• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem Solving - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IDEAL PROBLEM SOLVING TERHADAP BERPIKIR KREATIF DAN PERCAYA DIRI SISWA DI SMP NEGERI 2 RAWALO - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIK A. Pembelajaran IDEAL Problem Solving - PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN IDEAL PROBLEM SOLVING TERHADAP BERPIKIR KREATIF DAN PERCAYA DIRI SISWA DI SMP NEGERI 2 RAWALO - repository perpustakaan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORITIK

A. Pembelajaran IDEAL Problem Solving

Ada beberapa macam strategi pemecahan masalah salah satunya adalah IDEAL problem solving. Model ini dikenalkan oleh Bransford dan Stein sebagai model penyelesaian masalah yang mampu meningkatkan keterampilan berpikir dan meningkatkan keterampilan dalam proses penyelesaian masalah. IDEAL Problem Solving didesain untuk membantu mengidentifikasi dan memahami bagian-bagian yang berbeda dari penyelesaian masalah,masing-masing huruf melambangkan komponen penting dalam proses penyelesaian masalah. IDEAL adalah singkatan dari identifi the problem,define the problem,explore the solution, act on the

strategy, look back and evaluate the effect (Susiana,2010).

MenurutWena (2009) Strategi pembelajaran IDEAL Problem solving terdiridari lima tahap pembelajaran,yaitu identify the problem (Identifikasi masalah), define the problem (mendefinisikan masalah), explore the solution (mencari solusi),act on the strategy (melaksanakan stategi), look back and evaluate the effect (mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh).

1. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah merupakan tahapan awal dari strategi ini.Dalam tahapan ini guru membimbing siswa untuk memahami aspek-aspek permasalahan, seperti membantu untuk mengembangkan/menganalisis permasalahan,mengajukan pertanyaan,mengembangkan hipotesis-hipotesis.

2. Mendefinisikan Masalah

(2)

informasi,menyaring berbagai informasi yang ada dan akhirnya merumuskan permasalahan.

3. Mencari Solusi

Dalam tahapan ini kegiatan guru alaham membantu dan membimbing siswa mencari berbagai alternatif pemecahan masalah,melihat alternatif pemecahan masalah dari berbagai sudut pandang dan akhirnya memilih satu alternatif pemecahan masalah yang paling tepat.

4. Melaksanakan Strategi

Melakukan langkah-langkah pemecahan masalah sesuai dengan alternatif yang telah dipilih.dalam tahap ini siswa dibimbing secara tahap demi tahap dalam melakukan pemecahan masalah.

5. Mengkaji Kembali dan Mengevaluasi Pengaruh.

Dalam tahap ini guru adalah membimbing siswa melihat/mengoreksi kembali cara-cara pemecahan masalah yang telah ditentukan,apakah sudah benar,sudah sempurna,atau sudah lengkap. Disamping itu,siswa juga dibimbing untuk melihat pengaruh srtategi yang digunakan dalam pemecahan masalah.

Tabel 1.1 Sintak pembelajaran IDEAL problem solving Tahap

Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Identifikasi

Memahami permasalahan secara umum

Membimbing siswa melihat

data/variabel yang sudah

diketahui maupun belum

diketahui.

Membimbing siswa mencari

dan menelusuri berbagai

Mencermati data/Variabel yang sudah diketahui maupun belum diketahui

Mencari dan menelusuri

(3)

Tahap Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

informasi dari berbagai sumber. Membimbing siswa melakukan penyaringan berbagai informasi yang telah terkumpul

Membimbing siswa melakukan perumusan masalah

Melakukan penyaringan

berbagai informasi yang

terkumpul

Merumuskan masalah

Mencari Solusi Membimbing siswa mencari

berbagai alternatif pemecahan masalah

Membimbing siswa mengkaji

setiap alternatif pemecahan

masalah dari berbagai sudut pandang.

Membimbing siswa mengambil keputusan untuk memilih salah

satu alternatif pemecahan

masalah yang paling tepat.

Mencari berbagai alternatif

pemecahan masalah

Melakukan pengkajian terhadap setiap alternatif penyelesaian masalah dari berbagai sudut pandang.

Memutuskan memilih satu

alternatif pemecahan masalah.

strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah.

Melihat/mengoreksi kembali

cara-cara pemecahan masalah

Melihat/mengkaji pengaruh

strategi yang digunakan dalam pemecahan masalah.

B. Kemampuan Berpikir Kreatif

Kreativitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan suatu yang baru,sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru yang diterapkan dalam memecahkan masalah,atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya(Munandar,2009).

(4)

berdasarkan informasi yang diberikan dengan penekanan pada keragaman jumlah dan kesesuaian.

