KELOMPOK 5
KELOMPOK 5
PENERIMAAN KLIEN
PENERIMAAN KLIEN
Nama Kelompok :
Nama Kelompok :
Maulida
Maulida Y
Yasmin
asmin
10090115
10090115092
092
Nissa
Nissa Rachmani
Rachmani EM
EM
10090115100
10090115100
T
Trisna
risna Dewi
Dewi
1009011
10090115104
5104
Novita
Tujuan Penerimaan Klien
Tujuan Penerimaan Klien
T
Tahapan pen
ahapan penerimaan klien dalam
erimaan klien dalam audit memiliki
audit memiliki
dua tujuan, yakni:
dua tujuan, yakni:
••
Pemeriksaan
Pemeriksaan klien y
klien yang diajukan
ang diajukan untuk
untuk
menentukan apakah terdapat alasan untuk
menentukan apakah terdapat alasan untuk
menolak penugasan (penerimaan klien).
menolak penugasan (penerimaan klien).
••
Meyakink
Meyakinkan klien untuk
an klien untuk mempek
mempekerjakan
erjakan
auditor (penerimaan oleh klien).
Prosedure Penerimaan Klien
1.Evaluasi Latar Belakang Klien
2.Pemeriksaan persyaratan etika dan kompetensi teknis kantor
akuntan publik
3.Menetukan kemungkinan penggunaan para tenaga profesional
lainnya (termasuk tenaga ahli eksternal) selama audit
4. Komunikasi dengan
auditor sebelumnya
(predecessor
auditor)
5.Penugasan staf dan pengajuan
syarat-syarat penugasan
(terms
of the engagement)
dalam bentuk
surat penugasan audit (audit
engagement letter)
Klien Audit
Hubungan antara klien dan kantor akuntan publik
bukan
merupakan jalan satu arah, yang mana kantor akuntan publik
perlu mengevaluasi klien dan kemudian menilai apakah klien
tersebut
‘dapat diterima’,
mengirimkan surat penugasan
untuk mengakhiri kesepakatan. Pasar untuk jasa-jasa audit
cukup kompetitif dan seperti halnya sejumlah bisnis lainnya,
terdapat klien-klien dalam kategori yang sangat diinginkan
oleh kantor akuntan publik. Meskipun tidak selalu terjadi,
kantor akuntan publik menyiapkan dan mengajukan sejumlah
proposal penugasan (engagement proposal)
ke banyak
kliennya yang potensial, khususnya perusahaan-perusahaan
berskala besar.
1.Evaluasi Latar Belakang Klien
Auditor harus memperoleh pengetahuan terkait bisnis
klien
secara
memadai
untuk
memungkinkannya
mengidentifikasi dan memahami sejumlah peristiwa/kejadian,
transaksi dan praktik yang mungkin memiliki pengaruh
penting pada laporan keuangan atau pada
laporan audit
(Audit report).
Dari sudut pandang auditor alasan-alasan utama untuk
memperoleh pemahaman ini adalah (1) untuk mengevaluasi
risiko-risiko penugasan terkait penerimaan penugasan
tertentu dan (2) untuk membantu auditor dalam menentukan
apakah seluruh persyaratan etika dan profesional (termasuk
independensi, kompetensi, dsb.) terkait klien tersebut dapat
dipenuhi.
Investasi Klien Baru
Sebelum menerima klien baru, kantor akuntan
publik akan melakukan investigasi secara
menyeluruh untuk menetukan apakah klien
tersebut dapat diterima dan apakah auditor
dapat memenuhi persyaratan etika seperti
independensi, kompetensi tertentu, dsb.
Keberlanjutan Hubungan dengan
Klien yang Telah Ada
Banyak kantor akuntan publik mengevaluasi klien yang
telah ada setiap tahunnya. Selain dari penelitian yang
telah dibahas sebelumnya, auditor akan
mempertimbangkan konflik-konflik yang pernah terjadi
sebelumnya terkait cakupan audit, tipe opini dan imbalan
jasa, litigasiyang tertunda antara kantor akuntan publik
dan klien, serta integritas manajemen.Ketiga faktor
tersebut sangat mempengaruhi apakah hubungan kantor
akuntan publik dengan klien akan dilanjutkan atau tidak.
Tiga Pengaruh Utama atas Keberlanjutan Hubungan
Antara Kantor Akuntan Publik dan Klien
2. Kemampuan Memenuhi Persyaratan Etika dan
Kompetensi Tertentu
Evaluasi tim audit ini penting untuk tahap 6 dalam proses penerimaan klien, yakni memilih staf untuk melakukan audit.
