• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN. Secara oprasional Perseroan mulai beroprasi pada tahun 2004.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III PEMBAHASAN. Secara oprasional Perseroan mulai beroprasi pada tahun 2004."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

22

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Tinjauan Umum Organisasi

3.1.1 Sejerah dan Perkembangan Organisasi

PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris Fitricia Arisusanti, SH,CN, No 27 tanggal 6 Juli 2001, sebagai notaris pengganti Dokter Irwan Soerodjo, SH, M, Si. Akta tersebut telah mendapatkan persetujuan dari Mentri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-03717 HT.01.01.TH.2001 tanggal 25 Juli 2001 dan telah diumumkan di Berita Negara Republika Indonesia nomor 86 tanggal 26 Oktober 2001, tambahan No. 6683. Secara oprasional Perseroan mulai beroprasi pada tahun 2004.

Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris Leonlin Jayayanti, SH, No. 9 tanggal 21 Juli 2009 mengenai perubahan, penyesuaian, dan penyusunan kembali seluruh anggaran dasar Perseroan sesuai dengan Peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan no IX.J. 1 tentang Pokok-Pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan penawaran Umum Efektif Bersifat Ekuitas dan Perusahaan Publik. Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tertanggal 14 Mei 2008, No.KEP-179/BL/2008. Akta perubahan ini telah disetujui oleh Mentri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republika Indonesia melalui Surat Keputusan

(2)

AHU-AH.01.10- 15137 tanggal 10 September 2009, dan telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.63 tanggal Agustus 2010.

PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk didirikan pada tahun 2011 di Jakarta dan mulai beroprasi secara komersial pada tahun 2004. Perusahaan mengambil spesialisasi bidang layanan pendistribusian bahan-bahan bangunan. Memiliki jejaringan usaha meliputi seluruh wilayah nasional terutama untuk produk-produk keremik, cat,

gypsum, pelapis anti bocor, sanitari, genteng dan semen instan.

Pada masa awal berdirinya perusahaan bergerak secara internal menjadi distributor tunggal untuk produk-produk PT. Keramik Indonesia Assosiasi TBK, PT. KIA Serpih Mas , dan PT KIA Keramik Mas. Dalam pengembangannya, Perseroan mendapat kepercayaan bermitra dengan melayani distribusi produk-produk dari

Saint-Gobaint Construction Products Sdn Bhd, Clay Industries Sdn Bhd, PT Multi Warna Alam, PT Jaya Mulia Perkasa dan PT Bital Asia.

Untuk menjalankan bisnisnya sampai dengan saat ini Perseroan memiliki jaringan pemasaran dan distribusi dalam bentuk 19 cabang yang tersebar di kota-kota strategis di seluruh indonesia yang meliputi Medan, Pekanbaru, Jambi, Palembang, Bandar Lampung, Jakarta, Bekasi, Malang, Denpasar, Banjarmasin, Samarinda dan Makassar.

Sejalan dengan meningkatkan kinerja Perusahaan, maka pada tanggal 9 April 2008 Perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. Sebagai konsekuensi dari Perusahaan Publik dimana setiap gerak usahanya dapat secara terbuka dimonitor oleh publik, maka perusahaan berpegang teguh kepada komitmen profesiolnalisme dalam menjalankan roda usahanya.

(3)

Seiring dengan semakin maju dan berkembangannya Perseroan, hal secara langsung menarik investor asing menanamkan modalnya di Perseroan. Oleh sebab itu, pada tanggal 3 Juni 2011, Perseroan diakuisiskan oleh SCG Distribution Co, Ltd., yang merupakan salah satu anak perusahaan dari Siam Cement Group yang berkantor pusat di 1 Siam Cement Road, Bangsue Sub-District, Bangkok, Thailand.

SCG Distribution, Co, Ltd., telah melaksanakan Tender Offer antara tanggal 5 Juli 2011 sampai dengan 3 Agustus 2011 untuk menyerap 187.227.502 lembar saham dari masyarakat. Untuk memenuhi peraturan Bapepam dan Lembaga Keuangan No. IX.H. 1, sampai dengan 31 Desember 2013 Perseroan telah menjual kembali saham hasil Tender Offer sebanyak 76.446.500 lembar saham.

Saat ini memiliki satu anak perusahaan yaitu PT. Karya Makmur Kreasi Prima dengan total kepemilikan saham 99,9%.

