• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : TITUS DWI PRAKOSO D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : TITUS DWI PRAKOSO D"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PRARANCANGAN PABRIK METIL LAKTAT DARI ASAM LAKTAT DAN METANOL KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik

Oleh :

TITUS DWI PRAKOSO D500 120 008

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

(2)
(3)
(4)
(5)

PRARANCANGAN PABRIK METIL LAKTAT DARI ASAM LAKTAT DAN METANOL KAPASITAS 20.000 TON/TAHUN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA ABSTRAK

Metil laktat dengan rumus CH¬3CHOHCOOCH3 merupakan senyawa organik turunan ester yang digunakan sebagai pelarut organik (dalam pembuatan selulosa asetat, selulosa nitrat, selulosa asetopropinat, dan etil selulosa) dan senyawa kimia intermediate (digunakan dalam industri plastik, resin sintetis dan cat). Kebutuhan metil laktat di Indonesia didatangkan dari Amerika Serikat, Cina dan Taiwan. Hal ini disebabkan karena belum adanya pabrik metil laktat di Indonesia. Pabrik metil laktat dengan kapasitas 20.000 ton/tahun direncanakan akan di Bontang, Kalimantan Timur dengan luas tanah 30.000 m2 dan jumlah karyawan 172 orang. Bahan baku yang digunakan adalah asam laktat yang didatangkan dari Cina dan metanol yang didatangkan dari PT. Kaltim Metanol Industri di Kalimantan Timur.

Proses pembuatan metil laktat menggunakan proses esterifikasi dengan perbandingan mol reaktan 4:1 (metanol : asam laktat) dalam Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) selama 60 menit. Proses ini berlangsung secara irreversible, eksotermis, non-adiabatic pada suhu 100 oC dengan tekanan 2,4 atm. Kebutuhan bahan baku metanol sebesar 5.519,510 ton/tahun dan asam laktat sebesar 16.764,453 ton/tahun. Produk berupa metil laktat sebesar 20.000 ton/tahun. Pada unit utilitas dibutuhkan air 30.618,652 m3/tahun, listrik sebesar 765.162,3 kW.

Pabrik metil laktat yang didirikan memerlukan modal tetap sebesar Rp392.224.488.140,21 dan modal kerja sebesar Rp 131.602.683.941,38. Berdasarkan analisis ekonomi menunjukkan keuntungan yang diperoleh sebelum pajak Rp 116.469.144.156,74 per tahun dan sesudah pajak Rp 81.528.400.909,72 per tahun. Percent of Return On Investment (ROI) sebelum pajak sebesar 29,69 %, setelah pajak sebesar 20,79 %. Pay Out Time (POT) sebelum pajak 2,52 tahun, setelah pajak 3,25 tahun. Break Even Point (BEP) sebesar 47,2 % dan Shut Down Point (SDP) sebesar 24,18 %. Internal Rate of Return based on discounted cash flow (i) sebesar 37,8 % Berdasarkan data analisis kelayakan di atas dapat disimpulkan bahwa pabrik ini menguntungkan dan layak untuk didirikan.

Kata kunci: esterifikasi, metanol, metil laktat

ABSTRACT

Methyl lactate with formula CH¬3CHOHCOOCH3 ester derivative is an organic compound that is used as an organic solvent (in the manufacture of cellulose acetate, cellulose nitrate, cellulose asetopropinat, and ethyl cellulose) and an intermediate chemical compound (used in the plastics industry, synthetic

(6)

resins and paints). Methyl lactate needs in Indonesia are imported from the United States, China and Taiwan. This is due to the absence of methyl lactate factory in Indonesia. Factory methyl lactate with a capacity of 20,000 tons / year is planned to be in Bontang, East Kalimantan, with a land area of 30,000 m2 and the number of employees 172 people. The raw material used is a lactic acid imported from China and methanol imported from PT. Kaltim Methanol Industry in East Kalimantan.

