• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tatacara Penetapan dan Persyaratan. Direktorat Bina Teknik DitJen Bina Marga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tatacara Penetapan dan Persyaratan. Direktorat Bina Teknik DitJen Bina Marga"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

Tatacara

Penetapan

dan

Persyaratan

Laik Fungsi Jalan

Laik Fungsi Jalan

Direktorat Bina Teknik

DitJen Bina Marga

(2)

Daftar Isi Draft PERMEN LFJU

Menimbang; Mengingat; dan Memutuskan

• Bab I: Ketentuan Umum (ps 1)

• Bab II: Tujuan dan Lingkup (ps 2,3) • Bab III: Persyaratan-persyaratan LFJ

– Paragraf 1: Persyaratan teknis dan administrasi, ps 4,5,6. – Paragraf 2: Katagori kelaikan Fungsi, ps 7

– Paragraf 3: Persyaratan pemenuhan kelaikan fungsi jalan, ps 8 – Paragraf 4: Persyaratan Tim ULJF, ps 8

– Paragraf 5: Komponen dan Formulir Uji Laik Fugsi Jalan

• Bab IV: Tatacara Uji dan Penetapan

• Bab IV: Tatacara Uji dan Penetapan

– Paragraph 1: Laik Fungsi Jalan Nasional, ps 10 – Paragraph 2: Laik Fungsi Jalan Provinsi, ps 11

– Paragraph 3: Laik Fungsi Jalan Kabupaten/Kota, ps 12

• Bab VI: Pembiayaan

• Bab VII: Pengawasan

• Bab VI: Peraturan Peralihan, ps 13 • Bab VI: Penutup, ps 14

• Lampiran:

– Formulir 01 - Rekapitulasi Uji Laik Fungsi Jalan dan – Formulir 02 - Uji Laik Fungsi Jalan

(3)

Urusan pemerintahan yang dibagi bersama dan

pengaturannya

Menetapkan tatacara penetapan dan persyaratan LFJU

Pemerintah

Pemerintah Daerah Teks PP LFJU Melaksanakan LFJ pada jalan-jalan Nasional Melaksanakan LFJ pada jalan-jalan Kabupaten/ Kota Melaksanakan LFJ pada jalan-jalan Provinsi Daerah Provinsi Pemerintah Daerah Kab/Kota

(4)

Menimbang:

Bahwa sebagai tindak lanjut ps 102 ayat (8) PP no.34 tahun

2006 tentang Jalan; dan

sehubungan dengan ps 2 ayat (3) dan ayat (4) huruf c PP no.38

tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan

antara Pemerintah, PemDA Provinsi, PemDa Kabupaten/

Kota;

Kota;

maka perlu menetapkan Permen PU tentang Tatacara,

Persya-ratan, dan Penetapan Laik Fungsi Jalan untuk jalan umum;

untuk dilaksanakan oleh pemerintah, pemda provinsi, dan

pemda kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

(5)

Mengingat:

• UU no.22 tahun 2009 tentang Lalu-lintas dan Angkutan jalan;

• PP no.34 tahun 2006 tentang Jalan

(Lembaran Negara Republik

Indonesia tahun 2006 no.86 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia no.4655)

;

• PP no.38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,

antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi,

Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota

(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2007 no.82 dan Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia no.4737)

;

• PP no.29 tahun 2000 tentang Penyelenggaraan Jasa

Konstruksi (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2000

nomor 64);

(6)

Memutuskan :

Menetapkan:

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN

TENTANG TATA CARA PENETAPAN DAN

PERSYARATAN LAIK FUNGSI JALAN UTK

JALAN UMUM.

(7)

Bab I

Ketentuan Umum

Ketentuan Umum

Pasal 1

(8)

BAB II

Tujuan dan Lingkup

Tujuan dan Lingkup

(9)

BAB II Tujuan dan Lingkup

Pasal 2

(1) Tata cara Penetapan dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan Umum ini bermaksud menetapkan pedoman dan standar teknis untuk melak-sanakan Uji dan Evaluasi serta penetapan Laik Fungsi Jalan suatu ruas jalan umum yang meliputi jalan nasional, jalan provinsi, dan jalan kabupaten/kota;

jalan kabupaten/kota;

(2) Tatacara Penetapan dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan untuk jalan umum ini bertujuan:

a. mewujudkan tertib penyelenggaraan jalan yang meliputi pengaturan, pembinaan, pembangunan, dan pengawasan jalan; dan

b. menyediakan jalan yang memenuhi ketentuan keselamatan, kelan-caran, ekonomis, dan ramah lingkungan.

