• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

 Pada April 2015, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Maluku Utara sebesar 102,13 atau mengalami penurunan 0,45 persen bila dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Maret 2015) yang sebesar 102,59.

 Menurut subsektornya, Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) tercatat sebesar 106,63 (naik 0,64

persen); Nilai Tukar Petani Hortikultura (NTPH) 103,15 (turun 1,52 persen); Nilai Tukar Petani Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) 96,32 (turun 0,78 persen); Nilai Tukar Petani Peternakan (NTPT) 110,32 (naik 0,07 persen); dan untuk Nilai Tukar Perikanan (Nelayan dan Pembudidaya Ikan/NTNP) sebesar 102,31 (turun 0,05 persen) dimana untuk Nilai Tukar Nelayan (NTN) sebesar 101,70 (turun 0,13 persen) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) sebesar 108,69 (naik 0,75 persen).

 Dari 10 Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP April 2015 terhadap Maret 2015 terjadi

peningkatan NTP di Provinsi Papua Barat sebesar 0,90 persen, sedangkan 9 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP terbesar, yaitu -1,43 persen terjadi di Gorontalo.

 Pada April 2015, Provinsi Maluku Utara mengalami inflasi perdesaan sebesar 0,36 persen. Inflasi

perdesaan di Maluku Utara ini disebabkan oleh naiknya indeks pada seluruh kelompok pengeluaran kecuali Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau.

 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Provinsi Maluku Utara April 2015 sebesar

106,65 atau turun 0,64 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya (Maret 2015) yang sebesar 107,34.

 Secara Nasional, NTP mengalami penurunan 1,37 persen yaitu dari 101,53 pada Maret 2015

menjadi 10114 pada April 2015.

 Inflasi perdesaan Nasional pada bulan April 2015 sebesar 0,21 persen, yang disebabkan oleh

No. 25/05/82/Th.XIV, 04 Mei 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI PROVINSI MALUKU UTARA

NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI MALUKU UTARA BULAN APRIL 2015 SEBESAR

102,13 ATAU TURUN 0,45 PERSEN

(2)

1. Nilai Tukar Petani (NTP)

Nilai Tukar Petani (NTP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di perdesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, secara relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani.

Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga perdesaan di tujuh kabupaten se-Provinsi Maluku Utara pada April 2015, NTP Provinsi Maluku Utara turun 0,45 persen dibandingkan NTP Maret 2015, yaitu dari 102,59 menjadi 102,13. Penurunan NTP pada April 2015 disebabkan karena indeks harga hasil produksi pertanian mengalami penurunan, sedangkan indeks harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga maupun untuk keperluan produksi pertanian mengalami peningkatan.

Penurunan NTP Provinsi Maluku Utara April 2015 disebabkan oleh turunnya NTP pada tiga subsektor yaitu NTP Subsektor Hortikultura turun sebesar 1,52 persen, NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,78 persen, dan NTP Subsektor Perikanan turun 0,05 persen. Sementara itu, NTP Subsektor Tanaman Pangan dan NTP Subsektor Peternakan masing-masing naik sebesar 0,64 persen dan 0,07 persen. 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It)

Indeks Harga yang Diterima Petani (It) dari kelima subsektor menunjukkan fluktuasi harga beragam komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada April 2015, di Maluku Utara indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan 0,02 persen jika dibandingkan dengan It pada Maret 2015, yaitu dari 117,48 turun menjadi 117,46.

3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib)

Melalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.

Pada April 2015, Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) di Provinsi Maluku Utara naik sebesar 0,43 persen bila dibanding Ib Maret 2015, yaitu dari 114,51 menjadi 115,01. Peningkatan Ib terjadi pada semua subsektor.

(3)

Tabel 1.

