• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Deskripsi masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007 dan implikasinya pada usulan topik-topik bimbingan klasikal - USD Repository"

Copied!
142
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

Oleh

Maya Christiandini 011114007

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Tuhan member i pelangi di set iap badai, senyum di set iap air

mat a, ber kat diset iap cobaan dan j awaban set iap doa.

(Fr . Fr ans )

Bersukacit alah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan, dan

bertekunlah dalam doa!

( Roma 12: 12)

”belaj ar unt uk mengat akan t idak mungkin mer upakan hal

t er sulit yang per nah har us dilakukan, t api kit a har us bisa

melakukan it u!”

Skripsi ini kupersembahkan untuk

(5)

v

(6)

vi

TAHUN AJARAN 2006/2007 DAN IMPLIKASINYA PADA USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL

MAYA CHRISTIANDINI Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007. Pertanyaan yang secara khusus dijawab dalam penelitian ini adalah: (1) Masalah- masalah apakah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007? (2) Usulan topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang?

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. Subjek yang digunakan adalah seluruh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007 yang berjumlah 138 orang. Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner masalah yang dialami siswa SD. Instrumen tersebut disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kajian pustaka dan Kuesioner Kebutuhan Siswa yang digunakan Maria Imakulata Tere. Teknik pengolahan data yang digunakan adalah membuat tabulasi skor dari masing item, menghitung skor total dari masing-masing item, menentukan masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang berdasarkan kriteria Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe I.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut : (1) Ada 14 masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VA, antara lain: takut berbuat salah (skor total 87) dan merasa ragu-ragu dalam mengambil keputusan (skor total 84). (2) Ada 11 masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VB, antara lain: takut berbuat salah (skor total 88) dan merasa kurang siap dalam menghadapi ujian (skor total 85). (3) Ada 14 masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VC, antara lain: merasa ragu-ragu dalam mengambil keputusan (skor total 99) dan takut berbuat salah (skor total 93). (4) Ada 12 masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas VD, antara lain: takut berbuat salah (skor total 105), dan kurang menyukai beberapa pelajaran disekolah (skor total 100).

(7)

vii

SEMARANG, SCHOOL YEAR 2006/2007 AND ITS IMPLICATIONS FOR THE PROPOSED CLASSROOM GUIDANCE TOPICS

MAYA CHRISTIANDINI Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

This study was a descriptive study using survey method. The goal of the study was to describe the problems that often experienced by the 5th grade students of Karangturi Elementary School Semarang, School Year 2006/2007. Specifically, this study sought to answer the following questions : (1) What are the problems that often experienced by the 5th grade students of the Karangturi Elementary School Semarang, School Year 2006/2007?; (2) What are the appropriate classroom guidance topics for these students?

The subjects were all of the 138 grade five students of the school. The instrument used was a questionnaire on problems experienced by ele mentary school students. The researcher developed this instrument based on the related literature and Maria Imakulata Tere’s questionnaire on students’ need.

The data analysis was done by tabulating the scores for each item, counting the total score foe each item and determining the problems that often experienced by these students based on the norm-referenced measure type one.

(8)

viii

memberikan kelimpahan berkah, rahmat dam bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat tersusun berkat bantuan, perhatian, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya kepada

1. Tuhan Yesus K rist us dan Bunda M aria yang selalu mendengarkan doaku dan

mengabulkannya.

2. Dr. M. M. Sri Hastuti, M. Si., selaku ketua Program Bimbingan dan Konseling. 3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Si., selaku pembimbing I yang penuh kesabaran

telah berkenan membimbing, memberi pengarahan dan masukan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir.

4. Bapak Drs. J. Sumedi, selaku pembimbing II yang dengan ketulusan hati dan kesabaran memberikan bimbingan dan masukkan yang bermanfaat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

ix

pembimbing SD Karangturi Semarang yang telah membantu penulis melakukan penelitian.

8. Mama Papa di Cilegon yang tak pernah lelah memberikan doa, dukungan dalam segala hal dan kesabaran kalian menghadapi aku. Ma, pa ade dah slese..

9. Mas Andri kakak’ku tersayang, makasih atas doa n dukungan dan kasih sayang mas ke ade. Maaf ya, ade sering ngeyel hehehe...

10. “I ma” yang selalu setia menemani penulis kemana saja dalam situasi dan kondisi apapun.

11.Kenit, sahabat terbaikku. Makasih ya ‘Nit selalu ada saat My senang maupun sedih dan saat-saat sulit. Yang selalu setia mendengarkan semua cerita-cerita ku. Smoga persahabatan kita akan slamanya..Smangat ya!!

12.Nur, Ai, Novie n Dista buat persahabatan n kebersamaan yang indah.

13.Mas Gandhi, makasih ya mas karena dengan tulus mengantar ke Semarang untuk penelitian dan menjadi teman sharing.

14.Mas Adolf, yang selalu mau dengar keluh kesah ku. Mas Edwin yang galak, yang sering penuhi keinginanku dan mempunyai cara sendiri untuk menyayangiku. Kalian kakak terbaik ku di Jogja iniJ

(10)

x

18.Teman-teman BK’01: Ari, Agus, Agnes, Echy, Endra, Okta, Sandri, Dedi, Alfon, Tina, Page, Pri, Era, Rm.Emil, Fr. Frans, Fetri, M’Cimenk, M’Agus, M’Pras, M’Baba, Anisa n Novie ’05 dll. Atas persaudaraan dan dukungan selama studi. 19.Keluarga Cendana 6: Mba Anik yang menjadi orang tua kedua selama aku di

Jogja, Mba Pin yang galak tapi selalu mendengar cerita-cerita ku, Clurut, Iin, Mel, Auril (my L it t le sist er), Indah, Chan-chan, Wina, Anggi, Desy, Mapy,Doni, dan Tio. Atas persaudaraan dan dukungan selama ini.

20.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu atas segala dukungan, perhatian, dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung terutama dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Tuhan memberikan berkat dan rahmat yang melimpah kepada kita semua.

Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan juga bagi siapa saja yang berminat terhadap Bimbingan dan Konseling.

(11)

xi

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Definisi Operasional ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

(12)

4. Perkembangan Intelektual ... 15

5. Perkembangan Moral ... 16

B. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar ... 16

C. Kurikulum Sekolah Dasar ... 20

D. Kebutuhan Anak Sekolah Dasar... 23

E. Masalah- masalah Siswa Sekolah Dasar ... 25

F. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ... 28

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling ... 28

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling ... 29

3. Bidang Bimbingan dan Konseling ... 30

4. Layanan Bimbingan Klasikal (Kelompok) ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 35

A. Jenis Penelitian ... 35

B. Subjek Penelitian ... 35

C. Alat Pengumpul Data ... 36

1. Validitas Instrumen ... 38

2. Reliabilitas Instrumen ... 42

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 45

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Masalah- masalah yang Secara Intens Dialami oleh Siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007 ... 49

B. Pembahasan ... 53

BAB V USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN KLASIKAL DAN CONTOH SATUAN PELAYANAN BIMBINGAN ... 75

A. Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal untuk Siswa-siswi Kelas V SD Karangturi Semarang ... 75

B. Satuan Pelayanan Bimbingan ... 84

BAB VI RINGKASAN, KESIMPULAN DAN SARAN ... 90

A. Ringkasan ... 90

B. Kesimpulan ... 93

C. Saran-saran ... 94

(14)

xiv

Tahun Ajaran 2006/2007 ... 36 Tabel 2 : Kisi-kisi Kuesioner Masalah Siswa

(Kuesioner sebelum Final) ... 37 Tabel 3 : Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas ... 41 Tabel 4 : Kisi-kisi Kuesioner Penelitian

(Kuesioner yang Final) ... 42 Tabel 5 : Waktu Pengisian Kuesioner ... 46 Tabel 6: Masalah- masalah yang Secara Intens Dialami oleh

Siswa-siswi Kelas V SD Karangturi Semarang

Tahun Ajaran 2006/2007 ... 51 Tabel 7: Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal Bagi

(15)

xv

Lampiran 1 : Data Uji Coba Penelitian ...98

Lampiran 2 : Rekapitulasi Uji Validitas Kuesioner Per aspek ...101

Lampiran 3 : Data Uji Reliabilitas ...104

Lampiran 4 : Penghitungan Uji Reliabilitas Separo Tes...107

Lampiran 5 : Kuesioner Masalah-masalah Yang Dialami Oleh Siswa Sekolah Dasar (Kuesioner yang digunakan dalam penelitian) ...108

Lampiran 6 : Rekapitulasi Data Hasil Penelitian ...113

Lampiran 7 : Surat Ijin Mengadakan Uji Coba ...125

Lampiran 8 : Surat Ijin Mengadakan Penelitian ...126

(16)

Dalam bab ini disajikan latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional dari istilah- istilah yang digunakan dalam penelitian ini.

