• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

5

KAJIAN PUSTAKA

A. Sumber Pustaka

1. Rujukan

a. Deddy Corbuzier

Deddy Corbuzier mengatakan dalam bukunya yang berjudul Mantra, gerak tubuh manusia sesungguhnya selalu menunjukkan apa yang sedang melintas di dalam pikirannya. Beberapa hal dalam tubuh manusia memang secara jelas menunjukkan kenyataan ini secara nyata dan gamblang. Contohnya: Orang yang gembira pasti tertawa atau menunjukkan kecerahan dalam raut wajahnya, sementara orang yang sedih biasanya menitikkan air mata, dan orang yang sedang banyak pikiran biasanya cemberut dan tampak letih. Hal-hal ini tampak jelas dalam mimik orang tersebut. Dengan demikian, tidak perlu lagi menerka-nerka apa yang sedang terjadi karena tubuh seseorang itu sudah memberitahukannya secara jelas apa yang sedang dirasakannya (Corbuzier, 2005:75).

Hal ini disebut sebagai Conscious Body Perception, dimana apa yang telah terjadi pada lawan bicara kita dapat dengan mudah untuk kita simpulkan. Hal itu dapat diketahui dengan gerak tubuh atau mimik wajah. Berbeda lagi dengan hal-hal yang sedikit kurang jelas dari seseorang untuk bisa kita simpulkan dari gerakan-gerakan tubuhnya. Sehingga perlu waktu lebih untuk menyimpulkan maksud yang sebenarnya. Contoh kasus seperti ketika orang yang menggerak-gerakkan tangannya ketika sedang dalam

(2)

sebuah percakapan. Hal ini disebut sebagai Subconscious Body Perception yang mana penganalisisan gerak tubuh tertentu membutuhkan banyak waktu untuk dapat menyimpulkan maksud yang sebenarnya.

Pada dasarnya daya ingat manusia dibagi menjadi tiga sudut pandang utama,.yaitu:

1. Penglihatan atau visual

Daya ingat jenis ini secara khusus mengingat atau merekam hal-hal yang sifatnya mengarah pada daya tarik mata saja, seperti warna, keadaan, tempat, suasana, dan sebagainya. Contohnya, ingatan tentang bentuk rumah sebelum direnovasi.

2. Pendengaran

Daya ingat jenis ini secara khusus merekam hal-hal yang pernah didengar. Misalnya, nomor telepon atau alamat yang pernah ia terima. Hal ini disebut sebagai sudut pandang pendengaran.

3. Peraba atau perasa

Daya ingat jenis ini secara khusus merekam hal-hal yang berhubungan dengan indra peraba, seperti rasa atau perasaan. Contoh, ingatan betapa dinginnya ketika mengingat berlibur ke daerah Tawangmangu atau ingatan tentang rasa makanan yang rasanya begitu asam.

Ketiga hal tersebut direkam di dalam otak manusia pada lokasi yang berbeda-beda. Perlu juga diketahui bahwa alam pikiran imajinasi manusiapun terbagi menjadi tiga sudut pandang yang sama persis seperti di atas. Fakta psikologis dan biologis dari cara kerja otak manusia yang

(3)

mengirimkan sinyal pada mata untuk melakukan kerja terbaiknya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Penglihatan: Arah pandang mata ke kiri atas. 2. Pendengaran: Arah pandang mata ke kiri stengah.

3. Peraba atau Perasa: Arah pandang mata ke kanan bawah.

Hal itu berarti, bila kita melakukan rememorial arah pandang mata akan bergantung pada hal yang dipikirkan. Apakah itu lebih menyangkut visual, pendengaran, atau peraba atau perasa (Corbuzier, 2005: 77-79). b. Simbol

Simbol adalah barang atau pola yang apapun sebabnya bekerja pada manusia dan berpengaruh pada manusia melampaui pengakuan semata-mata tentang apa yang disajikan secara harafiah dalam bentuk yang diberikan itu. Kesatuan dalam sebuah kelompok, seperti semua nilai budaya pasti diungkapkan dengan memakai simbol. Simbol merupakan sebagai pusat perhatian tertentu, sebuah sarana komunikasi, dan landasan pemahaman bersama. Masyarakat hampir tidak mungkin ada tanpa adanya simbol (Diliston, 2002: 15).

