• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENENTUAN HARGA SAHAM PERDANA SEBUAH PERUSAHAAN MENUJU GO

PUBLIC GUNA MEMINIMUMKAN UNDERPRICING

Shanti Wulansari, Naning Aranti Wessiani, ST., MT dan Ir. I Ketut Gunarta, MT

Jurusan Teknik Industri

Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

Email: [email protected] ; [email protected] ; [email protected]

ABSTRAK

Emiten atau perusahaan go public adalah perusahaan yang memenuhi kebutuhan modal usaha melalui penjualan surat berharga atau saham pada masyarakat umum sehingga mengubah struktur kepemilikan perusahaan menjadi perusahaan go public. Proses transformasi menjadi perusahaan go public disebut IPO, dalam kenyataannya sebagian besar proses IPO menimbulkan kondisi underpricing. Berdasarkan data BEI tahun 2008-2012 terdapat 79,3% perusahaan go public yang mengalami underpricing. Underpricing merupakan sebuah kondisi tingginya tingkat initial return pada pasar sekunder, hal ini ditandai dengan tingginya permintaan dibandingkan penawaran jumlah saham (overscribd). Kondisi underpricing dinilai berdampak buruk bagi perusahaan, karena mengindikasi adanya ketidaksesuaian pada nilai harga saham perdana yang ditawarkan. Probabilitas underpricing dapat diminimumkan melalui penetapan nilai harga saham perdana melalui analisa proses IPO terlebih dahulu guna mengetahui variabel yang mempengaruhi kondisi underpricing.

Pada penelitian ini akan dilakukan perancangan model struktural penentuan nilai harga saham perdana guna meminimumkan probabilitas underpricing. Kondisi underpricing disebabkan adanya asymmetric information antara perusahaan go public, penjamin emisi (underwriter) dan investor. Asymmetric information berupa ex ante uncertainty information yang meliputi karakteristik perusahaan, karakteristik penawaran dan after market variable. (Tim et al, 2000) Perancangan model struktural ini mempertimbangkan tiga pelaku utama dalam proses IPO. Emiten, underwriter dan investor merupakan variabel dependen yang dipengaruhi oleh berbagai variabel independen. Variabel independen meliputi laporan keuangan, kondisi perusahaan, reputasi underwriter dan lain sebagainya. Berdasarkan berbagai variabel tersebut akan dibentuk model struktural guna mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi nilai harga saham perdana. Dengan demikian, probabilitas underpricing dapat diminimumkan sehingga perusahaan dapat memperoleh modal usaha yang optimal.

Kata kunci : Underpricing, Asymmetric Information, Ex-ante Uncertainty Information ABSTRACT

Go public companies, also known as issuers are companies which are fulfilling their venture capital by selling their stocks to people. Due to the selling, the companies move from private ownership to public trade. The process of transformation is called initial public offering (IPO). In fact, many IPO processes are often underpriced because of concern relating to liquidity and uncertainty about the level at which the stock will trade, this becomes underpricing. Indonesia Stock Exchange (IDX) claimed that at least 79,3% go public companies encountered it during 2008-2012. Underpricing is a condition when the pricing of an initial public offering (IPO) below its market value. When the offer price is lower than the price of the first trade, the stock is considered to be underpriced. It is bad for the companies since because it indicates inconsistency of the initial price offered. The probability of underpricing can be minimized by establishing stock price through IPO process analysis previously to discover variables affecting to it.

This research conducted to design structural model to determine initial price in order to minimize underpricing probability. Underpricing is caused by asymmetric information between issuers, underwriter companies, and investors. It is ex ante uncertainty information which involves characters of the company, demand characters, and after-market variables (Tim et al, 200). The design of the model considering the three main subject in the IPO process. Those three subjects are dependent variables which are affected by financial statements, conditions of the companies, underwriters reputation, et cetera as the independent variables. The model is to discover factors influencing opening stock price. Thus, it can minimize underpricing probability so that the companies are able to acquire optimal fund.

Keyword : Underpricing, Asymmetric Information, Ex-ante Uncertainty Information

1. Pendahuluan

Dalam era globalisasi terjadi perkembangan perekonomian yang cukup pesat pada berbagai

sektor ekonomi, salah satunya adalah pasar modal. Perkembangan kondisi pasar modal dipengaruhi oleh

(2)

2 perusahaan terhadap modal usaha. Peningkatan jumlah emiten dan jumlah emisi menjadi indikasi perkembangan badan usaha perseroaan terbatas sehingga berdampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui bahwa jumlah emiten dan emisi saham mengalami peningkatan cukup tinggi. Berikut data jumlah emiten dan emisi saham beberapa periode terakhir.

