• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENEMBAKAN LASERPUNKTUR TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN AYAM BROILER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENEMBAKAN LASERPUNKTUR TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN AYAM BROILER"

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENEMBAKAN LASERPUNKTUR TERHADAP LAJU

PERTUMBUHAN AYAM

BROILER

Oleh

ASTRID WIDIASTUTI NIM 061111228

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

(2)

PENEMBAKAN LASERPUNKTUR TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN AYAM BROILER

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Hewan

pada

Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Airlangga

oleh

ASTRID WIDIASTUTI NIM 061111228

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Sunaryo Hadi Warsito., drh., M.P.) Pembimbing Serta

(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi berjudul: Penembakan Laserpunktur Terhadap

Laju Pertumbuhan Ayam Broiler

Tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

(4)

Telah dinilai pada Seminar Hasil Penelitian Tanggal : 19 Agustus 2015

KOMISI PENILAI SEMINAR HASIL PENELITIAN

Ketua : Prof. Dr. R.T.S. Adikara, drh., M.S., M.Stot.AKP Sekretaris : Dr. Soeharsono, drh., M.Si

Anggota : Dr. Sri Hidanah, Ir., M.S

(5)

Telah diuji pada

Tanggal: 26 Agustus 2015

KOMISI PENGUJI SKRIPSI

Ketua : Prof. Dr. R.T.S.Adikara, drh., M.S., M.Stot.AKP Anggota : Dr. Soeharsono, drh., M.Si

Dr. Sri Hidanah, Ir., M.S

Prof. Dr. Rr. Sri Pantja Madyawati, drh., M.Si Sunaryo Hadi Warsito, drh., M.P

Surabaya, 28 Agustus 2015 Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Airlangga Dekan,

(6)

AGAIN OF BROILER CHICKEN

Astrid Widiastuti

ABSTRACT

The aim of the research was to know the effect of laserpuncture to the growth again of broiler chicken. Chicken acupuncture points which used to be fired were hu men/digestive, beiji/heart and lungs, gouhou/growth point and wei gen/immune. This study was conducted in March – April 2015 at Faculty of Veterinary Medicine Airlangga University Surabaya with one shooting interval every seven days. Fourty chickens were divided into four treatment groups: control group (P0), the treatment group dose of 0.2 joule (P1), the treatment group dose of 0.4 joule (P2) and the treatment group dose of 0.5 joule (P3). The data was performed using SPSS 21 for Windows with MANOVA (multivariate analysis of variance) and Microsoft Excel. Statistical comparisons between P0, P1, P2 and P3 showed there was no significant on growth rate (p > 0,05). Laserpuncture had no effect for growth again rate of broiler. The chicken that has been stable to laserpuncture have no influence. Temperature of Surabaya might be the reason that the laserpuncture had no effect for the growth.

(7)

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul Penembakan Laserpunktur Terhadap Laju Pertumbuhan Ayam Broiler.

Kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:

Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Prof. Hj. Romziah Sidik., drh., Ph.D atas kesempatan mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Surabaya.

Prof. Dr. Rr. Sri Pantja Madyawati.,drh., M.Si selaku dosen pembimbing utama dan Sunaryo Hadi Warsito., drh., M.P selaku dosen pembimbing serta, atas saran dan bimbingannya sampai selesainya skripsi ini.

Prof. Dr. RTS Adikara., drh., M.S selaku dosen pembimbing penelitian dan ketua penguji, atas saran dan bimbingannya sampai terselesaikannya penelitian. Dr. Sri Hidanah., Ir., M.S dan Dr. Soeharsono., drh., M.S selaku penguji skripsi atas wawasan keilmuan selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga dan masukan yang sangat berharga demi perbaikan skripsi ini.

(8)

Kedua orangtua, bapak Winarto dan ibu Sri Indiani yang selalu memberikan dukungan finansial, tenaga, do’a, semangat dan nasehat – nasehat yang membangun sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan sarjana di Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga.

Kakak penulis, Dendy Nuanda dan seluruh keluarga besar yang telah membantu doa dan memberikan semangat kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan pendidikan sarjana dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Keluarga kost Sutorejo 26 dan Mulyorejo Tengah, mbak Arin, mbak Nurmala, April, Ita Marlita, mbak Via, mbak Sefi, Shervi, Bimbi, Ulvi, Anis, angkatan 2011, keluarga pengmas Magetan dan Amrizal Mega Akmal, atas bantuan, semangat dan motivasi dalam penelitian dan penulisan skripsi ini. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu tetapi sudah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Akhirnya penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharap kritik dan saran dari pembaca sebagai upaya penyempurnaan skripsi ini. Semoga hasil yang dituangkan dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Surabaya, 28 Agustus 2015

(9)

DAFTAR ISI

1.5 Manfaat dan Hasil Penelitian ... 6

1.6 Hipotesis... 6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Ayam Broiler... 7

2.2 Laju Pertumbuhan Ayam Broiler... 9

2.3 Laserpunktur ... 10

2.3.1 Akupunktur Veteriner dan Perkembangannya ... 10

2.3.2 Konsep Keseimbangan... 14

2.3.3 Titik Akupunktur Untuk Pertumbuhan Ayam Broiler... 16

BAB 3 MATERI DAN METODE... 19

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

3.2 Bahan dan Materi Penelitian ... 19

3.3 Metode Penelitian ... 20

(10)

3.3.2 Perlakuan... 23

3.4 Rancangan Penelitian ... 23

3.5 Peubah yang Diamati ... 23

3.6 Definisi Operasional Variabel... 24

3.7 Analisa Data ... 24

3.8 Diagram Alur Penelitian ... 25

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 26

BAB 5 PEMBAHASAN ... 29

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

6.1 Kesimpulan ... 34

6.2 Saran... 34

RINGKASAN ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 38

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Ayam Broiler...8

Gambar 2.2 Power Supply...13

Gambar 2.3 Tabung Laser Semi Konduktor ...13

Gambar 2.4 Titik – Titik Akupunktur Pada Ayam ...18

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Penelitian ...25

Gambar 4.1 Grafik Laju Pertumbuhan...27

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

(14)

SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG

≥ : lebih besar sama dengan

≈ : isomorfisma

BL : bladder

cm : centimeter

DOC : day old chick

E : energi

et al. : et alii

GV : government vessel

Hz : hertz(frekuensi)

Laser : light amplificated stimulated emission by radiation

mW : mili watt

mJoule : mili joule

nm : nano meter

n : jumlah ulangan

ST : stomach

RAL : rancangan acak lengkap

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri perunggasan di Indonesia saat ini memegang peranan penting

karena mampu menghasilkan swasembada daging unggas maupun telur. Usaha

perunggasan ikut berperan dalam meningkatkan kesehatan dan kecerdasan

masyarakat. Produk unggas berupa daging ayam dan telur merupakan sumber

protein yang berkualitas dengan harga terjangkau. Saat ini, 65% daging yang

dikonsumsi masyarakat Indonesia berasal dari daging ayam.

Seiring pertumbuhan ekonomi, pelaku usaha perunggasan optimis bahwa

tahun 2017 mendatang konsumsi daging dan telur ayam akan menjadi dua kali

lipat (double comsumption) dibandingkan tingkat konsumsi pada tahun 2012.

