• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN EKONOMI PETANI LAHAN KERING MELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF J A I L A N I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN EKONOMI PETANI LAHAN KERING MELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF J A I L A N I"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI DAN PROGRAM

PENGUATAN EKONOMI PETANI LAHAN KERING

MELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF

Studi Kasus di Gampong Lampisang Dayah Kecamatan Seulimeum

Kabupaten Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

J A I L A N I

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

B O G O R

2008

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TUGAS AKHIR

DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas akhir Strategi dan Program Penguatan Ekonomi Petani Lahan Kering Melalui Pendekatan Partisipatif Studi Kasus di Gampong Lampisang Dayah Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, adalah karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian tugas akhir ini.

Bogor, 22 Februari 2008 J a i l a n i NRP. I354060055

(3)

ABSTRACT

JAILANI. Strategy and Programs for the Strengthening Economy of Dry Land Farmers through Participative Approach, a Case Study in Gampong Lampisang Dayah, Seulimeum subdistrict, Aceh Besar Regency, Nanggroe Aceh Darussalam Province. Under the Guidance of Yusman Syaukat as the chairman and Sarwititi S. Agung as the member.

Out of 120 heads of family in Gampong Lampisang Dayah, 60 of them are dry land farmers with farming and herding activities. Farming system conducted in unirrigated agricultural fields depends very much on the rainy season and still uses the subsistent pattern. The main problem the dry land farmers facing is their inability to improve their welfare due to the limited knowledge on managing dry land. The aim of this study is to estimate the level of farmers’ welfare based on per capita income and to evaluate the success of the activities in utilizing the dry land.

Dry land farmers in Gampong Lampisang Dayah have the potential to develop farming because the dry land covers an area of 524 hectares, the availability of technical assistance, and the high demand for agricultural products. The productive aged people in this village are about 70.12 percent, while the productive heads of family are around 94.12 percent. The weakness is that social relationship pattern among dry land farmers is still limited to horizontal cooperation, and the network with other institutions has not been established.

The activities of dry land farmers are planting the second crop on unirrigated land and raising old plants in the garden, and there are 4 family heads herding buffaloes and cows on 135 hectares of grassy land. The ownership of dry land is averagely 0.6 hectares with an average monthly income of Rp1,083,581, and monthly outcome of Rp Rp691,318. The analysis result of the welfare level of dry land farmers by referring to the figures of per capita income of poverty line in Aceh Besar Regency showed that 47.06 percent of family heads were categorized as poor with the indicator being unable to meet their basic needs.

Efforts to improve the welfare of dry land farmers can be carried out with a number of problem solving strategies through SWOT analysis. By utilizing the strength of farmer community and the opportunity in their environment, it is expected they can minimize their weaknesses and prevent the possible threats. Strategy analysis was successful in designing 20 programs for the empowerment of dry land farmers. The recommendation is that it is necessary for the government of Aceh Besar regency, local businessmen and dry land farmers to involve themselves in the activities of empowerment.

Keywords: Strengthening the Economy of Farmers, Dry Land, Participative Approach

(4)

RINGKASAN

JAILANI, Strategi dan Program Penguatan Ekonomi Petani Lahan Kering Melalui

Pendekatan Partisipatif, Studi Kasus di Gampong Lampisang Dayah Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Komisi Pembimbing adalah Yusman Syaukat sebagai ketua dan Sarwititi S. Agung sebagai anggota.

Dengan bergulirnya Otonomi Daerah (Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999) dan berlakunya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2001 Tentang Pembentukan Otonomi Khusus Daerah Istimewa Aceh sebagai Provonsi Nanggroe Aceh Darussalam, maka semakin luas kewenangan dalam pemerintah daerah dalam pelaksanaan pembangunan. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2006 Tentang Pemerintahan Aceh, kembali menata sistem pemerintahan daerah dalam Provinsi NAD sampai pada tingkat paling bawah yakni pedesaan. Untuk menjalankan pembangunan dari bawah ke atas (bottom-up), pemerintah daerah merujuk pada Undang-undang Nomor 25 Tahun 2005 Tentang Sistem Perencanaan pembangunan Nasional, di antaranya penjaringan aspirasi masyarakat melalui jalur musrenbangdes dan musrenbang.

