• Tidak ada hasil yang ditemukan

MUATAN PENDIDIKAN SEKS DALAM KURIKULUM PAI BERBASIS KTSP SEKOLAH MENENGAH PERTAMA - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "MUATAN PENDIDIKAN SEKS DALAM KURIKULUM PAI BERBASIS KTSP SEKOLAH MENENGAH PERTAMA - Test Repository"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I)

SKRIPSI

DISUSUN OLEH:

AMIR DAFID

11103017

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

(2)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara: Amir Dafid dengan Nomor Induk Mahasiswa 11103017 yang berjudul: MUATAN PENDIDIKAN SEKS DALAM KURIKULUM PAI

BERBASIS KTSP SEKOLAH MENENGAH PERTAMA telah

dimunaqasyahkan pada Sidang Panitia Ujian Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri pada hari: Sabtu, 8 Maret 2008 M yang bertepatan dengan tanggal 1 Rabbi'ul Awal H dan telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Tarbiyah

08 Maret 2008 M . Salatiga,

---1 Rabbi'ul Awal ---1429 H.

PANITIA UJIAN

(3)

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggungjawab, penulis menyatakan

bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau

pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran orang

lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan

rujukan.

Apabila dikemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran

orang lain di luar refrensi yang penulis cantumkan, maka penulis sanggup

mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang

munaqasyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 26 Februari 2008

Penulis

(4)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

S A L A T I G A

Jl. Tentara Pelajar No. 02 Salatiga 50721 Telp. (0298) 323433, 323706

Muna Erawati, S.Psi, M.Si Dosen STAIN Salatiga Jl. Stadion NO. 03 Salatiga

Salatiga, 26 Februari 2008

Setelah kami teliti dan kami adakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : Amir Dafid

NIM : 111 03 017 Jurusan/Progdi: Tarbiyah/PAI

Judul : MUATAN PENDIDIKAN SEKS DALAM

KURIKULUM PAI BERBASIS KTSP

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

Bersama ini mohon agar naskah skripsi saudara tersebut di atas agar dapat segera di munaqosyahkan.

Demikian harap menjadikan perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Pembimbing

(5)

"

Dan janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya zina itu

perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Al-Isra : 32)

TergauCan bebas antara (awan jenis, terdbat atau

mendengarkan pembicaraan tentang percintaan, sentuhan

yang bernafsu, menyaksikan pornografi dan segaCa sesuatu

datum kaitannya dengan itu, dikarang seperti saat mereka

merasakan godaan seksuaC dan akan mengarah pada zina

(.

Koibi, 1998:86)

(6)

T X R S X M

BJK3iJK3T

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

Abi J{. A. Jathoni ihnu Shohari dan tlm m i J-fj.

Durrotun Nasikha (AC-Mahbubatain) yang setiap saat

seCaCu mendo'akan saya dan yang seCaCu memberikan

dukungan baik m ord maupun materiC sehingga dapat

terseCesaikanCah karya dmiah ini,

Adinda J-fimrnatuC Xhairoh n Tv i N urut fauziyyah

(AC-Mahbubatain)

yang

tiada

hentinya

setatu

memberikan support kepada saya sehingga mampu

bertahan datum menghadapi segaCa cobaan,

Muna Trawati

S.

T.

S

i M,

Si

yang teCah meCuangkan

waktunya untuk seCaCu membimbing saya dengan sabar

dan seCaCu memberikan support dan m otivasi

My friends white house (Tengkoe Qutaid S.Tdi, Jey

S.Tdi, yahya S.Ag, QazuCCi S.Tdi, IVidi Chiko S.Tdi) yang

seCaCu mewarnai kesedihanku dengan canda dan tawa.

My souCmate (ani fahmawati, jannah, ony, nai'mah,

mba ief) yang bisa bikin sayajadi senang dan sedih.

Temen-temen Tarbiyah khususnya TAI angkatan 2003

yang sama-sama merasakan manis pahitnya betdjar di

STAIN SaCatiga n temen-temen from Thailand (Mr

Abnadee, Mr Arrnien, M r Ttarong, Mr Tamiyyi)

(7)

melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan sekripsi ini. Sholawat dan salam semoga senantiasa

dilimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW, beserta

seluruh keluarga, sahabat, yang telah memberi petunjuk serta bimbingan

melalui ajaran-ajarannya.

Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur, penulisan skripsi dengan

judul “MUATAN PENDIDIKAN SEKS DALAM KURIKULUM PAI

BERBASIS KTSP SEKOLAH MENENGAH PERTAMA” telah selesai.

Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Saijana

Pendidikan Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN)

Salatiga. Kami haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak

yang telah membantu terwujudnya skripsi ini.

Penulis yakin, skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ada pertolongan

dari Allah Swt dan bantuan berbagai pihak yang telah memberikan kontribusi.

Maka, dengan segala kerendahan hati, kami menghaturkan terima kasih

kepada:

1. Ketua STAIN Salatiga, Drs. Imam Sutomo, M.Ag.

2. Ketua Jurusan Tarbiyah STAIN Salatiga, Drs. Sa’adi, M.Ag

3. Ketua Program Studi PAI STAIN Salatiga, Fatchurrahman, M.Pd

(8)

4. Pembimbing Skripsi Muna Erawati S.Psi, M.Si atas segala ilmu,

waktu, tenaga dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis

dengan penuh kesabaran dan keikhlasan.

5. Segenap Dosen STAIN Salatiga yang telah memberi motivasi

sehingga skripsi ini dapat selesai.

Penulis yakin, skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan terdapat

banyak kesalahan serta kekurangan. Maka kritik dan saran yang membangun

sangat kami harapkan dari siapa saja. Besar harapan kami, skripsi ini bisa

bermanfaat kepada pihak-pihak terkait secara khusus, dan bagi semua

pembaca secara umum. AMIN.

Salatiga, 26 Maret 2008

Penulis

(9)

Deklarasi...ii

Nota Pembimbing...iii

Motto...iv

Persembahan... v

Kata Pengantar... vi

Daftar Isi... vii

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Penegasan Istilah...4

C. Rumusan Masalah...6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian...7

E. Tinjauan Pustaka...7

F. Metode Penelitian...16

G. Sistematika Penulisan... 18

BAB II : PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEKSUAL REMAJA USIA SMP... 21

A. Pengertian Remaja Usia Sekolah Menengah Pertama... 21

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Seksual Remaja ditinjau dari Segi Biologis...23

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Seksual Remaja ditinjau dari Segi Psikologis...29

(10)

BAB I I I : PENDIDIKAN SEKS DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM... 35

A. Pengertian Pendidikan Seks...35

B. Dasar dan Tujuan Pendidikan Seks dalam Pendidikan Agama Islam... 40

C. Materi Pendidikan Seks bagi Remaja Usia Sekolah Menengah Pertama dalam Pendidikan Agama Islam...50

BAB IV : PENDIDIKAN SEKS DALAM KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) PADA SEKOLAH MENENGAH PERTMA (SMP)... 54

A. Materi Pendidikan Seks secara Umum...54

B. Materi Pendidikan Seks yang terdapat dalam Kurikulum PAI berbasis KTSP di Sekolah Menengah Pertama...58

C. Materi Pendidikan Seks yang belum terdapat dalam Kurikulum PAI berbasis Satuan Pendidikan (KTSP) Sekolah Menengah Pertama (SMP)... 64

BAB V : PENUTUP... 71

A. Kesimpulan... 71

B. Saran... 72

C. Penutup... 73

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(11)

Perbincangan masalah seksual oleh masyarakat umum dianggap sebagai

hal yang tabu dan kurang etis (saru), apalagi kalau dibicarakan dengan anak-

anak dan remaja. Hal ini teijadi karena masyarakat itu sendiri memaknai

seksual dengan arti yang sempit yaitu "bersetubuh/ senggama". Pemaknaan

yang sempit mengakibatkan seolah-olah anak dan remaja tidak perlu

mengetahui atau bahkan tidak diwajibkan mengetahui. Padahal, sikap

mentabukan seks terhadap remaja hanya mengurangi kemungkinan untuk

membicarakannya secara terbuka tetapi, tidak menghambat terjadinya perilaku

seksual yang melanggar norma hubungan seks itu sendiri.1 Kita tidak

menyadari baik sebagai guru ataupun orang tua, bahwa masalah seksualitas

adalah salah satu pendidikan seks yang harus diajarkan dan disosialisasikan.

Pendidikan seks yang diajarkan janganlah semata-mata bertujuan

mengisi pikiran-pikiran para remaja dengan pengetahuan tentang anatomi saja

namun, tujuan ini lebih diarahkan pada pemahaman dan kesiapan para remaja

dalam mengatasi kesulitan yang pelik dalam hidup mereka. Artinya,

membekali kaum remaja dengan pengetahuan seks, pengarahan pada makna

yang luhur, dan mengetahui kebiasaan yang benar dan bermanfaat.

