NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
IHSG dalam pekan ini diperkirakan tengah menguji support level 5015, potensi untuk menguji level tersebut terbuka, pasalnya dari lagging maupun leading indicator terkonfirmasi negatif. Lagging indicator jangka pendek terkonfirmasi negatif bagi indeks. Demikian sinyal dari leading indicator Stochastic dan MACD juga mengkonfirmasikan negative bagi IHSG.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 5100.572 +4.751 4,145.65 4,216.97
LQ-45 881.227 +1.899 978.83 3,075.91
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan pekan lalu IHSG ditutup pada level 5.100,57. Dari domestik, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi bulan Mei 2015 mencapai level 0,5%, atau lebih tinggi dibanding inflasi April 2015 yang mencapai 0,36%. Inflasi pada bulan Mei didorong oleh kelompok bahan makanan sebesar 1,39% (bobot 0,28%), disusul dengan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,5% (bobot 0,08%). Akan tetapi, pemerintah memastikan harga BBM tidak akan mengalami kenaikan pada bulan Juni, dengan mempertimbangkan kondisi masyarakat yang akan menjalani ibadah puasa. Selain itu, survei Bank Indonesia (BI) mengenai tingkat keyakinan konsumen menyebut Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Mei 2015 meningkat dibanding dua bulan sebelumnya. IKK naik 5,4 poin ke level 112,8. Dua penyumbang peningkatan keyakinan konsumen ini adalah Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang masing-masing naik 3,7 poin dan 7,0 poin dari bulan April. Dari pasar global, investor AS dibayangi oleh penurunan pertumbuhan ekonomi AS di kuartal I-2015, dimana PDB AS mengalami penurunan 0.7% pada 1Q15, jauh dari estimasi pertumbuhan sebesar 0.2%. Dengan pencapaian pertumbuhan yang relatif rendah ini, AS telah mencatat kinerja 1Q15 terburuk sejak tahun 2011, yang mana dipicu oleh defisit perdagangan terbesar selama 6,5 tahun dan juga akumulasi persediaan barang bisnis yang berkurang. Namun, PMI manufaktur AS pada bulan Mei naik ke level tertingginya selama 3 bulan yaitu level 52,8 dari level 51,5 bulan sebelumnya, yang juga lebih tinggi dari estimasi pasar di level 52,0. Di sisi lain, Eropa tetap dibayangi oleh kurangnya kemajuan dalam solusi pembayaran hutang Yunani. Pembayaran hutang yang pertama dari empat pada bulan Juni kepada IMF jatuh pada hari Jumat (05/06) tetapi Yunani menunda pembayaran ini dan akan menggabungkan keempat pembayaran hutang menjadi satu pembayaran sekaligus (lump sum) yang jatuh tempo pada 30 Juni 2015. Dari pasar regional, sentimen datang dari PMI Cina yang sesuai dengan proyeksi. PMI Cina pada bulan Mei mencapai level 50,2, atau naik dari bulan April yang berada pada level 50,1. PMI Cina hasil kompilasi HSBC, dimana lebih fokus kepada UMKM, mengalami kontraksi dalam tiga bulan beruntun pada level 49.2, atau naik dari level 49.1 pada bulan April, yang dipicu oleh kebijakan pemerintah yang mendukung pertumbuhan.
Yunani masih terus menjadi pusat perhatian pelau pasar global seiring belum tuntasnya negosiasi program reformasi dan bailout dengan kreditur internasional. Berkenaan dengan itu, Pemerintahan sayap kiri Yunani mungkin akan menggelar pemilu lebih awal jika pihak kreditur internasional tidak melonggarkan syarat kesepakatan mereka, menurut Wakil Menteri Kesejahteraan Sosial Dimitris Stratoulis, seorang pejabat garis keras pada pemerintahan. Yunani telah menunda pembayaran utang pada International Monetary Fund yang jatuh tempo hari Jumat ini seiring Perdana Menteri Alexis Tsipras yang menghadapi kemarahan dari pendukung sayap kirinya, meminta perubahan terhadap syarat yang sulit dari pihak kreditur internasional. Pelemahan atas nilai tukar rupiah yang saat ini masih berada di atas level psikologis Rp 13.000 membuat otoritas moneter Indonesia mengeluarkan kebijakan guna menstbilkan nilai tukar rupiah. Seiring dengan itu, Bank Indonesia akan menerapkan denda untuk transaksi dalam negeri yang dilakukan dengan menggunakan mata uang asing mulai dari bulan Juli seiring pihak moneter yang berwenang berusaha menghentikan pelemahan rupiah, yang telah anjlok ke level rendah 17 tahun. Bank sentral akan mengharuskan semua transaksi antara pihak domestik di Indonesia menggunakan pembayaran dalam bentuk rupiah dan melarang perusahaan-perusahaan menolak pembayaran dalam bentuk rupiah, menurut Bank Indonesia dalam suratnya tanggal 1 Juni dan efektif secepatnya. Aturan bulan Juli tersebut akan menerapkan denda sebesar 1% untuk transaksi yang melanggar syarat, atau sebanyak 1 miliar rupiah ($75,200). Kabar lainnya dari dalam negeri, jumlah cadangan devisa Indonesia bulan Mei turun dibandingkan bulan April 2015. Sampai dengan akhir bulan lalu, posisi cadangan devisa tercatat sebesar US$ 110,77 miliar atau lebih rendah US$ 96 juta dibandingkan posisi devisa April yang sebesar US$ 110,87 miliar. penurunan itu disebabkan oleh bertambahnya konsumsi devisa untuk pembayaran hutang luar negeri pemerintah. Selain itu, devisa juga tergerus akibat intervensi pasar uang sebagai bagian upaya stabilisasi nilai tukar Rupiah. Pasar akan menunggu efektifitas kebijakan tersebut terhadap stabilitas, namun penurunan atas cadangan devisi bisa menjadi kekhawatiran bagi pasar, selain itu, krisis Yunani tetap menjadi perhatian pelaku pasar global Faktor tersebut di atas diperkirakan sebagai pemicu bagi indeks saham
Indonesia yang masih di bayang-bayangi tekanan dalam pekan ini.
