• Tidak ada hasil yang ditemukan

Turbin aliran silang dengan jumlah sudu 18 untuk pembangkit listrik - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Turbin aliran silang dengan jumlah sudu 18 untuk pembangkit listrik - USD Repository"

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

TURBIN ALIRAN SILANG DENGAN JUMLAH SUDU

18 UNTUK PEMBANGKIT LISTRIK

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Jurusan Teknik Mesin

Disusun oleh : Amanda Rachma Jaya

NIM : 035214028

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

JURUSAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

(2)

CROSSFLOW TURBINE WITH 18 BLADES

FOR GENERATOR

FINAL PROJECT

Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Teknik Degree

in Mechanical Engineering

By

Amanda Rachma Jaya

Student Number: 035214028

MECHANICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM

MECHANICAL ENGINEERING DEPARTMENT

SCIENCE AND TECHNOLOGY FACULTY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

2008

(3)

(4)
(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

(6)

LEMBAR PERNYATAAN PRESETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPERLUAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Amanda Rachma Jaya

Nomor Mahasiswa : 035214028

Demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul... ....Turbin Crossflow Dengan Jumlah Sudu 18 Untuk Pembangkit Listrik..… Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan dalam internet atau media lain untuk keperluan akademis tanpa meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama masih tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis karya ilmiah ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

(7)

MOTTO

THE MAN WHO SAYS HE NEVER HAS TIME IS THE LAZIEST MAN.(Lichtenberg)

Berusahalah untuk tidak menjadi manusia yang berhasil tapi berusahalah menjadi manusia yang berguna.

(Einstein)

Jalan menuju kebahagian itu tidak ditaburi bunga mawar yang

harum, melainkan penuh duri dan pahit (William Shakespeare)

SUKSES TIDAK DIUKUR DARI POSISI YANG DICAPAI SESEORANG DALAM HIDUP, TAPI DARI

KESULITAN-KESULITAN YANG BERHASIL DIATASI KETIKA BERUSAHA

MERAIH SUKSES( BOOKER T WASHINGTON )

Pengetahuan tidaklah cukup; kita harus mengamalkannya.

Niat tidaklah cukup; kita harus melakukannya.

( Johann Wolfgang Von Goethe )

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

Jesus Christ The Mighty God

Papa, Mama, dan Eyang, terimakasih atas dukungan doa

dan cintanya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir

ini dan study saya ini dengan baik...

Ade’ Mella dan ade’ Vendi, terimakasih selalu memberi

semangat sampai tugas akhir dan study saya ini dapat

selesai dengan baik...

My Self...

(8)

Terima kasihku untuk...

Jesus Christ The Mighty God, yang dengan Berkat, Rahmat, Karunia serta

Bimbingan- Nya saya dapat menyelesaikan tugas akhir dan study saya ini

dengan baik.

Papa, Mama, Eyang, ade’ Mella, ade’ Vendi, terimakasih atas dukungan doa

dan cintanya sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini dan study saya ini

dengan baik.

Teman-teman penghuni kontrakan Grinjing 12 Pappringan : Boe, mbendhil,

Kentung, Atenk, Mamang, Gepenk, Gembur, Cathy, Kemved, Santoz,

Samohunk, Panjul, itoes. Thanks atas kerjasama dan persahabatan kita…

Moga kita semua dapat selalu kompak dan sukses.

Teman-temanku semua : Celine, Gabux, Gery, Jaman, Pendex, Itoez, pak’ Aan,

de’ Anyez, Mba Nicken, Mba Tutik, Mas Dwi, Little Diva, Mas Anton, Mela

& Arlen, Erly, Tasha, de’ Dwita, Icha, juga Sonya ‘Jlex’, Tiar ’Pixy’, Herawati,

Deasy, dll…..Thanks 4 Everything.

Teman-temanku Teknik mesin ’03 : Danang ‘ucil’, Cebonx, Gepeng, Andre,

Adhi, Ucok, Thomas, Uus, Anggoro, Agung, Galih, Putu, Moyo, Balung,

Kharisma, Mamat, Steve, Roni, Gentong, Wilson, Gaband, Tikus, Paijo,

Yosafat, Pur, Baskom, Endro, Anes, Ery, Heri, Ari, Tejo, dll....Juga Prast,

Patkay, Tempe... Kalo dah pada jadi orang yang sukses jangan lupa ya ma

aq...

Temen-temen mahasiswa jurusan Teknik Mesin angkatan (

…,’99,’00,’01,’02,’03,’04,’05,’06,’07 ) Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(9)

INTISARI

Akhir-akhir ini manusia dikhawatirkan dengan krisis energi bahan bakar fosil dan efek buruk pembakaran hidrokarbon yang terkandung dalam bahan bakar fosil. Akhirnya dikembangkan teknologi alternatif yang memanfatkan energi alam berupa energi air, angin dan surya sebagai sumber energi. Dalam hal ini penulis menggunakan energi air sebagai sumber energi alternatif untuk mendukung penelitian tenteng unjuk kerja turbin aliran silang (crossflow) yang menggunakan jumlah sudu 18 dan berbahan pipa besi yang dipotong menjadi 4 sebagai sudu, sehingga dapat diketahui berapa besar daya dan efisiensi yang paling baik.

Saat ini aliran silang (crossflow) yang dirancang dan dibuat pada bagian sudunya sering dirancang dan dibuat dengan menggunakan plat yang dilengkung. Karena membuat turbin aliran silang (crossflow) dengan menggunakan plat yang dilengkung sulit. Maka penulis mencoba menyederhanakan perancangan, dengan membuat sudu turbin aliran silang (crossflow) dengan menggunakan pipa berdiameter 3 inci yang dipotong menjadi 4 bagian sebagai sudu.

Dalam penelitian ini metode yang dilakukan yaitu dengan membuat turbin aliran silang (crossflow) dengan jumlah sudu 18 dan menguji turbin crossflow tersebut dengan variasi beban lampu yaitu lampu 10 watt, 20 watt, 30 watt, 35 watt, 45 watt, 55 watt, 65 watt. Pengujian dilakukan dengan cara menggerakkan turbin dengan bantuan aliran air dari bak setinggi 1,5 meter dan 1,3 meter kemudian mengukur putaran poros ketika tanpa beban dan ketika diberi beban. Dari data yang diperoleh maka dapat dihitung daya output dan efisiensi total.

Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa Pada head 1,5 m dan debit 0,013 m3/s, daya keluaran paling besar yaitu 15,19 watt dan efisiensi total yang paling besar adalah 7,60 % yang didapat saat alternator diberi beban lampu 45 watt. Dan pada saat head 1,3 m dan debit 0,012 m3/s, daya keluaran paling besar yaitu 12,68 watt dan efisiensi total yang paling besar adalah 8,17 % yang didapat juga pada saat alternator diberi beban lampu 45 watt.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian untuk Tugas Akhir dengan judul

“Turbin Aliran Silang dengan Jumlah Sudu 18 untuk Pembangkit Listrik”. Penulisan Tugas Akhir ini merupakan salah satu syarat untuk merarih gelar

Sarjana Teknik pada Program Studi Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta. Melalui penyusunan tugas akhir ini mahasiswa diharapkan mampu

mempunyai daya analisa yang baik serta membantu memperdalam ilmu yang

telah diperoleh selama masa kuliah.

Penulis menyadari bahwa dalam proses belajar di Program Studi Teknik

Mesin, sejak awal studi sampai berakhirnya studi melibatkan banyak hal. Atas

segala saran, bimbingan, dukungan dan bantuan, pada kesempatan ini dengan

penuh kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya

kepada :

1. Romo Ir. Gregorius Heliarko, S.J., S.S., B.S.T., M.A., Msc., selaku Dekan

Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T., selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin, Ketua

Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata

Dharma.

3. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T, M.T sebagai Dosen Pembimbing Tugas

Akhir yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyelesaian

Tugas Akhir ini.

(11)

4. Bapak Doddy Purwadianto, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing akademik.

5. Segenap Dosen di Jurusan Teknik Mesin, yang telah membimbing selama

kuliah di Universitas Sanata Dharma.