Adapun akibat dari sikap mentabukan masalah seks adalah perilaku

seksual bebas (free seks) tanpa didasari norma-norma agama dan sosial yang

1 Sarlito Wirawan Sarwono. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo, him. 162

(12)

2

berlaku. Menurut sarwono berdasar pada hasil penelitian yang dilakukan oleh

Ryde-Blomquist di Amerika dan Finlandia, frekuensi remaja yang sudah aktif

secara seksual lebih banyak teijadi di kota-kota besar. Para remaja in

umumnya berasal dari kalangan kulit hitam, kondisi sosial ekonomi rendah,

tingkat pendidikan rendah, dan memiliki hubungan kurang harmonis dengan

keluarga. Sebaliknya, di negara yang masih berkembang seperti Afrika

(misalnya di Accra), aktivitas seksual di kalangan remaja jauh lebih tinggi,

sebab pengetahuan mereka tentang seks tidak ada sama sekali. Masuknya

agama Kristen di kota-kota besar mendorong intensifnya pendidikan seks

secara formal dan dikenalnya bentuk keluarga sehingga aktivitas seksual

o remaja dapat berkurang.

Pendidikan seks dalam Islam bukan sesuatu hal yang tabu. Pendidikan

seks akan menjadi wajib diajarkan untuk menghindarkan anak-anak atau

remaja dari tindakan yang menyimpang, hal tersebut sesuai dengan Al-Quran

yang memperbolehkan mengajarkan pendidikan seks kepada anak yang

menginjak dewasa atau masa adolesen:* 3

1

Artinya: "Dan apabila anak-anakmu telah mencapai umur baligh, maka

hendaklah mereka meminta izin seperti orang-orang yang sebelum kamu

meminta izin". (QS. An-Nur : 59)

1 Ibid. him. 162.

(13)

Minimnya pengetahuan masyarakat tentang seks kemudian ditambah

teknologi modem seperti internet, majalah-majalah pomo, VCD pomo yang

menyajikan seks secara sempit dan tidak sesuai dengan norma-norma sosial

yang berlaku dan menyimpang dari syariat agama menempatkan masyarakat

pada dilema. Mereka khawatir tanpa pendidikan seks anak-anak dapat

terperosok pada perlikau seksual dini. Namun memberi pengetahuan seksual

seakan-akan memberi kesempatan untuk mencobanya, orang tua

membayangkan pendidikan seks yang pernah diterapkan di Amerika Serikat

justru mengakibatkan tingginya tingkat free seks atau seks pra nikah. Hal ini

teijadi sebab pendidikan Barat memang cenderung bebas nilai sedangkan hal

ini bertentangan dengan moralitas atau keluar dari sistem nilai kita.4

Masyarakat berharap pendidikan seks dibalut dan sarat dengan nilai-nilai.

Akhirnya, para pendidik dituntut untuk mengajarkan pada murid pengetahuan

yang didasarkan pada perspektif agama.

Pendidikan seks yang kita harapkan adalah pendidikan yang membawa

pada nilai moralitas baik sosial maupun agama. Dalam pendidikan seks bukan

hanya orang tua yang mengajarkan masalah seksual tapi guru pun wajib

mengajarkan pada anak didiknya, walaupun tidak bisa kita pungkiri bahwa

yang lebih berperan dalam memberikan masalah pendidikan akhlaq apalagi

masalah seksual adalah orang tua. Kita juga tidak bisa mengesampingkan

peranan pusat pendidikan atau sekolah. Sekolah merupakan pusat pendidikan

yang memiliki peranan penting, di mana anak-anak menghabiskan waktunya

(14)

4

sekitar 7 jam di sekolah. Anak-anak yang duduk di bangku SLTP merupakan

para remaja yang sedang melewati masa pubertas. Tantangan terberat masa ini

adalah bagaimana mengendalikan gejolak seksualitas yang tinggi akibat

pertumbuhan organ-organ reproduksi namun perkembangan mentalnya belum

matang. Orang tua, guru adalah pihak yang sentral untuk mendampingi

mereka melewati masa ini dengan baik dan sehat.

Dengan demikian guru memiki peran teramat penting dalam hal

pendidikan seksualitas ini. Ramayulis mengungkapkan, bahwa tugas seorang

guru adalah membimbing dan membawa peserta didik ke arah kedewasaan

berpikir kreatif dan inovatif.5 Kedewasaan berpikir merupakan salah satu jalan

membuka kesadaran penuh para anak didik terhadap bentuk-bentuk perilaku

seksual seperti apa yang akan dipilih dengan masing-masing konsekwensinya.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menulis tentang materi pendidikan seks

apa saja yang ada dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) berbasis

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan materi pendidikan seks

apa saja yang belum terdapat dalam kurikulum PAI berbasis KTSP apabila

dihubungkan dengan tingkat perkembangan siswa Sekolah

B. Penegasan Istilah

Skripsi ini beijudul MUATAN PENDIDIKAN SEKS DALAM

KURIKULUM PAI BERBASIS KTSP SEKOLAH MENENGAH

PERTAMA. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam rangka mengartikan

5 Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, him 56.

(15)

kalimat tersebut, maka disini penulis memberikan penegasan ke arah

pembahasan yang sesuai dengan penulis kehendaki.

1 Muatan

Muatan dalam bahasa inggris adalah content (isi). Sedangkan menurut

Soetopo merupakan perincian bidang pengajaran untuk dijadikan bahan

pelajaran bagi para siswa agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.6

2. Pendidikan

Pendidikan adalah transfer ilmu dan nilai. Sedangkan menurut Marimba

adalah bimbingan sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani peserta didik menuju kepribadian yang utama7

3. Seks

Seks adalah jenis kelamin8 yakni manusia mempunyai dua jenis kelamin,

laki-laki dan perempuan. Sedangkan pendidikan seks adalah upaya

pengajaran dan penerangan masalah-masalah seksual yang diberikan kepada

anak sejak ia mengerti masalah yang berkenaan dengan seks, naluiri dan

perkawinan9

4. Kurikulum

Kurikulum secara umum adalah pedoman penyelenggara kegiatan belajar

mengajar. Subandijah mengungkapkan bahwa kurikulum adalah sebagai

rangkaian maksud yang terorganisasikan dengan baik yang berbeda (tujuan,

6 Hendyat Soetopo. 1986. Pembinaan dan Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Bina v Aksara, him. 33.

7 Ahmad. D. Marimba. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Al- Ma;rif, him. 19.

(16)

6

isi, evaluasi dan sebagainya , yaitu penggabungan antara elemen tersebut ke

dalam suatu kesatuan yang utuh. Dengan kata lain kurikulum adalah

sistem10

5. Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati,

mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajadan agama islam

dari sumber utamanya kitab suci Al-Quran dan Al-Hadis, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.11 12

6. Berbasis

Berbasis adalah berdasarkan pada/berfokus pada. Maksudnya berbasis

berdasarkan pada suatu ketentuan atau aturan yang sudah ditetapkan sebagai

acuan dalam suatu sekolah untuk mencapai tujuan

7. KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum

operasional yang disusun, dilaksanakan oleh satuan pendidikan yang sudah

siap dan bisa dikembangkan dengan memperhatikan undang-undang no 20

12 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

10 Subandijah. 1996. Pengembangan dan Inovasi Kurikulum. Jakarta : Raja Grafmdo persada, him. 35.

" Ramayulis. 2005. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Kalam Mulia, him 56 12 E. Mulayasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis.

(17)

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah

sebagai berikut:

1. Materi pendidikan seks apa saja yang ada di dalam kurikulum Pendidikan

Agama Islam (PAI) berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

(KTSP) di SMP?

2. Materi pendidikan seks apa saja yang belum terdapat dalam kurikulum

Pendidikan Agama Islam berbasis KTSP apabila dihubungkan dengan

tingkat perkembangan siswa Sekolah Menengah Pertama?