Simbol merupakan cara paling tepat untuk membahasakan sesuatu yang tidak bisa diungkapkan dengan mudah. Simbol adalah gambar, bentuk, atau benda yang mewakili suatu gagasan, benda, ataupun jumlah sesuatu atau juga bisa diartikan sebagai penunjuk singkat yang ditujukan kepada sesuatu tentang bermacam macam hal (Berger, 1984: 31).

Mata adalah indra yang mampu memvisualkan suasana hati. Sehingga mata dalam gagasan penulis adalah simbol bahasa hati yang

(4)

sangat murni. Karena dalam bahasa simbol, mata dapat menerangkan perasaan kita apa adanya. Sedangkan jika kita membahasakan perasaan kita dengan lisan mungkin saja akan terjadi penambahan atau pengurangan pesan. Penulis berusaha menyimbolkan perasaan dan hal lain penulis yakni bingung, takut, malu dan kebohongan melalui visualisasi mata.

c. Mata

Mata pada umumnya fungsi mata adalah menerima proses cahaya yang kemudian ditafsirkan oleh otak dalam bentuk penglihatan, dalam berbagai situasi mata mampu berperan penting (Corbizier, 2005: 76).

Peranan penting mata selain sebagai alat penglihatan adalah sebagai penanda atau simbol untuk menyatakan maksud tertentu. Artinya mata bisa digunakan sebagai alat komunikasi non verbal oleh manusia. Pada umumnya bahasa lisan atau verballah yang sering digunakan oleh kita dalam berkomunikasi sehingga bahasa non verbal sering tidak diperhatikan. Secara tidak sadar kita menggunakan mata sebagai pencurah perasaan. Ketika kita merasa bosan pada pembicaraan kita, mata akan cenderung tidak memperhatikan lawan bicara.

Mata memiliki beberapa ekspresi yang berupa tatapan mata atau dalam kamus populer filsafat perancis disebut le regard, filsuf dari perancis bernama Paul Sartre memiliki perhatian khusus terhadap tatapan mata. Baginya tatapan mata memiliki arti yang sangat kuat sebagai simbol dari maksud tertentu.

(5)

Simbol-simbol yang dapat dilakukan mata diantaranya yakni: 1. Simbol keberanian yang bersifat menantang atau melawan

Tatapan mata sebagai simbol yang bersifat menantang atau melawan terkait hal tersebut, Sartre mengambil contoh kode etik dalam dunia militer. Apabila seorang bawahan atau serdadu diketahui menatap mata seorang jendral, kolonel, atau perwira. Maka serdadu itu dapat dikenai sanksi. Hal ini dikarenakan tatapan langsung dari mata kemata diartikan sebagai simbol keberanian atas penentangan bahkan perlawanan.

2. Simbol pengobjekan atau membendakan atau mempermalukan

Sartre mengambil contoh seorang ayah yang memelototi anaknya. Ketika kejadian tersebut berlangsung, apa yang akan disampainkan seorang ayah pada anak yang melakukan kesalahan adalah anak itu diminta untuk menilai dirinya melalui sepasang mata yang membelalak yang ditujukan pada si anak. Ketika kejadian berlangsung terjadi “perpecahan”dalam diri sang anak. Yakni, ia sebagai manusia juga dia sebagai benda.

3. Simbol pengekangan

Menurut Sartre tatapan mata dapat pula dimaknai sebagai simbol pengekangan. Contoh kasus ketika dalam keramaian kita sedang mengupil lalu sesorang melihat kearah kita, seketika kita akan merasa sungkan untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan tadi. Maka dengan demikian tatapan mata mampu membuat kita merassa terkekang dalam kondisi tertentu.

