BELAJAR BERSAMA
MITRA BELAJAR
Modul 1
Mitra
Belajar
2
Kegiatan 1
Permainan
Perkenalan
3
Kegiatan 2
Mengisi
Biodata
3
Modul 2
Orientasi
Belajar
4
Kegiatan 1
Penjelasan Harapan dan Rangkaian Pelatihan
5
Kegiatan 2
Penjelasan Garis Besar Program Pembelajaran
5
Modul 3
Kontrak
Belajar
6
Kegiatan 1
Curah Pendapat dan diskusi Harapan Bersama
7
Kegiatan 2
Penyepakatan Mekanisme Belajar
8
TANTANGAN
PARADIGMA PEMBANGUNAN
Modul 1
Paradigma
Pembangunan
10
Kegiatan 1
Diskusi Pemahaman Paradigma
11
Kegiatan 2
Diskusi Paradigma dan Implikasinya Terhadap
Sikap
dan
Perilaku
12
Kegiatan 3
Diskusi Pergeseran Paradigma dan Implikasi
nya
Terhadap
Kemiskinan
13
Lembar Kerja
Paradigma
Pembangunan
–
1
15
Lembar Kerja
Paradigma
Pembangunan
–
2
16
Modul 2
Anatomi Kemiskinan
17
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN
MITRA BELAJAR
MENDUKUNG PENCAPAIAN IPM DAN MDGS
Modul 1
Mendukung Pencapaian IPM _ MDGs
24
Kegiatan 1
Penjelasan dan Tanya Jawab IPM & MDGs
25
Modul 2
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
PNPM
Mandiri 26
Kegiatan 1
Penjelasan dan Tanya Jawab PNPM Mandiri
27
KONSEP PNPM MANDIRI PERKOTAAN
PNPM MANDIRI PERKOTAAN DAN KEMISKINAN
Modul 1
PNPM Mandiri Perkotaan ddan Kemiskinan
30
Kegiatan 1
Belajar Pengalaman Lapangan dari P2KP
31
Kegiatan 2
Diskusi Kekhasan PNPM Mandiri Perkotaan
32
Lembar Kerja
LK – PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan – 1
34
Lembar Kerja
LK – PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan – 2
36
Modul 2
Strategi Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan
37
Kegiatan 1
Penjelasan dan Tanya Jawab Transformasi
Sosial
dalam
PNPM
Mandiri
Perkotaan
38
Kegiatan 2
Diskusi Intervensi Membangun Nilai
39
Modul 3
Gambaran Umum Siklus PNPM Mandiri Perkotaan
43
Modul 4
PNPM Mandiri Perkotaan Sebagai Pembelajaran
Penyadaran Kritis
45
Kegiatan 1
Diskusi Pembelajaran dalam Penanggulangan
Kemiskinanan
46
PEMBERDAYAAN
PEMBERDAYAAN SEJATI
Modul 1
Pemberdayaan
Sejati 51
Kegiatan 1
Diskusi Keberdayaan Hewani
53
Kegiatan 2
Diskusi Menemukan Makna Hakiki
Pemberdayaan Manusia
54
Kegiatan 3
Kualitas Manusia Sejati
55
Kegiatan 4
Diskusi dan Curah Pendapat Metode
Penyadaran Kritis
57
Modul 2
Pemberdayaan Perempuan dan Laki-laki
59
Kegiatan 1
Diskusi Pemberdayaan Laki-laki dan Perempuan
Kegiatan 2
Menggambar Bersama Pemimpin Masyarakat
Manusia
65
Kegiatan 3
Diskusi Tipologi Kepemimpinana versus
Kepemimpin dan Pengaruhnya Terhadap
Pemberdayaan Masyarakat
66
Modul 4
Pengorganisasian
Masyarakat
67
Kegiatan 1
Permainan dan Diskusi Makna Pengorganisasian
Masyarakat
68
Kegiatan 2
Diskusi Alasan Masyarakat Berorganisasi
69
Kegiatan 3
Diskusi Prinsip dan Cara Masyarakat Berorganisasi
66
Kegiatan 4
Ceramah dan Diskusi Organisasi Masyarakat Warga 70
Lembar Kerja
LK-Pengorganisasian Masyarakat-1
72
Lembar Kerja
LK-Pengorganisasian Masyarakat-2
73
LK-Pengorganisasian
Masyarakat-3
Lembar Kerja
LK-Pengorganisasian Masyarakat-4
74
PEMBANGUNAN PARTISIPATIF
PARTISIPASI PEMBERDAYAAN DAN DEMOKRASI
Modul 1
Partisipasi, Pemberdayaan dan Demokrasi
76
Kegiatan 1
Diskusi Konsep Partisipasi Permainan Membuat
Menara dan Sedotan
77
Kegiatan 2
Diskusi Kelompok Partisipasi Pemberdayaan
dan
Demokrasi 78
Lembar Kerja
Membuat Benda dari Sedotan
80
Modul 2
Partisipasi
Perempuan
82
Kegiatan 1
Jajak Pendapat Gender dan Ketimpangan
83
Kegiatan 2
Diskusi Kelompok Permasalahan Partisipasi
Perempuan
85
Kegiatan 3
Diskusi Kelompok Strategi Peningkatan Partispasi
Lembar Kerja
LK 1- Petunjuk Diskusi Jajak Pendapat
87
Lembar Kerja
LK 2- Petunjuk Diskusi Memperluas Panel
89
Lembar Kerja
LK 3- Petunjuk Diskusi Rapat Kota
90
Modul 3
Daur Program Pembangunan dan Siklus PNPMM
Perkotaan
91
Kegiatan 1
Diskusi Daur Program Pembangan Partisipatif
Permainan: Mengumpulkan Barang
92
Kegiatan 2
Penjelasan dan Tanya Jawab:
Siklus PNPMM Perkotaan dan Daur Program
94
Lembar Kerja
LK-Daur Program Pembangunan Partisipatif
95
Modul 4
Metodologi Pembangunan Partisipatif
96
GOOD GOVERNANCE
Modul 1
Good Governace
100
Kegiatan 1
Diskusi Kelompok Analisa Sewindu Reformasi
Indonesia
101
Kegiatan 2
Diskusi Good Governace
103
PERAN PEMDA DAN STAKEHOLDER DALAM PNPM MANDIRI PERKOTAAN
Modul 1
Peran Pemda & Stakeholder dalam PNPM Mandiri 106
Kegiatan 1
Diskusi Peran Pemda & Stakehoder dlm
Pembangunan
107
BELAJAR BERSAMA :
1. MITRA BELAJAR
2. ORIENTASI BELAJAR
3. KONTRAK BELAJAR
Modul 1
Topik: Mitra Belajar
1. Saling mengenal, saling memahami dan menghargai perbedaan 2. Peserta mampu menciptakan keakraban
Kegiatan 1: Permainan perkenalan Kegiatan 2: Mengisi Biodata
1 Jpl ( 45 ’)
Bahan Bacaan:
1. Jenis – Jenis Permainan perkenalan 2. Biodata peserta
x Kerta Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x Metaplan
x Papan Tulis dengan perlengkapannya
Permainan Perkenalan
Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai pelatihan ini dengan perkenalan peserta. Sebelum kegiatan ini dimulai, pemandu kelas harus sudah memilih cara perkenalan yang akan digunakan. Cara perkenalan yang dipilih sebaiknya menjadi proses awal membangun dinamika kelas. Jika menggunakan permainan sebagai cara untuk melakukan perkenalan, siapkan peralatan yang akan digunakan untuk kegiatan tersebut. Seluruh peserta (pemandu kelas, wakil pemandu, panitia, dll) di dalam kelas ikut serta dalam permainan perkenalan ini. Contoh jenis-jenis perkenalan dapat dilihat pada Bahan Bacaan : Metoda Permainan.
Mengisi Bio data
1) Bagikan formulir bio data dan name tag kepada seluruh peserta. Data yang di minta dapat disesuaikan dengan kebutuhan penyelenggara pelatihan.
2) Minta peserta untuk mengisi formulir tersebut dan tanda pengenal (name tag) yang telah dibagi dgn nama panggilan dgn tulisan yg cukup besar dan jelas dibaca.
3) Kumpulkan formulir setelah selesai diisi oleh seluruh peserta.
4) Minta peserta untuk menggunakan identitas / tanda pengenal (name tag). 5) Tutup kegiatan dan ucapkan terima kasih.
Modul 2
Topik: Orientasi Belajar
Peserta memahami 1. Tujuan Pelatihan
2. Apa yang akan diperoleh dan bagaimana pelatihan akan dilakukan
Kegiatan 1: Penjelasan harapan dan rangkaian pelatihan Kegiatan 2: Penjelasan Garis Besar Program Pembelajaran
1 Jpl ( 45 ’)
Bahan Bacaan:
1. Harapan dan Rangkaian Pelatihan 2. GBPP Pelatihan
x Kertas Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart x LCD
x Metaplan
x Papan Tulis dengan perlengkapannya x Spidol, selotip kertas dan jepitan besar
Penjelasan Harapan dan Rangkaian Pelatihan
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai dengan Modul Orientasi Belajar yang terdiri dari dua kegiatan belajar. Jelaskan tujuan dari modul ini.
