• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Birokrasi (Studi pada Kantor Bupati Karo, Kabupaten Tanah Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Birokrasi (Studi pada Kantor Bupati Karo, Kabupaten Tanah Karo)"

Copied!
186
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA \BIROKRASI

(Studi pada Kantor Bupati Karo, Kabupaten Tanah Karo)

SKRIPSI

Disusun dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan

Sarjana (S1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi Ilmu

Administrasi Negara

O L E H

DEPARTEMEN ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja

birokrasi pada kantor buputi karo kabaupaten tanah karo, tujuan penelitian ini

adalah dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan di kantor bupati

kabupaten karo.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi

linear berganda, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16,0 for

windows. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang ada di secretariat

daerah kabupaten karo dan dijadikan sebagai sampel adalah seluruh pegawai

yang berjumlah 79 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel kepemimpinan terhadap

kinerja birokrasi, berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada kantor

bupati karo kab.karo hasil ini dilihat pada analisis regresi berganda dan koefisien

determinasi, nilai R sebesar 484 berarti hubungan antara pemimpin dan pegawai

sebesar 48%, artinya hubungan antara kepemimpinan terhadap kinerja birokrasi

yang ada di kantor bupati kab.karo.arinysa hubungan antar variabel erat. Nilai

adjusted R Squaresebesar 0,235 yang berari 23,5% kinerja pegawai dapat

dijelaskan oleh pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja birokrasi,

sedangkan sisanya atau 77% dipengaruhi oleh factor-faktor lain dalam penelitian

ini.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

kasih karunia, kekuatan, penuntunan, serta perlindunganNya kepada penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Kesehatan,

kekuatan mental, waktu, kesabaran, rejeki, dan segala faktor lain yang membuat

penulis mampu menjalani dan melewati semuanya mulai dari awal sampai akhir

penyusunan skripsi ini semua karena kuasa dan kekuatan dari Tuhan Yesus

Kristus yang senantiasa memberi kekuatan dan penghiburan serta ketenangan

dalam setiap kekuatiran yang penulis alami. Dan juga orang tua penulis yang

selalu mendukung, mendoakan dan memberi semangat.

Penulisan skripsi ini merupakan sebuah karya tulis ilmiah yang disusun

untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana serta sebagai wahana

untuk melatih diri dan mengembangkan wawasan berfikir dalam penulisan karya

ilmiah ini.

Penulis mengakui bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan, hal ini terjadi karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman

penulis dalam penulisan karya ilmiah. Namun berkat bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak maka penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis pertama sekali ingin

menucapkan kepada yang teristimewa orang tua saya tersayang, ayahanda r.

(4)

Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

banyak membantu, mendorong, dan memberikan motivasi kepada penulis selama

penyelesaian skripsi ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih

banyak kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. M. Husni Thamrin Nasution, M.Si, selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Erlita, selaku Sekretaris Departemen Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Kariono,M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, pikiran, saran dan kritik kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

5. Bapak M. Arifin Nasution, M.Si selaku dosen penguji yang memberikan

kritik dan saran yang membangun dan bimbingan singkatnya yang sangat

bermanfaat bagi penulis.

6. Bapak Faisal Eriza, M.Si yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran

untuk berdiskusi dan memberikan saran yang bagus untuk skripsi ini.

7. Seluruh Staf Pengajar Ilmu Administrasi Negara yang telah memberikan

ilmu yang bermanfaat.

8. Staf Pegawai Administrasi yang ada di Departemen Ilmu Administrasi

Negara yang telah banyak membantu segala urusan administrasi sejak awal

(5)

9. Kepada Bapak Welli K. Siregar, S.Kom selaku Sub Bidang Teknologi

Informasi Badan Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi Provinsi Sumatera

Utara yang bersedian memberikan waktu, tenaga dan pikirannya untuk

membantu penulis dalam mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam

penelitian ini.

10. Kepada abang dan kakak saya terima kasih buat dukungan dan doa maupun

semangatnya kepada penulis.

11. Kepada teman-teman terdekat saya, K’Timeh, Leni, Nying-nying,

K’Sondang, K’Hera,riri terima kasih buat semua masukan yang briliant

kepada penulis dalam penulisan skripsi ini serta semangat dan dukungan

yang gak pernah bosen-bosennya.

12. Kepada sahabat kepompong, K’timeh, Leni, Nying-nying dan Anwar buat

kebersamaan kita selama ini, sedih, susah, senang kita jalani bersama, di saat

perkuliahan maupun ujian, terutama dalam penyusunan skripsi ini.

13. Kepada teman-teman seperjuangan, anak-anak bimbingan Pak’Kar, leni,

reza, maman, terima kasih buat kebersamaan dan perjuangan kita yang

saling membantu terutama dalam hal mengejar Pak’Kar.

14. Kepada sahabat saya sejak hinode Alfi Syahri, terima kasih karena telah

membantu dalam penyebaran kuesioner dan memberi semangat dan

curhat-curhatnya walau sampai larut malam. U’re my best friend.

15. Kepada seluruh teman-teman mahasiswa Ilmu Administrasi Negara Ekstensi

2012, terima kasih buat kebersamaan kita selama dua tahun ini, serta

(6)

16. Terakhir untuk semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini termasuk para responden yaitu pengunjung

Perpustakaan Daerah Provinsi Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu

untuk mengisi kuesioner, penulis mengucapkan banyak terima kasih.

Demikian ucapan terima kasih yang penulis sampaikan dan skripsi ini

masih banyak kekurangan dan kesalahan, penulis mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca untuk perbaikan yang lebih baik kedepannya.

Medan, Juli 2014 Penulis,

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………. i

DAFTAR ISI ……… v

DAFTAR TABEL ……… viii

DAFTAR GAMBAR ……… xix

DAFTAR LAMPIRAN ……… xx

ABSTRAK ………... xxi

BAB I PENDAHULUAN ………... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ……… 1

1.2 Rumusan Masalah ………. 7

1.3 Tujuan Penelitian ……….. 7

1.4 Manfaat Penelitian ……… 7

1.5 Kerangka Teori………... 8

1.5.1 Kepemimpinan……… 9

1.5.1.1 Pegertian Kepemimpinan ………. 9

1.5.1.2 Gaya Dan Tipe Kepemimpinan……… 13

1.5.2 Kinerja……….. 16

1.5.3 Birokrasi……….. 18

1.5.4 Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Birokrasi 22

1.6 Hipotesis……… 26

1.7 Defenisi Konsep……….. 27

1.8 Defenisi Operasional………. 28

BAB II METODE PENELITIAN ……….……….… 31

2.1 Bentuk Penelitian ……… 31

(8)

2.3 Lokasi Dan sampel……….. 31

2.4 Teknik Pengumpulam Data………. 32

2.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer………. 32

2.4.2 Teknik Pengumpulan Data sekunder……….. 32

2.5 Teknik Penentuan skor……….. .. 33

2.6 Teknik Analisa Data……….. 34

BAB III Deskripsi Lokasi Penelitian…….……….. 32

3.1 Gambaran Umum Di Sekteratiat Daerah Kabupaten Karo…. 35

3.2 Lokasi Penelitian ………... 35

3.3 Profil Sumber Daya Manusia………. 36

3.4 Struktur Organisasi Di Secretariat Daerah Kabupaten Karo… 40 3.5 Tugas Pokok Dan Fungsi Sekretariat Daerah Kabupaten Karo.. 40

BAB IV PENYAJIAN DATA ……….. 43

4.1 Identitas Responden ………... 43

4.2 Penyajian Data Tentang Kepemimpinan (Variabel X)….. 113

4.3 Penyajian Data Tentang Kinerja Pegawai (Variabel Y)…. 141 4.1.1 Sejarah Umum ………... 43

4.1.2 Struktur Organisasi ………... 45

4.1.3 Pencapaian Tugas, Pokok dan Fungsi serta Pelaksanaan Kegiatan ……….. 48

(9)

4.2 Penyajian Data ………... 64

4.2.1 Identitas Responden ………. 64

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel

Kualitas Pelayanan ……… 66

4.3 Analisa Data ………... 153

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ……… 155

5.2 Saran ………... 156

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 sumber daya manusia secretariat darah kabupaten karo…. … 37

Tabel 3.2 Jumlah SDM perbidang secretariat daerah kabupaten karo. 38

Tabel 4.1 Distribusi Berdasarkan Jenis Kelamin……… 110

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3 Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja……… 112

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemahaman

Pegawai Atas Arahan Yang Diberikan Pemimpin

Dalam Pelaksanaan Tugasnya………. 114

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Komunikasi

Dua Arah Yang Baik Antara Pemimpin Dengan

Pegawai Sehingga Pegawai Paham Dengan

Tugasnya Serta Hormat Dan Memiliki Sikap

Loyalitas………..

