• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut: Tabel 4.1 Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

66 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

SMP Mardi Rahayu Ungaran terletak di jalan Diponegoro No. 741, Ungaran, Kabupaten Semarang. Subjek dalam penelitian ada 134 siswa kelas VIII yang terdiri dari siswa kelas VIII A, VIII B, VIII C, dan VIII D di SMP Mardi Rahayu Ungaran. Deskripsi sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1, tabel 4.2 dan tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.1

Sampel penelitian dilihat dari usia (N=134) Usia Frekuensi Prosentase (%)

13 tahun 21 15,67%

14 tahun 108 80,59%

15 tahun 5 3,73 %

Jumlah 134 100 %

Dari tabel 4.1 sebagian besar sampel penelitian berusia 14 tahun (80, 59 %)

Tabel 4.2

Sampel penelitian dilihat dari jenis kelamin (N=134) Jenis kelamin Frekuensi Prosentase (%)

Laki – laki 69 51,49 %

Perempuan 65 48,51 %

Jumlah 134 100 %

(2)

67 Tabel 4.3

Sampel penelitian dilihat dari urutan anak dalam keluarga (N= 134) Kategori urutan anak ke- Frekuensi Prosentase (%)

Anak ke-1 69 51,50 %

Anak ke-2 39 29,10 %

Anak ke-3 15 11,20 %

Anak ke-4 7 5,22 %

Anak ke-5 dan lebih 4 2,98 %

Jumlah 134 100 %

Dari tabel 4.3 sebagian besar urutan anak dari sampel penelitian adalah anak ke-1 (51,50%).

4.2 Pengumpulan Data

1. Persiapan Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian peneliti terlebih dahulu meminta surat ijin dari Dekan FKIP UKSW (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana) untuk dibawa kepada kepala sekolah SMP Mardi Rahayu Ungaran. Surat ijin diberikan kepada kepala sekolah SMP Mardi Rahayu pada tanggal 20 April 2012. Peneliti mendapatkan ijin dari kepala sekolah SMP Mardi Rahayu Ungaran secara lisan.

2. Perencanaan Penelitian

Sebelum dilakukan pengumpulan data peneliti merencanakan jadwal penelitian dengan guru BK SMP Mardi Rahayu Ungaran. Jadwal penelitian dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut:

(3)

68 Tabel 4.4

Perencanaan Penelitian

No Tanggal Perencanaan Penelitian

1. 10 Mei 2012

Dijadwalkan oleh guru BK untuk melakukan pengumpulan data di kelas VIII A dan VIII B.

2. 11 Mei 2012

Dijadwalkan oleh guru BK untuk melakukan pengumpulan data di kelas VIII C dan VIII D .

3. 12 Mei 2012 Dijadwalkan oleh guru BK untuk melakukan pengumpulan data di kelas VIII E.

3. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan pengumpulan data dilaksanakan secara klasikal pada jam pelajaran yang telah dijadwalkan oleh guru BK ( Bimbingan dan Konseling ) SMP Mardi Rahayu Ungaran. Proses pengumpulan data dimulai pada hari Kamis tanggal 10 Mei 2012 dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner intensitas menonton tayanag kekerasan pada televisi dan kuesioner perilaku agresif kepada responden siswa kelas VIII A. Pertama peneliti memberikan salam kepada seluruh siswa kelas VIII A (“selamat pagi adik-adik”). Kemudian dilanjutkan dengan perkenalan diri (“perkenalkan nama saya Tika Dwi Andani, saya mahasiswa Bimbingan dan Konseling Universitas Kristen Satyawacana Salatiga semester akhir yang sedang melakukan penelitian untuk menyusun tugas akhir berupa Skripsi, dan akan mangambil data penelitian kepada siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran”) respons dari siswa sangat baik dan setuju. Kemudian peneliti membagikan 1 lembar

(4)

69

kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi kepada masing-masing siswa. Peneliti meminta siswa untuk mengisi identitas nama, kelas, gender, dan usia pada kolom yang telah disediakan dalam kuesioner. Peneliti membacakan petunjuk pengisian dan memberikan contoh satu pernyataan kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi agar siswa dapat memahami cara pengisian secara benar. Petunjuk pengisian selesai dijelaskan siswa diminta mengisi sendiri kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi secara jujur dan peneliti menunggui siswa mengisi dengan duduk di kursi guru kelas VIII A.

Selama pengisian kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi, siswa tidak ada yang bertanya dan siswa semua mengerjakan dengan baik. Setelah selesai mengerjakan kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi, peneliti kemudian membagikan kuesioner perilaku agresif. Selajutnya peneliti menjelaskan petunjuk pengisian kuesioner perilaku agresif dan kemudian siswa diminta untuk mengisi sendiri kuesioner perilaku agresif secara jujur. Sama seperti pengisian kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi, dalam pengisian kuesioner perilaku agresif siswa kelas VIII A semuanya mengerjakan dengan baik. Waktu yang diberikan hanya 40 menit cukup untuk pengisian kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dan kuesioner perilaku agresif.

(5)

70

Setelah selesai siswa menjawab semua kuesioner peneliti mengucapkan terimakasih kepada siswa kelas VIII A yang telah bersedia mengisi kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dan kuesioner perilaku agresif dan tidak lupa peneliti mengecek lembar jawaban dan soal yang telah diisi oleh siswa sebelum meninggalkan kelas. Setelah selesai di kelas VIII A, sesuai jadwal yang ditetapkan peneliti melanjutkan pengambilan data di kelas VIII B. Prosedur dan petunjuk pengambilan data penelitian sama seperti keterangan di kelas VIII A diisi langsung oleh siswa dengan ditunggui oleh peneliti. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi adanya kesalahan dalam pengisian kuesioner, kesalahan persepsi siswa terhadap item-item dan kelengkapan kuesioner pada waktu dikembalikan.

Selanjutnya peneliti melakukan pengumpulan data di kelas VIII C, VIII D dan kelas VIII E sesuai dengan jadwal yang direncanakan yaitu tanggal 11 Mei dan tanggal 12 Mei. Prosedur dan petunjuk pengambilan data penelitian sama seperti keterangan di kelas VIII A. Proses pengambilan data berjalan dengan lancar tanpa hambatan apapun karena antusiasme siswa dalam pengisian kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dan kuesioner perilaku agresifsangat tinggi.

4.3 Analisis Deskriptif

Kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dan kuesioner perilaku agresif yang terkumpul masing-masing berjumlah 134 lembar. Diskripsi intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dan

(6)

71

kuesioner perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran dikategorikan dalam 5 kategori, yakni Sangat Tinggi, Tinggi, Sedang, Rendah dan Sangat Rendah. Jarak skor pada kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi diperoleh dari perhitungan skor maksimal dikurangi skor minimal skala dibagi kategori atau (150-30) : 5 = 24. Begitu pula pada kuesioner perilaku agresif yaitu (145-29) : 5 = 23,2 atau dibulatkan menjadi 23. Kategori intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran seperti tabel 4.5 dan tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.5

Kategori Variabel Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan pada Televisi

Kategori Skor Frekuensi Prosentase

Sangat Tinggi 126 – 150 0 0 % Tinggi 102 – 125 5 3,73 % Sedang 78 – 101 92 68,66 % Rendah 54 – 77 37 27,61 % Sangat Rendah 30 – 53 0 0 % TOTAL 134 100 %

Dari hasil tabel 4.5 rekapitulasi pengukuran kategori intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi, berdasarkan kuesioner intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi diperoleh hasil sebagian besar siswa kelas VIII D SMP Mardi Rahayu Ungaran mempunyai intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi pada kategori: Sedang (68,66%).

(7)

72 Tabel 4.6

Kategori Variabel Perilaku Agresif

Kategori Skor Frekuensi Prosentase

Sangat Tinggi 125 – 145 0 0 % Tinggi 101 – 124 3 2,24 % Sedang 77 – 100 60 44,78 % Rendah 53 – 76 68 50,74 % Sangat Rendah 29 – 52 3 2,24 % TOTAL 134 100 %

Dari hasil tabel 4.6 rekapitulasi pengukuran kategori tingkat perilaku agresif, berdasar kuesioner perilaku agresif oleh Buss dan Perry (1992) diperoleh hasil bahwa sebagian besar siswa kelas VIII D Mardi Rahayu Ungaran mempunyai perilaku agresif pada kategori : Rendah

( 50,74% ).

4.4 Analisis Korelasi

Analisis korelasi menggunakan teknik kendall’s tau_b karena skala datanya adalah ordinal dan ordinal dari populasi yang bebas distribusi jadi tidak harus normal (Sugiyono, 2010) dengan bantuan program SPSS for Windows 16.0

(8)

73

Tabel 4.7 Correlations

Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Pada Televisi dengan Kuesioner Perilaku Agresif

Intensitas Menonton Tayangan

Kekerasan Agresivitas Kendall's tau_b Intensitas

Menonton Tayang an Kekeras an Correlation Coefficient 1.000 .082 Sig. (2-tailed) . .170 N 134 134

Agresivitas Correlation Coefficient .082 1.000

Sig. (2-tailed) .170 .