Nilai Tukar Petani Maluku Utara Per Subsektor, Maret 2015 – April 2015 (2012=100)

Subsektor Bulan Perubahan (%) Maret 2015 April 2015 (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan

a. Indeks yang Diterima (It) 122,10 123,58 1,22

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 115,24 115,90 0,57

c. Nilai Tukar Petani (NTPP) 105,95 106,63 0,64

2. Hortikultura

a. Indeks yang Diterima (It) 120,63 119,28 -1,12

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 115,17 115,64 0,41

c. Nilai Tukar Petani (NTPH) 104,74 103,15 -1,52

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks yang Diterima (It) 111,54 111,07 -0,42

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 114,90 115,32 0,36

c. Nilai Tukar Petani (NTPR) 97,07 96,32 -0,78

4. Peternakan

a. Indeks yang Diterima (It) 123,20 123,78 0,47

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 111,76 112,20 0,40

c. Nilai Tukar Petani (NTPT) 110,23 110,32 0,07

5. Perikanan

a. Indeks yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 116,41 117,00 0,51

b. Indeks yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 113,72 114,36 0,56

c. Nilai Tukar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (NTNP) 102,36 102,31 -0,05

5.1 Perikanan Tangkap

a. Indeks yang Diterima Nelayan (It) 115,75 116,29 0,46

b. Indeks yang Dibayar Nelayan (Ib) 113,67 114,34 0,59

c. Nilai Tukar Nelayan (NTN) 101,83 101,70 -0,13

5.2 Perikanan Budidaya

a. Indeks yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 123,28 124,52 1,00

b. Indeks yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 114,28 114,56 0,25

c. Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) 107,88 108,69 0,75

Gabungan/Maluku Utara

a. Indeks yang Diterima (It) 117,48 117,46 -0,02

b. Indeks yang Dibayar (Ib) 114,51 115,01 0,43

(4)

4. NTP Subsektor

a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP)

Pada April 2015, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) mengalami peningkatan sebesar 0,64 persen dibandingkan dengan NTPP bulan Maret 2015. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,22 persen, relatif lebih besar dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang hanya sebesar 0,57 persen.

Peningkatan indeks harga yang diterima petani (It) pada Subsektor Tanaman Pangan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok padi sebesar 4,62 persen. Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,57 persen disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,58 persen (khususnya komoditi beras, ikan kembung dan bensin) dan Indeks BPPBM naik 0,55 persen (khususnya bibit padi, bensin dan upah mencangkul).

b. Subsektor Hortikultura (NTPH)

Pada April 2015, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Holtikultura (NTPH) mengalami penurunan sebesar 1,52 persen. Hal ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami penurunan sebesar 1,12 persen, sementara itu indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami peningkatan sebesar 0,41 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani Subsektor Holtikultura disebabkan turunnya indeks harga kelompok sayur-sayuran sebesar -1,90 persen (khususnya cabai merah, tomat dan bawang daun) dan kelompok buah-buahan sebesar -0,92 persen (khususnya duku/langsat, jeruk dan rambutan).

Indeks harga yang dibayar petani Subsektor Holtikultura mengalami peningkatan 0,41 persen yang disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (khususnya komoditi beras, ikan kembung dan bensin) sebesar 0,41 persen, dan indeks BPPBM (khususnya herbisida, bensin dan solar) sebesar 0,40 persen.

c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR)

Pada April 2015, Nilai Tukar Petani Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) mengalami penurunan sebesar 0,78 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,42 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,36 persen.

Penurunan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh turunnya indeks harga kelompok tanaman perkebunan rakyat sebesar 0,42 persen (khususnya komoditi cengkeh, biji pala, dan sagu). Sementara itu, peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) sebesar 0,46 persen dikarenakan naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (khususnya komoditi beras, ikan kembung dan bensin) sebesar 0,30 persen, dan indeks BPPBM (khususnya komoditi ongkos angkut, solar dan bensin) sebesar 0,68 persen.

(5)

d. Subsektor Peternakan (NTPT)

Pada April 2015, Nilai Tukar Petani Subsektor Peternakan (NTPT) mengalami peningkatan sebesar 0,07 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya (Maret 2015). Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani mengalami peningkatan 0,47 persen, relatif lebih besar dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,40 persen.

Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok ternak besar sebesar 0,58 persen, kelompok unggas naik 1,00 persen, dan kelompok hasil ternak naik sebesar 1,24 persen (khususnya sapi potong, ayam ras pedaging dan telur itik). Peningkatan indeks harga yang dibayar petani sebesar 0,40 persen disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,26 persen (khususnya beras, ikan kembung dan bensin) dan indeks BPPBM sebesar 0,53 persen (khususnya kayu balok, bensin dan solar).

e. Subsektor Perikanan (NTNP)

Pada April 2015, NTNP mengalami penurunan sebesar 0,05 persen. Penurunan ini terjadi karena

indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,51 persen, relatif lebih kecil

dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,56 persen. Peningkatan It pada April 2015 disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima pada kelompok perikanan tangkap sebesar 0,46 persen dan kelompok perikanan budidaya sebesar 1,00 persen. Peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) Subsektor Perikanan April 2015 disebabkan oleh naiknya IKRT sebesar 0,06 persen dan Indeks BPPBM sebesar 1,40 persen.

1) Kelompok Penangkapan Ikan (Nilai Tukar Nelayan/NTN)

Pada April 2015, NTN turun sebesar 0,13 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 0,46 persen, relatif lebih kecil dibandingkan peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,59 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya indeks harga beberapa komoditi pada kelompok penangkapan laut khususnya ikan tongkol, tenggiri dan kerapu/goropa. Peningkatan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya IKRT sebesar 0,06 persen (khususnya komoditi beras, bawang merah, dan solar) dan indeks BPPBM naik sebesar 1,47 persen (khususnya bensin, solar dan oli).

2) Kelompok Budidaya Ikan (Nilai Tukar Pembudidaya Ikan/NTPi)

Pada April 2015, NTPi naik sebesar 0,75 persen. Hal ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani (It) mengalami peningkatan sebesar 1,00 persen, lebih besar daripada peningkatan indeks harga yang dibayar petani (Ib) yang sebesar 0,25 persen. Peningkatan It disebabkan oleh naiknya indeks harga kelompok budidaya air tawar sebesar 0,65 persen (khususnya ikan nila, dan ikan mas) dan kelompok budidaya air laut sebesar 1,08 persen (khususnya ikan kerapu). Peningkatan Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga (IKRT) sebesar 0,05 persen (khususnya beras, bawang merah, dan solar)

(6)

Tabel 2.

Indeks Diterima dan Dibayar Petani Per Subsektor dan Perubahannya, Maret 2015 – April 2015 (2012=100)

Kelompok dan Sub kelompok

Bulan Perubahan (%) Maret 2015 April 2015 (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan

a. Indeks Diterima Petani 122,10 123,58 1,22

- Padi 117,63 123,06 4,62

- Palawija 124,72 123,89 -0,67

b. Indeks Dibayar Petani 115,24 115,90 0,57

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116,76 117,43 0,58

- Indeks BPPBM 108,04 108,63 0,55

2. Hortikultura

a. Indeks Diterima Petani 120,63 119,28 -1,12

- Sayur-sayuran 126,25 123,85 -1,90

- Buah-buahan 117,40 116,32 -0,92

- Tanaman Obat 128,48 129,80 1,03

b. Indeks Dibayar Petani 115,17 115,64 0,41

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116,35 116,82 0,41

- Indeks BPPBM 108,89 109,33 0,40

3. Tanaman Perkebunan Rakyat

a. Indeks Diterima Petani 111,54 111,07 -0,42

- Tanaman Perkebunan Rakyat 111,54 111,07 -0,42

b. Indeks Dibayar Petani 114,90 115,32 0,36

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,74 116,09 0,30

- Indeks BPPBM 111,02 111,77 0,68

4. Peternakan

a. Indeks Diterima Petani 123,20 123,78 0,47

- Ternak Besar 126,75 127,49 0,58

- Ternak Kecil 118,15 117,88 -0,23

- Unggas 121,75 122,97 1,00

- Hasil Ternak 116,43 117,88 1,24

b. Indeks Dibayar Petani 111,76 112,20 0,40

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116,19 116,49 0,26

(7)

Kelompok dan Sub kelompok Bulan Perubahan (%) Maret 2015 April 2015 (1) (2) (3) (4) 5. Perikanan

a. Indeks Harga yang Diterima Nelayan dan Pembudidaya Ikan (It) 116,41 117,00 0,51

b. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan dan Pembudidaya Ikan (Ib) 113,72 114,36 0,56

