• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Sumber Pustaka"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Sumber Pustaka

1. Rujukan

a. Karya Dengan Konsep Sejenis

Pada dasarnya setiap orang memerlukan jam untuk mengetahuai waktu. Banyak sumber data yang dapat memberikan informasi bagi penulis dalam proses pembuatan karya. Pada penciptaan karya tugas akhir, penulis mendapatkan sumber - sumber dari buku, majalah, internet dan pengalaman yang pernah dialami oleh penulis. Salah satu karya dengan konsep sejenis yang menginspirasi penulis adalah karya dari Salvador Dali yang berjudul The Parsistence of Memory.

Gambar 1. The Parsistence of Memory Sumber:

https://www.google.com/search?q=the+persistence+of+memory&source=lnms Lukisan The Persistence of Memory yang dilukis oleh Salvador Dali pada tahun 1931 ketika ia masih berusia 28 tahun. Lukisan ini, sekarang berada di Museum of Modern Art (MoMA) di Amerika. Pihak museum tersebut tidak pernah membeli lukisan Salvador Dali ini, melainkan ada seseorang yang mendonasikan lukisan The Persistence of Memory ini kepada MoMA.

(2)

Sebelumnya, lukisan ini pertama kali diakui dan dipamerkan di Julien Levy Galery di New York City, Amerika. Berbagai kabar bermunculan bahwa pemilik galeri tersebut, yakni Levy, merupakan pendonasi lukisan milik Salvador Dali tersebut. Namun kabar ini masih belum jelas kebenarannya sampai saat ini.

The Persistence of Memory ini sendiri memiliki makna yang sangat dalam yang membuat lukisan ini menjadi sangat terkenal di seluruh dunia.

Pada lukisan tersebut, terdapat beberapa simbol yang dapat kita lihat dengan kasat mata. Simbol-simbol tersebut antara lain, sebuah bukit, jam, gurun, dan semut. Lalu apakah maksud dari simbol-simbol tersebut? Bukit yang berada sebagai latar lukisan merupakan sebuah bukit yang berada di Cape Creus, Catalonia, sebuah tempat dimana Salvador Dali dilahirkan. Tepatnya pada kota Figueres, Catalonia, Spanyol. Menurut Dali, jam yang nampak seperti meleleh merupakan waktu yang tidak memiliki makna, time has no meaning.

Pada saat lukisan ini dilukis, Dali merupakan orang yang sangat terinspirasi oleh teori Freudian, Sigmund Freud, dan teori hukum relativitas miliki Albert Einstein. Hal tersebut mempengaruhi gaya lukisan Dali yang menyebabkan lukisan The Persistence of Memory ini memiliki unsur surealis. Lalu terdapat pula simbol gurun dan semut. Sebuah gurun merupakan suatu tempat dimana kekosongan hidup. Tidak ada yang dapat dilakukan oleh manusia yang berada di gurun kecuali berjalan menemukan jalan keluar dari gurun tersebut. Hal ini berkaitan dengan waktu dan semut.

Semut di dalam lukisan tersebut diartikan menjadi sebuah kerusakan atau

(3)

dan tidak hanya menggunakan objek jam dinding saja tetapi lebih menggambarkan jenis jam lebih komplit dan menggunakan teknik silkscreen untuk penciptaanya.

Pada majalah TIME yang diterbitkan tahun 1998 edisi ke 2 di Inggris, David seorang mahasiswa Oxford University melakukan penelitian pada tahun 1994 bahwa sejak jaman dahulu manusia menyadari bahwa pergantian siang dan malam telah membagi aktifitas kehidupan sehari-hari ke dalam dua jenis pengembangan waktu, yaitu waktu bekerja dan waktu beristirahat. Tak cukup hanya membagi hari dalam siang dan malam, manusia kemudian juga membagi waktu ini berdasarkan pergerakan posisi matahari yang mereka lihat setiap hari, yaitu naik dari tempat terbit di kaki langit, bergerak hingga sampai tempat di puncak kepala lalu bergeser turun kembali ke kaki langit di tempat terbenam. Mulailah orang-orang pada zaman itu berpikir tentang adanya sebuah acuan waktu yang tepat dan spesifik untuk menentukan kegiatan mereka.