(4)

Adapun visi dan misi dari PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk adalah sebagai berikut:

Visi

- Menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Indonesia dengan pertumbuhan yang berkesinambungan dalam mendistribusikan produk-produk bahan bangunan yang berkualitas baik produk-produk SCG maupun non SCG untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan dengan upaya dan kontribusi terbaik dari staf yang sangat berkompetensi.

Misi

- Bertanggung jawab terhadap penjualan dan marketing produk-produk KIA dan produk-produk bahan bangunan lainnya.

- Meningkatkan dan memperkuat jaringan distribusi nasional untuk mendukung perluasan dari bisnis SCG.

- Memperbaiki proses bisnis untuk mencapai kepuasan pelanggan dengan jaringan pengiriman dan IT yang efisien.

- Menjaga komitmen yang tangguh untuk mengembangkan jaringan pelanggan dan menciptakan hubungan bisnis yang berkesinambungan kepada seluruh stakeholder.

(5)

3.1.2 Struktur dan Tata Kerja Organisasi

Berikut adalah Struktur Organisasi divisi Keuangan (Finance Division) PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk:

Sumber : PT. Kokoh Inti Arebama

Gambar III.1

Struktur Organisasi PT. Kokoh Inti Arebama

Komite Audit (Audit Commite) Direktur Utama (President Director) Internal Audit (Audit Internal) Direktur Keuangan (Finance Director) Akuntansi (Accounting) Keuangan (Finance) Sekertaris Perusahaan (Corporate Secretary) Komisaris Utama (President Commisioner)

(6)

Dalam menjalankan usahanya, perusahaan berpegang teguh kepada komitmen untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang sehat dan berpedoman kepada prinsip-prinsip keterbukaan sebagai perusahaan publik, tanggung jawab menjaga stabilitas pertumbuhan usaha, akuntabilitas dan adil. Semuanya dijalankan secara sinergis oleh semua elemen perusahaan, efektif dan dilandai sikap profesional.

Adapun tugas dan tanggung jawab berdasarkan struktur organisasi di atas adalah:

1. Komisaris Utama (President Commisioner)

Dewan komisaris beranggotakan 6 personil yang dipilih, diangkat dan diberhentikan sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan dalam suatu proses RUPS. Demi menjamin independesi komisaris dalam menjalankan tugasnya, maka RUPS telah mendapatkan 2 komisaris yang merupakan Komisaris Independen

Secara garis besar tugas utama Komisaris Utama sebagaimana diatur dalam Anggaran dasar Perusahaan adalah:

a. Untuk mengawasi pengurusan perusahaan oleh dereksi dan memberi nasehat.

b. Menghadiri rapat Direksi dan menerima laporan-laporan Direksi atas semua peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dalam usaha.

c. Melakukan pengawasan sebagaimana ditugaskan dalam Anggaran Dasar Perusahaan.

(7)

2. Dewan Utama

Dewan Direksi terdiri dari 3 personil. Direksi bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya untuk mencapai maksud dan tujuan sesuai dengan visi dan misi perusahaan dengan persetujuan Dewan Komisaris. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.

Adapun tugas dari Direksi Utama adalah:

a. Secara rutin mengadakan rapat dengan seluruh pimpinan dapartemen dalam organisasi perusahaan guna mengevaluasi jalannya kegiatan usaha, efektifitas usaha dan seluruh mata rantai operasional perusahaan dengan memperhatikan aspek risiko.

b. Di samping itu, juga meninjau dan menyetujui pengeluaran modal serta menetapkan tujuan keuangan.

3. Komite Audit

Pada bulan Agustus 2008 Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit yang diketuai oleh Komisaris Independen dan beranggotakan 3 orang profesional dari luar perusahaan. Tugasnya anatara lain adalah :

a. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan ketentuan dari undang-undang yang berikatan dengan pasar modal yang berlaku bagi perusahaan.

b. Mengkaji ulang proses audit internal perusahaan dan memastikan kehandalan sistem maupun proses pengendalian internal.

