• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SIKAP TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SIKAP TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN KESEHATAN LINGKUNGAN

DAN SIKAP TERHADAP KESEHATAN LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP SEHAT

(Studi Pada Siswa di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Kelas VI di Gugus I Pancatengah)

Oleh Iis Ayisa 138101005 ABSTRACT

IIS AYISA. 2015. Thesis. The Relationship between Environmental Health Knowledge and Students’ Attitude on Environmental Health with Healthy Life Behavior (The Study on Students in Sekolah Dasar Negeri Grade VI in Gugus 1 Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) The program of postgraduate of Population and Environment Education. Supervised by Prof. Dr. H. Yus Darusman, Drs., M.Si. and Prof, H. Aripin, M.Si.Ph.D.

This research aims to know, to analyze, and to review the relationship between environmental health knowledge and students’ attitude on environmental health with healthy life behavior.

The research design used is the students of Sekolah Dasar Negeri Grade VI in Gugus 1 Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya as much as 272 persons. The technique of collecting sample used is proportional random sampling technique, as much as 72 persons. The research instrument used is the test of environmental health knowledge, attitude scale, and the questionnaire of healthy life behavior. Meanwhile, the technique of analysis the data used is correlation analysis, simple and multiple regression.

The research result shows that the variable of environmental health knowledge includes strong category, the variable of attitude on environmental health includes medium category and the variable of healthy life behavior includes strong category.

There is a relationship between environmental health knowledge with healthy life behavior. It can be proved by r value = 0,351 that includes low closeness category and give the contribution as much as 721%. The better environmental health knowledge, the better healthy life behavior. It can be proved by r value = 0,690 that includes medium closeness category and give the contribution as much as 47.6%. The better students’ attitude on the environmental health, the better healthy life behavior. There is a relationship between environmental health knowledge and students’ behavior on environmental health with healthy life attitude. It can be proved by r value = 0,715 that includes strong closeness category and give the contribution as much as 48.3%. The better

(2)

2 environmental health knowledge and students’ behavior on environmental health, the better healthy life behavior.

Key Words : environmental health knowledge, attitude on environmental health, healthy life behavior.

ABSTRAK

IIS AYISA. 2015. Tesis. Hubungan Antara Pengetahuan Kesehatan Lingkungan dan Sikap Siswa Terhadap Kesehatan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Sehat (Studi Pada Siswa di Sekolah Dasar Negeri Kelas VI di Gugus 1 Pancatengah Kabupaten Tasikmalaya) Program Pasca Sarjana Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup. Di Bimbing oleh Prof. Dr. H. Yus Darusman, Drs., M.Si. dan Prof, H. Aripin, M.Si.Ph.D.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan mengkaji hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa di sekolah dasar negeri kelas VI di gugus 1 pancatengah kabupaten tasikmalaya yang berjumlah 272 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional random sampling, dengan sampel sebanyak 72 orang. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan tes pengetahuan kesehatan lingkungan, skala sikap, dan angket perilaku hidup sehat. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis korelasi, regresi sederhana dan berganda.

Hasil penelitian menunjukan variabel pengetahuan kesehatan lingkungan termasuk kategori kuat, variabel sikap terhadap kesehatan lingkungan termasuk kategori cukup dan variabel perilaku hidup sehat termasuk kategori kuat.

Ada hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,351 yang termasuk kategori keeratan rendah dan memberikan konstribusi sebesar 7.21%. Semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilaku hidup sehat. Ada hubungan antara sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,690 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan konstribusi sebesar 47.6%. Semakin baik sikap terhadap kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilaku hidup sehat. Ada hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,715 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan konstribusi sebesar 48.3%. Semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan dan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilaku hidup sehat.

Kata kunci : pengetahuan kesehatan lingkungan, sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan, perilaku hidup sehat.

(3)

3 A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan salah satu organisasi pendidikan yang dapat dikatakan sebagai wadah untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Keberhasilan tujuan di sekolah tergantung pada sumber daya manusia yang ada di sekolah tersebut yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Selain itu harus didukung pula oleh sarana dan prasarana yang memadai. Untuk membentuk manusia yang sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, yang pada hakikatnya bertujuan meningkatkan kualitas manusia bahkan seluruh masyarakat Indonesia yang maju, modern berdasarkan pancasila, maka dibutuhkan tenaga pendidik yang berkualitas.

Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa.Negara-negara maju telah menjadikan pendidikan sebagai faktor strategis dalam menciptakan kemajuan bangsanya. Pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif. Hal tersebut mendorong suatu negara menjadi negara yang maju dan pesat dalam perkembangan ilmu dan teknologi.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual agama, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan merupakan proses sosial di mana seseorang dihadapkan kepada kondisi

(4)

4 dan pengaruh lingkungan yang terpilih dan terkontrol sehingga yang bersangkutan mengalami perkembangan jiwa dan perubahan tingkah laku.

Menurut Kuswana (2012 : 32) pengetahuan terkait perilaku yang dapat digambarkan pada situasi ujian, yang menekankan pada ingatan atau daya ingat dari ide-ide, materi, atau fakta dan telah dikenali. Notoatmodjo (2005 : 164) mengatakan bahwa “pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk membentuk tindakan seseorang, karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan”.

Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan pada akhirnya juga sangat mempengaruhi sikap dan perilaku hidup sehat siswa karena sikap dan perilaku seseorang yang didasari pengetahuan akan lebih kekal dibanding perilaku seseorang terhadap sesuatu yang tidak didasari pengetahuan. Sikap seseorang terhadap sesuatu hal akan positif apabila didukung dengan pengetahuan atau pemahaman yang baik akan hal tersebut. Makin positif sikap terhadap kesehatan lingkungan, maka makin tinggi pula kualitas perilaku hidup sehat, dan sebaliknya makin negatif sikap terhadap kebersihan lingkungan, maka makin buruk pula perilaku hidup sehatnya.

Dengan diberikannya pengetahuan tentang kesehatan lingkungan siswa akan lebih mengerti bagaimana berinteraksi dengan lingkungan, sehingga akan tertanam suatu sikap yang peduli terhadap lingkungan.

(5)

5 Dengan adanya sikap peduli terhadap lingkungan tersebut siswa akan lebih mengerti bagaimana merawat dan menjaga lingkungan demi menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan. Sehingga penataan sekolah berwawasan lingkungan yang didalamnya bersih dari sampah, pemeliharaan ruangan kelas baik dan didalam sekolah terdapat tanaman hias dan pepohonan yang dipelihara dengan baik.

Berdasarkan hasil pengamatan di SDN gugus I Pancatengah ternyata masih banyak siswa yang belum paham arti dari kesehatan lingkungan sekitar 50% siswa sehingga siswa bersikap dan berperilaku hidup tidak sehat. Seperti, banyak siswa yang masih membuang sampah sembarangan, mengkonsumsi jajanan yang tidak sehat, membiarkan kelas kotor dan siswa tidak membersihkan WC setelah mempergunakannya. juga terdapat permasalahan pada lingkungan sekitar sekolah yang kurang memperhatikan pemeliharaan tanaman sekolah sehingga tanaman sekolah tidak dipelihara dengan baik.

Tanaman sangat penting untuk kesehatan sekolah karena sekolah yang tidak terdapat tanaman atau pepohonan maka siswa akan lebih nyaman di luar kelas dibanding mengikuti pelajaran di dalam kelas, karena daya konsentrasi menurun akibat suhu udara yang panas, daya serap semakin melemah akibat kelelahan yang tak terbendung. Tugas untuk menjaga dan memelihara kesehatan lingkungan sekolah merupakan tugas semua warga sekolah seperti guru, siswa, dan kariawan lainnya.

(6)

6 Penjelasan tersebut menandakan bahwa pengetahuan siswa tentang kesehatan lingkungan diduga masih rendah.

Berdasarkan uraian tersebut, maka akan dilakukan penelitian dengan judul ”hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat(Studi Pada Siswa di SDN Kelas VI di Gugus I Pancatengah ”.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Adakah hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat?

2. Adakah hubungan antara sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat?

3. Adakah hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungandan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat?

3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang:

a. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat.

b. Untuk mengetahui hubungan sikap siswa terhadap kesehatan lingkungan dan perilaku hidup sehat.

c. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat.

(7)

7 4. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pihak-pihak yang berkepentingan antara lain:

a. Aspek Teoritis

Hasil penelitian ini digunakan sebagai sumbangan pemikiran dan tambahan informasi bagi pengembangan pendidikan dan lingkungan hidup terutama tentang hubungan pengetahuan kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingan dengan perilaku hidup sehat

b. Aspek Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat digunakan untuk:

1) Memberikan informasi akurat yang menyangkut hubungan pengetahuan kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat.