Gambar 1Grafik Pertumbuhan Jumlah Emiten

Gambar 2 Grafik Pertumbuhan Jumlah Emisi Saham

Initial Public Offering (IPO) merupakan proses pertama kali sebuah ekuitas perusahaan ditawarkan pada publik (Stephen et al, 2010). Pada kegiatan IPO terdapat tiga kondisi overpricing, underpricing dan non overpricing or underpricing. Overpricing dimana suatu kondisi tingkat initial return bernilai negatif, sedangkan underpricing dimana suatu kondisi tingkat initial return bernilai positif sangat tinggi. Berikut data initial return perusahaan go public tahun 2008-2012.

Gambar 3 Grafik Prosentase Initial return

Kondisi underpricing tidak menguntungkan bagi perusahaan yang melakukan go public, hal ini disebabkan perusahaan tidak mendapatkan dana maksimum dari penjualan surat berharga. Kondisi

underpricing disebabkan adanya asymmetric

information antara perusahaan go public, penjamin emisi (underwriter) dan investor. Asymmetric information berupa ex ante uncertainty information yang meliputi karakteristik perusahaan, karakteristik penawaran dan after market variable (Tim et al, 2000).

Berdasarkan SK. Menkeu No.

1199/KMK.010/1991 dan keputusan Kepala Badan Pelaksana Pasar Modal No. Kep-01/PM/1988, tanggal 22 Februari 1988 dalam pasal 11, ditetapkan bahwa penentuan harga perdana saham ditentukan secara bersama-sama atas kesepakatan perusahaan emiten dan penjamin emisi (underwriter). Pada kenyataannya penilaian harga saham perdana hanya ditentukan oleh nilai fundamental perusahaan yang akan go public. Hal tersebut menyebabkan kondisi underpricing terjadi secara terus-menerus. Berdasarkan data BEI tingkat underpricing tetinggi mencapai 70%. Dengan demikian, dibutuhkan sebuah model struktural yang mampu menjelaskan variabel yang mengakibatkan underpricing pada proses IPO.

Penelitian yang dilakukan ini merupakan studi

perancangan sebuah model struktural terkait

penentuan nilai harga saham perdana dan jumlah saham perdana yang diterbitkan pada perusahaan yang baru go public. Pada penelitian ini akan digunakan metode structural equation modelling (SEM) dalam memodelkan fenomena underpricing.

Pembentukan model ini didasari oleh data

perusahaan yang go public tahun 2005 – 2012. Dengan perhitungan tersebut maka akan dapat diketahui faktor – factor yang mempengaruhi fenomena underpricing.

2. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan berisi mengenai langkah yang akan ditempuh selama

penelitian dan berguna sebagai acuan agar

berlangsung sistematis. Setelah itu, melakukan

perumusan masalah dan menetapkan tujuan

penelitian. Setelah itu dilakukan studi literatur dan

studi lapangan guna menyiapkan penelitian

selanjutnya.

Tahap selanjutnya adalah pengumpulan data terkait berbagai variabel dalam model persamaan struktural berbasis teori yang mempengaruhi kondisi underpricing. Pengumpulan data dilakukan untuk mendapatkan data yang dipakai sebagai input tahap pengolahan data dan tahap pengembangan model. Data-data yang akan dikumpulkan meliputi:

 Karakteristik perusahaan go public pada peride 2005-2012

 Laporan keuangan perusahaan go public pada peride 2005-2012

 Prospektus IPO perusahaan go public pada peride 2005-2012

 Nilai harga saham perdana perusahaan go public pada peride 2005-2012

-100 200 300 400 500 600 2000 2002 2004 2006 2008 2010 2012 2014 Ju m la h E m it e n Periode Rp-Rp1.000.000.000.000 Rp2.000.000.000.000 Rp3.000.000.000.000 Rp4.000.000.000.000 Rp5.000.000.000.000 Rp6.000.000.000.000 Rp7.000.000.000.000 Rp8.000.000.000.000 Rp9.000.000.000.000 Rp10.000.000.000.000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 Ju m la h E m isi Periode -20,0% -10,0% 0,0% 10,0% 20,0% 30,0% 40,0% 50,0% 60,0% 70,0% 1 7 13 19 25 31 37 43 49 55 61 67 73 79 85 91 97 103

Tingkat Initial Return

E

m

it

(3)

3  Kondisi ekonomi terkait nilai inflasi, IHSG,

exchange rate, oil price dan tingkat suku bunga BI pada peride 2005-2012

Setalah tahap pengumpulan data dapat

dilakukan pengolahan data dan pengembangan model. Berikut beberapa tahapan pengolahan data yang dilakukan meliputi: pengolahan statistik deskriptif, uji validitas dan uji reliabilitas, uji multinormalitas dan uji multikolinearitas, serta tahap pengembangan model struktural equation modelling. Pengembangan model struktural equation modelling menggunakan software Amos 16.0.