The process of making methyl lactate using esterification process with reactant mole ratio of 4: 1 (methanol: lactic acid) in Continuous Stirred Tank Reactor (CSTR) for 60 minutes. This process takes place is irreversible, exothermic, non-adiabatic at a temperature of 100 ° C with a pressure of 2.4 atm. Methanol feedstock requirements of 5519.510 tonnes / year and lactic acid amounted 16764.453 tons / year. Methyl lactate products by 20,000 tons / year. At the unit takes water utilities 30618.652 m3 / year, amounting to 765,162.3 kW of electricity.

Factory methyl lactate were established requiring a fixed capital of Rp392.224.488.140,21 and working capital of Rp 131,602,683,941.38. Based on economic analysis showed profits before tax of Rp 116,469,144,156.74 per year and after tax of Rp 81,528,400,909.72 per year. Percent of Return On Investment (ROI) before tax amounted to 29.69%, after tax amounted to 20.79%. Pay Out Time (POT) before taxes of 2.52 years, 3.25 years after tax. Break Even Point (BEP) amounted to 47.2% and Shut Down Point (SDP) amounted to 24.18%. Internal Rate of Return based on discounted cash flow (i)of 37.8% According to the feasibility analysis above it can be concluded that the plant is profitable and feasible to set.

Keywords: esterification, methanol, methyl lactate

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan berkembangnya teknologi dan industri di Indonesia, pemerintah berupaya meningkatkan pertumbuhan industri terutama industri kimia. Kebijakan pemerintah dibidang industry yaitu didirikannya pabrik-pabrik kimia di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan terhadap negara lain dan peningkatan devisa negara. Pabrik metil laktat merupakan industri kimia bernilai tinggi.

(7)

Hingga saat ini, kebutuhan metil laktat di Indonesia masih di datangkan dari luar negeri. Hal ini disebabkan karena belum adanya pabrik metil laktat di Indonesia. Metil laktat dengan rumus molekul CH3CHOHCOOCH3 merupakan senyawa turunan ester. Dengan didirikannya pabrik metil laktat ini maka dapat memacu pendirian industri lain yang menggunakan bahan baku metil laktat terutama industri plastik, cat dan selulosa. Mengurangi impor metil laktat yang berarti akan menghemat devisa negara. Memperluas lapangan pekerjaan sehingga ikut mengatasi masalah pengangguran yang dari tahun semakin meningkat.

1.2 Kapasitas Pabrik

Kebutuhan Metil Laktat di Indonesia terus mengalami peningkatan. Berdasarkan data statistik Perdagangan Luar Negeri Indonesia, Impor-Ekspor dapat diketahui jumlah kebutuhan metil laktat. Berikut ini adalah tabel data jumlah impor metil laktat di Indonesia :

Tabel 1.1 Data Impor Metil Laktat di Indonesia. Tahun Jumlah (Ton)

2010 2296,089

2011 2452,642

2012 3159,633

2013 3363,437

Sumber : (BPS, 2015) Berikut ini adalah beberapa pabrik metil laktat yang telah berdiri di dunia:

Tabel 1.2 Pabrik Metil Laktat dan Kapasitas Produksinya

Dari pertimbangan di atas, maka dirancang pabrik metil laktat dengan kapasitas 20.000 ton/tahun.

Pabrik Lokasi Kapasitas (Ton/Tahun)

Musashino China 10.000

Qingdao Lambert Holdings China 5.000 Zhengzhou Yi Bang Industry China 30.000

(8)

1.3 Lokasi Pabrik

Letak geografis suatu pabrik mempunyai pengaruh yang besar terhadap kelangsungan operasional dan nilai ekonomis pabrik itu sendiri. Lokasi suatu pabrik pada umumnya ditetapkan atas dasar orientasi bahan baku dan orientasi pasar. Lokasi pabrik metil laktat ditetapkan di Bontang, Kalimantan Timur