Melalui konsepnya yang dikenal dengan “struktur intelektual”, Guilford menyebutkan adanya dua kemampuan berpikir yaitu berpikir konvergen dan berpikir divergen.Kemampuan berfikir konvergen (convergent thinking)atau penalaran logis menunjukan pada pemikiran yang menghasilkan satu jawaban dan mencirikan jenis pemikiran berdasarkan tes intelegensi standar.kemampuan berfikir divergen(divergent thinking) merujuk pada pemikiran yang menghasilkan banyak jawaban atas pertanyaan yang sama dan lebih.Sehingga perlu adanya kemampuan berpikir divergen untuk mewujudkan kreativitas siswa.Sedangkan berpikir adalah proses mengolah dan memanipulasi informasi untuk memenuhi suatu kebutuhan atau memberikan respon(Desmita,2009).

Seseorang yang memiliki kreativitas selain sebagai pemikir yang konvergen atau intelegensi (memperoleh pengetahuan dan pengembangan keterampilan) juga sebagai pemikir yang divergen yang mampu memgabungkan unsur-unsur dengan cara tidak lazim dan tidak terduga.Menurut Guilfod bahwa proses berpikir divergen yaitu proses berpikir menyebar dengan penekan pada segi keragaman jumlah dan kesesuaian(Satiadarma,2003).Treffinger menyatakan bahwa seseorang yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan.Rencana inovatif serta produk orisinil mereka telah dipikirkan dengan matang terlebih dahulu,dengan mempertimbangkan masalah yang mungkin timbul dan implikasinya (Munandar,2009).

(5)

dari pribadi yang kreatif ialah: a) keterbukaan terhadap pengalaman, b) kemampuan untuk menilai situasi dengan patokan pribadi seseorang(internal locus of evaluation), c) kemampuan untuk bereksperimen,untuk”beriman”

dengan konsep-konsep (Munandar,2009).

Menurut Munandar (2009) mengacu pada tes dari Torrance (Torrance Test of Creative Thinking: TTCT) untuk mengukur kemampuan berpikir

kreatif meliputi kelancaran, kelenturan, orisinalitas dan elaborasi(perinci).Berpikir lancar (fluency)yaitu menghasilkan banyak gagasan/ jawaban yang relevan dan arus pemikiran lancar.Berpikir luwes (flesibility), yaitu menghasilkan gagasan yang seragam, mampu mengubah cara atau pendekatan, dan arah pemikiran yang berbeda-beda.Berpikir orisinil (originality) yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim, lain dari yang lain, yang jarang diberikan banyak orang.Berpikir terperinci (elaboration), yaitu: mengembangkan,menambah, memperkaya suatu gagasan dan memperinci detail-detail serta memperluas suatu gagasan.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kemampuan berpikir kreatif adalah keterampilan yang dimiliki seseorang untuk menemukan ide penyelesaian atau solusi terhadap suatu masalah matematika yang mencakup aspek fluency, fleksibelity, originality, dan elaboration.

Dalam penelitian ini indikator yang dipakai untuk mengukur kemampuan berpikir kreatif siswa mengacu pada pendapat Munandar yang meliputi fluency, fleksibelity, originality, dan elaboration, yaitu :

a. Berpikir lancar (fluency)yaitu siswa mampu menyelesaiakan masalah matematika dengan banyak jawaban benar.

b. Berpikir luwes (flexibility) yaitu siswa mampu menyelesaiakan masalah matematika dengan beberapa cara penyelesaian

c. Berpikir orisinil (originality) yaitu siswa mampu menyelesaikan masalah matematika dengan idenya sendiri

(6)

C. Percaya diri

Percaya diri adalah sikap positif individu yang memmampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan atau situasi yang dihadapinya (Rini,2002).Percaya diri merupakan bagian dari alam bawah sadar dan tidak berpengaruh oleh argumentasi yang rasional.Siswa hanya terpengaruh sifat-sifat rasionaldan perasaan.Maka untuk membangun percaya diri diperlukan alat yang sama yaitu emosi,perasaan dan imajinasi yang positif akan meningkatkan percaya diri.Seseorang dikatakan memilikisikap percaya diri apabila ia percaya pada kemampuannya sendiri, tidak mengharapkan pertolonganorang lain, tidak ragu-ragu dalam mengerjakan suatu tugas dan tidak sombong pada kemampuan diri sendiri.salah satu kunci utama sukses seseorang adalah ada tidaknya rasa percaya diri.Berkembangnya rasa percaya diri atau citra diri yang positif dalam diri anak sangatlah penting untuk kebahagiaan dan kesuksesan mereka (Leman,2000).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa percaya diri memiliki sifat emosi,perasaan dan imajinasi.Siswa yang memiliki emosi,perasaan dan imajinasi akan meningkatkan percaya diri. Siswa yang memiliki percaya diri akan memandang dirinya positif dan membangun kemampuannya dalam meningkatkan percaya diri untuk meraih kebahagiaan dan kesuksesan.

