• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang, untuk itu pembangunan kesehatan hendaknya dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.

Upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan perlu pengembangan kinerja surveilans, teknologi laboratorium dan analisis dampak kesehatan lingkungan yang diarahkan untuk melakukan pemantauan wilayah setempat kewaspadaan dini dan upaya penanggulangan antara lain melalui teknologi tepat guna serta pengendalian faktor resikonya. Upaya pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan yang intensif masih sangat diperlukan, mengingat masalah kesehatan cenderung semakin komplek disertai munculnya tantangan baru berupa perubahan gaya hidup yang tidak sehat, meningkatnya faktor resiko penyakit dan tuntutan untuk mewujudkan millenium development goals dan Sustainable Development Goals.

Kecenderungan perubahan lingkungan yang dihadapi di wilayah kerja saat ini adalah transisi lingkungan yang ditandai dengan adanya bencana alam dan perubahan iklim dan industrialisasi, perubahan gaya hidup yang cenderung menjadi tidak sehat, kondisi kesehatan lingkungan dimana masih ditemukan terbatasnya akses masyarakat akan air bersih dan sanitasi lingkungan yang belum memenuhi syarat.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi BTKLPP Kelas I Manado atas penggunaan anggaran. Laporan kinerja BTKLPP Kelas I Manado tahun 2015 berdasarkan PERMEN PAN dan RB No. 53 tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, Dan Tatacara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pada tahun 2015 laporan kinerja BTKLPP Kelas I

(2)

2 Manado berdasarkan realisasi fisik indicator kinerja capaiannya mencapai 100% dan realisasi anggaran capaiannya mencapai 82,2%.

B. Tujuan

Tujuan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja BTKLPP Kelas I Manado sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) dibawah Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan selaku pejabat Eselon I Kementerian Kesehatan, yaitu:

1. Memberikan informasi kinerja yang terukur atas kinerja yang telah dicapai.

2. Sebagai upaya perbaikan berkesinambungan BTKLPP Kelas I Manado dalam meningkatkan kinerja.

C. Tugas Pokok dan Fungsi

Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado merupakan Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan yang berada dan bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal PP & PL ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 266/Menkes/SK/III/2004 tentang Kriteria Klasifikasi Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular, dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 267/Menkes/SK/III/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja UPT Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penyakit Menular yang telah direvisi menjadi Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor: 2349/MENKES/PER/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis di Bidang Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit.

BTKLPP Kelas I Manado mempunyai tugas melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan, pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan kejadian luar

(3)

3 biasa (KLB) di bidang pemberantasan penyakit menular dan kesehatan lingkungan serta kesehatan matra.

Untuk melaksanakan Tugas tersebut diatas BTKLPP Kelas I Manado menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :

1. Pelaksanaan surveilans epidemiolog

2. Pelaksanaan analisis dampak kesehatan lingkungan (ADKL) 3. Pelaksanaan laboratorium rujukan

4. Pelaksanaan pengembangan model dan teknologi tepat guna 5. Pelaksanaan uji kendali mutu dan kalibrasi

6. Pelaksanaan kajian dan respon cepat, kewaspadaan dini penanggulangan KLB/wabah dan bencana

7. Pelaksanaan Surveilans faktor rIsiko Penyakit Tidak Menular 8. Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan

9. Pelaksanaan Kajian dan pengembangan teknologi Pengendalian Penyakit, kesehatan lingkungan dan kesehatan matra

10. Pelaksanaan Ketatausahaan dan kerumahtanggaan BTKLPP Kelas I Manado.

Dalam pelaksanaan tugas dan fungsi tersebut diatas BTKLPP Kelas I Manado didukung oleh instalasi-instalasi, seperti: Pelayanan Teknis; Laboratorium Kimia; Laboratorium Biologi Lingkungan; Laboratorium Kimia udara;Laboratorium Media dan Reagensia; Laboratorium Pemeliharaan Alat Mutu dan Kalibrasi; Teknologi Tepat Guna; Pengendalian Penyakit Tidak Menular.

D. Struktur Organisasi

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:

2349/Menkes/Per/XI/2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit Struktur Organisasi BTKLPP Kelas I Manado sebagai berikut :

(4)

4 Gambar 1.1 Struktur Organisasi BTKLPP Kelas I Manado

E. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia yang ditingkatkan pengetahuan dan ketrampilan ditujukan sebagai bentuk solusi untuk mengatasi masalah di internal BTKLPP Kelas I Manado baik di program maupun laboratorium. Pada tahun 2015, Sumber Daya Manusia yang Ditingkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan ditargetkan 50 orang, dan realisasinya berjumlah 93 orang. Potensi sumber daya manusia dalam menunjang satuan kerja mencapai target yang telah ditetapkan dalam penetapan kinerja. BTKLPP Kelas I Manado saat ini memiliki 57 pegawai dan 11 tenaga honor yang dapat di klasifikasikan sebagai berikut :

K E PA LA

Ahmad Rizal, SKM, M.Epid

SUB. BAG. TATA USAHA Oktovianus Kambu, SKM

KASIE. PTL Johana Liuw, SSi

KASIE SURVEILANS EPIDEMIOLOGI Sarman, SPd, MKes

KASIE ADKL Abdul Azis hunta, SKM, MSi

KELOMPOK

(5)

5 Grafik 1.1 Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut

Pendidikan Tahun 2015

Berdasarkan grafik 1.1 menunjukkan bahwa pegawai dengan tingkat pendidikannya S-1 masih mendominasi dalam penyebaran SDM yang ada dengan jumlah 27 orang dengan latar pendidikan yang terdiri dari Teknik Sipil Lingkungan (1 orang), Kesehatan Masyarakat Kesehatan Lingkungan (4 orang), Kesehatan Masyarakat Pendidikan, Kesehatan & Perilaku (1 orang), Kesehatan Masyarakat Administrasi & Kebijakan Kesehatan (3 orang), Kesehatan Masyarakat Keselamatan & Kesehatan Kerja (1 orang), Kesehatan Masyarakat Epidemiologi (7 orang), MIPA Kimia (6 orang), Teknik Elektro (1 orang), Biologi (2 orang). Untuk pegawai yang tingkat pendidikan D-IV latar pendidikannya terdiri dari Kesehatan Lingkungan (10 orang), sementara pegawai yang tingkat pendidikan D-III terdiri dari Kesehatan Lingkungan, Administrasi, Farmasi, Kimia Analis, Manajemen, Manajemen Informatika. Sedangkan tingkat pendidikan SMA dan sederajat berjumlah 2 orang, sementara untuk tingkat pendidikan S-2 terdiri dari pendidikan Epidemiolog dan Kesehatan Lingkungan.