Jam ibarat saksi bisu perjalanan hidup, dari bangun tidur, mandi, sarapan, berangkat kuliah dan seterusnya. Sebuah jam telah menjadi saksi dan juga merekam semua kejadian itu dengan rapi, semua aktifitas itu terus berulang seperti hal yang nampak sama, waktu sendiri terus berputar tapi setiap kejadian yang terjadi pada setiap detik itu tidak akan sama lagi. Minggu kemarin, hari kemarin, beberapa jam tadi, beberapa menit yang tadi bahkan beberapa detik yang lalu, tidak akan bisa terulang lagi dengan kejadian yang sama terkecuali karena kebetulan semata.

Jarum jam yang terus berputar dan bisa kapan saja mati entah karena rusak ataupun kehabisan baterai, bahkan disaat-saat terakhir baterai jam pun tetap berusaha dan memaksakan kehendak untuk berputar, seperti yang bisa kita lihat sendiri saat jam mulai terlihat lelah, jarum jam yang semestinya berdetak ke kanan bisa berbelok arah menjadi berdetak ke kiri dan saat itu mulai lambatlah langkahnya. Hal tersebut juga mencerminkan kehidupan manusia yang setiap detiknya akan berkurang, Tapi tak ada yang tau berapa

(4)

lama lagi waktu yang tersisa dalam hidup seorang manusia, entah esok, lusa, bahkan hari ini, tak akan ada yang tahu bertahan berapa lama lagi kita di muka bumi ini (Steward Edwin, 1998).

Penelitian-penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa jam memiliki banyak makna yang tersirat maupun tersurat dalam suatu karya.

Karya seni grafis yang diciptakan penulis ini lebih memperlihatkan keindahan dan keunikan dari bentuk jam dan juga berusaha menyampaikan makna dan filosofi dari bentuk ragam jam itu sendiri. Teori yang digunakan sebagai acuan dasar dengan penciptaan sebuah karya berdasarkan pengetahuan dan pandangan yang sudah ada sebelumnya. Kemudian teori inilah yang kemudian dihubungkan dengan proses penciptaan karya seni grafis dengan judul “Jam Sebagai Sumber Ide Dalam Penciptaan Karya Seni Grafis” yang menggunakan teknik silkscreen.

b. Bentuk Jam

Jam adalah alat penunjuk waktu, sebuah jam banyak macamnya, seperti jam tangan, jam dinding dan lain-lain. Setiap jam pada umumnya terus bergerak berputar dan terus berulang. Jam memiliki banyak sekali bentuk dan jenisnya, antara lain:

1) Jam Sundial

Sundial atau jam matahari merupakan jam tertua dalam peradaban manusia. Jam ini dibuat oleh seorang ahli Astronomi muslim bernama Ibnu al-Shatir sekitar 3.500 tahun sebelum Masehi. Jam ini menunjukan

(5)

Gambar 2. Jam Sundial

Sumber:https://www.google.com/search?q=jam+sundial&source=lnms

Sekitar 5.000-6.000 tahun yang lalu, orang Mesir mengukur waktu dan membuat kalender dengan menggunakan obelisk ( monumen batu ramping yang memiliki empat sisi lancip mengarah keatas seperti tugu ).

Pada tahun 1400 SM orang Mesir juga menggunakan jam air yang diberi nama Clepsydra. Jam air paling canggih pertama kali ditemukan di zaman kejayaan Islam yang dibuat oleh Al-Jaziri pada tahun 1136-1206 yang berbentuk gajah dan bisa menghasilkan suara ditiap jam. Jam astronomi terbesar yang dibuat Al-Jazari disebut Castle Clock, yang dianggap menjadi analog komputer terprogram pertama.