(6)

4. Simbol “penjajahan”

Penjajahan yang dimaksud adalah penjajahan atas dunia individu. Terkait hal ini Satre mengambil contoh mengenai kesendiriannya di sebuah taman. Ketika Ia di sebuah taman, pemandangan di dalam taman itu adalah sebagai obek. Namun ketika seseorang datang di tempat yang sama dengan memberikan sebuah tatapan kepadanya kondisi telah berubah dimana Ia sekaranglah yang menjadi “objek”. Tatap langsung dalam kondisi seperti itu akan membuat kita merasa malu dan tertindas

(http://kolomsosiologi.blogspot.co.id/2011/08/filosofi-tatapan-mata.html?m=1).

Secara arti biologisnya mata adalah indera yang memungkinkan untuk dapat melihat keadaan luar dengan bantuan cahaya. Mata memiliki filosofis dimana mata disebut sebagai jendela hati. Mata mampu menyiratkan maksud terdalam seseorang dengan tatapan. Mata dalam tulisan ini mengambil dari sudut pandang bahwa mata adalah sebuah refleksi dari perasaan. Sehingga mata dijadikan simbol-simbol untuk perasaan tertentu.

d. Perasaan dan kebohongan

Perasaan dan emosi pada umumnya disifatkan sebagai keadaan yang ada pada inividu atau organisme pada sesuatu waktu. Perasaan seseorang seperti merasa sedih, senang, takut, marah ataupun gejala-gejala yang lain setelah melihat, mendengar, atau merasakan sesuatu. Dengan kata lain perasaan dan emosi disifatkan sebagai satu keadaan kejiwaan

(7)

pada organisme atau individu sebagai akibat adanya peristiwa atau persepsi yang dialami oleh organisme.

Suatu keadaan dalam diri individu sebagai suatu akibat dari yang dialaminya atau yang dipersepsinya. Ada beberapa sifat tertentu yang ada pada manusia, yaitu:

1. Pada umumnya perasaan berkaitan dengan persepsi, dan merupakan reaksi terhadap stimulus yang mengenainya.

2. Perasaan bersifat subjektif, lebih subjektif apabila dibandingkan dengan peristiwa psikis yang lain.

3. Perasaan dialami oleh individu sebagai perasaan senang atau tidak senang sekalipun tingkatannya dapat berbeda-beda.

Seni merupakan luapan perasaan yang divisualkan melalui karya seni. Sebuah hasil karya visual tercipta karena senimannya berusaha menggali ke dalam diri, melihat keluar, menganalisis, sebuah keadaan, memasukannya dalam sebuah pemikiran yang menjadi ide, dan membuat visualatau bentuk sebagai gambaran dari semua yang telah dicampur dalam kenyataan dan imajinasinya (Santo dkk., 2012: 92).

Penulis juga melakukan hal yang sama bahwa karya-karya penulis merupakan gambaran dari gagasan, perasaan, dan pengalaman penulis sebagai bentuk luapan dari dalam jiwa penulis.

(8)

Persaaan penulis yang ingin disampaikan dalam karya ini adalah sebagai berikut:

1. Bingung

Kamus Praktis Bahasa Indonesia mengartikan bingung sebagai tidak tahu apa yang harus dilakukan, tidak tahu jalan, dan gugup tidak karuan, linglung, hilang akal. Peraaan bingung muncul ketika seseorang dalam keadaan tidak mengerti apa yang harus dilakukan dalam menghadapi masalah. Hal ini karena keterbatasan informasi yang dimiliki seseorang. Kebingungan akan membuat orang tergesa-gesa dan cenderung tidak tahu arah.

2. Takut

Rasa takut ditimbulkan oleh adanya ancaman, sehingga seseorang akan menghindar diri dan sebagainya. Kecemasan atau anxietas dapat ditimbulkan oleh bahaya dari luar, mungkin juga oleh bahaya dari dalam diri seseorang, dan pada umumnya ancaman itu samar-samar. Bahaya dari dalam, timbul bila ada sesuatu hal yang tidak dapat diterimanya, misalnya pikiran, perasaan, keinginan, dan dorongan (Wiramihardja, 2005: 45).