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman modern seperti ini, manusia dituntut untuk mengalami perubahan secara cepat dan serentak di setiap aspek kehidupannya. Keadaan seperti ini tidaklah jarang menimbulkan masalah bagi setiap individu yang mengalaminya. Permasalahan yang timbul antara individu yang satu dengan yang lainnya berbeda sesuai dengan tugas perkembangan yang dijalaninya pada masa tertentu.

(17)

mempunyai tujuan untuk membantu para siswa agar dapat berkembang seoptimal mungkin sesuai dengan potensi-potensi yang dimilikinya.

Tujuan pendidikan sekolah di atas sejalan dengan fungsi pendidikan nasional yang termaktub dalam Undang- undang No.20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Yusuf dan Nurihsan, 2005:3).

Untuk mencapai tujuan tersebut di sekolah diadakan kegiatan pendidikan. Kompetensi yang diharapkan dari siswa tamatan Sekolah Dasar, Madrasah Ibtida’iyah adalah sebagai berikut:

1. Mengenal dan berperilaku sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya 2. Mengenal dan menjalankan hak dan kewajiban diri, belajar dan

beraktivitas sehari-hari, serta peduli terhadap lingkungan dan masa depan.

3. Berpikir logis, kritis dan kreatif serta berkomunikasi melalui berbagai media terutama dengan kelompok sebaya.

4. Menyenangi keindahan.

5. Membiasakan hidup bersih, bugar dan sehat.

(18)

Anak Sekolah Dasar (SD) umumnya berusia antara 6 sampai 12/13 tahun. Menurut Munanadar (1985:1) masa anak usia sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua masa, yaitu:

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, sekitar usia 6 sampai 9 tahun. 2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, sekitar usia 10 sampai 12-13 tahun.

Pada rentang usia ini, anak juga dihadapkan pada sejumlah tugas perkembangan yang harus diselesaikan secara baik. Berbagai tugas perkembangan yang dihadapi anak, menuntut adanya penyesuaian diri pada diri anak. Namun, tuntutan tersebut seringkali menimbulkan masalah pada anak. Menurut Winkel (1997:535), apabila suatu kebutuhan tidak terpenuhi maka timbul kesulitan yang membuat hati risau dan mengganggu pikiran. Kesulitan yang tidak dapat diatasi akan menimbulkan masalah. Bila permasalahan yang dihadapi oleh mereka tidak segera diatasi, dapat mengganggu perkembangan diri mereka dalam kehidupan. Seperti yang diketahui bahwa “ pendidikan dasar memeberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga-negara dan anggota masyarakat serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah” (Winkel,1997:160). Untuk dapat mengatasi permasalahan itu, mereka membutuhkan bantuan orang lain.

(19)

kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik.

Oleh sebab itu, bimbingan dan konseling di sekolah dasar mempunyai peran yang cukup penting guna membantu siswa usia sekolah dasar berkembang secara optimal menjadi pribadi yang mandiri dan mampu menghadapi masalah yang dihadapinya dan menyelesaikannya dengan secara baik.

Di sekolah, guru pembimbing sebagai tenaga profesional diharapkan dapat membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah yang dialaminya. Salah satu usaha yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam membantu siswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalahnya yaitu dengan melalui pelayanan bimbingan. Pelayanan bimbingan di sekolah memberikan jaminan agar para siswa memperoleh perhatian dan bantuan dalam menghadapi tantangan dan masalah yang berkaitan dengan perkembangannya (Winkel, 1997:79).

(20)

Karena itu penulis ingin mengetahui permasalahan-permasalahan yang secara intens dialami siswa-siswi kelas V SD Karangt uri Semarang. Berdasarkan masalah- masalah yang dialami oleh subjek penelitian, maka penulis akan memberikan usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai. Penulis khusus mengadakan penelitian untuk V, karena siswa-siswi kelas V SD termasuk anak-anak akhir dimana pada usia ini anak-anak-anak-anak masih membutuhkan bantuan dari guru atau orang dewasa lainnya untik menyelesaikan tugas-tugasnya dan memenuhi keinginannya. Dalam proses penyelesaian tugas-tugasnya dan pemenuhan keinginannya tidak jarang mereka mengalami kesulitan yang bisa disebabkan karena tidak adanya kesesuaian antara keinginannya dengan kenyataan yang didapatnya dan juga supaya kesulitan-kesulitan yang dialami dan belum terselesaikan di kelas V dapat ditindaklanjuti di kelas VI.

SD Karangturi Semarang salah satu Sekolah Dasar yang beralamatkan di Jl. MT. Haryono 752-756 Semarang. Sekolah ini sudah melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling. Oleh sebab itu, supaya pelayanan yang diberikan dapat tepat sasaran dan bermanfaat atau efektif bagi siswa-siswi maka perlu mengetahui masalah- masalah dan kesulitan-kesulitan yang dialami mereka.

B. Perumusan Masalah

(21)

menyusun usulan topik bimbingan yang relevan di sekolah tersebut. Secara khusus pertanyaan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah :

1. Masalah- masalah apakah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007?

2. Usulan topik-topik bimbingan klasikal apakah yang sesuai untuk siswa-siswi kelas V SD Karangt uri Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mendeskripsikan masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangt uri Semarang tahun ajaran 2006/2007.

2. Mengusulkan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk siswa-siswi kelas V SD Karangt uri Semarang.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Kepala Sekolah

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai informasi untuk kepala sekolah mengenai masalah- masalah yang dihadapi siswa-siswinya sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan-kebijakan pendidikan khususnya dalam bidang bimbingan. 2. Guru Kelas

(22)

dapat merencanakan kegiatan belajar mengajar yang lebih efektif dan efisien.

3. Guru Pembimbing

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menyusun program bimbingan klasikal yang sesuai dengan masalah-masalah para siswa.

4. Siswa

Para siswa memperoleh kesempatan untuk mengungkapkan masalah-masalah yang mereka alami dan dengan adanya program bimbingan yang jelas dan sistematis memungkinkan siswa memperoleh pelayanan bimbingan yang intensif dan serius sesuai dengan masalah- masalah mereka hadapi.

5. Peneliti

Peneliti dapat memperluas wawasan dan memperoleh pengalaman mengenai baga imana mengadakan penelitian dengan metode survey masalah di suatu lembaga pendidikan pada jenjang tertentu dan dapat memperoleh gambaran tentang program bimbingan yang sesuai berdasarkan masalah- masalah siswa yang terungkap melalui alat ungkap yang digunakan.

6. Peneliti Lain

(23)

E. Definisi Operasional

Untuk memperoleh pemahaman tentang penelitian ini, berikut dijelaskan beberapa istilah berikut ini:

1. Deskripsi ialah penggambaran masalah- masalah yang sering dialami oleh mayoritas siswa kelas V SD Karangt uri Semarang.

2. Masalah ialah kesulitan yang dialami para siswa, karena ada kebutuhan yang belum terpenuhi dan tugas perkembangan ya ng belum selesai, atau tujuan yang belum tercapai sehingga menghambat siswa dalam mengembangkan diri secara utuh seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang digunakan.

3. Siswa ialah anak-anak yang tercatat sebagai siswa kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007.

4. Masalah yang intens dialami oleh mayoritas siswa kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007 ialah masalah- masalah seperti yang dimaksudkan dalam butir-butir kuesioner yang dinyatakan sering dialami dan setelah penghitungan memenuhi kriteria dari M+ 0,75 S.

5. Bimbingan adalah suatu proses bantuan yang diberikan kepada individu atau kelompok agar dapat memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya, serta mampu merencanakan masa depannya.

(24)

berdasarkan masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangt uri Semarang.

(25)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini, peneliti menyajikan hasil tinjauan pustaka yang dapat memperjelas pemahaman mengenai topik penelitian. Kajian pustaka yang dimaksud yaitu, perkembangan anak SD, tugas perkembangan anak SD, kurikulum SD, kebutuhan anak SD, masalah-masalah siswa pada umumnya, dan bimbingan dan konseling di SD.

