Perekonomian Aceh Triwulan I-2016 yang diukur berdasarkan Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp32,97 triliun atau sebesar US$2,44 milyar. Sementara itu PDRB tanpa migas adalah sebesar Rp31,82 triliun atau sebesar US$2,35 milyar.
Ekonomi Aceh dengan migas triwulan I-2016 bila dibandingkan triwulan I-2015 (y-on-y) tumbuh sebesar 3,66 persen jauh lebih baik dari pada periode yang sama tahun 2015 yang turun 1,93 persen. Sementara pertumbuhan y-on-y tanpa migas adalah sebesar 3,96 persen, melambat dari periode yang sama tahun 2015 yang sebesar 4,11 persen. Dari sisi produksi pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan usaha Konstruksi sebesar 15,33 persen. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi ada di komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto sebesar 8,17 persen.
Ekonomi Aceh Triwulan I-2016 dibandingkan triwulan IV-2015 (q-to-q) turun 0,99 persen dengan migas dan turun 2,10 persen tanpa migas. Dari sisi produksi, penurunan ini terutama disebabkan oleh menurunnya nilai tambah Konstruksi sebesar 10,97 persen. Dari sisi pengeluaran disebabkan oleh menurunnya Pengeluaran Konsumsi Pemerintah sebesar 53,42 persen.
Grafik 1. Pertumbuhan Beberapa Lapangan Usaha Triwulan I-2016 (y on y)
No. 22/05/Th.XIX, 4 Mei 2016
P
ERTUMBUHAN
E
KONOMI
A
CEH
T
RIWULAN
I
T
AHUN
2016
EKO
NOMI
ACEH
TRIWULAN
I
TAHUN
2016
DENGAN
MIGAS
NAIK
3,66
PERSEN,
TANPA
MIGAS
TUMBUH
3,96
PERSEN
A.
PDRB MENURUT LAPANGAN USAHA
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan I-2015 (y-on-y)
Ekonomi Aceh pada triwulan I-2016 Ekonomi Aceh dengan migas mengalami pertumbuhan sebesar 3,66 persen bila dibandingkan triwulan I-2015 (y-on-y). Dengan mengeluarkan migas, pertumbuhan ekonomi Aceh secara y on y sebesar 3,96 persen. Pertumbuhan terjadi pada seluruh lapangan usaha, kecuali Pertambangan-penggalian (B) dan Industri pengolahan (C). Lapangan usaha Konstruksi (F) merupakan lapangan usaha yang memiliki pertumbuhan tertinggi sebesar 15,33 persen, diikuti Pengadaan Listrik dan Gas (D) sebesar 12,09 persen dan Pengadaan Air (E) sebesar 10,84 persen.
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH
4,2 -9,0 12,1 15,3 4,0 2,9 8,8 9,7 3.66 3,96 A B D F G O P Q y on y Kategori Migas NonMigas
Struktur perekonomian Aceh menurut lapangan usaha Triwulan I-2016 tetap didominasi oleh tiga lapangan usaha utama yaitu: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan (29,55 persen); Perdagangan Besar-Eceran dan Reparasi Mobil-Sepeda Motor (15,76 persen); dan Konstruksi (9,86 persen).
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Aceh Triwulan I-2016 y-on-y, Kategori F (Konstruksi) memiliki kontribusi sebagai sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 1,36 persen, diikuti kategori A (Pertanian, kehutanan, dan perikanan) sebesar 1,15 persen, Kategori G (Perdagangan) seebsar 0,62 persen, dan Kategori O (Pemerintahan) sebesar 0,23 persen. Kategori B (Pertambangan dan penggalian) dan kategori C (Industri pengolahan) masih memberikan kontribusi pertumbuhan yang negatif, yaitu masing-masing sebesar -0,82 persen dan -0,14 persen.
