• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun Ajaran Objek dalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun Ajaran Objek dalam"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Penetapan Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada siswa kelas X SMA Negeri 1 Telaga pada Semester Ganjil Tahun Ajaran 2012-2013. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X5 yang berjumlah 29 orang siswa, terdiri dari siswa laki- laki berjumlah 11 orang dan siswa perempuan berjumlah 18 orang. Di sekolah ini terdapat 3 guru fisika yang sudah terbagi jam mengajar dimasing-masing kelas. Di sekolah ini juga memiliki fasilitas seperti ruang Laboratorium fisika, kimia, biologi, komputer, multimedia, bahasa, ruang BK, dan perpustakaan sekolah. serta gedung serba guna. Namun fasilitas di dalam lab. fisika, kimia, dan biologi masih belum lengkap.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun akademik 2012/2013, selama enam minggu atau satu bulan dua minggu. Penelitian mulai dilakukan pada hari rabu tanggal 22 Agustus 2012 dan selesai pada hari rabu tanggal 26 September 2012. Waktu yang digunakan dalam penelitian merupakan waktu untuk jadwal mata pelajaran fisika, tetapi ada satu hari untuk penelitian yang digunakan diluar waktu pelajaran fisika, yaitu hari senin tanggal 24 September 2012.

(2)

3.1.3. Model Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Model penelitian tindakan kelas yang digunakan yaitu model spiral dari Kemmis dan Taggart. Menurut Kemmis dan Taggart (Gunawan, 2009:104-105), model spiral dari Kemmis dan Taggart memiliki empat tahapan yaitu plan (perencanaan), act (tindakan), observe (pengamatan), dan reflect (refleksi) yang diikuti oleh tahap perencanaan pada siklus lanjutan dengan memanfaatkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya. Semua tahapan tersebut seperti pada gambar di bawah ini

(Undang, 2009 :104)

Gambar 6. Bagan Model Spiral oleh Kemmis dan Taggart

Pada tahap perencanaan (plan) peneliti melakukan identifikasi permasalahan dalam proses pembelajaran fisika. Pada tahap ini permasalahan yang diidentifikasi adalah guru yang mengajar dan siswa dalam proses pembelajaran . Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti menggunakan metode tutor sebaya. Pada tahap ini, peneliti sudah membuat program pengajaran tentang materi Besaran dan Satuan. Setelah itu, peneliti mulai memilih calon tutor. Tutor

(3)

dipilih sesuai dengan kriteria tutor sebaya pada kajian teori, tetapi diberikan teks bacaan terlebih dahulu kemudian diberi tes essay kepada semua calon tutor.

Pada tahap tindakan (act), siswa yang telah dipilih menjadi tutor diberi bimbingan sebelum memasuki pelajaran. Bimbingan yang diberikan berupa kegiatan dan materi pelajaran yang akan dilaksanakan. Bimbingan diberikan sebelum masuk pada materi pelajaran.

Pada tahap pengamatan (observe), kegiatan guru dan aktivitas tutor-tutor selama proses pembelajaran, diamati dengan menggunakan lembar pengamatan yaitu, lembar kegiatan guru, lembar pengamatan aktivitas siswa dan aktivitas tutor-tutor dalam kelompok. Tahap terakhir yaitu tahap refleksi (reflect). Refleksi dilakukan setelah data-data dalam penelitian dianalisis, yang tujuannya untuk melihat aspek-aspek yang belum terlaksana dengan baik setelah diterapkan metode tutor sebaya. Setelah dilakukan refleksi, maka peneliti dapat memperbaiki aspek-aspek yang belum terlaksana dengan baik atau belum mencapai kriteria ketuntasan pada siklus I, kemudian diperbaiki pada siklus II dengan perencaan-perencanaan dan persiapan yang sama dengan siklus sebelumnya tetapi dengan aspek-aspek yang telah diperbaiki.

3.2 Variabel penelitian

Komponen-komponen variabel dalam penelitian yang menjadi titik sasaran adalah :

a. Variabel input meliputi sumber belajar tentang konseptual materi pembelajaran fisika pokok bahasan besaran dan satuan, siswa dan guru.

(4)

b. Variabel proses penelitian ini adalah penerapan metode tutor sebaya selama proses pembelajaran.

c. Variabel ouput pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan dengan menggunakan metode tutor sebaya.

