• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Ikan Lele

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Ikan Lele"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

4

KAJIAN PUSTAKA

A. Ikan Lele

1. Pengertian

Ikan lele banyak ditemukan di Benua Afrika dan Asia Tenggara.

Komoditas perikanan ini terdapat diperairan umum yang berair tawar.

Penyebaran lele di Asia yaitu di Indonesia, Thailand, Filiphina, dan Cina. Ikan

lele di Asia telah diternakan dan dipelihara di kolam, seperti Indonesia,

Thailand, Vietnam, Malaysia, Laos, Filiphina, Kamboja, Birma dan India. Ikan

lele di Indonesia secara alami ditemukan di Kepulauan Sunda Besar maupun

Kepulauan Sunda Kecil (Kholis Mahyudin, 2010:8).

Penyebutan nama ikan lele diberbagai Negara berbeda-beda. Ikan Lele

ada yang dikenal dengan sebutan keli (Malaysia), plamond (Thailand), cat tre

trang (Jepang), mali (Afrika), guru magura (Sri Langka), dan catfish (Inggris).

Sementara itu, nama ikan lele dalam perdagangan internasional dikenal dengan

sebutan catfish karena ikan ini mempunyai kumis seperti kucing (dalam bahasa

(2)

Sebenarnya nama catfish ini tidak hanya berlaku untuk ikan lele saja, tetapi

berlaku juga bagi ikan jenis lain yang juga berkumis, antara lain ikan patin dan

baung (Kholis Mahyudin, 2010:8).

Ikan lele menurut klasifikasi berdasar taksonomi yang dikemukakan

oleh Weber de Beaufort (1965) digolongkan sebagai berikut:

Filum : Chordata ialah binatang bertulang belakang.

Class : Pisces, ialah bangsa ikan yang mempunyai insang untuk bernafas.

Subclass : Telestoi, ialah ikan yang bertulang keras.

Ordo : Ostariophysi, ialah ikan yang didalam rongga perutnya sebelah atas memiliki tulang sebagai alat perlengkapan

keseimbangan yang disebut tulang weber (Weberian Osicle).

Subordo : Siluroide, ialah ikan yang bentuk tubuhnya memanjang berkulit licin (tak bersisik).

Family : Clariidae, ialah suatu kelompok ikan (dari beberapa genus) yang selain mempunyai ciri-ciri tersebut juga mempunyai

ciri yang lebih khas lagi, yakni : bentuk kepalanya pipih

dengan lempeng tulang keras sebagai batok kepala,

bersungut (kumis) 4 pasang, sirip dada ada patil, mempunyai

(3)

insang yang memungkinkan ikan lele mengambil oksigen

langsung dari udara.

Genus : Clarias (Rachmatun Suyanto, 2002:2).

2. Jenis

Ikan Lele lokal merupakan ikan perairan Indonesia. Istilah lokal

digunakan untuk membedakanya dengan ikan lele jenis lain, terutama lele

dumbo. Namun demikian, ada juga sebagian orang yang menyebutnya dengan

sebutan lele saja. Sesuai dengan namanya, ikan lele lokal sudah sejak lama

menjadi penghuni perairan air tawar di berbagai daerah di tanah air (Khariuman

dan Khairul Amri, 2008:82).

Gambar 2.1 Clarias batrachus

Sumber:

http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/1/15/Clarias_batrachus.jpg/250px-Clarias_batrachus.jpg.5/7/2015. 09.00WIB.

(4)

Sebagai ikan asli perairan Indonesia, tentu saja ikan ini sudah sangat terkenal dikalangan masyarakat. Bahkan, setiap daerah memiliki panggilan

tersendiri untuk menyebut namanya. Di berbagai daerah di Indonesia, lele

disebut ikan keli atau keeling (Makasar/Sulawesi), ikan lele (Pulau Jawa), Ikan

pintet (Kalimantan), atau ikan kalang (Sumatra) (Khariuman dan Khairul Amri,

2008:82).

