• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PPB 1100810 Bibliography

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PPB 1100810 Bibliography"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Desi Wulandari, 2015

KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Akihiro, H., Emi, M., & Hiroshi, A. (2011). Television viewing and media use today: from “the Japanese and television 2010” survey. NHK Broadcating Studies. 9, hlm. 1-46

Anderson & Bushman. (2002). Human aggression. Annual Reviews Psychology, 53, hlm. 27-51.

Arikunto, S. (2010). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2012). Dasar-dasar evaluasi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Bary, T. D. & Lochman, J. E. (2004). Aggression in adolescents: Strategies for Parents and Aducators. National Association of Social Psychologists.

Berita Satu. (t.t). Orang indonesia 4-5 jam menonton TV setiap hari. [Online]. Diakses dari: http://www.beritasatu.com/budaya/19641-orang-indonesia-4-5-jam-menonton-tv-tiap-hari.html.

Bungin, H. M. B. (2009). Sosiologi komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.

Bungin, H. M. B. (2013). Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kencana

Bushman & Huesman. (2009). Aggression. Handbook Social, hlm. 833-863.

Buss & Perry. (1992). The aggression questionnaire. Journal of Personality and Social Psychology, 63, 452-459.

Chaplin. (1993). Kamus lengkap psikologi. Jakarta. Rajawali Pers.

Cowie, H. & Jennifer, D. (2009). Penanganan kekerasan di sekolah. Jakarta: PT Indeks.

Creswell, J. W. (2010). Research design. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Creswell, J. W. (2012). Educational research. Boston: Pearson

(2)

Desi Wulandari, 2015

KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: DEPDIKBUD

Desmita. (2010). Psikologi perkembangan. Bandung: Rosda.

Desti, S. (2005). Dampak tayangan film di televisi terhadap perilaku anak. Jurnal Komunikologi. 2(1), 1-7.

Dion, L., S. Wimbarti, & Avin F. H. (1999). Pengaruh tayangan adegan kekerasan yang nyata terhadap agresivitas. Jurnal Psikologi. (1), 51-63.

Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2010). Theories of learning (Teori belajar). Jakarta: Kencana.

Hidayat, A. (2012). Program bimbingan kelompok dengan pendekatan mentoring halaqah dalam meningkatkan kecerdasan moral siswa SMA. Tesis Universtas Pendidikan Indonesia: tidak diterbitkan.

Huesmann & Taylor. (2006). The Role of Media Violence in Violent Behavior. Annu. Rev. Public Health. 27, 393-415.

Huraerah, A. (2012). Kekerasan terhadap anak. Bandung: Nuansa Cendekia.

Hurlock. (1992). Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Hutapea, B. (2010). Studi korelasi intensitas menonton tayangan yang mengandung kekerasan di televisi dengan perilaku agresif pada anak. Jurnal Ikon. III(2), 1-7.

Iriantara, Y. (2009). Literasi media. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Jakarta: Kencana.

Koeswara, E. (1988). Agresi manusia. Bandung: PT. Eresco.

Komisi Perfilman Indonesia. (t.t). Anak indonesia kedapatan paling lama menonton TV. [Online]. Diakses dari: http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/30944-anak-indonesia-kedapatan-paling-lama-menonton-tv.

Krahe, B. (2005). Perilaku agresif. Yogyakarta: Pustka Pelajar.

(3)

Desi Wulandari, 2015

KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Liputan 6. (2013). Remaja agresif dan berandal, akibat pengaruh teman sebaya. [Online]. Diakses dari: http://health.liputan6.com/read/575488/remaja-agresif-dan-berandalan-akibat-pengaruh-teman-sebaya.

Mahayoni & Lim, H. (2008). Anak versus media. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo.

Makmun, A. S. (2012). Psikologi kependidikan. Bandung: Rosda

Mappiare, A. (2006). Kamus istilah konseling & terapi. Jakarta: Rajawali Pers.

McQuail. (2011). Teori komunikasi massa jilid 2. Jakarta: Salemba Humanika.

Milla, M. N. (2007). Pengaruh terpaan kekerasan media audio-visual pada kognisi agresif dan afeksi agresif studi meta analisis. Jurnal Psikologi. 2(33), hlm. 1-16.

Monks & Knoers. (2006). Psikologi perkembangan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Muthmainah, L. (2012). Hubungan menonton tayangan kekerasan di televisi dengan perilaku kekerasan yang dilakukan anak usai sekolah di SDN Margajaya IV Bekasi. Skripsi. Universitas Indonesia: tidak diterbitkan.

