• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BENIH KELAPA SAWIT DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BENIH KELAPA SAWIT DI INDONESIA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 114

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN BENIH KELAPA SAWIT

DI INDONESIA

Tony Liwang 1 Arief Daryanto 2 E. Gumbira-Said 3 Nunung Nuryartono 4 1

adalah Plant Production and Biotechnology Division, PT SMART Tbk., Jakarta 2, 3,

dan 4 adalah Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Abstract

Indonesian oil palm industry was growth rapidly within the last decade and since 2007 Indonesia became the largest palm oil producer and exporter in the world. However, behind this rapid development it was a crucial problem related to the low productivity of national oil palm plantations compared to other palm oil producing countries. One of the main reasons of the low productivity was the usage of illegal oil palm seeds which were very harmful for consumers (oil palm farmers). Usage of illegal seeds was due to several conditions, e.g. an excess supply or an over demand. One of the strategies to solve the shortage of certified seeds was to increase the number of seed producer in Indonesia, so that since 2009 the oil palm seeds produced domestically was over supplied. This research was aimed to analysis the behavior, loyalty and preference of oil palm seeds consumers, based on their demography profile, purpose and frequency seed purchase, consumer satisfaction level and seed compatibility. Survey was taken from the oil palm farmers in the regency of Siak, Kampar and Rokan Hulu, province of Riau. Selection of the respondents was used the convenience sampling method and later on by judgmental sampling. Slovin method was used to determine number of respondent. Survey data was analyzed using descriptive analysis, gap analysis; Suharjo’s split quadrant analysis, and Thurstone analysis. The results of data analysis shown that the amount of seed sold was depend on demographic factors, i.e. gender, education level, activity and consumer status in company. Consumers were given the priority to seeds quality, seeds brand, and seeds price, after sales service, on time delivery, and simple sales permit. Consumers were loyal to certain seeds brand because they were proud to use certified seeds, and will promote them to others, and would not buy from other seeds brands.

Keyword: consumer, seed, oil palm, analysis of consumer behavior.

1. PENDAHULUAN

Kelapa sawit (Elaeis guinensis

Jacq.) merupakan salah satu komoditas perkebunan unggulan Indonesia. Bahkan sejak tahun 2007, Indonesia merupakan produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia dengan menghasilkan minyak sawit sebesar 17,1 juta ton (Liwang, 2009). Namun tingginya

produksi sawit Indonesia lebih banyak disebabkan oleh luasan lahan sawit yang jauh lebih besar dari Malaysia, bukan karena tingginya produktivitas lahan (Liwang, 2008). Menurut Jacqcuemard (2006) faktor terpenting yang mempengaruhi produktivitas kelapa sawit adalah mutu benih kelapa sawit yang merupakan penentu produksi minyak

(2)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 115 sawit selanjutnya. Selain itu, beberapa

faktor lainnya adalah : tidak terjaminnya mutu benih sawit, belum standarnya teknik budidaya yang diterapkan, keterbatasan modal dan pengetahuan

manajemen, kurangnya

wawasan/pengalaman petani dan kurangnya kesadaran akan pentingnya mutu dan produktifitas tanaman. Sulitnya mendapatkan benih unggul kelapa sawit bersertifikat memaksa para petani kelapa sawit, selaku konsumen benih, menggunakan benih illegal.

Konsumen merupakan salah satu mata rantai dalam supply-demand suatu barang, seperti benih sawit. Ketiadaan konsumen akan mengakibatkan barang yang telah diproduksi tidak akan terpakai. Menurut Engel et al. (1994) untuk dapat memasarkan suatu produk ke konsumen maka diperlukan suatu analisa mengenai perilaku konsumen sehingga produk dapat terserap di tingkat konsumen. Pemahaman terhadap perilaku konsumen merupakan usaha untuk memanipulasi dan mempengaruhi konsumen agar mereka menggunakan barang dan jasa yang ditawarkan. Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini.