WEEKLY REPORT
08 Juni 2015• TLKM bangun pusat data di Singapura
• WIKA targetkan perolehan kontrak baru Rp11 triliun • ADHI roadshow ke tiga negara
• JKON bagi dividen tahun buku 2014 Rp4,3/saham pada 3 Juli • Anak usaha SSIA rencana emisi surat utang USD 200 juta • MDLN tambah investasi menjadi Rp 2,6 triliun
• MDLN akan lunasi obligasi Rp 57 juta tahun depan
• ELTY segera bahas lagi restrukturisasi obligasi USD 155 juta • TINS, ANTM dan BBNI matangkan ekspansi ke Myanmar • MBAP tingkatkan produksi menjadi 4 juta ton
• RUPS TBLA setuju bagi sisa dividen tahun buku 2014 Rp15/saham • TBLA tingkatkan penjualan biodiesel
• Grup Sungai Budi siap investasi Rp 1,67 triliun • Produksi CPO dan TBS PALM 1Q15 meningkat • BBTN targetkan pangsa pasar 30%
• BNII kaji terbitkan obligasi Rp 1,5 triliun • BBLD jajaki pinjaman sindikasi USD 100 juta • CFIN jajaki pembiayaan perumahan • Pembangunan pabrik KAEF mundur • TOTO akan melakukan rights issue
• SRSN targetkan laba sebelum pajak 2015 sebesar Rp 25,55 miliar • IMPC targetkan laba tahun 2015 naik 11,3% YoY
8 June 2015
8 June 2015
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) melalui anak usahanya, Telekomunikasi Indonesia International Pte Ltd Singapore (Telin Singapore) membangun pusat data Telin-3 di Jurong, Singapura. Fasilitas dengan investasi USD 115 juta ini dibangun untuk memenuhi permintaan dan kebutuhan layanan data center premium, tidak hanya di Singapura, namun juga untuk kawasan regional dan pasar global. Wijaya Karya (WIKA) memperkirakan dapat membukukan perolehan kontrak baru senilai Rp11 triliun sepanjang semester I/2015. Estimasi kontrak baru tersebut belum mencapai 50% dari total target kontrak baru senilai Rp31 triliun pada tahun ini. Perseroan berharap pemerintah segera merealisasikan sejumlah rencana pembangunan infrastrukturnya. Hingga Mei 2015, perseroan telah membukukan kontrak baru senilai Rp9,3 triliun yang didominasi oleh proyek swasta dengan porsi 50% dan pemerintah 35%.
Adhi Karya (ADHI) berencana melakukan penawaran saham baru kepada investor di tiga negara di Asia pada Juli 2015. Perseroan akan melakukan roadshow ke Singapura, Malaysia, dan Hong Kong. Roadshow tersebut akan digelar seiring dengan rencana right issue perseroan dengan target Rp2,74 miliar. Perseroan berencana menerbitkan 1,37 miliar saham baru atau 43,2% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Setiap pemegang 100.000 saham lama berhak memperoleh 76.190 hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dengan harga Rp2000-Rp2.600 per lembar.
Jaya Konstruksi (JKON) akan membagikan dividen tahun buku 2014 sebesar Rp 4,3 per saham pada 3 Juli 2015. Total dividen yang akan dibagikan mencapai Rp 70.126.635.398 atau 32,35% dari laba tahun 2014. Sedang sisa laba sebesar Rp 146.652.132.817 ditetapkan sebagai laba ditahan.
Surya Semesta Internusa (SSIA) berencana menerbitkan surat utang (notes) melalui anak usahanya, yang akan dicatatkan di bursa Singapura (SGX) SSIA International Pte L. sebesar USD 200.000.000 atau Rp 2.488.000.000.000 yang mencapai 81,9% dari ekuitas perseroan yang sebesar Rp 3.038.873.238.290. Hasil penerbitan notes ini setelah dikurangi biaya, sebesar 57% akan digunakan oleh anak usaha perseroan untuk membiayai pembelian dan pengembangan lahan, 28% untuk pelunasan sebagian utang perseroan termasuk utang obligasi, serta sisanya untuk belanja modal perseroan dan entitas anak.
Modernland Realty (MDLN) akan menambah belanja modal tahun ini menjadi Rp 2,6 triliun atau naik 100% dari rencana semula Rp 1,3 triliun. Tambahan investasi tersebut seiring penerbitan obligasi senilai Rp 1 triliun. Sebanyak Rp 2 triliun atau 76% capex dialokasikan untuk membiayai akuisisi lahan di sejumlah lokasi strategis. Sisanya 24% atau Rp 600 miliar akan digunakan untuk pembangunan proyek. Modernland Realty (MDLN) akan melunasi obligasi senilai USD 57 juta yang akan jatuh tempo tahun depan. Untuk melunasi obligasi tersebut, perseroan mempertimbangkan opsi refinancing dengan obligasi domestik maupun global.
