ANALISIS ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMBENTUK BRAND IMAGE PADA PROSESOR INTEL
Studi Kasus pada Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi Kampus II Mrican, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Disusun oleh : Roy Fernando Purba NIM : 032214107
PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
“ Tetapi carilah terlebih dahulu kerajaan Allah dan kebenarannya,
maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu “
Matius 6 : 33
“...Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam
kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu
menimbulkan ketekunan dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan
tahan uji menimbulkan pengharapan. Dan pengharapan tidak
mengecewakan.”
Roma 5 : 3-5
Pertama-tama skripsi ini aku persembahkan untuk TUHAN YESUS KRISTUS Sang juru selamat yang selalu memberikan kasih, damai, dan berkat yang melimpah dalam setiap hari-hariku. Terimakasih ya Tuhan atas segala yang aku
miliki dalam hidup ini menjadi lebih berarti karena Mu.
Untuk Bapak dan Mama yang selalu memberikan yang terbaik buat sepanjang hidupku, aku sangat mencintai kalian dan kalian akan selalu ada di dalam hatiku Untuk kakakku yang aku kasihi (Lenni) dan Adik-adikku yang aku sayangi (Joki,
Hebi) Terimakasih atas segala cinta kasih yang kalian berikan, hidupku menjadi lebih berarti atas perhatian dan kasih sayang kalian
Untuk Keluarga Panggi L. Purba (Pilahan, Kota Gede) Terimakasih atas Dorongan, Doa dan Kasih yang besar yang telah diberikan kepada penulis, Semoga Tuhan selalu memberikan berkat dan karunia Nya kepada kita semua Untuk semua teman-teman yang telah menjadi bagian dari hidupku, terima kasih
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa yang saya tulis tidak memuat atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, Agustus 2008
Penulis
vi
ANALISIS ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMBENTUK BRAND IMAGE PADA PROSESOR INTEL
Studi Kasus pada Mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta
Roy Fernando Purba Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut dari prosesor intel (atribut harga beli, daya tahan, kualitas, reputasi perusahaan, harga jual, inovasi, mudah didapatkan, merek yang bergengsi dan banyak pilihan jenis dan tipe) yang berkontribusi dalam membentuk brand image bagi produk prosesor intel.
Penelitian ini merupakan studi yang lokasi penelitiannya diadakan di Kampus II Mrican, Universitas Sanata Dharma selama bulan April 2008. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dengan menggunakan metode Purposive convenience sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang pernah membeli dan menggunakan prosesor intel. Sampel yang diteliti sebanyak 100 orang responden. Teknik analisis data menggunakan analisis Cochran.
vii
ABSTRACT
AN ANALYSIS ON ATTRIBUTES SHAPING THE BRAND IMAGE OF INTEL PROCESSOR PRODUCT
Study on the Students of Sanata Dharma University Yogyakarta
Roy Fernando Purba Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
This research aimed to identify attributes of Intel processor (purchasing price attribute, endurance, quality, company’s reputation, selling price, innovation, availability, prestigious brand, and the variation of type) shaping the brand image of the Intel processor product.
This research was a study located at Campus II Mrican, Sanata Dharma University during April 2008. The data collecting technique used was questionnaire using purposive convenience sampling. The population of this research was the students of Economy Faculty, Sanata Dharma University who have purchased and used Intel processor. The sample used was 100 respondents. While the data analysis technique used was Cochran analysis.
viii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Roy Fernando Purba
Nomor Mahasiwa : 03 2214 107
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
“Analisis Atribut-Atribut yang Membentuk Brand Image pada Prosesor Intel : Studi Kasus pada Mahasiswa-mahasiswi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta”.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 19 September 2008
Yang menyatakan,
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Atribut-atribut yang Membentuk Brand Image pada Prosesor Intel”.
Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam penyusunan laporan skripsi ini baik dalam penelitian maupun dalam penulisan laporan ini, terutama kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus Sang Pengasih atas keselamatan dan berkah serta rencana-rencana indah yang diberikan dalam kehidupan ini.
2. Bapak Drs. Y.P Supardiyono, M.Si., Akt. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Unversitas Sanata Dharma.
3. Bapak V. Mardi Widyadmono, SE., M.B.A selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.
4. Ibu Diah Utari. BR, M.Si selaku Dosen pembimbing I yang telah memberikan masukan, bimbingan, nasihat, serta saran dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si selaku Dosen pembimbing II yang telah
memberikan bimbingan, nasihat, serta saran kepada penulis.
6. Bapak A. Yudi Yuniarto, SE., M.B.A selaku Dosen Penguji yang telah memberikan Penjelasan yang sangat berarti.
7. Seluruh Dosen dan Karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma yang telah membantu penulisan skripsi selama ini.
8. Seluruh Teman-teman dan Rekan Mahasiswa Universitas Sanata Dharma, Mrican yang telah membantu dalam pengisian kuesioner dalam melaksanakan penelitian guna penyusunan skripsi ini..
x
kepada Tuhan Yesus Kristus karena telah memberikan Orang tua teladan bagi saya).
10.Kakakku (Lenni), dan kedua adikku (Joki dan Hebi) dan semua keluarga di Medan, Pematang Siantar, terimakasih atas dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang sangat besar yang telah diberikan kepada penulis dalam masa penyelesaian skripsi ini.
11. Keluarga besar L.Purba di Pilahan, Kota gede Terimakasih atas cinta kasih yang telah diberikan kepada penulis selama menjalani studi sampai penyelesaian skripsi di Kota adem ayem ini.
12.Teman-teman Manajemen kelas D & E yang telah menjadi bagian dari hari-hari saya selama studi di USD jogja, khususnya teman-teman angkatan 2003 (Anak2 Nongkrong Kopma), Amandus, Heru, Soniye, Titis, Yusnita, Camelia, Arbie, Elman, Edi (Sitepu), Isa, Yo2K, Adi, Andi, Windro, Cristian, Edi pRajoko, Fandi, Sandi, Angga, dan juga teman-teman MAN 04 (Arie, Reo,Wiznu, Ichwan, Bunglon, Pacce)serta semua teman yang tidak bisa penulis sebutin satu-persatu. (Sahabat Sejati adalah Sahabat yang selalu Melihat dengan Benar dan Memberikan Kebenaran Ketika Terjadi Kesalahan).
13.Anak Kost Abimanyu ‘206 (Tommy, pyanx, Pulung, Wocko, SUgek, Wiwid) dan semua yang belum disebutin terima kasih semua.
14.Anak Kost Kolobendono (Maz Yono, bendzhot, Arie, Mario, Ichwan, Oos, Singgih, Kadek, Bayu dll.)Thanx Semuanya Coi..
