• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

29 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini mengunakan pendekatan naturalistis atau penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif mengungkapkan data deskriptif. Menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2007 : 4) metodologi kualitatif sebagai penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Sejalan dengan definisi tersebut, Kirk dan Miller dalam Moleong (2007 : 4) mendrfinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan manusia baik dalam kawasannya maupun dalam peristilahannya. Diperkuat dengan pendapat David Williams dalam Moleong (2007 : 5) penelitian kualitatif adalah data pada suatu latar alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara alamiah.

Dari berbagai definisi mengenai penelitian kualitatif maka dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena apa yang dialami oleh subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusu yang alamiah denagn memanfaatkan berbagai metode alamiah. (Moleong, 2007 : 6)

(2)

30

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Peneliti memilih penelitian studi kasus karena penelitian studi kasus berusaha menggambarkan kehidupan dan tindakan-tindakan manusia secara khusus pada lokasi tertentu dengan kasus tertentu.

Dalam melakukan penelitian, peneliti memerlukan waktu cukup lama untuk dapat memahami subyek penelitian dalam kaitannya terhadap tradisi budaya yang mereka lakukan. Penelitian yang dilakukan ini menyangkut salah satu budaya dalam masyarakat Jawa yaitu tradisi Merti Dusun. Data yang akan disajikan adalah data berupa deskripsi mengenai pelaksanaan Upacara Tradisi Merti Dusun dan analisis mengenai nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi Merti Dusun serta manfaat tradisi itu sendiri yang berlangsung di Dusun Sumurup, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten Semarang.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian mengenai tradisi Merti Dusun dilakukan di dusun Sumurup, desa Asinan, kecamatan Bawen, kabupaten Semarang. Desa Asinan merupakan desa yang memiliki 4 (empat) perdukuhan atau dusun. Empat dusun tersebut adalah dusun Ba’an, Krajan, Mengkelang, dan Sumurup. Masing-masing dusun tersebut masih kosisten melaksanakan tradisi Merti Dusun setiap tahunnya. Penelitian ini dikhususkan meneliti tradisi di dusun Sumurup. Maka penelitian ini di sebut penelitian studi kasus, karena hanya meneliti khusus di satu wlayah saja yaitu wilayah Dusun Sumurup. Menurut Deddy Mulyana (2010 : 201) studi kasus adalah uraian atau penjelasan secara

(3)

31

komprehensif mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu organisasi (komunitas), suatu program, atau situasi sosial.

Dusun ini dipilih karena masih merayakan tradisi Merti Dusun setiap tahun dan karena letaknya yang memang berada dipinggiran danau Rawapening dan dekat dengan persawahan dimana tradisi ini merupakan ungkapan syukur dan doa atas hasil bumi daerah tersebut.

C. Fokus Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada penggambaran pelaksanaan tradisi Merti Dusun di dusun Sumurup dan alasan mengapa masyarakat dusun Sumurup masih melakukan tradisi Merti Dusun serta memaparkan fungsi tradisi Merti Deso bagi kehidupan masyarakat dusun Sumurup dan nilai-nilai apa saja yang terkandung didalam tradisi tersebut.

D. Subyek dan Informan Penelitian

Subyek penelitian adalah warga dusun Sumurup, desa Asinan, kecamatan Bawen, kabupaten Semarang. Subjek penelitian akan menjadi informan yang akan memberikan berbagai macam informasi yang diperlukan selama proses penelitian. Informan menurut Moleong (2006 : 132) adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, dia harus mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian.Penelitian ini menggunakan purposve sampling. Menurut Krisyanto (2007 : 154) sampling purposif yaitu teknik yang

(4)

32

mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria, sedangkan orang-orang dalam populasi yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. Persoalan utama dalam menentukan kriteria, dimana kriteria harus mendukung tujuan penelitian. Biasanya teknik purposif dipilih untuk penelitian yang lebih mengutamakan kedalaman data, daripada untuk tujuan represetatif yang dapat digeneralisasikan. Jadi dapat dijelaskan secara sederhana bahwa purposive sampling adalah dengan sengaja mengambil sampel tertentu (jika orang maka berarti orang-orang tertentu) sesuaii syarat syarat sampel yang diperlukan.

Menurut Arikunto(2010:183) pemilihan sampel secara purposive pada penelitian kualitatif berpedoman pada syarat-syarat yang harus dipenuhi sebagai berikut :

a. Pengambilan sampel harus didasarkan atas ciri-ciri, sifat-sifat atas karakteristik tertentu, yang merupakan ciri-ciri pokok populasi.

b. Subjek yang diambil sebagai sampel benar-benar merupakan subjekyang paling banyak mengandung ciri-ciri yang terdapat padapopulasi (key subjectis). c. Penentuan karakteristik populasi dilakukan dengan cermat di dalam studi

pendahuluan.