Ikan lele lokal secara umum memiliki tubuh yang licin, berlendir, tidak

bersisik dan bersungut atau berkumis. Secara anatomis dan morfologi lele

terbagi menjadi 3 bagian berikut uraian masing-masing bagiannya :

a. Kepala (cepal)

Lele memiliki kepala yang panjang dan hampir mencapai seperempat

dari panjang tubuhnya.kepala ikan lele pipih ke bawah, bagian atas dan

bawah kepalanya tertutup oleh tulang pelat. Pelat ini membentuk ruangan

rongga diatas insang, di ruangan inilah terdapat alat pernapasan tambahan

lele berupa labirin mulut lele terletak pada ujung moncong dengan dihiasi

4 sungut (kumis). Mulut lele dilengkapi gigi, gigi nyata atas hanya berupa

(5)

Gambar 2.2 kepala (cepal)

(Sumber: Buku Kholis Mahyudin, ‘’Panduan Agribisnis Lele’’. Tahun 2010. Halaman 8).

b. Badan (abdomen)

Lele mempunyai bentuk badan yang berbeda dengan jenis ikan lainya.

Ikan lele mempunyai bentuk tubuh yang memanjang, agak bulat dan tidak

bersisik. Warna tubuhnya kelabu sampai hitam badan lele pada bagian

tengahnya mempunyai potongan membulat. Sementara itu bagian

tengahnya mempunyai potongan membulat. Sementara itu bagian

belakang tubuhnya berbentuk pipih ke samping dengan tiga bentuk

potongan melintang pada ikan lele, yaitu pipih ke bawah, bulat dan pipih

(6)

Gambar 2.3 Badan (Abdomen)

(Sumber: Buku Kholis Mahyudin, ‘’Panduan Agribisnis Lele’’. Tahun 2010. Halaman 9).

c. Ekor (caudal)

Sirip ekor lele membulat dan tidak bergabung dengan sirip punggung

maupun sirip anal. Sirip ekor berfungsi untuk bergerak maju, sementara

itu sirip perut membulat dan panjangnya mencapai sirip anal. Sirip lele di

lengkapi sepasang duri tajam yang umumnya disebut patil. Selain untuk

membela diri dari pengaruh luar yang mengganggunya, patil ini juga

digunakan ikan lele untuk melompat keluar dari air dan melarikan diri.

Ikan lele dapat berjalan di darat tanpa air cukup lama dan cukup jauh

(7)

Gambar 2.4 Ekor (caudal)

(Sumber: Buku Kholis Mahyudin, ‘’Panduan Agribisnis Lele’’. Tahun 2010. Halaman 9).

B. Komponen Karya Seni

Subject Matter atau tema pada umunya merupakan suatu pokok

persoalan yang melatar belakangi seniman dalam menciptakan sebuah karya

seni. Adapun defenisi subject matter adalah objek-objek atau ide-ide yang

dipakai dalam berkarya atau ada dalam sebuah karya seni (Mikke Susanto,

2011: 383). Tema merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta

karya seni kepada masyarakat atau penikmat seni (Nooryan Bahari, 2008:22).

Subject matter dalam karya penulis adalah keindahan bentuk ikan lele lokal.

Penulis tertarik untuk mengusung tema tentang ikan lele lokal ke dalam karya

(8)

1. Ide Penciptaan

a. Proses Penemuan Ide

Penulis mempunyai ide tentang ikan lele lokal sebagai tema dalam

seni grafis berdasarkan ketertarikan penulis tentang keindahan bentuk ikan

lele. Menurut penulis ikan lele memiliki keunikan ataupun keindahan

dalam bentuk karena ikan ini memiliki tubuh yang licin tanpa sisik dan

kumis di mulutnya.

b. Bahan atau Material

Proses penciptaan karya penulis membutuhkan berbagai macam

peralatan yang disebut ”medium”. Pada pembuatan karya ikan lele lokal

penulis menggunakan teknik cetak dalam dan memilih menggunakan bahan

seperti tinta berbasis minyak, turpentine, thinner, bensin, kertas, paku

penggores dan lain-lain.

c. Teknik

Proses pengerjaan penulis memilih teknik cetak dalam, karena dari

berbagai teknik dalam seni grafis teknik inilah yang paling penulis kuasai

dan juga dalam proses drypoint akan didapatkan efek tekstur yang

ditimbulkan oleh tinta cetak yang terkena tekanan dari mesin press

berulang kali. Selain itu teknik ini yang penulis rasa sangat cocok untuk

(9)

2. Prinsip Organisasi Unsur Rupa

Prinsip dasar seni rupa antara lain meliputi kesatuan (unity),

keseimbangan (balance), keselarasan (ritme), perbandingan (proportion),

penekanan (domination).

a. Kesatuan (unity)

Kesatuan atau keutuhan merupakan salah satu prinsip dasar seni rupa.