Selanjutnya adalah tahap akhir penelitian, yaitu analisa data dan interpretasi data. Tujuan penelitian

ini adalah pengembangan model matematis

penentuan harga saham perdana. Tahapan tersebut tertulis dalam kesimpulan penelitian.

3. Pengolahan Data

Pada tahap pengolahan data, langkah – langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut :

3.1 Pengembangan Model Berbasis Teori

Pada tahapan pengolahan data awal ini dilakukan pengembangan model berdasarkan konsep teori yang telah terdefinisikan sebelumnya dimana teori yang digunakan adalah asymmetric information antara perusahaan go public, penjamin emisi (underwriter) dan investor.. Dalam penelitian ini juga dibangun hipotesis guna menguji hasil penelitian, beberapa hipotesis tersebut antara lain :

a. Hubungan antara performansi emiten dan kondisi underpricing

b. Hubungan antara performansi underwriter dan kondisi underpricing

c. Hubungan antara performansi investor dan kondisi underpricing

d. Hubungan antara performansi emiten dan performansi underwriter

e. Hubungan antara performansi emiten dan performansi investor

f. Hubungan antara performansi underwriter dan performansi investor

3.2 Metode Penentuan dan Penyebaran Sampel

Menurut Hair et al (2011), penentuan jumlah sampel pada penggunaan metode structural equation modeling adalah 5 hingga 10 kali dari jumlah variabel indikator penelitian.

Sampel : 5 x ∑Variabel Indikator

: 5 x 18 : 90 sampel

Sampel yang digunakan adalah perusahaan IPO tahun 2005-2012 yang mengalami underpricing yaitu sebanyak 125 emiten.

3.3 Pengolahan Statistik Deskriptif

Performansi Emiten

Gambar 4 Grafik Karakteristik Emiten Sebagai Perusahaan Manufaktur atau Provider

Gambar Grafik Karakteristik Emiten Sebagai Perusahaan Financial atau Non Financial

Grafik 4 Nilai Keuangan Annual Report Emiten

Gambar 5 Pergerakan IR terhadap IHSG

Gambar 6 Pergerakan IR terhadap Interest Rate BI, Inflasi

Gambar 7 Pergerakan IR terhadap Exchange Rate Performansi Underwriter

(4)

4

Inditator R Hitung R Tabel Keterangan

Return On Assets 0,5845 0,3 Valid

Total Assets Turnover 0,7101 0,3 Valid

Debt Equity Ratio 0,2308 0,3 Tidak valid

Financial Leverage 0,6098 0,3 Valid

Gross Profit Margin 0,3938 0,3 Valid

Return On Investment 0,0038 0,3 Tidak valid

Working Capital to Total Asets 0,5145 0,3 Valid

Gambar 8 Grafik Pemilihan Reputasi Penjamin Emisi

Gambar 9 Grafik Prosentase Initial Return

Gambar 10 Grafik Pemilihan Jumlah Penjamin Emisi

Prosentase Initial Return

Grafik Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2005

Grafik 10 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2006

Grafik 11 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2007

Grafik 12 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2008

Grafik 13 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2009

Grafik 14 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2010

Grafik 15 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2011

Grafik 16 Pergerakan Initial Return IPO Tahun 2012

3.4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Sebuah penelitian instrumental yang baik tersusun atas instrumen yang valid dan reliabel. Uji Validitas dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah atribut memiliki kemampuan dalam melakukan fungsi ukur. Pada penelitian ini uji validitas dilakukan dengan menggunakan software Ms. Excel, berikut output uji validitas dengan menggunakan software Ms. Excel:

Tabel 3 Hasil Uji Validitas Variabel Performasi Emiten

Tabel 4 Hasil Uji Validitas Variabel Performasi Investor

Tabel 5 Hasil Uji Validitas Variabel Performasi

Underpricing

Berdasarkan tabel 3hingga tabel 5 tersebut dapat terlihat bahwa terdapat beberapa indikator yang tidak memenuhi uji validitas, sehingga indikator tidak dapat digunakan dalam pembentukan

