• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERORIENTASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MATERI TRIGONOMETRI - Raden Intan Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (LKPD) BERORIENTASI NILAI-NILAI AGAMA ISLAM MELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MATERI TRIGONOMETRI - Raden Intan Repository"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

SITI SYARIFAH

NPM 1311050139

Jurusan : Pendidikan Matematika

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

(2)

Skripsi

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Mendapatkan Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Oleh

SITI SYARIFAH NPM 1311050139

Jurusan : Pendidikan Matematika

Pembimbing I : Farida, S.Kom., MMSI

Pembimbing II : M. Syazali, M.Si

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN

(3)

ii

Oleh Siti Syarifah

Matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis, kritis, rasional dan sistematis serta melatih kemampuan peserta didik agar terbiasa dalam memecahkan suatu masalah yang ada di sekitarnya. Namun pada kenyataannya menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran, bahan ajar yang digunakan belum melatih peserta didik dalam melakukan suatu penemuan dan peserta didik kurang aktif dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan bahan ajar berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berorientasi nilai-nilai Agama Islam Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Trigonometri.

Metode penelitian ini adalah Research and Development (R&D) berdasarkan modifikasi yang dikembangkan oleh Sugiyono. Tahapan yang dilakukan hanya tahap 1 hingga tahap 7 yaitu dari potensi dan masalah, pengumpulan data, desain produk, validasi produk, revisi produk, uji coba produk, revisi produk.

Hasil validasi ahli materi pada aspek kualitas isi memperoleh rata-rata skor 3,67 dengan kriteria sangat baik, pada aspek ketepatan cakupan memperoleh rata-rata skor 3,22 dengan kriteria baik, aspek pendekatan inkuiri terbimbing memperoleh rata-rata skor 3,21 dengan kriteria baik, dan pada aspek bahasa memperoleh rata-rata skor 3,33 dengan kriteria sangat baik. Validasi ahli media pada aspek ukuran LKPD memperoleh rata-rata skor 3,00 dengan kriteria baik, aspek desain kulit LKPD memperoleh rata-rata skor 3,17 dengan kriteria baik dan pada aspek desain isi LKPD memperoleh rata-rata skor 3,08 dengan kriteria baik. Validasi ahli agama Islam pada aspek kualitas isi memperoleh rata-rata skor 3,36 dengan kriteria sangat baik, aspek bahasa memperoleh rata-rata skor 3,25 dengan kriteria baik, dan pada aspek penekanan-penekanan materi memperoleh rata-rata skor 3,25 dengan kriteria baik. Pada uji coba terbatas peserta didik kelas X pada uji kemenarikan memperoleh rata-rata skor sebesar 3,33 dengan kriteria sangat menarik dan respon pendidik dengan skor 3,54 dengan kriteria sangat sangat menarik.

(4)
(5)
(6)

v





“Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai khabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar tenteram hatimu karenanya. Dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”

(QS. Ali Imran:126)1



“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(QS. Al-Insyiroh:5)2

1

Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahnya Al-Hikmah. (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2010), h. 66

2

(7)

vi

karya kecil ini sebagai tanda cinta dan kasihku yang tulus kepada :

1. Orang tua ku yang tercinta, Ibunda Muryani yang tiada pernah hentinya selama ini yang memberiku semangat, do’a, dorongan, nasehat, kasih sayang dan pengorbanan yang tak tergantikan. Untuk ayahanda Sumarlan (Alm) terimakasih atas limpahan kasih sayang semasa hidupnya dan memberikan rasa rindu yang berarti, hanya do’a yang slalu ku lantunkan untukmu.

2. Mamas-mamasku dan mba-mbaku tercinta Sri Sudiati, Wahyu Sudiarto, Rosyidatul Fitriah, Budi Waluyo, Amin Widodo yang selalu menyemangati, mendukung dan mendoakan keberhasilan adikmu ini.

3. Teman sejawat saudara seperjuangan Matematika C 2013 terimakasih atas gelak tawa dan solidaritas yang luar biasa sehingga membuat hari-hari semasa kuliah lebih berarti. Semoga tak ada lagi duka nestapa di dada tapi suka dan bahagia juga tawa dan canda.

(8)

vii

dari pasangan Bapak Alm. Sumarlan dan Ibu Muryani yang diberi nama Siti Syarifah sebagai anak bungsu dari enam bersaudara. Penulis memiliki Kakak Pertama Sri Sudiati, Kakak kedua Wahyu Sudiarto, Kakak ketiga Rosyidatul Fitriah, Kakak keempat Budi Waluyo, Kakak kelima Amin Widodo.

Penulis mengawali pendidikan dimulai dari SD Negeri 5 Candra Kencana lulus tahun 2007, dilanjutkan pendidikan di SMP Negeri 5 Candra Kencana lulus pada tahun 2010, penulis melanjutkan di SMK Negeri 1 Tulang Bawang Tengah lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013 penulis diterima dan terdaftar sebagai mahasiswa program studi Pendidikan Matematika, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan di UIN Raden Intan Lampung.

(9)

viii

Alhamdulillah, puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan taufik, hidayah dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Nilai-nilai Agama Islam Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing

Pada Materi Trigonometri sebagai persyaratan guna mendapatkan gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Matematika UIN Raden Intan Lampung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Chairul Anwar, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan

Keguruan IAIN Raden Intan Lampung

2. Bapak Dr. Nanang Supriyadi, M.Sc selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika.

3. Ibu Farida, S.Kom, MMSI selaku pembimbing 1 sekaligus Sekretaris Jurusan Pendidikan Matematika atas kesediaan dan keikhlasannya memberikan bimbingan, arahan dan motivasi yang diberikan selama penyusunan skripsi ini. 4. Bapak M. Syazali, M.Si, selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan

(10)

ix

6. Ibu Anggun Novita Sari, S.Si, selaku guru matematika di MA Al Hikmah Bandar Lampung yang telah membantu penulis selama mengadakan penelitian.

7. Bapak dan Ibu guru serta staff MA Al Hikmah Bandar Lampung dan siswa kelas X MA Al Hikmah Bandar Lampung.

8. Kedua temanku, Nova Riani Fitri dan Reza Rizki Ali Akbar yang selalu menyemangati dengan setia di sampingku.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Teman-teman Matematika Kelas C UIN Raden Intan Lampung angkatan 2013 terima kasih atas persaudaraan dan kebersamaannya.