D. Tujuan Dan Kegunan Penelitian

1. Tuj uan Penelitian

a. Mengetahui materi pendidikan seks yang ada dalam kurikulum

Pendidikan Agama Islam berbasis KTSP

b. Menganalisis materi pendidikan seks yang belum ada dalam kurikulum

Pendidikan Agama Islam berbasis KTSP apabila dihubungkan dengan

tingkat perkembangan siswa Sekolah Menengah Pertama

2. Kegunaan Penelitian

a. Menjadi masukan bagi penyempurnaan kurikulum Pendidikan Agama

Islam berbasis KTSP yang berkaitan dengan pengembangan materi

(18)

8

b. Memberi masukan bagi pendidik akan pentingnya pendidikan seks pada

remaja dimana dalam penyampaiannya harus memperhatikan

perkembangan psikologinya.

c. Menambah pengalaman bagi pembaca khususnya dan masyarakat pada umumnya

E. Tinjauan Pustaka

Skripsi yang membahas masalah pendidikan seks antara lain: Konsepsi

Pendidikan Seks Menurut Imam Nawawi al-Bantani (Studi Analisis atas Kitab

Uqud al-Lujain).13 Skripsi ini lebih memfokuskan pada konsep hubungan

suami istri dalam garis rumah tangga. Konsep yang ditawarkan oleh Imam

Nawawi antara lain mengenai pengendalian syahwat dan keharaman

memandang selain muhrimnya.

Menurut Hidayah, dalam pengendalian syahwat ini bisa ditanggulangi

dengan puasa. Karena dengan puasa, manusia dapat membentengi dirinya dari

nafsu seksual yang menghantarkan pada perbuatan syetan. Puasa juga

mengandung makna ubudiyyah sehingga manusia akan merasa malu ketika

akan mengerjakan perbuatan negatif dalam keadaan berpuasa.

Skripsi yang ditulis oleh Ahmad Nurudin Kus Waini yang berjudul

"Pendidikan Seks Dalam Islam"14 juga lebih memfokuskan pada etika,

bagaimana adab/ tata cara yang baik dan terpuji yang mengandung nilai-nilai

akhlaq, yaitu cara atau adab yang baik dalam melakukan hubungan seksual:

13 Miftahul hidayah. 2002. Konsep Pendidikan Seks M enurut Imam Nawawi Al-Bantani (Studi Kasus Atas Kitab Uqud Al-lujain). Salatiga : STAIN Salatiga, him. 36

(19)

a. Suami hendaknya jangan suka main paksa

b. Istri hendaknya jangan berbuat "nusyuzs" atau sewenang-wenang

c. Suami istri hendaknya jangan melanggar hak seksual yang lain, dengan

alasan ibadah sekalipun

d. Memulai dengan berdoa

e. Suami istri hendaknya tidak saling memandang alat kelamin masing-

masing.

Kemudian, ada skripsi yang berjudul "Konsep Pendidikan Seks Untuk

Remaja Menurut Perspektif Islam"15 yang ditulis oleh Ardiansyah yaitu

mengenai penjelasan materi pendidikan apa sajakah yang diberikan kepada

remaja secara Islami. Dalam hal ini penulis membagi pada dua materi:

1) Materi Umum

Dalam materi umum ini meliputi pendidikan rohani, pendidikan

fikir dan pendidikan jasmani.

2) Materi Khusus

Dalam materi ini meliputi macam-macam air yang keluar dari

kelamin, mimipi basah, haid dan lain sebagainya.

Skripsi ini lebih memfokuskan pada materi-materi yang berhubungan

dengan masalah seksual dan metode bagaimana cara menyampaikan materi

pendidikan seks yang baik pada remaja, seperti metode ceramah, tanya jawab

dan sebagainya. Ardiansyah mengatakan, Islam memberikan perhatian yang

(20)

10

serius terhadap pendidikan, hal ini dapat dilihat dari pesan-pesan agama yang

dirujuk langsung dari sumbernya yaitu Al-Quran dan Hadist.

a). Kurikulum PAI bebasis KTSP

Secara umum kurikulum adalah pedoman penyelenggaraan KBM

(Kegiatan Belajar Mengajar). Dalam proses pendidikan, kurikulum menempati

posisi yang menentukan. Ibarat dunia perfilman, kurikulum sebagai produser

yang mengatur jalannya perfilman tersebut. Kurikulum merupakan

seperangkat rancangan nilai dan bagaimana proses transfer tersebut harus

dilaksanakan. Menurut Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pandidikan

adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan, dan dilaksanakan

oleh satuan pendidikan yang sudah siap dan bisa dikembangkan dengan

memperhatikan Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional.16

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini mempunyai beberapa

karakteristik yang masing-masing karakteristik tersebut didiskripsikan sebagai

berikut:17

1) Pemberian otonomi luas kepada sekolah dan satuan pendidikan

2) Partisipasi masyarakat dan orang tua yang tinggi

3) Kepemimpinan yang demokratis dan profesional

4) Tim keija yang kompak dan transparan

Sebenarnya, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) itu sendiri

merupakan modifikasi dari kurikulum sebelumnya sehingga dalam tujuan

16E. Mulayasa. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Suatu Panduan Praktis.

(21)

yang akan dicapai dalam kurikulum ini tidak jauh dari kurikulum sebelumnya

yaitu mengenai peningkatan kecerdasan, kepribadian, akhlaq mulia serta

ketrampilan untuk hidup mandiri yang semua ini biasa kita kenal dengan

sebutan kognitif, afektif dan psikomotorik,

b). Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

Pengembangan kurikulum merupakan suatu proses yang

merencanakan, menghasilkan suatu alat yang lebih baik dengan didasarkan

pada hasil penilaian terhadap kurikulum yang telah berlaku sehingga dapat

• • • • • • • 1Q

memberikan kondisi belajar mengajar yang lebih baik

Pengembangan KTSP memfokuskan pada kompetensi tertentu,

berupa pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang utuh dan terpadu, serta

dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud hasil belajar.18 19 20

Dalam pengembangan kurikulum berbasis KTSP pendidik perlu

memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan

lingkungannya

2) Beragam dan terpadu.

3) Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan teknologi, dan seni

4) Relevan dengan kebutuhan

5) Menyeluruh dan berkesinambungan

6) Belajar sepanjang hayat

7) Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal

18 Subandijah. Op. Cit him. 36. 19 Op.Cit. him. 146.

(22)

12

c). Pengertian remaja secara umum.

Remaja menurut Hasan Basri adalah mereka yang telah

meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan

menuju masa pembentukan tanggung jawab.21 Lebih lanjut lagi Salman

mengemukakan bahwa remaja merupakan masa perkembangan sikap

tergantung (dependence) terhadap orang tua ke arah kemandirian

{independence), minat-minat seksual, perenungan diri dan perhatian terhadap

nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.22 23

World Health Organization (WHO) menetapkan batas usia 10-20

tahun sebagai batasan usia remaja dan memberikan definisi konseptual yang

memuat tiga (3) kriteria yaitu: biologik, psikologik dan sosial ekonomi,

secara lengkap definisi tersebut adalah:

Remaja adalah suatu masa di mana:

1) Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai ia mencapai kematangan seksual.

2) Individu mengalami perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari

kanak-kanak menjadi dewasa.

3) Teijadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada

keadaan yang relatif lebih mandiri.

Menurut Daradjat sebagaimana dikutip oleh Miqdad, remaja adalah

anak pada masa peralihan d i antara masa anak-anak mengalami perubahan

21 Hasan Basri. 2004. Remaja Berkualitas Problematika Remaja dan Solusinya. £ Yogyakarta :Mitra Pustaka, him. 4.

22 Syamsu Yusuf. 2006. Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung : Remaja Rosda Karya, him. 184.

(23)

cepat di segala bidang. Mereka bukan lagi anak-anak, baik bentuk badan,

sikap, cara berpikir dan bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah

matang, masa ini mulai kira-kira umur 13 tahun dan berakhir kira-kira umur

21 tahun.24

Sarwono mengemukakan, untuk remaja Indonesia dapat digunakan

batasan usia 11-24 tahun dan belum menikah dengan petimbangan sebagai

berikut:25

1) Usia sebelas tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda seksual

sekunder mulai tampak (kriteria fisik).

2) Di banyak masyarakat Indonesia, usia sebelas tahun sudah dianggap aqil

baligh, baik menurut adat ataupun agama, sehingga masyarakat tidak lagi

memberlakukan mereka sebagai anak-anak (kriteria sosial).

3) Pada usia tersebut mulai ada tanda-tanda penyempurnaan jiwa, seperti

tecapainya identitas diri, tercapainya fase genital dan perkembangan

psikoseksual (menurut Freud) dan tercapainya puncak perkembangan

kognitif (Piaget) maupun moral (Kohl Berg) (kriteria psikolog).

4) Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu memberi peluang

bagi mereka yang sampai batas tersebut masih menggantungkan diri pada

orang tua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa

(secara adat) belum dapat memberikan pendapat sendiri.

24Akhmad Azhar Abu Miqdad. 2001. Pendidikan Seks bagi Remaja M enurut Hukum hlam . Yogyakarta : Mitra pustaka, him. 33.

(24)

14

5) Dalam definisi di atas, status perkawinan sangat menentukan. Hal itu

karena masih sangat penting di masyarakat secara menyeluruh. Seorang

yang sudah menikah, pada usia berapa pun dianggap dan diberlakukan

sebagai orang dewasa penuh, baik secara hukum maupun dalam

kehidupan masyarakat dan keluarga. Oleh karena itu, definisi remaja di

sini dibatasi khusus untuk yang belum menikah,

d). Pendidikan seks.