15.Teman2 KKP Angkatan XIII di Pajangan,Krebet, Bantul.Woi...kapan ke krebet lagi...Buat kelompokku: Florentinus (olen –olen), satyarini, Tetti sukses ya buat klian....
xi
Dalam penulisan ini, penulis menyadari masih banyak kekurangan baik dari segi materi maupun susunan kalimat, namun penulis berharap agar laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, Juli 2008
Penulis
xii
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
SUSUNAN PANITIA PENGUJI ... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v
ABSTRAK ... vi
ABSTRACK ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... viii
KATA PENGANTAR ... . ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Batasan Masalaha ... 4
D. Tujuan Penelitian ... 4
E. Manfaat Penelitian ... 4
xiii
BAB II LANDASAN TEORI ... 7
A. Pengertian Merek ... 7
B. Nilai Penting Merek ... 9
C. Cara Membangun Merek dan Penentuan Strategi Merek... 10
1. Membangun Merek... 10
2. Srtategi Merek... 12
D. Kulturasi Merek... 15
E. Keputusan Mengenai Merek ... 18
F. Pengertian Unsur-unsur Brand Equity ... 20
1. Pengertian Brand Loyalty ... 20
2. Unsur-unsur Brand Equity ... 21
G. Asosiasi Merek ... 21
H. Kerangka Pemikiran Konseptual... 23
I. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 24
A. Jenis Penelitian ... 24
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24
C. Subjek dan Objek Penelitian ... 24
D. Variabel Penelitian ... 25
E. Jenis Data ... 25
1. Data Primer ... 25
2. Data Skunder ... 26
xiv
2. Observasi ... 26
3. Dokumentasi ... 26
G. Populasi dan Sampel ... 26
1. Populasi ... 26
2. Sampel ... 27
H. Definisi Operasional ... 28
I. Teknik Pengujian Insterumen Penelitian ... 29
1. Analisis Validitas ... 29
2. Analaisis Reliabilitas ... 30
J. Metode Analisis Data ... 31
1. Membuat Matrik Jawaban Responden ... 32
2. Membuat Matrik Cochran ... 33
3. MelakukanProses Cochran ... 33
4. Merumuskan Hipotesis ... 34
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 36
A. Universitas Sanata Dharma ... 36
1. Sejarah Berdirinya ... 36
2. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma ... 37
B. Produk Prosesor Intel ... 43
1. Sejarah ... 43
xv
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 52
A. Identitas Responden ... 53
B. Pengujian Terhadap Instrumen Penelitian ... 56
1. Uji Validitas ... 56
2. Uji Reliabilitas ... 58
C. Analisisi Data ... 58
1. Perhitungan Cochran Tahap Pertama ... 60
2. Perhitungan Cochran Tahap Kedua ... 61
D. Pembahasan ... 62
BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN………64
A. Kesimpulan ... 64
B. Saran ... 65
C. Keterbatasan ... 66
DAFTAR PUSTAKA ... ...68
LAMPIRAN
xvi
Tabel II.1. Strategic Culture ... 16
Tabel III.1. Matrik Jawaban Responden ... 32
Tabel III.2. Matrik Input Responden... 32
Tabel III.3. Matrik Cochran ... 33
Tabel V.1. Distibusi Skor Jenis Kelamin ... 54
Tabel V.2. Distibusi Skor Usia ... 55
Tabel V.3. Distibusi Skor Pendidikan Terakhir ... 55
Tabel V.4. Distribusi Skor Pekerjaan ... 56
Tabel V.5. Distribusi Skor Uang Saku perbulan ... 56
1
Menjelang era globalisasi, kebutuhan manusia akan teknologi informasi
yang dapat diakses dengan mudah dan cepat, dirasakan sangat penting dan
salah satu media pendukungnya adalah komputer. Sekarang ini komputer telah
menjadi bagian sangat vital bagi kehidupan kita, berbagai pekerjaan dapat
diselesaikan dengan mudah dengan bantuan komputer, apalagi sekarang
kemajuan teknologi komputer berkembang dengan sangat pesat. Berbagai
macam merek komputer beredar di pasar dalam negeri, dari komputer yang
berkecepatan 100 MHz sampai dengan komputer yang mempunyai kecepatan
di atas 1000 MHz. Dulu orang punya keinginan yang tidak muluk-muluk
terhadap komputernya, bagi mereka prinsipnya yang penting jalan dan tidak
sering rewel (rusak). Dengan syarat yang sangat enteng ini, otomatis
spesifikasi komputer yang mereka beli tidak terlalu diperhatikan, oleh karena
itu harga pun sengaja dipilih yang paling murah.
Sekarang filosofi pengguna komputer sudah bergeser. Zaman sekarang
harga bukan lagi sebagai pertimbangan utama. Keandalan, kecepatan serta
kemampuan prima sebuah komputer menjadi syarat wajib dimiliki sebuah
CPU (Central Procesing Unit). Performa yang tinggi dari sebuah komputer
sangat didukung oleh kinerja prosesor dengan kecepatan ribuan MHz, itulah
Banyak perusahaan pembuat prosesor bersaing dalam memberikan
fasilitas yang terbaik bagi para konsumen, salah satunya adalah pembuat
prosesor Intel. Baru saja Intel meluncurkan prosesor terbarunya yaitu
core2duo dengan kecepatan 2130 MHz, melebihi pendahulunya yaitu Pentium
4 dengan kecepatan 1700 MHz yang dinobatkan sebagai prosesor paling cepat
di muka bumi. Dengan banyaknya tipe prosesor yang ditawarkan di pasar,
para pembuat prosesor berusaha untuk memahami dan memenuhi kebutuhan
konsumennya dengan memberikan berbagai macam fasilitas yang akhimya
bertujuan untuk memenuhi kepuasan konsumen.
Merek prosesor yang ditawarkan di pasaran sangat banyak dan
beraneka ragam, tetapi hanya beberapa saja yang mampu menancap kuat di
benak konsumen. Bahkan banyak diantara para konsumen yang hanya
menggunakan satu merek saja untuk jangka waktu yang cukup lama tanpa
berpindah kemerek yang lain.
Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, simbol, rancangan, atau
kombinasi, dari semua ini dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari
seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk
pesaing (Kotler, 2005:82). Pemberian nama atau merek pada suatu produk
hendaknya tidak hanya merupakan suatu simbol. Konsumen memandang
merek sebagai bagian penting dari suatu produk. Dengan adanya merek suatu
produk, maka konsumen dapat dengan mudah memilih suatu produk yang
diinginkannya. Suatu merek produk diasosiasikan oleh konsumen melalui
Sedangkan asosiasi merek adalah persepsi konsumen mengenai merek produk
tersebut, atau bagaimana mereka memandangnya (Temporal dan Lee,
2002:51). Jadi asosiasi merek adalah segala hal yang berkaitan dalam ingatan
mengenai merek.
Berbagai asosiasi yang diingat konsumen dapat dirangkai sehingga
membentuk citra tentang merek atau brand image di dalam benak konsumen.
Adapun pengertian brand image adalah sekumpulan asosiasi merek yang
terbentuk dibenak konsumen (Rangkuti, 2002:42). Konsumen yang terbiasa
menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand
image. Oleh karena itu para produsen haruslah mampu mengkomunikasikan
atribut-aribut yang terdapat pada mereknya, seperti: model, daya tahan,
inovasi dan lain-lain kedalam benak bahkan hati konsumen dengan baik,
sehingga produsen dapat lebih mudah mengkomunikasikan atribut-atribut
yang telah terbentuk dalam pikiran konsumen dalam rangka pembentukan
brand image. Dengan terbentuknya brand image pada konsumen maka
perusahaan mengharapkan agar produknya sesuai dengan keinginan
konsumen.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitin dengan judul "Analisis Atribut-atribut yang Membentuk Brand
Image pada Prosesor Intel."
B. Rumusan Masalah
Apakah salah satu atau lebih dari atribut harga beli, daya tahan,
merek yang bergengsi dan banyak pilihan jenis serta type adalah merupakan
BrandImage pada produk prosesor intel ?
C. Batasan Masalah
1. Penelitian dilakukan di Kampus II Mrican Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
2. Responden yang dipilih adalah Mahasiswa/mahasiswi Fakultas Ekonomi
yang pernah membeli dan menggunakan prosesorIntel.
3. Penelitian yang dilakukan terbatas yaitu hanya pada atribut harga beli,
daya tahan, kualitas, reputasi perusahaan, harga jual kembali, inovasi,
mudah didapatkan, merek yang bergengsi dan banyak pilihan jenis serta
type.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah semua atribut (harga beli, daya tahan,
kualitas, reputasi perusahaaan, harga jual, inovasi, mudah didapatkan, merek
yang bergengsi dan banyak pilihan jenis serta type) secara bersama-sama
mampu membentuk brand image bagi produk prosesor Intel.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan bagi peneliti sekaligus
peneliti dapat menerapkan teori-teori yang telah didapat selama kuliah dan
untuk menambah pengetahuan mengenai arti penting suatu Brand Image
2. Bagi Universitas Sanata Dharma
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi tambahan
untuk penelitian lebih lanjut dan sumbangan kepustakaan untuk
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bagi Perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumbangan pemikiran dalam membuat
kebijakan-kebijakan dibidang pembentukan Brand Image terhadap merek
produk.
