• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Faktor Individu Dengan Self-efficacy Ibu Hamil Dalam Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang Tahun 2017UL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hubungan Faktor Individu Dengan Self-efficacy Ibu Hamil Dalam Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang Tahun 2017UL"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Hubungan Faktor Individu Dengan Self-efficacy Ibu Hamil Dalam Pemberian Asi Eksklusif Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang Tahun 2017UL

Achmad Agus Pranoto*), Kismi Mubarokah**)

*) Mahasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro Email: achmadaguspranoto09@gmail.com

ABSTRAK

Pada tahun 2016 terjadi 6 kasus kematian bayi diantaranya 2 kasus IUFD (intra uterine fetal death), 3 kasus perinatal dan 1 kasus neonatal di Puskesmas Tlogosari Kulon kota Semarang. Tujuan penelitian ini Untuk mengetahui hubungan faktor individu dengan self-efficacy ibu hamil dalam pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Tlogosari Kulon kota Semarang tahun 2017.

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Survei Analitik dengan Pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 88 ibu hamil. Instrumen data dengan wawancara terstruktur dan metode yang digunakan wawancara.

Hasil analisis deskriptif bahwa 73,9% responden dikategorikan memiliki pengetahuan “baik”, 53,4% responden dikategorikan memiliki sikap “baik”, 58,0% responden dikategorikan memiliki harapan “baik”, dan 65,9% responden dikategorikan memiliki self-efficacy “baik”. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis chi-square diketahui ada hubungan pengetahuan dengan self-efficacy (p=0,033), tidak ada hubungan sikap dengan self-efficacy (p=0,645), tidak ada hubungan harapan dengan self-efficacy (p=0,528).

Bagi Puskesmas sebaiknya melakukan edukasi per program promotif tentang pentingnya ASI Eksklusif pada kegiatan kelas ibu hamil yang di selenggarakan oleh Puskesmas Tlogosari Kulon seminggu sekali setiap bulannya.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Harapan, Self-efficacy, ASI Eksklusif. Kepustakaan : 33, 1995-2016

(2)

ABSTRACT

in 2016, 6 cases of infant deaths occur among 2 cases IUFD(intra-uterine fetaldeath), 3 cases of perinatal and neonatal health center first case Tlogosari Kulon Semarang. The purpose of this study to determine of the relationship individual factors to the self-efficacy of pregnant women in Exclusive breastfeeding in the PHC Tlogosari Kulon Semarang in 2017.

This type of research is analytical survey with approach. cross sectional. The research sample of 88 pregnant women. Instrument data by structured interview and interview methods used.

Results Descriptive Analysis that 73.9% of respondents considered to have knowledge of "good", 53.4% of respondents considered to have the attitude of "good", 58.0% of respondents considered to have expectations of "good" and 65.9% of respondents categorized as having self- efficacy "good" statistical analysis used was analysis chi-square note there is a relationship of knowledge with self-efficacy (p = 0.033), there was no relationship attitude and self-efficacy (p = 0.645), there was no relationship expectations with self-efficacy ( p = 0.528).

For health center improvement program should educate about the importance of exclusive breastfeeding promotion in pregnant women classroom activities organized by the health center once a week Tlogosari Kulon each month.

Keywords: Knowledge, Attitude, Expectation, Self-efficacy, Exclusive Breastreeding. References: 33, 1995-2016

(3)

PENDAHULUAN

Air susu ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik pada awal usia kehidupan bayi. ASI ibarat emas yang diberikan gratis oleh Tuhan karena ASI adalah cairan hidup yang dapat menyesuaikan kandungan zatnya yang dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi.1

Menurut Riskesdas 2013, proses mulai menyusui terbanyak terjadi pada 1-6 jam setelah kelahiran (35,2%) dan kurang dari 1 jam (inisiasi menyusui dini) sebesar 34,5%. Sedangkan proses mulai menyusui terendah terjadi pada 7-23 jam setelah kelahiran yaitu sebesar 3,7%.2

Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Tengah kabupaten/kota dengan AKB terendah adalah Jepara yaitu 6,35 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Cilacap 7,01 per 1.000 kelahiran hidup, dan Demak 7,21 per 1.000 kelahiran hidup. Kabupaten/kota yang memiliki capaian AKB tertinggi adalah Grobogan yaitu 17,38 per 1.000 kelahiran hidup, diikuti Temanggung 16,79 per 1.000 kelahiran hidup, dan Kota Magelang 15,63 per 1.000 kelahiran hidup. AKB Dikota Semarang sendiri yaitu 10,51 per 1000 kelahiran hidup. Di Jawa Tengah target pencapaian ASI eksklusif sekitar 65 % yang berarti bahwa dari total jumlah ibu menyusui 65% memberikan ASI secara eksklusif. Kenyataannya sangat sulit sekali mendapatkan data tentang cakupan ASI eksklusif tersebut. Hal ini dibuktikan oleh data dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2015 bahwa cakupan jumlah bayi yang diberikan ASI secara eksklusif baru mencapai 32,93%.3

Upaya untuk menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB) diperlukan pemantauan intensif dari tenaga kesehatan sebanyak 4 kali, yaitu : 1 kali saat umur 29 hari – 2 bulan, 1 kali saat umur 3 – 5 bulan, 1 kali saat umur 6 – 8 bulan, dan 1 kali saat umur 9 – 11 bulan. Jumlah cakupan Kunjungan Bayi di Kota Semarang tahun 2015 yaitu sebanyak 26.281 kunjungan 95,2% dari 27.607 bayi yang ada. Dibandingkan tahun 2014, dengan 26.692 kunjungan atau 98,89 % dari 26.992 bayi yang ada, dapat diartikan totalnya mengalami penurunan 3,69%, dan sudah mencapai target Rencana Strategis Kota Semarang adalah 94 %.Pemberian ASI secara eksklusif dapat menekan angka kematian bayi hingga 13 % sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka kelahiran total 22 per 1000 kelahiran hidup, angka kematian balita 46 per 1000 kelahiran hidup maka jumlah bayi yang akan terselamatkan sebanyak 30 ribu. Untuk itu ASI patut menjadi prioritas.4

Data dari Puskesmas Tlogosari Kulon kota Semarang yaitu salah satu Puskesmas berada di kota Semarang. Pada tahun 2016 mempunyai 6 kasus kematian bayi 2 kasus IUFD (intra uterine fetal death), 3 kasus perinatal dan 1 kasus neonatal. Program kesehatan anak di Puskesmas Tlogosari Kulon kota Semarang masih ada capaian indikator yang nilainya di bawah target yaitu salah satunya cakupan bayi risiko tinggi yang ditangani (69,57%).

(4)

Menurut Bandura, perilaku dipengaruhi oleh faktor self-efficacy, person, dan lingkungan tidak di berikan ASI Eksklusif oleh ibu kepada bayi salah satunya di sebabkan oleh self-efficacy yang rendah, self-self-efficacy tentang pemberian ASI Eksklusif perlu di tingkatkan sejak masa kehamilan.5 Oleh sebab itu, peneliti tertarik ingin meneliti Hubungan faktor individu dengan Self-Efficacy Ibu hamil dalam Pemberian ASI Eksklusif di Puskesmas Tlogosari Kulon kota Semarang.

METODE

Jenis penelitian yang digunakan yaitu Survei Analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan Pendekatan cross sectional. Untuk variabel penelitian ini terdapat 4 yaitu: jenis Pengetahuan, Sikap, Harapan, Sedangkan untuk variabel terikat yaitu Self-efficacy. Populasi dipenelitian ini yaitu 88 ibu hamil di Puskesmas Tlogosari Kulon kota Semarang, dengan alasan Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang memiliki kasus terbesar Angka Kematian bayi pada 2016 yaitu 6 kasus Angka Kematian bayi. Puskesmas Tlogosari Kulon memiliki jumlah 88 Ibu Hamil. Untuk jalannya penelitian ini dengan mengamati kondisi Puskesmas dan kondisi wilayah Tlogosari Kulon.

HASIL

Gambaran Umum Wilayah

Puskesmas Tlogosari Kulon merupakan salah satu Puskesmas Induk di Kota Semarang dengan fasilitas rawat inap, yang terletak di Kecamatan Pedurungan dengan luas tanah 1256m2 dan luas bangunan 865m2. Puskesmas Tlogosari Kulon terletak di Jalan Satriomanah No. 2, Kelurahan Tlogosari Kulon.

