KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT dengan mengucapkan Alhamdulillah, berkat Rahmat Allah Yang Maha Kuasa untuk merespon tingginya kebutuhan akan data dan informasi kesehatan, ditengah-tengah banyaknya tantangan yang dihadapi terkait pemenuhan data dan informasi sebagai landasan pengambilan
keputusan yang evidence based , penyusunan buku “Profil
Kesehatan Kabupaten Karimun 2014 “ ini akhirnya dapat diterbitkan. Profil kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2014 merupakan kelanjutan dari profil - profil sebelumnya yang merupakan penyajian yang relative komprehensif terdiri dari data derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan, dan data umum
serta lingkungan yang berhubungan dengan kesehatan
.
Terbitnya Profil kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2014, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan terhadap data dan informasi kesehatan di semua lini, baik instansi pemerintah /swasta, organisasi profesi, mahasiswa, dan kelompok masyarakat lainnya. Profil
Kesehatan ini juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan
dalam mengukur kinerja program pembangunan kesehatan baik di Provinsi maupun Puskesmas yang berguna bagi perencanaan program pembangunan kesehatan berikutnya.
Dengan menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan Profil ini, maka untuk peningkatan dalam penyusunan Profil yang akan datang maka saran-saran penyempurnaan akan diterima dengan senang hati.
Akhirnya, terima kasih kami haturkan kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi sejak awal proses penyusunan Buku Profil Kesehatan Kabupaten Karimun Tahun 2014 ini hingga selesai.
Tanjung Balai Karimun, 2015 KEPALA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN KARIMUN
Dra. Hj. SENSISSIANA, M.Si Pembina Utama Muda NIP. 19611003 198603 2 010
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab I
:
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…...……….... 11.2 Tujuan Penyusunan Profil …...………... 3
1.3 Sistematika Penulisan…...………... 3
Bab II
:
GAMBARAN UMUM KABUPATEN KARIMUN
2.1 Sejarah...…….………...……....……… 62.2 Keadaan Geografi... 8
2.3 Keadaan Demografi... 10
2.4 Keadaan Sosial Ekonomi Dan Budaya... 11
2.5 Keadaan Sarana Kesehatan... 17
Bab III
:
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
3.1 Mortalitas... 193.2 Morbiditas... 24
3.3 Status Gizi... 34
Bab IV
:
SITUASI UPAYA KESEHATAN
4.1 Pelayanan Kesehatan... 364.2 Akses Dan Mutu Pelayanan Kesehatan... 48
4.3 Perilaku Hidup Masyarakat... 51
4.4 Keadaan Lingkungan... 53
Bab V
:
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
5.1 Sarana Kesehatan... 56 5.2 Tenaga Kesehatan……… 60 5.3 Pembiayaan Kesehatan... 63Bab VI
:
PENUTUP
6.1 Kesimpulan... 65 6.2 Saran... 66Lampiran
DAFTAR GAMBAR
2.1 Peta Kabupaten Karimun ... 10
3.1 Jumlah Kematian Bayi Kabupaten Karimun tahun 2010-2014 ... 21
3.2 Jumlah Kematian Balita Kabupaten Karimun Tahun 2011-2014 ... 22
3.3 Jumlah Kematian Ibu Kabupaten Karimun Tahun 2011-2014 ... 24
3.4 Jumlah Kasus HIV/AIDS Kabupaten karimun Tahun 2011-2014 ... 29
4.1 Cakupan k1 dan k4 Kabupaten Karimun tahun 2010-2014 ... 37
5.1 Jumlah Posyandu menurut strata 2014 ... 59
DAFTAR TABEL
2.1 Jumlah Penduduk Kabupaten karimun Tahun 2014 ...11
PROFIL KESEHATAN 2014 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pasal 168 ayat (3) Undang-undang No 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa untuk menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan informasi kesehatan yang dilakukan melalui system informasi dan melalui kerjasama lintas sektor dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan pemerintah memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Kesehatan merupakan tanggung jawab bersama setiap individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh kontribusi dari semua sektor, berdasarkan fungsi dan peranannya masing-masing. Tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Setiap individu berkewajiban ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat.
Perwujudan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan melalui upaya kesehatan dengan pendekatan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
PROFIL KESEHATAN 2014 2
penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan.
Indikator peningkatan derajat kesehatan masyarakat Indonesia yaitu adanya penurunan angka kematian bayi, angka kematian ibu dan meningkatnya status gizi masyarakat dan meningkatnya angka harapan hidup waktu lahir.
Pembangunan bidang kesehatan juga menjadi perhatian penting dalam komitmen internasional, yang dituangkan dalam Milenium
Development Goals (MDGs). Dalam MDGs terdapat tujuan yang terkait
langsung dengan bidang kesehatan yaitu target 4 (menurunkan angka kematian anak), target 5 (meningkatkan kesehatan ibu) dan target 6 (memerangi HIV dan AIDS, TB dan Malaria serta penyakit lainnya), serta 2 target lainnya yang tidak terkait langsung yaitu target 1 (menanggulangi kemiskinan dan kelaparan) dan target 7 (memastikan kelestarian lingkungan hidup).
Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2015 memberikan gambaran tentang data situasi dan kondisi kesehatan masyarakat Karimun tahun 2014 dan juga memuat data-data meliputi data untuk indikator hasil, data untuk indikator kinerja, data umum, dan data lain yang diperlukan guna mendukung keberhasilan pembangunan kesehatan.
Profil kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun ini diharapkan dapat bermanfaat dalam mendukung sistem manajemen kesehatan yang lebih baik dalam rangka pencapaian Visi Dinas Kesehatan yaitu “Terwujudnya Kabupaten Karimun Sehat Sejahtera yang Mandiri Melalui Pelayanan Kesehatan yang Prima dan Berkeadilan“ dan selanjutnya dapat
PROFIL KESEHATAN 2014 3
digunakan untuk dasar pembuatan perencanaan Kesehatan pada tahun yang akan datang.
1.2
Tujuan Penyusunan Profil
1.
U m u m
Tersedianya data dan informasi kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2014 yang akurat dan selesai tepat waktu.
2.
K h u s u s
a.
Diketahuinya gambaran keadaan umum, lingkungan fisik, geografi,sosial ekonomi, pendidikan, dan demografi di Kabupaten Karimun tahun 2014.
b.
Diketahuinya visi, misi dan strategi pembangunan kesehatan sertaprogram-program dan target-target tahunan pembangunan kesehatan di Kabupaten Karimun tahun 2014.
c.
Diketahuinya hasil pencapaian pembangunan kesehatan diKabupaten Karimun tahun 2014.
d.
Diketahuinya kinerja pembangunan kesehatan, sumber dayapembangunan kesehatan dan permasalahan pembangunan kesehatan di Kabupaten Karimun tahun 2014.
1.3
Sistematika Penulisan
Profil Kesehatan Kabupaten Karimun disajikan dengan sistematika sebagai berikut :
PROFIL KESEHATAN 2014 4
Menyajikan secara ringkas tentang latar belakang, maksud dan tujuan serta sistematika penyajian Profil Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2014.
BAB II - Gambaran Umum Kabupaten Karimun
Menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Karimun, yang meliputi letak geografis, administratif serta faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor lainnya misalnya kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
BAB III - Situasi Derajat Kesehatan
Menguraikan tentang indikator mengenai angka kematian, angka kesakitan dan angka status gizi masyarakat
BAB IV - Situasi Upaya Kesehatan
Menyajikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan, pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Upaya pelayanan kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan serta upaya pelayanan kesehatan lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun.
PROFIL KESEHATAN 2014 5
BAB V - Situasi Sumber Daya Kesehatan
Menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan dan sumber daya kesehatan lainnya.
BAB VI - Kesimpulan dan Saran
Menggambarkan secara umum tentang hal-hal yang berkaitan dengan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI), pencapaian pembangunan kesehatan, kinerja pembangunan kesehatan, serta saran-saran berupa rekomendasi dalam rangka mengatasi masalah-masalah kesehatan yang ada.
Lampiran
Berisi resume/angka pencapaian Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun yang merupakan Indikator Pencapaian Kinerja Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan tahun 2014 serta disajikan dalam bentuk data terpilah dengan berdasarkan kepada pengarus utamaan gender.
PROFIL KESEHATAN 2014 6
BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1
Sejarah
Karimun pada awalnya berada di bawah kekuasaan kerajaan Sriwijaya hingga keruntuhannya pada abad ke-13, dan pada masa itu pengaruh agama Budha mulai masuk. Hal ini dibuktikan dengan adanya Prasasti di Desa Pasir Panjang. Pada masa itu disebutkan Karimun sering dilalui kapal-kapal dagang hingga pengaruh Kerajaan Malaka (Islam) mulai masuk tahun 1414.
