• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA - PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK MIND MAPPING DENGAN TEKNIK AKROSTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII MTs MA’ARIF NU 1 CILONGOK - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA - PERBEDAAN PENGARUH TEKNIK MIND MAPPING DENGAN TEKNIK AKROSTIK TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VII MTs MA’ARIF NU 1 CILONGOK - repository perpustakaan"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai (1), kajian teori (2) penelitian Relevan,(3) Kerangka Berpikir (4) hipotesis penelitian, secara lebih rinci akan diuraikan sebagai berikut.

A. Kajian Teori

1. Menulis

a. Pengertian Menulis

Menulis merupakan salah satu jenis aspek dari kebahasaan selain menyimak, berbicara, dan membaca.Yunus (2008: 1.3) mengemukakan

bahwa menulis ialah suatu aktivitas menuangkan pikiran secara sistematis ke dalam bentuk tertulis.Menulis merupakan kegiatan memikirkan

menggali, dan mengembangkan suatu ide sambil menuliskannya.Johnson dalam (Wardoyo, 2013:1) menulis adalah menemukan ide, mengorganisasi ide dan mengkomunikasikan ide. Penjelasan tersebut menyiratkan bahwa di

dalam menulis selain menemukan ide kita juga harus bisa mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide tersebut sehingga bisa

dinikamati oleh orang lain. Komunikasi ide itu tentu saja bukan secara lisan ,tetapi dengan rangkaian kata-kata sehingga membentuk sebuah tulisan.

Tarigan (1994:3) mengemukakan bahwa menulis suatu aspek

(2)

Tarigan ini menyiratkan bahwa sebuah komunikasi berbahasa tidak hanya lisan namun juga tulis dan tulis ini termasuk komunikasi yang tidak

langsung, karena penulis tersebut menyampaikannya melalui media kertas bukan bertatap muka.

Sejalan dengan pendapat Tarigan, Syamsuddin ( 2011: 1) menjelaskan menulis sebagai salah satu jenis keterampilan berbahasa yang dimiliki dan digunakan oleh manusia sebagai alat komunikasi tidak langsung antara

mereka. Hal ini terjadi karena dalam kenyataannya hidup bermasyarakat, kontak komunikasi itu tidak selalu dapat dilakukan dengan tatap muka.

Berbeda dengan yang disampaikan Kurniawan (2012:7) bahwa menulis adalah ekspresifitas pengetahuan dan kosakata yang ada dalam diri penulis. Di sini Kurniawan manyampaikan kecenderungannya dalam menulis adalah

ekspresifitas yang artinya mengungkapkan pengetahuan tentang kosakata dari seorang penulis kepada sebuah kertas.

Melihat dari pendapat para ahli tersebut mengenai menulis, maka dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu aspek keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk menyampaikan suatu hal kepada orang lain secara

tidak langsung dalam bentuk kosa kata. Dengan membutuhkannya kosakata, maka menulis juga harus didampingi dengan rajin membaca. Kurniawan

(3)

b. Fungsi Menulis

Menulis merupakan salah satu aspek penting dalam proses komunikasi.

Kemajuan suatu bangsa dan negara dapat diukur dari maju atau tidaknya komunikasi tulis bangsa tersebut. Menurut Hallidy dalam (Aziez,2015:172)

dalam dunia modern ini bahasa tulis memiliki sejumlah fungsi dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi tersebut yaitu :

1) Untuk tindakan : tanda-tanda di tempat umum, seperti rambu –rambu

lalulintas; label produk dan instruksi, seperti pada alat-alat rumah tangga; menu makanan; buku telepon; surat pemilihan umum.

Singkatnya untuk kontak sosial.

2) Untuk informasi : surat kabar dan majalah; buku-buku non fiksi; iklan; pamphlet; laporan ilmiah; dan buku petunjuk.

3) Untuk hiburan : majalah hiburan; buku fiksi; puisi dan drama; feature surat kabar; ketreangan film; dan permainan komputer.

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa fungsi

menulis adalah sebagai sarana informasi, hiburan dan sebagai kontak sosial.

c. Tujuan Menulis

Keterampilan menulis merupakansalah satu keterampilan berbahasa yang dipelajari oleh siswa di sekolah.Melalui menulis siswa dituntut untuk kratif dan aktif dalam berpikir dan beraktivitas sebanyak mungkin

(4)

1) Tujuan Penugasan. Penulis tidak memiliki tujuan untuk apa dia menulis. Penulis hanya menulis tanpa mengetahui tujuannya. Dia

menulis karena mendapat tugas, bukan atas kemauan sendiri.

2) Tujuan Persuasif. Menulis bertujuan untuk mempengaruhi pembaca

supaya pembaca yakin akan kebenaran gagasan yang dituangkan atau diuraikan.

3) Tujuan informasi atau penerangan. Menulis untuk menuangkan

gagasan dengan tujuan memberi informasi atau keterangan kepada pembaca. Penulis berusaha menyampaikan informasi agar pembaca

menjadi tahu mengenai apa yang diinformasikan oleh penulis

4) Tujuan pernyataan diri. Menulis untuk memperkanalkan atau menyatakan dirinya sendiri kepada para pembaca. Dengan melalui

tulisannya, pembaca dapat memahami “siapa” sebenarnya sang penulis itu.

5) Tujuan kreatif. Menulis yang bertujuan agar pembaca dapat memiliki nilai-nilai artistic atau nilai-nilai kesenian dengan membaca tulisan si penulis.

6) Tujuan pemecahan masalah. Menulis yang bertujuan memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Dengan tulisannya, penulis memberi

(5)

Penulis menyimpulkan bahwa pada dasarnya tujuan menulis dapat mengenali kemampuan dan potensi diri dengan cara mengembangkan

berbagai gagasan yang menuntut penalaran yang disusun secara sistematik. Menulis juga dapat menambah wawasan mengenai fakta-fakta yang

berhubungan serta menilai gagasan sendiri secara objektif.

c. Manfaat Menulis

Menulis memiliki peran yang sangat penting bagi manusia yang selalu

dituntut untuk bersosialisasi dengan orang lain. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari aktivitas menulis.

Wardoyo ( 2013:5) menjelaskan mengenai manfaat dari menulis. Manfaat

yang pertama adalah sebagai sarana pengungkapan diri.Manfaat yang kedua adalah sebagai sarana memahami sesuatu.Manfaat yang ketiga adalah

mengembangkan kepuasan pribadi, kepercayaan diri, dan sebuah kebanggaan. Manfaat yang keempat dan kelima adalah sebagai sarana melibatkan diri dalam lingkungan dan meningkatkan kesadaran akan potensi

diri. Sedangkan manfaat yang keenam adalah sebagai sarana untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan berbahasa .