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 terhadap Triwulan IV-2015 (q-to-q)
Perekonomian Aceh Triwulan I-2016 turun sebesar 0,99 persen dengan migas dan turun 2,10 persen tanpa migas. Penurunan terjadi pada 8 lapangan usaha, sedangkan 9 lapangan usaha lainnya mengalami peningkatan. Lapangan Usaha Konstruksi (F) mengalami penurunan paling dalam sebesar 10,97 persen, diikuti oleh Administrasi Pemerintahan (O) yang turun sebesar 3,33 persen. Penurunan ini lebih banyak dipengaruhi oleh faktor musiman. Sementara lapangan usaha yang mengalami kenaikan paling tinggi adalah Pertambangan dan Penggalian (B) yang naik sebesar 8,99 persen diikuti Jasa lainnya (R,S,T,U) yang tumbuh sebesar 4,06 persen. Kenaikan di lapangan usaha pertambangan dan penggalian dikarenakan mulai naiknya kembali produksi gas Exxonmobile di Aceh Utara dan meningkatnya aktivitas di lapangan gas blok A di Aceh Timur.
Bila dilihat dari penciptaan sumber pertumbuhan ekonomi Aceh Triwulan I-2016 q-to-q, Kategori B(Pertambangan dan Penggalian) memiliki sumber pertumbuhan tertinggi sebesar 0,65 persen, diikuti Industri Pengolahan (C) sebesar 0,11 persen, dan Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan (A) sebesar 0,09 persen. Sementara itu Konstruksi (F) dan Administrasi Pemerintahan (O) secara q-to-q justru memberikan kontribusi sumber pertumbuhan negatif, yaitu masing-masing sebesar -1,21 persen dan -0,44 persen.
Grafik 3. Pertumbuhan PDRB dan Beberapa Lapangan Usaha Triwulan I 2016 (q to q) Grafik 2. Sumber Pertumbuhan PDRB Aceh
Menurut Lapangan Usaha
0,09 1.15 0.65 -0,82 0,11 -0,14 -1.21 1.36 -0,02 0,62 -0.44 0,23 q to q y on y A B C F G O -11,0 -6,0 -1,0 4,0 9,0
I'13 II'13 III'13 IV'13 I'14 II'14 III'14 IV'14 I'15 I'15 III'15 IV'15 I'16
Pertanian Konstruksi
3,94 4,96 -1,84 8,17 -18,39 -59,89 63,40 2,00 19,46 37,50 1,52 1,69 3,66 Kons. R umah Tangga Kons. LN PRT Kons. Pemerintah PMTB Ekspor Luar Negeri Impor Luar Negeri
Perumbuhan Y-on-Y Distribusi PDRB
B.
PDRB MENURUT PENGELUARAN
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan I-2015 (y-on-y)
Dari sisi pengeluaran,
pertumbuhan ekonomi Aceh di awal triwulan Tahun 2016 mampu tumbuh sebesar 3,66 persen dibandingkan triwulan awal di Tahun 2015. Berdasarkan komponen pembentuknya, ekspor luar negeri Aceh masih menurun sebesar 18,39 persen. Penurunan tersebut tidak lebih dalam jika dibandingkan angka sebelumnya di triwulan I-2015 (-45,18 persen). Kekosongan ekspor migas masih menjadi penyebab menurunnya nilai ekspor luar negeri Aceh pada triwulan I-2016, sedangkan ekspor non migas secara nominal justru mengalami peningkatan.
Lain halnya dengan komponen impor luar negeri Aceh, dimana pada triwulan I-2016 kebutuhan akan barang dan jasa dari luar negeri menurun sebesar 59,89 persen. Namun demikian, peranan ekspor dan impor luar negeri Aceh masih sangat minim dalam PDRB, dimana kedua komponen tersebut masing-masing hanya berkontribusi sebesar 1,52 persen dan 1,69 persen.
Lebih dari separuhnya perekonomian di Aceh masih didominasi oleh nilai Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (PKRT), dimana komponen tersebut berkontribusi sebesar 63,40 persen terhadap PDRB dan mampu tumbuh sebesar 3,94 persen pada triwulan I-2016. Peningkatan konsumsi rumah tangga yang signifikan terjadi pada subkomponen perabotan, peralatan rumah tangga, transportasi dan komunikasi yang masing-masing tumbuh diatas 6 persen.
Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga tumbuh sebesar 4,96 persen. Peningkatan Konsumsi LNPRT pada triwulan 1-2016 dibanding triwulan I-2015 dikarenakan mulai maraknya kegiatan Partai Politik menjelang Pilkada tahun 2017.
Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu sebesar 8,17 persen, peningkatan tersebut terjadi baik pada PMTB bangunan maupun non bangunan. Peningkatan PMTB bangunan terlihat dengan banyaknya pembangunan yang dilakukan Pemerintah Aceh sejak pertengahan Tahun 2015. PMTB menjadi komponen kedua terbesar yang berkontribusi terhadap PDRB Aceh yaitu sebesar 37,50 persen.
Berbeda dengan PMTB, Konsumsi Pemerintah pada triwulan I-2016 terjadi penurunan sebesar 1,84 persen dibanding triwulan I-2015. Penurunan tersebut terutama terjadi pada Konsumsi Kolektif Pemerintah yang turun sebesar 4,52 persen. Hal ini dikarenakan realisasi belanja pegawai dan belanja barang dan jasa baik pada APBA maupun APBN lebih sedikit dibandingkan pada tahun sebelumnya
Grafik 4. Pertumbuhan PDRB y-on-y dan Distribusi PDRB Menurut Pengeluaran
Grafik 6. Pertumbuhan PDRB q-to-q Menurut Pengeluaran
pada periode yang sama. Komponen Konsumsi Pemerintah berkontribusi terhadap PDRB sebesar 19,46 persen.
Bila dilihat dari sumber pertumbuhan ekonominya (y-on-y), Pembentukan Modal Tetap Bruto menjadi komponen dengan sumber pertumbuhan ekonomi tertinggi yaitu sebesar 2,73 persen. Impor Luar Negeri yang merupakan komponen pengurang dalam PDRB memiliki sumber pertumbuhan sebesar minus 1,89 persen dan Konsumsi Rumah Tangga sebesar 2,27 persen. Ketiga komponen tersebut merupakan komponen yang berperan tinggi terhadap pertumbuhan ekonomi Aceh di triwulan I Tahun 2016.
Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2016 Terhadap Triwulan IV-2015 (q-to-q)
Pertumbuhan ekonomi Provinsi Aceh triwulan I Tahun 2016 jika dibandingkan dengan triwulan IV-2015 (q-to-q) mengalami penurunan sebesar 0,99 persen. Minusnya pertumbuhan ekonomi Aceh tersebut dikarenakan menurunnya komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah dan PMTB yang masing-masing turun sebesar 53,42 persen dan 7,37 persen. Penurunan yang signifikan pada Konsumsi Pemerintah di triwulan I-2016 merupakan pola musiman, dimana pada triwulan sebelumnya (Triwulan IV-2015) merupakan akhir tahun anggaran sehingga Konsumsi Pemerintah melonjak tinggi dan turun drastis pada triwulan I.
Ekonomi Luar Negeri Aceh pada triwulan I-2016 mengalami surplus dibanding triwulan IV-2015, dimana nilai Ekspor Luar Negeri Aceh tumbuh sebesar 6,40 persen dan Impor Luar Negeri Aceh turun hingga 21,21 persen. Konsumsi LNPRT juga tumbuh cukup signifikan sebesar 2,42 persen, sedangkan Konsumsi Rumah Tangga tumbuh relatif datar sebesar 0,43 persen.