Di dunia Islam, Al-Jazari memang bukan satu-satunya ilmuwan yang menciptakan jam. Banyak ilmuan lain yang juga tercatat telah menemukan beberapa jenis jam. Namun, penemuan jam air yang paling terkenal adalah yang dilakukan oleh Al-Jazari. Sedangkan jam pasir muncul sekitar 1400 Sebelum Masehi, berdasarkan peninggalan yang ditemukan di kuburan Amenhoterp I, berupa bejana kecil berisi air yang memiliki lubang di bagian bawahnya yang berfungsi meneteskan air.

Untuk jam dengan alat penggerak mekanik, tidak pernah diketahui asal mula ditemukannya. Namun, peralatan itu diduga pertama kali

(6)

ditemukan dan digunakan di biara-biara sebagai alat panggil para biarawan atau biarawati untuk berdoa agar dapat dibunyikan tepat pada waktunya.

Masyarakat Eropa baru mengenal jam yang dikendalikan pemberat pada tahun 1300. Lonceng yang berdentang setiap jam, pertama kali ditampilkan oleh lonceng kota Milan tahun 1335 dan lonceng di Katedral Salisbury, London pada tahun 1386. Sedangkan jam yang dikendalikan pegas baru dikuasai peradaban Barat tahun 1430. Masyarakat Inggris mulai membuat arloji pada tahun 1580. Pada tahun 1525 Peter Henlein, tukang kunci dari Nurnberg, Jerman memperkenalkan jam rumahan dengan diameter10-12,5 cm dan ketebalan7,5 cm.

Akhir abad ke-16, lonceng mulai dibuat tegak dan di awal abad ke-17 mesinnya mulai diberi pembungkus dari kuningan, diperkaya dengan penutup kaca dan jarum penunjuk menit. Tidak hanya itu, mulai tahun 1656 diperkenalkan pula lonceng dengan pemberat dan pendulum bertali pendek yang dibungkus dalam kotak kayu dan bisa digantung didinding.

Pada tahun 1929 mulai diterapkan kristal quartz pada alat pengukur waktu/jam. Jam digital/elektrik pertama kali dibuat oleh perusahaan The Hamilton Watch Co of Lancaster, Pennsylvania sekitar tahun 1950.

Setelah itu, mulailah bermunculan beberapa merk dan model jam tangan hingga saat ini. (Jonathan Black 2007:63-65).

(7)

2) Jam Air Yunani

Gambar 3. Jam Air Yunani

Sumber:https://www.google.com/search?q=jam+air+yunani&source=

Jam air atau klepsidra ini adalah sejenis jam dimana waktu diukur oleh aliran air yang teratur ke dalam (jenis aliran masuk) atau keluar dari (jenis aliran keluar) sebuah wadah, kemudian diisi air. Jam air dan jam matahari merupakan alat ukuran waktu yang tertua, selain sundial menegak dan kayu hitung untuk mengetahui hari. Klepsidra aliran keluar berbentuk mangkuk adalah bentuk jam air dan diketahui pernah wujud di Babylon dan Mesir sekitar abad ke-16 SM. wilayah lain di dunia, termasuk India dan China, juga mempunyai bukti jam air terawal, tetapi tarikh terawalnya kurang pasti. Namun begitu, ada penelitian yang menunjukan jam air wujud di China awal tahun 4000 SM. (Jonathan Black 2007:65).

(8)

3) Jam Pasir

Gambar 4. Jam Pasir

Sumber:https://www.google.com/search?q=jam+pasir&source=lnms

Jam pasir salah satu perangkat untuk pengatur waktu. Terdiri dari dua tabung gelas yang terhubung dengan sebuah tabung sempit. Salah satu tabung biasanya diisi dengan pasir yang mengalir melalui tabung sempit ke tabung dibawahnya dengan laju yang teratur. Ketika pasir telah mengisi penuh tabung bawah, alat ini bisa di balik sehingga dapat digunakan kembali sebagai pengatur waktu. Jam pasir merupakan nama umum yang mengacu pada gelas pasir, dimana jam pasir ini digunakan untuk menghitung waktu selama satu jam. Jam ini juga paling sering digunakan untuk pembuatan film di Yunani.