Remaja ibarat pohon yang tinggi yang gampang goyah oleh tiupan

angin, remaja masih rentan dengan perkembangan kejiwaannya yang mudah

emosi, mudah berubah pikiran, remaja tidak selalu stabil (labil) karena

pengaruh-pengaruh tertentu. Perkembangan yang mempunyai pengaruh kuat

terhadap timbulnya gejolak jiwa pada remaja yang dirasakannya adalah

masalah perkembangan seksual. Dengan perkembangan dan perubahan-

perubahan tersebut menyebabkan bertambahnya keinginan remaja untuk

mengetahui semua sifat perubahan itu.

Biasanya untuk memenuhi rasa ingin tahunya remaja mencari

informasi masalah seksual lewat sumber-sumber yang tak bertanggung jawab

seperti film-film porno, majalah dan mitos-mitos yang tidak logis tentang

seks yang tak jelas siapa penggagasnya. Disinilah pentingnya pendidikan

seks pada remaja sebagaimana pendapat Boyke yang dikutip Utami bahwa

(25)

dini agar anak lebih bisa memahami keunikan dirinya.26 27 28 Dengan demikian

untuk menghambat pada perilaku penyimpangan seksual pada remaja

dibutuhkan informasi yang bertanggung jawab.

Pendidikan seks menurut Ulwan adalah upaya pengajaran, penyadaran

dan penerangan tentang masalah-masalah seksual yang di berikan kepada

anak sejak mereka mengerti masalah-masalah yang berkenaan dengan seks,

naluri dan perkawinan. Sehingga, jika anak telah tumbuh menjadi seorang

pemuda dan dapat memahami urusan-urusan kehidupan, ia telah mengetahui

mana yang halal dan mana yang haram. Pendidikan seks mempunyai tujuan

tertentu, seperti diungkapkan oleh Halstead bahwa tujuan mempelajari

seksualitas membantu anak muda untuk mengetahui topik-topik biologis

seperti pertumbuhan, mengurangi rasa bersalah, rasa malu dan kecemasan

akibat tindakan seksual, mencegah remaja di bawah umur terlibat dalam

hubungan seksual dan mengurangi kasus infeksi melalui seks.

Adapun definisi pendidikan seks menurut Al-Ghawshi adalah

memberikan pengetahuan yang tepat kepada anak untuk menghadapi

persiapan adaptasi secara baik dengan perilaku-perilaku seksual pada saat

yang akan datang dengan maksud dapat mendorong sang anak untuk

melakukan suatu kecenderungan yang logis dan benar dalam

masalah-26 Ruth Hesti Utami. 29 Agustus 2005. A rtikel Perutnya Pendidikan Seks Sejak Dini.

Jakarta : Sinar Harapan, him. 1.

27 Abdullah Nashih Ulwan. Op.Cit. him. 572.

(26)

16

masalah seksual dan reproduksi.29 Dengan adanya pendidikan seks dan

tujuan tersebut dapat membawa ramaja pada kehormatan diri, mampu

mengendalikan diri dari penyimpangan-penyimpangan hasrat seksual dan

remaja dapat menghadapi peliknya masalah yang sedang menghadangnya.

Adapun bentuk dari materi pendidikan seks untuk remaja yang

disajikan dalam kurikulum menurut Fanani adalah:30

1) Pertumbuhan dan perkembangan seksual, seperti jadwal bagi pubertas,

perubahan-perubahan fisik selama pubertas dan kebutuhan untuk

berkeluarga.

2) Fisiologi sistem reproduksi, seperti bagi gadis: organ, menstruasi.

Sedangkan bagi para pemuda seperti organ dan dorongan seksual.

3) Konsepsi, perkembngan janin dan kelahiran

4) Penyakit menular seksual (penyakit kelamin,aids) menekankan aspek

islami

5) Aspek-aspek mental, emosi dan sosial dari pubertas

6) Etika sosial, moral dan agama.

7) Bagaimana menghindari pengaruh negatif teman sebaya dan lingkungan

Dari tinjauan pustaka di atas, penulis mencoba untuk melakukan

penelitian tentang kurikulum PAI Berbasis KTSP pada Sekolah Menengah

Pertama dan kaitannya dengan materi pendidikan seks. Dari berbagai macam

tulisan tentang pendidikan seks yang pernah penulis baca, semuanya

29 Yusuf Madan. 2004. Seks Education For Children Panduan Islam Bagi Orang Tua dalam Pendidikan Seks Untuk Anak. Jakarta : Mizan Publika, him. 144.

(27)

memfokuskan tentang pengertian pendidikan seks, materi dan metode

pendidikan seks. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk meneliti pendidikan

seks di sekolah yang difokuskan pada materi PAI dalam kurikulum PAI

Berbasis KTSP.

F. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tentang pendidikan seks remaja

yang sesuai dengan tingkat perkembangan. Penelitian ini dapat dikatakan

sebagai model library research?1 dikarenakan meneliti bahan-bahan

pustaka dengan menggunakan rujukan teori-teori yang dikemukakan para

tokoh yang kompeten dalam masalah ini, seperti tokoh psikologi, tokoh

pendidikan Islam.

Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi. Menurut Mueller

yang dikutip Roza adalah ilmu yang membahas masalah sikap manusia

disebabkan oleh hubungannya dengan nilai nilai yang ada. Dalam

pendekatan ini menggunakan potensi psikis anak untuk mengetahui

pertumbuhan dan perkembangan emosi kejiwaan anak, terutama yang

berhubungan dengan masalah seksualitas.

2. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan data primer berupa Kurikulum PAI

berbasis KTSP Sekolah Menengah Pertama. Adapun sebagai bahan

(28)

18

sekunder adalah mata pelajaran Pendidikan Agama Islam tingkat Sekolah

Menengah Pertama yang menggunakan rujukan kurikulum PAI berbasis

KTSP, dan karya-karya ilmiah yang ada kaitannya langsung dengan tema

skripsi ini.

3. Teknik Analisis

Metode analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis

isi (icontent analisys). Content analisys atau analisis dokumen menurut

Arikunto adalah penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang

33 didokumentasikan dalam rekaman, baik gambar, suara, ataupun tulisan.

Langkah-langkah yang digunakan dalam skripsi ini adalah:

a. Mencermati kurikulum yang ada dalam kurikulum PAI bebasis KTSP

b. Menganalisis materi Pendidikan Agama Islam yang termasuk materi

pendidikan seks

c. Melakukan analisis terhadap materi pendidikan seks yang belum

terdapat dalam kurikulum PAI berbasis KTSP apabila dihubungkan

dengan tingkat perkembangan siswa usia Sekolah Menengah Pertama

G. Sistematika Penulisan

Untuk mengetahui tujuan dari pada penelitian, penulis menghadirkan

"pendahuluan". Dalam pendahuluan atau bab pertama penulis memasukan

latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan

(29)

kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika

penulisan.

Untuk mengetahui "pertumbuhan dan perkembangan seksual remaja

usia Sekolah Menengah Pertama" penulis menerangkannya pada bab kedua.

Bab ini berisi pengertian remaja usia Sekolah Menengah Pertama,

pertumbuhan dan perkembangan seksual ditinjau dari segi biologis,

pertumbuhan dan perkembangan remaja usia Sekolah Menengah Pertama

ditinjau dari segi psikologi.

Bab ketiga "pendidikan seks dalam perspektif Pendidikan Agama

Islam". Bab ini terdiri atas pengertian pendidikan seks, dasar dan tujuan

pendidikan seks dalam Pendidikan Agama Islam, materi pendidikan seks bagi

remaja usia Sekolah Menengah Pertama dalam Pendidikan Agama Islam

Untuk mengetahui "pendidikan seks dalam kurikulum PAI berbasis KTSP

pada Sekolah Menengah Pertama" penulis menghadirkan materi pendidikan

seks secara umum, materi pendidikan seks yang terdapat dalam kurikulum

PAI Berbasis KTSP di Sekolah Menengah Pertama, materi pendidikan seks

yang belum terdapat dalam kurikulum PAI berbasis KTSP Sekolah Menengah

Peartama dan menghadirkan bagaimana format KTSP materi PAI di SMP

yang memiliki muatan pendidikan seks yang dipandang sesuai dengan kaidah-

kaidah hukum Islam Adapun bab yang terakhir adalah penutup. Bab ini berisi

(30)

BAB II

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEKSUAL REMAJA USIA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

A. Pengertian Remaja Usia Sekolah Menengah Pertama

Remaja menurut Zakiah Daradjat adalah anak yang pada masa peralihan

diantara masa anak-anak dan masa dewasa, di mana anak-anak mengalami

masa perubahan-perubahan cepat di segala bidang. Mereka bukan lagi anak-

anak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah matang, tetapi mereka adalah

remaja yang berumur 13 tahun dan berakhir kira-kira umur 21 tahun1. Batasan

usia remaja ini masih kontroversial dan bervariasi dalam tingkatannya,

dikarenakan permulaan menarche (permulaan menstruasi) bagi seorang

perempuan berbeda-beda. Ada yang berumur 10 tahun, 12 tahun bahkan

ketika dia sudah menginjak usia Sekolah Menengah Atas (SMA) baru

mendapatkan menstruasi. Hal ini disebabkan oleh faktor biologis dan

psikologis.