3.2.1 Definisi Operasional dan Konstitutif 1. Variabel input

Variabel input secara operasional dalam penelitian yaitu tentang materi fisika yang dijadikan penelitian, kegiatan guru, dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Variabel input secara konstitutif yaitu materi fisika yang dijadikan penelitian adalah tentang besaran dan satuan, kegiatan guru dalam variabel input secara konstitutif yaitu skor capaian kegiatan guru pada lembar pengamatan yang memiliki 20 aspek yang diamati atau dinilai, sedangkan aktivitas siswa secara konstitutif dalam variabel input yaitu skor capaian pada lembar pengamatan yang memiliki 12 aspek yang diamati atau dinilai selam penelitian. Selain itu juga terdapat keterlaksanaan pembelajaran yang memiliki 14 aspek yang diamati untuk melihat seberapa besar pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan metode tutor sebaya.

2. Variabel proses

Definisi variabel proses secara operasional adalah penerapan metode untuk meningkatkan hasil belajar yang diterapkan yaitu metode tutor sebaya. Metode tutor sebaya secara konstituif adalah metode belajar dalam bentuk pemberian bimbingan, bantuan, petunjuk antara siswa yang

(5)

memiliki nilai prestasi tinggi di kelas kepada temannya yang mengalami kesulitan dalam belajar, dengan aspek yang diamati atau dinilai yaitu berjumlah 5 aspek pada pengamatan.

3. Variabel output

Definisi operasional variabel output adalah hasil belajar perolehan siswa selama penelitian dengan diterapkan metode tutor sebaya. Hasil belajar dalam variabel input secara operasional adalah nilai akhir yang dicapai dari poses pembelajaran, berdasarkan skor dari tes hasil belajar yang diperoleh siswa dengan menerapkan metode tutor sebaya, sedangkan Hasil belajar dalam variabel output secara konstitutif adalah kemampuan kognitif siswa meliputi pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Pengetahuan adalah kemampuan yang paling rendah serta paling dasar dalam kawasan kognitif berupa konsep-konsep dan fakta-fakta. Pemahaman adalah kemampuan untuk mengerti segala pengetahuan yang diajarkan. Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori yaitu:

a. Tingkat terendah atau translasi adalah pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti yang sebenarnya.

b. Tingkat kedua atau interpretasi adalah pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya.

c. Pemahaman tingkat ketiga atau tingkat tertinggi adalah pemahaman ekstrapolasi. Pemahaman ekstrapolasi yaitu kemampuan untuk melihat kelanjutan dari suatu temuan.

(6)

Penerapan adalah penggunaan abstraksi berupa ide, teori, atau petunjuk teknis pada situasi konkret atau situasi khusus. Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut dengan aplikasi.

3.3 Prosedur Penelitian 3.3.1 Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilaksanakan pada tahap persiapan adalah sebagai berikut :

1. Membuat surat izin meneliti dari Dinas Pendidikan Kabupaten Gorontalo. 2. Melakukan observasi awal terhadap sumber penelitian dan permasalahan

dengan guru mata pelajaran fisika.

3. Menyiapkan beberapa perangkat pembelajaran yaitu:

a. Rencana pelaksanaan pembelajaran (terdapat pada lampiran 1). b. Lembar pengamatan kegiatan guru dan keterlaksanaan pembelajaran c. Lembar pengamatan aktivitas siswa dan Metode Tutor Sebaya d. Lembar tes hasil belajar

e. Teks bacaan dan soal dalam bentuk uraian untuk pemilihan tutor. f. LKS (terdapat pada lampiran 2).

4. Mempersiapkan media yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pembelajaran. 5. Memilih tutor dalam pembelajaran.

3.3.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan (Act)

(7)

Siklus I

Silkus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan dengan pokok bahasan yang diajarkan adalah Besaran dan Satuan.

1. Melaksanakan proses belajar mengajar di kelas tentang materi Besaran dan Satuan, dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif dan Metode Tutor Sebaya, yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.

2. Melakukan pengamatan terhadap kegiatan guru, keterlaksanaan pembelajaran dan aktivitas siswa serta metode tutor sebaya bersama guru mata pelajaran fisika sebagai pengamat dan pengamat lain dari kerabat peneliti, dengan menggunakan lembar pengamatan dari semua kegiatan yang disertai dengan deskriptor indikator disetiap lembar pengamatan tersebut (lampiran 3, 4, 5, dan 6).

3. Memberikan evaluasi pada siswa setelah proses pembelajaran pada siklus I untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan tes essay (terdapat pada lampiran 7)

4. Melakukan analisis dan refleksi terhadap penerapan Metode Tutor Sebaya ketika penelitian dalam siklus I, yang bertujuan untuk melihat keberhasilan penelitian yang telah dilakukan. Apabila hasil dari siklus I belum berhasil atau tercapai, dapat dilanjutkan pada siklus II dan siklus selanjutnya sampai penelitian dikatakan berhasil dengan melihat indikator keberhasilan.