Bakrieland Development (ELTY) bersama bondholders asal Asia dan Eropa akan membahas restrukturisasi obligasi konversi senilai USD 155 juta. Sejumlah opsi skema restrukturisasi di antaranya konversi surat utang menjadi saham, perpanjangan tenor dan penurunan tingkat suku bunga.
Timah (TINS), Aneka Tambang (ANTM) dan Bank Negara Indonesia (BBNI) mematangkan rencana ekspansi bisnis ke Myanmar tahun ini. Ekspansi tersebut diperkirakan menambah nilai perdagangan bilateral Myanmar-Indonesia yang ditetapkan USD 1 miliar pada 2016. BBNI akan mendirikan kantor perwakilan di Myanmar pada Juni atau Juli 2015. Sementara itu, di sektor tambang, TINS dan ANTM telah mengirimkan tim peneliti untuk mempelajari potensi tambang di Myanmar. Dua BUMN tersebut juga membutuhkan mitra lokal untuk
memenuhi persyaratan membangun pabrik atau melakukan aktivitas penambangan di Myanmar.
Mitrabara Adiperdana (MBAP) berencana ekspansi dengan meningkatkan produksi menjadi 4 juta ton tahun ini dan masuk ke pasar baru. Perseroan memproduksi batu bara dengan kandungan abu dan sulfur rendah sehingga fleksibel untuk masuk ke pasar manapun.
Rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) Tunas Baru Lampung (TBLA) menyetujui penggunaan laba bersih tahun 2014 dengan membagikan dividen final sebesar Rp 139,44 miliar. Perseroan telah membagikan dividen interim Rp 12 per saham pada September 2014. Sisa dividen tunai tahun buku 2014 sebesar Rp 15 per saham. Tunas Baru Lampung (TBLA) menargetkan lini usaha biodiesel dapat berkontribusi sekitar 30% dari pendapatan keselurhan perseroan. Pabrik biodiesel tersebut ditargetkan selesai pada akhir tahun ini dan sudah mulai berkontribusi terhadap pendapatan pada tahun depan. Sampai saat ini proses pembangunan pabrik sudah sampai pada tahap pemasangan utilitas. Untuk pabrik tersebut, perseroan menggelontarkan investasi total senilai Rp200 miliar.
Grup Sungai Budi melalui anak usahanya, Tunas Baru Lampung (TBLA) dan Budi Starch & Sweetener (BUDI), menyiapkan belanja modal sebesar Rp 1,67 triliun tahun ini. Capex TBLA senilai Rp 1,5 triliun, sedangkan BUDI sebesar Rp 175 miliar. TBLA akan menggunakan dana senilai Rp 500 miliar untuk menyelesaikan pembangunan pabrik gula di Terbanggi, Lampung. Pembangunan pabrik berkapasitas 8.000 ton can per day (TCD) ini dilaksanakan hingga tahun depan. TBLA mengalokasikan dana sebesar Rp 200 miliar untuk menyelesaikan pembangunan pabrik biodiesel tahun ini. Perseroan juga mengalokasikan dana Rp 70 miliar untuk pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) di Muko, Bengkulu dan merevitalisasi PKS Riau dengan kapasitas 30 ton per jam yang menyerap Rp 50 miliar. TBLA mengalokasikan dana Rp 350 miliar untuk penambahan areal tertanam baru dan sisanya sebesar Rp 300 miliar untuk peremajaan lahan tertanam dan existing pabrik perseroan. Sementara itu, belanja modal BUDI akan diserap untuk menyelesaikan pembangunan proyek PLTU 2X6 MW di Way Abung, Lampung. Proyek PLTU yang ditargetkan beroperasi mulai bulan ini akan menyerap dana hingga Rp 69,6 miliar. Perseroan juga menyiapkan dana Rp 37,7 miliar untuk menyelesaikan pabrik fruktosa berkapasitas 72 ribu ton per tahun di Krian, Jawa Timur.
Provident Agro (PALM) mencatatkan peningkatan produksi tandan buah segar (TBS) dan minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada kuartal I/2015 dibandinkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Perseroan mencatatkan produksi TBS sebesar 85.874 ton atau naik 13,55% YoY, sedangkan produksi CPO naik tipis sebesar 5% menjadi 23.500 ton. Peningkatan juga terjadi pada penjualan TBS dan CPO masing-masing mencapai 28.076 ton (naik 75,4% YoY) dan 22.497 ton (naik 4,5% YoY). Walupun produksi dan penjualan meningkat, harga jual rata-rata dari dua produk sawit tersebut mengalami penurunan. Harga TBS turun hingga 18,5% YoY menjadi Rp1.450/kg dan harga jual CPO turun sekitar 12,2% YoY menjadi Rp7.751/kg pada kuartal I/2015.
Bank Tabungan Negara (BBTN) menargetkan peningkatan pangsa pasar dalam kredit pemilikan rumah dengan gencar mencari pendanaan jangka panjang. Hingga 2019 perseroan menargetkan market share KPR mencapai 30%. Hingga akhir tahun lalu, perseroan menduduki posisi pertama pangsa pasar KPR di antara bank-bank lain sebesar 27,53%.
Bank International Indonesia (BNII) mengkaji untuk menerbitkan obligasi sebesar Rp 1,5 triliun pada kuartal III-2015, yang merupakan bagian dari penawaran umum berkelanjutan perseroan. Dana hasil obligasi akan digunakan untuk meningkatkan ekspansi kredit hingga
8 June 2015
8 June 2015
akhir tahun ini sekitar 1-2% di atas rata-rata industri.
Buana Finance (BBLD) menjajaki pinjaman sindikasi multilateral sebesar USD 100 juta pada akhir Juni ini. Pinjaman multilateral tersebut akan digunakan untuk mendanai penyaluran pembiayaan perseroan tahun ini sebesar Rp 3 triliun.