Ketakutan ditunjukan dalam karya ini dengan visualisasi warna-warna merah dengan cukilan berupa bentuk garis yang kaku dan tajam. 3. Malu

Ketika seseorang tidak merasa percaya diri dengan apa yang dimiliki atau dilakukan dia akan cenderung memungkiri apa yang dimilikinya ketika orang lain mengetahui. saat itulah rasa malu muncul.

(9)

Rasa malu didefinisikan dalam Shorter Oxford Dictionary sebagai cepat menjadi takut, sikap hati-hati atau rasa tidak percaya, menolak mengakui suatu prinsip atau pertimbangan suatu persoalan dan suka menyendiri (http://ndahkres.com/2014/02/rasa.malu.html?m=1).

Rasa malu yang dimaksudkan penulis adalah ketika penulis berusaha memungkiri bahwa penulis mempunyai banyak kelemahan yang membuat penulis merasa tidak mempunyai penghargaan terhadap diri sendiri lalu bersembunyi dengan pencitraan-pencitraan yang dibuat. Ini disimbolkan dengan bentuk mata yang bersembunyi dibalik bidang datar.

4. Kebohongan

Menurut Kamus Praktis Bahasa Indonesia bohong adalah tidak sesuai dengan hal (keadaan dan sebagainya) yang sebenarnya, dusta, palsu. Kebohongan digunakan untuk menutupi sebuah kekurangan. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan citra atau reputasi yang baik. Kebohongan disini adalah bentuk akibat dari penilaian diri yang sangat banyak kekurangan.

Kebohongan disimbolkan dalam karya ini dengan komposisi mata yang menyebar namun antara satu mata dengan lainnya saling bersinggungan dengan corak warna abu-abu.

2. Kajian Teori a. Seni Rupa

Seni rupa adalah suatu wujud hasil karya manusia yang diterima dengan indra penglihatan, dan secara garis besar di bagi menjadi seni

(10)

murni dan seni terap. Seni murni merupakan seni yang karyanya tidak mengandung tujuan kegunaan (applied) “fungsional”, melainkan sebagai media ekspresi yang di ungkapkan pada seni lukis, seni grafis, seni patung, seni kramik dengan berbagai teknik beserta aliran-alirannya. Perkembangan seni rupa sekarang ini selain seni lukis, patung, kramik, grafis juga mewadahi seni-seni yang lainnya seperti, seni lingkungan (enviromental art), seni instalasi, seni pertunjukan (performing art), dan lain-lainnya (Bahari, 2014:51).

b. Komponen Karya Seni

Tema merupakan gagasan yang hendak dikomunikasikan pencipta karya seni kepada masyarakat atau penikmat seni (Bahari, 2014: 22).

Subject Matter dalam seni adalah sesuatu (persoalan) yang akan

diungkap pada suatu karya dan oleh karena itu sering kali juga disebut pokok – soal atau tema. Dengan kata lain, subject matter adalah apa-apa yang diungkapkan dalam suatu karya (Mulyadi, 1998: 15).

Subject Matter dalam karya penulis adalah mata yang digunakan

untuk menggambarkan hal-hal yang membebani pikiran penulis. Hal-hal itu meliputi ketakutan, kebingungan, kebencian dan kebohongan. Penulis tertarik mengangkat tema ini karena ingin mengekspresikan perasan-perasaan tersebut dan mata adalah objek yang tepat dalam menunjukan hal-hal tersebut. Selain itu mata merupakan gambaran dari diri penulis sensitif terhadap perasaan.

(11)

c. Ide Penciptaan

1. Ide (Subject Matter)

Ide dalah pokok isi yang dibicarakan oleh perupa melalui karya-karyanya. Ide atau pokok isi merupakan suatu permasalahan atau keresahan yang hendak diketengahkan (Susanto, 2002: 187).

Penulis menemukan ide tentang mata dalam penciptaan karya seni cetak tinggi karena dalam hidup mata merupakan anugrah dari tuhan untuk menikmati indahnya dunia.

