• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN SMARTPHONE MEREK LOKAL (STUDI KASUS PRODUK EVERCROSS, ADVAN DAN SMATFREN)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN SMARTPHONE MEREK LOKAL (STUDI KASUS PRODUK EVERCROSS, ADVAN DAN SMATFREN)"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN SMARTPHONE

MEREK LOKAL (STUDI KASUS PRODUK EVERCROSS, ADVAN

DAN SMATFREN)

Mardiyati

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pontianak

ABSTRACT

The objective of this research is wants to know about consumer’s satisfaction level of local smartphone brand as known as evercross, Advan and smartfren. This analysis is done by using descriptive analysis and chi quadrat test in order to answer the research. This study in conducted on 150 netizen who live in Kotamadya Pontianak and the sample drawn is done by using judgement sampling.

The study concludes that there are three local brands have significant difference of consumer’s satisfaction and even they know these three brand are local, consumers still have willingness that all of the brands have great value for the buyers.

Keyword:Consumer’s satisfaction, Smartphone Local Brand, Pontianak City

PENDAHULUAN

Smartphone atau ponsel cerdas

dewasa ini sudah lumrah digunakan sehari-hari di semua lapisan masyarakat pengguna perangkat teknologi. Berbeda kondisi dengan beberapa tahun belakangan ketika smartphone masih menjadi perangkat yang biasa digunakan segmen atas dengan harga premium, sekarang sudah banyak vendor yang menyasar segmen menengah-bawah dengan harga jual dikisaran 1-2 juta rupiah. Dengan pricing dikisaran tersebut konsumen sudah bisa melakukan fungsi dasar layaknya

smartphone untuk segmen atas yang

tentu saja dengan tampilan dan performa yang seadanya.

Konsumen segmen menengah-bawah tidak mempermasalahkan tampilan dan performa smartphone tersebut asalkan mereka bisa update peristiwa mutakhir melalui media sosial dan aplikasi-aplikasi pendukung. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi di seluruh dunia. Pasar Indonesia yang dikategorikan ke dalam emerging market bersama beberapa negara Asia lain dan negara-negara di Amerika Latin turut mendongkrak jumlah penjualan

smartphone yang tercatat sekitar 320 juta

unit. Nilai ini berarti naik 13,5% dari tahun 2014. (www.kompasiana.com, diakses tanggal 03 September 2015).

(2)

Menurut catatan lembaga survey

Gartner dan IDC kenaikan dipicu oleh smarphone segmen menengah-bawah.

Justru tahun 2015 smartphone segmen premium mengalami kondisi stagnan bahkan menurun seperti yang dialami

Samsung. Peluncuran seri Galaxy S6

ternyata tidak mampu menolong perusahaan ini untuk menggenjot pasar papan atas, bahkan mereka kehilangan pangsa pasar hingga 5%. Sementara itu, kekuatan masa lalu yaitu BlackBerry kian memudar dan menipis, hanya dengan menguasai tidak lebih dari 0,3% pasar ponsel dunia, Microsoft dengan

WindowsPhone juga tertatih-tatih di

antara Android dan iOS dengan pangsa pasar sekitar 2,5%.

Selama bulan Juli sampai September 2015 pasar smartphone di Indonesia secara keseluruhan menurun 7% dalam hitungan tahunan untuk pertama kalinya sejak munculnya

smartphone di negeri ini. Menurut

penelitian terbaru dari Counterpoint

Research selama kuartal ketiga 2015

segmen smartphone mengalami penurunan karena merek lokal melakukan cuci gudang ditambah dengan permintaan konsumen yang semakin melemah. Berikut ditampilkan Tabel 1.1 mengenai ranking pangsa pasar kuartal ketiga 2015:

Tabel 1

Ranking Pangsa Pasar Smartphone kuartal ke-3 2015 di Indonesia Ranking Merek Smartphone Pangsa pasar

1 2 3 4 5 Samsung Evercoss Microsoft Smartfren Advan Lainnya 19,0% 14,4% 12,0% 6,0% 5,6% 43,0%