Clipan Finance Indonesia (CFIN) menjajaki pembiayaan perumahan setelah Lebaran tahun ini. Perseroan juga mulai menambah pembiayaan modal kerja sebagai upaya diversifikasi jenis produk. Rencana pembangunan pabrik bahan baku farmasi Kimia Farma (KAEF) terancam mundur dari jadwal semula akibat perhitungan bisnis yang belum selesai. Awalnya perseroan berencana memulai pemancangan awal (groundbreaking) fasilitas tersebut di tahun ini. Namun, saat ini KAEF bersama dengan konsultan asal Korea Selatan masih mematangkan studi kelayakan pabrik tersebut.
Surya Toto Indonesia (TOTO) akan melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 41.280.000 saham biasa dengan nilai nominal Rp 50 setiap saham, yang ditawarkan dengan harga Rp 3.600 setiap saham dan rasio 24:1. RUPSLB diadakan pada 10 Juni 2015. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD di pasar reguler dan negosiasi adalah 17 Juni 2015. Periode perdagangan dan pelaksanaan HMETD adalah 24 Juni - 1 Juli 2015. Dana yang diperoleh akan dipergunakan untuk meningkatkan modal kerja dalam bentuk pembelian bahan baku produk serta biaya pemeliharaan mesin produksi.
Anak usaha Alakasa Industrinto (ALKA), yaitu PT Alakasa Extrusindo (AE) telah memperoleh tambahan fasilitas pinjaman Bank Central Asia (BBCA), sehingga seluruhnya berjumlah Rp 41.780.308.336 dan USD 2.800.000. Perseroan telah menandatangani Perjanjian Subordinasi Utang berupa utang afiliasi yang akan muncul di masa mendatang setelah tanggal efektif perjanjian.
Indo Acidatama (SRSN) menargetkan laba sebelum pajak tahun 2015 sebesar Rp 25,55 miliar. Hingga triwulan I 2015 perseroan membukukan laba sebelum pajak Rp 7,34 miliar. Penjualan tahun 2015 diproyeksikan sebesar Rp 485,07 miliar dari sebelumnya Rp 119,72 miliar. Laba kotor ditargetkan mencapai Rp 85,31 miliar dari sebelumnya Rp 24,41 miliar. Perseroan menganggarkan belanja modal tahun 2015 sebesar Rp 50 miliar, terutama untuk maintenance mesin perseroan.
Impack Pratama Industri (IMPC) menargetkan laba bersih tahun 2015 sebesar Rp 322,43 miliar atau meningkat sekitar 11,3% dari laba bersih tahun 2014 sebesar Rp 289,7 miliar. Penjualan neto perseroan tahun 2015 ditargetkan tumbuh 7,5% menjadi R p1,52 triliun dari Rp 1,41 triliun di tahun 2014. Sekitar 50% pendapatan perseroan tahun 2015 akan disumbang dari hasil penjualan properti. Perseroan menyiapkan belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2015 senilai Rp 215 miliar. Sebesar Rp 33 miliar dari total capex tahun ini akan dialokasikan untuk membeli mesin-mesin pabrik yang memproduksi dan mendistribusikan bahan bangunan dan barang plastik ini. Sisa capex akan dibelikan tanah untuk pembangunan pabrik. Dana capex diperoleh perseroan dari dana hasil penawaran umum saham perdana (IPO), kas internal perusahaan serta lainnya. Ratu Prabu Energi (ARTI) membukukan penurunan laba per Maret 2015 menjadi Rp 8,07 miliar, dibandingkan sebelumnya Rp 10,16 miliar. Pendapatan bersih turun menjadi Rp 83,12 miliar dari sebelumnya Rp 85,31 miliar.
Anabatic Technologies membidik dana sekitar Rp 417-514 miliar dari hasil IPO saham. Harga IPO tersebut berkisar Rp 650-800 per saham. Perseroan menawarkan sebanyak 642,85 juta saham baru atau setara 30%. Masa penawaran awal berlangsung pada 5-16 Juni 2015. Sekitar 60% dana IPO akan digunakan untuk pengembangan bisnis, 20% untuk pembayaran utang dan 20% untuk menambah modal anak
usaha.
Penyaluran kredit industri perbankan pada sektor properti (kredit properti) pada April 2015 tumbuh 16,9% YoY ke posisi Rp 566,9 triliun. Pertumbuhan ini sedikit lebih tinggi dibanding Maret 2015 sebesar 16,7% yoy. Peningkatan pertumbuhan kredit properti perbankan terutama bersumber dari meningkatnya penyaluran kredit pada sektor Real estate serta Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan Kredit Pemilikan Apartemen (KPA) yang pada April 2015 tercatat Rp 91,3 triliun dan Rp 322,6 triliun atau masing-masing tumbuh 14,4% yoy dan 12,9% yoy. Sedikit lebih tinggi dibanding Maret 2015, dimana KPR tumbuh 14,2% yoy dan KPA tumbuh 12,5% yoy. Dari jumlah kredit properti perbankan sebesar Rp 566,9 triliun tersebut, mayoritas didominasi KPR dan KPA sebesar Rp 322,6 triliun atau tumbuh 12,9% yoy. Sisanya adalah kredit konstruksi senilai Rp 153,0 triliun atau tumbuh 28,4% yoy serta kredit real estate senilai Rp 91,3 triliun atau tumbuh 14,4 % yoy Bank Indonesia akan merevisi proyeksi pertumbuhan penyaluran kredit tahun 2015 menyusul revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi 2015 yang dilakukan bank sentral Indonesia menjadi 5,1% dari sebelumnya diproyeksikan sebesar 5,4%-5,8%. Revisi proyeksi ini dilakukan guna merespons perlambatan pertumbuhan ekonomi nasional yang sepanjang kuartal I 2015 hanya tumbuh di level 4,71%. Bank Indonesia akan melakukan revisi proyeksi pertumbuhan kredit setelah menunggu masukan revisi rencana bisnis bank (RBB). Pembahasan revisi proyeksi pertumbuhan kredit akan dilakukan bank sentral pada akhir Juni nanti, setelah menerima seluruh revisi yang dilakukan perbankan dalam RBB 2015. BI menyatakan kemungkinan akan ada revisi atas target pertumbuhan kredit awal di level 15%-17% di tahun 2015.
