HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI
Karya Tulis ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah DIII Gizi
Disusun Oleh :
DYAH AYU APRITASARI MAHENDRI J300120028
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI
Diajukan sebagai pedoman pelaksanaan penelitian studi akhir pada Program Studi Gizi FIK UMS
Disusun Oleh :
DYAH AYU APRITASARI MAHENDRI J 300 120 028
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
PROGRAM STUDI DIII ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA KARYA TULIS ILMIAH
ABSTRAK
DYAH AYU APRITASARI MAHENDRI. J300120028
HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II
RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA.
Pendahuluan : Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degeneratif, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena usia ataupun gaya hidup yang dipilih. Kadar glukosa darah yang tinggi dapat disebabkan karena adanya beberapa faktor seperti konsumsi makanan yang tinggi lemak, karbohidrat sederhana dan makanan olahan dengan kurang aktifitas fisik dan olahraga berkaitan dengan peningkatan kadar gula darah.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan konsumsi karbohidrat dan kolesterol terhadap kadar glukosa darah pada penderita DM Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan sejumlah 55 pasien diabetes melitus tipe II rawat jalan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta. Pengambilan data dengan cara sequentional sampling. Konsumsi karbohidrat dan kolesterol diperoleh dengan cara recall 24 jam selama 4 hari. Uji statistik korelasi pearson Product Moment.
Hasil : Rata-rata konsumsi karbohidrat 230,25 ± 57,315 dan rata-rata konsumsi kolesterol 210,94 ± 101,28.Uji hubungan konsumsi karbohidrat dengan kadar GDP yaitu p=0,299 dan GD2JPP yaitu p=0,258. Uji hubungan konsumsi kolesterol dengan kadar GDP yaitu p=0,388 dan GD2JPP yaitu p=0,18.
Kesimpulan :Tidak ada hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan kadar glukosa darah GDP dan GD2JPP dan tidak ada hubungan antara konsumsi kolesterol dengan kadar glukosa darah GDP tetapi ada hubungan antara konsumsi kolesterol dengan kadar glukosa darah GD2JPP.
Kata kunci : konsumsi karbohidrat, konsumsi kolesterol, kadar glukosa darah.
DEPARTMENT OF DIPLOMA IN NUTRITION FACULTY OF HEALTH SCIENCE MUHAMMADIYAH UNIVERSITY OF SURAKARTA RESEARCH PAPERS
ABSTRACT
DYAH AYU APRITASARI MAHENDRI. J300120028
RELATIONSHIP BETWEEN CARBOHYDRATE AND CHOLESTEROL
INTAKES, AND GLUCOSE LEVELS IN TYPE II DIABETES MELITUS OUTPATIENTS AT Dr. MOEWARDI HOSPITAL OF SURAKARTA.
Introduction: Diabetes melitus is a degenerative disease, due to the function and structure of the tissue or organ of the body gradually decrease over time due to age or lifestyle. High blood glucose levels can be affected by consumption of foods high in fat, simple carbohydrates and processed foods along with less physical activity and exercise.
Objective: To determine the relationship between the carbohydrates and cholesterol intakes and blood glucose levels in type II diabetes melitus at outpatients at Dr. Moewardi Hospital of Surakarta.
Methods: This research was an obsevasional with cross-sectional design. Number of subjects was 55 diabetes melitus type II outpatients at Dr. Moewardi Hospital of Surakarta. Retrieval of subject by sequentional sampling. Intake of carbohydrates and cholesterol data were obtained through recall 24-hours for 4 days.
Results: The average consumption of carbohydrate intake was 230,25 ± 57,315 gram. The average cholesterol intake was 210,94 ± 101,28 mg. Corelation between carbohydrate intake and fasting blood sugar showed p value=0,299 and blood sugar 2 hours post-prandial with p value =0,258. Correlation test between intake fasting blood sugar levels showed p value=0,388 and blood sugar 2 hours post-prandial with p value=0,18.
Conclusions: There was no relationship between the consumption carbohydrate intake and blood glucose levels of fasting blood sugar and blood sugar 2 hours post-prandial and there was no association between consumption of cholesterol in the blood glucose levels of fasting blood sugar but there was a relationship between cholesterol intake and blood glucose levels blood sugar 2 hours post-prandial .
Keywords: carbohydrate intake, cholesterol intake, blood glucose levels.
HUBUNGAN ANTARA KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL
TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES
MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Karya Tulis Ilmiah ini Disusun untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah D III Gizi
Disusun Oleh :
DYAH AYU APRITASARI MAHENDRI J 300 120 028
PROGRAM STUDI ILMU GIZI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
MOTTO
“Kemenangan yang seindah-indahnya dan sesukar-sukarnya yang boleh direbut oleh manusia ialah menundukkan diri.”(Ibu Kartini)
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.”(P.Syrus)
“Ketergesaan dalam setiap usaha membawa kegagalan.”(Herodotus)
“Hidup ini tidak boleh sederhana, hidup ini harus HEBAT & BERMANFAAT Yang sederhana adalah SIKAPNYA.”(Mario Teguh)
“Orang – orang yang hebat di bidang apapun bukan baru bekerja karena mereka terinspirasi, namun mereka menjadi terinspirasi karena mereka lebih suka bekerja. Mereka tidak menyia-nyiakan waktu untuk menunggu inspirasi.(Ernest
Newman)
“Orang- orang yang sukses telah belajar membuat diri mereka melakukan hal yang harus dikerjakan, entah mereka mereka menyukainya atau tidak.”(Aldus
Huxley)
“Malu Bukanlah Kalah Di Dalam Persaingan Untuk Mendapatkan Dunia ini Sahabat.”
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan untuk:
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
2. Kedua Orang Tuaku yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan baik secara moral maupun material.
3. Ibu Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi, selaku Dosen Pembimbing dan Ibu Nur Lathifah M., S.Gz., MS, selaku Dosen Pembimbing II terimakasih atas bimbingannya selama penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Semua teman-teman serta sahabat DIII Gizi angkatan 2012.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Dyah Ayu Apritasari Mahendri
Tempat, TanggalLahir : Grobogan, 27 April 1994 JenisKelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Dsn Karang Malang RT 02 RW 03 Tambahrejo, Kecamatan wirosari ,Kabupaten Grobogan.
RiwayatPendidikan : 1. Lulus TK Pertiwi 1 Tambahrejo. 2. Lulus SD Negeri 02 Wirosari. 3. Lulus SMP N 1 Wirosari. 4. Lulus SMA Negeri 1 Wirosari
KATA PENGANTAR
Penulis mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan proposal dengan judul “Hubungan Antara Konsumsi Karbohidrat dan Kolesterol terhadap Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta”.
