BIMBINGAN TEKNIS PENINGKATAN KAPASITAS
APARAT PENGAWAS INTERNAL DALAM
MELAKUKAN
AUDIT PENGADAAN BARANG DAN JASA
Pusat Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
2016
WISNU SARDJONO SOENARSO
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
TINGGI
Riset, Teknologi
dan Pendidikan
Tinggi
Integrasi
PEMBENTUKAN KEMENTERIAN
Perpres 9/2015
Perpres 13/2015 Perubahan Kementerian Penataan Organisasi Permenristekdikti 15/2015Tujuan UU No. 5/2014
melayani masyarakat
dan dunia usaha/
investasi.
MENCIPTAKAN
BIROKRASI
BERSIH,
KOMPETEN
DAN
MELAYANI
kompeten terhadap
tugas dan tanggung
jawab yang diemban
bersih dari KKN dan
politisasi
APARATUR SIPIL NEGARA
UU No. 5 Tahun 2014 tentang
aparatur sipil negara
……. persoalan pegawai negeri sipil (PNS) di
Indonesia lebih terkait masalah kompetensi
daripada soal jumlah. Rasio jumlah PNS dan
jumlah penduduk di Indonesia masih wajar
dan lebih baik jika dibandingkan dengan
negara lain di Asia….. (Kepala LAN, 2015)
APARATUR SIPIL NEGARA
“…. dalam penelitian kita tahun 2013, ada PNS di
Indonesia yang baru melakukan pelatihan sekali
dalam 26 tahun. Jika dibandingkan dengan PNS di
Singapura, dalam setahun, mereka punya 100 jam
untuk lakukan pelatihan," (Agus Dwiyanto, Kepala
LAN)
Kompetensi ASN
Rendah?
Menurut Penilaian BKN,
mayoritas pejabat
Eselon I dan II instansi
pemerintah memiliki
kompetensi yang
rendah
(Kompas, 7 April 2016)
KOMPAS 28 MEI 2016
PERUBAHAN POLA KERJA ASN
WAPRES JUSUF KALLA: terjadi
perubahan pola kerja ASN :
•
Perubahan Sistem Pemerintahan
•
Teknologi (e – government)
•
Persaingan
PEMETAAN ASN
TINDAK LANJUT
Kuadran I
Kualifikasi &
Kompetensi
Baik
PROMOSI
Kinerja
Baik
Kuadran II
Kualifikasi &
Kompetensi
Baik
PEMBINAAN
MUTASI /
Kinerja
Rendah
Kuadran III
Kualifikasi &
Kompetensi
Rendah
DIKLAT
Kinerja
Baik
Kuadran III
Kualifikasi &
Kompetensi
Tidak Baik
RASIONALISASI
Kinerja
Rendah
RENCANA REVITALISASI ASN 2017-2019
Pengembangan SDM :
1. Penentuan kebutuhan
pengembangan
2. Penetapan tujuan yang
bersifat umum dan
spesifik
3. Pemilihan metode
pengembangan
4. Pemilihan media
5. Implementasi program
6. Evaluasi program
PROSES PENGEMBANGAN SDM
HUMAN CAPITAL
DEVELOPMENT
PROGRAM/HDCP
RENCANA
STRATEGIS
1.
Pasal 21: PNS berhak memperoleh
pengembangan
kompetensi
2.
Pasal 70 ayat 2: Pengembangan kompetensi
antara lain melalui
pendidikan dan pelatihan,
seminar, kursus, dan penataran
.
3.
Dalam mengembangkan kompetensi ASN, setiap
Instansi Pemerintah wajib menyusun rencana
pengembangan kompetensi tahunan yang
tertuang dalam rencana kerja anggaran tahunan
instansi masing-masing
4.
Dalam RPP pengembangan kompetensi
disebutkan ASN wajib mendapat minimal
80 JP
setahun
1. Ketersediaan Anggaran
2. Komposisi SDM versus Regulasi
3. Kesinambungan program pembangunan
(pendidikan
jangka panjang)
4. Penempatan kembali pasca Pendidikan dan Pelatihan
5. Labor Turn Over,
-
Kondisi/lingkungan kerja
-
Sistem Remunerasi/penggajian/fasilitas
-
Generasi Y
-
Generasi Z
-
dll.