N 134 134

Dari tabel 4.7 koefisien korelasi antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran sebesar rxy = 0,082 dengan p = 0,170 > 0,05,

dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran Kabupaten Semarang. Artinya intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi tidak berkaitan dengan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran.

Karena tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif maka penulis melakukan analisis lanjut berdasarkan aspek perilaku agresif:

(9)

74

Tabel 4.8

Analisis Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Pada Televisi Dengan Perilaku Agresif Berdasarkan Aspek Agresi Fisik

Correlations

Intensitas Menonton Tayangan

Kekerasan Agresi Fisik Kendall's tau_b Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Correlation Coefficient 1.000 .114 Sig. (2-tailed) . .059 N 134 134

Agresi Fisik Correlation Coefficient .114 1.000

Sig. (2-tailed) .059 .

N 134 134

Dari tabel 4.8 koefisien korelasi antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif dilihat dari aspek agresi fisik siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran sebesar rxy = 0,114 dengan p =

0,059 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif dilihat dari aspek agresi fisik pada siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran.

(10)

75

Tabel 4.9

Analisis Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Pada Televisi Dengan Perilaku Agresif Berdasarkan

Aspek Agresi Verbal Correlations

Intensitas Menonton Tayangan

Kekerasan Agresi Verbal Kendall's tau_b Intensitas

Menonton Tayangan Kekerasan Correlation Coefficient 1.000 .104 Sig. (2-tailed) . .092 N 134 134

Agresi Verbal Correlation Coefficient .104 1.000

Sig. (2-tailed) .092 .

N 134 134

Dari tabel 4.9 koefisien korelasi antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif dilihat dari aspek agresi verbal siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran sebesar rxy = 0,104 dengan p =

0,092 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif dilihat dari aspek agresi verbal pada siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran.

(11)

76

Tabel 4.10

Analisis Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Pada Televisi Dengan Perilaku Agresif Berdasarkan

Aspek Kemarahan Correlations Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Kemarahan Kendall's tau_b Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Correlation Coefficient 1.000 -.070 Sig. (2-tailed) . .251 N 134 134

Kemarahan Correlation Coefficient -.070 1.000

Sig. (2-tailed) .251 .

N 134 134

Dari tabel 4.10 koefisien korelasi antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif dilihat dari aspek kemarahan siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran sebesar rxy = -0,070 dengan p =

0,251 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif dilihat dari aspek kemarahan pada siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran.

(12)

77

Tabel 4.11

Analisis Hubungan Antara Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Pada Televisi Dengan Perilaku Agresif Berdasarkan

Aspek Permusuhan Correlations Intensitas Menonton Tayangan Kekerasan Permusuhan Kendall's tau_b Intensitas

Menonton Tayangan Kekerasan Correlation Coefficient 1.000 -.023 Sig. (2-tailed) . .711 N 134 134

Permusuhan Correlation Coefficient -.023 1.000

Sig. (2-tailed) .711 .

N 134 134

Dari tabel 4.11 koefisien korelasi antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif dilihat dari aspek permusuhan siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran sebesar rxy = -0,023 dengan p =

0,711 > 0,05, dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif dilihat dari aspek permusuhan pada siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran.

4.5 Uji Hipotesis

Hipotesis yang dikemukakan penulis pada bab 2 sebagai berikut: Hipotesis : Ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran Kabupaten Semarang.

(13)

78

Hasil analisis : Tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran Kabupaten Semarang, maka hipotesis DITOLAK

4.6 Pembahasan Hasil Penelitian

Temuan penelitian : Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif siswa kelas VIII SMP Mardi Rahayu Ungaran Kabupaten Semarang. Analisis untuk sub konsep perilaku agresif berdasarkan 4 aspek 1) Agresi Fisik, 2) Agresi Verbal, 3) Kemarahan, 4) Permusuhan, hasil analisis 4 aspek juga ditemukan tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif.

Memperkuat tidak ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif dalam pengambilan sampel dilihat pada tabel 4.5 sebagian besar intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi berada pada kategori sedang (68,66 %). Sedangkan pada tabel 4.6 menunjukan perilaku agresif berada pada kategori rendah (50,74 %). Dan diskripsi subyek mengenai usia pada tabel 4.1 menyatakan bahwa sebagian besar siswa pada kategori usia 14 tahun (80,59 %). Diskripsi subjek mengenai jenis kelamin pada tabel 4.1

(14)

79

menyatakan bahwa sebagian besar berjeniskelamin laki-laki (51,48 %). Diskripsi subjek berdasarkan urutan kelahiran siswa sebagian besar pada urutan kelahiran anak I (51,50 %). Artinya perilaku agresif yang rendah tidak berhubungan oleh intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi, usia, jenis kelamin dan urutan kelahiran anak.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Widiastuti (2002), menyatakan bahwa intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku agresif yang berarti tidak memiliki hubungan dengan perilaku agresif.