2) Jelaskan bahwa kita akan memulai modul ini dengan kegiatan 1 yaitu Penjelasan mengenai Harapan dan Rangkaian Pelatihan dan gunakan Bahan Bacaan - Harapan dan Rangkaian Pelatihan yg telah disediakan panitia.
3) Setelah selesai lanjutkan ke kegiatan 2.
Penjelasan Garis Besar Program Pembelajaran
1) Jelaskan bahwa kita melanjutkan modul ini dengan kegiatan kedua yaitu Penjelasan Garis Besar Program Pembelajaran dan gunakan Bahan Bacaan – GBPP Pelatihan Dasar.
2) Buka kesempatan tanya jawab untuk kedua kegiatan ini.
Modul 3
Topik: Kontrak Belajar
Peserta mampu :
1. Merumuskan harapan bersama terhadap pelatihan 2. Memahami hubungan antara harapan dan silabus 3. Membangun kesepakatan untuk mencapai harapan 4. Membangun kesepakatan tata tertib pelatihan
Kegiatan 1: Curah pendapat dan diskusi harapan bersama Kegiatan 2: Penyepakatan mekanisme belajar
1 Jpl ( 45 ’)
Bahan Bacaan:
1. Ancangan Tata Ruang Kelas 2. Membangun Suasana Belajar 3. Pengelaman Memfasilitasi 4. Identifikasi Kebutuhan Peserta 5. Evaluasi
x Kerta Plano
x Metaplan
Curah Pendapat dan Diskusi
Harapan Bersama
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan kepada peserta bahwa kita akan memulai dengan Modul Kontrak Belajar yang terdiri dari dua kegiatan. Jelaskan tujuan dari modul ini. 2) Jelaskan bahwa kita akan memulai modul ini dengan kegiatan pertama yaitu Diskusi mengenai
Harapan Peserta. Bagikan LK-Kontrak Belajar kepada seluruh peserta. Minta peserta untuk menuliskan harapan mengenai pelatihan yang akan mereka ikuti selama 4 hari pada Formulir Kontrak Belajar tersebut. Sebelum peserta menulis, berikan informasi bahwa peserta harus menulis di formulir yg telah dibagi hal-hal sebagai berikut:
o Alasan mengapa mengikuti pelatihan. Alasan ini dapat saja datang dari luar berupa
perintah/penugasan, atau ingin tahu, dsb.
o Motivasi yang mendorong peserta mengikuti pelatihan. Motivasi ini merupakan dorongan dari dalam, misalnya; meskipun karena diperintah dapat saja motivasinya mengikuti sekedar menjalankan perintah/sekedar bebas dari tugas rutin/ingin meningkatkan pengetahuan.
o Harapan peserta mengikuti pelatihan ini. Harapan ini tentu saja terkait dengan motivasi peserta kalau yang motivasinya hanya sekedar menjalankan perintah harapannya tentu saja dapat melapor dgn menunjukan semua bahan maka yg dikumpulkan lebih fisik, yang ingin bebas dari tugas rutin tentu tdk punya harapan, yang meningkatkan pengetahuan tentu harapannya materi yang diberikan benar-benar bermanfaat dan cukup jelas untuk dicerna, dsb.
3) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok dan minta tiap kelompok menyimpulkan harapan
kelompok bukan lagi harapan individu.
4) Ajak 1 kelompok menyajikan hasil kelompok dan kemudian minta kelompok lain melengkapi sehingga terjadi harapan kelas.
5) Diskusikan hasil harapan kelas tersebut dan kaitkan dengan garis besar program pembelajaran.
6) Bangun kesepakatan dengan seluruh peserta untuk bertekad bersama-sama mengikuti pelatihan guna mencapai harapan-harapan yang sudah didiskusikan sebelumnya.
Penyepakatan Mekanisme Belajar
1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita punya harapan bersama yang dirumuskan di Kegiatan 1. Diperlukan kesepakatan bersama untuk mencapai harapan tersebut selama pelatihan ini. Kesepakatan bersama tersebut merupakan langkah-langkah yang perlu dilakukan dan merupakan aturan main bersama termasuk tata tertib agar dapat tercapai harapan bersama, yang harus ditaati oleh seluruh peserta dan penyelenggara dalam melaksanakan pelatihan.
2) Diskusikan dengan peserta hal-hal apa saja yang harus disepakati untuk diatur bersama untuk menjaga proses pelatihan tersebut.
3) Tuliskan semua hal yang disepakati dan tata tertib yang telah disepakati tersebut pada kertas plano dan tempelkan di dinding di tempat semua peserta dapat melihat. Bangun kesepakatan bahwa aturan main dan tata tertib tersebut bersifat mengikat semua pihak di kelas tersebut selama pelatihan.
TANTANGAN:
1. PARADIGMA PEMBANGUNAN
2. ANATOMI KEMISKINAN
Modul 1
Topik: Paradigma Pembangunan
Peserta memahami dan menyadari:
3. Pengertian Paradigma dan implikasinya terhadap pembangunan 4. Terjadinya pergeseran paradigma pembangunan di Indonesia dan
Implikasinya terhadap kemiskinan
Kegiatan 1: Diskusi kelas pemahaman paradigma
Kegiatan 2: Diskusi paradigma dan implikasinya terhadap sikap dan perilaku Kegiatan 3: Diskusi kelompok paradigma pembangunan dan
implikasinya terhadap kemiskinan
3 Jpl ( 135 ’)
Bahan Bacaan:
1. Paradigma Pembangunan 2. Pembangunan Manusia
x Kerta Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
x Metaplan
Diskusi Pemahaman Paradigma
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai Modul Paradigma Pembangunan dan apa yang akan dicapai melalui modul ini
Uraikan bahwa kita akan memulai Topik 1 Pengertian Paradigma dengan Kegiatan: Diskusi Pemahaman Paradigma, dan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan ini yaitu:
Peserta mampu menguraikan dengan kata-kata sendiri perbedaan yang hakiki antara
paradigma dan pandangan pribadi seseorang
2) Kemudian mintalah para peserta untuk tenang mendengarkan kisah “Kecelakaan yang fatal”. Sekali lagi mintalah peserta untuk benar-benar menyimak karena setelah cerita ini akan ada pertanyaan yang harus dijawab peserta. Bacakan kisah yang telah disiapkan di lembar kerja (LK) kemudian tanyakan apakah pernyataan dalam cerita tersebut benar atau salah. Gunakan LK Paradigma Pembangunan –1
Kemudian tanyakan kepada peserta pertanyaan kritis sebagai berikut :
Apakah pernyataan-pernyataan dalam cerita tersebut benar atau salah? Jelaskan kalau salah, apa sebabnya, kalau benar, apa sebabnya.
Setelah terjawab, jelaskan mengapa peserta memaknai cerita tersebut dengan cara yang berbeda –beda (mungkin ada yang menganggap cerita itu benar , dan ada yang menganggap cerita itu salah). Setiap orang akan menanggapi kejadian, cerita, atau realitas yang terjadi dalam kehidupan sangat tergantung kepada peta mental yang dipunyai oleh orang tersebut. Peta mental (sudut pandang) seseorang ditentukan oleh pengalaman, pengetahuan , tata nilai seseorang. Apabila sudut pandang (peta mental) dipercaya menjadi pandangan umum (sekelompok orang), maka pandangan – pandangan tersebut disebut dengan paradigma .
Dalam kasus cerita di atas, orang yang tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan bahwa perempuan bisa menjadi dokter bedah akan menganggap bahwa cerita itu mustahil, apalagi pandangan seperti ini sudah menjadi pandangan umum dalam masyarakat dimana posisi atau jabatan tertentu masih didominasi oleh kaum laki – laki (banyak masyarakat yang masih mempunyai paradigma bahwa perempuan tidak harus memiliki jabatan yang tinggi, karena perempuan tugasnya menjadi ibu rumah tangga saja).
Tiap orang memiliki peta mental dan sering kali berbeda satu terhadap yang lain dan bila peta mental yang sama dimiliki oleh banyak orang maka disebut paradigma. Sering kali kita membahas sesuatu dengan terminology yang sama tetapi peta mental kita berbeda
3) Ajak peserta untuk mendiskusikan pergeseran paradigma dengan langkah sebagai berikut :
Peragakan suatu benda kubus atau pyramid yang memiliki bidang tampilan yang berbeda warna (misal merah, hijau, biru). Ajaklah peserta untuk benar-benar memperhatikan benda yang Anda peragakan. Kemudian ajukan pertanyaan kepada peserta yang melihat dari sisi kanan (warna merah), mintalah mereka untuk mendeskripsikan benda yang mereka lihat. Tanyakan juga hal yang sama kepada peserta yang melihat dari sudut yang lain. Tentu saja tiap orang akan melihat warna yang berbeda.
Tanyakan kepada peserta mengapa walaupun semua orang mengatakan kubus tetapi
mendeskripsikan (memaknai kubus tersebut dengan cara yang berbeda , misal kubus berwarna hijau). Jelaskan bahwa setiap kelompok memaknai kubus tersebut sesuai dengan sudut pandang kelompoknya.
Kemudian ajak peserta untuk pindah ke sisi kanan (sudut merah). Tanyakan kepada mereka benda apa yang mereka lihat dan berwarna apa?. Mengapa semua mengatakan hal yang sama?. Apakah bergeser deskripsi dari kelompok hijau dan kelompok biru? Jelaskan bahwa paradigma yang dianut oleh sekelompok orang bisa bergeser.