Penyusunan proposal ini bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh nilai untuk Mata Kuliah Karya Tulis Ilmiah di Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Dalam penyusunan proposal ini, penulis banyak menemui kendala dan hambatan, namun berkat bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu perkenankanlah dengan setulus hati penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Ibu Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes., Ph.D, selaku Kepala Prodi Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta
2. Ibu Luluk Ria Rakhma, S.Gz., M.Gizi, selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar memberikan bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis. 3. Ibu Nur Lathifah M., S.Gz., MS, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
sabar memberikan bimbingan, saran, dan motivasi bagi penulis.
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DEPAN ... i
ABSTRAK BAHASA INDONESIA ... ii
ABSTRAK BAHASA INGGRIS ... iii
HALAMAN JUDUL ... iv
PERNYATAAN KEASLIAN ... v
HALAMAN PERSETUJUAN ... vi
HALAMAN PENGESAHAN ... vii
MOTTO ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB 1 PENDAHULUAN .. ... 1
D. Yang mempengaruhi gula darah ... 11
1. Faktor mempengaruhi gula darah ... 11
2. Konsumsi Karbohidrat .. . ... . ... 11
3. Konsumsi Kolesterol ... . ... . ... 13
4. Konsumsi Lemak ... . ... . ... 14
5. Kadar Glukosa darah .... . ... . ... 16
E. Hipotesis ... ... ... . ... . ... 20
C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22
1. Populasi . .... ... ... ... ... 22
B. Karakteristik Subyek Penelitian ... 33
C. Distribusi konsumsi ... ... ... 35
D. Hubungan Karbohidrat dengan Glukosa Darah ... 36
E.Hubungan Kolesterol dengan Glukosa Darah . ... 37
F. Keterbatasan Penelitian . ... ... ... 38
A.Kesimpulan .. ... ... ... ... ... 39 B. Saran.. ... .... ... ... ... ... ... 40
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Definisi Operasional ... 25
Tabel 2. Coding Jenis Kelamin ... 28
Tabel 3. 5 besar penyakit di poli penyakit dalam ... 32
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin ... 34
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Umur .... ... ... 34
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka teori Penelitian ... 19
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Ketersediaan Menjadi Responden
Lampiran 2 From Recall 24 Jam
Lampiran 3 Rekapan Nama Responden
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ tubuh secara bertahap menurun dari waktu ke waktu karena usia ataupun gaya hidup yang dipilih. Penyakit ini dikenal sebagai penyakit yang diakibatkan oleh pola hidup yang modern, dimana orang lebih suka makan makanan siap saji dan kurangnya aktifitas fisik dan lebih memanfaatkan teknologi seperti menggunakan kendaraan bermontor dari pada berjalan kaki (Nurhasan, 2000).
Diabetes melitus kini menjadi ancaman yang serius bagi manusia di dunia. Pada tahun 2003, WHO memperkirakan 194 juta jiwa atau 5,1 % dari 3,8 milyar penduduk dunia usia 20-79 tahun menderita Diabetes melitus, dan pada tahun 2025 meningkat menjadi 333 juta jiwa (Madina, 2011). Berdasarkan laporan Rumah Sakit dan Puskesmas, prevalensi Diabetes melitus yang tergantung terhadap insulin di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2008 sebesar 0,16% mengalami peningkatan bila di bandingkan pada tahun 2007 sebesar 0,09%. Sedang prevalensi Diabetes melitus yang tidak tergantung dengan insulin yang lebih dikenal sebagai Diabetes melitus tipe 2, mengalami peningkatan dari 0,83% pada tahun 2006, menjadi 0,96% pada tahun 2007, dan 1,25 % pada tahun 2008 (Dinkes Provinsi Jawa Tengah, 2008).
Diabetes melitus tidak dapat disembuhkan melainkan dapat dikendalikan glukosa darahnya melalui diet, olahraga, dan obat – obatan. Untuk dapat mencegah adanya komplikasi kronis, diperlukan pengendalian Diabetes melitus yang baik yang mempunyai sasaran dengan kriteria nilai yang baik diantaranya gula darah puasa 80 - <100mg/dL, 2 jam sesudah makan 80 – 144 mg/dl, kolesterol total <200mg/dL, trigliserida <155mg/Dl, IMT 18,5
– 22,9 kg/m², dan tekanan darah <130/80 mmHg (Perkeni, 2006).
aktifitas fisik dan olahraga berkaitan dengan peningkatan kadar gula darah (Erliensty, 2009).
Pada pasien Diabetes melitus terjadi kelainan metabolisme karbohidrat, protein dan lemak akibat dari kekurangan jumlah serta fungsi insulin yang ditandai dengan meningkatnya kadar glukosa darah. Apabila jumlah karbohidrat lebih dari kemampuan tubuh untuk membakarnya sebagai sumber energi, maka karbohidrat akan dikonversasikan ke lemak (American Diabetes Acociation, 2004).
Mengkonsumsi karbohidrat sederhana terlalu banyak hal ini akan menyebabkan hormon insulin cepat diproduksi dan membuat gula darah masuk ke sel otot atau pun sel hati. Jika tempat penyimpanan gula sudah penuh yakni otot atau hati, gula akan di simpan di dalam sel lemak dan di dalam sel lemak gula akan di ubah menjadi lemak (Turoan,2012).
Lemak merupakan sumber energi terbesar yang dapat menyebabkan obesitas. Pada orang yang obesitas sel-sel lemak tersebut akan menghasilkan beberapa zat yang digolongkan sebagai adipositokin. Zat tersebut menyebabkan resistensi terhadap insulin. Akibat resistensi insulin, gula darah sulit masuk ke dalam sel sehingga gula di dalam darah tinggi atau hiperglikemi (Kariadi, 2009).
darah, hiperinsulinemia dan ketidaknormalan fungsi lemak yang di tandai dengan adanya peningkatan kadar kolesterol darah, LDL dan penurunan HDL ataupun peningkatan kadar trigliserida dalam darah yang merupakan faktor independen terhadap penyakit jantung (American Diabetes Acociation, 2004).