Ditinjau dari sisi ekonomi, dengan adanya usaha peternakan unggas maka

lapangan kerja di pedesaan dapat berkembang sehingga dapat menghambat laju

urbanisasi ke kota. Industri perunggasan juga merupakan faktor penggerak

industri terkait lainnya di bidang pertanian, antara lain budidaya jagung, dedak

padi, bungkil kelapa sawit dan bungkil kedelai. Rendahnya konsumsi daging

ayam dan telur dibandingkan dengan negara ASEAN juga sebagai tantangan

kedepan untuk dapat lebih ditingkatkan (Poultry, 2014).

Jumlah masyarakat Indonesia yang semakin meningkat dari tahun ke tahun

mempengaruhi peningkatan konsumsi produk peternakan berupa daging, susu dan

telur. Meningkatnya kesejahteraan dan tingkat kesadaran masyarakat Indonesia

(16)

permintaan produk peternakan. Daging merupakan salah satu produk peternakan

yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya yang enak dan

kandungan gizi yang tinggi. Salah satu jenis daging yang banyak dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia adalah daging ayam broiler (Poultry, 2014). Meningkatnya

permintaan masyarakat terhadap daging ayam broiler membuat para peternak memperbaiki produktivitas ayam broiler dengan memanfaatkan teknologi tepat

guna untuk meningkatkan laju pertumbuhan ayam broiler.

Peningkatan produktivitas ternak sampai saat ini masih menjadi masalah

besar dalam usaha peternakan. Beragam cara ditempuh untuk meningkatkan

produktivitas ternak dengan maksimal melalui perbaikan manajemen dan kualitas

pakan atau dengan memanfaatkan teknologi. Pemanfaatan teknologi yang sedang

berkembang saat ini khususnya dalam dunia Kedokteran Hewan adalah teknologi

penembakan laser yang ditembakkan ke titik – titik akupunktur pada ternak yang

disebut sebagai laserpunktur.

Teknik penembakan laser menurut Adikara (2014), memang dapat dimanfaatkan untuk proses manipulasi biologis pada ternak. Misalnya untuk

meningkatkan pertambahan bobot badan dan kemampuan reproduksi dengan cara

pelaseran pada titik – titik rangsang atau reseptor pada tubuh unggas.

Secara ilmiah reseptor terbukti mempunyai hubungan dengan organ di

dalam tubuh ternak. Bila reseptor diberi rangsangan (stimulasi), maka efeknya

akan dilanjutkan ke dalam tubuh hingga mencapai organ target. Untuk

meningkatan laju pertumbuhan pada unggas, rangsangan dilakukan pada tiga titik

(17)

nafsu makan dan minum serta meningkatkan aktivitas organ pencernaan. Titik

kedua adalah titik paru – paru dan jantung (bei ji) dengan tujuan meningkatkan

kapasitas oksigen dalam sel tubuh sehingga respirasi seluler dan metabolisme

menjadi lebih optimal serta untuk membantu peningkatan kapasitas aliran darah

dan peredaran makanan dalam sel. Ketiga, rangsangan pada titik sistem hormonal

(gou hou) untuk meningkatkan pertumbuhan secara umum. Selain tiga titik

pertumbuhan, diberikan juga rangsangan pada titik kekebalan tubuh (wei gen)

untuk mengoptimalkan sistem kekebalan tubuh unggas (Adikara, 2014).

Laserpunktur merupakan hasil riset dari Pusat Penelitian Bioenergi

Universitas Airlangga Surabaya yang sudah lama dikembangkan di Jawa Timur.

Sejak diresmikan pada tahun 1993 oleh Menristek Habibie, lembaga tersebut

memfokuskan riset ilmiah pada titik akupuntur sebagai reseptor Biologi yang

salah satu fungsinya untuk meningkatkan produktivitas ternak. Teknologi ini

kemudian dikembangkan dengan metode penembakan laser. Uji coba tembak laser pertama dilakukan pada sapi potong di desa Kepadangan, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada 1994 (Trobos, 2007).

Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perlu dilakukannya penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh penembakan laserpunktur terhadap laju pertumbuhan

ayam broiler yang diamati selama 5 minggu.

1.2 Rumusan Masalah

Apakah penembakan laserpunktur pada titik hu men (pencernaan), titik bei

ji (jantung dan paru – paru), titik wei gen (kekebalan tubuh) dan titik gou hou

(18)

1.3 Landasan Teori

Usaha peternakan ayam broiler di Indonesia saat ini makin berkembang sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Hal ini disebabkan karena

meningkatnya tingkat kesadaran masyarakat Indonesia terhadap pentingnya

mengkonsumsi protein hewani yang salah satunya berasal dari ayam broiler. Ayam broiler pada umumnya akan dipanen saat berumur 5 atau 6 minggu yaitu

kisaran umur 35 hari atau 42 hari.

Untuk memenuhi kebutuhan daging dengan jumlah besar, maka diperlukan

sistem peternakan yang menggunakan teknologi tepat guna seperti pemulian

ternak, seleksi dan rekayasa biologis melalui suatu teknologi yang dilakukan

dengan menggunakan kapasitas dan efisiensi biologi pada ternak untuk mencapai

kondisi optimal. Penggunaan teknologi yang sedang dikembangkan di Indonesia

saat ini diharapkan umur panen ayam broiler dapat lebih cepat sehingga dapat

menimbulkan keuntungan untuk peternak (Adikara, 1998).

Pendekatan kerangka teori Akupunktur dalam era Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi saat ini mulai terlihat adanya keserasian dengan melihat hasil perlakuan

akupunktur pada berbagai kasus yang telah diselidiki melalui teori bioseluler,

biomolekuler, biofisika, rekayasa proses biologi dan nuklir. Rangsangan (berupa

jarum, atau lainnya) pada lokasi titik akupunktur ternyata memberikan efek

memperbaiki mikrosirkulasi, seperti terjadinya vasodilatasi vaskuler yang

berpengaruh menurunkan tekanan darah, pengaturan kadar lemak darah, stimulasi

lipolisis, penurunan depresi, mengurangi ketegangan, menurunkan keadaan

(19)

Teknologi akupunktur memanfaatkan teknik – teknik akupunktur untuk

suatu kegiatan riset ilmiah dengan menggunakan titik akupunktur sebagai tempat

reseptor yang diberi suatu rangsangan dan diharapkan akan memberikan respon

sesuai dengan hubungan suatu organ sehingga menghasilkan aktivitas yang

dibutuhkan seperti peningkatan kesehatan dan produktivitas (Adikara, 1998).

Salah satu teknologi yang saat ini sedang dikembangkan di dunia Kedokteran

Hewan adalah teknologi laser.

Teknologi laser adalah suatu teknik yang paling tepat guna di dalam

memberikan stimulasi biologi pada ternak agar terjadi peningkatan produktivitas

ternak peningkatan produksi telur, susu, daging, dengan menggunakan laser yang

disebut sebagai teknologi laserpunktur. Teknologi tersebut secara praktis telah

diujicoba dalam bidang peternakan, terutama untuk memacu pertumbuhan sapi,

meningkatkan daya reproduksi kambing, meningkatkan produktivitas ayam dan

itik serta pengendalian penyakit. Teknologi laserpunktur ini digunakan sebagai

media stimulan yang dapat menstimulan organ tertentu agar berfungsi secara

optimal (Syahrir dan Syahriani, 2004).