6. Kepala Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Universitas

Sanata Dharma yang telah memberikan ijin dan fasilitas yang dipergunakan

serta karyawan yang telah membantu dalam penelitian ini.

7. Semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu yang telah membantu

dan memberi masukan selama penyelesaian Tugas Akhir ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Tugas Akhir ini masih banyak

terdapat kekurangan dan kesalahan serta jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk

penyempurnaan Tugas Akhir ini.

Akhirnya harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat

bagi semua pihak dan dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut.

Yogyakarta, 14 Februari 2008

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

LEMBAR PERSETUJUAN ...iii

LEMBAR PENGESAHAN ...iv

PERNYATAAN...v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI...vi

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN...vii

INTISARI...ix

KATA PENGANTAR ...x

DAFTAR ISI...xii

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR TABEL...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...3

1.3 Tujuan Perancangan...4

1.4 Batasan Masalah ...4

BAB II DASAR TEORI 2.1.Tinjauan Pustaka...5

2.2.Klasifikasi Turbin ...6

2.2.1. Klasifikasi Turbin Menurut Cara Kerja ...6

2.2.1.1. Turbin Impuls ...6

(13)

2.2.1.2. Turbin Reaksi...10

2.2.2. Klasifikasi Turbin Menurut Daya yang Dihasilkan ...13

2.3. Turbin Aliran Silang (Crossflow) ...14

2.3.1. Prinsip Dasar Turbin Aliran Silang (Crossflow)...14

2.3.2. Pemindahan Gaya ke Turbin...15

2.3.3. Aliran Pergerakan Air pada Turbin...17

2.3.4. Efisiensi...19

2.3.5. Konstruksi Turbin Aliran Silang (Crossflow) ...21

2.4.Altenator...27

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Sarana Penelitian...30

3.2 Skema Pengujian Alat...31

3.3 Tahap Penelitian ...32

3.3.1 Persiapan ...32

3.3.2 Pelaksanaan Pengujian ...33

3.4 Perancangan Turbin Aliran Silang (Crossflow)...35

3.4.1 Perhitungan Turbin Aliran Silang (Crossflow)...35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil pengujian ...43

4.1.1. Data Pengujian ...43

4.1.2. Perhitungan Data ...44

4.1.2.1. Perhitungan Daya Air (Pin) dengan Head 1,5 m ; Debit 0,013 m3/s ...44

(14)

4.1.2.2. Perhitungan Debit Air (Pin) dengan Head 1,3 m ; Debit

0,012 m3/s ...44

4.1.2.3. Perhitungan Daya yang keluar dari Turbin (Pout) ...45

4.1.2.4. Perhitungan Efisiensi Total (η) ...45

4.1.3. Pengolahan dan Perhitungan Data...46

4.1.3.1. Hasil Perhitungan dengan Head 1,5 m ; Debit 0,013 m3/s ...46

4.1.3.2. Hasil Perhitungan dengan Head 1,3 m ; Debit 0,012 m3/s ...46

4.1.4. Analisa dan Pembahasan ...47

4.1.4.1. Pembahasan Tentang Daya Keluaran Hasil Pengujian ...47

4.1.4.2. Pembahasan Tentang Efisiensi Hasil Pengujian...49

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ...51

5.2 Saran ...51

DAFTAR PUSTAKA ...53

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema perubahan Head pada Turbin Pelton ...7

Gambar 2.2 Skema irisan penampang nozzle dan ember sudu (atas) dan bagan kecepatan pada turbin Pelton (bawah)...8

Gambar 2.3 Skema Turbin Aliran Ossberger...9

Gambar 2.4 Bagan kecepatan pada Turbin Aliran Ossberger...10

Gambar 2.5 Turbin Francis tipe horizontal ...11

Gambar 2.6 Turbin Francis tipe vertikal ...11

Gambar 2.7 Skema Turbin Francis dan Perubahan Headnya ...12

Gambar 2.8 Skema dua jenis Turbin Propeller, poros vertikal (kiri) dan poros horizontal (kanan) ...13

Gambar 2.9 Skema Turbin Aliran Silang (Crossflow)...14

Gambar 2.10 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan ...15

Gambar 2.11 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan sudu jalan ...16

Gambar 2.12 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan penampang sudut ...16

Gambar 2.13 Aliran pergerakan air pada turbin...18

Gambar 2.14 Pergerakan aliran air pada turbin ...18

Gambar 2.15 Deflaksi pada pergerakan aliran air pada turbin...20

Gambar 2.16 Gabungan diagram kecepatan pada turbin Aliran Silang...21

Gambar 2.17 Diagram kecepatan pada turbin Aliran Silang ...22

Gambar 2.18 Kelengkungan sudu ...23

Gambar 2.19 Alur pancaran air dari sisi turbin...25

(16)

Gambar 2.20 Jarak antar sudu...25

Gambar 2.21 Alternator dengan magnet berputar dan kumparan tetap ...28

Gambar 3.1 Diagram Alir Tahap penelitian...34

Gambar 4.1 Grafik daya keluaran (Pout) vs putaran alternator ...47

Gambar 4.2 Grafik efisiensi total vs putaran alternator ...49

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Hasil Pengujian...43

Tabel 4.2 Data Hasil Pengujian...43

Tabel 4.3 Data Hasil Perhitungan ...46

Tabel 4.4 Data Hasil Perhitungan ...46

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Teknologi alat pembangkit energi pada saat ini sudah banyak macamnya,

kegunaan dan manfaatnya. Penggunaan alat pembangkit energi ini mulai

dimanfaatkan dari rumah tangga ataupun industri besar. Namun pada umumnya

alat pembangkit energi mengunakan energi fosil sebagai energi dasar, energi fosil

yang berupa gas bumi, minyak bumi dan batu bara mempunyai energi yang sangat

besar. Sejak awal revolusi industri, bahan bakar fosil digunakan tanpa batas, hal

ini dilakukan karena manusia belum berpikir keterbatasan energi fosil dan efek

buruknya bagi lingkungan dalam bentuk polusi.

Akhir-akhir ini manusia dikhawatirkan dengan krisis energi bahan bakar

fosil dan efek buruk pembakaran hidrokarbon yang terkandung dalam bahan bakar

fosil. Akhirnya dikembangkan pula berbagai bentuk energi alternatif untuk

mencukupi energi dunia, baik dengan pengembangan teknologi tinggi berupa

reaktor nuklir dan teknologi tenaga surya, maupun teknologi memanfatkan energi

alam berupa energi air, angin dan gelombang.

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak terbatas

jumlahnya, yang potensinya dapat digunakan sebagai energi alternatif baru untuk

menggantikan pengunaan energi fosil yang sudah semakin menipis jumlahnya.

Oleh karena itu manusia mulai mengembangkan energi air untuk mendapatkan

(19)

2

sumber energi alternatif yang baru khususnya energi listrik. Dengan

memanfaatkan energi air ini maka manusia juga dapat mengurangi efek buruk

yang ditimbulkan oleh energi fosil yang berupa polusi. Walaupun saat ini belum

dimungkinkan dan ditemukan alat yang bisa mengubah energi air yang

berefisiensi lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh energi fosil, namun sudah

banyak manusia yang beralih menggunakan energi alternatif yang minim polusi

sebagai pengganti energi fosil.

Indonesia adalah negara yang tiap tahunnya mempunyai curah hujan yang

sangat tinggi, sehingga mempunyai potensi energi air yang besar. Energi itu telah

dimanfaatkan dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di

bendungan sungai-sungai besar di Indonesia. Pembangunan pembangkit energi

skala besar itu jelas akan mencukupi kebutuhan energi dalam ruang lingkup yang

luas dan konsekuensinya akan membutuhkan energi air yang besar juga. Pada

prakteknya energi air yang termanfaatkan hanya energi air yang besar saja,

sehingga diberbagai tempat yang mempunyai banyak potensi energi air kecil yang

tidak termanfaatkan. Di lain pihak banyak kelompok masyarakat terpencil yang

belum bisa menikmati energi listrik distribusi dari pusat. Sehingga diperlukan

teknologi terapan untuk memanfaatkan potensi-potensi energi air tersebut.