A. Perkembangan Anak Sekolah Dasar

Menurut undang- undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 tenang Sistem Pendidikan Nasional bab I pasal 1 dijelaskan bahwa peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

Anak Sekolah Dasar (SD) umumnya berusia antara 6 sampai 12/13 tahun. Menurut Munanadar (1985:1) masa anak usia sekolah dasar dapat dibagi menjadi dua masa, yaitu:

1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, sekitar usia 6 sampai 9 tahun. 2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, sekitar usia 10 sampai 12-13 tahun.

Selanjutnya Munandar (1985:4) mengemukakan beberapa ciri khas anak-anak masa kelas-kelas tinggi, antara lain :

(26)

- Amat realistis, ingin tahu, ingin belajar.

- Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus.

- Sampai kira-kira umur 11 tahun, anak membutuhkan guru atau orang-orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi keinginannya. Setelah umur 11 tahun, umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha menyelesaikannya sendiri

- Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat terhadap prestasi sekolah.

- Di dalam permainan biasanya anak tidak lagi terikat kepada aturan permainan tradisional, mereka membuat peraturan sendiri.

Perkembangan secara luas menunjuk pada keseluruhan proses perubahan potensi yang dimiliki individu dan tampil dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri yang baru. Menurut Schneirla (Gunarsa, 1997:29), perkembangan adalah perubahan-perubahan progresif pada organisme, dan organisme ini dilihat sebagai sistem fungsional dan adaftif sepanjang hidupnya.

(27)

Masidjo (2006:1) menyatakan perkembangan adalah suatu proses terjadinya perubahan-perubahan dalam diri individu yang mengarah pada pendewasaan kepribadiaannya.

Segi-segi perkembangan anak sekolah antara lain meliputi : (a) perkembangan fisik, (b) perkembangan emosi, (c) perkembangan sosial, (d) perkembangan intelektual, (e) perkembanga n moral, (f) perkembangan minat (Munandar, 1985:8-11).

1. Perkembangan Fisik

(28)

anak gendut itu terlalu lamban dan tidak dapat diajak untuk bermain. Hal ini bila terjadi terus menerus dapat memunculkan perasaan tidak diterima, minder, sendirian dan sebagainya.

2. Perkembangan Emosi

Menginjak usia sekolah, anak menyadari bahwa ia tidak dapat menyatakan dorongan emosinya begitu saja tanpa mempertimbangkan lingkungan. Ia mulai belajar mengungkapkan perasaannya dalam perilaku yang dapat diterima oleh masyarakat (Munandar,1985:9), oleh karena itu, anak mulai belajar untuk mengendalikan dan mengontrol ekspresi emosinya. Yusuf (2005:181) mengatakan bahwa kemampuan mengontrol emosi diperoleh anak melalui peniruan dan latihan (pembiasaan) dan dalam proses peniruan ini, kemampuan orang tua dalam mengendalikan emosinya sangatlah berpengaruh. Anak-anak belajar bagaimana mengendalikan ekspresi emosinya karena ekspresi emosi dapat menimbulkan penilaian sosial yang tidak menyenangkan terhadap mereka. Contohnya seorang anak yang mengekspresikan ledakan amarahnya dengan berteriak-teriak aka dianggap seperti anak kecil atau bayi oleh lingkungan sekitarnya terutama oleh teman sebayanya.

(29)

3. Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tututan sosial (Hurlock, 250). Usia SD sering disebut usia berkelompok karena pada masa ini ada dorongan yang kuat untuk bergaul dengan orang lain dan ingin diterima oleh orang lain. Perkembangan sosial pada anak Sekolah Dasar ditandai dengan adanya perluasan hubungan misalnya melalui ikatan dengan teman sebaya maupun dengan teman sekelasnya, sehingga ruang gerak hubungan sosialnya telah bertambah luas (Yusuf,2005:180).

Meluasnya lingkungan sosial anak, menyebabkan ia cenderung mengikuti nilai-nilai kelompok sehingga tidak jarang ia harus menentang peraturan-peraturan dari orang tua. Dari pergaulan dengan teman sebaya, anak belajar hal- hal penting dari proses sosialisasi (Munandar, 1985:10), seperti:

a. Belajar mematuhi aturan-aturan kelompok b. Belajar setia kawan

c. Belajar tidak bergantung pada orang dewasa d. Belajar kerja sama

e. Mempelajari perilaku yang dapat diterima oleh lingkungannya f. Belajar menerima tanggung jawab

g. Belajar bersaing dengan orang lain secara sehat (sportif) h. Mempelajari olahraga dan permainan kelompok

(30)

4. Perkembangan Intelektual

Pada usia SD perkembangan intelektual berlangsung sejalan dengan bertambah luasnya pergaulan anak. Minat dan pengalamannya bertambah sehingga ia dapat lebih memahami orang-orang, obyek-obyek, dan situasi-situasi di sekitrnya.

(31)

5. Perkembangan Moral

Anak mulai mengenal konsep moral (mengenal benar salah atau baik buruk) pertama kali dari lingkungan keluarga. Pada usia sekolah dasar, anak sudah dapat me ngikuti pertautan atau tuntutan dari orang tua atau lingkungan sosialnya. Di samping itu, anak sudah dapat mengasosiasikan setiap bentuk perilaku dengan konsep benar salah atau baik buruk. Dalam penilaian tentang baik buruk, anak mulai mempertimbangkan dampak dari situasi-situasi khusus. Atau dengan kata lain anak mulai memahami bahwa penilaian tentang baik dan buruk dapat berubah, tergantung dari keadaan atau situasi munculnya perilaku itu.

Munandar (1985:11) mengatakan bahwa pada usia sekolah dasar kode moral anak banyak dipengaruhi oleh kelompok sebaya atau kelompok teman sekelasnya. Hal ini menurut Munandar (1985:11) dapat menimbulkan konflik apabila kode moral dari kelompok sebaya tidak sesuai dengan patokan kode moral dari keluarganya bahkan dari pihak sekolah. Misalnya, orang tua atau guru tidak membolehkan anak menyontek, tetapi kelompok sebaya menganggap memberi contekan kepada teman sebagai tanda kesetiakawanan.

B. Tugas Perkembangan Anak Sekolah Dasar

(32)

keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Akan tetapi kalau gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya.”

Menurut Achdiyat (1981:2) tugas perkembangan muncul dari tiga hal, yaitu:

1. Kematangan fisik, misalnya belajar bertingkah laku sesuai dengan jenis kelaminnya karena kematangan organ-organ seksual

2. Tuntutan kultural dari masyarakat, misalnya belajar berpartisipasi secara aktif dalam masyarakat sebagai warga negara yang bertanggung jawab. 3. Nilai-nilai personal dan aspirasi individual yang merupakan bagian

kepribadiannya atau dirinya, misalnya pemilihan pekerjaannya dan pemilihan falsafah hidup.

Tugas-tugas perkembangan pada dasarnya mempunyai tiga manfaat, yaitu: pertama, sebagai petunjuk bagi individu untuk mengetahui apa yang diharapkan masyarakat dari individu pada usia- usia tertentu; kedua, memberi motivasi kepada individu untuk melakukan apa yang diharapkan dari mereka oleh kelompok sosial pada usia tertentu sepanjang kehidupan; ketiga, menunjukkan kepada setiap individu apa yang akan mereka hadapi dan tindakan apa yang diharapkan apabila sampai pada tingkat perkembangan berikutnya (Hurlock,1990:9).

(33)

1. Menanamkan dan mengembangkan kebiasaan dan sikap beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Mengembangkan keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. 3. Mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari- hari. 4. Belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya.

5. Belajar menjadi pribadi yang mandiri.

6. Mempelajari keterampilan fisik sederhana yang diperlukan, baik untuk permainan maupun kehidupan.

7. Mengembangkan kata hati, moral dan nilai- nilai sebagai pedoman perilaku.

8. Membina hidup sehat, untuk diri sendiri dan lingkungan.

9. Belajar menjalankan peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya. 10.Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga- lembaga sosial. 11.Mengembangkan pemahaman dan sikap awal untuk merencanakan masa

depan.

Menurut Winkel (1997:160) tugas perkembangan yang dihadapi oleh siswa SD antara lain:

1. Mengatur beraneka kegiatan belajarnya dengan bersikap bertanggung jawab.

(34)

3. Cepat mengembangkan bekal kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.

4. Mengembangkan kesadaran moral berdasarkan nilai-nilai kehidupan (values) dengan membentuk kata hati.

Tugas perkembangan pada anak usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) menurut Yusuf (2005, 69-71) dan Masidjo (2006:13) dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Memperoleh dan mempelajari keterampilan fisik yang dibutuhkan untuk melakukan permainan sehari-hari.