4) Uraikan apa arti paradigma dengan menggunakan Media Bantu yang sudah disediakan sebagai pengkayaan
5) Ajak peserta menyimpulkan apakah perbedaan hakiki antara paradigma dan pandangan
seseorang
Diskusi Paradigma dan Implikasinya
Terhadap Sikap dan Perilaku
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita memasuki topik ke dua dari Modul Paradigma Pembangunan yaitu diskusi paradigma dan implikasinya pada sikap dan perilaku masyarakat.
2) Tanyakan kepada peserta apakah tujuan pembangunan? Gali pendapat peserta sampai ketemu kata kunci proses perubahan ke arah yang lebih baik (kesejahteraan).
3) Mintalah contoh – contoh paradigma yang berkembang dalam masyarakat mengenai
pembangunan, berilah satu atau dua contoh, misalnya : “Masyarakat tidak mampu memecahkan masalah sendiri”; “Kemiskinan bisa diatasi dengan pemberian uang”. Tulislah paradigma lain mengenai pembangunan menurut peserta, mintalah peserta untuk menulis dalam kertas metaplan.
4) Ajaklah peserta untuk mendiskusikan, paradigma yang sudah ditulis pada kertas metaplan , mintalah peserta untuk berdiskusi , apa tindakan yang akan dilakukan oleh seseorang (sekelompok orang) apabila mereka mempunyai paradigma – pradigma tersebut. Mintalah peserta untuk menuliskan tindakan tersebut dalam kartu metaplan dengan warna yang berbeda. (lihat contoh di bawah ini).
5) Simpulkan bahwa paradigam seseorang akan sangat mempengaruhi sikap, keputusan dan tindakan (perilaku) seseorang. Apabila penganut paradigma tersebut adalah pengambil kebijakan publik maka keputusan dan tindakannya akan mempengaruhi publik.
Diskusi Pergeseran Paradigma dan
Implikasinya Terhadap Kemiskinan
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita memasuki topik ke tiga dari Modul Paradigma Pembangunan yaitu Pergeseran Paradigma Pembangunan dan Implikasinya pada Kemiskinan
2) Tanyakan kepada peserta, paradigma pembangunan di Indonesia selama ini (dari mulai PJP 1 pada jaman orde baru sampai sekarang) . Sampai ketemu kata kunci paradigma pembangunan ekonomi, paradigma pembangunan kesejahteraan sosial dan paradigma pembangunan manusia.
3) Setelah selesai menyajikan paradigma pembangunan semasa PJP 1 ajukanlah pertanyaan
sebagai berikut :
a) Pada saat kita menerapkan paradigma ekonomi (Repelita 2) yang lebih menekankan
pertumbuhan:
Masyarakat tidak mampu
memecahkan masalah sendiri
Pembangunan ditentukan hanya oleh pemerintah atau lembaga luar (masyarakat hanya sebagai objek)
Kemiskinana bisa diatasi
dengan pemberian uang
Tindakan ????
Paradigma lain ????, dan
Mengapa demikian?
b) Pada saat kita menerapkan paradigma sosial yang lebih menekankan pemerataan (Repelita 3, 4, 5) apa yang sebenarnya terjadi?
Apakah kesenjangan menyempit atau malah melebar?
Mengapa demikian?
Siapa yang sebenarnya diuntungkan masyarakat sebagai sasaran kelompok atau justru mereka yang secara langsung memberikan pelayanan ?
Mengapa demikian?
4) Bagilah peserta menjadi 4 kelompok dan ajukan pertanyaan kritis sebagai berikut ini sebagai tugas pembahasan dalam kelompok :
Kelompok 1 & 2
Pada saat kita menerapkan paradigma ekonomi (Repelita 2) yang lebih menekankan pertumbuhan:
Kelompok mana yang diuntungkan dan kelompok mana yang dirugikan ?
Siapakah yang terlibat dalam proses pembangunan? Apakah perempuan terlibat?
Apakah kesenjangan menyempit atau melebar?
Apakah mampu menjawab persoalan kemiskinan?
Paradigma pembangunan apa yang harus dianut dalam pembangunan untuk
menanggulangi persoalan kemiskinan?
Kelompok 3 & 4
Pada saat kita menerapkan paradigma kesejahteraan sosial yang lebih menekankan pada pemerataan:
Kelompok mana yang diuntungkan dan kelompok mana yang dirugikan ?
Siapakah yang terlibat dalam proses pembangunan? Apakah perempuan terlibat?
Apakah kesenjangan menyempit atau melebar?
Apakah mampu menjawab persoalan kemiskinan?
Paradigma pembangunan apa yang harus dianut dalam pembangunan untuk
menanggulangi persoalan kemiskinan?
5) Mintalah tiap kelompok menyajikan hasil diskusi masing-masing dan lakukan diskusi kelas dengan bahan dari peserta tersebut.
6) Untuk penegasan sajikan MB 1 apabila diperlukan
7) Ajaklah peserta untuk mendiskusikan mengenai paradigma pembangunan manusia yang lebih menekankan memanusiakan manusia, dengan prinsip – prinsip keadilan dan kesetaraan tidak memandang golongan, jenis kelamin dan sebagainya. Tanyakan lebih jauh kepada peserta mengapa di Indonesia saat ini yang sudah memakai pembangunan manusia, pemberdayaan dan kata – kata sejenisnya akan tetapi masih tetap saja ketimpangan antara berbagai kelompok masyarakat terjadi. Beri penekanan bahwa sikap mental para pelaku pembangunan sangat mempengaruhi keputusan dan tindakan seseorang.
LK - Paradigma Pembangunan - 1
Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan “Diskusi Kelas Pemahaman
Paradigma”
Kisah Kecelakaan yang Fatal
Alkisah di Jakarta ada suatu pasangan muda dengan anaknya yang baru berumur hampir 3 tahun. Sang ayah dan ibu adalah pekerja yang rajin, khususnya sang ayah yang selalu datang ke kantor lebih awal dan pulang lebih lambat. Pada suatu hari setelah istirahat makan siang, pimpinan kantor sang ayah memanggil dia dan ujarnya : “Heee kau ini kan keluarga muda, seingat saya anakmu kan sedang lucu-lucunya”. “Benar pak, bulan depan berumur 3 tahun”. “Hari ini ada acara khusus nggak”. “Tidak pak kerja rutin saja”. “Nah kalau begitu setalah makan siang Anda boleh pulang”. Maka dengan gembira setelah makan dia buru-buru membereskan pekerjaannya dan pulanglah sang ayah. Waktu sampai dirumah hari masih siang kurang lebih pukul 4 sore dan anaknya lagi bermain-main diteras rumahnya.
Berkatalah sang ayah “Ayo nak naik mobil, kita jalan-jalan”, maka berjalan-jalanlah mereka berdua, mula-mula berkeliling di kompleks dan lama-lama tanpa sadar mereka keluar kompleks masuk ke jalan besar. Mendadak ada sebuah bis kota melaju dengan pesat dari arah samping dan kecelakaan tak dapat dihindarkan. Terjadilah kecelakaan yang fatal dimana sang ayah meninggal saat itu juga tergencet bis kota dan sang anak terpelanting menabrak kaca depan mobil yang ditumpanginya. Kepalanya terantuk dengan parah sehingga pingsan. Penduduk setempat menolong anak tersebut dan membawanya langsung ke rumah sakit.
Di rumah sakit anak tersebut segera dilarikan ke ruang bedah untuk dioperasi. Dokter anaestesi dan dokter bedah lari tergopoh-gopoh untuk secera melakukan tugasnya. Sampai di ruang bedah dan setelah melihat sang korban dokter bedah berkata “Maaf saya tidak dapat mengoperasi anak ini, karena anak ini anak saya”
Pertanyaan
1) Apakah pernyataan-pernyataan dalam cerita tersebut benar atau salah? Jelaskan kalau salah apa sebabnya, kalau benar apa sebabnya.
LK - Paradigma Pembangunan - 2
Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan “Ceramah Pergeseran
Paradigma dan Implikasinya Terhadap Kemiskinan
Bagilah peserta menjadi 4 kelompok dan ajukan pertanyaan kritis sebagai berikut ini sebagai tugas pembahasan dalam kelompok :
Kelompok 1 & 2
Pada saat kita menerapkan paradigma ekonomi (Repelita 2) yang lebih menekankan pertumbuhan :
Kelompok mana yang diuntungkan dan kelompok mana yang dirugikan ?
Siapakah yang terlibat dalam proses pembangunan? Apakah perempuan terlibat?
Apakah kesenjangan menyempit atau melebar?
Apakah mampu menjawab persoalan kemiskinan?
Paradigma pembangunan apa yang harus dianut dalam pembangunan untuk
menanggulangi persoalan kemiskinan?
Kelompok 3 & 4
Pada saat kita menerapkan paradigma kesejahteraan sosial yang lebih menekankan pada pemerataan :
Kelompok mana yang diuntungkan dan kelompok mana yang dirugikan ?
Siapakah yang terlibat dalam proses pembangunan? Apakah perempuan terlibat?
Apakah kesenjangan menyempit atau melebar?
Apakah mampu menjawab persoalan kemiskinan?
Paradigma pembangunan apa yang harus dianut dalam pembangunan untuk
Peserta memahami dan menyadari: 1. Dimensi – dimensi kemiskinan
2. Faktor penyebab dan pendorong kemiskinan 3. Akar Penyebab Kemiskinan
Diskusi pohon persoalan kemiskinan
3 Jpl (135 ’)
Bahan Bacaan: Anatomi Kemiskinan
x Kerta Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
x Metaplan
x Papan Tulis dengan perlengkapannya
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita memulai dengan Modul Anatomi Kemiskinan. Kemudian uraikan apa tujuan modul ini yaitu :
Peserta memahami:
Dimensi-dimensi kemiskinan yg banyak dialami masyarakat
Faktor-faktor penyebab dan pendorong kemiskinan Peserta mampu menemukan:
Akar penyebab kemiskinan
2) Mintalah semua peserta megelompokkan diri ke dalam 4 kelompok kecil. Bagikan kepada setiap peserta lembar kasus ‘ Tamparan Untuk Bangsa Indonesia (Khaerunisa) ’ dan Kisah Rakyat yang Gagal.
3) Tugaskanlah kepada setiap kelompok kecil dalam waktu singkat, untuk mendiskusikan topik-topik bahasan sebagai berikut:
Kelompok 1 & 2: Apa saja yang dapat menyebabkan seseorang menjadi miskin?
Mintalah setiap kelompok untuk menulis penyebab kemiskinan dalam kartu – kartu metaplan. Satu kartu untuk satu pernyataan dan ditulis cukup besar supaya bisa terlihat jelas. Kemudian susun kartu – kartu tersebut dalam kertas besar yang menunjukkan hubungan sebab akibat antara penyebab yang satu dengan yang lainnya. Hasilnya menjadi ‘Pohon Persoalan Kemiskinan’ (lihat contoh pohon persoalan dalam LK).
Catatan untuk Pemandu:
a.Lakukanlah monitoring ke semua kelompok, perhatikan isyu-iyu kritis yang muncul dalam diskusi mereka dan bantulah mereka untuk menggalinya lebih dalam.
b.Buatlah catatan-catatan kecil atas semua kejadian yang penting dan menarik untuk dibahas kemudian.
c.Layanilah mereka apabila mereka meminta pendapat atau konsultasi pada fasilitator.
d. Apabila terjadi debat kusir yang berkepanjangan, cobalah menengahi atau menunda perdebatan sehingga menjadi bahasan semua peserta (kelas).
4) Mintalah tiap kelompok melalui wakilnya menyajikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan doronglah untuk terjadi dialog antar kelompok sehingga terjadi diskusi kelas.
5) Apabila pohon persoalan kemiskinan belum mencerminkan tingkatan penyebab kemiskinan (level 1 sampai 4) , bahas dan susun satu contoh pohon persoalan kemiskinan (gunakan panduan LK) . Pemandu membuat catatan butir-butir kesimpulan yang diperoleh selama penyajian dan diskusi kelas.
6) Pemandu menggunakan butir-butir kesimpulan yang diperoleh, memberikan pengkayaan bahwa kemiskinan lebih diakibatkan oleh lunturnya nilai-nilai luhur kemanusiaan. Gunakan MB level –
berkaitan dan seperti lingkaran setan. Banyak pihak yang mempunyai paradigma bahwa dimensi – dimensi ini merupakan faktor utama penyebab kemiskinan, paradigma seperti ini mempengaruhi tindakan seseorang dalam melakukan intervensi untuk memecahkan masalah, maka berkembanglah pemecahan masalah ekonomi, pemecahan masalah sosial secara terpisah – pisah.
Apabila ditarik lebih jauh pada penyebab level ketiga, ternyata faktor kebijakan mempengaruhi kondisi kemiskinan seseorang (hubungkan dengan hasil paradigma pembangunan pada modul 1). Artinya kemiskinan yang terjadi pada level keempat hanyalah dampak dari keputusan, baik itu keputusan individu (boros misalnya menyebabkan miskin), maupun keputusan lembaga (kebijakan). Kebijakan menjadi faktor yang penting karena merupakan keputusan yang mempengaruhi hajat hidup orang banyak (publik). Kebijakan yang mewajibkan siswa memakai buku tertentu yang dijual di sekolah, menyebabkan biaya pendidikan menjadi mahal dan tidak terjangkau oleh kelompok masyarakat tertentu, misalnya.
Pertanyaan selanjutnya adalah siapa yang mengambil keputusan. Hal ini menyangkut kepada orang. Keputusan dalam suatu lembaga adalah produk dari kepututsan sekumpulan orang – orang. Sikap mental para pelaku pembangunan yang negatif akan menyebabkan kerusakan termasuk kemiskinan. Sikap mental ini berkaitan dengan nilai dan paradigma yang dianut oleh seseorang. Orang yang mempunyai paradigma bahwa kesuksesan sama dengan jabatan dan kekayaan dan mempunyai sikap mental negatif, otomatis akan menggunakan segala macam cara untuk mengejar jabatan dan kekayaan. Akan lebih parah apabila sikap mental negatif ini dipunyai oleh para pengambil keputusan (pemimpin) sehingga lembaga pengambil keputusan di berbagai tataran tidak mampu melahirkan keputusan-keputusan yang benar (adil, berwawasan kemiskinan, dsb).
Ajaklah peserta menyimpulkan bahwa akar penyebab kemiskinan adalah lunturnya nilai-nilai luhur oleh sebab ketidak-berdayaan para pelaku pembangunan menerapkan nilai-nilai moral yang luhur (moral capability), dengan kata lain penyebab utama masalah kemiskinan adalah sikap mental dan paradigma (pola pikir) para pelaku pembangunan (lihat bahan bacaan).
7) Apabila sudah tumbuh kesadaran kritis, tanyakan kepada mereka apakah masalah kemiskinan yang terjadi dibiarkan saja atau akan dicoba untuk ditanggulangi? (pemandu harus berusaha untuk menumbuhkan kepedulian dan motivasi peserta)
8) Tanyakan kepada peserta siapa yang bertanggung jawab terhadap permasalahan kemiskinan apakah hanya orang miskin saja atau menjadi tanggungjawab bersama?
Pemandu harus bisa meyakinkan peserta, agar mereka sadar bahwa permasalahan kemiskinan menjadi tanggung jawab semua pihak (bukan golongan atau jenis kelamin tertentu) termasuk mereka peserta.
9) Di akhir kegiatan pembelajaran Pemandu dapat meminta seorang peserta untuk mulai
Modul 3
Topik: Perempuan dan Kemiskinan
Peserta memahami dan menyadari: 1. Kemiskinan yang dialami perempuan
2. Faktor penyebab kemiskinan yang dialami perempuan
Analisa kasus perempuan dan kemiskinan
2 Jpl (90’)
Bahan Bacaan:
Perempuan dan Kemiskinan
x Kerta Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
x Metaplan
x Papan Tulis dengan perlengkapannya
Diskusi Kelas, Analisa Kasus Perempuan dan Kemiskinan
1) Buka pertemuan dengan salam singkat dan uraikan bahwa kita akan memulai Modul Peran
Perempuan dalam Nangkis dan apa yang akan dicapai melalui modul ini, yaitu : Peserta memahami dan menyadari:
x Kemiskinan yang dialami perempuan
x Faktor penyebab kemiskinan perempuan.
2) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan membahas akibat kemiskinan pada kaum perempuan dengan menganalisa kasus bahan bacaan ‘perempuan dan kemiskinan’ dan “Busung Lapar : Perbaikan Gizi, Prioritas pada Perempuan”.
3) Bagikan kepada peserta kedua bahan bacaan di atas, kemudian beri kesempatan kesempatan kepada peserta untuk membaca.
4) Setelah selesai membaca tanyakan kepada peserta apa saja masalah kemiskinan yang dialami perempuan?. Mintalah masing – masing untuk menuliskan dalam kartu metaplan ( satu kartu untuk satu penrnyataan).
5) Kumpulkan kartu – kartu yang sudah ditulis oleh peserta kemudian ajak bersama – sama untuk membuat pohon persoalan, dengan metode yang sama pada anatomi kemiskinan.
Pada dasarnya kemiskinan yang lebih parah dihadapi oleh kaum perempuan bersumber pada ketidakadilan. Kebijakan – kebijakan di setiap bidang belum melihat secara lebih proporsional pada kebutuhan – kebutuhan yang dihadapi oleh kaum perempuan. Ketidakadilan ini disebabkan juga oleh paradigma – paradigma mengenai perempuan yang selama ini diyakini oleh masyarakat
6) Tanyakan kepada peserta paradigma – paradigma apa yang menyebabkan ketidakadilan bagi perempuan? Tuliskan jawaban peserta pada kertas plano dan bahas secara mendalam. Jelaskan juga kepada peserta bahwa paradigma yang berkembang menyebabkan adanya bias gender. Misal : warna pink adalah warna perempuan, warna biru warna laki – laki; Ibu memasak di dapur dan bapak membaca koran (memasak adalah kewajiban perempuan); bekerja mencari nafkah, pekerjaan domestik (rumah tangga) bukan pekerjaan yang harus diperhitungkan sehingga bapak yang mencari nafkah disediakan asupan makanan yang lebih dibanding ibu yang dari subuh sampai malam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Bahaslah contoh – contoh lainnya.
KEBIJAKAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN:
1. MENDUKUNG PENCAPAIAN IPM DAN MDGS
2. PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
MANDIRI
Modul 1
Topik: Mendukung Pencapaian IPM-MDGs
Peserta memahami dan menyadari:
IPM dan MDGs sebagai salah satu alat ukur penanggulangan kemiskinan
Kegiatan 1: Penjelasan & Tanya Jawab IPM & MDGs
2 Jpl ( 90 ’)
Bahan Bacaan:
1. Indeks Pembangunan Manusia 2. Cara Lain Membaca MDGs Media Bantu:
1. Mendukung Pencapaian IPM dan MDGs
x Kertas Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
x Metaplan
x Papan Tulis dengan perlengkapannya
Penjelasan & Tanya Jawab IPM & MDGs
2) Sampaikan kepada peserta bahwa saat ini kita akan berdiskusi mengenai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Millenium Development Goals (MDGs) yang menjadi salah satu alat ukur pelaksanaan PNPM Mandiri Perkotaan.
3) Tayangkan dan presentasikan Media Bantu – Mendukung Pencapaian IPM & MDGs. Beri kesempatan kepada peserta untuk mendiskusikan hal-hal yang tidak dipahami dengan baik 4) Tutup diskusi dengan menyampaikan kembali beberapa kesimpulan.
Modul 2
Topik: Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri
Peserta memahami dan menyadari: 1. kerangka PNPM Mandiri
Kegiatan 1: Penjelasan & Tanya Jawab PNPM Mandiri
2 Jpl ( 90 ’)
Bahan Bacaan: Pedoman Umum PNPM Mandiri Media Bantu : PNPM Mandiri
x Kertas Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
x Metaplan
x Papan Tulis dengan perlengkapannya
Penjelasan & Tanya Jawab PNPM Mandiri
1) Sampaikan kepada peserta bahwa saat ini kita akan berdiskusi mengenai kerangka Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri.
2) Tayangkan dan presentasikan MB – PNPM Mandiri. Beri kesempatan kepada peserta untuk
mendiskusikan hal-hal yang tidak dipahami dengan baik.
KONSEP PNPM MANDIRI PERKOTAAN:
1. PNPM MANDIRI PERKOTAAN DAN KEMISKINAN
2. STRATEGI INTERVENSI PNPM MANDIRI PERKOTAAN
3. GAMBARAN UMUM SIKLUS PNPM MANDIRI PERKOTAAN
4. PNPM MANDIRI PERKOTAAN SEBAGAI PEMBELAJARAN
Modul 1
Topik: PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan
Peserta memahami dan menyadari:
1. Dasar pemikiran yang melandasi konsep PNPM Mandiri Perkotaan 2. Bidang garapan utama PNPM Mandiri Perkotaan
Kegiatan 1: Belajar pengalaman P2KP
Kegiatan 2: Diskusi kekhasan PNPM Mandiri Perkotaan
2 Jpl ( 90 ’)
Bahan Bacaan:
1. VCD P2KP ( Mencari Orang Baik) 2. Pedoman PNPM Mandiri Perkotaan
x Kerta Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
x Metaplan
x Papan Tulis dengan perlengkapannya
Belajar Pengalaman Lapangan dari P2KP
1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai dengan Modul PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan dan uraikan tujuan dari modul ini. Kemudian jelaskan bahwa kita akan memulai modul ini dengan kegiatan pertama yaitu Belajar Pengalaman Lapangan dari P2KP dan uraikan apa yang akan dicapai melalui kegiatan belajar ini yaitu:
Peserta mampu menguraikan dgn kata-kata sendiri, pelajaran yang dipetik dari pengalaman lapangan P2KP untuk PNPM Mandiri Perkotaan
2) Pemandu mengajak peserta sejenak mendiskusikan kembali butir-butir pencerahan pada materi anatomi kemiskinan dan pohon persoalan kemiskinan. Khususnya apa sebenarnya akar penyebab kemiskinan. Tayangkan kembali level – level penyebab kemiskinan.
3) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5 s/d 7 orang. Kemudian lanjutkan dengan tugas kelompok untuk membahas : Dengan permasalahan kemiskinan seperti yang sudah dibahas pada modul anatomi kemiskinan upaya apa yang harus dilakukan untuk menangggulangi kemiskinan ? Jawaban Kelompok, dituliskan dalam bentuk gambar dan moto di kertas plano yang dipotong-potong seperti bentuk Kaos T Shirt. Minta masing-masing kelompok menjelaskan maksud dari gambar dan logo T Shirt tersebut.
4) Ajaklah peserta menyimak dan menonton VCD P2KP (Mencari Orang Baik).
5) Setelah mengikuti penayangan VCD P2KP tersebut, peserta diajak menjawab beberapa
pertanyaan kritis yg telah disiapkan di LK dan kemudian peserta diminta untuk mengungkapkan pemahaman konsep P2KP dalam menanggulangi kemiskinan. Ajak peserta membandingkan pemahaman penanggulangan kemiskinan hasil diskusi kelompok sebelumnya dengan konsep P2KP setelah menonton VCD.Analisis apakah hasil gambar tersebut sesuai atau tidak dengan apa yang ditampilkan di VCD.
6) Lakukan penjelasan kepada peserta dengan bahan presentasi “Kemiskinan dan
Penanggulangannya” dan ”Asumsi Dasar dan Paradigma P2KP”, gunakan MB yang telah disediakan. Jelaskan juga kepada peserta bahwa konsep P2KP tersebut sekarang dipakai dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perktoaan.
a. Premis Dasar P2KP/PNPMM Perkotaan adalah bahwa Kemiskinan terjadi karena lunturnya nilai-nilai luhur kemanusiaan yang menghancurkan prinsip-prinsip “good governance”, Karena itu upaya penanggulangan kemiskinan dalam P2KP/PNPMM Perkotaan bertumpu pada penggalian dan pemulihan kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan good governance.
b. Penyebab kemiskinan dapat ditelusuri pada tataran 4: gejala, tataran 3, 2, 1 yang merupakan akar penyebabnya itu sendiri, yakni orang-orang yang tidak berdaya/mampu menerapkan nilai-nilai luhur kemanusiaan. Karena itu, Penanganan kemiskinan dalam konteks P2KP harus dilandasi pada pencarian orang-orang baik, pegorganisasian orang-orang baik hingga dapat mengoptimalkan tingkat penyelesaian pada tataran-tataran berikutnya
Diskusi Kekhasan PNPM Mandiri Perkotaan
1) Jelaskan bahwa kita masih di modul “Konsep PNPM Mandiri Perkotaan” untuk kegiatan belajar kedua ; Diskusi kekhasan PNPM Mandiri Perkotaan dan uraikan apa yang ingin dicapai melalui kegiatan belajar ini, yaitu:
Peserta mampu menguraikan dengan kata-kata sendiri, ciri khas PNPM Mandiri Perkotaan
2) Segarkan kembali dari apa yang dipelajari pada kegiatan belajar sebelumnya bahwa PNPM Mandiri Perkotaan adalah pola pembangunan yang bertumpu pada nilai oleh sebab itu penekanannya adalah pada pembangunan manusia sehingga seluruh proses PNPM Mandiri Perktoaan adalah proses pembelajaran kritis untuk memanusiakan manusia.
3) Mintalah peserta untuk menuliskan dalam kertas metaplan apa yang menyebabkan atau
membuat PNPM Mandiri Perkotaan khas dibandingkan proyek sejenis yang lain. Gunakan LK – PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan – 2
4) Kumpulkanlah kertas metaplan tadi, kemudian mintalah peserta untuk mengelompokkan kartu – kartu dengan pernyataan yang sama (sejenis). Diskusikan bersama.
luhur, tetapi kebaikannya tertutup oleh sampah kehidupan (masyarakat ibarat tambang kebajikan yang belum digali)
Kemiskinan lebih disebabkan oleh lunturnya nilai-nilai luhur kemanusiaan yg universal, yang melahirkan ketidakadilan, keserakahan, mementingkan diri sendiri/golongan, perpecahan, dsb
Kemiskinan hanya dapat diselesaikan melalui perbuatan baik yang murni.
Perbuatan baik dan murni hanya dapat dilakukan oleh orang baik dan benar
Tantangan
Utama Menemukan orang-orang baik dan benar melalui rekam jejak bukan janji.
Transformasi dari proyek menjadi program dari, oleh dan untuk masyarakat
Pendekatan Pemberdayaan sejati, yaitu menggali nilai-nilai baik yang telah dimiliki manusia dan memberdayakannya atau dengan kata lain memulihkan fitrah manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai mahluk ciptaan tertinggi sehingga mampu bertindak secara moral. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa proyek P2KP ibarat sebuah sekop untuk menggali/menemukan orang-orang baik dan benar dan kemudian mendudukkannya pada tempat yang terhormat
Mengunakan proyek untuk membangun program dari, oleh dan untuk masyarakat
Implementasi Masyarakat menentukan siapa kelompok sasaran
Masyarakat merencanakan/menentukan bagaimana menangulangi kemiskinan yang disandang oleh kelompok sasaran
Masyarakat mendapat sumber daya untuk berlatih mengimplementasikan rencana mereka dalam menangulangi kemiskinan
Masyarakat menentukan bagaimana mengelola sumberdaya yang diperolehnya
LK – PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan - 1
Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan “Belajar Pengalaman Lapangan
P2KP”
Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5 s/d 7 orang kemudian tiap kelompok mendapat tugas sebagai berikut :
1) Potonglah kertas plano yang telah disediakan menjadi bentuk “T shirt” atau kaos oblong. Kalau perlu dengan menempel.
2) Buat logo dan moto pada bagian dada “T shirt” yang menggambarkan pemahaman kelompok
terhadap PNPM Mandiri Perkotaan
3) Tempelkanlah “T shirt” kelompok di papan tulis atau dinding kelas yang telah disediakan untuk itu.
4) Pilihlah wakil dari masing-masing kelompok untuk menyajikan arti/makna dari logo dan moto masing-masing dikaitkan dengan pemahaman kelampok terhadap PNPM Mandiri Perkotaan . 5) Setelah presentasi semua peserta harus menyimak tayangan VCD tentang P2KP (Mencari
orang-orang baik)
6) Peserta menjawab beberapa pertanyaan kritis yg terkait dengan penayangan vcd tersebut: a. Apakah pendapat bu Sri mengenai pengelolaan proyek-proyek sebelumnya ? Mengapa dapat
terjadi bahwa proyek-proyek yang lalu hanya dikelola oleh orang-orang tertentu saja? Apakah salah bila orang itu-itu juga yang mengerjakan proyek?
b. Mana yang lebih dahulu harus dilakukan mengembangkan sistem yang baik ataukah
menemukan orang-orang baik dan murni untuk diposisikan sebagai pengambil keputusan dan kemudian membangun sistem?
c. Ada anggapan yg mengatakan bahwa kalau kita sudah “cukup” baru kita pikirkan orang lain. Bu Sri adalah buruh tani dan suaminya adalah pekerja bangunan tetapi aktif memberikan waktu, perhatian, pikirannya, dsb untuk orang miskin lainnya. Coba diskusikan apakah seorang harus mampu dulu baru dapat memberi ataukah orang miskin pun harus juga dapat berkontribusi ? Mengapa bu Sri melakukannya ? Apakah motivasinya ? Mengapa bu Sri berdaya sedangkan banyak yang lain tidak?
d. Bu Yuli mengatakan bahwa melihat orang lain menjadi senang itulah satu-satunya
motivasinya. Mengapa hal semacam ini menjadi motivasi?
e. Pak Imam mengatakan bahwa dalam sosialisasi mendengar bahwa anggota BKM/LKM tidak mendapat apa-apa, bahkan harus berkorban untuk sesamanya. Lalu mengapa pak Imam masih mau bekerja untuk masyarakat? Apa yang mendorong atau menyemangatinya?
f. Apakah banyak orang seperti bu Sri, bu Yuli dan pak Imam di kelurahan Anda?
g. Dalam pemilihan anggota BKM/LKM, kiteria calon anggota ditetapkan berorientasi nilai-nilai moral oleh warga melalui FGD kepemimpinan dari mulai RT dan penjaringan utusan juga dari
akan tanpa ada kejujuran segala sukses pembangunan tidaklah mungkin terjadi. Bagaimana pendapat Anda? Diskusikan jawaban Anda?
i. Bu Sri beranggapan bahwa mengundang pria saja dalam sosialisasi tidak cukup sebab
informasi pasti tidak sampai ke anggota keluarga yg lain. Coba diskusikan apakah diperlukan pertemuan khusus perempuan untuk penyebarluasan informasi maupun menggalang pendapat.
j. Apakah orang baik dan murni ini banyak di tiap kelurahan?
k. Setelah Anda menyaksikan tayangan P2KP apa kesimpulan Anda tentang perbedaan yang mendasar antara P2KP dengan proyek sejenis yang lain?
7) Kemudian tiap kelompok harus mendiskusikan kembali pemahaman kelompok terhadap PNPM
Mandiri Perkotaan sebelum dan setelah menyimak tayangan VCD dan memperbaiki gambar/logo yang telah dibuat.
LK – PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan - 2
Pertanyaan dan tugas yang terkait dengan “Diskusi kekhasan PNPM
Mandiri Perkotaan ”
Setelah selesai disegarkan kembali dgn tayangan MB – Belajar Dari Pengalaman setelah menonton vcd pada kegiatan sebelumnya, mintalah peserta untuk menuliskan dalam kertas metaplan apa yang membedakan PNPM Mandiri Perkotaan dengan program sejenis.
Untuk memudahkan diskusi di bawah ini ada beberapa pertanyaan pemandu :
1) Apa anggapan PNPM Mandiri Perkotaan tentang manusia dan masyarakat ? 2) Apa artinya “Masyarakat ibarat tambang permata yang belum digali” ?
3) Apakah bidang garapan utama PNPM Mandiri Perkotaan; bagi-bagi uang atau membangun
ekonomi atau membongkar hambatan finansial, atau apa ?
4) Siapakah kelompok sasaran utama PNPM Mandiri Perkotaan dan siapa yang menentukan ? 5) Apakah makna dana BLM ( Bantuan Langsung kepada Masyarakat ) dalam konteks PNPM Mandiri
Perkotaan ?
6) Apakah tantangan utama proyek PNPM Mandiri Perkoataan ?
Peserta memahami dan menyadari:
1. Transformasi sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan 2. Strategi intervensi untuk mendorong transformasi sosial
Kegiatan 1: Penjelasan dan tanya jawab PNPM Mandiri Perkotaan Kegiatan 2: Diskusi intervenís membangun nilai
3 Jpl (135 ’)
Bahan Bacaan:
Pedoman PNPM Mandiri
Pedoman PNPM Mandiri Perkotaan Kiat Intervenís Membangun Nilai
PNPM Mandiri Perkotaan dan Kemiskinan
x Kerta Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
Penjelasan dan Tanya Jawab Transformasi Sosial
dalam PNPM Mandiri Perkotaan
1) Jelaskan bahwa kita masih dalam Tema Konsep PNPM Mandiri Perkotaan dan akan memulai
dengan modul “Strategi Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan” dengan tujuan :
x Transformasi sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan
x Strategi intervensi untuk mendorong transformasi sosial yang diharapkan
2) Ajak peserta untuk memulai kegiatan 1 dalam modul ini yaitu diskusi transformasi sosial dalam PNPM Mandiri Perkotaan.
3) Ingatkan kembali kepada peserta mengenai tantangan penanggulangan kemiskinan yang sudah dibahas pada paradigma pembangunan, anatomi kemiskinan dan perempuan dan kemiskinan.
Bahas bersama bahwa kondisi saat ini pada umumnya masyarakat berada dalam kondisi ketidak berdayaan, karena masih menggantungkan diri kepada pihak luar di dalam menemukenali dan memecahkan masalah. Sudah lama masyarakat tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan untuk memecahkan masalah yang dihadapi, banyak program yang hanya memberikan bantuan uang kepada masyarakat. Lama kelamaan kondisi ini membuat masyarakat melemparkan tanggungjawab kepada pihak lain untuk menyelesaikan masalah karena sudah terbiasa disuapi.
4) Sajikan kepada peserta konsep transformasi sosial PNPM Mandiri Perktoaan yang diharapkan mampu mengubah masyarakat dari masyarakat miskin, tertinggal dan tak berdaya menjadi masyarakat berdaya, dari masyarakat berdaya menjadi masyarakat mandiri dan dari masyarakat mandiri menjadi masyarakat madani.
5) Diskusikan bersama peserta apa yang dimaksud dengan masyarakat berdaya, masyarakat
dapat menggapai kebutuhan hidupnya.
x Dari masyarakat berdaya menjadi masyarakat mandiri, yaitu dimana masyarakat bisa menolong dirinya secara mandiri, tidak lagi bergantung kepada pihak lain.
.
6) Jelaskan kepada peserta mengenai strategi intervensi yang dilakukan oleh PNPM Mandiri Perkotaan untuk mencapai transformasi sosial seperti yang diharapkan dengan menggunakan Media Bantu yang sudah disediakan.
x Dari masyarakat tidak berdaya menuju masyarakat berdaya, PNPM Mandiri Perkotaan
mengajak masyarakat untuk mengenal dan menggali kembali nilai – nilai universal kemanusiaan, mengajak masyarakat untuk mengenali masalah dan memecahkan masalah yang dihadapi melalui proses identifikasi kebutuhan dan perencanaan, menguatkan kelembagaan lokal masyarakat sebagai motor penggerak modal sosial sebagai modal untuk bekerjasama di antara masyarakat.
x Dari masyarakat berdaya menuju masyarakat mandiri, intervensi yang dilakukan adalah penguatan akuntabilitas dan transparansi lembaga masyarakat lokal dan kerjasama antara masyarakat dan pemerintah serta pihak – pihak lain untuk menanggulangi kemiskinan.
Diskusi Intervensi Membangun Nilai
1) Jelaskan bahwa kita masih di modul “Strategi Intervensi PNPM Mandiri Perkotaan” dan akan mulai dengan Kegiatan 2 ; Diskusi intervensi membangun nilai
2) Sebelum membahas lebih lanjut segarkan dahulu ingat peserta mengenai konsep nilai dengan memberikan latihan kecil kepada kelompok yg sdh terbentuk untuk mengisi : “Setuju atau Tidak Setuju”. Gunakan LK – Intervensi Membangun Nilai –
3) Setelah selesai ajaklah peserta untuk diskusi kelas dan curah pendapat untuk memahami nilai-nilai yang terkandung dalam tiap pertanyaan. Gunakan tabel di abwah ini sebagai acuan apabila diperlukan.
No KONDISI/PERNYATAAN PENJELASAN
1. Ada orang miskin yg beranggapan dan bersikap bahwa kemiskinan yang dialami semata-mata adalah akibat perbuatan orang lain
orang yang seringkali menyalahkan orang lain adalah orang yang mempunyai sikap rekatif dan tidak akan pernah maju karena tidak pernah berefleksi atas apa yang ada dalam dirinya sehingga tidak mungkin membuat perubahan dan hanya menuntut perubahan dari pihak luar saja
2. Karena menganggap bahwa kaum
miskin adalah kaum yang tertinggal dan tak berdaya maka pemerintah mendudukkan kaum miskin hanya sebagai penerima manfaat dari proyek penangulangan kemiskinan.
Masyarakat mempunyai kekuatan untuk maju yang diperlukan adalah kesempatan dan dorongan untukm kepercayaan dirinya agar bisa mandiri. Mendudukan masyarakat hanya sebagai penerima manfaat sama dengan menciptakan
kebergantungan masyarakat kepada pihak luar
3. Karena sulitnya mengajak masyarakat untuk mengambil kesepakatan maka Fasilitator akhirnya memutuskan sendiri.
Masyarakat mempunyai hak untuk memutuskan nasibnya sendiri, memutuskan kebutuhan
masyarakat oleh pihak luar artinya mengambil hak-hak masyarakat. Fasilitator hanyalah memfasilitasi masyarakat agar memilih keputusan dengan kesadaran kritis
4. Dalam rangka meningkatkan keterlibatan perempuan dlm proyek maka ditetapkanlah quota yang harus diikuti oleh semua pelaku P2KP
Quota hanya salah satu faktor pendorong untuk kehadiran, partisipasi harus lebih menekankan kepada kesadaran. Oleh karena itu quota saja tidak cukup tetapi harus ditindaklanjuti peningkatan kapasitas perempuan.
5. Karena menganggap manusia pada dasarnya jahat maka dibuatlah aturan yg sangat ketat agar tidak terjadi penyimpangan
Manusia pada dasarnya baik, yang harus mengontrol tingkah laku manusia adalah dirinya sendiri (kontrol dari dalam sesuai dengan kesadaran kritisnya) .Akan tetapi nilai – nilai dan sistem seperti dua sisi mata uang, aturan atau sistem tetap harus dibangun, akan tetapi sistem yang baik dihasilkan oleh manusia yang baik 6. Rasa memiliki dari masyarakat hanya
dapat dibangun bila ada kebersamaan dalam menerima manfaat proyek
Hanya menjadi penerima manfaat artinya masyarakat hanya menjadi objek dan tidak akan tumbuh pemahaman terhadap kebutuhan dan tanggungjawab bersama
7. Untuk melibatkan sebanyak mungkin warga maka proyek memberi insentif bagi yang hadir dalam setiap kegiatan
Mendorong orang untuk bertindak dengan didasari insentif, adalah keliru. Motivasi membangun untuk insentif tidak akan berkelanjutan karena begitu insentifnya hilang proyek tidak akan menjadi programnya masyarakat.
memberi/kontribusi ke proyek perwujudan rasa memiliki akan tetapi juga sebagai wujud tanggungjawab dan kepedulian sosial
9. Orang baik dan benar tidak
digerakkan oleh insentif tetapi lebih oleh nilai-nilai yang ingin
diamalkannya
Insentif bagi orang bik bukan uang, benda atau pujian tetapi kebahagiaan ketika bisa membantu orang lain
10. Transformasi sosial hanya terjadi kalau ada keharusan atau aturan yang ditetapkan oleh proyek
Aturan proyek hanya faktor pendorong agar masyarakat bisa belajar dengan cepat dan lebih terarah, keinginan membangun diri sendiri dari dalamlah yang paling penting.
11. Proyek PNPM Mandiri Perkotaan menekankan pembangunan dari dalam yang mampu mengubah sikap dan perilaku seorang demi seorang sehingga terjadi perubahan kolektif menuju transformasi sosial
Apapun yang dilakukan oleh orang luar untuk masyarakat lokal tidak akan berarti tanpa motivasi yang kuat dari masyarakat untuk membangun dirinya.
12. Pengorbanan bukan melemahkan melainkan justru meningkatkan otoritas sesorang
Berkorban untuk membela kebenaran dan melawan kejahatan, akan menjadikan seseorang manusia dihargai, karena penghargaan yang hakiki dari lingkungan bukan didasarkan kepada kekayaan, jabatan, dan perangkat lainnya akan tetapi karena “perilakunya” , perilaku yang menjalankan nilai – nilai kemanusiaan sesuai dengan harkat dan martabat menusia yang merdeka. Perilaku tersebut akan meningkatkan otoritas seseorang, karena manusia yang jujur dan menjunjung tinggi nilai – nilai tidak akan takut untuk melawan ketidakadilan.
4) Uraikan kepada peserta kaidah intervensi pengembangan masyarakat
Beberapa kaidah yang harus diperhatikan dalam pengembangan masyarakat:
x Kaidah membangun dari dalam (development from within). Pemberdayaan adalah
membangun potensi manusia yang sudah dimiliki untuk kembali mampu bertindak sesuai dengan nilai – nilai luhur sehingga akan tumbuh kapital sosial, kepedulian , solidaritas sosial dalam membangun (khususnya menanggulangi kemiskinan). Hasil yang diharapkan dari pemberdayaan adalah eksadaran kritis dan kesiapan masyarakat bahwa persoalan kemiskinan hanya bisa diatasi oleh 1) membangun kembali nilai – nilai kemanusiaan yang
pembangunan organik secara berkelanjutan. Artinya pemberdayaan masyarakat pada intinya adalah perubahan sikap , perilaku dan pola pikir dari dalam individu (masyarakat) , inilah yang disebut membangun dari dalam , pihak luar hanya mendampingi sebagai pelengkap dari adanya niat, prakarsa untuk membangun kepedulian dan komitmen masyarakat sendiri. Oleh karena itu, prinsip membangun dari dalam mengandung makna bahwa proses pendampingan PNPM Mandiri Perkotaan, menitikberatkan pada proses pembelajaran bagi masyarakat agar masyarakat mampu melakukan tahapan kegaitannya sendiri dan dapat menumbuhkan kesadaran kritis terhadap alasan – alasan melakukan kegiatan.
x Kaidah kerelawanan (volunteerism). Proses membangun dari dalam membutuhkan pelopor – pelopor penggerak dari masyarakat sendiri yang mengabdi tanpa pamrih, ikhlas, peduli, dan memiliki komitmen yang kuat pada kemajuan masyarakat di wilayahnya. Proses membangun dari dalam tidak akan terjadi apabila pelopor penggerak ini merupakan sekumpulan individu yang hanya memiliki pamrih pribadi, mementingkan golongannya. Berdasarkan kenyataan inilah PNPM Mandiri Perkotaan mendorong masyarakat di lokasi sasaran agar membuka kesempatan seluas mungkin bagi warga – warganya yang ihklas, jujur, adil, peduli dan memiliki komitmen tinggi untuk menjadi relawan – relawan yang membantu masyarakat dalam seluruh tahapan kegiatan.
x Kaidah pertumbuhan alamiah (organic development). Kaidah ini menekankan bahwa
dinamika pertumbuhan/perubahan antara satu komunitas dengan lainnya berbeda sebagai konsekuensi logik dari pembangunan dari dalam. Situasi seperti ini harus mampu diakomodasi oleh para pendamping khususnya Tim Fasilitator.
Peserta memahami
Siklus PNPM Mandiri Perkotaan
Penjelasan dan tanya jawab Siklus PNPM Mandiri Perkotaan
2 Jpl (90’)
Bahan Bacaan:
1. Pedoman PNPM Mandiri Perkotaan
x Kerta Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
x Metaplan
x Papan Tulis dengan perlengkapannya
1) Jelaskan bahwa akan membahas Modul : Gambaran Umum Siklus PNPM Mandiri Perktoaan dan uraikan maksud dan tujuan modul ini :
Peserta memahami Siklus PNPM Mandiri Perkotaan
2) Jelaskan kepada peserta bahwa dalam intervensi PNPM Mandiri Perkotaan untuk menuju
masyarakat berdaya dan mandiri , dilakukan melalui serangkaian siklus dalam pengorganisasian masyarakat. Dalam modul ini akan diberikan sekilas gambaran umum siklus sedangkan menganai teknis penyelenggaraan siklus akan dibahas tersendiri.
3) Jelaskan menganai gambaran siklus PNPM Mandiri Perkotaan dengan menggunakan Media Bantu Substansi Siklus yang sudah disediakan
4) Lakukan tanya jawab dengan peserta, bahaslah pertanyaan – pertanyaan penting yang diajukan peserta.
Peserta memahami
1. PNPMM Perkotaan merupakan sarana pembelajaran masyarakat untuk mengawali penanggulangan kemiskinan berbasis nilai – nilai kemanusiaan
2. Metode dan prinsip – prinsip pendidikan kritis
Kegiatan 1: Diskusi pembelajaran dalam penanggulangan kemiskinan Kegiatan 2: Diskusi dan curah pendapat metode pembelajaran kritis
4 Jpl (180’)
Bahan Bacaan:
1. PNPM Mandiri Perkotaan : Proses Pembelajaran Penyadaran Kritis 2. Filsafat Pendidikan Paulo Freire
3. Proses Pendidikan Kritis
x Kerta Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
x Metaplan
Diskusi Pembelajaran
Dalam Penanggulangan Kemiskinan
1) Jelaskan kepada peserta bahwa kita akan memulai modul ‘PNPM Mandiri Perkotaan sebagai proses pembelajaran’, dan uraikan maksud dan tujuan dari modul ini, yaitu :
x Agar peserta memahami bahwa PNPM Mandiri Perkotaan, merupakan sarana pembelajaran
masyarakat untuk mengawali penanggulangan kemiskinan berbasis nilai – nilai kemanusiaan.
x Peserta dapat memahami metode dan prinsip – prinsip pendidikan kritis.
2) Ingatkan kembali kepada peserta pada pembahasan modul intervensi P2KP, dan jelaskan bahwa intervensi yang dilakukan melalui tahapan siklus dalam P2KP merupakan proses pembelajaran.
3) Tanyakan kepada peserta, mengapa masyarakat harus belajar. Ajukan pertanyaan –
pertanyaan kritis agar diskusi menjadi lebih mendalam. Ingatkan kembali kepada akar permasalahan kemiskinan dan level – level penyebab kemiskinan.
Pada pohon persoalan kemiskinan di modul sebelumnya, dapat dikatakan bahwa saat ini banyak terjadi ketidakadilan, keserakahan, ketidak jujuran dan persoalan – persoalan dimana banyak yang mementingkan diri sendiri. Karena kondisi ini masyarakat menjadi tersekat – sekat, yang secara umum terjadi 2 golongan dalam masyarakat yaitu golongan masyarakat yang tertindas dan golongan penindas yang menghalalkan segala cara untuk meraih kepentingannya. Kondisi ini menunjukkan adanya dehumanisasi (manusia sudah tidak menjadi manusia). Dehumanisasi terjadi pada kelompok penindas maupun pada kelompok tertindas. Pada kelompok minoritas kaum penindas, menjadi tidak manusiawi karena telah mendustai hakekat keberadaan dan hati nurani sendiri dengan menafikan nilai – nilai kemanusiaan yang ada dalam dirinya.Pada mayoritas kaum tertindas, menjadi tidak manusiawi karena hak – hak asasi mereka dinistakan, tidak berdaya, terbenam dalam budaya bisu. Contohnya dalam pembangunan masyarakat selama ini hanya dijadikan sasaran pembangunan semata – mata (objek), tidak pernah terlibat sehingga tidak pernah bisa memecahkan masalah sendiri sehingga mereka selalu bergantung kepada bantuan pihak lain. Kondisi ini akhirnya menjadikan masyarakat frustasi, apatis dan malas. Oleh karena itu perlu penyadaran kritis bagi masyarakat untuk menghilangkan dehumanisasi yang terjadi dengan menyadari jati diri sebagai mansusia yang sejati. Proses penyadaran ini di dalam PNPM Mandiri Perkotaan dilakukan melalui pembelajaran, oleh karena itu proses pembelajran ini dinamakan pembelajran penyadaran kritis untuk membangun sikap mental dan pola pikir yang positif.
x Pola pikir seperti apa yang harus dirubah untuk menanggulangi kemiskinan ?.
x Kelompok manakah yang harus belajar merubah sikap dan perilaku : kelompok
miskin, kelompok kaya, laki – laki, atau perempuan ?
x Jika demikian kelompok manakah yang harus terlibat dalam proses pembelajaran? 5) Hasil diskusi kelompok kemudian dibahas dalam pleno kelas.
6) Berikan pencerahan, bahwa PNPM Mandiri Perkotaan mengawal proses pembelajaran melalui beberapa kegiatan dalam siklus PNPM Mandiri Perktoaan.
Siklus
Apa yang dipelajari? Prinsip
Kemasyarakatan Nilai–nilai Pola pikir
Rembug Kesiapan Masyarakat (RKM) Partisipasi: masyarakat belajar memutuskan secara sadar upaya pemecahan masalah yang mereka butuhkan
Keadilan dan kesetaraan: semua lapisan masyarakat berhak untuk mendapatkan informasi dan mengambil keputusan
Masyarakat merupakan subyek pembangunan dan berhak untuk menentukan nasibnya sendiri tanpa paksaan dari pihak luar, tetapi berdasarkan kesadaran kritis mereka
Refleksi
Kemiskinan Partisipasi, terlibat untuk menentukan masalah utama kemiskinan secara transparan dan demokratis.
Keadilan dan kesetaraan, saling memahami, dan saling perduli terhadap permasalahan orang lain. Kejujuran untuk mengakui permasalahan.
Penyebab utama
kemiskinan: lunturnya nilai– nilai kemanusiaan. Semua pihak bertanggungjawab dalam pemecahan masalah kemiskinan. Masyarakat mampu melakukan analisa sebab akibat permasalahan kemiskinan
Pemetaan
Swadaya Partisipasi, transparansi informasi dalam menggali potensi dan permasalahan bersama. Perduli terhadap permasalahan orang miskin, saling menghargai, saling memahami,
kesetaraan dalam kegiatan, Penghargaan terhadap
Masyarakat mampu melakukan kajian dan penelitian sederhana mengenai permasalahan di wilayahnya, karena
masyarakatlah yang mempunyai pengetahuan
harkat dan martabat manusia, yang diperlakukan adil dan setara dengan memberi kesempatan yang sama untuk terlibat.
Saling berbagi
pengetahuan dan informasi (saling memberi)
terhadap permasalahan diri dan lingkungannya bukan ‘orang luar’.
Masyarakat mempunyai potensi untuk memecahkan masalah tanpa harus selalu tergantung kepada bantuan pihak luar.
Semua permasalahan kemiskinan baik itu masalah sosial, ekonomi maupun lingkungan bersumber dari sikap dan perilaku para pelaku pembangunan. Kemiskinan merupakan masalah bersama Pembangunan BKM/LKM Demokrasi, Partisipasi, Desentralisasi di dalam membangun kelembagaan milik warga masyarakat yang representativ Kejujuran, keadilan, kesetaraan, kerelawanan menjadi komitmen semua warga masyarakat.
Masyarakat mampu untuk mengorganisir diri dalam menentukan siapa yang harus memimpin. Pemimpin yang dipilih adalah yang mempunyai kemampuan menggunakan potensinya untuk
kesejahteraan orang lain, pemimpin yang mempunyai sikap mental positif artinya merupakan manusia yang berdaya (sejati). PJM Pronangkis (perencanaan partisipatif) Partisipasi, transparansi, demokrasi dalam proses belajar menyusun rencana – rencana untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat sesuai dengan persoalan – persoalan yang dihadapi.
Keadilan, kejujuran, dan kebersamaan dalam upaya memenuhi kebutuhan agar persoalan kemiskinan dapat ditanggulangi.
Masyarakat mampu untuk merencanakan program . Masyarakat mempunyai tanggungjawab untuk perencanaan.
Adil bukan beararti bagi rata, tetapi memberikan bantuan bagi yang paling membutuhkan.
Pengembangan program tidak hanya bertumpu pada bantuan pihak luar akan tetapi bisa mengoptimalkan potensi yang ada di
berhimpun/berkelo mpok sebagai bagian ‘modal sosial’. memahami, saling menghargai , saling
PEMBERDAYAAN:
1. PEMBERDAYAAN SEJATI
2. PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN LAKI-LAKI
3. KEPEMIMPINAN MASYARAKAT MANUSIA
Modul 1
Topik: Pemberdayaan Sejati
Peserta memahami dan menyadari: 5. Makna hakiki pemberdayaan sejati
6. Mampu merumuskan makna pemberdayaan sejati
Kegiatan 1: Diskusi keberdayaan hewani
Kegiatan 2: Diskusi menemukan makna hakiki pemberdayaan manusia Kegiatan 3: Diskusi kualitas manusia sejati
4 Jpl (180 ’)
Bahan Bacaan:
Kumpulan Berbagai Bahan Pembangunan Manusia
x Kerta Plano
x Kuda-kuda untuk Flip-chart
x LCD
x Metaplan
x Papan Tulis dengan perlengkapannya
Diskusi Keberdayaan Hewani
1) Buka pertemuan dengan salam singkat kemudian uraikan bahwa kita akan memulai Modul:
Pemberdayaan Sejati yang terdiri dari 2 Kegiatan Belajar yaitu: Kegiatan 1: Diskusi Keberdayaan Hewani
Kegiatan 2: Diskusi Menemukan Makna Hakiki Pemberdayaan Manusia, dan yang ingin dicapai melalui Modul ini yaitu:
x Peserta memahami makna hakiki pemberdayaan sejati (manusiawi)
x Peserta mampu merumuskan konsep pemberdayaan sejati (manusiawi)
Uraikan kemudian bahwa kita akan memulai Modul ini dengan Kegiatan 1: Diskusi Keberdayaan Hewani.
2) Bagi peserta menjadi beberapa kelompok terdiri dari 5 s/d 7 orang, kemudian mintalah kelompok mengerjakan tugas tersebut di bawah ini setelah membacanya dengan cermat