• Tidak ada hasil yang ditemukan

I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "I. PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dasar hukum yang melatar belakangi kegiatan ini adalah Pasal 638 ayat (1) Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 0030 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral. Selain itu adalah Pasal 23 ayat (3) Keputusan Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara Nomor 23.K/70/BLP/2006 tanggal 12 April 2006 tentang Penjabaran Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara.

Misi Penelitian dan Pengembangan ESDM adalah memberikan pelayanan di bidang penelitian dan pengembangan kepada pemerintah, industri, dan masyarakat, agar pengelolaan energi dan sumber daya mineral dapat dilaksanakan sesuai amanat yang terkandung dalam pasal 33, UUD 1945. Misi Puslitbang tekMIRA adalah menyelenggarakan litbang teknologi penambangan, pemanfaatan & pengolahan, teknologi informasi dan studi tekno-ekonomi mineral dan batubara, menyediakan layanan jasa teknologi dan informasi untuk pengembangan mineral dan batubara serta membantu perumusan kebijakan pemanfaatan mineral dan batubara, Upaya pengembangan Puslitbang tekMIRA mencakup dua dimensi; dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal berkaitan dengan upaya-upaya optimalisasi sumber daya internal, sedangkan dimensi eksternal berkaitan dengan upaya-upaya pemenuhan kepuasan pasar/pengguna hasil litbang (pemerintah, industri, dan masyarakat). Oleh karena itu dalam melaksanakan misinya, Puslitbang tekMIRA harus selalu mengantisipasi setiap perubahan lingkungan, baik pada tataran global, regional, nasional, maupun pada tataran sektoral agar keberadaan Puslitbang tekMIRA dapat memberikan peran yang optimal bagi pemerintah dalam melaksanakan tugas-tugas pemerintahannya, bagi industri dalam mencapai tujuan usahanya, serta bagi Puslitbang tekMIRA sendiri dalam mencapai sasaran kemandirian.

Program/Kegiatan Puslitbang tekMIRA harus sesuai dengan kebijakan nasional dan diarahkan untuk mendukung pencapaian sasaran tekMIRA, sasaran Balitbang, sasaran Departemen dan sasaran Pembangunan secara nasional. Agar program dan kegiatan di atas dapat dilaksanakan pada tataran operasional perlu didukung oleh anggaran yang realistis dan memadai.

(2)

2

Usulan kegiatan/anggaran yang realistis dikaitkan dengan upaya pencapaian sasaran dapat disusun apabila rencana kegiatan/anggaran tersebut dikelola secara profesional dan terpadu,

oleh karena itu perlu dibentuk Tim Penyusun Rencana Kerja & Anggaran

Kementerian/Lembaga (RKA-KL) Puslitbang tekMIRA

Umumnya mutu zeolit dan bentonit alam belum memenuhi spesifikasi untuk digunakan oleh industri pemakai, hal ini disebabkan oleh tingginya kandungan mineral ikutan sehingga perlu dilakukan tahapan benefisiasi sebelum digunakan oleh industri pemakai.Proses pengolahan dengan cara aktifasi cara dapat meningkatkan mutu dari bentonit dan zeolit alam tersebut. Ada beberapa parameter yang menentukan keberhasilan dari proses aktifasi zeolit ini, yakni: kualitas bahan baku, kondisi proses yang digunakan, dan peralatan yang digunakan. Oleh karena itu uji coba proses aktivasi skala pilot plant ini mutlak diperlukan sebelum pabrik skala komersialnya didirikan

(3)

3

Berkaitan dengan pembangunan Sentra Pengolahan Bahan Galian Terpadu di Citatah, (Kab. Bandung Barat) maka perlu dilengkapi oleh unit pengolahan berbagai bahan galian dalam skala pilot. Unit pengolahan zeolit dan bentonit adalah sebagian dari unit pengolahan bahan galian yang akan dibuat pada sentra pengolahan bahan galian tersebut. Jenis unit pengolahan yang dipilih untuk didirikan adalah aktifasi zeolit dan bentonit secara kimia dengan kapasitas masing-masing 300 kg/batch.

Kegiatan Tim Proses aktifasi zeolit dan bentonit adalah merupakan kegiatan multi years yang dimulai pada tahun 2009 dan direncanakan selesai pada tahun 2012.

Kegiatan pada tahun 2009 terdiri dari dua bagian, yaitu ujicoba pengolahan zeolit dan bentonit pada skala laboratorium untuk memantapkan data yang telah ada dan pemasangan peralatan yang diadakan pada tahun 2009. Kegiatan pemasangan peralatan tidak bisa dilaksanakan karena pada proses pengadaannya terdapat kendala (gagal tender), sehingga yang dapat dilaksanakan pada tahun 2009 adalah ujicoba yang dilakukan pada skala laboratorium dan modifikasi beberapa peralatan yang telah tersedia.

Kegiatan pada tahun 2010 adalah pengadaan ulang peralatan yang gagal dilakukan pada 2009, pemasangan (set up) peralatan tersebut, modifikasi beberapa peralatan yang telah ada dan ujicoba kinerja peralatan terpasang.

Pada tahun 2011 direncanakan penyempurnaan pemasangan peralatan terpasang dan percobaan aktifsi zeolit dan bentonit.

1.2 Ruang Lingkup Kegiatan

Ruang lingkup kegiatan yang dilakukan pada tahun 2010 adalah sebagai berikut :

 Memperbaiki, modifikasi dan memasang peralatan yang telah tersedia

 Mengadakan peralatan yang belum tersedia

 Memasang peralatan yang tersedia dan yang akan diadakan pada tahun 2010

 Uji kinerja peralatan terpasang

(4)

4

1.3 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya kegiatan ini adalah mendirikan suatu pilot plant pengolahan aktifasi zeolit dan bentonit di Sentra Percontohan dan Pemanfaatan Mineral di Citatah, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat, untuk pengembangan kondisi proses pengolahan zeolit dan bentonit secara kimia sehingga produk zeolit terolah dapat digunakan pengolahan air dan bentonit terolah untuk bahan pemucat warna minyak sawit mentah.

1.4 Sasaran

Sasaran kegiatan yang dilakukan pada tahun 2010 adalah terpasangnya peralatan pengolahan zeolit dan bentonit yang siap digunakan untuk ujicoba pada skala 300 kg/jam.

1.5 Lokasi

Kegiatan proses pengolahan zeolit dan bentonit dilakukan di Sentra Pengolahan Bahan Galian Terpadu di Citatah, Kab. Bandung Barat .( lihat peta Gambar 1.1

Peta lokasi kegiatan

)

(5)

5

Gambar 1.1 Peta lokasi kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Proses Pengolahan Zeolit.