2. Belajar membentuk sikap yang sehat terhadap diri sendiri sebagai makhluk biologis yang tumbuh.

3. Belajar bergaul dengan teman sebaya.

4. Mempelajari peranan sosial sesuai dengan jenis kelaminnya.

5. Memperkembangkan keterampilan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung.

6. Belajar mengembangkan pengertian-pengertian atau konsep-konsep yang perlu untuk kehidupan sehari- hari.

7. Mengembangkan kata hati.

8. Belajar memperoleh kebebasan yang bersifat pribadi.

(35)

Membina anak agar dapat menjalankan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan dengan baik tidak hanya menjadi tanggung jawab orang tua semata, melainkan menjadi tanggung jawab para guru juga bahkan kelompok sebaya juga ikut berperan serta

C. Kurikulum Sekolah Dasar

Pendidikan Sekolah Dasar adalah bagian dari pendidikan dasar sembilan (9) tahun yang berlangsung selama enam (6) tahun di Sekolah Dasar (SD) dan tiga (3) tahun di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Adapun tujuan dari pendidikan dasar yaitu: meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan me ngikuti pendidikan lebih lanjut.

Kurikulum menurut UU Sisdiknas, 2003 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Menurut Peraturan Pemerintah (Permen) Nomor 22, struktur kurikulum SD memuat tiga komponen yaitu: (1) Mata Pelajaran, (3) Muatan Lokal, dan (3) Pengembangan Diri.

Mata pelajaran di tingkat Sekolah Dasar berjumlah delapan (8) mata pelajaran, yang terdiri dari:

1. Pendidikan Agama

2. Pendidikan Kewarganegaraan 3. Bahasa Indonesia.

4. Matematika

(36)

7. Seni Budaya dan Keterampilan

8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Dimana subtansi dari muatan lokal tersebut ditentukan oleh satuan pendidikan.

Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri ini difasilitasi atau dibimbing oleh guru pembimbing, guru atau tenaga kependidikan lain yang kompeten di salah satu bidang, misalnya: seni teater.

Pada lampiran Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2006 mengenai Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah memuat tentang standar kompetensi lulusan untuk siswa-siswi Sekolah Dasar. Kompetensi merupakan penegetahuan, keterampilan, sikap dan nilai- nilai yang diwujudkan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan indikatornya yang dapat diukur dan diamati.

(37)

menentukan kelulusan peserta didik. Adapun Standar Kompetensi Lulusan Satuan Pendidikan (SKL-SP) untuk Sekolah Dasar (SD) selengkapnya adalah sebagai berikut:

1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak

2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri

3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku dalam lingkungannya

4. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi di lingkungan sekitarnya

5. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis, kritis, dan kreatif

6. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, dan kreatif, dengan bimbingan guru/pendidik

7. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensinya 8. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam

kehidupan sehari- hari

9. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan sekitar

10.Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan

11.Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air Indonesia

12.Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan budaya lokal

13.Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman, dan memanfaatkan waktu luang

14.Berkomunikasi secara jelas dan santun

15.Bekerja sama dalam kelompok, tolong- menolong, dan menjaga diri sendiri dalam lingkungan keluarga dan teman sebaya

16.Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis

(38)

D. Kebutuhan Anak Sekolah Dasar

Kebutuhan siswa merupakan hal- hal yang dirasa perlu dipenuhi agar siswa dapat melaksanakan tugas-tugas perkembangannya dengan baik. Menurut Maslow (Goble,1987:70-92) manusia dimotivasi oleh sejumlah kebutuhan dasar yang memiliki sifat sama bagi seluruh individu, tidak berubah, dan berasal dari sumber genetis.

Maslow (Koeswara,1995:223-229) membuat tingkatan kebutuhan manusia, yaitu:

1. Kebutuhan-kebutuhan Dasar Fisiologis

Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis adalah kebutuhan-kebutuhan paling dasar yang pemuasannya ditujukan pada pemeliharaan proses-proses biologis dan kelangsungan hidup. Misalnya kebutuhan akan makan, air, udara, seks dan sebagainya. Sebagai kebutuhan-kebutuhan yang paling dasar dan menyangkut kelangsungan hidup, maka kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis pemuasannya paling mendesak dan paling didahulukan oleh individu. Karena hal tersebut maka individu tidak akan berusaha memuaskan kebutuhan lain sebelum salah satu kebutuhan fisiologis terpuaskan.

2. Kebutuhan akan Rasa Aman

(39)

3. Kebutuhan akan Cinta dan Rasa Memiliki

Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk membangun hubungan afektif dengan orang lain, baik di lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, atau dalam kelompok. Keterpisahan atau ketiadaan ikatan dengan orang lain bisa mengakibatkan individu merasa kesepian, hampa dan tak berdaya.

4. Kebutuhan akan Rasa Harga Diri

Kebutuhan ini terbagi ke dalam dua sub, yaitu:

a. Sub pertama: penghormatan dari diri sendiri, yang mencakup hasrat dari individu untuk memperoleh kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi, prestasi, kemandirian dan kebebasan. Kesemuanya itu mengimplikasikan bahwa individu ingin dan perlu mengetahui bahwa dirinya mampu menyelesaikan segenap tugas atau tantangan dalam hidupnya.

b. Sub kedua: penghargaan dari orang lain, yang mencakup prestasi. 5. Kebutuhan akan Aktualisasi Diri

(40)

Kebutuhan pada anak sekolah dasar, yang terutama berkisar pada kebutuhan mendapatkan kasih sayang dan perhatian, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk memajukan perkembanga n kognitifnya, serta memperoleh pengakuan dari teman sebayanya (Winkel, 1997:160)

E. Masalah-masalah Siswa Sekolah Dasar

Masalah adalah sesuatu yang menghambat, mempersulit individu dalam usaha mencapai sesuatu. Masalah yang timbul atau dialami oleh individu dapat terjadi karena adanya dorongan dan kebutuhan yang belum terpenuhi, tugas-tugas perkembangan yang belum terselesaikan atau adanya tujuan tertentu yang belum tercapai.

Masalah adalah kesulitan yang dialami oleh anak karena adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Dengan kata lain masalah timbul apabila ada perbedaan antara keadaan defacto dengan keadaan yang diinginkan.

Menurut Winkel (1997,81-82) masalah- masalah yang dialami siswa dapat digolongkan menjadi beberapa bidang masalah, yaitu:

1. Masalah Belajar

Masalah belajar adalah masalah yang timbul dalam proses belajar. Dalam hal ini individu merasakan kesulitan dalam menghadapi kegiatan belajar.

(41)

dengan siswa kurang akrab, dan terlalu banyak tugas rumah sehingga kesempatan belajar kurang.

2. Masalah Kelua rga

Ada hal- hal yang menyebabkan para siswa mengalami kesulitan belajar karena situasi keluarga, antara lain: suasana rumah kurang harmonis, keadaan ekonomi kurang memadai, orang tua terlalu menuntut dan menekan.

3. Masalah Pengisian Waktu Luang

Masalah ini dirasakan oleh individu dalam menghadapi waktu-waktu luang yang tidak terisi oleh suatu kegiatan tertentu (Djumhur dan Surya, 1975:33).

Yang menjadi masalah adalah bagaimana cara mengisi waktu-waktu tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat, baik bagi dirinya sendiri maupun bagi masyarakat. Atau dengan kata lain kesulitan timbul karena tidak mempunyai hobi, terlalu banyak tugas tidak tahu cara mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat.

Siswa-siswi sekolah dasar dapat mengalami masalah ini, misalnya pada jam-jam bebas, pada waktu libur dan di luar jam sekolah.

4. Masalah Pergaulan dengan Teman Sebaya

(42)

mencontek dan berkelahi) menghadapi teman yang beda pendapat, dan menghadapi teman yang berlatar belakang jauh berbeda (miskin/kaya). 5. Masalah Pergulatan Dalam Diri

Pergulatan dalam diri dapat timbul karena individu merasa kurang berhasil dalam menghadapi dan menyesuaikan diri dengan hal- hal dari dalam dirinya sendiri. Atau dengan kata lain, masalah pergulatan dalam diri pada umumnya timbul karena individu tidak atau kurang berhasil dalam mempertemukan antara aspek-aspek pribadi di satu pihak dan keadaan di pihak lain.

Pergulatan dalam diri dapat mengganggu konsentrasi belajar. Contoh masalah yang timbul karena adanya pergulatan dalam diri, antara lain: iri terhadap teman yang sukses, rendah diri, cemburu dan gelisah memikirkan masa depan.