(8)

c. Menguji keabsahan laporan keuangan perusahaan yang belum diaudit serta melakukan evaluasi maupun proses pengendalian internal.

d. Melakukan penelahaan atas independensi dan objektivitas dari akuntan publik atas kecukupan pemeriksaan yang dilakukan dengan benar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Internal Audit

Posisi pekerjaan yang berfungsi untuk melakukan audit pemeriksaan seluruh transaksi neraca keuangan di suatu perusahaan. Adapun tugas utama dari internal audit adalah:

a. Melaksanakan proses pemeriksaan/audit internal seluruh divisi cabang dan melaporkannya dalam bentuk laporan audit.

b. Manjalankan proses audit internal perusahaan secara teknis dan berkala baik dari segi finansial maupun oprasional.

c. Menganalisa dengan akurat serta bisa memberikan gambaran tentang penyesuaian masalah keuangan.

d. Melakukan koordinasi dengan lembaga audit eksternal yang jika diperlukan untuk kelancaran perusahaan.

(9)

5. Akuntansi

Akunting memiliki beberapa tugas yang harus dilakukannya. Tugas-tugas akunting tersebut diantaranya sebagai berikut:

a. Mengatur keuangan perusahaan.

b. Membuat laporan keuangan. Laporan keuangan ini sangat dibutuhkan oleh perusahaan, investor, kreditor, dan juga pihak berkepentingan lainnya. c. Membuat anggaran pengeluaran.

d. Membuat anggaran penghasilan baik penghasilan bulan dan juga penghasilan tahunan.

e. Mengurus masalah pembayaran gaji karyawan.

6. Keuangan

Staf keuangan disini bertugas melaksanakan administrasi keuangan perusahaan untuk menjamin kelancaran, keakuratan dan ketertiban administrasi keuangan perusahaan. Adapun tugas dan tanggung jawab staf keuangan adalah:

a. Membuat, memeriksa dan mengarsipkan faktur, nota supplier, laporan AP/AR untuk memastikan status hutang/piutang.

b. Membuat, mencetak tagihan dan surat tagihan untuk memastikan tagihan terkirim kepada pelanggan dengan benar dan tepat waktu.

c. Memeriksa rangkuman kas kecil untuk memastikan penggunaan dan ketersediaan kas kecil yang efektif.

d. Memeriksa laporan rekonsiliasi untuk memastikan data terinput dengan benar.

(10)

7. Sekertasris Perusahaan

Perusahaan membentuk dan menunjuk Sekertaris Perusahaan dimana tugas dan fungsinya mengacu pada surat nomor: 009/KKH/CS/VI/2011 tertanggal 21 Juni 2011. Adapun tugas dan fungsinya sesuai dengan tujuan untuk melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik, transparan, solid dan dapat dipertanggung jawabkan yaitu sebegai berikut:

a. Mengelola informasi dari dalam maupun luar perusahaan untuk keperluan pengembalian keputusan perusahaan.

b. Mengikuti perkembangan di Pasar Modal khususnya untuk peraturan-peraturan yang berlaku dan memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan serta peraturan yang berlaku di Pasar Modal.

c. Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas informasi yang dibutuhkan tentang perusahaan.

d. Sebagai penghubung yang menjembatani anatara perusahaan dengan Bapepam, Bursa Efek dan Masyarakat.

(11)

3.1.3 Kegiatan Usaha Organisasi

Memiliki jaringan distribusi nasional dengan produk yang distribusikan termasuk produk keramik, genteng, granit, sanitary ware, cat, gypsums, lampiran anti bocor dan semen instan.

Untuk tahun 2012 di bawah manajemen baru, perseroan memfokuskan pada penyebaran ubin lantai keramik, ubin keramik dinding dan genteng yang diproduksi oleh PT Keramika Indonesia Asosiasi, PT KIA Serpih Mas dan PT KIA Keramik kembali menginpor produk granit asing dibawah merek LAURENZA.

Beberapa kategori merek produk pada PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk adalah: 1. KIA

Corak keramik lantai dibawah merek KIA dengan ukuran FT 25x40 cm.

Sumber : www.PT-Kokoh.com

Gambar III.2 Keramik KIA

(12)

2. Impresso

Corak keramik dinding dibawah merek Impresso

Sumber : www.PT-Kokoh.com

Gambar III.3 Keramik Impresso

3. Jayamix

Produk dibawah ini merek Jayamix adalah Semen Portland Komposit

Sumber : www.PT-Kokoh.com

Gambar III.4 Semen Jayamix

(13)

4. Laurenza

Produk dibawah ini merek Laurenza adalah: a. Preal Jade Sumber : www.PT-Kokoh.com Gambar III.5 Keramik Laurenza b. Soluble Salt Sumber : www.PT-Kokoh.com Gambar III.6 Keramik Laurenza

(14)

3.2 Hasil Penelitian

3.2.1 Analisis Rasio Likuiditas pada PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk

Rasio likuiditas ini merupakan rasio yang menggambarakan seberapa likuid perusahaan untuk membayar atau memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendek yang segera harus dipenuhi. Rasio ini membandingkan antara jumlah kewajiban dengan harta yang dimiliki perusahaan, artinya seberapa mampu aktiva dapat menjamin kewajiban tersebut. Rasio likuiditas yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini antara lain Rasio Lancar (Current Ratio), rasio cepat (quick ratio), dan rasio kas (cash ratio). Ketiga rasio ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek.

1. Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio menunjukkan kemampuan PT. Kokoh Inti Arebama untuk membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar, pada tahun 2011 – 2014. Berikut adalah perhitungan dari current ratio:

a. Tahun 2011

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜:259.674.052.879

286.153.567.719𝑥100%

= 90,7% atau 0,91 (Tidak Likuid) b. Tahun 2012

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜:322.710.371.097

280.222.121.988𝑥100%

(15)

c. Tahun 2013

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜:322.177.687.466

240.705.265.621𝑥100%

= 133,85% atau 1,34 (Tidak Likuid) d. Tahun 2014

𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜:486.730.004.164

401.563.535.741𝑥100%

= 121,2% atau 1,21 (Tidak Likuid) Tabel III.1

Current Ratio PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk Tahun 2011-2014

Keterangan 2011 2012 2013 2014

Aktiva Lancar Rp 259.674.052.879 Rp 322.710.371.097 Rp 322.177.687.466 Rp486.730.004.164 Utang Lancar Rp 280.222.121.567 Rp 280.222.121.988 Rp 240.705.265.621 Rp401.563.535.741 Curret Ratio (%) 90,7 115,16 133,85 121,2 Sumber : Data Diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel III, maka diketahui bahwa:

a. Pada Periode 2011-2014, Aktiva Lancar tertinggi yang diperoleh PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp 486.730.004.164 dan Aktiva Lancar terendah yaitu pada tahun 2011 sebesar Rp 259.674.052.879. b. Pada periode 2011-2014, Utang Lancar tertinggi yang diperoleh PT. Kokoh

Inti Arebama, Tbk yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp 401.563.535.741 dan Utang Lancar terendah yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp 240.705.265.621.

(16)

c. Pada periode 2011-2014, Current Ratio teringgi yang diperoleh PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk yaitu pada tahun 2013 sebesar 133,85% dan Current Ratio

terendah pada tahun 2011 sebesar 90,7%.

d. Pada tahun 2012 current ratio mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2011 hal ini disebabkan karena aktiva lancar yang meningkat sebesar Rp 63.036.318.218, pada tahun 2013 current ratio mengalami kenaikan kembali hal ini disebankan oleh aktiva lancar yang meningkat sebesar Rp 532.683.631 dan pada tahun 2014 current ratio mengalami penurunan hal ini disebabkan karena hutang lancar yang meningkat yaitu sebesar Rp 160.858,170.120.

Tabel III.2

Hasil Perhitungan Current Ratio Tahun 2011-2014 PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk

Tahun Hasil Perhitungan Standar Industri Keterangan

2011 0,91 Kali 2 Kali Tidak Likuid

2012 1,15 Kali 2 Kali Tidak Likuid

2013 1,34 Kali 2 Kali Tidak Likuid

2014 1,21 Kali 2 Kali Tidak Likuid

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel diatas, maka diketahui bahwa

Current Ratio pada PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk periode 2011-2014 masuk dalam kategori tidak likuid sesuai Standar Industri buku Kasmir.

(17)

2. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Quick ratio adalah rasio yang menunjukkan sejauh mana kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid, pada tahun 2011-2014. Berikut adalah perhitungan dari quick ratio: a. Tahun 2011

𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜:259.674.052.879−109.667.686.957

286.153.567.719 𝑥100%

= 150.006.365.922

186.153.567.719𝑥100%

= 52,42% atau 0,52 (Tidak Likuid) b. Tahun 2012

𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜:322.710.371.097−106.518.640.539 280.222.121.988 100% = 216.197.730.558

280.222.121.988𝑥100%

= 77,12% atau 0,77 (Tidak Likuid) c. Tahun 2013

𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜:322.177.687.466−77.294.274.430

240.705.765.621 𝑥100% = 244.883.413.036

240.705.765.621𝑥100%

(18)

d. Tahun 2014

𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜:486.730.004.164−128.462.965.386