(8)

Siklus II

Setelah dilakukan analisis data penelitian pada siklus I, ternyata hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai kriteria keberhasilan pencapaian tindakan atau dapat dikatakan rendah, sehingga dilanjutkan pada Siklus II. Hal yang dilakukan pada siklus II adalah memperbaiki aspek-aspek yang belum terlaksana dengan baik pada siklus I, dan hasil belajar siswa yang belum mencapai nilai dengan kriteria ketuntasan serta mengulang kembali materi yang belum tuntas pada siklus I. Kegiatan- kegiatan yang dilakukan pada siklus II dalam penelitian ini adalah:

1. Merencanakan kembali pelaksanaan tindakan yang baru dengan melihat aspek-aspek yang belum terlaksana dengan baik;

2. Melakukan kembali proses kegiatan belajar dan mengajar di kelas melalui perbaikan dari rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP (terdapat pada lampiran 8) dengan penerapan Metode Tutor Sebaya.

3. Melakukan pamantauan atau pengamatan kembali disemua aspek pada kegiatan guru, keterlasanaan pembelajaran, aktivitas siswa, dan keterlaksanaan Metode Tutor Sebaya berdasarkan deskriptor disetiap indikator pada semua lembar pengamatan.

4. Mengevaluasi diakhir pembelajaran pada siklus II dengan memperhatikan pencapaian penerapan Metode Tutor Sebaya yang telah dilakukan.

5. Melakukan refleksi pada akhir siklus II untuk melihat seberapa besar pencapaian semua aspek-aspek dalam penelitian yang telah dilakukan.

(9)

3.3.3 Tahap Pemantauan dan Evaluasi (Observation)

Data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini terdiri dari data kegiatan guru, keterlaksanaan pembelajaran, aktivitas siswa, dan keterlaksanaan Metode Tutor Sebaya selama kegiatan belajar dan mengajar berlangsung serta hasil belajar siswa. Untuk mengamati kegiatan guru (terdapat pada lampiran 9), keterlaksanaan pembelajaran (terdapat pada lampiran 10), aktivitas siswa (terdapat pada lampiran 11), dan keterlaksanaan Metode Tutor Sebaya (terdapat pada lampiran 12), digunakan beberapa lembar instrument pengamatan dan untuk data hasil belajar siswa (terdapat pada lampiran 13), dalam bentuk tes tertulis yaitu tes uraian atau essay.

Tahap pemantauan dalam penelitian ini merupakan suatu kegiatan untuk memantau proses pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti terhadap pengamat atau observer dengan menggunakan beberapa lembar pengamatan kegiatan guru dan aktivitas siswa serta lembar keterlaksanaan metode tutor sebaya. Observer ketika dalam mengamati kegiatan guru dan keterlaksanaan pembelajaran, dilakukan oleh guru mata pelajaran, sedangkan untuk aktivitas siswa dan tutor dilakukan oleh pengamat dari kerabat peneliti. Pemantauan atau observasi dilakukan ketika proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung. Setelah itu, peneliti mengevaluasi proses pembelajaran dengan melihat hasil dari observer setelah mengamati kegiatan guru, aktivitas siswa dan keterlaksanaan metode tutor sebaya. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan tiap aspek dalam pencapaian indikator selama proses pembelajaran.

(10)

3.3.4 Tahap Analisis dan refleksi (Reflection)

Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil belajar siswa untuk mengetahui keberhasilan dari penerapan Metode Tutor Sebaya dengan melihat pencapaian tiap aspek pada indikator pengamatan. Tahap ini juga, peneliti merefleksi kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada setiap siklus, terutama pada siklus I dengan menentukan aspek-aspek yang kurang dalam proses pembelajaran sehingga dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya. Apabila pada siklus I belum mencapai tingkat keberhasilan, maka dilanjutkan pada siklus selanjutnya dengan ketuntasan klasikal 85%. Aspek-aspek yang dianalisis yaitu sebagai berikut.