TANTANGAN PENGEMBANGAN SDM PADA INSTANSI
PEMERINTAH
RENSTRA
STRATEGI
PENGEMBANGAN
KEBIJAKAN
/ MANAJEMEN SDM
RUJUKAN DALAM PENGEMBANGAN SDM
•
Pengembangan SDM dirancang untuk membantu individu,
kelompok, dan organisasi secara keseluruhan, agar
menjadi lebih efektif.
•
Program ini diperlukan karena manusia, pekerjaan, dan
organisasi selalu berubah. Untuk itu setiap manusianya
harus terus belajar, bahkan organisasinya pun harus terus
belajar (
learning organization
) agar tetap eksis.
STRATEGI PENGEMBANGAN SDM
JANGKA
PANJANG
JANGKA
MENENGAH
JANGKA
PENDEK
PENDIDIKAN FORMAL
(GELAR)
•
PENDIDIKAN FORMAL
(GELAR)
•
PELATIHAN (NON
GELAR)
•
FORMAL (GELAR)
KESINAMBUNGAN
PROGRAM
•
PELATIHAN (NON
GELAR)
BIRO SDM KEMENRISTEKDIKTI 2016Penentuan secara tepat kebutuhan pengembangan SDM :
1. Analisis Organisasi
2. Analisis Tugas
3. Analisis personil/orang
Ke 3 analisis diatas menjawab 3 pertanyaan :
1. Pada bagian mana dalam organisasi diperlukan program
pengembangan (training need analysis, budaya oragnisasi,
lingkungan eksternal)
2. Apa yang harus dipelajari oleh peserta agar dapat
melaksanakan pekerjaan secara efektif
3. Siapa yang perlu dilatih atau dididik atau dikembangkan, dan
latihan pendidikan dan pengembangan apa yang perlu
diberikan kepada mereka
PENGEMBANGAN SDM
DATA PEGAWAI BERDASARKAN TINGKAT
DAN BIDANG PENDIDIKAN
RENCANA REKRUITMEN SDM
POLA KARIER
DATA PEGAWAI BERDASARKAN KELOMPOK
USIA DAN RENCANA PENSIUN
BIRO SDM KEMENRISTEKDIKTI 2016
HUMAN CAPITAL DEVELOPMENT PROGRAM
PROFIL ASN :
PENDIDIKAN,
JENIS KELAMIN
PROFIL ASN:
BIDANG STUDI
(S1,S2,S3)
RENCANA
PENDIDIKAN
NON GELAR
RENCANA
KEBUTUHAN
ASN (BIDANG
STUDI)
RENCANA
PELAKSANAAN
DIKLAT GELAR
S2, S3, DN
RENCANA
PELAKSANAAN
DIKLAT GELAR
S2, S3, LN
RENCANA
PELAKSANAAN
DIKLAT GELAR
S3 DN
RENCANA
PELAKSANAAN
DIKLAT GELAR
S3 LN
2016
2017- 2023
PP 101/2000 DIKLAT JABATAN PNS
PRAJABATAN
•K1 & K2
•Gol. II dan III
KEPEMIMPINAN •Pim Tk I •Pim Tk II •Pim Tk III •Pim Tk IV TEKNIS •Umum, Adm Manajemen •Substantif FUNGSIONAL •Jenjang pertama •Jenjang muda •Jenjang madya •Jenjang utama •Fungsional teknis
DIKLAT DALAM JABATAN
DIKLAT PRA JABATAN
INSTANSI PEMBINA (LAN)
INSTANSI PEMBINA PEMBINA TEKNISINSTANSI PEMBINA PEMBINA JABFUNG
PENYELENGGARA DIKLAT PNS:
LEMBAGA DIKLAT TERAKREDITASI
KOMPETENSI:
KOGNITIF
,
AFEKTIF
,
PSIKOMOTORIK
•
Dilakukan dalam rangka mengurangi/menutup
“GAP”
antara kompetensi
(kecakapan/kemampuan) pegawai dengan
persyaratan (permintaan) jabatan.