1.4 Tinjauan Pustaka

Pembuatan metil laktat dalam skala industri berasal dari metanol dan asam laktat dengan proses esterifikasi. Hanya bahan baku asam laktat yang digunakan mempunyai kemurnian berbeda, yaitu dengan menggunakan asam laktat 90% dan asam laktat 44%. Dengan menggunakan asam laktat 40% perbandingan mol bahan baku antara metanol dan asam laktat adalah 8 : 1. Katalis asam sulfat yang digunakan di atas 0,5% berat umpan yang masuk reaktor dengan suhu operasi antara 60-100oC. Dengan kemurnian asam laktat 44% berarti pada awal reaksi sudah terdapat air dalam jumlah yang banyak. Hal ini menyebabkan reaksi hidrolisa yang merupakan kebalikan dari reaksi esterifikasi lebih mudah terjadi. Selain itu kandungan air cukup banyak akan melibatkan suhu reaksi lebih tinggi dan karena waktu reaksi lebih lama akan menyebabkan dekomposisi dari bahan baku. Sedangkan, apabila menggunakan asam laktat 90% yaitu asam dengan kemurnian yang tinggi, perbandingan bahan baku antara metanol dan asam laktat adalah 4 : 1, dengan penggunaan katalis asam sulfat yaitu 1% berat umpan yang masuk reaktor. Suhu reaksi antara 25-100oC. Kemurnian produk metil laktat yang didapat adalah 98% (Troupe and Kobe, 1950).

Di antara dua proses esterifikasi di atas yang dipilih adalah proses esterifikasi dengan menggunakan asam laktat 90% dengan pertimbangan sebagai berikut : a. Proses pemurniannya lebih pendek karena kemurnian bahan baku yang tinggi. b. Volume reaktor lebih kecil karena bahan yang diumpankan lebih sedikit sehingga harga alat lebih murah.

c. Tidak perlu suhu tinggi dan waktu yang lama karena kandungan air dari bahan yang cukup kecil, sehingga lebih efisien.

(9)

Kegunaan metil laktat antara lain sebagai solvent untuk nitroselulosa, selulosa asetat, selulosa acetopropionat. Metil laktat sangat cocok digunakan untuk mencuci material logam dan komposit seperti solder flux pada PCB (Printed Circuit Board). Dalam kosmetik metil laktat lebih banyak dipakai sebagai pelarut karena sifatnya yang aman dan baik bagi kulit. Pada pembuatan pernis metil laktat memberikan kontribusi berupa keberagaman campuran, aliran yang bagus dan tahan cuci. (www.musashino.com)

2. DESKRIPSI PROSES 2.1 Dasar Reaksi

Reaksi esterifikasi antara asam laktat dan metanol adalah reaksi substitusi suatu gugus radikal organik dengan ion hidrogen yang berasal dari asam. Berikut adalah reaksi yang terjadi pada pembentukan metil laktat:

CH3CHOHCOOH + CH3OH CH3CHOHCOOCH3 + H2O 2.2 Kondisi Operasi

Ditinjau dari segi kinetikanya, reaksi esterifikasi antara metanol dengan asam laktat merupakan reaksi berorde satu. Reaksi esterifikasi ini berjalan pada suhu 100 oC didalam reaktor alir tangki berpengaduk (RATB) dengan perbandingan mol 4:1 (metanol : asam laktat).

2.3 Tinjauan Termodinamika

Jika ditinjau secara termodinamika, diketahui: ∆Hof298 Metanol = -238,40 kJ/mol ∆Hof298 Asam Laktat = -527,57 kJ/mol ∆Hof298 Metil Laktat = -528,20 kJ/mol ∆Hof298 Air = -285,83 kJ/mol Reaksi:

CH3CHOHCOOH + CH3OH  CH3CHOHCOOCH3 + H2O ∆Hof298 = ∆Hof produk + ∆Hof raektan

= (∆Hof ML + ∆Hof Air) – (∆Hof AL + ∆Hof Me) = {(-528,20)+(-285,83)}-{(-527,54)+(-238,40)} = -48,06 kJ/mol

(10)

Reaksi esterifikasi antara Metanol dangan Asam adalah reaksi eksotermis, karena ∆Ho bernilai negatif.