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,94 116,00 0,06

- Indeks BPPBM 110,15 111,70 1,40

5.1. Perikanan Tangkap

a. Indeks Harga yang Diterima Nelayan (It) 115,75 116,29 0,46

- Penangkapan Laut 115,75 116,29 0,46

b. Indeks Harga yang Dibayar Nelayan (Ib) 113,67 114,34 0,59

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 115,92 115,99 0,06

- Indeks BPPBM 110,13 111,75 1,47

5.2. Perikanan Budidaya

a. Indeks Harga yang Diterima Pembudidaya Ikan (It) 123,28 124,52 1,00

- Budidaya Air Tawar 119,26 120,03 0,65

- Budidaya Air Laut 124,55 125,90 1,08

b. Indeks Harga yang Dibayar Pembudidaya Ikan (Ib) 114,28 114,56 0,25

- Indeks Konsumsi Rumah Tangga 116,07 116,13 0,05

(8)

5. Perbandingan NTP Antar Provinsi di Kawasan Timur Indonesia

Dari 10 Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, NTP April 2015 terhadap Maret 2015 terjadi peningkatan NTP di Provinsi Papua Barat sebesar 0,90 persen, sedangkan 9 provinsi lainnya mengalami penurunan NTP. Penurunan NTP terbesar, yaitu -1,43 persen terjadi di Gorontalo. Secara nasional NTP mengalami penurunan dari Maret 2015 ke April 2015 yaitu dari 101,53 menjadi 100,14 atau turun 1,37 persen.

Tabel 3.

Nilai Tukar Petani (NTP) dan Persentase Perubahannya di Kawasan Timur Indonesia, April 2015 (2012=100) No. Provinsi It Ib NTP Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan Indeks % Perubahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Sulawesi Utara 113,20 -1,26 117,24 -0,30 96,55 -0,96 2 Sulawesi Tengah 112,42 -1,26 116,47 0,10 96,52 -1,36 3 Sulawesi Selatan 121,51 -0,55 117,31 0,36 103,58 -0,91 4 Sulawesi Tenggara 114,04 -0,25 116,61 0,10 97,80 -0,36 5 Gorontalo 118,94 -1,41 118,64 0,01 100,26 -1,43 6 Sulawesi Barat 117,22 -0,07 113,95 -0,01 102,87 -0,07 7 Maluku 119,91 -0,10 119,27 0,00 100,54 -0,11 8 Maluku Utara 117,46 -0,02 115,01 0,43 102,13 -0,45 9 Papua Barat 118,38 1,45 117,69 0,54 100,59 0,90 10 Papua 111,25 -0,24 114,91 0,39 96,81 -0,62 Nasional 117,48 -1,07 117,31 0,30 100,14 -1,37 6. Inflasi Perdesaan

Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi perdesaan. Provinsi Maluku Utara, pada April 2015 terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,36 persen yang disebabkan oleh naiknya indeks pada enam kelompok pengeluaran, yaitu Kelompok Bahan Makanan (0,51 persen), Kelompok Perumahan (0,36 persen), Kelompok Sandang (0,36 persen), Kelompok Kesehatan (0,49 persen), Kelompok Pendidikan, rekreasi dan olah raga (0,18 persen), dan Kelompok Transportasi dan Komunikasi (1,05 persen). Sementara itu, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau mengalami penurunan 0,27 persen.

(9)

Tabel 4.

Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) di Provinsi Maluku Utara dan Nasional Menurut Kelompok Pengeluaran, April 2015 (2012=100)

Kelompok Pengeluaran

Maluku Utara Nasional

IKRT % Perubahan (Inflasi Perdesaan) IKRT % Perubahan (Inflasi Perdesaan) Maret 2015 April 2015 Maret 2015 April 2015