Untuk mengkaji permasalahan yang dihadapi oleh konsumen benih sawit di Indonesia maka penelitian ini dilaksanakan yang bertujuan untuk mengkaji perilaku, loyalitas, dan preferensi konsumen benih kelapa sawit atas bertambahnya benih bersertifikat yang diproduksi yang dianalisis berdasarkan profil demografi konsumen benih, tujuan dan frekuensi pembelian benih, tingkat kepuasan konsumen dan kesesuaian benih yang dibeli.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Industri Benih Kelapa Sawit Indonesia

Industri perbenihan tidak hanya bertujuan untuk mendukung pengembangan sektor pertanian yang strategis melalui pengadaan benih unggul bermutu tinggi namun juga sebagai suatu bidang usaha agro-industri yang prospektif secara ekonomi. Pada umumnya, negara-negara yang memiliki tingkat produktivitas pertanian yang tinggi memiliki tata niaga industri perbenihan yang telah berkembang dan profesional. Kerjasama antara produsen dan penyalur benih, pengguna benih, lembaga penelitian, lembaga-lembaga pengawasan dan sertifikasi benih, lembaga penyuluhan, dalam tata niaga benih sangatlah penting. Kerjasama antara semua pemangku kepentingan diharapkan dapat meningkatkan kinerja untuk menjamin ketersediaan benih unggul pada saat dibutuhkan, dan dapat menstimulasi terjadinya kompetisi sesama produsen benih sehingga dapat meningkatkan inovasi, menciptakan varietas baru, efisiensi untuk menekan biaya produksi, dan mutu benih yang lebih unggul, serta menghindari konsumen dari tata niaga benih tanpa sertifikat.

Meningkatnya luas lahan perkebunan kelapa sawit di Indonesia berdampak langsung terhadap meningkatnya permintaan benih kelapa sawit. Permintaan (demand) terhadap benih kelapa sawit yang meningkat cukup besar harus diimbangi oleh ketersediaannya (supply). Pada Gambar 1 ditunjukkan dinamika perkembangan penawaran dan permintaan benih unggul kelapa sawit di Indonesia sejak tahun 1997 dan peramalannya hingga tahun 2020. Untuk jangka panjang di masa mendatang, kebutuhan benih kelapa sawit di Indonesia diperkirakan akan berkisar 150 juta benih per tahun untuk

(3)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 116 penanaman baru dan peremajaan tanaman

kelapa sawit seluas 750.000 hektar per

tahun (KADIN, 2010). -25,000 50,000 75,000 100,000 125,000 150,000 175,000 200,000 225,000 250,000 275,000 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 Domestik Impor Penawaran Permintaan Sumber : Liwang (2008)

Keterangan : Jumlah penawaran benih berasal dari jumlah benih yang diproduksi dalam negeri (domestik) ditambahkan dengan jumlah benih yang diimpor.

Data tahun 2010 hingga tahun 2020 adalah data estimasi.

Gambar 1. Perkembangan Penawaran dan Permintaan Benih Unggul Kelapa Sawit di Indonesia pada periode tahun 1997 – 2020

Masalah ketersediaan benih kelapa sawit yang tidak seimbang antara penawaran dan permintaan (supply -

demand), tidaklah hanya tergantung pada

jumlah benih yang tersedia dan dibutuhkan tetapi juga tergantung pada keterbatasan yang dihadapi oleh para produsen dan pengguna, dan belum memadainya pasar benih kelapa sawit. Terbatasnya ketersediaan benih sawit menyebabkan terbentuknya pasar benih sawit ilegal. Benih sawit ilegal merupakan benih kelapa sawit yang tidak jelas asal usulnya dan diproduksi dengan menyilangkan tanaman kelapa sawit tanpa mengikuti kaidah pemuliaan tanaman dan peraturan pemerintaah yang berlaku. Penggunaan benih ilegal, dirasakan sangat merugikan karena produksi buah menjadi lebih rendah, tanaman cenderung lebih

lambat berbuah dan rentan terhadap penyakit, dan pada akhirnya berdampak terhadap pengembalian modal yang lebih lambat. Namun, hingga saat ini masih banyak ditemukan penggunaan benih ilegal yang disebabkan oleh minimnya informasi atau publikasi, dan sosialisasi tentang pentingnya penggunaan benih bersertifikat yang baik dan bermutu.

Berdasarkan alur pengadaan benih yang diatur oleh Direktorat Perbenihan (1999), penyediaan benih kelapa sawit dilakukan melalui pemesanan oleh konsumen, sebagaimana disajikan pada Gambar 2. Walaupun struktur tata-niaga tersebut sederhana namun keterlibatan pemerintah sangat tinggi, khususnya dalam hal perijinan yang berlaku baik di sisi produsen maupun di sisi konsumen.

(4)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 117 Gambar 2. Tata Niaga Benih Kelapa Sawit di Indonesia

2.2. Perilaku Konsumen

Konsep perilaku konsumen digunakan untuk menganalisis keputusan pembelian dan penggunaan produk atau jasa yang dilakukan oleh konsumen (Sumarwan, 2003). Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk

dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan (Engel et al. 1994). Kotler (2003) mengatakan ada lima tahap proses membeli yang akan dilakukan konsumen, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif, keputusan membeli dan perilaku pasca pembelian, sebagaimana disajikan pada Gambar 3.