Semoga Allah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, dan berkenan membalas semua kebaikan yang diberikan kepada penulis. Penulis berharap skripsi ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Bandar Lampung, 2017 Penulis,

Siti Syarifah

(11)

x

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 11

C. Pembatasan Masalah ... 12

D. Rumusan Masalah ... 12

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Manfaat Penelitian ... 13

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 14

BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 15

a. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) ... 15

(12)

xi

g. Syarat-syarat Penyusunan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) .. 19

2. Pendekatan Inkuiri Terbimbing ... 23

a. Pengertian Inkuiri ... 23

b. Pengertian Inkuiri Terbimbing ... 24

c. Langkah-langkah Inkuiri Terbimbing ... 25

d. Dampak Positif Inkuiri Terbimbing ... 27

3. Nilai-nilai Agama Islam ... 28

4. Materi Matematika Berorientasi Nilai-nilai Agama Islam ... 29

B. Kerangka Berfikir ... 37

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 41

B. Metode Penelitian ... 42

C. Prosedur Penelitian dan Pengembangan ... 43

D. Jenis Data ... 48

E. Teknik Pengumpulan Data ... 48

F. Instrumen Pengumpulan Data ... 49

G. Teknik Analisis Data ... 51

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian dan Pengembangan ... 55

1. Potensi dan Masalah ... 55

2. Mengumpulkan Informasi ... 56

3. Desain Produk ... 57

(13)

xii

1. Kelebihan Produk Hasil Pengembangan ... 90 2. Kekurangan Produk Hasil Pengembangan ... 91

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 92 B. Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiii

Tabel 3.3 Skor Penilaian Uji Coba (dimodifikasi) ... 54

Tabel 3.4 Kriteria Uji Kemenarikan (dimodifikasi) ... 54

Tabel 4.1 Hasil Validasi Tahap 1 Ahli Materi ... 59

Tabel 4.2 Hasil Validasi Tahap 2 Ahli Materi ... 60

Tabel 4.3 Hasil Validasi Tahap 1 Ahli Media ... 63

Tabel 4.4 Hasil Validasi Tahap 2 Ahli Media ... 64

Tabel 4.5 Hasil Validasi Tahap 1 Ahli Agama Islam ... 67

Tabel 4.6 Hasil Validasi Tahap 2 Ahli Agama Islam ... 68

Tabel 4.7 Saran Perbaikan Validasi Ahli Materi ... 71

Tabel 4.8 Saran Perbaikan Validasi Ahli Media ... 75

(15)

xiv

Gambar 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development.. 41

Gambar 4.1 Grafik Hasil Validasi Ahli Materi Tahap 1 ... 60

Gambar 4.2 Grafik Hasil Validasi Ahli Materi Tahap 2 ... 62

Gambar 4.3 Grafik Hasil Validasi Ahli Media Tahap 1 ... 64

Gambar 4.4 Grafik Hasil Validasi Ahli Media Tahap 2 ... 66

Gambar 4.5 Grafik Hasil Validasi Ahli Agama Islam Tahap 1 ... 68

Gambar 4.6 Grafik Hasil Validasi Ahli Agama Islam Tahap 2 ... 70

Gambar 4.7 Perbaikan Pada Latihan Soal ... 72

Gambar 4.8 Penyesuaian Tata Letak Indikator ... 73

Gambar 4.9 Perbaikan Pada Soal Cerita ... 74

Gambar 4.10 Perbaikan Penulisan Kalimat ... 74

Gambar 4.11 Perbaikan Cover LKPD ... 76

Gambar 4.12 Perbaikan Tulisan dan Foto Pada Cover Belakang ... 77

Gambar 4.13 Perbaikan Gambar dan Tampilan LKPD ... 78

Gambar 4.14 Perbaikan Tata Letak dan Tampilan ... 79

Gambar 4.15 Perbaikan Kalimat Penjelasan Trigonometri ... 81

Gambar 4.16 Penambahan Hadist ... 82

(16)

xv

(17)

xvi

Lampiran 2 Kisi-kisi Angket Validasi Ahli Materi ... 101

Lampiran 3 Data Hasil Validasi Tahap 1 Oleh Ahli Materi ... 102

Lampiran 4 Data Hasil Validasi Tahap 2 Oleh Ahli Materi ... 103

Lampiran 5 Kisi-kisi Validasi Ahli Media ... 104

Lampiran 6 Data Hasil Validasi Tahap 1 Oleh Ahli Media ... 105

Lampiran 7 Data Hasil Validasi Tahap 2 Oleh Ahli Media ... 106

Lampiran 8 Kisi-kisi Validasi Ahli Agama Islam ... 107

Lampiran 9 Data Hasil Validasi Tahap 1 Oleh Ahli Agama Islam ... 108

Lampiran 10 Data Hasil Validasi Tahap 2 Oleh Ahli Agama Islam ... 109

Lampiran 11 Kisi-kisi Angket Respon Peserta Didik ... 110

Lampiran 12 Data Hasil uji coba kelompok kecil ... 111

Lampiran 13 Data Hasil uji coba lapangan ... 112

Lampiran 14 Kisi-kisi Angket Respon Guru ... 113

Lampiran 15 Data Hasil Respon Guru ... 114

Lampiran 16 Dokumentasi ... 115

Lampiran 17 Surat Pra Penelitian ... 121

Lampiran 18 Surat Penelitian ... 123

(18)

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Pendidikan harus dilakukan oleh setiap manusia dalam meningkatkan kemampuan diri serta meningkatkan derajat dan martabat manusia. Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya.1 Menurut undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.2

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran yang berhubungan dengan pengajaran yang dilakukan seorang guru kepada siswa dengan metode tertentu dengan tujuan memiliki kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta untuk mengetahui potensi siswa,

1

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2013), h.3. 2

(19)

bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Semua tujuan tersebut dapat terwujud dengan adanya proses belajar mengajar.

Tujuan pendidikan nasional berdasarkan UU RI nomor 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS Bab II pasal 3 adalah untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3 Tujuan pendidikan juga terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Imran ayat 139 yang berbunyi :





Artinya : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Al-Imran 3:139).

Ayat tersebut menjelaskan bahwa agar manusia menjadi orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah, dengan semakin tingginya pendidikan yang manusia dapatkan diharapkan manusia tersebut semakin kuat imannya kepada Allah SWT. Sehingga tujuan pendidikan tidak akan tercapai apabila seseorang yang mendapatkan pendidikan lebih tinggi bukannya bertambah imannya namun imannya semakin berkurang.

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk

3

(20)

membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki oleh peserta didik meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang sosial ekonominya, dan lain sebagainya. Kesiapan guru untuk mengenal karakter peserta didik dalam pembelajaran merupakan modal utama penyampaian bahan ajar dan menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.4

Bahan pembelajaran dalam proses pembelajaran hanya merupakan perangsang tindakan pendidik atau guru, juga hanya merupakan tindakan memberikan dorongan dalam belajar yang tertuju pada pencapaian tujuan belajar. Antara belajar dan mengajar dengan pendidikan bukanlah sesuatu yang terpisah atau bertentangan. Justru proses pembelajaran adalah merupakan aspek yang terintegrasi dari proses pendidikan.5 Pembelajaran yang ideal harus sesuai dengan standar proses yaitu pembelajaran interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi. Pada dasarnya pembelajaran merupakan upaya untuk mengarahkan peserta didik kedalam proses belajar sehingga peserta didik dapat memperoleh tujuan belajar yang diharapkan.

Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai ilmu dan memajukan

4

Syaiful Sagala, Op. Cit, h. 61. 5

(21)

daya pikir manusia.6 Matematika merupakan suatu sarana berpikir untuk mengkaji sesuatu secara logis, kritis, rasional dan sistematis serta melatih kemampuan peserta didik agar terbiasa dalam memecahkan suatu masalah yang ada di sekitarnya. Dengan demikian diharapkan dapat dikembangkan potensi diri dan sumber daya yang dimiliki peserta didik. Karena itu, hendaknya pembelajaran matematika dapat terus ditingkatkan hingga mencapai taraf kualitas yang lebih baik. Pada kenyataannya matematika sering dianggap sebagai mata pelajaran yang sulit untuk dimengerti. Selama ini, pada umumnya peserta didik hanya bermodal menghafal rumus untuk menyelesaikan soal-soal matematika. Hal tersebut dikarenakan matematika bersifat abstrak dan membutuhkan pemahaman konsep-konsep.7

Matematika tidak ada artinya bila hanya dihafal, namun lebih dari itu dengan pemahaman peserta didik dapat lebih mengerti akan konsep materi pelajaran itu sendiri. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam QS. Al-Isra’ : 36 yang berbunyi :







6

Yenny Meidawati, “Pengaruh pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP”. Jurnal Pendidikan dan keguruan.Vol. 1 No. 2, 2014, h.2.