Dari 120 kepala keluarga penduduk Gampong Lampisang Dayah, 60 kepala keluarga di antaranya adalah petani lahan kering dengan kegiatan pengolahan lahan pertanian dan penggembalaan ternak. Usahatani yang dilakukan di ladang sangat tergantung pada musim hujan (rainfed) dan sistem pertanian masih menganut pola subsisten. Karakteristik pertanian subsisten yakni rendahnya pengetahuan tentang pengolahan tanah, belum menerapkan teknologi pertanian, permodalan yang kecil dan tidak memiliki akses pasar yang lebih luas. Akibat dari permasalahan subsisten inilah, sehingga petani lahan kering tdak berkemampuan meningkatkan pendapatan akhirnya rendahnya kesejahteraan hidup keluarga.

Kajian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah, potensi lahan kering dan profil petani lahan kering dengan menganalisis tingkat kesejahteraan petani berdasarkan tingkat pendapatan perkapita. Selanjutnya mengevaluasi keberhasilan pelaksanaan kegiatan-kegiatan pertanian dan peternakan terhadap pemanfaatan lahan kering. Pada bagian akhir kajian ini untuk upaya pemberdayaan, merumuskan rancangan strategi dan program pengembangan petani lahan kering. Kegunaan dari kajian diharapkan antara lain menjadi suatu masukan bagi pihak berwewenang dalam pengambilan keputusan terhadap penanggulangan kemiskinan petani lahan kering berdasarkan program yang telah dirancang.

Petani lahan kering Gampong Lampisang Dayah dilihat dari faktor internal mempunyai beberapa kekuatan untuk mengembangkan usahatani, di antarannya memiliki potensi lahan kering relatif luas mencapai 524 hektar. Adanya dukungan pendamping teknis dan tingginya permintaan pasar terhadap hasil pertanian. Hubungan kerja sesama petani lahan kering sudah menunjukkan suatu jejaring sosial tapi belum berkembangan terhadap institusi luar komunitas. Penduduk usia produktif desa ini mencapai 70,12 persen, sedangkan kepala keluarga petani lahan kering usia produktif mencapai 94,12 persen. Kelemahannya yakni pola hubungan sosial petani lahan kering masih terbatas kerjasama horizontal, belum tercipta jaringan kerja terhadap institusi luar sehingga belum memiliki akses kepada sumber modal dan belum mengaplikasikan teknologi tepat guna untuk kegiatan pertanian dan pengolahan hasi pertanian.

(5)

Adapun peluang yang tersedia di luar lingkungan petani; lahan kering berupa dukungan pendamping teknis meliputi peran PPL Pertanian dan mantri hewan. Tahun 2007 munculnya program Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh Nias membentuk kelompok petani lahan kering dalam kegiatan pertanian dan peternakan. Akan tetapi menjadi suatu ancaman bagi justru pelaksanaan perencanaan pembangunan daerah tidak melibatkan petani lahan kering, termasuk dalam penyelenggaraan musrenbangdes maupun musrenbang. Hal ini diperlukan supaya bisa menampung aspirasi masyarakat petani sebagai implementasi Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, yang nenekankan

pola bottom-up planing.