Bank Indonesia menerbitkan Surat Edaran (SE) No17/11/DKSP tanggal 1 Juni 2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ketentuan tersebut memuat petunjuk teknis pelaksanaan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 17/3/PBI/2015 tentang Kewajiban Penggunaan Rupiah di Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang telah diterbitkan pada tanggal 31 Maret 2015. Secara umum SE No17/11/DKSP mengatur lebih lanjut kewajiban pencantuman harga barang dan jasa dalam rupiah dan pelaksanaan kewajiban penggunaan rupiah untuk proyek infrastruktur strategis yang diperjanjikan secara tertulis. Dalam surat edaran tersebut juga berisi pelaksanaan kewajiban penggunaan rupiah untuk transaksi non tunai bagi pelaku usaha dengan karakteristik tertentu.
Posisi cadangan devisa pada akhir Mei 2015 tercatat USD 110,77 miliar atau turun USD 96 juta dari posisi akhir April yang sebesar USD 110,87 miliar. Penurunan tersebut dipengaruhi oleh kenaikan kebutuhan devisa untuk pembayaran utang luar negeri pemerintah serta penggunaan devisa dalam rangka stabilisasi nilai tukar rupiah. Meski demikian penerimaan devisa dari penerbitan sukuk global pemerintah mampu menahan penurunan lebih lanjut. Dengan perkembangan tersebut, posisi cadangan devisa pada akhir Mei masih cukup membiayai 7,1 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional 3 bulan impor.
8 June 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change (IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 58,75 -0,38 TLKM (US) 42 13.998 -312
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,63 0,04 ANTM (GR) 0,04 605 -15
Gold (US$)/Ounce 1171,66 -0,34
Nickel (US$)/MT 13175,00 225,00
Tin (US$)/MT 15300,00 -150,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 58,10 -4,30
Coal (RB) (US$)/MT* 61,60 -1,76
CPO (ROTH) (US$)/MT 710,00 10,00
CPO (MYR)/MT 2281,50 12,00
Rubber (MYR/Kg) 698,50 3,50
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 786,92 0,50
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2015E 2016F 2015E 2016F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17849,46 -0,31 0,15 15,91 14,63 3,02 2,84 5.462,2
USA NASDAQ COMPOSITE 5068,46 0,18 7,02 22,08 19,23 3,63 3,29 8.049,3
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6804,60 -0,80 3,63 16,23 14,44 1,40 1,33 1.682,7
CHINA SHANGHAI SE A SH 5260,25 1,54 55,20 19,92 17,48 2,40 2,17 6.393,1
CHINA SHENZHEN SE A SH 3194,06 0,94 116,04 44,97 35,66 5,61 4,92 4.716,2
HONG KONG HANG SENG INDEX 27260,16 -1,06 15,48 12,85 11,59 1,38 1,29 2.148,7
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5100,57 0,09 -2,42 15,97 13,48 2,60 2,30 365,3
JAPAN NIKKEI 225 20460,90 -0,13 17,25 19,44 17,51 1,78 1,66 3.039,8
MALAYSIA KLCI 1745,33 0,22 -0,90 16,35 14,99 1,89 1,78 271,4
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3333,67 -0,34 -0,94 13,84 12,69 1,25 1,19 403,2
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.290,00 9,00 1000 IDR/ USD 0,08 -0,0001
EUR/IDR 14.757,88 -207,15 EUR / USD 1,11 -0,0010
JPY/IDR 105,80 -0,73 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.782,63 -72,59 SGD / USD 0,74 -0,0004
AUD/IDR 10.122,20 -102,31 AUD / USD 0,76 -0,0007
GBP/IDR 20.284,93 -55,46 GBP / USD 1,53 -0,0007
CNY/IDR 2.142,56 0,00 CNY / USD 0,16 -0,0001
MYR/IDR 3.573,54 -17,59 MYR / USD 0,27 -0,0015
KRW/IDR 11,96 0,04 100 KRW / USD 0,09 0,0002
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.51
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
8 June 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description May’15 Apr’15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 0.42 -0.08 SBI (9M) 6,66058
Inflation YOY % 7.15 6.79 SBIS (9M) 6,66058
Inflation MOM % 0.50 0.36
Foreign Reserve (USD) 110.87 Bn 110.87 Bn
GDP (IDR Bn) 2,724,691.70 2,724,691.70
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
09 Jun US Wholesale Inventories MoM Tetap 0.1%
09 Jun US Wholesale Trade Sales MoM Naik menjadi 0.5% dari -0.2%
11 Jun US Monthly Budget Statement Sekitar -$100.5 Bn
11 Jun US Retail Sales Advance MoM Naik menjadi 0.9% dari 0.0%
11 Jun US Import Price Index MoM Naik menjadi 0.9% dari -0.3%
11 Jun US Initial Jobless Claims --
11 Jun US Continuing Claims --
11 Jun US Business Inventories Naik menjadi 0.2% dari 0.1%
12 Jun US PPI MoM Naik menjadi 0.4% dari -0.4%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