Winkel (1997:807) dalam Daftar Cek Masalah mengelompokan bidang masalah siswa menjadi delapan bidang permasalahan, yaitu: (1) hubungan sosial, (2) kesehatan/pertumbuhan jasmani, (3) kepribadian yang menyangkut sifat dan sikap, (4) pengisisan waktu luang, (5) kehidupan keluarga/tempat tinggal, (6) studi/belajar, (7) masa depan, (8) permasalahan moral/agama.

(43)

penulis mengelompokan masalah anak menjadi delapan bidang masalah. Kedelapan bidang masalah tersebut selanjutnya menjadi aspek-aspek yang akan diturunkan menjadi instrumen dalam penelitian, yaitu bidang masalah: (1) fisik dan kesehatan, (2) pergaulan, (3) kepribadian yang menyangkut sifat dan sikap, (4) prestasi belajar, (5) nilai agama dan moral, (6) masa depan, (7) waktu luang, (8) lingkungan kehidupan (keluarga/masyarakat/sekolah).

Anak memerlukan bantuan dari orang tua atau orang dewasa lainnya untuk dapat membantunya mengatasi masalah- masalah yang mereka hadapi. Mereka membutuhkan pendampingan orang lain yang mau mendengarkan dan dapat menjadi tempat untuk mencurahkan kesulitan dan masalah yang mereka hadapi. Dengan demikian anak diharapkan mendapat bekal yang cukup guna menghadapi masa remaja yang menanti mereka sehingga mereka dapat berkembang secara optimal dan utuh sebagai seorang pribadi.

F. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

Berikut ini akan diuraikan hal- hal yang terkait dengan Bimbingan dan Konseling di SD antara lain: pengertian bimbingan dan konseling, tujuan bimbingan dan konseling, bidang bimbingan dan konseling, dan layanan bimbingan klasikal/kelompok.

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling

(44)

Konseling dinyatakan dalam SK Mendikbud No.25/O/1995 sebagai berikut:

Bimbingan dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku (Prayitno,tanpa tahun:11)

Dari pengertian di atas dapat dilihat hal- hal yang penting dalam kegiatan bimbingan dan konseling antara lain: bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan, dilakukan melalui kegiatan perorangan dan kelompok, tujuannya membantu peserta didik untuk mandiri dan berkembang secara optimal, ada empat bidang bimbingan (pribadi, sosial, belajar dan karier), dilaksanakan melalui jenis-jenis layanan tertentu dan sejumlah kegiatan pendukung, dan pelayanan harus didasarkan pada norma-norma yang berlaku.

2. Tujuan Bimbingan dan Konseling

(45)

Lebih spesifik Nurihsan dan Sudianto (2005:10) menjabarkan tujuan bimbingan dan konseling ditinjau dari peserta didik yaitu, agar mereka dapat:

a. Mengembangkan seluruh potensinya seoptimal mungkin. b. Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya sendiri.

c. Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi lingkungan SD, keluarga, pekerjaan, sosial ekonomi dan kebudayaan.

d. Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasi dan memecahkan masalahnya.

e. Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan minat, dan bakatnya dalam bidang pendidikan dan pekerjaan.

f. Memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar SD untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di SD tersebut.

3. Bidang Bimbingan dan Konseling

(46)

a. Bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi adalah jenis bimbingan yang membantu para siswa dalam menghadapi dan memecahkan masalah-masalah pribadi, misalnya pemahaman diri, penyesuaian diri dan sejenisnya. Bimbingan pribadi mengarah pada pencapaian pribadi yang matap dengan memperhatikan keunikan dan bidang-bidang permasalahan yang dihadapi siswa.

b. Bimbingan sosial. Bimbingan sosial adalah jenis bimbingan yang membantu siswa mengahadapi dan memecahkan masalah-masalah yang berhubungan dengan orang lain (sosial), misalnya: masalah pergaulan, penyelesaian konflik dengan orang lain, dan sebagainya. Bimbingan sosial diartikan sebagai upaya untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan sosial siswa.

(47)

d. Bimbingan karier. Bimbingan karier yaitu jenis bimbingan yang membantu siswa dalam menghadapi masalah- masalah seperti: pemahaman terhadap duia kerja, pengembangan karier, penyesuaian pekerjaan, dan pemahaman terhadap keadaan dirinya serta kemungkinan pengembangan karier yang sesuai dengan kemampuan dirinya.

4. Layanan Bimbingan Klasikal (Kelompok)

Bimbingan kelompok adalah suatu pelayanan bimbingan yang diberikan kepada lebih dari satu orang pada waktu yang bersamaan. Tujuan dari pelayanan bimbingan secara kelompok yaitu supaya orang yang dilayani menjadi mampu mengatur kehidupan sendiri, memiliki pandangannya sendiri dan tidak sekedar membebek pendapat orang lain, mengambil sikap sendiri, dan berani menanggung sendiri efek serta konsekuensi dari segala tindakannya (Winkel,1997:519).

Pengertian layanan bimbingan kelompok menurut buku Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling (tanpa tahun, 36), sebagai berikut: Layanan bimbingan kelompok, merupakan layanan yang

(48)

Dalam memberikan pelayanan bimbingan kelompok/klasikal, guru pembimbing diharapkan terlebih dahulu membuat program bimbingan. Program bimbingan yaitu suatu rangkaian topik bimbingan yang direncanakan menjadi bahan pelayanan bimbingan selama periode tertentu, misalnya satu semester.

Topik bimbingan adalah pokok bahasan tertentu yang diberikan kepada siswa secara kelompok dengan tujuan untuk membantu siswa mengatasi masalah yang mereka alami.

Pelayanan bimbingan pada SD mengacu kepada perkembangan siswa SD yang tengah menempuh pendidikan tingkat dasar, beradaptasi dengan lingkungan yang lebih luas dan belajar bersosialisasi dengan mengenal berbagai aturan, nilai dan norma-norma secara sistematik, luas dan konperehens if, serta mempersiapakan diri untuk menatap masa depan. Menurut Nurihsan dan Sudianto (2005: 23-28) ada beberapa materi

yang dapat dijadikan topik bimbingan kelompok, antara lain: a. Isi layanan bimbingan pribadi-sosial berbasis kompetensi:

1) Praktek hubunga n berdasarkan ajaran agama 2) Konsep pola hidup sehat

3) Pengembangan pengaruh positif dan menghindari pengaruh negatif perubahan fisik dan psikis terhadap hubungan sosial

(49)

b. Isi layanan bimbingan belajar berbasis kompetensi:

1) Contoh-contoh pengaruh hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif, cara-cara dan praktik pengembangan pengaruh positif hub ungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar, cara-cara dan praktik menghindari dan mengatasi pengaruh negatif hubungan teman sebaya terhadap kegiatan belajar.

2) Motivasi, sikap, kebiasaan dan keterampilan di dalam dan di luar kelas, membaca cepat dan tepat, menyiapkan tugas, karya tulis dan sebagainya.

c. Isi layanan bimbingan karier berbasis kompetensi:

1) Keterkaitan pengetahan dan keterampilan program kulikuler SD dengan karir-karir tertentu.

2) Contoh-contoh penerapan sistem nilai dalam pekerjaan dan pengembangan karir, dan sebagainya.

(50)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini akan diuraikan hal- hal yang berhubungan dengan metode penelitian, yang terdiri dari : jenis penelitian, subjek penelitian, alat pengumpul data, prosedur pegumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode survei. “Penelitian deskriptif adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti (Kountur,2003:53).

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang masalah-masalah yang intens dialami oleh siswa-siswa kelas V SD Karangt uri Semarang Tahun ajaran 2006/2007.

Berdasarkan hasil penelitian itu akan disusun suatu usulan topik-topik bimbingan klasikal bagi siswa-siswi kelas V sekolah tersebut.