Kegiatan petani lahan kering secara rutin hanya pada tiga sektor yakni usahatani palawija seperti jagung, cabe, tomat, kacabg dan ubi kayu di ladang dan tanaman tua kopi, kelapa, pisang dan pinang di kebun. Komunitas petani lahan kering desa ini hanya 4 kepala keluarga di antaranya melakukan kegiatan penggembalaan ternak kerbau dan lembu di atas 135 hektar lahan dataran rumput. Kepemilikan lahan kering rata 0,6 hektar dengan pendapatan rata-rata Rp1,083,581 perbulan, dan pengeluaran Rp691,318 perbulan. Hasil analisis tingkat kesejahteraan petani lahan kering, merujuk pada angka pendapatan per kapita poverty line Kabupaten Aceh Besar diketahui 47,06 persen kepala keluarga tergolong miskin dengan indikator tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar rumahtangga.

Upaya peningkatan kesejahteraan hidup petani lahan kering dapat dilakukan beberapa strategi pemecahan masalah melalui analisis SWOT dan FGD bersama petani lahan kering, unsur Bappeda, Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan BPM Kabupaten Aceh Besar. Dengan memamfaatkan kekuatan komunitas petani dan peluang sekitar lingkunganya diharapkan mampu meminimalisir kelemahan diri dan mencegah ancaman yang muncul. Berdasarkan analisis SWOT ditemukan 10 strategi yang dianggap efektif untuk dasar penyusunan program. Analisis strategi tersebut berhasil memunculkan 20 program pemberdayaan petani lahan kering. Keduapuluh program dimaksud dapat dijalankan secara bertahap menurut prioritas jangka waktu; yakni jangka pendek untuk tahun 2008, jangka menengah yakni tahun 2008 sampai dengan 2009, sedangkan jangkla panjang bisa dilaksanakan pada rencana strategic 2010 -2015.

Program-program yang dimunculkan dalam karya akhir ini secara garis besar meliputi pembentukan kelembagaan petani lahan kering, pendampingan teknis, sosialisasi teknologi, kemitraan dan pemodalan dan advokasi terhadap pengambil kebijakan. Semua program arahnya untuk keikutsertaan petani lahan kering dalam pembagunan dan sebaliknya keterlibatan pemerintah dalam aktivitas petani, di samping berperannya sektor swasta dan pengusaha lokal dalam memotivasi komunitas ini. Dengan demikian, peran partisipatif bisa tercipta dalam upaya penguatan ekonomi peani lahan kering di Gampong Lampisang Dayah.

Rokomendasi yang penulis sampaikan adalah perlunya peran Pemerintah Kabupaten Aceh Besar dalam mengambil kebijakan secara partisipatif. Perlunya keterlibatan sektor swasta/pengusaha lokal secara kemitraan maupun keperdulian sosial. Pihak petani lahan kering sendiri harus berusaha memperbaiki kelemahan dan senantiasa berpartisipasi penuh dalam program pemerintah. Ketiga unsur dimaksud perlu keterlibatan secara kolektif dalam melakukan kegiatan pemberdayaan petani lahan kering mulai tahun 2008 sampai Restra tahun 2010.

(6)

@ Hak Cipta milik IPB, tahun 2008

Hak Cipta dilindungi Undang-undang

1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber

a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah

b. Pengutipan tidak merugikan yang wajar IPB

2. Dialarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

(7)

STRATEGI DAN PROGRAM

PENGUATAN EKONOMI PETANI LAHAN KERING

MELALUI PENDEKATAN PARTISIPATIF

Studi Kasus di Gampong Lampisang Dayah Kecamatan Seulimeum

Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

J A I L A N I

Tugas Akhir

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Profesional pada

Departemen Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2008

(8)

Judul Tugas Akhir : Strategi dan Program Penguatan Ekonomi Petani Lahan Kering Melalui Pendekatan

Partisipatif

Studi Kasus di Gampong Lampisang Dayah Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

N a m a :

J a i l a n i

N R P : I354060055

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec K e t u a

Dr. Ir. Sarwititi S. Agung, MS A n g g o t a

Diketahui

Ketua Program Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. H. Khairil A. Notodiputro, MS

(9)

