• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Trias Anggasari BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Trias Anggasari BAB I"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional bangsa Indonesia. Bahasa Indonesia juga dijadikan salah satu mata pelajaran yang wajib bagi seluruh siswa di Negara Indonesia. Mata pelajaran Bahasa Indonesia ini termasuk mata pelajaran yang diujikan dalam ujian akhir nasional.

Bahasa Indonesia sangat diperlukan untuk menguasai mata pelajaran lain. Semua pengajaran kecuali Bahasa Daerah, ditulis dan diantarkan dalam Bahasa Indonesia. Karena itu, jika siswa tidak berhasil menguasai kemampuan berbahasa Indonesia yang memadai, sulit bagi siswa untuk mencapai prestasi belajar yang baik dalam mata pelajaran yang lain. Bahasa tidak berasal dari kata-kata yang dikeluarkan oleh ucapan (vokal) namun juga menggunakan bahasa isyarat atau bahasa gambar.

(2)

dengan bantuan kata-kata. Gagasan atau ide dapat ditampakkan tidak hanya lewat kata-kata. Gagasan dapat ditunjukkan lewat nyanyian, gambar atau lukisan, patung, konstruksi bangunan. Pemahaman terhadap sebuah gagasan baru akan sangat efektif apabila gagasan tersebut dapat ditampakkan lewat kata-kata atau dibahasakan secara tertulis. Pembelajaran Bahasa Indonesia juga membantu siswa untuk mampu mengungkapkan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat, dan bahkan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imaginatif yang ada pada dalam dirinya.

Berdasar pada hal tersebut maka pembelajaran Bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulisan.

Pembelajaran Bahasa Indonesia disamping untuk berkomunikasi juga memiliki tujuan lain, yaitu sebagai alat untuk menuangkan bakat, minat, serta kemampuan siswa dalam menggunakan Bahasa Indonesia. Penuangan hasil dari berbahasa Indonesia itu sendiri dapat berupa lisan maupun tulisan. Dalam bentuk lisan misalnya siswa dapat pandai berbicara di depan umum. Sedangkan dalam bentuk tulisan siswa dapat menulis puisi, siswa dapat menulis karangan, siswa dapat menulis surat, dan sebagainya. Hasil pembelajaran tersebut dapat diraih bila seluruh aspek ketrampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis dapat dipadukan secara tepat dan saling mendukung satu sama lain.

(3)

keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, perasaan, dan kemampuan yang dimilikinya kepada orang lain melalui tulisan. Dengan menulis, maka siswa tersebut juga dapat berkomunikasi dengan orang lain tanpa harus berhadapan langsung dengan orang yang diajak berkomunikasi.

Dalam kehidupan modern ini, keterampilan menulis sangat dibutuhkan. Dengan memiliki ketrampilan tersebut, seorang dapat merekam, mencatat, meyakinkan, melaporkan, memberitahukan, serta mempengaruhi orang lain. Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam menulis harus dapat menyusun pikiran dan menyampaikan dengan jelas kepada orang lain.

Menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

(4)

Kajian aspek menulis yang perlu ditingkatkan lagi pada siswa Sekolah Dasar adalah aspek menulis karangan narasi.

Adapun manfaat menulis bagi pengembangan diri, baik intelektual, mental, ataupun sosial. Meskipun begitu ternyata tidak banyak orang yang suka menulis menurut Graves dalam Akhadiah, dkk (1997:1.5), banyak faktor penyebabnya. Diantaranya adalah (1) Seseorang enggan menulis karena tidak tahu untuk apa dia menulis. (2) Seseorang enggan menulis karena merasa tidak merasa berbakat menulis. (3) Seseorang enggan menulis karena merasa tidak tahu bagaimana harus menulis

(5)

berat. (5) serta pembelajaran yang kurang inovatif sehingga kurang dapat menggali imajinasi siswa.

Berdasarkan fakta tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran menulis di Sekolah Dasar pada umumnya masih sangat rendah. Pada proses pembelajaran Bahasa Indonesia materi menulis karangan narasi 50% siswa belum mencapai KKM. Untuk KKM pelajaran Bahasa Indonesia kelas V yang ditetapkan oleh sekolah adalah 70, sementara ketuntasan klasikal kelas adalah 85%. Artinya kelas dikatakan tuntas apabila 85% dari jumlah siswa yang ada di kelas mendapatkan nilai ≥ 70. Hal ini harus menjadi acuan guru dalam menentukan langkah-langkah yang tepat agar hasil belajar siswa dapat meningkat khususnya dalam kemampuan menulis. Salah satu langkah yang ditempuh adalah menerapkan penggunaan media Gambar Kartun. Kerangka tersebut harus selalu tercakup dalam sebuah perencanaan pembelajaran dan nantinya akan diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran yang menarik.

(6)

belajar dan daya imajinasi siswa untuk memperoleh ide dalam menulis karangan narasi. Hubungan penggunaan media atau alat peraga dalam proses pembelajaran adalah hal yang sangat penting, karena media merupakan alat dalam membantu siswa dalam belajar supaya lebih bermakna dan terkonstruk dalam pikiran siswa itu sendiri. Hal tersebut karena siswa bisa melihat, merasakan, dan mengalami sendiri pengalaman untuk membantu proses belajar.

(7)

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah penggunaan Media gambar kartun dapat meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi ?”

(8)

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan dari peneliti secara umum yaitu untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi pada pembelajaran Bahasa Indonesia melalui penggunaan media gambar kartun.

2. Tujuan khusus

Secara khusus penelitian yang dilakukan bertujuan untuk:

Meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi melalui penggunaan media gambar kartun di Kelas V MIM Kramat setelah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia melalui media gambar kartun.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru

a. Dapat mengembangkan media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis karangan narasi siswa Kelas V.

b. Memberi wawasan dan pengalaman terhadap guru dalam memecahkan masalah pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada kemampuan menulis karangan narasi di Kelas V.

2. Bagi Siswa

(9)

3. Bagi Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

The students were reportedly enjoy studying in the Monolingual class and support the use of English–only in their English classes for enhancing learning. In spite of their

Analisis stilistika pada ayat tersebut adalah Allah memberikan perintah kepada manusia untuk tetap menjaga dirinya dari orang-orang yang akan mencelakainya dengan jalan

FAKTJ'-TAS PtrTERNAI'{N UNIVERSITAS

informasi tentang jenis dan berbagai motif batik store nusantara, dapat melakukan pemesanan batik secara online dengan mendaftarkan data diri pelanggan dan mengisi form

Diisi dengan bidang ilmu yang ditekuni dosen yang bersangkutan pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa Indonesia dalam publikasi tersebut belum memuaskan karena terdapat beberapa kesalahan, seperti kesalahan penulisan kata

underwear rules ini memiliki aturan sederhana dimana anak tidak boleh disentuh oleh orang lain pada bagian tubuhnya yang ditutupi pakaian dalam (underwear ) anak dan anak

Berdasarkan pengamatan kemampuan berbahasa siswa pada siklus 1 telah mengalami peningkatan dari pratindakan walaupun belum mencapai persentase KKM yang telah ditentukan.