Laserpunktur pada ternak adalah teknik yang menggunakan laser (light amplificated stimulated emission by radiation) yang ditembakkan pada titik

akupunktur sebagai reseptor biologi yang mempunyai hubungan dengan organ

terkait sehingga tercapai peningkatan kapasitas dan efisiensi organ yang

(20)

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penembakan

laserpunktur pada titik hu men (pencernaan), titik bei ji (jantung dan paru – paru),

titil wei gen (kekebalan tubuh) dan titik gou hou (sistem hormonal) dalam meningkatkan laju pertumbuhan ayam broiler.

1.5 Manfaat Hasil Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah untuk memberikan

informasi kepada masyarakat tentang laserpunktur agar lebih memahami

pemanfaatannya pada bidang peternakan khususnya ternak unggas.

1.6 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini yaitu penembakan laserpunktur pada titik hu men

(pencernaan), titik bei ji (jantung dan paru – paru), titik wei gen (kekebalan tubuh)

(21)

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ayam Broiler

Ayam broiler merupakan salah satu sektor peternakan yang menghasilkan

bahan pangan hewani yang mempunyai nilai gizi yang tinggi dan merupakan

komoditas unggulan. Industri ayam broiler berkembang pesat karena daging ayam

sering menjadi menu utama yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.

Produksi daging ayam broiler yang mudah didapatkan dan harganya yang

terjangkau baik di pasar moderen maupun tradisional membuat masyarakat

memilih daging ayam broiler untuk dikonsumsi (Rasyaf, 2008).

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, merupakan jenis ras unggulan

hasil persilangan dari bangsa – bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas

tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Ayam broiler dikenal oleh

masyarakat Indonesia pada tahun 1980-an, walaupun galur murninya sudah

diketahui pada tahun 1960-an ketika peternak mulai memeliharanya (Rasyaf,

2008).

Taksonomi ayam broiler adalah sebagai berikut (Hanifah, 2010):

(22)

Gambar 2.1 Ayam Broiler. Sumber: dokumentasi pribadi (2015)

Ayam broiler memiliki karakteristik khas dengan pertumbuhan cepat

sebagai penghasil daging dan efisien dalam merubah pakan menjadi daging. Hal

ini menyebabkan ayam broiler banyak dipilih sebagai salah satu alternatif dalam

memenuhi kebutuhan gizi khususnya untuk memenuhi kebutuhan daging bagi

masyarakat luas (Kurniawan dkk., 2012).

Ayam broiler merupakan jenis ayam jantan atau betina yang berumur 6 –

8 minggu yang dipelihara secara intensif untuk mendapatkan produksi daging

yang optimal. Ayam broiler umumnya dipasarkan pada umur 6 – 7 minggu untuk

memenuhi kebutuhan konsumen akan permintaan daging. Ayam broiler terutama

unggas yang pertumbuhannya cepat pada fase hidup awal setelah itu pertumbuhan

menurun dan akhirnya berhenti akibat pertumbuhan jaringan yang membentuk

tubuh (Kurniawan dkk, 2012). Menurut Adiwinarto (2005), ayam broiler

mempunyai kelebihan yaitu mempunyai kecepatan pertumbuhan yang sangat

(23)

menguntungkan tersebut menyebabkan banyak bermunculan peternak unggas baru

maupun peternak unggas musiman di Indonesia.

2.2 Laju Pertumbuhan Ayam Broiler

Pertumbuhan termasuk proses biologis karena merupakan salah satu ciri

dasar dari makhluk hidup. Pertumbuhan pada ternak dapat diamati berdasarkan

perubahan berat, ukuran, bentuk dan komposisi tubuh, termasuk perubahan

komponen – komponen tubuh seperti otot, lemak, tulang dan organ serta

komponen – komponen kimia. Pertumbuhan ternak unggas secara umum tidak

jauh berbeda dengan pertumbuhan ternak lainnya (Adiwinarto, 2005).

Pengukuran pertumbuhan pada umumnya didasarkan pada kenaikan berat

badan persatuan waktu tertentu yang dinyatakan sebagai rata – rata pertambahan

berat badan per hari atau rata – rata kadar laju pertumbuhan. Ternak yang

memiliki laju pertumbuhan yang tinggi akan memberikan keuntungan dan nilai

tambah bagi peternak. Hal ini menyebabkan peternak perlu menyiapkan strategi

maupun tindakan – tindakan yang akan dilakukan untuk memperoleh ternak yang

memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Faktor utama yang harus diperhatikan

oleh peternak yaitu memperhatikan faktor – faktor yang mempengaruhi laju

pertumbuhan diantaranya yaitu genetik, pakan, jenis kelamin, hormon, lingkungan

dan manajemen (Priyono,2009).

Laju pertumbuhan merupakan ukuran yang didasarkan pada kenaikan

bobot tubuh persatuan waktu tertentu. Pertumbuhan bukan hanya merupakan

perubahan berat, namun juga meliputi perubahan berat komponen tubuh seperti

(24)

kimia terutama air, protein, dan abu (mineral) pada tubuh. Laju pertumbuhan

maksimum akan dicapai apabila kondisi lingkungan sangat menunjang

(Adiwinarto, 2005).

Menurut Praktikno (2010), laju pertumbuhan yang cepat pada ayam

pedaging selalu diikuti perlemakan yang cepat, dimana penimbunan lemak

cenderung meningkat sejalan dengan meningkatnya berat badan. Penimbunan

lemak pada ayam broiler disebabkan karena ayam tersebut memiliki nafsu makan

yang tinggi, namun sedikit gerak atau lambat sehingga energi yang dikonsumsi

dari pakan diubah menjadi lemak yang disimpan dalam jaringan lemak.

2.3 Laserpunktur

2.3.1 Akupunktur Veteriner dan Perkembangannya

Secara harfiah akupunktur berasal dari kata Acus yang berarti jarum dan

puncture yang berarti tusuk sehingga akupunktur diartikan sebagai pengobatan

dengan cara menusuk jarum (Filshie, 1998). Akupunktur adalah metode

pengobatan holistik pelengkap yang memerlukan stimulasi pada beberapa titik

tertentu di tubuh manusia dan dikenal dengan pengobatan holistik. Biasanya alat

yang digunakan adalah jarum akupunktur sebagai media yang dapat menembus

kulit. Akupunktur dapat berfungsi mengurangi rasa sakit atau mengobati berbagai

penyakit. Metode terapi dengan akupunktur sudah sering didengar oleh

masyarakat, yaitu metode terapi dari China dengan menggunakan jarum tusuk

untuk mengobati penyakit. Perbedaan pengobatan holistik dengan pengobatan

(25)

dan dinamis. Pengobatan holistik mencari akar dan asal usul penyebab penyakit

dan bertujuan mencapai kesehatan yang optimal. Akupunktur merupakan

pengobatan yang dilakukan dengan menusukkan jarum akupunktur di titik – titik

tertentu pada tubuh untuk mempengaruhi/memperbaiki kesalahan aliran bioenergi

tubuh yang disebut dengan qi. Pergerakan qi mengalir searah dalam suatu jaringan

yang menggabungkan organ bagian dalam tubuh dengan permukaan tubuh dan

dapat bereaksi terhadap rangsangan dari luar maupun dari dalam tubuh serta dapat

menyalurkan qixue, mengatur harmoni Yin Yang sehingga tercapai keseimbangan

dinamis yang disebut dengan meridian. Hal ini yang menyebabkan pengobatan

akupunktur harus tepat mengenai titik akupunktur sehingga dapat menimbulkan

efek (Adikara, 2014).