•
Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kerja pegawai dalam mencapai sasaran kerja
pegawai yang telah ditetapkan
KENAPA HARUS ADA PELATIHAN
URAIAN DIKLAT BIMTEK
Struktural Fungsional Teknis
Substansi Kompetensi
Dasar Kompetensi Dasar Kompetensi Bidang Masalah/kasus Manajemen PNS Metode Andragogi Andragogi Andragogi Tatap Muka/
Ceramah Tenaga
Pengajar Widyaiswara Widyaiswara Widyaiswara Narasumber Pelaksana Pusdiklat Pusdiklat Pusdiklat Unit Kerja/Satker Kurikulum Berbasis
Kompetensi Berbasis Kompetensi Berbasis Kompetensi Tidak ada yg baku Peserta Pejabat
Struktural Pejabat Fungsional Pejabat Struktural dan Fungsional Tidak ada batasan Tujuan Peningkatan Kompetensi (K-S-A) Peningkatan Kompetensi (K-S-A) Peningkatan Kompetensi (K-S-A) Penyelesaian masalah Durasi/waktu Tidak ada
batasan namun ada min JP Tidak ada batasan namun ada min JP Tidak ada batasan namun ada min JP Biasanya tidak lebih dari 3 hari
No. Jenis Kegiatan Tujuan Lama
Waktu Jumlah Peserta 1. Rapat Kerja Menyelesaikan
permasalahan pekerjaan biasanya melalui musyawarah/ voting 1 s.d 2 hari Bergantung kebutuhan rapat
2. Rapat Kordinasi Upaya untuk mencapai keselarasan, keserasian dan keterpaduan baik
perencanaan maupun pelaksanaan tugas serta kegiatan semua instansi terkait
1 s.d 3 hari Bergantung pada
kebutuhan rakor
3. Sosialisasi Proses penanaman atau transfer kebiasaan maupun kebijakan, dan atau nilai serta aturan
1 hari 30 s.d 100 orang
4. Workshop Pertukaran informasi, interaksi antar peserta, dan
pembahasan yang sering bersifat tutorial dan
cenderung teknis.
1 s.d 3 hari 30 s.d 40 orang
PELATIHAN PERSONIL KEMENRISTEKDIKTI
1. DIKLAT TEKNIS :
•
PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN,
•
PERBENDAHARAAN, BENDAHARA PENERIMAAN, BENDAHARA
PENGELUARAN
•
PENGADAAN BARANG DAN JASA,
•
PENGELOLAAN KEUANGAN,
•
ARSIP DINAMIS,
•
PROTOKOL,
•
KEAMANAN,
•
SEKRETARIS,
•
PENGELOLAAN STP,
•
MANAJEMEN INOVASI
RENCANA STRATEGIS
KEMENTERIAN
Visi :
Terwujudnya
Pendidikan Tinggi yang bermutu
serta
kemampuan Iptek dan Inovasi
untuk mendukung daya
saing bangsa
Misi:
(1) Meningkatkan akses, relevansi, dan mutu pendidikan
tinggi untuk
menghasilkan SDM yang berkualitas
(2) Meningkatkan kemampuan Iptek dan Inovasi untuk
menghasilkan nilai tambah produk inovasi
TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS KEMENRISTEKDIKTI
2015-2019
TUJUAN :
Meningkatnya relevansi, kuantitas dan kualitas
sumber daya manusia berpendidikan
tinggi, serta kemampuan Iptek dan inovasi untuk
keunggulan daya saing bangsa
SASARAN
1. Meningkatnya kualitas pembelajaran dan kemahasiswaan
pendidikan tinggi
2. Meningkatnya kualitas kelembagaan iptek dan dikti
3. Meningkatnya relevansi, kualitas dan kuantitas sumber daya iptek
dan dikti
4. Meningkatnya relevansi dan produktivitas riset dan
pengembangan
KEBIJAKAN
Meningkatkan tenaga terdidik dan terampil berpendidikan tinggi
STRA
TE
GI bersertifikat kompetensi, prodi terakreditasi unggul, mahasiswa peraih emas tingkat nasional Meningkatkan angka partisipasi kasar serta jumlah mahasiswa yang berwirausaha, lulusan
dan internasional, lulusan yang langsung bekarja, LPTK yang meningkat mutu penyelenggaraan pendidikan akademiknya, dan calon pendidik dalam mengikuti
pendidikan profesi guru
No Indikator Program Target
2015 2016 2019