Percaya diri memiliki sifat-sifat antara lain: 1) bersifat lebih independen atau tidak terlalu tergantung orang lain, 2) mampu memikul tangggung jawab yang diberikan, 3) menghargai usaha sendiri 4) tidak mudah mengalami rasa putus asa, 5) mampu menerima tantangan atau tugas baru, 6) memiliki emosi yang lebih hidup tetapi stabil, 7) mudah berkomunikasi dan membantu orang lain.

(7)

1. Kepercayaan terhadap pemahaman dan kesadaran diri terhadap kemampuan matematikanya, yaitu dalam menghadapi kegagalan atau keberhasilan dan dalam bersaing dan dibandingkan dengan teman-temannya.

2. Kemampuan untuk menentukan secara realistik sasaran yang ingin dicapai dan menyusun rencana aksi sebagai usaha untuk meraih sasaran yang telah ditentukan, yaitu tahu keterbatasan diri dalam menghadapi persaingan dengan teman-temannya dan tahu keterbatasan diri dalam menghadapi matematika.

3. Kepercayaan terhadap matematika itu sendiri, yaitu matematika sebagai sesuatu yang abstrak, matematika sebagai sesuatu yang sangat bergun, matematika sebagai suatu seni, intuisi, analisis, dan rasional, serta matematika sebagai kemampuan bawaan.

Pendapat Margono tentang indikator percaya diri dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 2.1Indikator Percaya Diri

No Faktor Indikator

1 Kepercayaan terhadap pemahaman dan

kesadaran diri terhadap kemampuan matematikanya

a. Percaya diri dalam menghadapi

kegagalan dan keberhasilan.

b. Percaya diri dalam bersaing dan

dibandingkan dengan

teman-temannya.

2 Kemampuan untuk menentukan secara

realistik sasaran yang ingin dicapai dan menyusun rencana aksi sebagai usaha untuk meraih sasaran yang telah ditentukan

a. Tahu keterbatasan diri dalam

menghadapi persaingan dengan

teman-temannya.

b. Tahu keterbatasan diri dalam

menghadapi matematika.

3 Kepercayaan terhadap matematika itu

sendiri (matematika sebagai ilmu)

a. Matematika sebagai sesuatu yang

abstrak.

b. Matematika sebagai sesuatu yang

sangat berguna.

c. Matematika sebagai suatu seni,

analitis, dan rasional.

d. Matematika sebagai suatu

(8)

Percaya diri memiliki ciri-ciri antara lain: 1) Percaya akan kemampuan sendiri sehingga tidak membutuhkan pujian,pengakuan,penerimaan atau rasa hormat dengan orang lain. 2) Tidak tendorong untuk menunjukkan sifat konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok. 3) Berani menerima dan menghadapai penolakan orang lain. 4) Memiliki pengendalian diri yang baik atau emosi stabil. 5) Memiliki internal locus of control atau tergantung dari usaha sendiri atau tidak mengharapkan bantuan orang lain. 6) Memiliki cara pandang yang positif terhadap diri sendiri. 7) Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri. (Rini,2002).

Berdasarkan uraian diatas, maka diambil 8 indikator menurut yang digunakan untuk meningkatkan percaya diri siswa dalam belajar matematika yaitu 1) Percaya diri dalam menghadapi kegagalan dan keberhasilan. 2) Percaya diri dalam bersaing dan dibandingkan dengan teman-temannya bersifat lebih independen atau tidak terlalu tergantung orang lain.3) Tahu keterbatasan diri dalam menghadapi persaingan dengan teman-temannya. 4) Tahu keterbatasan diri dalam menghadapi matematika.5) Matematika sebagai sesuatu yang abstrak. 6) Matematika sebagai sesuatu yang sangat berguna. 7) Matematika sebagai suatu seni, analitis, dan rasional. 8) Matematika sebagai suatu kemampuan bawaan.Untuk kedelapan sifat-sifat diatas diukur dengan menggunakan lembar angket.

D. Materi Pembelajaran Kompetensi Inti (KI)

1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (toleransi, gotongroyong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya

(9)

4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi 1.1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

2.1. Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik dan kreatif, konsisten dan teliti,bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam memecahkan masalah.