Inditator R Hitung R Tabel Keterangan

Rate of return IHSG 0,0539 0,3 Valid

Interest Rate 0,2374 0,3 Valid

Oil Price 0,0739 0,3 Tidak Valid

Inflation 0,4171 0,3 Valid

Exchange rate USD 0,5531 0,3 Valid

Exchange rate GBP 0,5170 0,3 Valid

Exchange rate JPY 0,5353 0,3 Valid

Exchange rate EUR 0,6923 0,3 Valid

Exchange rate CNY 0,7152 0,3 Valid

Inditator R Hitung R Tabel Keterangan

Initial return first day 0,82862 0,3 Valid

Initial return second day 0,89203 0,3 Valid

Initial return third day 0,95633 0,3 Valid

(5)

5 model persamaan struktural. Indikator yang tidak dapat digunakan, diantaranya: debt equity ratio dan

return on investment pada variabel performansi

emiten, serta oil price pada variabel performansi investor.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kepercayaan seluruh atribut dalam setiap variabel dalam melakukan funsi ukur secara konsisten. Pada penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan software SPSS 14, berikut output uji reliabilitas dengan menggunakan software SPSS 14:

Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Performasi Emiten

Tabel 7 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Performasi Investor

Tabel 8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Underpricing

Uji reliabilitas dilakukan dengan

Membandingkan nilai cronbanch’s alpha, apabila

nilai cronbanch’s alpha lebih dari 0,6 maka seluruh atribut dalam variabel tersebut reliabel. Berdasarkan tabel 4.5 hingga tabel 4.7 tersebut dapat terlihat bahwa seluruh indikator penyusun variabel performansi emiten, performansi investor dan underpricing telah memenuhi uji reliabilitas

3.5 Uji Multinormalitas dan Uji Multikoleniaritas

Dalam penggunaan metode SEM terdapat asumsi yang digunakan yaitu multinormalitas dan multikolinearitas. Pengujian ini dilakukan pada seluruh atribut yang telah memenuhi uji validitas dan uji reliabilitas. Uji multinormalitas dilakukan guna mengetahui distribusi persebaran data. Asumsi yang digunakan metode SEM adalah distribusi normal. Pada penelitian ini uji multinormalitas menggunakan

software Minitab 15, berikut output uji

multinormalitas.

Data Display -- t 0,703390 Distribusi data multinormal

Gambar 17 Scatterplot Uji Multinormalitas

Berdasarkan gambar 4.16, maka dapat dikatan bahwa data dalam penelitian ini telah memenuhi distribusi multinormal. Dengan demikian, asumsi penggunaan metode SEM pada uji multinormalitas telah terpenuhi.

Uji multikolinearitas dilakukan guna

mengetahui korelasi antar variabel. Asumsi penggunaan metode SEM adalah tidak adanya korelasi sempurna atau korelasi tinggi diantara variabel yang digunakan. Menurut Ghozali (2009), nilai korelasi yang diizinkan dalam penggunaan metode SEM adalah diantara rentang -0,7 – 0,7. Pada penelitian ini uji multikolinieritas dilakukan dengan menggunakan software Minitab 15.0.

Berdasarkan lampiran uji multikolinearitas dapat dikatakan bahwa tidak terjadi korelasi sempurna antar variabel, karena nilai koefsien korelasi setiap variabel kurang dari 0,70.

3.8 Confirmatory Factor Analysis (CFA)

CFA bertujuan untuk mengkonfirmasi apakah indikator-indikator tepat dalam menyusun suatu konstrak. Dalam model yang ada, akan dicari validitas konvergen masing-masing indikator serta reliabilitas konstrak agar memastikan suatu konsep atau konstrak berada dalam kondisi unidimensional. Model dengan derajat bebas (df) 0 akan dipastikan dalam keadaan unidimensional, sedangkan model yang memiliki df positif terlebih dahulu harus dilihat

kriteria goodness of fit-nya agar diketahui

unidimensionalitas-nya.