• Persyaratan Etika
Auditor akan memastikan bahwa para anggota tim audit dan kantor akuntan publik secara keseluruhan memenuhi persyaratan etika. Hal ini akan memerlukan sejumlah prosedur untuk memeriksa investasi-investasi keuangan pribadi para rekan dan karyawan, serta beberapa hubungan hubungan bisnis dengan klien audit yang potensial.
• Litigasi dan Independensi
Dampak lainnya atas keberlanjutan hubungan adalah apakah terdapat sejumlah litigasi yang tertunda diantara klien dan auditor. Jika klien terlibat dalam litigasi dengan auditor, keberlanjutan proses audit atas klien dapat membahayakan independensi.
▪ Permasalahan terkait kompetensi tertentu membutuhkan pertimbangan dalam bentuk evaluasi klien di tahapan proses penugasan sebelumnya. Berdasarkan situasi-situasi tertentu dari klien dan industrinya, auditor harus menentukan apakah keahlian yang dibutuhkan mengenai industri, masalah standar akuntansi tertentu, atau keterampilan non-audit tertentu tersedia bagi tim audit.
• Rotasi Rekan
Rekan-rekan audit di beberapa negara harus dirotasi setiap beberapa tahun tertentu. Sebagaimana yang tercantum dalam European Union Gudelines, rekan-rekan audit harus dirotasi setidaknya sekali setiap tujuh tahun. Sarbanes-Oxley Act di Amerika Serikat mewajibkan rekan-rekan audit dirotasi setidaknya setiap lima tahun.
• Audit Kelompok Usaha (ISA 600)
Standar Pengauditan Internasional 600 (Internastional Standard on Auditng 600- ISA 600), ‘Pertimbangan Khusus- Audit-audit atas Laporan Keuangan Kelompok Usaha (Termasuk Pekerjaan Auditor-Auditor Komponen)’ memberikan dukungan praktis kepada sejumlah auditor dalam jumlah mengaudit laporan-laporan keuangan kelompok usaha (group financial statements).
• Penggunaan Para Profesional Lainnya dalam Audit
Dalam melakukan pencarian informasi terkait latar belakang klien, auditor mungkin menemukan bahwa auditor lainnya akan mengaudit sebagian laporan-laporan keuangan klien atau bahwa tenaga ahli yang berasal dari luar, seperti ahli TI, ahli lingkungan, atau ahli perpajakan mungkin perlu mangaudit klien secara lebih baik
3. Penggunaan Pekerjaan Auditor Lainnya
Auditor kelompok usaha bertanggung jawab untuk
menyatakan opini audit terkait apakah laporan-laporan
keuangan kelompok usaha memberikan gambaran yang
benar dan wajar (atau telah disajikan secara wajar dalam
seluruh aspek yang bersifat material) sesuai dengan
kerangka laporan keuangan yang berlaku.
Saat auditor kelompok usaha memutuskan untuk
menggunakan
pekerjaan
auditor
lainnya,
harus
mempertimbangkan sejumlah kualifikasi profesional,
independensi, kompetensi profesional, dan sumber daya
auditor lainnya, serta proses pengendalian kualitas kantor
akuntan publik lainnya dalam konteks pekerjaan yang
akan dilakukan oleh auditor lainnya tersebut
Dokumentasi
Auditor kelompok usaha harus mendokumentasikan dalam
kertas-kertas kerja auditor lainnya terkait hal-hal berikut.
•
Analisis komponen-komponen yang mengindikasikan hal-hal yang
dianggap penting, dan tipe pekerjaan yang dilakukan atas informasi
keuangan komponen-komponen
•
Sifat dasar, waktu, dan ruang lingkup keterlibatan tim penugasan
kelompok usaha dalam pekerjaan yang dilakukan oleh
auditor-auditor komponen pada komponen-komponen penting termasuk
reviu tim penugasan kelompok usaha atas bagian-bagian relevan
dari dokumentasi dan kesimpulan audit auditor kelompok usaha.
•
Sejumlah komunikasi tertulis antara tim penugasan kelompok usaha
dan auditor-auditor komponen terkait persyaratan tim penugasan
kelompok usaha.
