• Tidak ada hasil yang ditemukan

R.I. Arifiantini, T.L. Yusuf, dan M. Riyadhi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "R.I. Arifiantini, T.L. Yusuf, dan M. Riyadhi Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor ABSTRAK"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

STIMULASI BAILEY ELEKTROEJAKULATOR PADA VOLTASE YANG BERBEDA TERHADAP VOLUME SEMEN

DAN KONSENTRASI SPERMATOZOA DOMBA LOKAL (The Stimulation of Bailey Electroejaculator at Various Voltages on the Semen Volume and Sperm Concentration of the Native Ram )

R .I. Arifiantini, T.L. Yusuf, dan M. Riyadhi

Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, Bogor

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas stimulasi pada tegangan 6 volt (6V) dan 12 volt (12V) terhadap reaksi ereksi, ejakulasi serta kuantitas semen (volume semen dan konsentrasi sperma) yang dihasilkan dari delapan ekor domba jantan lokal. Koleksi semen dilakukan satu minggu sekali. Semen yang didapat dievaluasi volumenya menggunakan pipet ukur dan konsentrasi dihitung menggunakan pipet eritrosit dengan kotak hitung neubauer.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaksi ereksi terjadi hanya 50% pada 6 V dan 75% pada 12V. Ejakulasi terjadi 100% pada 6 V dan 12 V dengan waktu ejakulasi terjadi lebih cepat pada 12 V, yaitu pada stimulasi ke 2,75 dengan waktu 18 ±11,90 detik dibandingkan dengan 6 V, reaksi ejakulasi terjadi pada stimulasi ke 7,13 dalam waktu 43 ±26,16 detik. Volume semen yang dihasilkan 6 V lebih rendah dibandingkan dengan 12 V (0,69 ± 0,45 ml vs 0,84±0,21 ml) dengan konsentrasi spermatozoa yang lebih tinggi yaitu masing-masing 2145 ± 835 dan 1431,5 ± 566 juta spermatozoa ml-1 .

Kesimpulan dari penelitian ini adalah Bailey electroejakulator dapat digunakan untuk koleksi semen domba dengan 6 maupun 12 V dengan reaksi ereksi, ejakulasi dan kuantitas semen yang berbeda.

Kata kunci : ereksi, ejakulasi, konsentrasi sperma, voltase, Bailey elektroejakulator ABSTRACT

The objective of this research was to study the efficiency of Bailey electroejaculator stimulation at 6 volt (6V) and 12 volt (12 V) to the reaction of erection time, ejaculation and semen quantity (semen volume and sperm concentration) collected from eight local rams. Semen were collected once a week. The collected semen were then evaluated for its volume using the measurement pipette and sperm concentration counted using haemocytometer with the neubauer chamber.

The results showed that erection reaction of rams were only 50% when stimulated at 6 V and 75% at 12V. Ejaculation occurred 100% both at 6 V and 12 V with 7.13 stimulations for 43 ± 26.16 seconds at 6 V, while at 12 V needed only 2.75 stimulations as long as 18 ± 11.90 seconds. Stimulation at 6 V showed lower volume with higher sperm concentration ( 0.69 ± 0.45 ml; 2145 ± 835 million sperm ml–1 respectively) compared to 12 V (0.84±0.21 ml; 1431. 25 ± 566 million sperm ml–1 respectively).

It was concluded that the Bailey electro ejaculator is applicable to collect ram semen by using 6 and 12 V with different results of erection and ejaculation reaction, and semen quantity.