Remaja menurut Rumani dan Sundari adalah masa peralihan dari masa

anak ke masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/fungsi

untuk memasuki masa dewasa.2 Dalam perkembangan ini meliputi

pertumbuhan fisik seperti tinggi/ panjang tubuh pria dan wanita, pertumbuhan

berat badan, dan sebagainya. Perubahan psikis seperti merasa puas, senang,

bahagia teijadi sesuai dengan apa yang diinginkan.

1 Zakiah Darajat 1975. Kesehatan M ental. Jakarta: Gunung Agung, him. 106.

2 Sri Rumini Siti Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta : Rineka Cipta, him. 54.

(31)

Definisi remaja menurut Mulyono dinyatakan dalam rentangan usia

antara umur 13-15 tahun sampai sekitar 21 tahun. Lebih lanjut B ambang

Mulyono mengemukakan ciri-ciri masa remaja, yaitu:3 Pertama, mengalami

perkembangan fisik, kedua mengalami perkembangan rohani.

Batasan usia rata-rata rentangan usia siswa SMP adalah berkisar umur

13 sampai 15 tahun. Rentang usia ini diperoleh dari rata-rata anak mulai

masuk sekolah SD umur 7 tahun. Pendiskripsian usia siswa SMP ini sangat

diperlukan karena sangat mendukung untuk mengetahui perkembangan siswa

tersebut. Remaja pada usia 13 sampai 15 tahun ini tergolong pada masa

remaja awal. Pada masa ini remaja mengalami berbagai kesukaran karena

perubahan jasmani yang mereka alami. Pertumbuhan jasmani ini mencakup

pula pertumbuhan organ dan kelenjar seks, sehingga mereka merasakan

adanya dorongan-dorongan seksual yang belum pernah mereka alami

sebelumnya kemudian berakibat pada pergaulan.

Dari uraian di atas, pengertian remaja usia Sekolah Menengah Pertama

(SMP) adalah masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa (tahap remaja

awal) sekitar usia 11/12 tahun sampai 14/15 tahun, di mana pada masa

tersebut anak-anak mengalami perubahan-perubahan, baik perubahan fisik,

psikologis, maupun perubahan cara berfikir (intelektual). Hal ini belum bisa

dikatakan sebagai orang dewasa, karena mereka secara biologis telah

berkembang menjadi dewasa namun, secara psikologis dan sosial masih belum

matang. Sehingga banyak kemungkinan remaja akan mengalami gejolak

(32)

22

emosi yang membuat mereka mudah goyah dan mudah melakukan apa saja

terutama masalah seksual karena rasa ingin tahu.

B. Pertumbuhan dan Perkembangan Seksual Ditinjau dari Segi Biologis

1. Pertumbuhan fisik pada remaja usia Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Secara umum, teijadinya perubahan dan perkembangan fisik yang

sangat pesat pada masa remaja awal adalah antara umur 12, 13, 17, dan 18

tahun. Dalam jangka 3 atau 4 tahun anak tumbuh hingga tingginya mencapai

hampir menyamai tinggi orang tuanya.4 Pertumbuhan angota-anggota badan

dan otot-otot sering berjalan tidak seimbang. Pada masa pertumbuhan ini ada

perbedaan yang mencolok bagi dua jenis kelamin. Bagi laki-laki, mulai

muncul penonjolan-penonjolan pada otot, dada, lengan, paha dan betis. Bagi

wanita mulai muncul tubuh yang berbeda dengan tubuh anak-anak. Dalam

hal kecepatan pertumbuhan, nampak jelas pada usia 12 sampai 14 tahun

remaja putri tumbuh begitu cepat dan meninggalkan pertumbuhan laki-laki.

Remaja putri maupun putra mengalami pertumbuhan yang mengarah

lebih memanjang daripada melebar. Pertumbuhan anggota badan yang tidak

seimbang dapat mengakibatkan ketidakseimbangan badan dan keharmonisan

gerak. Perasaan remaja dengan pertumbuhan yang tidak seimbang itu

mengakibatkan kecemasan, seperti yang diungkapkan oleh Daradjat, dikutip

oleh Andi Mapiarre bahwa di antara hal yang kurang menyenangkan bagi

remaja adalah adanya beberapa bagian tubuh yang sangat cepat

(33)

pertumbuhannya, sehingga mendahului bagian yang lain seperti kaki, tangan,

hidung yang mengakibatkan kecemasan, kemudian mereka melihat tubuhnya

yang kurang bagus itu dengan berdiri di muka kaca untuk melihat apakah

pertumbuhannya itu wajar atau tidak.5 Hal ini senada dengan apa yang

diungkapkan oleh Ridho bahwa salah satu karakteristik manusia adalah suka

memperhatikan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya.6

Menurut Mulyono, perkembangan fisik meliputi segi pertumbuhan

tinggi dan berat badan, untuk remaja pria sendiri dimulai sekitar umur 10,5

sampai 16 tahun sedangkan remaja putri dimulai umur 7,5 sampai 11,5 tahun

yang ditandai dengan adanya karakteristik kelamin primer dan sekunder.7

Karakteristik kelamin primer pada remaja pria adalah pengeluaran sperma,

menegangnya alat kelamin pada saat tertentu, sedangkan pada remaja putri

adalah loncatan sel telur (ovulasi) dan menstruasi (pengeluaran sel telur yang

tak dibuahi dengan lendir dan darah). Karakteristik kelamin sekunder pada

remaja pria adalah tubuh menjadi lebih jantan, suara menjadi besar dan

pecah, tumbuhnya bulu pada bagian-bagian tetentu, sedangkan pada remaja

putri mulai nampak bentuk kewanitaannya, seperti perkembangan buah dada

dan anggota-anggota badan lainnya.

2. Perkembangan Psikoseksual

Pengertian seks mencakup dua aspek yaitu seks dalam arti sempit dan

seks dalam arti luas. Pembahasan seks dalam pengertian sempit meliputi

hal-5 Ibid. him. 49.

6 Akram Ridha. 2006. M anajemen Pubertas Panduan Ampuh Orangtua Melejitkan Kepercayaan Diri Remaja. Bandung : Syaamil Cipta Media, him. 117.

(34)

24

hal yang bersifat biologis dan berbentuk jasmaniah, seperti masalah-masalah

hormon-hormon seksual, anatomi dan proses faal alat kelamin, proses

o kehamilan, pencegahan kehamilan, kelainan seksual dan penyakit kelamin .

Sedangkan seks dalam arti luas meliputi berbagai macam dimensi baik itu

fisiologis, kultural dan sosial. Dimensi fisiologis meliputi fungsi faal dan

organ seks termasuk di dalamnya menstruasi kehamilan. Dimensi kultural

meliputi perbedaan peran laki-laki dan perempuan, sedangkan dimensi sosial

meliputi perencanaan keluarga

Dalam perkembangan psikoseksual, Freud membagi ke dalam beberapa

fase yaitu8 9

a. fase oral

Fase ini merupakan alat pertama bagi anak untuk memperoleh dan

merasakan kenikmatan yang bersumber pada daerah mulut yang mana

ditimbukan adanya perasaan lapar. Kegiatan pada daerah mulut

menimbulkan kepuasan karena menghilangkan perasaan tidak enak yang

telah timbul yakni lapar

b. fase anal

Dalam fase ini kenikmatan dialami pada fungsi pembuangan.

Rangsangan pada daerah pembuangan ini berkaitan dengan kegiatan buang

air besar. Karena keduanya merupakan sumber kenikmatan secara libidin

8 Sarlito Wirawan Sarwono. 1981. Peran Orangtua Dalam Pendidikan Seks. Jakarta : CV Rajawali, him. 52.

(35)

c. fase laten

Fase inilah aktivitas seksuil dapat dikatakan tenang, terpendam,

tidak aktif. Tetapi dalam keadaan laten ini dimungkinkan juga suatu

pengolahan seksualitas dari dalam yang menimbulkan rasa mesra dalam

diri anak. Fase ini juga merupakan fase yang sebaik-baiknya bagi

perkembangan kecerdasan (masa sekolah, sosial dan moral).

d. fase genital.