2) Memberikan gambaran tentang hubungan pengetahuan kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat.

3) Informasi hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan data atau masukan untuk peningkatan mutu sekolah yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan lingkungan yang sesuai dengan harapan sekolah.

(8)

8 B. KAJIAN PUSTAKA

Notoatmodjo (2012:138) mengatakan bahwa “pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra pengelihatan, pendengaran penciuman, rasa, dan raba”

Kuswana (2012:32) mengemukakan bahwa “Pengetahuan terkait dengan perilaku yang dapat digambarkan pada situasi ujian, yang menekankan pada ingatan atau daya ingat, materi atau fakta dan telah dikenali. Klasifikasi tujuan pengetahuan merupakan pengaturan perilaku konkrit yang sederhana ke hal yang lebih kompeks”.

Notoatmodjo (2013:18) mengemukakan bahwa :

Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (dari dalam diri manusia) maupun faktor eksternal (di luar diri manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik dan fsikis. Faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor, antara lain sosial, budaya masyarakat, lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan, dan sebagainya. Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik individu, kelompok, maupun masyarakat dikelompokan menjadi empat (Blum, 1974) mengemukakan bahwa berdasarkan urutan pengaruh terhadap kesehatan, yaitu: (1) Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya, (2) perilaku, (3) pelayanan kesehatan, (4) Hereditas (keturunan).

Suprihatin (2013:31) mengatakan bahwa “lingkungan hidup sering disebut sebagai lingkungan adalah istilah yang dapat mencakup segala mahluk hidup dan yang tak hidup di alam yang ada di bumi atau bagian dari bumi yang berfungsi secara alami tanpa campur tangan manusia yang berlebihan”. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pengetahuan tentang kesehatan lingkungan adalah segenap apa yang kita ketahui dan

(9)

9 kemampuan mengenal dan mengingat kembali yang sudah dipelajari dari yang sederhana sampai pada teori-teori yang sukar yang diperoleh melalui pengalaman setelah melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Sikap adalah pandangan atau kecenderungan mental.Sikap (attitude) adalah kecenderungan yang relatif menetap untuk berkreasi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu.

Djamarah (2002:142) mengemukakan bahwa “lingkungan sekolah yang baik adalah lingkungan sekolah yang didalamnya dihiasi dengan tanaman pepohonan yang dipelihara dengan baik.Bukan lingkungan sekolah yang gersang pengap, tandus dan panas yang berkepanjangan. Oleh karena itu, pembangunan sekolah sebaiknya berwawasan lingkungan, bukan memusuhi lingkungan.

Djamarah (2002:142) mengemukakan bahwa “lingkungan merupakan bagian dari kehidupan siswa. Dalam lingkungan siswa hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Saling ketergantungan antara biotik dan abiotik tidak dapat dihindari”

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan sikap terhadap kesehatan lingkungan yang dimaksud pada penelitian ini adalah derajat atau tingkatan perasaan positif-negatif yang ditunjukan dalam bentuk kesadaran terhadap kesehatan lingkungan sekolah, dukungan terhadap kesehatan lingkungan sekolah, partisipasi terhadap kesehatan lingkungan sekolah.

Notoatmodjo (2012:131) mengatakan “perilaku adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak biasa

(10)

10 diamati oleh pihak luar. Skiner (1938) seorang ahli psikologi dalam Notoatmodjo (2012:131) merumuskan bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).

Becker dalam Notoatmodjo (2012 :135) perilaku hidup sehat adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya atau pola/gaya hidup sehat (healthy life style) perilaku hidup sehat mencakup antara lain:

1. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang disini dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan oleh tubuh), dan kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang atau tidak lebih). Secara kualitas di Indonesia di kenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna.

2. Olahraga teratur, juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti frekwensi dan waktu yang digunakan untuk olah raga atau aktivitas fisik selain olahraga.dengan sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia, dan status kesehatan yang bersangkutan.

3. Istirahat yang cukup dengan meningkatkan kebutuhan hidupakibat tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat berkurang. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan.