Sumber : Kotler, 2003

Gambar 3. Lima Tahap Pembelian 2.3. Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen merupakan suatu ukuran yang digunakan untuk mengetahui tingkat kesetiaan konsumen terhadap suatu merek. Selanjutnya menurut Aaker (2001) loyalitas terhadap merek tertentu merupakan sebuah ukuran keterkaitan konsumen dengan sebuah merek tertentu tersebut. Ukuran keterkaitan ini dapat mengukur kemungkinan berpindah atau tidaknya seorang konsumen terhadap adanya perubahan terhadap atribut produk. Tingkat loyalitas konsumen berhubungan erat dengan tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut-atribut yang dimiliki oleh

suatu produk. Konsumen yang puas akan memberikan sikap positif terhadap suatu produk yang pada akhirnya konsumen akan selalu membeli produk tersebut secara berulang.

2.4. Preferensi Konsumen

Preferensi merupakan tindakan konsumen dalam memilih suka atau tidak suka terhadap suatu produk yang dikonsumsi (Kotler, 2003). Penilaian kesukaan terhadap suatu produk dapat dilihat dari kesukaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki produk tersebut. Preferensi dapat terbentuk dari pemahaman dan ingatan konsumen

Realisasi Penjualan Konsumen Benih Ditjenbun / Disbun S P 3 B K S S P 2 B K S

Pemesanan Benih Kelapa Sawit

Produsen Benih Pengenalan Masalah Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Perilaku Pasca Pembelian

(5)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 118 melalui persepsi produk. Preferensi

konsumen merupakan pemilihan merek berdasarkan sikap dan keyakinan konsumen terhadap suatu merek. Melalui pemahaman preferensi konsumen, perusahaan dapat melakukan pengembangan produk yang lebih sesuai dengan kesukaan konsumen terhadap produknya.

3. METODE PENELITIAN

Penelitian dilakukan di tiga Kabupaten di Propinsi Riau, yaitu Kabupaten Siak, Kampar, dan Rokan Hulu provinsi Riau dan dilakukan selama enam bulan, yaitu pada bulan Juni hingga November 2009. Pemilihan ketiga kabupaten di propinsi Riau tersebut didasarkan atas beberapa alasan utama, yaitu lokasi ketiga kabupaten secara geografis saling berdampingan, total luas lahan perkebunan sawit dari ketiga kabupaten mencapai hampir separuh luas lahan perkebunan kelapa sawit di propinsi Riau yaitu sebesar 755,155 ha dari luasan total perkebunan kelapa sawit di propinsi Riau yaitu seluas 1,674,845 ha.

Pemilihan responden dilakukan dengan menggunakan teknik snowball

sampling yang merupakan perpaduan

antara convenience sampling dan

judgmental sampling (Husein, 2005).

Penentuan jumlah contoh dengan populasi terhingga di ketiga Kabupaten terpilih menggunakan metode Slovin. Dengan menggunakan metode Slovin, apabila ditentukan nilai e sebesar tujuh persen

dengan populasi petani kelapa sawit di Kabupaten Siak, Kampar, dan Rokan Hulu, pada tahun 2008, masing-masing sebanyak 39.434 KK, 78.321 KK, dan 23.082 KK, atau total 101.403 KK, maka jumlah contoh (n) yang diperlukan sebesar 204 KK. Untuk penelitian ini kuesioner tentang perilaku konsumen disebar kepada 300 responden di Kabupaten Siak, Kampar, dan Rokan Hulu, namun responden yang mengumpulkan kembali kuesioner tersebut hanya 228 orang, walaupun demikian jumlah tersebut telah melebihi syarat jumlah contoh minimum yang diperlukan. Pengolahan data dilakukan analisis dengan metode kualitatif dan kuantitatif, yaitu: Analisis Deskriptif, Analisis Diagonal Split Suharjo, Analisis Kesenjangan (Gap Analysis), dan Analisis Thurstone.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Profil Demografi Konsumen

Demografi mempengaruhi keputusan konsumen dalam proses pembelian (Kotler, 2003). Melalui analisis demografi dapat diketahui komposisi pasar perbenihan kelapa sawit nasional, dan selanjutnya dapat diketahui pula perilaku konsumen benih unggul kelapa sawit di Indonesia. Hasil analisis profil demografi secara deskriptif, berdasarkan hasil jawaban responden pada kuesioner, dapat dilihat pada Tabel 1.