7

(22)

Artinya : “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya” (QS. Al-Isra’ 17: 36). Dalam suatu pembelajaran matematika, pendidik perlu memberikan motivasi kepada peserta didik agar mereka mau dan mampu menyelesaikan soal-soal, dan bila perlu membimbingnya sampai mereka dapat menyelesaikannya. Bimbingan yang dimaksud dapat diberikan secara lisan ataupun secara tertulis, namun bantuan secara tertulis dalam lembar kerja peserta didik jauh lebih efektif, karena dapat dibaca secara berulang-ulang oleh peserta didik. Lembar Kerja Peserta Didik merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang tepat bagi peserta didik karena LKPD membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.8

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan pendidik dalam meningkatkan keterlibatan atau aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pada umumnya, LKPD berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan dirumah, materi untuk diskusi, dan soal-soal latihan maupun segala bentuk petunjuk yang mampu mengajak peserta didik beraktivitas dalam proses pembelajaran.9 LKPD sangat baik dipakai untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Salah satu

8

Farida Aryani, “Pengembangan LKS Untuk Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII di SMP Negeri 18 Palembang”. Jurnal Pendidikan Matematika. Vol 5 No. 2 (Juli 2011), h.3.

9

(23)

pendekatan yang digunakan untuk menanamkan keterampilan berfikir kritis, aktif dan ilmiah serta melatih peserta didik melakukan suatu penemuan adalah inkuiri.

Inkuiri adalah salah satu cara belajar atau penelaahan yang bersifat mencari pemecahan permasalahan dengan cara kritis, analisis, dan ilmiah dengan menggunakan langkah-langkah tertentu menuju suatu kesimpulan yang meyakinkan karena didukung oleh data atau kenyataan.10Dimana pembelajaran yang menekankan pada pengalaman langsung adalah pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menambah pengetahuan dengan cara menemukan dan mengalami sendiri secara langsung.

Peneliti melakukan studi pendahuluan berupa analisis kebutuhan. Berdasarkan wawancara pada hari Sabtu, 14 Januari 2017 pukul 08:54 WIB dengan pendidik mata pelajaran Matematika Kelas X IPA Ibu Anggun Novita Sari, S.Si. beliau mengatakan bahwa bahan ajar sudah cukup tersedia, namun komponen LKPD yang digunakan hanya berupa soal-soal dan LKPD tersebut belum menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Peserta didik perlu mendapatkan pengetahuan tentang ilmu matematika dalam konteks nilai-nilai agama Islam dan kaitannya dalam kehidupan sehari-hari, karena merupakan bentuk aplikasi Kurikulum 2013 sesuai dengan kompetensi inti nomor satu (1) menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianut. Sedangkan

10

(24)

pembelajaran dengan inkuiri terbimbing masih sangat rendah, sistem pembelajaran yang digunakan selama ini yaitu dengan metode ceramah dan tanya jawab.11

Wawancara juga dilakukan dengan peserta didik kelas X IPA, dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa LKPD yang digunakan kurang menarik, sehingga motivasi peserta didik untuk belajar matematika masih kurang, peserta didik menginginkan LKPD yang disertai gambar-gambar menarik sebagai pendukung, selain itu peserta didik menginginkan LKPD berisi materi yang lengkap dan materi yang ada dalam LKPD sesuai dengan materi yang diajarkan.12 Selain itu, Ibu Anggun Novita Sari, S.Si mengatakan bahwa pembelajaran Matematika saat ini berjalan dengan baik dan tidak ada kendala dalam proses belajar mengajar dan sudah menerapkan pendekatan inkuiri terbimbing namun hanya mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, belum sepenuhnya menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing. Pendekatan inkuiri terbimbing peserta didik belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis saat mereka berdiskusi dan menganalisis bukti, mengevaluasi ide dan proposisi, merefleksi validitas data, memproses, membuat kesimpulan. Guru dapat meningkatkan aktivitas peserta didik melalui pembelajaran yang berbasis laboratorium dan penyelidikan.13

11

Anggun Novita Sari, S.Si, Wawancara dengan penulis, MA Al-Hikmah Bandar Lampung, 14 Januari 2017.

12

Lely Azzahwa Rahmawati, Wawancara dengan penulis, MA Al-Hikmah Bandar Lampung, 14 Januari 2017.

13

(25)

Pada mata pelajaran Matematika media yang digunakan berupa media berbasis cetakan seperti buku cetak Matematika dan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD). Pendidik belum pernah mengembangkan LKPD, khususnya LKPD dengan pendekatan inkuiri terbimbing. LKPD Matematika terdapat hubungan dengan nilai-nilai Agama Islam. Nilai-nilai-nilai Agama Islam yang digunakan masih umum, seperti nilai kejujuran, sopan santun, tanggung jawab. Pendidik saat mengajar sudah mengaitkan antara Matematika dengan kutipan ayat Al-Qur’an, namun hanya seperti kutipan ayat Al-Qur’an dengan kesabaran, yaitu kesabaran dalam mengerjakan soal-soal, namun pendidik belum mengaitkan antara materi matematika dengan ayat-ayat Al-Qur’an. LKPD yang digunakan peserta didik belum mengaitkan dengan ayat-ayat Al-Qur’an dan hanya berisi soal-soal.

Wawancara juga dilakukan dengan peserta didik lainnya. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa kebanyakan peserta didik antusias dengan pelajaran matematika namun antusiasnya saat pembelajaran dilakukan dengan diskusi atau kerja kelompok, tetapi peserta didik masih mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika baik konsep maupun perhitungan atau pengerjaannya. LKPD yang digunakanpun belum mengaitkan antara materi dengan kutipan ayat-ayat Al-Qur’an, sehingga belum maksimal untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.14Demikian juga materi Materi Matematika masih terpisahkan dengan nilai-nilai

agama Islam dan hanya menonjolkan aspek intelektual belaka. Hal ini tidak sesuai

14

(26)

dengan nilai-nilai pendidikan yang diajarkan Al-Qur’an, yang mengajarkan keseimbangan dalam segala hal.

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya Eka Setiawati, jurusan Pendidikan Fisika Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Nilai-nilai Agama Islam Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu dan Kalor” menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan efektif digunakan dalam proses pembelajaran disekolah dan produk yang dihasilkan menarik, dengan hasil penilaian 85% oleh ahli materi, 89% oleh ahli materi agama Islam, 91% oleh ahli desain, penilaian guru mendapat skor 186 dengan presentase 84%, dan 90% penilaian peserta didik.15 Penelitian juga dilakukan oleh Farida Aryani, jurusan

Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk Metode Penemuan Terbimbing Pada Pembelajaran Matematika Kelas VIII di SMP Negeri 18 Palembang”, menyatakan LKS Matematika tersebut valid, efektif, dan praktis digunakan dalam proses pembelajaran.16 I Made Astra, Physic

Departement, State University of Jakarta melakukan penelitian dengan judul “Development Of Student Worksheet By Using Discovery Learning Approach For Senior High School Student” menunjukkan bahwa produk yang dikembangkan layak

15

Sri Latifah, Eka Setiawati, Abdul Basith, “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Nilai-nilai Agama Islam Melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Suhu dan Kalor”, Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika ‘Al-Biruni IAIN Raden Intan Lampung. Vol 5 No. 1 (2016).