Sumber: Counterpoint Research via www.tizenindonesia.blogspot.co.id Dari Tabel 1.1 tersebut dapat kita

lihat bahwa ada tiga merek lokal yang ternyata menjadi pilihan konsumen dan menjadi pesaing bagi merek global, yaitu

Evercoss, Smartfren, dan Advan. Hingga

tahun 2015 Indonesia terus menjadi

lahan basah bagi para produsen

smartphone, khususnya vendor lokal

yang terus meluncurkan produknya ke Indonesia. Diliriknya merek lokal oleh konsumen tentu tidak terlepas dari tren ekosistem 4G/LTE yang terus tumbuh,

(3)

dimana vendor merek lokal tersebut sudah berani membenamkan teknologi 4G/LTE ke smartphone yang mereka jual dengan harga yang cukup terjangkau.

Masuknya tiga smartphone merek lokal tersebut memunculkan rasa keingintahuan peneliti terkait dengan kepuasan pengguna, apakah konsumen sudah merasa puas atau merasa tidak puas. Memuaskan kebutuhan konsumen adalah keinginan setiap perusahaan. Selain faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan kebutuhan konsumen dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan. Konsumen yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali di kemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan faktor kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan.

Rumusan Masalah Penelitian

Dari deskripsi tersebut, dapat diformulasikan rumusan masalah penelitian sebagai berikut :

“ Apakah terdapat kesamaan tingkat kepuasan konsumen terhadap

smartphone merek lokal Evercoss,

Advan, dan Smartfren?”

Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui kesamaan tingkat kepuasan konsumen terhadap

smartphone merek lokal Evercoss,

Advan, dan Smartfren.

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian studi kasus yang bertujuan untuk mencari informasi dari satu atau beberapa situasi yang sama dengan situasi masalah yang dihadapi peneliti.

Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh melalui identifikasi wacana dari buku-buku, daftar pertanyaan, makalah, artikel, web maupun informasi lainnya yang berkaitan dengan judul penulisan untuk mencari hal-hal atau variabel berupa catatan, pendapat ahli dan rincian konsep.

Penentuan Sampel

Dalam penentuan jumlah sampel, peneliti menggunakan salah satu dari teknik non-probability sampling yaitu

judgement sampling dengan syarat

memiliki dan menggunakan salah satu

(4)

Smartfren. Adapun jumlah sampel yang

diambil adalah masing-masing 50 orang responden dari tiap-tiap merek, maka jumlah sampel sebanyak 150 orang. Teknik Analisis Data

Untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian, digunakan teknik analisis data secara kuantitatif dengan melakukan Uji Khi Kuadrat yang digunakan khusus menguji lebih dari dua proporsi dengan kriteria tertentu. Kriteria-kriteria ini didasarkan pada ciri data yang akan diuji proporsinya, sehingga menimbulkan jenis pengujian yang berbeda, dengan rumus sebagai berikut:

X2 = ∑(fo – fe)2 / fe dan fe = (∑Baris) (∑Kolom) / Total Keterangan: fo = frequencies of observed

fe =frequencies of expected

TINJAUAN PUSTAKA Kepuasan Konsumen

Husein Umar (2005) menyatakan bahwa kepuasan konsumen adalah tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima dan harapannya. Seorang pelanggan, jika tidak merasa puas dengan nilai yang diberikan oleh produk atau jasa, sangat besar kemungkinannya menjadi pelanggan dalam waktu yang lama.

Menurut Philip Kottler dan Kevin Lane Keller (2007) kepuasann konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.

Tse dan Wilton dalam Rambat Lupiyoadi (2004) menyatakan bahwa kepuasan atau ketidakpuasaan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian

(disconfirmation) yang dirasakan antara

harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk setelah pemakaiannya.

Menurut Engel, et al dalam Fandy Tjiptono (2004) menyatakan kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil tidak memenuhi harapan.