(2)

PENDAHULUAN

Koleksi atau penampungan semen adalah salah satu kegiatan yang terdapat pada program inseminasi buatan (IB). Koleksi semen dapat dilakukan menggunakan beberapa macam cara yaitu post coitumrecovery, vagina buatan (VB), masase dan elektroejakulator (EE) Sorenson (1979) dan epid-idymal recovery ( Watson, 1978b). Koleksi semen pada ternak umumnya dilakukan menggunakan va-gina buatan, selain karena proses koleksi terjadi secara fisiologik, kualitas dan kuantitas semen yang dihasilkan juga lebih baik dibandingkan ketiga cara koleksi semen lainnya (Hafez, 1993). Pada kondisi ternak menolak penggunaan vagina buatan, akibat libido yang rendah atau kaki mengalami luka maka EE dapat menjadi pilihan. Penggunaan EE terutama ditujukan untuk koleksi semen pada hewan liar seperti harimau, rusa ataupun pada monyet. Model EE yang dipergunakan pada hewan bervariasi baik ukuran panjang dan diameter tongkat perangsang (probe) maupun tingkat rangsangan yang diberikan. Rangsangan umumnya diberikan secara bertingkat dari voltase (V) rendah perlahan-lahan dinaikkan secara gradual dengan intensitas rangsangan dan istirahat sama (on/off).

Bailey electroejakulator adalah salah satu jenis EE model terbaru yang biasa digunakan pada ternak kecil (kambing dan domba). Sumber energinya berupa tenaga batere dengan dua pilihan tegangan, 6 volt (6V) menggunakan satu batere dan 12 volt (12V) menggunakan dua batere. Jenis EE ini sangat praktis karena operator dan pemegang probe (probe horder) bisa dilakukan oleh satu orang, ringan dan mudah dibawa serta tidak memerlukan tenaga listrik sehingga memungkinkan untuk digunakan pada hewan liar

ukuran kecil seperti rusa dan harimau. Kelemahan EE jenis ini rangsangan tidak diberikan secara bertahap, tetapi hanya terbatas pada dua pilihan tegangan yaitu 6V dan 12 V.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh rangsangan Bailey EE pada 6 dan 12 V, terhadap reaksi ereksi, ejakulasi dan kuantitas (vol-ume semen dan konsentrasi spermatozoa) pada domba lokal.

MATERI DAN METODE

Ternak percobaan yang digunakan adalah delapan ekor domba lokal jantan yang telah dewasa kelamin, dengan berat 30-35 Kg. Kondisi kesehatan baik dan normal untuk diuji kualitas semennya. Ditempatkan dalam kandang individu, diberi pakan rumput 5- 7 kg dan konsentrat 0,25 kg ekor -1 hari-1. Koleksi semen

Domba jantan dikoleksi semennya satu minggu sekali menggunakan Bailey elektro ejakulator [Bailey electroejaculator Western Instrumen Co. Denver, Colorado] (Ilustrasi 1). Domba yang akan dikoleksi direbahkan, bulu-bulu sekitar praeputium dicukur, dicuci dengan sabun, dibilas menggunakan air bersih, dikeringkan dengan handuk, dibilas dan dilakukan spull bagian dalam praeputiumnya dengan NaCl fisiologik kemudian dikeringkan dengan tissue. Bailey EE disiapkan sesuai tegangan yang diinginkan (Ilustrasi 2 a dan b). Probe diberi pelicin dan dimasukkan ke anus sedalam 10 cm, dan diarahkan pada lantai pelvis. Intensitas rangsangan dilakukan selama empat detik dan diistirahatkan selama empat detik. Dilakukan terus menerus sampai terjadi ereksi dan ejakulasi.

Satu orang bertugas sebagai operator dan

(3)

probe horder serta satu orang lainnya sebagai kolektor semen. Koleksi semen menggunakan tabung semen berbentuk tulip sehingga memudahkan untuk men garah kan dan men ampun g semen yan g diejakulasikan.

Pengukuran Volume Semen dan Konsentrasi Spermatozoa

Semen yang didapat dibawa ke laboratorium, diukur volumen ya men ggunakan pipet ukur. Konsentrasi spermatozoa ml-1 dihitung menggunakan pipet eritrosit dan kotak hitung Neubauer dengan bahan pengencer eosin 0, 2% ( Hafez, 1993). Parameter yang diamati

Parameter reaksi ereksi dan ejakulasi diukur menggunakan stop watch. Jumlah rangsangan sampai terjadi ereksi serta waktu yang dibutuhkan sampai terjadi ejakulasi.