Dalam hal ini penggunaan turbin sering digunakan untuk keperluan massal

atau industri-industri yang berskala besar, pada sumber tenaga air yang kecil

sangat jarang sekali turbin yang diproduksi, maka harga dari turbin tersebut sangat

mahal dan tidak banyak pilihan terutama di Indonesia. Teknologi tersebut tidak

(20)

3

mudah diterapkan dan diaplikasikan oleh masyarakat pada umumnya. Karena

turbin aliran silang (crossflow) dapat beroperasi pada daya kurang dari 750 kW.

Dan tinggi jatuh air dapat digunakan diatas 1 m sampai 200 m juga dalam

kapasitas antara 0,02 m3/s sampai dengan 7 m3/s maka turbin aliran silang

(crossflow) sangat cocok digunakan untuk pusat tenaga air yang kecil

1.2Rumusan Masalah

Selama ini energi air yang dimanfaatkan hanya energi air yang besar saja,

sedangkan diberbagai tempat banyak mempunyai potensi energi air kecil yang

belum dimanfaatkan. Dalam hal ini banyak kelompok masyarakat terpencil yang

belum bisa menikmati energi listrik distribusi dari pusat. Sehingga diperlukan

teknologi terapan untuk memanfaatkan potensi-potensi energi air kecil tersebut

untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk masyarakat terpencil.

Saat ini aliran silang (crossflow) yang dirancang dan dibuat pada bagian

sudunya sering dirancang dan dibuat dengan menggunakan plat yang dilengkung.

Karena membuat turbin aliran silang (crossflow) dengan menggunakan plat yang

dilengkung sulit. Maka perancang mencoba menyederhanakan perancangan,

dengan membuat sudu turbin aliran silang (crossflow) dengan menggunakan pipa

(21)

4

1.3Tujuan Perancangan

Perancangan yang dilakukan bertujuan merancang dan menguji unjuk

kerja turbin aliran silang (crossflow) , sehingga dapat diketahui berapa besar daya

dan efisiensi yang paling baik.

Hasil pengujian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan

tentang tenaga air atau hydropower, terutama yang berkaitan dengan pemanfaatan

turbin aliran silang (crossflow) sebagai penghasil energi listrik.

1.4Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlalu luas serta keterbatasan waktu yang

tersedia dan tetap berada dalam jangkauan penulis, maka perlu adanya batasan

masalah. Untuk itu pembahasan hanya berkisar pada perancangan dan pengujian

turbin aliran silang (crossflow) dengan jumlah sudu 18 menggunakan bahan pipa

(22)

BAB II

DASAR TEORI

Turbin air berfungsi untuk mengkonversi energi dari gerakan air menjadi

energi mekanis. Energi mekanis ini kemudian ditransfer melalui suatu poros untuk

mengoperasikan mesin atau generator. Energi puntiran yang dihasilkan oleh turbin

diteruskan untuk memutar generator yang selanjutnya menghasilkan energi listrik.

Turbin air digunakan pada pembangkit listrik tenaga air (PLTA) untuk mengubah

energi mekanik menjadi energi listrik, dengan memanfaatkan aliran dan tinggi air

jatuh. Daya mekanis ini kemudian ditransfer ke generator oleh suatu poros

sehingga menghasilkan energi listrik.

2.1 Tinjauan Pustaka

Untuk kasus pada penelitian ini penulis belum menemukannya dalam

artikel, jurnal, maupun pada buku-buku mengenai penggunaan pipa berdiameter

tertentu sebagai sudu pada turbin aliran silang. Hal ini menyebabkan kesulitan

dalam melakukan perbandingan terhadap hasil penelitian.

Sebagai pembanding, penelitian yang dilakukan oleh Orogeon State

College hidraulics laboratory yaitu melakukan penelitian dengan turbin aliran

silang pada tinggi jatuh air 4,8768 m dan debit air 0,08495 m3/s dapat

menghasilkan daya 2237,1 watt

Jurnal lain yang dapat dijadikan pembanding adalah tentang penggunaan

turbin aliran silang (crossflow) adalah John Wiley & Sons pada tahun 1998. Dalam

(23)

6

artikel itu ditulis bahwa jumlah sudu yang digunakan adalah 28 buah. Penelitian

tersebut memvariasikan nozzle, head dan diameter runner yang berbeda. Dalam

artikel itu tidak disebutkan dalam penggunaan debit air berapa namun disebutkan

bahwa efisiensi yang paling baik yang dihasilkan pada penelitian itu yaitu sebesar

72 %.

2.2 Klasifikasi Turbin

2.2.1 Klasifikasi Turbin Menurut Cara Kerja

Terdapat berbagai jenis turbin air yang digunakan untuk penyediaan

kebutuhan energi listrik. Turbin air biasanya dikelompokan berdasarkan kegunaan

tertentu, kapasitas aliran dan tinggi air jatuh. Oleh karena itu turbin air

diklasifikasikan berdasarkan beberapa cara, tapi secara umum turbin air

dikelompokkan menurut tinggi air jatuh (Head) dan juga prinsip kerja turbin

tersebut merubah energi air menjadi energi puntir. Berdasarkan klasifikasi ini

turbin air dibagi menjadi turbin impuls dan turbin reaksi.

2.2.1.1 Turbin Impuls

Turbin impuls disebut juga turbin tekanan sama atau turbin pancaran bebas

karena aliran air yang keluar dari nosel tekanannya adalah sama dengan tekanan

atmosfir disekitarnya. Yang dimaksud turbin implus adalah turbin air yang cara

bekerjanya dengan merubah semua energi tinggi tempat dan tekanan ketika masuk

ke sudu jalan menjadi energi kecepatan dari pancaran.air. Pancaran air akan

(24)

7

menghasilkan perubahan pada daya dorongan yang disebabkan oleh roda jalan

turbin. Pada roda jalan turbin tidak terjadi perubahan tekanan. Sebelum pancaran

air membentur roda jalan turbin, tekanan air (energi potensial) dikonversi ke

tenaga gerak (energi kinetik) oleh nossel dan dipusatkan pada roda jalan turbin.

Yang termasuk turbin impuls antara lain:

a. Turbin Pelton

Yang menjadi ciri khusus dari turbin ini adalah nosel dan

sudu roda jalan yang dirancang khusus. Pancaran air yang keluar dari

nosel dengan kecepatan tinggi menghantam sudu di tengah-tengah.

Bentuk sudunya seperti dua mangkuk yang berdimensi sama besar

yang berdampingan. Biasanya turbin ini diaplikasikan pada head

turbin yang tinggi.

Gambar 2.1 Skema perubahan Head pada turbin Pelton ( Fritz Dietzel, 1992,

(25)

8

Gambar 2.2 Skema irisan penampang nozzle dan ember sudu (atas) dan bagan

kecepatan pada turbin Pelton (bawah) (Fritz Dietzel, 1992, hal. 18 dan 25)

b. Turbin Aliran Ossberger (Crossflow)

Turbin aliran Ossberger atau turbin crossflow terdiri dari

beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan paralel dan

nossel. Pancaran air dialirkan dari nossel melewati sudu-sudu jalan

yang berbentuk silinder, pertama-tama pancaran air dari nossel masuk

ke turbin dan mengenai sudu-sudu sehingga terjadi konversi energi

kinetic menjadi energi mekanis. Pancaran air masuk turbin melalui

bagian atas, memberikan energi ke sudu kemudian masuk ke bagian

(26)

9

Turbin ini mempunyai 2 (dua) tingkat kecepatan mirip

dengan turbin uap. Aliran air yang lewat tingkat ke-2 menghasilkan

daya kurang lebih 20% dari daya yang dihasilkan dari tingkat pertama,

air tanpa ada kesulitan bisa meninggalkan roda jalan.