Zeolit yang diperoleh dari tambang umumnya belum dapat digunakan secara langsung, tetapi harus melalui proses pengolahan. Tahapan proses pengolahan zeolit secara garis besar meliputi peremukan, penggerusan, pengayakan ( anonim 2010) dan aktifasi. Tujuan pengecilan ukuran dan pengayakan adalah untuk mendapatkan zeolit yang memiliki ukuran tertentu yang disesuaikan dengan penggunaannya. Sedangkan aktifasi dimaksudkan untuk meningkatkan

(6)

6

mutu zeolit alam agar memiliki daya serap maupun pertukaran ion yang tinggi. Zeolit bubuk dapat diubah menjadi zeolit berbentuk pelet (granul) yang penggunaannya lebih spesifik Ada tiga cara aktifasi yang dikenal yaitu cara pemanasan, kimia dan modifikasi ( Husaini 1989, 1992, 2006) .

a) Aktifasi secara pemanasan

Proses aktifasi dengan cara pemanasan pada suhu antara 300 - 400 oC selama 3-4 jam. Zeolit

setelah dipanaskan akan mengeluarkan air (dehidrasi) dan menguapkan senyawa-senyawa organik yang mudah menguap yang mengotori pori-pori zeolit. Akibatnya pori-pori zeolit menjadi lebih bersih dan luas permukaan spesifik menjadi lebih besar, sehingga kapasitas pertukaran ion maupun daya serapnya juga bertambah besar.

b) Aktifasi secara kimia

Pada aktifasi kimia, zeolit biasanya dikontakkan dengan asam (sulfat atau klorida) atau basa (soda kostik). Proses aktifasi zeolit dengan asam pada dasarnya dimaksudkan untuk menghilangkan zat/mineral pengotor (foreign matters) yang terkandung dalam pori-pori/pipa-pipa kapiler, agar porositas dan luas permukaannya bertambah besar. Kemampuan zeolit hasil aktifasi sangat ditentukan oleh kondisi bahan baku (raw material), jenis asam, konsentrasi asam, perbandingan asam dengan bahan baku, suhu dan waktu kontak pada saat aktifasi. Secara umum, penggunaan asam di atas konsentrasi minimum dapat melarutkan logam-logam alkali, alkali tanah, besi dan aluminium dalam mineral zeolit. Pada konsentrasi antara 0,05-0,2 N, larutan yang terbentuk adalah silicate hydrosol, pada konsentrasi yang lebih tinggi terjadi larutan yang mengandung garam-garam dan pada konsentrasi yang lebih rendah akan terbentuk silika berlebih (excess silica). Sedangkan pada konsentrasi asam 20 % ke atas, silika tidak terlarut dan hydrosol tidak terbentuk.

Reaksi kimia yang terjadi pada proses aktifasi zeolit adalah reaksi pertukaran ion, di mana ion-ion yang mudah tertukar seperti K+, Na+ dan Ca+ diganti dengan ion H+ (bila digunakan asam)

dan Na+ (bila digunakan basa) di dalam ruang interlamellar. Selain berlangsung pertukaran ion,

juga terjadi proses pelarutan ion-ion yang ada dalam struktur kristal zeolit seperti Al3+, Fe3+ dan

Mg2+, sehingga menghasilkan zeolit yang lebih porous secara fisik) dan lebih aktif (secara

elektrokimia). Kondisi proses aktifasi kimia dengan basa (NaOH) adalah sebagai berikut: konsentrasi basa = 0,5 N, persen solid = 50% dan waktu pengadukan = 3 jam. Sedangkan

(7)

7

untuk asam (H2SO4): konsentrasi asam = 0,2 N, persen solid = 12,50% dan waktu pengadukan

= 1 jam ( Husaini,.1992) c) Modifikasi

Modifikasi zeolit alam dimaksudkan untuk mengubah sifat permukaan zeolit dengan cara pelapisan menggunakan senyawa organik atau anorganik. Senyawa organik yang dapat digunakan antara lain vinil piridin, HDTMA, dan chitosan. Zeolit alam yang belum diolah memiliki kemampuan daya serap yang relatif rendah, khususnya terhadap ion-ion logam berat yang berbentuk anion. Kemampuan daya serap zeolit alam terhadap anion logam berat dapat ditingkatkan melalui proses pelapisan/modifikasi dengan menggunakan polimer organic tersebut ( Zulkarnain, 1992).

2.2 Proses Aktifasi Bentonit secara Asam.

Pengertian aktifasi bentonit secara kontak asam adalah perlakuan kimia menggunakan asam terhadap bentonit untuk meningkatkan daya serap terhadap zat warna ( coloring metter) atau pengotor lainnya yang ada dalam minyak ( minyak nabati, minyak hewani, dan minyak bumi). (Valenzuela,dkk 2001).

Siddique mengatakan bahwa prinsip perlakuan bentonit secara kontak asam adalah meningkatkan sifat-sifat yang ada dalam mineral dengan cara memanipulasi sifat fisik ataupun kimia tapi tidak sampai merusak struktur kristalnya. Kisi kisi kristal montmorillonit mempunyai dua lapisan silika tetrahedral mengapit satu lapisan alumina octahedral. Dalam lapisan tetrahedral, sebagian dari ion silicon diganti dengan ion alumina dan dalam lapisan octahedral sebagian ion aluminium diganti dengan ion ferro, ferri, calsium atau magnesium. Pertukaran ion alami ini mengakibatkan terjadinya muatan negatif yang disetimbangkan oleh kation yang mampu bertukar yang ada, seperti Ca++, Mg++ , Na+,K+ atau H+, sehingga hal ini yang

menyebabkan bentonit dari berbagai lokasi mempunyai sifat fisik dan kimia berbeda serta mempunyai mineral ikutan serta penngotor yang berbeda pula, oleh karena itu diperlukan porsi asam yang berbeda pula untuk proses aktifasinya

Aktifasi bentonit dengan asam inorganic mempunyai tiga tujuan. Tujuan pertama adalah melarutkan pengotor, seperti kalsit, dll. Tujuan kedua adalah mengganti kation Ca++ atau Mg++

dengan ion H+ dan tujuan ketiga adalah melepaskan sebagian aluminium yang ada dalam

(8)

8

tetrahedral. Selain hal tersebut juga terjadi perubahan fisik selama aktifasi, diameter permukaan pori dan distribusi pori meningkat dengan bentuk tiga dimensi. Luas permukaan butiran meningkat sesuai dengan peningkatan konsentrasi asam sampai ke titik maksimum selanjutnya terjadi penurunan. Berdasarkan mekanisme diatas, maka setelah melalui proses aktifasi, daya serap bentonit semakin meningkat. ( Siddique, 1968).

Selanjutnya metoda aktifasi dengan kimia yang pasti tidak ada, karena tergantung dari jenis bahan bakunya. Umumnya sebelum dilakukan aktifasi skala industri dilakukan percobaan aktifasi skala laboratorium terlebih dahulu. Berikut ini dibahas berbagai asfek yang terkait dengan proses aktifasi. Umumnya bahan baku dikeringkan dan gerus sampai halus tapi ada juga yang langsung memprosesnya pada kondisi sluri. Kondisi proses sangat beragam, variable yang berpengaruh adalah lama kontak, suhu pemanasan, konsentrasi asam dan jenis asam yang digunakan. Beberapa peneliti menggunakan lama kontak sampai 7 jam (Valenzuela,dkk

2001), tapi yng paling umum adalah 3 jam ( Siddique 1968). Suhu pemanasan mulai dari suhu kamar sampai mendidih, konsentrasi sampai 3M dengan jenis asam yang digunakan adalah asam sulfat, sedangkan jenis asam yang lain jarang yang digunakan pada skala industry.

