• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - ANALISISPENDAPATAN USAHATANI JERUK NIPIS (CitrusAurantifolia) DI DESA KUTA MAKMU KECAMATAN KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA - Repository utu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang - ANALISISPENDAPATAN USAHATANI JERUK NIPIS (CitrusAurantifolia) DI DESA KUTA MAKMU KECAMATAN KUALA KABUPATEN NAGAN RAYA - Repository utu"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Loading

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Petani dari 30 Sampel Petani Jeruk Nipis di Desa Suka Makmu Tahun 2013
Tabel 2. Total Biaya Produksi Per petani Jeruk Nipis Per tahun Di Desa Suka Makmu, Tahun 2014
Tabel 3. Keuntungan Rata-rata petani Jeruk Nipis per Tahun di Desa Kuta Makmu,  Tahun 2014
Tabel 4. Revenue Cost Ratio Rata-rata petani Jeruk Nipis Per tahun di Desa Kuta Makmu, Tahun 2014
+3

Referensi

Dokumen terkait

 Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 – 2025 yang selanjutnya disebut sebagai RPJP Nasional adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional

Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah Bagaimana gambaran umum Sanggar Seni Lukis Kenari di Bangkalan, tema, unsur-unsur visual serta kesesuaian lukisan peserta didik dengan

Berdasarkan paparan teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prestasi belajar matematika adalah tingkat penguasaan yang dicapai siswa dalam mengikuti proses

menunjukkan bahwa tujuan pembelian benih sawit untuk kebun milik perusahaan (tujuan =2) berpengaruh signifikan terhadap banyaknya jumlah benih sawit bersertifikat yang terjual

Peningkatan Aktivitas dan Ketuntasan Hasil Belajar Fisika Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Dengan Kegiatan Analisis Data

Pada romawi pertama yaitu soal pilihan ganda, romawi kedua yaitu menulis urutan sebuah 汉字 (hànzì), romawi ketiga yaitu menulis 汉字 (hànzì) sesuai dengan ejaan

Quick ratio adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid, pada

dalam kawasan pertanian pangan berkelanjutan akibat bencana alam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 ayat (1) huruf a dilakukan dengan pemberian ganti rugi oleh pihak