(9)

4) Jam Atom

Gambar 5. Jam Atom

Sumber:https://www.google.com/search?biw=1440&bih=791&

Jam atom adalah sebuah jenis jam yang menggunakan standar frekuensi resonansi atom sebagai penghitungnya. Jam atom awal adalah alat amplifier yang membuat gelombang elektromagnetik dengan peralatan lainnya. Standar frekuensi atom terbaik sekarang ini berdasarkan fisika yang lebih maju melibatkan atom dingin dan air mancur atomik.

National Institute of Standards and Technology - NIST (Lembaga Nasional Standar dan Teknologi Amerika Serikat) mempertahankan keakuratan 10-9 detik per hari, dan ketepatan yang sama dengan frekuensi radio pemancar yang memompa maser. Jam ini mempertahankan skala waktu yang stabil dan berkelanjutan, yaitu Waktu Atom Internasional (International Atomic Time) (TAI). Untuk penggunaan masyarakat, skala waktu lainnya digunakan, Coordinated Universal Time (UTC). UTC diturunkan dari TAI, tetapi disinkronisasi dengan lewatnya hari dan malam berdasarkan pengamatan astronomikal.

(10)

5) Jam Saku

Gambar 6. Jam Saku

Sumber:https://www.google.com/search?biw=1440&bih=791&

Jam saku atau jam kantong adalah penunjuk waktu yang dibawa dalam saku. Jam seperti ini berukuran sedikit lebih besar dari jam tangan, dan tidak memiliki tali jam seperti halnya jam tangan. Sebagai pengganti tali jam adalah rantai berikut penjepit yang dapat dikaitkan ke rompi, kerah jas, atau ikat pinggang, agar jam saku tidak mudah jatuh atau hilang. Jam saku umumnya memiliki plat yang menunjukkan waktu secara analog.

Jam saku terdiri dari dua jenis: jam saku tanpa tutup, dan jam saku hunter case (bahasa Perancis: savonette) yang memiliki tutup berengsel yang bisa dibuka. Tutup jam dimaksudkan untuk melindungi permukaan jam dari goresan, dan sekaligus memudahkan pembawanya untuk melihat waktu dalam keadaan cahaya yang kurang. Jam saku merupakan standar perlengkapan masinis dan kondektur kereta api, walaupun perannya mulai digantikan oleh jam tangan kronometer. (Jonathan Black 2007:67).

(11)

6) Jam Digital

Gambar 7. Jam Digital

Sumber: https://www.google.com/search?biw=1440&bih=791&tbm=isch&

Jam digital adalah tipe lain dari jam yang menampilkan waktu dalam digital, Jam digital dijalankan secara elektronik. Jam digital umumnya menggunakan 50 atau 60 hertz osilator AC atau kristal osilator seperti dalam jam kuarsa untuk menjalankannya. Kebanyakan jam digital menampilkan jam dalam format hari 24 jam, di Amerika dan beberapa negara lain menggunakan waktu dalam format 12 jam dengan indikasi pembeda "AM" atau "PM".

7) Jam Weker

Gambar 8. Jam weker

Sumber: https://www.google.com/search?biw=1440&bih=

Jam weker atau beker adalah jam untuk kamar tidur yang dilengkapi dengan alarm (lonceng) yang bisa disetel untuk berbunyi pada jam dan menit yang ditentukan. Jam weker dipakai untuk membangunkan orang

(12)

yang sedang tidur atau sebagai alat pengukur waktu. Hampir semua jam weker memiliki sebuah tombol yang bisa ditekan agar dering lonceng (bunyi alarm) bisa berhenti.

Selain jarum pendek dan jarum panjang, jam weker mekanis memiliki jarum ketiga atau cakra angka yang menunjukkan waktu tertentu dan lonceng akan berbunyi. Jam weker dengan penggerak berupa pegas memiliki pegas terpisah untuk menggerakkan pemukul lonceng.

8) Jam Tangan

Gambar 9. Jam Tangan

Sumber: https://www.google.com/search?biw=1440&bih=7

Jam tangan adalah penunjuk waktu yang dipakai di pergelangan tangan manusia. Jam tangan (arloji) elektrik pertama kali diperkenalkan pada tahun 1957 di Lancaster, Pennsylvania, Amerika Serikat oleh Hamilton Watch Company.