Pendapat di atas menunjukan bahwa manfaat menulis adalah sebagai sarana pengungkapan diri, sarana untuk memahami sesuatu, sarana untuk kekpuasan pribadi, sarana melibatkan diri dalam lingkungan dan untuk

(6)

2. Puisi

a. Pengertian Puisi

Puisi merupakan bagian dari karya sastra yang sudah tidak asing lagi di telinga masyarakat. Walaupun puisi sendiri sering muncul pada permukaan masyarakat, namun mereka belum tentu mengetahui arti tentang

puisi tersebut dan mereka kadang bingung dengan menulis puisi yang baik. Pengertiaan puisi ini memang banyak sekali yang dituangkan oleh para

pakar antara lain menurut Luxemberg dalam (Wardoyo, 2013:19) menyatakan bahwa puisi adalah ciptaan kreatif sebuah karya seni. Sementara itu, pendapat lain menyatakan bahwa puisi adalah bentuk karya

sastra yang mengungkapkan pikiran dan perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan mengkonsentrasikan semua kekuatan bahasa dengan

pengkonsentrasian struktur fisik dan struktur batinya (Waluyo,1995:25).

Adapun Pradopo(2009:7) menyatakan bahwa puisi itu mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang

merangsang imajinasi panca indra dalam susunan yang berirama. Puisi juga merupakan bentuk pengucapan bahasa yang memperhitungkan adanya

aspek bunyi-bunyi di dalamnya, yang mengungkapkan pengalaman imajinatif, emosional, dan intelektual penyair yang ditimba dari kehidupan individual dan sosialnya, yang diungkapkan dengan teknik pilihan tertentu,

(7)

Kurniawan dan Sutardi (2012:26) menyatakan puisi bagi seorang yang sedang berlatih menulis puisi adalah apa yang ditulis dan dianggap sebagai

puisi itu sendiri.

Dari beberapa pendapat tentang puisi yang telah dipaparkan di atas maka dapat disimpulkan bahwa puisi merupakan pengalaman yang bersifat

imajinatif, dan berkesan yang ditulis sebagai bentuk ekspresi seseorang dengan menggunakan bahasa yang tidak langsung.

b. Jenis-Jenis Puisi

Ternyata penjenisan pusi begitu beragam. Jenis-jenis puisi yang dirangkum oleh Waluyo (1995:135) dari pendapat-pendapat para ahli asing

yaitu; puisi naratif, puisi lirik, puisi deskriptif, puisi kamar, puisi auditorium, puisi fisikal, puisi platonik, puisi metafisikal, puisi subjektif,

puisi objektif, puisi konkret, puisi parnasians, puisi inspiratif, puisi demonstrasi, puisi pamflet, dan alegori.

Sedangkan dalam pengungkapan gagasan atau isi yang hendak

disampaikan penyair melalui puisi, Waluyo dalam (Suryaman,2012: 81-85) mengemukakan bahwa puisi tersebut dibedakan menjadi tiga.

1) Puisi naratif adalah puisi yang digunakan untuk menyampaikan sebuah cerita. Puisi ini meliputi epik, romansa, dan balada.

2) Puisi lirik adalah puisi yang digunakan utnuk mengungkapkan gagasan

(8)

3) Puisi deskriptif adalah puisi yang mengemukakan tanggapan atau kesan penyair terhadap suatu hal atau keadaan. Puisi ini dapat berupa

tanggapan yang bersifat kritik maupun sindiran sehingga dikenal adanya puisi ironi atau satire (kritik)

Dari kedua teori tersebut penulis dapat menarik kesimpulan bahwa sebenarnya kedua pendapat itu sama hanya Suryaman menyaring lagi menjadi lebih spesifik dan terkategori.

c. Unsur-unsur Puisi

Dalam sebuah puisi tidak akan dibuat secara asal-asalan namun harus memperhatikan unsur-unsur yang membangun puisi. Hal ini sebagai bentuk

hasil puisi yang tidak asal-asalan maka harus ada unsur-unsur yang harus diperhatikan. Selain itu puisi juga memiliki lapis atau strata.. Menurut

Roman Ingardendalam (Baribin,1990: 40-41) strata norma karya sastra (puisi) itu sebagai berikut:

1) lapis bunyi. Bila orang membaca puisi, maka yang terdengar ialah rangkaian bunyi. Lapis bunyi ini menjadi dasar timbulnya lapis kedua, yakni:

2) lapis arti. Bunyi-bunyi yang terdengar tadi berupa rangkaian fonem, suku kata, kata, frasa, dan kalimat. Kalimat, bait, atau keseluruhan sajak itu mengandung arti lapis ketiga, yakni:

3) lapis objek yang dikemukakan penyair, makna atau arti yang terkandung dalam dalam sajak itu berupa latar, pelakyang harus dipeu, dan dunia pengarang, dan ini menimbulkan adanya lapis keempat dan kelima, yakni:

4) lapis “dunia” penyair. Lapis ini secara implisit adanya berupa “dunia” yang dipandang dari titik pandang penyair (visi),

(9)

Unsur bunyi dalam puisi merupakan salah satu hal yang tidak boleh diabaikan di dalam menentukan penilaian. Dapat juga dikatakan bahwa

bunyi dan segala aspek turut menentukan keberhasilan dan kegagalan sebuah puisi.Unsur –unsur pembangun puisi tidak dapat dipisahkan karena

memiliki keterkaitan satu dengan yang lainya. Waluyo dalam (Wardoyo,2013: 23) menyatakan bahwa Puisi tidak semata-mata diatur oleh struktur bunyi, suku kata, dan baris, namun juga diatur oleh aturan

makna tersendiri. Puisi sebagai suatu bentuk karya sastra terdiri atas dua unsur pokok, yaitu struktur fisik dan sturktur batin. Kedua unsur tersebut

saling berkaitan satu dengan yang lainnya dan membentuk totalitas makna yang utuh (Wardoyo,2013:23). Menurut Pradopo (2009: 14) puisi atau sajak merupakan struktur yang kompleks, maka untuk memahaminya perlu

dianalisis sehingga dapat diketahui bagian-bagian serta jalinannya secara nyata. Bagian-bagian tersebut adalah struktur fisik dan struktur batin puisi.

1. Struktur Fisik Puisi

Struktur fisik puisi meliputi unsur-unsur seperti : diksi, bahasa figuratif, citraan (pengimajian), verifikasi dan wujud atau tipografi puisi.

1) Diksi

Diksi adalah pilihan bahasa yang merupakan esensi dari penulisan puisi.Artinya diksi merupakan dasar bangunan setiap puisi. Diksi dapat

(10)

pikirannya dengan setepat-tepatnya seperti yang dialami batinnya.Untuk itu perlu dipilih kata-kata yang tepat. Barfield dalam

(Pradopo ,2009:54) mengemukakan bahwa bila kata-kata dipilih dan disusun dengan cara yang sedemikian rupa hingga artinya menimbulkan

atau dimaksudkan untuk menimbulkan imaginasi estetik,maka hasilnya itu disebut diksi puisi. Oleh karena itu , seorang penyair harus cermat dalam memilih kata-kata agar makna komposisi bunyi dalam rima dan

irama dapat terbangun dengan baik. Jadi, diksi itu untuk memperoleh kepuitisan dan untuk mendapatkan nilai estetik. Seperti Chairil Anwar

dalam (Pradopo,2009:55) yang begitu cermat dalam memilih kata-kata dan kalimatnya. Misalnya sajaknya “Aku” yang terkenal itu, dalam Kerikil Tajam judulnya “Semangat”, dalam Deru CAmpur

Debuberjudul “Aku” Juga kata‘Ku tahu’ pada baris kedua bait pertama, diganti’Ku mau’,sebagai berikut.