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kerja Sama

Yang Baik Antara Pemimpin Dan Pegawainya

Dalam Menyelesaikan Tugas……… 116

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Respoden Tentang Cara

Pemimpin Mengarahkan Pegawinya Dengan Cara

Tidak Memaksa Atau Otoriter………. 117

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Reponden Tentang Cara

Pemimpin Memotivasi Pegawai Melalui Komunikasi

Yang Baik Sehingga Suasana Kerja Nyaman………….. 119

(11)

Insentif Dalam Menigkatkan Semangat Kerja………… 120

Tabel 4.10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Cara

Memotivasi Semangat Kerja Pegawai Melalui

Kegiatan Rekreasi Bersama……… 121

Tabel 4.11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Cara

Memotivasi Pegawai Melalui Pemberian Promosi….. 122

Tabel 4.12 Distribusi Jawaban Responden Tentang Cara

Pemimpin Memberikan Motivasi Kepada Pegawai

Melalui Pujian Dan Hadiah……….. 123

Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Tentang

Pemimpin Mencontohkan Cara Mengelola Pekerjaan

Dengan Cepat Dan Tepat Kepada Pegawainya

Melalui Teknik Manajemen………. 124

Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Tentang Cara

Pemimpin Menciptakan Suasana Kerja Yang

Nyaman Dengan Menjalin Kersama Yang Baik………. 125

Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Keterlibatan

Pemimpin Membantu Pegawai Yang Mengalami

Kesulitan Dalam Melaksanakan Tugasnya……….. 126

Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Tentang

Pemimpin Yang Melibatkan Pegawai Pada Setiap

Pengambilan Keputusan……… 127

Tabel 4.17 Distribusi Jawaban Responden Tentang

(12)

Dari Pegawai……… 128

Tabel 4.18 Distribusi Jawaban Responden Tentang

Keputusan Yang Dikeluarkan Merupakan Hasil

Keputusan Bersama………. 129

Tabel 4.19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengawasan

Langsung Yang Dilakukan Pemimpin Untuk

Memperkecil Kesalahan Yang Terjadi……… 131

Tabel 4.20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tindakan

Perbaikan Atau Pengoreksian Yang Dilakukan

Pemimpin Bila Terjadi Kesalahan Dalam

Menjalankan Tugas……… 132

Tabel 4.21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Sikap

Pemimpin Yang Menegur Langsung Pegawai Bila

Melakukan Kesalahan……… 133

Tabel 4.22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pemberian

Hukuman Atau Sanksi Bagi Pegawai Yang

Melakukan Kesalahan Dalam Mengerjakan

Tugasnya……… 134

Tabel 4.23 Rangkuman Distribusi jawaban variabel

Kepemimpinan……… 135

Tabel 4.24 Distribusi Jawaban Responden Tentang

Kesetiaan Dan Ketaatan Pegawai Dalam Menjalankan

Tugasnya Penuh Tanggung Jawab………. 141

(13)

Pegawai Dalam Menjalankan Tugasnya

Sehingga Minim Terjadi Kesalahan……….. 142

Tabel 4.26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Ketelitian

Pegawai Dalam Menjalankan Tugasnya

Sehingga Minim Terjadi Kesalahan………. 144

Tabel 4.27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Hasil Kerja

Yang Rapi Dan Bersih……… 145

Tabel 4.28 Distribusi Jawaban Responden Tentang

Tuntutan Untuk Mengerjakan Tugas Dengan

Cepat Dan Baik……… 145

Tabel 4.29 Distibusi Jawaban Responden Tentang Ketepatan

Waktu Dalam Menyelesaikan Tugas Yang

Diberikan……… 147

Tabel 4.30 Distribusi Jawaban Respoden Tentang

Tanggung Jawab Pegawai Atas Pekerjaanya……….. 148

Tabel 4.31 Distribusi Jawaban Responden Tentang

Kesesuaian Antara Layanan Yang Diberikan

Dengan Peraturan Yang Berlaku………. 149

Tabel 4.32 Distribusi Jawaban Responden Tentang Tindakan

Pegawai Yang Menggunakan Wewenang

Dengan Sebaik-Baiknya Dalam Melaksanakan

(14)

Dan Pemimpin Berdiskusi Bila Terjadi Kesulitan

Dalam Mengerjakan Tugas……… 151

Tabel 4.34 Distribusi Jawaban Responden Tentang

Pegawai Bertukar Fikiran Dengan Pegawai Yang

Lain Apabila Mengalami Kesulitan Dalam

Melaksanakan Tugas Mereka……… 152

Tabel 4.35 Distribusi Jawaban Responden Tentang

Terciptanya Suasana Kerja Sama Yang Baik

Antara Pemimpin Dengan Pegawai Dengan

Pegawai Dan Antar Sesame Pegawai Dalam

Melaksanakan Tugas………. 153

(15)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja

birokrasi pada kantor buputi karo kabaupaten tanah karo, tujuan penelitian ini

adalah dan menganalisis pengaruh gaya kepemimpinan di kantor bupati

kabupaten karo.

Metodologi penelitian yang digunakan adalah metode analisis regresi

linear berganda, pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 16,0 for

windows. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang ada di secretariat

daerah kabupaten karo dan dijadikan sebagai sampel adalah seluruh pegawai

yang berjumlah 79 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan variabel kepemimpinan terhadap

kinerja birokrasi, berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai pada kantor

bupati karo kab.karo hasil ini dilihat pada analisis regresi berganda dan koefisien

determinasi, nilai R sebesar 484 berarti hubungan antara pemimpin dan pegawai

sebesar 48%, artinya hubungan antara kepemimpinan terhadap kinerja birokrasi

yang ada di kantor bupati kab.karo.arinysa hubungan antar variabel erat. Nilai

adjusted R Squaresebesar 0,235 yang berari 23,5% kinerja pegawai dapat

dijelaskan oleh pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja birokrasi,

sedangkan sisanya atau 77% dipengaruhi oleh factor-faktor lain dalam penelitian

ini.

(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.

Pemimpin adalah seorang pribadi yang memiliki kecakapan dan

kelebihan, khususnya kecakapan/ kelebihan di satu bidang sehingga dia mampu

mempengaruhi orang-orang lain untuk bersama-sama melakukan

aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian beberapa tujuan,Pemimpin juga dapat

mempengaruhi kepuasan kerja,moral,keamanan,kualitas kehidupan kerja dan

terutama tingkat prestasi suatu organisasi atau birokrasi.kemampuan dan

keterampilan kepemimpinan dan pengarahan adalah factor yang penting suatu

organisasi.bila organisasi dapat mendefenisikan kualitas-kualitas yang

berhubungan dengan kepemimpinan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin

yang efektif dan menigkatkan suatu organisasi.dan bila organisasi dapat

didefenisikan prilaku dan teknik tersebut akan dapat dipelajari.

Pemimpin disetiap organisasi memerlukan dan mengharapkan sejumlah pegawai

yang cakap dan terampil di bidang pekerjaannya,sebangai orang yang

membantunya dalam melaksanakan tugas-tugas yang menjadi beban kerja unit

masing-masing .dalam arti seorang pemimpin menginginkan sejumlah pegawai

yang efektif dalam melakukan suatu pekerjaannya.

Suatu organisasi pada dasarnya adalah suatu bentuk kerja sama antar dua

orang atau lebih,baik yang disebut organisasi maupun kelempok,tujuannya

adalah mencapai sesuatu.sesuatu yang ingin dicapai itu betul-betul dapat di

(17)

dicapai.efektifitas adalah suatu kontinum yang merentang dari efektif,kurang

efektif,sedang-sedang,sangat kurang,sampai tidak

efektif.(Sigit,2003:2).efektifitas merupakan unsur pokok aktivitas organisasi

dalam mencapai tujuan atau sasaran yang telah ditentukan sebelumnya.bila

dilihat dari aspek keberhasilan pencapaian tujuan,maka efektifitas adalah

memfokuskan pada tingkat pencapaian terhadap tujuan organisasi.selanjutnya

ditinjau dari aspek ketepatan waktu maka efektivitas adalah tercapainya

berbangai sasaran yang telah di tentukan tepat pada waktunya menggunakan

sumber-sumber tertentu yang telah dialokasikan untuk melakukan berbangai

kegiatan.

Sesuai dengan peraturan bupati karo nomor 176 tahun 2008 tentang tugas

pokok, fungsi dan uraian tugas secretariat daerah, secretariat DPRD kabupaten

karo dan pola koordinasi para asisten sekretaris daerah

Menimbang:

a. Bahwa dalam rangka pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 41 tahun

2007 telah dibentuk organisasi dan tata kerja secretariat daerah dan secretariat

dewan pergawilan daerah kabupaten karo sebagaimana ditetapkan dalam

peraturan daerah kabupaten karo nomor 17 tahun 2008.

b. Bahwa dalam rangka lebih memantapkan terselanggaranya tertib

administrasi sebagai upaya penigkatan peran, tugas dan fungsi, secretariat daerah

dan secretariat dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten karo maka perlu

menetapkan peraturan bupati karo tentang tugas pokok dan fungsi secretariat

(18)

Mengingat:

1. Undang-undang nomor 7 tahun 1956 tentang pembentukan daerah

otonom kabupaten-kabupaten dalam lingkungan daerah provinsi sumatra utara

(Lembaga Negara tahun 1965 nomor 58, tambahan lembaga Negara nomor

1092).