BBRI IJ 11300 1.57 4.51 UNVR IJ 42150 -1.17 -4.03 BMRI IJ 10675 1.43 3.66 IIKP IJ 2900 -19.44 -2.48 TLKM IJ 2855 1.06 3.19 ICBP IJ 13450 -1.65 -1.38 UNTR IJ 22200 2.30 1.97 KLBF IJ 1740 -1.42 -1.24 PGAS IJ 4300 1.06 1.15 ASII IJ 7000 -0.36 -1.07 BWPT IJ 413 8.40 1.07 ADMF IJ 4500 -18.18 -1.06 MEGA IJ 2270 5.58 0.87 CPIN IJ 2955 -1.99 -1.04 BSDE IJ 1920 2.13 0.81 ABDA IJ 5975 -19.80 -0.97 INDF IJ 7050 1.08 0.70 JSMR IJ 6350 -1.93 -0.90 MIKA IJ 24600 1.76 0.65 AALI IJ 24600 -1.80 -0.75
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price (IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
Mega Manunggal Property
Property & Real Estate
500-600 1,714.28 04-08 Jun 2015 12 Jun 2015 Indo Premier Securities
Merdeka Copper Gold Mining & Energy 1800-2100 874.36 02-10 Jun 2015 12 Jun 2015 Indo Premier Securities,
Bahana Securities
8 June 2015
8 June 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
MDLN 12.00 Cash Dividend
08 Jun-15 09 Jun-15 11 Jun-15 03 Jul-15
BISI 21.00 Cash Dividend 08 Jun-15 09 Jun-15 11 Jun-15 26 Jun-15
MLPL 9.40 Cash Dividend 08 Jun-15 09 Jun-15 11 Jun-15 03 Jul-15
RALS 27.00 Cash Dividend 08 Jun-15 09 Jun-15 11 Jun-15 03 Jul-15
TIFA 10.00 Cash Dividend 08 Jun-15 09 Jun-15 11 Jun-15 03 Jul-15
JTPE 10.00 Cash Dividend
10 Jun-15 11 Jun-15 15 Jun-15 03 Jul-15
DVLA 40.00 Cash Dividend
10 Jun-15 11 Jun-15 15 Jun-15 03 Jul-15
IBFN 1.00 Cash Dividend
10 Jun-15 11 Jun-15 15 Jun-15 03 Jul-15
TSPC 64.00 Cash Dividend
10 Jun-15 11 Jun-15 15 Jun-15 03 Jul-15
MTDL 35 : 1 Stock Dividend
29 Jun-15 30 Jun-15 02 Jul-15 22 Jul-15
KIJA TBA Stock Dividend 15 Jul-15 16 Jul-15 24 Jul-15 07 Aug-15
MTLA 100:1 Stock Dividend TBA TBA TBA TBA
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
INPP Rights Issue 100:337 325.00 TBA TBA TBA
AHAP Rights Issue 25:17 150.00 12 Jun-15 13 Jun-15
18 Jun - 24 Jun’15
TOTO Rights Issue 24:1 3600.00 17 Jun-15 18 Jun-15
14 Jun - 01 Jul’15
WSKT Rights Issue 100:32.38 - 41.1 1300-1650 17 Jun-15 18 Jun-15
24 Jun - 01 Jul’15
AGRO Rights Issue 4:3 100.00 19 Jun-15 25 Jun-15
02 Jul - 08 Jul’15
CENT Rights Issue TBA 100-190 19 Jun-15 22 Jun-15
26 Jun - 03 Jul’15
ADHI Rights Issue 100000:76190 2000-2700 26 Jun-15 29 Jun-15
03 Jul - 09 Jul’15
BIPP Rights Issue 100:54 140.00 02 Jul-15 03 Jul-15 09 Jul – 22 Jul’15
HDFA Rights Issue 100000:99111 190-245 06 Jul-15 07 Jul-15 13 Jul – 23 Jul’15
BAEK Tender Offer -- 10000.00 -- -- 05 Jun - 04 Jul’15
GDYR Stock split 1:10 -- -- TBA TBA
ARTI Stock split 1:5 -- -- TBA TBA
ITMA Stock split 1:20 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
PJAA RUPST 08-Jun-15
STAR RUPST/LB 08-Jun-15
MTDL RUPST/LB 08-Jun-15
JECC RUPST/LB 08-Jun-15
PSAB RUPST/LB 08-Jun-15
ICON RUPST/LB 08-Jun-15
CTBN RUPST/LB 08-Jun-15
TPIA RUPST 08-Jun-15
ARTA RUPST/LB 08-Jun-15
ASSA RUPST/LB 08-Jun-15
FAST RUPST 08-Jun-15
AGRS RUPST/LB 09-Jun-15
BTEK RUPST/LB 09-Jun-15
ERAA RUPST/LB 09-Jun-15
DAJK RUPST 10-Jun-15
BEST RUPST/LB 10-Jun-15
BACA RUPST/LB 10-Jun-15
DLTA RUPST/LB 11-Jun-15
DOID RUPST/LB 11-Jun-15
BULL RUPST/LB 11-Jun-15
BNBA RUPST/LB 11-Jun-15
8 June 2015
8 June 2015
BMRI
TRADING BUY
S1 10525 R1 10750 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 10300 R2 10975
Closing
Price 10675
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 10525-Rp 10975
• Entry Rp 10675, take Profit Rp 10975
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 7.89 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) -59.34 Positif
Bollinger Band (Mid) 11044 Negatif
MA5 10645 Positif 9,600 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600 13,200 13,800
November December 2015 February March April May Jun
BMRI Downward Sloping Channel
10,768.8 10,675 10,675 10,675 10,645 10,263 10,263 10,925 11,043.8 11,506.6 11,506.6 11,698.5 11,725 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BMRI - Stochastic %D(6,3,3) = 15.49, Stochastic %K = 22.23, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 15.489 15.489 22.2251 22.2251 80 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 0.0 BMRI - MACD (5,3) = 44.90, Signal() = 66.15
44.9005 66.1495 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BMRI - TSI(3,5,3) = -59.34 -59.3385 -62.5678 0.00000 -90.0 -80.0 -70.0 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 BMRI - William's % R(14) = -79.25, Volume() = 16,982,700.00
-79.2453 16,982,700
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
BBTN
TRADING BUY
S1 1125 R1 1165 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 1085 R2 1205
Closing
Price 1150
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 1125-Rp 1205
• Entry Rp 1150, take Profit Rp 1205
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 45.72 Positif
MACD -6.28 Negatif
True Strength Index (TSI) -44.77 Positif
Bollinger Band (Mid) 1163 Negatif