SEMANGAT

Kalau sampai waktuku

‘Ku tahu tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu! ….

(11)

AKU

Kalau sampai waktuku

‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu ….

(Deru Campur Debu, h.7)

Mengapa Chairil mengganti kata-kata itu ? Dalam kata

‘Semangat “ itu terkandung arti perasaan yang menyala-nyala, dan terasa ada sifat propaganda ataupun rasa yang agak berlebih-lebihan. Sedangkan dalam kata ‘aku’ itu, terkandung perasaan yang

menunjukkan kepribadian penyair dan semangat individualistisnya.Oleh karena itu maka kata ‘aku’ lebih tepat dari ‘semangat untuk

judulnya.Sedangkan kata ‘Ku tahu’ ini menunjukkan rasa yang pesimistis, rasa keterpencilan. Maka dirasa kata itu tidak tepat dan diganti oleh penyair dengan kata ‘ku mau’ yang lebih mengandung arti

memiliki kemauan pribadi yang kuat

2) Bahasa Figuratif (Bahasa Kiasan)

Bahasa Figuratif adalah bahasa yang digunakan untuk mendapatkan

kepuitisan. Dengan bahasa kiasan, sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, dan terutama menimbulkan kejelasan

(12)

sajak adalah bahasa yang digunakan untuk menyatakan sesuatu yang lain (Wardoyo,2013:25). Artinya dengan bahasa kiasan yang dipakai,

penyair berusaha menyampaikan sesuatu secara tidak langsung. Pradopo (2009 : 62) menjelaskan bahasa figuratif yang biasa digunakan

oleh penyair dalam puisi-puisinya, antara lain: a) Perbandingan (simile)

Perbandingan atau simile, ialah bahasa kiasan yang menyamakan

satu hal dengan hal lain dengan mempergunakan kata-kata pembanding seperti : bagai, sebagai, bak, seperti, seumpama,

laksana, ibarat dan kata-kata pembanding lainnya. Hal ini dapat dilihat pada saja “Riwayat” karya Wiji Thukul dalam (Wardoyo ,2013:28) berikut ini:

Seperti tanah lempung Pinggir kampung

Masa laluku kuaduk-aduk ….

Dalam sajaknya tersebut, penulis memulai menulis puisi dengan

menggunakan kata ‘seperti’.Dia mengibaratkan bahwa masa lalunya dapat diaduk-aduk sperti tanah lempung. Penggambaran dengan menggunakan kata ‘seperti’ harus memiliki hubungan yang tepat

agar makna dapat utuh dan mudah dipahami maknanya. b) Metafora

(13)

bahasa kiasan yang digunakan dengan cara melihat sesuatu dengan perantaraan benda lain. Perbandingan yang dimunculkan dalam

majas metafora itu bersifat implisit (Wardoyo,2013: 27). Dengan kata lain, kata –kata untuk mengungkapkan pengandaian

dihilangkan, tetapi tidak mengurangi kadar keindahan dari ungkapan tersebut.

Contoh :

Kenapa matamu yang oase, cinta itu menatapnya? Oase itu akan keruh oleh peluh dan

Burung-burung tidak akan mau lagi berteduh dan Kafilah akan berlalu tanpa dahaga dan

….

(Abdul Wachid dalam Wardoyo,2013: 27)

Dalam puisi di atas, metafora dapat terlihat pada ungkapan ‘matamu yang oase’ sebenarnya dalam ungkapan tersebut ada kata-kata

seperti ‘matamu yang seperti oase’,namun penyair menghilangkan kata ‘seperti’ dengan jalinan bahasa yang tidak ketara. Maksud dari ungkapan ‘matamu yang oase’artinya memiliki mata yang sifatnya

sama dengan oase.

c) Perumpamaan

Perumpamaan ialah perbandingan yang dilanjutkan atau diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat

(14)

yang berturut-turut. Hal ini dapat dilihat pada kutipan puisinya Aoh Kartadimadja dalam (Pradopo,2009:69)

Contoh :

Aoh Kartahadimadja:

SEBAGAI DAHULU

Laksana bintang berkilat cahya Di atas langit hitam kelam, Sinar berkilau cahya matamu, Menembus aku ke jiwa dalam, ….

Pembanding tersebut dimaksudkan untuk lebih memperdalam dan menandaskan sifat-sifat pembandingnya, bukan sekadar

memberikan persaamaanya saja. d) Personifikasi

Personifikasi ialah mempersamakan benda dengan manusia,

benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya seperti manusia. Ini dapat dilihat pada kutipan puisinya Amir Hamzah dan

Chairil Anwar dalam (Pradopo,2009:76) PADAMU JUA

Kaulah kandil kemerlap Pelita jendela di malam gelap Melambai pulang perlahan Sabar, setia selalu

SEBUAH KAMAR

(15)

Mau lebih banyak tahu.…. e) Metonimia

Metonimia ialah kiasan pengganti nama. Bahasa ini berupa penggunaan sebuah atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu

yang sangat dekat berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut (Altenbernd dalam Pradopo,2009:77). Penggunaan metonimia dapat dilihat pada sajaknya Toto Sudarto Bachtiar dalam

(Pradopo ,2009:78)

IBU KOTA SENJA

Klakson dan lonceng bunyi bergiliran ….

Dan perempuan maendaki tepi sungai kesayangan Di bawah bayangan samar istana kejang

O, kota kekasih setelah senja

Dalam puisi tersebut ‘Klaskon dan lonceng’, diartikan sebagai pengganti orang-orang atau partai-partai yang bersaing adu keras

suaranya. ‘Sungai kesayangan’ menggantikan Sungai Ciliwung .‘Istana’ mengganti kaum kaya yang memiliki rumah-rumah seperti istana.‘Kota kekasih’ adalah Jakarta.

f) Alegori

Alegori ialah cerita kiasan ataupun lukisan kiasan. Alegori ini

(16)

melambangkan angkatan baru yang berjuang ke arah kemajuan.Angkatan baru ini dikiaskan sebagai air danau yang

menuju ke laut dengan melalui rintangan-rintangan. 3) Citraan

Menurut Sayuti (2002:170) citraan dapat dilihat dari dua sudut pandang. Pertama citraan dilihat dari sisi pembaca adalah pengalaman indera yang terbentuk dalam rongga imajinasi pembaca, yang

ditimbulkan oleh sebuah kata atau rangkaian kata.Keduacitraan dilihat dari sisi pernyair adalah bentuk bahasa (kata atau rangkaian kata) yang

dipergunakan oleh penyair utnuk membangun komunikasi estetik atau utnuk menyampaikan pengalaman inderanya.Pradopo (2002:79) menyatakan bahwa citraan adalah gambaran angan yang dituankan ke

dalam sajak.Dengan demikian citraan dapat diartikan sebagai gambaran angan yang terbentuk hasil dari penglaman indera manusia.Jadi citraan

merupakan penggunaan kata-kata yang diperoleh melalui pengindraan agar mendapatkan sebuah kalimat puisi yang lebih hidup dan menarik untuk dibaca. Citraan ini antara lain penglihatan, pendengaran,

perabaan, pencecapan, dan penciuman. Citraan penglihatan adalah citraan atau hal yang dieroleh dengan penglihatan (mata) sebagai

(17)

(pendengaran). Kedua citraan tersebutadalah yang sering dipakai oleh penyair-penyair. Citraan Peraba (tactile/thermal imagery), citraan ini

diperoleh melalui perabaan. Seperti yang dikemukakan dalam contoh berikut mencakardan mencakar, menggaruki rasa gatal di sukma.