Puskesmas Tlogosari Kulon berdiri pada bulan April tahun 1991, sebagai Puskesmas non perawatan. Seiring perkembangan Kota Semarang dan kebutuhan masyarakat sekitar, maka statusnya ditingkatkan menjadi Puskesmas perawatan.Dalam menjalankan peran dan fungsi sebagai Puskesmas Induk, Puskesmas Tlogosari Kulon mempunyai dua puskesmas pembantu, yaitu Puskesmas Pembantu Ratu Ratih yang berada di Kelurahan Tlogosari Kulon dan Pustu Pembantu Muktiharjo Kidul di kelurahan Muktiharjo Kidul.

Berdasarkan wawancara terhadap 88 responden, selanjutnya data tersebut diuraikan secara statistik sesuai karakteristik responden. Berikut ini adalah hasil rincian deskriptif masing-masing karakteristik responden :

(5)

Tabel 1.1

Distribusi Frekuensi Responden menurut Karakteristik Di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang Tahun 2017

Karakteristik Kategori Distribusi Frekuensi

F % Umur <20 4 4,5 20-30 73 83,0 >35 11 12,5 Pekerjaan Bekerja 38 43,2 Tidak Bekerja 50 56,8 Usia Kehamilan 0-3 12 13,6 4-6 35 39,8 7-9 41 46,6

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan hasil tabel distribusi frekuensi, sebagian besar responden ibu hamil memiliki umur 20-30 tahun berjumlah 73 (83,0%), responden yang memiliki umur <20 tahun berjumlah 4 (4,5%), dan responden yang memiliki umur >35 tahun berjumlah 11 (12,5%).

Hasil dari data kuisioner terhadap 88 responden terkait dengan pekerjaan sebagian besar responden tidak bekerja dengan jumlah yang tidak bekerja 50 (56,8%) responden dan responden yang bekerja sebanyak 38 (43,2%) responden.

Hasil penelitian yang dilakukan terhadap 88 responden terhadap usia kehamilan responden. Usia kehamilan rata-rata responden di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang adalah 7-9 bulan. Usia kehamilan terendah yaitu trimester pertama 0-3 bulan sejumlah 12 responden, usia kehamilan trimester kedua 4-6 bulan sejumlah 35 responden dan usia kehamilan tertinggi berada di trimester terakhir adalah 7-9 bulan sejumlah 45 responden.

Hasil Uji Statistik Hubungan.

Tabel 1.2

Hasil Uji Hubungan Antara Variabel Pengetahuan, Sikap, Harapan dengan Self-efficacy.

Variabel Kategori

Kategori Self-efficacy

P-value baik kurang Total

F % F % F % Pengetahuan Baik 47 72,3 18 27,7 65 100,0 0,033 Kurang 11 47,8 12 52,2 23 100,0 Sikap Baik 32 68,1 15 31,9 47 100,0 0,645 Kurang 26 63,4 15 36,6 41 100,0 Harapan Baik 35 68,6 16 31,4 51 100,0 0,528 Kurang 23 62,2 14 37,8 37 100,0

Sumber : Data Primer 2017

Berdasarkan hasil uji statistik, pada responden dengan Self-efficacy kurang lebih banyak terdapat pada mereka dengan pengetahuan kurang (52,2%). Dibanding yang mempunyai pengetahuan baik (27,7%).

(6)

Berdasarkan hasil uji statistik, pada responden dengan Self-efficacy kurang lebih banyak terdapat pada mereka dengan sikap kurang (36,6%), dibanding yang mempunyai sikap baik (31,9%).

Berdasarkan hasil uji statistik, pada responden dengan Self-efficacy kurang lebih banyak terdapat pada mereka dengan harapan kurang (37,8%), dibanding yang mempunyai harapan baik (31,4%).