16

(27)

digunakan dengan hasil penilaian 92% menurut ahli materi, 79,56% menurut validasi ahli media, dan 91,51% menurut guru fisika SMA serta uji lapangan sebesar 75,08%.17Dalam penelitiannya Dilek Celikter dengan judul “The Effect of Worksheet Developed For The Subject of Chemical Compouds on Student Achievement and Permanent Learning” menyatakan bahwa menggunakan lembar kerja yang dikembangkan sesuai dengan teori pembelajaran untuk meningkatkan prestasi akademik siswa dan dapat bermanfaat bagi mata pelajaran dan mata kuliah yang berbeda yang membosankan dan sulit dipahami.18 Selain itu dalam penelitian M.Khairi Ikhsan dalam Procceding of the Fourth International Seminar on English Language and Theaching yang berjudul “The Development Of Student’s Worksheet Using Scientific Approach On Curriculum Materials” menunjukkan lembar kerja siswa memenuhi aspek validasi dengan skor rata-rata 75,4 dengan kriteria bagus.19

Penggunaan LKPD dapat menambah pengetahuan bagi siswa dalam proses pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar lebih bervariatif untuk menunjang ketercapaian tujuan pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perlu adanya pengembangan LKPD berorientasi nilai-nilai agama Islam melalui pendekatan inkuiri terbimbing. LKPD Materi Matematika berorientasi nilai-nilai

17

I Made Astra, Hadi Nasbey, Nur Devia Muharramah, “Development Of Student Worksheet By Using Discovery Learning Approach For Senior High School Student”, TARBIYA: Journal Of Education In Muslim Society, 2(1), 2015, h.91-96.

18

Celikter, D., “The Effect of Worksheet Developed For The Subject of Chemical Compouds on Student Achievement and Permanent Learning. The International Journal of Research in Teacher Education 1, 2010, h.49.

19

(28)

Agama Islam melalui inkuiri terbimbing yang dikembangkan khususnya pada materi Trigonometri. Pemilihan materi tersebut berkaitan antara nilai-nilai Agama Islam dengan kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan diatas, peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berorientasi Nilai-nilai Agama Islam melalui Pendekatan Inkuiri Terbimbing Pada Materi Trigonometri”. Penulis berharap dengan dikembangkannya LKPD berorientasi nilai-nilai agama Islam melalui pendekatan inkuiri terbimbing ini dapat membantu peserta didik lebih tertarik dan aktif melakukan kegiatan pembelajaran matematika disekolah sehingga dapat membantu peserta didik unuk mengeksplorasi ide-ide mereka hingga memperoleh pengetahuan baru dengan sendirinya.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika baik konsep matematika maupun perhitungan.

2. LKPD yang digunakan belum menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing.

(29)

4. LKPD yang digunakan peserta didik belum mengaitkan antara materi Matematika dengan kutipan ayat-ayat Al-Qur’an.

5. Pendidik belum mengembangkan sendiri media pembelajaran berupa LKPD

C. Pembatasan Masalah

Masalah dalam penelitian ini dibatasi hanya pada Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berorientasi nilai-nilai Agama Islam melaui pendekatan Inkuiri Terbimbing pada materi Trigonometri.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berorientasi nilai-nilai agama Islam melalui pendekatan inkuiri terbimbing pada materi Trigonometri ?

(30)

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan penelitian ini adalah:

1. Menghasilkan produk berupa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berorientasi nilai-nilai agama Islam melalui pendekatan inkuiri terbimbing pada materi Trigonometri.

2. Mengetahui respon pendidik dan peserta didik terhadap Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berorientasi nilai-nilai agama Islam melalui pendekatan inkuiri terbimbing pada materi Trigonometri.

F. Manfaat penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini: 1. Bagi Pendidik

LKPD yang merupakan produk penelitian ini dapat dijadikan sebagai instrumen untuk membantu kegiatan pembelajaran peserta didik.

2. Bagi Peserta Didik

(31)

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:

1. Pengembangan adalah proses mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Dalam penelitian ini, produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran berupa LKPD berorientasi nilai-nilai agama Islam melalui pendekatan inkuiri terbimbing.

2. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berorientasi nilai-nilai agama Islam adalah LKPD berupa panduan peserta didik yang berisi informasi, pertanyaan, perintah dan instruksi dari guru kepada peserta didik untuk melakukan suatu penyelidikan atau kegiatan dan memecahkan masalah dalam bentuk kerja, praktek atau percobaan yang dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran yang didalamnya mengaitkan antara materi matematika dengan kutipan ayat-ayat Al-Qur’an

3. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berorientasi nilai-nilai agama Islam dengan pendekatan inkuiri terbimbing adalah media pembelajaran yang didesain berdasarkan hakekat pembelajaran matematika yang meliputi proses mengamati (observasi), bertanya (questioning), mencoba (experimenting), dan menalar (associsting).

(32)

1. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

a. Pengertian Lembar Kerja Peserta Didik

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan sarana pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam meningkatkan keterlibatan atau aktivitas peserta didik dalam proses belajar mengajar. Pada umumnya, LKPD berisi petunjuk praktikum, percobaan yang bisa dilakukan dirumah, materi untuk diskusi, dan soal-soal latihan maupun segala bentuk petunjuk yang mampu mengajak peserta didik beraktivitas dalam proses pembelajaran.1

Menurut Trianto Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah panduan peserta didik yang digunakan untuk melakukan kegiatan penyelidikan atau pemecahan masalah. Lembar kerja peserta didik dapat berupa panduan untuk latihan pengembangan aspek kognitif maupun panduan untuk semua aspek pembelajaran dalam bentuk panduan eksperimen atau demonstrasi.2 Depdiknas menyatakan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) adalah lembaran-lembaran berisi pertanyaan -pertanyaan atau soal- soal yang harus dikerjakan

1

Das Salirawati, Penyusunan dan Kegunaan LKS Dalam Proses Pembelajaran (Makalah FMIPA UNY Yogyakarta), h.2. (On-Line), tersedia di http://staff.uny.ac.id/dosen/das-salirawati-msi-dr

2

(33)

oleh peserta didik, yang didalamnya disertai petunjuk dan langkah-langkah kerja untuk menyelesaikan soal-soal berupa teori maupun praktik.3

Lembar Kerja Peserta Didik merupakan salah satu jenis alat bantu pembelajaran. Secara umum, LKPD merupakan perangkat pembelajaran sebagai pelengkap atau sarana pendukung pelaksanaan rencana pembelajaran. Lembar kerja peserta didik berupa lembaran kertas yang berupa informasi maupun soal-soal (pertanyaan – pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik).4 LKPD merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.5