Pada tahun 1511 Malaka jatuh ke tangan Portugis, saat itu Sultan Mansyur Syah yang memerintah memberi larangan pada keturunan rajaraja untuk tinggal di Malaka, dan mendirikan kerajaan-kerajaan kecil, lalu muncullah kerajaan Indrasakti, Indrapura, Indragiri, dan Indrapuri. Sementara itu banyak rakyat Malaka yang tinggal berpencar di pulau-pulau yang berada di Kepulauan Riau termasuk Pulau Karimun. Sejak kejatuhan Malaka dan digantikan perannya oleh kerajaan Johor, Karimun dijadikan basis kekuatan angkatan laut untuk menentang Portugis sejak masa pemerintahan Sultan Mahmud Syah I (1518-1521) hingga Sultan Ala Jala Abdul Jalil Ri’ayat Syah (1559-1591). Pada kurun waktu 1722-1784, Karimun berada dalam kekuasaan Kerajaan Riau-Lingga dan pada masa itu daerah Karimun, terutama Kundur dikenal sebagai penghasil gambir dan penghasil tambang (seperti: timah, granit, dll) dan Karimun berkembang menjadi daerah perdagangan serta mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Raja Ali Haji. Jauh sebelum ditandatanganinya Treaty of
PROFIL KESEHATAN 2014 7 London, Kerajaan Riau-Lingga dan Kerajaan Melayu dilebur menjadi satu sehingga semakin kuat dengan wilayah kekuasaan meliputi.Kepulauan Riau, daerah Johor dan Malaka (Malaysia), Singapura dan sebagian kecil wilayah Indragiri Hilir.
Setelah Sultan Riau meninggal pada tahun 1911, Pemerintah Hindia Belanda menempatkan amir-amirnya sebagai District Thoarden untuk daerah yang besar dan Onder District Thoarden untuk daerah yang agak kecil. Pemerintah Hindia Belanda akhirnya menyatukan wilayah Riau-Lingga dengan Indragiri untuk dijadikan sebuah karesidenan yang dibagi menjadi 2 (dua) Afdelling, yaitu : Afdelling Tanjungpinang dan Afdelling Indragiri. Berdasarkan Surat Keputusan delegasi Republik Indonesia, provinsi Sumatera Tengah tanggal 18 Mei 1950 No. 9/Deprt. menggabungkan diri ke dalam Republik Indonesia dan Kepulauan Riau diberi status daerah Otonom Tingkat II yang dikepalai oleh Bupati sebagai kepala daerah dengan membawahi 4 (empat) kawedanan sebagai berikut :
1. Kawedanan Tanjungpinang meliputi wilayah Kecamatan Bintan Selatan.
2. Kawedanan Karimun meliputi wilayah Kecamatan Karimun, Kundur dan Moro.
3. Kawedanan Lingga meliputi wilayah Kecamatan Lingga, Singkep dan Senayang.
4. Kawedanan Pulau Tujuh meliputi wilayah Kecamatan Jemaja, Siantan, Midai, Serasan, Tambelan, Bunguran Barat dan Bunguran Timur.
Kemudian berdasarkan Surat Keputusan No. 26/K/1965 dengan mempedomani Instruksi Gubernur Riau tanggal 10 Februari 1964 No.
PROFIL KESEHATAN 2014 8 524/A/1964 dan Instruksi No. 16/V/1964 dan Surat Keputusan Gubernur Riau tanggal 9 Agustus 1964 No. UP/247/5/1965, tanggal 15 November 1965 No. UP/256/5/1965 menetapkan terhitung mulai 1 Januari 1966 semua daerah Administratif kawedanan dalam kabupaten Kepulauan Riau dihapuskan.
Pada tahun 1999, berdasarkan UU No. 53 Tahun 1999 Kabupaten Kepulauan Riau dimekarkan menjadi 3 kabupaten, yaitu Kabupaten Kepulauan Riau, Kabupaten Karimun, dan Kabupaten Natuna. Akhirnya, Karimun diresmikan sebagai kabupaten yang berdiri sendiri dengan terdiri dari 3 (tiga) wilayah kecamatan, 6 (enam) kelurahan, dan 24 (dua puluh empat) desa. Selanjutnya, dalam rangka mendekatkan dan meningkatkan pelayanan umum, maka berdasarkan Peraturan Daerah No. 16 Tahun 2001, Kabupaten Karimun dimekarkan menjadi 7 (tujuh) wilayah kecamatan dengan 19 (sembilan belas) kelurahan dan 25 (dua puluh lima) desa dan berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 2 Tahun 2012 tentang Pembentukan Kecamatan, Kelurahan dan Desa di Kabupaten karimun, kini telah menjadi sebuah Kabupaten Otonom yang merupakan gabungan dari 12 (dua belas) Kecamatan dengan 29 (dua puluh sembilan) Kelurahan dan 42 (empat puluh dua) Desa.
2.2
Keadaan Geografi
Secara geografis luas wilayah Kabupaten Karimun merupakan Daerah kepulauan yang mempunyai luas 7.984 kilometer persegi yang terdiri dari wilayah daratan seluas 1.524 kilometer persegi dan wilayah perairan seluas 6.460 kilometer persegi terletak antara 0035’ Lintang Utara
PROFIL KESEHATAN 2014 9 sampai dengan 1010’ Lintang Utara dan 103030’ Bujur Timur sampai dengan 1040 Bujur Timur.
Kabupaten Karimun merupakan sebuah kabupaten kepulauan yang terdiri dari pulau besar dan kecil. Kabupaten Karimun saat ini terdiri dari 249 buah pulau, dimana semua pulau sudah bernama dan hanya sebanyak 54 pulau yang sudah berpenghuni (Data terakhir hasil verifikasi Pemerintah Daerah Kabupaten Karimun). Tiga pulau terbesar di wilayah ini menjadi sentra berbagai kegiatan ekonomi masyarakat dan juga pemukiman penduduk, yaitu Pulau Karimun, Pulau Kundur dan Pulau Moro. Wilayah Kabupaten Karimun berada di antara Kota Batam, Singapura, Malaysia, Kepulauan Riau dan Riau. Hal ini menjadikan Karimun sebagai tempat yang sangat strategis terutama untuk berbagai kegiatan perekonomian.
Batas-batas Kabupaten Karimun yaitu :
1. Utara : Philip Channel Singapura dan Semenanjung
Malaysia
2. Selatan : Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir 3. Barat : Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis dan
Kecamatan Kuala Kampar Kabupaten Pelalawan.
4. Timur : Kota Batam
Secara umum Karimun mempunyai dataran yang datar dan landai dengan ketinggian antara 20 sampai 500 meter dari permukaan laut. Namun ada juga bagian yang berbukit-bukit dengan kemiringan sampai 400 serta ketinggian antara 20 sampai 500 meter. Di Karimun terdapat sebuah gunung yaitu Gunung Jantan yang terdapat di Desa Pongkar Kecamatan Tebing dengan ketinggian 478 meter dan merupakan salah satu sumber mata air di Karimun.
PROFIL KESEHATAN 2014 10
Gambar 2.1 Peta Kabupaten Karimun
2.3
Keadaan Demografi
Pada tahun 2014, kepadatan penduduk Kabupaten Karimun sebesar 152 jiwa per Km2. Penduduk Kabupaten Karimun terpusat di berbagai sentra-sentra ekonomi dan pemerintahan. Beberapa daerah yang cukup banyak dihuni adalah Kecamatan Meral, Kecamatan Karimun dan Kecamatan Kundur.
Data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2014, jumlah penduduk Kabupaten Karimun tercatat sebanyak 232.275 jiwa yang terdiri dari 119.846 penduduk berjenis kelamin laki-laki dan 112.429 penduduk berjenis kelamin perempuan sedangkan Perbandingan banyaknya
PROFIL KESEHATAN 2014 11 penduduk laki-laki dengan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dan waktu tertentu (Rasio Jenis Kelamin) berjumlah 106,60%.
Tabel 2.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Karimun Tahun 2014
KECAMATAN JUMLAH PENDUDUK RASIO
JENIS KELAMIN L P L+P KARIMUN 25,399 24,138 49,537 105.22 MERAL 21,321 19,618 40,939 108.68 TEBING 12,359 11,697 24,056 105.66 BURU 5,070 4,751 9,821 106.71 KUNDUR 15,748 15,536 31,284 101.36 TANJUNG BERLIAN 6,219 5,714 11,933 108.84 KUNDUR BARAT 8,730 8,064 16,794 108.26 MORO 8,983 8,243 17,226 108.98 DURAI 3,171 2,886 6,057 109.88 MERAL BARAT 6,484 5,851 12,335 110.82 UNGAR 2,905 2,781 5,686 104.46 BELAT 3,457 3,150 6,607 109.75 JUMLAH 119,846 112,429 232,275 106.60
2.4
Keadaan Ekonomi Dan Sosial Budaya
Perekonomian adalah salah satu unsur penting dalam kesejahteraan penduduk. Perekonomian yang baik dan mengalami pertumbuhan memberikan sumbangan penting dan berdampak positif pada peningkatan penghasilan masyarakat. Artinya, bila ekonomi semakin berkembang, semakin terbuka pula peluang bagi masyarakat untuk memperoleh penghasilan melalui peran sertanya dalam aktivitas ekonomi. Sebagai salah satu komponen dalam indicator IPM, daya beli merupakan indicator yang
PROFIL KESEHATAN 2014 12 paling sensitive terhadap perubahan yang terjadi. Setiap perubahan kebijakan makro nasional ternyata berdampak terhadap ketatnya perkembangan daya beli masyarakat, kondisi eksternal seperti kebijakan fiscal, moneter serta inflasi (naik turunnya harga barang dan jasa), merupakan factor yang mempengaruhi terhadap naik turunnya daya beli masyarakat. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kinerja pembangunan guna meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sector perekonomian terutama yang berbasis ekonomi kerakyatan.