Pencecapan dan penciuman, citraan ini tidak begitu sering digunakan. Contoh puisinya yang dikutip dari W.S Rendra dan Subagio Satrowardoyo dalam (Pradopo ,2009: 85)

Penciuman:

NYANYIAN SUTO UNTUK FATIMA Dua puluh tiga matahari

Bangkit dari pundakmu

Tubuhmu menguapkan bau tanah

Pencecapan:

PEMBICARAAN

Hari mekar dan bercahaya: yang neraka sorga. Neraka adalah rasa pahit dimulut waktu bangun pagi

4) Versifikasi (Rima dan Ritma )

Versifikasi merupakan bunyi-bunyi yang diciptakan dari dalam puisi. Bunyi dalam puisi menghasilkan rima (persajakan ) dan ritma. Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk membentuk musikalitas

atau orkestrasi.Ritma adalah tinggi rendah, panjang pendek, keras lemahnya bunyi. Artinya bahwa ritma terkait erat dengan pembacaan

(18)

Menurut tempatnya dalam puisi, rima dibedakan menjadi rima awal, rima tengah, dan akhir. Menurut sempurna atau tidak sempurnanya

bunyi, rima dibedakan rima sempura dan tidak sempurna. Disamping itu terdapat pula persamaan bunyi pada konsonannya saja disebut

aliterasi. Sedangkan persamaan bunyi pada vocal saja disebut asonansi. Bunyi yang berulang, pergantian yang teratur, dan variasi-variasi bunyi menimbulkan suatu gerak yang hidup,; seperti gemricik air yang

mengalir turun tak putus-putus;gerak yang teratur disebut irama. Irama dalam bahasa adalah pergantian turun-naik, panjang-pendek,

keras-lembut ucapan bunyi bahasa dengan teratur.Irama dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu mertum dan ritme.Metrum adalah irama yang tetap, artinya pergantiannya sudah tetap menurut pola tertentu.Ini desebabkan

karena jumlah suku kata yang sudah tetap dan tekanan yang tetap, sehingga alun suara yang naik dan menurun itu tetap saja.Ritme adalah

irama yang disebabkan oleh pertentangan atau perrgantian bunyi tinggi-rendah secara teratur.

5) Wujud Visual (Tata Wajah) Puisi

Wujud visual puisi adalah bentuk tampilan puisi yang ditulis oleh penyair.Wujud visual puisi merupakan salah satu hal yang menjadi

(19)

dari wujud visual puisi antara lain sebagai pembda karya sastra puisi dengan karya sastra lainnya, sebagai sarana untuk menyampaikan

makna oleh penyair kepada pembacanya,memberikan petunjuk pembaca dalam memahami dan menghayati berbagai hal yang ingin

dikomunikasikan oleh penyair dan memberikan petunjuk bagaimana membaca atau mendeklamasikan puisi secara tepat. Wujud visual puisi yang dikenal secara umum yakni pembaitan, pungtuasi, tipografi, dan

enjabemen. a) Pembaitan

Merupakan bagian dari wujud visual puisi terkait dengan bagaimana seorang penyair mewujudkan puisinya ke dalam bentuk bait-baitnya.Dalam hal ini sangat bergantung pada keinginan penyair

dalam mengekspresikan idenya dalam bentuk bait-bait yang disukainya.Ada penyair yang lebih menyukai bentuk bebas, ada

yang menyukai bentuk terikat, ada yang menyukai bentuk panjang dan ada juga yang menyukai bentuk pendek. Ada penyair yang suka menyajikan puisinya dalam bait-bait, da nada juga yang tidak

menyukainya (Sayuti,2002:285). b) Pungtuasi

(20)

arti, ketepatan membaca, atau rupa bentuk yang menarik.Tidak sedikit penyair yang mempergunakan ejaan menurut aturan yang

berlaku, tetapi tidak jarang juga penyair menggunakan ejaan yang tidak biasa.

c) Tipografi

Tipografi merupakan aspek wujud visual puisi yang berupa tata hubungan dan tata baris. Oleh karena itu tipografi juga disebut

sebagai susunan baris puisi atau juga disebut sebagai ukiran bentuk (Sayuti, 2002:329).Selain sebagai sarana untuk mendapatkan bentuk

yang menarik, tipografi juga berfungsi untuk menyampaikan pesan secara tidak langsung kepada pembacanya. Hal ini dikarenakan dapat dipertimbangkan sebagai symbol pikiran dan perasaan yang

diekspresikan oleh penyair. d) Enjabemen

Enjabemen adalah peloncatan satuan sintaksis yang terdapat pada baris tertentu ke dalam baris berikutnya, bait dalam bait yang sama maupun ke dalam bait berikutnya. Enjabemen merupakan kata atau

frase atau baris puisi yang berfungsi ganda, yaitu menghubungkan bagian yang mendahului dan yang mengikutinya. Disamping itu

(21)

2. Struktur Batin Puisi

Struktur batin juga merupakan unsur pokok dari terbentuknya

karya sastra puisi.Struktur batin puisi meliputi tema, nada, suasana,dan amanat.

1) Tema merupakan gagasan pokok atau subject-matter yang dikemukakan oleh penyair. Tema yang menarik akan memberikan nilai lebih pada tulisan tersebut. Macam tema yang dapat diangkat oleh

penyair, antara lain: tema ketuhanan, kemanusiaan, patriotism atau kebangsaaan, kedaulatan rakyat dan tema sosial.

2) Nada adalah bunyi yang memiliki getaran teratur tiap diksi.Nada dan suasana puisi saling berhubungan. Nada puisi menimbulkan suasana tertentu terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan dapat

menimbulkan suasana iba di hati pembaca. Nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi

pembaca.

3) Suasana adalah kondisi psikologi yang dirasakan oleh pembaca yang tercipta akibat adanya interaksi antara pembaca dengan puisi yang

dibaca. Artinya setiap puisi memiliki potensi untuk menciptakan suasana tersendiri dalam diri pembacanya ketika membaca dan

menghayati puisi tersebut.