Konsep Kepuasan Konsumen

Engel, Pawitra dalam Fandy Tjiptono (2010) menjelaskan bahwa kepuasan pelanggan berasal dari 2 muara, muara pertama adalah tujuan perusahaan yang diturunkan ke dalam produk perusahaan, dimana produk tersebut membawa nilai bagi pelanggan. Muara kedua adalah adanya kebutuhan

(5)

dan keinginan pelanggan yang memunculkan harapan pelanggan terhadap produk perusahaan. Akhirnya bertemulah kedua muara tersebut berupa harapan konsumen dan kinerja produk perusahaan.

Metode Pengukuran Kepuasan Konsumen

Philip Kotler (2009) menjelaskan bahwa terdapat empat metode yang bisa digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, yaitu:

a. Sistem keluhan dan saran; perusahaan yang memberikan kesempatan penuh bagi pelanggannya untuk menyampaikan pendapat atau bahkan keluhan merupakan perusahaan yang berorientasi pada konsumen.

b. Survei kepuasan pelanggan; sesekali perusahan perlu melakukan survei kepuasan pelanggan terhadap kualitas jasa atau produk perusahaan tersebut. Survei ini dapat dilakukan dengan penyebaran kuesioner oleh karyawan perusahaan kepada para pelanggan. Melalui survei tersebut, perusahaan dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan produk atau jasa perusahaan tersebut, sehingga perusahaan dapat

melakukan perbaikan pada hal yang dianggap kurang oleh pelanggan.

c. Ghost shopping; metode ini

dilaksanakan dengan mempekerjakan beberapa orang perusahaan untuk bersikap sebagai pelanggan di perusahaan pesaing, dengan tujuan dapat mengetahui kualitas pelayanan perusahaan pesaing sehingga dapat dijadikan sebagai koreksi terhadap kualitas pelayanan perusahaan itu sendiri. d. Analisa pelanggan yang hilang;

metode ini dilakukan perusahaan dengan cara menghubungi kembali pelanggannya yang telah lama tidak berkunjung atau melakukan pembelian lagi di perusahaan tersebut karena telah berpindah ke perusahaan pesaing. Selain itu juga, perusahaan dapat menanyakan sebab-sebab berpindahnya pelanggan ke perusahaan pesaing. Teknik Pengukuran Kepuasan Konsumen

Fandy Tjiptono (2010) menjelaskan teknik pengukuran kepuasan konsumen sebagai berikut: a. pengukuran dapat dilakukan secara

langsung dengan pertanyaan ungkapan seberapa puas konsumen.

(6)

b. Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar meraka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka rasakan.

c. Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan.

d. Responden dapat diminta untuk meranking berbagai elemen dari penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen. Strategi Kepuasan Konsumen

Fornel dalam Fandy Tjiptono dan Gregorius Tjandra (2011) menjelaskan bahwa ada beberapa strategi terkait dengan kepuasan konsumen, dimana strategi tersebut merupakan kombinasi

antara strategi ofensif dan strategi defensif.

 Strategi ofensif terutama ditujukan untuk meraih atau mendapatkan pelanggan baru yang meliputi menambah pasar dan merebut pangsa pasar.  Strategi defensif meliputi

usaha mengurangi kemungkinan customer exit dan beralihnya pelanggan ke pemasar lain dengan cara membangun rintangan beralih dan meningkatkan kepuasan pelanggan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Frequencies of observed Tingkat

Kepuasan Smartphone Evercoss, Advan, dan Smartfren

Dari kuesioner yang dibagikan kepada sebanyak 150 orang responden dapat ditampilkan frekuensi yang diobservasi sebagai berikut:

Tabel 2

(7)

Frequencies of expected Tingkat Kepuasan Smartphone Evercoss, Advan,

dan Smartfren

Dengan mengaplikasikan rumus fe = (∑Baris) (∑Kolom) / Total, maka didapat nilai frequencies of expected sebagai berikut:

Tabel 3.