Dari uraian di atas, itu dapat disimpulkan bahwa perilaku hidup sehat adalah perilaku untuk menjaga kesehatan dan upaya untuk mempengaruhi atau mengajak orang lain, baik individu atau kelompok agar melaksanakan perilaku hidup sehat.

C. METODE PENELITIAN 1. Sampel Dan Sumber Data

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gugus I Pancatengah yang tersebar di 9

(11)

11 sekolah. Sedangkan untuk pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proportional random sampling, dimana sampel diambil sebanyak 30% dari populasi, dengan cara proposional random sampeling sebaran keadaan siswa kelas VI di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Gugus I Pancatengah kabupaten Tasikmalaya ditunjukan pada tabel populasi dan sampel penelitian dan jumlah sampel keseluruhan adalah 72 orang.

Tabel 3.1

Populasi dan Sampel Penelitian Siswa Kelas VI Gugus I Pancatengah Nama

Sekolah Kelas Populasi Sampel (30 %)

SD Negeri Kelas VI Gugus I Pancatengah VI SDN Mekarsari 32 9.6 Dibulatkan 10 VI SDN Cibuniasih 31 9.3 9 VI SDN Sirnasari 31 9.3 9 VI SDN Pangliaran 30 9.0 9 VI SDN Sukahurip 28 8.4 8 VI SDN Tarunamekar 32 9.6 10 VI SDN Sindangwangi 28 8.4 9 VI SDN Margaluyu 30 9.0 9 VI SDN Gandamekar 30 9.0 9 Jumlah 272 72

Sumber, Profil Sekolah Tahun 2014 2. Variabel

Bertitik tolak dari judul, maka penelitian ini mempunyai dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Variabel bebas : pengetahuan kesehatan lingkungan (X1) dan sikap terhadap kesehatan lingkungan (X2). Variabel terikat : perilaku hidup sehat (Y). Penelitian ini berfungsi untuk mencari korelasi (r), dengan demikian yang dipelajari adalah korelasi dan konstribusi variabel bebas dengan variabel terikat, sehingga kajian ini lebih cenderung bersifat korelasi.

(12)

12 3. Instrumen Penelitian

Konsepsi, yang mendasari penyusunan instrumen penelitian ini adalah untuk menjaring tiga jenis data, yaitu : (1) pengetahuan kesehatan lingkungan , (2) sikap terhadap kesehatan lingkungan dan (3) perilaku hidup sehat.

Untuk menjaring ketiga data tersebut disusun seperangkat instrumen sebagai berikut: (1) pengetahuan kesehatan lingkungan pada penelitian ini diperoleh dari tes pengetahuan yang disebarkan kepada siswa sebagai sampel penelitian. (2) sikap terhadap kesehatan lingkungan didasarkan pada hasil skala yang disebarkan kepada siswa sebagai sampel penelitian. (3) Perilaku hidup sehat didasarkan pada hasil angket yang disebarkan kepada siswa sebagai sampel penelitian.

D. Hasil dan Pembahasan

1. Hubungan antara Disiplin Belajar (X1) dengan Perilaku Mahasiswa dalam Memelihara Kebersihan Lingkungan

Pengujian hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan(X1) dengan perilaku hidup sehat(Y) untuk hipotesis ini

Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 94.63 dan koefisien arah regresi b sebesar 1.01. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y= 94.63+1.01 X1, di mana X1 adalah simbol untuk pengetahuan kesehatan lingkungan.

(13)

13 Tabel 4.9

Rangkuman Analisis Regresi Pengetahuan Kesehatan Lingkungan (X1) dengan Perilaku Hidup Sehat (Y)

Sumber JK Db RK F hitung Sig

Regresi 1324.065 1 134.065 14.927 0.00

Residu 1427.596 70 20.394

Total 2751.657 71

Koefisien Korelasi (r) 0.351 Koefisien Determinasi (r2) 0.721

Pengujian linieritas regresi bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi pengetahuan kesehatan lingkungan (X1) dengan perilaku hidup sehat (Y) yang digunakan bentuk linier atau tidak. Dari hasil uji linieritas yang telah dilakukan diperoleh Fhitung 14.927dan dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikasi α = 0.005. jadi, Fhitung lebih besar dari Ftabel. Hal ini berarti tolak Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi pengetahuan kesehatan lingkungan (X1) dengan perilaku hidup sehat (Y) adalah linier.Untuk hasil pengujian derajat linieritas persamaan regresi sederhana tersebut, dilakukan uji F seperti pada lampiran. Berdasarkan hasil uji keberartian dan uji linieritas tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis regresi sederhana dengan persamaan regresi Y = 94.63 + 1.01 X1 adalah signifikan dan linier.