(10)

BAB II Tujuan dan Lingkup

Pasal 3

(1) Lingkup Tatacara Penetapan dan Persyaratan Laik Fungsi Jalan umum ini meliputi persyaratan teknis, persyaratan administrarif, katagorisasi laik fungsi jalan, pelaksanaan Uji, dan penetapan Laik Fungsi Jalan;

(2) Persyaratan teknis LFJ meliputi teknis geometrik jalan, teknis struktur perkerasan jalan, teknis struktur bangunan pelengkap jalan, teknis pemanfaatan bagian-bagian jalan, teknis penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu-lintas, dan teknis perlengkapan jalan;

(3) Persyaratan administrasi LFJ meliputi administrasi perlengkapan jalan, status (3) Persyaratan administrasi LFJ meliputi administrasi perlengkapan jalan, status jalan, kelas jalan, kepemilikan tanah ruang milik jalan, Leger jalan, dan Dokumen AMDAL;

(4) Pelaksanaan Uji meliputi pemeriksaan fisik jalan dan pemeriksaan dokumen penyelenggaraan jalan

(5) Pemeriksaan fisik jalan adalah menguji pemenuhan persyaratan teknis laik fungsi jalan pada suatu ruas jalan;

(6) Pemeriksaan dokumen penyelenggaraan jalan adalah menguji pemenuhan persyaratan administrasi laik fungsi jalan suatu ruas jalan

(7) Penetapan LFJ adalah penetapan status kelaikan fungsi suatu ruas jalan yang dibuat berdasarkan hasil Uji LFJ dan ditetapkan oleh penyelenggara jalan.

(11)

Prinsip

Dasar LFJ dan TIM Evaluasi

LFJ

dimaksudkan untuk:

MEMBERIKAN

keselamatan bagi pemakai jalan dari aspek jalan

Uji LFJ

dilakukan oleh Tim UJI LFJ (yg independen), dibentuk

oleh penyelenggara jalan

Tim Uji LFJ

terdiri dari para ahli jalan dan unsur-unsur

penye-lenggara jalan, penyepenye-lenggara Lalu-lintas dan Angkutan Jalan:

lenggara jalan, penyelenggara Lalu-lintas dan Angkutan Jalan:

Unsur Bina Marga;

Unsur Perhubungan Darat; dan

Unsur Kepolisian.

Unsur Polisi dan Perhubungan Darat dapat mengusulkan suatu ruas jalan yang telah dioperasikan kepada penyelenggara jalan untuk di evaluasi kelaikannya

(12)

Katagorisasi LFJ

Semua jalan umum

HARUS memenuhi LFJ: Nasional Provinsi

ELFJ

(Y/N?)

LAIK

bersyarat

Tidak LAIK

Jalan TIDAK dioperasikan dan harus diperbaiki Untuk memberikan: KESELAMATAN kepada masyarakat pengguna jalan Perbaikan besar Provinsi Kabupaten/Kota

LAIK

Jalan dioperasikan sementara

dan diperbaiki sesuai rekomendasi dari team ELFJ atau maksimum 2

tahun

Perbaikan kecil

Jalan dioperasikan, dievaluasi lagi bila dipandang perlu (jika ada usulan) atau paling lama 10 tahun

(13)

Prinsip Laik Fungsi Teknis:

membandingkan

kondisi eksisting terhadap parameter perencanaan

Parameter standar

PERENCANAAN:

struktur perkerasan

jalan

DATA TEKNIS

MEMENUHI

(y/n ?)

jalan

struktur BangKapJa

geometri jalan

pemanfaatan

bagian-bagian jalan

penyelenggaraan

manajemen dan

rekayasa lalin

perlengkapan jalan

DATA TEKNIS

JALAN

EKSISTING

(14)
(15)

Prinsip Laik Fungsi Administrasi

DOKUMEN ADMINISTRASI

-

Administrasi

perlengkapan

DATA

Administrasi

perlengkapan

jalan

-

SK Status Jalan

-

SK Kelas jalan

-

Surat Kepemilikan

Tanah Rumija

-

Leger Jalan

-

AMDAL

MEMENUHI

(y/n ?)

Administrasi

Jalan

EKSISTING

(16)

Balai Besar mempersiapkan

jalan-jalan yang akan dievaluasi atau dire-evaluasi kelaikannya

Balai Besar mengusulkan jalan-jalan yg akan dievaluasi

LFJ kepada DJBM

Setiap tahun anggaran, DJBM

membentuk Team ELFJ

Prosedur Evaluasi LFJ pada JALAN NASIONAL

Jalan dilarang Jalan dioperasikan dan

harus diperbaiki sesuai rekomendasi Tim ELFJ

Tidak Laik Laik bersyarat Laik LAIK (?) (y/n?) DJBM menerbitkan sertifikat Laik Fungsi Jalan a/n Menteri,

yang berlaku 10 tahun

Diterbitkan sertifikat LFJ SEMENTARA yg berlaku maks 2 tahun

DJBM menugaskan Tim ELFJ utk melakukan ELFJ

Jalan dilarang dioperasikan dan harus

diperbaiki sesuai rekomendasi Team ELFJ rekomendasi Tim ELFJ

(17)

Satker/UPT Jalan Provinsi

mempersiapkan jalan-jalan yang akan dievaluasi atau dire-evaluasi kelaikannya

UPT Jalan Provinsi

mengusulkan ruas-ruas jalan yang akan dievaluasi kepada

Dinas BM Provinsi

Setiap Tahun Anggaran, Dinas BM Provinsi membentuk Team ELFJ

provinsi

Jalan dapat dioperasikan sementara s.d. 2 tahun dan HARUS diperbaikioleh

UPT jalan Provinsi Prosedur Evaluasi LFJ pada JALAN PROVINSI

Dinas BM Provinsi menugaskan

team ELFJ Jalan dilarang dioperasikan dan HARUS diperbaiki Tidak laik Laik bersyarat Laik ELFJ (y/n?)