Kesatuan dapat juga disebut keutuhan seluruh bagian-bagian atau semua

unsur menjadi satu kesatuan. Tanpa adanya satu kesatuan, sebuah karya

seni tidak sempurna atau tidak enak untuk dilihat. Prinsip kesatuan

sesungguhnya "adanya saling hubungan" antar unsur yang disusun di

dalam karya seni (Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2009: 213). Dalam karya

penulis menggabungkan beberapa unsur-unsur yang penulis olah sehingga

menjadi satu kesatuan dalam tema yang penulis usung.

b. Keseimbangan (Balance)

Persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekanan

pada stabilitas suatu komposisi karya (Mikke Susanto, 2011:46). Dalam

keseimbangan terdapat symmetrical balance, radial balance, obvious

balance, dan asymmetrical balance. Keseimbangan simetris atau symmetrical balance yaitu keseimbangan antara ruang sebelah kiri dan

kanan memiliki kedudukan yang sama persis baik dalam bentuk raut,

besaran ukuran, arah, warna maupun teksturnya. Keseimbangan

(10)

keseimbangan simetris, tetapi tidak hanya pada sisi kanan maupun kiri

tetapi sebelah atas atau bawah (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:260).

Keseimbangan sederajat atau obvious balance yaitu keseimbangan

komposisi antara ruang sebelah kiri dan ruang sebelah kanan tanpa

memperdulikan bentuk yang ada dimasing-masing ruang, sedangkan

keseimbangan asimetris atau asymmetrical balance adalah kebalikan dari

keseimbangan simetris yaitu keseimbangan yang sebelah kiri dan

kanannya tidak sana (Sadjiman Ebdi Sanyoto, 2009:263). Karya yang

akan penulis ciptakan menggunakan keseimbangan asimetris agar karya

tersebut terlihat alami dan tidak kaku.

c. Keselarasan (ritme)

Harmoni tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan memiliki

keserasian merujuk pada pemberdayagunaan ide-ide dan potensi-potensi

bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan yang

ideal (Mikke Susanto. 2012:175). Dalam karya penulis akan diciptakan

berdasarkan dengan keseimbangan dan keserasian pada proporsi objek

yang tergambar pada bidang gambar.

d. Perbandingan (proportion)

Proporsi berasal dari bahasa Inggris proportion yang artinya

perbandingan. Proporsi dapat diartikan perbandingan atau kesebandingan

(11)

pada dasarnya menyangkut perbandingan ukuran yang sifatnya sistematis

(Sadjiman Ebdi Sunyoto, 2009:249). Dalam hal ini penulis

mempertimbangkan antara objek ikan lele dengan objek lainya dari segi

ukuran.

e. Penekanan (domination)

Dominasi dalam karya seni disebut sebagai keunggulan,

keistimewaan, keunikan, keganjilan, dan kelainan. Dominasi merupakan

salah satu prinsip dasar tata rupa yang harus ada pada karya seni, agar

diperoleh karya seni yang artistik atau memiliki nilai seni. Jadi dominasi

bertugas sebagai pusat perhatian dan daya tarik (Sadjiman Ebdi Sunyoto,

2009:225). Pada karya penulis akan menampilkan bentuk dan kehidupan

ikan lele yang akan mendominasi pada bidang gambar. Objek akan dibuat

menyebar sebagai pusat perhatian dan daya tarik pada karya penulis.

3. Elemen Seni Rupa

a. Garis

Perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar. Garis

memiliki dimensi memanjang juga punya arah, bisa panjang, pendek,

halus, tebal, berombak melengkung, serta lurus. Hal inilah yang menjadi

ukuran garis. Garis memiliki ukuran yang bersifat nisbi, yakni ukuran

yang panjang-pendek, tinggi-rendah, besar-kecil, tebal-tipis. Sedangkan

arah garis ada tiga: horizontal, vertikal, diagonal, meskipun garis bisa

(12)

Garis mempunyai dimensi ukuran tertentu. Ia bisa pendek,panjang,

halus, tebal berombak, lurus, melengkung, dan barangkali masih ada sifat

yang lain. Garis dapat melahirkan bentuk sekaligus tekstur, nada, nuansa,

ruang dan volume tertentu, sehingga dapat melahirkan karakter khusus

atau perwatakan dari seseorang (Nooryan Bahari, 2008:99).