(22)

yaitu dengan cara memberikan ajaran moral atau pesan dalam tingkah lagu atau persitiwa yang terjadi pada tokoh menjelang cerita berakhir,

dan dapat pula disampaikan dengan cara eksplisit yaitu dengan penyampaian seruan, saran, peringatan, nasihat, anjuran, atau larangan

yang berhubungan dengan gagasan utama cerita 3. Materi Pembelajaran Menulis Puisi

Materi pembelajaran tidak lepas dari Standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan materi pokok yang tertera dalam silabus.Selain itu adanya KKM sebagai pengukur keberhasilan siswa.Standar Kompetensi (SK) menurut

Suryaman (2012:11-12) adalah kebulatan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan tingkat penguasaan yang diharapkan dicapai siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran.Maksudnya bahwa siswa itu dituntut untuk bisa

menguasai suatu mata pelajaran disertai dengan adanya pencapaan pengetahuan, keterampilan dan sikap. Setelah standar kompetensi,

selanjutnya adanya kompetensi dasar (KD) merupakan pengetahuan, keterampilan, serta sikap minimal yang harus dikuasai serta dapat diperagakan siswa. Kompetensi Dasar ini adalah bagian standar kompetensi

yang di dalamnya siswa harus mencapai kemampuan minimal mata pelajaran tersebut. Selanjutnya setelah Kompetensi Dasar, diturunkan ke

(23)

Materi pembelajaran bahasa Indonesia yang digunakan untuk penelitian terlihat pada silabus dan diambil pada perangkat yang digunakan

pada MTs Ma’arif NU 1 Cilongok. Silabus ini yang digunakan pada pelajaran bahasa Indonesia kelas VII dan yang dilaksanakan pada semester

ganjil (I). Silabus sendiri adalah sebuah perangkat yang mengatur rencana pembelajaran KTSP (Faik dalam Firdos,2014:18)

Jadi setiap kegiatan pembelajaran terpaku dalam silabus agar

pembelajaran yang dilakukan dapat mencapai standar kompetensi maupun kompetensi dasar. Silabus menulis puisi dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut.

Tabel 2.1Silabus Menulis Puisi

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

MenulisSastra 16.Mengungkapkan

keindahan alam dan pengalaman melalui kegiatan menulis kreatif puisi larik puisi yang berisi keindahan alam

• Mampu menulis puisi dengan pilihan kata dan rima yang menarik • Mampu menyunting

puisi yang ditulis sendiri

Sumber, silabus MTs Ma’arif NU 1 Cilongok.

Sebuah keberhasilan dalam penyampaian materi akan diukur melalui

adanya KKM (kriteria ketuntasan minimal). KKM ini sebagai hasil pencapaian akhir dalam pembelajaran. Jaya (2017:1) menjelaskan bahwa

(24)

Dalam hal ini siswa dituntut untuk dapat memperoleh nilai yang telah diminimalkan oleh guru, apabila siswa tersebut belum tuntas maka harus

mengulang kembali. Ketuntasan yang ada pada KKM ditentukan saat awal ajaran baru.

4. Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, ada beberapa istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan situasi kegiatan belajar mengajar.

Beberapa istilah yang penggunaannya sering tidak konsisten adalah istilah model, pendekatan atau strategi, metode dan teknik pembelajaran.

Joyce dalam (Ngalimun,2016:7) menjelaskan model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan

untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain Selanjutnya Joyce juga

menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah pad desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedmikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai.

Adapun istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran menurut Sanjaya (2007: 127) memiliki kemiripan dengan strategi.Sebenarnya pendekatan berbeda balik dengan strategi maupun metode. Pendekatan

(25)

pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk kepad pandangan tentang terjadinyan suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya

strategi dan metode pembelajaran yang digunakan bersumber atau tergantung dari pendekatan tertentu. Masih dalam (Sanjaya, 2007: 127)Roy

Killen mencatat ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centred approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centred approaches). Pendekatan yang

berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori.Sedangkan,

pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaan discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif.

Metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan

pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan (KBBI,1995). Metode lebih bersifat procedural dan sistematis karena tujuannya untuk mempermudah pengerjaan suatu pekerjaan.Pupuh dalam

(Ngalimun, 2016:8) menyatakan bahwa dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan

pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.Dengan demikian, salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih

(26)

pencapaian tujuan pengajaran dperoleh secara optimal.Ini berarti, metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah ditetapkan.Dengan

demikian, metode dalam rangkaian system pembelajaran memegang peran yang sangat penting.

Selain strategi, metode dan pendekatan, terdapat juga istilah lain yang

kadang-kadang sulit dibedakan, yaitu teknik dan taktik mengajar. Teknik dan taktik merupakan penjabaran dari metode pembelajaran. Teknik adalah

cara sistematis mengerjakan sesuatu (KBBI,1995). Teknik merupakan suatu kiat, siasat, atau penemuan yang digunakan untuk menyelesaikan serta menyempurnakan suatu tujuan langsung (Iskandarwassid,2015:66). Teknik

adalah cara yang dilakukan orang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode, yaitu cara yang harus dilakukan agar metode yang dilakukan

berjalan efektif dan efisien. Oleh karena itu teknik harus konsisten dengan metode, harus selaras dan serasi dengan pendekatan.

Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik atau

metode tertentu. Dengan demikian taktik sifatnya lebih individual. Misalnya, walaupun dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah

dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti mereka akan melakukannya secara berbeda, misalnya dalam taktik menggunakan ilustrasi atau mengunakan gaya bahas agara materi yang disampaikan mudah

(27)

Dari penjelasan di atas, maka dapat ditentukan bahwa suatu strategi pembelajaran yang diterapkan guru akan tergantung pada pendekatan yang

digunakan; sedangkan bagaimana menjalankan strategi itu dapat ditetapkan berbagai metode pembelajaran. Dalam upaya menjalankan metode

pembelajaran guru dapat menentukan teknik yang dianggapnya relevan dengan metode, dan penggunaan tekni itu setiap guru memilik taktik yang mungkin berbeda antara guru yang satu dengan yang lain. Berdasarkan

penjelasan di atas dapat dibuat gambar skema tentang model, pendekatan metode dan teknik pembelajaran.Gambar skema tentang model, pendekatan,

metode dan teknik dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

(28)

Berdasarkan gambar skema di atas maka dapat dijelaskan bahwa apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah

apa yang disebut dengan model pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya

merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang

disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan

bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik

pembelajaran .

5. Teknik Mind Mapping

a. Pengertian Mind Mapping

Proses pembelajaran di kelas diperlukan sebuah strategi mengajar untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Sanjaya (2007:124), dalam dunia

pendidikan teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan

pendidikan tertentu. Berdasaarkan pada definisi tersebut, dalam penelitian ini, digunakan teknik Mind Mapping dalam proses pembelajaran di kelas.