Berikut adalah gambar dan hasil uji CFA pada setiap kontruk laten performansi emiten:

Gambar18 CFA Performansi Emiten Tabel 6 Goodness of Fit Performansi Emiten

Gambar 19 Modifikasi Model CFA Performansi Emiten 35 30 25 20 15 10 5 0 16 14 12 10 8 6 4 2 0 dd q Scatterplot of q vs dd ,00 PERFORMANSI EMITEN WCT ,00 e5 1 1,00 GPM ,00 e4 ,98 1 FL ,00 e3 1,06 1 TAT ,00 e2 1,08 1 ROA ,00 e1 ,70 1

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 16,274 Kurang baik

P-Value ≥ 0,05 0,006 Kurang baik

CMIN/DF ≤ 2,00 3,255 Kurang baik

RMSEA ≤ 0,08 0,139 Kurang baik

GFI ≥ 0,90 0,952 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,855 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 0,947 Kurang baik

CFI ≥ 0,95 0,139 Kurang baik

,00 PERFORMANSI EMITEN WCT ,00 e5 1,00 1 GPM ,00 e4 1 1,01 FL ,00 e3 1,06 1 TAT ,00 e2 1,13 1 ROA ,00 e1 ,76 1 ,00 ,00 ,00

(6)

6 Tabel 7 Modifikasi Goodness of Fit Performansi Emiten

Berdasarkan tabel 7 dapat dilihat bahwa hasil modifikasi model CFA pada performansi emiten telah menunjukan model CFA baik, karena seluruh kriteria goodness of fit telah terpenuhi. Selanjutnya, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas berdasarkan nilai factor loading (FL) dan

construct reliability (CR). Berikut hasil analisa factor loading (FL) dan error variance model CFA

performansi emiten:

Tabel 8 CFA Performansi Emiten

Nilai cutt off pada uji validasi adalah >0,300, indikator pada variabel laten dikatakan memenuhi uji validasi apabila nilai factor loading lebih dari 0,300. Berdasarkan tabel 4.12 didapatkan seluruh nilai factor loading pada setiap indikator bernilai lebih dari 0,30, sehingga dapat dikatakan seluruh indikaor pada variabel laten telah memenuhi uji validitas. Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas dengan nilai cutt off >0,600. Berdasarkan perhitungan nilai construct reliability didapatkan nilai sebesar 0,907, sehingga dapat dikatakan seluruh indikaor pada variabel laten telah memenuhi uji reliabilitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan seluruh indikator pada varibel laten performansi emiten telah memenuhi uji validitas dan uji reliabilitas.

Berikut adalah gambar dan hasil uji CFA pada setiap kontruk laten performansi investor:

Gambar 20 Model CFA Performansi Investor

Tabel 9 Goodness of Fit Model CFA Performansi Investor

Gambar 21 Modifikasi Model CFA Performansi Investor

Tabel 10 Goodness of Fit Modifikasi Model CFA Performansi Investor

Berdasarkan tabel 4.16 dapat dilihat bahwa hasil modifikasi model CFA pada performansi investor telah menunjukan perbaikan, karena pada beberapa kriteria goodness of fit telah terpenuhi. Selanjutnya, dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas berdasarkan nilai factor loading (FL) dan

construct reliability (CR). Berikut hasil analisa factor loading (FL) dan error variance model CFA

performansi investor:

Tabel 11 CFA Performansi Investor

Nilai cutt off pada uji validasi adalah >0,300, indikator pada variabel laten dikatakan memenuhi uji validasi apabila nilai factor loading lebih dari 0,300.

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 2,815 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,245 Baik CMIN/DF ≤ 2,00 1,407 Baik RMSEA ≤ 0,08 0,059 Baik GFI ≥ 0,90 0,990 Baik AGFI ≥ 0,90 0,927 Baik TLI ≥ 0,95 0,990 Baik CFI ≥ 0,95 0,998 Baik

Indikator Std Loading Error Variance CR

ROA 0,542 0,706236 - TAT 0,921 0,151759 9,972 FL 0,940 0,116400 12,328 GPM 0,822 0,324316 11,575 WCT 0,794 0,369564 6,041 Total 4,019 1,668275 PERFORMANSI INVESTOR ,38 ER.CNY e8 ,62 ,74 ER.EUR e7 ,86 ,11 ER.JPY e6 ,32 ,25 ER.GBP e5 ,50 ,19 ER.USD e4 ,44 ,01 INF e3 -,10 ,02 I.RATE e2 -,14 ,00 IHSG e1 -,02

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 193,886 Kurang baik

P-Value ≥ 0,05 0,000 Kurang baik

CMIN/DF ≤ 2,00 9,694 Kurang baik

RMSEA ≤ 0,08 0,273 Kurang baik

GFI ≥ 0,90 0,794 Kurang Baik

AGFI ≥ 0,90 0,628 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 0,075 Kurang baik

CFI ≥ 0,95 0,339 Kurang Baik

PERFORMANSI INVESTOR ,17 ER.CNY e8 ,41 1,73 ER.EUR e7 1,32 ,73 ER.JPY e6 ,85 ,12 ER.GBP e5 ,34 ,06 ER.USD e4 ,24 ,00 INF e3 -,07 ,03 I.RATE e2 -,18 ,00 IHSG e1 -,04 ,79 ,14 ,10 ,02

