• Tidak ada hasil yang ditemukan

2 orang tua mempunyai pengaruh lebih positif dari pada pengaruh televisi (Wong, 2000) Pada kenyataanya anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk m

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "2 orang tua mempunyai pengaruh lebih positif dari pada pengaruh televisi (Wong, 2000) Pada kenyataanya anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk m"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

A. Latar Belakang

Masa anak adalah masa di Sekolah Dasar dan merupakan masa untuk mempelajari dasar-dasar pengetahuan umum dan teknik-teknik. Ini merupakan suatu masa dimana anak bisa memperlihatkan kepandaiannya, melucu, membual, mengusulkan pendapat. Masa ini sering disebut “kelompok teman sebaya” karena anak sangat mementingkan apakah ia diterima oleh temannya atau tidak (Setiawan, 2000).

Pada anak usia sekolah, menganggap televisi sebagai kegiatan bermain pada anak. Anak telah menggunakan waktu untuk menonton televisi melebihi jumlah waktu yang digunakan. Studi menunjukan bahwa rata-rata anak sekolah menghabiskan 20 sampai 21 jam seminggu di depan layar televisi. Akan tetapi, jumlah waktu anak dalam menonton televisi dapat juga ditentukan oleh peraturan keluarga, tuntutan pekerjaan sekolah, jumlah televisi yang dimiliki, banyak anggota keluarga yang menonton televisi, dan berbagai kondisi lainya (Hurlock, 2000).

Televisi merupakan kekuatan yang dapat membuat anak mengenal duni. televisi dapat mempunyai pengaruh positif maupun negatif. Dilihat dari sisi negatif, tanpa adanya pengarahan dan didikan dari orang tua televisi dapat membuat anak menjadi agresif, mempengaruhi anak untuk menginginkan dan membeli barang karena pengaruh iklan. Selain sisi negatif, televisi juga memberi pengaruh positif yaitu ssebagai sarana anak untuk memperolah informasi, gagasan, dan pandangan yang lebih luas (Lewis, 2002).

Agar anak dapat menyeleksi dampak positif dan negatif dari televisi, maka diperlukan pendampingan dari orang tua saat menonton televisi.akan tetapi, banyak anak tidak mendapatkan perhatian dari orang tua karena orang tua sibuk dengan urusan pekerjaanya. orang tua perlu dengan cermat memantau program televisi. Vasey (1998) menyatakan bahwa model peran

1

(2)

orang tua mempunyai pengaruh lebih positif dari pada pengaruh televisi (Wong, 2000)

Pada kenyataanya anak-anak meluangkan lebih banyak waktu untuk menonton televisi daripada untuk kegiatan apapun lainnya, kecuali tidur. Televisi adalah medium anak-anak. Histeria kolektif orang tua mengenai televisi mungkin antara lain didasarkan pada keinginan tulus untuk melindungi anak. Tetapi bila orang tua benar-benar peduli pada anak-anak, tanggapan orang tua seharusnya adalah berusaha menjadi lebih pintar, bukan sebaliknya, mengenai pertelevisian, mencermati isi-isinya, menyimak sisi-sisi negatif maupun positifnya, dan menggunakan apa yang orang tua ketahui untuk menjadikannya lebih baik (Chen, 1996).

Daniel mengungkapkan bahwa televisi berpotensi menaikan resiko terjadinya gangguan perilaku pada anak-anak,seperti kesulitan memusatkan perhatian dan hiperaktivitas. Sedangkan Pusponegoro (2006) mengatakan mengonsumsi televisi selama masa kanak-kanak berdampak kegagalan akademik pada anak saat dewasa. Selain menunjukkan hasil uji membaca yang turun, kelebihan menonton televisi juga mengakibatkan uji membaca komprehensif dari memori ikut turun (Wijaya, 2006).