Seperti yang telah disebutkan bahwa pemilihan informan pertamamerupakan hal yang sangat utama sehingga harus dilakukan secara cermat,karena penelitian ini mengkaji tentang pelaksanaan tradisi Merti Dusun di dusun Sumurup maka yang akan menjadi informan pertama atau informan kunci adalah Kepala Dusun Sumurup. Dari informan kunci ini selanjutnya diminta untuk memberikan rekomendasi untuk memilih

(5)

33

informan-informan berikutnya, dengan catatan informan-informan tersebut dirasa paham dan mampu menjelaskan apa yang menjadi latar belakang penelitian sehingga terjadi sinkronisasi dan validasi data yang didapatkan dari informan pertama.

Berdasarkan atas rekomendasi Kepala Dusun Sumurup didapatkan 4 (empat) informan tambahan yaitu tokoh adat dan sesepuh desa. Berapa jumlah responden atau informan dalam penelitian kulitatif belum diketahui sebelum peneliti melakukan kegiatan pengumpulan data di lapangan. Hal ini karena pengumpulan data suatu penelitian kualitatif mempunyai tujuan tercapainya kualitas data yang memadai, sehingga sampai dengan responden yang keberapa data telah dalam keadaan “tidak berkualitas” lagi dalam arti sudah mencapai titik jenuh karena responden tersebut sudah tidak lagi memberi informasi baru lagi, artinya responden tersebut “ceritanya” sama saja dengan responden-responden sebelumnya ( Hamidi, 2004 : 76).

E. Sumber dan Jenis Data Penelitian 1. Data Primer

Data Primer, adalah data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak-gerik atau perilaku yang dilakukan oleh subjek yang dapat dipercaya, yakni subjek penelitan atau informan yang berkenaan dengan variabel yang diteliti atau data yang diperoleh dari responden secara langsung (Arikunto, 2010:22).Data primer dalam penelitian ini didapat dari pengamatan dan wawancara terhadap warga dusun Sumurup, termasuk wawancara terhadap orang-orang/tokoh-tokoh masyarakat yang mengetahui tradisi Merti Dusun. Data yangdidapat mengenai

(6)

34

seluk beluk pelaksanaan tradisi Merti Dusun, fungsi dari Merti Dusun yang membuat warga melaksanakan Merti Dusun serta apa saja nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tersebut.

Data dari hasil wawancara akan menghasilkan informasi mengenai tradisi Merti Dusun dan fungsi tradisi Merti Dusun dalam kehidupan sosial masyarakat Sumurup. Data dari hasil pengamatan menggambarkan proses berlangsungnya tradisi Merti Dusun dan eksistensi keberadaan tradisi tersebut ditengah-tengah masyarakat desa Sumurup. Untuk melengkapi data pengamatan, akan dilengkapi data berbentuk foto-foto. Pengambilan foto dalam penelitian ini menghasilkan foto-foto yang menggambarkan bentuk perayaan tradisi Merti Dusun.

2. Data Sekunder

Data sekunder, adalah data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data yang menunjang data primer. Dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi yang dilakukan oleh penulis serta dari studi pustaka. Dapat dikatakan data sekunder ini bisa berasal dari dokumen-dokumen grafis seperti tabel, catatan,SMS, foto dan lain-lain (Arikunto, 2010:22).Data sekunder dalam penelitian ini berupa arsip pemerintahan desa mengenai data profil dusun Sumurup dan data yang berkaitan dengan jumlah penduduk, tingkat pendidikan, dan jenis-jenis pekerjaan dari masyarakat dusun Sumurup, peta wilayah dusun. Arsip pemerintahan desa yang akan digunakan adalah data monografi Dusun Sumurup tahun 2015.

(7)

35 F. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong, 2006 : 186). Dalam pengumpulan data dilakukan dengan cara interview (wawancara). Interview yaitu salah satu cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan komunikasi langsung dengan subyek penyelidikan, baik dalam situasi sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam, yaitu melakukan kegiatan tanya jawab dengan menggunakan pedoman wawancara pada informan yang dianggap dapat memberikan informasi yang memiliki pengetahuan tentang upacara Merti Dusun. Penentuan informan seperti yang sudah disebutkan sebelumnya menggunakan purposive sampling dimana memilih informan yang memang dianggap memahami Merti Dusun.

2. Observasi

Observasi ( pengamatan) secara langsung di lapangan proses pelaksanaan upacara tradisi Merti Dusun, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan peralatan yang akan digunakan dalam upacara, serta siapa saja yang terlibat dan proses pelaksanaan upacara tradisi Merti Dusun. Peneliti akan bertindak sebagai partisipan pengamat.

(8)

36

Dimana peneliti lebih banyak sebagai pengamat untuk mengumpulkan data penelitian daripada menjadi partisipan penuh dalam subjek yang dipelajari. (Sukmadinata, 2012 : 112)

3. Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2013:240) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah brerlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni, yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

G. Validitas Data

Sogiyono (2012:267) menyebutkan bahwa validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Tujuan validitas data ini untuk meningkatan kualitas kepercayaan data. Sehingga penelitian ini kuat sebagai penelitian ilmiah.