401.563.535.741 𝑥100% = 358.267.038.778

401.563.535.741𝑥100%

= 89,21% atau 0,89 (Tidak Likuid) Tabel III.3

Quick Ratio PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk Tahun 2011-2014

Keterangan 2011 2012 2013 2014

Aktiva Lancar Rp 259.674.052.879 Rp 322.710.371.097 Rp 322.177.687.466 Rp 486.730.004.164 Persediaan Rp 109.667.686.957 Rp 106.518.640.539 Rp 77.294.274.430 Rp 128.462.965.386 Utang Lancar Rp 280.222.121.567 Rp 280.222.121.988 Rp 240.705.265.621 Rp 401.563.535.741

Quick Ratio (%) 52,42 77,15 101,73 89,21

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel diatas, maka diketahui bahwa: a. Pada periode 2011-2014, Aktiva Lancar tertinggi yang diperoleh PT. Kokoh

Inti Arebama, Tbk yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp 486.730.004.164 dan Aktiva Lancar terendah yaitu pada tahun 2011 sebesar Rp 259.674.052.879. b. Pada periode 2011-2014, Utang Lancar tertinggi yang diperoleh PT. Kokoh

Inti Arebama, Tbk yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp 401.563.535.741 dan Utang Lancar terendah yaitu pada tahun 2013 sebear Rp 240.705.265.621. c. Pada periode 2011-2014, Persediaan tertinggi yang diperoleh PT. Kokoh Inti

Arebama, Tbk yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp 128.462.965.386 dan Persediaan terendah yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp 77.294.274.430.

(19)

d. Pada perideo 2011-2014, Quick Ratio tertinggi yang diperoleh PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk yaitu pada tahun 2013 sebesar 101,73% dan Quick Ratio

terendah pada tahun 2011 sebesar 52,42%.

e. Pada tahun 2012 quick ratio mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 2011 hal ini disebabkan karena aktiva lancar yang meningkat yaitu sebesar Rp 63.036.318.218, sedangkan persediaan mengalami penurunan sebesar Rp 3.149.046.418, dan utang lancar meningkat sebesar Rp 421. Pada tahun 2013

quick ratio mengalami kenaikan hal ini disebabkan aktiva lancar yang menurun Rp 532.683.631, persediaan mengalami penurunan sebesar Rp 29.224.366.109, dan utang lancar mengalami penurunan sebesar Rp 39.516.856.367. Dan pada tahun 2014 quick ratio mengalami penurunan hal ini disebabkan karena aktiva lancar yang meningkat sebesar Rp 164.522.316.698, persediaan mengalami peningkatan sebesar Rp 51.168.690.956, dan utang lancar mengalami peningkatan sebesar Rp 160.858.270.120.

(20)

Tabel III.4

Hasil Perhitungan Quick Ratio Tahun 2011-2014 PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk

Tahun Hasil Perhitungan Standar Industri Keterangan

2011 0,52 Kali 1,5 Kali Tidak Likuid

2012 0,77 Kali 1,5 Kali Tidak Likuid

2013 1,02 Kali 1,5 Kali Tidak Likuid

2014 0,89 Kali 1,5 Kali Tidak Likuid

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dati tabel diatas, maka diketahui bahwa

Quick Ratio pada PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk periode 2011-2014 masuk dalam kategori tidak likuid sesuai dengan Standar Industri dalam buku Kasmir.

3. Rasio Kas (Cash Ratio)

Cash ratio adalah rasio yang menunjukkan kemampuan PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas, pada tahun 2011-2014. Berikut adalah perhitungan dari Cash Ratio:

a. Tahun 2011 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜: 20.056.555.958 286.153.567.719𝑥100% = 7,01% (Tidak Likuid) b. Tahun 2012 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜: 13.605.193.164 280.222.121.988𝑥100% = 4,85% (Tidak Likuid) c. Tahun 2013 𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜: 20.093.727.142 240.705.765.621𝑥100% = 8,34% (Tidak Likuid)

(21)

d. Tahun 2014

𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜: 49.239.511.813

401.563.535.741𝑥100% = 12,26% (Tidak Likuid) Tabel III.5

Cash Ratio PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk Tahun 2011-2014

Keterangan 2011 2012 2013 2014

Kas Rp 20.056.555.958 Rp 13.605.193.164 Rp 20.093.727.142 Rp 49.239.511.813 Utang Lancar Rp 280.222.121.567 Rp 280.222.121.988 Rp240.705.265.621 Rp 401.563.535.741