Waktu ereksi adalah waktu dimana mulai diberikan stimulasi sampai terjadinya ereksi, sedangkan ereksi adalah peningkatan turgiditas (pembesaran) organ yang disebabkan oleh stimulasi syaraf dan kontraksi otot. Waktu ejakulasi waktu dimana mulai diberikan stimulasi sampai terjadinya ejakulasi., sedangkan ejakulasi adalah gerak untuk

mengosongkan epididymis, uretra dan kelenjar asesorius pada hewan jantan (Frandson, 1996). Volume semen adalah cairan sekresi alat reproduksi jantan yang keluar pada saat ejakulasi. Konsentrasi spermatozoa adalah jumlah sel spermatozoa yang terdapat dalam satu mililiter semen ( Juta-ml). Hasil penelitian dianalisa menggunakan program Statistical program for social science (SPSS) 10,0 dengan uji -t berpasangan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari delapan ekor domba percobaan yang diberikan stimulasi 6V, hanya empat ekor (50%) yang memberikan reaksi ereksi, rata-rata dicapai pada stimulasi ke 8±5,37 atau selama 50±32,36 detik sejak rangsangan diberikan. Pada tegangan 12 V, domba yang mengalami ereksi sebanyak enam ekor (75%), dengan waktu ereksi dicapai pada stimulasi ke 5,75 atau selama kurang lebih 37 ± 27,44 detik (Tabel 1).

Secara statistik pengaruh stimulasi dengan elektroejakulator pada voltase yang berbeda pada penelitian ini menunjukkan tidak berbeda nyata (P>0,05). Tetapi secara individu memperlihatkan hasil

Ilustrasi 2. Elektroejakulator Bailey 12 Volt (a) dan 6 Volt (b)

(a)

(

b)

(4)

yang cukup bervariasi, terutama pada stimulasi dengan tegangan 12V, dimana kecenderungan terjadinya ereksi lebih cepat dan lebih optimal. Kondisi demikian dapat dimungkinkan karena pada stimulasi yang lebih tinggi (12V) akan meningkatkan rangsangan dibandingkan stimulasi 6 V pada syaraf parasimpatis yang berasal dari medulla spinalis sacrum dan selanjutnya diteruskan kebagian genitalia eksternal. Menurut Martin (1978), ereksi distimulasi oleh refleks yang timbul dari suatu input (sensor taktil non-genital, bau yang khas, penglihatan dan pendengaran) serta refleks spinal berupa stimulasi genital yang ditimbulkan menuju kortek serebral.

Pengaruh rangsangan elektroejakulator terhadap kejadian ereksi berbeda pada setiap pejantan. Kelemahan utama dari teknik ini menyangkut kegagalan domba jantan untuk mengulurkan penis (ereksi) ketika dilakukan stimulasi, sehingga ejakulasi terjadi di dalam preputium (Hopkins dan Evans, 1989 yang disitasi oleh McDonald dan Pineda, 1989). Toelihere (1993) menyatakan bahwa kegagalan seekor pejantan untuk mengeluarkan penis (ereksi) sewaktu diberikan rangsangan, dapat dilakukan dengan merubah letak probe atau dapat dengan memberikan tekanan kedepan dari flexura sigmoidea. Hafez dan Hafez (2000) menyatakan bahwa kejadian ereksi dan ejakulasi pada pemberian rangsangan dengan

Ilustrasi 4. Semen dalam Tabung Tulip

Tabel 1. Waktu Ereksi Domba Lokal yang di Stimulasi dengan Bailey Elektroejakulator pada Voltase Berbeda

6 volt 12 volt Ternak Coba Jumlah Stimulasi Lama Stimulasi (detik) Hasil Stimulasi Jumlah Stimulasi Lama Stimulasi (detik) Hasil Stimulasi 1 13 80 Te 13 80 Te 2 13 80 Te 4 28 E 3 13 80 Te 3 20 E 4 3 20 E 3 20 E 5 4 28 E 2 12 E 6 3 20 E 5 36 E 7 2 12 E 3 20 E 8 13 80 Te 13 80 Te Rataan 8±5,37 50±32,36 5,75±4,55 37±27,44

(5)

elektroejakulator sangat memerlukan seorang operator yang berpengalaman.

