• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Provinsi Papua Triwulan III-2017

No. 61/11/94/Th. VII, 1 November 2017

Pertumbuhan Produksi

Industri Manufaktur

Provinsi Papua Triwulan III-

2017

BERITA

RESMI

STATISTIK

• Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua Triwulan III-2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,72 persen dari Triwulan II-2017.

• Jika dibandingkan pertumbuhan produksi Triwulan III-2016, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (y-on-y) Provinsi Papua pada Triwulan III-2017 juga mengalami pertumbuhan positif yaitu sebesar 10,85 persen.

• Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q-to-q) Provinsi Papua Triwulan III-2017 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 4,40 persen dari Triwulan II-2017.

• Jika dilihat secara (y-on-y), pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan III-2017 Provinsi Papua mengalami pertumbuhan positif yang signifikan, yaitu sebesar 17,23 persen dari Triwulan III-2016.

Pertumbuhan Produksi

Industri Manufaktur

Besar dan Sedang

(

q-to-q

) Provinsi

Papua Triwulan

III-2017 mengalami

pertumbuhan positif

sebesar 1,72 persen

sedang pertumbuhan

Produksi Industri

Manufaktur Mikro

dan Kecil mengalami

pertumbuhan positif

sebesar 4,40 persen.

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI PAPUA

(2)

INDUSTRI MANUFAKTUR BESAR DAN SEDANG (IBS)

I. Pendahuluan

Sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang merupakan salah satu sektor yang mempunyai peranan yang penting dan strategis bagi pembangunan perekonomian Provinsi Papua. Nilai tambah (value added) yang dihasilkan dari sektor ini telah memberikan kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi Papua, walaupun tidak terlalu besar dibandingkan sektor-sektor ekonomi lainnya. Kontribusi sektor Industri Manufaktur pada 2016 sebesar 2,03 dari PDRB Papua.

Mulai Triwulan I-2012, sektor Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) dikategorikan menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sehingga menjadi tiga jenis Industri Manufaktur Besar dan Sedang (jumlah tenaga kerja produksi dan lainnya, termasuk pemilik usaha ≥ 20 orang) yang ada di Provinsi Papua berdasarkan data 2017, sebagai berikut :

1. Industri Makanan (KBLI 10) 2. Industri Minuman (KBLI 11)

3. Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16)

Pemberlakuan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 mulai triwulan I-2012 yang menyebabkan perusahaan-perusahaan yang sebelumnya masuk ke sektor industri pencetakan dan reproduksi media rekaman yang ada di Provinsi Papua sudah tidak dikategorikan sebagai industri manufaktur lagi, tetapi masuk ke Penerbitan di sektor Informasi dan Komunikasi.

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (IBS) ini mulai Triwulan I-2012 dihitung berdasarkan angka Indeks Produksi Bulanan dengan sampling frame tahun 2005 dan tahun dasar 2010 (2010 = 100).

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulanan

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang (q-to-q) Provinsi Papua pada Triwulan I2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 1,72 persen dari Triwulan II-2017. Angka pertumbuhan tersebut sedikit lebih rendah dibanding dengan angka pertumbuhan secara nasional yang tumbuh sebesar 2,27 persen. Kenaikan angka pertumbuhan ini disebabkan karena selama Triwulan III-2017 terjadi peningkatan produksi dari Industri Makanan (KBLI 10), khususnya Crude Palm Oil (minyak kelapa sawit), meskipun harga minyak mentah sawit dunia mengalami penurunan selama triwulan III tahun 2017. Fenomena tersebut, disebabkan oleh bahan baku komoditi minyak sawit yang tersedia cukup melimpah. Selain itu, adanya kenaikan produksi minuman (KBLI 11) , yang disebabkan tingginya permintaan konsumen terhadap produk tersebut. Kondisi yang berbeda terjadi pada produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16). Komoditi tersebut selama triwulan III tahun 2017 mengalami pertumbuhan negatif dibandingkan dengan triwulan II tahun 2017. Fenomena ini disebabkan karena semakin berkurangnya bahan baku industri KLBI 16.

Jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan III-2016, pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang secara (y-on-y) Provinsi Papua selama Triwulan III-2017 juga mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,85 persen atau lebih tinggi 2,34 persen dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2016. Pertumbuhan yang positif secara (y-on-y) tersebut dapat disebabkan karena meningkatnya produksi komoditi Industri Makanan (KBLI 10),

(3)

Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16). Fenomana tersebut, mengindikasikan bahwa kedua kelompok komoditi ini selama Triwulan III tahun 2017 produksinya masih lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama pada 2016.

Dari Tabel 1 di bawah ini dapat dilihat perbandingan pertumbuhan produksi Industri Besar dan Sedang antara Provinsi Papua dan Nasional selama Triwulan III tahun 2017.

Tabel 1

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang Triwulan III-2017 Provinsi Papua dan Nasional (persen)

Wilayah Pertumbuhan

q-to-q y-on-y

(1) (2) (3)

Provinsi Papua 1,72 10,85

Nasional 2,27 5,51

Dari beberapa jenis industri manufaktur besar dan sedang yang ada di Provinsi Papua, hanya ada tiga Industri Manufaktur yang dapat dipublikasikan angka pertumbuhannya, yaitu: Industri Makanan (KBLI 10); Industri Minuman (KBLI 11); dan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya (KBLI 16). Hal ini disebabkan karena tidak semua jenis industri manufaktur besar dan sedang memenuhi syarat penghitungan pertumbuhan produksi industri, karena jumlah perusahaannya yang sangat sedikit.

• Industri Makanan (KBLI 10)

Pertumbuhan produksi Industri Makanan (q-to-q) Provinsi Papua pada Triwulan III-2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,92 persen dari Triwulan II-2017. Pertumbuhan yang posisif juga terjadi pada pertumbuhan produksi secara (y-on-y), jika dibandingkan dengan Triwulan III-2016, angka pertumbuhan produksi Triwulan III-2017, mengalami pertumbuhan positif sebesar 19,89 persen.

Grafik 1

Pertumbuhan Industri Makanan Triwulan III-2017 dibandingkan Triwulan II-2017 Provinsi Papua (Persen)

Q-to-Q Y-on-Y

6,57

17,55 3,92

19,89

(4)

Kondisi tersebut, secara (q-to-q) kemungkinan dipengaruhi masih tingginya permintaan oleh konsumen selama Triwulan III-2017, meskipun pertumbuhannya lebih rendah dibanding dengan Triwulan II-2017. Sedangkan secara (y-on-y), pertumbuhan pada Triwulan III-2017 lebih tinggi 2,34 persen dibanding pertumbuhan Triwulan II-2016. Penyokong pertumbuhan produksi Kelompok Makanan secara dominan disumbangkan Industri Pengolahan Crude Palm Oil (CPO). Perlu diketahui, pengolahan CPO di Papua tersebar di beberapa kabupaten, yaitu Kabupaten Keerom, Kabupaten Jayapura dan yang terbesar di Kabupaten Boven Digoel.

• Industri Minuman (KBLI 11)

Pertumbuhan Industri Minuman secara (q-to-q) selama Triwulan III tahun 2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 5,05 persen dari Triwulan II tahun 2017. Kondisi tersebut dapat disebabkan karena meningkatnya permintaan konsumen untuk produk minuman selama Triwulan III tahun 2017. Jika dibandingkan dengan Triwulan II tahun 2017 terjadi peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan. Kondisi yang berbeda dengan pertumbuhan secara (y-on-y), pada Triwulan III tahun 2017 mengalami pertumbahan negatif sebesar 7,72 persen, meskipun demikian pertumbuhan produk Industri Minuman selama Triwulan III tahun 2017 di Papua kondisinya menunjukkan trend yang positif dibanding pertumbuhan Triwulan II tahun 2016 yang tumbuh negatif lebih besar yaitu, 9,44 persen.