Dalam fase genital ini, organ-organ genital menjadi sumber

kenikmatan sedangkan kecenderungan lain ditekan. Kematangan pada

sudut fisiologis, ditandai dengan mulai berfungsinya kelenjar-kelenjar

kelamin ketika memasuki masa remaja, mempengaruhi timbulnya daerah-

daerah erogen pada alat-alat kelamin sebagai sumber kenikmatan dan

kepuasan. Pada fase genital ini terjadi perkembangan pada arah cinta.

Kalau tadinya cinta searah, yakni berpusat pada diri sendiri, maka

sekarang cintanya bisa dua arah. Ini merupakan tanda berkembanganya

hubungan sosialnya.

Penjelasan perkembangan seksual remaja ditinjau dari segi biologis

secara rinci mencakup masalah perkembangan hormon-hormon seksualnya

dan perubahan-perubahan yang terjadi pada tubuhnya. Menurut Zulkifli

tanda-tanda perkembangan seksual pada anak laki-laki terjadi ketika alat

produksi spermanya mulai berproduksi, ia mengalami mimpi pertama

yang tanpa sadar mengeluarkan sperma, sedangkan pada anak perempuan

(36)

26

yang pertama (menarche).10 Ciri lain yang ada pada laki-laki adalah pada

lehernya menonjol buah jakun yang membuat suaranya menjadi pecah, di

atas bibir dan sekitarnya mulai tumbuh bulu-bulu rambut.11 Sedangkan

pada anak perempuan karena produksi hormon dalam tubuhnya,

dipermukaan wajahnya terjadi penimbunan lemak yang membuat buah

dadanya mulai tumbuh, pinggulnya mulai melebar dan pahanya mulai

membesar.12 13 Dalam tubuh manusia terdapat tiga kelenjar endokrin yang

berkaitan dengan seks. Kelenjar-kelenjar tersebut akan mempengaruhi

sistem kerja organ-organ tubuh dan berpengaruh pada seksualitasnya.

Salah satu dari kelenjar tersebut adalah kelenjar bawah otak yang akan

menghasilkan hormon pertumbuhan, hormon perangsang pada pria,

13 hormon pengendali pada wanita dan hormon air susu.

Kerja hormon pertumbuhan akan merangsang tulang-tulang panjang

untuk tumbuh mejadi besar dan lebih panjang, sehingga anak yang

bersangkutan akan lebih tinggi. Keija hormon pertumbuhan akan lebih

mencolok ketika anak mulai memasuki remaja dan akan mencapai puncak

maksimal pada usia kurang lebih 18 tahun.14

Hormon perangsang pada pria mempunyai tugas memberi

rangsangan pada testis untuk memproduksi hormon testoren dan androgen

serta sel-sel sperma.15 Hormon ini akan mulai memberi rangsangan pada

10 Zulkifli L. 2002. Psikologi Perkembangan. Bandung : Remaja Rosda Karya, him. 65 11 Ibid. him. 72

12 Ibid. him. 81

13 Sarlito Wirawan Sarwono. 2006. Psikologi Remaja. Jakarta : Raja Grafindo, him. 54 14 Ibid. him. 56

(37)

testis ketika anak mulai menginjak remaja. Hal ini akan menyebabkan

tumbuhnya ciri-ciri kelaki-lakian pada diri remaja, seperti kumis dan

jenggot, jakun, otot yang kuat, suara yang berat, bulu kemaluan dan ketiak.

Mulai bekerjanya hormon-hormon androgen dan testoren berarti pula

bahwa remaja telah siap dan mampu mambuahi sel telur dan mengadakan

pembiakan meskipun secara psikis remaja belum siap. Sedangkan hormon

pengendali pada wanita merangsang indung telur untuk memproduksi

ovum, hormon estrogen dan hormone progesterone,16 17

Sebenarnya sel telur dalam jumlah yang besar telah ada pada diri

anak, namun ovum tersebut akan dimatangkan satu-persatu dalam jangka

waktu tertentu dan mulai ketika anak memasuki usia remaja. Hormon

estrogen akan mempengaruhi timbulnya ciri-ciri kewanitaan pada seorang

gadis, (seperti: payudara membesar, pinggul membesar, suara halus) serta

mengatur haid.1'

Sebenarnya hormon-hormon pria dihasilkan pula dari dalam diri

wanita dan demikian juga sebaliknya, sehingga kadang-kadang dapat kita

jumpai pada diri wanita terdapat ciri-ciri kelaki-lakian (seperti tumbuh

kumis) atau pada anak laki-laki ditemukan ciri-ciri kewanitaan (seperti

suara dan kulitnya halus) akan tetapi pada umumnya salah satu hormon

akan lebih dominan (berpengaruh sesuai dengan jenis kelaminnya).

(38)

28

C. Perkembangan Seksual Remaja Ditinjau Dari Segi Psikologis

Seiring dengan pertumbuhan jasmani yang begitu cepat, seorang remaja

mau tidak mau akan merasa cemas dan gelisah. Karena pada masa remaja ini

mereka akan merasakan dan mengalami perubahan-perubahan pada dirinya,

baik itu perubahan fisik, emosi, dan sebagainya. Remaja dalam menghadapi

perubahan yang teijadi dalam dirinya tersebut akan sangat berpengaruh

terhadap kondisi kejiwaannya. Perubahan kejiwaan remaja antara lain adalah

kurang percaya diri (rendah diri, malu) dan remaja menjadi salah tingkah saat

menyukai wanita . Masa ini sering dianggap sebagai masa labil karena pada

masa tersebut ketidaksesuaian kematangan biologis dan kematangan sosial

remaja biasanya mudah sekali terpengaruh oleh lingkungannya.

Masa remaja secara tradisional dianggap sebagai periode "badai dan

tekanan", suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari

perubahan fisik dan kelenjar. Pertumbuhan pada masa remaja terus

berlangsung tetapi berjalan agak lambat. Pertumbuhan yang teijadi bersifat

melengkapi pola yang sudah terbentuk pada masa puber yang mempengaruhi

ketegangan emosi yaitu kondisi sosial yang mengelilingi remaja tersebut.

Adapun meningginya emosi adalah karena anak laki-laki dan perempuan

berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru. Sedangkan

selama masa anak-anak ia kurang mempersiapkan diri untuk menghadapi

keadaan-keadaan itu.18 19

18 Annas Machduri. Dkk. 2004. Pendidikan Kesehatan Reproduksi Remaja. Semarang : Bagian Proyek Peningkatan Kesehatan Reproduksi Remaja, him. 5.

(39)

Remaja tidak semua mengalami masa "badai dan tekanan", namun

sebagaian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari waktu ke waktu

sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada pola perilaku baru dan

harapan sosial yang baru. Misalnya, masalah yang berhubungan dengan

percintaan merupakan masalah yang pelik pada periode ini. Bila kisah cinta

beijalan lancar, remaja merasa bahagia, tetapi mereka merasa sedih apabila

percintaanya kurang lancar. Demikian pula menjelang berakhirnya masa

sekolah para remaja mulai merasakan kekhawatiran akan masa depan

mereka.20

Meskipun emosi remaja seringkah sangat kuat, tidak terkendali dan

irrasional, tetapi pada umumnya dari tahun ketahun teijadi perbaikan perilaku

emosional. Menurut Gessel dkk, remaja umur 14 tahun sering kali mudah

marah, mudah dirangsang dan emosinya cenderung "meledak", sulit

mengendalikan perasaannya. Sebaliknya, remaja 16 tahun dikatakan tidak

punya keprihatinan. Kondisi "badai dan tekanan" akan berkurang menjelang

berakhirnya awal masa remaja.21 22

Masa remaja merupakan puncak emosional, yaitu perkembangan emosi

yang tinggi. Adapun tahapan perkembangan emosi remaja itu meliputi:

1. Dalam diri remaja mulai timbul perasaan-perasaan dan dorongan-

dorongan baru yang belum pernah dialamiya. Seperti: rasa cinta, rindu dan

keinginan untuk berkenalan lebih intim dengan lawan jenis.

20 Ibid. him. 213’ 21 Ibid. him. 214.

(40)

30

2. Remaja sudah mulai memperhatikan penampilan dirinya. Hal ini ditandai

dengan adanya perubahan j amani yang teijadi pada tubuhnya. Biasanya

hal tersebut menyebabkan rasa malu karena tidak serasinya pertumbuhan

dibagian tubuhnya. Selain itu timbul rasa takut apakah pertumbuhan yang

terjadi pada dirinya itu wajar atau tidak seperti apa yang diharapkan.23 24

3. Dengan adanya perubahan hormon seks dalam tubuh menyebabkan

perubahan pandangan remaja terhadap lawan jenisnya. Kondisi ini

memerlukan penyesuaian dalam diri remaja.