F. Sistematika Penulisan
BAB I : Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika
penelitian.
BAB II : Landasan Teori
Bab ini menguraikan teori-teori yang mendukung sebagai dasar
untuk menganalisa data-data yang mempunyai keterkaitan dengan
permasalahan yang ada.
BAB III : Metode Penelitian
Bab ini berisi: Jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian,
lokasi dan waktu penelitian, data yang dibutuhkan, teknik
pengumpulan data, uji validitas, dan uji realibilitas dan teknik
BAB IV : Analisis Data
Bab ini berisi analisis data dari hasil penelitian yang dilakukan
beserta pembahasan dari permasalahan yang dikemukakan.
BAB V : Kesimpulan, saran, dan keterbatasan
Bab ini berisi tentang kesimpulan, saran dan keterbatasan dalam
7
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan kombinasi hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang dan jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dengan pesaing (Kotler, 2002:460). Jadi perbedaaan satu produk dengan produk lainnya sangat tergantung pada merek yang ditampilkan. Pengertian-pengertian merek lainnya adalah sebagai berikut:
Menurut Aaker (dalam Rangkuti, 2002:36) merek adalah nama dan atau simbol yang bersifat membedakan (seperti sebuah logo, cap atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi barang atau jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu. Sedangkan menurut Stanton (dalam Rangkuti, 2002:36) merek adalah nama, istilah, simbol atau desain khusus atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan oleh penjual.
Merek dapat memiliki enam tingkat pengertian yaitu (Kotler, 2002:460):
1. Atribut
Merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. Mercedes merupakan mobil yang dirancang dengan kualitas tinggi, mesin bagus, dibuat dengan bahan yang bermutu tinggi, awet, bergengsi tinggi, cepat, mahal dan bernilai jual tinggi. Perusahaan dapat menggunakan satu atau seluruh atribut ini mengiklankan mobil tersebut.
2. Manfaat
Suatu merek terdiri dari banyak atribut. Pelanggan tidak membeli atribut melainkan membeli manfaat. Atribut diperlukan untuk diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan atau emosional.
3. Nilai
Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. Pemasar merek harus mengetahui merek yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang berkelas, sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.
4. Budaya
Merek juga mewakili budaya tertentu. Mercedes mewakili budaya Jerman: terorganisasi, efisien, dan memiliki kualitas tinggi.
5. Kepribadian
iklan baterai Alkalin Millenium Power yang diperankan oleh Evander Hollyifield yang memiliki keperkasan dan kekuatan, sehingga konsumen mengasosiasikan baterai tersebut memiliki keperkasaan dan kekuatan seperti halnya Evander Hollyfield.
6. Pemakai
Merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
B. Nilai Penting Merek
Merek sebenarnya merupakan janji penjual untuk secara konsisten memberikan Feature, manfaat dan jasa tertentu kepada pembeli. Merek-merek terbaik memberikan jaminan kwalitas. Merek yang ampuh mempunyai nilai merek yang tinggi. Merek mempunyai nilai yang lebih tinggi kalau mempunyai loyalitas merek, kesadaran merek, anggapan mutu, asosiasi merek yang lebih tinggi, dan asset lain seperti paten, merek dagang, dan hubungan saluran (Rangkuti, 2002: 14). Sebuah merek dengan nilai merek yang kuat merupakan aset yang amat berharga bagi produsen merek tersebut.
mudah dikomunikasikan dan diterima konsumen. Alasan penting lainnya untuk mengelola dan mengembangkan merek adalah merek lebih bermakna dari pada sekedar produk.
Produk hanya menjelaskan atribut fisik berikut dimensinya sehingga tidak lebih dari komoditi yang dapat dipertukarkan, sedangkan merek menjelaskan emosi serta hubungan secara spesifik dengan pelanggan. Hal ini dapat terjadi karena merek mengandung nilai-nilai yang lebih bermakna dari pada atribut fisik. Merek mengandung nilai-nilai yang bersifat intangible,
emosional, keyakinan, harapan, serta sarat dengan persepsi pelanggan.
C. Cara Membangun Merek dan Penentuan Strategi Merek
1. Membangun Merek
Membangun merek yang kuat sama dengan membangun sebuah rumah. Untuk memperoleh bangunan yang kokoh, kita memerlukan fondasi yang kuat. Begitu juga untuk membangun dan mengembangkan sebuah merek. Perusahaan memerlukan fondasi yang kuat. Cara yang dilakukan perusahaan adalah sebagai berikut (Rangkuti, 2002:5):
a. Memiliki positioning yang tepat.
singkat yang membuat suatu merek memiliki suatu keunikan. Slogan ini biasanya dimunculkan dalam iklan-iklan dari merek produk tersebut atau kadang-kadang juga ditulis dalam kemasan. Sama seperti nama merek, slogan adalah elemen dari merek yang memberikan kontribusi penting dalam meningkatkan daya tarik suatu produk. Slogan yang kuat akan memberikan kontribusi terhadap kekuatan suatu merek. Slogan yang kuat, akan membantu suatu merek dalam meningkatkan awareness. Bila seseorang mengingat slogan "mencuci lebih bersih" maka, benak konsumen akan langsung berhubungan dengan rinso. Bila seorang konsumen teringat akan slogan "anda layak dapat bintang" maka dalam benak konsumen, akan muncul minuman bir dengan merek bir bintang. Begitu membaca "just do it", hampir setiap orang pasti langsung teringat Nike. Slogan dapat memperkuat strategi positioning dari merek tersebut. Hal ini terjadi karena slogan sesungguhnya adalah inti sari dari positioning itu sendiri, suatu slogan yang baik biasanya lahir dari pemahaman yang mendalam mengenai
brand image yang akan dibentuk dalam benak konsumen. Hanya dengan menggunakan kata-kata antara dua hingga lima kata saja, maka slogan sudah dapat mewakili bagian yang penting dari asosiasi yang ingin dikembangkan oleh suatu merek. Membangun positioning
menemukan kata kunci atau akspresi dari core benefit suatu merek, tetapi lebih jauh lagi yaitu menjembatani keinginan dan harapan pelanggan seghingga dapat memuaskan pelanggan.
b. Memiliki brand value yang tepat.
Semakin tepat merek yang di-positioning-kan di benak pelanggan, maka merek tersebut akan semakin kompetitif. Untuk mengelola hal tersebut kita perlu brand value yang tepat. Ibarat sebuah pakaian,
positioning adalah ukuran bagi pemakainya. Sedangkan brand value
adalah keindahan warna serta model pakaian tersebut. Brand value
membentuk brand personality. Brand personality lebih cepat berubah dibandingkan brand positioning, karena brand personality
mencerminkan gejolak perubahan selera konsumen. c. Memiliki konsep yang tepat.
Tahap akhir untuk mengkomunikasikan brand value dan positioning
yang tepat kepada konsumen harus didukung konsep yang tepat. Pembangunan konsep merupakan proses kreatif, karena berbeda dari
positioning. Konsep dapat terus menerus berubah sesuai dengan daur hidup produk yang bersangkutan. Sehingga brand image dapat terus-menerus ditingkatkan.
2. Strategi Merek
a. Perluasan lini (line extension).
Perluasan lini terjadi apabila perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori produk yang sama. Cara yang dilakukan biasanya dengan tampilan baru, seperti bentuk, ras, warna, kandungan, ukuran kemasan dan sebagainya. Pada umumnya perkenalan produk baru merupakan perluasan lini. Strategi ini dapat di lakukan apabila perusahaan mengalami kelebihan kapasitas produksi atau perusahaan ingin memenuhi peningkatan selera konsumen terhadap tampilan baru. b. Perluasan merek (brand extension).