Dari banyaknya keunikan jenis dan sejarah jam, penulis terinspirasi

(13)

2. Referensi ( Kajian Teoritis Seni Rupa ) a. Komponen Karya Seni

1) Tema

Dalam menciptakan karya seni, seorang pencipta memperoleh ide yang berasal dari hasil pengalaman dan pengamatan lingkungan kemudian melalui proses perenungan atau proses berpikir timbul gagasan atau ide yang melandasi penciptaan karya (Mikke Susanto, 2002)

Penulis memiliki rasa kagum terhadap jam, oleh karena itu penulis melihat dan mengamati jam melalui media buku, majalah maupun internet, dan pemikiran sehingga menghasilkan suatu gagasan ide. Bahwa jam tidak hanya sebagai penunjuk alat waktu saja tetapi ada keindahan dan keunikan didalamnya. Banyak sumber data yang dapat memberikan informasi bagi penulis dalam proses pembuatan karya seperti buku, majalah, internet dan penelitian yang pernah ada serta pengalaman masalalu penulis.

Sejak jaman dahulu manusia menyadari bahwa pergantian siang dan malam telah membagi aktifitas kehidupan sehari-hari ke dalam dua jenis pengembangan waktu, yaitu waktu bekerja dan waktu beristirahat. Tak cukup hanya membagi hari dalam siang dan malam, manusia kemudian juga membagi waktu ini berdasarkan pergerakan posisi matahari yang mereka lihat setiap hari, yaitu naik dari tempat terbit di kaki langit, bergerak hingga sampai tempat di puncak kepala lalu bergeser turun kembali ke kaki langit di tempat terbenam. Mulai saat itu orang-orang berpikir tentang adanya sebuah acuan waktu yang tepat dan spesifik untuk menentukan kegiatan mereka. Dari beberapa pengamatan serta pengalaman yang telah dirasakan oleh penulis maka, penulis menggunakan jam sebagai sumber ide dalam penciptaan karya seni grafis dalam menciptakan karya tugas akhir.

(14)

2) Bentuk

Bentuk bisa representasional, simbolik, atau abstrak. Bentuk dapat dibuat dengan satu intensi dan perencanaan untuk merepresentasikan suatu objek secara apa adanya, yang dihasilkan adalah bentuk yang mengimitasi objek yang dipilih. Bisa pula dari hasil penyederhanaan dari objek yang akan direpresentasi, misalnya saja hanya mengutamakan bagian-bagian khusus dari objek amatan, atau merupakan abstraksi dari sesuatu (Marianto, 2015: 96-100).

3) Isi Atau Makna

Selain gaya bentuk, seorang seniman juga dikenal lewat gaya isi, yakni pilihan objek seninya, cara memandang objek, kedalaman pandangannya tentang objek, sikapnya terhadap objek, dan lain-lain (Soemardjo, 2000:

116). Mengenai isi ini juga tergantung oleh penghayat seni, seperti dikemukakan juga oleh Jakob Soemardjo dalam bukunya Filsafat Seni.

“...dan, penemuan isi ini dapat berbeda-beda pada setiap penikmat.

Persoalan nilai selalu subjektif, sedangkan benda seni itu sendiri boleh dianggap sebagai bebas nilai meskipun mengandung potensi nilai. Namun, nilai isi tadi harus ditemakan sendiri oleh setiap penikmat melalui bentuk yang jelas-jelas tak bisa dikelabui. Inilah sebabnya tafsir nilai isi sebuah benda seni dapat berbeda-beda untuk tiap orang, bahkan berbeda dengan yang dimaksudkan oeh sang senimannya sendiri… (Soemardjo,

(15)

Komposisi pada karya penulis dibuat dengan penempatan objek-objek jam dengan jauh dan berdekatan. Komposisi terbuka yang penulis gunakan bertujuan untuk membangun kedinamisan pada karya seni. Komposisi sangat penting dalam sebuah karya seni karena secara tidak langsung membangun sebuah pusat perhatian pada karya seni yang diciptakan (Soemardjo, 2000: 116-117).