4. Remaja akan mencapai kematangan emosional apabila didukung oleh

lingkungan yang cukup kondusif, yang diwarnai oleh hubungan yang

harmonis, saling mempercayai, saling menghargai dan penuh tanggung

jawab.25 26

5. Kematangan emosi remaja akan dicapai dengan:

a. Adekuasi emosi yang meliputi rasa cinta kasih, simpati, altruis (suka

menolong orang lain), sikap hormat dan menghargai orang lain dan

ramah.

b. Bisa mengendalikan emosi yang ditandai dengan tidak mudah

tersinggung, tidak agresif, bersikap optimis dan dapat menghadapi

• 26

frusrtasi dengan wajar.

Remaja memiliki kondisi psikis yang berbeda dengan orang dewasa,

hal ini dikarenakan remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak

23 Zakiah Daradjat. 1995. Remaja: Harapan Dan Tantangan Remaja Jakarta : Rosda Karya, him. 33.

24 Ibid. him. 33

(41)

menuju dewasa. Pada masa ini remaja ingin dikatakan telah dewasa dan

telah merasa mampu mengurus dirinya sendiri akan tetapi dimata orang

dewasa remaja ini masih dianggap anak-anak yang belum dapat dimintai

pendapatnya, sehingga ada keingian pada diri remaja untuk dapat adanya

pengakuan dari orang dewasa kepada remaja, dan untuk mendapatkan

perhatian orang dewasa remaja sering melakukan hal-hal yang sensasional.

Masa pubertas yang dijalani remaja memberikan pengaruh terhadap emosi

dan kejiwaan remaja. Menurut Didik Hermawan, pada masa pubertas

remaja akan mengalami:27

1. suka menyendiri

Remaja akan lebih betah menyendiri, mengasingkan diri dari lingkungan

pada saat mempunyai masalah atau sikap menyendiri itu dapat diakibatkan

karena perasaan minder yang ada pada remaja.

2. bersikap tidak tenang

Perubahan yang cepat pada masa pubertas biasanya menyebabkan perilaku

salah tingkah dan cenderung terburu-buru, sehingga pada saat emosi remaja

sering meledak-ledak atau cepat marah

3. senang melamun

Masa pubertas sering kali dikatakan sebagai masa penciptaan berbagai

imajinasi yang berlebihan, keinginan seperti ini seringkah diekspresikan

dalam bentuk lamunan

(42)

32

4. kurang percaya diri

Rasa kurang percaya diri pada diri remaja ini terkadang disebabkan oleh hal

yang sepele yang kadang membuat remaja menjadi malu dan enggan

bersosialisasi

5. mulai naksir sama lawan jenis

Pada usia ini remaja akan mengalami perasaan aneh. Perasaan ini

dipicu oleh berfungsinya hormon-hormon seksual yang ada pada diri remaja.

Dalam karya ilmiah Ardiansyah yang berjudul Konsep Pendidikan

Seks untuk Remaja dalam Perspektif Islam, Hasyim mengatakan bahwa ketika

anak memasuki usia remaja, maka anak akan mengalami perubahan psikis

yaitu:28

1. Perasaaan seksual semakin merangsang, bergairah dan romantis, ingin

mencintai dan dicintai lawan jenisnya.

2. Kecuali memperhatikan orang lain lawan jenisnya, ia mulai memperhatikan

dirinya sendiri, mulai mementingkan dirinya sendiri

3. Terkadang cita-citanya menggelora penuh rona dan bayangan yang indah

dan ilusi khayal, ia suka memuja tokoh-tokoh tertentu dan ingin meniru

atas tingkah tokoh tersebut.

4. Ia mulai berfikir kritis, tetapi mulai tersinggung bila sedikit saja mendapat

celaan

5. Ia akan memaksakan kehendaknya dan bila merasa terhalangi, ia akan

menantang dan melawan terkadang ia menjadi putusasa

(43)

Dari uraian di atas, dapat dilihat bahwa remaja usia SMP adalah masa

peralihan dari masa anak-anak ke dewasa (tahap remaja awal) sekitar usia

11/12 tahun sampai 14/15 tahun dimana mereka mengalami perubahan-

perubahan yang terjadi baik perubahan secara fisik, psikologis, maupun

perubahan secara intelektual. Pertumbuhan dan perkembangan seksual remaja

memiliki dampak terhadap kondisi psikologis remaja. Hal ini terlihat dengan

seiring pertumbuhan fisik remaja khususnya tanda-tanda seksual akan

mempengaruhi kondisi emosi dan kejiwaannya. Perkembangan psikis remaja

yang terkait dengan masalah seksual adalah remaja mulai tertarik dengan

lawan jenisnya, hal ini disebabkan perubahan pada masa anak beralih menjadi

remaja, ia mengalami perubahan seksual yang merangsang, bergairah dan

romantis, ingin dicintai dan mencintai. Adapun dorongan yang memicu

ketertarikan remaja pada lawan jenisnya adalah karena berfungsinya hormon-

(44)

BAB III

PENDIDIKAN SEKS

DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

A. Pengertian Pendidikan Seks

Pendidikan seks terdiri dari dua kata yaitu pendidikan dan seks.

Pengertian pendidikan secara umum adalah ”suatu proses penyiapan generasi

muda untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara

efektif dan efisien".1

Menurut salah satu tokoh Pendidikan Nasional Ki Hajar Dewantara

pendidikan adalah daya upaya untuk memajukan budi pekerti (kekuatan

batin), pikiran (intelek) dan jasmani dengan alam sekitarnya.2 Sehingga

pendidikan menurut Ki Hajar adalah usaha untuk meningkatkan pengetahuan,

budi pekerti dan jasmani siswa agar selaras dengan alam sekitarnya.

Mohammad Natsir mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu

pimpinan jasmani dan rohani yang menuju kesempurnaan dan kelengkapan

arti kemanusiaan dengan arti sesungguhnya. Dalam rumusan lain yang tidak

jauh berbeda, Marimba mengartikan pendidikan sebagai bimbingan atau

pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan

rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.3

Dari beberapa definisi di atas maka arti pendidikan adalah usaha sadar

menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau

1 Azyumardi Azra. 1998. Esei-Esei Itelektual M uslim Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu, him. 3.

2 Ibid. him. 4.

3 Ahmad. D. Marimba. 1989. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung : Al- Ma;rif, him. 19.

(45)

bagi peranannya di masa yang akan datang.4 Dengan potensi-potensi yang

dimilki siswa agar memilki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlaq mulia serta memilki ketrampilan sebagai

bekal dalam kehidupan bermasyarakat.

Seks secara bahasa adalah jenis kelamin.5 Yakni manusia mempunyai

dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan. Pengertian seks kerap hanya

mengacu pada aktifitas biologis dengan alat kelamin. 6 Sedangkan pengertian

seks secara luas, jika dikaji dari buku-buku akan didapati definisi yang

berbeda-beda.

Seks ada yang mengartikan sebagai sebuah dorongan, sebagaimana

dikemukakan Marzuki bahwa seks adalah nafsu syahwat7 8 yakni suatu daya

kekuatan pendorong hidup manusia. Istilah lainnya insting atau naluri yang

dimiliki manusia.

Sejalan dengan Marzuki, Kartono juga mengartikan seks suatu energi

psikis yang ikut mendorong manusia untuk bertingkah laku, baik itu di dalam

relasi seksual maupun di dalam melakukan kegiatan-kegiatan non seksual.

Seks menurut Freud disebutnya sebagai libido sexualis {libido = gasang,

dukana, dorongan hidup, nafsu erotis)9

4 Himpunan Peraturan Tentang Pendidikan Tinggi di Indonesia. 2004. Jakarta : Bina Darma Pemuda, him. 3.

5 Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2001. Jakarta : Balai Pustaka. Jakarta, him. 104. 6 F.X. Rudy Gunawan. 1993. Filsafat Seks. Yogyakarta : Benteng Intervisi Utama, him.

8.