Gambar 2.3 Skema Turbin Aliran Ossberger ( Fritz Dietzel, 1992,

hal. 36)

Perkembangan selanjutnya turbin ini mengalami modifikasi

yang dilakukan oleh Michell yang berasal dari Australia dan Bangki

yang berasal dari Honggaria, dengan menambahkan pipa hisap pada

sisi keluar dari turbin. Dengan modifikasi ini meningkatkan efisiensi

dari turbin ini. Turbin ini sangat cocok pada pembangkit tenaga air

(27)

10

Gambar 2.4 Bagan kecepatan pada Turbin Aliran Ossberger (Fritz

Dietzel, 1992, hal.37)

2.2.1.2 Turbin Reaksi.

Berbeda dengan turbin impuls, pada turbin reaksi terjadi perbedaan

tekanan aliran air pada sisi masuk dan sisi keluar dari sudu jalan tersebut. Karena

perbedaan tekanan kerja yang terjadi pada sisi masuk dan sisi keluar dari sudu

jalan turbin maka turbin ini disebut turbin reaksi. Turbin air reaksi terdiri dari

beberapa tipe, yaitu:

a. Turbin Francis

Turbin Francis bekerja dengan memakai proses tekanan lebih.

Dengan adanya pipa isap memungkinkan energi tinggi jatuh dapat

(28)

11

Gambar 2.5 Turbin Francis tipe horizontal (Fritz Dietzel, 1992, hal.

15)

(29)

12

Gambar 2.7 Skema Turbin Francis dan Perubahan Headnya (Fritz

Dietzel, 1992, hal. 16)

Pipa isap pada tubin ini mempunyai tugas yang mirip dengan

sudu hantar yang terdapat pada pompa sentrifugal, yaitu mengubah

energi kecepatan menjadi energi tekanan.

b. Turbin Propeller /Kaplan

Turbin jenis ini merupakan pengembangan dari turbin Francis,

jika tinggi air jatuh semakin sedikit maka semakin sedikit belokan

pada sudu jalan. Untuk memperbesar daya dengan head yang sedikit

maka kapasitas aliran air harus besar yaitu dengan cara memperbesar

(30)

13

Gambar 2.8 Skema dua jenis Turbin Propeller, poros vertikal (kiri)

dan poros horizontal (kanan) (Fritz Dietzel, 1992, hal. 61)

2.3 Klasifikasi Turbin Menurut Daya yang Dihasilkan

Dari daya yang dihasilkan, turbin dapat diklasifikasikan menjadi beberapa

jenis, yaitu:

Large Hydro-Power

Interval daya yang dihasilkan turbin mencapai 50 MW keatas.

Medium Hydro-Power

Interval daya yang dapat dihasilkan turbin antara 10 MW – 50 MW.

Small Hydro-Power

Interval daya yang dapat dihasilkan turbin antara 1000 kW – 10 MW.

Mini Hydro-Power

Interval daya yang dapat dihasilkan turbin antara 101 kW – 1000 kW.

Micro Hydro-Power

Interval daya yang dapat dihasilkan turbin antara 3 kW – 100 kW.

Pico Hydro-Power

(31)

14

2.4 Turbin Aliran Silang (Crossflow)

2.4.1 Prinsip Dasar Turbin Aliran Silang (Crossflow)

Turbin Crossflow ditemukan oleh Michell-Banki. Turbin ini juga disebut

dengan Turbin Ossberger. Turbin Crossflow termasuk turbin impuls. Turbin

crossflow terdiri dari beberapa sudu yang dipasang pada sepasang piringan

paralel dan nozzle. Pancaran air dari nosel masuk turbin dan mengenai sudu

sehingga terjadi konversi energi kinetik menjadi energi mekanis. Pancaran air

masuk turbin melalui bagian atas, memberikan energi ke sudu kemudian masuk ke

bagian dalam turbin dan keluar melalui bagian bawah turbin. Turbin mengambil

energi air dua kali yaitu melalui sudu atas dan sudu bawah. Pada bagian atas

turbin mengambil energi sebesar 72 % dan pada bagian bawah turbin mengambil

energi sebesar 28 %.

Gambar 2.9 Skema Turbin Aliran Silang (crossflow)

(32)

15

2.4.2 Pemindahan Gaya ke Turbin

a) Suatu plat yang tegak lurus terhadap pancaran air

Pancaran air dengan kecepatan (v) yang memancar tegak lurus plat, akan

menimbulkan suatu aksi atau gaya dorong/tumbukan. Maka akan ada gaya yang

mencoba mendorong plat. Besarnya gaya F = m. v. Pancaran akan bebelok 90º

menyebar kesamping pada bidang plat. Maka akan terjadi perubahan vektor

kecepatan yang berarti perubahan momentum.

Gambar 2.10 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan.

(Joe Cole, 2004 , hal. 2)

b) Suatu Penampang konstruksi sudu jalan terhadap pancaran air.

Pancaran air dengan kecepatan (v) yang memancar mengenai sudu

jalan dengan konstruksi berbelok, akan menimbulkan suatu aksi atau gaya

(33)

16

Gambar 2.11 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan sudu jalan

(Joe Cole, 2004, hal. 2)

c) Suatu Penampang yang dengan sudut tertentu terhadap pancaran air.

Jika pancaran air membentur satu sudu lengkung maka air akan

dibelokkan sesuai sudut. Gaya (F) diuraikan berdasarkan

komponen-komponennya yaitu sumbu x & y.

Gambar 2.12 Gaya aksi atau gaya dorong tumbukan penampang sudut

(34)

17

2.4.3 Aliran Pergerakan Air pada Turbin

Pada gambar 2.12 diasumsikan bahwa pancaran air dari nozzle masuk

kedalam runner pada titik A dengan sudut α yang bersinggungan dengan keliling

runner.

Kecepatan air sebelum memasuki runner dapat dihitung dengan

persamaan:

V1=C (2gH)½ (Mockmore, 2004, hal 6) ... 2.1

dengan : V1 = Kecepatan absolut.

H = Tinggi jatuh air

C = Koefisien berdasarkan nozzle

Dalam turbin berhubungan dengan komponen – komponen kecepatan yaitu:

V = Kecepatan mutlak, karena daerah sekelilingnya adalah tetap diam tidak

bergerak.

v = Kecepatan relatif, karena berhubungan dengan bagian yang bergerak yaitu

sudu jalan turbin.

u = Kecepatan tangensial roda turbin.

α adalah sudut antara kecepatan absolut dengan kecepatan sudu turbin dan

β adalah sudut yang dibentuk antara garis yang menyinggung keliling lingkaran

(35)

18

Gambar 2.13 Aliran pergerakan air pada turbin

(Mockmore, 2004, hal. 6)

Alur aliran pergerakan aliran air pada kenyataannya tidak seperti yang

terdapat dalam gambar 2.12, akan tetapi terdapat defleksi sebesar θ seperti dalam

gambar 2.13.

Gambar 2.14 Pergerakan aliran air pada turbin

(36)

19

2.4.4 Efisiensi

Efisiensi (ε) merupakan rasio perbandingan daya output dan daya input.

Berdasarkan gambar 2.13 dapat diturunkan persamaan daya pengereman

Daya pengereman

HP = (w.Q/g) (V1 cos α1 + V2 cos α2) u1 (Mockmore, 2004, hal 7) ... 2.2

Pada rumus (2.8) dapat direduksikan dengan menggunakan segitiga

kecepatan seperti ditunjukkan pada rumus (2.9).

V2 cos α2 = v2 cos β2 - u1 (Mockmore, 2004, hal 7) ... 2.3

Mengabaikan kecepatan air dalam ketinggian h2 (gambar 2.12) yang

memasuki bagian bawah.

v2 = ψv1 (Mockmore, 2004, hal 7) ... 2.4

ψ = koefisien empiris yang nilainya (0,98)

Dari diagram kecepatan pada gambar 2.13 didapatkan:

v1 = (V1 cos α2 -u1 ) /(cos β2) (Mockmore, 2004, hal 7) ... 2.5

Subtitusi persamaan 2.9, 2.10 dan 2.11 didapatkan persamaan:

Hp output =(WQu1/g).(V1cos α1- u1).(1 + ψ cos β2 cos β1) ... 2.6

Secara teoritis daya input adalah

(37)

20

Gambar 2.15 Defleksi pada pergerakan aliran air pada turbin

(Banki, 2004, hal. 8) Efisiensi

ε = (2C2u1/V1)(1 + ψ cos β2 / cosβ1).(cos α1- u1/V1) ... 2.8

Dengan

β2 = β1 maka :

ε = (2C2 u1 / V1) (1 + ψ) (cos α1 - u1 / V1)

u1.V1 = cos α1 /2

ε max = 0,5 C2 (1 + ψ ) cos2 α1 (Mockmore, 2004, hal 9) ... 2.9

Dimana efisiensi di atas benar apabila nilai ψ dan C merupakan satu

kesatuan dimana tidak ada head loses dan tidak ada gesekan pada nosel dan sudu.