c. Unsur-Unsur Visual 1) Garis

Visualisasi karya seni grafis dengan teknik silkscreen dalam pencapaiannya penulis menggunakan garis organis karena garis-garis organis memiliki bentuk yang lebih bebas untuk memvisualisasikan gagasan yang ingin ditampilkan. Garis digunakan penulis selain untuk mengisi background, garis juga digunakan untuk mendukung dan menguatkan karakter jam.

2) Bidang

Unsur bidang atau ruang dalam karya seni penulis ini memunculkan melalui objek bentuk jam. Ruang dalam karya seni juga dibentuk oleh kombinasi warna-warna yang satu dengan lainya dan memadukan komposisi besar dan kecil bentuk jam pada karya bertujuan untuk membuat kesan ruang yang jauh dan dekat.

3) Tekstur

Tekstur digunakan penulis dalam pembuatan tugas akhir adalah tekstur semu. Penulis menggunakan tekstur semu karena keberadaannya hanyalah dwimatra. Selain itu penulis juga menggunakan tekstur nyata, tekstur ini dugunakan dari hasil kanvas yang memiliki tekstur nyata.

(16)

4) Warna

Visualisasi warna yang digunakan penulis adalah warna primer dan sekunder yang dapat mewakili konsep gagasan penulis. Pemilihan susunan warna yang tepat dapat menciptakan suasana yang harmonis dan memikat warna, baik antara dua warna yang memiliki kemiripan atau gradasi ataupun dua warna yang kontras. Unsur warna dalam karya penulis lebih banyak menggunakan macam warna. Warna-warna yang hadir pada karya penulis lebih cenderung menggunakan warna berwarna-warni karena lebih mencolok pada objek dan memilih warna yang sedikit kontras pada background, agar tercipta warna yang harmonis antara objek dan background.

d. Prinsip Organisasi Seni Rupa

Penempatan objek serta pengolahan background dibuat sesuai dengan keinginan penulis dalam menciptakan suatu karya seni grafis dengan memperhatikan kaidah-kaidah desain, yaitu:

1) Kesatuan (Unity)

Kesatuan diperoleh dari penyusunan atau pengorganisasian dari elemen-elemen seni sedemikian rupa sehingga menjadi kesatuan ada harmoni antara bagian-bagian dengan keseluruhan.

2) Keseimbangan

Keseimbangan merupakan hal yang penting dalam karya seni yang

(17)

3) Aksentuasi

Aksentuasi atau aksen adalah ‘sentuhan pada suatu komposisi yang kehadirannya seolah-olah dominan, proporsional, dan terukur dalam komposisi tersebut. (Irawan, 2013: 42). Tujuan dari aksentuasi adalah agar lebih menonjol dan menarik perhatian serta menghilangkan kesan monoton.

4) Proporsi

Proporsi adalah perbandingan dari satuan ukuran yang dinyatakan dengan bilangan atau simbol. Proporsi itu penting. Suatu komposisi visual dapat dinyatakan baik apabila memiliki proporsi yang pas, apa pun bentuk dan gaya dari karya seni tersebut (Irawan, 2013: 41).

5) Keselarasan (Harmony)

Harmoni adalah proporsi yang cocok dari hasil pengamatan. Istilah harmoni sering disejajarkan dengan kata serasi.

e. Seni Grafis

Istilah seni grafis meliputi semua bentuk seni visual yang dilakukan pada suatu permukaan dua dimensional sebagaimana lukisan, drawing atau fotografi. Lebih khusus lagi, pengertian istilah ini adalah sinonim dengan printmaking (cetak-mencetak). Dalam penerapannya, seni grafis meliputi semua karya seni dengan gambaran orisinal apapun atau desain yang dibuat oleh seniman untuk direproduksi dengan berbagai proses cetak.