Menurut sejarah, penduduk asli Kabupaten Karimun adalah suku laut yang berasal dari keturunan Melayu Tua (Proto Melayu). Akan tetapi sejak kedatangan keturunan Melayu Muda (Deutro Melayu), orang-orang Proto Melayu memilih untuk menyingkir dari Karimun karena mereka enggan untuk membaur dengan masyarakat lain. Mereka ada yang berpindah ke daerah pedalaman dan ada pula yang meninggalkan pulau dan hidup mengembara dilautan. Sejak itulah daerah karimun menjadi tempat hidup orang-orang dari kelompok Deutro Melayu, yang selanjutnya lebih dikenal sebagai Suku Bangsa Melayu. Mereka inilah yang dianggap penduduk asli Karimun.
Kehidupan beragama masyarakat Melayu di Kabupaten Karimun berkaitan erat dengan Agama Islam. Berdasarkan data Sensus Penduduk 2010 Agama Islam menjadi Agama terbesar (84,2%) di Kabupaten Karimun. Segala bentuk pola pikir dan perilaku banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam. Namun demikian, masyarakat pemeluk agama lainpun juga hidup secara damai didaerah ini. Beberapa pemeluk agama lain diantaranya pemeluk agama Budha (10,7%), Khatolik (2,41%) dan Protestan (1,1%).
PROFIL KESEHATAN 2014 13
2.4.1 Pendapatan Regional Per Kapita
Berbagai program pembangunan telah dan akan dilaksanakan oleh pemerintah Kabupaten Karimun untuk dapat lebih menggerakkan roda perekonomian di Karimun. Saat ini Kabupaten Karimun memang berusaha melakukan pembangunan yang lebih merata dan menyeluruh ke berbagai aspek kehidupan masyarakat. Tentunya pembangunan ekonomi makro yang dilakukan pemerintah daerah perlu dievaluasi agar dapat mengukur tingkat kemajuan pembangunan yang telah dicapai. Untuk hal tersebut, maka diperlukan beberapa indikator ekonomi.
Salah satu indikator tersebut adalah angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Melalui Produk Domestik Regional Bruto ini dapat dihasilkan indikator-indikator lainnya seperti laju pertumbuhan ekonomi secara umum maupun sektoral. Produk Domestik Regional Bruto per kapita atas dasar harga berlaku, tahun 2013 sebesar Rp. 6.109.17 sedangkan tahun 2014 sebesar Rp. 6.847.81 Produk Domestik Regional Bruto per kapita Atas Dasar Harga Konstan pada tahun 2013 sebesar Rp. 2.511.210.60 dan tahun 2014 Rp. 2.686.366.82. Hal ini menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2014 meningkat dibandingkan tahun 2013.
2.4.2
Masyarakat Miskin
Kemiskinan suatu wilayah dapat diketahui dengan melihat jumlah penduduk miskin, persentase penduduk miskin dan garis kemiskinan Kabupaten/Kota tersebut. Dalam hal ini, kemiskinan
PROFIL KESEHATAN 2014 14 diukur secara makro yakni gambaran kemiskinan secara umum yang tidak dapat menunjukkan siapa dan dimana penduduk yang dimaksud, tapi sangat baik dalam menunjukkan kemiskinan sebagai akibat dari kebijakan pembangunan. Jumlah penduduk miskin mengindikasikan banyaknya penduduk yang berada dibawah garis kemiskinan suatu Kabupaten/Kota berdasarkan batas tertentu.
Jumlah Masyarakat Miskin tahun 2014 yang tercatat di UPTD JPKM yang memiliki SKTM di Kabupaten Karimun sebanyak 2.088 jiwa. (Sumber dari UPTD JPKM Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Tahun 2014).
2.4.3
Pendidikan Penduduk
Penduduk yang berpendidikan dan berkualitas tinggi merupakan aset yang sangat berharga bagi pembangunan daerah tersebut. Melalui suatu sistem pendidikan yang terpadu dan menjangkau seluruh masyarakat baik di kota maupun di desa, maka diharapkan kualitas penduduk di Kabupaten Karimun dapat lebih meningkat.
• Pendidikan Dasar
Seiring dengan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pentingnya pendidikan terutama pendidikan dasar 9 tahun, di Kabupaten Karimun telah banyak berdiri sekolah-sekolah mulai dari taman kanak-kanak, sekolah-sekolah dasar, dan sekolah menengah tingkat pertama. Begitu pula halnya dengan
PROFIL KESEHATAN 2014 15 tenaga pengajar yang juga mengalami peningkatan baik dari segi jumlah maupun mutunya.
Dengan pencanangan wajib belajar 9 tahun, maka setiap siswa yang telah lulus dari sekolah dasar diharuskan/diharapkan melanjutkan ke sekolah menengah tingkat pertama sehingga kualitas dari siswa itu dapat meningkat. Jumlah Sekolah Tingkat Dasar di Kabupaten Karimun Tahun 2014 sebanyak 148 Unit dan jumlah Murid SD sebanyak 26.847 Jiwa dimana 14.067 murid berjenis kelamin laki-laki dan 12.780 murid berjenis kelamin perempuan sedangkan Jumlah sekolah menengah tingkat pertama baik negeri maupun swasta dan madrasah tsanawiyah ada sebanyak 57 unit.
• Pendidikan Menengah Atas
Bila suatu daerah ingin maju dan berkembang, maka penduduk yang berkualitas dan berkemampuan tinggi sangat diperlukan guna mendukung pembangunan daerah tersebut. Untuk itu pendidikan dasar saja belum cukup, tapi masih perlu ditambah lagi dengan pendidikan menengah atas.
• Pendidikan Non-Formal
Dewasa ini persaingan dalam dunia kerja semakin meningkat. Bila seseorang hanya memiliki kemampuan yang terbatas pada pendidikan formal saja, maka dia akan sulit bersaing. Karena itu, selain kemampuan formal dalam dunia kerja dituntut pula kemampuan non formal seperti kemampuan komputer dan berbahasa Inggris.
PROFIL KESEHATAN 2014 16 Di Kabupaten Karimun jumlah Institusi Pendidikan non-formal semakin bertambah jumlahnya mulai dari kursus sampai pendidikan professional. Lembaga-lembaga tersebut menawarkan berbagai jenis kemampuan non-formal yang diperlukan dalam dunia kerja. Pendidikan merupakan titik sentral untuk mengatasi rendahnya kualitas sumber daya manusia khususnya masalah ketenagaan.
2.4.4
Mata Pencaharian Penduduk
Sektor pertanian merupakan sumber utama penghasilan sebagian besar penduduk Kabupaten Karimun yang dikelompokkan kedalam 5 sub sektor, yaitu Tanaman Pangan, Peternakan, Perikanan, Kehutanan, dan Perkebunan.
Diantara kelima sub sektor pertanian yang terdapat di Kabupaten Karimun, sub sektor yang paling menonjol peranannya adalah sub sektor perikanan. Hal ini wajar mengingat kondisi geografis Kabupaten Karimun terdiri atas wilayah lautan yang cukup luas yang kaya akan potensi perikanan dan hasil laut lainnya.
2.4.5
Persentase Penduduk Melek Huruf
Data Penduduk yang melek huruf di Kabupaten Karimun berdasarkan data BPS Tahun 2014 dari penduduk berumur 10 tahun keatas yang berjumlah 203.793 jiwa, terdapat 174.085 jiwa yang penduduk berumur 10 tahun keatas melek huruf dan data tersebut merupakan proporsi dari angka kabupaten. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, persentase laki-laki adalah 85,70 % laki-laki
PROFIL KESEHATAN 2014 17 melek huruf sedangkan perempuan yang melek huruf berkisar 85,13%.