Tidak adanya hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif disebabkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi munculnya perilaku agresif, yaitu faktor personal dan factor situasional Buss & Perry (dalam Anderson & Bushman, 2002). Faktor personal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri yang mempengaruhi perilaku seseorang. Faktor personal terdiri atas sifat, jenis kelamin, keyakinan, sikap, dan nilai. Subyek menilai adegan kekerasan tidak diperlukan untuk ditayangkan di televisi terutama pada film dan sinetron maupun tayangan lainnya atau dapat dikatakan subyek mempunyai sikap negatif terhadap kekerasan. Faktor situasional adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri yang mempengaruhi perilaku seseorang. Subyek merupakan siswa kelas VIII yang sedang pada tahap remaja awal, dimana

(15)

80

pada masa ini siswa memiliki lingkungan yang luas untuk tumbuh kembang. Ada faktor lain dari luar diri anak yang dapat lebih berpotensi untuk berperilaku agresif. Misalnya, daerah tempat tinggal, lingkungan keluarga,

video game, pengaruh teman, dan masih banyak hal lain yang berhubungan dengan munculnya perilaku agresif.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian Apollo (2003) yang menyatakan bahwa ada hubungan yang signifikan antara intensitas menonton tayangan televisi berisi kekerasan dengan kecenderungan agresivitas remaja. Sejalan dengan hasil penelitian tersebut, Murray (2008) yang menyatakan bahwa intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi terbukti berhubungan positif dan signifikan terhadap perilaku agresif pada usia remaja. Dimana pada usia remaja, waktu dihabiskan untuk menonton televisi dan kebanyakan tayangan yang dipilih untuk ditonton adalah tayangan yang mengandung adegan kekerasan. Penyebab lain, adalah karakteristik televisi sebagai media yang sifatnya audio-visual dalam penerimaan kemampuan tertentu seperti pesan-pesannya tidak menuntut pemirsanya memiliki kemampuan tertentu seperti media cetak yang menuntut untuk membaca. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin disebabkan karena perbedaan waktu pengambilan data penelitian, dimana pada saat ini teknologi sudah semakin canggih maka siswa menghabiskan waktunya tidak hanya pada menonton tayangan televisi akan tetapi dengan mengisi kegiatan lain seperti bermain

(16)

81

video game online, facebook, dan yang lainnya. Perbedaan hasil penelitian ini mungkin karena adanya perbedaan instrument yang dipakai oleh Apollo (2003) dan Murray (2008) dengan penulis.

Hasil penelitian ini dapat memberi masukan tentang pamahaman mengenai faktor yang mempengaruhi perilaku agresif. Ada fakta bahwa tidak ada hubungan antara intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi dengan perilaku agresif dari hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bahwa intensitas menonton tayangan kekerasan pada televisi tidak memberikan pengaruh terhadap perilaku agresif.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas menonton tayangan reality show televisi dengan perilaku prososial remaja, untuk mengetahui

Dari hasil analisis data yang dilakukan mennjukkan bahwa tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara aktivitas menonton tayangan televisi dan intensitas

Gambar 3.1 Desain Penelitian Kontribusi Kebiasaan Menonton Tayangan Kekerasan di Televisi terhadap Perilaku Agresif Siswa

Berdasarkan hasil analisis hubungan kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi dengan perilaku agresif pada anak pra sekolah di TK Islam Terpadu Al Akhyar Kabupaten

Penelitian tentang hubungan antara intensitas menonton tayangan drama seri Korea di televisi dan motif menonton tayangan drama seri Korea di televisi DENGAN perilaku

Hasil uji korelasi Spearman’s rho dalam penelitian ini menunjukkan nilai signifikansi (approx.sig.) hubungan antara frekuensi menonton tayangan kekerasan di televisi

Hasil penelitian menemukan menemukan ada hubungan frekuensi menonton tayangan kekerasan di televisi dengan perilaku bullying pada anak usia sekolah di SD Muhammadiyah Mlangi,

Berdasarkan hasil analisis hubungan kebiasaan menonton tayangan kekerasan di televisi dengan perilaku agresif pada anak pra sekolah di TK Islam Terpadu Al Akhyar Kabupaten