Konsep mind mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan pada tahun 1970-an. Ia adalah seorang ahli psikologi dari Inggris yang memiliki peranan yang sangat besar dalam mengembangkan konsep mind

mapping. Ia membuat membuat konsep tersebut karena terinspirasi oleh diagram sebuah buku novel fiksi. Dengan menggunakan diagram, pembaca

(29)

Buzan (2010: 4) menjelaskan bahwa Mind Mapping adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan “memetakan”

pikiran-pikiran kita.Saleh (2009: 100), mind mapping adalah diagram yang digunakan untuk menggambarkan sebuah tema, ide, atau gagasan utama

dalam materi pembelajaran.Tema, ide atau gagasan utama ditempatkan di tengah-tengah diagram. Masing-masing tema, ide, atau gagasan tersebut membentuk jaringan yang luas dan saling berkaitan satu dengan yang

lainnya (Saleh,2009:100). Santosa (2013: 57), Mind Mappingadalah suatu cara memetakan sebuah informasi yang digunakan ke dalam bentuk

cabang-cabang pikiran dengan berbagai imajinasi kreatif. Dengan demikian,Mind Mappingmerupakan gambaran menyeluruh dari suatu materi pembelajaran yang dibuat dalam bentuk yang sederhana. Bentuk sederhana tersebut

berupa diagram atau graf yang digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide, pekerjaan atau hal lain yang terhubung dan tersusun mengelilingi

sebuarh kata yang mengandung ide pokok. Diagram Mind Mapping memiliki bentuk yang menyerupai neuron pada sel otak manusia. Neuron memiliki banyak sekali sambungan dan jaringan yang semuanya saling

berkaitan.Inti sel dapat diumpakan sebagai tema, ide, atau gagasan utama, sedangkan dendrit merupakan jaringan dari tema, ide, atau gagasan utama

tersebut (Saleh, 2009: 101).

(30)

penting.Jalan-jalan utama yang menyebar dari pusat mewakili pikiran-pikiraan utama dalam proses pemikiran kita, jalan-jalan sekunder mewakili

pikiran –pikiran sekunder, dan seterusnya. Gambar-gambar atau bentuk-bentuk khusus dapat mewakili area-area yang menarik atau ide-ide menarik

tertentu (Buzan,2010:4)

Berdasarkan pendapat dari para ahli mengenai pengertian Mind Mapping, dapat ditarik kesimpulan bahwa Mind Mapping adalah cara

mencatat ide-ide yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran kita, secara menarik, mengagumkan dan menyerap fakta serta informasi baru

dengan sangat mudah. Cara ini lebih menyenangkan, dan membuat pikiran tidak buntu. Dengan cepat ide akan keluar dan membantu kesulitan dalam proses berpikir.

b. Keuntungan dan Manfaat Teknik Mind Mapping

Mind Mappingmemiliki sejumlah keuntungan dibandingkan bentuk

pencatatan linear . Dilihat dari karakter dan sifatnya, konsep Mind Mappingdapat dijadikan media yang tepat untuk melatih pola pikir, brainstorming,visualisasi, dan penyelesaian masalah. Keuntungan tersebut

oleh Buzan (2010: 106 ) dipaparkan antara lain sebagai berikut : 1. Bagian pusat dengan gagasan utama lebih jelas terdefinisikan.

2. Nilai penting relative dari setiap gagasan secara jelas ditunjukkan 3. Hubungan antara konsep-konsep kunci dengan segera akan dapat

(31)

4. Sebagai hasil dari kelebihan di atas, ingata dan kaji ulang keduanya akan lelbih efektif dan lebih cepat

5. Setiap peta yang dibuat akan tampak dan berbeda dari setiap peta lainnya ini akan membantu ingatan.

6. Dalam pembuatan catatan yang lebih kreatif, seperti dalampersiapan menulis esai, dan sebagainya, sifat terbuka dari peta akan membuat otak mampu membuat hubungan baru jauh lebih mudah.

Penggunaan Mind Mapping sebelum menulis juga memberikan banyak manfaat. Menurut Buzan ( 2010: 6), beberapa manfaat yang didapat dari

Mind Mapping adalah sebagai berikut :

1. Mengaktifkan seluruh otak 2. Menghemat waktu

3. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan

4. Mengingat dengan lebih baik dan memudahkan ide mengalir 5. Belajar lebih cepat dan efisien

6. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling pisah

7. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian

(32)

9. Mensyaratkan kita untuk memusatkan perhatian pada pokok-pokok bahasan yang membantu mengalihkan informasi tentangnya dari

ingatan jangk pendek ke ingatan jangka panjang.

Menurut Tony Buzan dalam Saleh (2009: 110), ada beberapa manfaat dari konsep Mind Mapping dalam proses pembelajaran di kelas, yaitu

sebagai berikut:

1. Mind Map untuk memilah

Mampu melatih anak-anak didik untuk memilah berbagai informasi yang disampaikan dalam materi pelajaran.Artinya mereka harus menyerap

kata atau kalimat yang benar-benar penting dan membuang bagian-bagian yang tidak penting.

2. Mind Map untuk mengingat

Biasanya, Mind Map dibuat dengan berbagai gambar dan permainan warna yang menarik.Hal ini dimaksudkan agar anak-anak didik mampu meningkatkan daya ingat terhadap materi yang disampaikan oleh

guru.Dengan warna-warna tertentu dapat meningkatkan kinerja otak.

3. Mind Map untuk mencatat

(33)

Mapmerupakan alata mencatat yang sangat praktis dan sederhana. Dengan MindMap, anak didik tidak perlu mencatat semua informasi yang

disampaikan.

4. Mind Map untuk memahami

Mind Map merupakan gambaran keseluruhan materi yang dibuat dengan cara yang sederhana. Segala informasi penting, baik yang berhubungan secara langsung maupun tidak langsung, tertulis dengan jelas

di dalam Mind Map. Anak didik akan mengetahui secara detail pokok permasalahan yang dibahas dalam suatu materi pelajaran. Dengan demikian, Mind Map mampu membuat anak didik cepat memahami materi pelajaran

dengan baik.

5. Mind Map untuk mengendalikan

Mind Map merupakan konsep penggambaran materi dengan menggunakan kata kunci sebagai pusatnya.Ini membuktikan bahwa Mind Map mampu memusatkan pikiran anak-anak didik terhadap materi pelajaran

yang sedang disampaikan.Artinya mereka mampu meningkatkan konsentrasi dalam belajar dan mampu mengendalikan perhatian dan

pemikiran anak-anak didik untuk fokus terhadap suatu materi pelajaran tertentu.

(34)

Pemikiran kreatif muncul dari imajinasi yang tinggi. Oleh karena Mind Map dapat meningkatkan daya imajinasi pada anak-anak didik melalui

kebebasan berekspresi, maka secara tidak langsung kreativitas mereka akan berkembang. Dari sini, akan timbul keinginan untuk membuat atau

meciptakan sesuatu yang baru.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, jelas sekali bahwa teknik Mind Mapping memiliki banyak sekali manfaat, baik itu diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari ataupun di dunia pendidikan.

c. Langkah Pembelajaran dengan Teknik Mind Mapping

Mind Mapping tidak hanya mempermudah anak-anak didik dalam menerima materi pelajaran, tetapi juga mudah bagi guru untuk membuatnya.Mind Map dapat dibuat dengan tulisan tangan dalam waktu

yang singkat. Sebelum membuat Mind Mappingdiperlukan beberapa bahan yaitu kertas kosong tidak bergaris, pena, dan pensil warna. Buzan (2010:

15-16) ada tujuh langkah untuk membuat Mind Mappingsecara cermat dan bermakna yaitu sebagai berikut

1. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakan mendatar.