Proses cetak-mencetak secara garis besar yang dipakai oleh para seniman, adalah proses cetak relief/cetak tinggi (woodcut, wood-engraving, kolase, linoleumcut, dsb.) cetak dalam/intaglio (etsa, drypoint, aquatint), cetak datar (lithografi), cetak saring/serigrafi (silk screen). Media-media ini mencakup variasi teknis yang luas untuk mencapai efek-efek yang berbeda, termasuk

(18)

pula metode yang menekankan tone dan warna, tetapi basis pembuatannya adalah drawing (Marianto, 2015:15).

1) Pengertian Seni Grafis

Seni Grafis dikenal sebagai seni yang berhubungan dengan cetak mencetak. Grafis atau grafika berasal dari kata graphein sebuah kata yang berarti menulis. Kata graphein sendiri berasal dari bahasa Yunani. Jadi seni grafis adalah seni yang dihasilkan melalui proses cetak mencetak.

Seni grafis ini biasanya digunakan sebagai media ekspresi dan visualisasi gagasan terhadap hal-hal yang menarik perhatian. Keistimewaan seni grafis adalah penggandaan karya seni dari cetakan pertama sampai terakhir dianggap orisinil. Seniman mencantumkan edisi cetakannya.

Misalnya 3/10, angka ini berarti cetakan ketiga dari sepuluh edisi yang dihasilkan (Ahmad Solihin 2014).

2) Seni Grafis Cetak Saring

Cetak saring mengunakan layar sutra (silkscreen) yang direntangkan pada bingkai kayu serta kertas yang dibolongi. Pori-porinya dimanfaatkan untuk mencetak dan tinta ditekan agar melewati pori-pori tersebut.

Dalam pembuatan karya silkscreen, screen merupakan alat vital dan mutlak digunakan dalam proses pembuatan karya. Alat ini berupa suatu bahan halus seperti lapisan yang berpori-pori halus. Sesuai kegunaannya, tersedia screen dengan berbagai jenis ukuran pori-pori. Melalui pori-pori itulah bahan tinta mengalir keluar dan memindahkan objek pada media

(19)

Prinsip penggunaan screen dengan berbagai ukuran kerapatannya tersebut adalah agar screen tidak menjadi buntu pori-porinya atau agar hasil akhir cetakan tidak mengembang. Ada beberapa alasan yang mendasari pemilihan ukuran screen yaitu semakin kecil objek yang akan dibuat, maka makin kecil diameter pori-pori screen yang digunakan. Jenis media yang akan digunakan juga menentukan ukuran screen yang digunakan.

Untuk pembuatan karya silkscreen dengan media kain yang menggunakan tinta berbasis air, harus digunakan screen dengan pori-pori yang lebih besar. Hal ini dimaksudkan agar dalam proses pembuatan, screen tidak cepat buntu (B. Sandjaja, 2006:29-33).

3) Material dan Alat Cetak

Bahan dan material yang digunakan dalam pembuatan karya seni grafis ini ada bermacam-macam, sebagai berikut:

a. Kanvas.

b. Screen.

c. Tinta Sablon.

d. Obat Afdruk.

e. Rakel.

f. Triplek.

g. Lem Perekat Sementara.

h. Alat Pendukung Lainnya.

(20)

B. Referensi Karya

Beberapa karya dari seniman yang menginspirasi dalam proses berkarya yang memiliki konsep dan skill yang matang dalam berkarya, seniman tersebut antara lain:

1. Andy Warhol

Andy Warhol lahir pada tanggal 6 Agustus 1928, di Pittsburgh, Pennsylvania, Andy Warhol adalah ilustrator majalah dan iklannya sukses kemudian menjadi artis terkemuka dari tahun 1960-an dengan seni pop. Dia berkelana ke berbagai bentuk seni, termasuk seni pertunjukan, pembuatan film, instalasi video dan menulis, dan kontroversial mengaburkan garis antara seni rupa dan estetika mainstream. Warhol meninggal pada 22 Februari 1987, di New York City. Salah satu karya Andy Warhol yang sangat menginspirasi penulis adalah Marilyn Monroe.