Kolesterol yaitu suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, diproduksi oleh hati dan sangat diperlukan oleh tubuh, tetapi kolesterol berlebih akan menimbulkan masalah terutama pada pembuluh darah jantung dan otak. Darah mengandung 80% kolesterol yang di produksi oleh tubuh sendiri dan 20% berasal dari makanan. Kolesterol yang diproduksi terdiri dari 2 jenis kolesterol HDL dan kolesterol LDL. Bila kolesterol LDL jumlahnya berlebih di dalam darah akan diendapkan pada dinding pembuluh darah dan membentuk bekuan yang dapat menyumbat pembuluh darah, sedangkan kolesterol HDL mempunyai fungsi membersihkan pembuluh darah dari kolesterol LDL yang berlebihan. Selain itu ada trigliserida yang terbentuk sebagai hasil dari metabolisme makanan yang berbentuk lemak dan juga berbentuk karbohidrat dan protein yang berlebihan, yang tidak seluruhnya dibutuhkan sebagai sumber energi (Siswono, 2006).
karena gula tidak bisa diproses menjadi energi pada penderita DM. Maka energi akan dibuat dari sumber seperti protein dan lemak. Akibatnya, kolesterol yang terbentuk di metabolisme lemak akan menumpuk dan mengancam pembuluh darah. Pada pasien DM tipe II, endapan di lemak (kolesterol) akan disimpan di dinding sel dan akan mengurangi jumlah reseptor insulin sedangkan reseptor insulin sel tidak mampu menangkap gula dan mengakibatkan glukosa darah menjadi tinggi ( Baras, 2003).
Hasil penelitian mengatakan bahwa resiko perkembangan Diabetes melitus, kemungkinan berkaitan dengan konsumsi makanan tinggi energi, kurangnya aktifitas fisik dan olahraga dalam jangka waktu yang lama. Ketidakseimbangan antara konsumsi makanan tinggi energi dengan pengeluaran energi dalam aktifitas dalam jangka waktu yang lama memungkinkan terjadinya obesitas, resistensi insulin dan Diabetes melitus (Shuldier, 2001).
Di RSUD Dr.Moewardi Surakarta pada tahun 2014 terdapat penderita Diabetes mellitus sebesar 8170 penderita dan pada tahun 2015 bulan januari sampai juli 2015 penderita Diabetes melitus sudah mencapai 3958 penderita (RSUD Dr. Moewardi Surakarta, 2015).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang akan dikaji pada penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara konsumsi karbohidrat dan kolesterol terhadap kadar glukosa darah pada penderita DM Tipe II rawat jalan di RSUD Dr.Moewardi ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan konsumsi karbohidrat dan kolesterol terhadap kadar glukosa darah pada penderita DM Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
2. Tujuan khusus
a) Mendiskripsikan konsumsi karbohidrat pada pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi.
b) Mendiskripsikan konsumsi kolesterol pada pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi.
c) Mendiskripsikan glukosa darah pada pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi.
e) Menganalisis hubungan konsumsi kolesterol dengan kadar glukosa darah pada penderita Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi rumah sakit
Memberikan informasi bagi rumah sakit mengenai hubungan antara konsumsi karbohidrat dan kolesterol pada penderita Diabetes Melitus Tipe II.
2. Bagi Ahli Gizi di Rumah Sakit
Sebagai bahan untuk memperoleh data hubungan antara konsumsi karbohidrat dan kolesterol yang dapat digunakan sebagai pemberian konsultasi pada penderita Diabetes Melitus Tipe II.
3. Bagi Pembaca
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Diabetes Melitus
Diabetes mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang ditandai dengan hiperglikemia dan intoleransi glukosa yang terjadi karena kelenjar prankreas tidak dapat memproduksi insulin secara adekuat atau karena tidak dapat menggunakan insulin yang diproduksi secara efektif. Diabetes mellitus diklasifikasikan menjadi 2 yaitu diabetes tipe I ditandai dengan berkurangnya produksi insulin, dan diabetes mellitus tipe II disebabkan ketidakmampuan tubuh menggunakan insulin secara efektif yang kemudian mengakibatkan kelebihan berat badan dan kurangnya aktifitas fisik (Perkeni, 2006 ).
DM disebut dengan kencing manis, merupakan hiperglikemia kronik disertai berbagai kelainan metabolik akibat gangguan hormonal yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik pada mata, ginjal, pembuluh darah disertai lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan mikroskop elektron (Bilous, 2002).
B. Klasifikasi Diabetes Melitus
Menurut jenisnya Diabetes Melitus dibagi menjadi 2 yaitu 1. Diabetes Melitus tipe 1
kenaikan kadar glukosa darah karena insulin tidak diproduksi oleh pankreas. Dengan kata lain Diabetes Melitus tipe 1 tidak menghasilkan kunci pintu sel sehingga glukosa dalam aliran darah tidak dapat masuk ke dalam sel (Barnes, 2012).
2. Diabetes Melitus tipe II
Diabetes ini sering disebut diabetes tidak tergantung pada insulin, karena para penderitanya umumnya tidak membutuhkan pemberian insulin. Tidak seperti Diabetes tipe 1, Diabetes tipe II ini bisa menghasilkan insulin atau bahkan bisa menghasilkan lebih banyak insulin daripada orang normal. Masalah pada Diabetes tipe II tidak terlalu menyangkut tentang kunci insulin tetapi lebih pada lubang kunci yang membuat pintu bisa terbuka. Pada Diabetes tipe ini memiliki kadar gula yang lebih tinggi sekaligus kadar insulin yang rendah, normal ataupun tinggi pada waktu bersamaan. Pada Diabetes tipe II ini sel sel lebih resisten terhadap insulin dan untuk menjaga kadar gula darah di dalam sel tetap normal, tubuh menghasilkan kadar glukosa konsentrasi tinggi di luar sel (Barnes, 2012).
C. Patofisilogi Diabetes Melitus
adanya peningkatan kadar glukosa darah (Manaf dalam Sudoyono, 2006).
1. Diebetes Melitus tipe I
Terjadi defisiensi insulin yang dihasilkan oleh sel beta pankreas, karena adanya reaksi autoimun yang disebabkan adanya peradangan pada sel beta insulitis. Hal ini menyebabkan timbulnya antibodi terhadap sel beta yang disebut dengan ICA (Islet Cel Antibody). Reaksi antigen (sel beta) dengan antibody (ICA) yang di timbulkan dapat menyebabkan hancurnya sel beta (Manaf dalam Sudoyono, 2006).