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 25,145 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,480 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 1,676 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,076 Baik

GFI ≥ 0,90 0,951 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,883 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 0,928 Kurang baik

CFI ≥ 0,95 0,961 Baik

Indikator Std Loading Error Variance CR

ER.CNY 0,620 0,6156 ER.EUR 0,862 0,256956 5,037 ER.JPY 0,325 0,894375 2,441 ER.GBP 0,501 0,748999 4,223 ER.USD 0,438 0,808156 3,86 INF 0,302 0,908796 -0,572 I.RATE 0,314 0,901404 -1,186 IHSG 0,417 0,826111 -0,238 Total 3,779 5,960397

(7)

7 Berdasarkan tabel 11 didapatkan seluruh nilai factor

loading pada setiap indikator bernilai lebih dari 0,30,

sehingga dapat dikatakan seluruh indikaor pada variabel laten telah memenuhi uji validitas. Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas dengan nilai

cutt off >0,600. Berdasarkan perhitungan nilai construct reliability didapatkan nilai sebesar 0,705,

sehingga dapat dikatakan seluruh indikaor pada variabel laten telah memenuhi uji reliabilitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan seluruh indikator pada varibel laten performansi investor telah memenuhi uji validitas dan uji reliabilitas.

Berikut adalah gambar dan hasil uji CFA pada setiap kontruk laten kondisi underpricing:

Gambar 22 CFA Performansi Underpricing Tabel 12 Goodness of Fit Performansi Underpricing

Tabel 13 CFA Performansi Underpricing

Nilai cutt off pada uji validasi adalah >0,300, indikator pada variabel laten dikatakan memenuhi uji validasi apabila nilai factor loading lebih dari 0,300. Berdasarkan tabel 4. didapatkan seluruh nilai factor

loading pada setiap indikator bernilai lebih dari 0,30,

sehingga dapat dikatakan seluruh indikaor pada variabel laten telah memenuhi uji validitas. Selanjutnya, dilakukan uji reliabilitas dengan nilai

cutt off >0,600. Berdasarkan perhitungan nilai construct reliability didapatkan nilai sebesar 0,935,

sehingga dapat dikatakan seluruh indikaor pada variabel laten telah memenuhi uji reliabilitas. Dengan demikian, dapat disimpulkan seluruh indikator pada

varibel laten underpricing telah memenuhi uji validitas dan uji reliabilitas.

Structural Equation Modeling (SEM) ini menampilkan model struktural yang menggambarkan korelasi antar variabel laten, seperti yang telah dihipotesiskan pada penelitian. Pemodelan ini dilakukan dengan menggunakan software Amos 16.0. Tahapan ini merupakan penggambaran full model structural yang dapat dilakukan setelah tahapan CFA pada setiap variabel laten. Berikut ini merupakan hasil dari pengujian full model persamaan struktural.

Gambar 23 Full Model Persamaan Sruktural

Tabel 14 Goodness of Fit Pada Full Model Persamaan

Sruktural

Dari hasil uji goodness of fit diatas

menunjukkan bahwa model yang ada kurang baik, hal ini menunjukkan bahwa model dianggap kurang bisa merepresentasikan sistem eksisting. Guna memperbaiki tingkat fit model.

3.10 Modifikasi Model

Modifikasi model dilakukan dengan cara

menghubungkan (mengkorelasikan) antar error varian suatu indikator dengan yang lain. Berikut hasil

full model persamaan struktural modifikasi pertama:

UNDERPRICING ,82 IR.W1 e4 ,90 ,93 IR.D3 e3 ,96 ,78 IR.D2 e2 ,88 ,61 IR.D1 e1 ,78

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 4,614 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,100 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 2,307 Kurang baik