Berdasarkan definisi dari beberapa pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan lembar kerja berupa panduan peserta didik yang berisi informasi, pertanyaan, perintah dan intruksi dari guru kepada peserta didik untuk melakukan suatu penyelidikan atau kegiatan dan memecahkan masalah dalam bentuk kerja, praktek atau percobaan yang didalamnya dapat mengembangkan semua aspek pembelajaran. Hal ini berarti

3

Depdiknas, Panduan Pengembangan Bahan Ajar( Jakarta: Depdiknas, 2008), h. 13. 4

Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h.74. 5

(34)

melalui LKPD peserta didik dapat melakukan aktivitas sekaligus memperoleh semacam ringkasan dari materi yang menjadi dasar aktivitas tersebut.

b. Manfaat Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Mengajar dengan menggunakan LKPD semakin populer terutama masa dekade terakhir ini. Manfaat yang diperoleh dengan menggunakan LKPD antara lain:

a. Memudahkan guru dalam mengelola proses belajar

b. Membantu guru mengarahkan peserta didiknya untuk dapat menemukan konsep-konsep melalui aktivitasnya sendiri atau dalam kelompok kerja c. Dapat digunakan untuk mengembangkan keterampilan proses,

mengembangkan sikap ilmiah serta membangkitkan minat peserta didik terhadap alam sekitarnya

d. Membantu guru memantau keberhasilan peserta didik untuk mencapai sasaran belajar.6

c. Komponen Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

Meskipun tidak sama persis, komponen LKPD meliputi hal-hal berikut : 1. Nomor LKPD, hal ini dimaksudkan untuk mempermudah guru mengenal

dan menggunakannya.

2. Judul kegiatan, berisi topik kegiatan sesuai KD 3. Tujuan, adalah tujuan belajar sesuai KD

4. Alat dan bahan, jika kegiatan belajar memerlukan alat dan bahan, maka dituliskan alat dan bahan yang diperlukan

5. Prosedur kerja, berisi petunjuk kerja untuk peserta didik yang berfungsi mempermudah peserta didik melakukan kegiatan belajar.

6. Tabel data, berisi table dimana peserta didik dapat mencatat hasil pengamatan atau pengukuran.

7. Bahan diskusi,berisi pertanyaan-pertanyaan yang menuntun peserta didik melakukan analisi data dan melakukan konseptualisasi.7

6

Das Salirawati, Op.Cit., h.2. 7

(35)

d. Fungsi Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)

LKPD memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:

1. Sebagai panduan peserta didik di dalam melakukan kegiatan belajar, seperti melakukan percobaan.

2. Sebagai lembar pengamatan, di mana LKPD menyediakan dan memandu peserta didik menuliskan data hasil pengamatan.

3. Sebagai lembar diskusi, di mana LKPD berisi sejumlah pertanyaan yang menuntun peserta didik melakukan diskusi dalam rangka konseptualisasi. 4. Sebagai lembar penemuan (discovery), di mana peserta didik

mengekspresikan temuannya berupa hal-hal baru yang belum pernah ia kenal sebelumnya.

5. Sebagai wahana untuk melatih peserta didik berfikir lebih kritis dalam kegiatan belajar mengajar.

6. Meningkatkan minat peserta didik untuk belajar jika kegiatan belajar yang dipandu melalui LKPD lebih sistematis, berwarna serta bergambar serta menarik perhatian peserta didik.8

e. Kriteria Pembuatan LKPD

LKPD yang digunakan peserta didik harus dirancang sedemikian rupa sehingga dapat dikerjakan peserta didik dengan baik dan dapat memotivasi belajar peserta didik. Menurut Tim Penatar Provinsi Dati I Jawa Tengah, hal-hal yang diperlukan dalam penyusunan LKPD adalah:

1. Berdasarkan GBPP berlaku, AMP, buku pegangan siswa (buku paket). 2. Mengutamakan bahan yang penting

3. Menyesuaikan tingkat kematangan berpikir peserta didik. Menurut Pandoyo. Kelebihan dari penggunaan LKPD adalah: 1. Meningkatkan aktivitas belajar

2. Mendorong peserta didik mampu bekerja sendiri

3. Membimbing peserta didik secara baik ke arah pengembangan konsep.9

8

Ibid, h.4. 9

(36)

f. Langkah-langkah Penyusunan LKPD

1. Melakukan analisis kurikulum; standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, dan materi pembelajaran, serta alokasi waktu.

2. Menganalisis silabi dan memilih alternatif kegiatan belajar yang paling sesuai dengan hasil analisis SK, KD, dan indikator.

3. Menganalisis RPP dan menentukan langkah-langkah kegiatan belajar (Pembukaan, Inti: eksplorasi, elaborasi, konfirmasi, dan Penutup).

4. Menyusun LKPD sesuai dengan kegiatan eksplorasi dalam RPP. Misalnya, dalam materi Ekosistem, kegiatan eksplorasinya adalah siswa mengamati ekosistem sawah atau yang ada di sekitar sekolah. Maka LKPD berisi panduan bagaimana memilih daerah yang merupakan ekosistem, bagaimana menghitung individu, populasi, dan komunitas, bagaimana mengukur suhu, kelembaban, dan faktor abiotik lainnya, dst.10

g. Syarat-syarat Penyusunan LKPD

Penggunaan LKPD sangat besar peranannya dalam proses pembelajaran. LKPD berkualitas baik bila memenuhi syarat penyusunan LKPD yaitu sebagai berikut:

1) Syarat didaktik

LKPD sebagai salah satu bentuk sarana berlangsungnya proses belajar mengajar memenuhi persyaratan didaktik, artinya LKPD harus mengikuti asas-asas belajar mengajar yang efektif, yaitu:

a) Memperhatikan adanya perbedaan individual.

b) Tekanan pada proses untuk menemukan konsep-konsep

10

(37)

c) Memiliki variasi stimulus melalui berbagai media dan kegiatan peserta didik. d) Dapat mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, emosional, moral,

dan estetika pada diri sendiri.

e) Pengalaman belajarnya ditentukan oleh tujuan pengembangan pribadi peserta didik.

2) Syarat konstruksi

Syarat ini berhubungan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosa kata, tingkat kesukaran, dan kejelasan dalam LKPD. Yang pada hakikatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh pihak pengguna, yaitu peserta didik. Syarat-syarat konstruk tersebut yaitu:

a) Menggunakan bahasa yang sesuai dengan tingkat kedewasaan anak. b) Menggunakan stuktur kalimat yang jelas.

c) Memiliki tata urutan pelajaran yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa. apalagi konsep yang hendak dituju merupakan suatu yang kompleks, dapat dipecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana dulu.

d) Hindarkan pertanyaan yang terlalu terbuka. Pertanyaan dianjurkan merupakan isian atau jawaban yang didapat dari hasil pengolahan informasi, bukan mengambil dari perbendaharaan pengetahuan yang tak terbatas.

(38)

g) Menyediakan ruang yang cukup untuk memberi keluasan pada peserta didik untuk menulis mampu menggambarkan pada LKS. Memberikan bingkai dimana peserta didik harus menuliskan jawaban atau menggambar sesuai dengan yang diperintahkan. Hal ini dapat juga mempermudahkan guru untuk memeriksa hasil kerja peserta didik.

h) Menggunakan kalimat yang sederhana dan pendek. Kalimat yang panjang tidak menjamin kejelasan instruksi atau isi. Namun kalimat yang terlalu pendek juga dapat mengandung pertanyaan.

i) Gunakan lebih banyak ilustrasi daripada kata-kata. Gambar lebih dekat pada sifat konkrit sedangkan kata-kata lebih dekat pada sifat formal atau abstrak sehingga lebih sukar ditangkap oleh peserta didik.

j) Dapat digunkan oleh peserta didik, baik yang lamban maupun yang cepat. k) Memiliki tujuan yang jelas serta bermanfaat sebagai sumber motivasi.

l) Mempunyai identitas untuk memudahkan administrasinya. Misal, kelas, mata pelajaran, topik, nama atau nama-nama anggota kelompok, tanggal dan sebagainya.