2. Undang-undang nomor 43 tahun 1999 tentang pokok-pokok

kepegawaian pengganti undang-undang nomor 8 tahun 1974(lembaga Negara

tahun 1999 nomor 189, tambahan lembaran negara nomor 3890).

3. Undang-undang nomor 10 tahun 2004 tentang pembentukan peraturan

perundang-undangan (Lembaga negara tahun 2004 nomor 53, tambahan

lembaran Negara nomor 4389 ).

4. Undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah

(lembaga Negara tahun 2004 nomor 125,tambahan lembaran Negara nomor

4437) sebagaimana telah diubah dengan peraturan pemerintah pengganti

undang nomor 8 tahun 2005 tentang penetapan peraturan penganti

undang-undang nomor 3 tahun 2005 tentang perubahan atas undang-undang-undang-undang nomor 32

tahun 2004 tentang pemerintahan daerah menjadi undang-undang (lembaga

Negara tahun 2005 nomor 108, tambahan lembaran Negara nomor 4548).

5. Undang-undang no 33 tahun 2004 tentang pertimbangan keuangan

antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah (Lembaga negara tahun 2004

nomor 126,tambahan lembaran negara nomor 4438).

6. Peraturan pemerintah no 6 tahun 1988 tentang koordinasi kegiatan

instansi vertical di daerah (lembaga negara tahun 1988 nomor, 18 tambahan

(19)

7. Peraturan pemerintah nomor 13 tahun 2002 tentang pengangkatan

pegawai negeri sipil dalam jabatan structural (Lembaga negara tahun 2002

nomor 33, tambahan lembaran negara nomor 4194).

8. Peraturan pemerintah nomor 09 tahun 2003 tentang kewenangan

pengangkatan, pemindahan dan pemberhentian pegawai negeri sipil (lembaga

negara tahun 2003 nomor 15, tambahan lembaran negara nomor 4263).

9. Peraturan pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan

pemerintahan antara pemerintah,pemerintah provinsi dan pemerintahan daerah

kabupaten/kota ( lembaga negara tahun 2007 nomor 82, tambahan lembaran

negara nomor 4737).

10. Peraturan pemerintahan nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi

perangkat daerah (lembaran negara tahun 2007 nmor 89, tambahan lembaran

negara nomor 4741).

11. Peraturan daerah kabupaten karo nomor 17 tahun 2008 tentang

organisasi dan tata kerja sekretariat daerah dan sekretariat dewan perwakilan

daerah kabupaten karo.

Menetapkan:

Peraturan bupati tentang tugas pokok,fungsi dan uraian tugas sekretariat

daerah dan sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten karo bab I

ketantuan umum pasal 1.

Dalam peraturan daerah ini dimaksud dengan:

1. Daerah otomom adalah daerah dan merupakan kesatuan masyarakat

(20)

mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut

prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam system Negara

kesatatuan republik Indonesia.

2. Otomomi daerah adalah hak,wewenang dan kewajiban daerah otomom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

3. Pemerintah daerah adalah bupati dan perangkat daerah sebagai unsur

peyelenggara pemerintah daerah.

4. Pemerintah daerah adalah peyelenggaraan urusan pemerintahan oleh

pemerintah daerah dan DPRD menurut azas otonomi dan tugas pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistim dan prinsip Negara kesatuan

Republik Indonesia.

5. Bupati adalah bupati karo.

6. Wakil bupati adalah wakil bupati karo.

7. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang disingkat DPRD dan selanjut nya

disebut dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Karo.

8. Sekretaris daerah adalah sekretaris daerah kabupaten karo yang

selanjutnya disebut sekdakab.

9. Asisten adalah asisten sekretaris daerah kabupaten karo.

10. Staf ahli adalah staf ahli bupati.

11. Perangkat daerah kabupaten adalah unsur pembantu kepala daerah dalam

penyelenggaraan pemerintah daerah yang terdiri dari sekretariat

daerah,sekretariat DPRD,Dinas daerah,lembaga teknis daerah,kecamatan

(21)

12. Sekretariat daerah adalah sekretariat daerah kabupaten karo yang

selanjutnya disebut setdakab.

13. Sekretariat DPRD adalah sekretariat dewan perwakilan rakyat daerah

kabupaten karo yang selanjutnya disebut setwan.

Di samping itu juga bupati berperan penting dalam penigkatan kinerja

birokrasi/organisasi terutama mendorong karyawan untuk lebih menyadari arti

penting hasil usaha,meningkatkan kebutuhan karyawan yang lebih tinggi seperti

harga diri dan aktualisasi diri dan dalam mempengaruhi,memotivasi

bawahannya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh pemimpin.

Seorang Pegawai harus seefektif mugkin di dalam menjalankan

pekerjaanya .namun kenyatannya,sering sekali pegawai yang tidak bekerja tidak

efektif sebangai mana mestinya.misalnya saja para pengawai sering sekali datang

terlambat masuk kerja dari jam masuk yang telah ditetapkan.meniggalkan kantor

pada saat jam kerja serta kurang tanggap dalam melaksanakan tugas yang telah

di berikan kepada pewagai.selain itu juga fasilitas-fasilitas pendukung bagi para

pengawai dalam menunjang pekerjaan mereka sangat terbatas ,sehingga para

pengawai sering lambat dalam menyelesaikan pekerjaan mereka dan kurang

memuaskan.disinilah dituntut peran seorang pemimpin dalam ini pada bupati

dalam mengelola para bahawanya agar mereka lebih efektif dalam melaksanakan

tugas-tugas dan bertanggung jawab penuh serta pengawai lebih tanggap lagi

terhadap pekerjaan yang telah di wewenangkan kepada bawahan.

Untuk mencapai efektifitas kerja yang diiginkan,pemimpin harus

menjalankan peran dan tugasnya dengan cara memotivasi para mereka

(22)

dalam melaksanakan tugas mereka dibidangnya,dan juga selalu berkomunikasi

ke para pengawai apa yang menjadi kebutuhan pengawai,dan selalu mengayomi

para bahawan dengan bijaksana,dan agar para pengawai menyadari bahwa

mereka memang dibutuhkan dan saling membutuhkan satu sama lain dan tidak

dibeda-bedakan,sehingga mereka mengerjakan pekerjaan mereka dengan

sungguh sungguh dan efektif,demi kemajuan bersama gaya .pemimpin juga

dibutuhkan untuk mengontrol kegiatan para pengawai apakah berjalan dengan

tujuan yang ingin dicapai atau tidak.Bupati dan bawahannya harus saling bekerja

sama dalam mencapai tujuan yang telah menjadi rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya.masing-masing mereka haruslah menyadari tugas dan tanggung

jawabnya agar pencapaian tersebut mencapai kata sempurna.

Berdasarkan latar belakang diatas,maka penulis tertarik untuk

melakukan penelitian yang berjudul, Pengaruh Gaya Kepemimpin Terhadap

Kinerja Birokrasi. (Studi Pada Kantor Sekretariat Kabupaten Karo)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas ,yang menjadi permasalahan

dalam penelitian diatas yaitu:“ Seberapa Besar Pengaruh Kepemimpinan

Terhadap Kinerja Birokrasi Di Sekretariat Daerah Kabupaten Karo?”

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap suatu masalah pada dasarnya

memiliki tujuan penelitian yang ingin dicapai.adapun yang menjadi tujuan

(23)

1. Untuk mengetahui gaya kepemimpinan di sekretariat Kabupaten Karo.

2. Untuk mengetahui kinerja birokrasi di sekretariat kabupaten karo.

3. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja birokrasi di

sekretariat Kabupaten Karo.

1.4 Manfaat penelitian

Manfaat yang ingin diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini

adalah:

A.Secara Teoritis

Hasil penelitian tentang pengaruh gaya pemimpin terhadap kinerja birokrasi di

kabupaten karo ini,diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan

dan dapat menambah wawasan lebih dalam lagi terhadap gaya kepemimpinan

yang ada pada sekretariat daerah kabupaten karo.

B.Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi

kepemerintahan khusunya pengaruh gaya pemimpin terhadap kinerja birokrasi di

sekretariat kabupaten karo/ bupati.

1.5 Kerangka Teori

Kerlinger mengatakan bahwa teori adalah serangkaian

asumsi,konsep,konstruksi,defenisi,dan proposisi untuk menerangkan suatu

phenomena social secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar

konsep(Singarimbun,1989:37).sementara itu dalam bidang administrasi Hoy dan

(24)

“Theory is a set of interrelated concepts,assumptions,and generalizations that systematically describes and explains regularities in behavior in organizations”.

(teori adalah seperangkat konsep,asumsi,dan generalisasi yang dapat digunakan

untuk mengungkapkan dan menjelaskan prilaku dalam berbagai organisasi)

Kerangka teori adalah bagian dari penlitian,tempat peneliti memberikan

penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variable pokok,sub variable

atau pokok masalah yang ada dalam penelitian (Arikunto,1999:92).