P R A K A T A

Puji syukur kehadirat Allah SWT, dengan berkat dan rahmat-Nya penulisan tugas akhir kajian pengembangan masyarakat (KPM) sebagai persyaratan menyelesaikan studi pada Progam Studi Magister Profesional Pengembangan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, dapat penulis selesaikan tepat waktunya. Judul KPM ini adalah Strategi dan Program Penguatan Ekonomi Petani Lahan Kering Melalui Pendekatan Partisipatif, Studi Kasus di Gampong Lampisang Dayah Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

Kajian ini membahas kondisi petani lahan kering yang belum mencapai tingkat kesejahteraan keluarga kehidupannya, sedangkan potensi SDA masih tersedia. Sehubungan dengan permasalahan dimaksud, maka kajian ini menyajikan program pengembangan masyarakat tani. Tulisan ini diharapkan bisa bermanfaat bagi pembaca untuk menjadikan program pengembangan masyarakat di tempat lain, disesuaikan dengan rekomendasi yang telah ditetapkan.

Penyusunan tugas akhir ini tidak akan terlaksana jika penulis lakukan sendiri, tetapi justru berkat bantuan semua pihak sehingga telah memudahkan pengumpulan data sampai penulisan. Sehubungan dengan dukungan dan jasa dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimaksih dan ponghargaan setinggi-tingginya kepada :

1. Departemen Sosial Republik Indonesia sebagai sponsor beasiswa,

2. Pemda Kabupaten Aceh Utara memberi Tugas Belajar dan bantuan biaya, 3. Ketua Program MPM-IPB dan seluruh staf pengajar MPM,

4. Pihak STKS Bandung dengan segala fasilitas proses belajar-mengajar, 5. Komisi Pembimbing yang telah mengarahkan penulitas KPM,

6. Pihak keluarga (istri dan anak) yang telah memberi dorongan moril, 7. Warga Gampong Lampisang Dayah dengan partisipasinya,

8. Kepada semua pihak yang telah memberi dukungan dalam riset.

Penulis sangat menyadari bahwa penyajian kajian ini masih banyak kekurangan. Guna menyempurnakannya, tentu memerlukan munculnya koreksi dan saran konstruktif dari pihak penelaah. Kritikan tersebut penulis harapkan secara lisan maupun tulisan, sehingga KPM akan lebih sempurna dan bermanfaat bagi masyarakat petani lahan kering.

Bogor, 22 Februari 2008 J a i l a n i

(10)

RIWAYAT HIDUP

Penulis, dilahirkan di Gampong Lampisang Dayah Kecamatan Seulimeum Kabupaten Aceh Besar Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, tanggal 31 Desember 1966. Kedua orang tua merupakan suku Aceh dengan mata pencaharian bertani, orang tua laki-laki bernama Ishak bin Husen, (almarhum 1971) dan ibu bernama Fatimah binti Saat. Penulis sendiri merupakan putra ke enam di antara delapan bersaudara.

Jenjang pendidikan formal, Sekolah Dasar Negeri Tanoh Abee tamat 1979, SMP Negeri Seulimeum tamat 1982 dan SMA Negeri Seulimeum tamat 1985. Melanjutkan Perguruan Tinggi pada Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh 988, mengambil jurusan Penyiaran dan Penerangan selesai 1994. Agustus 2006 diterima pada Sekolah Pascasarjana Program Magister Profesional Pengembangan Masyarakat Institut Pertanian Bogor, dengan sponsor Depsos RI dan Pemda Aceh Utara. Studi ini dapat penulis selesaikan hanya dalam waktu 18 bulan, tepatnya lulus pada Februari 2008.