Penggunaan Pekerjaan Tenaga Ahli
Pendidikan dan pengalaman auditor memungkinkannya untuk
memiliki pengetahuan terkait sejumlah permasalahan bisnis
secara umum, tapi pihaknya tidak diharapkan akan memiliki
keahlian dari individu-individu yang terlatih untuk profesi
lainnya, seperti aktuaris atau tenaga ahli perekayasaan. Jika
auditor memerlukan keahlian khusus, auditor harus
mempertimbangkan untuk mempekerjakan tenaga ahli yang
dapat membantu mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan.
ISA 620 mendefinisikan tenaga ahli sebagai individu atau
organisasi yang memiliki keahlian di bidang selain akuntansi
atau pengauditan, yang bekerja di bidang yang digunakan oleh
auditor untuk membantu auditor dalam upaya memperoleh
kecukupan bukti audit yang memadai.
Kompetensi Ahli, Objektivitas
Jika pekerjaan tenaga ahli akan digunakan sebagai bukti
audit, auditor harus menentukan keterampilan dan
kompetensi
tenaga
ahli
tersebut
dengan
mempertimbangkan sejumlah sertifikasi, pengalaman,
dan reputasi profesional. Objektivitas tenaga ahli juga
harus dievaluasi. Terdapat banyak situasi yang dapat
mengancam objektivitas
Komunikasi dengan Tenaga Ahli
•
Klien harus menuliskan instruksi-instruksi kepada ahli
yang mencakup:
•
Sifat, ruang lingkup, dan tujuan-tujuan pekerjaan
tenaga ahli.
•
Sejumlah peran dan tanggung jawab dari
masing-masing auditor dan tenaga ahli.
•
Sifat dasar, waktu, dan luasnya cakupan komunikasi di
antara auditor dan tenaga ahli, termasuk bentuk setiap
laporan yang akan diberikan oleh tenaga ahli.
•
Kebutuhan tenaga ahli auditor untuk mengobservasi
4.Komunikasikan dengan Auditor Sebelumnya
(Auditor yang Ada Saat ini)
Dalam kasus-kasus ketika auditor baru akan
menggantikan auditor yang ada saat ini, kode etika
menyarankan bahwa auditor baru, auditor yang
diajukan untuk berkomunikasi dengan
akuntan
(auditor) yang ada saat ini.
Sejauh mana akuntan
yang
ada
saat
ini
dapat
mendiskusikan
permasalahan klien dengan
akuntan yang diajukan
(proposed accountant)
akan bergantung pada
diterimanya izin dari klien dan persyaratan hukum
atau etika yang terkait dengan pengungkapan ini.
Permintaan Izin dari Klien
Sebagaimana yang tercantum dalam Kode Etik
IESBA bagi Para Akuntan Profesional (Kode Etik),
akuntan profesional dalam prakik publik umumnya
akan perlu untuk mendapatkanizin dari kien,
sebaiknya secara tertulis, untuk memulai diskusi
dengan akuntan (auditor) yang ada saat ini. Sesaat
setelah izin dari klien diperoleh, akuntan yang ada
saat ini harus memenuhi permintaan tersebut. Saat
akuntan (auditor) yang ada saat ini memberikan
informasi, auditor harus memberikan informasi
tersebut dengan jujur dan jelas
Penugasan
–
Penugasan yang Pertama Kali
• Untuk penugasan-penugasan yang pertama kali,ISA 510 menyatakan bahwa:
• Dalam melakukan penugasan audit awal, tujuan dari auditor yang terkait dengan
saldo awal adalah memperoleh kecukupan bukti audit yang memadai tentang apakah: (a) Saldo awal memuat salah saji yang bersifat material yang mempengaruhi laporan-laporan keuangan periode berjalan; dan (b) Kebijakan-kebijakan akuntansi yang tepat yang tercermin dalam saldo awal telah diterapkan secara konsisten dalam laporan-laporan keuangan periode berjalan, atau perubahan-perubahan yang dibuat diperhitungkan secara tepat, disajikan dan diungkapkan berdasarkan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
• Tentu saja, salah satu cara terbaik untuk meyakinkan bahwa saldo awal dan
sejumlah kebijakan akuntansi telah tepat ketika laporan-laporan keuangan periode sebelumnya diaudit oleh auditor lainnya adalah dengan meninjau kertas-kertas kerja auditor sebelumnya. Hal ini seharusnya memungkinkan auditor baru untuk memperoleh kecukupan bukti yang memadai. Auditor baru juga seharusnya mempertimbangkan kompetensi profesional dan independensi auditor sebelumnya. Jika laporan auditor periode sebelumnya bukan merupakan standar opini wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion), auditor baru seharusnya memberikan perhatian secara khusus pada periode saat ini untuk hal-hal yang dihasilkan dalam modifikasi.