Tabel 2.2
Penduduk Berumur 10 Tahun Ke Atas Yang Melek Huruf Kabupaten Karimun tahun 2014
VARIABEL JUMLAH PERSENTASE
L P L + P L P L + P PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 104.87 8 98.915 203.793 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF
89.880 84.205 174.085 85.70 85.13 85.42
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 22.247 24.217 46.464 21.21 24.48 22.80
b. SD/MI 27.661 26.943 54.604 26.37 27.24 26.79 c. SMP/ MTs 18.896 15.038 33.934 18.02 15.20 16.65 d. SMA/ MA 15.892 13.491 29.383 15.15 13.64 14.42 e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 4.379 4.116 8.495 4.18 4.16 4.17 f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 134 269 403 0.13 0.27 0.20 g. AKADEMI/DIPLOMA III 535 1.478 2.013 0.51 1.49 0.99 h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 2.674 3.847 6.521 2.55 3.89 3.20 i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 267 538 805 0.25 0.54 0.40
2.5
Keadaan Sarana Kesehatan
Penyediaan sarana kesehatan melalui peningkatan jumlah Rumah Sakit, Rumah Bersalin, Balai Pengobatan, Puskesmas, Pustu, Apotek, Pelayanan Kesehatan Swasta dan Posyandu telah menjangkau sebagian besar masyarakat sampai ke desa-desa sehingga sebagian besar penduduk telah mendapatkan pelayanan secara optimal. (Tabel 68)
PROFIL KESEHATAN 2014 18 Keadaan Sarana Kesehatan di Kabupaten Karimun Tahun 2014 adalah sebagai berikut :
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Puskesmas Puskesmas Pembantu
Rumah Sakit Umum Pemerintah RS. TNI
Rumah Sakit Swasta Apotek
Toko Obat
PBF (Pedagang Besar Farmasi) Gudang Farmasi Rumah Bersalin Balai Pengobatan/Klinik Pusling Laut Posyandu Posyandu Lansia Poskesdes / Polindes
Praktek Dokter Perorangan Praktek Dokter Bersama Praktek drg : : : : : : : : : : : : : : : : : : 9 buah 37 buah 1 buah - 1 buah 19 buah 47 buah - buah 1 buah 3 buah 12 buah 3 buah 217 buah 118 buah 67 buah 25 buah 12 buah 6 buah
PROFIL KESEHATAN 2014 19
BAB III
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Penilaian terhadap derajat kesehatan dapat menggunakan beberapa indikator yang mencerminkan kondisi mortalitas (kematian), status gizi dan morbiditas (kesakitan). Pada profil kesehatan Kabupaten Karimun ini, derajat kesehatan masyarakat di Kabupaten karimun digambarkan melalui Angka Mortalitas; terdiri atas Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Morbiditas; Angka Kesakitan beberapa penyakit serta Status Gizi pada balita.
Derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan kesehatan dan ketersediaan sarana dan prasarana, melainkan juga dipengaruhi faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan dan faktor lainnya.
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan selama tahun 2014 maka diperoleh hasil pencapaiannya melalui beberapa indikator untuk derajat kesehatan seperti dibawah ini :
3.1
Angka Kematian (Mortalitas)
Mortalitas atau angka kematian merupakan salah satu diantara tiga komponen proses demografi yang berpengaruh terhadap struktur penduduk selain fertilitas dan migrasi. Tinggi rendahnya tingkat mortalitas di suatu daerah tidak hanya mempengaruhi pertumbuhan penduduk tetapi juga bisa
PROFIL KESEHATAN 2014 20
dijadikan sebagai barometer dari tinggi rendahnya tingkat kesehatan di daerah tersebut.
Kasus kematian terutama dalam jumlah kasus banyak berkaitan dengan masalah sosial, ekonomi, adat istiadat maupun masalah kesehatan lingkungan. Indikator kematian berguna untuk memonitor kinerja pemerintah pusat maupun daerah dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Besar kecilnya tingkat kematian ini dapat merupakan petunjuk atau indikator bagi tingkat kesehatan dan tingkat kehidupan penduduk di suatu wilayah.
3.1.1 Angka Kematian Bayi (AKB) per-1.000 Kelahiran Hidup
Data Kelahiran hidup di Kabupaten Karimun pada tahun 2014 tercatat sebanyak 4.890 kelahiran dan terdapat 45 kasus lahir mati yang terdiri dari 22 bayi laki-laki dan 23 bayi perempuan, angka lahir mati per 1.000 kelahiran berjumlah 9,1 ini didapat dari jumlah lahir mati di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran (hidup + mati) di wilayah dan pada kurun waktu yang sama dikali 1.000 (tabel 4).
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran hidup didapat dari jumlah bayi yang berumur < 1th yang meninggal di suatu wilayah pada kurun waktu tertentu dibagi dengan jumlah kelahiran hidup di wilayah dan pada kurun waktu tertentu dikalikan dengan 1.000. Berdasarkan tabel 5 data jumlah bayi yang mati ada 104 kasus yang terdiri dari 54 bayi laki-laki dan 50 bayi perempuan yang berarti angka kematian bayi tahun 2014 adalah 21,3 per 1.000 kelahiran
PROFIL KESEHATAN 2014 21
hidup. Ini berarti kasus kematian bayi mengalami kenaikan dibanding tahun 2013 dimana Tahun 2013 ada 44 kasus lahir mati dan 76 kasus bayi mati dari 4.753 kelahiran hidup. Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Karimun tahun 2010-2014 dapat dilihat secara rinci dalam grafik dibawah ini :
Gambar 3.1
Jumlah kematian bayi Kabupaten Karimun Tahun 2010-2014
0 20 40 60 80 100 120 Kematian Bayi 72 63 77 76 104 2010 2011 2012 2013 2014
Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat data 5 tahun terakhir jumlah kematian bayi Kabupaten Karimun mengalami Fluktuasi yaitu dari tahun 2010 ke tahun 2011 mengalami penurunan dan meningkat ditahun 2012 ditahun 2013 menurun satu angka sedangkan jumlah kasus kematian bayi di Kabupaten Karimun pada tahun 2014 kembali meningkat secara Signifikan. Penyebab meningkatnya kematian Bayi di Kabupaten Karimun tahun 2014 disebabkan kasus Asiksia, BBLR dan IUFD.
PROFIL KESEHATAN 2014 22
3.1.2
Angka Kematian Balita per-1.000 Kelahiran Hidup
Berdasarkan tabel 5 data jumlah kematian balita yang terjadi di Kabupaten Karimun tahun 2014 tercatat 109 kasus yang terdiri dari 55 balita laki-laki dan 54 balita perempuan dari 4.890 kelahiran hidup, dimana angka kematian Balita 22,3 per 1.000 Kelahiran Hidup. Penyebab terbanyak kematian balita ini disebabkan oleh Asfiksia, BBLR dan Lain-lain. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun 2013 yaitu jumlah kematian 83 kasus balita mati dari jumlah 4.753 kelahiran hidup dengan angka kematian balita 17,5 per 1.000 kelahiran hidup.
Gambar 3.2
Jumlah kematian balita Kabupaten Karimun Tahun 2011-2014
0 20 40 60 80 100 120 AKABA 68 80 83 109 2011 2012 2013 2014
Gambar diatas menunjukkan jumlah kematian balita di Kabupaten karimun tahun 2011-2014 terus mengalami peningkatan terutama di tahun 2014 ini peningkatan kematian balita meningkat sebanyak 26 kasus (13,56%).
PROFIL KESEHATAN 2014 23
3.1.3
Angka Kematian Ibu
Tinggi rendahnya angka maternal mortality dapat dipakai mengukur taraf program kesehatan di suatu Daerah khususnya program kesehatan ibu dan anak. Semakin rendah angka kematian ibu di suatu Daerah menunjukkan tinggi taraf kesehatan Daerah tersebut.
Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu karena peristiwa kehamilan, persalinan dan masa nifas. Berdasarkan tabel 6 diketahui Data Angka kematian ibu pada tahun 2014 sebanyak 13 kasus atau 265,8 per 100.000 Kelahiran Hidup dari 4.890 jumlah lahir hidup. Keadaan ini meningkat jauh jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi kematian ibu sebanyak 7 kasus atau 147,3 per 100.000 Kelahiran Hidup dari 4.753 jumlah lahir hidup. Target Indikator Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun Untuk Angka Kematian Ibu adalah 102 per 1000 kelahiran hidup, dengan begitu AKI tahun 2014 Dikabupaten Karimun Masih tinggi.
PROFIL KESEHATAN 2014 24 Gambar 3.3
Jumlah kematian ibu Kabupaten Karimun Tahun 2011-2014
0 5 10 15 Kematian Ibu 7 7 7 13 2011 2012 2013 2014
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahui jumlah kematian ibu di Kabupaten Karimun dari tahun 2011-2014 mengalami peningkatan di tahun 2014 ini disebabkan karena Eklamsi, Pendarahan, emboli air ketuban dan jantung.
3.2
Angka Kesakitan (Morbiditas)
Morbiditas adalah keadaan sakit; terjadinya penyakit atau kondisi yang mengubah kesehatan dan kualitas hidup. Morbiditas adalah angka kesakitan (insidensi atau prevalensi) dari suatu penyakit yang terjadi pada populasi dalam kurun waktu tertentu. Morbiditas (angka kesakitan) digunakan untuk menggambarkan pola penyakit yang terjadi di masyarakat.