Sebangai dasar untuk menganalisis masalah maka diperlukan adanya

landasan teoritis yang dapat membantu dalam memecahkan persoalan.untuk

memperoleh gambaran mengenai hal yang akan dibahas dan untuk memahami

semua persoalan serta mengungkapkan secara sistematis dan rasiona,maka perlu

dirumuskan kerangaka pemikiran sebangai berikut.

1.5.1 Kepemimpinan

1.5.1.1 Pengertian Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pemimpin yang berarti seorang pribadi

yang memiliki kecakapan dan kelebihan khususnya kecakapan dan kelebihan di

suatu bidang sehingga dimampu mempengaruhi orang lain untuk bersama-sama

melakukan aktivitas tertentu demi tercapainnya suatu maksud dan

tujuan.(Kartono,1993:76)

Kepemimpinan pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebangai

sifat,kemampuan,proses dan atau konsep yang akan dimiliki oleh seseorang

(25)

dengan penuh keikhlasan melakukan perbuatan atau kegiatan yang dikehendaki

pemimpin tersebut.Kepemimpinan dapat timbul apabila terdapat factor-faktor

yang saling mempengaruhi satu sama lain.faktor-faktor tersebut meliputi

orang-orang bekerja dari sebuah posisi organisatoris,dan timbul dalam suatu situasi

yang spesifik.(Winardi,2000:48)

Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi

orang lain,dalam hal ini para bawahannya sedemikian rupa,sehingga orang lain

itu mau melakukan kehendak pemimpin meskipun secara pribadi hal itu tidak

disenanginya.(Siagian,2002:62).

Menurut Hasibuan (2003:170) “Kepemimpinan adalah cara seorang

pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja

secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi”.

Kepemimpinan sama halnya seperti manajemen yang dinyatakan oleh

(Stoner,James.1982:294) bahwa kepemimpinan manjerial didefenisikan sebagai

suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pengaruh pada

kegiatan-kegiatan dari kelompok anggota yang saling berhubungan tegasnya.Ada 3

implikasi penting dan defenisi tersebut:

Pertama,kepemimpinan menyangkut orang lain bawahan atau

pengikut.kesedian mereka untuk menerima pengarahan dari pemimpin,para

anggota kelompok membantu menentukan status/kedudukan pemimpin dan

membuat proses kepemimpinan berjalan.

(26)

mempunyai wewenang untuk mengarahkan kegiatan para anggota kelompok

tetapi anggota kelompok tidak dapat mengarahkan kegiatan-kegiatan pemimpin

secara tidak langsung melalui sejumlah cara.

Ketiga,pemimpin mampu mempengaruhi bawahannya untuk melakukan

apa yang harus diperbuat dan bagaimana cara melaksanakannya.dari ketiga

penjelasan di atas tentang defenisi kepemimpinan maka dapat disimpulkan

bahwa kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

mempengaruhi orang-orang lain agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran.

Berbeda dengan pendapat stoner ada beberapa pendapat para ahli

lainnya yang mengartikan tentang pegertian kepemimpinan.para ahli tersebut

memberikan defenisi kepemimpinan yang cukup representative di antaranya:

1. Koontz & O’donnel, mendefinisikan kepemimpinan

sebagai prosesmempengaruhi sekelompok orang sehingga mau bekerja dengan

sungguh-sungguh untuk meraih tujuan kelompoknya.

2. Wexley & Yuki (1977), kepemimpinan mengandung arti mempengaruhi

oranglain untuk lebih berusaha mengarahkan tenaga, dalam tugasnya atau

merubahtingkah laku mereka.

3. Georger R. Terry, kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi

orang-oranguntuk bersedia berusaha mencapai tujuan bersama.

4. Fiedler (1967), kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubunganantara

individu-individu yang menggunakan wewenang dan pengaruhnyaterhadap

(27)

5. John Pfiffner, kepemimpinan adalah kemampuan

mengkoordinasikan danmemotivasi orang-orang dan kelompok untuk mencapai

tujuan yang dikehendaki.

6. Davis (1977), mendefinisikan kepemimpinan adalah kemampuan

untukmengajak orang lain mencapai tujuan yang sudah ditentukan dengan

penuhsemangat.

7. Ott (1996), kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan

antarpribadi yang di dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan,

dankhususnya perilaku orang lain.

8. Locke et.al. (1991), mendefinisikan kepemimpinan merupakan proses

membujuk orang lain untuk mengambil langkah menuju suatu sasaran.

9. Istianto (2009:87) dalam bukunya Manajemen Pemerintahan, ada beberapa

definisi kepemimpinan yang dapat mewakili tentang kepemimpinan, yaitu

sebagai berikut :

1. Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam memimpin sedangkan pemimpin

adalah orangnya yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain

sehingga orang lain tersebut mengikuti apa yang diinginkannya. Oleh karena itu

pemimpin harus mampu mengatur dan mempengaruhi orang lain untuk mencapai

tujuan bersama.

2. Kepemimpinan adalah dimana seorang pemimpin harus mampu mengatur dan

(28)

3. Kepemimpinan merupakan subjek yang penting di dalam manajemen dan ilmu

administrasi karena kepemimpinan terkait dengan hubungan antara atasan dan

bawahan di dalam organisasi.

4. Kepemimpinan merupakan proses berorientasi kepada manusia dan dapat

diukur dari pengaruhnya terhadap perilaku organisasi.

5. Kepemimpinan pemerintahan adalah sikap, perilaku dan kegiatan pemimpin

pemrintahan di pusat dan daerah dalam upaya mencapai tujuan penyelenggaraan

pemerintahan negara.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan

merupakan proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam

mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi melalui

proses komunikasi yang jelas. Proses mempengaruhi ini tentunya tidak

paksaan,namun disertai dengan pemberian motivasi sehingga sehingga seorang

pemimpin itu mampu berinteraksi dan menginspirasikan tugas dan bawahannya

dengan menerapkan teknik-teknik tertentu.pemimpin juga harus menerapkan

bagaimana gaya kepemimpinannya seperti bagaimana kebiasaan berkomunikasi

antara bawahanya,memiliki khas tersendiri pada gaya kepemimpinannya yang

berbeda dengan pemimpin-pemimpin yang lainnya agar di antara pemimpin dan

bawahanya selalu saling memahami apa yang menjadi tujuan organisasi tersebut.

1.5.1.2 Gaya Dan Tipe Kepemimpinan

Pemimpin itu mempunyai sifat,kebiasaan,temperamen,watak dan

(29)

membedakan dirinya dengan orang lain.gaya hidupnya pasti mewarnai perilaku

dan tipe kepemimpinannya.

Menurut Nawawi (1992:83) bahwa apabila aktivitas kepemimpinan

dipilih-dipilih,maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan polanya

masing-masing.gaya kepemimpinan ini gilirannya ternyata merupakan dasar dalam

membedakan atau mengklasifikasikan tipe kepemimpinannya.

Dari berbangai studi tentang kepemimpinan,diketaui ada beberapa gaya

kepemimpinan yang paling umum dikenal,yaitu:

1.Gaya Tipe Kepemimpinan Demokratis

Gaya dan tipe kepemimpinan demokratis adalah kepemimpinan yang

berorientasi pada manusia dan memberikan bimbingan yang efektif kepada para

bawahannya.terdapat kordinasi pekerjaan pada semua bawahannya,dengan

penekanan rasa tanggung jawab dan kerja sama yang baik.ia rela dan mau

melimpahkan wewenang pengambilan keputusan kepada bahwannya sedemikian

rupa tanpa kehilangan kendali organisasionalnya,dan tetap bertanggung jawab

atas tindakan para bahwahannya berbuat kesalahan dan tidak serta merta bersifat

menghukum atau mengambil tindakan punitive.

2.Gaya Tipe Kepemimpinan Kharismatik

Gaya dan tipe kepemimpinan kharismatik memiliki kekuatan energy,daya tarik

dan pembawaan yang luar biasa untuk mempengaruhi orang lain,sehingga ia

mempunyai pengikut yang sangat besar jumlahnya.terlepas dari apakah dia

(30)

kuat bagi orang lain,sehingga orang lain itu bersedia mengikutinya tanpa selalu

bisa menjelaskan apa penyebab kesediaan itu.para pakar belum sepakat tentang

factor-faktor yang menjadi magnit tersebut.later belakang biografikal,kekayaan

dan penampilan mugkin itu berperan ,akan tetapi mungkinjuga tidak.karena

ketidak mampuan para ahli mengidentifikasi factor-faktor yang penyebab yang

dominan,akhirnya hanya ditekankan bahwa seorang pemimpin yang kharismatik

memiliki “kekuatan supranatural”yang tidak dimiliki orang lain.