Perluasan merek dapat terjadi apabila perusahaan memutuskan untuk menggunakan merek yang sudah ada pada produk dalam satu kategori baru. Strategi perluasan merek memberikan sejumlah keuntungan (Rangkuti, 2002:121): mengurangi persepsi resiko ditolaknya produk tersebut oleh pelanggan, memanfaatkan kemudahan saluran distribusi yang sudah ada, meningkatkan efisiensi biaya promosi, mengurangi biaya perkenalan produk baru serta program tindak lanjut pemasaran, mengurangi biaya pengembangan produk baru, meningkatkan efisiensi desain logo dan kemasan, menyediakan variasi pilihan produk kepada pelanggan. Strategi perluasan merek tersebut pada umumnya lebih cepat dihargai (karena sudah dikenal sebelumnya), sehingga kehadirannya dapat diterima oleh konsumen.
c. Multi Brand
Multi brand dapat terjadi apabila perusahaan memperkenalkan
berbagai alasan untuk melakukan hal ini. Tujuannya adalah untuk mencoba membentuk kesan, kenampakan (feature) serta daya tarik lain kepada konsumen, sehingga konsumen mempunyai lebih banyak pilihan. Strategi multibrand juga memungkinkan perusahaan merebut lebih banyak ruang rak distributor dan melindungi merek utamanya dengan menciptakan merek sampingan (flanker brand). Multibrand
dapat juga terjadi akibat warisan merek dari perusahaan lain yang telah diakuisisi oleh perusahaan tersebut.
d. Merek Baru
Merek baru dapat dilakukan apabila perusahaan tidak memiliki satu merekpun yang sesuai dengan produk yang dihasilkan atau apabila citra merek tersebut tidak membantu untuk produk baru tersebut. Namun demikian perusahaan harus hati-hati, karena peluncuran merek baru biasanya memerlukan biaya yang cukup besar, terlebih lagi untuk sampai pada tahap brand loyalty yang tinggi.
e. Merek Bersama (co-branding).
Kecenderungan yang terjadi saat ini adalah meningkatkan strategi co-branding atau yang disebut juga kerjasama branding. co-branding
menjangkau konsumen baru dengan mengkaitkan merek lain. Strategi apapun yang dilakukan suatu perusahaan untuk menguatkan merek yang dimilikinya sangat tergantung pada positioning nya di pasar. Untuk itu Positioning merek tersebut harus dievaluasi secara terus-menerus ditengah tengah persaingan yang semakin ketat, sehingga perusahaan dapat melakukan repositioning. Respositioning dapat terjadi karena setiap saat selera konsumen selalu berubah. Preferensi konsumen terus berubah seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan keinginan konsumen.
D. Kulturasi Merek
Tiap lingkungan pasar menuntut perilaku organisasi tertentu yang akan menentukan keberhasilan perusahaan untuk mewujudkan sumber utama keunggulan kompetitif (Susanto dan Wijanarko, 2004: 198). Perilaku organisasi ini juga dapat didefinisikan dengan budaya strategis (strategic culture), yang tercermin dalam keyakinan, nilai-nilai, sistem kompensasi, percakapan dalam pertemuan dan laporan anggaran. Termasuk di dalamnya adalah 'apa yang diukur oleh bagian keuangan', 'bagaimana mengembangkan bisnis', 'bagaimana rencana strategis dipersiapkan', 'bagaimana resiko dinilai', 'filosofi dalam perkenalan produk dan seterusnya. Jika sumber keunggulan kompetitif dituangkan dalam
Tabel II.1 Strategic Culture
Budaya Strategis Nilai-nilai
Layanan pelanggan Loyalitas, layanan, kolaborasi, konsensus Keunikan produk Inovasi, pembedaan, pemecahan masalah Orientasi biaya Pengawasan, keterandalan, analisa, Ketepatan,
predictability
Preminence Pertumbuhan, kompetisi, ukuran, agretivitas,
kekuatan, kecepatan
The Jakarta consulting group telah mengembangkan sebuah model
komperehensif yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perubahan budaya organisasi yang sering dibutuhkan dalam proses kulturasi merek, yang meliputi sembilan tahapan.
Tahap pertama adalah dilakukannya strategic exploratorymeeting
(SEM) untuk menelaah apakah perlu dilakukan perubahan budaya organisasi yang ada saat ini. Tahap kedua adalah melakukan review
‘budaya’ dikembangkan secara sistematis dan dijabarkan lebih lanjut menjadi butir-butir yang mudah dipahami. Tahap kedelapan adalah membangun atau mengembangkan strategi dalam rangka sosialisasi budaya organisasi yang baru. Tahap Kesembilan adalah mengembangkan strategi internalisasi budaya organisasi yang baru.
Dalam kulturasi merek terdapat langkah in-house campaign, yang diarahkan pada seluruh anggota organisasi di dalam perusahaan, dan menyangkut semua tingkatan dalam aktivitas kerja sehari-hari. Program ini dapat memanfaatkan beberapa orang kunci dalam perusahaan, yaitu manajer puncak untuk menunjukan komitmen, core people yang terdiri dari anggota organisasi pilihan dari berbagai tingkatan yang memiliki antusiasme yang tinggi terhadap penerapan budaya baru serta rekan yang masa kerjanya lama.
Gimmick products dapat berupa emblem, gantungan kunci,
dompet, tempat bolpoin dan lain-lain yang tujuannya adalah untuk memaksa secara halus para pengguna barang-barang tersebut untuk memahami, mengingat dan menghayati slogan yang tercantum dalam benda-benda tersebut.
program promosi, kemasan produk, dan program periklanan. Budaya perusahaan selalu dirakitkan dengan out side campaign sebagai pendukung identitas merek yang tidak dapat diabaikan begitu saja.
Jika slogan budaya perusahaan telah tertanam dibenak konsumen, secara tidak langsung citra perusahaan telah terbentuk (susanto dan wijanarko, 2004:2001).
E. Keputusan Mengenai Merek
Dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk-produk individual, penjual harus menghadapi keputusan pemberian merek. Merek merupakan masalah utama dalam strategi produk. Sebaliknya mengembangkan produk bermerek membutuhkan pengeluaran investasi jangka panjang yang besar, khususnya untuk iklan, promosi dan pengemasan (Kotler, 2001 :575).
memberikan merek distributor, atau merek penyalur.
Ada beberapa manfaat memberikan merek terhadap penjual antara lain (Kotler, 2004:464):
1. Merek memudahkan penjual memproses pesanan dan menelusuri masalah
2. Nama merek dan tanda merek penjualan memberikan perlindungan hukum atas ciri -ciri produk yang unik.
3. Merek memberikan kesempatan kepada penjual untuk menarik pelanggan yang setia dan menguntungkan.
4. Merek membantu penjual melakukan segmentasi pasar.
5. Merek yang kuat membantu membangun citra perusahaan, memudahkan perusahaan meluncurkan merek-merek baru yang mudah diterima oleh para distributor dan pelanggan.
Produsen yang ingin mencantumkan merek pada produknya akan menghadapi beberapa pilihan. Paling tidak ada empat strategi dalam pemberian merek (Rangkuti, 2002:141):
1. Nama merek harus khusus (individual brand name)
2. Nama kelompok gabungan bagi semua produk (a blanketfamily name)
3. Nama kelompok yang terpisah (separate family name)
4. Nama perusahaan digabung dengan nama khusus (company trade name combined)
merek ganda ini, penjual membuat dua atau lebih merek dalam kategori/kelompok produk yang sama. Ada beberapa alasan mengapa perusahaan menerapkan strategi merek ganda ini. Alasan pertama, perusahaan akan memperoleh ruang/rak yang lebih banyak di toko atau supermarket, dengan demikian akan meningkatkan pengecer pada merek-mereknya. Kedua karena sedikitnya jumlah konsumen yang suka berpindah-pindah merek ialah dengan menyediakan banyak merek. Ketiga, adalah menambah merek baru yang meningkatkan gairah serta efisiensi didalam tubuh perusahaan itu sendiri.