B. Subjek Penelitian

(51)

Tabel 1

Jumlah Siswa Kelas V SD Karang turi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007

Kelas Putera Puteri Jumlah

VA 17 17 34

VB 18 16 34

VC 19 16 35

VD 19 16 35

Jumlah 73 65 138

C. Alat Pengumpul Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan kuesioner masalah yang dialami siswa SD sebagai alat pengumpul data. Kuesioner ini disusun oleh peneliti dengan mengacu pada kajian pustaka dan mengacu pada Kuesioner Kebutuhan Siswa yang digunakan Maria Imakulata Tere dalam skripsinya yang berjudul “Survei Kebutuhan Siswa SD Santa Maria Blitar Kelas IV, V, VI Tahun Ajaran 2000/2001 dan Implikasinya Terhadap Usulan Topik-topik Bimbingan Klasikal”. Kuesioner yang digunakan oleh Maria Imakulata Tere merupakan hasil modifikasi dari Kuesioner Kebutuhan Siswa yang disusun oleh Drs.R. H. Dj. Sinurat,M.A

(52)

dan butir-butir pernyataan untuk mengungkap masalah siswa yang terdiri dari 64 pernyataan. Kisi-kisi kuesioner masalah siswa disajikan dalam tabel 2.

Tabel 2

Kisi-kisi Kuesioner Masalah Siswa (Kuesioner sebelum Final)

No Bidang Masalah Jumlah

Item

Nomor- nomor Item pada Kuesioner 1 2 3 4 5 6 7 8

Fisik Dan Kesehatan

Pergaulan

Kepribadian yang Menyangkut Sifat dan Sikap

Belajar

Nilai Agama dan Moral Masa Depan Waktu Luang Lingkungan Kehidupan (Keluarga/Masyarakat/Sekolah) 8 11 9 14 7 5 5 5

1,9, 17, 25, 33, 40, 45, 54

2, 10, 18, 26, 34, 41, 46, 55, 57, 59, 60

3, 11, 19, 27, 35, 42, 47, 56, 58

4, 12, 20, 28, 36, 43, 48, 49, 50, 51, 52, 61, 62, 63

5, 13, 21, 29, 37, 44, 53 6, 14, 22, 30, 38

7, 15, 23, 31.64 8, 16, 24, 32, 39

(53)

Alternatif jawaban dan skor yang disediakan terhadap jawaban responden adalah :

Skor 1 : Apabila siswa tidak merasakan/mengalami (TM) Skor 2 : Apabila siswa kurang merasakan/mengalami (KM) Skor 3 : Apabila siswa merasakan/mengalami (M)

Skor 4 : Apabila siswa sangat merasakan/mengalami (SM)

Kuesioner ini bersifat tertutup karena alternatif jawaban sudah ada, responden mengisi sesuai dengan pemahamannya. Untuk menjaga kerahasiaan jawaban, responden tidak perlu menuliskan namanya. Dengan demikian siswa diharapkan lebih terbuka dan jujur dalam menjawab kuesioner sesuai dengan isi hatinya. Untuk mendapatkan data yang akurat, maka instrumen penelitian harus memenuhi persyaratan. Dua syarat utama yang harus dipenuhi dari sebuah alat ukur untuk memperoleh suatu pengukuran yang akurat, yaitu validitas dan reliabilitas. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas alat ukur, peneliti mengadakan uji coba penelitian sebelum melakukan penelitian. Rekapitulasi data uji coba penelitian dapat dilihat pada lampiran 1.

1. Validitas Instrumen

Menurut Hasan (2002:27) validitas adalah seberapa jauh alat ukur mengukur hal atau objek yang ingin diukur. Alat ukur dikatakan valid apabila alat itu mampu mengukur apa yang seharusnya diukur dengan memperhatikan kecermatan dan ketepatan.

(54)

yang ditentukan berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria eksternal. Untuk mengetahui validitas alat ukur, dapat juga dilihat dari validitas konstruk atau konsep. Menurut Masidjo (1995:244), yang dimaksud dengan validitas konstruk atau konsep adalah suatu validitas yang menunjukkan sampai di mana isi suatu tes atau alat pengukur sesuai dengan suatu konsep yang seharusnya menjadi isi tes atau alat pengukur tersebut atau konstruksi teoritis yang mendasari disusunnya tes atau alat pengukur tersebut. Validitas eksternal yaitu validitas yang diukur berdasarkan kriteria eksternal. Kriteria eksternal dapat berupa hasil ukur instrumen baku atau instrumen yang yang dianggap baku, dapat pula berupa hasil ukur lain yang sudah tersedia dan dapat dipercaya sebagai ukuran dari suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Validitas yang ditentukan berdasarkan kriteria internal disebut validitas butir. Validitas butir tercermin dari besarnya koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total per aspek. Untuk menghitung koefisien korelasi antara skor butir dengan skor total per aspek digunakan koefisien korelasi Product Moment dari Pearson (rxy) dengan rumus angka kasar (Masidjo,1995:246) sebagai

berikut:

rxy =

( )( )

( )

{

}

{

( )

}

2 2

2

2 X N Y Y

X N

Y X XY

(55)

Keterangan Rumus:

rxy : Koefisien Korelasi antara X dan Y (Koefisien Validitas)

X : Skor item yang akan diuji validitasnya Y : Skor total sub-aspek yang diuji validitasnya N : Jumlah populasi

Untuk menentukan taraf validitas item, digunakan Azwar dan Friedenberg (Situmorang, 2002:42) yang menyatakan bahwa untuk skala psikologi sebaiknya digunakan patokan koefisien korelasi minimal 0,30. dengan demikian item yang koefisien korelasinya < 0,30 dinyatakan perlu diperbaiki atau digugurkan, sedangkan item yang koefisien korelasinya

≤0,30 dianggap valid.

Alat pengumpul data yang digunakan penulis dalam penelitian ini sudah sesuai dengan validitas konstruk atau konsep karena penyusunan kuesioner berdasarkan atas kajian pustaka dan untuk mengetahui validitas butir penulis menghitungnya menggunakan koefisien korelasi Product Moment dari Pearson (rxy) dengan rumus angka kasar.

(56)

validitas kuesioner per aspek dapat dilihat pada lampiran 2, rekapitulasi hasil analisis uji validitas disajikan dalam tabel 3.

Tabel 3

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Validitas

Bidang Masalah Jumlah

item

Yang Valid

Tidak Valid

1. Fisik dan Kesehatan 8 0 8

2. Pergaulan 11 9 2

3. Kepribadian yang Menyangkut Sifat dan Sikap

9 7 2

4. Belajar 14 10 4

5. Nilai Agama dan Moral 7 2 5

6. Masa Depan 5 4 1

7. Waktu Luang 5 0 5

8. Lingkungan Kehidupan

(Keluarga/Masyarakat/Sekolah)

5 0 5

Jumlah 64 32 32

Secara riil item yang digunakan dalam penelitian adalah item yang koefisien korelasinya ≥0,30dan 17 item yang telah diperbaiki dan telah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing.

(57)

Tabel 4

Kisi-kisi Kuesioner Penelitian (Kuesioner yang Final)

No Bidang Masala h Jumlah

Item

Nomor- nomor Item pada Kuesioner 1 2 3 4 5 6 7 8

Fisik Dan Kesehatan Pergaulan

Kepribadian yang Menyangkut Sifat dan Sikap

Belajar

Nilai Agama dan Moral Masa Depan Waktu Luang Lingkungan Kehidupan (Keluarga/Masyarakat/Sekolah) 5 9 8 12 5 4 3 3

1, 8, 11, 18, 33

2, 12, 19, 25, 29, 34, 41, 43, 45

3, 9, 13, 20, 30, 35, 42, 44

4, 14, 21, 26, 31, 36, 37, 38, 39, 46, 47, 48 5, 22, 27, 32, 40, 6, 10, 15,28 16, 23, 49 7, 17, 24

Jumlah 49

2. Reliabilitas Instrumen

(58)

pengukuran tidak menunjukan penyimpangan atau perbedaan-perbedaan yang berarti.