Diketahui:

∆Go298Metanol = -430,62 kJ/mol

∆Go298Asam Laktat = -179,28 kJ/mol ∆Go298Metil Laktat = -390,38 kJ/mol

∆Go298Air = -237,13 kJ/mol

∆Go298 = ∆Goproduk - ∆Goreaktan

= {(-390,38)+(-237,13)}-{(430,62)+(-179,28)} = -17,61 kJ/mol

Pada T= 298,15 K, maka konstanta kesetimbangannya :

ln 𝐾 = ∆𝐺 𝑅𝑇 ln 𝐾 = − 17610 𝐽 𝑚𝑜𝑙 8,314 𝐽 𝑚𝑜𝑙 𝑥 298,15 𝐾 ln 𝐾 = 7,1042 𝐾 = 1217,0680

Untuk harga tetapan kesetimbangan pada T = 353,15 K

ln (𝐾 𝑘) = ∆𝐻𝑜 𝑅 ( 1 𝑇− 1 𝑇1 ) ln 𝐾 1217,0680 = − 48060 𝐽 𝑚𝑜𝑙 8,314 𝐽 𝑚𝑜𝑙.𝐾 ( 1 353,15− 1 298,15) ln ( 𝐾 1217,068) = 5780,6112 𝑥 5,22 10 −4 ln ( 𝐾 1217,068) = 3,0193 𝐾 1217,068 = 20,482 𝐾 = 2,4928 𝑥 104

Harga K jauh melebihi nilai 1, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa reaksi esterifikasi Metanol dengan Asam Laktat adalah reaksi dapat balik,

(11)

karenanya pengaruh kesetimbangan perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil reaksi yang optimal.

2.4 Langkah Proses

Proses pembuatan Metil Laktat dengan reaksi esterifikasi yang menggunakan bahan baku Metanol dan Asam Laktat dapat dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

1. Penyiapan Bahan Baku

Metanol dan Asam Laktat dari tangki penyimpanan dipompa ke tangki mixer.Produk dari mixer kemudian dipanaskan dengan heat exchangersampai suhu 100 oC, diumpankan secara kontinyu ke dalam reaktor.

2. Reaksi Esterifikasi dalam Reaktor

Reaksi esterifikasi terjadi dalam fase cair pada sebuah reaktor CSTR (Continueus Stirred Tank Reactor) yang tersusun seri dengan katalisator Asam Sulfat.Kondisi operasi reaktor dengan suhu 100 oC dan tekanan 2,4 atm. Reaksi bersifat eksotermis, untuk itu agar suhu reaksi dapat dijaga konstan maka pada reaktor dipasang koil pendingin yang dialiri air pendingin. Produk reaktor adalah Metil Laktat, Asam Sulfat, sisa reaktan dari Metanol, dan Asam laktat serta produk samping air.

3. Pemisahan dan Pemurnian Hasil

Asam Sulfat yang keluar dari reaktor dipisahkan dari produk reaktor yang lain dengan cara pemisahan berdasarkan titik didih yaitu dengan menara distilasi-1. Hasil bawah yang merupakan Asam Sulfat diumpankan kembali ke reaktor. Hal ini dimaksudkan agar Produk Metil Laktat terpisah dengan katalis Asam Sulfat. Setelah itu hasil atas menara disitiasi-1 diumpankan ke menara distilasi-2 pada suhu 83 oC dan tekanan 1,4 atm. Hasil atas menara distilasi-2 berupa Metanol, Asam Laktat, dan Air selanjutnya diumpankan ke menara distilasi-3. Hasil bawah menara distilasi-2 merupakan Produk yaitu Metil Laktat sebesar 98,2 %, Asam Laktat 1,7 %, dan Asam Sulfat sebesar 0,000081% selanjutnya di umpankan dengan pompa ke tangki produk (F-04.

(12)

Hasil atas menara distilasi-3 dialirkan ke mixer. Hasil bawah menara distilasi-3 dialirkan ke menara distilasi-4. Pada menara distilasi-4didapat hasil bawah yaitu Asam Laktat yang diumpankan kembali ke mixer, dan hasil atas merupakan Air, Metanol, dan Asam laktat disimpan dalam tangki penyimpanan.