Pada pemberian stimulasi pada tegangan 6 maupun 12 V, menunjukkan bahwa 100% domba percobaan mengalami reaksi ejakulasi. Pada stimulasi 6 V ejakulasi terjadi paling cepat pada stimulasi ke tiga (20 detik), sedangkan yang paling lama terjadi

pada stimulasi ke 13 (80 detik). Ejakulasi terjadi pada rata-rata stimulasi ke 7,12 atau selama 43 ± 26,16 detik.

Pada stimulasi 12 V ejakulasi terjadi paling cepat pada stimulasi ke satu atau selama empat detik dan yang paling lama terjadi pada stimulasi ke enam (44 detik) dengan rata-rata ejakulasi terjadi pada stimulasi ke 2,75 atau selama 18±11,90 detik (Tabel 2). Dari hasil tersebut terlihat bahwa pemberian stimulasi 6 dan 12 V secara statistik tidak berbeda nyata (P>0,05). Hasil ini sesuai dengan pernyataan Dziuk et al. (1954) yang disitasi olehToelihere (1993) bahwa ejakulasi terjadi umumnya pada 10-15 V. Rangsangan ejakulasi terjadi akibat stimulasi pada nervous hypogastric, menyebabkan kontraksi peristaltik otot halus pada epididymis dan vas deferens, akan mendorong spermatozoa dan cairan plasma menuju ampula (Martin, 1978). Nervous hypogastric adalah serabut syaraf eferen (syaraf simpatis) yang terdapat pada pelvis. Pendapat ini didukung oleh Watson (1978) bahwa pengeluaran spermatozoa dan cairan seminal dari ampula dan kelenjar asesoris ke dalam uretra merupakan suatu aksi dari sistem syaraf simpatis.

Hubungan antara reaksi ereksi dan ejakulasi pada penggunaan elektroejakulator dapat terjadi beberapa hal, yaitu terjadi reaksi ereksi lebih dahulu

baru disusul ejakulasi, ataupun terjadi ejakulasi baru disusul dengan reaksi ereksi serta terjadi ejakulasi tanpa disertai reaksi ereksi. Hal ini dikarenakan kontrol stimulasi yang diberikan ketika memasukkan probe kedalam rektum pejantan tidak dapat dilakukan secara tepat, sehingga kemungkinan terstimulasinya syaraf yang mengontrol ejakulasi ataupun ereksi salah

satunya dapat terjadi lebih dahulu, sehingga reaksi yang terjadi lebih dahulu berdasarkan stimulasi syaraf yang pertama kali terkena rangsangan. Hal lain yang dapat terjadi adalah rangsangan hanya mengenai syaraf yang mengontrol ejakulasi, sehingga hewan memperlihatkan ejakulasi tanpa ada reaksi ereksi terlebih dahulu.

Pengaruh elektroejakulator terhadap kuantitas semen domba lokal, secara individu menunjukkan bahwa pada pemberian stimulasi 6 V cenderung mempunyai volume lebih rendah dibandingkan stimulasi 12 V, kecuali domba lokal nomor tiga dan enam mempunyai hasil yang berbeda. Pada stimulasi 6 V diperoleh volume yang lebih tinggi dibandingkan dengan stimulasi 12 V. Volume rata-rata semen pada stimulasi 6 V adalah 0,69 ± 0,45 ml, sedangkan pada 12 V volume ysng dihasilkan rata-rata lebih tinggi yaitu 0,84 ± 0,21 ml. Konsentrasi sperma yang dihasilkan pada stimulasi 6 V secara individu cenderung memperlihatkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan 12 V. Pada stimulasi 6 V diperoleh konsentrasi rata-rata 2145 ± 835,17 x 106 sperma/ml. Di lain pihak, dengan stimulasi 12 V memperlihatkan konsentrasi yang lebih rendah yaitu 1431,25 ± 566,30 x 106 sperma /ml (Tabel 3).