Untuk memperoleh koefisien reliabilitas, digunakan metode belah dua (Split-half Method). Dimana hasil atau skor-skor dari suatu pengukuran dibagi atau dibelah menjadi dua bagian, yakni bagian pertama yang berupa hasil atau skor yang berasal dari item- item bernomor gasal (X) dan bagian kedua berupa hasil atau skor yang berasal dari item- iten bernomor genap (Y). Metode ini digunakan untuk menguji reliabilitas suatu alat ukur dengan satu kali pengukuran pada suatu kelompok. Derajat reliabilitasnya ditentukan dengan pedoman daftar korelasi reliabilitas (Masidjo,1995:209)

Koefisien Korelasi Kualifikasi

±0,91 – ±1,00

±0,71 – ±0,90

±0,41 – ±0,70

±0,21 – ± 0,40 Negatif - ±0,20

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(59)

dari item- item yang bernomor genap (Y) dengan menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Pearson dengan rumus angka kasar, diperoleh koefisien gasal- genap sebesar 0,8821. Hasil koefisien yang didapat baru mencerminkan taraf reliabilitas separo atau setengah tes karena hasil dari satu dibagi dua. Untuk mendapatkan taraf reliabilitas seluruh tes digunakan formulasi Spearman Brown dengan rumus :

r

tt

=

gg gg r xr + 1 2

Keterangan Rumus : rtt : Koefisien reliabilitas

rgg : Koefisien gasal- genap

Penghitungan reliabilitas instrumen sebagai berikut:

r

tt

=

(60)

Dalam menentukan reliabilitas kuesioner, Kaplan dan Saccuzo (Situmorang, 2002:31) menegaskan bahwa koefisien reliabilitas yang besarnya antara 0,70-0,80, dianggap memenuhi kualitas keterandalan. Masidjo (1995:209) menetapkan bahwa koefisien 0,71-0,90 menunjukan reliabilitas tinggi. Berdasarkan kriteria tersebut, maka tingkat reliabilitas instrumen termasuk sangat tinggi yaitu 0,9373. Data uji dan penghitungan reliabilitas dapa dilihat pada lampiran 3 dan 4.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data meliputi beberapa tahap, yaitu 1. Tahap Persiapan

Dalam tahap ini peneliti melakukan beberapa usaha sebagai persiapan melakukan penelitian. Sebelum pengisian kuesioner, peneliti melakukan beberapa hal yaitu:

a. Menghubungi kepala sekolah SD Karangturi untuk membicarakan rencana penelitian sekaligus meminta ijin dan bantuannya dalam rangka penelitian.

b. Menyusun kuesioner masalah siswa SD

c. Mengkonsultasikan kuesioner kepada dosen pembimbing I dan juga dosen pembimbing II.

d. Merevisi masalah siswa SD.

e. Menghubungi kepala sekolah SD Kanisius Sengkan Yogyakarta untuk membicarakan rencana uji coba penelitian sekaligus meminta ijin untuk melaksanakan uji coba penelitian.

(61)

Uji coba kuesioner dilaksanakan pada tanggal 19 Oktober 2006 pada siswa kelas V SD Kanisius Sengkan dengan jumlah 31 siswa. Tujuan uji coba tersebut adalah untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen

Berdasarkan data uji coba kuesioner, peneliti melakukan analisis validitas dan reliabilitas kuesioner. Dari analisis validitas kuesioner, 32 item dinyatakan valid, 17 item diperbaiki atau direvisi dan sebanyak 15 item dinyatakan gugur. Tingkat reliabilitas kuesioner termasuk sangat tinggi yaitu 0,9373

2. Tahap pengisian kuesioner

Pengisian kuesioner dilakukan di SD Karangturi Semarang pada tanggal 4 Desember, 5 Desember dan 6 Desember 2006. Rincian waktu pengisian kuesioner disajikan dalam tabel 5.

Tabel 5

Waktu Pengisian Kuesioner Kelas Tanggal Siswa yang

hadir

Siswa yang tidak hadir V-A 4 Desemb er 2006 33 orang 1 orang V-B 4 Desember 2006 33 orang 1 orang

V-C 6 Desember 2006 35 orang --

V-D 5 Desember 2006 35 orang --

(62)

E. Teknik Analisis Data

1. Peneliti menentukan skor dari setiap alternatif jawaban

2. Peneliti me mbuat tabulasi skor dari item- item yang ada dalam kuesioner dan menghitung total skor untuk masing- masing item.

3. Peneliti menentukan masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa berdasarkan kriteria Penilaian Acuan Norma (PAN) tipe I, yaitu: M + 0,75 S

M =

n X

S =

1 2

(

)

2

X X

n

n

Keterangan rumus: M = Mean

X = Jumlah skor total item

n = Jumlah item kuesioner penelitian S = Standard Deviation

Besarnya skor ditentukan oleh besarnya skor real yang dicapai 4. Peneliti mengelompokkan masalah- masalah yang secara intens dialami

siswa kelas VA, VB, VC dan VD SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007 ke dalam empat bidang masalah sesuai dengan empat bidang bimbingan yaitu: bidang pribadi, bidang sosial, bidang belajar dan bidang karier.

(63)
(64)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini disajikan hasil penelitian yang berupa daftar masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun pelajaran 2006/2007 dan pembahasannya. Hasil penelitian ini merupakan jawaban atas masalah penelitian, yaitu: Masalah- masalah apakah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karang turi Semarang tahun ajaran 2006/2007?

Usulan topik-topik bimbingan klasikal yang sesuai untuk SD Karang turi Semarang dan Satuan Pelayanan Bimbingan (SPB) sebagai implikasi penelitian ini akan diuraikan pada bab V.

A. Masalah-masalah yang Secara Intens Dialami oleh Siswa -siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007

Bagian ini memuat hasil pengolahan data penelitian terhadap siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007.

(65)

Kelas V-A: M = 67 S = 10 M+0,75 S = 74 Kelas V-B: M = 67 S = 9 M+0,75 S = 74 Kelas V-C: M = 73 S = 13 M+0,75 S = 83 Kelas V-D: M = 71 S = 12 M+0,75 S = 80

Dari hasil pengolahan data penelitian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa mean kelas V-A, V-B, V-C dan V-D SD Karangturi Semarang tidak terlalu jauh rentangnya yaitu antara 67-73. Rekapitulasi data hasil penelitian dapat dilihat pada lampiran 6.

Masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas V SD Karangturi Semarang menjadi dasar penyusunan usulan topik-topik bimbingan klasikal. Untuk keperluan penyusunan topik-topik bimbingan klasikal, kedelapan bidang masalah yang dialami siswa-siswi dikelompokan ke dalam empat bidang bimbingan, yaitu: (1) bidang pribadi, mencakup fisik dan kesehatan, nilai agama dan moral, kepribadian yang menyangkut sifat dan sikap; (2) bidang sosial, mencakup pegaulan, lingkungan kehidupan (Keluarga/Masyarakat/Sekolah), dan waktu luang; (3) bidang belajar, yang mencakup prestasi belajar pada umumnya (4) bidang karier mencakup bidang masalah pada masa depan yang menyangkut pekerjaan yang ada dalam masyarakat.

(66)

tabel 6

Tabel 6

Masalah-masalah yang Secara Intens Dialami oleh Siswa -siswi Kelas V SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 No.

Item

Masalah-masalah siswa Kls. V-A Kls. V-B Kls. V-C Kls. V-D

Masalah Pribadi

1 Saya kurang percaya diri terhadap fisik saya

ü ü - -

13 Saya kurang mengetahui kelebihan-kelebihan diri yang saya miliki.

- - ü -

27 Terkadang saya merasa sulit berkata apa adanya.

ü ü ü ü

30 Saya tidak bisa menceritakan kesulitan saya kepada orang yang lebih tua dari saya.

ü - ü -

33 Saya kurang mengetahui bahaya-bahaya dari penggunaan narkoba dan minuman keras bagi kesehatan.

ü - - -

35 Terkadang saya merasa ragu-ragu dalam mengambil suatu keputusan.

ü ü ü ü

40 Saya kurang mengetahui baik buruk dari setiap tingkah laku saya.

ü - ü -

42 Saya kurang disiplin dalam mengerjakan sesuatu.

- - ü -

(67)

Masalah Sosial

25 Saya merasa kurang bersikap baik kepada orang tua.

ü ü ü ü

29 Saya merasa kurang bersikap baik kepada guru.

- - ü -

Masalah Belajar

4 Saya merasa kurang tekun dalam belajar. - ü ü ü 14 Saya merasa kurang siap dalam rangka

menghadapi.

ü ü - ü

21 Saya belum mengetahui cara belajar yang baik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.

- ü -

26 Saya kurang memahami pentingnya mengatur waktu belajar di rumah.

ü ü ü ü

31 Saya belum mengetahui hal- hal apa yang perlu dipersiapkan untuk masuk SMP.

ü - ü ü

37 Saya takut tidak berhasil dalam pelajaran IPS.

- ü - ü

46 Saya kurang menyukai beberapa pelajaran di sekolah.

ü - ü ü

47 Saya merasa bosan belajar dalam waktu yang lama.

ü ü - ü

Masalah Karier

6 Saya bingung karena cita-cita saya selalu berubah-ubah

ü - ü ü

(68)

Berdasarkan jumlah masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi dari masing- masing kelas, seperti yang terdapat pada tabel 6, dapat ditarik kesimpulan bahwa jumlah masalah yang dialami oleh masing- masing kelas jumlahnya hampir sama, rentangannya antara 11-14 butir masalah. Dalam tabel 6 juga dapat terlihat bahwa ada masalah- masalah intens yang dialami oleh siswa-siswi kelas tertentu dan ada masalah- masalah intens yang dialami oleh beberapa kelas.