F. Pengertian dan Unsur-unsur Brand Equity
1. Pengertian brand equity
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Barwise pada tahun 1993 (dalam Rangkuti, 2002:8) banyak praktisi periklanan menggunakan istilah brand equity. Sejak saat itu sampai sekarang terdapat empat teori yang banyak dipakai mengenai istilah brand equity, yaitu (Rangkuti, 2002:8)
a. Menurut Aaker et al, brand equity dikaitkan dengan nilai uang
(financial equity).
b. Menurut Pitta et al, brand equity dikaitkan dengan perluasan merek (brand extension).
2. Unsur-unsur brand equity
Kesan kualitas (perceived quality) menurut Aaker (dalam Rangkuti, 2002:41) adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan maksud yang diharapkan. Menurut Aaker (dalam Rangkuti, 2002:39) kesadaran merek (brand awarness) adalah kesanggupan seseorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu. Peran brand awarness (kesadaran merek) dalam keseluruhan brand equity tergantung dari sejauh mana tingkatan kesadaran yang dicapai oleh suatu merek.
G. Asosiasi Merek (Brand Associations)
Selanjutnya apabila para konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus-menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu, yang disebut dengan loyalitas merek
Pengertian loyalitas merek (brand loyalty) menurut Aaker (dalam Rangkuti, 2002:60) adalah ukuran dari kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Apabila loyalitas merek meningkat, maka kerentanan kelompok pelanggan dari serangan Competitor dapat dikurangi. Loyalitas merek secara langsung dapat diartikan sebagai penjualan dimasa depan.
H. Kerangka Pemikiran Konseptual
Untuk memudahkan pemahaman bagi pembaca, maka penulis menyusun kerangka pemikiran teoritis dari penelitian ini, dimana dalam penelitian ini ada terdapat sembilan variabel yang digunakan untuk diteliti, kemudian dilakukan pengujian validitas dan reabilitas terhadap kesembilan variabel tersebut untuk mengetahui apakah kesembilan variabel tersebut layak untuk dipakai dan dijadiakan sebagai pernyataan dalam kuesioner. Setelah diperoleh hasil validitas dan reabilitasnya maka selanjutnya akan dilakukan proses perhitungan Cochran pada kesembilan variabel tersebut yang telah dinyatakan valid, proses perhitungan Cochran bisa dilakukan lebih dari satu atau dua tahap sampai ditemukan hanya terdiri dari beberapa variabel saja yang akan mampu membentuk Brand image atau yang mengacu pada pembentukan Brand image terhadap Prosesor Intel tersebut.
I. Hipotesis
Salah satu atau lebih dari ke sembilan atribut tersebut merupakan
24
Penelitian ini merupakan studi kasus, studi kasus yaitu; suatu
penelitian yang terperinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu
tertentu termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya, dengan cukup
mendalam dan menyeluruh (Umar, 1997: 29). Kesimpulan yang diambil
dalam studi kasus ini hanya berlaku pada kasus itu sendiri dan tidak dapat
digeneralisasikan di luar kasus tersebut.
B. Lokasi dan waktu Penelitian
Lokasi Penelitian : Kampus II Mrican, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
Waktu Penelitian : Bulan April 2008
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah orang-orang yang dijadikan
responden yaitu Mahasiswa-mahasiswi Fakultas Ekonomi Kampus II Mrican
Universitas Sanata Dharma yang pernah membeli dan menggunakan prosesor
Intel pada CPU mereka. Sedangkan obyek penelitian ini meliputi
atribut-atribut yang akan diteliti yang diduga membentuk brand image bagi prosesor
intel seperti: harga beli, daya tahan, kualitas, reputasi perusahaan, harga jual
kembali, inovasi, mudah didapatkan, merek yang bergengsi dan banyak
D. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Atribut harga beli : Sejumlah nilai uang yang ditukarkan konsumen untuk
memiliki atau menggunakan produk.
2. Atribut Kualitas : Kemampuan suatu produk untuk memenuhi harapan
konsumen.
3. Atribut daya tahan : Kemampuan suatu produk untuk bertahan.
4. Atribut reputasi perusahaan : Reputasi perusahaan dimata konsumen.
5. Atribut harga jual kembali : Tinggi/rendahnya harga jual yang dinilai oleh
pasar jika produk dijual.
6. Atribut inovasi: Perubahan pada suatu produk dengan tujuan membuat
produk tersebut berbeda dan mempunyai nilai tambah sendiri.
7. Atribut mudah didapatkan: Penyaluran produk dari produsen hingga ke
tangan konsumen. Dalam hal ini banyaknya retailer (took) yang menjual
produk tersebut.
8. Atribut merek yang bergengsi: Perasaan bangga akibat penggunaan dari
suatu merek.
9. Atribut Banyak pilihan jenis serta type: Menyediakan berbagai macam
pilihan produk sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan konsumen.
E. Jenis Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang diolah peneliti guna membantu memecahkan
responden yang mengisi kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber yang
dipublikasikan untuk tambahan informasi, seperti teori-teori yang
mendukung, serta sumber-sumber informasi lain seperti majalah dan surat
kabar.
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Cara pengumpulan data dengan membagikan daftar pertanyaan kepada
responden untuk diisi. Dalam penelitian ini, bentuk pertanyaan yang
diberikan kepada responden bersifat tertutup, artinya jawaban sudah
disediakan, responden tinggal memilih jawaban yang sudah dirumuskan.
2. Observasi
Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan dan pencatatan secara
teliti dan sistematis atas gejala-gejala yang diteliti.
3. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan mempelajari catatan-catatan dan
dokumen historis yang berhubungan dengan objek yang diteliti.
G. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya
dapat diduga (Umar, 1997:58). Populasi dalam penelitian ini adalah
Sanata Dharma, Yogyakarta yang pernah membeli dan menggunakan
prosesor Intel pada CPU mereka. Berarti populasi dalam penelitian ini
adalah bersifat tidak terbatas.
2. Sampel
Dalam pengambilan sampel, peneliti menggunakan teknik non probability
sampling. Untuk mempermudah kuesioner maka digunakan metode
Purposive Convenience sampling dimana responden yang mengisi
kuesioner adalah responden yang pernah membeli dan telah menggunakan
prosesor Intel dalam CPU mereka dan penulis bebas memilih siapa saja
yang kebetulan dan mudah ditemui dan bersedia mengisi kuesioner (Umar,
1997:58). Jadi responden yang dijadikan sebagai sampel harus memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Merupakan pembeli dan menggunakan prosesor Intel semua jenis
serta type dalam CPU mereka.
2. Responden yang dipilih adalah mereka Mahasiswa /mahasiswi
Fakultas Ekonomi Kampus II Mrican, Universitas Sanata Dharma.
Sedangkan dari populasi yang ada, peneliti menetapkan besarnya sampel
100 orang responden, dengan tingkat kepercayaan 95%, dan standar
kesalahan 10%.
Adapun rumus untuk menentukan jumlah sampel menurut Budiyuono
(1996: 155):
Keterangan:
n = jumlah sampel
p = kemungkinan terbesar sukses
E = kesalahan yang dapat diterima
Z = standard error
Dengan perhitungan sebagai berikut, misal kemungkinan terbesar sukses
sebesar 50%, standar kesalahan sebesar 10%, dengan tingkat kepercayaan
95% = 1,96. sehingga dapat diperoleh:
n = 0,5 (1-0,5) x [1,96/0,1]2 n = 0,25 x 384,16 = 96,04
Supaya memudahkan penelitian, peneliti menggenapkan 96,04 menjadi
100 sampel.