(6)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 119 Tabel 1. Profil Demografi Konsumen

No Profil Demografi Jumlah (N) Persentase (%)

1 Jenis Kelamin Pria 216 94.7

Wanita 12 5,3 2 Usia Responden 25 - 35 tahun 54 23.7 36 - 45 tahun 120 52.6 46 – 55 tahun 54 23.7 3 Tingkat Pendidikan Responden SD 3 1.3 SMP 30 13.2 SMU 90 39.5 S1 99 43.4 S2 atau S3 6 2.6 4 Kegiatan Responden Pengusaha / Wiraswasta 30 13.2 Karyawan Swasta 120 52.6 Pegawai Negeri 15 6.6 Lainnya 63 27.6 5 Posisi/Jabatan Responden Pemilik 102 44.7

Direktur / General Manajer 12 5.3

Manager 42 18.4

Karyawan Kebun (Lapangan) 54 23.7

Karyawan Manajemen 6 2.6

Lainnya 12 5.3

Sebagian besar responden yang dipilih dalam penelitian ini (99%) mengatakan bahwa mereka pernah menggunakan benih bersertifikat, sisanya (sebesar 1%) belum pernah menggunakan benih bersertifikat. Hal ini menunjukkan

bahwa sebagian besar responden telah menyadari mengenai keunggulan dan karakteristik dari benih yang bersertifikat. Adapun hal-hal yang penting berkenaan dengan informasi penggunaan benih sawit bersertifikat dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Informasi Penting tentang Pengguna Benih Sawit Bersertifikat

No Pertanyaan Jumlah (N) Persentase (%)

1

Alasan menggunakan lebih dari satu merek benih bersertifikat

Sebagai cadangan 3 1.3

Untuk kepentingan khusus 12 5.3

Kualitas yang lebih baik 54 23.7

Hanya ingin mencoba 30 13.2

Produsen tidak mampu

menyediakan benih dalam jumlah yang dibutuhkan 27 11.8 Tidak menjawab 102 44.7 2 Banyaknya benih bersertifikat yang telah digunakan < 200 kecambah 9 3.9 201 - 400 kecambah 69 30.3 401 - 1.000 kecambah 42 18.4 1.001 - 20.000 kecambah 21 9.2 20.001 - 100.000 kecambah 42 18.4 > 100.000 kecambah 45 19.7 3 Penggunaan benih bersertifikat terakhir kali

< 1 tahun yang lalu 42 18.4

1-3 tahun yang lalu 42 18.4

3-5 tahun yang lalu 57 25.0

(7)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 120 4.2. Perilaku Penggunaan (General

Usage Behavior)

Analisis perilaku responden dalam penggunaan benih meliputi tujuan

pembelian, frekuensi penggunaan, dan informasi tentang produk (dapat dilihat pada.Tabel.3).

Tabel 3. Perilaku Penggunaan

No Perilaku Penggunaan Jumlah (N) Persentase (%)

1 Frekuensi penggunaan benih 1 – 2 kali 192 84.2 3 – 4 kali 9 3.9 5 – 6 kali 3 1.3 > 6 kali 24 10.5 2 Sumber informasi mengenal benih bersertifikat

Media Cetak / Televisi 12 5.3

Seminar / Pameran Pertanian 78 34.2

Internet 6 2.6

Agen Benih 18 7.9

Rekan kerja / kenalan / keluarga 111 48.7

Lain-lain 3 1.4 3 Pihak yang berpengaruh dalam memutuskan pembelian benih Diri sendiri 45 19.7 Perusahaan/Tempat kerja 120 52.6

Bagian dari paket kerjasama 9 3.9

Agen benih 15 6.6 Keluarga 27 11.8 Karyawan pemerintah 9 3.9 Lain-lain 3 1.3 4 Cara mendapatkan benih bersertifikat Membeli langsung 120 52.6

Beli dari teman 36 15.8

Diberi cuma-cuma 9 3.9

Lainnya 45 19.7

Tidak menjawab 18 7.9

4.3. Perilaku Konsumen (Customer Behaviour)

Berdasarkan analisis perilaku konsumen dapat diketahui tingkat

kepentingan atribut benih dan tingkat kepuasan konsumen terhadap atribut benih.