3. SPESIFIKASI ALAT SPESIFIKASI ALAT 3.1Tangki

Kode : F-01

Tugas : Menyimpan Metanol sebagai bahan baku dengan waktu penyimpanan 14 hari

Type : Tangki silinder tegak lurus berbentuk conical Jumlah : 1

Tekanan : 1 atm Suhu : 30 oC Kapasitas : 1856,916 m3

Bahan : Carbon steelSA-285 grade C Diameter : 19,634 m Tinggi : 7,363 m Tebal shell : Course 1 : 0,06835 m Course 2 : 0,06835 m Course 3 : 0,05126 m Course 4 : 0,05126 m Tebal head : 2 ¼ in Tinggi head : 3,573 m Tinggi total : 10,936 m 3.2 Mixer Kode :M-01

Tugas : tempat berlangsungnya pencampuran antara Asam Laktat dengan Metanol.

(13)

Jumlah : 1 buah.

Bahan : Carbon Steel SA-285 Grade B Suhu : 69oC

Spesifikasi : Volume : 8,687 m3. Diameter : 2,228 m. Tinggi : 2,228 m.

Pengaduk : Jenis : marine propeller. Diameter : 87,735 in

Lebar : 4,972 in Tinggi : 29,245 in Kecepatan : 277,933 rpm Power : 25 Hp

Isolator : Tugas : mempertahankan suhu di dalam mixer. Jenis : asbestos

Tebal isolasi : 0,128 m 3.3 Reaktor

Kode : R-01

Tugas : mereaksikan Metanol dan Asam Laktat dengan katalis Asam Sulfat.

Type : Continous Stirred Tank Reactor (CSTR) Jumlah : 1 buah. Spesifikasi :  Kondisi : Suhu : 100 oC. Tekanan : 2,4 atm.  Dimensi : Diameter : 0,85 m Tinggi : 1,4 m Tebal Shell : 0,0048 m Tebal Head : 0,0048 m

 Pengaduk : Jenis : turbin ( 1 impeler) Diameter : 0,28 m

(14)

Tinggi : 0,056 m Kecepatan : 220 rpm Power : 1,5 Hp  Head : Jenis : torispherical

Tebal : 3/16 m Volume : 625,06 lt

Bahan : Stainless steel 316

Pendingin : menyerap panas reaksi untuk mempertahankan suhu reaktor 100 oC (isotermal)

Tipe : koil pendingin Media pendingin : air

Diameter : 0,061 m Jumlah putaran koil : 12 lilitan 3.4 Menara Distilasi-1

Kode :D-01

Tugas : memisahkan Asam Sulfat dari Metil Laktat, Metanol dan Asam Laktat.

Type : sieve tray Jumlah plate : 27 plate

Bahan : Stainless steel 316

 Kondisi operasi : Puncak menara : Suhu : 83,27 oC Tekanan : 1,4 atm Umpan menara : Suhu : 93,78oC

Tekanan : 2 atm Dasar menara : Suhu : 292,61oC

Tekanan : 2,2 atm  Dimensi kolom : Diameter menara : 2,2 m

Tinggi menara :10,499 m Tebal head : 0,25 in Tinggi head : 2,099 m

(15)

3.5 Menara Distilasi 2 Kode :D-02

Tugas : memisahkan Metil Laktat (produk) dari Metanol dan Asam Laktat

Type : sieve tray Jumlah plate : 18 plate

Bahan : Stainless steel 316

 Kondisi operasi : Puncak menara : Suhu : 74,72 oC Tekanan : 1,2 atm Umpan menara : Suhu : 83,28oC

Tekanan : 1,4 atm Dasar menara : Suhu : 160,90oC

Tekanan : 1,6 atm  Dimensi kolom : Diameter menara : 2,84 m

Tinggi menara : 12,587 m Tebal head : 0,25 in Tinggi head : 1,487 m

4.UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM 4.1Unit Pendukung Proses (Utilitas)

Salah satu faktor yang menunjang kelancaran suatu proses produksi di dalam pabrik adalah penyediaan utilitas. Dalam pabrik ini, utilitas yang diperlukan meliputi (Mc Cabe, 1985):

1. Unit penyediaan dan pengolahan air.

Berfungsi sebagai air pendingin, air umpan boiler, danair sanitasi. 2. Unit Pembangkit Steam

Digunakan untuk proses pemanasan di Reaktor, Reboiler, Heat Exchanger, Kristaliser.