Nilai efisiensi maksimum tercapai pada sudut masuk α1 16o dengan nilai ψ = 0.98

dan C =0.98.

2.4.5 Konstruksi Turbin Aliran Silang (Crossflow)

Sudut sudu masuk sisi atas pada keliling luar runnerβ1 , yang dapat dilihat

pada gambar 2.12 dan 2.14. Sehingga sudut β1 dapat ditentukan oleh nilai α1,V1,

(38)

21

jika u1 = ½ V1cos α1

maka tan β1= 2 tan α1

apabila α1 = 16o

maka β1 =29o ,50o atau 30o atau nilai pendekatan (Mockmore,

2004, hal 10)

Gambar 2.16 Diagram kecepatan pada turbin Aliran Silang (Mockmore,

2004, hal. 11)

β2' adalah sudut sudu keluar sisi atas pada keliling dalam runner. Dengan

asumsi v1 = v2 dan α1 =α2,untuk membuat aliran pancaran air radial maka besarnya β2'=90o.

Gambar 2.17 Diagram kecepatan pada turbin Aliran Silang

(39)

22

a. Diameter Luar runner (D1)

D1 = 862H½/N (Mockmore, 2004, hal 14) ... 2.10

dengan :

H = head ketinggian (inci)

N = putaran turbin (rpm)

b. Panjang Turbin (L)

L = 144QN/862 H½ Ck(2gH)½ (Mockmore, 2004, hal 15) .... 2.11

dengan :

Q = Debit aliran air (cfs)

C = Koefisien nozzle = 0.98

k = Faktor koreksi = 0.087

c. Perbandingan panjang dan diameter turbin

LD1 = 210.6Q/H½ (Mockmore, 2004, hal 17) ... 2.12

d. Jari-jari kelengkungan sudu (ρ)

ρ = 0.3261 r1 (Mockmore, 2004, hal 15) ... 2.13

dengan :

r1 = jari-jari luar runner (in)

e. Lebar velk radial (a )

Nilai lebar velk radial dapat ditentukan dari persamaan 2.6 dengan

mengabaikan tebal sudu.

(40)

23

f. Jarak antar sudu

Meliputi Jarak antar sudu pancaran air masuk (s1), Jarak sudu

pancaran air keluar (s2) dan jarak antar sudu (gambar 2.18)

s1 = kD1 (Mockmore, 2004, hal 14) ... 2.15

s2 = t(r2/r1) (Mockmore, 2004, hal 11) ... 2.16

t =s1/sin β1 (Mockmore, 2004, hal 10) ... 2.17

Gambar 2.18 Kelengkungan sudu (Mockmore, 2004, hal. 16)

g. Jumlah sudu (n)

n = л D1/t (Mockmore, 2004, hal 17) ... 2.18

h. Jarak pancaran dari poros (y1) (gambar 2.19)

(41)

24

i. Jarak pancaran dari keliling dalam (y2 ) (gambar 2.19)

y2 = (0.1314-0.945k) D1 (Mockmore, 2004, hal 14) ... 2.20

j. Efisiensi maksimal turbin

jika u1 = ½ V1cos α1

maka tan β1= 2 tan α1

ψ = koefisien empiris yang nilainya sekitar (0,98)

(Mockmore, 2004, hal 7) ... 2.21

ε max = 0,5 C2 (1 + ψ ) cos2 α1 (Mockmore, 2004, hal 9) ... 2.22

k. Nosel

Meliputi penampang nozzle (A) dan tinggi pancaran air nosel (so)

A = Q/V1 (Mockmore, 2004, hal 17)... 2.23

So = A / L (Mockmore, 2004, hal 17) ... 2.24

(42)

25

l. Sudut pusat sudu jalan (gambar 2.20)

Tan ½ δ = cosβ1/(sin β1+r2/r1) ... 2.25

Gambar 2.20 Jarak antar sudu (Mockmore, 2004, hal. 9)

m. Perhitungan poros

Parameter-parameter yang digunakan dalam perhitungan poros sebagai

berikut ;

• P = daya yang ditransmisikan (kW)

• Fc = faktor koreksi (Sularso,2004,hal. 7)

• n = putaran poros (rpm)

• Pd = fc×P (kW) ... 2.26

T = momen puntir rencana (kg.mm)

T = 9,74×105× n Pd

(43)

26

• σ B = kekuatan tarik bahan (kg/mm 2

)

• Sf1 dan Sf2 = faktor keamanan

• Cb = faktor Cb nilainya 1,2 sampai 2,3. jika diperkirakan tidak terjadi

pembebanan lentur maka Cb = 1.

• Kt = faktor Kt dipilih 1,0 jika beban dikenakan secara halus, 1,0-1,5

jika dikenakan sedikit beban kejutan atau tumbukan, dan 1,5-3,0 jika

beban kejutan atau tumbukan besar.

• τa=

) 2 1 (Sf Sf

B

×

σ

(kg/mm2) ... 2.28

• ds = diameter minimal poros (mm)

ds = 3

1 ] 1

, 5

[ Kt Cb T

a

× × ×

τ ... 2.29

2.5 Altenator

Altenator adalah suatu alat elektromekanikal yang mengkonversi daya

mekanis menjadi energi elektrik. Pada prinsipnya generator dapat juga disebut

sebagi altenator, tetapi biasanya altenator lebih mengacu pada bentuk yang lebih

kecil yang biasa digunakan pada otomotif. Fungsi utama dari altenator adalah

sebagai baterei pada kendaraan, dan pada saat mesin motor berputar, altenator

bertugas memberi tenaga kepada semua komponen elektrik yang lain. Altenator

memiliki 4 bagian yang penting, yaitu :

1. Rotor

Yang dimakud rotor adalah bagian yang berputar yang menjadi satu

(44)

27

induksi magnet, pada rotor terdapat bagian yang berfungsi sebagai

kutub magnet yang terletak pada sisi luar dari lilitan. Bagian lain dari

rotor adalah slip ring yang terletak pada bagian belakang berfungsi

sebagai penyalur listrik ke kumparan rotor. Rotor ditumpu oleh dua

buah bearing, pada bagian dengannya terdapat puli.

2. Stator

Bagian stator adalah bagian yang statis pada altenator yang berupa inti

besi yang dibungkus dengan kawat tembaga., bagian ini berupa lilitan

yang berfungsi untuk menghasilkan arus bolak-balik (AC).

3. Dioda

Dioda mengkonversi arus bolak-balik yang dihasilkan oleh pasangan

rotor dan stator menjadi arus searah yang digunakan sebagai baterei

yang kemudian dapat menggerakan semua komponen elektrik yang

ada pada kendaraan.

4. Pengatur Tegangan

Pada bagian ini dapat mengontrol jumlah voltase yang diberikan oleh

altenator.

Arus yang dihasilkan pada altenator dapat diperoleh dengan dua cara

yaitu, magnet berputar didalam coil (lilitan) atau coil berputar pada medan magnet

yang diciptakan oleh magnet. Besarnya arus yang dihasilkan oleh altenator

(45)

28

dari coil. Semakin tegak lurus medan magnet terhadap lilitan coil, maka semakin

besar arus elektrik dan keluaran energinya.

Altenator menghasilkan listrik dengan prinsip yang sama pada DC

generator, yakni adanya arus pengumpan yang disebut arus eksitasi saat terjadi

medan magnet disekitar kumparan.