Cash Ratio (%) 7,01 4,85 8,34 12,26

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel diatas, maka diketahui bahwa: a. Pada periode 2011-2014, Kas tertinggi yang diperoleh PT. Kokoh Inti

Arebama, Tbk yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp 49.239.511.813 dan Kas terendah yaitu pada tahun 2012 sebesar Rp 13.605.193.164.

b. Pada periode 2011-2014, Utang Lancar tertinggi yang diperoleh PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk yaitu pada tahun 2014 sebesar Rp 401.563.535.741 dan Utang Lancar terendah yaitu pada tahun 2013 sebesar Rp 240.705.265.621. c. Pada periode 2011-2014, Cash Ratio tertinggi yang diperoleh PT. Kokoh Inti

Arebama, Tbk yaitu pada tahun 2014 sebesar 12,26% dan Cash Ratio

terendah pada tahun 2012 yaitu sebesar 4,85%.

d. Pada tahun 2012 cash ratio mengalami penurunan dibandingkan pada tahun 2011 hal ini disebabkan karena kas yang menurun sebesar Rp 6.451.363.794 dan aktiva lancar mengalami peningkatan sebesar Rp 421. Pada tahun 2013

cash ratio mengalami kenaikan hal ini disebabkan karena kas meningkat sebesar 6.488.533.978 dan aktiva lancar yang menurunan sebesar Rp 39.516.856.367. Dan pada tahun 2014 cash ratio kembali mengalami

(22)

kenaikan hal ini disebabkan karena kas yang meningkat Rp 29.145.784.671 dan aktiva lacar yang peningkatan sebesar Rp 160.858.371.120.

Tabel III.6

Hasil Perhitungan Cash Ratio Tahun 2011-2014 PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk

Tahun Hasil Perhitungan Standar Industri Keterangan

2011 7,01% 50% Tidak Likuid

2012 4,85% 50% Tidak Likuid

2013 8,34% 50% Tidak Likuid

2014 12,26% 50% Tidak Likuid

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel diatas, maka diketahui bahwa

Cash Ratio pada PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk periode 2011-2014 masuk dalam kategori tidak likuid sesuai Standar Industri dalam buku Kasmir.

3.2.2 Perkembangan Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio

Pada data likuiditas ini disajikan besarnya rasio likuiditas yaitu current ratio,

quick ratio, cash ratio secara keseluruhan pada periode 2011 sampai dengan tahun 2014. Selain itu pada data dibawah ini dapat diketahui perkembangan likuiditas PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk sehingga kenaikan dan penurunan yang terjadi pada rasio likuiditas dapat diketahui pada data ini. perkembangan rasio likuiditas tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(23)

Tabel III.7

Perkembangan Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio Tahun 2011-2014 PT. Kokoh Inti Arebama, Tbk

Keterangan Tahun Rasio Likuiditas

Interval Standar industri

Current Ratio 2011 2012 2013 2014 90,7% 115,16% 133,85% 121,2% Mengalami kenaikan sebesar 24,46% Mengalami kenaikan sebesar 18,69% Mengalami penurunan sebesar 12,65% 2 Kali Quick Ratio 2011 2012 2013 2014 52,42% 77,15% 101,73% 89,21% Mengalami kenaikan sebasar 24,73% Mengalami kenaikan sebesar 12,52% Mengalami penurunan sebesar 12,52% 1,5 Kali Cash Ratio 2011 2012 2013 2014 7,01% 4,85% 8,34% 12,26% Mengalami penurunan sebesar 2,16% Mengalami kenaikan sebesar 3,49% Mengalami kenaikan sebesar 3,92% 50%

(24)

Berdasarkan data yang diperoleh dari tabel diatas diketahui bahwa Current Ratio PT. Kokoh Inti Arebama pada tahun 2011 sebesar 90,7% mengalami kenaikan sebesar 24,46% menjadi 115,16% pada tahun 2012 hal ini disebabkan karena aktiva lancar yang meningkat yaitu sebesar Rp 63.036.318.218, kemudian pada tahun 2013 mengalami kenaikan kembali sebesar 18,68% menjadi 133,85% hal ini disebabkan karena aktiva lancar yang meningkat yaitu sebesar Rp 532.683.631, namun pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 12,65% menjadi 121,2% hal ini disebabkan karena utang lancar yang meningkat yaitu sebesar Rp 160.858.170.120.