1. Pengamatan keterlaksanaan pembelajaran

Data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran selanjutnya dianalisis dengan menggunakan analisis persentase untuk setiap kriteria dengan rumus persentase:

Persentase Setiap Aspek = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 x 100

(Purwanto, 2006 : 102) 2. Data hasil pengamatan kegiatan guru

Data hasil observasi kegiatan guru selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus analisis persentase untuk setiap kriteria dengan rumus persentase:

Persentase Setiap Aspek = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 x 100

(11)

3. Data hasil pengamatan aktivitas siswa

Data hasil observasi aktivitas siswa selanjutnya dianalisis dengan menggunakan rumus analisis persentase untuk setiap kriteria dengan rumus persentase:

Persentase Setiap Aspek = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 x 100

(Purwanto, 2006 : 102) 4. Data hasil pengamatan keterlaksanaan Metode Tutor Sebaya

Seluruh data hasil observasi atau pengamatan keterlaksanaan Metode Tutor Sebaya, kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus analisis persentase untuk setiap kriteria dengan rumus persentase:

Persentase Setiap Aspek = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝐴𝑠𝑝𝑒𝑘 x 100

(Purwanto, 2006 : 102) 5. Tes hasil Belajar

Untuk mengetahui hasil belajar siswa, guru melihat ketuntasan belajar yang terdiri dari ketuntasan individual, ketuntasan klasikal, dan nilai rata- rata, dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

1) Ketuntasan perorangan = jumlah skor yang diperoleh jumlah total skor x 100 2) Ketuntasan klasikal = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑚𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥78

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 x 100% (Purwanto, 2006 :102) 3) Nilai rata-rata = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

(12)

Semua hasil analisis di atas kemudian dijadikan sebagai dasar untuk melakukan refleksi terhadap semua kegiatan yang dilakukan selama proses belajar dan mengajar berlangsung, baik kegiatan yang dilakukan oleh guru, aktivitas siswa, aktivitas tutor dan tes hasil belajar. Setelah melakukan refleksi, kemudian hasil dari refleksi ini dilakukan untuk pengambilan keputusan tentang penelitian yang telah dilakukan perlu dilanjutkan lagi disiklus selanjutnya atau tidak.

3.4 Rancangan Tindakan Pertemuan 1

Kompetensi dasar:

Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Indikator:

1) Menjelaskan definisi dari besaran dan satuan.

2) Menjelaskan dimensi dari besaran pokok dan besaran turunan. Materi Pembelajaran : Besaran dan Satuan

1) Besaran Pokok 2) Besaran Turunan 3) Dimensi

Pertemuan 2 Kompetensi dasar:

Mengukur besaran fisika (massa, panjang, dan waktu) Indikator:

1) Menerapkan pengukuran dari alat ukur besaran panjang, massa dan waktu dengan beberapa jenis alat ukur.

(13)

2) Mengukur besaran panjang, massa dan waktu dengan mempertimbangkan ketelitian dan ketepatan.

Materi Pembelajaran : Besaran dan Satuan 1) Pengukuran dan Angka Penting

Pertemuan 3 Kompetensi dasar:

Melakukan penjumlahan vektor Indikator:

1) Menjelaskan definisi dari vektor .

2) Menghitung dua besaran vector atau lebih dengan menggunakan metode.

Materi Pembelajaran : Besaran dan Satuan (Perhitungan) 2) Vektor

Rencana pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan penerapan Metode Tutor Sebaya dengan urutan skenario sebagai berikut:

1. Pendahuluan (10 menit)

a. Mengingatkan materi sebelumnya b. Apersepsi

c. Motivasi:

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran; 2. Kegiatan inti (65 menit)

a. Menyampaikan skenario pembelajaran (skenario metode tutor sebaya) b. Memberikan penjelasan singkat

(14)

siswa), seraya menyampaikan keterampilan sosial yang harus diperagakan siswa:

1) Kerja sama tim 2) Bertanggung jawab 3) Pembagian giliran

d. Menyajikan informasi tentang materi pelajaran dalam bentuk bahan bacaan .

1) Anggota tutor belajar dalam bahan bacaan dengan waktu yang telah ditentukan dimasing – masing kelompok.

2) Apabila anggota tutor atau belum memahami materi yang ada dalam bahan bacaan, anggota tutor bertanya kepada tutor dengan menuliskan pertanyaan dikertas yang telah disediakan.

3) Apabila tutor mendapat kesulitn dalam kelompok, maka tutor meminta bantuan guru.

e. Membimbing siswa dan tutor dalam kelompok.

1) Guru membimbing siswa dan tutor apabila dalam proses pembelajaran belum memahami materi.

f. Memberikan penjelasan tambahan. 3. Penutup (15 menit)

a. Guru membimbing siswa membuat rangkuman pembelajaran b. Memberikan tugas rumah untuk:

1) Mempelajari kembali materi hari ini. 2) Membaca materi selanjutnya

(15)

c. Memberikan evaluasi pada proses pembelajaran dengan memberikan pertanyaan sebagai berikut:

1) Apa kelebihan dan kekurangan pada pembelajaran hari ini? 2) Sudah optimalkah keterlibatanmu dalam belajar hari ini? d. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan:

1) Kerja sama tim 2) Presentasi kelompok 3) Hasil kerja tim

3.5 Teknik Pengumpulan Data 3.5.1 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Lembar pengamatan kegiatan guru dan Keterlaksanaan Pembelajaran.