Konsumsi Rumah Tangga 116,15 116,57 0,36 119,88 120,13 0,21

Bahan Makanan 119,49 120,09 0,51 126,18 125,32 -0,68

Makan Jadi, Minuman, Rokok

& Tembakau 112,74 112,44 -0,27 115,35 116,03 0,60

Perumahan 111,85 112,25 0,36 115,90 116,51 0,52

Sandang 113,49 113,89 0,36 114,48 114,91 0,38

Kesehatan 112,08 112,63 0,49 112,52 113,01 0,43

Pendidikan, Rekreasi & Olah

Raga 107,42 107,61 0,18 110,29 110,49 0,18

Transportasi & Komunikasi 120,41 121,67 1,05 119,98 122,66 2,24

Dari 10 provinsi di Kawasan Timur Indonesia yang dihitung IKRT-nya pada April 2015, 4 provinsi mengalami inflasi perdesaan sementara 6 lainnya mengalami deflasi. Inflasi perdesaan tertinggi sebesar 0,43 persen terjadi di Papua Barat, sedangkan deflasi terbesar terjadi di Sulawesi Utara yaitu -0,59 persen. Secara nasional terjadi inflasi perdesaan sebesar 0,21 persen.

Tabel 5.

Persentase Perubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) dan Inflasi Perdesaan Menurut Provinsi di Kawasan Timur Indonesia, April 2015 (2012=100)

Provinsi IKRT Inflasi Perdesaan

Maret 2015 April 2015 (1) (2) (3) (4) Sulawesi Utara 120,78 120,06 -0,59 Sulawesi Tengah 119,33 119,23 -0,08 Sulawesi Selatan 120,07 120,41 0,28 Sulawesi Tenggara 118,73 118,70 -0,03 Gorontalo 122,73 122,60 -0,11 Sulawesi Barat 115,88 115,71 -0,14 Maluku 122,42 122,23 -0,15 Maluku Utara 116,15 116,57 0,36 Papua Barat 119,79 120,30 0,43 Papua 117,81 118,15 0,29

(10)

7. Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP) Subsektor

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena merupakan hasil perbandingan antara hasil produksi pertanian dengan ongkos/biaya produksinya.

Pada April 2015 terjadi penurunan NTUP secara umum sebesar 0,64 persen di Provinsi Maluku Utara. Penurunan NTUP disebabkan oleh penurunan NTUP pada empat subsektor, yaitu Subsektor Hortikultura turun 1,52 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun 1,09 persen, Subsektor Peternakan turun 0,06 persen, dan Subsektor Perikanan mengalami penurunan sebesar 0,88 persen. Sementara itu, Subsektor Tanaman Pangan yang mengalami peningkatan sebesar 0,66 persen.

Tabel 6.

Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) per Subsektor, dan Persentase Perubahannya di Provinsi Maluku Utara, April 2015 (2012=100)

Subsektor Maret 2015 April 2015 Perubahan Apr’15 thd Mar’15 (1) (2) (3) (4) 1. Tanaman Pangan 113,01 113,76 0,66 2. Holtikultura 110,78 109,10 -1,52

3. Tanaman Perkebunan Rakyat 100,47 99,37 -1,09

4. Peternakan 114,42 114,35 -0,06

5. Perikanan 105,68 104,75 -0,88

a. Perikanan Tangkap 105,11 104,06 -1,00

b. Perikanan Budidaya 111,67 112,02 0,31

Referensi

Dokumen terkait

perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah.. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : Saat ini keluarga Tn. A dan Ny B sebagai keluarga yang memiliki

Indikator kinerja Renstra STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta terdiri dari tujuh bidang yaitu : Keunggulan dalam riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui

Setelah mencermati dan mempelajari Nota Keuangan dan Raperda Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD) Tahun Anggaran 2014 dan Rancangan Peraturan

Hanum dan Rangga membuat kisah perjalanan yang mempunyai ciri berbeda dari beberapa buku catatan perjalanan. Cerita ini mengandung unsur konflik yang menjadi pembangun

Karena dengan menggunakan layar sentuh maka mahasiswa dapat lebih mudah mengetahui segala informasi untuk sistem akademik dan pengumuman untuk setiap fakultas

Kesesuaian ini menurut al-Faruqi didasarkan pada tiga prin- sip kesatuan kebenaran ( unity of truth ) yang mendasari semua pengetahuan Islam; a) Tidak ada pertentangan

Puji syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “

Ciracas 600 9 Taman Segitiga Tanah Merdeka Utara Kec.. Raya Jimbore