Tabel 4. Tingkat Kepentingan Atribut Benih

Atribut Sangat Tidak Penting Tidak Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting Tidak Menjawab Merek Benih 1.3 10.5 0 55.3 31.6 1.3 Harga Benih 0 2.6 10.5 53.9 28.9 3.9 Mutu Benih 0 1.3 1.3 17.1 78.9 1.3

Ukuran dan Bentuk Kemasan 2.6 7.9 30.3 52.6 2.6 3.9

Kemudahan Membeli Benih 0 0 13.2 42.1 42.1 2.6

Pelayanan Purna Jual 0 5.3 13.2 51.3 28.9 1.3

Ketepatan Waktu Pengiriman 0 3.9 13.2 43.4 36.8 2.6

Kemudahan Ijin Beli Benih 0 0 10.5 47.4 38.2 3.9

(8)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 121 Sebanyak 78.9% responden menjawab

mutu benih sangat penting pada survei

kepentingan.atribut.benih.

Tabel 5. Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Benih

Atribut Sangat Tidak Puas Tidak Puas Biasa Saja Puas Sangat Puas Tidak Menjawab Merek Benih 1.3 0 21.1 56.6 19.7 1.3 Harga Benih 0 2.6 30.3 44.7 22.4 0 Mutu Benih 0 1.3 11.8 40.8 46.1 0

Ukuran dan Bentuk Kemasan 2.6 6.6 53.9 34.2 1.3 1.3

Kemudahan Membeli Benih 1.3 2.6 35.5 43.4 15.8 1.3

Pelayanan Purna Jual 2.6 6.6 39.5 42.1 9.2 0

Ketepatan Waktu Pengiriman 1.3 2.6 35.5 48.7 11.8 0 Kemudahan Ijin Beli Benih 1.3 2.6 32.9 44.7 17.1 1.3

Iklan yang Menarik 3.9 25 42.1 26.5 1.3 1.3

Atribut yang dirasakan sangat puas oleh responden adalah mutu benih walaupun kurang dari setengah dari responden merasakan hal itu. Ini dapat menjadi masukan bagi para produsen bahwa mereka harus lebih meningkatkan mutu benih yang mereka hasilkan. Mutu benih dianggap sangat penting karena berkorelasi dengan produktivitas tanaman kelapa sawit itu nantinya. Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Vidyatmoko dan Zubair (2002) dan Liwang (2008) yang menyatakan bahwa mutu benih sangat berkorelasi dengan tingkat produktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia.

4.4. Tingkat Loyalitas Konsumen (Loyality)

Loyalitas konsumen merupakan pendorong yang penting bagi penjualan. Konsumen yang loyal akan melakukan pembelian pertama dan memiliki keinginan untuk melakukan pembelian berikutnya secara berulang. Pada tingkat loyalitas yang lebih tinggi, konsumen yang loyal tidak ragu untuk merekomendasikan produk perusahaan tersebut kepada orang lain. Adapun hal-hal yang digunakan untuk mengukur tingkat loyalitas konsumen dapat dilihat pada Tabel 6.

(9)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 122 Tabel 6. Tingkat Loyalitas Konsumen

No Tingkat Loyalitas Konsumen Jumlah (N) Persentase (%)

1

Alasan mengguna-kan benih bersertifikat

Karena bangga menggunakan benih

bersertifikat 177 77.6

Karena menyukai benih bersertifikat 27 11.8 Karena merasa puas dengan benih

bersertifikat 15 6.6

Karena telah terbiasa menggunakan

benih bersertifikat 9 3.9 2 Kegiatan mempromosi kan benih kepada orang lain Tidak pernah 6 2.6 Jarang 9 3.9 Kadang-kadang 39 17.1 Sering 69 30.3 Selalu 105 46.1 3 Kecenderung an berpindah merek karena harga Tidak pernah 165 72.4 Jarang 27 11.8 Kadang - kadang 33 14.5 Sering 3 1.3

4.5. Hubungan antara Tingkat Kepuasan dengan Penggunaan Benih Bersertifikat di Masa Mendatang

Berdasarkan analisis tabulasi silang, tingkat kepuasan konsumen dengan penggunaan benih bersertifikat di masa mendatang memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini didasarkan pada nilai

asymp. sig yakni sebesar 0.11. Namun

berdasarkan analisis korelasi, hubungan

signifikan tersebut tidak cukup kuat karena nilai Spearman’s Rho-nya sebesar 0.201 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0.042. Tingkat kepuasan seseorang timbul ketika produk yang ia gunakan sesuai dengan kebutuhan dan harapan konsumen. Jika seorang konsumen merasa puas dengan produk tersebut maka akan mendorong pembelian produk yang sama untuk digunakan di masa yang akan datang (Tabel 7).