Current ratio pada tahun 2011 sampai tahun 2014 mengalami fluktuasi, current ratio

PT. Kokoh Inti Arebama dikatakan tidak likuid karena dibawah standar industri, yaitu 2 kali.

Quick Ratio PT. Kokoh Inti Arebama pada tahun 2011 sebesar 52,42% mengalami kenaikan sebesar 24,73% menjadi 77,15% pada tahun 2012 hal ini disebabkan karena aktiva lancar yang meningkat sebesar Rp 63.036.318.218, sedangkan persediaan mengalami penurunan sebesar Rp 3.139.046.418, dan utang lancar mengalami kenaikan sebesar Rp 421. Kemudian pada tahun 2013 mengalami kenaikan kembali sebesar 24,58% menjadi 101,73% hal ini disebabkan karena aktiva lancar yang mengalami penurunan sebesar Rp 532.682.631, persediaan mengalami penurunan sebesar Rp 29.224.366.109, dan aktiva lancar juga mengalami penurunan yaitu sebesar Rp 39.516.856.367. Namum pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 12,52% menjadi 89,21% hal ini disebabkan karena aktiva lancar yang meningkat sebesar Rp 164.552.316.698, persediaan mengalami peningkatan sebesar Rp 51.168.690.956, dan utang lancar juga mengalami peningkatan Rp

(25)

60.858.270.120. Quick ratio pada tahun 2011 sampai tahun 2014 mengalami fluktuasi, quick ratio PT. Kokoh Inti Arebama dikatakan tidak likuid karena dibawah standar industri, yaitu 1,5 kali.

Dan Cash Ratio PT. Kokoh Inti Arebama pada tahun 2011 sebesar 7,01% mengalami penurunan sebesar 2,16% menjadi 4,85% pada tahun 2012 hal ini disebabkan karena kas yang menurun sebesar Rp 6.451.362.794, sedangkan aktiva lancar mengalami peningkatan yaitu sebesar Rp 421. Kemudian pada tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 3,49% menjadi 8,34% hal ini disebabkan karena kas yang meningkat sebesar Rp 6.488.533.987, sedangkan aktiva lancar mengalami penurunan sebesar Rp 39.516.856.367. Dan pada tahun 2014 mengalami kenaikan kembali sesar 2,92% menjadi 12,26% hal ini disebabkan karena kas yang meningkat sebesar Rp 29.145.784.671, sedangkan aktiva lancar emngalami peningkatan sbesar Rp 160.858.371.120. Cash ratio pada tahun 2011 samapi tahun 2014 megalami fluktuasi, cash ratio PT. Kokoh Inti Arebama dikatakan tidak likuid karena dibawah standar industri, yaitu 50%.

Gambar

Gambar III.1
Gambar III.2  Keramik KIA
Gambar III.4  Semen Jayamix
Tabel III.2
+5

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan lembaran observer aktivitas peserta didik maka diperoleh data siklus I yaitu dari 35 orang peserta didik skor rata adalah 3,37 dengan kriteria baik

Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada lampiran 10, bahwa rasio keuangan yang terdiri dari variabel ROI (X1), ROE (X2), NPM (X3), EPS (X4) dan PER

dituliskan oleh pembuat soal. Berdasarkan uraian dari analisis yang telah dilakukan, diketahui bahwa penyusun soal melakukan beberapa kesalahan seperti tidak teliti

Sistem yang digunakan dalam penanganan dan penyimpanan arsip inaktif di Lingkungan Pemerintah Daerah adalah sistem sentralisasi, yaitu arsip yang telah mencapai masa

Akun monitoring sudah distribusikan sejak awal melalui bantuan PHEOC yang akan mendistribusikan ke dinkes provinsi untuk selanjutnya didistribusikan ke setiap dinkes

Untuk menguji kemampuan memecahkan masalah dan sikap percaya diri pada materi perkalian kelas III SDN Ngadirejo 01 yang menggunakan pendekatan RME dengan media prezi lebih

Di satu sisi, tafsir demikian dapat menjadi sebuah terobosan hukum, tetapi di sisi lain, tafsir demikian, jika tidak dilakukan dengan penuh kehati-hatian dapat membuat

antropologi, dan ekonomi pedesaan) untuk melihat secara objektif dampak pembukaan hutan alam skala luas terhadap penurunan gambut dan kehidupan social, ekonomi dan