Riwayat pekerjaan di Pemerintahan, menjadi CPNSD tahun 1999 ditempatkan pada unit kerja Dinas Sosial Kabupaten Aceh Utara, menjabat Kasubbag Kepegawaian tahun 2001. Agustus 2003 dimutasi menjadi Kasubbag Umum pada Dinas Kesejahteraan Sosial, kemudian Mei 2005 mendapat kepercayaan menjadi Kasubbag Keuangan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Bina Sosial. Sehubungan dengan panggilan IPB, penulis menyatakan mengundurkan diri dari jabatan tersebut pada awal Agustus 2006 dan memperoleh Tugas Belajar pada tanggal 31 Agustus 2006.

Keluarga, tanggal 21 Mei 2001 menikah dengan Juliana binti Ibrahim (lahir di Lhokseumawe 30 September 1982), sekarang sedang menempuh pendidikan pada jurusan Hukum Pidana Unima Lhokseumawe. Hasil pernikahan tersebut telah diberkahi dua putri, pertama bernama Shifwa Sunnia lahir di Cunda tanggal 18 Mei 2002, sedangkan putri kedua Rieha Karima lahir di Lhokseumawe tanggal 14 September 2005.

Bogor, 22 Februari 2008

J a i l a n i

(11)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv I. PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 3 1.3 Tujuan ... 5 1.4 Kegunaan ... 5 1.5 Batasan Kajian ... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Penguatan Ekonomi ... 7

2.2 Pendekatan Partisipatif ... 8

2.3 Pemberdayaan Masyarakat ... 10

2.4 Kelembagaan ... 11

III. METODE KAJIAN ... 13

3.1 Kerangka Pemikiran ... 13

3.2 Lokasi dan Waktu Kajian ... 15

3.3 Sumber Data ... 16

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 18

3.4.1 Wawancara ... 18

3.4.2 Survei ... 18

3.4.3 Focused Group Discussion (FGD) ... 18

3.4.4 Studi Dokumentasi ... 19

3.5 Metode Analisis Data ... 19

3.6 Rancangan Penyusunan Program ... 20

IV. PETA SOSIAL MASYARAKAT DAN PERTANIAN LAHAN KERING ... 22

4.1 Peta Sosial Gampong Lampisang Dayah ... 22

4.1.1 Lokasi ... 22

4.1.2 Kependudukan ... 23

4.1.3 Kondisi Prekonomian ... 25

4.1.4 Struktur Komunitas ... 27

4.1.5 Kelembagaan dan Organisasi ... 29

4.1.6 Sumber Daya Lokal ... 31

4.1.7 Masalah Sosial dan Konflik ... 31

4.2 Pengembangan Lahan Kering ... 33

4.2.1 Deskripsi Kegiatan Petani Lahan Kering ... 33

4.2.2 Evaluasi Kegiatan Petani Lahan Kering ... 36

4.2.3 Pengembangan Ekonomi ... 38

4.2.4 Pengembangan Kelembagaan ... 39

(12)

V. KARAKTERISTIK PETANI, USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN ... 43

5.1 Karakteristik Responden ... 43

5.1.1 Golongan Umur Responden ... 43

5.1.2 Jumlah Anggota Keluarga ... 44

5.2 Kondisi dan Permasalahan Usahatani ... 45

5.2.1 Kepemilikan Lahan Kering dan Pemanfaatan ... 45

5.2.2 Permasalahan Usahatani ... 59

5.3 Tingkat Kesejahteraan Petani Lahan Kering ... 56

5.3.1 Peneriman Petani Lahan Kering ... 56

5.3.2 Total Biaya ... 58

5.3.3 Pendapatan Petani Lahan Kering ... 58

5.3.4 Pengeluaran Keluarga ... 61

5.3 Rangkuman Tingkat Kesejahteraan ... 64

VI. STRATEGIS DAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING ... 64

6.1 Kondisi Lingkungan Pertanian Lahan Kering ... 64

6.1.1 Faktor Internal ... 65

6.1.2 Faktor Eksternal ... 70

6.2 Strategi Pengembangan Pertanian Lahan Kering ... 75

6.2.1 Membentuk kelembagaan (kelompok tani) Berbasis Lahan Kering, Bersama Program BRR Aceh-Nias, ... 76

6.2.2 Memamfaatkan Potensi Lahan Kering dalam Menggalang Kerjasama Usahatani Bersama Program BRR ... 76

6.2.3 Memanfaatkan Jasa Pendamping Teknis dalan rangka Intensifikasi Lahan Kering ... 77

6.2.4 Memamfaatkan Perkembangan Pasar dengan Membentuk Koperasi Simpan-pinjam sebagai Sarana Perekonomian Petani Lahan Kering ... 77