RMSEA ≤ 0,08 0,106 Kurang baik

GFI ≥ 0,90 0,982 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,911 Baik

TLI ≥ 0,95 0,982 Baik

CFI ≥ 0,95 0,994 Baik

Indikator Std Loading Error Variance CR

IR.W1 0,905 0,180975 IR.D3 0,965 0,068775 18,342 IR.D2 0,881 0,223839 14,558 IR.D1 0,781 0,390039 11,371 Total 3,532 0,863628 PERFORMANSI INVESTOR ,39 ER.CNY e13 ,62 ,73 ER.EUR e12 ,85 ,11 ER.JPY e11 ,33 ,25 ER.GBP e10 ,50 ,20 ER.USD e9 ,44 ,01 INF e8 -,11 ,02 I.RATE e7 -,15 ,00 IHSG e6 -,01 PERFORMASI EMITEN ,63 WCT e5 ,79 ,68 GPM e4 ,82 ,88 FL e3 ,94 ,85 TAT e2 ,92 ,29 ROA e1 ,54 REP ,08 UNDERPRICING ,82 IR.W1 e17 ,90 ,93 IR.D3 e16 ,96 ,78 IR.D2 e15 ,88 ,61 IR.D1 e14 ,78 -,28 ,05 -,07 GOODNES OF FIT Chi Square = 317,649 P Value = ,000 Cmin/df = 2,443 GFI = ,810 AGFI = ,749 CFI = ,833 TLI = ,803 RMSEA = ,111 z1 -,11 ,02 ,16

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 317,649 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,000 Kurang baik

CMIN/DF ≤ 2,00 2,443 Kurang baik

RMSEA ≤ 0,08 0,810 Kurang baik

GFI ≥ 0,90 0,749 Kurang baik

AGFI ≥ 0,90 0,833 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 0,803 Kurang baik

(8)

8 Gambar 24 Modifikasi Full Model Persamaan Struktural

Iterasi 1

Tabel 15 Goodness Of Fit Modifikasi Full Model Persamaan Struktural Iterasi 1

Tabel 16 Modification Indices Modifikasi Full Model Persamaan Struktural Iterasi 1

Pada modifikasi full model persamaan struktural iterasi 1, terdapat beberapa kriteria

goodness of fit yang tidak terpenuhi. Dengan begitu

dibutuhkan modifikasi 2 pada full model persamaan struktural dengan membangun korelasi error pada indikator dan konstruk, sesuai dengan modification

indices. Berikut hasil full model persamaan struktural

modifikasi kedua:

Gambar 25 Modifikasi Full Model Persamaan Struktural Iterasi 2

Tabel 17Goodness Of Fit Modifikasi Full Model Persamaan Struktural Iterasi 2

Tabel 18 Modification Indices Modifikasi Full Model Persamaan Struktural Iterasi 2

Pada modifikasi full model persamaan struktural iterasi 2, terdapat satu kriteria goodness of

fit yang tidak terpenuhhi. Dengan begitu dibutuhkan

modifikasi 3 pada full model persamaan struktural dengan membentuk korelasi pada error e7 dan e13. Berikut hasil full model persamaan struktural modifikasi ketiga:

Gambar 26 Modifikasi Full Model Persamaan Struktural Iterasi 3

Tabel 19 Goodness Of Fit Modifikasi Full Model Persamaan Struktural Iterasi 3

Pada modifikasi full model persamaan struktural iterasi 3 telah memenuhi seluruh kriteria

goodness of fit. Dengan terpenuhinya seluruh kriteria goodness of fit tidak dibutuhkan iterasi ulang untuk

mendapatkan model yang lebih baik. Dengan demikian, pembentukan full model persamaan

PERFORMANSI INVESTOR ,19 ER.CNY e13 ,44 1,52 ER.EUR e12 1,23 ,68 ER.JPY e11 ,82 ,14 ER.GBP e10 ,37 ,07 ER.USD e9 ,26 ,01 INF e8 -,08 ,04 I.RATE e7 -,19 ,00 IHSG e6 -,04 PERFORMASI EMITEN ,60 WCT e5 ,78 ,68 GPM e4 ,83 ,85 FL e3 ,92 ,88 TAT e2 ,94 ,33 ROA e1 ,58 REP ,08 UNDERPRICING ,82 IR.W1 e17 ,90 ,93 IR.D3 e16 ,96 ,78 IR.D2 e15 ,88 ,61 IR.D1 e14 ,78 -,28 ,00 -,08 z1 -,10 ,01 ,08 -,24 ,25 -,14 ,27 -,28 -,22 -,12 ,79 ,11 ,08 ,18 ,01

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 112,251 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,607 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 0,959 Kurang baik

RMSEA ≤ 0,08 0,000 Baik

GFI ≥ 0,90 0,905 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,861 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 1,006 Baik