2.2. Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar

3.1 Memahami teknik penyajian data dua variabel menggunakan tabel,grafik batang, diagram lingkaran dan grafiik dengan komputer menganalisis hubungan antara dua variabel

4.1. Membuat dan menyelesaikan model matematika dari masalah nyata yang berkaitan dengan persamaan linear dua variabel

Indikator Pencapaiannya:

3.1.3 Kelancaran dalam memahami sistem persamaan linear dua variabel

3.1.4 Kelancaran dalam memahami penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metode grafik dan subtitusi 3.1.5 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda

yang berkaitan dengan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metode grafik dan subtitusi

3.1.6 Kelancaran dalam memahami penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metode eliminasi dan campuran antar eliminasi dan subtitusi

(10)

dua variabel menggunakan metode eliminasi dan campuran antara eliminasi dan subtitusi

3.1.8 Kelancaran dalam memhamai penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel yang kooefisien berbentuk pecahan

3.1.9 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda yang berkaitan dengan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel yang kooefisiennya berbentuk pecahan

4.1.2 Mampu melihat masalah dari sudut pandang yang berbeda yang berkaitan dengan model sistem persamaan linear dua variabel

4.1.3 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.

4.1.4 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan penyelesaian sistem grafik dan subtitusi

4.1.5 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel menggunakan metode eliminasi dan campuran antara eliminasi dan subtitusi

4.1.6 Mampu memperkaya gagasan yang baru dengan idenya sendiri dan mengembangkan ide tersebut yang berkaitan dengan penyelesaian sistem persamaan linae dua variabel yang kooefisiennya berbentuk pecahan

E. Penelitian Relevan

(11)

diperoleh bahwa perangkat pembelajaran matematika materi Dimensi tiga kelas X yang dikembangkan berdasarkan model IDEAL problem solving valid praktis dan efektif.

Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (2014) yaitu Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model PembelajaranIDEAL Problem SolvingBerbasis Project Based Learning. Dalam penelitianya

dapat diperoleh Implementasi model pembelajaran IDEALproblem solving berbasis PBL dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

F. Kerangka Pikir

Untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa,dalam hal ini kita tingkatkan dengan menggunakan pembelajaran IDEAL problem solving karena dalam pembelajaran IDEAL problem solving meliputi metode ceramah,tanya jawab, dan diskusi diharapkan siswa mengalami perubahan.Indikator kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu berpikir lancar (fluency), berpikir luwes (flexibility), berpikir orisinil (Originality), dan berpikir terperinci (elaboration). Selanjutnya tahap-tahap pembelajaran IDEAL Problem solving antar lain 1) identifikasi masalah, 2) Mendefinisikan masalah, 3) Mencari solusi, 4) Melaksanakan strategi, 5) Mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruh.

(12)

banyak alternatif jawaban untuk menyelesaiakan permasalahan dan siswa dapat berpikir untuk mengungkapkan ide-ide mereka untuk memecahkan masalah.

Selanjutnya pada tahapan keempat yaitu pelaksanaan startegi dan tahapan kelima yaitu mengkaji kembali dan mengevaluasi pengaruhnya, pada dua tahap ini akan meningkatkan indikator permasalahan kemampuan berpikir kreatif yang keempat yaitu berpikir terperinci, karena siswa dituntut untuk mengembangkan serta mengevaluasi dari hasil yang diperoleh sendiri yang ditulis dengan proses berpikir kreatif mereke sendiri. Dengan diberlakukannya pembelajaran IDEAL Problem Solving diduga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa

kelas VIII SMP Negeri 2 Rawalo dalam pembelajaran matematika yang diharapkan dapat tercapai.

G. HipotesisPenelitian

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Melihat pengaruh model pembelajaran IDEAL Problem Solving terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa

Gambar

Tabel 1.1 Sintak pembelajaran IDEAL problem solving
tabel sebagai berikut :

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini dapat dikatakan percaya diri muncul dari individu sendiri karena adanya rasa aman, penerimaan akan keadaan diri dan adanya hubungan dengan orang lain

kemampuan koneksi matematis dan sikap percaya diri yang

penyusunan skripsi dengan judul “UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DAN RASA PERCAYA DIRI SISWA SMP N 1 CIMANGGU MELALUI PROBLEM BASED LEARNING DENGAN

Hasil analisisnya memberikan nilai Sig.Kelas<0,05 sehingga disimpulkan bahwa kemampuan komunikasi matematis dan percaya diri siswa yang mengikuti Problem Based Learning

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan percaya diri dan kemampuan komunikasi matematika (tertulis) siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Patikraja melalui

Dari uraian diatas perlu dilakukan penelitian sebagai upaya meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan komunikasi matematika (tertulis) siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Patikraja

Berdasarkan pada pendapat Iswidharmanjaya (2014: 48) dan Sarastika (2014: 43) dapat disarikan bahwa seseorang yang memiliki rasa percaya diri memiliki ciri-ciri sebagai

Ciri konsep diri positif adalah yakin terhadap kemampuan dirinya sendiri dalam mengatasi masalah, merasa sejajar dengan orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar bahwa