Frequencies of expected Tingkat

Kepuasan Smartphone Evercoss,Advan, dan Smartfren Uji Propors i Tingkat Kepuas

an Smartphone Evercoss, Advan, dan

Smartfren

Langkah berikutnya adalah melakukan uji proporsi dengan

menggunakan rumus X2 = ∑(fo – fe)2 / fe, yang hasilnya dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Tabel 4

Uji Proporsi Tingkat Kepuasan Smartphone Evercoss, Advan, dan Smartfren

Uji Hipotesis

Dengan taraf keyakinan sebesar 95% dan tingkat toleransi kesalahan sebesar 5%, maka didapat nilai X2tabel

sebesar 9,49. Kriteria pengujian hipotesis Ho diterima jika X2hitung ≤ X2tabel, dan sebaliknya.

(8)

Adapun nilai X2hitung sebesar 18,48 > X2tabel sebesar 9,49, maka keputusan yang diambil adalah menolak Ho dan menerima Ha yang maknanya adalah tidak semua proporsi tingka kepuasan konsumen terhadap smartphone merek

Evercoss, Advan, dan Smartfren adalah

sama.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data serta hasil pembahasan penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

a. Nilai X2hitung sebesar 18,48 > X2tabel sebesar 9,49, maka keputusan yang diambil adalah menolak Ho dan menerima Ha yang maknanya adalah tidak semua proporsi tingkat kepuasan konsumen terhadap

smartphone merek Evercoss, Advan, dan Smartfren adalah

sama.

Walaupun merek lokal ternyata konsumen tetap mengharapkan produk yang dikonsumsinya dapat berkinerja sebagaimana mestinya.

Saran

a. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat kepuasan masing-masing smartphone merek

Evercoss, Advan, dan

Smartfren perlu dilakukan riset

lanjutan per merek dengan jumlah responden yang mewakili.

b. Memperhatikan kepuasan konsumen merupakan salah faktor kunci keberhasilan produk perusahaan untuk bisa meningkatkan pangsa pasarnya.

DAFTAR PUSTAKA

Danang Sunyoto, 2012, Prosedur Uji Hipotesis untuk Riset Ekonomi, Alfabeta, Bandung.

Fandy Tjiptono, 2010, Strategi

Pemasaran, Edisi 3, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Fandy Tjiptono, Gregorius Candra, 2011, Service, Quality, & Satisfaction, Edisi 3, Penerbit Andi, Yogyakarta.

Philip Kotler, 2009, Manajemen

Pemasaran, Edisi 13, PT

Prenhallindo, Jakarta.

Philip Kotler, Kevin Lane Keller, 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi 12, Indeks, Jakarta.

Rambat Lupiyoadi, 2004, Manajemen Pemasaran Jasa, PT Salemba Empat, Jakarta.

Umar Husein, 2005, Study Kelayakan Bisnis, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sumber lain:

www.kompasiana.com

(9)

Referensi

Dokumen terkait

Setelah diberikan tindakan diperoleh hasil sebagai berikut: pada siklus I di peroleh tingkat ketuntasan 56,6% dan daya serap klasikal 69,6%, sedangkan pada siklus II di

Meski dalam interaksionisme makna simbolik tindakan represi aparatus negara tetap dianggap memanifestasikan tata nilai patriarkhi yang lebih memberikan sanksi hukum pada

dan Kami menghendaki, supaya Tuhan mereka mengganti bagi mereka dengan anak lain yang lebih baik kesuciannya dari anaknya itu dan lebih dalam kasih sayangnya (kepada

Pada bulan September 2017, kelompok yang memberikan andil/sumbangan terhadap inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau dan kelompok perumahan,

Perilaku merokok adalah perilaku yang telah umum di jumpai.Perilaku merokok berasal dari berbagai kelas sosial, status, serta kelompok umur yang berbeda, hai ini

Permasalahan yang terjadi sekarang ini adalah menurunnya motivasi belajar siswa, ini dapat dilihat dari nilai yang diperoleh siswa belum maksimal, laporan dari guru pelajaran

”POTRET PRO-WOMAN POLICY” Studi tentang Pengaruh Tingkat Kemiskinan terhadap Tingkat Partisipasi Eks Wanita Tuna Susila dalam Program Pemberdayaan Eks Lokalisasi di Dupak

Dalam kegiatan ini Surveyor juga harus memiliki kemampuan fisik yang memadai, mental yang tangguh, kemampuan manajemen tim hingga kemampuan koordinasi..