Analisa statistik menunjukkan volume semen, konsentrasi dan jumlah total sperma pda stimulasi 6

Tabel 2. Waktu Ejakulasi Domba Lokal yang Distimulasi dengan Bailey Elektroejakulatorpada Voltase Berbeda

Jumlah Stimulasi Lama Stimulasi (detik)

Hewan Coba 6 V 12 V 6 V 12 V 1 13 3 80 20 2 3 3 20 20 3 12 2 72 12 4 3 3 20 20 5 11 1 64 4 6 3 6 20 44 7 3 2 20 12 8 9 2 48 12 Rataan 7,12±4,54 2,75±1,48 43±26,16 18±11,90

(6)

dan 12 V tidak berbeda nyata (P>0,05). Hal ini disebabkan karena variasi individu yang sangat tinggi, terlih at dari standar deviasi muncul. Perbedaan volume secara individu yang dihasilkan, menunjukkan pada stimulasi 12 V rangsangan yang diterima pada kelenjar asesoris lebih tinggi sehingga sekresi dari kelenjar tersebut cenderung lebih banyak dibandingkan pada stimulasi 6 V. Pada domba nomor tiga dan enam hasilnya kemungkinan dipengaruhi oleh kondisi fisik yang lebih baik pada saat stimulasi 6 V. Hal ini sesuai dengan pendapat Hafez dan Hafez (2000) bahwa volume ejakulasi sangat dipengaruhi oleh umur, kondisi domba jantan, musim, keahlian operator serta frekuensi penampungan (Hafez dan Hafez, 2000).

Volume normal pada domba adalah 0,5-2,0 ml (Hafez dan Hafez, 2000), 0,7-2,0 ml (Mc Donald dan Pineda,1989). Pada penelitian ini volume yang diperoleh berkisar antara 0,03-1,5 ml (stimulasi 6 V) dan 0,5-1,2 ml (12 V). Hal ini dikarenakan ada perbedaan teknik penampungan dan bangsa (breed) dari domba yang digunakan.

Koleksi dengan elektroejakulator akan menghasilkan volume dan konsen trasi yang bervariasi (Hafez dan Hafez, 2000), umumnya volume ejakulat yang dikoleksi dengan elektroejakulator pada domba lebih tin ggi dan jumlah kon sen tr asi spermatozoa tidak berbeda nyata dibandingkan metoda koleksi dengan vagina buatan (Martin, 1978): Magner dan Volgmayr (1962) yang disitasi oleh Watson (1978); Salamon dan Morrant (1963) dan Watson (1978b). Namun Austin et al. (1961) yang disitasi olehToelihere (1993) menyatakan volume dan

konsentrasi semen yang diperoleh tidak secara fisiologis pada umumnya konsentrasi sperma agak lebih rendah.

KESIMPULAN

Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Stimulasi Bailey elektroejakulator dengan tegangan 6 V dan 12 V terhadap reaksi ereksi tidak berbeda, dengan domba yang ereksi 50% (6 V) dan 75% (12 V).

2. Domba jantan percobaan 100% mengalami ejakulasi pada kedua voltase yang diberikan, pada 12 V reaksi yang terjadi lebih cepat dibandingkan 6 V 3. Volume semen dan konsentrasi sperma tidak berbeda pada kedua voltase yang diberikan

Perlunya penelitian lebih lanjut untuk membandingkan teknik koleksi semen antara VB dan elektroejakulator pada ternak domba dengan melihat kualitas dan kuantitas semen yang dihasilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Hafez, E.S.E. 1993. Reproduction in Farm Animals. 6 th. Ed. Philadelphia. Lea and Febiger.