3.Gaya Dan Tipe Kepemimpinan Leissez Faire

Gaya dan tipe kepemimpinan ini adalah gaya dan tipe kempemimpinan yang

“aneh”dimana seseorang dikatakan pemimpin,namun pada praktisnya tidak

memimpin.ini dapat dilihat dari gaya kepemimpinan yang santai,karena

berangkat dari pandangan bahwa organisasi tidak memiliki masalah yang

serius,dan kalau pun ada selalu dapat dikemukakan penyelesaiannya.ia juga tidak

senang mengambil resiko dan lebih cenderung pada mempertahankan status

quo.seorang pemimpin yang bergaya dan bertipe ini senang melimpahkan

wewenang kepada bawahannya dan lebih menyenangi situasi bahwa para

bawahlah yang mengambil keputusan,dan keberadaannya dalam organisasi lebih

bersifat suportif.

4.Gaya Dan Tipe Paternalistic

Gaya dan tipe kepemimpinan paternalistic merupakan kepemimpinan yang

bersifat kebapakan,namun bukan tipe ideal dan bukan tipe yang

didambakan.seorang pemimpin paternalistic,senang menonjolkan keberadaan

(31)

orang-orang yang belum dewasa .ini tidak akan mendorong kemandirian

bawahannya karena tidak ingin membuat kesalahan.terkait dengan itu,maka

pemimpin paternalistic akan bersifat terlalu melindungi,itikatnya memang

baik,tetapi prakteknya akan negative.karena itu tidak akan mendorong para

bawahannya untuk mengambil resiko disebabkan takut akan timbul dampak

negative pada organisasi,dalam mengambil keputusan,pemimpin paternalistic

menjadi pusat pengambil keputusan,dimana pelimpahan wewenang untuk

mengambil keputusan pada tingkat yang lebih rendah dalam organisasi tidak

akan terjadi.

5.Gaya Dan Tipe Kepemimpinan Otoriter

Kepemimpinan otoriter,mendasarkan diri pada kekuasaan dan paksaan yang

mutlak harus dipatuhi.setiap perintahdan kebijakan ditetapkan tanpa

berkonsultasi dengan bawahan terlebih dahulu.pemimpin dan bergaya bertipe

otoriter selalu berdiri jauh dari anggota kelompoknya,dan ia senantiasa memiliki

kekuatan absolute dan tunggal,pada kondisi dan situasi yang sikap dan

prinsipnya kaku.penonjolan diri yang berlebihan sebangai simbol keberadaan

organisasi,hingga cenderung bersikap bahwa dirinya adalah organisai adalah

identik.dalam menentukan dan menerapkan disiplin organisasi begitu keras dan

menjalankannyadengan sikap kaku,pemimpin bergaya bertipe inijuga tidak dapat

dikeritik,bawahannya juga tidak dapat kesempatan untuk memberikan saran

maupun pendapat.apabila pemimipin ini sudah mengambil

keputusan,biasanyakeputusan itu bentuk perintah dan bawahannya hanya

(32)

Setelah mengetahui berbangai gaya kepemimpinan,maka pertanyaan

yang timbul adalah:Gaya tipe kepemimpinan manakah yang lebih baik dalam

suatu organisasi atau birokrasi? untuk menjawab semua pertanyaan itu memang

sulit,karena tidak ada gaya kepemimpinan yang terbaik dan dominan untuk

semua situasi.perlu mugkin adanya seorang pemimpin tipe bergaya otoriter

dalam suatu situasi yang tertentu dalam menegaskan suatu kegiatan dalam

organisasi walaupun ia sebenarnya adalah pemimpin bergaya demokratis. Hal ini

disebabkan karena kepemimpinan dipengaruhi oleh beberapa factor seperti

tujuan dan pengigkut seperti bawahannya,organisasi dan situasi yang ada

sehingga tidak ada gaya kepemimpinan yang mutlak baik atau buruk,karena

setiap tipe gaya kepemimpinan memiliki daya tarik masing-masing dan memiliki

kelemahan-kelemahan dalam gaya kepemimpinan. Dan karena itu,maka dalam

rangka mempersoalkan gaya-gaya kepemimpinan,hendaknya jangan

beranggapan seorang pemimpin harus tetap konsisten untuk mempertahankan

serta tegas dalam memberikan sanksi kepada mereka pengawai yang telah

melanggar peraturan yang telah ditetapkan atau para pengawai tidak bekerja

efektif.dengan demikian para pengawai akan bersemangat dalam melaksanakan

pekerjaan akan memiliki kesegaran terhadap pemimpinnya sehingga apa yang

telah ditetapkan sebangai tujuan dari organisasi dapat tercapai dan dapat

memuaskan masyarakat.

1.5.2 kinerja

Kinerja berasal dari kata-kata job performance dan disebut juga actual

performance atau prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai

(33)

“suatu yang dicapai”atau prestasi yang dicapai akan diperlihatkan sehingga

kinerja dapat diartikan sebangai prestasi kinerja oleh individu

perusahaan.Menurut Simamora (2003:45)kinerja adalah ukuran keberhasilan

organisasi dalam mencapai misinya.

Menurut (Simanjuntak,Payaman J.2005:11) yang mengemukakan

kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu.menurut

(Tika.2006:121) bahwa kinerja merupakan sebagai hasil-hasil fungsi

pekerjaan/kegiatan seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi yang

dipengaruhi oleh beberapa factor untuk mencapai tujuan organisasi dalam

periode waktu tertentu.kinerja birokrasi/perusahaan adalah tingkat pencapaian

hasil dalam rangka mewujudkan tujuan perusahaan/birokrasi.manajemen kinerja

adalah keseluruhan kegiatan yang dilakukan untuk menigkatkan kinerja

perusahaan atau organisasi,termasuk kinerja masing-masing individu dan

kelompok kerja di organisasi tersebut.

Dengan adanya aktivitas gambaran kinerja maka kemampuan seseorang

pegawai dapat diukur kemampuan dan profesionalitas kerjanya jika dilihat dari

konsep totalitas kinerja diatas perlu dilengkapi juga dengan dimensi kualitas

yang bersifat strategis dalam konteks pelayanan administrasi yang

seutuhnya,yaitu kerja professional,intelektual serta disiplin dan efesien dalam

bekerja.

Dan pencapaian kinerja mempunyai syarat-syarat efektif data atau

informasi yang berkaitan dengan indicator yang bersangkutan,harus cukup

(34)

pelaksanaan kegiatan kerja dalam organisasi,pencapaian tugas penting dan

berguna untuk menunjukkan keberhasilan memasukan,serta mengeluarkan hasil

dan manfaat.spesifik jelas sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan

kesalahan dalam interpretasi penyelesaian kerja.

Dan dari pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa kinerja adalah

kombinasi dari kemampuan,usaha dan kesempatan yang dapat dinilai dari hasil

kerjanya yang diproleh selama periode waktu tertantu dan meliputi

elemen-elemen seperti kuantitas dari hasil kehadiran dan kemampuan bekerja sama.

1.5.3 Birokrasi

Max Weber (1864-1920) seorang ahli sosiologi Jerman, merupakan

salah satu perintis utama studi mengenai organisasi. Weber hidup dalam situasi

masyarakat yang penuh perubahan. Pada masa itu Eropa terjadi hidup situasi

masyarakat yang penuh perubahan. Pada masa itu Eropa terjadi peningkatan

besar-besaran dalam proses industrialisasi serta dalam penerapan ilmu

pengetahuan dan teknologi. Weber merupakan salah satu diantara beberapa

pemikir yang menaruh perhatian besar pada perubahan-perubahan tersebut.

Konsep Weber yang paling monumental adalah analisisnya mengenai

tipe ideal birokrasi yang kemudian menempatkannya sebagai salah satu tokoh

terpenting di antara banyak perintis Teori Organisasi. Konsep Weber tentang

birokrasi sangat berbeda dengan pandangan umum yang melihat sisi negatip dari

birokrasi. Weber mengkonsepsikan birokrasi sebagai tipe ideal, yang dalam

kenyataannya tidak akan pernah dijumpai satu birokrasi pun yang memiliki

(35)

Tipe ideal birokrasi menurut Weber adalah yang memiliki prinsip-prinsip:

a. Peraturan atau aturan yang ada di dalam birokrasi sangat jelas dan tegas sekali

untuk menegakkan ketertiban dan kelangsungannya.

b. Terdapat ruang lingkup kompetensi yang jelas serta memiliki kewenangan

untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan yang merupakan aspek integral dari

birokrasi.

c. Sumber dari otoritas atau kewenangan adalah keterampilan teknis,

kompotensi dan keahlian (expertise) agar dapat dipromosikan pada suatu

jabatan/posisi tertentu.

d. Para pelaksana atau staf administrasi secara tegas dipisahkan dari para

pemilik modal atau alat produksi agar pimpinan dapat membuat keputusan yang

rasioal dan obyektif.

e. Prinsip hirarki menunjukkan bahwa tiap-tiap bagian yang lebih rendah

posisinya selalu berada di bawah perintah dan selalu di bawah pengawasan dari

posisi yang lebih tinggi sehingga garis komunikasi lebih bersifat vertikal.

f. Tindakan-tindakan, keputusan-keputusan, dan aturan-aturan semuanya

diadministrasikan dan diarsipkan secara tertulis.

g. Proses pelaksanaan fungsi organisasi merupakan sesuatu yang dapat

diketahui oleh siapapun dan bersifat terbuka bagi publik.