Akupuntur tidak hanya diketahui sebagai teknik pengobatan pada manusia

namun juga dapat digunakan untuk merangsang pertumbuhan pada ternak.

Akupunktur pada hewan atau dikenal dengan akupunktur veteriner, tidak jauh

berbeda dengan manusia, bahkan prinsip – prinsip dasarnya sama seperti Yin –

Yang, falsafah keseimbangan dan kepentingan terapinya. Belakangan ini muncul

suatu terobosan pemikiran untuk memanfaatkan ilmu akupunktur sebagai

alternatif produksi pada hewan ternak yaitu untuk memacu pertumbuhan,

meningkatkan produktifitas daging, telur dan susu serta meningkatkan

kemampuan reproduksi, sehingga perlu dibuktikan hasilnya (Adikara, 1991).

Akupunktur veteriner berkembang sejalan dengan perkembangan akupunktur

(26)

merupakan salah satu cara untuk membantu manusia dalam menjaga ternaknya

(Aris, 1996).

Titik – titik akupunktur mempunyai sifat yang berbeda dengan titik non

akupunktur. Titik akupunktur mempunyai tahanan listrik lebih rendah, potensial

listrik lebih tinggi dan lebih cepat serta mempunyai hubungan dengan syaraf

otonom (Hendromartono dan Saputra, 1993).

Metode akupunktur yang saat ini sedang dikembangkan dalam dunia

kedokteran adalah laserpunktur (Akupunktur laser). Teknologi laserpunktur ini

akan membuat seorang pasien tidak perlu lagi merasakan ketajaman jarum tusuk

yang masuk ke tubuh. Begitu juga pada hewan ternak.

Bidang veteriner memanfaatkan teknologi akupunktur modern karena

dapat meningkatkan pengadaan pangan dan gizi asal protein hewani dengan cara

meningkatkan produksi dan reproduksi seperti penggemukan ternak pedaging,

merangsang super ovulasi, meningkatkan produksi susu dan meningkatkan daya

tahan terhadap penyakit. Teknologi laserpunktur pada ternak adalah teknik

menggunakan laser (light amplificated stimulated emission by radition) yang

ditembakkan pada titik akupunktur sebagai Reseptor Biologi yang mempunyai

hubungan dengan organ terkait sehingga tercapai peningkatan kapasitas dan

efisiensi organ tersebut yang digambarkan dalam bentuk peningkatan prestasi

biologi ternak (Adikara, 2001).

Laser yang digunakan pada penelitian ini adalah sejenis laser lunak atau

soft laser semi konduktor yang mempunyai spesifikasi sebagai berikut:

(27)

a. Kemampuan 50 Hz

b. Kekuatan listrik 220 volt, 50 watt

c. Power supply yang ditimbulkan sebesar 20 mW

2) Tabung Laser, dengan spesifikasi sebagai berikut:

a. Terdiri dari laser semi konduktor

b. Panjang gelombang = 830 nm

3) Kabel Transmisi, merupakan kabel spesifik yang dilengkapi dengan

lapisan yang tahan tegangan tinggi sepanjang 1,5 hingga 2 meter.

Gambar 2.2.Power Supply (Sumber : Dokumentasi pribadi 2015)

Gambar 2.3. Tabung Laser Semi Konduktor (Sumber : dokumentasi pribadi 2015)

Laser untuk ternak ini bertujuan untuk menciptakan kondisi biologis yang

seimbang sehingga tercapai kondisi kesehatan ternak, serta terjadi peningkatan

kapasitas kerja organ yang terekspresikan dalam peningkatan produksi dan

(28)

Penggunaan laserpunktur pada ternak unggas, kambing/domba, sapi adalah

untuk kepentingan meningkatkan produksi pada telur, produksi

daging/pertumbuhan, produksi susu, sinkronisasi dan gertak birahi, peluang

mencitakan super ovulasi, semuanya itu telah berhasil dilakukan dengan kapasitas

dan prosentase keberhasilan tertentu tergantung dari berbagai faktor seperti faktor

sumber daya manusia, faktor manajemen, faktor teknis lainnya.

Teknologi laser adalah suatu teknik yang paling tepat guna di dalam

memberikan stimulasi biologi pada ternak agar terjadi peningkatan produktivitas

seperti telur, susu, daging dengan menggunakan laser yang disebut dengan

teknologi laserpunktur (Adikara, 2000).

2.3.2 Konsep Keseimbangan

Keseimbangan yang dimaksud dalam akupunktur adalah terjadinya

keseimbangan yang harmonis dan proporsional antara unsur Yin dan Yang

sehingga tercipta kondisi normal dan sehat.

Harmonis diartikan sebagai kesesuaian kebutuhan fisiologis tubuh dan

alam pada saat itu. Misalnya, pada suatu kondisi tertentu tubuh membutuhkan

unsur Yang lebih dominan untuk memperoleh kesesuaian dan kenyamanan supaya

seimbang dengan alam sekitar dan kondisi biologisnya.

Proporsional yang dimaksud adalah keseimbangan yang tidak selalu dalam

ukuran 50 (Yin) : 50 (Yang) tetapi juga dalam imbangan proporsional yang sesuai

dengan kebutuhan tubuh dan alam pada saat itu. Tubuh akan merespon apabila

(29)

asing tersebut diperlukan. Benda asing yang tidak diperlukan oleh tubuh maka

akan terjadi respon penolakan (Adikara, 2014).

Beberapa konsep dasar yang terdapat dalam sejarah perkembangan

akupunktur adalah sebagai berikut:

a) Teori Yin Yang

Terdapat dua unsur yang mempunyai sifat – sifat yang saling

bertentangan tetapi saling membentuk dan selalu eksisten keberadaannya di

alam dan tubuh makhluk hidup. Dua unsur tersebut adalah Yin dan Yang

(Adikara, 2014).

Yang merupakan lambang dari sesuatu yang positif, terang, atas, panas,

siang, simpatis, ekstrovert, progresif, akut dan sejenisnya sedangkan Yin

merupakan lambang dari sesuatu yang negatif, gelap, dingin, bawah, malam,

parasimpatis, introvert, regresif, kronis dan sejenisnya. Sesuatu yang bersifat

Yang akan menjadi bersifat Yin bila dibandingkan dengan sesuatu yang lebih

Yang dan sebaliknya sehingga penilaian Yin dan Yang tidaklah mutlak (Widya,

1987).