0 5 10 15 20 25 30

S2 S1 DIV DIII SLTA

5 27 9 14 2 S2 S1 DIV DIII SLTA

(6)

6 Grafik 1.2. Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut

Jabatan Tahun 2015

Berdasarkan grafik 1.2 menunjukkan bahwa Jabatan Fungsional Umum (JFU) di BTKLPP Kelas I Manado relatif lebih banyak dibanding dengan Jabatan Fungsional Tertentu (JFT). Dari 58% jumlah pegawai yang menduduki Jabatan fungsional umum tersebut terbagi dalam 18 jabatan yaitu Penata Laporan Keuangan berjumlah 2 orang, Perencana Pertama berjumlah 1 orang, Bendahara berjumlah 1 orang, Pengelola BMN berjumlah 1 orang, Penyusun Laporan berjumlah 2 orang, Pengadministrasi Umum berjumlah 1 orang, Analis Kepegawaian Pelaksana berjumlah 1 orang, Sanitarian berjumlah 9 orang, Teknis/Administrasi Lainnya berjumlah 1 orang, Sanitarian pertama berjumlah 1 orang, Sanitarian Pemula berjumlah 3 orang, Sanitarian Pelaksana Lanjutan berjumlah 1 orang, Epidemiolog berjumlah 6 orang, Epidemiolog Kesehatan Pertama berjumlah 3 orang, Pranata Lab. Kesehatan berjumlah 2 orang, Penata Lab. Kesehatan Pertama berjumlah 2 orang, Pranata Lab. Kesehatan Pemula berjumlah 5 orang dan Pranata Lab. Kesehatan Pelaksana berjumlah 2 orang. Sedangkan 33% jumlah pegawai yang menduduki jabatan fungsional tertentu terbagi dalam 6 jabatan yaitu Sanitarian Muda berjumlah 1 orang, Sanitarian Pertama berjumlah 1 orang, Pranata Lab. Kesehatan Penyelia berjumlah 1 orang, Pranata Lab. Kesehatan Muda berjumlah 2

Jab. Struktural 9% JFT 33%

(7)

7 orang, Pranata Lab. Kesehatan Pertama berjumlah 1 orang dan Pranata Lab. Kesehatan Pelaksana Lanjutan berjumlah 2 orang.

Grafik 1.3. Distribusi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Status Pegawai Tahun 2015

Berdasarkan grafik 1.3 menujukkan bahwa jumlah pegawai BTKLPP Kelas I Manado dengan status PNS berjumlah 64%; status CPNS berjumlah 19%; dan status honorer berjumlah 17%.

Grafik 1.4. Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Golongan Tahun 2015 PNS 64% CPNS 19% Honorer 17% 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

IV/b III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/a 1 8 7 6 20 4 10 1 IV/b III/d III/c III/b III/a II/d II/c II/a

(8)

8 Berdasarkan grafik 1.4, menunjukkan bahwa mayoritas pegawai pada BTKLPP Kelas I Manado di dominasi golongan IIIa dengan jumlah 11 orang dan terendah adalah golongan IVb dan IIa dengan jumlah 1 orang.

F. PERMASALAHAN UTAMA (Issued Strategis)

Pada tahun anggaran 2015, BTKLPP Kelas I Manado telah melaksanakan berbagai upaya dan program inovatif dengan strategi pencapaian tujuan dan sasaran namun disadari jangkauan program dan pelayanan masih belum optimal karena berbagai permasalahan, yaitu sebagai berikut: 1. Koordinasi Lintas Sektor dan Program Belum Optimal

Koordinasi dengan lintas sektor terkait belum optimal terutama dengan daerah di wilayah kerja BTKLPP Kelas I Manado yang meliputi 3 provinsi (Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo dan Maluku Utara), yaitu:

a. Belum maksimalnya kerjasama/sharing sumber daya baik data, anggaran, sarana/prasarana pendukung untuk pengendalian faktor risiko dan penyakit di wilayah layanan BTKLPP Kelas I Manado. b. Belum maksimalnya advokasi di pemerintah daerah karena terdapat

tumpang tindih dan wewenang serta egosentris antara lintas sector dan lintas program.

2. Tenaga (Sumber Daya Manusia)

Adanya peningkatan kualitas dan kuantitas SDM karena masih kurang optimal pelayanan baik di program maupun di pelayanan teknis (laboratorium), yaitu sebagai berikut:

a. Peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga entomologi karena belum ada tenaga fungsional entomologi. Hal ini diperlukan karena penyakit yang berpotensial KLB yang ditularkan oleh vector cukup signifikan di beberapa Kab/Kota wilayah layanan BTKLPP Kelas I Manado, dan b. Peningkatan kuantitas tenaga laboratorium. Hal ini diperlukan

karena meningkatnya penerimaan sampel dari tahun ke tahun dan meningkatnya permintaan pemeriksaan untuk beberapa parameter di Laboratorium BTKLPP Kelas I Manado.

(9)

9 3. Efisiensi Anggaran

Efisiensi anggaran pada hakikatnya ditujukan untuk menekan pengeluaran anggaran/pembiayaan negara hingga mendekati angka realisasinya namun tetap mengoptimalkan pencapaian tujuan. Pada tahun 2015 BTKLPP Kelas I Manado berdasarkan surat nomor: PR.02.03/D.1/I.1/985/2015 tanggal 18 Agustus 2015 tentang penetapan revisi DIPA efisiensi, refocusing dan penghapusan catatan halaman 4 (blokir) terjadi perubahan dalam anggaran dan kegiatan sehingga untuk menyesuaikan efisiensi anggaran maka terjadi perubahan penetapan kinerja baik target fisik maupun target anggaran di tahun 2015 BTKLPP Kelas I Manado.

(10)

10

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Sebagai pedoman dalam perencanaan kinerja maka Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado merujuk pada Rencana Aksi Program Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP & PL) Kementerian Kesehatan Tahun 2015 s/d 2019 yang dijabarkan dalam Rencana Aksi Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan Tahun 2015 s/d 2019. Menjawab tantangan Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Tahun 2015, maka dari rencana pelaksanaan program Dirjen PP & PL Kementerian Kesehatan RI Tahun 2015 – 2019, dalam perjanjian kinerja BTKLPP Kelas I Manado tahun anggaran 2015. Perjanjian kinerja merupakan suatu janji kinerja yang akan diwujudkan oleh penerima amanah kepada atasan langsungnya. Perjanjian kinerja yang diformulasikan dalam penetapan kinerja merupakan pernyataan komitmen yang merepresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan terukur dalam rentang waktu satu tahun. Penetapan kinerja disepakati antara pengemban tugas dengan atasannya (performance agreement). Penetapan kinerja juga merupakan ikhtisar rencana kinerja tahunan, yang telah disesuaikan dengan ketersediaan anggarannya, yaitu setelah proses anggaran selesai. Indikator yang termuat dalam penetapan kinerja BTKLPP Kelas I Manado tahun 2015 merujuk pada Rencana Aksi Program Pengendalian Penyakit dan Peyehatan Lingkungan Tahun yang dijabarkan dalam Rencana Aksi kegiatan BTKLPP Kelas I Manado tahun 2015 – 2019.

(11)

11 Tabel 2.1 Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun

2015 (Belum Revisi/Target Awal)

Jumlah Anggaran Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado Tahun Anggaran 2015 Sebesar Rp. 11.810.535.000,-

Berdasarkan table 2.1 Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 (Belum revisi/target awal), dapat dilihat bahwa indicator kinerja yang akan dicapai di tahun 2015 berjumlah 25 indikator.