Gambar 2.21Altenator dengan magnet berputar dan kumparan tetap

(http://www.microhydropower.net/intro.html)

Arus yang keluar (I) dari altenator dan tegangan yang keluar (V) dari

altenator dapat diukur untuk mengetahui energi listrik yang dihasilkan yaitu :

P = V x I ... 2.30

dengan :

P = Daya listrik (kW)

V = Tegangan listrik (volt)

(46)

29

Kemudian setelah daya telah diketahui maka untuk menghitung torsi yang

digunakan poros alternator digunakan rumus :

n Pout

T =9,55 ... 2.31

Dengan :

T = Torsi poros alternator (N.m)

(47)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah-langkah atau cara-cara penelitian suatu

masalah, kasus, atau gejala atau fenomena dengan jalan ilmiah untuk

menghasilkan jawaban yang rasional. Metode penelitian yang digunakan adalah

metode experimental laboratorium, yaitu mengadakan suatu percobaan untuk

mendapatkan data-data hasil penelitian.

3.1 Sarana Penelitian

Sarana penelitian yang digunakan pada percobaan ini adalah sebagai

berikut:

a. Turbin Aliran Silang (Crossflow)

Perancangan dan pembuatan turbin crossflow ini dibuat sendiri

oleh penulis.

b. Pompa Air

Pompa air digunakan sebagai sumber tenaga untuk memompa air

menuju bak penampungan. Air yang ada di bak penampungan kemudian

dialirkan dengan selang menuju kearah turbin melalui nozzle hingga

memutar turbin. Spesifikasi pompa yang digunakan:

Jenis pompa air : pompa air model ns-100

Debit maksimal : 449 US gpm

Head maksimal : 82 feet

(48)

31

Daya maksimal : 10 HP

Putaran maksimal : 2000 rpm

c. Alternator

Alternator digunakan untuk mengukur putaran poros yang

dihasilkan oleh turbin aliran silang (crossflow).

d. Multimeter

Multimeter digunakan untuk mengukur arus dan tegangan yang

dihasilkan oleh turbin aliran silang (crossflow).

e. Lampu

Pada pengujian ini lampu yang digunakan sebagai beban, yaitu 10

watt, 20 watt, 30 watt, 35 watt, 45 watt, 55 watt, 65 watt.

(49)

32

3.3 Tahap Penelitian

Penelitian ini dilaksanankan dalam dua tahap, yaitu tahap persiapan dan

tahap pelaksanaan pengujian.

3.3.1 Persiapan

1. Persiapan Pengujian

Runner di pasang pada kontruksi yang sudah disiapkan. Profil siku

dirangkai dengan mur-baut menjadi rangka pendukung yang akan

mendukung nossel dan altenator. Pada poros runner dihubungkan pada

sabuk dan puli ke bagian altenator. Pada setiap penelitian diberi beban

berupa lampu yang divariasikan. Bagian atas dan samping dari altenator

diberi penutup yang terbuat dari fiber untuk mencegah air membasahi

altenator.

2. Pengujian Awal

Setelah rangkaian turbin aliran silang (crossflow) ini sudah selesai

dirakit, maka rangkaian turbin aliran silang (crossflow) ini perlu diuji

coba untuk mengetahui apakah runner dapat berputar dengan baik atau

tidak. Pompa air disiapkan untuk memompa air ke bak penampungan.

Melalui bak penampungan air dialirkan melalui pipa dan melewati nossel

menuju runner, air disemprotkan pada bagian atas sudu. Setelah turbin

(50)

33

3.3.2 Pelaksanaan Pengujian

1. Pengujian pertama dilakukan pada head 1,5 m. Yang dilakukan pertama

yaitu menentukan debit air pada head 1,5 m. Setelah mendapatkan debit

yang diinginkan maka pengujian selanjutnya dapat dilakukan.

2. Pengujian dilakukan dengan melakukan variasi jumlah beban. Data yang

diambil pada saat percobaan adalah tegangan dan arus yang dihasilkan

pada saat dikenai masing masing beban daya lampu.

3. Pada pengujian pertama, pada alternator diberi beban lampu 10 watt

kemudian pompa air dijalankan hingga memutar turbin. Kemudian diukur

dengan menggunakan tachometer untuk mengukur putaran yang

dihasilkan dan multimeter untuk mengukur tegangan dan arus yang

dihasilkan.

4. Pengujian dilakukan kembali untuk variasi jumlah beban lampu 20, 30, 35,

45, 55, 65 watt dengan cara yang sama.

5. Untuk pengujian yang kedua dilakukan untuk head 1,3 m. Seperti pada

pengujian sebelumnya, pertama ditentukan terlebih dahulu sampai pada

debit yang stabil pada ketinggian 1,3 m.

(51)

34

STUDY LITERATUR

PERANCANGAN ALAT

PERSIAPAN PEMBUATAN ALAT

PERSIAPAN AWAL PENGUJIAN AWAL

PELAKSANAAN PENGUJIAN

ANALISA DAN PEMBAHASAN

(52)

35

3.4 Perancangan Turbin Aliran Silang (Crossflow)

Dalam merancang sebuah turbin aliran silang (crossflow) diperlukan

parameter yang diketahui sebagai dasar perancangan untuk perhitungan

parameter-parameter lain.

Dalam perancangan ini terdapat parameter yang diketahui yaitu :

Tinggi tekan / head (H) = 1,5 meter

= 4,921 ft

Kapasitas aliran / Debit (Q) = 336,75 US gpm

= 0,750285 cfs

= 21,245 L /s

= 0,021 m3 / s

Asumsi :

Koefisien nosel (C) = 0,98

Faktor koreksi (k) = 0,087

Sudut masuk (β1) = 30º

Sudut keluar (β2') = 90° (untuk membuat aliran

pancaran air radial)

Perancangan turbin aliran silang (crossflow) dengan sudu jalan yang

terbuat dari pipa berdiameter 3 inci.

3.4.1 Perhitungan Turbin Aliran Silang (Crossflow)

Sudu jalan turbin aliran silang (crossflow) terbuat dari pipa dengan

(53)

36

a. Jari-jari kelengkungan sudu turbin (ρ)

ρ =

2 3

in

ρ = 1,5 in = 0,0381 m

b. Diamater turbin (D1) ρ = 0,3261 r1

D1 =

3261 , 0

) 2 ( xρ

= 3261 , 0 ) 5 , 1 2 ( x

= 9,1996 in = 0,23367 m

c. Panjang Turbin (L)

LD1 = 210,6 2 1 H

Q

L = 210,6 2 1

1H D

Q

L = 210,6

⎟⎟ ⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 2 1 92126 , 4 1996 , 9 750285 , 0 x

L = 7,7424 in = 0,196657 m

d. Lebar sudu (a )

a = 0,17 D1

a = 0,17×9,1996

(54)

37

e. Jarak antar sudu pancaran air masuk (s1)

s1 = k D1

s1 = 0,087×9,1996

s1 = 0,8003 in = 0,0203 m

f. Jarak antar sudu (t)

dengan sudut masuk (β1) =30o

t = 1 1 sinβ s t = ° 30 sin 8003 , 0

t = 1,6007 in = 0,0406 m

g. Jarak antar sudu pancaran air keluar (s2)

dengan :

r1 = 2

1 D

r1 =

2 1996 , 9

r1 = 4,5998 in = 0,116835 m

r2 = r1 - a

r2 = 4,5998 - 1,5639

r2 = 3,0358 in = 0,0771093 m

maka

s2 = t ⎟⎟

(55)

38

s2 =1,6007 ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 5998 , 4 0358 , 3

s2 =1,0565 in = 0,0268351 m

h. Jumlah sudu (n)

n = л ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ t D1

n = 3,14 ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 6007 , 1 1996 , 9

n = 18,046 ≈ 18 buah sudu

i. Jarak pancaran dari poros (y1)

y1 = (0,1986-0,945k) D1

y1 = (0,1986-0,945×0,087) 9,1996

y1 = 1,0706 in = 0,0271932 m

j. Jarak pancaran dari keliling dalam (y2)

y2 = (0,1314-0,945k) D1

y2 = (0,1314-0,945×0,087) 9,1996

y2 = 0,4525 in = 0,0114935 m

k. Luas penampang nozzle (A)

A = ⎟⎟

⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 1 V Q dengan:

V1 = C (2gH)½

V1 = 0,98 (2×32,2×4,92126)½

(56)

39

maka :

A = ⎟⎟

⎠ ⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛ 1 V Q

A = ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 446 , 17 750285 , 0

A = 0,043 ft2

A = 0,043×144 = 6,1926 in2 = 0,003995 m2

l. Tinggi pancaran air nozzle(So)

So = ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ L A

So = ⎟

⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ 7422 , 7 1926 , 6

So = 0,7998 in = 0,0203 m

m.Kecepatan putar (N)

D1 = 2

1 862

H N ⎟⎠

⎞ ⎜ ⎝ ⎛

N = 2

1

1 862

H D ⎟⎟

⎞ ⎜⎜ ⎝ ⎛

N = 2

1 9215 , 4 1996 , 9 862 ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

N = 207,867 rpm

n. Sudut pusat sudu jalan (δ )

(57)

40 Tan 2 1 δ = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ °+ ° 5998 , 4 0358 , 3 30 sin 30 cos

δ = 73,48o

o. Efisiensi turbin maksimal

ε max = 0,5 C 2

(1 + ψ ) (cosα1)2

ε max = 0,5× 0,98 2

(1 + 0,98 ) (cos16º)2

ε max = 0,087 = 87 %

p. Daya maksimal yang disediakan

HP =

8 , 8 QHe

HP =

8 , 8 87 , 0 92126 , 4 750285 ,

0 × ×

HP = 0,3650 hp = 272,180 watt

q. Perhitungan Poros

P = 0,1996 kW

n = 207,687 rpm

fc = 1,0

• Pd = fc×P

Pd = 1,0 × 0,1996

Pd = 0,1996 kW

(58)

41

T = 9,74×105×

687 , 207 1996 , 0

T = 936,074 kg.mm

σ B = 58kg/mm 2

(Sularso,2004,hal. 330)

Sf1 = 6,0 ; Sf2 = 2,0 (Sularso,2004,hal. 8)

• τa =

) 0 , 2 0 , 6 ( 58 × a

τ = 4,83 kg/mm2

Kt = 2,0 (Sularso,2004,hal. 8)

Cb = 1,5 (Sularso,2004,hal. 8)

• ds = 3

1 ] 074 , 936 5 , 1 0 , 2 83 , 4 1 , 5 [ × × ×

ds = 14,3665 mm = 0,0143665 m

Dalam perancangan ini menggunakan diameter poros 0,018 m.

Geometri Turbin Aliran Silang (Crossflow)

a. Jari-jari kelengkungan sudu = 1,5 in = 0,0381 m

b. Diameter turbin (D1) = 9,1996 in = 0,2336 m

c. Panjang turbin (L) = 7,7424 in = 0,1966 m

d. Lebar sudu (a) = 1,5639 in = 0,0397 m

e. Jarak antar sudu dalam turbin (S1) = 0,8003 in = 0,0203 m

f. Jarak antar sudu (t) = 1,6007 in = 0,0406 m

g. Jarak antar sudu luar turbin (S2) = 1,0565 in = 0,0268 m

(59)

42

i. Jarak pancaran dari poros (y1) = 1,0706 in = 0,0271 m

j. Jarak pancaran dari keliling (y2) = 0,4525 in = 0,0114 m

k. Luas penampang nozzle(A) = 0,043 ft2 = 0,0039 m2

l. Tinggi pancaran air nozzle (So) = 0,7998 in = 0,0203 m

m. Kecepatan putar (N) = 207,867 rpm

n. Sudut pusat sudu jalan (δ ) = 73,48o

o. Efisiensi turbin maksimal = 87 %

p. Daya yang disediakan = 0,365 HP = 272,18 watt

(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Data Penelitian

Data yang diperoleh dari sarana pengujian adalah variasi tinggi jatuh air

(head) dan debit air, hasilnya sebagai berikut :

a. Pada Head 1,5 m dan debit 0,013 m3/s

Tabel 4.1. Data hasil penelitian

beban putaran V I

(watt) (rpm) (volt) (ampere)

0 1026 11.24 0

10 978 10.13 0.71

20 921 9.29 1.25 30 885 8.58 1.55 35 868 8.24 1.78 45 839 7.83 1.94 55 802 7.4 1.97 65 780 7.1 2

b. Pada Head 1,3 m dan debit 0,012 m3/s

Tabel 4.2. Data hasil penelitian

beban putaran V I

(watt) (rpm) (volt) (ampere)

0 858 9.42 0

10 825 8.64 0.67 20 791 7.76 1.15 30 766 7.41 1.45 35 753 7.23 1.69 45 727 7.01 1.81 55 700 6.6 1.89 65 684 6.15 1.92

(61)

44

4.1.2 Perhitungan Data

Perhitungan data dikerjakan menggunakan software Microsoft excel.

Dengan mengambil satu satu contoh perhitungan disetiap pembahasan yang

merupakan perwakilan dari data hasil pengujian. Dan untuk hasil perhitungan

yang lainnya ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik.

4.1.2.1 Perhitungan Daya Air (Pin) dengan Head 1,5 m ; Debit 0,013 m3/s

Pin = 8 , 8 QHe

Pin = 8 , 8 QH

Pin =

8 , 8 92126 , 4 478708 , 0 x

Pin = 0,26771 Hp = 199,631 Watt

4.1.2.2 Perhitungan Daya Air (Pin) dengan Head 1,3 m ; Debit 0,012 m3/s

Pin = 8 , 8 QHe

Pin = 8 , 8 QH

Pin =

8 , 8 26509 , 4 432488 , 0 x

(62)

45

4.1.2.3 Perhitungan Daya yang keluar dari Turbin (Pout)

Dari data penelitian maka daya output yang berupa daya listrik setiap

pembebanan dapat langsung didapat :

Pout = V x I

Pout = 10.13 x 0.71

Pout = 7,1923 Watt

Dengan mengasumsikan kecepatan putar alternator sama dengan

kecepatan poros turbin dan rugi-rugi di altenator diabaikan maka dapat dicari torsi

yang terima altenator (torsi guna turbin) :

T =

n Pout × 55 , 9

T =

978 1923 , 7 55 , 9 ×

T = 0,070232 Nm

4.1.2.4 Perhitungan Efisiensi Total (η)

η = ×100% in

out P P

η = 100%

631 , 199 1923 , 7 ×

(63)

46

4.1.3 Pengolahan dan Perhitungan Data

Setelah seluruh data hasil pengujian dimasukkan pada program Microsoft

Excel, hasilnya seperti yang ditunjukkan pada tabel-tabel berikut ini.

4.1.3.1 Hasil Perhitungan dengan Head 1,5 m ; Debit 0,013 m3/s

Tabel 4.3. Data hasil perhitungan

P in = 0.26771 HP

P in = 199.6313 watt

beban putaran V I Daya(Pout) Efisiensi Torsi

(watt) (rpm) (volt) (ampere) (watt) (%) (Nm)

0 1026 11.24 0 0 0 0

10 978 10.13 0.71 7.1923 3.602792 0.070232

20 921 9.29 1.25 11.6125 5.816974 0.120412

30 885 8.58 1.55 13.299 6.661781 0.143509

35 868 8.24 1.78 14.6672 7.347144 0.161373

45 839 7.83 1.94 15.1902 7.609127 0.172904

55 802 7.4 1.97 14.578 7.302462 0.173591

65 780 7.1 2 14.2 7.113113 0.173859

4.1.3.2 Hasil Perhitungan dengan Head 1,3 m ; Debit 0,012 m3/s

Tabel 4.4. Data hasil perhitungan

Pin = 0.209613 HP

P in = 156.3087 watt

beban putaran V I Daya(Pout) Efisiensi Torsi

(watt) (rpm) (volt) (ampere) (watt) (%) (Nm)

0 858 9.42 0 0 0 0

10 825 8.64 0.67 5.7888 3.703441 0.06701

20 791 7.76 1.15 8.924 5.709215 0.107742

30 766 7.41 1.45 10.7445 6.873898 0.133956

35 753 7.23 1.69 12.2187 7.817031 0.154965

45 727 7.01 1.81 12.6881 8.117334 0.166673

55 700 6.6 1.89 12.474 7.980362 0.170181

(64)

47

4.1.4 Analisa dan Pembahasan

Pada pembahasan ini data-data yang diolah dengan perhitungan komputasi

disajikan dalam bentuk grafik-grafik. Dari grafik-grafik tersebut penulis mencoba

menjabarkan hasil dari percobaan yang dilakukan.