Pengamatan kegiatan guru dilakukan oleh Guru mata pelajaran fisika pada saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar keterlaksanaan kegiatan guru di dalam kelas ketika proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung. Kegiatan-kegiatan guru yang diamati adalah aspek pada kegiatan pendahuluan, kegitan inti dan kegiatan penutup. Adapun untuk keterlaksanaan pembelajaran, diamati juga oleh Guru. Lembar pengamatan ini dilakukan untuk melihat seberapa besar keterlaksanaan pembelajaran yang dilakukan.

(16)

2) Lembar pengamatan aktivitas siswa dan Metode Tutor Sebaya

Pengamatan aktivitas siswa dilakukan oleh kerabat dari peneliti, dengan pengamat berjumlah 5 orang. Setiap satu pengamat bertugas mengamati aktivitas dari 4-5 orang siswa yang terdiri dari satu kelompok. Lembar ini dilakukan untuk mengukur seberapa besar aktivitas siswa di dalam kelas ketika proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung. Observer dalam pengamatan keterlaksanaan metode tutor sebaya sama dengan pengamat dalam aktivitas siswa. Pengamatan ini dilakukan untuk melihat seberapa besar keterlaksanaan tutor ketika proses kegiatan belajar dan mengajar berlangsung.

3) Tes hasil belajar

Tes ini dilakukan untuk mengukur kemampuan siswa tentang materi pembelajaran fisika yang berkenaan dengan ranah kognitif. Tes ini adalah tes tertulis dengan bentuknya tes uraian. Tes yang diberikan terdiri atas soal berbentuk pengetahuan, pemahaman dan penerapan yang terdapat pada taksonomi Bloom.

3.5.2 Pengujian validitas

Pengujian validitas dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan validitas isi (content calidity). Validitas isi adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana skor dalam tes berhubungan dengan penguasaan peserta tes dalam bidang studi yang diuji dengan perangkat tes tersebut (Widoyoko.2009 : 99).

(17)

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya akan dianalisis secara kualitatif dengan memperhatikan hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian. Data yag dianalisis meliputi data hasil pengamatan kegiatan guru dan keterlaksanaan pembelajaran, hasil pengamatan aktivitas siswa dan keterlaksanaan Metode Tutor Sebaya, dan tes hasil belajar, yang dianalisis secara bertahap pada setia akhir siklus. Setiap aspek pengamatan menggunakan penafsiran acuan patokan (PAP) sebagai berikut:

Tabel 3. Penafsiran Acuan Patokan (PAP)

Persentase Nilai Penafsiran 86% – 100 % 76% – 85 % 60 % – 75 % 55% – 59 % Kurang dari 54% A B C D E Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali (Purwanto. 2006: 103)

Gambar

Gambar 6. Bagan Model Spiral oleh Kemmis dan Taggart
Tabel 3. Penafsiran Acuan Patokan (PAP)

Referensi

Dokumen terkait

Selain adanya kandungan selulosa yang tinggi dalam eceng gondok yang dipreparasi tersebut, penurunan kadar kadmium (Cd) juga mungkin terjadi karena adanya ikatan

79% dari anggota online dating secara online setuju bahwa online dating adalah cara yang baik untuk bertemu orang-orang, dan 70% dari mereka setuju bahwa itu membantu orang

langkah perencanaan supervisi akademik seperti yang tercantum pada Panduan Kerja Kepala Sekolah yang ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Maka, peneliti ingin melihat seberapa besar pengaruh strategi kognitif self- talk khususnya instructional self-talk pada peningkatan performa atlet-atlet yang berada di

Untuk kondisi dimana terjadi perubahan suhu, pengukuran suhu relatif dilakukan dengan bantuan awal oleh sensor PIR untuk pengaktifan minimum system dan sensor suhu

Di Indonesia terdapat 6 jenis penggerek batang yakni penggerek batang bergaris (Chilo sacchariphagus Boj), penggerek batang berkilat (Chilo auricilius

Diperlukan untuk memberikan arah dan dukungan terhadap manajemen keamanan informasi yang akan diterapkan dalam organisasi. Hal ini tidak selalu menjadi yang pertama dilakukan

time base yang masuk ke gerbang and berlogika 1 (high) maka keluaran gerbang and sebagai pembanding akan berlogika 1 dan membuat counter akan mencacah dan