2. Diabetes Melitus tipe II
D. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kadar Glukosa Darah Pada
Diabetes Melitus
Ada beberapa hal yang menyebabkan gula darah naik, yaitu kurang berolahraga, bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, meningkatnya stress dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia, serta dampak perawatan dari obat misalnya steroid (Kilvert, 2010).
a) Olahraga secara teratur dapat mengurangi resistensi insulin sehingga insulin dapat dipergunakan lebih baik oleh sel-sel tubuh. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa peningkatan aktifitas fisik (sekitar 30 menit/hari) dapat mengurangi resiko Diabetes. Olahraga juga dapat digunakan sebagai usaha untuk membakar lemak dalam tubuh sehingga dapat mengurangi berat badan bagi orang diabetes (Kilvert, 2010).
b) Asupan makanan terutama melalui makanan berenergi tinggi atau kaya akan karbohidrat dan serat yang rendah dapat mengganggu stimulasi sel-sel beta pankreas dalam memproduksi insulin. Asupan lemak di dalam tubuh juga perlu di perhatikan karena sangat berpengaruh terhadap kepekaan insulin (Kilvert, 2010). Ada beberapa faktor konsumsi makanan yang mempengaruhi kadar glukosa darah :
1. Konsumsi Karbohidrat
dikonsumsi sepanjang hari. Setiap gram karbohidrat memberikan 4 kalori. Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dari makanan utama dan selingan lebih penting dari pada sumber atau tipe karbohidrat tersebut. Hal ini disebabkan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dari makanan utama dan selingan mempengaruhi kadar glukosa darah dan sekresi insulin (American Diabetes Association, 2004).
Mekanisme karbohidrat adalah dengan kadar glukosa darah adalah sebagai berikut: karbohidrat akan diserap dan dipecah dalam bentuk monosakarida, terutama glukosa. Penyerapan glukosa menyebabkan peningkatan kadar gula darah dan meningkatkan sekresi insulin (Linder, 2000). Sekresi insulin yang tidak mencukupi dan resistensi insulin yang terjadi pada Diabetes melitus tipe 2 menyebabkan terhambatnya proses penggunaan glukosa oleh jaringan sehingga terjadi peningkatan glukosa didalam darah (Arora, 2005).
Karbohidrat sederhana lebih mudah dikonversi menjadi glukosa karena struktur molekul terurai lebih cepat didalam perut dan usus kecil. Oleh karena itu karbohidrat ini meningkatkan kadar glukosa dalam aliran darah sangat cepat (kurang dari 30 menit) (Annecollin, 2009).
demikian, kita tidak cepat lapar dan energi tersedia dalam waktu lama, cukup untuk aktivitas sehari penuh. Karbohidrat kompleks tidak disaring dan memiliki lebih banyak serat, sehingga tubuh kita memprosesnya lebih lama. Contoh dari karbohidrat kompleks adalah : buah segar, sayur, roti gandum, nasi merah, dan ubi manis (Akubugar, 2009).
Dari hasil penelitian Samaha dkk, menyatakan bahwa pengurangan konsumsi karbohidrat dapat meningkatkan sensitivitas insulin pada individu sehat dan menurunkan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Melitus tipe II (Arora, 2005).
2. Konsumsi Kolesterol
menyerang pada semua pembuluh darah, terutama jaringan pembuluh perifer, keadaan inilah yang menjadi dasar timbulnya komplikasi Diabetes Melitus (Faisal baras, 2003).
Pada penderita Diabetes melitus, kadar kolesterol yang meningkat akan mempercepat penyakit vaskuler atherosklerotik. Hal tersebut merupakan komplikasi jangka panjang. Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh di ubah menjadi lemak, perubahan ini terjadi didalam hati. Lemak ini kemudian dibawa ke sel- sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah yang tidak terbatas (Almatsier, 2001).
Oleh karena itu kondisi hiperglikemia yang terjadi dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan perubahan fungsi dan metabolisme lemak. Perubahan tersebut akan menyebabkan kerusakan jaringan dan kerusakan jaringan inilah yang akan menimbulkan komplikasi – komplikasi. Untuk menghindari resiko timbulnya komplikasi diabetik, penderita Diabetes melitus harus mengontrol dan mengendalikan kadar gula darah dalam jangka panjang. Pengendalian kadar gula darah secara ketat akan memperbaiki pula kadar kolesterol dalam darah.
3. Konsumsi lemak
Lemak jenuh merupakan determinan diet yang penting untuk menentukan kadar LDL-kolesterol di dalam plasma (Snehalatha, 2009). Aspek paling penting yang berhubungan dengan komposisi diet adalah konsumsi lemak jenuh <10% dari total energi atau bahkan <8% bagi pasien dengan risiko kardiovaskuler tinggi. Adanya rekomendasi kuat, yaitu tingginya risiko menderita penyakit kardiovaskuler pada pasien diabetes dan kenyataan bahwa asupan lemak jenuh memberikan efek terhadap metabolisme lemak (meningkatkan kolesterol LDL), resistensi insulin dan tekanan darah (Riccard, 2005).
c) Interaksi antara pituitary, adrenal gland, pancreas dan liver sering terganggu akibat stress dan penggunaan obat-obatan. Gangguan organ-organ tersebut mempengaruhi metabolisme ACTH ,kortisol, glucagon merangsang glukoneogenesis di liver yang akhirnya meningkatkan kadar gula dalam darah (Tobing, 2008).
d) Konsumsi obat pada pengelolaan Diabetes Melitus tanpa dekompensasi metabolik dimulai dengan pengaturan makan dan disertai dengan kegiatan jasmani yang cukup. Bila setelah itu kadar glukosa darah masih belum memenuhi sasaran yang metabolik yang diinginkan, pasien diberikan obat hipoglikemi oral atau suntikan insulin sesuai indikasi (PERKENI, 1998 dalam Qurratueni, 2009). Obat anti hipoglikemi pada umunya hanya digunakan untuk mengobati individu yang menderita Diabetes Melitus Tipe II, cara kerja obat anti hipoglikemi yaitu merangsang sel beta pankreas untuk mengeluarkan insulin atau mengurangi absorpsi glukosa didalam usus, sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah (Soewondo, 2002 dalam Qurratueni, 2009).
E. Kadar Glukosa Darah
1) Pengertian
atau dekstrosa. Di dalam tubuh didapat dari hasil akhir pencernaan amilum, sukrosa, maltosa dan laktosa ( Erliensty, 2009).
Glukosa di dalam darah berfungsi sebagai penyedia energi bagi seluruh sel – sel dan jaringan tubuh. Pada keadaan fisiologis Kadar Glukosa Darah sekitar 80 – 120 mg/dl. Kadar glukosa darah dapat meningkat melebihi normal disebut hiperglikemia, keadaan ini dijumpai pada penderita DM (Erliensty, 2009).
2) Efek Makanan Terhadap Glukosa Darah
Makanan memegang peranan dalam peningkatan kadar glukosa darah. Pada proses makan, makanan yang dimakan akan dicerna di dalam saluran cerna dan kemudian akan diubah menjadi suatu menjadi suatu bentuk gula yang disebut glukosa. Selanjutnya gula ini akan diserap oleh dinding usus dan kemudian beredar di dalam aliran darah. Inilah sebabnya setelah makan akan terdapat kenaikan kadar gula didalam darah lalu gula tersebut akan didistribusikan ke dalam sel-sel tubuh ( Hartini, 2009).