B. Pembahasan

Pada bagian ini peneliti membahas masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi kelas tertentu saja, masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi dua kelompok, masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi tiga kelas, dan masalah- masalah yang secara intens dialami oleh siswa-siswi empat kelas, kelas V SD Karangturi Semarang tahun ajaran 2006/2007.

1. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa -siswi satu kelas, kelas V SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.

a. Masalah-masalah yang secara intens hanya dialami oleh siswa -siswi kelas VA.

1) Bidang pribadi, nomor item 33 dengan skor 82.

(69)

Ada berbagai hal yang membuat siswa-siswi kurang mengetahui atau bahkan tidak mengetahui sama sekali tentang bahaya dari penggunaan narkoba dan minuman keras, diantaranya karena kurang mendapatkan informasi tentang narkoba dan minuman keras dari pihak yang ahli dan yang dapat bertanggung jawab.

Akibat-akibat yang dapat terjadi bila siswa-siswi kurang mengetahui tentang narkoba dan minuman keras, antara lain: mereka mencari tahu secara langsung tentang apa itu narkoba dan minuman keras dengan cara coba-coba. Melalui cara tersebut, mereka dapat menjadi pemakai narkoba dan minuman keras yang nantinya akan merugikan mereka, baik dari segi fisik maupun psikis.

(70)

membekali anaknya dengan pendidikan iman yang kokoh. Usaha yang dapat dilakukan oleh siswa-siswi antara lain: aktif mencari informasi dengan banyak membaca buku-buku mengenai narkoba dan minuman keras serta akibat penggunaannya bagi kesehatan.

b. Masalah-masalah yang secara intens hanya dialami oleh siswa -siswi kelas VB.

1) Bidang belajar, item no 21 skor 75

Butir pernyataannya: Saya belum mengetahui cara belajar yang baik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.

Ada berbagai hal yang menyebabkan siswa-siswi belum mengetahui cara belajar yang baik supaya mendapatkan hasil yang memuaskan, antara lain: siswa-siswi belajar hanya pada saat akan ulangan atau ujian, siswa-siswi tidak mempunyai catatan yang lengkap dari suatu mata pelajaran.

Akibat yang terjadi apabila siswa-siswi belum mengetahui cara belajar yang baik, antara lain: hasil belajar yang diraih kurang memuaskan atau dengan kata lain nilai ujian yang jelek.

(71)

bahwa cara belajar yang hanya belajar pada saat akan ujian merupakan cara belajar yang kurang baik. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi untuk keluar dari kesulitannya, antara lain adalah: membuat catatan atau ringkasan mengenai mata pelajaran yang diterangkan guru di sekolah. Mengulang kembali pelajaran di sekolah sepulang sekolah dan mempelajari pelajaran atau membaca materi yang akan diajarkan di sekolah esok hari.

c. Masalah-masalah yang secara intens hanya dialami oleh siswa -siswi kelas VC.

1). Bidang pribadi, item no 13 skor 84.

Butir pernyataannya: Saya kurang mengetahui kelebihan-kelebihan diri yang saya miliki.

Ada berbagai hal yang dapat menyebabkan siswa-siswi kurang mengetahui kelebihan-kelebihan diri yang dimiliki, antara lain: siswi tidak mendapatkan perhatian yang cukup dari keluarganya, siswa-siswi tidak pernah ditunjukan kebaikan atau kelebihan yang ada dalam diri siswa-siswi, dan kurangnya keterbukaan antara siswa-siswi dengan orang tua atau guru.

(72)

Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu siswa-siswi, antara lain: membantu siswa-siswi untuk menyadari kelebihan-kelebihan yang dimilikinya melalui bimbingan klasikal. Usaha yang dapat dilakukan orang tua untuk mengatasi kesulitan anaknya, antara lain: menciptakan suasana terbuka antara anggota keluarga, mendampingi dan membimbing anaknya dalam menemukan kelebihan-kelebihan yang dimiliki anaknya. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi untuk mengatasi kesulitannya, antara lain: belajar untuk terbuka dengan siapa pun untuk meminta masukan mengenai dirinya sendiri supaya siswa-siswi dapat lebih mengenal dirinya.

2). Bidang sosial, item no 29 skor 85

Butir pernyataannya: Saya merasa kurang bersikap baik kepada guru. Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan siswa-siswi kurang bersikap baik kepada guru, antara lain: siswa-siswi tidak menyenangi mata pelajaran yang diampu oleh guru yang bersangkutan dan antara guru dan siswa-siswi kurang memahami karakter masing- masing.

(73)

Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu siswa-siswi, antara lain: dengan memberikan bimbingan klasikal mengenai menjalin hubunga yang baik dengan guru. Usaha yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anaknya, antara lain: memberikan pengertian kepada anaknya bahwa mereka harus bersikap baik kepada guru karena guru adalah pengganti orang tua di sekolah. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi untuk mengatasi kesulitannya antara lain: mencoba lebih memahami karakter dari guru yang mengajarnya, mengenai bagaiman cara guru mengajar sehingga siswa-siswi dapat menerima guru apa adanya.

3). Bidang pribadi, item no 42 skor 85.

Butir pernyataannya: Saya kurang disiplin dalam mengerjakan sesuatu. Ada beberapa hal yang menyebabkan siswa-siswi kurang disiplin dalam mengerjakan sesuatu, antara lain: Pada usia sekolah dasar, siswa-siswi masih senang melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya, dengan kata lain siswa-siswi kurang disiplin dalam mengerjakan sesuatu bisa dikarenakan mereka tidak menyukai apa yang mereka kerjakan.

(74)

Usaha yang dapat dilakukan guru pembimbing untuk membantu siswa-siswi antara lain: dengan memberikan bimbingan klasikal mengenai bagaimana cara mendisiplinkan siswa-siswi dalam mengerjakan sesuatu. Usaha yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anaknya, antara lain: membuat peraturan yang telah disepakati oleh orang tua dan anak, misalnya memberikan jangka waktu tertentu pada anak untuk menyelesaikan tugasnya. Usaha yang dapat dilakukan siswa-siswi untuk keluar dari kesulitannya antara lain: mencoba untuk mendisiplinkan diri dalam mengerjakan sesuatu.

2. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa -siswi dua kelas, kelas V SD Karangturi Semarang Tahun Ajaran 2006/2007.

a. Masalah-masalah yang secara intens dialami oleh siswa -siswi kelas VA dan VB.

1) Bidang pribadi, item no 1, dengan skor VA 78 dan VB 78 Butir pernyataannya: Saya kurang percaya diri.

Ada beberapa hal yang dapat membuat siswa kurang percaya diri, diantaranya karena siswa-siswi tidak mengenal dirinya sendiri secara baik. Mereka tidak menyadari kelebih

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
+4

Referensi

Dokumen terkait

Bandara Jawa Barat À À À À Pelabuhan Pamanukan Pelabuhan Cirebon Pelabuhan Pangandaran Pelabuhan Ratu Jalan Tol Soreang - Pasirkoja Purwakarta Kuningan Tasikmalaya Bogor Cianjur

Untuk mengetahui strategi, cara berpikir, langkah-langkah pemecahan masalah, serta kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal- soal tes, peneliti

Untuk mempercepat adopsi teknologi yang telah dihasilkan oleh Badan Litbang Departemen Pertanian, maka sejak tahun 2009 telah ditandatngani nota kesepahaman antara Badan

Pihak pertama pada tahun 2016 ini berjanji akan mewujudkan target kinerja tahunan sesuai lampiran perjanjian ini dalam rangka mencapai target kinerja jangka

Proses ini bertujuan untuk merubah data dalam format kertas ke format digital dengan melakukan proses scanning terhadap data yang dimiliki dengan menggunakan scanner

Nilai odds ratio (OR) pekerjaan menunjukkan bahwa pekerjaan nelayan/ bertani/berkebun memiliki peluang 3,800 kali lebih besar menderita filariasis dibandingkan

Atau dapat pula: “Jika tinggi Anda kurang dari 140 cm dan Anda tidak memakai mobil khusus, maka Anda tidak dapat memiliki SIM A”.. Translasi Bahasa Alami ke Formula

Merupakan pajak penghasilan dalam tahun berjalan yang dipungut oleh bendahara pemerintah baik pusat maupun swasta berkenaan dengan pembayaran atas penyerahan