Dinas BM Provinsi menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi Jalan a/n Gubernur, yang berlaku 10 tahun

team ELFJ utk melakukan Evaluasi LFJ HARUS diperbaiki sesuai rekomendasi Team ELFJ Diterbitkan sertifikat LFJ SEMENTARA yg berlaku maks 2 tahun

(18)

Satker Jalan Kabupaten/Kota mempersiapkan jalan-jalan yang akan dievaluasi atau dire-evaluasi kelaikannya

Satker ybs mengusulkan ruas-ruas jalan yang akan dievaluasi LFJ kepada Dis

BM Kab/Kota

Setiap tahun, Dinas BM Kab/Kota a/n

Bupati/WalikotamembentukTeam ELFJ

Jalan dioperasikan sementara dan HARUS

diperbaiki oleh UPTD Kab/Kota

Prosedur Evaluasi LFJ pada JALAN-JALAN KABUPATEN/KOTA

Dinas BM Kabupaten/Kota menugaskan Team ELFJ utk mengevaluasi LFJ

Jalan dilarang

dioperasikan dan HARUS diperbaiki sesuai

Laik

Laik bersyarat

ELFJ

(y/n?)

Dinas BM Kab/Kota menerbitkan sertifikat Laik Fungsi Jalan, a/n Bupati

/Walikota, dan berlaku 10 tahun

Team ELFJ utk mengevaluasi LFJ rekomendasi team ELFJdiperbaiki sesuai

Tidak laik

Diterbitkan sertifikat LFJ SEMENTARA yg berlaku

(19)

Organisasi dan personil

Team ELFJ

Team ELFJ-Pusat

(minimum 5 orang)

Persyaratan kompetensi Teknis: Ahli bidang perkerasan jalan, Ahli bidang Geoteknis jalan

Ahli bidang Geometrik & Teknik Lalu-lintas Ahli bangunan pelengkap jalan

Ahli bangunan perlengkapan jalan

1 Ketua merangkap anggota

1 Sekretaris merangkap anggota 3 Anggota (minimum)

Anggota Team terdiri dari: - Unsur keBina-Margaan - Unsur Perhubungan

- Unsur Kepolisian Lalu-lintas

Ahli bangunan perlengkapan jalan Ahli penegakan hukum lalu-lintas

Persyaratan kompetensi Administrasi: Ahli Jalan yang paham dokumen:

Administrasi perlengkapan jalan; Status jalan;

Kelas jalan;

Sertifikat Rumija; Leger Jalan;

(20)

BAB III

Persyaratan-persyaratan

Persyaratan-persyaratan

(21)

Paragraf 1

Persyaratan Teknis

Pasal 4

Persyaratan teknis Laik Fungsi Jalan untuk geometrik jalan, struktur perkerasan jalan, struktur bangunan pelengkap jalan, pemanfaatan bagian-bagian jalan, penyelenggaraan manajemen dan rekayasa lalu-lintas meliputi pemenuhan terhadap kebutuhan alat-alat mana-jemen lintas meliputi pemenuhan terhadap kebutuhan alat-alat mana-jemen dan rekayasa lalu-lintas yang mewujudkan perintah dan la-rangan dalam berlalu-lintas, dan perlengkapan jalan meliputi peme-nuhan terhadap spesifikasi teknis konstruksi alat-alat manajemen dan rekayasa lalu-lintas, seluruhnya mengacu kepada ketentuan persyaratan teknis jalan yang berlaku.

(22)

Paragraf 1

Persyaratan Teknis

Pasal 5

(1) Pemenuhan terhadap persyaratan teknis Laik Fungsi Jalan, harus memper-timbangkan kebutuhan dan kemampuan daerah serta kondisi fisik lingkungan jalan;

(2) Dalam hal pemenuhan terhadap persyaratan teknis sulit dicapai karena suatu alasan yang sulit dihindarkan, baik untuk seluruh ruas jalan maupun pada sebagian ruas jalan, dapat dipertimbangkan menurunkan

persyarat-pada sebagian ruas jalan, dapat dipertimbangkan menurunkan persyarat-an teknis Laik Fungsi Jalpersyarat-an kepada tingkat yang masih memenuhi persyaratan keselamatan;

(3) Untuk jalan dengan syarat teknis yang diturunkan, perlu penambahan perlengkapan jalan yang dapat mengatur lalu-lintas agar pengguna jalan tetap mendapatkan perlindungan keselamatan;

(4) Penurunan persyaratan teknis Laik Fungsi Jalan, harus berdasarkan reko-mendasi dari Tim Uji Laik Fungsi Jalan dan izin dari penyelenggara jalan.