2. Bahan atau material

Bahan atau material dalam dunia seni dikenal dengan "medium", pada dasarnya merupakan sesuatu yang kongkrit atau nyata–nyata ada. Oleh sebab itu seringkali dinyatakan bahan atau material menjadi sesuatu mutlak perlu dan bersifat pengikat (Mulyadi, 1998: 17-18).

Dalam pembuatan karya ini penulis menggunakan bahan yaitu alat cukil, hardboard,dan cat berbasis minyak sedangkan untuk mencetaknya penulis membuat kertas manila ukuran A2.

3. Teknik dan pewarnaan

Teknik yang digunakan penulis adalah teknik seni grafis cetak tinggi karena teknik ini merupakan teknik yang membuat penulis puas dalam menciptakan karya seni grafis. Prosses pencukilan merupakan kesenangan tersendiri bagi penulis, dan ketika mencetak setiap warna memerlukan ketepatan yang tinggi karena teknik pewarnaan penulis

(12)

adalah reduksi dimana sebuah karya grafis dengan cetak tinggi menghasilkan beberapa warna yang mana setiap warna harus diolah satu persatu.

d. Komposisi

Prinsip dasar seni rupa antara lain meliputi kesatuan (unity), keseimbangan (balance), keselarasan (ritme), perbandingan (proportion), penekanan (domination).

1. Kesatuan (Unity)

Yaitu merupakan kesatuan yang diciptakan lewat sub-azas dominasi dan subordinasi (yang utama dan kurang utama) dan koheren dalam suatu komposisi karya seni (Susanto, 2002: 416).

Kesatuan yang penulis ciptakan dalam karya seni grafisnya adalah mempadu padankan warna dan efek cukilan pada background. Karya-karya penulis tercipta dari perasan-perasaan yang tidak menyenangkan sehingga pewarnaan yang dibuat adalah warna-warna yang dipengaruhi oleh warna hitam. Sehingga warna-warna pada karya tidak cerah cemerlang namun masih tetap dapat dirasakan nilai estetis dalam warna.

Pertama adalah perasaan ketakutan, efek cukilan berupa cukilan tajam dan kaku. Kedua adalah kebingungan dengan efek cukilan melingkar acak dengan warna yang saling bertumpukan. Ketiga adalah ketakutan berupa garis pendek monoton dan terakhir adalah kebohongan berupa garis melingkar teratur yang mengikuti pola objek utama.

(13)

2. Perbandingan (Proportion)

Proporsi berasal dari bahasa Inggris proportion yang artinya perbandingan. Proporsi dapat diartikan perbandingan atau kesebandingan dalam suatu objek antara bagian satu dengan bagian lainnya. Proporsi pada dasarnya menyangkut perbandingan ukuran yang sifatnya sistematis (Sunyoto, 2009: 249).

3. Penekanan (Domination)

Dominasi dalam karya seni disebut sebagai keunggulan, keistimewaan, keunikan, keganjilan, dan kelainan. Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang harus ada pada karya seni, agar diperoleh karya seni yang artistik atau memiliki nilai seni. Jadi dominasi bertugas sebagai pusat perhatian dan daya tarik (Sunyoto, 2009: 225).

4. Keselarasan (Harmoni)

Tatanan atau proporsi yang dianggap seimbang dan memiliki keserasian merujuk pada pemberdayagunaan ide-ide dan potensi-potensi bahan dan teknik tertentu dengan berpedoman pada aturan-aturan ideal. (Susanto. 2002:175)

5. Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan, persesuaian materi-materi dari ukuran berat dan memberi tekananan pada stabilitas suatu komposisi karya seni. (Susanto. 2002:46)

(14)

e. Unsur-Unsur Visual

Dalam dunia seni yang salah satunya adalah dunia seni rupa terdapat berbagai unsur Visual yang mendukung dan mendasari terciptanya karya seni rupa, yakni:

1. Garis

Perpaduan sejumlah titik-titik yang sejajar dan sama besar. Garis memiliki dimensi memanjang juga punya arah, bisa panjang, pendek, halus, tebal, berombak, melengkung, serta lurus. Hal inilah yang menjadi ukuran garis. Garis memiliki ukuran yang bersifat nisbi, yakni ukuran yang panjang-pendek, tinggi-rendah, besar-kecil, tebal-tipis. Sedangkan arah garis ada tiga: horizontal, vertikal, diagonal, meskipun garis bisa melengkung, bergerigi maupun acak (Susanto, 2002: 148).