PEMBAHASAN

Hubungan Pengetahuan Dengan Self-efficacy Ibu Hamil

Self-efficacy merupakan salah satu kemampuan pengaturan diri individu. Konsep self-efficacy pertama kali dikemukakan oleh Bandura. Self-efficacy mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu.24 Self-efficacy merupakan penilaian individu terhadap kemampuan atau kompetensinya untuk melakukan suatu tugas, mencapai suatu tujuan, dan menghasilkan sesuatu. Disamping itu, self-efficacy sebagai perasaan kita terhadap kecukupan, efisiensi, dan kemampuan kita dalam mengatasi kehidupan. 25

Melihat hasil jawaban responden dari delapan pertanyaan yang diajukan peneliti tentang pengetahuan, hampir semua responden atau sebanyak >95% atau >85 responden menjawab “Ya” pada pertanyaan yang bersifat positif dan >80% atau sebanyak menjawab >74 “Tidak” pada pertanyaan yang bersifat negatif. Jawaban “Ya” pada pertanyaan yang bersifat positif dalam kasus ini mengindikasikan sudah baiknya pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif, begitupula jawaban “Tidak” pada pertanyaan yang bersifat negatif yang mengindikasikan sudah baiknya pengetahuan ibu hamil tentang ASI Eksklusif.

Diketahui berdasarkan hasil uji statistik tabel silang dari 88 responden bahwa 65 responden yang memiliki pengetahuan baik dengan Self-efficacy baik sebanyak 47 (72,3%) dan yang memiliki Self-efficacy kurang 18 (27,7%). Dari 23 responden yang memiliki pengetahuan kurang dan yang memiliki Self-efficacy baik 11 (47,8%) dan yang memiliki Self-efficacy kurang 12 (52,2%).

Berdasarkan hasil penelitian di Puskesmas Tlogosari Kulon Kota Semarang pada pengetahuan terkait pengetahuan ibu hamil, hasil uji hubungan antara pengetahuan dengan Self-efficacy ibu hamil menggunakan uji statistik Chi Square Test diketahui P-value = 0,033. Dari hasil P-value dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara Self-Efficacy ibu hamil dengan pengetahuan karena nilai significancy atau P-value <0,005. Tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Febrina Handayani dan Desi Nurwidawati tentang Hubungan Self-efficacy dengan Prestasi Belajar Siswa Akselerasi diketahui P-value = 0,045. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara kedua variabel tersebut karena memiliki nilai significancy atau P-value = <0,005.31

(7)

Berdasarkan uji statistik penelitian diatas dapat disimpulkan apabila Self-efficacy nya baik maka pengetahuanya juga baik begitupun sebaliknya apabila Self-efficacy nya rendah maka pengetahuanya pun akan rendah maka dari itu bahwa kedua variabel tersebut saling mempengaruhi.

Hubungan Sikap Dengan Self-efficacy Ibu Hamil

Sikap adalah merupakan reaksi atau respons seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas tapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.28

Melihat hasil jawaban responden dari sembilan pertanyaan yang diajukan peneliti tentang sikap dalam hal pemberian ASI Eksklusif, pada pernyataan >91% atau 80 responden menjawab “Sangat Setuju” pada 3 butir pernyataan yang bersifat positif yang mengindikasikan sudah sesuainya Sikap dalam hal pemberian ASI Eksklusif. Lebih dari 60 responden setuju ASI Eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan anak. Pada pertanyaan yang bersifat negatif terdapat >80% atau 75 lebih responden yang menjawab “Sangat Tidak Setuju” pada 5 butir pertanyaan yang mengindikasikan sudah sesuainya Sikap dalam hal pemberian ASI Eksklusif.

Diketahui berdasarkan hasil uji statistik tabel silang dari 88 responden bahwa 47 responden yang memiliki sikap baik dengan Self-efficacy baik sebanyak 32 (68,1%) dan yang memiliki Self-efficacy kurang 15 (31,9%). Dari 41 responden yang memiliki pengetahuan kurang dan yang memiliki Self-efficacy baik 26 (63,4%) dan yang memiliki Self-efficacy kurang 15 (36,6%).