(23)

Paragraf 2

Persyaratan Administrasi

Pasal 6

• Persyaratan administrasi Laik Fungsi Jalan meliputi

pemenuhan kelengkapan terhadap dokumen-dokumen

jalan yang terdiri dari:

dokumen penetapan status jalan, – dokumen penetapan status jalan,

– dokumen penetapan perintah dan larangan dalam pengaturan lalu-lintas bagi semua perlengkapan jalan,

– dokumen penetapan kelas jalan,

– dokumen penetapan kepemilikan tanah, – dokumen penetapan leger jalan, dan

– dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan atau dokumen lain sejenisnya.

(24)

Paragraf 3

Katagori dan persyaratan Laik Fungsi Jalan

Pasal 7

(1) Kelaikan fungsi suatu ruas jalan dapat dinyatakan dalam: – Laik Fungsi tidak bersyarat;

– Laik Fungsi bersyarat; dan – Tidak Laik Fungsi;

(2) Katagori Laik Fungsi tidak bersyarat adalah kondisi suatu ruas jalan yang memenuhi semua persyaratan teknis dan memiliki jalan yang memenuhi semua persyaratan teknis dan memiliki semua persyaratan administrasi, sehingga laik untuk dioperasikan kepada umum;

(3) Kelaikan suatu ruas jalan dengan katagori laik tidak bersyarat berlaku sampai suatu keadaan dimana jalan tersebut dipandang perlu untuk dievaluasi kembali, atau tidak lebih dari 10 tahun;

(4) Evaluasi kembali suatu ruas jalan yang berkatagori Laik Fungsi tidak bersyarat sebelum 10 tahun dapat dilakukan atas inisiatif penyelenggara jalan atau atas usulan fihak Kepolisian atau atas usulan fihak penyelenggara lalu-lintas dan angkutan jalan.

(25)

Paragraf 3

Katagori dan persyaratan Laik Fungsi Jalan

Pasal 7

(5) Katagori Laik Fungsi bersyarat adalah kondisi suatu ruas jalan yang memberikan keselamatan bagi pengguna jalan dan memiliki paling tidak dokumen penetapan status jalan;

(6) Katagori Laik Fungsi bersyarat pada jalan baru menyatakan bahwa ruas jalan tersebut laik untuk dioperasikan kepada umum setelah di-lakukan perbaikan-perbaikan teknis dalam waktu sesuai lakukan perbaikan-perbaikan teknis dalam waktu sesuai rekomen-dasi dari Tim Uji Laik Fungsi Jalan;

(7) Katagori Laik Fungsi bersyarat pada jalan yang sudah dioperasi-kan menyatakan bahwa ruas jalan tersebut laik untuk diopmenuhi sebagian persyaratan teknis tetapi masih dapat meerasikan kepada umum bersamaan dengan perbaikan-perbaikan teknis dalam waktu sesuai rekomendasi tim Uji Laik Fungsi Jalan;

(26)

Paragraf 3

Katagori dan persyaratan Laik Fungsi Jalan

Pasal 7

(8) Katagori Tidak Laik Fungsi adalah kondisi suatu ruas jalan yang sebagian komponennya tidak memenuhi persyaratan teknis se-hingga ruas jalan tersebut tidak mampu memberikan keselamatan bagi pengguna jalan sehingga jalan tersebut dilarang dioperasikan kepada umum dan atau tidak memiliki dokumen jalan sama sekali; (9) Katagori ketidaklaikan ini berlaku sampai jalan tersebut diperbaiki (9) Katagori ketidaklaikan ini berlaku sampai jalan tersebut diperbaiki

dan dievaluasi kembali kelaikannya;

(10)Katagori Laik Fungsi suatu ruas jalan yang sudah selesai dibangun dan/atau sudah dioperasikan harus dicapai paling lama 3 tahun.

(27)

Paragraf 4

Tim Uji Laik Fungsi Jalan

Pasal 8

(1) Personalia Tim Uji Laik Fungsi Jalan terdiri dari: a. Seorang ketua merangkap anggota

b. Seorang sekretaris merangkap anggota, dan c. Paling sedikit 3 anggota;

(2) Ketua Tim berasal dari unsur penyelenggara jalan, (2) Ketua Tim berasal dari unsur penyelenggara jalan,

(3) Sekretaris dan anggota Tim berasal dari: unsur penyelenggara jalan, unsur penyelenggara lalu-lintas dan angkutan jalan, serta unsur Kepolisian;

(4) Seluruh anggota Tim Uji Laik Fungsi Jalan termasuk ketua dan sekretaris, tidak boleh diangkat dari unsur yang terlibat langsung dengan ruas jalan yang menjadi kewenangannya baik secara tek-nis maupun admitek-nistrasi.

(28)

Paragraf 4

Tim Uji Laik Fungsi Jalan

Pasal 8

(5) Tim Uji Laik Fungsi Jalan terdiri dari para ahli jalan yang meliputi di-siplin keilmuan:

a. Teknik perkerasan jalan, teknik geometrik jalan, teknik geoteknis jalan, teknik jembatan & bangunan pelengkap jalan, teknik bangunan perlengkapan jalan, teknik lalu-lintas/teknik transportasi, Teknik lingkungan; dan

lingkungan; dan

b. Administrasi teknik jalan.