Grafik 5. Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran -1,89 -0,30 2,73 -0,29 0,09 2,27 PKRT PKLNPRT PKP PMTB Ekspor LN Impor LN -70 -45 -20 5 30 55 80 105 130
I-15 II-15 III-15 IV-15 I-16
Kons. Rumah Tangga Kons. LNPRT
Kons. Pemerintah PMTB
Pertumbuhan Ekonomi Regional Sumatera
Jika dilihat berdasarkan pertumbuhan ekonomi se-Sumatera, ekonomi Sumatera pada triwulan I-2016 tumbuh sebesar 4,18 persen dibanding triwulan I-2015. Pertumbuhan ini sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi Nasional yang sebesar 4,92 persen. Sumatera Barat, Lampung, dan Sumatera Utara merupakan Provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi di Sumatera, yaitu masing-masing diatas 5 persen. Sedangkan Riau merupakan Provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi terendah se-Sumatera yaitu sebesar 2,34 persen. Pertumbuhan ekonomi Aceh yang sebesar 3,66 persen ternyata masih lebih tinggi dari Jambi, Kepulauan Bangka Belitung dan Riau.
Pertumbuhan ekonomi baik pada level Nasional maupun Sumatera secara triwulanan (q-to-q) mengalami penurunan. Pertumbuhan ekonomi Sumatera turun sebesar 0,41 persen, lebih rendah dari Nasional yang juga turun sebesar 0,34 persen. Lampung menjadi Provinsi yang mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat sebesar 6,51 persen, sedangkan Riau masih menjadi yang terendah dengan pertumbuhan minus 5,83 persen. Pertumbuhan ekonomi Aceh secara triwulanan masih lebih tinggi dari Kepulauan Bangka Belitung dan Riau yaitu minus 0,99 persen.
Jika ditinjau berdasarkan kontribusi dari masing-masing PDRB Provinsi di Sumatera, Riau dan Sumatera Utara merupakan Provinsi dengan kontribusi tertinggi yaitu masing-masing sebesar 24,33 persen dan 22,67 persen. Kontribusi terkecil terhadap PDRB Sumatera adalah Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 2,00 persen. PDRB Aceh sendiri memiliki kontribusi sebesar 4.95 persen terhadap PDRB Sumatera pada triwulan I tahun 2016.
Grafik 10. Distribusi PDRB se-Sumatera Grafik 7. Pertumbuhan PDRB y-on-y se-Sumatera
Riau 24,33 Sumut 22,67 Sumsel 12,72 Lampung 10,00 Kep. Riau 7,97 Sumbar 6,97 Jambi 6,05 Aceh 4,95 Kep. Babel 2,33 Bengkulu 2,00 5 ,4 8 5 ,0 5 5 ,0 2 4 ,9 9 4 ,9 4 4 ,5 8 3 ,6 6 3 ,4 2 3 ,3 0 2 ,3 4 4,18 4,92 Sumatera Barat Lampung Sumatera Utara Be ngkulu Sumatera Selatan
Kep. Riau Aceh Jambi Kep. Bangka Be litung
Riau
Pertumbuhan Y-on-Y Sumatera Nasional
6,51 1,42 1,04 0,56 0,33 -0,38 -0,56 -0,99 -1,39 -5,83 -0.41 -0.34 Lampung Sumatera Utara Sumatera Selatan
Jambi Be ngkulu Kep. Riau Sumatera Barat
Aceh Kep. Bangka Be litung
Riau
Pertumbuhan Q-to-Q Sumatera Nasional Grafik 8. Pertumbuhan PDRB q-to-q se-Sumatera
Tabel 1
PDRB Menurut Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (triliun rupiah)
Lapangan Usaha
Harga Berlaku Harga Konstan Triw. I 2015 Triw. IV 2015 Triw. I 2016 Triw. I 2015 Triw. IV 2015 Triw. I 2016 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 9,10 9,53 9,74 7,58 7,87 7,90
B Pertambangan dan Penggalian 0,02 1,59 1,68 0,02 2,08 2,27
C Industri Pengolahan 1,86 1,78 1,81 1,58 1,51 1,54
D Pengadaan Listrik , Gas 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04