Garis yang dimunculkan dalam karya penulis adalah perpaduan garis

lurus lengkung, gabungan dan juga acak yang bertujuan agar terciptanya

bentuk dari lele dari perpaduan garis tersebut.

b. Bidang

Bidang (shape) adalah suatu bentuk yang sekelilingnya dibatasi oleh

garis. Secara umum garis dikenal dalam dua jenis, bidang yaitu bidang

geometris dan organis. Bidang geometris seperti lingkaran atau bulatan,

segi empat, segitiga dan segi-segi lainnya, sementara bidang organis

dengan bentuk bebas yang terdiri dari aneka macam bentuk yang tidak

terbatas (Nooryan Bahari, 2008:100). Bidang yang akan digunakan

penulis adalah bidang gemoetris dan bidang organis hal ini dikarenakan

dalam prosesnya penulis membuat bentuk-bentuk awal seperti lingkaran,

segi empat, segitiga, segi – segi lainya dan juga bentuk bebas yang tidak

terbatas untuk membentuk bidang dalam karya penulis.

c. Warna

Tanpa adanya cahaya maka tidak akan terjadi warna, itu pun berlaku

(13)

menampakan warna. Warna merupakan pantulan cahaya dan warna

menjadi terlihat karena adanya cahaya yang menimpa pada suatu benda

(Sadjiman Ebdi Sunyoto. 2009:12). Pada karya penulis akan

menggunakan warna hitam dan putih. Pemilihan warna hitam karena ikan

lele mempunyai warna hitam dan merah, namun karena warna hitam lebih

dominan pada ikan lele penulis memilih warna ini karena mewakili warna

dari ikan lele dan kehidupanya yang tinggal di air yang keruh kehitaman.

Selain itu pemilihan warna putih digunakan sebagai warna background di

kertas yang nantinya akan dicetak dengan tinta warna hitam. Hal ini

bertujuan agar karya yang penulis ciptakan dapat memperlihatkan

karakter dari ikan lele dan kehidupanya secara jelas terlihat

d. Tekstur

Nooryan Bahari menyebutkan ada dua macam jenis tekstur atau

barik, ia menjelaskan:

…. Tekstur adalah kesan halus dan kasarnya suatu permukaan lukisan atau gambar, atau perbedaan tinggi rendahnya suatu permukaan suatu lukisan atau gambar. Tekstur juga merupakan rona visual yang menegaskan karakter suatu benda yang dilukis atau digambar. Ada dua macam jenis tekstur atau barik. Pertama adalah tekstur nyata, yaitu nilai permukaanya nyata atau cocok antara tampak dengan nilai rabanya. Misalnya sebuah lukisan menampakan tekstru yang kasar, ketika lukisan tersebut diraba, maka yang dirasakan adalah rasa kasar sesuai tekstur lukisan tersebut. Sebaliknya kedua, tekstur semu memberikan kesan kasar karena penguasaan teknik gelap terang pelukisnya, ketika diraba maka rasa kasarnya tidak keliatan, atau justru sangat halus… (Nooryan Bahari, 2008:101-102).

(14)

Tekstur pada karya penulis adalah tekstur semu. Hal ini dikarenakan

karena medium yang digunakan penulis diatas kertas sehingga tinta yang

dicetak melaui mesin press akan menyerap ke pori-pori kertas sehingga

objek gambar pada permukaan kertas tidak mempunyai nilai raba.