4.1.4.1 Analisa dan Pembahasan Tentang Daya Keluaran Hasil Pengujian

0 2 4 6 8 10 12 14 16

600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100

putaran alternator (rpm)

P

out

(

w

a

tt

)

head 1,5 m ; debit 0,013 m3/s head 1,3 m ; debit 0,012 m3/s

Gambar 4.1 Grafik daya keluaran (Pout) vs putaran alternator

Dari data hasil pengujian dengan menggunakan head 1,5 m dan debit

0,013 m3/s didapat grafik yang melengkung, mulai saat tanpa beban sampai

dengan saat beban 65 watt. Pada grafik dapat dilihat bahwa daya maksimal yang

dihasilkan adalah sebesar 15,19 watt. Daya maksimal tersebut didapat pada saat

(65)

48

setelah mencapai titik puncak, daya yang dihasilkan akan kembali menurun saat

diberi beban yang lebih besar lagi.

Dan dari data hasil pengujian dengan menggunakan head 1,3 m dan debit

0,012 m3/s didapat pula grafik yang melengkung, mulai saat tanpa beban sampai

dengan saat beban 65 watt. Pada grafik juga dapat dilihat bahwa daya maksimal

yang dihasilkan sebesar 12,68 watt. Dan daya maksimal ini didapat pada saat

altenator di beri beban lampu 45 watt dan putaran altenatornya 727 rpm. Dan

setelah mencapai titik puncak, daya yang dihasilkan akan kembali menurun saat

diberi beban yang lebih besar lagi.

Dari gambar 4.2 ditunjukkan perbandingan 2 buah grafik daya keluaran

vs putaran altenator antara data hasil pengujian pada head 1,5 m dan debit

0,013m3/s dengan data hasil pengujian pada head 1,3 m dan debit 0,012 m3/s. Dari

perbandingan tersebut didapat bahwa semakin besar head dan debitnya maka

putaran yang dihasilkan semakin besar sehingga daya yang dihasilkan juga

(66)

49

4.1.4.2 Analisa dan Pembahasan Tentang Efisiensi Hasil Pengujian

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

600 650 700 750 800 850 900 950 1000 1050 1100

putaran alternator (rpm)

e fis ie n s i t o ta l ( % )

head1,5 m ; debit0,013 m3/s head 1,3 m ; debit 0,012 m3/s

Gambar 4.2 Grafik efisiensi total (η) vs putaran alternator

Dari data hasil pengujian dengan menggunakan head 1,5 m dan debit

0,013 m3/s didapat grafik yang menghasilkan efisiensi total maksimal sebesar 7,60

%. Efisiensi maksimal tersebut didapat pada saat altenator di beri beban lampu 45

watt dan putaran alternatornya 839 rpm.

Dari data hasil pengujian dengan menggunakan head 1,3 m dan debit

0,012 m3/s didapat grafik yang menghasilkan efisiensi total maksimal sebesar

8,11 %. Efisiensi maksimal tersebut didapat pada saat altenator di beri beban

lampu 45 watt dan putaran altenatornya 727 rpm.

Dari gambar 4.2 ditunjukkan perbandingan 2 buah grafik efisiensi total vs

putaran altenator antara data hasil pengujian pada head 1,5 m dan debit 0,013

m3/s dengan data hasil pengujian pada head 1,3 m dan debit 0,012 m3/s. Dari

(67)

50

menghasilkan efisiensi total yang lebih besar daripada head 1,5 m dan debit 0,013

m3/s. Hal ini disebabkan karena terjadi selisih daya yang tersedia (Pin) antara

pengujian pada head 1,5 m dan debit 0,013 m3/s dengan pengujian pada head 1,3

m dan debit 0,012 m3/s. Yaitu pada saat head 1,5 m dan debit 0,013 m3/s daya air

tersedia (Pin) yang dihasilkan sebesar 199,63 watt sedangkan pada saat head 1,3

m dan debit 0,012 m3/s daya air tersedia (Pin) yang dihasilkan sebesar 156,30

(68)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian turbin aliran silang (crossflow) ini, dapat disimpulkan

beberapa hal, antara lain:

1. Pada head 1,5 m dan debit 0,013 m3/s, daya keluaran paling besar

yaitu 15,19 watt dan efisiensi total yang paling besar adalah 7,60 %

yang didapat saat altenator diberi beban lampu 45 watt.

2. Pada head 1,3 m dan debit 0,012 m3/s, daya keluaran paling besar

yaitu 12,68 watt dan efisiensi total yang paling besar adalah 8,17 %

yang didapat saat altenator diberi beban lampu 45 watt.

5.2 Saran

Beberapa saran yang penting untuk perancang atau peneliti pada bidang

sejenis dengan penelitian ini atau yang ingin mengembangkan penelitian ini:

1. Melakukan penelitian dengan jumlah debit air masukan lebih

bervariasi dan dengan head yang lebih tinggi untuk mendapatkan hasil

data yang lebih bervariasi.

2. Melakukan penelitian dengan jumlah beban yang berbeda agar dapat

dilihat perbandingan efisiensinya.

(69)

52

3. Dalam membuat runner hendaknya dibuat dengan tingkat kerapian dan

presisi semaksimal mungkin (dibalancing) agar runner dapat berputar

maksimal.

4. Dalam membuat konstruksi turbin aliran silang (crossflow) ini

hendaknya perancang membuat dengan lebih tekun dan lebih teliti

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Sularso dan Kiyokatsu Suga, Dasar Perencanaan Dan Pemilihan Elemen Mesin,

cetakan ke-11, PT. Pradnya Paramita, Jakarta, 2004

Fritz Dietzel, Turbin Pompa dan Kompresor, cetakan ke-5, Penerbit Erlangga,

Jakarta, 1996

Mockmore, The Banki Water Turbine, 1949

Joe Cole, Crossflow Turbine Abstract, 2004

Altenator, The Free Encyclopedia

Micro Hydropower Basics, http://www.microhydropower.net/intro.html

(71)
(72)
(73)

Pompa Air yang digunakan dalam penelitian

(74)

Konstruksi alat yang digunakan saat penelitian

Gambar

Gambar 2.1   Skema perubahan Head pada turbin Pelton ( Fritz Dietzel, 1992, hal. 18 )
Gambar 2.2      Skema irisan penampang nozzle dan ember sudu (atas) dan bagan
Gambar 2.3  Skema Turbin Aliran Ossberger ( Fritz Dietzel, 1992, hal. 36)
Gambar 2.4  Bagan kecepatan pada Turbin Aliran Ossberger (Fritz Dietzel, 1992, hal.37)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa serapan N, tinggi tanaman, produksi berat segar dan produksi bahan kering tanaman sawi tidak menunjukkan pengaruh yang nyata

Peserta beranggapan proses pembelajaran e- learning lebih terorganisasi, Widyaiswara dan panitia memberi respon jawaban atau umpan balik dengan cepat, 85,8% peserta

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui kemahiran menulis karangan persuasi siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Tanjungpinang pada aspek fakta-fakta yang

Hal lain yang dapat dilihat adalah sisa kemagnetan sangat kecil sehingga pada saat motor stepper tidak dialiri arus maka ketika diputar tidak ada torsi yang melawan.. Sudut

Dari diagram di atas dapat diperoleh gambaran bahwa sampai dengan akhir tahun 2014 masyarakat Jawa timur yang telah tercover dalam program jaminan kesehatan

JADI DARI PENJELASAN DAN CONTOH SOAL DAPAT DISIMPULKAN BAHWA GARIS PENGARUH REAKSI PELETAKAN ADALAH GAMBAR BESAR REAKSI PERLETAKAN PADA WAKTU P = 1 BERJALAN DIATAS

melakukan inventarisasi dan penyusunan usul penghapusan barang milik negara di lingkungan Lembaga;.. melakukan penyimpanan dan pemeliharaan dokumen Subbagian; dan

Sasaran penelitian adalah proses pembelajaran IPA kelas VIII SMP pada materi cahaya, dengan validasi yang dilakukan oleh tiga ahli media dan ahli materi serta