Prinsip dasar dari teori Yin dan Yang bahwa dua unsur tersebut saling

berinteraksi dan bereaksi satu sama lain sehingga hilangnya keseimbangan

antara Yin dan Yang akan menyebabkan timbulnya keadaan

abnormal/patologis (Klide and Shiu., 1977).

b) Teori Lima Unsur

Teori lima unsur dan teori Yin Yang merupakan kombinasi yang

(30)

unsur menjelaskan bahwa kelima elemen yang terdapat dalam lima unsur

adalah kayu, api, tanah, logam dan air yang menyusun material dasar alam

semesta (Klide and Shiu., 1977).

Lima unsur mendukung dan menentang satu sama lain untuk

mempertahankan keseimbangan dalam ekosistem. Berdasarkan penilaian sifat

– sifat khusus dari suatu benda dan kuat lemahnya unsur Yin Yang didalamnya

digolongkanlah benda – benda dalam lima unsur karena melambangkan proses

alamiah yang dialami oleh suatu benda sejak awal terciptanya sampai

musnahnya. Kelima unsur tersebut membentuk siklus yang saling

berhubungan satu sama lain dan tiap unsur mempunyai hubungan tertentu

dengan unsur lainnya secara khusus (Widya, 1987). Teori Yin Yang dalam

dunia kedokteran biasanya diistilahkan dalam fisiologi, patologi dan

pengobatan.

2.3.3 Titik Akupunktur Untuk Pertumbuhan Ayam Broiler

Untuk produksi daging dan pertumbuhan pada unggas menggunakan laser

dengan kemampuan 20 mW yang ditembakkan pada titik – titik pertumbuhan dan

titik kekebalan tubuh sebagai berikut:

1. Titik hu men (ST), terletak di sudut paruh sebelah caodoventral.

Rangsangan laser pada titik ini dapat meningkatkan nafsu makan dan

minum serta meningkatkan aktivitas organ pencernaan. Pada umur 2 –

14 hari organ digesti (pencernaan) ayam berkembang pesat dan enzim

(31)

2. Titik bei ji (BL), terletak di pangkal sebelah dalam / axilla.

Rangsangan laser pada titik ini dapat menstimulasi kerja jantung dan

paru – paru, antara lain meningkatkan aliran darah keseluruh tubuh dan

meningkatkan konsumsi oksigen. Pada umur 4 – 14 hari organ

pernapasan ayam berkembang dengan pesat sehingga penembakan

pada titik ini akan membantu mengoptimalkan kerja jantung dan paru

– paru.

3. Titik gou hou (BL), terletak di tungkai sebelah posterior (di daerah

volar dari persendian tarsi dan metatarsi. Rangsangan pada titik ini

dapat meningkatkan pertumbuhan secara umum melalui sistem

hormonal.

4. Titik wei gen (GV), terletak didekat kloaka ayam. Rangsangan pada

titik ini dapat meningkatkan kekebalan tubuh pada ayam. Pada umur 7

hari sistem imun atau kekebalan tubuh ayam berfungsi dengan optimal

sehingga penembakan pada titik akan dapat membantu

(32)

Gambar 2.4. Titik – Titik Akupunktur pada Ayam (Sumber : Adikara 2014)

Penembakan laser tersebut dilakukan pada sisi dexter dan sinister, kecuali

titik wei gen, sehingga terdapat enam titik dengan waktu tembak masing – masing

10 detik untuk kelompok perlakuan (P1), 20 detik untuk kelompok (P2) dan 25

detik untuk kelompok (P3) per titik dengan interval waktu penembakan selama 7

hari. Penembakan laser pada titik – titik pertumbuhan seperti titik paru – paru

yang terdapat pada sayap bagian dalam adalah untuk meningkatkan kemampuan

oksigenasi keseluruh tubuh. Titik jantung yang terdapat pada daerah dada depan

adalah untuk meningkatkan peredaran darah keseluruh tubuh. Titik nafsu makan

yang terdapat disudut mulut, untuk meningkatkan nafsu makan, kemampuan daya

(33)

BAB 3 MATERI DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di kandang hewan coba Fakultas Kedokteran

Hewan Universitas Airlangga Surabaya. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan

mulai Maret sampai April 2015.

3.2 Bahan dan Materi Penelitian

Hewan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ayam broiler jantan

umur satu hari sebanyak 40 ekor strain Cobb.

Pakan yang digunakan adalah pakan ayam broiler komersial yaitu ayam

periode starter menggunakan BR I dan untuk ayam periode finisher menggunakan

BR II.

Kandang yang digunakan dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu kandang

indukan sebagai tempat pemeliharaan ayam umur satu hari sampai umur satu

minggu dan kandang panggung sebagai kandang perlakuan. Kandang indukan

berbentuk bujur sangkar terbuat dari kayu dan kawat dengan ukuran 60 cm x 60

cm x 120 cm dan sebagai alas kandang digunakan kertas koran serta sebagai

pemanas digunakan lampu pijar berkekuatan 100 watt sebanyak 4 buah

disesuaikan dengan keadaan cuaca Surabaya. Kandang panggung terbuat dari

kayu dengan ukuran 2,0 meter x 1,2 meter x 1,0 meter yang dibagi menjadi empat

petak dan setiap petak diberikan tempat makan dan minum dari plastik.

Peralatan yang digunakan dalam penelitian adalah timbangan, laserpunktur

(34)

3.3 Metode Penelitian

Satu minggu sebelum penelitian, kandang terlebih dahulu difumigasi

dengan formalin. Kandang ditutup dengan tirai sebelum difumigasi dan pada saat

dilakukan fumigasi kandang ditutup rapat selama 15 – 30 menit.

Sebanyak 100 ekor DOC (day old chick) strain Cobb yang baru datang

dikarantina selama 7 hari. Setelah 7 hari, anak ayam broiler jantan dipilih secara

acak sebanyak 40 ekor. Kemudian 40 ekor anak ayam broiler jantan tersebut

dibagi menjadi 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (P0), kelompok perlakuan

dengan tindakan laserpunktur 10 detik (P1), kelompok perlakuan dengan tindakan

laserpunktur 20 detik (P2) dan kelompok perlakuan dengan tindakan laserpunktur

25 detik (P3) dengan masing – masing kelompok terdiri dari 10 ekor anak ayam

broiler jantan.

Keempat kelompok anak ayam broiler jantan masing – masing diberikan

pakan dan minum secara ad libitum. Jenis pakan yang diberikan adalah pakan

komersial.

Pada awal perlakuan saat ayam berumur 7 hari dilakukan penimbangan

berat badan masing – masing kelompok untuk mengetahui berat badan awalnya.

Selanjutnya kelompok perlakuan diberikan perlakuan dengan penembakan

laserpunktur. Perlakuan tersebut diulang kembali pada setiap minggu hingga

minggu ke lima.

3.3.1 Prosedur Perlakuan Laserpunktur

(35)

lambung (titik hu men), titik hormon pertumbuhan (titik gou hou), titik jantung

dan titik paru (titik bei ji) yang masing – masing dilakukan pada sisi dexter dan

sinister dan satu titik single point yaitu titik pertahanan tubuh (titik wei gen).