Hafez, E.S.E. and B. Hafez. 2000. 7th Ed. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia.

Martin, I.C.A. 1978. The Principles and Practice of Electroejaculation of Mammals. Artificial Breeding of Non-Domestic Animal. Academic

Tabel 3. Volume Semen, Konsentrasi dan Jumlah Total Sperma dengan Stimulasi yang Berbeda

Volume (ml) Konsentrasi (106) sperma -ml Total Sperma(106)

Domba Jantan 6 V 12 V 6 V 12 V 6 V 12 V 1 0,03 0,9 1050 700 31.5 630 2 0,5 0,8 1940 1160 970 928 3 1,5 0,7 2230 1520 3345 1064 4 0,5 0,8 3020 1240 1510 992 5 0,5 0,8 3210 1800 1605 1440 6 1,0 0,5 2710 1110 2710 555 7 0,5 1,0 960 1330 480 1330 8 1,0 1,2 2040 2590 2040 3108 Rataan 0,69 ± 0,45 0,84 ± 0,20 2145 ± 835,17 1431,25 ± 566,30 1480,05 ± 1107,69 1202,25 ± 807,70

(7)

Press Inc. London.

McDonald, L.E. and M.H. Pineda. 1989. Veterinary Endocrinology and Reproduction. 4 th Ed. Lea and Febiger. Philadelphia. London.

Salamon, S. and A.J.Morrant.1963. A comparison of two methods of artificial breeding in sheep. Aust. J. Exp. Agric. Anim. Husb. 3: 72-77. Dalam : Watson P.F. 1978. Artificial Breeding of Non-Domestic Animal. Academic Press Inc. London.

Sorenson Jr,. A.M. 1979. Laboratory Manual for

Ani-mal Reproduction. 4th Ed. American Press. Boston.

Toelihere, M.R. 1993. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Bandung. Angkasa.

Watson, P.F. 1978a. Artificial Breeding of Non-Domestic Animal. London. Academic Press Inc.

Watson P.F. 1978b. A Review of Techniques of semen collection in mammals. Symp. Zool. Soc. 43: 97-126.

Gambar

Ilustrasi  1.  Bailey  Electroejaculator
Ilustrasi  2. Elektroejakulator Bailey 12 Volt (a) dan 6 Volt (b)
Ilustrasi 4. Semen dalam Tabung Tulip
Tabel 2. Waktu Ejakulasi Domba Lokal yang  Distimulasi dengan Bailey Elektroejakulator pada Voltase Berbeda
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

 Guru menjelaskan secara singkat tujuan pembelajaran serta kompetensi yang akan di capai  Peserta didik dibagi menjadi 3 kelompok besar.. ( kelompok Mukhoffa,

Marta, Yusron, Devi, Danar, Jendro, Andhika, Uray, Arif, Probo, Ovin, Gendis,.. THE IMPLEMENTATION OF INQUIRY BASED LEARNING IN TEACHING ENGLISH AT THE SEVENTH GRADE OF SMPN

Secara umum media cair adalah media berbentuk cair yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan seperti pembiakan mikroba dalam jumlah besar, pengamatan fermentasi, dan berbagai

Dari tujuh kelompok pengeluaran seluruhnya mengalami inflasi yaitu Kelompok Bahan Makanan sebesar 0,25 persen, Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau sebesar

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan, disiplin dan penilaian prestasi kerja terhadap kinerja pegawai pada Kantor Dinas Sosial Kota Manado.. Sampel

Tulisan ini melaporkan pengaruh temperatur reaksi terhadap aktivitas dan selektivitas katalis Fe-Mo tanpa promotor, Fe-Mo berpromotor Cr 2 O 5 , dan Fe- Mo komersial.. Kinerja

Metode ini dipilih agar diperoleh data penelitian yang bersifat mendalam dan menyeluruh mengenai perilaku sosial anggota pencak silat persaudaraan setia hati terate di