3. Unit Penyedia Udara Tekan

Udara tekan diperlukan untuk alat kontrol pneumatik. Alat penyediaan udara tekan berupa Kompresor, Kondenser dan tangki udara.

(16)

4. Unit Pembangkit Listrik

Berfungsi sebagai tenaga penggerak untuk peralatan proses maupun untuk penerangan. Listrik diperoleh dari PLN dan generator sebagai cadangan apabila listrik PLN mengalami gangguan.

5. Unit Penyediaan Bahan Bakar

Menyediakan bahan bakar untuk Boiler dan generator. 6. Unit Pengolahan Limbah

Berfungsi untuk mengolah limbah pabrik baik yang berupa padat, cair maupun gas.

7. Unit Laboratorium

Unit laboratorium berfungsi untuk menunjang kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produk. Selain itu, mempunyai peran untuk menganalisis bahan baku, analisis proses dan analisis kualitas produk.

5. ANALISIS EKONOMI

Pabrik metil laktat dari asam laktat dan metanol ini merupakan pabrik dengan resiko rendah karena bekerja pada suhu dan tekanan rendah. Berdasarkan perhitungan analisi ekonomi diperoleh hasil sebagai berikut:

1. Modal tetap yang dibutuhkan sebesar Rp. 392.224.488.140,21 Modal kerja yang dibutuhkan sebesar Rp. 131.602.683.941,38

2. Keuntungan sebelum pajak sebesar Rp. 116.469.144.156,74 dan keuntungan sesudah pajak sebesar Rp. 81.528.400.909,72

3. Percent Return on Investment (ROI) sebelum pajak 29,69% dan sesudah pajak 20,79%. ROI untuk pabrik beresiko rendah sebelum pajak minimal 11% (Aries and Newton, 1955).

4. Pay Out Time (POT) sebelum pajak 2,52 tahun dan sesudah pajak 3,25 tahun. POT pabrik sebelum pajak maksimal 5 tahun (Aries and Newton: 1955).

5. Break Event Point (BEP) sebesar 47,2% dan Shut Down Point sebesar 24,18%. 6. Discounted Cash Flow atau DCF sebesar 37,8%.

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanty, N., 2009. “Prarancangan Pabrik Pembuatan Pabrik Phenol dari Cumene Hidroperoksida dengan Katalis Asam Sulfat dengan Kapasitas 5.000 ton/tahun”. Tugas Akhir, Departemen Teknik Kimia Universitas Sumatera Utara, Medan.

Aries, R., dan Newton, R. 1955. Chemical Engineering Cost Estimation. New York: McGraw Hill Book Company

Bangun, Darwin. 1989. Manajemen Perusahaan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Rektorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Brown, G.G. 1950. Unit Operations. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Brownell, L.E. dan Young, E.H. 1979. Process Equipment Design. New York: John Wiley and Sons, Inc.

Coulson, J.M. dan Richardson, J.F. 1983. Chemical Engineering Vol. 6. Oxford: Pergamon Press.

Faith, W.L., Keyes, D.B., dan Clark, R.L. 1957. Industrial Chemistry. London: John Wiley and Sons.

Geankoplis, C.J. 2003. Transport Processes and Unit Operations. Tokyo: Prentice-Hall Internacional.

Hendrawan. D, 2005. Kualitas Air Sungai dan Situ di DKI Jakarta. Jurnal Makara Teknologi Vol 9.

Kern, D.Q., 1950. Process Heat Transfer. New York: Mc. Graw-Hill International Book Company Inc.

Kirk, R. E., dan Othmer, D. F. 1998. Encyclopedia of Chemical Technology. New York: The Interscience Encyclopedia Inc.