(6) Dalam hal anggota Tim ahli jalan sulit untuk dipenuhi seperti disya-ratkan, maka penyelenggara jalan dapat mengangkat tenaga ahli jalan dari unsur lembaga penelitian jalan, dan/atau dari unsur perguruan tinggi, dan/atau dari unsur asosiasi ahli jalan.

(29)

Paragraf 4

Tim Uji Laik Fungsi Jalan

Pasal 9

(1) Tugas dan Fungsi Tim Uji Laik Fungsi Jalan meliputi:

– Melaksanakan Uji Kelaikan Fungsi Jalan berdasarkan Surat

Pengangkatan Tim Uji Laik Fungsi Jalan dan Surat Perintah pengujian yang meliputi ruas-ruas jalan yang harus diuji dan waktu pelaksanaan serta biaya pelaksanaan Uji Laik Fungsi Jalan yang ditetapkan oleh penyelenggara jalan;

– Melaksanakan uji dan evaluasi Laik Fungsi jalan pada ruas-ruas jalan – Melaksanakan uji dan evaluasi Laik Fungsi jalan pada ruas-ruas jalan

sesuai Surat Perintah Pengujian;

– Menyusun berita acara hasil Uji dan Evaluasi Laik Fungsi jalan yang berisi rekomendasi kelaikan dan upaya perbaikan yang harus dilakukan, dengan format yang mengacu kepada format berita acara terlampir

dalam Lampiran I dari Peraturan Menteri ini;

– Melaporkan berita acara Uji Laik Fungsi Jalan kepada Penyelenggara jalan.

(2) Semua informasi baik yang diberikan kepada Tim Uji Laik Fungsi Jalan maupun yang dikumpulkan oleh Tim Uji Laik Fungsi Jalan adalah bersifat rahasia dan milik penyelenggara jalan.

(30)

Paragraf 4

Tim Uji Laik Fungsi Jalan

Pasal 10

Prosedure pelaksanaan ULFJ mengikuti alur tugas sebagai berikut: – Tim ULFJ ditetapkan melalui SK penyelenggara jalan;

– Tim ULFJ mendapat surat tugas untuk melakukan Uji dan Evaluasi Kelaikan Fungsi Jalan pada ruas-ruas jalan tertentu;

– Tim ULFJ menyusun rencana pelaksanaan yang meliputi waktu pelaksanaan dan biaya serta peralatan yang diperlukan, dan disetujui pelaksanaan dan biaya serta peralatan yang diperlukan, dan disetujui penyelenggara jalan;

– Tim ULFJ melakukan ULFJ pada ruas-ruas jalan yg telah ditetapkan sesuai rencana pelaksanaan menggunakan formulir Survei ULFJ terlampir dalam Lampiran III dari Permen ini;

– Tim ULFJ mengevaluasi hasil pengujian untuk menetapkan rekomendasi status kelaikan fungsi dan upaya-upaya yang harus dilakukan;

– Tim ULFJ menyusun berita acara Evaluasi LFJ menggunakan formulir berita acara Evaluasi LFJ terlampir dalam Lampiran II dari Pemen ini;

– Tim ULFJ melaporkan berita acara Evaluasi LFJ kepada penyelenggara jalan.

(31)

Paragraf 4

Tim Uji Laik Fungsi Jalan

Pasal 11

• Untuk melengkapi legalitas pekerjaan pada suatu ruas jalan yang dievaluasi kelaikannya, Tim Uji Laik Fungsi Jalan dilengkapi dengan dokumen teknis jalan meliputi: Desain Teknis Rinci (Detail

Engineering Design, DED), Gambar Teknis Terbangun (As Built Drawing), dokumen penerimaan pekerjaan DED; dan dokumen lain

Drawing), dokumen penerimaan pekerjaan DED; dan dokumen lain yang sesuai dan tersedia;

• Dokumen teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus disediakan oleh penyelenggara jalan.

(32)

BAB IV

Tata cara Uji dan Penetapan

Laik Fungsi Jalan Umum

(33)

Paragraf 1

Jalan Nasional

Pasal 12

(1) Pemerintah menyelenggarakan Evaluasi FJ pada jalan Nasional;

(2) Setiap ruas jalan nasional harus memenuhi persyaratan teknis dan administrasi LFJ , serta mengupayakan pemenuhan katagori Laik Fungsi Tidak Bersyarat; (3) Pemerintah mengangkat Tim Uji Laik Fungsi Jalan pusat dengan

memperhati-kan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 8;

(4) Ruas jalan nasional yang akan dievaluasi, dipersiapkan dan diusulkan oleh Unit (4) Ruas jalan nasional yang akan dievaluasi, dipersiapkan dan diusulkan oleh Unit Pelaksana Teknis yang mengelola langsung jalan nasional yang bersangkutan, kepada Menteri, pada awal setiap tahun anggaran;

(5) Tim Uji Laik Fungsi Jalan pusat mengevaluasi ruas jalan nasional sesuai tugas dan fungsi serta mengikuti prosedur pelaksanaan;

(6) Kelaikan Fungsi ruas-ruas jalan nasional ditetapkan oleh Pemerintah dengan menerbitkan Sertifikat Laik Fungsi Jalan, berdasarkan berita acara Evaluasi Laik Fungsi Jalan, menggunakan format sesuai Lampiran I dari Peraturan Menteri ini.