Grafik 2

Pertumbuhan Industri Minuman Triwulan III-2017 dibandingkan Triwulan II-2017 Provinsi Papua (Persen)

• Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang

Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16)

Pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya secara (q-to-q) Provinsi Papua pada Triwulan III-2017 mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,64 persen dari Triwulan II-2017. Kondisi ini kemungkinan dapat disebabkan karena semakin berkurangnya bahan baku komoditi tersebut. Q-to-Q Y-on-Y -3,88 -9,44 5,05 -7,44

(5)

Apabila dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan III-2016, pertumbuhan produksi Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan sejenisnya secara (y-on-y) Provinsi Papua pada Triwulan III-2017 mengalami pertumbuhan positif sebesar 3,15 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa produksi komoditi tersebut selama Triwulan III tahun 2017 masih lebih tinggi dibanding Triwulan II tahun 2016.

Grafik 3

Pertumbuhan Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu dan Sejenisnya Triwulan III-2017dibandingkan Triwulan II-2017

Provinsi Papua (Persen)

INDUSTRI MANUFAKTUR MIKRO DAN KECIL (IMK)

I. Pendahuluan

Menurut Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009, sampel Survei Industri Mikro dan Kecil Triwulan III-2017, yaitu usaha dengan jumlah tenaga kerja (produksi maupun lainnya, termasuk pemilik usaha) 1 sampai 19 orang yang ada di Provinsi Papua meliputi 12 jenis industri, yaitu sebagai berikut :

- Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23) dengan nilai share produksi sebesar 27,12 persen,

- Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16) dengan share nilai produksi sebesar 23,78 persen

- Industri Furnitur (KBLI 31) dengan share nilai produksi sebesar 11,77 persen - Industri Makanan (KBLI 10), dengan share nilai produksi sebesar 8,24 persen,

- Industri Lainnya (KBLI 11, 13, 14, 15, 18, 20, 25, dan 32) nilai share produksi sebesar 29,09 persen. Q-to-Q Y-on-Y 2,08 2,23 -1,64 3,15

(6)

II. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil Triwulanan

Pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil di Papua pada Triwulan III-2017 secara (q-to-q) mengalami pertumbuhan negatif sebesar 4,40 persen dari Triwulan II-2017 dan berada di bawah pertumbuhan nasional yang tumbuh positif sebesar 0,66 persen. Pertumbuhan negatif tersebut dipengaruhi oleh berkurangnya produksi dari beberapa komoditi yang memiliki share produksi tiga terbesar, yaitu Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23); diikuti Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16); dan Industri Furnitur (KBLI 31). Fenomena pertumbuhan negatif ini kemungkinan dapat disebabkan selama Triwulan III dipengaruhi musim hujan yang menyebabkan penurunan produk batu bata, kedua, karena semakin berkurangnya bahan baku untuk usaha sawmill sehingga produk KBLI 16 berkurang dan ketiga, karena selama Triwulan III tahun 2017 permintaan konsumen terhadap produk Furnitur berkurang.

Grafik 4

Pertumbuhan Industri Mikro dan Kecil Triwulan III - 2017 Papua dan Nasional (Persen)

Situasi yang berbeda dengan pertumbuhan secara (y-on-y), jika dibandingkan dengan pertumbuhan produksi Triwulan III-2016, produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (y-on-y) Provinsi Papua Triwulan III-2017 mengalami pertumbuhan positif yang cukup signifikan, yaitu sebesar 17,23 persen jauh di atas pertumbuhan produksi nasional yang tumbuh sebesar 5,34 persen. Pertumbuhan tersebut disebabkan karena masih tingginya permintaan konsumen terhadap produk-produk industri tertentu pada Triwulan III-2017 dibandingkan Triwulan III-2016, terutama Industri Barang Galian Bukan Logam (KBLI 23); diikuti Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya (KBLI 16); diikuti Industri Furnitur (KBLI 31) dan Industri Kulit, barang dari Kulit dan Alas Kaki (KBLI 15).