1 Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi (Nominal) 26,86% 28.16% 32.56% 2 Jumlah mahasiswa yang berwirausaha (Nominal) 2.000 2.500 4.000 3 Prosentase lulusan bersertifikat kompetensi (Nominal) 55% 60% 75% 4 Jumlah Prodi terakreditasi unggul (Kumulatif) 10.800 12.000 15.000 5 Jumlah mahasiswa peraih emas tingkat nasional dan internasional (Nominal) 380 390 420 6 Prosentase lulusan yang langsung bekerja (Nominal) 50% 60% 90% 7 Jumlah LPTK yang meningkat mutu penyelenggaraan pendidikan akademik
(Nominal)
17 46 46
8 Jumlah calon pendidik yang mengikuti pendidikan profesi guru (Nominal) 4.458 5.458 12.000
PROGRAM
Penguatan Pembelajaran dan Kemahasiswaan
KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, INDIKATOR, DAN TARGET
(1)
Meningkatkan Kualitas Pendidikan Tinggi dan Lembaga Litbang
•
Meningkatkan jumlah perguruan tinggi masuk dalam ranking 500 top dunia,
perguruan tinggi berakreditasi A
•
Mengembangkan jumlah Taman Sains dan Teknologi yang dibangun, Taman
Sains dan Teknologi yang mature, Pusat Unggulan Iptek
No Indikator Program 2015 Target 2016 2019
1 Jumlah Perguruan Tinggi masuk top 500 dunia (Kumulatif) 2 3 5 2 Jumlah Perguruan Tinggi berakreditasi A (Unggul) (Kumulatif) 29 39 194 3 Jumlah Taman Sains dan Teknologi (TST) yang dibangun
(Kumulatif) 77 100 100
4 Jumlah Taman dan Teknologi yang mature (Kumulatif) 6 14 58 5 Pusat Unggulan Iptek (Kumulatif) 12 15 30
Penguatan Kelembagaan
KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, INDIKATOR, DAN TARGET
(2)
KEBIJAKAN STRA TE GI PROGRAMMeningkatkan Sumber Daya Litbang dan Pendidikan Tinggi
yang berkualitas
• Meningkatkan jumlah dosen berkualifikasi S3, jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya, jumlah pendidik yang mengikuti sertifikasi dosen
• Meningkatkan jumlah SDM litbang berkualifikasi master dan doktor, jumlah SDM Iptek yang meningkat kompetensinya, jumlah sarpras Iptek dan Dikti yang direvitalisasi
No Indikator Program 2015 Target 2016 2019
1 Jumlah Dosen Berkualifikasi S3 (Kumulatif) 23.500 28.000 41.500 2 Jumlah SDM Dikti yang meningkat kompetensinya – perubahan
(Nominal) 2.000 2.000 2.000
3 Jumlah pendidik mengikuti sertifikasi dosen – komulatif (Nominal) 8.000 10.000 10.000 4 Jumlah SDM Litbang Berkualifikasi Master dan Doktor (Kumulatif) 3.350 3.700 5.450 5 Jumlah SDM iptek yang meningkat kompetensinya (Nominal) 95 161 205 6 Jumlah Sarpras Lemlitbang dan PTN yang direvitalisasi (Nominal) 126 142 153
Penguatan Sumber Daya
KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, INDIKATOR, DAN TARGET
(3)
KEBIJAKAN STRA TE GI PROGRAMMeningkatkan produktivitas penelitian dan pengembangan
Meningkatkan jumlah HKI didaftarkan, publikasi internasional dan prototipe hasil
litbang
No Indikator Program 2015 Target 2016 2019
1 Jumlah HKI yang didaftarkan (Kumulatif) 1.580 1.735 2.305 2 Jumlah publikasi internasional (Nominal) 5.008 6.229 12.089 3 Jumlah prototipe R & D (Nominal) 530 632 1.081 4 Jumlah prototipe laik industri (Nominal) 15 15 15
Penguatan Riset dan Pengembangan
KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, INDIKATOR, DAN TARGET
(4)
KEBIJAKAN STRA TE GI PROGRAMMeningkatkan inovasi
Meningkatkan jumlah produk inovasi
No Indikator Program 2015 Target 2016 2019
1 Jumlah produk inovasi (Nominal) 10 15 30
Penguatan Inovasi
31
KEBIJAKAN, STRATEGI, PROGRAM, INDIKATOR, DAN TARGET
(5)
KEBIJAKAN STRA TE GI PROGRAMPERMASALAHAN BIROKRASI
Tumpang tindih Peraturan perundang-undangan di bidang\ aparatur negara, tidak sesuai dengan kondisi saat ini
Pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set) birokrasi belum sepenuhnya mendukung birokrasi yang