(36)

1. Prinsip Struktural

Prinsip struktural menunjukkan beberapa hal penting, yaitu:

a. pekerjaan dirancang tidak bersifat emosional tetapi efisien dan memiliki

tingkat konflik kepentingan yang minimum.

b. segala sesuatu kemudian menjadi bersifat umum dan tegas. Fungsi-fungsi

dirumuskan dengan tegas dan jelas, orang-orang yang ada dalam birokrasi dapat

disalingtukarkan pada posisi yang tepat.

Prinsip ini memang memberikan penekanan penting pada aspek struktural

dan aspek administrasi dari organisasi, tetapi hanya memberikan sedikit

perhatian yang amat kecil pada aspek manusia yang berada dalam organisasi,

yang melakukan tugas atau pekerjaan.

2. Prinsip Prosesual

Akar dari model birokrasi sebagaimana dikemukakan oleh Weber

adalah pada konsep otoritas dan kekuasaan yang sah untuk melakukan kontrol.

Posisi-posisi dalam organisasi memberikan kepada orang-orang yang menduduki

posisi tersebut hak dan tanggung jawab. Dalam pandangan Weber terdapat 3

sumber otoritas yang dimiliki seseorang, yaitu otoritas tradisional, otoritas

kharismatik, dan otoritas birokratis. Pimpinan dalam organisasi memiliki sumber

otoritas pada keahlian dan keterampilan tertentu.

Dalam pandangan Weber, jika suatu organisasi memiliki dasar-dasar berupa

(37)

tersebut akan dapat mengatasi ketidakefisienan dan ketidakpraktisan yang sangat

tipikal yang ditemukan pada banyak organisasi pada masa itu. Weber juga

melihat bahwa birokrasi merupakan bentuk paling efisien dari suatu organisasi

dan merupakan instrumen yang paling efisien dari kegiatan administrasi berskala

besar. Jika orang membicarakan tentang organisasi, maka akan selalu kembali

pada analisis dan pemikiran Weber.

Bagi Weber (dalam widjaja,1993:24)pegertian birokrasi adalah sebagai

salah satu otorita yang ditetapkan secara rasional oleh berbangai peraturan,serta

menurut Fritz Morstein Marx(dalam Widjaja,1993:24)birokrasi dianggap sebagai

tipe organisasi yang diperlukan pemerintahan modern utuk pelaksanaan

tugas-tugasnya yang bersifat spesialisasi dilaksanakan di dalam system administrasi

dan khusunya oleh aparatur pemerintah.Menurut Dennis H Wrong(dalam

Widjaja.1993:24)birokrasi organisasi diangkat sepenuhnnya untuk mencapai

tujuan suatu tertentu dan berbangai ragam tujuan,ia sebagai organisasi secara

hirearki dengan jalinan komando yang tegas dari atas ke bawah,ia menciptakan

pembagian pekerjaan yang jelas menugasi setiap organisasi dengan tujuan yang

spesifik;peraturan umum dan ketentuan-ketentuan umum yag menentukan semua

sikap dan usaha untuk mencapai tujuan;karyawan dipilih terutama berdasarkan

kompetisi dan keterlatihannya;kerja dalam birokrasi cenderung merupaka

seumur hidup.

Berdasarka beberapa pendapat dari beberapa pakar di atas dapat

disimpulkan bahwa birokrasi adalah keseluruhan organisasi pemerintah yang

(38)

bayak orang dalam upaya untuk mencapai suatu tujuan tertentu dan berbagai

tujuan.

Birokrasi mengadakan beberapa fungsi yang sangat kuat yang sering

sekali diketahui sebagai hal-hal yang menguntungkan dalam organisasi.hal ii

meliputi fungsi-fungsi sebagai berikut (Herbert G.Hicks,1986:224):

1. Spesialisasi,birokrasi menggunakan spesialisasi untuk mencapai

penigkatan produktifitas.birokrasi memugkinkan seseorang menjadi spesialisasi

di bidang mana ia mempunyai keahlian.birokrasi mengizinkan tingkatan pekerja

utama memiliki spesialisasi dan demikian pula pada tingkatan manajer di mana

hal itu sama-sama diperlukan.

2. Strukutur,birokrasi memberikan bentuk atau segi pembentuk pada suatu

orgaisasi yaitu denga jalan membuat strukutur nya. Dalam hal ini terdapat suatu

hirearki pimpinan yang bertanggung jawab pada setiap tingkatan bagi kegiatan

unit-unit bawahannya.konsep dari suatu struktur organisasi sering sekali telah

menjadi demikian pentignya yang dapat diketahui sebagai organisasi itu sendiri.

3. Kemugkinan meramalkan dan kestabilan.kekuasaan pengaturan,

penyusunan, aspek-aspek professional dan unsur-unsur birokrasi lainnya yang

memugkinkannya untuk memberikan ramalan yang mantap dan ke stabilan bagi

suatu organisasi.birokrasi merupakan suatu sarana yang baik untuk pencapaian

kestabilan pada pengalaman yang berharga dan birokrasi yag membantu dalam

usaha mencapai apa saja yang diramalkan dan yang ditentukan.

4. Rasionalitas.birokrasi membawa kerasionalan pada suatu organisasi.

(39)

sacera umum menyetujui criteria,tidak dengan perubahan pikiran yang

tiba-tiba,yang bertigkah,ataupun mendukung suatu pihak.

Demokrasi .birokrasi itu menunjang demokrasi dengan

penekanannya pada kompetensi teknis sebagai basis utama untuk memproleh dan

mempertahankan suatu pekerjaan atau jabatan,karena adanya kesempatan untuk

di didik,dipergunakan,dipilih utuk suatu pekerjaan atau jabatan adalah terbuka

bagi semua penduduk,berarti bagi suatu tingkatan demokrasi pada dasarnya

sudah tercapai.

1.5.4 Pengaruh Gaya Pemimpin Terhadap Kinerja Birokrasi.

Pemimpin pada umumnya menjelaskan bagaimana untuk menjadi

pemimpin yang baik, gaya dan sifat yang sesuai dengan kepemimpinan serta

syarat-syarat apa yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin yang baik.

Meskipun demikian masih tetap sulit untuk menerapkan seluruhnya, sehingga

dalam prakteknya hanya beberapa pemimpin saja yang dapat melaksanakan

kepemimpinannya dengan baik dan dapat membawa para pengikutnya

kepada keadaan yang diinginkan. Kepemimpinan dapat dikategorikan sebagai

ilmu sosial terapan (applied social sciences). Hal ini didasarkan kepada

pemikiran bahwa kepemimpinan dengan prinsip-prinsipnya mempunyai manfaat

langsung terhadap upaya mewujudkan tujuan suatu organisasi.

Kepemimpinan seperti halnya ilmu-ilmu yang lain, mempunyai berbagai fungsi

antara lain, menyajikan berbagai hal yang berkaitan dengan permasalahan dalam

kepemimpinan dan memberikan pengaruh dalam menggunakan berbagai

(40)

yang mungkin timbul dalam ekologi kepemimpinan. Kepemimpinan sebagai

salah satu cabang ilmu pengetahuan, yang mempunyai peran penting dalam

rangka proses administrasi. Hal ini didasarkan kepada pemikiran bahwa peran

seorang pemimpin merupakan implementasi atau penjabaran dari fungsi

kepemimpinan. Fungsi kepemimpinan merupakan salah satu di antara peran

administrator dalam rangka mempengaruhi orang lain atau para bawahan agar

mau dengan senang hati untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan

sebelumnya.

kinerja pada dasarnya mempunyai pokok pengertian sebangai

sifat,maupun proses,dan atau konsep yang dimiliki oleh seseorang sedemikian

rupa sehingga diikuti,dipatuhi,dihormati oleh orang lain dengan penuh

keikhlasan melaukan perbuatan atau kegiatan yang telah di kehendaki seorang

pemimpin tersebut.