A. Komposisi Dalam Karya Seni

Arfial Arsad Hakim menyebutkan bahwa komposisi dalam sebuah

karya seni dibagi menjadi 4 macam, ia menjelaskan:

…. Komposisi dalam sebuah karya seni dibagi menjadi 4 macam yaitu, komposisi terbuka, komposisi tertutup, komposisi piramida, dan komposisi piramida terbalik. Komposisi terbuka, suatu komposisi dalam ruang di mana objek gambar tekesan menyebar, meluas dari pusat bidang. Komposisi tertutup, objek gambar seolah-olah mengumpul, menyempit sehingga terlihat adanya pengelompokan objek gambar kedalam pusat bidang atau ruang. Komposisi piramida, komposisi yang peletakan objek gambar dalam suatu bidang komposisi yang membentuk susunan segitiga di mana puncaknya berada di atas. Komposisi piramida terbalik, adalah kebalikan dari komposisi piramida, di mana puncaknya segitiga berada di bawah, sedang alas berada di atas… (Arfial Arsad Hakim, 1997: 37).

Dalam karya penulis akan beberapa karya akan menggunakan

komposisi terbuka dan beberapa karya lainnya menggunakan komposisi

tertutup. Hal ini bertujuan agar bentuk ikan lele dan kehidupanya dapat

tergambarkan dengan beberapa karya yang menggunakan komposisi terbuka

(15)

D. Perubahan Wujud Dalam Karya Seni

Pengolahan objek suatu karya akan terjadi perubahan wujud sesuai

dengan konsep, tema, dan latar belakang seniman. Perubahan susunan yang

dilakukan dengan sengaja oleh seniman dengan tujuan menemukan hal yang

baru, sehingga menghasilkan figur semula atau yang sebenarnya, yang seperti

ini biasa disebut dengan istilah deformasi. Adapun cara pengubahan bentuk

antara lain, seperti simplikasi atau penyederhanaan, distorsi atau pembiasan,

destruksi atau perusakan, stilasi atau penggayaan, dan kombinasi semua

susunan bentuk terebut (Mikke Susanto, 2011: 98).

Karya penulis akan merubah susunan dari kehidupan ikan lele pada

aslinya. Selain itu, penulis juga akan menyederhanakan penggambaran bentuk

ikan lele dan kehidupanya. Pada bagian warna penulis mengubah warna asli

dari ikan lele yang berwarna hitam dan merah menjadi warna hitam saja,

dikarenakan warna hitam pada ikan lele yang paling dominan diantara

(16)

E. Seni Grafis

Seni grafis termasuk bagian seni murni yang berwujud dua

dimensional yang dihasilkan melalui proses cetak. Kelebihan dari seni grafis

adalah karya dapat dilipat gandakan tanpa mengurangi orisinalitasnya. Teknik

seni grafis antara lain, cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring

(serigrafi) (Nooryan Bahari, 2008: 83-84).

1. Pengertian Cetak Dalam

Cetak dalam (etsa, drypoint, aquatint) adalah teknik cetak yang

menekankan permukaan lebih dalam yang menyimpan tinta cetak sehingga

ketika dicetakkan menggunakan mesin press, maka permukaan yang

rendah atau dalam inilah yang tercetak (Nooryan Bahari, 2008:84).

2. Pengertian Drypoint

Suatu variasi dari engraving dimana garis-garis yang membentuk pada

permukaan pelat merupakan hasil goresan dengan sejenis jarum. Pada

setiap tepi garis-garis tersebut, terbentuk serpihan yang disebut ‘’burr’’,

yang dapat menampung tinta dalam proses penintaan. Tinta inilah yang

memberikan karakteristik drypoint pada hasil cetakanya (Rusmadi, 1987:

25).

Penulis memilih drypoint adalah karena teknik ini adalah salah satu

dari variasi cetak dalam yang paling penulis kuasai. Selain itu karakteristik

drypoint pada hasil cetakannya yang memang sesuai dengan karakteristik

(17)

dibandingkan dengan teknik etsa yang menggunakan banyak bahan kimia

sehingga terkesan tidak ramah lingkungan.

F. Referensi Karya

Penulis terinspirasi oleh karya seni grafis dengan teknik cetak dalam

dari Etsuko Fukaya yang berjudul untitled 22 dengan ukuran 20 x 21,5 cm .