Berdasarkan teori akupunktur, tiga titik pertumbuhan tersebut adalah Titik

hu men (terletak di sudut paruh sebelah caodoventral). Titik bei ji (terletak di

axilaris). Titik gou hou (terletak ditungkai sebelah posterior pada daerah volar

dari persendian tarsi dan metatarsi). Titik wei gen yang merupakan titik untuk

ketahanan tubuh dan terletak di bagian dorsal dari persendian sacro – coccygeal,

di dekat bursa fabricius ditembak dengan laser karena dapat meningkatkan

antibodi secara humoral dan selular sehingga dapat meningkatkan ketahanan

tubuh (Adikara, 2001). Setelah menemukan letak titik dengan benar, lalu

dilakukan penembakan dengan sinar laser. Penyinaran dilakukan satu kali pada

tiap – tiap titik tersebut. Penembakan pada titik double point yaitu titik hu men,

bei ji dan gou hou dilakukan pada sisi kanan dan kiri tubuh ayam broiler

sedangkan untuk titik single point seperti titik wei gen hanya ditembak dekat

kloaka ayam.

Dosis efektif dalam akupunktur menurut Saputra (2001) adalah yang benar

– benar sampai pada titik akupunktur. Dosis merupakan energi (joule) = keluaran

(watt) x waktu (detik). Dosis yang dianjurkan dalam penembakan laserpunktur ini

adalah 0,1 – 0,5 joule sedangkan dosis lebih dari 0,5 joule termasuk dosis sedasi.

Penelitian ini menggunakan frekuensi laser 0,5 Hz dengan periode waktu

secara kontinyu selama 10 detik, 20 detik dan 25 detik dengan kekuatan output 20

(36)

1) E (joule) P1= mW.T (detik)

Perlakuan tersebut dilakukan pada seluruh anggota P1, P2 dan P3 dimulai

pada awal minggu kedua dan diulang kembali pada minggu berikutnya dihari

yang sama hingga minggu ke lima. Sebelum dilakukan perlakuan keempat

kelompok P0, P1, P2 dan P3 ditimbang terlebih dahulu kemudian dicatat untuk

mengetahui laju pertumbuhan setiap minggunya. Interval waktu penembakan

yaitu 7 hari sekali dan pertumbuhannya dicatat untuk mengetahui laju

pertumbuhan ayam. Rumus untuk menghitung laju pertumbuhan ayam adalah

sebagai berikut : W1 : Berat badan umur minggu t1 W2 : Berat badan umur minggu t2 T1 : Minggu ke – x

(37)

3.3.2 Perlakuan

Perlakuan yang digunakan dalam penelian ini sebanyak empat perlakuan.

Berdasarkan rumus Federer (1963) dalam Kusriningrum (2008), ulangan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

Berdasarkan hasil perhitungan di atas, maka dibutuhkan minimal 5

ulangan pada setiap perlakuan. Pada penelitian ini menggunakan 10 ulangan untuk

masing – masing kelompok yaitu kelompok 1 sebagai kontrol (P0), kelompok 2

yang mendapat perlakuan laserpunktur dengan dosis 0,2 joule (P1), kelompok 3

yang mendapat dosis 0,4 joule (P2), kelompok 4 yang mendapat dosis 0,5 joule

(P3).

3.4 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah

Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan masing – masing 10

kali ulangan, sehingga dibutuhkan sebanyak 40 ekor ayam broiler jantan. Peubah

yang diukur dalam penelitian ini adalah laju pertumbuhan ayam broiler jantan.

3.5 Peubah yang Diamati

a. Identifikasi variabel penelitian : penembakan laserpunktur dengan frekuensi

0,5 hz; dengan periode waktu secara kontinyu selama 10 detik, 20 detik dan

(38)

titik hu men, bei ji, wei gen dan gou hou. Interval penembakan adalah 7 hari

sekali selama 5 minggu.

b. Variabel tergantung : laju pertumbuhan ayam broiler.

c. Variabel kendali : umur, strain, jenis kelamin, pakan dan

minum ayam, kandang dan perawatan.

3.6 Definisi Operasional Variabel

Penembakan Laserpunktur yaitu penembakan laserpunktur merupakan

teknik akupunktur dengan menggunakan laser yang ditembakkan ke titik – titik

akupunktur pada ayam broiler yaitu titik hu men, bei ji, wei gen dan gou hou.

Laju pertumbuhan merupakan ukuran yang didasarkan pada kenaikan

bobot badan persatuan waktu tertentu.

3.7 Analisis Data

Analisis data dilakukan dengan software SPSS versi 21. Uji tingkat

perbedaan respon antar perlakuan dilakukan dengan analisis MANOVA

(39)

3.8 Diagram Alur Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Operasional Penelitian

100 ekor DOC (Day Old Chick) diadaptasikan selama 7 hari

40 ekor anak ayam broiler jantan (umur 7 hari) dipilih secara acak

10 ekor

Pengamatan pertambahan berat badan ayam dari minggu kedua sampai minggu kelima

Minggu kelima ayam ditimbang untuk pengambilan data berat badan akhir 10 ekor dengan Penimbangan berat badan awal ayam broiler jantan

Penembakan

Diperoleh data berupa pertambahan berat badan ayam dari minggu pertama sampai minggu kelima

Analisis data

(40)

BAB 4 HASIL PENELITIAN

Hasil penelitian penembakan laserpunktur terhadap ayam broiler dengan

dosis 0,2 joule, 0,4 joule dan 0,5 joule menunjukkan tidak terdapat pengaruh atau

tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan kelompok ayam kontrol.

Berikut ini adalah tabel laju pertumbuhan berat badan ayam per minggu

berdasarkan berat badan ayam yang terdapat dalam tabel 4.1

Tabel 4.1Rata - Rata (Mean) dan Standart Deviasi (SD) Laju Pertumbuhan Ayam Broiler

Rata – Rata Laju Pertumbuhan Ayam Broiler(gram)

Perlakuan Minggu ke - 2 Minggu ke - 3 Minggu ke - 4 Minggu ke - 5 P0 263,30 ± 31,27 487 ± 74,54 489 ± 55,27 353 ± 89,94

P1 253,30 ± 21,60 494 ± 63,98 462 ± 91,75 420 ± 170,95

P2 270 ± 30,18 482 ± 60,70 499 ± 50,65 398 ± 130,62

P3 237 ± 44,73 522 ± 40,50 524 ± 33,73 340 ± 65,32

Keterangan : P0 = Kontrol P1 = Dosis 0,2 joule P2 = Dosis 0,4 joule P3 = Dosis 0,5 joule SD = Standart Deviasi

Pada tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa perlakuan laserpunktur yang

diberikan kepada P1, P2 dan P3 tidak menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap

(41)
(42)

Laju pertumbuhan ayam yang ditunjukkan pada gambar 4.1 dan gambar

4.2, pada minggu kedua adalah P0 (263,30 ± 31,27), P1 (253,30 ± 21,60), P2 (270

± 30,18) dan P3 (237 ± 44,73). Pada minggu ketiga laju pertumbuhan ayam

adalah P0 (487 ± 74,54), P1 (494 ± 63,98), P2 (482 ± 60,70) dan P3 (522 ±

40,50). Pada minggu keempat laju pertumbuhan ayam adalah P0 (489 ± 55,27),

P1 (462 ± 91,75), P2 (499 ± 50,65) dan P3 (524 ± 33,73). Pada minggu kelima

laju pertumbuhan ayam adalah P0 (353 ± 89,94), P1 (420 ± 170,95), P2 (398 ±

(43)

BAB 5 PEMBAHASAN

Perkembangan teknologi akupunktur dalam dunia kedokteran hewan saat

ini yang dimanfaatkan untuk meningkatkan produktivitas ternak adalah teknologi

akupunktur yang menggunakan sinar laser sebagai metode rangsangan yang

disebut dengan teknologi Laserpunktur. Teknologi ini digunakan sebagai pemberi

rangsangan/stimulus melalui titik akupunktur dan dapat mempengaruhi organ

terkait menjadi lebih aktif/optimal sehingga tercapai peningkatan kapasitas dan

efisiensi yang memberikan peningkatan prestasi biologi hidup (Adikara, 1998).