Kegiatan usaha IMK di Papua yang semakin berkembang saat ini tidak terlepas dari campur tangan pemerintah baik pusat maupun daerah, antara lain dengan pemberian suntikan bantuan modal dalam bentuk program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Q-to-Q Y-on-Y -4,40 17,23 0,66 5,34 Papua Nasional

(7)

Secara lengkap pertumbuhan produksi Industri Mikro dan Kecil (IMK) Triwulan III-2017 Provinsi Papua dapat dilihat dari Tabel 2 berikut:

Tabel 2

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan kecil Triwulan III Tahun 2017

Provinsi Papua Menurut KBLI (persen)

No Kode

KBLI Jenis Industri q-to-q Pertumbuhan Triwulan III-2017 (persen)y-on-y Share

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 10 Industri Makanan -1,73 -4,46 8,24

2 11 Industri Minuman 4.14 -7,91 3,78

3 13 Industri Tekstil 0,68 41,44 0,45

4 14 Industri Pakaian Jadi -7,24 15,45 8,37

5 15 Industri Kulit, Barang dari Kulit dan

Alas Kaki 4,46 40,90 2,05

6 16 Industri Kayu, Barang dari Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (Tidak Termasuk Furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya

-6,27 40,17

23,78

7 18 Industri Percetakan dan Reproduksi

Media Rekaman 3,55 39,08 1,20

8 20 Industri Barang Kimia dan Bahan

Kimia Lainnya 42,92 34,34 0,23

9 23 Industri Barang Galian Bukan Logam -1,98 33,35 27,12 10 25 Industri Barang Logam, Bukan Mesin

dan Peralatannya -1,49 12,91 6,17

11 31 Industri Furnitur -10,82 15,72 11,77

(8)

Diterbitkan oleh:

Konten Berita Resmi Statistik dilindungi oleh Undang-Undang, hak cipta melekat pada Badan Pusat Statistik. Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh isi tulisan ini untuk tujuan komersial tanpa izin tertulis dari Badan Badan Pusat Statistik

Provinsi Papua

Jl. Dr. Sam Ratulangi Dok II Jayapura - Papua 99112

Beti Yayu Yuningsih, SE

Kepala Bidang Statistik Produksi E-mail: beti@bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Besarnya nilai rentabilitas pada usahatani Jagung Hibrida apabila dibandingkan nilai suku bunga bank yang berlaku saat penelitian yaitu sebesar 3 persen per

Data untuk perhitungan rata-rata, standar deviasi, dan varians kemampuan awal siswa dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 21. Adapun deskripsi kemampuan awal

Melakukan Login Pelanggan Kasir Mem-BackUp Data Mengelola Daftar Pelanggan Mengelola Daftar Model Rambut Mengelola Reservasi Melihat Laporan Mengelola Transaksi Mengelola Daftar

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, guna memenuhi

Untuk memenuhi kebutuhan modal kerja perusahaan harus mencari sumber- sumber modal kerja yang tepat dan mengalokasikan sumber modal kerja tersebut pada masing-

Lalu, di data kedua penulis mencari data yang mencangkup apakah para responden belajar Bahasa Indonesia secara formal, apakah mereka sudah pernah mendengar

Dengan pendekatan ini, komitmen dapat dilihat dari tiga komponen yaitu identifikasi (sikap yang menunjukkan seseorang tahu dan menerima nilai-nilai), keterlibatan (perilaku

Parameter kimia fisik air permukaan yang akan menerima beban limbah dari proyek pengembangan Kelapa Gading Square pada saat beroperasi yakni saluran kali sunter dan