Penulis terkesan dengan objek yang ditampilkan oleh Etsuko Fukaya. Karya

tersebut menggambarkan makhluk darat dan air hidup bersatu dalam satu

ruang. Seperti ikan, burung, kura-kura, kupu-kupu,ular, tupai, jerapah dan

dedauan yang dilengkapi dengan rantingnya. Pada karya ini Etsuko Fukaya

menggunakan teknik drypoint yang diproses dengan etsa dan dengan tinta

warna hitam yang di cetak di atas kertas putih. Dalam karya ini juga terlihat

arsiran yang tegas gelap dan terangnya sehingga walaupun menggunakan satu

warna tetapi dalam karya ini terlihat jelas letak dan perbedaan objek satu

dengan objek lainya. Karya ini menggambarkan keterkaitan antara satu

makhluk hidup dengan makhluk hidup lainya jika dilihat dari objek-objek

yang ditampilkan Etsuko Fukaya. Pada karya ini Etsuko Fukaya menggunakan

komposisi terbuka dimana antara satu objek dengan objek lainnya menyebar

pada bidang gambar. Menurut penulis karya ini sangat baik dalam pengolahan

komposisinya, seperti bidang objek pada gambar terkesan menyebar sehingga

(18)

Gambar 2.5 etsuko fukaya

(Sumber :

http://www.artinasia.com/img/artwork/m20849-dbc1f1ca42a62d06683ac0e84cd9e76b.jpg) diunduh pada 17/5/2015 pukul 14.00 WIB.

Selain karya Etsuko Fukaya, penulis juga terinspirasi oleh karya dari

Godmachine yang berjudul An Unkindness dibuat dengan teknik cetak dalam

berukuran 54.5cm x 24.4cm.. Pada karya ini Godmachine menggambarkan

kepala burung dipojok kiri pada bidang karya yang menghadap kedepan

dengan ruang kosong didepanya. Karya tersebut Godmachine menggunakan

teknik drypoint suatu varian dari teknik cetak dalam yang dicetak diatas

kertas berwarna putih dengan tinta minyak berwarna hitam. Pada karya ini

Godmachine mencoba menampilkan sosok burung elang yang terlihat sebagai

burung pemangsa yang kuat, jika dilihat dari garis-garis tegas yang digoresnya

serta garis-garis disekitar burung elang untuk memperkuat karakter dari

(19)

Godmachine menggunakan komposisi terbuka, karena Godmachine bukan

hanya menampilkan sosok urung elang di bagian kiri bidang gambar

melainkan juga memperlihatkan arsiran pada bidang lainnya.

Gambar 2.5 godmachine An Unkindness (Sumber :

http://2.bp.blogspot.com/-bwoxM5apc0g/UQfzJ9NKRNI/AAAAAAAAwbs/6z3xHmksft8/s400/FOR+BLOG+2.jpg) diunduh pada 17/5/2015. Pukul 12.35 WIB.

Gambar

Gambar 2.1 Clarias batrachus  Sumber:
Gambar 2.2  kepala (cepal)
Gambar 2.3 Badan (Abdomen)
Gambar 2.4  Ekor (caudal)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Misalnya, jika pembelajaran menggunakan pendekatan tugas observasi lapangan maka penilaian harus diberikan baik pada proses (keterampilan proses) misalnya teknik

Secara teknik seni lukis merupakan tebaran pigmen atau warna cair pada permukaan bidang datar (kanvas, panel, dinding, kertas) untuk menghasilkan sensasi atau

Begitu pula dengan penulis, karya seni performans Melati Suryodarmo yang dikaji dalam jurnal ini memiliki kesamaan konsep serta fungsi dengan karya yang diangkat dalam

Penggunaan vaksin dalam kegiatan budidaya ikan memiliki banyak keuntungan yaitu; (1) tidak memiliki efek samping pada ikan maupun lingkungan hidup, (2) tingkat kekebalan

Proses pengajaran Menggambar dengan Sistem CADD memerlukan berbagai media dalam proses penyampaian materinya. Hal ini dilakukan guna penyampaian pesan dalam materi

berasal dari bahasa Yunani yaitu Lithos yang berarti “Batu”, karya seni grafis yang dibuat dengan menggunakan material batu.. Biasanya menggunakan papan tebal dari

Permasalahan adalah kumpulan berbagai masalah pada suatu topik yang berbeda Masalah dapat terjadi pada proses pembelajaran sehingga menyebabkan tujuan pembelajaran

Penggunaan vaksin dalam kegiatan budidaya ikan memiliki banyak keuntungan yaitu; (1) tidak memiliki efek samping pada ikan maupun lingkungan hidup, (2) tingkat kekebalan