4. Aktifitas Remaja No Aktifitas Fisik f (%) 1. 2 Mendukung Kurang mendukung 2931 48,351,7 Total 60 100
Tabel 9. Hubungan Tingakt Pendapatan Keluarga dengan Kejadian Obesitas
Tabel 12. Hubungan Genetik dengan Kejadian Obesitas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian dengan teknik Equivalence Partitions dapat menemukan kesalahan yang ada akibat kesalahan pada tahap sebelum pengkodean, maupun kesalahan yang tidak disengaja

Berbagai bentuk bermain yang dapat membantu mengembangkan kecerdasan sosial emosional, misalnya kegiatan menggambar bersama, bermain peran, serta kegiatan fisik motorik

Hasil simulasi yang dilakukan pada pra siklus untuk melihat kemampuan awal anak usia dini tunagrahita menunjukkan tingkat kemampuan fisik motorik kasar anak masih rendah,

Perlindungan hukum yang diatur dalam peraturan perundang- undangan itu sendiri ada yang diatur secara eksplisit ada juga yang diatur secara implisit yakni akuisisi yang

paragrafus alatt a تاوﺮﻣ m.rwāt (morva) népre vonatkozólag. paragrafusa, azaz a dunai bulgárok és morvák leírásának párhuzamai önálló

Analisis data menggunakan bantuan program SPSS for windows release 23.0 Hasil penelitian menunjukan variabel price discount (potongan harga), in-store display

BOPO memberikan kontribusis ebesar 71.74 persen terhadap ROA, dengan ini hipotesis yang menyatakan bahwa BOPO secara parsial mempunyai pengaruh negatif signifikan

Analisa yang digunakan adalah analisa beban statis untuk mengetahui karakteristik dan letak tegangan terbesar pada konstruksi internal ramp berdasarkan empat