Kebijakan dan strategi penyelenggaraan kegiatan Direktorat Jenderal Cipta Karya diarahkan dengan memperhatikan tugas, fungsi dan tanggung jawab Direktorat Jenderal Cipta Karya yang meliputi kegiatan utama berupa Pengaturan, Pembinaan, dan Pengawasan (Turbinwas), dan Kegiatan pembangunan (Bang).
Khusus untuk Direktorat Jenderal Cipta Karya, hampir semua tugas pembangunan sudah diserahkan kepada pemerintah daerah, baik pemerintah Provinsi maupun Kabupaten/Kota, oleh karena itu peran pemerintah pusat, dalam hal ini Ditjen. Cipta Karya lebih terfokus kepada tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan (Turbinwas). Tugas pengaturan dilakukan melalui penyusunan kebijakan dan strategi, penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Kriteria (NSPK), dan penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM) serta tugas-tugas lain yang bersifat penyusunan perangkat peraturan. Sedangkan tugas pembinaan dilakukan dalam bentuk pemberian bimbingan dan bantuan teknis, supervisi serta konsultasi. Untuk Tugas pengawasan, peran pemerintah pusat dilakukan dalam bentuk monitoring dan evaluasi. Keseluruhan tugas pengaturan, pembinaan dan pengawasan ini didanai oleh dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).
Selain pola penyelenggaraan kegiatan pembangunan yag bersifat cost recovery serta non cost recovery, Ditjen. Cipta Karya juga menyelenggarakan pembangunan dengan pendekatan pola pemberdayaan khususnya kegiatan yang mendorong peran serta masyarakat dalam pembangunan lingkungannya.
Untuk tugas pembangunan ini juga ada melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) berupa bantuan khusus yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah sesuai dengan kewenangannya dengan kriteria-kriteria teknis tertentu. Selain itu terdapat pola Hibah, yaitu bantuan yang diberikan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk melaksanakan kegiatan strategis nasional yang mendesak.
Kebijakan pembiayaan diarahkan untuk mengoptimalkan sumber-sumber dana bagi dukungan pembinaan dan pengembangan permukiman, yaitu sumber dana nasional (APBN), sumber dana lokal (APBD Provinsi, Kabupaten/Kota), serta sumber dana intenasional (bantuan luar negeri berupa hibah/grant maupun pinjaman/loan) dari lembaga multilateral (World Bank, Asian Development Bank, dll) serta lembaga donor bilateral. Selain itu kebijakan pembiayaan diarahkan untuk dapat memanfaatkan sumber dana non-pemerintah, yaitu sumber dana swasta dan sumber dana masyarakat.
5.1 Potensi Pendanaan APBD
Realisasi belanja daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan pada tahun 2011 lebih banyak dikontribusikan untuk belanja pelayanan aparatur/belanja tidak langsung sedangkan pada tahun 2012 sampai dengan 2015 sama dengan tahun 2011 lebih banyak dikontribusikan untuk belanja pelayanan aparatur/belanja tidak langsung. Belanja aparatur/belanja tidak langsung mendapat kontribusi dari belanja daerah, pada tahun 2011 sebesar Rp 374,46 M (57,62%). Pada tahun 2012 mendapat kontribusi sebesar Rp 458,09 M (61,34%). Selanjutnya pada tahun 2013, belanja daerah memberikan kontribusi kepada belanja aparatur/belanja tidak langsung sebesar Rp 465,67 M (53,96%). Pada tahun 2014, memberikan kontribusi sebesar Rp 572,68 M (53,96%). Sedangkan tahun 2015 memberikan kontribusi sebesar Rp. 597,35 M (48.53%).
kepada belanja publik sebesar Rp 488,56 M (46,04%). Selanjutnya pada tahun 2015 belanja daerah memberikan kontribusi kepada belanja publik sebesar Rp 633,31 M (51,47%).
Tabel 5.1 : Matriks Potensi Pendanaan APBD Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
SEKTOR REALISASI PROYEKSI
TAHUN -5 TAHUN -4 TAHUN -3 TAHUN -2 TAHUN -1 TAHUN 1 TAHUN 2 TAHUN 3 TAHUN 4 TAHUN 5
Pengembangan
Kawasan
Permukiman
717.480.000 1.404.708.000 9.749.658.000 4.093.473.750 3.793.752.150 6.263.790.000 7.580.636.900 8.000.000.000 8.500.000.000 9.121.910.000
Penataan Bangunan
dan Lingkungan 0 0 3.118.219.000 0 0 6.331.180.000 6.475.348.500 7.284.776.100 12.414.282.400 8.858.374.500
Pengembangan
SPAM 0 0 3.234.434.000 7.724.478.000 5.091.411.000 4.840.000.000 5.960.000.000 5.680.000.000 4.538.081.750 2.750.000.000
Pengembangan PLP 602.000.000 323.428.000 5.184.667.250 5.184.667.250 7.849.425.000 4.279.200.650 1.483.369.500 1.775.100.000 1.423.910.000 1.928.353.200
Total Belanja APBD
Bidang Cipta Karya
1.319.480.000 1.728.136.000 21.286.978.250 17.002.619.000 16.734.588.150 21.714.170.650 21.499.354.900 22.739.876.100 26.876.274.150 22.658.637.700
5.2 Potensi Pendanaan APBN
Pada bagian ini membahas mengenai potensi pendanaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya melalui APBN Direktorat Jenderal Cipta Karya di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. Setelah APBD secara umum dibahas, maka perlu dikaji berapa besar investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 5 tahun terakhir yang bersumber dari APBN.