3) Gula darah pada Diabetes Melitus tipe II
F. Kerangka teori
Gambar.1
Sumber Suhartono, (2009), Seisyuhada,( 2009), Kilvert, (2010), Faisal Baras, (2003).
G. Kerangka konsep
Gambar. 2
Konsumsi
Karbohidrat
Konsumsi
Kolesterol
Glukosa Darah
Glukosa Darah Pola makan :
1. konsumsi karbohidrat 2. konsumsi
kolesterol
Aktifitas fisik yang kurang
Konsumsi Obat
stress
H. Hipotesis
Hipotesis alternatife dari penelitian ini adalah :
1) Ada hubungan antara konsumsi karbohidrat dengan kadar glukosa darah pada penderita Diabetes melitus.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah observasi, yaitu peneliti melakukan pengamatan pada subyek penelitian dalam kurun waktu tertentu dengan melakukan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsumsi karbohidrat dan kolesterol terhadap glukosa darah pada pasien Diabetes melitus rawat jalan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu
Proses pembuatan proposal dilaksanakan bulan November 2014. Proses perijinan tempat untuk melaksanakan penelitian atau pengambilan data dilaksanakan bulan Juni 2015. Sedangkan proses pengambilan data dilaksanakan bulan juli sampai agustus 2015. 2. Tempat
Penelitian dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, dengan alasan:
b. RSUD Dr. Moewardi Surakarta merupakan rumah sakit pendidikan kelas A sehingga lebih kondusif untuk peneliti menjalankan proses penelitian.
C. Populasi dan Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah semua pasien yang terdiagnosis Diabetes melitus tipe 2 rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
a. Kriteria Inklusi
1) Penderita Diabetes Melitus yang bersedia menjadi responden 2) Penderita Diabetes Melitus yang memiliki data kadar glukosa
darah.
3) Dapat berkomunikasi verbal dengan baik dan dapat melihat.
b. Kriteria Eksklusi
1) Penderita Diabetes Melitus yang mengalami gangguan dengan berkomunikasi.
2. Subyek
a. Jumlah subyek
Perhitungan besar subyek menggunakan rumus menurut Lameslow(1997) sebagai berikut:
= 50,03 ( dibulatkan menjadi 50)Untuk mengantisipasi kehilangan responden selama penelitian, maka ada tambahan 10% dari subyek (10% + 50 = 5 menjadi 55 orang).
Keterangan :
n : perkiraan jumlah besar subyek q : 1 -p
Z1-�/2 : Statistik Z (misalnya Z= 1,96 untuk =0,05) d : delta, presisi absolute atau margin of eror yang diinginkan dikedua sisi proporsi (misal + I – 5%)
b. Teknik Sampling atau Cara Pengambilan Sampling
Teknis atau cara pengambilan sampel adalah sequentional sampling yaitu cara pemilihan sampel yang termasuk dalam Probability sampling yang dilakukan dengan cara subyek yang datang dan memenuhi kriteria dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang di perlukan terpenuhi.
D. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian ini terdiri dari :
1. Variabel Bebas : Konsumsi karbohidrat, konsumsi kolesterol
A.Definisi operasional
Tabel 1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Skala ukur
1 Glukosa darah Jumlah glukosa yang terdapat di dalam darah darah puasa dan gula darah
2 jam sesudah makan
1. Jenis dan Sumber data
a) Data Primer, meliputi data tentang konsumsi karbohidrat, data konsumsi kolesterol.
2. Cara Pengambilan Data a) Wawancara Langsung
Proses pengumpulan data dengan cara komunikasi yang dilakukan secara langsung kepada subyek untuk menggali data identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin, dan alamat) dan data konsumsi karbohidrat dan kolesterol dengan recall 24 jam. b) Pengukuran langsung
Proses pengumpulan data dengan cara recall 24 jam yaitu menanyakan jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi pasien selama 24 jam ke belakang untuk mengetahui konsumsi karbohidrat dan kolesterol.
c) Pengukuran Tidak langsung
Pengambilan data kadar glukosa darah dari rekam medik. 3. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. From recall 24 jam
Digunakan untuk mengetahui konsumsi karbohidrat dan kolesterol pada subyek.
2. Tabel URT
3. Program nutrisurvey dan SPSS
Program nutri 2008 digunakan untuk mengolah data hasil recall 24 jam sehingga diperoleh data konsumsi karbohidrat dan kolesterol dan SPSS digunakan untuk analisis data.
C. Jalannya Penelitian
1. Tahap Persiapan
a) Penyusunan proposal
b) Mengajukan surat ijin penelitian ke RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
c) Mengajukan survei pendahuluan untuk mengetahui karakteristik sampel penelitian
d) Presentasi proposal penelitian. 2. Tahap Pelaksanaan
a) Melakukan koordinasi dengan pihak rumah sakit dan instalasi gizi. b) Pengumpulan data dengan cara wawancara langsung (umur, jenis
kelamin, konsumsi karbohidrat dan kolesterol) dan pengamatan rekam medis ( tentang kadar glukosa darah).
c) Pengolahan hasil recall 24 jam dengan program nutrisurvey yang nantinya akan membandingkan konsumsi karbohidrat dan kolesterol diperoleh dari hasil recall 24 jam yang dibandingkan dengan kebutuhan dikalikan 100%.
3. Tahap Akhir
b) Hasil penelitian yang telah diolah kemudian akan diuraikan dan dibahas melalui analisis univariat dan bivariat.
D. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data meliputi tahap: a. Editing
Proses editing yaitu melakukan pemeriksaan data, kejelasan penulisan data baik identitas. Data-data yang melalui proses editing adalah data identitas (umur, alamat dan jenis kelamin) dan kadar glukosa darah.
b. Coding
Proses coding yaitu melakukan pemberian kode untuk mempermudah pengolahan dan proses selanjutnya melalui tindakan pengklasifikasian data. karbohidrat dan kolesterol ke dalam program SPSS kemudian akan diolah menggunakan uji statistik.
Kode Klasifikasi
d. Cleaning,
Cleaning yaitu melakukan pembersihan data untuk memeriksa adanya kesalahan data pada saat pemasukan.
e. Tabulating
Data yang di sajikan dalam bentuk tabel adalah data tentang karakteristik sampel meliputi umur, jenis kelamin, kadar glukosa darah dan tingkat konsumsi karbohidrat dan kolesterol.