profesional Praktik manajemen SDM Belum optimal
meningkatkan profesionalisme
Distribusi PNS belum merata dan proporsional secara geografis Fungsi dan kewenangan antar instansi pemerintah
tumpang tindih, berbenturan, terlalu besar
Sistem pengawasan internal belum mampu
berperan sebagai quality assurance
Kualitas pelayanan publik masih belum
memenuhi harapan publik
Sistem monitoring, evaluasi, dan penilaian
belum dibangun dengan baik
REFORMASI BIROKRASI
Mengapa Harus
Membangun profil dan perilaku aparatur negara yang memiliki
integritas, produktivitas, dan bertanggungjawab serta
memiliki
kemampuan
memberikan pelayanan yang prima melalui
perubahan pola pikir (
mind-set
) dan budaya kerja (
culture-set
)
dalam sistem manajemen pemerintahan
Pelaksanaan 8 area perubahan reformasi
birokrasi
Untuk memberikan arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi selama kurun waktu 2010-2025
agar pelaksanaan
reformasi birokrasi di K/L dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi,
melembaga dan
berkelanjutan.
TUJUAN
Agenda
Reformasi Birokrasi
4. PENGUATAN TATALAKSANA
2. PENGUATAN PERATURAN
PERUNDANG-UNDANGAN
7. PENGUATAN AKUNTABILITAS
KINERJA
3 PENGUATAN KELEMBAGAAN
6. PENGUATAN SISTEM
PENGAWASAN
1. MANAJEMEN PERUBAHAN
5. PENGUATAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR 8. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIKa. Penguatan Layanan Mahasiswa b. Penguatan Layanan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
c. Penguatan Layanan Riset dan
Hasil yang Diharapkan
Mendorong efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan,sekaligus juga untuk mengubah mental aparatur
Sistem peraturan perundang-undangan yang lebih efektif dan menyentuh kebutuhan masyarakat
Birokrasi lebih berkinerja dan mampu mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan segala sumber-sumber yang dipergunakannya
Terciptanya budaya/perilaku yang lebih kondusif dalam upaya mewujudkan birokrasi yang efektif dan efisien
Meningkatnya penyelenggaraan birokrasi yang bersih & bebas KKN
Terciptanya budaya kerja positif yang kondusif bagi terciptanya birokrasi yang bersih dan akuntabel, efektif, dan efisien serta mampu memberikan pelayanan yang berkualitas
Sistem manajemen SDM yang mampu menghasilkan pegawai yang profesional
mendorong
perubahan
profesionalisme para penyedia
pelayanan serta peningkatkan
kualitas pelayanan
PROGRAM AREA PERUBAHAN REFORMASI BIROKRASI
2015-2019
Reformasi Birokrasi Kementerian Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Reformasi Birokrasi Internal
(8 Area Perubahan +
Quick Wins
)
Reformasi Pelayanan Publik
Reformasi Layanan Riset & Pengembangan Reformasi Layanan PTK Reformasi Layanan Mahasiswa Reformasi Layanan Kelembagaan
Reformasi birokrasi di lingkungan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan
Tinggi ditujukan untuk mewujudkan
pemerintahan yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisien, dan memiliki pelayanan publik berkualitas. Dalam pelaksanaan reformasi birokrasi tahun 2015-2019, terdapat dua fokus utama pembenahan, yaitu:
Reformasi Birokrasi Internal Kementerian
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.
Reformasi Pelayanan Publik, yang terdiri
dari:
a. Reformasi Layanan Mahasiswa b. Reformasi Layanan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan
c. Reformasi Layanan Riset dan Pengembangan
d.Reformasi Layanan Kelembagaan e. Quick Wins: Unit Layanan Terpadu
Quick Wins