2. Ditengah kertas, buatlah lingkaran dari gagasan utamanya

3. Gunakan warna, karena warna mebuat Mind Mapping lebih hidup,

(35)

4. Hubungkan cabang-cabang utama ke gagasan utamanya, dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke tingkat satu dan

dua,dan seterusnya. Hal ini dilakukan karena otak bekerja menurutm asosiasi. Otak senang mengaitkan dua, tiga, atau empat hal sekaligus.

5. Buatlah garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Hal ini dikarenakan garis lurus akan membosankan otak.

6. Gunakan satu kata kunci untuk tiap garis, karena kata kunci tunggal

memberi lebih banyak daya dan fleksibilitas kepada mind mapping 7. Gunakan gambar, karena sebuah gambar akan bermakna seribu kata.

Hubungan cabang-cabang utama ke gagasam utama dapat dilihat pada

gambar 2.2 berikut.

Gambar 2.2 Hubungan cabang-cabang utama dalam teknik Mind Mapp

Cabang

Subtema

(36)

Adapun langkah-langkah pembelajaran menulis puisi dengan Mind Mapping dilakukan dengan cara sebagai berikut.

a. Peserta didik diberi tugas membuat Mind Mapping sesuai dengan tema yang ditentukan

b. Guru membagi kertas,spidol warna, dan sumber-sumber yang lain yang

dapat membantu peserta didik membuat mind mapping.

c. Peserta didik membuat puisi dalam bentuk mind mapping. Adapun proses

yang dilalui peserta didik dalam membuat Mind Mapping adalah:

1) peserta didik menentukan topik yang diletakan di bagian tengah dengan bentuk gambar

2) peserta didik memberi warna yang menarik pada gambar sentral 3) peserta didik menghubungkan cabang-cabang ke gambar sentral

dengan warana berbeda untuk membedakan urutan

4) peserta didik membuat cabang di setiap cabang dengan bentuk melengkung

5) peserta didik memberi kata kunci setiap baris untuk memudahkan pengembangan imajinasi

6) peserta didik memberi gambar di seluruh mind map, karena setiap gambar membiliki banyak makna

d. Peseerta didik menerapkan teknik Mind Mappinguntuk mengembangkan

(37)

Untuk membuat Mind Mapping dalam membuat puisi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan unsur intrinsic puisi.Contoh

pembuatan Mind Mappingdapat penulis gambarkan pada gambar 2.3 berikut

Gambar 2.3 Proses pembuatan puisi dengan teknikMind Map

Contoh tersebut dapat dikembangkan menjadi ranting-ranting sesuai dengan cabang yang ada.Ranting tersebut dapat menjadi cabang dari ranting

(38)

kata-kata dirangkai sedemikian rupa dengan menggunakan kata –kata penghubung. Setiap kata diasosiasikan dan dihubungkan satu ide dengan ide

yang lain. Kemampuan berimajinasi sangatlah diperlukan untuk mengaitkan antar ide-ide tersebut. Jika kata-kata tersebut dihimpun dan disusun dalam

bentuk puisi akan menjadi sebuah puisi yang menggunakan kosa kata yang bervariasi.Penyajian pengembangan kosa kata secara visual ini diharapkan mampu memotivasi siswa dalam menghimpun kata-kata untuk

memudahkann siswa menulis puisi.

6. Teknik Akrostik

a. Pengertian TeknikAkrostik

Sebuah pembelajaran pasti memerlukan ingatan. Oleh sebab itu, kita perlu mengetahui sebuah cara atau teknik untuk merekam dan memperkuat

ingatan kita. Sudibyo dalam (Sandya: 2014:31) mengatakan kata akrostik berasal dari kata dalam bahasa Prancis yaitu acrostiche dan dari bahasa Yunani yaitu akrostichis yang artinya sebuah sajak yang huruf awal

baris-barisnya menyusun sebuah atau beberapa kata. Deasy (2008:72) mengatakan akrostik adalah teknik mengingat dengan cara mengambil

huruf depan masing-masing kata yang akan diingat.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa teknik

(39)

mengingat sebuah materi yang sedang diajarkan. Caranya yaitu dengan mengabil huruf awal, tengah, akhir dalam sebuah kata tertentu.

a. Manfaat Teknik Akrostik

Harianti (2008:57) menjelaskan Teknik Akrostik memiliki banyak

manfaat diantaranya:

1) Dapat membantu siswa dalam menghadapi berbgai tujuan agenda

pembelajaran yang berpacu dengan waktu. Karena apabila siswa dapat menggunakan teknik akrostik dengan efesien, maka mereka dapat

memaksimalkan waktu belajar

2) Dapat mengejar target menjadi lebih mudah karena persyaratan

mendasar terpenuhi dan masih tersisa waktu untuk mempelajari pilihan pribadi

3) Dapat membuat materi menjadi bermakna dengan memakai asosiasi dan

sebagainya. Dengan menggunakan teknik akrostik ini, maka dapat memberikan jalan sistematis untuk merekam dan mendapatkan kembali materi.

4) Mampu mengurangi waktu mengerjakan pekerjaan sekolah dan

memberi waktu luang untuk mencapai tujuan yang lebih personal juga

(40)

5) Dapat membantu siswa mengingat informasi lebih cepat, runtut dan mempertahankan lebih lama

6) Membantu siswa dalam mempelajari bahan ujian dengan berbagai

bentuk tes dengan mudah

c. Langkah-langkah Pelaksanaan Teknik Akrostik

Pelaksanaannya teknik akrostik menurut Fleisher dalam (Sandya :2014:33) adalah sebagai berikut.

a. Guru menyampaikan materi

Sebelum dilakukannya teknik akrostik, guru terlebih dahulu menenerangkan materi –materi secara keseluruhan yang diajarkan

kepada peserta didik di kelas. Pada saat pengenalan sebuah kosa kata-kosa kata baru, guru memberikan penjelasan tentang akrostik untuk

memudahkan siswa menulis puisi yang diajarkan tersebut.

b. Guru menjelaskan bahwa teknik akrostik adalah sebuah teknik menulis

puisi dengan cara mengambil huruf depan, tengah dan akhir dalam sebuah kata yang disusun secara vertical dan dijadikan sebuah puisi. Biasanya untuk mempermudah yaitu dengan mengambil huruf

depannya

c. Huruf depan yang telah diambil digabungkan atau dibuat singkatan

(41)

d. Evaluasi

Setelah guru selesai mengajarkan materi ajarnya, pada tahap evaluasi

ini guru memberikan sebuah soal atau tesi pada materi hari tersebut.Soal atau tes juga digunakan untuk mengukur seberapa besar

pengaruh teknik akrostik dalam pembelajaran.

d. Teknik Menulis Puisi Akrostik

Di dalam puisi akrostik menggunakan huruf dalam sebuah kata untuk

memulai tiap-tiap baris dalam puisi, semua baris dalam puisi menceritakan atau mendeskripsikan topik kata yang penting.Puisi akrostik berbeda dengan puisi-puisi lain karena huruf-huruf pertama tiap baris mengeja sebuah kata

yang dapat dibaca secara vertikal.Pola rima dan jumlah angka baris dapat bervariasi dalam puisi akrostik karena puisi akrostik lebih dari puisi

deskriptif yang mana menjelaskan kata yang dibentuk. Dari penjelasan mengenai puisi akrostik di atas, siswa akan lebih mudah menyusun kata-kata karena sudah ada rangsangan sebelumnya dari huruf awal yang disusun

secara vertikal dan membentuk kata.