Produk samping yang dapat dihasilkan dari proses aktifasi asam adalah tawas. Tawas yang dihasilkan dalam bentuk aluminium sulfat. Tawas yang dihasilkan adalah relatif murni, karena besi dan pengotor lain dapat dipisahkan dari effluent aluminium sulfat dengan dilarutkan dengan asam, sehingga tawas yang dihasilkan dapat digunakan sebagai bahan untuk penjernih air dan pabrik kertas. Hasil samping lain adalah gipsum sintetis. Gypsum dibuat dengan menambahkan bubuk kapur kedalam limbah asam sulfat. Gipsum yang dihasilkan dapat digunakan untuk berbagai kegunaan. Bahan lain yang bisa didapatkan dengan memanfaatkan asam sebagai bahan limbah adalah silika alumina gel, silika gel, lead sulfat, lead sulfit dll.

Dalam pelaksanaannya, proses aktifasi yang umum digunakan mempunyai banyak hambatan dalam pengoperasiannya, terutama pada proses penyaringan, pencucian dan pengeringan, maka digunakan metoda lain yang lebih mudah, yaitu dengan menggunakan ekstruder ( Takeshi,H. 1969). Bentonit dicampur dengan sedikit asam sulfat dan air kemudian dilewatkan dalam ekstuder sehingga dihasilkan produk berbentuk batang dengan diameter 5 mm dengan panjang 30-40 cm, kemudian produk tersebut dimasukkan kedalam kantong polyethylene untuk diperam sampai waktu tertentu pada kondisi temperatur tertentu pula, setelah itu mereka direndam dalam larutan asam, kemudian dipanaskan, selanjutnya digerus dan didapat produk.

(9)

9

Metoda aktifasi yang umum digunakan yaitu dengan penambahan asam atau pemanasan. Mineral lempung yang dapat diaktifasi dengan asam adalah sub-bentonite yang umumnya terdiri dari montmorillonite yang mempunyai sifat pengembangan yang kecil. Pada aktifasi asam, ion-ion yang dapat tertukar seperti K+, Na+ dan Ca+ dapat diganti dengan ion H+ di dalam

ruang interlamellar dan juga melarutkan sebagian ion-ion Al3+, Fe3+ dan Mg2+ dari struktur

kristal, sehingga menghasilkan lempung yang lebih porous (secara fisik) dan lebih aktif (secara elektrokimia). Asam yang umum digunakan dalam proses aktifasi bentonit yaitu asam sulfat dan klorida.

Bahan baku dikeringkan dalam pengering / tungku sampai kadar air kurang dari 10%, kemudian dilakukan pengecilan ukuran sampai ukuran lolos ayakan 100 mesh melalui berbagai tahap proses pengecilan ukuran dan berbagai peralatan, seperti Jaw crusher, hammer mill, dan pulverizer, kemudian dimasukkan ke reaktor dengan ditambahkan air dan asam sulfat 4-8N (

Foletto, dkk, 2003) dan ada juga yang menggunakan HCl ( Valenzuela dkk, 2001) dengan perbandingan tertentu. Lama pengontakan tersebut, biasanya antara 3 – 4 jam, tapi ada juga yang memerlukan waktu lebih lama, sampai 7 atau 8 jam.( Onal dkk, 2001) , dimana data waktu kontak asam, konsentrasi asam dan ukuran butir umpan ini didapat melalui ujicoba laboratorium.

Selanjutnya, setelah proses pemanasan sluri dalam reaktor, telah didapat bentonit aktif. Proses selanjutnya adalah memisahkan bentonit dari sluri melalui proses penyaringan dan pencucian. Penyaringan biasanya menggunakan alat penyaring bertekanan ( Filter press) atau filter vakum, sedangkan pengenceran / pembilasan bisa dilakukan dalam bak-bak penampung atau thickener

yang disusun secara seri. Air cucian ditampung dalam bak khusus dan dianggap sebagai limbah. Limbah dinetralisir dengan kapur padam dan didapat hasil samping berupa gipsum atau tawas, sesuai dengan kondisi bahan bakunya. Produk dari filter press berupa lempengan-lempengan bentonit aktif yang telah dibilas. Untuk mendapatkan produk bentonit aktif yang siap digunakan, maka perlu dilakukan pengeringan terlebih dahulu sampai kadar air kurang dari 7 % dengan alat pengering, biasanya pengering putar, kemudian dilakukan penggerusan dengan alat gerus yang disebut pulverizer yang dilengkapi dengan air siklon sehingga didapat produk bentonit kering berbentuk bubuk dengan kehalusan lolos ayakan 200 mesh.

Ada lempung tertentu dapat digunakan sebagai bahan pemucat tanpa melalui proses aktifasi. Tanah ini disebut fuller’s earths. Proses pengolahannya sangat sederhana, lempung dari tambang dapat dikeringkan, kemudian dipecahkan menggunakan alat roll crusher sampai

(10)

10

ukuran 1 sampai 0,5 inchi. Lempung kemudian dipanaskan menggunakan pengering putar dimana air bebas sampai berkurang menjadi 6-10% dan pengering beroperasi pada suhu 150-600oC. Biasanya sebelum dipanaskan, dilakukan penyeragaman ukuran, lempung diekstusi

menggunakan ekstruder sehingga ukuran 0,25”. Selanjutnya dilakukan pengecilan ukuran

sampai 60 – 90 mesh. Untuk mendapatkan ukuran yang lebih halus dapat menggunakan alat

Raymond Mill atau Jet-O-Mill.

Berbeda dengan fuller’s earths, lempung yang diaktifasi dengan asam melalui proses yang komplek. Untuk bahan baku yang berbentuk lumpur dapat menggunakan thickener sebelum masuk reactor sedangkan pada bahan baku nyang kering dapat dilakukan pengecilan ukuran bertahap. Umumnya aktifasi dilakukan pada suhu panas, meskipun tidak selalu demikian dan halm ini tergantung pada mutun bahan baku nyang digunakan. Tangki reactor terbuat dari bahan tahan asam seperti duriron, tembaga, karet atau kayu. Ada juga metoda aktifasi dengan mencampur langsung bentonit , air dan asam, dicampur membentuk pasta yang kemudian dilewatkan pada proses eksttusi membentuk pellet dan selanjutnya dibakar pada suhu yang lebih tingg ( Siddique,H. 1968).

(11)

11

Sesuai dengan Kerangka Acuan Proses Pengolahan Zeolit dan Bentonit Skala Pilot Plant tahun Anggaran 2010 maka program kegiatan adalah sebagai berikut :

 Memperbaiki, modifikasi dan memasang peralatan yang telah tersedia.

 Mengadakan peralatan yang belum tersedia

 Memasang ( set up) peralatan yang meliputi pembuatan pondasi, instalasi listrik, dan instalasi air/perpipaan

 Ujikinerja peralatan terpasang

 Pembuatan laporan

IV.METODOLOGI

4.1 Bagan Alir Proses

Proses aktivasi zeolit untuk bahan pengolahan air minum dan bentonit untuk bahan pemucat warna minyak sawit mentah masing masing merupakan proses yang berbeda, namun

(12)

12

mempunyai tahapan yang hampir sama yaitu peremukan,penggilingan,pengayakan, aktifasi dan pengeringan (lihat bagan alir proses yang dinyatakan oleh Gambar 4.1 dan Gambar 4.2), sehingga menggunakan peralatan proses pada pengolahan kedua mineral itu yang relatif sama. Berdasarkan hal tersebut diatas maka dibuat suatu bentuk alur proses yang dapat digunakan untuk mengolah kedua mineral itu. Pada Gambar L.2.1 pada Lampiran 2 dapat dilihat alur proses pengolahan gabungan yang ditampilkan dengan nama alat yang digunakan. Pada gambar tersebut dapat dilihat panah warna merah yang merupakan alur proses aktifasi bentonit dan panah warna hijau alur proses aktivasi zeolit. Tampak pada gambar bahwa zeolit dan bentonit menggunakan alat yang sama yaitu alat alat pemecah jaw crusher, alat penepung

hammer mill, ayakan vibrating screen, alat pengering putar rotary dryer dan beberapa alat pendukung seperti belt conveyor dan bucket elevator. Selanjutnya alat yang hanya digunakan pada aktifasi zeolit adalah reaktor horisontal dan pada aktivasi bentonit adalah reaktor tegak, dan tangki pengencer.

4.2 Tata Letak Peralatan

Peralatan yang digunakan untuk aktifasi kedua mineral tersebut dipasang sesuai dengan tata letak peralatan yang dibuat berdasarkan bagan alir proses (Gambar 4.3). Peralatan yang dipasang masing-masing diperkuat dengan pondasi beton bertulang dan dilengkapi dengan instalasi pipa pipa –pipa dan instalasi listrik.

4.3 Konstruksi

Metoda pemasangan peralatan adalah sebagai berikut : peralatan dipasang diatas pondasi yang terbuat dari beton bertulang, selain sesuai dengan tata letak peralatan ( Gambar 4.3) juga dengan ketinggian disesuaikan dengan elevasi peralatan yang terdapat pada bagan yang terdapat pada Lampiran yaitu ; Gambar L.2.2 Elevasi peralatan secara umum, Gambar L.2.3. Elevasi peralatan perbaris, dan Gambar L.2.4 Elevasi barat dimensi muka, Selanjutnya gambar elevasi tampak depan

dirinci menjadi 3 buah gambar. Gambar pertama adalah gambar peralatan pada baris 1, 2 dan 3 ( Gambar L.2.5), gambar kedua dimana terdapat alat-alat pada baris 4,5 dan 6 ( Gambar L.2.6) serta gambar ketiga dimana terdapat alat-alat pada baris 7,8dan 9 ( gambar L.2.7).

ZEOLIT ( Sekitar 10 cm) PEREMUKAN PENGGILINGAN Sekitar 2,5 cm  70% - 28

(13)

13

4.4 Instalasi

Gambar 4.1

(14)

14

Metoda pemasangan instalasi listrik disesuaikan dengan Gambar Instalasi listrik pada Gambar L.2.9 pada Lampiran 2. Metoda pemasangan instalasi pipa-pipa disesuaikan dengan bagan pipa-pipa pada Gambar L.2.8 pada Lampiran 2.

BENTONIT ( Sekitar 10 cm) PEREMUKAN Sekitar 2,5 cm Filtrat - Air - AS.SULFAT PENGENCERAN Residu Ekstrusi PENGGILINGAN PENYARINGAN PENGAYAKAN AKTIFASI + 100 mesh -100 mesh  80% - 100 mesh Air Air Pengeringan BENTONIT AKTIF Penggilingan Gambar 4.2

Bagan alir proses aktifasi bentonit PEREMUKAN

(15)
(16)

16

Gambar 4.3

(17)

17

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Program kegiatan Tim Proses Pengolahan Zeolit dan Bentonit pada Skala Pilot plant pada tahun 2010 adalah : memperbaiki, modifikasi dan memasang peralatan yang telah tersedia, mengadakan peralatan yang belum tersedia, memasang (set up) peralatan yang telah tersedia dan peralatan yang diadakan pada tahun 2010, pemasangan instalasi air dan instalasi listrik dan uji kinerja peralatan terpasang. Berikut ini dibahas mengenai realisasi kegiatan tersebut.

5.1 Peralatan

5.1.1 Modefikasi

Perbaikan dan modefikasi dilakuan terhadap beberapa peralatan yaitu 1 buah tangki reaktor bentonit, 2 buah tangki pengencer, dan 1 buah pompa sluri tahan asam.

a) Tangki Reaktor Bentonit

Tangki reaktor ada satu buah. Tangki tersebut telah dilengkapi dengan pengaduk dan perangkat transmisi untuk pengaduk tapi belum dilengkapi dengan motor, lapisan timbal untuk mencegah korosif , dan kran keluaran. Tindakan yang dilakukan adalah melengkapi tengki tersebut dengan motor dan V-Belt dan kran keluaran, sedangkan pemasangan plat timbel telah dilakukan pada tahun 2009.

b) Tangki pengencer

Tangki pengencer ada dua buah. Salah satu dari tangki tersebut belum dilengkapi dengan pengaduk. Kedua tangki tersebut belum dilengkapi dengan perangkat transmisi untuk pengaduk, belum dilapisi dengan timbal untuk mencegah korosif , dan kran keluaran. Tindakan yang dilakukan adalah sebagai berikut : terhadap salah satu tangki, dilakukan pemasangan pengaduk menggunakan besi pejal ukuran 2 ”, pulley, , motor dan V-Belt. Selain itu dilakukan pemasangan motor dan transmisi menggunakan V-belt pada kedua tangki, pemasangan plat timbal untuk mencegah korosif, kran keluaran menuju limbah, pipa air untuk kedua tangki pengencer dan reaktor bentonit. Foto-foto kegiatan perbaikan dan modefikasi dapat dilihat pada Lampiran 3.1 ( kegiatan perbaikan dan modefikasi peralatan).

(18)

18

Pompa sluri tahan asam yang digunakan sebanyak 1 buah. Tindakan modifikasi yang dilakukan adalah merubah ukuran untuk masukan dan keluaran menjadi ukuran 1,5” sesuai dengan kebutuhan yang ada.Pemasangan instalasi pipa dari tangki reaktor bentonit melalui pompa sluri menuju tangki pengencer. Gambar L.3.1.5 adalah pompa sluri yang telah terpasang

5.1.2 Spesifikasi

Spesifikasi peralatan dapat dilihat pada Tabel L.1.1 pada Lampiran 1.

5.1.3 Uji Kinerja

Uji kinerja peralatan telah dilakukan pada alat-alat tertentu. Hasil uji kinerja peralatan utama dapat dilihat pada Tabel L.1.2 ( Lampiran 1)

5.2. Konstruksi

5.2.1 Pemasangan Peralatan

Peralatan utama , peralatan pendukung dan sarana pendukung telah dipasang sesuai dengan tata letak peralatan ( Gambar 4.3) diatas pondasi yang terbuat dari beton bertulang, selain juga dengan ketinggian disesuaikan dengan elevasi peralatan yang terdapat pada bagan yang terdapat pada Lampiran yaitu ; Gambar L.2.2 Elevasi peralatan secara umum, Gambar L.2.3. Elevasi peralatan perbaris, yang Gambar L.2.4 Elevasi barat dimensi muka, Elevasi tampak depan, dimana terdapat 3 buah gambar. Gambar pertama adalah gambar peralatan pada baris 1, 2 dan 3 ( Gambar L.2.5), gambar kedua dimana terdapat alat-alat pada baris 4,5 dan 6 ( Gambar L.2.6) serta gambar ketiga dimana terdapat alat-alat pada baris 7,8 dan 9 ( L.2.7). Foto-poto kegiatan pemasangan dan peralatan yang telah terpasang dapat dilihat pada Lampiran L.3.3 (Pemasangan peralatan utama dan peralatan pendukung).

5.2.2 Pembuatan Sarana Pendukung

Sarana pendukung yang telah dibuat adalah tandon air dan anjungan untuk reaktor dan tangki pengencer. Berikut ini dibahas mengenai pembuatan sarana tersebut.

a) Tandon Air

Sekitar 50 m jaraknya pada bagian timur gedung pilot plant pengolahan zeolit dan bentonit terdapat sumber air yang cukup besar. Selain itu, dibagian timur gedung tersebut tersedia bak

(19)

19

penampung air yang dapat digunakan untuk pilot plant pengolahan bauksit, kiserit dan zeolit dan bentonit. Kapasitas bak tersebut sekitar 8 kubik. Pada proses pengolahan zeolit dan bentonit, memerlukan banyak air antara lain untuk aktifasi, pengenceran dan pembilasan yang kebutuhannya pada tiap siklus proses sekitar 1-2 kubik air. Berdasarkan hal tersebut, perlu dibuat suatu instalasi pemindahan air yang terdiri dari menara air, toren, perpipaan dan pompa. Air diambil dari bak penampung dan selanjutnya dipompakan ke tandon air. Menara air dibuat didalam gedung dengan tujuan untuk lebih memudahkan pengontrolan dan pengisian bila habis, karena kapasitas toren yang tersedia hanya 1 kubik. Keperluan air untuk WC dan mandi diambil dari saluran yang berbeda. Foto-foto pemasangan tandon air dapat dilihat pada Gambar pada Lampiran L.3.2 ( Kegiatan pemasangan sarana pendukung).

Spesifikasi Tandon air yang telah dibuat adalah sebagai berikut :

- A. Menara Toren

- Rangka kaki : 4 buah menggunakan besi siku 6x6 cm

- Tinggi rangka : 4,5 m

- Rangka penguat : Besi siku 5x5 cm

- Sistim sambungan : las

- Dudukan toren : 1,3 x 1,3 m, tebal 3 mm, plat besi ( bordes)

- Tangga : Besi siku 3x3 cm

B. Toren :

- Volume : 1 kubik

- Bahan : Poly ethylen

Perpipaan

- Dari pompa ke toren : PVC ¾”

- Dari toren ke reaktor dan tangki pengencer

: PVC 1 ½ ” dan 2”

b) Anjungan untuk Reaktor dan Tangki Pengencer

Reaktor dan tangki pengencer bentonit terdiri dari dua tangki dengan ketinggian sekitar 2,5 m sehingga keberadaan anjungan dibutuhkan oleh para operator untuk melakukan pengoperasian, pengontrolan, pengumpanan, maintenance dll. . Foto-foto pemasangan tangki

(20)

20

pengencer dapat dilihat pada Gambar pada Lampiran L.3.2 ( Kegiatan pemasangan sarana pendukung).

Berikut ini spesifikasi anjungan yang telah dibuat.

- Rangka kaki : 4 buah menggunakan besi siku 6x6 cm

- Tinggi rangka : 1,5 m

- Rangka penguat : Besi siku 5x5 cm

- Sistim

sambungan

: las

Ukuran lantai : 320 x 100 cm

tebal : 3 mm, plat besi ( bordes)

- Perlengkapan : Pagar pipa besi dan besi siku dan tangga dari besi siku 5x5 cm

5.3. Instalasi 5.3.1 Listrik

Instalasi listrik dibuat dari panel ke seluruh peralatan yang menggunakan listrik sebagai penggeraknya. Sebagian kabel-kabel disangga menggunakan penyangga yang dibuat dengan besi siku yang dipasang pada bagian atas alat-alat dan melekat pada dinding bangunan dan sebagian ditanam didalam tanah. Sebagian peralatan utama dan peralatan penunjang telah dibuat instalasi listriknya dan sebagian lagi belum terpasang, karena selain kabel untuk ukuran tertentu tidak mencukupi keberadaannya juga kapasitas panel yang tersedia hanya cukup untuk 14 buah alat sehingga perlu penambahan 1 buah panel listrik lagi. Dari 22 buah alat yang perlu terpasang intalasi listriknya, yang terpasang sebanyak 12 alat dan yang belum terpasang sebanyak 10 alat dan instalasi dari genset ke panel induk yang ada dalam gedung. Pada Tabel 5.1 dapat dilihat realisasi pemasangan instalasi listrik pada tiap alat, sesuai dengan bagan yang tertera pada Gambar L.2.9 pada lampiran 2 dimana pada gambar tersebut, alur kabel dinyatakan oleh garis berwarna merah.

Tabel 5.1.

Daftar realisasi pemasangan instalasi listrik.

(21)

21 1 Pompa air 1 Belt conveyor (dari jaw crusher ke hammer Mill)

2 Reaktor Bentonit 2 Hammer Mill-1

3 Tangki Pengencer-1 3 Bucket elevator (dari hammer mill ke V. Screen)

4 Tangki Pengencer-2 4 Vibrating Screen-1

5 Pompa sluri 5 Hammer Mill-2

6 Ekstruder 6 Belt Conveyor (dari Hammer mill-2 ke V. Screen-2) 7 Belt conveyor (dari ekstruder- ke dryer) 7 Vibrating Screen-2

8 Dryer 8 Belt Conveyor ( Pengumpan reactor horizontal)

9 Bucket elevator ( ke reaktor bentonit) 10 Reaktor horisontal

11 Kompresor untuk filter press

12 Jaw Crusher

5.3.2 Pipa-pipa

Intalasi pipa-pipa telah dibuat sesuai dengan bagan intalasi pipa-pipa pada Gambar L.2.8 pada lampiran 2. Meliputi – instalasi pipa pipa untuk air yang digunakan untuk proses, pipa-pipa untuk limbah cair dan pipa-pipa untuk asam sulfat. Berikut ini dibahas mengenai hal tersebut. air

Instalasi pipa-pipa yang digunakan untuk transportasi air adalah menggunakan pipa PVC dengan ukuran 2”. Alur perpipaan terdiri dari beberapa bagian, yaitu pertama yang berasal bak penampung air pada bagian luar gedung menuju ke pompa, kedua dari pompa menuju ke tandon air, ketiga dari tandon air menunju ke peralatan, yaitu reaktor bentonit, tangki pengencer dan reaktor zeolit. Realisasi pemasangan intalasi pipa air dapat dilihat pada Tabel 5.2. Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa instalasi pipa-pipa untuk air dari 5 bagian, 4 bagian telah terpasang dan 1 bagian belum terpasang.

Limbah Cair

Pada sentra pengolahan mineral di Citatah telah dibuat sentra pengolahan limbah yang terletak pada bagian luar gedung pilot plant pengolahan zeolit dan bentonit. Sentra pengolahan limbah tersebut disebut bagian IPAL. Semua limbah kimia dari beberapa gedung yang terdapat di sentra pilot plant Citatah diolah disini. Pada proses aktifasi zeolit maupun bentonit masing- masing menghasilkan limbah yang berbeda. Pada pengolahan bentonit menghasilkan limbah asam sedangkan pada proses pengolahan zeolit menghasilkan limbah basa. Pada proses pengolahan bentonit, limbah berasal dari reaktor bentonit, tangki pengencer dan filter press,

(22)

22

sedangkan pada proses pengolahan zeolit limbah berasal dari reaktor zeolit dan bak pencucian. Berdasarkan hal tersebut maka dibuat instalasi perpipaan yang terdiri dari pipa PVC ukuran 4 ” yang dialirkan melalui 4 buah bak kontrol yang terletak pada bagian luar gedung pilot plant zeolit dan bentonit dan langsung dialirkan ke IPAL.

Berikut ini spesifikasi instalasi buangan limbah :

- Ukuran pipa : 4”

- Bahan pipa : PVC

- Panjang pipa : Sekitar 20 m

- Sistim kerja : gravitasi

- Ukuran bak kontrol : 40 x40x40 cm

Bahan konstruksi bak

kontrol

: Bata/semen

- Jumlah bak kontrol : 4 buah

Realisasi pemasangan intalasi pipa untuk limbah dapat dilihat pada Tabel 5.2. Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa instalasi pipa-pipa yang belum terpasang adalah untuk buangan reactor horizontal.

Asam sulfat.

Instalasi pipa yang digunakan untuk memindahkan asam sulfat menggunakan pipa PVC ukuran ½ “ yang terdiri dari dua bagian yaitu bagian pertama dari tangki asam menuju pompa asam dan bagian kedua dari pompa menuju reaktor bentonit.

Tabel 5.2.

Daftar realisasi pemasangan instalasi pipa-pipa

Sudah terpasang Belum terpasang

1 Instalasi pipa air dari bak penampung ke pompa air 1 Instalasi pipa air dari pompa ke reactor horisontal

2 Instalasi pipa air dari pompa ke reactor bentonit 2 Instalasi pipa untuk limbah dari reactor horisontal ke IPAL

3 Instalasi pipa air dari pompa ke tangki pengencer-1 4 Instalasi pipa air dari pompa ke tangki pengencer

5 Instalasi pipa untuk limbah dari reactor bentonit dan tangki pengencer ke IPAL

(23)

23 6 Instalasi pipa asam sulfat dari tangki asam ke reactor

bentonit

Realisasi pemasangan intalasi pipa asam dapat dilihat pada Tabel 5.2. Dari Tabel tersebut dapat dilihat bahwa instalasi pipa-pipa asam belum terpasang.

(24)

24

VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Pada pelaksanaan kegiatan Tim Proses Pengolahan Zeolit dan Bentonit Skala Pilot Plant tahun Anggaran 2010 ini telah dapat menyelesaikan beberapa kegiatan antara lain :

a) Peralatan yang telah tersedia, telah dimodifikasi dan dipasang sesuai dengan tata letak ( lay out) yang direncanakan.

b) Peralatan yang diadakan pada tahun 2010 telah direalisasi pengadaannya dan telah dipasang sesuai dengan tata letak ( lay out) yang direncanakan .

c) Sarana pendukung yang terdiri dari anjungan dan menara tandon air telah dibuat. d) Instalasi listrik telah dipasang untuk seluruh alat kecuali instalasi dari panel ke genset. e) Instalasi pipa-pipa telah dipasang yang meliputi pipa untuk air, untuk limbah cair dan

untuk asam sulfat.

f) Beberapa peralatan yang telah diuji kinerjanya, mempunyai unjuk kerja yang baik.

Dari kegiatan tersebut di atas ada beberapa kegiatan yang belum dapat dilaksanakan berdasarkan target yang ada pada rencana operasionalnya seperti intalasi pipa-pipa untuk reaktor horisontal, instalasi start delta untuk rotary dryer dan reaktor horisontal, pemasangan kabel dari panel ke genset, corong untuk beberapa alat, sum penampung produk, sebagian instalasi air dan listrik dll. Dari hasil kegiatan tersebut maka pencapaian target baru mencapai 90% dari yang direncanakan berhubung realisasi pengadaan peralatan baru terlaksana pada akhir tahun 2010.

6.2 Saran

sebelum dilakukan uji “ trial run” perlu dilakukan tahapan penyempurnaan terutama pada pada kegiatan yang belum dapat dilaksanakan pada tahun 2010.

DAFTAR PUSTAKA

1 Anonim, (2010), Zeolite,Wikipedia, the Free Encyclopedia

2 Foletto,E.L., Volzone,C. dan Porto,L.M. (2003), Performance of an Argentinian acid-activated bentonite in the bleaching of soybean oil. Departamento de Engenharia Quimica

(25)

25

e Engenharia de Alimentos, Universidade Federal de Santa Catarina, Florianopolis-Sc,Brazil.

Journal of Chemical Engineering. .Http://www.scielo.br/scielo.php?pid

3 Hasnuddin Siddique MK, (1968) “ Bleaching Earths”, First Edition, Pergamon Press Ltd,

Headington Hill Hall, Oxford 4& 5 Fitzroy, London Hal 32-43.

4 Husaini ( 1989), Percontohan Pengolahan Zeolit Bayah, Laporan Teknik Pengolahan No.28, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral, Dirjen Pertambangan Umum. Dep. Pertambangan dan Energi, Bandung, Hal 36.

5 Husaini ( 1992), Daya Pertukaran Ion Zeolit Polmas terhadap Beberapa Jenis ion-ion Logam Berat, Laporan Teknik Pengolahan No.28, Pusat Pengembangan Teknologi Mineral, Dirjen Pertambangan Umum. Dep. Pertambangan dan Energi, Bandung, Hal 36. 6 Husaini ( 2006), Peningkatan Pendayagunaan Zeolit Alam dan Prospeknya di

Indonesia.Orasi pengukuhan Profesor Riset, Puslitbang “ tekMIRA”, Bandung, Hal 10-13

7 Onal.M, Sarikaya.Y dan Alemdaroglu ( 2001), The Effect of Acid Activation on Some Physicochemical Properties of Bentonite, Ankara University, Faculty of Science, Department of Chemistry, 06100 Tandogan, Turk.J.Chem.26(2002),403-416, Ankara-Turkey.

8 Takeshi, H, dkk, (1969.) Montmorillonite Minerals, The Clays of Japan, Geological Survey of Japan,

9 Valenzuela.RF dan Santos.P (2001), Studies on the Acid Activation of Brazilian Smectic Clays, Departamento de Engenharia Metalurgica e de materiais, Escola Politecnica, Universidade de Sao Paulo,CP 61548,05424-970 Sao Paulo-SP, Quim.Nova, 2001, Vol.24 no.3 Sao Paulo, May/June, Http://www.scielo.br/scielo.php?pid

10 Zulkarnain, (1992) Report on the study of utilizartion of Natural Zeolite, , Mineral Technology Developmentr Centre, Bandung, Indonesia and Government Industrial Research Institute, Tohoku, Sendai, Japan.