3) Syarat teknis

Syarat teknis menekankan pada tulisan, gambar, penampilan dalam LKPD. a) Tulisan, hal-hal yang perlu diperhatikan antara lain:

(39)

(2) Gunakan huruf tebal yang agak besar untuk topik, bukan huruf biasa yang diberi garis bawah.

(3) Gunakan kalimat pendek, tidak boleh lebih dari 10 kata dalam satu baris. (4) Gunakan bingkai untuk membedakan kalimat perintah dengan jawaban

peserta didik.

(5) Usahakan agar perbandingan besarnya huruf dengan besarnya gambar serasi.

b) Gambar

Gambar yang baik untuk LKPD adalah gambar yang dapat menyampaikan pesan/isi dari gambar tersebut secara efektif kepada pengguna LKPD. Gambar fotografi yang berkualitas tinggi belum tentu dapat dijadikan gambar gambar LKPD yang yang efektif. Oleh karena itu, yang lebih penting adalah kejelasan pesan / isi dari gambar secara keseluruhan.

c) Penampilan

Penampilan dibuat menarik. Kemenarikan penampilan LKPD akan menarik perhatian peserta didik, tidak menimbulkan kesan jenuh dan membosankan. LKPD yang menarik adalah LKPD yang memiliki kombinasi antara gambar, warna dan tulisan yang sesuai.11

11

(40)

2. Pendekatan Inkuiri Terbimbing

a. Pengertian Inkuiri

Inkuiri berasal dari bahasa Inggris Inquiry yang dapat diartikan sebagai proses bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan.12 Model pembelajaran Inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.

Model Inquiry menekankan pada aktivitas peserta didik secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, model inquiry menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, peserta didik tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri iti dari materi itu.13

Tujuan dari penggunaan model pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam model pembelajaran inquiry peserta didik tidak hanya dituntut agar menguasai materi pembelajaran, tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.14

12

Dyah Shinta Damayanti, Nur Ngazizah, Eko Setyadi K, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Dengan Pendekatan Inkuiri Terbimbing Untuk Mengoptimalkan Kemampuan Berpikir Kritis Peserta Didik Materi Listrik Dinamis SMA Negeri 3 Purworejo Kelas X”.Jurnal Universitas Muhammadiyah Purworejo,Vol 3. No 1, h.59.

13

Jumanta Hamdayama, Metodologi Pengajaran(Jakarta: Bumi Aksara, 2016), h.132. 14

(41)

b. Pengertian Inkuiri Terbimbing

Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) adalah suatu model pembelajaran inkuiri yang dalam pelaksanaannya guru menyediakan bimbingan atau petunjuk cukup luas kepada peserta didik.15 Inkuiri Terbimbing merupakan proses pembelajaran yang bervariasi dan meliputi kegiatan-kegiatan yang berdasarkan metode ilmiah, seperti mengopservasi, merumuskan pertanyaan yang relevan, merencanakan penyelidikan atau investigasi, mereview apa yang telah diketahui, melaksanakan percobaan atau eksperimen dengan menggunakan alat untuk memperoleh data, menganalisis dan menginterpretasi data, serta membuat prediksi dan mengkomunikasikan hasilnya.16

Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan model pembelajaran inkuiri yang diorganisasikan lebih terstruktur, dimana guru mengendalikan keseluruhan proses interaksi dan menjelaskan prosedur penelitian yang harus dilakukan oleh peserta didik. Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing peserta didik untuk menemukan penyelesaian masalah. Dalam inkuiri terbimbing guru tidak melepas begitu saja kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik. Guru harus memberikan pengarahan dan bimbingan kepada peserta didik dalam melakukan kegiatan-kegiatan sehingga peserta didik yang berpikir lambat atau

15

Dyah Shinta Damayanti, Nur Ngazizah, Eko Setyadi K, Op.Cit., h.59. 16

(42)

peserta didik yang mempunyai intelegensi rendah tetap mampu mengikuti kegiatan-kegiatan yang sedang dilaksanakan.17

c. Langkah-langkah Inkuiri Terbimbing

Metode inkuiri terbimbing tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi seluruh potensi peserta didik yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan. Menurut Sanjaya langkah-langkah inkuiri terbimbing meliputi orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menganalisis data, dan membuat kesimpulan, berikut penjelasannya:

1) Orientasi

Hal yang dilakukan dalam tahap ini yaitu menjelaskan topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan, menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh peserta didik untuk mencapai tujuan dan menjelaskan pentingnya topik tersebut.

2) Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa peserta didik pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang peserta didik untuk memecahkan teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan peserta didik didorong untuk mencari jawaban yang tepat.

17

(43)

3) Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Potensi berfikir itu dimulai dari kemampuan dari setiap individu untuk mengira-ngira atau menebak (berhipotesis) dari suatu masalah.

4) Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat penting dalam pengembangan intelektual. Peserta didik diminta mencari informasi yang di butuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan.

5) Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Dalam proses ini siswa dapat melihat apakah proses yang telah dilakukan memperoleh data yang relevan.

6) Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang relevan.18

18

(44)

d. Dampak Positif Inkuiri Terbimbing

Menurut Joremno Brunner, bahwa pencarian atau inkuiri memiliki dampak positif yaitu:

1. Dapat membangkitkan potensi intelektual siswa

2. Peserta didik yang semula memperoleh exstrinsic reward dalam keberhasilan belajar (mendapati nilai baik), dalam pendekatan inquiry dapat memperoleh instrinsic reward.

3. Peserta didik dapat mempelajari heuristic (mengelola pesan atau informasi) dari penemuan, artinya bahwa cara untuk mempelajari tekhnik penemuan ialah dengan jalan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan penelitian sendiri.

4. Dapat menyebabkan ingatan bertahan lama sampai terinternalisasi pada diri peserta didik.19

Pendekatan Inkuiri terbimbing dalam proses pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu proses yang:

1. Berpusat pada peserta didik (Student Centered), artinya peserta didiklah yang harus memproses pengetahuan dan berperan aktif mencari dan menemukan sendiri pengetahuan.

2. Dapat membentuk konsep diri positif karena peserta didik dilatih untuk bersifat terbuka, sabar dan kreatif dalam proses perolehan pengalaman dan pengetahuan.

19

(45)

3. Dapat meningkatkan derajat pengharapan peserta didik karena melalui pengalaman penelitian yang berhasil, ia yakin dan akan terus berpengharapan bahwa ia dapat memecahkan masalahnya secara mandiri.