Laser yang digunakan sebagai pengganti jarum akupunktur ditembakkan

ke titik – titik akupunktur pertumbuhan pada ayam yaitu titik hu men, bei ji, wei

gen dan gou hou. Titik akupunktur merupakan suatu wilayah dengan luas area

yang umumnya terletak di permukaan tubuh makhluk hidup dan mempunyai sifat

kelistrikan yang spesifik seperti potensial tinggi dan tegangan rendah sehingga

sangat peka terhadap rangsangan listrik yang kecil bahkan rangsangan biofisika

seperti cahaya, fisik, gelombang elektromagnet dan laser. Rangsangan biofisika

tersebut akan menghasilkan energi yang dialirkan menuju suatu sistem meridian

tubuh dan sistem lainnya. Cara kerja laserpunktur sama seperti akupunktur yaitu

menembakkan laser pada titik akupunktur ayam broiler yang akan memberikan

efek pada tempat perangsangan maupun di tempat yang jauh dari tempat

perangsangan melalui jalur persyarafan (syaraf tepi dan syaraf pusat),

(44)

Titik akupunktur dicari dengan menggunakan pointer akupunktur. Alat

tersebut berfungsi untuk mendeteksi titik akupunktur sehingga energi yang akan

dikeluarkan dari laser dapat dengan tepat masuk ke titik akupunktur dan mengenai

target. Cara mengetahui titik akupunktur terdeteksi oleh alat ini adalah alat

tersebut akan berhenti beberapa detik pada lokasi titik akupunktur.

Pada penelitian ini teknologi laserpunktur digunakan untuk mengetahui

pengaruh penembakan laserpunktur terhadap laju pertumbuhan pada ayam broiler

dengan memberikan dosis yang berbeda yaitu 0,1 joule, 0,2 joule dan 0,4 joule

pada tiga kelompok ayam (P1, P2 dan P3) dan ditembakkan ke titik – titik

akupunktur untuk pertumbuhan ayam kemudian dibandingkan dengan kelompok

ayam kontrol (P0). Dosis yang digunakan dalam penelitian ini merupakan dosis

stimulasi yang merupakan dosis untuk produksi sedangkan dosis yang biasanya

digunakan untuk pengobatan adalah dosis sedasi yaitu dosis yang lebih dari 0,5

joule.

Data yang diperoleh dan diolah secara statistik dengan menggunakan uji

MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) yang dicantumkan pada tabel 4.1

menunjukkan bahwa ayam kelompok perlakuan P1, P2 dan P3 tidak signifikan

terhadap ayam kelompok kontrol (P0).

Gambar 4.1 dan gambar 4.2 menunjukkan titik infleksi pada minggu kedua

dan ketiga yang merupakan titik optimal suatu pertumbuhan. Pada titik infleksi,

kecepatan pertumbuhan melaju seimbang dengan besarnya penghambatan

pertumbuhan. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa anabolisme bekerja seimbang

(45)

titik infleksi yaitu: (1) Pada titik tersebut, peningkatan kecepatan pertumbuhan

terhenti; (2) Penurunan kecepatan pertumbuhan belum dimulai (baru akan

dimulai); (3) Pertambahan bobot atau masa (gain) mencapai titik yang paling

tinggi; (4) Dapat diperkirakan perhitungan yang paling ekonomis; (5) Laju

pertumbuhan (change in turn of growth) atau perubahan waktu pertumbuhan sama

pada semua hewan atau populasi hewan; (6) Pada titik infleksi terjadi fase

fisiologis yang mengarah pada pubertas.

Beberapa hal penting yang dapat diketahui dengan adanya titik infleksi

yaitu: (1) Terdapat kecepatan pertumbuhan yang maksimal; (2) Merupakan saat

terjadinya pubertas; (3) Tercatat mortalitas yang paling rendah; (4) Ekuivalensi

umur hewan atau populasi atas dasar pertimbangan geometrik dan (5) Tetapan

tubuh.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

hewan yaitu faktor dari dalam tubuh (internal) dan faktor dari luar tubuh

(eksternal). Faktor internal dari tubuh ayam yaitu gen dan hormon sedangkan

faktor eksternal dari tubuh ayam yaitu nutrisi, suhu, cahaya, air dan kelembapan.

Adapun faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan pada hewan setelah sapih

adalah potensi pertumbuhan masing – masing individu ternak dan pakan yang

tersedia. Potensi pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh faktor bangsa, heterosis

(hybrid vigour) dan jenis kelamin. Pola pertumbuhan ternak tergantung pada

sistem manajemen (pengelolaan) yang dipakai, tingkat nutrisi pakan yang tersedia,

kesehatan dan iklim. Adapun penggunaan laser pada ternak seperti pada unggas

(46)

berhasil dilakukan dengan kapasitas dan prosentase keberhasilan tertentu

tergantung dari beberapa faktor yaitu faktor sumber daya manusia, faktor

manajemen dan faktor teknis lainnya (Adikara, 2014). Kondisi tubuh individu

juga dapat mempengaruhi prosentase keberhasilan penggunaan laserpunktur.

Sesuai dengan konsep dasar keseimbangan dalam akupunktur bahwa perlakuan

akupunktur akan memberikan reaksi apabila individu tersebut dalam kondisi

abnormal/patologis.

Pada penelitian ini kondisi ayam broiler, terkait dengan filsafah

akupunktur mengenai konsep keseimbangan (Yin Yang) yaitu akupunktur akan

memberikan pengaruh apabila kondisi individu tersebut tidak stabil atau dalam

kondisi Yin Yang tidak seimbang. Ayam broiler strain Cobb yang digunakan

dalam penelitian ini mempunyai Yin Yang dalam tubuh yang seimbang atau sehat.

Hal ini menyebabkan penembakan laserpunktur tidak memberikan pengaruh.

Ayam broiler merupakan hewan yang bersifat homeotermik atau hewan

berdarah panas dan mampu mempertahankan suhu tubuh pada rentangan yang

sempit juga mempunyai kemampuan mendisipasi panas menurun saat suhu

lingkungan meningkat (Yahav et al., 2005). Hal ini menyebabkan ayam broiler

dapat selalu mempertahankan suhu tubuh menjadi konstan dengan fungsi

fisiologis normal. Pengaturan suhu yang tidak normal pada ayam broiler dapat

menyebabkan penurunan produksi daging (Cahya dkk., 2014).