6.2.5 Memanfaatkan Jasa Pendamping Teknis sebagai Pemandu Kegiatan Usahatani ... 78

6.2.6 Memamfaatkan Program BRR untuk Memperkenalkan dan Menerapkan Peralatan Teknologi Sederhana ... 79

6.2.7 Memamfaatkan Lahan Terlantar untuk Kegiatan Kelompok Tani dalam rangka Kemitraan dngan Pengusaha Lokal ... 79

6.2.8 Meningkatkan Kerjasama Petani Lahan Kereing dalam Memantau Penyelenggaraan Musrenbangdes ... 80

6.2.9 Meningkatkan SDM Bidang Pertanian untuk Mendapat Kepercayaan Sektor swasta/Pengusaha Lokal ... 81

6.2.10 Memanfaatkan Musrenbangdes sebagai Media Partisipatif dalam Penyampaian Aspirasi Petani Lahan Kering ... 81

6.3 Rancangan Program ... 85

6.3.1 Pembentukan Kelompok Pertanian Lahan Kering ... 88

6.3.2 Pembentukan Lembaga Adat Seuneubok ... 88

6.3.3 Kerjasama BBR dengan Kelompok Pertanian Lahan Kering.. 89

6.3.4 Kerjasama BRR dengan Lembaga Adat Seuneubok ... 89

6.3.5 Pendampingan PPL Pertanian Terhadap Lahan Intensifikasi ... 90

6.3.6 Penyuluhan PPL terhadap Peremajaan Kebun ... 91

6.3.7 Mendirikan Koperasi Simpan-pinjam Berbadan Hukum ... 91

6.3.8 Melibatkan Donatur dalam Koperasi ... 92

6.3.9 Pelibatan Pendamping Teknis dalam kegiatan Kelompok Pertanian Lahan Kering ... 93

(13)

6.3.10 Pelibatan Pendamping Teknis dalam Lembaga

Adat Seuneubok ... 93

6.3.11 Pengenalan Cara dan Penerapan Alat Pengolah Minyak Kelapa ... 93

6.3.12 Pengenalan Cara dan Penerapan Alat Pengolah Sabut Kelapa ... 94

6.3.13 Kemitraan Usahatani dengan Sektor Swasta ... 94

6.3.14 Kerjasama Usahatani dengan Pengusaha Lokal ... 94

6.3.15 Melakukan Advokasi ke BPM Aceh Besar, sebelum Penyelenggaraan Musrenbangdes ... 95

6.3.16 Melakukan Advokasi ke BAPPEDA Aceh Besar Sebelum penyelenggaraan Musrenbangdes ... 95

6.3.17 Pemberian Bimbingan Teknis Bidang Pertanian ... 96

6.3.18 Pemberian Bimbingan Teknis Bidang Peternakan ... 96

6.3.19 Partisipatif Petani Lahan Kering dalam Pelaksanaan Musrenbangdes ... 97

6.3. 20 Partisipatif Petani Lahan Kering dalam Pelaksanaan Musrenbang ... 97

VII. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 104

7.1 Kesimpulan ... 104

7.2 Rekomendasi ... 105

DAFTAR PUSTAKA ... 108

L A M P I R A N ... 110 12

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Jadwal Kajian Pengembangan Masyarakat ... 16

