commit to user
BAB VPEMBAHASAN
Dari data yang terkumpul, telah dilakukan pengolahan data yang diupayakan dapat menjawab pertanyaan penelitian, yaitu untuk mengetahui apakah ada hubungan antara internal locus of control dengan minat menjadi bidan desa.
A. Karakteristik responden
Berikut ini merupakan interpretasi hasil data responden berdasarkan usia pada tabel 4.1. Pada penelitian ini, responden mempunyai rentang usia dari 17 tahun sampai dengan 25 tahun. Dari hasil tersebut terlihat bahwa sebagian besar responden, 81 mahasiswa (85.29 %) berada pada fase remaja akhir. Pada masa ini remaja sudah mantap dan stabil. Remaja sudah mengenal dirinya, mulai memahami arah hidupnya dan menyadari tujuan hidupnya (Deswita, 2006). Pembagian usia menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2009), rentang usia 17- 25 tahun termasuk usia remaja dimana remaja mulai belajar untuk mandiri dan tidak bergantung kepada orang tua. Seseorang dikatakan dewasa pada usia 18-40 tahun, karena pada akhir usia 20 tahun pemilihan struktur hidup menjadi sangat penting (Hurlock, 2001). Seseorang
yang mencoba untuk mandiri akan cenderung memiliki internal locus of
control yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang masih bergantung terhadap orang lain.
commit to user
Hasil penelitian pada tabel 4.2 mengenai distribusi frekuensi jumlah responden berdasarkan tempat tinggal menyatakan bahwa tempat tinggal responden berasal dari desa dan kota. Mayoritas responden penelitian 56 mahasiswa (65.88%) berasal dari desa. Lingkungan tempat tinggal merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi minat seseorang untuk kembali ke tempat ia berada. Mahasiswa dengan minat menjadi bidan desa yang berasal dari desa akan lebih tertarik untuk kembali ke desa dan mengembangkan desa ditempat ia berada, karena minat terbentuk dari lingkungan (Lestari, 2012). Pendapat tersebut sesuai dengan pernyataan Yuwono bahwa tempat tinggal merupakan salah satu hal yang mempengaruhi minat seseorang untuk menjadi bidan desa Sulistyowati (2010).
Hasil penelitian pada tabel 4.3 mengenai distribusi frekuensi jumlah responden berdasarkan pelatihan. Sebagian besar responden, 73 mahasiswa 85.88% mengikuti pelatihan/ seminar lebih dari 2 kali dalam 1 tahun. Mengikuti pelatihan atau seminar akan meningkatkan kemampuan dan keahlian berkaitan dengan sesuatu yang menjadi tanggung jawab individu yang bersangkutan (Hadari, 2005). Hal tersebut sesuai dengan penelitian Wijaya (2012), bahwa pendidikan ataupun pelatihan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap minat seseorang. Hal senada dikemukakan Phares (1984), bahwa dengan masuknya informasi secara memadai tentang suatu objek melalui pelatihan ataupun seminar motivasi, pengetahuan, agama dan
commit to user
minat seseorang dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah / jarang mengikuti seminar / pelatihan (Mubarok, 2014).
B. Internal Locus Of Control
Hasil skoring jawaban berdasarkan skala internal locus of control,
didapatkan bahwa nilai rata-rata atau mean dari responden sebesar 95.71, dengan standar deviasi 9.05 dan range antara nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar 40. Jumlah mahasiswa yang memiliki jumlah skor diatas mean sebanyak 40 (44.05%) dan mahasiswa dengan jumlah skor dibawah mean
sebanyak 45 (52.94%). Mayoritas responden memiliki kemampuan internal
locus of control dibawah rata-rata.
Setelah dilakukan wawancara kepada sejumlah mahasiswa yang
mempunyai internal locus of control dibawah rata- rata, menyatakan bahwa
kepercayaan diri belum terbangun karena masih kurang percaya pada kemampuannya sendiri, dan masih banyak bergantung pada orang lain, sebagian lagi menyatakan bahwa mereka mengikuti alur kehidupan dengan santai dan apa adanya.
Individu yang mempunyai internal locus of control diidentifikasikan lebih menyenangi keahlian keahlian sesuai dengan bidang yang diminatinya, dan lebih banyak mempercayakan harapannya pada diri sendiri (Kreitner dan Kinicki, 2003). Menurut Crider, mereka juga memiliki inisiatif, harapan dan usaha yang tinggi untuk mencapai tujuannya (Fakhidah, 2012). Harapan tersebut akan memunculkan adanya minat dalam diri seseorang terhadap suatu
commit to user
lingkungan dapat dikontrol oleh dirinya sehingga mampu melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan keinginannya, termasuk dalam menerapkan hasil pelatihan yang diperoleh ke dalam pekerjaannya sebagai praktik nyata (Moorhead & Griffin, 2013).
C. Minat Menjadi Bidan Desa
Hasil scoring jawaban berdasarkan skala minat menjadi bidan desa yang telah dibagikan kepada 85 responden, didapatkan nilai rata-rata (mean) sebesar 84.56 dengan nilai maksimal sebesar 114, standar deviasi 9.47 dan range antara nilai tertinggi dan nilai terendah sebesar 45. Jumlah mahasiswa yang memiliki jumlah skor diatas mean sebanyak 33 (38.82 %) dan mahasiswa dengan jumlah skor dibawah mean sebaanyak 52 (61.18 %).