Suatu organisasi akan berhasil atau gagal sebangian besar ditentukan oleh

pemimpin.hal ini dapat dilihat bahwa bagaimana seorang pemimpin dalam

bersikap dan bertindak dalam membawa suatu organisasi.cara sikap dan

bertindak dapat dilihat dari melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.suatu

ungkapan menurut para ahli mengatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung

jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu kegiatan atau pekerjaan.hal ini

merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi pimpinan dalam suatu instansi

pemerintah khususnya,pada posisi yang sangat penting,dimana dalam hal ini

pemimpin yang berada di sekretariat daerah tersebut yang bertanggung jawab

kepada Bupati, Bupati bertugas untuk menjalankan tugas dan fungsinya yang ada

(41)

Kinerja adalah kombinasi dari kemampuan,keterampilan,usaha dan

kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya yang telah diproleh selama

periode waktu tertentu dan meliputi beberapa elemen seperti dari hasil kualitas

dan keberhasilan,kehadiran dan kemampuan bekerja sama dalam suatu

organisasi/birokrasi,efektivitas kerja adalah suatu ukuran yang menyatakan

seberapa jauh target waktu penyelesaian pekerjaan yang telah ditetapkan,dan

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.hal ini juga berkaitan dengan kuantitas

dan kualitas kerja yang dihasilkan.artinya yaitu seberapa banyak pekerjaan yang

dapat dilakukan dalam waktu yang telah ditentukan,dan apakah pekerjaan ini

sesuai dengan mutu yang telah ditargetkan atau tidak

Tercapainya tujuan organisasi diharapkan tercapai pula tujuan individu

para bawahan.suatu organisasi berhasil mencapai tujuan dan sasarannya apabila

semua komponen-komponen organisasi berupaya nemampilkan kinerja yang

optimal termasuk penigkatan efektivitas pekerjaanya masing-masing di dalam

organisasi tersebut.seorang pengawai akan efektif dalam melakukan pekerjaan

apabila terdapat keyakinan dalam dirinya bahwa sebagai

keinginan,kebutuhan,kerja keras,harapan dan tujuan dapat tercapai.

Ukuran kinerja birokrasi,bukan hanya kinerja perorangan atau

unit,tetapi juga yang diukur adalah kinerja organisasi.ada dua aspek penting

dalam pengukuran kinerja,yaitu aspek efektivitas dan efesiensi.efektivitas

berkaitan dengan seberapa jauh sasaran yang telah dapat dicapai,dan efesiensi

menunjukkan bagaimana mencapainnya,yakni dibanding dengan usaha, biaya

(42)

Kinerja organisasi yang sehat dicirikan oleh tingginya perhatian atasan

terhadap bawahan,semangat,loyalitas dan kerja sama yang sangat dinamis,saling

mempercayai dan komunikasi antara pegawai dengan pimpinan,tingginya

otonomi dan desentralisasi dalam pengambilan keputusan,tumbuhnya

komunikasi vertical dan horizontal yang lancer dalam organisasi,dan organisasi

memiliki system saling membutuhkan satu sama lain dan merangsang setiap

individu atau kelompok yang berprestasi.

Bahwa peran dan tugas bupati berusaha untuk mempengaruhi para

bawahannya/pengawainya dengan cara memotivasi dan berkomunikasi untuk

terus bekerja secara efektif sesuai dengan waktu dan tujuan yang ingin

dicapai.dengan kata lain,efektif tidaknya pekerjaan yang dilakukan para

pegawai,tergantung bagaimana cara atau sikap seorang Bupati.kab.karo dalam

memimpin suatu birokrasi.atau apa-apa saja kegiatan yang perlu dilakukan agar

semua pegawai atau bawahannya mau dan selalu mengikuti keinginan

Bupati.kab karo tersebut demi mencapai tujuan organisasi/birokrasi yang

dibawah kepemimpinannya.

Bupati kabupaten karo sangat berpengaruh terhadap gaya

kepemimpinan yang telah diterapkannya seperti penigkatan kinerja pegawai dan

efektivitas kerja pegawai.hal ini Bupati kabupaten karo dapat memberikan sanksi

kepada para pengawai yang telat datang dan bagi mereka yang tidak bekerja

secara maksimal mereka para pegawai dipindah tugaskan ke daerah-daerah yang

terpencil.Bupati kabupaten karo juga dapat motivasi kepada para pegawainya

didalam bekerja dengan memberikan reward(penghargaan)kepada pegawai yang

(43)

diketahui sejauh mana kinerja dari para pegawai tersebut.Dengan demikian para

pegawai lebih terkordinir dalam melaksanakan pekerjaan serta tidak merasa

mereka para pengawai dalam keterpaksaan,terbebani dan dalam menyelesaikan

pekerjaan mereka sehingga mereka dapat menyelesaikan pekerjaan dengan jauh

lebih efektif dan tepat pada waktu yang telah di tentukan,dan para pegawai yang

telah diberi tugas mereka bisa mempertangung jawabkan. Oleh karena itu kinerja

Bupati kabupaten karo agar dapat membuat para bawahannya/pegawainya selalu

bekerja efektif dan efiesien serta penuh tanggung jawab dalam melaksanakan

tugas mereka.para pegawai selalu diajak bermusyawarah dalam membuat

kebijakan dan dalam pengambilan keputusan demi kemajuan organisasi serta

dalam memenuhi dan melayani kepentingan masyarakat.komunikasi antara

atasan dan bawahan terjaga dan terjalin dengan baik.Bupati kabupaten karo agar

selalu memberikan perhatian terhadap bawahan/pegawainya sehingga

bawahan/pegawainya mereka akan merasa di hargai dan diperhatikan oleh

seorang pimpinan dan membuat mereka menjadi termotivasi

bekerja,bersemangat,giat dalam melaksanakan tugas dengan baik,disini peranan

gaya pemimpin sangat berpengaruh terhadap kinerja birokrasi yang ditangani

pemimpin tersebut.

1.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian,dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan (Sugiyono.2005)

(44)

a. Hipotesis Alternatif (Ha)

Ada pengaruh antara gaya kepimimpinan terhadap kinerja birokrasi pada kantor

sekretariat kabupaten karo.

b. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak ada pengaruh gaya kepemimpinan terhadap penigkatan kinerja birokrasi

pada sekretariat kabupaten karo.

1.7 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun konsep merupakan istilah dari defenisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak,kejadian,keadaan kelompok

atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu social.tujuannya adalah umtuk

mendapatkan pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti:

Beberapa konsep yang dipakai dalam penelitian ini adalah:

1.Gaya pemimpin merupakan suatu proses mempengaruhi,yang dilakukan oleh

seseorang dalam mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan

organisasi/birokrasi.peran pemimpin itu tentunya tidak dengan paksaan,tetapi

bagaimana seorang pemimpin itu mampu berinteraksi dan menginspirasi tugas

kepada bawahannya dengan menerapkan teknik-teknik tertentu proses tersebut

juga memerlukan pengawasan yang tepat sehingga kesalahan yang terjadi dapat

diminimalisir atau dikoreksi oleh pemimpin sehingga dapat tercapai tujuan yang

(45)

2.kinerja birokrasi adalah kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh

seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi dalam menyelesaikan

tugas-tugas atau pekerjaan dengan hasil yang diharapkan dalam rangka mencapai

tujuan birokrasi dalam waktu yang telah di tentukan.

1.8 Defenisi Operasional

Menurut singarimbun defenisi operasional adalah unsur-unsur penelitian

yang memberikan bagaimana pengukuran suatu variabel,sehingga dengan

mengukur ini dapat diketahui indikator apa saja sebagai pendukung untuk

dianalisis dari variabel-variabel tersebut.

1. Variabel Bebas /Independent Variable

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan dengan indikatornya

sebangai berikut:

a. Pengarahan

kejelasan bagaimana gaya pemimpin dalam memberikan pengarahan dan

pengaruh terhadap bawahannya melalui proses komunikasi dan arah yang jelas

sehingga dapat menimbulkan kepatuhan,rasa hormat,loyalitas dan kerja sama

yang baik tentang penyelasaian tugas yang diberikannya sehingga mudah

dimegerti dan tanpa paksaan.

b. Motivasi

cara seorang pemimpin untuk membagkitkan kinerja pegawainya melalui

(46)

secara material berupa kenaikan gaji/insentif maupun secara non material berupa

pujian dan reaksi untuk mencapai tujuan organisasi.

c. Memberikan inspirasi

seorang pemimpin haru mampu mengelola,menginspirasi,dan memberi contoh

ke sejumlah pekerjaan kepada bawahanya untuk mencapai tujuan organisasi

melalui aplikasi teknik-teknik manajemen.

d. Partisipatif

Seorang pemimpin bisa menerima kritikan,saran dan pendapat dari

bawahanya secara serius dan mempertimbangkan gagasan mereka pada saat

mengambil keputusan yang diambil merupakan keputusan bersama guna

mencapai tujuan organisasi.

e. Pengawasan

seorang pemimpin hatu mampu mengawasi kinerja pegawainya sehingga dapat

meminimalisir kesalahan yang dilakukan oleh pegawai serta mampu mengambil

tindakan perbaikan bahkan prevensif sebelum kesalahan terjadi melalui

koordinasi yang baik.