5. Penerimaan Oleh Klien- Proposal Penugasan
Proposal Audit untuk Melanjutkan Hubungan dengan Klien yang Telah Ada
•
Proposal untuk klien yang telah ada akan berbeda di antara kantor-kantor
akuntan publik, namun umumnya proposal tersebut akan mendiskusikan
hal-hal berikut.
•
Reviu tentang bagaimana kantor akuntan publik dapat menambah nilai,
baik untuk perusahaan secara umum dan untuk pihak-pihak yang
bertanggung jawab secara langsung atas penugasan auditor, misalnya
Komite Audit
(Audit Committee)
.
•
Rencana-rencana untuk pengembangan lebih lanjut atas nilai tambah
termasuk pembahasan tentang tren regulasi terkini, ruang lingkup audit,
dan setiap perubahan terbaru dalam perusahaan yang dapat
memengaruhi audit.
•
Deskripsi dari tim audit dan setiap perubahan dalam tim audit dari tahun
sebelumnya.
Proposal Audit Klien Baru
Proposal untuk audit klien baru sangat penting bagi kantor akuntan publik karena klien-klien baru merupakan motor penggerak pertumbuhan yang utama bagi kantor akuntan publik tersebut.memperoleh klien yang lebih prestisius adalah keinginan sebagian besar kantor akuntan publik. Proposal untuk klien yang besar dan kuat dapat menjadi sangat kompleks, membutuhkan banyak jam kerja staf untuk mempersiapkannya, terutama jika kantor akuntan publik berada dalam situasi yang kompetitif.
Contoh Daftar Isi Proposal Klien Baru :
• Ringkasan rencana bisnis (evecutive summary)
• Kekuatan-kekuatan kantor akuntan publik (strength of the audit firm) • Tim Audit
• Pendekatan audit (audit approach)
• Pekerjaan auditor-auditor internal (internal auditors’ work)
• Kebutuhan transisi perusahaan (transition needs of the company) • Setelah audit (after the audit)
Imbalan jasa kontingensi
Imbalan
jasa
kontingensi
(contingent
fee)
merupakan
pengaturan yang mana tidak ada imbalan jasa yang akan
dibebankan kecuali jika temuan atau hasil tertentu diperoleh,
atau ketika imbalan jasa yang dimaksud merupakan imbalan jasa
kontingensi lainnya atas temuan atau hasil dari jasajasa tersebut.
Imbalan jasa kontingensi banyak digunakan untuk beberapa tipe
penugasan nonasurans tertentu. Namun, imbalan jasa
kontingensi mungkin menimbulkan ancaman-ancaman terhadap
kepatuhan atas prinsip-prinsip dasar dalam sejumlah situasi
tertentu.
Surat Penugasan Audit
Surat penugasan audit merupakan kepentingan antara klien dan
auditor, yang mana auditor mengirimkan surat penugasan,
sebaiknya sebelum awal penugasan, untuk membantu
menghindari kesalahpahaman yang terkait dengan penugasan.
Surat penugasan.
Surat penugasan ( engagement letter )
adalah
perjanjian antara kantor akuntan publik dan klien untuk
melakukan audit dan jasa-jasa yang terkait. Surat penugasan
auditor
mendokumentasikan
dan
mengonfirmasikan
penerimaannya atas penunjukkan tersebut, tujuan dn ruang
lingkup audit, dan besarnya tanggung jawab auditor kepada
klien, dan bentuk setiap laporan yang harus dibuat.
Isi Surat Penugasan
• Tujuan audit atas informasi keuangan • Tanggung jawab auditor
• Tanggung jawab manajemen
• Kerangka pelaporan keuangan yang berlaku
• Rujukan pada bentuk dan isinya yang diharapkan atas setiap laporan yang diterbitkan
oleh auditor, serta pernyataan bahwa mungkin terdapat situasi-situasi yang mana laporan dapat berbeda dari bentuk dan isi yang diharapkan tersebut.
Pada audit secara berkala, auditor dapat memutuskan untuk tidak mengirim surat penugasan baru setiap tahunnya. Namun, auditor harus mempertimbangkan untuk mengirim surat dalam setiap situasi berikut
• Apabila terdapat indikasi bahwa klien salah memahami tujuan dan ruang lingkup audit • Apabila persyaratan-persyaratan penugasan direvisi
• Apabila terdapat perubahan terbaru dalam manajemen • Apabila terdapat perubahan ukuran atau sifat dasar bisnis