Setelah dilakukan wawancara kepada sejumlah mahasiswa yang mempunyai minat menjadi bidan desa dibawah rata- rata, sebagian menyatakan bahwa minat untuk mengabdi sebagai bidan desa belum terbangun karena sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, sebagian mengatakan bahwa kurang siap untuk menerima tanggung jawab sendiri sebagai bidan desa dan beberapa responden menyatakan bahwa masuk jurusan kebidanan bukan karena keinginan sendiri.
Dalam hal ini pentingnya peran seorang pembimbing akademik untuk memperhatikan kematangan psikologi mahasiswa dalam meyakinkan peserta didik berkaitan dengan penempatan bidan desa sesuai dengan kondisi tertentu yang dialami oleh mahasiswa, sehingga dapat meningkatkan kemampuan dan kesiapan mahasiswa untuk menjadi bidan desa.
commit to user
Menurut Slameto (2010), minat merupakan aspek psikologi seseorang untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu, senang melakukan kegiatan yang kelak mendukung karirnya dan mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut. Seseorang yang memiliki minat menjadi bidan desa, ditunjukkan dengan rasa tertariknya seseorang untuk melakukan kegiatan usaha sebagai seorang bidan desa dengan keberanian mengambil resiko. Yakin terhadap kemampuan diri sendiri atas
keberaniannya mengambil resiko merupakan bagian dari internal locus of
control.
D. Hubungan Internal Locus Of Control Dengan Minat Menjadi Bidan Desa
Dari analisis data dengan SPSS for Windows versi 17.00 menggunakan uji Pearson Product Moment
kepercayaan 95%, diperoleh nilai p = 0.000 dan nilai korelasi pearson = 0.536. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara internal locus of control dengan minat menjadi bidan desa pada mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKes Aisyiyah Surakarta dengan kekuatan korelasi sedang.
Menurut Sadirman, seseorang yang memiliki minat terhadap sesuatu akan berusaha untuk mencari informasi yang merupakan suatu kebutuhan untuk memenuhi minatnya dengan berinteraksi dengan lingkungan sekitar, memiliki rasa ketertarikan, usaha yang tinggi (Hardiyanti, 2012). Salah satu indicator
dari internal locus of control adalah memiliki inisiatif, harapan dan usaha
commit to user
Beberapa hal mengenai perubahan menurut Sadirman dan Phares, internal locus of control dan minat dalam diri seseorang dapat berubah sewaktu-waktu. Perubahan ini dapat terjadi secara alami melalui peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam hidup atau terjadi dengan sengaja seperti melalui latihan (Sulistyowati, 2010), (Mubarok, 2014). Menurut Phares, faktor - faktor yang menyebabkan perubahan pada internal locus of control individu diantaranya : usia, lingkungan yang dihadapi dan pelatihan (Mubarok, 2014). Sedangkan menurut Sardiman, terdapat faktor faktor lain yang mempengaruhi minat
menjadi bidan desa selain variabel internal locus of control diantaranya :
status ekonomi, pendidikan, dan tempat tinggal (Sulistiyowati, 2010).
Secara umum hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang positif
dan signifikan antara internal locus of control dengan minat menjadi bidan
desa pada mahasiswa Prodi D III Kebidanan STIKes Aisyiyah Surakarta. Namun demikian, penelitian ini masih memiliki beberapa keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan tersebut antara lain, penelitian ini hanya dapat digeneralisasikan secara terbatas pada populasi penelitian saja. Penerapan penelitian untuk populasi yang lebih luas dengan karakteristik yang berbeda masih perlu dilakukan penelitian lagi. Penelitian lebih lanjut dengan menggunakan atau menambah variabel-variabel lain yang belum disertakan dalam penelitian ini diperlukan agar dapat diketahui variabel lain yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk menjadi seorang bidan desa.
Penelitian yang dilakukan ini didukung oleh penelitian sejenis yang telah
commit to user
Control, dan Self Concept Terhadap Minat Berwirausaha. Hasil secara
simultan menunjukan bahwa self efficacy, locus of control, self concept
berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha. Pada penelitian ini, lebih ditekan dari bagaimana menjadikan seseorang berwirausaha sebagai sebuah tantangan dasar pada diri mereka sendiri. Penilaian tentang bagaimana keyakinan seorang individu pada diri mereka sendiri dalam memulai wirausaha, serta bagaimana kecocokan individu menggambarkan diri mereka sendiri.
Dukungan diperoleh pula dari penelitian Suryanti, (2013) berjudul
Hubungan Antara Locus Of Control Internal Dan Konsep Diri Dengan
Kematangan Karir Pada Mahasiswa Kelas XI SMK Negeri 2 Surakarta.
ang signifikan antara locus of control
internal dan konsep diri dengan kematangan karir pada mahasiswa kelas XII
memiliki locus of control internal dan mengembangkan konsep diri yang baik, maka akan dapat mencapai kematangan karir. Sebaliknya, apabila remaja
tidak memiliki locus of control internal dan kurang mengembangkan konsep