Menurut Rasyaf (1995) dalam Cahya dkk (2014) bahwa ayam broiler akan

memiliki pertumbuhan yang optimal pada suhu 19 - 21ºC. Lingkungan yang

(47)

penghambatan keluarnya thyroxyn releasing hormone (TRH) dari hipotolamus.

Peningkatan hormon thyroxyn dalam darah akan meningkatkan metabolisme di

dalam sel – sel tubuh dan merangsang penggunaan oksigen serta meningkatkan

produksi panas.

Penelitian yang dilakukan pada bulan Maret sampai bulan April di

Surabaya mengalami kondisi iklim yang tidak dapat diprediksi yaitu pada pagi

hari terkadang cerah atau hujan sedangkan pada siang hari tiba – tiba cuaca

menjadi sangat panas. Kondisi iklim di Surabaya yang cukup ekstrim dengan suhu

yang panas dan tiba – tiba hujan atau sebaliknya yang hampir setiap hari tersebut

membuat kelembaban dan suhu kandang ayam broiler berubah drastis. Kondisi

tersebut akan mempengaruhi fisiologis ayam broiler dan mempengaruhi

pertumbuhannya. Hal ini dapat mempengaruhi prosentase keberhasilan

(48)

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah laserpunktur yang ditembakkan

pada titik hu men, bei ji, wei gen dan gou hou pada ayam broiler yang mempunyai

kondisi stabil tidak berpengaruh dalam meningkatkan laju pertumbuhan ayam

broiler.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka perlu dilakukan

penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengaruh laserpunktur terhadap ayam

broiler yang dipapar oleh stress panas, perkembangan ayam broiler dan ketepatan

waktu dalam penembakan laserpunktur. Faktor cuaca, suhu dan kelembapan

lingkungan perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan pertumbuhan produktivitas

(49)

RINGKASAN

Astrid Widiastuti. Penelitian yang berjudul Penembakan Laserpunktur

Terhadap Laju Pertumbuhan Ayam Broiler. Penelitian ini dibimbing oleh Prof.

Dr. Rr. Sri Pantja Madyawati., drh., M.Si selaku pembimbing utama dan Sunaryo

Hadi Warsito., drh., M.P., selaku pembimbing serta dan Prof. Dr. R.T.S. Adikara,

drh., MS., M.Stot.AKP., selaku pembimbing penelitian.

Industri perunggasan di Indonesia memegang peranan penting karena

mampu menghasilkan swasembada daging unggas maupun telur. Usaha

perunggasan ikut berperan dalam meningkatkan kesehatan dan kecerdasan

masyarakat. Meningkatnya permintaan masyarakat terhadap daging ayam

menyebabkan pelaku usaha perunggasan memperbaiki produktivitas ayam broiler

dengan memanfaatkan teknologi tepat guna untuk meningkatkan laju

pertumbuhan ayam broiler sehingga umur panen ayam lebih cepat daripada umur

panen pada umumnya. Teknologi yang saat ini digunakan dan sedang

dikembangkan dalam dunia Kedokteran Hewan khususnya adalah teknologi

akupunktur dengan menggunakan laser sebagai pengganti jarum yang disebut

Laserpunktur.

Laserpunktur pada ternak adalah teknik yang menggunakan laser (Light

Amplificated Stimulated Emission by Radiation) yang ditembakkan pada titik

akupunktur ayam sebagai reseptor biologi yang mempunyai hubungan dengan

organ terkait sehingga tercapai peningkatan kapasitas dan efisiensi organ yang

(50)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh laserpunktur terhadap

laju pertumbuhan ayam broiler dengan interval penembakan 7 hari sekali dalam 1

bulan dengan dosis 0,2 joule, 0,4 joule dan 0,5 joule pada titik – titik akupunktur

pada ayam broiler. Penembakan laserpunktur ditembakkan pada empat titik yaitu

titik hu men (ST) untuk meningkatkan nafsu makan dan minum serta organ

pencernaan, titik bei ji (BL) untuk menstimulasi kerja jantung dan paru – paru,

titik gou hou (BL) untuk meningkatkan pertumbuhan secara umum melalui sistem

hormonal dan titik wei gen (GV) untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada

ayam.

Data yang diperoleh dari penelitian ini dipresentasikan untuk analisis data

menggunakan uji MANOVA (Multivariate Analysis of Variance) untuk

mengetahui perbedaan antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan dengan

menggunakan laserpunktur.

Hasil penelitian dari penelitian ini adalah tidak adanya pengaruh

penembakan laserpunktur terhadap laju pertumbuhan ayam broiler (p > 0,05).

Beberapa faktor yang menyebabkan laserpunktur tidak memberikan pengaruh

yaitu kondisi tubuh ayam broiler yang sudah seimbang. Hal ini berkaitan dengan

konsep keseimbangan Yin Yang dalam tubuh suatu individu yang apabila dalam

kondisi Yin Yang dalam tubuh tidak seimbang maka pemberian akupunktur akan

menyeimbangkan kondisi tubuh tersebut.

Beberapa faktor yang menyebabkan laju pertumbuhan ayam kurang

optimal dalam penelitian ini adalah faktor eksternal yang dapat mempengaruhi

(51)

Faktor eksternal tersebut adalah cuaca, suhu dan kelembapan kota Surabaya yang

pada saat itu ekstrim sehingga menyebabkan ayam menjadi stress dan efek

Gambar

Tabel 4.1 Rata - Rata Laju Pertumbuhan Ayam Broiler ..................................26
Gambar 2.3 Tabung Laser Semi Konduktor ....................................................13
Gambar 2.1 Ayam Broiler. Sumber: dokumentasi pribadi (2015)
Gambar 2.2. Power Supply (Sumber : Dokumentasi pribadi 2015)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil-hasil tersebut didukung juga olah hasil penelitian Mantau dkk (2014) di Sumatera Utara yang menunjukkan bahwa keunggulan komparatif komoditas padi

Dari hasil perhitungan pada Tabel 4 tersebut, terlihat bahwa Satuan Akuifer Volkan Merapi Bagian Tengah juga merupakan satuan akuifer di DAS Opak yang mempunyai potensi tertinggi

Nilai t dari hasil penghitungan data menggunakan IBM SPSS yang tertera dalam kolom t pada tabel coefficient di atas menunjukkan adanya hubungan antara variabel

Beberapa aktivitas kegiatan yang diselenggarakan di Laboratorium Agama UIN Sunan Kalijaga, Masjid Syuhada, dan Masjid Jogokaryan merupakan bentuk kegiatan inovatif dan kreatif

Saat auditor kelompok usaha memutuskan untuk menggunakan pekerjaan auditor lainnya, harus mempertimbangkan sejumlah kualifikasi profesional, independensi, kompetensi

 3 mengkonsumsi Susu, Keju, dan 3 mengkonsumsi Susu, Keju, dan Yoghurt  Yoghurt  ,,  2 mengkonsumsi Susu, Keju, dan 2 mengkonsumsi Susu, Keju, dan Flan Flan ,, 

Dari desain Sistem Informasi Geografis Daerah Rawan Banjir Kabupaten Jember telah dibuat aplikasi dalam bentuk web sehinga dapat memberikan data dan informasi bagi

Dengan adanya permasahan seperti ini, penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih mendalam dari sudut pandang hukum Islam tentang permasalahan tersebut, yang