Berdasarkan hasil uji hubungan antara Sikap dengan Self-efficacy ibu hamil menggunakan uji statistik Chi Square Test diketahui P-value = 0,645. Dari hasil P-value dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara Self-efficacy ibu hamil dalam pemberian ASI Eksklusif dengan Sikap karena nilai significancy atau P-value = >0,005. Tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Endang Pudjiastuti. Hubungan Self-efficacy Dengan Sikap Pribadi Mahasiswa Psikologi yang menunjukkan terdapat Hubungan Self-efficacy Dengan Sikap Pribadi Mahasiswa Psikologi diketahui nilai significancy atau P = <0,022 karena nilai significancy atau P = <0,005.32

Berdasarkan uji statistik penelitian diatas dapat disimpulkan apabila Self-efficacy nya baik maka sikapnya juga baik begitupun sebaliknya apabila Self-efficacy nya rendah maka sikapnya pun akan rendah maka dari itu bahwa kedua variabel tersebut saling mempengaruhi.

(8)

Hubungan Harapan Dengan Self-Efficacy Ibu Hamil

Harapan didefinisikan sebagai “proses dari pemikiran satu tujuan, dengan motivasi untuk mendapatkan tujuan-tujuan tersebut (agency), dan cara-cara untuk meraih tujuan-tujuan tersebut (pathways)”. Seperti contoh, harapan bukan lah sebuah emosi melainkan sebuah pengertian sistem motivasi secara dinamis. Dalam hal ini, emosi mengikuti kesadaran dalam proses meraih tujuan. Harapan juga dapat berarti sebagai bentuk situasi persilangan yang berhubungan secara positif dengan harga diri, kemampuan menyelesaikan masalah, mengendalikan pemikiran, optimism, kecenderungan positif dan harapan positif.29

Melihat hasil dari jawaban responden 98,9% atau 87 responden setuju atau menjawab “YA“ jika ASI dapat meningkatkan kecerdasan anak. Sedangkan 98,9% atau 87 responden setuju atau menjawab “YA“ jika Bayi saya akan sehat dan gemuk jika diberikan ASI.Pada kelima pertanyaan ini mengindikasikan sudah sesuainya Harapan ibu hamil dalam hal Self-efficacy.Sedangkan pada pertanyaan yang bersifat negatif 85,2% atau 75 responden yang tidak setuju atau menjawab “TIDAK” jika Bayi yang diberi Susu formula akan lebih sehat di banding bayi yang di beri ASI Eksklusif. Sedangkan 81,8 atau 72 responden tidak setuju atau menjawab “Tidak“ Bayi saya akan terlihat kurus dan tidak sehat apabila hanya di berikan ASI saja selama 6 bulan.

Diketahui berdasarkan hasil uji statistik tabel silang dari 88 responden bahwa 51 responden yang memiliki harapan baik dengan Self-efficacy baik sebanyak 35 (68,6%) dan yang memiliki Self-efficacy kurang 16 (31,4%). Dari 37 responden yang memiliki harapan kurang dan yang memiliki Self-efficacy baik 23 (62,2%) dan yang memiliki Self-efficacy kurang 14 (37,8%).

Berdasarkan hasil uji hubungan antara harapan dengan Self-efficacy ibu hamil menggunakan uji statistik Chi Square Test diketahui P-value =0,528. Dari hasil P-value dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara harapan dengan Self-efficacy ibu hamil dalam pemberian ASI Eksklusif karena nilai significancy atau P-value <0,005. Tidak sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mery Agustini. Hubungan Harapan dan Makna Hidup Penderita Jantung Koroner Dengan Self-efficacy pada variabel tersebut menunjukkan hasil tidak adanya hubungan antara Harapan dan Makna Hidup Penderita Jantung Koroner Dengan Self-efficacy dengan nilai significancy >0,005.33

Berdasarkan uji statistik penelitian diatas dapat disimpulkan apabila Self-efficacy nya baik maka harapanya juga baik begitupun sebaliknya apabila Self-efficacy nya rendah maka harapanya pun akan rendah maka dari itu bahwa kedua variabel tersebut saling mempengaruhi.

(9)

SIMPULAN

Faktor pengetahuan dapat diketahui bahwa 65 dari 88 responden atau ibu hamil setuju jika faktor pengetahuan memiliki peran penting dalam pemberian ASI Eksklusif dengan persentase 73,9% responden dikategorikan "baik”.