(34)

Paragraf 2

Jalan Provinsi

Pasal 12

(1) Pemerintah daerah provinsi menyelenggarakan Evaluasi Laik Fungsi Jalan pada jalan Provinsi;

(2) Setiap ruas jalan Provinsi harus memenuhi persyaratan teknis dan

administrasi Laik Fungsi Jalan, dengan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, 5, dan 6, serta mengupayakan pemenuhan Laik Fungsi tidak bersyarat untuk ruas-ruas jalan provinsi sebagaimana disyaratkan pada

pasal 7; pasal 7;

(3) Pemerintah daerah provinsi mengangkat Tim Uji Laik Fungsi Jalan provinsi dengan memperhatikan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9; (4) Ruas jalan Provinsi yang akan dievaluasi, dipersiapkan dan diusulkan oleh

Unit Pelaksana Teknis yang mengelola langsung jalan provinsi tersebut kepada Gubernur, pada awal setiap tahun anggaran;

(5) Tim Uji Laik Fungsi Jalan provinsi mengevaluasi ruas jalan provinsi sesuai tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud pada pasal 9 serta mengikuti prosedur pelaksanaan sebagaimana dimaksud pada pasal 10;

(35)

Paragraf 1

Jalan Kabupaten/Kota

Pasal 14

(1) Pemda Kabupaten/Kota menyelenggarakan Evaluasi LFJ pada ja-lan-jalan Kabupaten/Kota;

(2) Setiap ruas jalan Kabupaten/Kota harus memenuhi persyaratan teknis dan ad-ministrasi LFJ, serta mengupayakan pemenuhan kelaikan fungsi tidak bersya-rat;

(3) Pemda provinsi, atas usulan pemda Kabupaten/Kota, mengangkat Tim Uji LFJ Kabupaten/Kota;

Kabupaten/Kota;

(4) Ruas-ruas jalan Kabupaten/Kota yg akan dievaluasi kelaikan fungsinya, diper-siapkan dan diusulkan oleh Unit Pelaksana Teknis yang mengelola langsung ruas jalan tsb kepada Bupati/Walikota, pada awal setiap tahun anggaran;

(5) Tim Uji LFJ kebupaten/Kota mengevaluasi ruas jalan Kabupaten/Kota sesuai tugas dan fungsi serta mengikuti prosedur pelaksanaan;

(6) Kelaikan Fungsi suatu ruas jalan Kabupaten/Kota ditetapkan oleh pemda pro-vinsi dengan menerbitkan sertifikat laik fungsi jalan, atas usulan Pemda Kabu-paten/Kota, berdasarkan berita acara Evaluasi Laik Fungsi Jalan, mengguna-kan format sesuai Lampiran I dari Peraturan Menteri ini.

(36)

BAB V

Pembiayaan

Pembiayaan

(37)

Pembiayaan

Pasal 15

1) Pembiayaan untuk pelaksanaan LFJ Umum meliputi pembiayaan untuk melakukan Evaluasi LFJ dan pembiayaan untuk pencapaian pemenuhan terhadap persyaratan Laik Fungsi Jalan.

2) Pembiayaan untuk evaluasi dan pencapaian LFJ ruas-ruas jalan Nasional dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.

3) Pembiayaan untuk evaluasi dan pencapaian laik fungsi ruas-ruas jalan provinsi dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah provinsi.

4) Pembiayaan untuk evaluasi dan pencapaian LFJ ruas-ruas jalan kabupaten/kota dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota.

(38)

BAB VI

Pengawasan

Pengawasan

(39)

Pengawasan

Pasal 16

(1) Evaluasi kelaikan fungsi jalan dan pencapaian kelaikan fungsi jalan diawasi oleh penyelenggaran jalan sesuai dengan kewenangannya, secara berkala berdasarkan hasil pengawasan fungsi dan manfaat;

(2) Status kelaikan fungsi ruas-ruas jalan Kabupaten dan Kota dilaporkan oleh pemerintah daerah Kabupaten/Kota kepada pemerintah daerah provinsi pada setiap akhir tahun anggaran;

pada setiap akhir tahun anggaran;

(3) Status kelaikan fungsi ruas-ruas jalan Provinsi, Kabupaten, dan Kota

dilaporkan oleh pemerintah daerah provinsi kepada pemerintah pada setiap akhir tahun anggaran;

(4) Status kelaikan fungsi ruas-ruas jalan Nasional, Provinsi, dan

Kabupaten/Kota dipublikasikan kepada umum oleh pemerintah pada setiap akhir tahun anggaran melalui media publikasi nasional.