MA5 1159 Negatif 1,020.0 1,080.0 1,140.0 1,200.0 1,260.0
November December 2015 February March April May Jun BBTN Broadening Wedge 1,150 1,150 1,150 1,107.73 1,080 1,035.56 1,035.56 1,159 1,162.5 1,182.5 1,245 1,251.48 1,251.48 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBTN - Stochastic %D(6,3,3) = 7.85, Stochastic %K = 8.00, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
8 7.85185 7.85185 8 20 80 -18.0 -12.0 -6.0 0.0 6.0 12.0 18.0 24.0 0.0 BBTN - MACD (5,3) = 9.46, Signal() = 10.07 9.45563 10.0745 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBTN - TSI(3,5,3) = -44.77 -35.9547 -44.7729 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BBTN - William's % R(14) = -76.00, Volume() = 11,523,600.00 -76 11,523,600 Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
8 June 2015
8 June 2015
BBRI
TRADING BUY
S1 11100 R1 11400 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 10800 R2 11700
Closing
Price 11300
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 11100-Rp 11700
• Entry Rp 11300, take Profit Rp 11700
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 7.06 Positif
MACD -139.28 Negatif
True Strength Index (TSI) -69.98 Positif
Bollinger Band (Mid) 11941 Negatif
MA5 11435 Negatif 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600 13,200 13,800 14,400
November December 2015 February March April May Jun
BBRI Downward Sloping Channel
11,665.6 11,435 11,300 11,300 11,300 11,223.9 11,223.9 11,700 11,941.3 12,564.7 12,564.7 12,596.9 12,750 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BBRI - Stochastic %D(6,3,3) = 7.25, Stochastic %K = 10.64, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
10.6357 7.25245 7.25245 10.6357 20 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 0.0 BBRI - MACD (5,3) = 120.18, Signal() = 134.90
120.176 134.901 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BBRI - TSI(3,5,3) = -69.98 -67.9682 -69.9754 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BBRI - William's % R(14) = -82.86, Volume() = 19,992,900.00
-82.8571 19,992,900
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
INDF
TRADING BUY
S1 6925 R1 7125 Trend Grafik Major Up Minor Down
S2 6725 R2 7325
Closing
Price 7050
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi potensi rebound • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 6925-Rp 7325
• Entry Rp 7050, take Profit Rp 7325
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 57.92 Positif
MACD -0.01 Negatif
True Strength Index (TSI) -14.61 Positif
Bollinger Band (Mid) 6995 Positif
MA5 7080 Negatif 6,400 6,600 6,800 7,000 7,200 7,400 7,600
November December 2015 February March April May Jun INDF Upward Sloping Channel
7,050 7,050 6,995 6,967.86 6,967.86 6,775 6,558.72 7,050 7,080 7,115.63 7,400 7,436.36 7,436.36 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 INDF - Stochastic %D(6,3,3) = 34.58, Stochastic %K = 24.82, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
24.8196 24.8196 20 34.5838 34.5838 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 0.0 INDF - MACD (5,3) = 15.78, Signal() = 13.42
13.4206 15.7823 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 INDF - TSI(3,5,3) = -14.61 -3.95435 -14.6138 0.00000 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 INDF - William's % R(14) = -56.00, Volume() = 6,729,800.00
-56 6,729,800
8 June 2015
8 June 2015
SRIL
TRADING BUY
S1 330 R1 350 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 310 R2 370
Closing
Price 342
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 330-Rp 350
• Entry Rp 342, take Profit Rp 350
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 42.86 Positif
MACD 0.91 Positif
True Strength Index (TSI) -0.54 Positif
Bollinger Band (Mid) 328 Positif
MA5 332.2 Positif 120.0 180.0 240.0 300.0 360.0 420.0
November December 2015 February March April May Jun
SRIL Upward Sloping Channel
333.375 332.2 327.55 318 302.25 302.25 251.126 342 342 342 347 410.857 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SRIL - Stochastic %D(6,3,3) = 42.03, Stochastic %K = 54.16, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
42.0292 42.0292 20 54.1609 54.1609 80 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 0.0 SRIL - MACD (5,3) = -1.28, Signal() = 0.03
-1.27841 0.0326793 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 SRIL - TSI(3,5,3) = -0.54 -0.53782 -8.60633 0.00000 -90.0 -80.0 -70.0 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0
SRIL - William's % R(14) = -25.00, Volume() = 155,190,208.00 -25155,190,20
Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com