Faktor sikap dapat diketahui bahwa 47 dari 88 responden atau ibu hamil setuju jika faktor sikap memiliki peran penting dalam pemberian ASI Eksklusif dengan persentase 53,4% responden dikategorikan “baik” tetapi hasil ini hanya berbanding sedikit dengan responden yang dikategorikan “kurang” dengan persentase 46,1%

Faktor harapan dapat diketahui bahwa 51 dari 88 responden atau ibu hamil setuju faktor harapan memiliki peran penting dalam pemberian ASI Eksklusif dengan persentase 58,0% responden dikategorikan baik.

Faktor self-efficacy dapat diketahui bahwa 58 dari 88 responden atau ibu hamil setuju faktor self-efficacy memiliki peran penting dalam pemberian ASI Eksklusif dengan persentase (65,9%) responden dikategorikan baik.

SARAN

Bagi Puskesmas sebaiknya melakukan edukasi peningkatan program promotif tentang pentingnya ASI Eksklusif pada kegiatan kelas ibu hamil yang di selenggarakan oleh Puskesmas Tlogosari Kulon seminggu sekali setiap bulanya.

Meningkatkan kepercayaan dan keyakinan ibu hamil dalam pemberian ASI Eksklusif melalui pelatihan laktasi yang dilakukan oleh Puskesmas, bekerjasama dengan kader kesehatan pada kegiatan posyandu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Suryoprajogo. Psikologi Kehamilan Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC 2009. 2. Riset Kesehatan Dasar Indonesia. RIKESDAS 2013.

3. Profil Dinas Kesehatan Jawa tengah. JATENG: Dinkes Jawa Tengah. 2015 4. Profil Dinas Kesehatan Kota semarang. semarang: Dinkes Kota semarang. 2015

5. Bandura. Self-Efficacy: The Exercise of Control New York: W.H. Freeman and Company. 1997.

https://www.uky.edu/~eushe2/Bandura/Bandura1994EHB.pdf (DI AKSES 7 maret 2017)

6. Schultz, D., & Schultz. Theories of Personality 5th Edition. 1994.

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/23455/1/Reference.pdf (DI AKSES 7

maret 2017)

7. Bandura, A. Social learning theory. Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall. 1977.

https://www.simplypsychology.org/bandura.html (DI AKSES 4 MEI 2017)

8. Febrina Handayni dan Desi Nurwidawati. Hubungan Self-efficacy Dengan Prestasi Belajar Siswa Akselerasi. Surabaya. Vol 01, Nomor 02, 2013.

(10)

9. Azwar, S. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka Pelajar. 2008.

10. Endang Pudjiastuti. Hubungan Self-efficacy Dengan Sikap Pribadi Mahasiswa Psikologi. Bandung. Jurnal Psikologi. Vol. XXVII, No. 1, 2012.

11. C. R Synder, Hal S. Shorey, dkk. Hope and Academic Success in College.. Journal of educational psychology. Vol. 94. No. 4, 820-826. 2002

12. Mery Agustini. Hubungan Harapan Dan Makna Hidup Penderita Jantung Koroner Dengan Self-efficacy. Mulawarman. Jurnal Psikologi. Vol 4, Nomor 4. 2014.

Referensi

Dokumen terkait

rata-rata tekanan darah sistol perokok aktif, denyut jantung perokok pasif, , dan tekanan darah sistol perokok pasif laki-laki dewasa setelah pemaparan nikotin

Pendidikan politik menjadi sarana sosialisasi politik kepada masyarakat, tujuannya adalah membangun pengetahuan dan kesadaran politik masyarakat untuk berpartisipasi

Panitia Pengadaan Pekerjaan Konstruksi Kegiatan Dilingkungan Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Kabupaten Kuantan Singingi Bidang Tata Bangunan dan Perumahan Tahun Anggaran 2013,

[r]

Dalam rangka memudahkan pengelolahan data seiring dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, penggunaan komputer sebagai alat bantu sangat dibutuhkan dalam

[r]

 Sesudah kutipan selesai, langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam tanda kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama singkat atau nama

Memahami informasi lisan, Mengungkapkan informasi secara lisan, Memahami wacana tulis dan Mengungkapkan informasi secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan