ANALISIS KANYOUKU YANG
MENGANDUNG MAKNA IKARI
Ari Baiduri
Jurusan Sastra Jepang Binus University, Jl. Balai Rakyat VIII No.1 Rt 14/03, Tugu Selatan, Koja, Jak –Ut 14260, Telp. 021 – 4350153 [email protected]
Ari Baiduri, Dra. Nalti Novianti, M.Si.
ABSTRAKSI
Dalam berkomunikasi antar satu dengan yang lainya, manusia membutuhkan bahasa. Bahasa adalah suatu sarana komunikasi bagi manusia untuk mengungkapkan perasaan yang ada di dalam diri orang tersebut. dalam berkomunikasi masayarakat Jepang memiliki kebiasaan untuk tidak mengungkapkan perasaan secara langsung. Hal tersebut menjadikan Kanyouku 「慣用句」sebagai salah satu hal yang lumrah terdapat dalam percakapan masyarakat Jepang. Untuk dapat berkomunikasi dalam bahasa Jepang dengan baik, pemahaman tentang Kanyouku 「慣用句」sangatlah penting, karena tanpa pemahaman yang benar mengenai Kanyouku 「慣用句」maksud dari pembicara yang diucapkan penutur menjadi tidak jelas atau mungkin menybabkan kesalah pahaman antara penutur dan petutur. Dengan memahami penggunaan Kanyouku 「 慣 用 句 」 dengan baik, dapat meningkatkan kemampuan bahasa Jepang. Penulis menganalisis empat buah Kanyouku 「慣用句」yang mengandung makna marah atau Ikari 「怒り」. Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua buah landasan teori yaitu teori idiom atau kanyouku, dan teori marah atau ikari. Hasil analisis yang dilakukan penulis adalah bahwa ketika usur kata pembentuk kanyouku itu berdiri sendiri, unsur kata tersebut mengandung makna asli atau sebenarnya Namun ketika unsur kata tersebut menjadi satu dengan unsur kata yang lain, makna tersebut membentuk sebuah frase idiom atau kanyouku yang menghasilkan makna baru yakni makna idiomatik.
Kata kunci : Ikari, Jepang, kanyouku, marah, unsur kata pemebentuk kanyouku
ABSTRACT
In communicating with others, humans need language. Language is a communication tool for people to express their feelings. in communicating the Japanese society has a habit of not expressing feelings directly. It makes Kanyouku 「惯用 句」 as one of the things that are commonplace in the Japanese community conversation. To be able to communicate in Japanese with good, understanding of Kanyouku 「惯用 句」 is very important, because without a proper understanding of Kanyouku 「惯用 句」,the purpose of the speakers is can be unclear or it could be misunderstandings between speaker and hearer. comprehend the use of Kanyouku 「惯用 句」 properly, can improve the ability of the
Japanese language. Authors analyzed four Kanyouku 「惯用 句」 which implies anger or Ikari 「怒 り」.
Keyword : Ikari, kanyouku, anger,word forming elements of kanyouku
PENDAHULUAN
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. dengan komunikasi kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan kita ketahui kepada orang-orang lain. Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sejaman dengan kita (Gorys,1997, hal 4).
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga (Gorys,1997, hal 4)
Begitu pula melalui bahasa, kebudayaan suatu bangsa dapat dibentuk, dibina dan dikembangkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Komunikasi melalui bahasa ini memungkinkan tiap orang untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan fisik dan lingkungan sosialnya. Memungkinkan tiap orang untuk mempelajari kebiasaan, adat istiadat, kebudayaan serta latar belakang masing-masing. (Gorys ,1997, hal 1)
Bahasa merupakan suatu sistim komunikasi yang mempergunakan simbol-simbol vokal (bunyi ujar) yang bersifat arbiter, yang dapat diperkuat dengan gerak-gerik badaniyah yang nyata. Ia merupakan simbol karena rangkaian bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia harus diberikan makna tertentu. Simbol adalah tanda yang diberikan makna tertentu, yang mengacu kepada sesuatu yang dapat diserap panca indra (Gorys, 1997, hal 2).
Dalam mempelajari ilmu bahasa terdapat banyak kajian yang dapat dipelajari, salah satunya adalah idiom yang merupakan ungkapan. Idiom disebut juga sebagai bahasa dari sekian banyak gaya bahasa yang digunakan manusia untuk berkomunikasi satu sama lain. Penggunaan idiom ini sengaja dilakukan terutama untuk menyatakan sesuatu secara tidak langsung kepada lawan bicara, dengan cara menyatakan sesuatu di luar konteks kata yang sebenarnya yang lebih mudah dicerna dan dimengerti oleh pendengar tanpa adanya kesalahan persepsi antara penutur dan pendengar.
(Chaer, 2007, hal 296) mengatakan idiom adalah satuan ujar yang maknanya tidak dapat “diramalkan” dari makna unsur-unsurnya, baik secara leksikal maupun secara gramatikal. Dalam penggunaannya idiom memiliki beberapa fungsi misalnya : memperhalus ucapan, menujukan makna yang berlebihan, dan mempesinkat ucapan. Kesulitan dalam pemahaman makna idiomatik biasanya muncul ketika melakukan suatu bentuk penerjemahan baik secara lisan maupun tulisan. Para pembelajar bahasa cenderung menerjemahkan ungkapan idiom secara harafiah melalui kata-kata pembentuknya. Sedangkan paduan makna Idiom terkadang berbeda dengan makna dasar dari kata-kata pembentuknya. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk
membahas tentang unsur kata pembentuk idiom bahasa Jepang yang memiliki makna ‘marah’ atau ikari 「怒り」.
Rumusan masalah pada skripsi ini adalah penulis akan menganalisis Idiom bahasa Jepang atau kanyouku 「慣用句」yang mengandung makna marah atau ikari「怒り」 . Kemudian Tujuan dari skripsi ini adalah untuk memahami unsur kata pembentuk idiom Jepang atau kanyouku「慣用句」yang bermakna ikari 「怒り」. Manfaat dari penelitian ini adalah agar pembaca dapat memahami arti-arti dari unsur kata yang membentuk kanyouku「慣用句」yang bermakna ikari 「怒り」 tersebut.
METODE PENELITIAN
Pada penulisan skripsi ini penulis akan menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai kanyouku 「 慣 用 句 」 yang mengandung makna marah atau ikari 「怒り」. Kemudian untuk menganalisis data yang akan diteliti, penulis menggunakan metode deskriptif analisis di dalam penulisan skripsinya. Menurut (Nyoman Khuta, 2004, hal 53) metode deskriptif analisis dilakukan dengan cara mendeskripsikan fakta-fakta yang kemudian disusul dengan analisis. (Nyoman, 2004, hal 53) juga menjelaskan secara etimologis deskripsi dan analisis berarti menguraikan. Meskipun demikian, analisis yang berasal dari yunani, analyein (‘ana’= atas,’lyein’= lepas, urai), telah diberikan arti tambahan, tidak semata-mata menguraikan melainkan juga memberikan pemahaman dan penjelasan secukupnya.
HASIL DAN BAHASAN
Pada bab ini penulis akan menganalisis kanyoku「慣用句」yang mengandung unsur ikari 「怒り」yang terdapat di dalam Kanyouku no Jiten 「慣用句の辞典」yaitu
腹 が 立 つ、 頭 にく る 、 堪 忍 袋 の 緒 がき れる 、 頭 に 血 が 上る . Penulis akan
menganalisis kanyoku「慣用句」yang ada dengan menggunakan teori medan makna.
1.
Analisis kanyoku 腹が立つ
腹が立つ
腹が立つ
腹が立つ ‘ hara ga tatsu ‘ dihubungkan dengan
konsep ikari 「怒り」
「怒り」
「怒り」
「怒り」
Sebelum penulis menganalisis kanyoku 「 慣 用 句 」 di atas, penulis akan menganalisis terlebih dahulu kata demi kata yang mengandung unsur ikari pada kanyoku「慣用句」 hara ga tatsu 腹が立つ. Penulis membuat tabel mengenai makna
denotatif dan konotatif untuk kata ‘ hara ‘ dan ‘ tatsu ‘ yang di dasarkan pada teori denotatif konotatif yang ada pada bab landasan teori.
Tabel 1.1 tabel medan makna hara ‘ dan ‘ tatsu
Pada tabel diatas penulis akan menjabarkan tentang makna kata demi kata pembentuk kanyoku「慣用句」 ‘hara ga tatsu’「腹が立つ」yang mengandung arti marah atau ikari 「怒り」ke dalam sebuah tabel makna seperti di bawah ini.
Dalam tabel diatas terdapat Makna konotatif dan denotatif dari Hara 「腹」 dan Tatsu 「立つ」. Sesuai dengan kanyoku「慣用句」 腹が立つ ‘hara ga tatsu’ yang akan diteliti oleh penulis. Dimana frase kanyoku「慣用句」 ini memiliki makna marah atau ikari 「怒り」. Berdasarkan analisa penulis yang mengacu pada makna konotatif, Hara 「腹」dan Tatsu 「立つ」sering diartikan sebagai rasa marah yang muncul dari dalam hati. Makna ini muncul akibat ada makna lain atau konotatif makna dari Hara 「 腹 」 dan Tatsu 「 立 つ 」 . Misalnya Hara 「 腹 」 memiliki makna konotatif yakni emosi, kinerja dari hati atau perasaan manusia, dan rasa marah yang terpendam dalam hati. Kemudian Kata 「立つ」Tatsu yang berhubungan dengan arti timbul, muncul, dan perasaan marah yang meluap-luap.
Jadi berdasarkan pemikiran di atas kanyoku「慣用句」 ‘hara ga tatsu’「腹が立
emosi atau rasa marah yang timbul dari dalam hati. Makna marah yang terdapat di dalam kanyoku「慣用句」 ‘hara ga tatsu’「腹が立つ」sesuai dengan teori Ikari「怒
り」yang ada pada bab sebelumnya. teori Ikari「怒り」tersebut menyatakan bahwa
Menurut ukuran emosinya kemarahan dapat berupa rasa jengkel yang mengikat jadi rasa benci karena adanya perasaan diredahkan hingga menjadi perasaan murka yang berkelanjutan (Ishihara, 2006, hal 4).
2.
Analisis Kanyoku
「 慣 用 句 」
「 慣 用 句 」
「 慣 用 句 」
「 慣 用 句 」
Atama ni Kuru 「 頭
「 頭
「 頭
「 頭 に
に 来
に
に
来
来
来 る
る
る
る 」
」
」 yang
」
Mengandung Makna Marah atau Ikari 「怒
「怒
「怒
「怒り
り
り」
り
」
」
」
Dalam sub-bab ini penulis akan menganalisis makna Atama 「頭」dan kuru
「 来 る 」 secara denotatif dan konotatif sesuai dengan teori yang ada pada Bab
landasan teori. Kemudian penulis akan menjabarkannya di dalam sebuah tabel makna. Tabel ini membuktikan bahwa Atama 「頭」dan kuru「来る 」ini memiliki arti denotatif dan konotatif yang mengandung makna marah.
Tabel 2.1 tabel medan makna Atama 「頭」
「頭」
「頭」
「頭」dan kuru「
「
「
「来る
来る
来る
来る」
」
」
」
Dalam tabel diatas terdapat Makna denotatif dan konotatif dari kata Atama 頭 dan Kuru 来る yang sesuai dengan Kanyoku「慣用句」 Atama ni Kuru「頭に来る」 yang diteliti oleh penulis. Dimana frase kanyoku「慣用句」 ini memiliki makna marah
atau dan ikari 「怒り」. Berdasarkan analisa penulis yang mengacu pada makna denotatif dan konotatif Atama 頭 dan Kuru 来る dapat juga diartikan sebagai rasa marah yang muncul atau rasa marah yang datang dari dalam perasaan atau hati seseorang.
Makna tersebut muncul akibat adanya makna lain atau konotatif makna dari Atama 頭 dan Kuru 来る. Misalnya Atama 頭 memiliki makna konotatif yang berkaitan dengan perasaan yakni perasaan hormat, perasaan kagum terhadap sesuatu, perasaan yang tidak baik atau tidak nyaman ketika merasa khawatir, kemudian makna konotatif hara yang berikutnya adala perasaan marah dan jengkel. Tidak hanya Atama 頭 yang memiliki makna konotatif namun disini unsur lain pembentuk Kanyoku「慣用句」 Atama ni Kuru「頭に来る」yakni kata Kuru 来る juga memiliki makna konotatif. Beberapa makna konotatif dari kata Kuru 来る juga berkaitan dengan perasaan yakni perasaan pribadi seseorang, perasaan pria yang suka terhadap wanita, dan juga melambangkan maksud dari hati seseorang. Tetapi secara khusus kata kata Kuru 来る juga diartikan sebagai kata kerja bergerak.
Jadi berdasarkan pemaparan penulis bahwa Kanyoku「慣用句」 Atama ni Kuru
「頭に来る」memiliki arti yang sama dengan perasaan kesal dan jengkel yang datang
dari perasaan pribadi seseorang. Makna marah yang terdapat di dalam Kanyoku「慣用
句」 Atama ni Kuru「頭に来る」sesuai dengan teori Ikari「怒り」yang ada pada
bab sebelumnya yang menyatakan bahwa Menurut ukuran emosinya kemarahan dapat berupa rasa jengkel yang mengikat jadi rasa benci karena adanya perasaan diredahkan hingga menjadi perasaan murka yang berkelanjutan (Ishihara, 2006, hal 4).
3.
Analisis Kanyoku
「 慣 用 句 」
「 慣 用 句 」
「 慣 用 句 」
「 慣 用 句 」
Atama ni chi ga noboru「頭
「頭
「頭に
「頭
に血
に
に
血
血
血が
が
が
が上
上
上
上
る
る
る
る」
」
」
」yang Mengandung Makna Marah atau Ikari 「怒
「怒
「怒
「怒り
り
り」
り
」
」
」
Sebelum penulis menganalisa kanyoku「 慣 用 句 」 di atas, penulis akan menganalisa terlebih dahulu kata demi kata yang ada pada kanyoku「慣用句」Atama ni chi ga noboru「頭に血が上る」. Penulis membuat tabel mengenai makna denotatif dan konotatif untuk kata ‘Atama’ ,’chi’, ‘noboru’ yang di dasarkan pada teori denotatif konotatif yang ada pada bab dua.
Dalam tabel diatas terdapat Makna denotatif dan konotatif dari kata Atama 頭,
Chi血, dan Noboru 上るyang sesuai dengan kanyoku「慣用句」Atama ni chi ga
noboru「頭に血が上る」yang diteliti oleh penulis. Dimana frase kanyoku「慣用句」 ini memiliki makna marah atau dan ikari 「怒り」. Berdasarkan analisa penulis yang mengacu pada makna denotatif dan konotatif Atama 頭, Chi血, dan Noboru 上る dapat juga diartikan sebagai rasa marah yang berasal atau dibawa naik dengan tekanan darah ke kepala yang merupaka pusat dari tempat otak bekerja. Ketika hal itu terjadi maka otak akan memikirkan hal-hal tentang kebencian, kesal, jengkel yang dipicu oleh sesuatu hal. Sehingga kemarahan akan sangat mudah terjadi. Seseuai dengan pemaparan penulis pada sub bab sebelumnya, bahwa 「慣用句」Atama ni chi ga noboru「頭に血
が上る」ini memiliki makna marah atau dan ikari 「怒り」yang sesuai dengan teori
ikari 「 怒 り 」 yang ada pada bab dua yang menyatakan bahwa Menurut ukuran emosinya kemarahan dapat berupa rasa jengkel yang mengikat jadi rasa benci karena adanya perasaan diredahkan hingga menjadi perasaan murka yang berkelanjutan (Ishihara, 2006, hal 4). Untuk membuktikan pemaparan yang telah disebutkan di atas, penulis akan membuat tabel pembuktian tentang kebenaran makna ikari 「怒り」yang terkandung di dalam慣用句」Atama ni chi ga noboru「頭に血が上る」.
4.
Analisis Kanyoku
「慣用句」
「慣用句」
「慣用句」
「慣用句」
Kannin Bukuro no O ga Kireru「堪忍袋
「堪忍袋
「堪忍袋
「堪忍袋
の
の
の
の緒
緒
緒
緒が
が
が切
が
切れる
切
切
れる
れる
れる」
」
」yang Mengandung Makna Marah atau Ikari 「怒
」
「怒
「怒
「怒
り
り
り
り」
」
」
」
Sebelum penulis menganalisa kanyoku「 慣 用 句 」 di atas, penulis akan menganalisa terlebih dahulu kata demi kata yang ada pada kanyoku「慣用句」Kannin
Bukuro no O ga Kireru「堪忍袋の緒が切れる」. Penulis membuat tabel mengenai makna denotatif dan konotatif untuk kata ‘ kannin‘, ‘bukuro’, ‘o’, dan ‘ kireru ‘ yang di dasarkan pada teori denotatif konotatif yang ada pada bab dua.
Tabel 4.1
Tabel Medan Makna Kannin 堪忍堪忍堪忍堪忍, Bukuro 袋袋袋袋, O緒緒緒, dan Kireru 切れる緒 切れる切れる切れるPada tabel di atas penulis akan menjabarkan kembali tentang makna kata demi kata pembentuk Kanyoku「慣用句」Kannin Bukuro no O ga Kireru「堪忍袋の緒が
切れる」yang mengandung arti marah atau ikari 「怒り」ke dalam sebuah tabel
medan makna.
Dalam tabel diatas terdapat Makna denotatif dan konotatif dari kata Kannin
堪忍, Bukuro 袋, O 緒, dan Kireru 切れる yang sesuai dengan Kanyoku「慣用句」
Dimana frase kanyoku「慣用句」 ini memiliki makna marah atau ikari 「怒り」. Berdasarkan analisa penulis yang mengacu pada makna denotatif dan konotatif kata Kannin 堪忍, Bukuro 袋, O 緒, dan Kireru 切れる dapat juga diartikan sebagai rasa sabar yang begitu besar menjadi terputus akibat suatu hal. Kemudian akibat hilangnya rasa sabar tersebut, menyebabkan kehilangan kendali diri yang membuat rasa marah yang meluap-luap disertai tindakan kekerasanpun bisa terjadi.
Sesuai dengan pemparan penulis diatas bahwa makna dari frase kanyoku「慣用
句」Kannin Bukuro no O ga Kireru「堪忍袋の緒が切れる」ini sesuai dengan teori
ikari 「怒り」yang ada pada bab dua. Teori tersebut menyatakan bahwa Kemarahan adalah suatu emosi yang bersifat ekstrim dan mengandung kekerasan yang dapat terjadi kapan saja dalam kehidupan sehari-hari. Pengenalan emosi didefinisikan sebagai suatu keadaan dalam diri seseorang yang dibentuk dari reaksi alami manusia. Secara garis besar dapat disimpulkan menurut ukuran emosinya kemarahan dapat berupa rasa jengkel yang meningkat jadi rasa benci karena adanya perasaan merendahkan hingga perasaan murka yang berkelanjutan (Ishihara, 2006, hal 4).
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan analisis penulis mengenai makna dari unsur kata dan partikel penghubung yang membentuk empat kanyouku yang bermakna ikari 「怒り」 yakni ‘hara ga tatsu’ 腹が立つ, ‘atama ni kuru’ 頭に来る、’atama ni chi ga noboru’頭に
血 が 上 る 、 ’kannin bokuro no o ga kireru’ 堪 忍 袋 の 緒 が 切 れ る , penulis
menyimpulkan bahwa ketika unsur kata pembentuk dari kempat kanyouku tersebut berdiri sendiri, makna yang terkandung adalah makna sebenarnya atau makna asli. Namun ketika unsur kata tersebut menjadi satu dengan unsur kata yang lain, makna tersebut membentuk sebuah frase idiom atau kanyouku yang menghasilkan makna baru yakni makna idiomatik. Dan keempat frase idiom atau kanyouku tersebut memiliki makna idiomatik yaitu makna yang mengandung marah atau ikari.
Saran
Saran yang diberikan penulis pada penelitian ini adalah pemahaman kanyouku sangat berperan dalam proses pemahaman bahasa dan budaya negara Jepang. Melihat pentingnya pemahaman kanyouku untuk kemajuan berbahasa Jepang dan pemahaman
budayanya, penulis merasa ada baiknya bagi pihak yang ingin melanjutkan penelitian mengenai makna dari unsur kata pembentuk kanyouku agar lebih memperluas penelitiannya tentang makna yang mengandung berbagai perasaan lainnya seperti perasaan senang, perasaan sedih, perasaan cinta dan lain-lain agar penelitian tentang kanyouku dan makna dari unsur kata pembentuknya semakin meluas.
REFERENSI
Abdul Chaer. (2007). “Linguistik Umum”. Rineka Cipta, Jakarta
Dio Martin, Anthony. (2006). SMART EMOTION: Volume 2. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
Haruhiko, Kindaichi. (2002). Gendai Shin Kokugo Jiten. Gakken, Tokyo
Ishihara, shunichi. (2012). Shazai Ha Jubun Dewanai : Shazai ha Ikari no Sekkin no doukizuke wo Yokusei suruga ri-teki. Shinri-teki ikari made yokusei shinai kururu. Jiritsu. Shukan shihyō ni yoru kentō ―
Diunduh dari :
<http://www.bunkyo.ac.jp/faculty/lib/klib/kiyo/hum/h28/h2801.pdf>
Kawashima, Atsuko. (1992). Particles Plus: [De, Ni, Wo, Ha] Etosetora: sono tsukaikata. Shuupankyouku, Japan
Kenbou, Hidetoshi, et al. (2004). Gendai Shin. Sansedio, Tokyo
Keraf, Gorys.(2009). Diksi dan Gaya Bahasa. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Keraf, Gorys. (1997). Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Nusa indah, Flores
Kridalaksana, Harimurti. (2009). Kamus Linguistik. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta Mochizuki, Minamoto. (2006). Inta-netto Ue Ni Mirareru Kanyouku Teki Hyougen no
Goyou ni Kan Suru Chousa. Gengo Jyouho Kenkyuu Houkoku Diunduh dari :
<http://www.coelang.tufs.ac.jp/common/pdf/research_paper15/159_research_paper 15.pdf>
Parera, J.D. (2004). Teori Semantik edisi kedua. Erlangga, Jakarta
Shinmura,Izuru, et al. (1998). Koujien edisi ke lima . Iwanami Shoke, Tokyo Shoji, Ikuko. (2012). Syntactic Feature of the Particle 'ni' as a Complementizer
Diunduh dari :
http://hdl.handle.net/11094/6608
Shougaku, Tosho. (1990). Kokugo Daijiten. Tokyo: Shougakukan Sobur, Alex. (2009). Psikologi Umum. Pustaka Setia, Jakarta
Tadao, Yamada, et al. (2001). Shinmeikai Kokugo jiten. Sanseido ,Tokyo
RIWAYAT PENULIS
Ari Baiduri lahir di kota Jakarta pada 25 Maret 1991. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Binus University dalam bidang Sastra Jepang pada tahun 2013.