2. Ruang atau Bidang

Ruang atau bidang adalah suatu yang mempunyai keleluasaan yang digolongkan dalam bentuk ruang atau bidang positif dan negatif. Ruang positif adalah ruang yang dibatasi oleh suatu batas tepi berupa garis, sedangkan ruang negatif adalah ruang yang berada disekitar ruang positif, keduanya saling berinteraksi atau dengan yang lainya menyebabkan adanya hubungan-hubungan ruang atau bidang dalam suatu susunan(Susanto, 2002 : 97).

(15)

3. Tekstur

Tekstur adalah kesan halus atau kasar permukaan yang ditampilkan pada sebuah karya. Berdasarkan macamnya tekstur dibagi menjadi dua yaitu, tekstur nyata, nilai permukaan yang sama secara visual mata dengan rabanya. Tekstur semu, nilai permukaan yang berbeda secara visual mata dengan rabanya (Bahari, 2014: 101).

4. Warna

Tanpa adanya cahaya maka tidak akan terjadi warna, itu pun berlaku pada karya seni, tanpa adanya cahaya maka karya tersebut tidak akan menampakkan warna. Warna merupakan pantulan cahaya dan warna menjadi terlihat karena adanya cahaya yang menimpa pada suatu benda (Sunyoto, 2009: 12).

f. Deformasi

Pengolahan objek suatu karya akan terjadi perubahan wujud sesuai dengan konsep, tema, dan latar belakang seniman. Perubahan susunan yang dilakukan dengan sengaja oleh seniman dengan tujuan menemukan hal yang baru, sehingga menghasilkan figur semula atau yang sebenarnya, yang seperti ini biasa disebut dengan istilah deformasi. Adapun cara pengubahan bentuk antara lain, seperti simplikasi atau penyederhanaan, distorsi atau pembiasan, destruksi atau perusakan, stilasi atau penggayaan, dan kombinasi semua susunan bentuk terebut (Susanto, 2002: 98).

(16)

g. Seni Grafis (Cetak Tinggi)

Seni grafis termasuk bagian seni murni yang berwujud dua dimensional yang dihasilkan melalui proses cetak. Kelebihan dari seni grafis adalah karya dapat dilipat gandakan tanpa mengurangi orisinalitasnya. Teknik seni grafis antara lain, cetak tinggi, cetak dalam, cetak datar, dan cetak saring.

Cetak tinggi atau relief print adalah salah satu dari beberapa macam teknik cetak yang memiliki acuan permukaan timbul atau meninggi, dimana permukaan timbul tersebut berfungsi sebagai penghantar tinta. Bagian yang dasar atau permukaan yang tidak timbul merupakan bagian yang tidak akan terkena tinta atau disebut bagian negatif, sedangkan bagian yang kena tinta disebut bagian positif. Untuk memperoleh acuan cetak yang timbul dapat dilakukan dengan cara menghilangkan bagian-bagian yang tidak diperlukan menghantarkan tinta, sehingga tinggal bagian-bagian yang memang berfungsi sebagai penghantar warna atau tinta (Marianto, 1988: 15).

(17)

B. Referensi Karya

Penulis dalam berkarya seni grafis ini mempunyai referensi dari beberapa karya seniman, diantaranya Andre Tanama, Salvador Dali dan Jaihan Sukmantoro.