E Pengadaan Air 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01
F Konstruksi 2,78 0,04 0,03 2,43 0,03 0,03
G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 4,85 5,14 5,20 4,27 4,45 4,44
H Transportasi dan Pergudangan 2,49 2,66 2,51 2,21 2,33 2,25
I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum 0,38 0,42 0,42 0,31 0,33 0,33
J Informasi dan Komunikasi 1,05 1,09 1,10 1,03 1,07 1,08
K Jasa Keuangan 0,59 0,65 0,64 0,45 0,48 0,48
L Real Estate 1,19 1,25 1,27 1,02 1,06 1,08
M,N Jasa Perusahaan 0,18 0,20 0,20 0,17 0,18 0,17
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,68 3,10 2,97 2,16 2,35 2,22
P Jasa Pendidikan 0,66 0,78 0,76 0,58 0,65 0,63
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0,81 0,90 0,92 0,73 0,79 0,80
R,S,T,U Jasa Lainnya 0,41 0,43 0,45 0,36 0,37 0,38
PDRB (DENGAN MIGAS) 31,13 33,20 32,97 27,42 28,71 28,42 PDRB (NONMIGAS) 29,77 32,24 31,82 25,76 27,35 26,78
Tabel 2
Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha (persen)
Lapangan Usaha
Q to Q Y on Y
TriwIV-2015 Triw I- 2016 Pertumbuhan Sumber TriwIV-2015 Triw I- 2016 Pertumbuhan Sumber
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan -1.87 0.32 0.09 7.87 4.16 1.15
B Pertambangan dan Penggalian -10.74 8.99 0.65 -28.85 -9.00 -0.82
C Industri Pengolahan -11.10 2.06 0.11 -14.82 -2.36 -0.14
D Pengadaan Listrik , Gas 4.93 5.21 0.01 -0.83 12.09 0.02
E Pengadaan Air 2.29 -2.95 0.00 12.55 10.84 0.00
F Konstruksi 20.83 -10.97 -1.21 17.55 15.33 1.36
G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -2.88 -0.14 -0.02 2.76 3.96 0.62
H Transportasi dan Pergudangan 0.55 -3.33 -0.27 0.53 1.70 0.14
I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum 2.78 1.44 0.02 6.22 7.99 0.09
J Informasi dan Komunikasi 0.94 0.21 0.01 1.66 4.08 0.15
K Jasa Keuangan 5.59 -1.36 -0.02 8.58 6.21 0.10
L Real Estate 0.86 1.73 0.06 5.66 5.46 0.20
M,N Jasa Perusahaan 3.29 -1.54 -0.01 4.19 4.73 0.03
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.18 -5.33 -0.44 5.23 2.91 0.23
P Jasa Pendidikan 3.75 -2.45 -0.06 3.95 8.78 0.19
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.43 1.39 0.04 4.90 9.71 0.26
R,S,T,U Jasa Lainnya 2.53 4.06 0.05 4.35 6.00 0.08
PDRB (DENGAN MIGAS) -0.17 -0.99 -0.99 1.42 3.66 3,66 PDRB (NONMIGAS) 0.62 -2.10 5.01 3.96
Tabel 3
Distribusi Persentase PDRB Aceh Menurut Lapangan Usaha (persen)
Lapangan Usaha 2015 2016
Triw. I Triw IV Tahun 2015 Triw. I
(1) (2) (3) (4) (5)
A Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 29.24 28.71 29.08 29.55
B Pertambangan dan Penggalian 6.63 4.78 5.73 5.10
C Industri Pengolahan 5.97 5.37 5.89 5.50
D Pengadaan Listrik , Gas 0.10 0.11 0.11 0.12
E Pengadaan Air 0.03 0.04 0.04 0.04
F Konstruksi 8.92 10.95 9.48 9.86
G Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 15.58 15.49 15.72 15.76
H Transportasi dan Pergudangan 7.98 8.02 8.01 7.61
I Penyedia Akomodasi dan Makan Minum 1.22 1.25 1.23 1.29
J Informasi dan Komunikasi 3.38 3.29 3.33 3.32
K Jasa Keuangan 1.89 1.95 1.85 1.94
L Real Estate 3.82 3.76 3.78 3.85
M,N Jasa Perusahaan 0.59 0.60 0.59 0.60
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 8.62 9.35 9.01 9.00