TELE
TRADING BUY
S1 990 R1 1020 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 960 R2 1050
Closing
Price 1010
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi negatif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 990-Rp 1050
• Entry Rp 1010, take Profit Rp 1050
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 75.96 Positif
MACD 3.43 Negatif
True Strength Index (TSI) 5.71 Positif
Bollinger Band (Mid) 990 Positif
MA5 1017 Negatif 860.0 880.0 900.0 920.0 940.0 960.0 980.0 1,000.0 1,020.0 1,040.0
November December 2015 February March April May Jun
TELE Upward Sloping Channel
1,010 1,010 989.5 975 966.429 966.429 933.054 1,010 1,014.38 1,017 1,045 , 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 TELE - Stochastic %D(6,3,3) = 59.52, Stochastic %K = 48.60, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
48.5994 48.5994 20 59.5238 59.5238 80 -12.0 -8.0 -4.0 0.0 4.0 8.0 0.0 TELE - MACD (5,3) = 0.42, Signal() = -0.79
-0.785611 0.419253 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 TELE - TSI(3,5,3) = 5.71 5.71241 0.00000 16.2464 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 TELE - William's % R(14) = -35.00, Volume() = 3,106,500.00
-35 3,106,500
8 June 2015
8 June 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
05-06-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low Agriculture
AALI Trading Sell 24600 24600 24200 23350 24200 25050 25900 Negatif Negatif Negatif 27525 19500
LSIP Trading Buy 1740 1740 1760 1670 1715 1760 1805 Positif Positif Positif 1790 1370
SGRO Trading Buy 1800 1800 1840 1750 1780 1810 1840 Positif Positif Positif 1930 1700
Mining
BUMI Trading Sell 76 76 72 72 75 78 81 Negatif Negatif Negatif 111 67
PTBA Trading Sell 9425 9425 9275 8950 9275 9600 9925 Negatif Negatif Negatif 10925 9100
ADRO Trading Sell 895 895 885 865 885 905 925 Negatif Negatif Positif 985 835
MEDC Trading Sell 2715 2715 2745 2635 2690 2745 2800 Negatif Negatif Positif 3200 2600
INCO Trading Buy 3100 3100 3165 3015 3065 3115 3165 Positif Positif Negatif 3545 2605
ANTM Trading Buy 760 760 785 740 755 770 785 Positif Positif Negatif 885 755
TINS Trading Sell 825 825 815 795 815 835 855 Negatif Negatif Negatif 940 770
Basic Industry and Chemicals
SMGR Trading Sell 13225 13225 13025 13025 13175 13325 13475 Negatif Negatif Negatif 13850 12400
INTP Trading Buy 21650 21650 22075 21175 21475 21775 22075 Positif Positif Negatif 23700 20700
SMCB Trading Sell 1560 1560 1535 1490 1535 1580 1625 Negatif Negatif Negatif 1685 1495
Miscellaneous Industry
ASII Trading Sell 7000 7000 6800 6800 6925 7050 7175 Negatif Negatif Negatif 8000 6700
GJTL Trading Sell 1025 1025 1005 965 1005 1045 1085 Negatif Negatif Negatif 1290 1000
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 7050 7050 7325 6725 6925 7125 7325 Positif Positif Negatif 7450 6475
GGRM Trading Sell 45200 45200 44875 44125 44875 45625 46375 Negatif Negatif Negatif 54550 44750
UNVR Trading Sell 42150 42150 41900 41300 41900 42500 43100 Negatif Negatif Negatif 46000 38675
KLBF Trading Buy 1740 1740 1760 1700 1730 1760 1790 Positif Positif Negatif 1915 1730
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1920 1920 1935 1835 1885 1935 1985 Positif Positif Positif 2150 1780
PTPP Trading Sell 3950 3950 3920 3855 3920 3985 4050 Negatif Negatif Negatif 4215 3740
WIKA Trading Sell 3045 3045 3005 2905 3005 3105 3205 Negatif Negatif Negatif 3610 2835
ADHI Trading Sell 2400 2400 2375 2315 2375 2435 2495 Negatif Negatif Negatif 3165 2415
WSKT Trading Buy 1685 1685 1700 1620 1660 1700 1740 Positif Positif Negatif 1815 1505
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 4300 4300 4235 4130 4235 4340 4445 Negatif Negatif Negatif 4765 3855
JSMR Trading Sell 6350 6350 6250 6050 6250 6450 6650 Negatif Negatif Negatif 7025 5950
ISAT Trading Sell 3555 3555 3535 3485 3535 3585 3635 Negatif Negatif Negatif 4150 3610
TLKM Trading Buy 2855 2855 2880 2760 2820 2880 2940 Positif Positif Positif 2895 2595
Finance
BMRI Trading Buy 10675 10675 10975 10300 10525 10750 10975 Positif Positif Positif 12150 10350
BBRI Trading Buy 11300 11300 11700 10800 11100 11400 11700 Positif Positif Negatif 13200 11075
BBNI Trading Buy 6225 6225 6425 5975 6125 6275 6425 Positif Positif Negatif 7225 6200
BBCA Trading Buy 13650 13650 13750 13250 13500 13750 14000 Positif Positif Negatif 15000 12900
BBTN Trading Buy 1150 1150 1205 1085 1125 1165 1205 Positif Positif Negatif 1245 1080
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 22200 22200 22400 21200 21800 22400 23000 Positif Positif Positif 24000 20300