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Awal

1. Pembinaan Surveilans, Imunisasi, Karantina dan Kesehatan Matra

Persentase Investigasi dan Penanggulangan KLB 13 kejadian Persentase Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB

Penyakit 11 Dokumen

Persentase Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi

Matra 26 Lokasi

2. Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

Persentase Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber

Penular dan Efektivitas Intervensi DBD 8 Dokumen Persentase Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber

Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja 2 Laporan Persentase Pelaksanaan Kegiatan

Surveilans/Pengendalian Vektor 10 Laporan Persentase Kajian Faktor Resiko Kecacingan 1 Kab/kota Persentase Kajian Pengendalian Penyakit Bersumber

Binatang 4 Dokumen

3 Pengendalian Penyakit Menular Langsung Persentase Laporan Pengendalian Kasus TB 2 Laporan

4. Pengendalian penyakit Tidak Menular

Persentase Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus

5 Kab/Kota Persentase Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan

oleh Kab/Kota. 7 Kab/Kota

5. Penyehatan Lingkungan

Jumlah Lokasi Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor

Risiko Kesehatan Dalam Rangka Penyehatan Kawasan 16 Lokasi Jumlah Design/Model Teknologi Tepat Guna 3 TTG Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor

Risiko Kesehatan pada Tempat-tempat Umum 6 Kab/Kota Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL 6 Lokasi Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL

pada Tempat Pengolahan Makanan 3 Kab/Kota

6.

Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Dokumen perencanaan dan anggaran 3 dokumen Dokumen data dan informasi 3 dokumen Dokumen evaluasi dan pelaporan 1 dokumen

Laporan keuangan 5 laporan

Target dan pagu PNBP 1 dokumen

Laporan asset negara (BMN) 1 dokumen Layanan administrasi kepegawaian 1 dokumen UPT vertical yang ditingkatkan sarana dan prasarananya pelaksana 1 unit

teknis Akuntabilitas kinerja pemerintah 2 dokumen

(12)

12 Tabel 2.2. Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun

2015 (Revisi)

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Anggaran (Rp.)

1.

Menurunkan Angka Kesakitan Akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi, Peningkatan Surveilans, Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra

Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan

Dini KLB Penyakit 24 Kali

431.350.000 Jumlah Lokasi yang Melaksanakan

Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra 21 Lokasi 2. Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang

Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit

Malaria 3 Kajian

749.605.000 Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor

Risiko Sumber Penular dan Efektivitas

Intervensi DBD 5 Kajian

Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah

Kerja 1 Kali

Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan 1 Kajian Jumlah Pelaksanaan Kegiatan

Surveilans/Pengendalian Vektor 8 Kali 3

Menurunnya Angka Kesakitan Dan Kematian Akibat Penyakit Menular Langsung

Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB 2 Laporan 87.425.000

4.

Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular; Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus

4 Kab/Kota

266.920.000 Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang

Dilakukan oleh Kab/Kota. Kab/Kota 5

5.

Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan

Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu

16 Kab/Kota

4.126.348.000 Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan

Surveilans/Kajian Faktor Risiko

Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum

6 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan

Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan

3 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan

Surveilans/Kajian Faktor Risiko

Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air

8 Kab/Kota Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian

ADKL/ARKL 6 Lokasi

Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan

Lingkungan 19 Kali

Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang

ADKL Tenaga 34

Jumlah Model Penerapan Teknologi

(13)

13 6.

Meningkatnya Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA

16 Kali

5.473465.000 Jumlah Sarana/Prasarana yang

Mendukung Program PP-PL untuk

Memenuhi Standar 1 Paket

Jumlah Anggaran Kegiatan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP) Kelas I Manado Tahun Anggaran 2015 Sebesar Rp. 11.135.113.000,- Berdasarkan table 2.2 Target Perjanjian Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015, dapat dilihat bahwa indicator kinerja yang akan dicapai di tahun 2015 berjumlah 20 indikator.

Dalam rangka pencapaian sasaran BTKLPP Kelas I Manado, maka disusun strategi sebagai berikut:

1. Memberikan masukan-masukan teknis terhadap penguatan aspek legal mengenai program penyehatan lingkungan.

2. Mengembangkan sosialisasi dan advokasi program terhadap pengambilan keputusan yang berpihak pada pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan.

3. Melaksanakan intensifikasi, akselerasi, ekstensifikasi, dan inovasi program melalui penyediaan alat laboratorium dan bahan reagennya serta pengembangan Teknologi Tepat Guna sebagai bentuk solusi untuk mengatasi masalah sanitasi khususnya dalam hal penyediaan air bersih.

4. Mengembangkan sumberdaya manusia melalui kegiatan pelatihan-pelatihan.

5. Memperkuat jejaring kerja, kemitraan dengan Instansi terkait secara lintas program maupun lintas sektor.

6. Memperkuat surveilans epidemiologi dan aplikasi teknologi informasi serta memperkuat jaringan website.

7. Mengoptimalkan sumber daya seperti laboratorium pengujian specimen lingkungan, mengembangkan ruang lingkup akreditasi laboratorium penguji berdasarkan ISO 17025.

(14)

14

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pengukuran kinerja dilakukan untuk mengetahui sejauh mana realisasi ataucapaian kinerja yang diperoleh oleh BTKLPP Kelas I Manado dalam kurun waktu Januari sampai dengan Desember 2015. Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan realisasi capaian dengan rencana capaian (target) pada setiap indikator.

Dengan demikian dapat dinilai kesesuaian antara rencana dan arahan serta target dengan realisasi program/kegiatan. Berdasarkan hasil penilaian ini, selanjutnya akan diperoleh gambaran tingkat pencapaian pada masing-masing indikator. BTKLPP Kelas 1 Manado mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu melaksanakan surveilans epidemiologi, kajian dan penapisan teknologi, laboratorium rujukan, uji kendali mutu, kalibrasi, pendidikan dan pelatihan. Pengembangan model dan teknologi tepat guna, kewaspadaan dini dan penanggulangan KLB di bidang penyakit menular dan kesehatan lingkungan dan kesehatan matra.

Dalam penyelenggaraan pokok-pokok kegiatan sebagaimana diuraikan di atas, memberikan hasil yang efektif dan efisien disusun indikator kinerja yang mencerminkan keluaran (output), yaitu:

1. Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit 2. Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko

pada Kondisi Matra

3. Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria

4. Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD

5. Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja

6. Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan

(15)

15 8. Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB

9. Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus

10. Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang Dilakukan oleh Kab/Kota. 11. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/Kajian Faktor Risiko

Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu.

12. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum

13. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan

14. Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air

15. Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian ADKL/ARKL

16. Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan

17. Jumlah Tenaga Teknis Terlatih Bidang ADKL 18. Jumlah Model Penerapan Teknologi Tepat Guna

19. Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA

20. Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk Memenuhi Standar

Untuk mendukung pencapaian program telah ditetapkan pokok-pokok kegiatan sebagai berikut:

1. Kegiatan Surveilans Epidemiologi

a. Surveilans Faktor Risiko pada Kondisi Matra

b. SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran/Natal/Tahun Baru c. Sistem Kewapadaan Dini KLB

(16)

16 e. Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah-Rapid Health

Assesment/Response.

f. Survei Faktor Risiko Kecacingan di Propinsi Sulawesi Utara g. Kajian Faktor Risiko Malaria di Propinsi Sulawesi Utara (Sangihe) h. Efikasi Kelambu Berinsektisida di Kabupaten Sangihe

i. Monitoring Resistensi Nyamuk Anopheles terhadap Insektisida di Propinsi Maluku Utara

j. Survei ABJ Propinsi Sulawesi Utara

k. Fasilitasi Tenkis Bidang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang

l. Survei Faktor Risiko Leptospirosis

m. Pengendalian Vektor dan Kajian Faktor Risiko DBD n. Mapping Vektor

o. Uji Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti terhadap Insektisida p. Survei Faktor Risiko Kejadian TB

q. Deteksi Dini Faktor Risiko PJPD dan DM r. Fasilitasi Teknis Kegiatan PTM

s. Deteksi Alkohol dalam Darah Pengemudi Kendaraan Bermotor t. Mapping Vektor DBD dan Kajian Faktor Resiko DBD

2. Kegiatan Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

a. Pemantauan Kualitas Udara dan Dampak Kesehatan perubahan iklim

b. Pengawasan/Pemetaan FRKL Air PDAM, DAMIU

c. Cakupan Tempat-Tempat Umum (Sarana Pelayaanan Kesehatan, Pasar, dan Daerah Industri) dalam pengelolaan limbah Yang Memenuhi Syarat Kesehatan

d. Penerapan TTG untuk pengolahan limbah

(17)

17 3. Kegiatan Pengembangan Teknologi Laboratorium

a. Pemeriksaan Laboratorium dan Lingkungan untuk penyakit berpotensi wabah, penyakit menular/tidak menular prioritas dan faktor resiko lingkungannya

b. Uji Kendali Mutu dan Kalibrasi

4. Kegiatan Ketatausahaan

a. Perencanaan dan Informasi

b. Jejaring (desiminasi informasi dan SKD, penanggulangan KLB serta kejadian bencana)

c. Pengolahan Keuangan dan BMN d. Kepegawaian dan Umum

BTKLPP Kelas I Manado selaku instansi pemerintah dapat mengukur keberhasilan pencapaian sasaran program/kegiatan yang telah berjalan dengan pelaporan kinerja ini. Jika hasil pengukuran menunjukkan bahwa BTKLPP Kelas I Manado telah memenuhi target yang telah ditetapkan di awal tahun, maka hal ini akan menjadi sumber motivasi tersendiri bagi pimpinan dan seluruh staf untuk terus meningkatkan kinerja. Sementara jika hasil pengukuran masih belum memuaskan karena belum mampu memenuhi target, maka hal ini dapat dijadikan bahan masukan untuk perbaikan di tahun depan. Hal ini juga yang mendasari kebijakan pimpinan BTKLPP Kelas I Manado untuk menentukan program/kegiatan yang perlu diperbaiki dan dikembangkan.

Rencana Aksi Kegiatan BTKLPP Kelas I Manado 2015 – 2019 dinyatakan bahwa dalam rangka mencapai sasaran BTKLPP Kelas I Manado, maka ditetapkan 20 (Dua Puluh) indikator kinerja. Berdasarkan hasil pengukuran capaian pada setiap indikator, maka dapat dianalisis tingkat kinerja yang telah dicapai. Hasil pengukuran tingkat capaian terhadap dua puluh indikator disajikan pada tabel berikut ini.

(18)

18 Table 3.1.Target dan Realisasi Kinerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun

2015

No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Realisasi

1.

Menurunkan Angka Kesakitan Akibat Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi, Peningkatan Surveilans, Karantina Kesehatan dan Kesehatan Matra

Jumlah Penguatan Sistem

Kewaspadaan Dini KLB Penyakit 24 Kali 25 Kali Jumlah Lokasi yang

Melaksanakan Pengendalian

Faktor Risiko pada Kondisi Matra 21 Lokasi 22 Lokasi

2. Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Bersumber Binatang

Jumlah Kajian Pengendalian

Penyakit Malaria 3 Kajian 3 Kajian

Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan

Efektivitas Intervensi DBD 5 Kajian 5 Kajian Jumlah Pengamatan Faktor Risiko

dan Sumber Penular

Leptospirosis di Wilayah Kerja 1 Kali 1 Kali Jumlah Kajian Faktor Risiko

Kecacingan 1 Kajian 1 Kajian

Jumlah Pelaksanaan Kegiatan

Surveilans/Pengendalian Vektor 8 Kali 8 Kali 3

Menurunnya Angka Kesakitan Dan Kematian Akibat Penyakit Menular Langsung

Jumlah Laporan Pengendalian

Kasus TB Laporan 2 2 Laporan

4.

Menurunnya Angka Kesakitan dan Kematian Akibat Penyakit Tidak Menular; Meningkatnya Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Tidak Menular

Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok Masyarakat Khusus

4

Kab/Kota 4 Kab/Kota Jumlah Pengendalian Kecelakaan

yang Dilakukan oleh Kab/Kota. Kab/Kota 5 Kab/Kota 5

5.

Meningkatnya Penyehatan dan Pengawasan Kualitas Lingkungan

Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan yang Melaksanakan Penyehatan Kawasan dalam Keadaan Tertentu

16

Kab/Kota Kab/Kota 16 Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan

Surveilans/Kajian Faktor Risiko Kesehatan pada Tempat-Tempat Umum

6

Kab/Kota 6 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan

Surveilans/Kajian FRKL pada Tempat Pengolahan Makanan

3

Kab/Kota 3 Kab/Kota Jumlah Kab/Kota Pelaksanaan

Surveilans/Kajian Faktor Risiko Lingkungan dalam Rangka Pengawasan Kualitas Air

8

Kab/Kota 8 Kab/Kota Jumlah Lokasi Pelaksanaan Kajian

(19)

19

Jumlah Advokasi atau Jejaring Kemitraan Surveilans Faktor

Risiko Kesehatan Lingkungan 19 Kali 19 Kali Jumlah Tenaga Teknis Terlatih

Bidang ADKL Tenaga 34 34 Tenaga

Jumlah Model Penerapan

Teknologi Tepat Guna 3 Unit 3 Unit

6.

Meningkatnya Dukungan Manajemen dan

Pelaksanaan Tugas Teknis lainnya pada Program Pengendalian Penyakit dan

Penyehatan Lingkungan

Jumlah Kegiatan Dukungan Manajemen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan yang Mendukung Perolehan SAKIP dengan Hasil Minimal AA

16 Kali 16 Kali

Jumlah Sarana/Prasarana yang Mendukung Program PP-PL untuk

Memenuhi Standar 1 Paket 1 Paket

Analisis capaian kinerja BTKLPP Kelas I Manado dengan indicator kinerja berjumlah 20 indikator, yaitu sebagai berikut:

1. Indikator Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit a. Definisi Operasional

Jumlah kegiatan SKD KLB, Fasilitasi Teknis Penguatan Kewaspadaan Dini KLB Penyakit dan Penyelidikan Epidemiologi KLB/Wabah-Rapid Health Assesment/Response.

b. Rumus/Cara menghitung

Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015

c. Capaian Indikator

1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015

Tabel 3.2. Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit

Indikator Kinerja Target Realisasi

Jlh %

Jumlah Penguatan Sistem

(20)

20 Berdasarkan tabel 3.2 menunjukkan jumlah penguatan system kewaspadaan dini KLB penyakit terealisasi 104%. Adapun kegiatan Jumlah Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit, yaitu: a) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB DBD di

Kota Manado.

b) Rapid Health Assesment (RHA) - Rapid Respon (RR) Kejadian Gempa Bumi di Kabupaten Halmahera Barat, provinsi Maluku Utara.

c) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB DBD di Kabupaten Minahasa.

d) Melaksanakan Rapid Health Assesment Bencana Banjir di Kabupaten Minahasa Utara.

e) Melaksanakan Rapid Health Assesment Bencana Banjir di Kota Bitung.

f) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB DBD di Kabupaten Minahasa Selatan.

g) Melaksanakan Rapid Health Assesment Bencana Letusan Gunung Api Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara.

h) Melaksanakan Penyelidikan Epidemiologi (PE) KLB Suspek Campak di Kabupaten Minahasa Tenggara.

i) Melaksanakan Surveilans Penyakit Potensial KLB di Kota Bitung.

j) Melaksanakan Surveilans Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur.

k) Melaksanakan Surveilans Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Minahasa Utara.

l) Penyelidikan Epidemiologi Suspect Campak di Kabupaten Minahasa Selatan.

m) Penyelidikan Epidemiologi Suspect Dermatitis di Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

n) Melaksanakan SKD Penyakit Potensial KLB di Kota Tomohon. o) Melaksanakan SKD KLB di Kabupaten Halmahera Utara.

(21)

21 p) Melaksanakan SKD KLB dalam rangka bulan bakti gotong royong masyarakat ke 12 dan hari kesatuan gerak PKK ke – 43 di Kabupaten Minahasa Utara sebanyak 2 kali.

q) Melaksanakan Kegiatan SKD Penyakit Potensial KLB di Minahasa Tenggara.

r) Melaksanakan SKD Penyakit Potensial KLB dalam Rangka Festival Boalemo sebanyak 2 kali.

s) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB di Provinsi Gorontalo.

t) Melaksanakan SKD Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Bolaang Mongondow.

u) Melaksanakan Fasilitasi Teknis Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB di Kota Tomohon.

v) Melaksanakan Fasilitasi Teknis Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Minahasa Selatan.

w) Melaksanakan Fasilitasi Teknis Penguatan Kewaspadaan Dini Penyakit Potensial KLB di Kabupaten Minahasa.

2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2015

Kegiatan Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit merupakan indikator baru pada tahun 2015. Realisasi pelaksanaan kegiatan tercapai 104%. Untuk melihat perbandingan realisasi kinerja kegiatan Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit tahun 2015 dengan tahun sebelumnya tidak bisa karena adanya perubahan indikator kinerja dimana Tahun 2014 kegiatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit tercantum di dalam indikator Penanggulangan KLB < 24 jam bersama dengan Investigasi dan Penanggulangan KLB sehingga realisasinya telah diakumulasikan ke dalam satu indikator tersebut. Tahun 2015, sesuai dengan pedoman/petujunjuk perencanaan 2015, kegiatan – kegiatan ini telah berbeda output.

(22)

22 3) Analisis Penyebab Keberhasilan

Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain:

a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program

b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan

c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi

e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado

4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya dalam menunjang program Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Realisasi anggaran kegiatan Penguatan Sistem Kewaspadaan Dini KLB Penyakit sebesar 78,07%, maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 52.890.400,- (21,93%).

Tabel 3.3. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi jumlah penguatan system kewaspadaan dini KLB penyakit INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) % Jumlah penguatan sistem kewaspadaan dini KLB penyakit 250.000.000,- 241.250.000,- 188.359.600,- 78,07

(23)

23 2. Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada

Kondisi Matra

a. Definisi Operasional

Jumlah Lokasi yang dilaksanakan surveilans faktor risiko pada kesehatan Matra dan SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran/Natal/Tahun Baru di Wilayah Layanan.

b. Rumus/Cara menghitung

Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015

c. Capaian Indikator

1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015

Tabel 3.4. Jumlah Lokasi yang Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra

Indikator Kinerja Target Realisasi

Jlh %

Jumlah Lokasi yang

Melaksanakan Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra

21 22 104,8

Berdasarkan tabel 3.4 menunjukkan bahwa target 21 lokasi dengan realisasi 22 lokasi, sehingga capaian persentase pengendalian faktor risiko pada kondisi matra terealisasi 104,8%. Indikator kegiatan ini telah melebihi target yang telah ditetapkan. Hal ini disebabkan oleh kegiatan refocusing sehingga terjadi perubahan target dari 26 lokasi menjadi 21 lokasi.

Adapun kegiatan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra, yaitu:

a) Melaksanakan SKD dengan melakukan Pemeriksaan Sanitasi dan Higiene Beberapa TPM Dalam Rangka Kedatangan Duta Besar Amerika Serikat di Kota Manado

(24)

24 b) Melaksanakan SKD KLB Situasi Khusus Dalam Rangka Kedatangan Menteri Kesehatan dan Rakerkesda Provinsi Sulawesi Utara di Kabupaten Minahasa Utara dan Kota Manado c) Melaksanakan Melakukan Surveilans faktor resiko kesehatan

pada kondisis matra bencana letusan Gunung Karangetang d) Melaksanakan SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran di Jalur

Trans Sulawesi (Kab. Minahasa Selatan, Kab. Bolaang Mongondow dan Kab. Bolaang Mongondow Utara) sebanyak 2 kali

e) Melaksanakan SKD Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran di Terminal Malalayang di Kota Manado

f) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Letusan Gunung Gamalama di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara

g) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko pada Kondisi Matra Bencana Letusan Gunung Lokon di Kota Tomohon

h) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kondisi Matra dalam Rangka Festival Boalemo

i) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kondisi Matra Kebakaran Hutan di sekitar Gunung Lokon

j) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan Matra Kejadian Kabut Asap di Kota Manado sebanyak 2 kali

k) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Kesehatan pada Kondisi Matra dalam Kegiatan Off Road di Kabupaten Minahasa Tenggara

l) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Bencana Gempa Bumi di Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara

m)Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Jalur Trans Sulawesi (Kabupaten Bolaang Mongondow Utara), Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 2 kali

(25)

25 n) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB Dalam Rangka Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Jalur Trans Sulawesi (Kabupaten Minahasa Selatan – Kabupaten Bolaang Mongondow), Provinsi Sulawesi Utara sebanyak 2 kali

o) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB Dalam Rangka Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara 2 kali p) Melaksanakan Surveilans Faktor Risiko Pada Kondisi Matra Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara

q) Melaksanakan Sistem Kewaspadaan Dini Penyakit-Penyakit Potensial KLB Dalam Rangka Situasi Khusus Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Provinsi Gorontalo

2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015

Kegiatan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra merupakan indikator baru pada rambu perencanaan tahun 2015 sehingga belum ada perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya. Persentase realisasi indikator ini mencapai 104,8%.

3) Analisis Penyebab Keberhasilan

Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain:

a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program

b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan

c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi

(26)

26 e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado

4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya dalam menunjang program

pengendalian faktor risiko pada kondisi matra berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Realisasi anggaran kegiatan pengendalian faktor risiko pada kondisi matra sebesar 92,97%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal sebesar Rp. 200.000.000,- mengalami refocusing menjadi Rp. 190.100.000,- dengan capaian realisasi keuangan sebesar Rp.176.739.200,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 13.360.800,- (7,02%).