3.2.1
AFP (
Acute Flaccid Paralysis
) Pada Anak Usia <15
Seringkali kita salah memahami istilah lumpuh layu. Kebanyakan masyarakat kita berpendapat bahwa lumpuh layu atau
PROFIL KESEHATAN 2014 25
keadaan dimana persendian tidak dapat digerakkan sebagaimana seharusnya adalah polio.
Lumpuh layu adalah sebuah penyakit dimana persendian tiba-tiba tidak dapat digerakkan, bisa menyebabkan polio tapi belum tentu polio. Lumpuh layu bisa disebabkan oleh penyakit lain, demam misalnya. Si penderita yang tiba-tiba mengidap lumpuh layu, harus segera diperiksa faesesnya ke laboratorium untuk mengetahui adakah bibit penyebab polio di dalam tubuhnya. Polio bisa menyebabkan kelumpuhan permanen bahkan kematian yang sampai sekarang sulit untuk diobati.
Pada tahun 2014 di Kabuaten Karimun, berdasarkan table 18 diketahui ada 3 kasus AFP (6,22%) yaitu terdapat di Kecamatan Karimun, Kecamatan Kundur dan Kecamatan Kundur Utara. Diketahui bahwa target indicator kinerja Dinas Kesehatan Karimun untuk kasus AFP adalah 1 per 100.000 penduduk, ini berarti dapat dilihat bahwa kasus AFP di Kabupaten Karimun tahun 2014 masih tinggi.
3.2.2
Prevalensi Tuberkulosis (TB Paru)
Millenium Development Goals (MDG’s) menjadikan penyakit TB paru sebagai salah satu penyakit yang menjadi target untuk diturunkan, selain malaria dan HIV/AIDS. Pada level nasional berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan penyakit ini, diantaranya melalui program Directly Observed Treatment Shortcourse Chemotherapy (DOTS).
PROFIL KESEHATAN 2014 26
Berdasarkan tabel 7 diketahui Data Jumlah kasus baru TB Paru sebanyak 138 kasus atau 59,41 per 100.000 penduduk yang terdiri dari 66 orang berjenis kelamin laki-laki dan 72 orang berjenis kelamin perempuan, sedangkan kasus lama berjumlah 142 kasus yang terdiri dari 79 orang berjenis laki-laki dan 63 orang berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2014 terdapat 6 Jumlah kematian akibat kasus TB Paru.
3.2.3
Angka Penemuan Kasus Penderita TB Paru BTA(+)
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat data Penyakit TB Paru BTA positif tahun 2014 sebanyak 138 kasus dengan jumlah jenis kelamin laki-laki sebanyak 66 orang dan 72 orang berjenis kelamin perempuan, jika dibandingkan dengan data tahun 2013 kasus TB Paru Positif 142 kasus dan TB Paru klinis sebanyak 1.091 kasus. Dapat dilihat bahwa kasus TB Paru BTA Positif tahun 2014 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan kasus tahun 2013.
3.2.4
Angka Kesembuhan Kasus Penderita TB Paru BTA(+)
Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa data Tahun 2014 jumlah penderita TB Paru BTA(+) yang diobati sebanyak 142 kasus dengan jumlah jenis kelamin laki-laki sebanyak 79 orang dan 63 orang berjenis kelamin perempuan dan Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA(+) di Kabupaten Karimun tahun 2014 sebesar 70,42%, jika dibandingkan dengan tahun 2013 angka kesembuhan penderita TB
PROFIL KESEHATAN 2014 27
Paru BTA(+) sebesar 73,33% berarti mengalami penurunan di tahun 2014 dan masih jauh dari target yang diinginkan sebesar 85 %.
3.2.5
Pneumonia Balita
Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa Perkiraan (sasaran) Penderita kasus Pneumonia pada balita di Kabupaten Karimun Tahun 2014 sebanyak 2.986 kasus dengan jumlah penderita berjenis kelamin laki-laki sebanyak 1.542 orang dan 1.446 berjenis kelamin perempuan dan realisasi tahun 2014 penderita Pneumonia yang ditemukan dan ditangani sebanyak 853 atau 28,6 % dimana wilayah Kecamatan Meral yang paling banyak ditemukan kasus pnemonia yaitu sebanyak 594 Balita (112,8%), ini dikarenakan Puskesmas Meral memiliki Program MTBS nya yang sudah berjalan dengan baik dan adanya perbedaan Definisi Operasional (DO) antara Program dengan pendidikan kedokteran. Kasus Pnemonia di tahun 2014 ini mengalami penurunan kasus dibandingkan tahun 2013 yaitu terdapat 2.992 jumlah perkiraan penderita Pneumonia balita dan yang ditangani sebanyak 1.107 kasus atau 37,0%.
3.2.6
Penyakit HIV / AIDS
HIV merupakan singkatan dari “human immunodeficiency
virus”. HIV merupakan retrovirus yang menjangkali sel-sel system
kekebabalan tubuh manusia (terutama CD4 positive T-sel dan macrophages komponen-komponen utama system kekebalan sel), dan menghancurkan atau mengganggu fungsinya. Infeksi virus ini
PROFIL KESEHATAN 2014 28
mengakibatkan terjadinya penurunan system kekebalan yang terus-menerus, yang akan mengakibatkan defesiensi kekebalan tubuh.
AIDS adalah singkatan dari “acquired immunodeficiency
syndrome” dan menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang
terkait dengan menurunnya system kekebalan tubuh. Infeks HIV merupakan penyebab AIDS. Tingkat HIV dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu merupakan indicator bahwa infeksi HIV telah berkembang menjadi AIDS.
Penyakit HIV/AIDS telah sejak lama menyita perhatian berbagai kalangan. Kasus penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh ini, senantiasa meningkat dari tahun ke tahun. Berbagai upaya penanggulangan telah ditempuh, namun tidak mampu membendung peningkatan kasus yang terjadi. Permasalahan ini tidak dapat dipungkiri berkaitan dengan mobilitas penduduk yang meningkat pesat disertai peningkatan perilaku seksual yang tidak aman dan penggunaan NAPZA suntik makin meluas.
Berdasarkan data tabel 11 dapat dilihat bahwa data Kasus pengidap HIV pada tahun 2014 sebanyak 77 kasus HIV dengan jumlah penderita berjenis kelamin laki-laki sebanyak 39 orang dan 38 orang berjenis kelamin perempuan dan diketahui 28 kasus AIDS dengan penderita berjenis kelamin lak-laki sebanyak 10 orang dan 18 orang berjenis kelamin perempuan, sedangkan tahun 2013 terdapat 84 kasus HIV dan 39 kasus AIDS sehingga kasus HIV dan AIDS mengalami penurunan dibanding tahun 2013. Dari tabel 11
PROFIL KESEHATAN 2014 29
dapat dilihat Jumlah tingkat kematian akibat AIDS pada tahun 2014 terjadi sebanyak 8 kasus dengan 2 orang berjenis kelamin laki-laki dan 6 orang berjenis kelamin perempuan.
GAMBAR 3.4
Jumlah Kasus HIV/AIDS kabupaten Karimun tahun 2011-2014
0 50 100 150 HIV AIDS HIV 121 137 84 77 AIDS 49 68 39 28 2011 2012 2013 2014
Gambar diatas menjelaskan bahwa Jumlah kasus HIV/AIDS Kabupaten Karimun tahun 2011 ke 2012 mengalami peningkatan namun menurun jumlah kasus di tahun 2013 hingga 2014 saat ini.
3.2.7
Darah Donor Diskrining terhadap HIV
Berdasarkan data pada tabel 12 dapat dilihat Jumlah pendonor darah pada tahun 2014 di Kabupaten Karimun yaitu sebanyak 4.670 pendonor dengan 4.170 orang berjenis kelamin laki-laki dan 500 orang berjenis kelamin perempuan sedangkan sampel darah yang diperiksa sebanyak 4.500 sampel atau 96.36 % dan yang dinyatakan positif HIV sebanyak 5 kasus atau 0,11 % berjenis kelamin laki-laki.
PROFIL KESEHATAN 2014 30
3.2.8
Kasus Diare Ditangani
Diare dapat diartikan suatu kondisi buang air besar yang tidak normal yaitu lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi pada lambung atau usus.
Penyebab timbulnya diare adalah gangguan makanan yang tidak dapat diserap dan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rogga usus. Akibat dari diare adalah kehilangan air dan elektrolit yang mengakibarkan gangguan asam basa, gangguan gizi, hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.