Pendampingan anak menonton televisi merupakan suatu aktivitas yang dilakukan orang tua bersama anak untuk memberikan pemahaman pada tayangan televisi yang disaksikan anak. Fenomena dalam sebagian besar keluarga Indonesia, orang tua memiliki intensitas yang relatif rendah untuk menyediakan waktu berdiskusi dengan anak ketika sedang menyaksikan tayangan televisi, sehigga kadang kala peran pendamping digantikan oleh keluarga inti lain. Hal ini menunjukkan bahwa orang tua memiliki persepsi masing-masing mengenai perlunya proses pendampingan anak menonton televisi dan memaknai keterlibatannya dalam diskusi yang berlangsung (Wahyuningtyas, 2009).

Keberadaan orang tua dituntut untuk berperan lebih terutama saat menonton televisi yaitu. Orang tua sebaiknya memberi kesepakatan dengan jadwal kepada anak tentang mana acara yang boleh ditonton atau tidak, kapan

(3)

boleh menonton, waktu beribadah, waktu belajar, waktu tidur, bahkan waktu membantu orang tua di rumah dan berikan sanksi bila melanggar. Orang tua seharusnya juga mendampingi anak-anak pada saat menyaksikan acara televisi dan upayakan dialog atau diskusi mengenai tayangan yang ditonton termasuk juga iklan-iklannya (Maharani, 2010).

Para orang tua tidak terlibat dalam apa yang ditonton anak-anak. Sebuah pengkajian yang dilakukan Dr. Howard Taras dan beberapa para ahli pediatrik lain di Universitas California mendapati bahwa 85% orang tua yang mempunyai anak usia antara 3 tahun hingga 8 tahun tidak memandu pemilihan program anak-anak mereka, dan dua pertiga dari orang tua yang disurvei tidak sering mendiskusikan program-program dengan anak-anak mereka, dan menggunakan televisi sekedar untuk menghibur anak-anak mereka (Chen, 1996).

Fenomena dalam masyarakat pada zaman sekarang televisi merupakan media elektronik yang mampu meyebarkan berita secara cepat dan memiliki kemampuan mencapai khalayak dalam jumlah tak terhingga pada waktu yang bersamaan. Televisi dengan berbagai acara yang ditayangkannya telah mampu menarik minat pemirsanya, dan membuat pemirsannya ‘ketagihan’ untuk selalu menyaksikan acara-acara yang ditayangkan. Bahkan bagi anak-anak sekalipun sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas kesehariannya, bahkan acara “nonton tv” sudah menjadi agenda wajib bagi sebagian besar anak (Elfira, 2008).

Dengan berbagai acara yang ditayangkan mulai dari infotainment, entertainment, iklan, sampai pada sinetron-sinetron dan film-film yang berbau kekerasan, televisi telah mampu membius para pemirsanya (anak-anak, remaja dan orang tua) untuk terus menyaksikan acara demi acara yang dikemas sedemikian rupa dan dibubuhi dengan tayangan-tayangan yang menarik, sehingga membuat pemirsanya terkagum-kagum dengan acara yang disajikan. Tidak jarang sekarang ini banyak anak-anak lebih suka berlama-lama di depan televisi dari pada belajar, bahkan hampir-hampir lupa akan waktu makannya. Ini merupakan suatu masalah yang terjadi di lingkungan

(4)

kita sekarang, dan perlu perhatian khusus bagi setiap orang tua untuk selalu mengawasi aktivitas anaknya (Elfira, 2008).

Orang terbaik yang melakukan bimbingan dan pengawasan anak saat menonton televisi adalah orang tua. Orang tua bukan hanya menjauhkan anak dari pengaruh buruh dari menonton televisi tapi juga akan membangun komunikasi antara anak dan orang tua sehingga terbangunlah kedekatan yang terjalin. Mengingat bahwa sangatlah sulit bagi orang tua untuk menjauhkan anak dari televisi, sebaiknya orang tua melakukan beberapa hal sebagai berikut: yaitu mendampingi anak saat menonton televisi dan beri penjelasan, buat jadwal kegiatan anak, seleksi program tayangan televisi yang cocok untuk anak, bangun kerjasama dengan seluruh anggota keluarga, konsisten dalam bertindak (Tasmin, 2010).

Menonton televisi secara berlebihan bagi anak dapat berdampak dari 3 aspek yaitu fisik, psikologi dan sosial. Anak yang menonton televisi yang berlebihan juga berkaitan dengan obesitas dan kadar kolesterol darah yang tinggi pada anak. Kebiasaan menonton televisi juga dapat membuat anak menjadi pemalu, karena terisolasi dari pergaulannya dengan teman-teman sebaya lainnya. Hal itu yang dapat mempengaruhi psikologi anak. (Gortmaker, Dietz, dan Cheng,1990).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terhadap empat responden di Kelurahan Kedung Mundu, sebanyak tiga orang menyatakan orang tua tidak pernah mendampingi anaknya menonton televisi. Orang tua terlalu sibuk, sehingga membiarkan anaknya untuk memilih acara televisi yang ditonton anak. Orang tua tidak pernah mendiskusikan dan menasehati kepada anak acara menonton televisi yang baik ditonton anak. Sebanyak satu orang menyatakan bahwa setiap menonton televisi selalu mendampingi anaknya. Orang tua memilihkan program televisi yang baik di tonton anak, misalnya acaran TV yang pemeranya anak-anak. Akan tetapi, dari keempat ibu tidak membahas acara televisi yang telah ditonton anak, dan tidak mengenalkan segi positif maupun negatif dari acara tersebut.

(5)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti ingin meneliti tentang peran orang tua dalam pendampingan anak menonton televisi di Kelurahan Kedung Mundu.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan dalam latar belakang diatas, maka rumusan masalah penelitian ini yaitu :”Bagaimana peran orang tua dalam pendampingan anak menonton televisi?”

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui gambaran peran orang tua dalam pendampingi anak menonton televisi di Kelurahan Kedung Mundu.

2. Tujuan khusus:

a. Mendeskripsikan pendampingan anak saat menonton televisi di Kelurahan Kedung Mundu.

b. Mendeskripsikan tindakan yang dilakukan ketika anak mulai menonton televisi tanpa didampingi orang dewasa di Kelurahan Kedung Mundu.

c. Mendeskripsikan akibat dari menonton televisi terlebih anak tidak didampingi saat menonton televisi di Kelurahan Kedung Mundu. d. Mendeskripsikan cara saat mendampingi anak menonton televisi di

Kelurahan Kedung Mundu

e. Mendeskripsikan cara mengatasi dampak negatif menonton televisi yang akan terjadi pada anak di Kelurahan Kedung Mundu.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi masyarakat

Dapat dijadikan sebagai informasi yang berguna dalam meningkatkan pengetahuan khususnya dalam mendampingi anak menonton televisi.

(6)

2. Bagi ilmu keperawatan

Memberi masukan sebagai dasar tindak lanjut untuk meningkatkan profesionalisme dalam pengembangan ilmu keperawatan anak dan keluarga.

3. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui gambaran peran orang tua dalam pendampingan anak menonton TV.

E. Bidang Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian dalam bidang ilmu keperawatan anak dan keluarga.

Referensi

Dokumen terkait

Pesan utama yang akan disam- paikan adalah pemanfaatan VUB-PTR yang memiliki potensi besar untuk menghasilkan produksi padi dalam situasi ekosistem yang rawan

Gideon, Sidang Majelis Jemaat Khusus GPIB Gideon Kelapadua Depok akan diselenggarakan pada :. Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Januari 2021 Waktu :

The research is focused on the development a tool for converting IOTNE into IOTED and apply the tool to obtain EDM in the Indonesian industrial sector based on the 2008

Adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan, yang mengakibatkan cedera pasien akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya

sesama manusia ditinjau dari segi teknis pelaksanaannya dibagi menjadi dua. Pertama, utang yang berhubungan dengan wujud harta. Kedua, utang yang tidak

5 Penebel Beras Merah. Beras Ketan Hitam. Telur Ayam Ras 6 Pupuan Gula Aren.. pertanian di wilayah sekitarnya. Melihat uraian sebelumnya dari potensi masing-masing

Namun pada kenyataanya TBM 2 tidak hanya dilakukan pemangkasan bentuk, wiwil juga dilakukan pada tahap pertumbuhan tanaman ini, karena tunas air masih tumbuh pada

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas menonton film Masha & The Bear di antv terhadap realitas