2. Hubungan antara Sikap terhadap Kesehatan Lingkungan (X2) dan Perilaku Hidup Sehat (Y)

Pengujian hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara sikap terhadap kesehatan lingkungan(X2) dengan perilaku hidup sehat(Y) untuk hipotesis ini

Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 54.17 dan koefisien arah regresi b sebesar 0.63. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh

(14)

14 persamaan regresi Y= 54.17+0.63 X1, di mana X2 adalah simbol untuk sikap terhadap kesehatan lingkungan.

Tabel 4.10

Rangkuman Analisis Regresi Sikap Terhadap Kesehatan Lingkungan (X2) Dengan Perilaku Hidup Sehat (Y)

Sumber JK Db RK F hitung Sig

Regresi 621.640 1 621.640 20.429 .000b

Residu 2130.013 70 30.429

Total 2751.653 1

Koefisien Korelasi (r) 0.690 Koefisien Determinasi (r2) 0.476

Pengujian linieritas regresi bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi sikap terhadap kesehatan lingkungan (X2) dengan perilaku hidup sehat (Y) yang digunakan bentuk linier atau tidak. Dari hasil uji linieritas yang telah dilakukan diperoleh Fhitung 20.429dan dibandingkan dengan Ftabel pada taraf signifikasi α = 0.005. jadi, Fhitung lebih besar dari Ftabel. Hal ini berarti tolak Ho sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi sikap terhadap kesehatan lingkungan (X2) dengan perilaku hidup sehat (Y) adalah linier. Untuk hasil pengujian derajat linieritas persamaan regresi sederhana tersebut, dilakukan uji F seperti pada lampiran. Berdasarkan hasil uji keberartian dan uji linieritas tersebut dapat disimpulkan bahwa analisis regresi sederhana dengan persamaan regresi Y = 54.17 + 0.63 X2 adalah signifikan dan linier.

(15)

15 3. Hubungan antara Pengetahuan Kesehatan Lingkungan (X1) dan Sikap terhadap Kesehatan Lingkungan (X2) dengan Perilaku Hidup Sehat (Y)

Hipotesis ketiga yang diajukan dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan (X1) dansikap terhadap kesehatan lingkungan (X2) dengan perilaku hidup sehat (Y).

Dari hasil analisis regresi linier ganda terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 75.28 dan koefisien arah regresi b1 sebesar 0.29 dan arah regresi b2 sebesar 0,36. Bentuk hubungan antara ketiga variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y= 75.28+ 0.29 X1+ 0.36 X2.

Tabel 4.11

Rangkuman Analisis Regresi Pengetahuan Kesehatan Lingkungan (X1) Sikap Terhadap Kesehatan Lingkungan (X2) dengan Perilaku Hidup Sehat

(Y)

Sumber JK Db RK F hitung Sig

Regresi 710.029 2 355.015 8.649 .000b

Residu 2041.624 69 29.589

Total 2751.653 71

Koefisien Korelasi (r) 0.715 Koefisien Determinasi (r2) 0.483

Selanjutnya nilai koefisien korelasi sebesar 0.715 yang termasuk kategori kererataan kuat, berarti ada hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat. Besarnya koefisien determinasi (R2) = 0.483 yang berarti 48.3% variansi perilaku hidup sehat (Y) dapat dijelaskan oleh pengetahuan kesehatan lingkungan melalui persamaan regresi berganda Y= 75.28+ 0.29 X1+ 0.36 X2.

(16)

16 untuk mengetahui keberartian regresi, persamaan regresi selanjutnya di uji menggunakan uji F. Hasil perhitungan nampak nilai Fhitung = 8.649 dengan signifikasi 0.00 lebih kecil dari 0.05 sehingga bisa disimpulkan bahwa regresi yang diperoleh linier.

E. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini disajikan simpulan yang didasarkan atas pembahasan dan kajian kepustakaan yang relevan dan temuan selama penelitian berlangsung. Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Ada hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,351 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan konstribusi sebesar 72.1% Semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilaku hidup sehat.

b. Ada hubungan antara sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0.690 yang termasuk kategori keeratan cukup dan memberikan konstribusi sebesar 47.6%. Semakin sikap terhadap kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilaku hidup sehat.

c. Ada hubungan antara pengetahuan kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat. Hal ini dapat dibuktikan dengan perolehan nilai r sebesar 0,715 yang termasuk

(17)

17 kategori keeratan kuat dan memberikan konstribusi sebesar 46.6%. Semakin baik pengetahuan kesehatan lingkungandan semakin baik sikap terhadap kesehatan lingkungan maka akan semakin baik perilaku hidup sehat.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penulis menyampaikan saran seabgai berikut :

a. Upaya untuk meningkatkan kepedulian dan partisipasi siswa terhadap kesehatan lingkungan sekolah diantaranya dengan meningkatkan pengetahuan siswa tentang kesehatan lingkungan sehingga siswa bersikap peduli terhadap kesehatan lingkungan dan mendukung terhadap kesehatan lingkungan serta kegiatan memelihara kesehatan lingkungan sekolah harus terprogram dan terencana.

b. Dalam upaya memotivasi berperilaku hidup sehat siswa akan lebih baik dilakukan kerja sama yang lebih efektif lagi diantara semua unsur terkait yang berupa kegiatan-kegiatan bersama yang bisa memotivasi para siswa berperilaku hidup sehat di lingkungan sekolah agar terbebas dari pencemaran, terciptanya lingkungan bersih, sehat, nyaman dan asri sehingga terhindar dari terjangkitnya wabah penyakit yang akan merugikan warga sekolah.

c. Karena penelitian ini terbatas pada variabel pengetahuan tentang kesehatan lingkungan dan sikap terhadap kesehatan lingkungan dengan perilaku hidup sehat, perlu dilakukan penelitian lanjutan yang cakupannya lebih

(18)

18 luas, sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai kemampuan individu yang merespon lebih cepat terhadap perilaku hidup sehat.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah S, Bahri. (2002). Psikologi Belajar.Jakarta: Rineka Cipta

Kuswana, Wowo S. (2012). Taksonomi Kognitif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Notoatmodjo, Soekidjo.(2012).Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

DAFTAR RIWAYAT HIDUP :

Iis Ayisa lahir di Tasikmalaya, 07 Februari 1990 dengan alamat :Kp Cibuntu Ds. Cibuniasih Kec. Pancatengah Kab. Tasikmalaya. Riwayat Pendidikan: SD Negeri Mekarsari, lulus tahun 2002, SLTP Negeri 2 Pancatengah, lulus tahun 2005, MA Negeri Awipari, lulus tahun 2009, Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Siliwangi Tasikmalaya lulus tahun 2013 dan tercatat sebagai mahasiswa Pasca Sarjana Program Studi Pendidikan Kependudukan Lingkungan Hidup.

Referensi

Dokumen terkait

Pembuatan Laporan Akhir merupakan salah satu persyaratan untuk menyelesaikan pendidikan Diploma 3 (D3) pada Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik

Berdasarkan Berdasarkan hasil pemeriksaan sitologi serviks wanita pekerja seksual tidak langsung (WPS-TL) pada hotspot X Kecamatan Marpoyan Damai Pekanbaru, maka

Saya adalah mahasiswi Program Studi S1 Ilmu Keperawatan, Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, yang sedang melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

Dengan adanya pantai Gandoriah di kota Pariaman seharusnya bisa membentuk citra yang baik dan diminati oleh banyak pengunjung karena sebagai objek wisata unggulan

Rokan Hilir 20,000,000 APBD Mei 2012 Juni - Agustus 2012 EK 340 - Pengadaan/Pemasangan instalasi dan meteran listrik Perkantoran Kecamatan Rimba Melintang Penunjukan Langsung 1

Selain itu desain perkuliahan yang dikembangkan juga membuat mahasiswa menjai antusias dalam belajar geosains.. Kata Kunci: STEM-FC, geosains,

Selain itu, mereka pun diarahkan untuk memahami tujuan penguasaan gramatikal, leksikal, ragam bahasa, pengetahuan terhadap jenis teks, pengetahuan budaya masyarakat

Semaliha wenten tattwa sane lianan, tatwa inggih punika ngerasayang ring sekancan pikobet sane kadruenang ngantos pangrasa sane pinih teleb (Djadja, 2009: