YCCP Melalui Program AFP Bantu Fasilitasi 17 Desa Kampung KB di Provinsi Kalimantan Barat
Pemerintah Indonesia baru saja meluncurkan program Kampung Keluarga Berencana (KB) yang dicanangkan langsung oleh Presiden RI pada 14 Januari 2016. Sampai saat ini Program Kampung KB telah dicanangkan di 135 Kampung pada 27 Provinsi dan kedepannya masih ada 220 Kampung KB yang masih dalam proses pembentukan.
Dalam sambutannya Presiden RI, Joko Widodo mengatakan, Kampung KB nantinya akan dijalankan di seluruh wilayah di Indonesia. Kampung KB ini tidak hanya fokus kepada program KB, namun juga akan menjalankan program perencanaan keluarga dan kependudukan.
“Keluarga yang sehat dan sejahtera harus direncanakan. Batasi jumlah anak, 2 anak cukup,” tulis Jokowi diatas prasasti tanda tangan Kampung KB yang diletakan di Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Presiden berharap pelaksanaan Kampung KB bisa berjalan dengan baik, agar manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Melalui Kampung KB harapannya kualitas sumber daya manusia dan angka kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.
Sementara itu, Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty menyatakan, Kampung KB merupakan upaya terobosan yang dilakukan Pemerintah RI untuk penguatan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
“Wilayah utama Kampung KB ialah daerah kategori padat penduduk, miskin, dan terpencil yang tersebar di Indonesia. Nantinya Kampung KB ini juga akan di evaluasi, sehingga tidak sekadar seremonial saja,” tegas Surya Chandra.
Di beberapa provinsi, pembentukan Kampung KB mulai gencar dilakukan. Semangat tersebut salah satunya ditunjukkan oleh Provinsi Kalimantan Barat, dimana pada tahun 2016 ini Badan Keluarga Berencana Provinsi menjalin kerjasama dengan Yayasan Cipta Cara Padu (YCCP) untuk mengadakan pelatihan advokasi dan penyusunan rencana kerja Kampung KB.
Pada pelatihan tersebut, YCCP menggunakan tools AFP Smart yang dapat membantu Tim Kampung KB menyusun rencana kerja advokasi yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan kampung masing-‐masing.
Pelatihan ini diberikan kepada 17 desa dari 14 Kabupaten/Kota yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan alokasi dana yang dikeluarkan Provinsi Kalimantan Barat untuk pelatihan tersebut ialah sebesar Rp. 254.990.000.
Abdussalam, Ketua Bidang Penyelenggara dan Evaluasi, Balai Latihan dan Pengembangan BKKBN Kalimantan Barat mengatakan, pelatihan ini dilakukan sebagai bentuk keseriusan Kalimantan Barat dalam menyukseskan kembali kejayaan program KB.
Selain itu, langkah ini diambil sebagai upaya meningkatkan capaian KB di Kalimantan Barat yang belum berjalan optimal. Data provinsi Kalimantan Barat tahun 2012 menunjukkan, provinsi ini memiliki angka ASFR (Angka Kelahiran Menurut Usia) di usia 15-‐19 tahun yang tinggi sebesar 104/1000 kelahiran.
Dia menambahkan, untuk mengikuti pelatihan advokasi setiap desa diminta untuk mengirimkan enam orang perwakilan yang terdiri dari 1 orang perangkat desa (kepala desa atau sekretaris desa), aparat desa (1 orang babinsa dan 1 orang babinkantibmas), 1 orang perwakilan PKK, 1 orang PLKB, serta 1 orang perwakilan tenaga kesehatan (bidan atau kepala puskesmas).
“Para peserta ialah mereka yang tergabung dalam Tim Kampung KB yang memang sebagai motor penggerak KB di desa/kampung masing-‐masing. Selain itu, mereka juga merupakan tokoh-‐tokoh yang berpengaruh di wilayahnya,” kata Abdussalam.
Direktur YCCP, Inne Silviane menuturkan bahwa sebagai mitra pemerintah, YCCP akan terus mendukung program-‐program potensial yang dilakukan pemerintah dalam revitalisasi program KB. “Kami akan terus berkontribusi untuk turut menyukseskan kembali program KB di Indonesia,” pungkasnya.
Breaking News: The Keluarga Berencana Badan Nasional Indonesia berinvestasi dana untuk memperluas pendekatan AFP untuk Provinsi Kalimantan Barat 14 kabupaten
Keluarga Berencana Badan Nasional (BKKBN) di Provinsi Kalimantan Barat dialokasikan dari anggaran provinsi mereka 2016 untuk meniru pendekatan AFP di 12 dari 14 kabupaten. Alokasi berkisar dari Rp 100-‐150000000 (US $ 9.000 -‐ $ 13.600) per kabupaten.
Dua kabupaten di Kalimantan Barat telah menerima dukungan teknis dari AFP Indonesia. alokasi kabupaten Bengkayang akan digunakan untuk pembentukan kelompok kerja kabupaten dan rencana kerja mereka. Kabupaten Pontianak Kota yang sebelumnya berkolaborasi dengan AFP Indonesia dan menggunakan dana untuk mempertahankan kegiatan.
Ada empat juta orang di Kalimantan Barat -‐ hanya 6,25% dari mereka menggunakan akting panjang dan metode kontrasepsi permanen. Menurut Sosial & Ekonomi Survey Nasional 2012, angka prevalensi kontrasepsi Kalimantan Barat (69,7%) berada di atas angka nasional (62,6%), tetapi tingkat kelahiran total tetap tinggi (2,5) dibandingkan dengan rata-‐rata nasional (2,3). Keluarga berencana kemajuan di Kalimantan Barat itu terhenti tanpa target, advokasi yang efektif. Bab BKKBN lokal terinspirasi oleh keberhasilan sebuah distrik multi-‐sektor kelompok kerja di Kota Pontianak untuk meniru pendekatan.
Mustar, Kepala BKKBN Kalimantan Barat menjelaskan, "Kami mengevaluasi teknik advokasi pemerintah kabupaten dan menemukan tidak ada upaya advokasi tindak lanjut.
Tidak ada manfaat setelah menerima dana. Oleh karena itu, kami sepakat untuk upaya advokasi menggunakan pendekatan AFP. "
Pada 2015, BKKBN Kalimantan Barat memfasilitasi pembentukan kelompok kabupaten bekerja di 5 kabupaten: Bengkayang, Singkawang, Kubu Raya, Sambas, dan Kapuas Hulu. Pada tahun 2016, BKKBN Kalimantan Barat bertujuan untuk membentuk kelompok kerja kabupaten di sisa 8 kabupaten provinsi.
Kalimantan Barat BKKBN menyelenggarakan pelatihan komunikasi (03-‐06 November 2015) untuk semua petugas lapangan keluarga berencana dari Direktur Nasional BKKBN Advokasi dan Pendidikan Informasi dan Konseling. Pelatihan melibatkan keluarga berencana kader lapangan dan motivator dari semua distrik. tokoh agama dan masyarakat juga menghadiri pelatihan.
Muka Keluarga Berencana mitra lokal Yayasan Cipta Cara Padu (YCCP) akan terus mendukung BKKBN di tingkat kabupaten.
Kalau untuk breaking news AFP, sebaiknya langsung fokus apa yang dilakukan AFP saja. Misalnya, AFP memfasilitasi Kampung KB di seluruh kabupaten di Provinsi Kalimantan Barat justru menjadi highlight utama dan ada di paragraf pertama. Bagaimana difasilitasinya, bagaimana kerjasamanya dengan Provinsi dan apa hasil fasilitasinya justru bisa lebih banyak digali (work plan 2016 yang akan menggunakan dana desa contohnya). Setelah itu, baru penjelasan tentang Kampung KB, singkat dan padat.
Untuk penyusunan rencana kerja AFP menggunakan AFP Smart yang terbukti efektif, tepat sasaran, dan sesuai kebutuhan wilayah masing-‐masing
Program nasional ini akan dicanangkan di seluruh provinsi di Indonesia, namun untuk tahap awal Badan Keluarga Berencana Nasional baru mencanangkan program Kampung KB di 135 Kampung
Sampai saat ini Program Kampung KB telah dicanangkan di 135 Kampung pada 27 Provinsi dan kedepannya masih ada 220 Kampung KB yang masih dalam proses pembentukan.
Dalam sambutannya Presiden RI, Joko Widodo mengatakan, Kampung KB nantinya akan dijalankan di seluruh wilayah di Indonesia. Kampung KB ini tidak hanya fokus kepada program KB, namun juga akan menjalankan program perencanaan keluarga dan kependudukan.
“Keluarga yang sehat dan sejahtera harus direncanakan. Batasi jumlah anak, 2 anak cukup,” tulis Jokowi diatas prasasti tanda tangan Kampung KB yang diletakan di Desa Mertasinga, Kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.
Presiden berharap pelaksanaan Kampung KB bisa berjalan dengan baik, agar manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Melalui Kampung KB harapannya kualitas sumber daya manusia dan angka kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.
Sementara itu, Kepala BKKBN Surya Chandra Surapaty menyatakan, Kampung KB merupakan upaya terobosan yang dilakukan Pemerintah RI untuk penguatan Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, dan untuk masyarakat.
“Wilayah utama Kampung KB ialah daerah kategori padat penduduk, miskin, dan terpencil yang tersebar di Indonesia. Nantinya Kampung KB ini juga akan di evaluasi, sehingga tidak sekadar seremonial saja,” tegas Surya Chandra.
Di beberapa provinsi, pembentukan Kampung KB mulai gencar dilakukan. Semangat tersebut salah satunya ditunjukkan oleh Provinsi Kalimantan Barat, dimana pada tahun 2016 ini Badan Keluarga Berencana Provinsi menjalin kerjasama dengan Yayasan Cipta Cara Padu (YCCP) untuk mengadakan pelatihan advokasi dan penyusunan rencana kerja Kampung KB.
Pada pelatihan tersebut, YCCP menggunakan tools AFP Smart yang dapat membantu Tim Kampung KB menyusun rencana kerja advokasi yang lebih terarah dan sesuai dengan kebutuhan kampung masing-‐masing.
Pelatihan ini diberikan kepada 17 desa dari 14 Kabupaten/Kota yang dibagi menjadi 4 kelompok dengan alokasi dana yang dikeluarkan Provinsi Kalimantan Barat untuk pelatihan tersebut ialah sebesar Rp. 254.990.000.
Abdussalam, Ketua Bidang Penyelenggara dan Evaluasi, Balai Latihan dan Pengembangan BKKBN Kalimantan Barat mengatakan, pelatihan ini dilakukan sebagai bentuk keseriusan Kalimantan Barat dalam menyukseskan kembali kejayaan program KB.
Selain itu, langkah ini diambil sebagai upaya meningkatkan capaian KB di Kalimantan Barat yang belum berjalan optimal. Data provinsi Kalimantan Barat tahun 2012 menunjukkan, provinsi ini memiliki angka ASFR (Angka Kelahiran Menurut Usia) di usia 15-‐19 tahun yang tinggi sebesar 104/1000 kelahiran.
Dia menambahkan, untuk mengikuti pelatihan advokasi setiap desa diminta untuk mengirimkan enam orang perwakilan yang terdiri dari 1 orang perangkat desa (kepala desa atau sekretaris desa), aparat desa (1 orang babinsa dan 1 orang babinkantibmas), 1 orang
perwakilan PKK, 1 orang PLKB, serta 1 orang perwakilan tenaga kesehatan (bidan atau kepala puskesmas).
“Para peserta ialah mereka yang tergabung dalam Tim Kampung KB yang memang sebagai motor penggerak KB di desa/kampung masing-‐masing. Selain itu, mereka juga merupakan tokoh-‐tokoh yang berpengaruh di wilayahnya,” kata Abdussalam.
Direktur YCCP, Inne Silviane menuturkan bahwa sebagai mitra pemerintah, YCCP akan terus mendukung program-‐program potensial yang dilakukan pemerintah dalam revitalisasi program KB. “Kami akan terus berkontribusi untuk turut menyukseskan kembali program KB di Indonesia,” pungkasnya.
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
1. Memperbaiki data kependudukan Desa Kepayang di tahun 2016
2. Meningkatkan pembinaan kelompok BKB, BKR dan BKL yang sudah ada dari pratama menjadi madya sampai dengan akhir tahun 2016
3. Membentuk satu kelompok UPPKS di tahun 2016
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Desa lasabela
4. Meningkatkan capaian MKJP dari 34 akseptor menjadi 51 akseptor di tahun 2016 5. Membentuk kelompok UPPKS dari yang belum terbentuk menjadi satu kelompok di
tahun 2016
6. Membentuk kelompok remaja dari yang belum terbentuk menjadi satu kelompok di tahun 2016
Desa Mayasopa
7. Meningkatkan peran serta masyarakat, pemerintah, lembaga non pemerintah dan swasta yang ada di wilayah Kelurahan Mayasopa dalam hal Program KKBPK
8. Memperbaiki data sasaran yang sudah ada (memvalidasi data)
9. Menguatkan kelompok BKB, BKR, BKL yang sudah ada dan membentuk kelompok tri bina yang baru & kelompok UPPKS di wilayah yang dianggap layak
10. Melakukan monitoring dan evaluasi Program KKBPK yang telah dilakukan secara berkesinambungan
Desa Sepadu
Tujuan Khusus (jangka pendek):
1. Memperoleh data kependudukan yang akurat melalui pembuatan peta poteni desa dan data basis
2. Meningkatkan pengetahuan remaja tentang TRIAD KRR
3. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kesertaan KB MKJP dari yang berjumlah 5 akseptor pada tahun 2015 menjadi 15 akseptor pada tahun 2016
4. Meningkatkan ketahanan keluarga melalui pembentukan dan optimalisasi Tri Bina
5. Meningkatkan ekonomi keluarga melalui pembentukan kelompok UPPKS