Tabel 3.5. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) % Pengendalian Faktor Risiko pada Kondisi Matra

(27)

27 3. Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria

a. Definisi Operasional

Jumlah Faktor Risiko Malaria, Efikasi Kelambu Berinsektisida dan Monitoring Nyamuk Anopheles terhadap Insektisida.

b. Rumus/Cara menghitung

Realisasi Kegiatan x 100% Target 2015

c. Capaian Indikator

1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015

Tabel 3.6.Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit Malaria

Indikator Kinerja Target Realisasi

Jlh %

Jumlah Kajian Pengendalian Penyakit

Malaria 3 3 100

Pada tabel 3.6 dapat dilihat capaian realisasi kegiatan ini di tahun 2015 telah sesuai dengan target yaitu 100%.

Adapun jenis kegiatan dalam kajian pengendalian penyakit malaria yaitu sebagai berikut:

a) Kajian Faktor Risiko Malaria di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara

b) Kajian Efikasi Kelambu Berinsektisida di Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara

c) Monitoring Resistensi Nyamuk Anopheles Terhadap Insektisida di Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara

2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015

Kegiatan kajian pengendalian penyakit malaria merupakan indikator baru pada rambu perencanaan tahun 2015 sehingga belum ada perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya.

(28)

28 3) Analisis Penyebab Keberhasilan

Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain:

a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program

b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan

c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi

e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado

4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya dalam menunjang program kajian pengendalian penyakit malaria berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pemeriksaan nyamuk anopheles terhadap kelambu berinsektisida dan monitoring nyamuk anopheles terhadap insektisida serta pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Kemudian realisasi anggaran kegiatan kajian pengendalian penyakit malaria sebesar 90,93%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 172.100.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 156.492.950,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 15.607.050,- (9,07%).

(29)

29 Table 3.7. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Kajian

Pengendalian Penyakit Malaria

4. Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD

a. Definisi Operasional

Jumlah Survei ABJ, Pencanangan Bulan Bhakti PSN dan 3M Plus dan Fasilitasi Teknis Bidang Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang.

b. Rumus/Cara menghitung

Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015

c. Capaian Indikator

1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015

Tabel 3.8. Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD

Indikator Kinerja

Target

Realisasi

Jlh %

Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD

5 5 100

Berdasarkan tabel 3.8 menunjukkan indikator jumlah kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD dengan target 5 kajian, capaian realisasi 100 %.

Adapun kegiatan kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD meliputi kegiatan, sebagai berikut:

INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) % Kajian Pengendalian Penyakit Malaria 200.000.000 172.100.000 156.492.950 90,93

(30)

30 a. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten

Minahasa Selatan

b. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Gorontalo

c. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kota Bitung d. Melaksanakan Survei Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kota Ternate e. Melaksanakan Fasilitasi Teknis Pengendalian Penyakit

Bersumber Binatang di Kota Kotamobagu

2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015

Grafik 3.1. Perbandingan Realisasi Kinerja persentase Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas

Intervensi DBD

Grafik 3.1 menunjukkan terjadi peningkatan target di tahun 2014 yaitu 4 kajian, sedangkan di tahun 2015 menjadi 5 kajian. Hal ini disebabkan karena wilayah layanan BTKLPP Kelas I Manado merupakan daerah rawan penyakit DBD.

3) Analisis Penyebab Keberhasilan

Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain:

a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program

b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan

0 5

tahun 2014 tahun 2015

4 4 5 5

(31)

31 c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik

dari segi kuantitas maupun kualitas

d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi

e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado

4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya dalam menunjang program kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan data dengan aplikasi SPSS. Realisasi anggaran kajian dan monitoring faktor risiko sumber penular dan efektivitas intervensi DBD sebesar 85,06%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal Rp. 350.000.000,- setelah refocusing menjadi Rp. 247.005.000,-. Realisasi keuangan sebesar Rp. 210.103.250,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 36.901.750,- (14,94%).

Table 3.9. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD

INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) %

Jumlah Kajian dan Monitoring Faktor Risiko Sumber Penular dan Efektivitas Intervensi DBD

(32)

32 5. Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di

Wilayah Kerja

a. Definisi Operasional

Jumlah Survei Faktor Risiko Leptospirosis di Kab/Kota Wilayah Kerja.

b. Rumus/Cara menghitung

Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015 c. Capaian Indikator

1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015

Tabel 3.10 Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja yang dilaksanakan

Indikator Kinerja Target Realisasi Jlh % Jumlah Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber

Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja 1 1 100

Tabel 3.10 menunjukkan indikator jumlah pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis di wilayah kerja yang menunjukkan target 1 kali dengan capaian realisasi sebesar 100%. Adapun kegiatan yang dilakukan yaitu persiapan dan pelaksanaan pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis yaitu Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara.

2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015

Pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis di Wilayah Kerja merupakan indikator baru untuk kegiatan BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 sehingga perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya belum ada. Capaian realisasi kinerja tahun 2015 sebesar 100%.

(33)

33 3) Analisis Penyebab Keberhasilan

Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain:

a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program

b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan

c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor

terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado

4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya dalam menunjang program

pengamatan faktor risiko dan sumber penular Leptospirosis di wilayah kerja berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan observasi. Realisasi anggaran kegiatan sebesar 81,83%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu awal Rp. 87,200,000,- mengalami efisiensi anggaran menjadi Rp. 42.040.000,- dengan capaian realisasi keuangan sebesar Rp. 34.401.300,- selisih sebesar Rp. 7.638.700,- (18,17%).

Table 3.11. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular Leptospirosis di Wilayah Kerja INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) % Pengamatan Faktor Risiko dan Sumber Penular

Leptospirosis di Wilayah Kerja

(34)

34 6. Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan

a. Definisi Operasional

Jumlah kajian faktor risiko kecacingan di Kab/Kota wilayah layanan.

b. Rumus/Cara menghitung

Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015

c. Capaian Indikator

1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015

Tabel 3.12. Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan

Indikator Kinerja Target

Realisasi Jlh %

Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan 1 1 100

Berdasarkan table 3.12 kajian faktor risiko kecacingan capaian realisasi kegiatan yaitu 100%.

Adapun kegiatan Kab/Kota melaksanakan kajian faktor risiko kecacingan yaitu Survei Faktor Risiko Kecacingan Di Kota Kotamobagu, Provinsi Sulawesi Utara.

2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015

Kegiatan Kab/Kota melaksanakan kajian faktor risiko kecacingan merupakan indikator baru untuk BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 sehingga perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya belum ada. Kegiatan ini terealisasi 100%.

3) Analisis Penyebab Keberhasilan

Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain:

a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program

(35)

35 b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan

yang akan dilaksanakan

c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor

terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado

4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Realisasi fisik Persentase Kab/Kota melaksanakan kajian faktor risiko kecacingan sebesar 100%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Anggaran Awal sebesar Rp. 100.000.000,- setelah efisiensi anggaran melalui refocusing Pagu menjadi Rp. 40.300.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 31.899.500,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 8.400.500- (20,84%).

Table 3.13 Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Kajian Faktor Risiko Kecacingan INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) % Jumlah Kajian Faktor Risiko Kecacingan 100,000,000 40,300,000 31,899,500 79,16

(36)

36 7. Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor

a. Definisi Operasional

Jumlah pengendalian vector dan kajian faktor risiko DBD, mapping vector dan uji resistensi nyamuk aedes aegypti terhadap insektisida di Kab/Kota Wilayah Layanan.

b. Rumus/Cara menghitung

Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015

c. Capaian Indikator

1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015

Tabel 3.14. Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor

Indikator Kinerja Target Realisasi Jlh % Jumlah Pelaksanaan Kegiatan

Surveilans/Pengendalian Vektor 8 8 100

Berdasarkan tabel 3.14 menunjukkan Pelaksanaan Kegiatan surveilans/pengendalian vektor dengan target 8 kali. Capaian realisasi kegiatan adalah sebesar 100%. Adapun cakupan kegiatan surveilans/pengendalian vektor, yaitu:

a) Pengendalian vektor (fogging focus) sebanyak 5 lokasi di kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara

b) Persiapan dan pelaksanaan Survei Faktor Risiko DBD di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara

c) Uji Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Insektisida di Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo

d) Mapping Vektor di Kabupaten Minahasa Selatan, Provinsi Sulawesi Utara

(37)

37 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015

Grafik 3.2 Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Program Surveilans/Pengendalian Vektor di Wilayah Kerja

BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2014 dan Tahun 2015

Berdasarkan grafik 3.2. menunjukkan perbandingan target dan realisasi kegiatan untuk indikator Surveilans/ Pengendalian Vektor dengan capaian kinerja tahun 2014 dan tahun 2015 yang sama yaitu sebesar 8 kali atau 100%. Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor diantaranya Pengendalian vektor (fogging focus), Survei Faktor Risiko DBD, Uji Resistensi Nyamuk Aedes Aegypti Terhadap Insektisida pada tahun 2014 masuk dalam indikator Mapping Vektor DBD dan Kajian Faktor Risiko DBD. Sedangkan kegiatan Mapping Vektor merupakan kegiatan baru yang dilakukan oleh BTKLPP Kelas I Manado di tahun 2015.

3) Analisis Penyebab Keberhasilan

Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain:

a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program Tahun 2014 Tahun 2015 Target 8 8 Realisasi 8 8 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

(38)

38 b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan

yang akan dilaksanakan

c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor

terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado

4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada. Kemudian realisasi anggaran indikator Persentase Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor sebesar 85,91%, sementara efisiensi penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Rp. 248.160.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 213.195.450,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 34.964.550,- (14,09%).

Table 3.15. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/Pengendalian Vektor

INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) % Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Surveilans/ Pengendalian Vektor 350.000.000 248.160.000 213.195.450 85,91

(39)

39 8. Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB

a. Definisi Operasional

Jumlah laporan berdasarkan faktor risiko kejadian TB di Kab/Kota wilayah layanan.

b. Rumus/Cara menghitung

Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015

c. Capaian Indikator

1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015

Tabel 3.16. Persentase Laporan Pengendalian Kasus TB Indikator Kinerja Target

Realisasi

Jlh %

Laporan Pengendalian Kasus TB 2 2 100

Tabel 3.16 menunjukkan target dan realisasi dari indikator jumlah laporan pengendalian kasus TB Tahun 2015, target sebanyak 2 laporan. Capaian realisasi adalah 100%.

Adapun kegiatan Laporan Pengendalian Kasus TB, yaitu: Persiapan dan pelaksanaan Survei Faktor Risiko Kejadian TB di 2 lokasi yaitu Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo dan Kabupaten Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara.

2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015

Indikator jumlah laporan pengendalian kasus TB merupakan indikator baru untuk BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2015 sehingga perbandingan realisasi kinerja dengan tahun sebelumnya belum ada. Kegiatan ini terealisasi 100%. Hal ini karena sarana dan prasarana yang pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang terakreditasi adanya beberapa peningkatan secara kualitas sumber daya manusia serta jejaring dan kerjasama dengan lintas sektor dan lintas

(40)

40 program terkait semakin baik walaupun kegiatan kajian ini baru ada di tahun 2015.

3) Analisis Penyebab Keberhasilan

Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain:

a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program

b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan

c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

d) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi e) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor

terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado.

4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya dalam menunjang program kegiatan Laporan Pengendalian Kasus TB berupa sumber daya manusia yaitu melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana laboratorium untuk pemeriksaan bakteriologi serta analisis data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada di BTKLPP Kelas I Manado. Realisasi anggaran untuk indikator Laporan Pengendalian Kasus TB sebesar 91,41%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal sebesar Rp. 130.300.000,- setelah efisiensi anggaran (refocusing) nilai pagu menjadi Rp. 87.425.000,- realisasi keuangan sebesar Rp. 79.912.300,- sehingga terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 7.512.700,- (8,59%).

(41)

41 Table 3.17. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Jumlah

Laporan Pengendalian Kasus TB INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) % Jumlah Laporan Pengendalian Kasus TB 130.300.000 87.425.000 79.912.300 91,41

9. Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus. a. Definisi Operasional

Jumlah Deteksi Dini Faktor Risiko PJPD dan DM serta Fasilitasi Teknis Kegiatan PTM di Wilayah Layanan.

b. Rumus/Cara menghitung

Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015

c. Capaian Indikator

1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015

Tabel 3.18. Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada

Kelompok Masyarakat Khusus

Indikator Kinerja Target Realisasi Jlh % Jumlah Kab/Kota yang Melaksanakan Monitoring

Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus

4 4 100

Tabel 3.18 menunjukkan pelaksanaan kegiatan monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat Khusus dengan target 4 kab/kota. Capaian realisasi adalah 100%.

(42)

42 Adapun kegiatan monitoring faktor risiko PTM melalui kegiatan posbindu PTM pada kelompok masyarakat khusus, yaitu:

a) Pemeriksaan Faktor Risiko PJPD dan DM untuk pegawai BTKLPP Kelas I Manado untuk Posbindu Rutin BTKLPP Kelas I Manado di Kota Manado

b) Persiapan Screening Faktor Risiko PJPD dan DM Pada Populasi Berisiko di Kabupaten Halmahera Utara.

c) Screening Faktor Risiko PJPD dan DM Pada Populasi Berisiko di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara.

d) Persiapan deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

e) Deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM pada Eksekutif dan Legislatif di Kabupaten Halmahera Utara

f) Deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM pada populasi berisiko di Kabupaten Bolaang Mongondow Timur

g) Persiapan deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

h) Deteksi dini faktor resiko PJPD dan DM pada Eksekutif dan Legislatif di Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

(43)

43 2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015

Grafik 3.3. Perbandingan Realisasi Kinerja Jumlah Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu

PTM pada Kelompok masyarakat Khusus di Wilayah Kerja BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2014 dan Tahun 2015

Grafik 3.3. menunjukkan terjadi penurunan target di tahun 2014 yaitu 6 Kab/Kota sedangkan di tahun 2015 target menjadi 4 Kab/Kota. Hal ini disebabkan karena terjadinya efisiensi anggaran (refocusing) di tahun 2015.Capaian kegiatan ini yaitu 100%.

3) Analisis Penyebab Keberhasilan

Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain:

a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program

b) Telah meningkatnya program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular terutama melalui kegiatan Posbindu PTM.

c) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan

d) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

Target Realisasi 0 1 2 3 4 5 6 2014 2015 Tahun 6 4 6 4 Target Realisasi

(44)

44 e) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang

memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi f) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor

terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado

4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi untuk melaksanakan wawancara dan pemanfaatan sumber daya sarana pengolahan dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada. Realisasi anggaran kegiatan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus sebesar 97,42%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal yaitu Rp. 207.350.000,- setelah terjadi efisiensi anggaran (refocusing) menjadi Rp. 200.120.000,- dengan realisasi keuangan akhir tahun anggaran sebesar Rp. 194.950.700,- maka terdapat efisiensi penggunaan dana sebesar Rp. 5.169.300,- (2,58%).

Table 3.19. Pagu/Target Anggaran dan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada

Kelompok masyarakat Khusus INDIKATOR KINERJA Pagu/Target Anggaran Awal (Rp) Pagu Setelah Refocusing (Rp) Realisasi (Rp) % Monitoring Faktor Risiko PTM melalui Kegiatan Posbindu PTM pada Kelompok masyarakat Khusus 207.350.000,- 200.120.000,- 194.950.700 97,42

(45)

45 10. Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota

a. Definisi Operasional

Jumlah kegiatan Deteksi Alkohol dalam darah Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kab/Kota Wilayah Layanan.

b. Rumus/Cara menghitung

Realisasi Kegiatan x 100% Target Tahun 2015

c. Capaian Indikator

1) Perbandingan Target dan Realisasi Tahun 2015

Tabel 3.20. Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota

Indikator Kinerja Target Jlh Realisasi % Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang

dilakukan oleh Kab/Kota 5 5 100

Berdasarkan tabel 3.20 menunjukkan target dan realisasi untuk indikator jumlah pengendalian kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota, target di tahun 2015 yaitu 5 kab/kota. Capaian realisasi di akhir tahun anggaran 2015 adalah sebesar 100%.

Adapun Kegiatan Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota yaitu:

a) Persiapan Deteksi Alkohol di Propinsi Gorontalo b) Persiapan Deteksi Alkohol di Kabupaten Minahasa

c) Persiapan Deteksi Alkohol pada Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kabupaten Minahasa Selatan

d) Deteksi Alkohol pada Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kabupaten Minahasa

e) Deteksi Alkohol pada Pengemudi Kendaraan Bermotor di Kabupaten Minahasa Selatan dalam Rangka Situasi Khusus Arus Mudik Lebaran

(46)

46 f) Melaksanakan Deteksi Alkohol Dalam Darah Pengemudi Kendaraan Pada Kegiatan Off Road di Kabupaten Minahasa Tenggara

g) Deteksi Alkohol Dalam Rangka Situs Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kabupaten Minahasa Selatan

h) Deteksi Alkohol Dalam Rangka Situs Natal 2015 dan Tahun Baru 2016 di Kota Tomohon

2) Perbandingan Realisasi Kinerja dari tahun 2014 dan 2015

Grafik 3.4. Perbandingan Realisasi Kinerja Jumlah Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota di Wilayah Kerja

BTKLPP Kelas I Manado Tahun 2014 dan Tahun 2015

Grafik 3.4 menunjukkan terjadi penurunan target kegiatan di tahun 2014 yaitu 10 Kab/Kota, sedangkan di tahun 2015 target kegiatan menjadi 5 Kab/Kota. Hal ini disebabkan karena terjadinya efisiensi anggaran (refocusing) di tahun 2015.

10 5 12 5 Tahun 2014 Tahun 2015 Target Realisasi

(47)

47 3) Analisis Penyebab Keberhasilan

Penyebab Keberhasilan dalam kegiatan di Seksi Surveilans Epidemiologi antara lain:

a) Adanya kerjasama tim yang baik dalam pelaksanaan kegiatan/program

b) Penganggaran yang memadai dan mendukung setiap kegiatan yang akan dilaksanakan

c) Sumber daya manusia yang terus menerus ditingkatkan baik dari segi kuantitas maupun kualitas

d) Adanya dukungan Memorendum Of Understanding dengan pihak Ditlantas dalam upaya penertiban keselamatan berlalu lintas tanpa alkohol termasuk dukungan gerakan “Brenti Bagate” yang dicanangkan oleh Ditlantas secara khusus di Provinsi Sulawesi Utara

e) Adanya sarana dan prasarana pendukung kegiatan yang memadai termasuk laboratorium yang telah terakreditasi f) Jejaring dan kerjasama dengan lintas program maupun sektor

terkait telah berjalan dengan baik di wilayah layanan BBTKLPP Kelas I Manado

4) Analisis Efisiensi Penggunaan Sumber Daya

Penggunaan sumber daya dalam menunjang program tersebut berupa sumber daya manusia dengan melibatkan staf fungsional seksi epidemiologi serta dukungan kerjasama dengan Direktorat Lalu Lintas dan Dinas Perhubungan serta Dinas Kesehatan Kab/Kota di wilayah layanan serta dukungan sarana/alat pemeriksaan dan pengolahan data dengan aplikasi SPSS yang dilaksanakan oleh staf fungsional yang ada. Realisasi anggaran kegiatan Pengendalian Kecelakaan yang dilakukan oleh Kab/Kota sebesar 93,32%, sementara penggunaan sumber dana dengan Pagu/Target Awal sebesar Rp. 72.650.000,- setelah mengalami refocusing, pagu anggaran menjadi Rp. 66.800.000,- realisasi

Gambar

Gambar 1.1 Struktur Organisasi BTKLPP Kelas I Manado
Grafik 1.1 Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut  Pendidikan Tahun 2015
Grafik 1.2. Klasifikasi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut  Jabatan Tahun 2015
Grafik 1.3. Distribusi Pegawai BTKLPP Kelas I Manado menurut Status  Pegawai Tahun 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Posted at the Zurich Open Repository and Archive, University of Zurich. Horunā, anbēru, soshite sonogo jinruigakuteki shiten ni okeru Suisu jin no Nihon zō. Nihon to Suisu no kōryū

Her ne kadar “Ahd-i al-atik” (Ahd-i Atiyk), bir bakima masal kitaplarinin en ustalikla kaleme alinmis bir tür'ü ise de, insan ruhunu rahatlatmak için degil fakat âdeta

Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa perkuatan tanah (soil reinforcement), adalah suatu jenis stabilisasi tanah yang dimaksudkan untuk memperbaiki

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pelaksanaan Kebijakan Anggaran berpengaruh secara signifikan terhadap Pengelolaan APBD untuk mewujudkan Kualitas Pertanggungjawaban

adalah pengaturan suhu injektor dan kolom (Agusta, 2000). Pemisahan pada Kromatografi Gas dapat dilakukan pada suhu yang tetap biasanya. disebut dengan pemisahan isotermal,

2. Setiap perangkat kemudi listrik atau electrohydraulic yang terdiri dari satu atau lebih unit daya harus dilayani oleh setidaknya dua sirkuit eksklusif fed

Adapun cara yang dilakukan Matchbox dalam memaksimalkan penjualan diecast adalah dengan mengetahui ekuitas merek dari daya tarik diecast untuk dikoleksi yang dilihat

Oleh karena itu agar diperoleh penampilan yang tidak kalah dibanding sosis daging sapi, maka diperlukan penambahan bahan tambahan yang mampu memberi warna merah pada