Mc Cabe, Smith dan Harriot. 1993. Unit Operations of Chemical Engineering. New York: Mc Graw Hill, Inc.

Nugroho, Riant. 2014. Public Policy. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Peters, M., Timmerhause, K., dan West, R. 2003. Plant Design and Economics for

(18)

Perry, R. H., dan Green, D. W. 2008. Perry's Chemical Engineers (7th ed.). USA: McGraw Hill Companies Inc.

Ralph, A.Troupe. dan Kenneth A.Kobe. 1950. Kinetics of Methanol-Lactic Acid Reaction, Vol. 42

Rase, H.F. 1977. Chemical Reactor Design for Process Plants. Canada:Wiley Interscience.

Rustaman, N., Dirdjosoemarto, S., Yudianto, S. A., Achmad, Y., Subekti, R., Rochintaniawati, D., dan Nurjhani, M. 2003. Strategi Belajar Mengajar Biologi.Bandung : Jur. Pend. Biologi FMIPA UPI.

Smith, J.M. dan Van Ness, H.C. 1987. Introduction to Chemical Engineering Thermodynamics 4th ed. New York: Mc. Graw-Hill Book Co.

Susmit, S. Bapat., Clint, P. Aichele., dan Karen, A. High. 2014. Development of A Suistanable Process for The Production of Polymer Grade Lactic Acid. Vol. 2

Ulrich, G.D. 1984. A Guide to Chemical Engineering Process Design and Economic. New York: John Wiley and Sons, Inc.

https://id.wikipedia.org/wiki/Esterifikasi. Diakses pada tanggal 7 Agustus 2016. http://www.badanusaha.com/perseroan-terbatas-pt. Diakses pada tanggal 12

September 2016.

http://tekim.undip.ac.id/v1/wp-content/.../CEPCI_2008_2015.pdf. Diakses pada tanggal 12 September 2016.

http//:www.bps.go.id. Diakses pada tanggal 26 Februari 2015. http//:www.chemeo.com. Diakses pada tanggal 24 Mei 2015.

http://www.china-musashino.com/product_en.html. Diakses pada tanggal 24 Mei 2015.

http//:www.matche.com//equipmentcost/html. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2016.

http://www.mhhe.com/engcs/chemical/peters/data/. Diakses pada tanggal 25 Agustus 2016.

http://www.nt.ntnu.no/users/magnehi/cepci_2011_py.pdf. Diakses pada tanggal 12 September 2016.

(19)

https://www.pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound. Diakses pada tanggal 24 Mei 2015.

https://www.urbanindo.com/property/832704784-for-sale-tanah-lahan-industri-perumahan-dibontang-selatan-kaltim. Diakses pada tanggal 30 September 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam mencapai tujuan, para pemimpin dituntut melakukan terobosan-terobosanuntuk meningkatkan kinerja karyawannya, diantaranya adalah memberi dorongan kepada bawahan dengan

that is to say, at first, the postseismic deformation direction is opposite to that of coseismic deformation, then it tends to be consistent with

Mengacu pada hasil bahwa semua spektrum cahaya yang digunakan dapat digunakan dalam peningkatan pertumbuhan panjang, dengan spektrum cahaya merah dan spektrum cahaya

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut. 1) Profesionalisme berpengaruh positif terhadap tindakan whistleblowing. Seorang akuntan yang

Berdasarkan paparan data pada bagian sebelumnya, preskripsi tugas belajar yang ditemukan untuk kecakapan istima’ dengan menggunakan teknik drill melalui multimedia

Secara umum Laporan Akhir ini memuat rencana kerja yang meliputi; Pendahuluan, Arahan Perencanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya, Arahan Perencanaan Pembangunan

Jadi, berdasarkan uraian dan pemaparan fenomena yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pengaruh budaya organisasi dan

Kesimpulan pengertian judul : asrama mahasiswa ITI adalah dengan menggunakan system Bersubsidi sebagian dengan pengelolaan dilakukan oleh YPTI untuk