2 Matrik Kelengkapan Metode Pengumpulan Data ... 17

3 Jenis Lahan Desa dan Luas ... 22

4 Jenis Mata Pencaharian Kepala Keluarga ... 25

5 Ketersediaan Jenis Lahan Kering... 27

6 Jenis Organisasi dan Kepegurusan ... 32

7 Jumlah Responden Menurut Golongan Umur ... 43

8 Klasifikasi Jumlah Anggota Keluarga Responden... 44

9 Klasifikasi Luas Lahan Kering responden... 46

10 Penggunaan Lahan Kering Sesuai Jenis Tanaman... 48

11 Ketersediaan Modal Untuk usahatani Ladang dan Kebun... 50

12 Mamfaat Jalan Terhadap Kegiatan Usahatani Ladang dan Kebun ... 51

13 Penerapan Teknologi dalam Kegiatan Pertanian Ladanng / Kebun... 52

14 Interaksi Pasar Tingkat Desa Bagi Petani Lahan Kering ... 53

15 Pengetahuan Petani Terhadap Pengolahan Lahan ... 54

16 Jaringan Kerja Petani dengan Institusi Luar Desa ... 55

17 Penerimaan Rata- Rata Responden Pertahun ... 57

18 Analisis Pendapatan Rata-Rata Responden Pertahun ... 58

19 Pendapatan Responden Pertahun dan Perbulan ... 60

20 Perbandingan Pendapatan Rata-rata dan Pengeluaran Keluarga Perbulan ... 62

21 Perbandingan Pendapatan Kepala Keluarga dengan Batas Pendapatan Miskin Sesuai Poverty Line Aceh Besar ... 63

22 Matriks Analisis SWOT Pemberdayaan Petani Lahan Kering ... 75

23 Tahapan Pelaksanaan Program ... 86

(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Skema Kerangka Berpikir... 14

2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin... 24

3 Skema Pola Hubungan Kerja Petani Lahan Kering... 41

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Peta Provinsi NAD dan Kabupaten Aceh Besar

Kecamatan Seulimeum dan Gampong Lampisang Dayah ... 110

2 Kuisioner Terhadap Petani Lahan Kering ... 111

3 Pedoman Wawancara terhadap Aparat Desa ... 113

4 Pedoman Wawancara Terhadap Pengusaha ... 114

5 Pedoman Wawancara Terhadap Mantri Hewan ... 115

6 Pedoman Wawancara Terhadap PPL Pertanian ... 116

7 Kuisioner Analisis SWOT ……….. 117

8 Jawaban Kuisioner Faktor Internal ... 118

9 Jawaban Kuisioner Faktor Eksternal ... 119

10 Pedoman Focus Group Discussion ... 120

11 Pepemilikan Lahan Kering Responden ... 121

12 Pengeluaran Keluarga Responden Sesuai Analisis Kebutuhan Perbulan ... 122

Referensi

Dokumen terkait

b CaÂtedra de FarmacologõÂa, Facultad de MeÂdicina, U.N.L.P., Calle 60 y 120, 1900 La Plata, Argentina c Departamento de FarmacologõÂa, Facultad de Veterinaria, Universidad de

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Current ratio berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas (ROE) pada Perusahaan Plastik dan Kemasan yang terdaftar pada Bursa

• Menganalisis informasi dan data-data yang diperoleh tentang masalah ekonomi dan sistem ekonomi untuk membuat pola hubungan antara masalah ekonomi dengan sistem ekonomi

Regression [DataSet0] Variables Entered/Removed a Model Variables Entered Variables Removed Method 1 LN_ROA, LN_CSR b.. All requested

Ketika user masuk ke formulir input pegawai, akan muncul data pegawai: nama lengkap, kode pegawai, jenis kelamin, alamat, nomor telepon, dan spesialisasi keahlian serta gaji

Generated by CamScanner

tegangan yang dihasilkan oleh kumparan sekunder akan lebih kecil dari tegangan. pada

Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan penyakit