H. Definisi Operasional
1. Merek adalah nama, istilah, simbol, desain atau gabungan dari
keseluruhannya yang ditujukan untuk mengidentifikasikan produk atau
jasa yang dihasilkan sehingga berbeda dengan produk atau jasa yang
dihasilkan oleh pesaing.
2. Asosiasi merek adalah persepsi konsumen mengenai merek produk
tersebut, atau bagaimana mereka memandangnya.
3. Prosesor adalah sebuah chips yang dipasang slot atau socket di dalam
sebuah motherboard yang berfungsi sebagai otak dalam sebuah CPU.
4. Brand Image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk di benak
I. Teknik Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui apakah setiap item dan kuesioner yang digunakan
sudah valid atau belum maka dilakukan uji statistik untuk mengukur
kesahihan butir dengan keandalan butir dengan menggunakan analisis
validitas dan reliabilitas.
1. Analisis Validitas
Hasil penelitian dikatakan valid bila terdapat kesamaan antara data
yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya (Sugiyono, 1999 : 109).
Analisis validitas yang digunakan untuk menunjukkan tingkat validitas
atau kesahihan butir dengan menggunakan rumus koefisien korelasi
product moment dan Pearson (Usman dan Setiady, 2000 : 203):
Keterangan:
rxy = Koefisisen korelasi setiap item x = Nilai dari setiap item
y = Nilai dari semua item
N = Jumlah sampel
Besarnya rxy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikansi (n) = 5%. Jika rxy lebih besar dari r tabel maka kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid atau sahih. Cara
2. Analisis Reliabilitas
Pengujian reliabilitas intrumen dapat dilakukan secara external
maupun secara internal. Secara external pengujian dapat dilakukan dengan
retest (stability), equivalent dan gabungan keduanya. Secara internal
reliabilitas instrumen dapat diuji dengan menganalisis konsistensi
butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu. Untuk ini dapat
digunakan metode ganjil genap, yaitu memisahkan antara item bernomor
genap yang valid kemudian dicari dengan menggunakan teknik koefisien
korelasi product moment dan Pearson (Usman dan Setiady, 2000 : 203):
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi item bernomor ganjil dengan item bernomor
genap
X = Nilai item bernomor ganjil
y = Nilai item bernomor genap
N = Jumlah sampel
XY= Hasil kali skor X dan Y untuk setiap responden
Setelah koefisien korelasi item bernomor ganjil dan item bernomor
genap didapat maka untuk menilai reliabilitas digunakan rumus Spearman
xy
rxx = Koefisien reliabilitas
rxy = Koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dengan
item bernomor genap
Dengan taraf signifikansi (x)= 0,05 jika rxx > dari r tabel maka kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan memenuhi keandalan. r tabel
dapat dihitung dengan cara menggunakan tabel r one-tail.
J. Metode Analisis Data
Metode analisis yang digunakan untuk mengukur bagaimana
konsumen mengkaitkan sebuah merek dengan satu atau beberapa atribut
hingga membentuk sebuah “brand image” adalah analisis Cochran (Santoso,
2001:237). Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut (santoso,
2001:234):
Keterangan:
Q : Cochran
k : Jumlah Atribut
L : Jumlah jawaban Ya untuk atribut ke-i
G : Isian tiap atribut (dari 1 atribut sampai k atribut)
Adapun langkah-langkah untuk menggunakan rumus Cochran adalah
sebagai berikut (Santoso, 2001 : 239):
1. Membuat Matrik Jawaban Responden
a. Jawaban Ya diberi skor 1
b. Jawaban Tidak diberi skor 0
Tabel III. 1
4 Reputasi perusahaan 5 Harga jual
6 Inovasi
7 Mudah didapatkan 8 Merek yang bergengsi 9 Banyak pilihan jenis dan type
Sesudah matrik jawaban responden dibuat maka selanjutnya membuat
2. Membuat matrik Cochran
tersendiri dan kemudian dibuat matrik Cochran untuk meringkas
banyaknya jawaban Yauntuk setiap atribut.
3. Melakukan proses Cochran
Berdasarkan matrik Cochran lalu dibuat perhitungan dengan
menggunakan uji Cochran,yang bisa saja melewati dari satu tahap, sampai
dapat sejumlah atribut yang dapat membentuk brand image bagi prosesor
Intel tersebut. Tahapan- tahapan tersebut adalah sebagai berikut:
a. Tahap pertama:
Nilai atribut yang paling rendah dalam matrik Cochran
dihilangkan, kemudian dari data tersebut kembali dilakukan
perhitungan statistik dengan uji Cochran. Bila hasil perhitungan
masih menolak H0 (H0 adalah kemungkinan jawaban Ya relatif
b. Tahap kedua:
Nilai atribut terendah kedua dalam matrik Cochran
dihilangkan, kemudian dilakukan perhitungan statistik dengan
menggunakan uji Cochran. Langkah tersebut terus dilakukan
sampai pada perhitungan statistik yang memperoleh hasil
menerimaH0 dan kemudian dapat disimpulkan bahwa sekelompok
atribut mana yang mampu membentuk brand image terhadap
prosesor Intel. Atribut-atribut dinyatakan menimbulkan brand
image ketika hasil pengujian terhadap atribut produk menerima H0
(kemungkinan jawaban Ya relatif sama) dan menolak HA
(kemungkinan jawaban Ya berbeda antara atribut yang satu
dengan atribut yang lain).
4. Merumuskan hipotesis (Ho dan HA)
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 Semua atribut secara bersama-sama (simultan)
tidak berpengaruh positif terhadap pembentukan brand image bagi
produk prosesorIntel.
HA : b1 b2 b3 b4 0 Semua atribut secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh positif dalam pembentukan Brand Image bagi produk
prosesorIntel.
H0 : Diterima bila Cochran hitung < x2 tabel atau ke 9 atribut tersebut secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dalam
pembentukan Brand Image bagi prosesor Intel (kemungkinan
H0 : Ditolak atau HA diterima bila Cochran hitung > x2 atau diantara ke 9 atribut tersebut ada beberapa atribut secara bersama-sama atau
minimal satu atribut mampu membentuk Brand Image bagi prosesor
Intel (kemungkinan jawaban Ya berbeda antara atribut yang satu
dengan atribut yang lain yang membuat proses perhitungan harus
diulang lagi).
Dalam hal ini nilai x2 tabel didapat dengan menggunakan derajat kebebasan atau degree of freedom (df): jumlah variable-1, atau 9-1 = 8.
36 BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Universitas Sanata Dharma
1. Sejarah Berdirinya
Universitas Sanata Dharma lahir dari kepedulian Serikat Jesuit dan
para relawan Katholik untuk berpartisipasi dalam usaha untuk melindungi
dan meningkatkan martabat manusia serta warisan budaya melalui
penelitian, pendidikan dan pelayanan kepada masyarakat setempat,
nasional dan internasional. Dalam upaya ikut mencerdaskan bangsa,
Universitas Sanata Dharma menyelenggarakan pendidikan yang
memungkinkan peserta didik memadukan berbagai dimensi kemanusiaan
dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta memiliki
kepribadian yang matang, intregritas moral yang tinggi, kemampuan
berpikir kritis dan wawasan kebangsaan yang luas.