P Jasa Pendidikan 2.11 2.35 2.21 2.32
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.59 2.71 2.64 2.78
R,S,T,U Jasa Lainnya 1.32 1.28 1.29 1.35
PDRB (DENGAN MIGAS) 100.00 100.00 100.00 100.00 PDRB (NONMIGAS) 95.61 97.10 96.30 96.49
Tabel 4
PDRB M enurut Pengeluaran
Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2010 (triliun rupiah)
Lapangan Usaha Harga Berlaku Harga Konstan 2010
Triw I-2015 Triw IV-2015 Triw I-2016 Triw I-2015 Triw IV-2015 Triw I-2016
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 19,53 20,56 20,90 15,78 16,34 16,41
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 0,61 0,64 0,66 0,49 0,50 0,51
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 6,02 13,47 6,42 4,30 9,06 4,22
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 11,02 13,10 12,36 9,18 10,72 9,93
5. Perubahan Inventori -0,07 0,00 0,01 -0,05 0,00 0,01
6. Ekspor Luar Negeri 0,66 0,44 0,50 0,44 0,34 0,36
7. Dikurangi Impor Luar Negeri 1,20 0,70 0,56 0,87 0,44 0,35
8. Net Ekspor Antar Daerah -5,39 -14,32 -7,33 -1,85 -7,80 -2,66
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 31,13 33,20 32,97 27,42 28,71 28,42
Tabel 5
Laju Pertumbuhan PDRB Menurut Pengeluaran Tahun Dasar 2010 (persen) Komponen Triw I- 2016 Terhadap Triw IV-2015 Triw I-2016 terhadap Triw I-2015 Sumber Pertumbuhan Triw I-2016 (1) (2) (3) (4)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 0,43 3,94 2,27
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 2,42 4,96 0,09
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah -53,42 -1,84 -0,29
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto -7,37 8,17 2,73
5. Perubahan Inventori -2.092,64 -116,05 0,23
6. Ekspor Luar Negeri 6,40 -18,39 -0,30
7. Dikurangi Impor Luar Negeri -21,21 -59,89 -1,89
8. Net Ekspor Antar Daerah -65,85 43,94 -2,97
Tabel 6
Struktur PDRB M enurut Pengeluaran Tahun 2015, Triwulan I-2015, Triwulan IV-2015, dan Triwulan I-2016
(persen)
Lapangan Usaha 2015 2015 Triw I-2016
Triw I Triw IV
(1) (2) (3) (4) (5)
1. Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 62,10 62,74 61,94 63,40
2. Pengeluaran Konsumsi LNPRT 1,93 1,96 1,92 2,00
3. Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 27,60 19,35 40,57 19,46
4. Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 36,31 35,39 39,47 37,50
5. Perubahan Inventori -0,09 -0,22 0,00 0,04
6. Ekspor Luar Negeri 1,63 1,97 1,32 1,52
7. Dikurangi Impor Luar Negeri 2,78 3,87 2,09 1,69
8. Net Ekspor Antar Daerah -26,70 -17,32 -43,13 -22,22
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) 100,00 100,00 100,00 100,00
Tabel 7
PDRB ADHB, Distribusi PDRB ADHB dan Laju Pertumbuhan Regional Sumatera Triwulan I 2016 Provinsi Regional Sumatera PDRB ADHB (Triliun Rupiah) Distribusi PDRB ADHB Laju Pertumbuhan y-on-y q-to-q (1) (2) (3) (4) (5) Aceh 32,97 4,95 3,66 -0,99 Sumatera Utara 151,13 22,67 5,02 1,42 Sumatera Barat 46,48 6,97 5,48 -0,56 Riau 162,19 24,33 2,34 -5,83 Jambi 40,34 6,05 3,42 0,56 Sumatera Selatan 84,76 12,72 4,94 1,04 Bengkulu 13,33 2,00 4,99 0,33 Lampung 66,66 10,00 5,05 6,51
Kepulauan Bangka Belitung 15,55 2,33 3,30 -1,39
Kepulauan Riau 53,14 7,97 4,58 -0,38