Keabsahan data adalah bahwa setiap keadaan harus mampu mendemonstrasikan nilai yang benar, menyediakan dasar agar hal itu dapat diterapkan, dan memperbolehkan keputusan luar yang dapat dibuat tentang konsistensi dari

(9)

37

prosedurnya dan kenetralan dari temuan dan keputusannya. (Moleong, 2011:320). Dalam penelitian ini akan menggunakan beberapa teknik pengujian keabsahan data, yaitu:

a. Member check, yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuan member check adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. (Sugiyono, 2012 : 276)

b. Triangulasi, yaitu pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu (Sugiyono, 2012: 273). Sementaara itu Moleong (2000: 178) mengartikan triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data. Sehiungga triangulasi sumber dapat diartikan sebagai teknik pemeriksaan keabsahan data dengan mengecek kembali data yang diperoleh dengan cara membandingkan dengan berbagai sumber.

Langkah-langkah dalam melakukan triangulasi sumber antara lain (Moleong, 2000 : 178):

1) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara

2) Membandingkan apa yang dikatakan orang didepan umum dengan apa yang dikatakannya secara pribadi.

3) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya setiap waktu.

(10)

38

4) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang, seperti rakyat biasa, orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang pemerintahan.

5) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.

H. Teknik Analisis data

Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas, hingga datanya jenuh. Aktivitas tersebut adalah pengumpulan data (data collection), reduksi data (data reduction), penyajian data (display data), dan conclusion drawing/verification (Sugiyono, 2007).

1. Pengumpulan Data (Data Collection)

Data yang diperoleh dari hasil observasi (pengamatan), wawancara, dan dokumentasi dicatat dalam catatan lapangan. Catatan lapangan berisi tentang apa yang dilihat, yang didengar, disaksikan, dialami dan temuan yang dijumpai peneliti selama melakukan penelitian. Pengumpulan data ini terdiri dari dua aspek, yaitu refleksi dan deskripsi. Catatan deskripsi merupakan data alami yang berisi tentang apa yang dilihat, didengar, dirasakan, dan dialami sendiri oleh peneliti tanpa adanya pendapat dan penafsiran dari peneliti tentang fenomena yang ditemui. Sedangkan refleksi berisi

(11)

39

tentang catatan yang memuat kesan dan tafsiran peneliti tentang temuan yang dijumpai dan merupakan bahan pengumpulan data untuk tahap berikutnya.

2. Reduksi Data (Data Reduction)

Reduksi data adalah analisis data yang dilakukan dengan cara memilah-milah data yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Data yang diperoleh dilapangan ditulis/diketik dalam bentuk uraian atau laporan yang terperinci.

3. Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Miles dan Huberman (Sugiyono, 2007) menyatakan bahwa yang paling sering digunakan untuk penyajian data dalam penelitian kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Dalam penelitianini penyajian data dilakukan dengan menyusun data yang terkumpul dan telah direduksi. Data disajikan secara deskriptif dalam bentuk narasi secara lengkap yang menggambarkan hasil penelitian secara utuh. Dalam penyajian data pemilihan kata (diksi) akan mempengaruhi kepahaman pembaca tentang hasil penelitian yang didapat.

4. Conclusion Drawing/verification

Dari data yang diperoleh dikategorikan, dicari tema dan polanya kemudian ditarik kesimpulan. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan

(12)

40

berubah jika ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada pengumpulan data berikutnya.

Gambar 2 : Model Analisis Interaktif Milles dan Huberman Data Collection

Data Display

Data Reduction

Gambar

Gambar 2 : Model Analisis Interaktif Milles dan Huberman Data Collection

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan data primer yang diperoleh melalui penyebaran kuesiober terhadap konsumen” Produk,Harga Dan Citra Merek Terhadap

Ciputat Raya No.32 Pondok Pinang Jakarta Selatan 73 Jakarta-RAWAMANGUN Jl.. Pemuda

Peran lain dari area prefrontal yang berkaitan dengan memori adalah untuk memanggil ulang informasi (recall) lain dari daerah yang luas pada otak kemudian

Film menjadi bagian dari karya sastra dan sebagai hasil pekerjaan kreasi manusia, karya sastra yang berupa film tidak pernah lepas dari bahasa yang merupakan

PKK RT 011 merupakan salah satu wadah organisasi perempuan di RW 05 Griya Serpong Asri, latar belakang pendidikan ibu- ibu PKK tersebut beragam (lulusan SLTA dan perguruan

Salah satu Strategi pembelajaran yang saya beri nama “MEKA” singkatan dari Menyenangkan, Efektif, Kreatif dan Aktif merupakan solusi yang saya temukan pada waktu saya

 banyak membantu membantu dan dan mau mau bekerja bekerja sama sama dengan dengan Panitia Panitia Pengawas Pengawas Pemilu Pemilu Tingkat Kecamatan Rebang

Untuk tingkat kecerdasan naturalis rendah, kelompok yang mengikuti metode experiential learning lebih tinggi dalam meningkatkan pengetahuan konsep ekosistem siswa