(26)

26

LAMPIRAN

(27)

27

LAMPIRAN-1

DAFTAR DAN KINERJA PERALATAN

Tabel L. 1.1

Daftar peralatan utama yang diadakan pada tahun 2010

No Nama alat Keterangan

1 Jaw Crusher Kapasitas : 2 ton/jam (min) Fungsi: sebagai alat peremuk bongkah material kering secara kontinyu. Jumlah : 1 unit

(28)

28 ukuran butir bahan baku.

3 Hammer Mill-2 Screen dari plat baja 2 mm. Kapasitas 500 kg/jam (minimum). Fungsi: pengecilan ukuran butir bahan baku. Jumlah : 1 unit

4 Vibrating Screen-1 Ukuran lubang screen: 28 dan 48 mesh. Saringan: stainless steel. Kapasitas : 500 kg/jam ( minimum). Fungsi: sebagai alat mengayak material kering hingga ukuran tertentu secara kontinyu. Jumlah : 1 unit

5 Vibrating Screen-1 Ukuran lubang screen: ukuran lubang screen: 60 dan 100 mesh. Kapasitas : 500 kg/jam ( minimum). Fungsi: sebagai alat mengayak material kering hingga ukuran tertentu secara kontinyu. Jumlah : 1 unit

6 Ekstruder Kapasitas : 100 kg/jam ( minimum). Fungsi: Pembentuk produk pasta. Jumlah 1 unit 7 Filter Press Jumlah flate dan frame : 20 set ( plat dan frame masing masing 20 buah), Pompa

pengumpan : double diaphragm pump dengan tekanan kerja sampai 8 bar dan kapasitas 120 liter/menit.Locking Device System with manual hand pump hydraulic system kapasitas 25 ton. Dilengkapi cake container. Jumlah : 1 unit

8 Reaktor Horisontal Bentuk: silinder horizontal Dimensi : panjang 1600 mm dan dia : 1000 mm.: Reaktor berputar dengan kecepatan 30 rpm ( maks). Bahan stainless steel Fungsi: sebagai alat untuk mereaksikan bahan kimia dengan material secara kontinyu.

Kapasitas : 750 liter/batch ( terisi sekitar 60%) Jumlah : 1 unit

9 Rotary Dryer Diameter 80 cm , Panjang 600 cm, bahan dari plat besi tebal 6 mm.Putaran 12 – 15 rpm. Tungku pemanas dari bahan plat besi 5 mm , bata tahan api. Burner :Solar 2-5 l/jam. Thermocouple: sampai 400oC. Kapasitas : 300 kg/jam ( minimum).

Fungsi: sebagai alat pengering material basah yang tahan asam secara kontinyu. Jumlah : 1 unit

10 Rotary feeder Diameter silinder tegak : 100 cm, tinggi 40 cm, tinggi kerucut : 50 cm. Fungsi : Mengatur kecepatan pengumpanan. Jumlah : 1 unit

11 Belt Conveyor 4 m Dimensi : 350x4000 mm. Fungsi: sebagai alat pengangkut bongkah material secara kontinyu berbentuk ban berjalan. Jumlah : 3 unit

12 Belt Conveyor 6 m Dimensi : 350x6000 mm. Fungsi: sebagai alat pengangkut bongkah material secara kontinyu berbentuk ban berjalan. Jumlah : 1 unit

13 Bucket elevator Lebar 30 cm. Tinggi 300 cm. Cawan/Mangkok ½ liter , Kapasitas 300 kg/jam(min.) Fungsi: sebagai alat pengangkut material ukuran pasiran secara vertikal dan kontinyu.Jumlah 2 unit.

14 Pompa air Total Head: sampai 60 m. Kapasitas sampai 120 liter/menit. Fungsi: memenuhi kebutuhan air untuk proses pengolahan mineral

15 Pompa asam Total Head: 85 ft. Pompa tahan asam ( with virgin kynar heads). Kapasitas 82 GPM (minimum). Fungsi: memindahkan cairan asam untuk proses pengolahan mineral . 16 Timbangan Kapasitas 300 kg. Akurasi : 100 gram

Tabel L.1.2.

Daftar peralatan yang telah tersedia.

No Nama alat Keterangan

1 Reaktor bentonit Tangki tegak berbentuk silinder dengan bagian bawah berbentuk kerucut, terbuat dari plat baja tebal 3 mm. Tinggi bagian silinder 183 cm dan tinggi bagian kerucut 18 cm. Diameter 125 cm. Dilapisi plat timbal 1 mm. Perlengkapan : pengaduk, dan motor,. Fungsi : tempat reaksi bentonit. Jumlah 1 unit

2 Tangki pengencer Tangki tegak berbentuk silinder dengan bagian bawah berbentuk kerucut, terbuat dari plat baja tebal 3 mm. Tinggi bagian silinder 180 cm dan tinggi bagian kerucut 45 cm. Diameter 115 cm. Dilapisi plat

(29)

29

timbal 1 mm. Perlengkapan : pengaduk, dan motor,. Fungsi : tempat pengenceran dan pembilasan sluri. Jumlah : 2 unit

3 Pompa sluri Fungsi : memindahkan sluri dari reactor ke tangki pengencer. Dari bahan anti korosif dan tahan asam. Jumlah : 1 unit

4 Tangki asam Fungsi : untuk menyimpan asam sulfat. Berbentuk silinder

horisontal. Diameter 70 cm dan panjang 1 m. Jumlah : 1 unit

Tabel L.1.3 Kinerja Peralatan

No Nama Alat Keterangan

1 Jaw Crusher Bahan : Felspar. Ukuran umpan sekitar 10 cm. Ukuran produk sampai 1 in. Kapasitas hasil uji sekitar 2,5 ton/jam. Kinerja alat cukup baik.

2 Belt conveyor dari jaw crusher ke hammer Mill-1

Umpan produk jaw crusher. Umpan dapat berpindah stabil ( belt dapat bergerak lurus). Motor tidak panas. Kinerja alat cukup baik.

3 Hammer Mill-1 Umpan produk jawa crusher. Lama operasi selama 15 menit. Motor tidak panas. Kapasitas produk sekitar 150 kg / 15 menit atau sekitar 600 kg/jam. Kinerja alat cukup baik

4 Bucket elevator dari

Hammer mill ke vibrating screen-1

Umpan produk hammer Mill. Lama running selama 10 menit. Motor tidak panas. Material dapat dipindahkan. Kinerja peralatan cukup baik.

5 Vibrating Screen-1 Bahan : Felspar. Umpan produk hammer Mill yang dipindahkan oleh bucket elevator. Lama running

(30)

30 6 Bucket elevator dari

produk vibrating screen-1

ke reaktor bentonit.

Umpan produk vibrating screen. Lama running selama 20 menit. Motor tidak panas. Material dapat terpindahkan. Kinerja peralatan cukup baik.

7 Reaktor Bentonit Bahan air. Kinerja peralatan cukup baik. Tidak tampak kebocoran. Pengaduk bekerja cukup baik. Bahan asan sulfat dan bentonit belum dilakukan, karena asam sulfat dan sampel bentonit belum ada.