Untuk menyesuaikan dengan perkembangan jaman serta tuntutan
dan kebutuhan masyarakat maka pada tanggal 20 April 1993 IKIP Sanata
Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma setelah
sebelumnya merupakan PTPG dan FKIP. Fakultas Ekonomi merupakan
bagian dari 8 fakultas yang saat ini dimiliki oleh Sanata Dharma, dengan
demikian pada tanggal 20 April 1993 Fakultas Ekonomi Sanata Dharma
telah lahir bersamaan dengan pengembangan Sanata Dharma menjadi
2. Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma
Visi Universitas Sanata Dharma :
a. Universitas terdorong untuk terus mencari, menemukan dan
mengungkapkan kebenaran sejati secara objektif dengan kebebasannya.
Hal itu didasari pada pengakuan akan kebaikan hakiki dunia sebagai
ciptaan allah yang harus dipelajari, diselidiki, dan direnungkan
maknanya serta dibangun dan dilestarikan demi kesejahteraan umat
manusia dan kemuliaan Allah yang besar.
b. Menyadari peran penting generasi muda dalam mewujudkan masa
depan bangsa indonesia, Universitas merasa terpanggil untuk
memberikan sumbangan positif kepada usaha bersama pengembangan
pikiran, hati dan kehendak kaum muda dengan maksud membangkitkan
potensi mereka untuk secara aktif dan kreatif ikut membangun
masyarakat pluralistik yang adil, demokratis dan sejahtera.
c. Usaha pengembangan itu didasarkan pada nilai kebangsaan dan
kebudayaan nasional seperti yang terungkap dalam Pancasila dan UUD
1945 pada visi kristiani mengenai martabat manusia ciptaan Allah,
tanggung jawab sosialnya serta tujuannya yang luhur dan pada
spiritualitas ignatian yang terwujud dalam arah pendidikan Serikat
Jesuit seperti menjadi manusia bagi sesama, perhatian pribadi, semangat
Misi Universitas Sanata Dharma :
a. Mengembangkan unversitas yang dapat memadukan nilai intelektualitas
dan humanitas.
b. Mengembangkan unversitas yang menjadi hati nurani kritis masyarakat.
c. Menyelenggarakan penelitian terutama untuk lebih menggali secara
lebih kritis kebenaran manusiawi dan mengembangkan martabat
manusia.
d. Mengembangkan kebebasan akademik dan otonomi keilmuan untuk
dapat menemukan kebenaran yang sejati berdasarkan pada etika
keilmuan.
e. Menyelenggarakan pendidikan yang humanis dengan semangat dialogis
yang mengembangkan segi intelektual, moral, emosional, spiritual
secara terpadu.
f. Membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa dan
dapat berguna bagi masyarakat.
g. Memberikan pelayanan kepada masyarakat dan sekaligus membantu
mahasiswa untuk mengembangkan kepekaan sosial terhadap
masyarakat.
h. Mempersiapkan tenega kependidikan yang profesional baik dalam
bidang keilmuan maupun pendidikan demi peningkatan mutu
pendidikan di Indonesia.
Rumusan Pendek visi dan misi Universitas Sanata Dharma
a. Visi : Penggali kebenaran
Misi : - Perpaduan ilmu pengetahuan dan kemanusiaan
- Lembaga kritis masyarakat
- Penelitian
b. Visi : Pengembangan
Misi : - Pendidikan humanis, dialog, utuh
- Lulusan sebagai manusia utuh
c. Visi : Nilai-nilai : kebangsaan, kemanusiaan, spiritualitas ignatian
Misi : - Pelayanan kepada masyarakat
- Tenaga kependidikan profesional
3. Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma
Tujuan penyelenggaraan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma antara lain untuk :
a. Menghasilkan sarjana ekonomi dalam bidang Manajemen dan
Akuntansi yang mampu mengelola serta mengembangkan perusahaan
atau organisasi.
b. Menghasilkan sarjana Ekonomi dalam bidang Manajemen dan
Akuntansi dengan kemampuan akademik yang memadai untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma dibagi menjadi 2
a. Jurusan dan Program Studi Akuntansi
Memasuki era globalisasi, tantangan yang harus dihadapi para
pelaku bisnis semakin berat dan persaingan pun semakin ketat.
Pengembangan dan penyesuaian dengan lingkungan bisnis yang selalu
berubah menjadi tuntutan mutlak bagi mereka yang berhubungan
dengan dunia bisnis, termasuk penyelenggara pendidikan bisnis.
Untuk menjawab tantangan tersebut jurusan/prodi Akuntansi. Fakultas
ekonomi memfokuskan misinya dalam penyiapan sumber daya
manusia dalam bidang akuntansi yang profesional, kepribadian yang
matang, serta memiliki integritas moral yang tinggi. Para lulusan
bidang akuntansi ini akan mengisi kebutuhan tenaga penyedia
informasi yang akurat, lengkap dan tepat waktu yang berguna untuk
mengambil keputusan bisnis.
Penyelenggara program pendidikan S1 dalam bidang akuntansi
bertujuan untuk :
1) Menghasilkan tenaga yang profesional dalam bidang akuntansi.
2) Menghasilkan lulusan dengan nilai yang lebih dalam pengelolaan
informasi keuangan yaitu mampu memanfaatkan teknologi
informasi secara memadai dalam menjawab perubahan dan
perkembangan dalam dunia bisnis.
3) Menghasilkan lulusan yang mampu menciptakan lapangan kerja
b. Jurusan dan Program Studi Manajemen
Dunia termasuk Indonesia telah memasuki abad ke-21 dimana
hambatan-hambatan perdagangan internasional semakin berkurang
yang berarti lalu lintas modal, barang, jasa dan sumber daya manusia
akan terjadi begitu mudah dan cepat. Sumber-sumber ekonomi
semakin terbatas akan mewarnai abad ke-21 sehingga memerlukan
kesadaran terhadap lingkungan yang semakin tinggi. Kebutuhan akan
peningkatan kualitas hidup semakin diperlukan sementara itu peran
dan pengetahuan konsumen semakin tinggi sehingga setiap kegiatan
bisnis hanya akan sukses apabila memperhatikan selera konsumen dan
kepentingan masyaraskat luas. Untuk menjawab tantangan ini,
jurusan/prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma memfokuskan misinya menyiapkan calon manajer profesional
yang mampu mengelola dan mengembangkan perusahaan/lembaga
tempatnya bekerja dan memiliki :
1) Berkepribadian matang dan berdedikasi tinggi.
2) Beretika bisnis dengan tetap memperhatikan kepentingan
organisasi.
3) Berwawasan global dan tetap peduli terhadap lingkungan.
4) Bermodal tinggi.
4. Fasilitas Penunjang
Perpustakaan di Universitas Sanata Dharma menyediakan
jurnal, majalah maupun penulisan ilmiah lainnya yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan di jurusan Manajemen dan Akuntansi.
Mulai tahun akademik 1999/2000 Fakultas Ekonomi membuka
Pojok Bursa Efek yang dapat dimanfaatkan oleh dosen, mahasiswa dan
masyarakat umum untuk mengikuti perkembangan dunia bursa efek di
Indonesia. Secara khusus Pojok Bursa Efek dapat menunjang pendidikan
dan penelitian bagi mahasiswa.
5. Pusat Pengembangan
Agar tujuan yang ingin dicapai oleh mahasiswa dan lembaga
pendidikan dapat terwujud maka Fakultas Ekonomi Universitas Sanata
Dharma membentuk pusat pengembangan. Pusat-pusat pengembangan
tersebut antara lain :
a. Pusat Pengembangan Akuntansi (PPA)
b. Pusat Pengembangan Manajemen (PPM)
c. Pusat Pengembangan Ekonomi (PPE)
Secara umum PPA, PPM dan PPE bertujuan untuk :
a. Meningkatkan kualitas dosen dan mahasiswa Fakultas Ekonomi
Unversitas Sanata Dharma dengan melaksanakan kegiatan-kegiatan
akademik berupa penelitian, seminar dan diskusi ilmiah, penulisan
artikel, penulisan modul pelatihan, penulisan diktat, penulisan buku
dan lain-lain.
c. Mengembangkan cita-cita Fakultas Ekonomi sebagai sebuah business
school.
d. Merintis PPA, PPM, PPE sebagai profit centers bagi Fakultas
Ekonomi
e. Membangun network dengan pihak-pihak di luar kampus dan di
masyarakat luas.