4. Dapat mencegah terjadinya verbalisme mengingat pendekatan ini menekankan pada penemuan sendiri.

5. Memungkinkan peserta didik sebagai subyek belajar, yaitu dapat menstimulasikan dan mengakomodasikan informal mental seperti tindak belajar yang sebenarnya.20

3. Nilai-nilai Agama Islam

Nilai merupakan suatu keyakinan atau perasaan yang diyakini sebagai identitas yang memberikan corak khusus kepada pola pemikiran, perasaan maupun perilaku.21 Aspek nilai-nilai ajaran Islam dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu nilai-nilai aqidah, nilai-nilai ibadah dan nilai-nilai akhlak.

a. Nilai-nilai aqidah mengajarkan manusia untuk percaya kepada Allah Yang Maha Esa dan Maha Kuasa sebagai Sang Pencipta alam semesta, yang akan senantiasa mengawasi dan memperhitungkan segala perbuatan manusia didunia.

b. Nilai-nilai ibadah mengajarkan pada manusia agar dalam setiap perbuatannya senantiasa dilandasi hati yang ikhlas guna mencapai ridho Allah. Pengalaman konsep nilai-nilai ibadah akan melahirkan manusia yang adil, jujur, dan suka membantu sesamanya.

20

Ibid, h.65. 21

(46)

c. Nilai-nilai akhlak mengajarkan manusia untuk bersikap dan berprilaku yang baik sesuai norma atau adab manusia yang benar sehingga membawa pada kehidupan manusia yang tentram, damai, harmonis, dan seimbang.22

Nilai-nilai Agama Islam adalah nilai luhur yang ditransfer dan diadopsi ke dalam diri.23 Nilai-nilai agama Islam merupakan nilai-nilai yang mampu membawa manusia pada kebahagiaan, kesejahteraan, dan keselamatan manusia baik dalam kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.

4. Materi Matematika Berorientasi Nilai-nilai Agama Islam

Secara bahasa, kata “matematika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “mathema” atau juga “mathematikos” yang artinya hal-hal yang dipelajari. Bagi orang Yunani, matematika tidak hanya meliputi pengetahuan mengenai angka dan ruang, tetapi juga mengenai musik dan ilmu falak (astronomi). Orang Belanda, menyebut matematika dengan wiskunde, yang artinya ilmu pasti. Sedangkan orang Arab, menyebut matematika dengan ‘ilmu al hisab yang artinya ilmu berhitung. Matematika ditinjau dari filosofinya bersumber dari Al-Qur’an. Hal ini dikuatkan oleh banyaknya ayat-ayat dalam Al-Qur’an yang bernuansa berhitung bilangan. Misalnya surat An-Nisa ayat 11 dan 12 yang menegaskan tentang pembagian warisan, Surat An’Aam ayat 96 tentang peredaran matahari dan bulan dapat membantu manusia dalam melakukan perhitungan, dan banyak ayat-ayat yang lain.24

22

Ibid, h.4. 23

Lukis Alam, “Internalisasi Nilai-nilai Pendidikan Islam Dalam Perguruan Tinggi Umum Melalui Lembaga Dakwah Kampus”, Jurnal Pendidikan Agama Islam STTNAS Yogyakarta, Volume 1, Nomor 2, Januari-Juni 2016, h.105.

24

(47)

Al-Qur’an sudah menyatakan bahwa segala sesuatu diciptakan secara matematis. Perhatikan firman Allah dalam surat Al-Qamar ayat 49 berikut:





Artinya : “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran”(QS. Al-Qamar 54:49)

Dalam ayat ini menjelaskan, sesungguhnya kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran yakni dalam satu sistem dan ukuran yang mengikat mereka sebagai makhluk. Kata qadar pada ayat diatas, dari segi bahasa kata tersebut dapat berarti ukuran tertentu yang tidak bertambah atau berkurang, atau berarti kuasa.25 Hal ini berarti bahwa semua yang ada dialam ini ada ukurannya, ada hitungan-hitungannya.

Berikut ini adalah materi matematika yang berorientasi nilai-nilai agama Islam:

1. Trigonometri

Trigonometri berasal dari bahasa Yunani yaitu trigonomon artinya (tiga sudut) dan metro yang artinya (mengukur). Jadi, trigonometri adalah pengukuran sudut segitiga. Selama ini trigonometri dianggap sebagai cabang ilmu yang sulit. Abul Wafa Muhammad Al-Buzjani (940-997 M), adalah orang yang dianggap pertama kali memperkenalkan sinus dan cosinus. Ia dianggap memiliki kelebihan yang sangat maju dalam disiplin ilmu trigonometri.26

25

M. Quraish Shihab, Tafsir Misbah: pesan, kesan dan keserasian Qur’an Surah Al-Qamar, surah Ar-Rahman, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h.482.

26

(48)

Beliau tercatat pencetus rumus umum sinus. Beliau juga yang mencetuskan metode baru membentuk tabel sinus. Ia juga membenarkan nilai sinus 30 derajat ke tempat desimel kedelapan. Hebatnya beliau membuat studi khusus tentang tangen serta menghitung sebuah tabel tangen.beliaulah yang pertama kali memperkenalkan istilah secandan co secan.

Dalam trigonometri, beliau telah memperkenalkan fungsi tangen dan memperbaiki metode penghitungan tabel trigonometri. Ia juga tutur memecahkan sejumlah masalah yang berkaitan dengan spherical triangles.

Inilah rumus yang beliau buat :

sin( + ) = sin( ) cos( ) + cos( ) sin( )

cos(2 ) = 1 − 2 sin ( )

sin(2 ) = 2 sin( ) cos( ).27

Mengingat ilmu matematika dalam kehidupan, Al-Qur’an telah memberikan contoh aspek matematika diantaranya seperti dalam Al-Qur’an surah Al-Isra ayat 12 beikut:                                               

Artinya : “Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda, lalu Kami hapuskan tanda malam dan Kami jadikan tanda siang itu terang, agar kamu mencari kurnia dari Tuhanmu, dan supaya kamu mengetahui

27

(49)

bilangan tahun-tahun dan perhitungan. Dan segala sesuatu telah Kami terangkan dengan jelas”(QS. Al-Isra 17:12)

Ayat tersebut menunjukkan bahwa karunia yang diberikan-Nya mampu kita ambil pembelajaran, seperti pembelajaran tigonometri sangat berhubungan dengan ayat ini. Bagaimana cara kita untuk melakukan perhitungan jarak, derajat bulan dan matahari dari bumi untuk menentukan waktu. Secara tidak langsung digunakan pembelajaran trigonometri pada proses penentuannya.

Kaidah dalam menentukan arah kiblat memerlukan suatu ilmu khusus yang harus dipelajari atau sekurang-kurangnya meyakini arah yang dibenarkan agar sesuai dengan syari’at sebagaimana dalam firman Allah QS. Al-Baqarah ayat 149 yaitu:









Artinya : “Dan dari mana saja kamu keluar (datang), maka palingkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram, sesungguhnya ketentuan itu benar-benar sesuatu yang hak dari Tuhanmu. Dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Baqarah 2:149)

Ini merupakan perintah yang menyuruh umat menghadap ke Masjidil Haram dari segala penjuru bumi.28 Sehingga diperlukan ilmu khusus untuk menentukan arah kiblat, salah satu ilmu yang digunakan yaitu trigonometri.