Tingkat kematian akibat diare dapat diturunkan dengan adanya tata laksana yang tepat dan cepat, diantaranya melalui pelatihan petugas yang diintegrasikan dengan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit). Selain itu juga dapat dilakukan pengamatan tatalaksana diare di puskesmas sentinel. Berdasarkan tabel 13 dapat dilihat bahwa Jumlah kasus diare yang ditemukan pada tahun 2014 berjumlah 4.971 kasus serta kasus diare yang ditangani sebanyak 3.151 kasus atau 63.4 % sedangkan pada tahun 2013 kasus diare sebanyak 5.046 kasus dan kasus diare yang ditangani sebanyak 3.524 atau 69,8 %, jika dibandingkan dengan tahun 2013 ini berarti terjadi penurunan dalam kasus diare yang terjadi di Kabupaten Karimun.
PROFIL KESEHATAN 2014 31
3.2.9
Kusta
Penyakit kusta atau lepra (leprosy) atau disebut juga dengan Morbus Hansen, adalah sebuah penyait infeksi menular kronis yang disebabkan oleh bakteri Mycobecterium leprae. Indonesia dikenal sebagai satu dari tiga Negara yang paling banyak memiliki penderita kusta. Dua Negara lainnya adalah India dan Brazil.
Mekanisme penularan yng tepat belum diketahui. Beberapa hipotesis telah ditemukan seperti adanya kontak dekat dan penularan dari udara. Dan diduga factor genetika juga ikut berperan, setelah melalui penelitian dan pengamatan pada kelompok penyakit kusta dikeluarga tertentu. Belum diketahui pula mengapa dapat terjadi tipe kusta yang berbeda pada setiap individu.
Kelompok yang berisiko tinggi terkena kusta adalah yang tinggal di daerah endemic dengan kondisi yang buruk seperti tempat tidur yang tidak memadai, air yang tidak bersih, asupan gizi yang buruk, dan adanya penyertaan penyakit lain seperti HIV yang dapat menekan system imun. Pria memiliki tingkat terkena kusta dua kali lebih tinggi dari wanita.
Berdasarkan tabel 16 dan 17 dapat dilihat bahwa Di Kabupaten Karimun Jumlah kasus kusta tahun 2014 terdapat 5 kasus Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah ≥ 15 tahun atau 0,2 per 10.000 penduduk, sedangkan data tahun 2013 terdapat 7 kasus. Berarti tahun ini kasus kusta mengalami penurunan.
PROFIL KESEHATAN 2014 32
3.2.10
Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat
Dari tabel 17 dapat dilihat bahwa Pada tahun 2014 di Kabupaten Karimun tidak terdapat kasus penderita Pausi Basiler (PB)/ Kusta Kering sedangkan penderita kusta (MB) sebanyak 2 kasus dimana 1 orang berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang berjenis kelamin perempuan. Untuk tahun 2013 persentase penderita kusta selesai berobat kasus kusta MB sebanyak 7 Kasus.
3.2.11
Kasus Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I)
Berdasarkan table 19 dan 20 Data Kasus PD3I pada tahun 2014 terdapat 1 kasus Tetanus Neonatorum dan campak sebanyak 15 kasus dimana berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 kasus dan 9 kasus berjenis kelamin perempan. Sedangkan tahun 2013 hanya campak sebanyak 14 kasus.
3.2.12
Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD)
Berdasarkan tabel 21 diketahui Data laporan yang diperoleh dari tiap-tiap puskesmas di Kabupaten Karimun jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) pada tahun 2014 sebanyak 390 kasus terdiri dari 229 orang berjenis kelamin laki-laki dan 161 orang berjenis kelamin perempuan dan jumlah yang ditangani sebanyak 390 kasus (100 %). Angka Kesakitan DBD 167,9 per 100.000 penduduk, Jumlah ini mengalami peningkatan kasus sangat drastis jika dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah kasus DBD 84 kasus
PROFIL KESEHATAN 2014 33
dan jumlah yang ditangani 84 kasus (100 %) atau 35.6 per 100.000 penduduk.
3.2.13
Angka Kematian Demam Berdarah Dengue (DBD)
Dari tabel 21 juga dapat dilihat bahwa Angka kematian yang diakibatkan oleh DBD yaitu 8 kasus yang terdapat di puskesmas Tg. Balai berjumlah 4 orang puskesmas Tebing 2 orang, Puskesmas Meral 1 Orang dan puskesmas Kundur berjumlah 1 orang, sedangkan pada tahun 2013 angka kematian DBD 2 kasus yang terdapat di Puskesmas Tg. Balai dan Puskesmas Buru.
3.2.14
Angka Kesakitan Malaria per-1.000 penduduk
Berdasarkan tabel 22 diketahui jumlah kasus malaria pada tahun 2014 dengan sediaan pemeriksaan darah positif sebanyak 14 kasus terdiri dari 12 laki-laki dan 2 perempuan, dimana angka kesakitan yaitu 0,06 per 1.000 penduduk. Kabupaten Karimun merupakan daerah endemis malaria, kasus ini menurun jika dibanding dengan tahun 2013 dimana kasus malaria dengan penderita positif sebanyak 22 kasus dengan angka kesakitan 0.1 per 1000 penduduk. Target indicator kinerja dinas kesehatan kabupaten karimun untuk angka kesakitan malaria adalah 1 per 1000 penduduk.
PROFIL KESEHATAN 2014 34
3.2.15
Angka Kematian Malaria
Pada tahun 2014 ini tidak terdapat kasus kematian akibat kasus Malaria di Kabupaten Karimun.
3.2.16
Kasus Penyakit Filariasis Ditangani
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa cacing filaria, yang terdiri dari 3 spesies yaitu Wuchereria bancrofti,
Brugia malayi dan Brugia timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan
limfe (getah bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan menetap di jaringan limfe sehingga menyebabkan pembengkakan di kaki, tungkai, lengan dan organ vital.
Berdasarkan tabel 23 diketahui Pada tahun 2014 terdapat 2 jumlah kasus baru penderita Filariasis sehingga jumlah keseluruhan kasus Filariasis terdapat 3 Kasus dimana 2 orang berjenis kelamin laki-laki dan 1 orang berjenis kelamin perempuan.
3.3
Status Gizi
3.3.1
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)
Dari tabel 37 dapat dilihat Jumlah bayi lahir hidup di Kabupaten Karimun pada tahun 2014 yaitu 4.890 bayi dimana jumlah bayi berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2.572 dan bayi perempuan 2.318. Bayi yang ditemukan dengan berat badan lahir
PROFIL KESEHATAN 2014 35
rendah yaitu ada 172 bayi yang berarti 3.5 % dari jumlah bayi lahir hidup yaitu 76 berjenis kelamin laki-laki dan 96 berjenis kelamin perempuan. Dibandingkan tahun 2013 angka ini mengalami peningkatan, pada tahun 2013 bayi yang ditemukan dengan berat badan lahir rendah berjumlah 141 bayi atau 3.0 %.
3.3.2
Balita Dengan Gizi Buruk
Balita yang mengalami gizi buruk berdasarkan BB/U pada tahun 2014 diwilayah Kabupaten Karimun terdapat 204 balita berdasarkan jumlah balita ditimbang sebanyak 222.814 balita dimana Puskesmas Tg.Balai merupakan angka tertinggi untuk kasus balita gizi buruk (41 Kasus) disusul dengan puskesmas Meral (35 kasus) dan Puskesmas Moro (29 Kasus).
PROFIL KESEHATAN 2014 36
BAB IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN
4.1
Pelayanan Kesehatan Dasar
Pelayanan kesehatan dasar meliputi pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan masyarakat. Pelayanan kesehatan perorangan yang ditujukan untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan keluarga. Selanjutnya pelayanan kesehatan masyarakat ditujukan untuk memelihara dan meingkatkan kesehatan serta mencegah penyakit suatu kelompok dan masyarakat. Pemerintah daerah bertugas menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara bertanggung jawab, aman, bermutu dan merata serta nondiskriminatif.
Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil dan merata merupakan gambaran pelayanan kesehatan yang sesuai dengan Visi Masyarakat Sehat Yang Mandiri dan Berkeadilan, untuk mewujudkan hal tersebut di Kabupaten Karimun telah tersedia sarana pelayanan kesehatan yang tersebar di seluruh kecamatan sampai ke desa-desa, baik sarana pelayanan kesehatan pemerintah maupun sarana pelayanan kesehatan swasta.
Upaya yang telah dilaksanakan Dinas Kesehatan Kabupaten Karimun tahun 2014 dalam memberikan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dapat diketahui dari uraian sub indikator berikut :
4.1.1 Kunjungan Ibu Hamil (K1 dan K4)
K1 adalah kunjungan pertama ibu hamil ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal yang
PROFIL KESEHATAN 2014 37
dilakukan pada trisemester pertama kehamilan. Selanjutnya K4 adalah kunjungan ibu hamil untuk mendapatkan pelayanan antenatal miniml 4 kali, yaitu 1 kali pada trisemster pertama kehamilan, 1 kali pada trisemester kedua kehamilan dan 2 kali pada trisemester ketiga.
Berdasarkan tabel 29 dapat diketahui Persentase cakupan pelayanan K1 tahun 2014 sebesar 5.402 ibu hamil (95.3 %) dan K4 sebesar 4.829 ibu hamil (85.2 % ) dari jumlah 5.671 ibu hamil sedangkan tahun 2013 pelayanan K1 91.1 % sedangkan K4 83,9 % dari 5.677 ibu hamil sehingga jumlah kunjungan ibu hamil (K1 dan K4) pada tahun 2014 meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013.
Gambar 4.1
Cakupan K1 dan K4 Kabupaten Karimun tahun 2010-2014
4200 4400 4600 4800 5000 5200 5400 5600 K1 K4 K1 5119 5308 5173 5402 K4 4861 4647 4763 4829 2011 2012 2013 2014
Berdasarkan gambar diatas dapat diketahuai bahwa cakupan K1 dan K4 dari tahun 2011 hingga 2012 mengalami peningkatan
PROFIL KESEHATAN 2014 38
sedangkan ditahun 2013 cakupan K1 mengalami penurunan dan meningkat kembali di tahun 2014.
4.1.2
Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang kompoten. Tenaga kesehatan yang kompoten yang dimaksud antara lain dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan bidan.
Dari tabel 29 juga dapat diketahui Jumlah persalinan di Kabupaten Karimun tahun 2014 yaitu sebanyak 5.402 persalinan. Dari jumlah tersebut, persalinan yang telah ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 4.902 persalinan (90.7 %) yang terbanyak di Kecamatan Karimun. Jika dibandingkan dengan target program KIA yang telah ditentukan untuk tahun 2014 yaitu sebesar 92 %, maka pencapaian jumlah persalinan yang ditolong tenaga kesehatan tersebut sudah melebihi target. Namun jika dibandingkan dengan target MDG’s 2015 yaitu 95%, berarti belum mencapai target. Hal ini disebabkan karena sistem pencatatan yang sudah baik, penyebaran tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan, sarana penunjang yang sudah cukup mendukung untuk melakukan kegiatan pada setiap saat sehingga jika dibandingkan dengan tahun 2013 dimana sebanyak 5.421 persalinan dan yang telah ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 4.745 persalinan (87.5 %) maka semakin meningkat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Karimun.
PROFIL KESEHATAN 2014 39
4.1.3
Pelayanan Ibu Nifas
Pelayanan nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari paska persalinan oleh tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas diperlukan pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan kunjungan minimal 3 kali dengan distribusi waktu yang telah ditentukan. Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan sampai 7 hari, kunjungan nifas ke dua (KF2) dilakukan minggu kedua setelah persalinan dan kunjungan nifas ke tiga (KF3) dilakukan minggu keenam setelah persalinan. Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan bersamaan pada kunjungan bayi (KB1).
Dari tabel 29 diketahui Pelayanan kesehatan ibu nifas tahun 2014 yaitu sebanyak 4.454 (82,5%) ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan dan kunjungan yang tertinggi terdapat di Kecamatan Karimun Puskesmas Tg. Balai sebanyak 987 ibu nifas (85.9 %). Sedangkan tahun 2013 jumlah ibu nifas yang mendapat pelayanan kesehatan berjumlah 4.207 (90,2%).
4.1.4 Imunisasi TT Ibu Hamil
Dari tabel 30 dapat dilihat pada tahun 2014, dari jumlah ibu hamil sebanyak 5.671 ibu, yang mendapatkan imunisasi Tetanus Toxoid (TT-1) sebanyak 799 orang (14.1 %), TT-2 sebanyak 1.221 orang (21.5 %), TT-3 sebanyak 1.329 orang (23.4), TT-4 sebanyak
PROFIL KESEHATAN 2014 40
792 orang (14.0 %), TT-5 sebanyak 519 orang (9.2 %) dan TT2+ sebanyak 3.861 orang (68.1 %).
4.1.5
Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe
Pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil bertujuan untuk mencegah terjadinya anemia gizi selama kehamilan dan mencegah perdarahan pada proses persalinan. Berdasarkan tabel 32 Pencapaian cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe) tahun 2014 sebanyak 5.402 (95.26 %) untuk Fe1 (30 Tablet) dan 4.829 (85.15 %) untuk Fe3 (90 Tablet), sedangkan pada tahun 2013 pencapaian sebanyak 5.173 (91,12%) untuk Fe1 dan 4.763 (83,90%) untuk Fe3, ini menunjukkan bahwa pencapaian cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe) pada tahun 2014 meningkat disbanding tahun 2013.
4.1.6
Komplikasi Kebidanan yang Ditangani
Berdasarkan tabel 33 diketahui Ibu hamil risiko tinggi/komplikasi yang ditangani oleh tenaga medis berjumlah 731 orang (64.5 %) dari jumlah 1.134 sasaran ibu hamil yang berisiko tinggi/komplikasi. Pada tahun 2013 Bumil komplikasi kebidanan yang ditangani sebanyak 711 orang (62,7%) dari jumlah 1.135 sasaran ibu hamil yg berisiko tinggi. Target kinerja program Dinas Kesehatan untuk tahun 2014 adalah 73% dan target SPM Nasional 80%, ini berarti komplikasi kebidanan yang ditangani di Kabupaten Karimun belum mencapai target.
PROFIL KESEHATAN 2014 41
4.1.7
Neonatus dengan Komplikasi Ditangani
Dari perkiraan sasaran Neonatal dengan komplikasi ditangani yaitu 734 neonatal, yang ditangani pada tahun 2014 yaitu sebanyak 259 (35.3 %) sedangkan pada tahun 2013 sebanyak 602 kasus neonatus komplikasi yang ditangani (53,9%).
4.1.8
Pemberian Vitamin A pada Bayi, Anak Balita dan Ibu Nifas
Berdasarkan tabel 44 dapat diketahui Cakupan vitamin A pada bayi yaitu berjumlah 4.896 bayi (94.92 %) yang terdiri dari 2.510 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 2.386 bayi berjenis kelamin perempuan dari 5.158 jumlah bayi. Sedangkan anak balita yang mendapat vitamin A berjumlah 19.214 anak balita (77.77 %) yang terdiri dari 9.886 anak balita berjenis kelamin laki-laki dan 9.328 anak balita berjenis kelamin perempuan dari 24.705 jumlah anak balita.Ibu nifas yang mendapat vitamin A sebanyak 4.868 orang (90.11%) dari jumlah 5.402 ibu nifas.
4.1.9
Peserta KB Aktif menurut Jenis Kontrasepsi
Dari tabel 34 diketahui data Pada Tahun 2014 persentase Peserta KB Aktif yaitu jenis IUD (2,4 %), MOP (0,1 %), MOW (2.2 %), Implan (4,7 %), Suntik (53.3 %), Pil (35.7 %), Kondom (1,5 %). Dari uraian tersebut dapat dilihat bahwa masih tetap pengguna KB Jenis Suntik dan Pil paling diminati oleh masyarakat di wilayah Kabupaten Karimun.
PROFIL KESEHATAN 2014 42
4.1.10
Peserta KB Baru menurut Jenis Kontrasepsi
Berdasarkan tabel 35 dapat diketahui Persentase peserta KB baru Tahun 2014 diwilayah Kabupaten Karimun yaitu IUD (2.5 %), MOP (0,0 %), MOW (1,9%), Implan (3.6 %), Suntik (66,4 %), Pil (19,6 %), Kondom (1,5 %). Sama halnya dengan peserta KB Aktif, pengguna KB Baru mayoritas memilih jenis KB Suntik dan KB Pil.
4.1.11
Peserta KB Baru dan KB Aktif
Dari tabel 36 dapat diketahui Jumlah peserta KB Baru ditahun 2014 ini sebanyak 5.686 orang (13.0 %) dan peserta yang tertinggi yaitu peserta dari Kecamatan Karimun dan peserta KB Aktif sebanyak 32.993 orang (75.4 %) dari jumlah 43.773 Pasangan Usia Subur. Sedangkan di tahun 2013 sebanyak 4.158 orang (9,5%) peserta KB baru dan 29.635 orang (67,7%) peserta KB aktif. Target SPM Kabupaten dan Nasional adalah 70% cakupan peserta KB aktif, hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Karimun sudah mencapai target untuk cakupan Peserta KB aktif.
4.1.12
Kunjungan Neonatus
Bayi sampai umur kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut antara lain melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari (KN1) dan satu kali pada umur 8-28 hari (KN2).
PROFIL KESEHATAN 2014 43
Berdasarkan tabel 38 diketahui pada tahun 2014 Kunjungan Neonatus 1 kali (KN1) sebanyak 4.880 bayi (94.6 %) dengan jumlah bayi berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2.565 bayi dan 2.315 bayi berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) sebanyak 4.603 bayi (89.2 %) yang terdiri dari 2.372 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 2.231 bayi berjenis kelamin perempuan dari jumlah sasaran bayi sebanyak 5.158 bayi. Pada tahun 2013 KN1 sebanyak 4.728 bayi (91,6%) dan KN3 4.200 bayi (81,4%).
4.1.13
Desa/Kelurahan “
Universal Child Immunization
” (UCI)
Berdasarkan data yang diperoleh pada tahun 2014 pada tabel 41 dari 71 desa/kelurahan,terdapat 67 desa/kelurahan UCI atau 94,4% dan pada tahun 2013 dari 54 desa/kelurahan terdapat 51 desa/kelurahan UCI (94,4%). Target kinerja Dinas kesehatan dan target SPM Nasional adalah 100% ini berarti Kabupaten Karimun belum mencapai target cakupan desa/kelurahan UCI.4.1.14
Cakupan Imunisasi Bayi
Berdasarkan tabel 42 dapat diketahui Persentase Cakupan Imunisasi Hb<7 Hari dan BCG pada bayi pada tahun 2014 yaitu untuk Hb<7 hari sebanyak 84.22 % dengan jumlah bayi yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 2.288 bayi dan 2.056 bayi berjenis kelamin perempuan. Sedangkan untuk Imunisasi BCG dapat diketahui sebanyak 91,82 % yang terdiri dari 2.439 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 2.297 bayi berjenis kelamin perempuan.
PROFIL KESEHATAN 2014 44
Dari table 43 di ketahui imunisasi DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 pada bayi berjumlah 4.813 (98%) dimana 2.465 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 2.348 bayi berjenis kelamin perempuan dan imunisasi Polio4 sebanyak 97,48 % yang terdiri dari 2.449 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 2.318 bayi berjenis kelamin perempuan sedangkan imunisasi campak sebanyak 4.825 bayi (98,67%) dimana 2.534 bayi berjenis kelamin laki-laki dan 2.291 bayi berjenis kelamin perempuan.
4.1.15
Bayi yang mendapat ASI Eksklusif
Dari tabel 39 dapat diketahui Persentase pemberian ASI Eksklusif terhadap bayi di Kabupaten Karimun tahun 2014 yaitu 39.4% dimana wilayah kecamatan Karimun dengan jumlah bayi yang diberi ASI Ekslusif paling tinggi. Angka ini masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target nasional yaitu 80 %. Tidak tercapainya pemberian ASI Ekslusif dikarenakan pertama faktor perilaku masyarakat yang beranggapan bila bayi menangis menandakan bahwa bayinya lapar dan harus diberi makan, kedua karena dengan pemberian ASI eksklusif, bayi tidak dapat ditinggal kerja (wanita karier). Pada tahun 2013 sebanyak 34,9% bayi yang mendapat ASI Eksklusif.
4.1.16
Balita Ditimbang Di Posyandu
Berdasarakan tabel 47 jumlah Balita di laporkan pada tahun 2014 sebanyak 29.863 balita sedangkan balita yang ditimbang sebanyak 18.559 balita (62.1 %) yang terdiri dari 9.524 balita
PROFIL KESEHATAN 2014 45
berjenis kelamin laki-laki dan 9.035 balita berjenis kelamin perempuan dan yang dinyatakan Bawah Garis Merah (BGM) yaitu sebanyak 90 balita (0,5 %) yang terdiri dari 42 balita berjenis kelamin laki-laki dan 48 balita berjenis kelamin perempuan dan yang dinyatakn Bawah Garis Merah tertinggi terdapat di Kecamatan Karimun Puskesmas Tg.Balai.
4.1.17
Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan
Berdasarkan tabel 48 dapat diketahui bahwa Jumlah balita dari keluarga miskin di Kab. Karimun tahun 2014 yang menderita gizi buruk yaitu 15 balita dimana Wilayah Kecamatan Karimun menduduki Tingkat pertama yaitu sebanyak 3 balita yang terdiri dari 3 orang balita berjenis kelamin laki-laki dan balita gizi buruk yang mendapat perawatan sebanyak 15 balita (100 %).
4.1.18
Pelayanan Anak Balita
Dari tabel 46 dapat diketahui Anak balita yang mendapatkan pelayanan kesehatan (minimal 8 kali) yaitu sebanyak 9.763 anak balita yang terdiri dari 5.041 anak balita berjenis kelamin laki-laki dan 4.722 anak balita berjenis kelamin perempuan dari 24.705 jumlah keseluruhan anak balita di wilayah Kabupaten Karimun tahun 2014.
PROFIL KESEHATAN 2014 46
4.1.19
Penjaringan Kesehatan Siswa SD
Dari tabel 49 dapat dilihat bahwa Penjaringan Kesehatan untuk siswa SD dan Setingkat di wilayah Kabupaten Karimun Tahun 2014 sebanyak 4.983 siswa dan yang mendapat pelayanan Kesehatan sebanyak 4.893 siswa yang berjenis kelamin laki-laki terdiri dari 2.602 siswa dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 2.291 siswa.
4.1.20
Pelayanan Kesehatan Usila
Dari tabel 52 diketahui Jumlah Usila atau Usia Lanjut yang berkisar umur 60 tahun+ di Kabupaten Karimun pada tahun 2014 yaitu berjumlah 19.470 jiwa yang terdiri dari 9.698 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 9.772 jiwa berjenis kelamin perempuan, sedangkan yang mendapatkan pelayanan Kesehatan yaitu 2.451 jiwa (12,59 %).
4.1.21
Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang Harus Diberikan
Pelayanan Kesehatan (RS) di Kab/Kota
Dari tabel 69 dapat diketahui bahwa Kabupaten Karimun sampai saat ini hanya memiliki dua rumah sakit yaitu Rumah Sakit Bhakti Timah (swasta) dan RSUD Kabupaten Karimun dan kedua rumah sakit tersebut memiliki 4 pelayanan kesehatan spesialis dasar (100%).
4.1.22
Desa/Kelurahan Terkena KLB yang ditangani <24 jam
Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya suatu wabah penyakit. Berdasarkan data yang perolehPROFIL KESEHATAN 2014 47
dilihat dari tabel 28 pada tahun 2014 di Kabupaten Karimun terdapat 30 desa/ kelurahan yang terkena KLB dan 30 desa/kecamatan telah ditangani <24 jam (100%).
4.1.23
Penderita dan Kematian pada KLB
Data dari tabel 27 diketahui pada tahun 2014 penderita KLB jenis DBD dengan jumlah penderita 316 orang yang terdiri dari 181 orang berjenis kelamin laki-laki dan 135 orang berjenis kelamin perempuan. Jumlah kematian pada KLB jenis DBD sebanyak 8 orang dimana 4 orang berjenis kelamin laki-laki dan 4 orang berjenis kelamin perempuan.
4.1.24
Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap
Berdasarkan tabel 50 dapat diketahui bahwa Data Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas masih rendah, cakupan pencabutan gigi tetap sebanyak 2.266, jumlah rasio Kabupaten Karimun 0,0.
4.1.25
Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut pada Anak SD dan
Setingkat
Dilihat dari tabel 51 Data Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut pada anak SD dan Setingkat masih rendah, yaitu sebanyak 4.162 anak diperiksa (15,5 %) terdiri dari 2.227 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 1.935 siswa berjenis kelamin perempuan, sedangkan yang perlu mendapat perawatan sebanyak 2.689 dan yang mendapat perawatan berjumlah 475 murid (17.7 %) dengan murid berjenis kelamin laki-laki berjumlah 256 dan 219 siswa berjenis kelamin
PROFIL KESEHATAN 2014 48
perempuan. Pemeriksaan murid SD/MI belum dilaksanakan sepenuhnya oleh petugas kecamatan atau belum menjadi perhatian khusus dan masyarakat belum memahami atau pola pikir yang salah sehingga kegiatan pelayanan kesehatan dasar gigi dan UKGS ini kurang dilaksanakan atau petugas yang melayani kesehatan gigi di puskesmas tidak melakukan panyuluhan/pemeriksaan gigi ke sekolah-sekolah dan petugas tidak/kurang melaporkan hasil kegiatan, sehingga data mengenai persentase Murid Sekolah Dasar dan Setingkat Yang Mendapat Pemeriksaan Gigi dan Mulut masih masih rendah.
4.2
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan
4.2.1
Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Pra Bayar
Dari tabel 53 diketahui Pada tahun 2014 jumlah Peserta Jaminan Kesehatan Pra Bayar di wilayah Kabupaten Karimun yaitu sebanyak 138.464 peserta (59.61 %) dengan peserta berjenis kelamin laki-laki sebanyak 70.878 jiwa dan 67.586 jiwa berjenis kelamin perempuan dari 232.275 jumlah penduduk di Kabupaten Karimun.
4.2.2
Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap di Sarana Pelayanan
Kesehatan
Berdasarkan tabel 54 diketahui Kunjungan rawat jalan di puskesmas sebanyak 124.496 kunjungan yang terdiri dari 52.568 jiwa berjenis kelamin laki-laki dan 71.928 jiwa berjenis kelamin perempuan, RSUD Karimun sebanyak 33.065 kunjungan dengan