Myers, D. G. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Salemba Humanika.

Nando. (2011). Hubungan antara perilaku menonton film kekerasan dengan perilaku agresi remaja. Skripsi. Institut Pertanian Bogor: tidak diterbitkan.

Nevid J. F.,dkk. (2005). Psikologi abnormal jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Ormrod, J. E. (2009). Psikologi pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Papalia, Old, & Feldmen. (2008). Human development (Psikologi perkembangan). Jakarta: Kencana.

Parkes A, et al. (2013). Arch dis child. Social and Public Health Sciences Unit, 98, hlm. 341-348.

Rachmani, Rizki. 2014. Rancangan teknik role playing untuk mereduksi perilaku agresif siswa. PPB. FIP. UPI.

Rakhmat, J. (2012). Psikologi komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(4)

Desi Wulandari, 2015

KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reddy, R. & Sashidhar B. (2013). Television viewing habits and their effect among high school children in the urban field practice area of mamata medical college. International Journal of Reasearch in Health Sciene. 1 (1), hlm. 2-8.

Rina. (2011). Faktor-faktor yang melatarbelakangi perilaku agresif pada remaja kelas II, III di SMP Pahlawan Toha Bandung 18 September 2006 – 05 Januari 2007. Jurnal Kesehatan Prima. 3(2), hlm. 14-24.

Santrock, J. W. (2002). Life-span development. Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2003). Adolescence (Perkembangan remaja). Jakarta: Erlangga.

Santrock, J. W. (2007). Psikologi pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Sears, D.O., Peplau, L.A., Taylor, & Taylor, S.E. (2012). Psikologi sosial. Jakarta: Kencana.

Sudjana. (2005). Metoda statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sukmadinata, N.S. (2009). Landasan psikologi proses pendidikan. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Sukmadinata, N. S. (2013). Metode penelitian pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumarjo. (2011). Efek adegan kekerasan di televisi (kritik atas teori kultivasi gerbner). Inovasi. 3(2), hlm. 102-114.

Susantyo, B. (2011). Memahami perilaku agresif: sebuah tinjauan konseptual. Jurnal Informasi, 16 (03), hlm. 189-202.

Syah, M. (2010). Psikologi pendidikan. Bandung: Rosda.

Syam, N. W. (2011). Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi. Bandung: Remaja Rosda Karya

Syahadat, Y. M. (2013). Pelatihan regulasi emosi untuk menurunkan perilaku agresif pada anak. Jurnal Humanitas, X(1), hlm. 19-36.

Tamburaka, A. (2013). Literasi media. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(5)

Desi Wulandari, 2015

KONTRIBUSI KEBIASAAN MENONTON TAYANGAN KEKERASAN DI MEDIA TELEVISI TERHADAP PERILAKU AGRESIF SISWA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia. (t.t). Anak agresif untuk membalas, ada anggapan konflik hal yang biasa. [Online]. Diakses dari: http://www.ykai.net/index.php?option=com_content&view=article&id=454:

anak-agresif-untuk-membalas-ada-anggapan-konflik-hal-yang-biasa&catid=117:terkini&Itemid=136.

Yusuf, S. (2009). Mental hygiene. Bandung: Maestro.

Yusuf, S. (2009). Program bimbingan & konseling di sekolah. Bandung: Rizqi.

Referensi

Dokumen terkait

“alasan saya menggu nakan konseling individu dengan teknik REBT, atas dasar berlandaskan pada latar belakang masalah yang dihadapi konseli yang menunjukkan

Samsung pada mahasiswa di kota Semarang dan faktor apa saja yang paling. dominan dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian

Dengan merujuk pada dua payung hukum tersebut Standar Operasional Prosedur Pengadilan Negeri Klas IA Pekanbaru telah diselesaikan dan selanjutnya dipergunakan oleh

Pendidikan Jasmani pada hakikatnya adalah peroses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistic dalam kualitas individu, baik

Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah memberikan ilmu dan masukan kepada penulis selama masa perkuliahan di Program Studi Ilmu

whatsapp , peserta didik dapat mengidentifikasi pesan yang tersirat dalam lagu dengan teliti secara mandiri. Setelah menyanyikan lagu bersama-sama dalam waktu yang telah

Table 14: OECD Projections of Trade Balances: Cross-Section and Time Series Combined.

Proses penyaringan adalah proses pemisahan fraksi stearin yang telah mengkristal dan fraksi olein yang masih berwujud cair.tujuan proses ini adalah untuk