2. Analisis data
a. Analisis Univariat
Analisis ini digunakan untuk menjelaskan gambaran variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian ini. Variabel bebas meliputi Karbohidrat dan kolesterol. sedangkan variabel terikatnya adalah kadar glukosa darah
b. Analisis Bivariat
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisa hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat menggunakan uji One Kolmogorove Smirnov untuk menguji kenormalan data kemudian uji korelasi pearson Product Moment karena datanya berdistribusi normal, dasar pengambilan keputusan hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan nilai p, sebagai berikut :
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum
1. Gambaran RSUD Dr. Moewardi
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta adalah rumah sakit milik pemerintah daerah tingkat I Jawa Tengah yang beralamatkan di Jalan Kolonel Soetarto Nomor 132 Surakarta dan merupakan rumah sakit tipe A. RSUD Dr. Moewardi merupakan rumah sakit pendidikan (teaching hospital) bagi calon dokter (PDDS I) Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Program Pendidikan Dokter Spesialis I. RSUD Dr. Moewardi juga ditetapkan sebagai Rumah Sakit rujukan wilayah Eks Karesidenan Surakarta dan sekitarnya, Jawa Timur bagian barat dan Jawa Tengah bagian tenggara.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Moewardi Surakarta memiliki 2 pelayanan kesehatan, yaitu pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Pelayanan medis di RSUD Dr.Moewardi Surakarta terdiri dari Intensive Care Unit (ICU), Intensive Cardiac Unit (ICCU), Pediatric Care
Unit (PICU), penyakit dalam, kardiologi, bedah, anak, obstetri, ginekologi, perinatologi, penyakit kulit dan kelamin, paru, jiwa, gigi, mulut, radioterapi, perinatologi dan telinga hidung tenggorokan (THT).
ruangan yaitu konsultasi, ruang onkologi, ruang pemeriksaan BB, TB, dan tensi, ruang perawat, ruang ginjal hipertensi dan ruang pemeriksaan gula darah. Pengambilan data penelitian ini dilaksanakan di ruang tunggu pasien diabetes melitus poli penyakit dalam dengan subyek sebanyak 55 responden. Pemeriksaan penyakit diabetes melitus dilakukan di hari selasa dan rabu di setiap minggunya. Penyakit Diabetes melitus menempati urutan ke 2 dari 5 besar penyakit di poli penyakit dalam. Berikut adalah 5 besar penyakit di poli penyakit dalam :
tabel 3.
5 besar penyakit di poli penyakit dalam
no Penyakit Kode ICD Jumlah
pasien 1 Esensial(primer) hipertensi I10 7.526 2 Non-insulin-dependent diabetes
melitus tanpa komplikasi
E11.9 3.323
3 Diabetes yang tidak ditentukan tanpa komplikasi
E14.9 2.292
4 Osteoarthritis M19.9 2.159 5 Penyakit jantung tanpa
hipertensi (kongestif)
I11.9 1.598
2. Poli Gizi
Poli gizi RSUD Dr. Moewardi Surakarta adalah poli klinik yang memberikan pelayanan keperawatan sesuai dengan status serta kode etik yang berlaku dan melaksanakan fungsi pendidikan kesehatan dirumah sakit dengan sebaik-baiknya yang diabdikan bagi kepentingan peningkatan derajat kesehatan masyarakat.
formula WHO), konsultasi gizi ruang rawat inap, penyuluhan pada ibu hamil dan menyusui, pengembangan gizi terapan dan konsultasi gizi rawat jalan. Berdasarkan data survey pendahuluan juga diketahui bahwa jumlah seluruh pasien rawat jalan di RSUD Dr. Moewardi pada bulan januari sampai juli 2015 sebanyak 3958. Di poli penyakit dalam pada bulan agustus pasien diabetes melitus rawat jalan yang berkonsultasi gizi yaitu sebesar 9 orang.
B. Karakteristik Subyek Penelitian
Diabetes Mellitus merupakan penyakit kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi sangat potensial untuk dikendalikan melalui pengelolaan DM. Diabetes Mellitus juga merupakan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup, oleh karena itu berhasil tidaknya pengelolaan DM sangat tergantung dari pasien itu sendiri dalam mengendalikan kondisi penyakitnya dengan menjaga kadar glukosa darahnya dapat tetap terkendali (Tjokroprawiro, 2006).
Ada beberapa hal yang menyebabkan gula darah naik, yaitu kurang berolahraga, bertambahnya jumlah makanan yang dikonsumsi, meningkatnya stress dan faktor emosi, pertambahan berat badan dan usia, serta dampak perawatan dari obat misalnya steroid (Kilvert, 2010).
Tabel 4.
Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 20 36,4%
Perempuan 35 63,6%
Total 55 100%
Hasil menunjukkan bahwa jumlah subyek untuk perempuan lebih banyak sebesar 63,6% dibanding dengan laki laki sebesar 36.4 % karena perempuan rentan terhadap suatu penyakit. Hal tersebut kemungkinan karena pada usia 40 tahun ke atas wanita sudah mengalami masa menapouse . Pada masa ini estrogen dan progesteron naik turun tidak teratur. Estrogen berkurang dapat menyebabkan resistensi insulin sehingga glukosa darah akan meningkat (Tandra, 2008).
Diabetes Melitus tipe II juga terjadi pada orang dengan usia diatas 55 tahun, hal ini berhubungan dengan bertambahnya usia seseorang akan bertambah pula berat badan mereka (Touchette, 2005 dalam Astrine, 2012). Menurut The Hormone Foundation, orang yang mengalami penuaan akan mengalami perubahan yaitu produksi dan sekresi hormon termasuk insulin sehingga pada orang yang sudah tua rentan terkena Diabetes Melitus.
C. Distribusi Konsumsi Karbohidrat, Kolesterol dan Kadar Glukosa Darah
Distribusi hasil karbohidrat, kolesterol, kadar glukosa darah puasa (GDP) dan kadar glukosa darah 2 jam Post Prandial (GD2JPP) dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini :
Tabel 6
Distribusi karbohidrat, kolesterol dan kadar glukosa darah
Minimum Maksimum Rata-rata
GDP (mg/dl) 101 181 123.27
GD2JPP (mg/dl) 128 315 175.49 Karbohidrat (gram) 108.35 308.92 230.2563 Kolesterol 15.00 453.70 210.9499
nilai Kadar glukosa darah 2 jam Post Prandial (GD2JPP) termasuk dalam nilai normal. Konsumsi Karbohidrat memiliki nilai minimum 108,35 gram, nilai maksimum 308,92 dan rata-rata 230,2563 gram. Konsumsi kolesterol memiliki nilai minimum 15 mg, nilai maksimal 453,70 mg dan rata- rata 210,94 mg.