Tabel 7. Hubungan antara Tingkat Kepuasan dengan Penggunaan Benih Bersertifikat di Masa Mendatang

Tingkat Kepuasan Alasan * Total

1 2 3 4 Sangat Puas N 15 2 0 1 18 % 20 2.7 0.0 1.3 24 Puas N 42 5 4 1 52 % 54.7 6.7 5.3 1.3 68 Biasa Saja N 1 1 1 1 4 % 1.3 1.3 1.3 1.3 5.3 Kurang Puas N 0 1 0 0 1 % 0.0 1.3 0.0 0.0 1.3 Tidak Puas N 1 0 0 0 1 % 1.3 0.0 0.0 0.0 1.3 Total N 59 9 5 3 76 % 77.3 12 6.7 4.0 100

Keterangan: * 1. Karena bangga menggunakan benih bersertifikat 2. Karena menyukai benih bersertifikat

(10)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 123 4. Karena telah terbiasa menggunakan benih bersertifikat

4.6. Hubungan antara Tingkat Kepuasan dengan Penggunaan Merek Benih yang Berpindah-pindah Karena Perubahan Harga

Berdasarkan analisis tabulasi silang, tingkat kepuasan dengan kecenderungan penggunaan merek benih yang berpindah-pindah akibat perubahan harga memiliki hubungan yang tidak signifikan. Hal ini didasarkan pada nilai

asymp. sig yakni sebesar 0.17.

Berdasarkan analisis korelasi diperoleh nilai Spearman’s Rho-nya sebesar 0.08 dengan tingkat signifikannya sebesar 0.26.

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa tingkat kepuasan konsumen tidak menjamin sepenuhnya bahwa mereka akan melakukan pembelian untuk produk dengan merek yang sama di masa yang akan datang apabila terjadi perubahan harga. Perubahan harga yang dimaksud dapat berarti kenaikan harga pada produk yang biasa digunakan atau penurunan harga merek lain. Hal ini berarti konsumen/responden sangat sensitif

terhadap perubahan harga yang terjadi pada benih bersertifikat.

4.7. Hubungan antara Tingkat Kepuasan dengan Kegiatan

Mempromosikan Benih

Bersertifikat Pada Orang Lain Berdasarkan analisis tabulasi silang, tingkat kepuasan konsumen

dengan kegiatan

mempromosikan/menyarankan

penggunaan benih bersertifikat pada orang lain memiliki hubungan yang signifikan. Hal ini didasarkan pada nilai

asymp. sig yakni sebesar 0.00.

Berdasarkan analisis korelasi, diperoleh nilai Spearman’s Rho-nya sebesar 0.12 dengan tingkat signifikansinya sebesar 0.16. Tingkat kepuasan yang tinggi seorang konsumen akan menimbulkan loyalitas yang besar terhadap suatu produk. Pada tingkat loyalitas yang lebih tinggi akan mendorong orang tersebut untuk mengajak orang lain menggunakan produk yang ia gunakan dalam hal ini benih bersertifikat (Tabel 8).

Tabel 8. Hubungan antara Kepuasan dengan Kegiatan Mempromosikan Penggunaan Benih Bersertifikat pada Orang Lain

Tingkat Kepuasan

Kegiatan Mempromosikan Benih Bersertifikat pada Orang Lain

Total

Tidak

pernah Jarang

Kadang-kadang Sering Selalu

Sangat Puas N 0 0 3 6 9 18 % 0 0 4 8 12 24 Puas N 0 4 9 15 23 51 % 0 5 12 20 31 68 Biasa Saja N 0 0 1 1 2 4 % 0 0 1 1 3 5.3 Kurang Puas N 1 0 0 1 0 2 % 1.3 0 0 1.3 0 2.6 Tidak Puas N 1 0 0 0 0 1 % 1 0 0 0 0 1.3 Total N 2 4 13 23 34 76 % 2 5 17 31 45 100

(11)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 124 4.8. Alasan dan Prioritas dalam

Melakukan Pembelian Benih

Analisis Thurstone merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui keunggulan suatu atribut terhadap atribut yang lainnya, dengan menggunakan konsep dasar hubungan psikofisik persamaan psikofisik dan

asumsi-asumsinya serta hukum penilaian perbandingan (the law of comparative

judgement) (Thurstone, 1929).