1. Andre Tanama

Gambar 1. Karya Andre Tanama

Sumber: http://kalifadani.wordpress.com/tag/andre-tanama Judul : Tak Tahan Lagi #2

Ukuran : 100cm x 85cm

Teknik : Woodcut + Digital Coloring

Karya dari seniman muda Andre Tanama ini menjadi ide pembuatan karakter padda karya penulis. Figur Gwen Silent dari karya Andre Tanama yang merupakan hasil dari penggambaran dir Andre Tanama sendiri yang merupakan orang yang pendiam. Penulis juga mempunyai karakter yang menjadi simbol untuk dirinya yakni mata yang merupakan gambaran untuk penulis sebagai seseorang yang sensitif. Selain dari pengkarakteran karya Tak Tahan Lagi #2 memiliki suasana yang bisa dibilang suram, dengan

(18)

warna-warna yang cenderung bersifat panas dan penggambaran Gwen Silent yang terkesan sangat lelah yang mampu menarik simpati dari orang yang melihatnya.

2. Salvador Dali

Gambar 2. Karya Salvador Dali Sumber: http://dalipaintings.com/the-eye.jsp

Judul : The Eye

Tahun : 1945

Gaya : Surealisme

Gaya surealisme lukisan lukisan The Eyemempunyai objek mata yang melayang dengan latar belakang langit yang bernuansa suram sangat kuat dalam lukisan ini.

Karya dari seniman dunia Salvador Dali menginspirasi dalam segi pewarnaan dan komposisi dalam berkarya. Karya lukis The Eye yang menggambarkan pengalaman mimpi dari seorang pasien dari psikiater ini mempunyai pewarnaan satu warna ini menjadi insprirasi penulis dalam penerapan warna satu warna. Perbedaan karya penulis dengan karya Salvador DaliThe Eye adalah penerapan warna objek dan background. Jika karya

(19)

Salvador Dali memiliki sentuhan warna yang sama antara background dengan objek, karya penulis mempunyai corak warna yang berbeda antara

background dengan objek.

3. Jeihan Sukmantoro

Gambar 3. Lukisan Nuriyah dari Jeihan Sukmantoro

Sumber: http://lelang-lukisanmaestro.blog.spot.co.id/2011/07lukisan-karya-jeihan.htmlm=1

Judul : Nuriyah

Ukuran : 70cm x 70cm

Teknik : Sapuan Kuas

Lukisan dari seniman Jeihan Sukmantoro memiliki karater figur manusia dengan mata hitam. Mata hitam dimaksudkan dengan penelaahan mendalam dalam kehidupan. Mata hitam adalah bentuk mata terpejam saat merenungi suatu hal untuk memeroleh pandangan yang lebih baik. Lukisan karya Jeihan Sukmantoro memang mempunyai kekhasan dengan mata hitam sebagai kerakternya namun mata hitam itu bagian dari figur manusia yang

(20)

dibuat. Berbeda dengan karya penulis yang menjadikan mata sebagai objek utama tanpa penyatuan dengan figur manusia.

Gambar

Gambar 1. Karya Andre Tanama
Gambar 2. Karya Salvador Dali Sumber: http://dalipaintings.com/the-eye.jsp
Gambar 3. Lukisan Nuriyah dari Jeihan Sukmantoro

Referensi

Dokumen terkait

Hasil radiograf Di Instalasi Radiologi RS Panti Rapih Yogyakarta, pada pemeriksaan elbow joint   dengan post orif mengunakan proyeksi Ap Axial dengan alasan

lembar observasi sebagai sumber data yang akan digunakan pada tahap refleksi. 5) Diskusi dengan pengamat untuk mengklarifikasi hasil pengamatan pada

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah. dijelaskan oleh

PENERAPAN MEDIA KARIKATUR UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nama Orang Tua Tanggal Naik/Masuk ke Kelas Meninggalkan Tanggal Sekolah. Keterangan/Catatan VII

Hubungan Antara Pengetahuan dan Kebiasaan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Gizi Lebih pada Siswa Sekolah Dasar Negeri Sudirman I Makassar, Makassar: Program Studi Ilmu

Kami mengajukan metode baru yaitu segmentasi citra ikan tuna dengan otomatisasi parameter DBSCAN menggunakan jumlah titik puncak pada histogram, sehingga

Pengaruh Kadar Perekat Urea Formaldehida Terhadap Sifat Fisis dan Mekanis Plafon Papan dari Sabut Kelapa.. Karakteristik Papan Partikel Dari Batang Pandan Mengkuang