Meskipun pembangunan infrastruktur permukiman merupakan tanggung jawab Pemda, Ditjen Cipta Karya juga turut melakukan pembangunan infrastruktur sebagai stimulan kepada daerah agar dapat memenuhi SPM. Setiap sektor yang ada di lingkungan Ditjen Cipta Karya menyalurkan dana ke daerah melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNVT) sesuai dengan peraturan yang berlaku (Permen PU No. 14 Tahun 2011). Data dana yang dialokasikan untuk Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan perlu dianalisis untuk melihat trend alokasi anggaran Ditjen Cipta Karya dan realisasinya di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.
Tabel 5.2 : Matriks Potensi Pendanaan Bersumber APBN
SEKTOR
Pengembangan SPAM 0 0 2.299.088.000 0 1.760.000.000
Pengembangan PLP 0 0 293.170.000 0 0
DAK Air Minum 0 0 0 0 0
DAK Sanitasi 0 0 0 0 0
5.3 Alternatif Sumber Pendanaan
Pada bagian ini berisikan alternatif pembiayaan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, diluar APBN dan APBD, antara lain KPS, CSR, dan Sebagainya. Untuk kegiatan yang layak secara finansial dapat dibangun dengan skema KPS, sedangkan kegiatan yang tidak layak secara finansial dapat diusulkan kepada swasta sebagai CSR.
Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented) sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, persampahan dan air limbah. Kinerja keuangan dan investasi perusahaan daerah perlu dipahami untuk melihat kemampuan perusahaan daerah dalam meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan secara berkelanjutan. Pembiayaan dari perusahaan daerah dapat menjadi salah satu alternatif dalam mengembangkan infrastruktur Cipta Karya.
Tabel 5.3 : Matriks Potensi Alternatif Pembiayaan Pembangunan
Infrastruktur Bidang Cipta Karya Melalui KPS
NAMA KEGIATAN DESKRIPSI
Sampah Kec. Pangkajene 560.000.000 150.000.000
Pengadaan Mobil Pick Up
Sampah Kec. Minasate'ne 150.000.000 150.000.000
Pengadaan Tempat
Sampah Kec. Bungoro 530.000.000 70.000.000
Pengadaan Gerobak
Sampah Kec. Pangkajene 114.000.000 60.000.000
Pengadaan Gerobak
Sampah Kec. Bungoro 108.000.000 36.000.000
5.4 Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya
RPIJM) maka dibutuhkan analisis proyeksi perkembangan APBD, rencana investasi perusahaan daerah, dan rencana kerjasama pemerintah dan swasta.
Beberapa Kabupaten/Kota memiliki perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya seperti air minum, air limbah maupun persampahan. Dalam hal ini, perusahaan daerah tersebut umumnya memiliki rencana dalam lima tahun ke depan dalam bentuk business plan. Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui kontribusi perusahaan daerah untuk pendanaan pembangunan bidang Cipta Karya dalam lima tahun ke depan sesuai jangka waktu RPIJM.
Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari program tersebut.
Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi sumber pemerintah pusat, pemerintah daerah, perusahaan daerah, serta dunia usaha dan masyarakat. Kemudian, perlu dirumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya dengan mendorong pemanfaatan pendanaan dari berbagai sumber.
Analisa ini dipergunakan untuk melihat kemampuan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dalam membiayai investasi yang direncanakan di dalam Program Jangka Menengah (PJM). Dari hasil analisa perhitungan yang dilakukan terhadap proyeksi pendapatan yang ada dalam 5 tahun terakhir, maka dana yang dapat disisihkan sebagai pendamping didalam program investasi ini, antara 1,5 Milyar s/d 2 Milyar.
Baik bantuan Luar negeri maupun dana pemerintah pusat ke pemerintah kabupaten/kota sifatnya stimulan dan pelengkap, namun pembangunan harus didasarkan kepada kekuatan sendiri, dalam hal ini Pemerintah Kabupaten/kota dan masyarakat (community based development).
Setelah melalui proses penilaian RPIJM oleh pemerintah kabupaten/kota, maka selanjutnya adalah program sekaligus proses pembiayaannya. Pada pelaksanaan pembiayaan, maka semua sumber pembiayaan yang sudah disepakati antara pemerintah kabupaten dengan pemerintah pusat termasuk dana bantuan luar negeri dirumuskan dalam Project Memorandum (Kesepakatan Pelaksanaan Program).
Dalam rangka percepatan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan dalam melaksanakan usulan program yang ada dalam RPIJM, maka Pemerintah Daerah perlu menyusun suatu strategi untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan infrastruktur permukiman. Oleh karena itu pada bagian ini, Satgas RPIJM daerah agar merumuskan strategi peningkatan investasi pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya, yang meliputi beberapa aspek antara lain:
1. Strategi peningkatan DDUB Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan dan provinsi; 2. Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran;
3. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan;
4. Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya;
5. Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabiltiasi infrastruktur permukiman yang sudah ada;