Berdasarkan hasil analis Thurstone, atribut yang paling tinggi mempengaruhi alasan konsumen dalam pembelian benih merek tertentu dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Urutan Alasan dalam Melakukan Pembelian Benih Sedangkan atribut mana yang

diprioritaskan oleh konsumen dalam

melakukan pembelian benih dapat dilihat pada Gambar 5. 2.9190 2.4620 2.2870 1.8740 1.4340 1.3390 1.1610 0.5390 0.0000

C3. Mutu Benih C1. Merek Benih C2. Harga Benih C5. Kemudahan Membeli Benih C8. Kemudahan Ijin Beli Benih

C7. Ketepatan Waktu Pengiriman C6. Pelayanan Purna Jual C4. Ukuran & Bentuk Kemasan C9. Iklan yang Menarik

Gambar 5. Urutan Prioritas dalam Melakukan Pembelian Benih 2.037 1.908 1.803 1.534 1.050 0.637 0.508 0.176 0.000 U3. Mutu Benih U2. Harga Benih U1. Merek Benih U5. Kemudahan

Membeli Benih

U8. Kemudahan Ijin Beli Benih

U7. Ketepatan Waktu Pengiriman

U6. Pelayanan Purna Jual

U4. Ukuran & Bentuk Kemasan

U9. Iklan yang Menarik

(12)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 125 Hasil analisis Thurstone

menunjukkan bahwa mutu benih, harga benih dan merek benih menjadi alasan dan prioritas utama dalam melakukan pembelian benih. Ketiga atribut utama tersebut berhubungan dengan produktivitas, kualitas, dan biaya produksi dari industri kelapa sawit, sehingga wajar saja apabila konsumen sangat memperhatikan dan memprioritaskan ketiga hal tersebut. 4.9. Analisis Diagonal Split dan Analisis Kesenjangan (Gap Analysis)

Analisis ini digunakan untuk melihat apakah layanan yang diberikan produsen benih kepada konsumen sudah memenuhi harapan atau belum dan bagaimana kondisi layanan masing-masing indikatornya. Penilaian terhadap atribut ini adalah seberapa puas

(performance) dan tidak puas konsumen

(konsumen) terhadap atribut-atribut yang terdapat pada merek benih bersertifikat yang mereka gunakan, serta seberapa penting (importance) atribut-atribut tersebut (Suharjo, 2004) sebagaimana ditunjukan pada Gambar 6.

Over service

I II

III IV

Under service

Gambar 6. Analisis Diagonal untuk Konsumen Berdasarkan Gambar 6, terlihat

bahwa atribut-atribut yang terdapat pada benih bersertifikat berada di bawah garis efisiensi. Hal ini berarti responden/konsumen belum puas terhadap atribut-atribut yang menyertai benih bersertifikat.

Untuk melihat prioritas perbaikan terhadap atribut benih dilihat dari selisih

Kepuasan (X) dan Kepentingan (Y) yang terbesar (X-Y). Selisih X-Y yang terendah merupakan urutan pertama dari atribut benih yang harus diperbaiki, yaitu kemudahan membeli benih, kemudian diikuti dengan pelayanan purna jual, dan urutan-urutan berikutnya (Tabel 9).

(13)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 126 Tabel 9. Urutan Prioritas Perbaikan terhadap Atribut Benih

5. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis perilaku, layolitas, dan preferensi konsumen benih sawit di Indonesia dari penelitian ini, dapat disimpulkan antara lain:

1. Jumlah benih yang dibeli dipengaruhi oleh faktor demografi yaitu jenis kelamin, pendidikan, kegiatan dan posisi jabatan konsumen.

2. Prioritas utama yang diperhatikan oleh konsumen benih kelapa sawit adalah mutu benih, kemudian merek benih dan prioritas ketiga yaitu harga benih. Ketiga prioritas utama tersebut berhubungan dengan produktivitas, mutu, dan biaya produksi dari industri kelapa sawit.

3. Konsumen benih lebih mementingkan dan peduli terhadap mutu benih, harga jual, layanan purna jual dan pengiriman benih tepat waktu, dan perijinan (regulasi).

4. Konsumen cenderung loyal terhadap merek benih sawit tertentu karena bangga menggunakan benih bersertifikat, akan selalu mempromosikan benih bersertifikat kepada orang lain, dan cenderung tidak akan berpindah merek karena harga benih.

5. Urutan prioritas layanan dari produsen benih sawit yang perlu

segera dilakukan adalah konsumen mengharapkan kemudahan dalam membeli benih, adanya layanan purna jual, dan kemudahan perijinan dalam pembelian benih.