2.Variabel Terikat /Dependent Variable

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kerja pegawai untuk birokrasi dengan

indokatornya sebagai berikut:

a. kerja sama adalah kemampuan pegawai untuk bekerja bersama-sama dengan

(47)

b. kujujuran adalah ketulusan hati seorang tenaga kerja dalam melaksanakan

tugas dan pekerjaan serta kemampuan untuk tidak menyalah gunakan wewenang

yag telah diberikan kepannya.

c. tanggung jawab adalah kesanggupan seorang pegawai dalam menyelesaikan

tugas dengan sebaik-baiknya dan tepat waktu.serta berani membuat resiko atas

keputusan yang di ambilnya untuk mencapai tujuan birokrasi yang lebih baik.

d. prestasi kerja adalah kinerja yag dicapai oleh seorang tenaga kerja dalam

melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberika kepadannya baik secara

kualitas mamupu kuantitas.

e. kesetiaan yag dimaksud adalah tekad dan kesanggupan untuk

menaati,melaksanakan dan mengamalkan sesuatu yang ditaati dengan penuh

(48)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah

korelasional dengan pendekatan analisa kuantitatif.adapun metode korelaional

adalah metode penelitian yag diteliti hubungan antara variabel-variabel yang

ada.metode korelasional bertujuan meneliti sejauh mana variabel yang satu

memiliki hubungan sebab akibat dengan variabel yang lain.karena penelitian ini

menghubungkan dua variabel saja,maka korelasionalnya disebut korelasi

sederhana.dengan metode ini diharapkan dapat menjelaskan fenomena yag ada

berdasarkan data fakta yang diproleh.

2.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kantor bupati kabupaten karo, Sumatra Utara

2.3 Populasi Dan Sampel

Polupasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek

yag mempunyai kualitas da karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya(sugiono 2005:80). Sampel

adalah dari jumlah dan karaktrisitik yang dimiliki oleh populasi

tersebut(Ibid:91).apabila polulasi kurang dari 100 orang,maka sampel diambil

secara keseluruhan,sedangkan populasi di atas 100 orang,maka sampel di ambil

(49)

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Utuk memperoleh data atau informasi,keterangan dan data yang

diperlukan,peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

2.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer

Yaitu ,teknik pengumpulan data yang dilakukan secara langsung pada

lokasi penelitian sesuai dengan masalah yang diteliti .pengumpulan data primer

dilakukan dengan cara:

1. Kuesioner (Quitionary)

Yaitu,teknik pengumpula data yang dilaksanakan dengan cara menyebarkan

daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternative jawaban yang

sudah tersedia.

2. Observasi(Observation)

Yaitu,kegiatan mengamati secara langsung dengan mencatat gejala-gejala yang

ditemukan dilapangan serta menjaring data yang tidak terjangkau.

2.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder

Yaitu,pengumpulan data dan informasi yang diperlukan/diproleh

melalui catatan-catatan tertulis lainnya yang berkaitan dengan masalah yang

diteliti.

(50)

Yaitu,pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku,karya ilmiah,pendapat

para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang diteliti.

2. Studi Dokumentasi (Documentary)

Yaitu,teknik yang digunakan dengan menelaah catatan tertulis,dokumen arsip

yang menyangkut yang diteliti yang berhubungan dengan instansi terkait.

2.5 Teknik Penentuan Skor

Melalui penyebaran angket dari berisikan beberapa pertanyaan,maka

ditentukan skor dari setiap jawaban sehingga menjadi data yang bersifat

kuantitatif.teknik pengukuran skor atau nilai yang digunakan dalam penelitian ini

adalah memakai skala likert untuk menilai jawaban kuesioner

(Singarimbun,Nasri 1995:107). Adapun skor dari setiap pertanyaan yang

ditentukan adalah sebangai berikut:

1.untuk jawaban alternative “a” diberi skor 5.

2. untuk jawaban alternative “b” diberi skor 4.

3. untuk jawaban alternative “c” diberi skor 3.

4. untuk jawaban alternative “d” diberi skor 2 .

5. untuk jawaban alternative “e” diberi skor 1.

Kemudian untuk menentukan kategori jawaban respoden dari

masing-masing variabel apalah tergolong tinggi,sedang,rendah,terlebih dahulu di

tetapkan kelas intervalnya.berdasarkan alternative jawaban dari masing-masing

(51)

Maka diperoleh : 5−1

5 = 0,8

Dengan demikian dapat diketahui kategori jawaban responden untuk

masing-masing variabel dan sub variabel ,yaitu:

a.skor untuk kategori sangat tinggi : 4.20 -5,00

b.skor untuk kategori tinggi : 3,40 – 4,20

c.skor untuk kategori sedang : 2,60 – 3,40

d. skor untuk kategori rendah : 1,80 – 2,60

e. skor untuk kategori sangat rendah : 1,00 – 1,80

2.6 Teknik Analisa Data

Skor tertinggi – skor terendah

Banyaknya bilangan

Teknik analisis data merupakan sebuah program atau system pengolahan

data yang dirancang dengan tujuan untuk mempermudah membacadan

memaparkan data hasil penelitian.Teknik analisa data yang digunakan untuk

penelitian kuantitatif sudah jelas, yaitu diarahkan untuk menjawab rumusan

masalah dalam proposal.Menurut Sugiyono (2012:426) karena data yang

digunakan adalah kuantitatif, maka teknik analisa data yang digunakan adalah

metode statistik yang sudah tersedia.Adapun metode statistik yang digunakan

adalah dengan menggunakan alat bantu software SPSS 18 yang merupakan alat

penghitungan dengan tes statistik. Tes statistik berfungsi agar data yang diolah

dari hasil penelitian dengan jumlah angka yang sangat besar dan sulit dipaparkan

menjadi suatu data yang mudah dipahami oleh peneliti.Adapun metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analyze

(52)

BAB III

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

3.1Gambaran Umum Di Sekretariat Daerah Kabupaten Karo/ Pemkab.Karo

Sekretariat daerah kabupaten karo atau pemkab.karo berlokasi di jalan

jamin ginting no. 17 kabanjahe, kantor bupati karo merupakan letaknya sangat

strategis, karena dekat dengan kota kabanjahe.kantor bupati merupakan suatu

organisasi pemerintah yang bekerja untuk daerah kabupaten karo.

3.2 Visi dan Misi sekretariat daerah kabupaten karo/ Pemkab.Karo

Terwujudnya Masyarakat Karo yang Makmur dan Sejahtera Berbasis

Pembangunan Pertanian dan Pariwisata yang berwawasan lingkungan. Untuk menwujudkan visi tersebut makasekretariat daerah kabupaten karo/ Pemkab.Karo memiliki misi sebagai berikut.

1. Meningkatkan kapasitas dan profesionalisme aparatur.

2. Meningkatkan produksi pertanian dan pemasaran hasil pertanian sektor

(53)

3. Membangun dan atau meningkatkan kuantitas dan kualitas daerah tujuan

wisata yang mampu meningkatkan kunjungan wisatawan domestik maupun

mancanegara.

4. Membangun dan meningkatkan kualitas infrastruktur yang menjangkau sentra

produksi, kawasan strategis dan wilayah terisolir yang memiliki dampak

terhadap percepatan pembangunan ekonomi daerah.

5. Menjamin dan meningkatkan kuantitas serta kualitas pelayanan kesehatan

bagi masyarakat secara merata.

6. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi kerakyatan yang saling bersinergi

dan berkelanjutan.

7. Meningkatkan kualitas dan aksesibilitas pendidikan.

8. Melakukan harmonisasi dan sinergitas hubungan antar tingkat pemerintahan

dalam pembangunan kewilayahan melalui pemantapan Rencana Tata Ruang

Wilayah Kabupaten (RTRWK) secara berkelanjutan.

9. Memperkuat kapasitas kelembagaan dan SDM masyarakat.

3.3 Profil Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia di sekretariat daerah kabupaten karo/Pemkab.Karo

tahun 2014 dilihat dari daftar kepegawaian sekretariat daerah kabupaten

Gambar

Tabel 1.Sumber SDM Aparatur
Tabel 3.Jumlah SDM Perbidang  Sekretariat daerah kabupaten karo
Gambar 1:Struktur
Tabel 4.2 :Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mewujudkan suatu sumber daya kompetitif berkelanjutan,terdapat empat kondisi yang harus dipenuhi oleh suatu sumber daya sebelum disebut sebagai sumber daya

The transactions recording system (purchases and sales) LPG at distributor level is generally better than at the level of sub-resellers (SP), as shown in Table

Kedua, Ibn Hazm dan Ibn Qayyim al-Jauziyah berpendapat bahwa taklik yang mengandung sumpah (qasam) tidak berakibat jatuhnya talak. Ketiga, pemahaman masyarakat terkait

Kawasan hutan mangrove di stasiun riset Yayasan Gajah Sumatera (YAGASU) Desa Tanjung Rejo Kecamatan Percut Sei Tuan dipilih sebagai tempat penelitian karena

Dalam kesempatan itu juga, beliau menyampaikan tentang permasalahan- permasalahan yang terjadi pada pelaut-pelaut Indonesia terutama yang bekerja di luar negeri, dengan

Bench Mark di tepi kiri jalan raya Banda Aceh - Malahayati KM 25 dari Banda Aceh, dekat jembatan Krueng Idi, kl. 50 meter dari mesjid

Pada motor bensin, terdapat busi pada celah ruang bakar yang dapat memercikkan bunga api.. yang kemudian membakar campuran bahan bakar dan udara pada suatu titik tertentu

Sebelum melakukan tindakan siklus I, peneliti terlebih dahulu mengawali kegiatannya dengan memberikan tes awal kepada siswa. Tes ini dilaksanakan pada hari