7 Marzuki Umar Sa’abah. 2001. Perilaku Seks Menyimpang dan Seksualitas Kontemporer Umat Islam. Jogjakarta : UII Press, him. 2

8 Karini Kartono. 1986. Psikologi Abnormal dan Abnormalitas. Bandung : Mandar Maju, him. 225j

(46)

36

Boyke memberikan pengertian seks yang lebih luas. Pengertian seks

menurutnya mempunyai banyak dimensi, yaitu dimensi fisiologis (meliputi

fungsi faal dari organ-organ seks, termasuk proses teijadinya menstruasi,

kehamilan dan lain-lain), dimensi kultural (perbedaan antara peran laki-laki

dan perempuan) dan dimensi sosial (misalnya perencanaan keluarga, penyakit

kelamin dan lain-lain).10

Dari pengertian seks menurut Boyke di atas dapat dikemukakan bahwa

seks bukan hanya terkait dengan aspek biologis yang menyangkut genitilitas

dan organ seks sekunder lainnya saja, tapi juga menyangkut dimensi kultural

yang mempunyai implikasi perbedaan peran secara kultural pula dari adanya

perbedaan kelamin dan seks juga mengandung arti dimensi sosial yang terkait

dengan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Melihat banyaknya perbedaan tentang pendefinisian seks yang pada

dasarnya pendapat-pendapat itu sama benarnya, maka akan dikemukakan

pengertian seks yang lebih menjebatani perbedaan tersebut. Jadi pengertian

seks yang dimaksud sebenarnya bukanlah sekedar hanya sebuah dorongan

atau nafsu syahwat tapi juga meliputi hal-hal yang berhubungan dengan

perubahan biologis dan psikologis sebagai akibat dari pertumbuhan dan

perkembangan manusia.

Setelah dua istilah tersebut digabungkan, maka akan membentuk suatu

pengertian yang mendalam, adapun pengertian pendidikan seks dapat dilihat

dari beberapa pendapat yang diungkapkan para tokoh sebagai berikut:

(47)

Pendidikan seks menurut Gawshi adalah untuk memberi pengetahuan

yang benar kepada anak dan menyiapkannya untuk beradaptasi secara baik

dengan sikap-sikap seksual di masa depan kehidupannya, dan pemberian

pengetahuan ini menyebabkan anak mamperoleh kecenderungan logis yang

benar terhadap masalah-masalah seksual dan reproduksi.11 Dalam rumusan

lain yang tidak jauh berbeda, Syamsyudin mendefinisikan pendidikan seks

sebagai usaha untuk membimbing seseorang agar dapat mengerti benar

tentang arti dan fungsi kehidupan seksnya, sehingga dapat mempergunakan

dengan baik selama hidupnya.12 Dari pengertian di atas terlihat bahwa titik

tekan dari implementasi pendidikan seks adalah kemampuan seseorang dalam

menggunakan kehidupan seksualnya secara baik dan benar. Disini perlu

dijelaskan mengenai penggunaan seksual yang bagaimana yang dapat

dikatakan secara baik dan benar itu? Istilah baik dan benar dalam ajaran Islam

adalah apabila penggunan seksualitas sesuai dengan ajaran dan syariat Islam

yang bertujuan mengatur dan memberi petunjuk kepada manusia dalam

melaksanakan fungsi kehidupan kelaminnya ke tujuan sebaik-baiknya dan

dengan cara yang benar.

Ulwan mengungkapkan bahwa pendidikan seks adalah upaya

pengajaran dan penerangan tentang masalah-masalah seks yang diberikan

kepada anak agar dia mengetahui masalah-masalah yang berkenaan dengan

seks, naluri dan perkawinan, sehingga anak telah dewasa dan telah dapat

memahami unsur-unsur kehidupan, ia telah mengetahui masalah-masalah yang

11 Yusuf Madani. 2003. Pendidikan Seks untuk Anak dalam Islam. Jakarta : Pustaka Zahra, him. 91.

(48)

38

dihalalkan dan diharamkan bahkan mampu menerapkan tingkah laku islami

sebagai akhlaq, kebiasaan dan tidak mengikuti syahwat maupun cara-cara

hedonistik.13

Berdasarkan pengertian-pengertian pendidikan seks yang dikemukakan

di atas terlihat bahwa yang dimaksud pendidikan seks berbeda dengan

informasi seks yang selama ini cenderung dianggap sebagai pendidikan seks

oleh masyarakat umum. Informasi dan pengajaran seks menekankan kepada

pemberian penerangan mengenai anatomi alat-alat kelamin, fungsi reproduksi,

metode kontrasepsi dan lain sebagainya. Sedangkan pada pendidikan seks

tidak hanya menekankan aspek seksual secara anatomi, biologis dan fisiologis,

tetapi seks dalam arti luas yang meliputi aspek psikologis, sosial dan religius.

Dari berbagai definisi tentang pendidikan seks di atas terutama oleh

Gawshi dan Ulwan dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan

pendidikan seks adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk memberikan

bimbingan kepada peserta didik dalam memahami tanda-tanda seksual serta

dapat mempergunakan fungsi seksualnya secara bertanggung jawab dari segi

individu, sosial maupun agama.

13 Abdullah Nashih Ulwan. 1996. Pendidikan Seks (Pendidkan Anak M enurut Islam).

(49)

B. Dasar dan Tujuan Pendidikan Seks dalam Pendidikan Agama Islam

1. Dasar Pendidikan Seks dalam Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam sebagai aktifitas yang bergerak dalam

bidang pendidikan dan pembinaan kepribadian memerlukan landasan keija

untuk memberikan arah bagi programnya. Dengan adanya dasar pendidikan,

landasan pendidikan juga berfungsi sebagai sumber semua peraturan yang

akan diciptakan sebagai pegangan langkah pelaksanaan dan sebagai jalur

yang yang menentukan arah usaha tersebut. Adapun dasar pelaksanaan

Pendidikan Agama Islam adalah Al-Quran Al-Hadis.14

Adapun dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam yang utama

adalah Al Quran dan Al Hadis. Dalam Al Quran surat Asyura dijelaskan

bahwa Al-Quran menjadi pedoman bagi ummat Islam sebagai petunjuk

dalam segala tingkah lakunya

( vLbl} lio llp ^ ^

di

Artinya: Dan demikian kami wahyukan kepadamu bahwa Al-Quran

dengan perintah Kami, sebelumnya kamu tidak mengetahui apakah iman

itu. Tetapi kami menjadikan Al-Quran itu cahaya yang kami beri petunjuk

dengan siapa yang kami kehendaki diantara hamba-hamba Kami dan

(50)

40

sesungguhnya kamu benar-benar menjadi petunjuk kepada jalan yang

benar (Q.S. Asyuro': 52)]5

Demikian juga dengan hadis Nabi "Sesungguhnya orang mukmin

yang dicintai oleh Allah adalah orang yang senantiasa tegak taat

kepadaNya dan memberikan nasehat kepada hambaNya, sempurna akal

jikirannya serta menasehati pula akan dirinya sendiri, maka beruntung

memperoleh kemenanga ia ".15 16

Dari ayat dan hadist di atas dapat diambil titik relevansinya sebagai

dasar Pendidikan Agama Islam, mengingat:

a. Al-Quran diturunkan kepada ummat manusia untuk memberi petunjuk ke

arah jalan hidup yang lurus dalam arti memberi bimbingan dan petunjuk

ke arah yang diridloi oleh Allah SWT

b. Menurut hadits di atas bahwa diantara sifat orang mukmin adalah saling

menasehati, mengamalkan ajaran Alloh yang dapat diformulasikan dalam

bentuk pendidikan agama

c. Al-Quran dan hadits tersebut menerangkan bahwa Nabi adalah sebagai

petunjuk jalan yang lurus, sehingga Nabi menyerukan kepada ummatnya

agar saling memberi petunjuk memberi bimbingan dan penyuluhan yang

islami.

Ijtihad menurut Daud Ali yaitu mempergunakan segala kesanggupan

(memeras pikiran) untuk mengeluarkan hukum dari Al-Quran dan As-Sunah.17

15 Departemen Agama RI. 1989. Al-Quran dan Terjemahnya ju z 1-30. semarang : PT Toha Putra, him. 791.

16 ibid. him. 24

Gambar

Tabel Materi Fiqh9
Tabel ini menjabarkan tentang materi fiqh/ibadah yang diberikan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) aktivitas amilase dan lipase mulai terdeteksi pada larva umur 1 hari, sedangkan protease mulai terdeteksi pada larva umur 2 hari, (2) pada

The objectives of the study are to describe Yozo as the main character and analyze the influence of society in Yozo’s perception about the existence of human being.. 1.4 Benefit

Bila pertanyaan penelitian tidak atau belum memerlukan hipotesis maka tinjauan kepustakaan cukup sampai pada tahap kerangka pemikiran tentang variabel dan indikator

Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan tentang penggunaan kata penghubung dalam adjective clauses yang berfungsi sebagai subjek dengan benar1. Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan

5  Macam keputusan Mahasiswa bisa menjelaskan  Mahasiswa memahami

[r]

Bahan yang diperlukan adalah bibit anggrek phalaenopsis amabilis dalam botol siap pindah tanam (planlet), fungisida dithane, pupuk daun lengkap dengan N tinggi dekastar,

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah faktor risiko keuangan, yaitu, risiko kredit dapat menjadi penjelas hubungan earning