6. DAFTAR PUSTAKA

Aaker, D.A. 2001. Manajemen Ekuitas

Merek. Terjemahan. Mitra Utama,

Jakarta.

Direktorat Perbenihan, 1999. Pedoman

Pengawasan Peredaran dan

Pengendalian Urutan Benih

Kelapa Sawit. Departemen

Pertanian RI, Jakarta.

Engel, J.F., Blackwell R.D., & Miniard

P.W. 1994. Perilaku Konsumen.

Binarupa Aksara, Jakarta.

Gomez, K.A., Gomez A.A. 1984.

Prosedur Statistik untuk Penelitian

Pertanian (Edisi ke-2). Terjemahan

oleh E. Sjamsuddin dan J.S. Baharsjah. 2007. UI Press, Jakarta. Jacquemard JCh, Zaelani H, Dermawan

E. 2006. How the planting

material could support the

growers for more sustainable?

Kongres Nasional MAKSI-KNRT FGD, Bogor, April 2006.

KADIN. 2010. Vision 2030 and

Roadmap Food Sector

Development 2010 – 2014. Feed

the World, Towards a competitiyve and sustainable self-sufficiency and promotion of the prime commodities to become the

No Atribut Kepuasan (Y) Kepentingan (X) Y - X

1 Merek Benih 3.947 4.173 -0.227

2 Harga Benih 3.868 4.137 -0.269

3 Mutu Benih 4.316 4.760 -0.444

4 Ukuran dan Bentuk Kemasan 3.253 3.466 -0.212

5 Kemudahan Membeli Benih 3.707 4.297 -0.591

6 Pelayanan Purna Jual 3.487 4.053 -0.566

7 Ketepatan Waktu Pengiriman 3.671 4.162 -0.491

8 Kemudahan Ijin Beli Benih 3.747 4.288 -0.541

(14)

Sosial Volume 12 Nomor 1 Maret 2011 ANALISIS PERILAKU ... 127 world’s choice. Second edition,

Jakarta, January 2010

Kotler, P. 2003. Marketing Management

International. Prentice Hall, New

Jersey.

Liwang, T. 2008. Structure and Performance of Oil Palm Seed Industry in Indonesia, 1997 – 2007. Majalah InfoSawit, edisi November 2008. Hal. 26-27. Liwang T, Daryanto A, Gumbira-Sáid E,

Nuryartono N. 2009. Research and Innovations to Improve the Oil Palm Seed Production. XVI Conferencia Internacional sobre

Palma de Aceite. Cartagena de

Indias, Colombia, 22-24 September 2009.

Suharjo, B. 2004. Training of Customer

Satisfaction and Data Analysis.

MARS School of Marketing Research, Jakarta.

Sumarwan, U. 2003. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya Dalam

Pemasaran. PT. Ghalia, Jakarta.

Thurstone, L.L. 1929. Theory of Attitude

Measurement. Dalam:

Phsychological Bulletin 36:

224-241.

Vidyatmoko D, Zubair M. 2002. Daya Saing Industri Minyak Sawit

Indonesia. Pusat Pengkajian

Kebijakan Inovasi Teknologi BPPT, Jakarta.

Gambar

Gambar 1.  Perkembangan Penawaran dan Permintaan Benih Unggul Kelapa  Sawit di Indonesia pada  periode tahun 1997 – 2020
Gambar 3.  Lima Tahap Pembelian  2.3.  Loyalitas Konsumen
Tabel 3.  Perilaku Penggunaan
Tabel 5. Tingkat Kepuasan Konsumen terhadap Atribut Benih
+4

Referensi

Dokumen terkait

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut Majelis Hakim sepakat menilai rumah tangga Pemohon dan Termohon dalam keadaan telah pecah, terbukti

Penelitian ini dilaksanakan pada pokok bahasan teknik dasar passing sepak bola kaki bagian dalam dan kaki bagian luar di kelas VII B SMP Negeri 7 Singaraja, sehingga

Dengan segala kerendahan hati senantiasa penulis panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan kasih karunia- Nya, sehingga dapat

Hasil menunjukkan bahwa variabel lingkungan sekolah yaitu 51,85, variabel karakter siswa yaitu 63,38, hubungan lingkungan sekolah dengan pembentukan karakter siswa terdapat

[r]

Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang

Analisis ini memakai teori Oshima dan Hague dalam buku mereka yang berjudul Kemampuan Menulis secara Akademik ( Academic Writing Skill) untuk menentukan syarat – syarat

[r]