(40)

BAB VII

Peraturan peralihan

Peraturan peralihan

(41)

Pasal 17

(1) Pemenuhan Katagori Laik Fungsi tidak bersyarat suatu ruas jalan, baik pada jalan baru maupun pada jalan yang sudah dioperasikan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 7 ayat 1 huruf a dan ayat (2) paling lambat 3 (tiga) tahun sejak peraturan menteri ini

diberlakukan, diawali dengan pelaksanaan Uji Laik Fungsi Jalan yang wajib dimulai paling lambat 1 (satu) tahun sejak peraturan

Peraturan Peralihan

yang wajib dimulai paling lambat 1 (satu) tahun sejak peraturan Menteri ini ditetapkan;

(2) Mekanisme penyelenggaraan jalan yang berlaku sebelum peraturan Menteri ini, perlu disesuaikan dengan berlakunya ketentuan tentang Laik Fungsi Jalan ini selama perioda

(42)

BAB VIII

Penutup

Penutup

(43)

Pasal 18

(1) Tata cara penetapan dan persyaratan Laik Fungsi Jalan sebagaimana diatur pada Peraturan Menteri ini beserta

lampirannya merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan dari Peraturan Menteri ini;

(2) Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Penutup

(44)

Pelaksanaan

Evaluasi

Laik Fungsi Jalan

Laik Fungsi Jalan

(45)

Prinsip pelaksanaan evaluasi

• Evaluasi dilakukan oleh AHLI jalan

• Mengacu kepada pedoman/standar

perencanaan teknis jalan

• Jalan dievaluasi secara visual, jika

• Jalan dievaluasi secara visual, jika

dianggap perlu melakukan pengukuran

• Jalan dinyatakan aman untuk setiap fokus

pengamatan oleh Tim

(46)

Persyaratan Teknik

Elemen Geometrik Jalan yg dievaluasi

• TIPE JALAN:

• Potongan melintang

– Lebar: Lajur; – Lebar Bahu

– Lebar Median (jika ada) – Selokan samping

– Selokan samping

• Alinemen horizontal

– Radius tikungan – Super-elevasi

– Saluran selokan samping – Hambatan samping

• Alinemen vertikal

– Tanjakan

(47)

Persyaratan teknik

Struktur

Perkerasan jalan

• Kondisi Jalan:

– Kerataan (Roughness), IRI, m/km

– % Lubang, Kedalaman alur (mm), Keretakan (m/m

2

),

Catatan: dibedakan per status jalan, jalan raya harus dengan data lengkap, jalan sedang lebih ringkas, jalan kecil tidak perlu, data lengkap, jalan sedang lebih ringkas, jalan kecil tidak perlu, cukup IRI saja.

• Kekuatan Konstruksi Jalan:

– Lendutan Jalan

•Hanya untuk jalan tertentu, eg. jalan nasional saja •Persyaratannya ditetapkan oleh penguji-nya

(48)

Persyaratan Teknik

Struktur Bangunan Pelengkap Jalan

• Jembatan

• Terowongan

• Ponton

• Lintas Atas

• Lintas Atas

• Lintas Bawah

• Tempat Parkir di badan jalan

• Gorong-gorong

• Tembok Penahan Tanah

• Saluran Tepi jalan

(49)

Persyaratan Teknik

Pemanfaatan bagian-bagian jalan

• Rumaja

– Dimanfaatkan untuk hanya lalu-lintas (laik)

– Dimanfaatkan untuk yang lain (tidak laik)

• Rumija

– Dimanfaatkan untuk hanya lalu-lintas (laik)

– Dimanfaatkan untuk hanya lalu-lintas (laik)

– Dimanfaatkan untuk yang lain (tidak laik)

• Ruwasja

– Dimanfaatkan untuk hanya fungsi lalu-lintas,

pemenuhan jarak pandangan, dan keamanan

konstruksi(laik)

(50)

Pesyaratan Teknis LFJ

Penyelenggaraan manajemen dan

rekayasa lalu-lintas

pemenuhan terhadap ketentuan perintah dan atau larangan

• Rambu

– Sesuai dengan kebutuhan pengaturan lalu-lintas

• Marka

– Sesuai dengan kebutuhan pengaturan lalu-lintas

– Sesuai dengan kebutuhan pengaturan lalu-lintas

• Pulau Jalan

– Sesuai dengan kebutuhan pengaturan lalu-lintas

• Separator

– Sesuai dengan kebutuhan pengaturan lalu-lintas

• APILL

(51)

Persyaratan Teknis LFJ

Perlengkapan jalan yg terkait langsung

Pemenuhan terhadap spesifikasi teknis

• Rambu

– Bahan dasar rambu memadai

– Pemasangan dan konstruksinya cukup kuat

• Marka

• Marka

– Bahan (keawetan, reflektorized) memadai

• APILL

• Lampu Jalan

• Pengendali & Pengaman

• Fasilitas Pendukung

(52)

• Patok pengarah (deliniator)