Contoh puisi yang ditulis dengan teknik Akrostik :

KERINDUAN HATIKU

Kukenang engkau dihatiku

(42)

Ingin rasanya aku bertemu denganmu Namun aku tak rela kau pergi dariku Dunia terasa senyap tak berbintang lagi Untuk semua masa yang pernah kita lewati Andaikan aku bisa bertemu denganmu Nanti kita bisa bersama lagi

Hatiku menangis perih tertusuk duri Aku di sini sangat merindukanmu

Tak ada yang kuasa menolak kedatanganmu Ingatkah engkau kepadaku

Ku hanya ingin kau tahu Untuk masa yang lebih indah

B. Penelitian Relevan

Penelitian mengenai penggunaan teknik akrostik telah dilakukan oleh Desak Putu Rohika, A.A Istri Ngurah Marheni, I Made Sutama (2014) yang berjudul Pengaruh Pembelajaran Menulis Puisi Dengan Teknik Akrostik

Terhadap Hasil Belajar Menulis Puisi dan Motivasi Berprestasi Sisw Kelas V SD Di Gugus 6 Kecamatan Gianyar. Dari hasil temuan penelitian

disimpulkan bahwa pembelajaran menulis puisi dengan teknik akrostik berpengaruh terhadap hasil belajar menulis puisi dan motivasi berprestasi siswa kelas V SD Negeri Gugus 6 Gianyar.

Selanjutnya penelitian mengenai penggunaan teknik Mind Mapping telah dilakukan oleh R Bambang Sukmono, yang berjudul Kemampuan

(43)

Pada Siswa Kelas VI SD di Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Penerapan Metode Mind Mapping mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap kemampuan mengubah puisi ke dalam bentuk prosa . Hal tersebut dibuktikan dengan Nilai t tes yang lebih besar daripada nilai t table pada

taraf kepercayaan 95% (t test= 3,7117> t table = 1,6909).

Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa teknik Mind Mappingdan teknik Akrostik berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar

menulis puisi.Selanjutnya peneliti ingin menerapkan kedua teknik tersebut pada pembelajaran menulis puisi di MTs Ma’arif NU 1 Cilongok.

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan, maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat ditetapkan. Mengingat betapa pentingnya

kemampuan menulis puisi maka perlu adanya suatu pembelajaran yang variatif dan efektif. Namun pada kenyatannya di MTs Ma’arif NU 1 Cilongok proses pembelajaran masih menggunakan paradigm lama yang

dikenal dengan pembelajran tradisional. Hal ini dirasa oleh siswa masih terlalu abstrak dan kurang menarik karena kurang diberi kesempatan untuk

mengembangkan pendapat dan mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga siswa terkesan pasif.

Salah satu cara yang mungkin dapat meningkatkan kemampuan

(44)

Akrostik.Penggunaan kedua teknik tersebut pada pembelajaran kemampuan menulis puisi diawali dengan pretest pada kedua kelas eksperiment.

Dilanjutkan dengan proses pembelajaran dengan menggunakan kedua teknik tersebut. Berdasarkan penerapan kedua teknik tersebut akan diketahui,

manakah yang lebih berpengaruh dari kedua teknik tersebut dalam pembelajaran kemampuan menulis puisi.

Kerangkapikir dalam penelitian ini dapat digambarkan pada gambar

2.4 berikut.

Gambar 2.4Skema Kerangka Pikir

Pra eksperimen Guru menyelenggarakan

pretest menulis puisi pada kelompok eksperimen dan unsnsur puisi yang baik

Pasca eksperimen

Diduga terdapat pengaruh teknik Mind Mapping dan Akrostik terhadap hasil belajar menulis puisi.

(45)

C. HIPOTESIS

Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan

di atas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Diduga terdapat pengaruh teknik Mind Mapping terhadap

kemampuan menulis puisi pada materi menulis puisi kelas VII MTs Ma’arif NU 1 Cilongok.

2. Diduga terdapat pengaruh teknik Akrostikterhadap kemampuan

menulis puisi pada materi menulis puisi keindahan alam kelas VII MTs Ma’arif NU 1 Cilongok.

3. Diduga teknik Mind Mapping lebih berpengaruh dibandingkan dengan teknik Akrostik terhadap kemampuaarn menulis puisi pada materi menulis puisi keindahan alam pada kelas VII MTs Ma’arif

Gambar

Tabel 2.1Silabus Menulis Puisi
Gambar 2.1. Skema model, pendekatan, metode dan teknik
gambar 2.2 berikut.
gambar membiliki banyak makna
+3

Referensi

Dokumen terkait

Metilripariokromen-A merupakan senyawa yang pernah diisolasi dari daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) dilaporkan aktif sebagai hipotensif karena mampu menurunkan

Kelebihan dari pendistribusian secara sentralisasi ialah, suhu makanan yang disajikan kepada santri masih dalam keadaan hangat dan bisa meminimalisasi tenaga dan

Desain alat bantu yang sesuai untuk optimasi set-up time mesin punching kenkad adalah berupa lift trolley yang menggantikan fungsi forklift dan meja sliding yang

Berdasarkan hasil wawancara diatas, terhadap lima informan dari kalangan pustakawan Perpustakaan Universitas Hasanuddin Makassar maka dapat disimpulkan bahwa dari semua

Terdapat hubungan yang bermakna antara peninggian kadar hs-CRP pada fase akut stroke iskemik dengan gangguan fungsi kognitif, khususnya ranah visuospasial, bahasa, dan orientasi,

• KOLOM : Dilihat dari dimensi kolom yang digunakan pada gedung ini yang relatif tebal, maka dapat diprediksikan masih belum menggunakan tulangan melainkan hanya terbuat

(3) Pejabat Eselon I dapat mengajukan permohonan bantuan hukum kepada Kepala Badan atau Sekretaris Utama, baik sebagai penggugat atau tergugat dalam perkara perdata dan

Genotipe kacang tanah yang diuji menunjukkan keragaman untuk hasil polong, ukuran biji, serta responsnya terhadap penyakit layu, karat, dan bercak daun, dari agak tahan hingga