Aspek Trigonometri juga ditunjukkan oleh surat Yunus ayat 5 yang terkandung didalamnya:

28

(50)

                                            

Artinya : ”Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui”(QS. Yunus 10:5)

Kata qaddrahu manaziladipahami dalam arti Allah swt. menjadikan bagi bulan manzilah-manzilah, yakni tempat-tempat dalam perjalanannya mengitari matahari, setiap malam ada tempatnya dari saat ke saat sehingga terlihat bumi ia selalu berbeda sesuai dengan posisinya dengan matahari. Inilah yang menghasilkan perbedaan-perbedaan bentuk bulan dalam pandangan kita dibumi. Dari sini pula dimungkinkan untuk menentukan bulan-bulan Qamariyah.29

Dan juga dalam surat ar-Rahman ayat 5:



Artinya : “Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan” (QS. Ar-Rahman 55:5)

Kata husbanterambil dari kata hisabyakni perhitungan. Penambahan huruf alif dan nun pada kata tersebut mengandung makna ketelitian dan kesempurnaan. Ayat

29

(51)

ini menunjukkan bahwa matahari dan bulan beredar sesuai sesuai dengan suatu sistem yang sangat akurat sejak awal penciptaannya.30

Dalam surah Yusuf ayat 5 dan surah Ar-Rahman ayat 5 menjelaskan bahwa Allah SWT menegaskan bahwa benda-benda langit berupa matahari dan bulan beredar dalam orbitnya dengan hukum-hukum yang pasti yang sesuai dengan ketentuan-Nya. Oleh karena itu peredaran benda-benda langit tersebut dapat dihitung (dihisab secara tepat). Maka penggunaan hisab untuk penetapan awal bulan Qamariah.

2. Identitas Trigonometri

Identitas Trigonometri merupakan kalimat matematika yang membuktikan bahwa ruas kiri sama dengan ruas kanan yang melibatkan sudut , ,

, , dan , . Al-Biruni dengan nama lengkap Abu

Arrayhan Muhammad Ibnu Ahmad Al-Biruni. Beliau lahir pada tanggal 15 September 973 di Kath, Khawarazm, daerah yang sekarang lebih dikenal dengan nama Kara-kalpakskaya, Uzbekistan.31

Al-Biruni dikenal sebagai matematikawan pertama di dunia yang membangun dasar-dasar trigonometri. Trigonometri adalah cabang ilmu matematika yang membahas tentang sudut segitiga. Di dalamnya terdapat istilah-istilah trigonometrik,

yaitu , dan , .

30

M. Quraish Shihab, Surah Ar-Rahman, Surah Al- Qamar, Op.Cit., h.497. 31

(52)

3. Sudut-sudut Istimewa

Sudut-sudut istimewa antara lain: 0°, 30°, 45°, 60°, 90°, dan seterusnya.32 Al-Biruni juga menjelaskan sudut-sudut istimewa dalam segitiga, seperti 0, 30, 45, 60, 90. Penemuan ini tentu sangat memberi kontribusi terhadap ilmu-ilmu lainnya.33

Al-Qur’an menyinggung tentang trigonometri dalam surat An-Nisa/ 4: 103:









Artinya : “Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman” (QS. An-Nisa 4:103).

Dalam ayat tersebut, apabila kamu telah menyelesaikan sholat(mu), ingatlah Allah diwaktu berdiri, diwaktu duduk dan diwaktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. Dalam shalat ditunjukkan pula tentang putaran atau sudut yang dibuat saat melakukan shalat. Bukti ini dikenal dengan bentuk transformasi shalat. Salah satunya, salat gerhana berhubungan dengan terjadinya gerhana baik matahari maupun bulan.

32

Rosihan Ari Y, Indiyastuti, Perspektif Matematika Untuk Kelas X SMA dan MA, (Solo : PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2014), h.234.

33

Anonim, “Penemu Sudut-sudut Istimewa” (On-Line) tersedia di http://www.hidayatul lah.com/kajian/sejarah/read/2011/09/30/644/al-biruni-matematikawan-penemu-trigonometri

(53)

Dalam shalat gerhana ada dua kali rukuk, setiap ruku’ dianggap bersudut 90 derajat. Jika dijumlah maka sudutnya menjadi 180 derajat. Dalam matematika ini membentuk garis lurus. Logikanya, jika dalam tiap kali kita melakukan ruku itu membentuk 90 derajat, maka dalam tiap satu raka’at itu kita membentuk 360 derajat, sebagaimana bumi berputar yang menandakan sebagai sebuah proses kehidupan. Ternyata, ratusan tahun kemudian para ahli baru menemukan bahwa gerhana pun terjadi akibat posisi bulan, bumi dan matahari yang berada pada satu garis lurus.34 Sudut 900dan 1800merupakan sudut istimewa dalam trigonometri.

Al-Qur’an juga menyinggung tentang trigonometri dalam surah Arrahman ayat 17 berikut :



Artinya : “Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya” (QS. Arrahman 55: 17)

Pada ayat tersebut menunjukkan adanya gejala siang dan malam, tetapi bisa jadi juga yang dimaksudkan disini hanya matahari saja, karena matahari merupakan sumber kehidupan di planet bumi ini. Dengan demikian, ayat ini menunjukkan adanya dua tempat terbit dan terbenamnya matahari, yaitu pada musim dingin dan musim panas. Pendapat ini dianut oleh kebanyakan ahli tafsir. Selanjutnya dinyatakan bahwa: “Fenomena terbit dan terbenamnya matahari matahari didua tempat ini

34

(54)

disebabkan oleh kecondongan garis edar bumi selama mengelilingi matahari sekitar 523,5 derajat.35

B. Kerangka Berfikir

Kerangka berpikir merupakan suatu kesimpulan antara variabel yang dirumuskan dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasrkan teori-teori yang dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis dan dideskripsikan secara sistematis, sehingga menghasilkan kesimpulan tentang hubungan variabel yang diteliti. Kesimpulan tentang variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis.

Berdasarkan Bagan 2.1 tentang kerangka pikir pengembangan LKPD terlihat berawal dari permasalahan yang ditemukan disekolah yaitu peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami materi matematika baik konsep maupun perhitungan, LKPD yang digunakan belum menggunakan pendekatan inkuiri terbimbing, serta belum ada LKPD yang mencantumkan ayat-ayat Al-Qur’an yang

Gambar

Gambar 4.21 Grafik Perbandingan Hasil Uji Coba ..............................................
Gambar yang baik untuk LKPD adalah gambar yang dapat menyampaikan
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan Metode Research and Development (R&D)4
Tabel 3.1 Skor Penilaian Validasi Ahli (dimodifikasi)13
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian implementasi Peraturan Daerah Kota Semarang Nomor 5 Tahun 2010 tentang pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Tembalang Kota Semarang

Tabel 2 juga memperlihatkan bahwa perbedaan dalam variasi tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita dan tingkat pertumbuhan produktivitas tenaga kerja di keenam

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa sediaan gel lidah buaya (Aloe vera L.) dalam penelitian terbukti lebih baik dalam mempercepat proses penyembuhan luka

tingkat depresi dengan risiko jatuh pada orang lanjut usia di Griya.. Lanjut Usia

Berdasarkan contoh kalimat di  atas,  ternyata bentuk  ulang yang bukan kata 

Otonomi sekolah juga berperan dalam menampung konsensus umum tentang pemberdayaan sekolah, yang meyakini bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan sedapat mungkin

To get more comprehensive study, the writer includes the types of norms, American and News Values, Republican and Democratic Parties, functions of media,

The purchase consideration was $200m in cash and $50m deferred consideration which is payable next year. The provision for the onerous contracts was no longer required at the year