, sesuai kebutuhan

• Guardrail

, sesuai kebutuhan

• Patok

, wajib utk jalan arteri dan kolektor

– Kilometer, setiap Km

– Hektometer, setiap 100m

Persyaratan Teknis LFJ

Perlengkapan jalan yg tdk terkait langsung

Pemenuhan terhadap spesifikasi teknis

– Hektometer, setiap 100m – Rumija, setiap KM

• Batas Seksi

, wajib utk jalan arteri dan kolektor

• Pagar,

pagar rumija hanya utk jln Tol

• Fasilitas pemeliharaan

(53)

Persyaratan Administrasi LFJ

• Harus ada Administrasi Perlengkapan Jalan:

– Dokumen penetapan PERINTAH & LARANGAN yg

menjadi dasar penetapan rambu, marka, dan APILL

• Harus ada SK Status Jalan

• Harus ada SK Kelas Jalan

• Harus ada Surat Kepemilikan tanah Rumija

• Harus ada dokumen Leger jalan

(54)

SEKIAN

DAN

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

(55)

PP34/2006 tentang jalan, pasal 102

(dasar disusunnya Permen ini)

(1) Jalan umum dioperasikan setelah ditetapkan memenuhi persyaratan LFJU secara teknis dan administratif sesuai dengan

pedoman

yang ditetapkan oleh Menteri dan menteri terkait.

(2) Uji LFJU dilakukan sebelum pengoperasian jalan yg belum beroperasi. (3) Uji LFJU pada jalan yg sudah beroperasi dilakukan secara berkala

paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau sesuai dengan kebutuhan. (4) Suatu ruas jalan umum dinyatakan laik fungsi secara teknis apabila

memenuhi persyaratan teknis:

struktur perkerasan jalan; struktur bangunan pelengkap jalan; geometri jalan; pemanfaatan bagian-bagian jalan; penyelenggaraan manajemen dan

rekayasa lalu lintas; dan perlengkapan jalan.

(5) Suatu ruas jalan umum dinyatakan laik fungsi secara administratif apabila memenuhi persyaratan administrasi:

perlengkapan jalan, status jalan, kelas jalan, kepemilikan tanah ruang milik jalan, leger jalan, dan dokumen analisa mengenai dampak lingkungan

(56)

PP34/2006 tentang jalan, pasal 102

(dasar disusunnya Permen ini)

(6) Prosedur pelaksanaan uji

kelaikan

fungsi jalan umum

dilaksanakan oleh tim uji laik fungsi (TULF) yang dibentuk oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan terdiri dari unsur

penyelenggara jalan, instansi menyelenggarakan urusan di bidang lalu lintas dan angkutan jalan.

(7) Penetapan laik fungsi jalan suatu ruas dilakukan oleh penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan

penyelenggara jalan yang bersangkutan berdasarkan rekomendasi yang diberikan oleh TULF

(8) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan laik fungsi jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan penetapan laik fungsi diatur dengan

(57)

PP38/2007 tentang pembagian urusan

pemerintahan antara perintah, pemerintah daerah

provinsi, dan pemerintah daerah Kabupaten/Kota

(dasar disusunnya Permen ini)

• Sub Bidang Bina Marga

– Sub sub Bidang Pengaturan (kewenangan pusat)

• Pembentukan peraturan perundang-undangan

• Perumusan kebijakan perencanaan

Teks PM

Pengendalian penyelenggaraan jalan secara makro

• Penetapan NSPK

– Sub sub Bidang Pembinaan

– Sub sub Bidang Pembangunan dan Pengusahaan

– Sub sub Bidang Pengawasan

Evaluasi Kinerja Jalan (kewenangan yang dibagi bersama antara pemda provinsi dan pemda kabupaten kota)

Referensi

Dokumen terkait

Buku Laporan Isi buku laporan tidak isi buku laporan rajin Isi buku laporan Pada umumnya baik, Kurang bersih dan Jarang membuat Tidak membuat pernah ada hal-hal yang dan

Like the majority of gold mineralization in the Sunda-Banda arc the gold deposit of Bengkulu exhibits characteristics of low-sulfidation epithermal environment

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Gubernur Nomor 80 Tahun 2014 tentang Penetapan Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Angkutan Penumpang Dengan Mobil Bus Umum Kelas Ekonomi

tinggi suhu drn sanakin lama pageringan digunakai semalin c€p6t pula tetjadi laju p€rpindahan panas Dergan m€nggmakan suhu yang berbeda dengar waku vang b€fteda

Bahan yang direngkah adalah tir batubara bituminius yang berasal dari Kalimantan Timur dan dikerjakan di laboratorium Heat and Mass Tranfer (HMT) Pusat Antar Universitas

Sprue harus diletakkan pada permukaan malam yang paling tebal sehingga logam cair dapat mengalir dengan lebih mudah ke seluruh rongga mould.. Tujuan dari sprue former adalah

Antibiotik yang bersifat aktif bekerja hanya terhadap beberapa jenis mikroba saja, bakteri gram positif atau gram negative saja..

1) Pengembangan sistem evaluasi kesesuaian lahan sangat diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan kebijakan pembangunan pertanian baik skala perencanaan regional