8 Tangki pengencer Bahan air. Kinerja peralatan cukup baik. Tidak tampak kebocoran. Pengaduk bekerja cukup baik.

11 Belt Conveyor dari

ekstruder ke Rotary dryer

Bahan : bubuk Felspar. Umpan dapat berpindah stabil ( belt dapat bergerak lurus). Motor tidak panas. Kinerja alat cukup baik.

13 Hammer Mill-2 Umpan : Felspar (produk jaw crusher.). Lama running selama 15 menit. Motor tidak panas. Kapasitas produk sekitar 130 kg / 15 menit atau sekitar 520 kg/jam. Kinerja alat cukup baik

14 Belt Conveyor dari

Hammer Mill-2 ke V. Screen-2

Umpan: bubuk Felspar. . Umpan dapat berpindah stabil ( belt dapat bergerak lurus). Motor tidak panas. Kinerja alat cukup baik.

15 Vibrating Screen-2 Umpan feldspar produk hammer Mill. Lama operasi selama 20 menit. Motor tidak panas. Material dapat terayak. Kinerja peralatan cukup baik.

16 Rotary Feeder Bahan : Felspar. Ukuran umpan sekitar bubuk. Umpan dapat berpindah stabil ( belt dapat bergerak lurus). Motor tidak panas. Kinerja alat cukup baik.

17 Pompa air Bahan : air. Bahan dapat berpindah dengan baik.. Motor tidak panas. Kinerja alat cukup baik.

(31)

31

(32)

32

Gambar L. 2.1.

Bagan alir proses pengolahan zeolit dan bentonit dengan kapasitas produksi 300 kg/batch

(33)

33

Gambar L.2.2

(34)

34

Gambar L.2.3 Elevasi perbaris

(35)

35

(36)

36

Gambar L.2.5

Elevasi tampak depan baris 1,2 dan 3

Gambar L.2.6

(37)

37

Gambar L.2.7

(38)

38

Gambar L.2.8

Instalasi pipa-pipa yang digambar kan oleh garis tebal. Zoom-1 dan Zoom-2 adalah detail dari instalasi pipa pada reaktor bentonit dan tangki pengencer.

(39)

39

Gambar L.2.9

(40)
(41)

41

LAMPIRAN-3

FOTO-FOTO

LAMPIRAN-3.1

(42)

42

Gambar L. 3.1.1 :

Persiapan pemasangan plat timbal pada tangki pengencer

Gambar L. 3.1.2 :

Kegiatan persiapan pemasangan plat timbal pada tangki pengencer

Gambar L. 3.1.3 :

Persiapan pemasangan pengaduk pada tangki pengencer

(43)

43

Gambar L. 3.1.4 :

Pemasangan pengaduk pada tangki pengencer

Gambar L.3.1.5

Unit pompa sluri

Gambar L.3.1.6

(44)

44

LAMPIRAN-3.2

(45)

45

Gambar L.3.2.1

Unit anjungan untuk reaktor bentonit dan tangki pengencer dalam tahap penyelesaian

Gambar L.3.2.2

Kegiatan pembuatan unit anjungan untuk reaktor bentonit dan tangki pengencer

Gambar L.3.2.3

(46)

46

Gambar L.3.2.4

Persiapan pembuatan kaki menara tandon air

Gambar L.3.2.5

Kaki menara tandon air sudah jadi

Gambar L.3.2.6

(47)

47

LAMPIRAN-3.3

KEGIATAN PEMASANGAN PERALATAN UTAMA DAN

PERALATAN PENDUKUNG

Gambar L.3.3.1

(48)

48

Gambar L.3.3.2

Unit belt Conveyor dari jaw crusher

Gambar L.3.3.3

Unit hammer Mill

Gambar L.3.3.4

(49)

49

Gambar L.3.3.5

Unit belt conveyor, hammer mill-1, bucket elevator

danVibrating Screen-1 sudah terpasang.

Gambar L.3.3.6

Unit bucket elevator dan tangki pengencer sudah terpasang.

Gambar L.3.3.7

Unit reaktor bentonit dan tangki pengencer sudah terpasang

(50)

50

Gambar L.3.3.8

Pondasi filter press sudah jadi

Gambar L.3.3.9

Unit ekstruder sudah terpasang

Gambar L.3.3.10

Pemasangan Pondasi Belt Conveyor dari

ekstruder ke dryer

Gambar L.3.3.11

(51)

51

Gambar L.3.3.12

pondasi Rotary Dryer sudah terpasang

Gambar L.3.3.13

Unit Rotary Dryer, tangki horisontal dan belt conveyor.

Gambar L. 3.3.14

(52)

52

Gambar L 3.3.15

Reaktor horisontal untuk zeolit

Gambar L. 3.3.16

Belt conveyor untuk produk zeolit menuju dryer

Gambar L.3.3.17

(53)

53

Gambar L.3.3.18

Vibrating Screen untuk produk bentonit halus

Gambar L.3.3.19

Vibrating screen dan belt conveyor untuk produk bentonit.

Gambar L.3.3.20

(54)

54

Gambar L.3.3.21

Belt conveyor pengumpan reaktor horisontal

LAMPIRAN-3.4

KEGIATAN PEMASANGAN INSTALASI PIPA-PIPA DAN

LISTRIK

(55)

55

Gambar L.3.4.1

Kegiatan instalasi panel listrik

Gambar L.3.4.2

Panel listrik siap digunakan

(56)

56 Besi siku untuk dudukan kabel

Gambar L.3.4.4

Kegiatan pembuatan bak control pada instalasi pipa limbah

Gambar L.3.4.5

Instalasi pipa limbah pada tangki pengencer

Gambar L.3.4.6

(57)

57

Gambar L.3.4.7

Kegiatan pemasangan pipa air di dinding bangunan

Gambar L.3.4.8

Kegiatan pemasangan tandon air

Gambar L.3.4.9

Instalasi air pada Reaktor bentonit dan tangki pengencer

Gambar

Gambar L.3.3.4   Unit Vibrating Screen-1

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat- Nya, dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peran Pendidikan Kepramukaan dalam Menanamkan

Pelaksanaan (Actuating) Dalam upaya penjaringan minat dan bakat peserta didik baru di SMK Negeri 1 Kebumen sudah dilaksanakan sejak masa pengenalan Khaifatun, selaku dewan kerja

Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu bagaimana cara menyelesaikan persamaan Pell

Dalam upaya peningkatan kinerja SKPD Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Aceh Selatan yang mengacu pada Renstra, maka untuk tahun yang akan datang perlu adanya

Hal itu disebabkan karena dalam menyampaikan materi, guru masih menggunakan cara-cara klasik yaitu menggunakan metode-metode lama, seperti ceramah, kegiatan guru

Anak dengan nefropati-IgA sering menunjukkan gejala hematuria nyata mendadak segera setelah infeksi saluran napas atas seperti glomerulonefritis

berbentuk granul (granular activated carbon) dengan ukuran 2.3 mm) telah didapat dari percobaan. Secara fisik, dasar yang telah dikarbonisasi berbeda dengan karbon aktif

Menurut madhhab shafi’i bahwa hak ijba@r yang dimiliki oleh wali mujbir yaitu mengawinkan seorang gadis yang berada di dalam perwaliannya walaupun tanpa persetujuannya, tetapi