Dapat disimpulkan bahwa konsumsi karbohidrat dan kolesterol yang jumlah nya sedikit atau banyak tidak mempengaruhi kenaikan kadar glukosa darah pada pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta, karena konsumsi atau kebiasaan makan bukan satu – satunya faktor yang berpengaruh dan memegang peranan penting dalam melakukan pengendalian kadar glukosa darah, melainkan masih banyak faktor lain yang mendukung untuk terkendalinya kadar glukosa darah yaitu : melakukan aktifitas atau olahraga yang rutin dan teratur dan mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai dengan instruksi dari tim medik (Suyono, 2002).
D. Hubungan Konsumsi Karbohidrat dengan Kadar Glukosa Darah Pada
Penderita Diabetes Melitus Tipe II.
II . Tidak adanya hubungan konsumsi karbohdrat dengan kadar glukosa darah dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mendukung untuk terkendalinya kadar glukosa darah yaitu : melakukan aktifitas atau olahraga yang rutin dan teratur dan mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai dengan instruksi dari tim medik (Suyono, 2002). Pasien Diabetes Melitus Tipe II rawat jalan di RSUD Dr,moewardi rutin mengkonsumsi obat walaupun konsumsi karbohidrat nya banyak tetapi kadar glukosa darahnya tetap terkontrol.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Witasari dkk (2009) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan konsumsi karbohidrat dengan kadar GDS, dengan hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,346 (>0,05). Berbeda dengan penelitian Yekti (2014) yang menyatakan bahwa konsumsi karbohidrat berhubungan bermakna dengan kadar glukosa darah puasa. Hubungan ini bersifat positif sehingga semakin tinggi jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dari makanan utama dan selingan lebih penting dari daripada sumber atau tipe karbohidrat tersebut. Hal ini disebabkan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi dari makanan utama dan selingan mempengaruhi kadar kadar glukosa darah dan sekresi insulin (American Diabetes Association, 2004).
E. Hubungan konsumsi kolesterol dengan Glukosa Darah Pada Pasien
Diabetes Melitus Tipe II.
kadar GDP pada penderita Diabetes Melitus Tipe II. Sedangkan untuk konsumsi kolesterol dengan dengan kadar GDP2JPP yaitu p=0,18 (<0,05) H0 ditolak maka ada hubungan konsumsi kolesterol dengan kadar GD2JPP. Menurut Siswanti (2010) mengatakan bahwa penderita Diabetes Melitus kematian utama disebabkan oleh penyakit kardioserebrovaskular, pasien Diabetes Melitus sangat penting untuk menekan kolesterol. Menurut Yanti (2008) mengatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara kadar kolesterol dengan kejadian PJK pada Diabetes Melitus Tipe II (P=0,032) dan kolesterol total >200mg/dl merupakan faktor resiko untuk terjadinya PJK pada Diabetes Melitus Tipe II.
F. Keterbatasan Penelitian
1. Pada analisis sampel tidak memperhatikan faktor perancu seperti : melakukan aktifitas atau olahraga yang rutin dan teratur, mengkonsumsi obat antidiabetes sesuai dengan instruksi dari tim medik, riwayat penyakit keluarga dan lama sakit.
2. Penelitian ini tidak menggambarkan tentang stress, proses pencernaan yang berpengaruh secara langsung pada kenaikan kadar glukosa darah. 3. Hasil perhitungan konsumsi makan sangat bergantung dari daya ingat
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Konsumsi Karbohidrat memiliki nilai minimum 108,35 gram, nilai maksimum 308,92 dan rata-rata 230,2563 gram.
2. Konsumsi kolesterol memiliki nilai minimum 15 mg, nilai makmismal 453,70 mg dan rata- rata 210,94 mg.
3. Kadar Glukosa Darah Puasa (GDP) memiliki nilai minimum 101 mg/dl, nilai maksimal 181 mg/dl, dan rata-rata 123,27 mg/dl.
4. Kadar glukosa darah 2 jam Post Prandial (GD2JPP) memiliki nilai minimum 128 mg/dl, nilai maksimal 315 mg/dl dan rata- rata 175,49 mg/dl.
5. Tidak ada hubungan konsumsi karbohidrat dengan kadar GDP dan kadar GD2JPP pada pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
6. Tidak ada hubungan konsumsi kolesterol dengan kadar GDP pada pasien Diabetes Melitus Tipe II Rawat Jalan di RSUD Dr.Moewardi Surakarta.
B. Saran
1. Bagi Pasien
Penderita Diabetes Melitus diharapkan dapat menjaga pola makan dan selalu cek rutin / rawat jalan setiap sebulan sekali.
2. Bagi Peneliti
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
American Diabetes Association. 2004 .Dietary carbohydrate(amount and type) inmprevention and managemen diabetes. (Statement). Diabetes Care.;27:2266-2274.
Arora SK, M.C Farlance.SI. 2005. The case for low carbohydrate diets in diabetes management. Nutr dan Metab. (16) 2
Baras, Faisal .2003. Mencegah jantung dengan Menekan kolesterol. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Bilous. 2002. Seri Kesehatan Bimbingan Konsensus Dokter pada Diabetes. Dian Rakyat. Jakarta.
Darryl.E, Barnes, MD. 2012. Program Olahraga Diabetes.PT Citra Aji Parama.Yogyakarta.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2011. Profil Kesehatan 2011. www. Dinkes Jateng prov jateng prov. Go. Id. Di unduh pada tanggal 12 Oktober 2012.
Fox, C, J Kilvert , A .2010. Bersahabat dengan Diabetes tipe 2. Penebar Plus. Depok.
Toruan, Phaidon L, dr., MM. Fat-loss Not Weight-loss for Diabetes: Sakit Tapi Sehat . Jakarta: Transmedia.
Ucik Witasari, dkk. 2009. Hubungan Tingkat Pengetahuan, Asupan Karbohidrat dan Serat Dengan Pengendalian Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2.
Gondosari Aleysius. H. 2009. Karbohidrat Sederhana. Tersedia di http : www:5elemen.com Diakses pada 6 juni, 2011.
Madina. 2011. Diabetes Mellitus Ancaman Umat Manusia di Dunia.tersedia
di:http://madinask.com/index.php?option=com_content&view=article&i d=4659: diabetesmellitus umat-manusia-
Manaf. 2006. Insulin;Mekanisme Sekresi dan Aspek Metabolisme. Dalam Sudoyo et al, Buku ajar :Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Noris SL, Engelgau.2001. Effectiveness of Self-Management Training in Type 2 Diabetes; a systematic review of rando, Vol.31, Supplement 2, February 2008mized control trials. Diabetes Care, Vol. 24, No.3, pp 561-587, March
Nurhasan.2000. Kiat Melawan Penyakit.Pustaka Pelajar.Jogjakarta.
Perkeni. 2006. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe II di Indonesia.
Potter, P.A dan Perry, A.G .2006. Buku Ajar Fundamental: konsep, proses, dan praktik. EGC : Jakarta.