(21)

sampai di sini, Andy juga sempat melukis 50 wajah Marilyn Monroe untuk mengenang kepergian Marilyn di tahun 1962.

Ketertarikan pedulis pada karya Andy Warhol yang berjudul “Marilyn Monroe” karena Andy Warhol menggunakan banyak warna yang mencolok pada karyanya sehingga menginspirasi penulis untuk menggunakan banyak warna pada karya penulis. Perbedaan karya Andy Warhol dengan penulis adalah Andy Warhol selalu menggunakan warna yang menggradasi dan tidak menggunakan garis outline pada karyanya tetapi penulis menggunakan gaya blok dan menggunakan outline untuk memperkuat objek karya.

2. Victor Cusack

Victor Cusack lahir di Manly, Sydney pada tahun 1937. Victor Cusak termasuk pelukis, pematung, penyair, insinyur mesin dan spesialis bambu.

Banyak Patung seni perunggu dan lukisannya bertemakan evolusionis dan lingkungan. Salah satu karyanya yang terkenal adalah Man, Time and the Environment.

Gambar 11. Man, Time and the Environment (Air Hornsby) Sumber:

https://www.google.com/search?q=Man,+Time+and+the+Environment+%

(22)

Jam Air Hornsby, berjudul Man, Time and the Environment (Manusia, Masa dan Alam Sekitar), ialah sebuah gabungan patung kinetik, air pancuran hiasan. Karya ini terdapat di jalan bandar Hornsby, New South Wales, Australia. Karya Instalasi yang diciptakan oleh Victor Cusack diperkenalkan pada tahun 1993. Air Hornsby atau Man, Time and the Environment adalah gabungan tiga buah jam yaitu sebuah jam klepsidra Yunani abad ke-4 SM, jam kincir air Cina abad ke-11 dan jam bandul Switzerland abad ke-17 dan ditambah dengan nada karilon dari logam perunggu 17-not untuk berdenting setiap jam yang berdasarkan rekaan abad ke-18 yang ditemui di sebuah gereja lama di England.

Ketertarikan penulis pada karya Victor Cusack ini karena konsepnya yang lebih ingin menyatukan semua unsur di bumi ini dan penggabungan dari berbagai jenis jam serta menggunakan mix media dalam pembuatannya.

Perbedaan karya penulis dengan karya Victor Cusack adalah penulis menciptakan karya dua dimensi.

Gambar

Gambar 1. The Parsistence of Memory Sumber:
Gambar 2. Jam Sundial
Gambar 3. Jam Air Yunani
Gambar 4. Jam Pasir
+6

Referensi

Dokumen terkait

Graphic, atau grafis dalam bahasa Indonesia, berasal dari bahasa Yunani Graphien yang berarti menulis atau menggambar. Sementara itu istilah seni grafis yaitu seni gambar dalam

Ritme atau irama di dalam seni rupa menyangkut persoalan warna, komposisi, garis, maupun lainnya (Mikke Susanto, 2011: 334). Ritme berarti suatu susunan teratur yang

commit to user.. harimau memiliki motif loreng dengan garis-garis panjang, jaguar memiliki tubuh yang lebih besar dari pada macan tutul serta memiliki motif

Penciptaan karya seni grafis yang bersumber dari ekspresi wajah manusia, diciptakan tidak hanya memenuhi fungsi estetik, akan tetapi juga mengandung makna, pesan

berbagai teknik dalam seni grafis teknik inilah yang paling penulis kuasai.. dan juga dalam proses drypoint akan didapatkan efek tekstur

Setiap karya seni dan kebudayaan pada umumnya lahir dalam konteks tempat dan waktu tertentu yang diciptakan oleh individu-individu dalam suatu masyarakat. Sekalipun

Komposisi adalah kombinasi dari berbagai elemen seni rupa atau karya seni untuk mencapai kesesuaian atau integrasi antara warna, garis, bidang dan unsur-unsur

Ia menuangkan gagasan kedalam karya seni grafis yakni cetak saring (slick screen) sebagai media pencetak gambar. Visualisasi yang dihadirkan pada karya Andy warhol