B.Produk Prosesor Intel
Pada bulan November 1971, suatu perusahaan yang bernama Intel
mengumumkan single chip microprocessor pertama di dunia yang bernama
Intel 4004 (dengan nomor paten US Patent #3,821,715). Produk tersebut
diciptakan oleh insinyur Intel, Federico Faggin, Ted Hoff dan Stan Mazor.
Setelah penemuan integrated circuits, maka terjadilah revolusi di bidang
desain komputer, khususnya di sisi ukurannya. Chip Intel 4004 sudah berhasil
membuktikan bahwa mampu untuk meletakkan semua bagian yang membuat
komputer bisa "berpikir" (misalnya central processing unit, memory, input
dan output control) ke dalam satu chip yang berukuran kecil. Dunia
pemrogramanpun berkembang seiring dengan berkembangnya prosesor.
1. Sejarah
Pada tahun 1968, Bob Noyce dan Gordon Moore merupakan dua
orang yang tidak "bahagia" yang bekerja bagi Fairchild Semiconductor.
Mereka akhirnya memutuskan untuk keluar dan membuat perusahaan
Bob Noyce kemudian menuliskan ide-idenya ke dalam satu
halaman mengenai apa yang akan mereka lakukan pada perusahaan yang
baru. Hal tersebut akhirnya sudah cukup meyakinkan investor dari San
Francisco, Art Rock, untuk menaikkan investasinya ke perusahaan mereka.
Art Rock menaikkan USD$ 2.5 juta dalam waktu kurang dari dua hari.
Masalah berikutnya adalah masalah nama perusahaan. Nama "Moore
Noyce" sudah terdaftar oleh sebuah jaringan hotel, sehingga mereka
memutuskan untuk menggunakan nama "Intel" sebagai nama perusahaan
baru mereka. Intel merupakan singkatan dari Integrated Electronics.
Produk pertama Intel yang menghasilkan uang adalah 3101
Schottky bipolar 64-bit static random access memory (SRAM) chip. Pada
akhir tahun 1969, sebuah klien potensial dari Jepang yang bernama
Busicom, meminta Intel untuk mendesain dua belas macam chip yang
berbeda. Chip-chip ini memiliki fungsi-fungsi yang berbeda seperti untuk
keyboard scanning, display control, printer control dan fungsi-fungsi
lainnya. Ini digunakan oleh Busicom untuk memproduksi kalkulator
mereka.
Intel sadar bahwa mereka tidak memiliki sumber daya yang cukup
untuk melaksanakan tugas tersebut, tetapi mereka cukup memiliki otak
yang pintar yang bisa membuat solusi yang jitu. Salah seorang insinyur
Intel, Ted Hoff memutuskan agar Intel membuat satu chip tetapi yang bisa
setuju dan mereka akhirnya membuat chip yang bisa diprogram dan juga
bisa dipergunakan untuk berbagai keperluan.
Federico Faggin memimpin tim desain bersama dengan Ted Hoff
dan Stan Mazor yang menulis software untuk chip yang baru ini. Sembilan
bulan kemudian, sebuah revolusi telah lahir. Dengan lebar 1/8 inci dan
panjang 1/6 inci dan berisi 2300 MOS (metal oxide semiconductor)
transistor, chip bayi ini sudah memiliki kekuatan yang sama seperti
ENIAC, yang mana memakan tempat yang cukup besar.
Cerdiknya, Intel memutuskan untuk membeli kembali desain dan
hak marketing terhadap prosesor 4004 dari pihak Busicom senilai USD$
60.000. Tahun berikutnya Busicom mengalami kebangkrutan dan mereka
tidak pernah memproduksi barang dengan menggunakan prosesor Intel
4004. Intel kemudian melaksanakan rencana marketing yang cerdik,
dimana mereka menggalakkan pembangunan aplikasi dengan
menggunakan chip 4004 mereka. Hal ini terbukti sukses dan chip 4004
banyak digunakan dalam masa-masa berikutnya. Intel 4004 merupakan
microprocessor universal pertama di dunia. Pada akhir tahun 1960, banyak
ilmuwan yang telah mendiskusikan kemungkinan suatu komputer dalam
sebuah chip, tetapi hampir semua orang berpikiran bahwa teknologi
integrated circuit belum siap untuk mendukung chip seperti itu. Ted Hoff
dari Intel berpikiran lain, dia merupakan orang pertama yang sadar bahwa
teknologi baru yang berbasis silicon MOS mampu untuk membuat CPU
Hoff dan tim dari Intel kemudian membangun sebuah arsitektur
dengan melibatkan 2300 transistor ke dalam sebuah area 3x4 milimeter.
Prosesor ini sudah dilengkapi dengan 4-bit CPU, command register,
decoder, decoding control, control monitoring dari machine command dan
juga interim register. Ini membuat 4004 menjadi suatu penemuan yang
sangat berarti. Saat ini, mikroprosesor 64-bit masih berbasis pada desain
yang sama dan juga mikroprosesor masih tetap menjadi produk paling
kompleks yang diproduksi secara masal, dimana saat ini jumlah transistor
yang terkandung di dalam prosesor bisa mencapai 5.5 juta yang mana
mampu untuk melakukan jutaan kalkulasi dalam satuan detik, dimana
angka-angka tersebut akan cepat berubah di masa yang akan datang.
Sebagai catatan, pesawat luar angkasa Pioneer 10 di dalamnya
menggunakan processor Intel 4004 dan sudah diluncurkan pada tanggal 2
Maret 1972. Pesawat ini merupakan pesawat pertama (beserta
prosesornya) yang berhasil menjangkau sabuk asteroid di luar angkasa.
2. Perkembangan Prosesor Intel Berdasarkan Jenis dan typenya
1971: 4004 Microprocessor : Pada tahun 1971 munculah
microprocessor pertama Intel , microprocessor 4004 ini digunakan pada
mesin kalkulator Busicom. Dengan penemuan ini maka terbukalah jalan
untuk memasukkan kecerdasan buatan pada benda mati.
1972: 8008 Microprocessor : Pada tahun 1972 munculah
microprocessor 8008 yang berkekuatan 2 kali lipat dari pendahulunya
1974: 8080 Microprocessor : Menjadi otak dari sebuah komputer
yang bernama Altair, pada saat itu terjual sekitar sepuluh ribu dalam 1
bulan.
1978: 8086-8088 Microprocessor : Sebuah penjualan penting
dalam divisi komputer terjadi pada produk untuk komputer pribadi buatan
IBM yang memakai prosesor 8088 yang berhasil mendongkrak nama
intel.
1982: 286 Microprocessor : Intel 286 atau yang lebih dikenal
dengan nama 80286 adalah sebuah processor yang pertama kali dapat
mengenali dan menggunakan software yang digunakan untuk processor
sebelumnya.
1985: Intel 386™ Microprocessor : Intel 386 adalah sebuah
prosesor yang memiliki 275.000 transistor yang tertanam diprosessor
tersebut yang jika dibandingkan dengan 4004 memiliki 100 kali lipat
lebih banyak dibandingkan dengan4004.
1989: Intel 486™ DX CPU Microprocessor : Processor yang
pertama kali memudahkan berbagai aplikasi yang tadinya harus
mengetikkan command-command menjadi hanya sebuah klik saja, dan
mempunyai fungsi komplek matematika sehingga memperkecil beban
kerja pada processor.
1993: Intel® Pentium® Processor : Processor generasi baru yang
mampu menangani berbagai jenis data seperti suara, bunyi, tulisan tangan,