Kariadi, Sri Hastuti. 2009. Diabetes : Panduan Lengkap Untuk Diabetisi. Mizan Utama. Jakarta.
RSUD Dr. MoewardiSurakarta.2006. Profil dan Informasi Layanan RSUD Dr. Moewardi Surakarta tahun ,2006.
Seisyuhada. 2009. Di unduh dari : http:// seisyuhada. Wordpress.com / 2009/05/11/mitosis-dan – meiosis / 20 November.pukul 12.05 WIB
Sidartawan Soegondo, dkk. 2006. Konsensus pengelolaan dan pencegahan diabetes mellitus tipe 2. Pengurus besar perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Jakarta
Suyono, dkk. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, 2002.
Waspadji, dkk. 2003. Indeks Glikemik Berbagai Bahan Makanan Indonesia. Balai Penerbitan FKUI, Jakarta.
WHO.1994.Prevention of diabetes mellitus. Technical Report Series.11-31.
LAMPIRAN 1
Permohonan Menjadi Responden
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Prodi DIII Gizi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Nama : Dyah ayu Apritasari Mahendri Nim : J300120028
Yang akan mengadakan penelitian dengan judul “ HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT
JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA”
Untuk kegiatan tersebut maka peneliti mohon dengan hormat kesediaan keikhlasan Bapak/Ibu/Saudara/Saudari untuk memberikan bantuan berupa memberitahukan pola makan selama 4 hari dengan keadaan yang sesungguhnya. Penelitian ini tidak akan memberikan dampak negatif terhadap responden dan kerahasiaan dari identitas serta jawaban anda akan tetap saya jaga, dan hanya dipergunakan untuk keperluan penelitian.
Apabila anda bersedia menyetujui, maka saya mohon anda untuk menandatangani lembar persetujuan yang akan saya sertakan ini. Atas perhatian dan ketersediaannya sebagai responden, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
Lembar Persetujuan Responden Penelitian
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Jenis Kelamin : Tempat/ Tgl. Lahir :
Alamat :
Umur :
No. Telp :
Kadar GDP :
Kadar G2JPP :
Memberikan persetujuan menjadi responden serta berpartisipasi dalam penelitian yang berjudul dengan “HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT
DAN KOLESTEROL TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE II RAWAT JALAN DI RSUD Dr.
MOEWARDI SURAKARTA”. Saya telah mendapatkan penjelasan tentang
tujuan, manfaat, cara pelaksanaan penelitian ini sejelas – jelasnya serta diberikan kesempatan untuk berdiskusi. Saya mengerti bahwa penelitian ini tidak akan berakibat negatif terhadap saya, maka saya bersedia / tidak bersedia*berperan serta menjadi responden dalam penelitian ini.
Surakarta, Juli 2015 Responden
LAMPIRAN 2
HUBUNGAN KONSUMSI KARBOHIDRAT DAN KOLESTEROL TERHADAP
KADAR GLUKOSA DARAH PADA PENDERITA DIABETES MELITUS RAWAT
JALAN DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA
Nama : Alamat :
DAFTAR RECALL MAKANAN RESPONDEN 4 KALI 24 JAM
Waktu Nama Makanan Bahan Makanan Berat (g) URT Hari 1
Makan pagi
Snack pagi
Makan Siang
Makan Malam
Hari 2 Makan Pagi
Snack pagi
Makan siang
Snack Siang
Makan malam
Snack pagi
Makan siang
Snack siang
Makan malam
Hari ke 4 Makan Pagi
Snack pagi
Makan siang
Snack siang
LAMPIRAN 3
NO Nama Jenis Kelamin Umur (tahun) GDP(mg/dl) GD2JPP(mg/dl) Karbohidrat
LAMPIRAN 4
Frequencies
Statistics
Jenis Kelamin Umur GDP (mg/dl) GD2JPP (mg/dl) Karbohidrat (gram)
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
72 1 1.8 1.8 100.0 Total 55 100.0 100.0
GDP (mg/dl)
GD2JPP (mg/dl)
Karbohidrat (gram)
295.00 1 1.8 1.8 94.5
299.70 1 1.8 1.8 83.6
317.00 1 1.8 1.8 85.5
324.37 1 1.8 1.8 87.3
330.32 1 1.8 1.8 89.1
346.00 1 1.8 1.8 90.9
374.18 1 1.8 1.8 92.7
380.02 1 1.8 1.8 94.5
392.12 2 3.6 3.6 98.2
453.70 1 1.8 1.8 100.0
Total 55 100.0 100.0
Descriptives
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Umur 55 39 72 57.96 6.885
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
GDP (mg/dl) GD2JPP (mg/dl) Karbohidrat (gram)
N 55 55 55
Normal Parametersa,b Mean 123.27 175.49 230.2563 Std. Deviation 17.417 35.097 57.31540
Most Extreme Differences
Absolute .229 .148 .151
Positive .229 .148 .086
Negative -.100 -.120 -.151
Kolmogorov-Smirnov Z 1.697 1.098 1.118
Asymp. Sig. (2-tailed) .006 .179 .164
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Kolesterol
N 55
Normal Parametersa,b Mean Std. Deviation 101.28710 210.9499
Most Extreme Differences
Absolute .082
Positive .082
Negative -.081
Kolmogorov-Smirnov Z .611
Asymp. Sig. (2-tailed) .850
Korelasi Spearman antara Karbohidrat (KH) dengan GDP
Correlation Coefficient 1.000 -.143
Sig. (2-tailed) . .299
N 55 55
GDP (mg/dl)
Correlation Coefficient -.143 1.000
Sig. (2-tailed) .299 .
N 55 55
Korelasi Spearman antara Kolesterol dengan GDP
Nonparametric Correlations
Correlations
Kolesterol GDP (mg/dl)
Spearman's rho
Kolesterol
Correlation Coefficient 1.000 .119 Sig. (2-tailed) . .388
N 55 55
GDP (mg/dl)
Correlation Coefficient .119 1.000 Sig. (2-tailed) .388 .
N 55 55
Korelasi Pearson antara Karbohidrat (KH) dengan GD2JPP
Correlations
Pearson Correlation 1 .155
Sig. (2-tailed) .258
N 55 55
GD2JPP (mg/dl)
Pearson Correlation .155 1 Sig. (2-tailed) .258
Korelasi Pearson antara Kolesterol dengan GD2JPP
Correlations
Correlations
Kolesterol GD2JPP (mg/dl)
Kolesterol
Pearson Correlation 1 .317*
Sig. (2-tailed) .018
N 55 55
GD2JPP (mg/dl)
Pearson Correlation .317* 1 Sig. (2-tailed) .018
N 55 55