CFI ≥ 0,95 1,000 Baik

M.I. Par Change e8 <--> e6 5,138 ,000 PERFORMANSI INVESTOR ,19 ER.CNY e13 ,43 1,57 ER.EUR e12 1,25 ,70 ER.JPY e11 ,84 ,13 ER.GBP e10 ,36 ,07 ER.USD e9 ,26 ,01 INF e8 -,07 ,03 I.RATE e7 -,19 ,00 IHSG e6 -,06 PERFORMASI EMITEN ,60 WCT e5 ,78 ,68 GPM e4 ,83 ,85 FL e3 ,92 ,88 TAT e2 ,94 ,33 ROA e1 ,58 REP ,08 UNDERPRICING ,82 IR.W1 e17 ,90 ,93 IR.D3 e16 ,96 ,78 IR.D2 e15 ,88 ,61 IR.D1 e14 ,78 -,28 ,00 -,08 z1 -,10 ,01 ,08 -,24 ,25 -,12 ,28 -,28 -,21 -,12 ,79 ,11 ,08 ,18 ,01 -,13

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 106,828 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,717 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 0,921 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,000 Baik

GFI ≥ 0,90 0,909 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,866 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 1,011 Baik

CFI ≥ 0,95 1,000 Baik

M.I. Par Change e13 <--> e7 4,641 ,000 PERFORMANSI INVESTOR ,30 ER.CNY e13 ,55 ,99 ER.EUR e12 ,99 ,41 ER.JPY e11 ,64 ,22 ER.GBP e10 ,47 ,14 ER.USD e9 ,37 ,01 INF e8 -,10 ,04 I.RATE e7 -,19 ,00 IHSG e6 -,07 PERFORMASI EMITEN ,60 WCT e5 ,78 ,68 GPM e4 ,83 ,85 FL e3 ,92 ,88 TAT e2 ,94 ,33 ROA e1 ,58 REP ,08 UNDERPRICING ,82 IR.W1 e17 ,90 ,93 IR.D3 e16 ,96 ,78 IR.D2 e15 ,88 ,61 IR.D1 e14 ,78 -,28 ,02 -,08 z1 -,08 -,02 ,12 -,24 ,25 -,13 ,28 -,27 -,21 -,11 ,78 ,14 ,09 -5,15 ,16 -,13 -,14 ,17

Goodness of Fit Indices Cut – Off Value Output Model Keterangan

X2 Chi Square Diharapkan kecil 97,465 Baik

P-Value ≥ 0,05 0,880 Baik

CMIN/DF ≤ 2,00 0,848 Baik

RMSEA ≤ 0,08 0,000 Baik

GFI ≥ 0,90 0,916 Baik

AGFI ≥ 0,90 0,875 Kurang baik

TLI ≥ 0,95 1,021 Baik

(9)

9 struktural terkait permasalahan underpricing saat IPO telah tergambarkan pada gambar 4.26

3.11 Estimasi Parameter

Tujuan selanjutnya dalam analisis model struktural adalah untuk mengestimasi parameter pengaruh antar variabel, yang sekaligus juga akan membuktikan hipotesis penelitian. Berikut adalah rangkuman hasil estimasi parameter dari analisis SEM yang telah dilakukan:

Tabel 20 Estimasi Parameter Full Model Persamaan Struktural

Berdasarkan nilai-nilai koefisien pada tabel 12 di atas dapat dituliskan persamaan struktural sebagai berikut:

Model konstruk eksogen dan konstruk endogen Underpricing = 0,018 Performansi Investor – 0,279 Reputasi Underwriter

Model variabel indikator

Performansi Emiten = 0,770 WCT + 0,826 GPM +0,920 FL + 0,937 TAT + 0,575 ROA +e

Performansi Investor : 0,614 ER.CNY + 0,909 ER.EUR + 0,544ER.JPY + 0,507 ER.GBP + 0,406 ER.USD - 0,104 INF – 0,193 I.RATE – 0,066 IHSG + e

Underpricing = 0,011.ER.CNY + 0,016.ER.EUR + 0,009.ER.JPY + 0,009.ER.GBP + 0,007.ER.USD - 0,001.INF – 0,003 I.RATE – 0,066.IHSG - 0,001.Reputasi Underwriter + error

Tabel 21 Correlations Full Model Persamaan Struktural

Berdasarkan tabel 4.29 didapatkan nilai korelasi antar konstruk eksogen performansi emiten, performansi underwriter dan performansi investor. Pada estimasi parameter nilai korelasi antar konstruk eksogen didapatkan nilai kurang dari 0,50 sehingga dapat dikatakan tidak terdapat korelasi antar konstruk eksogen. Pada tabel 4.29 terdapat estimasi parameter korelasi yang >0,50 yaitu pada e8 dan e7. Error e8 dan

e7 adalah error pada variabel indikator inflasi dan interest rate.

4. Analisis

Analisis dalam penelitian ini meliputi analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA) dan Analisis Model Struktural.

4.1 Analisis Confirmatory Factor Analysis (CFA)

Performansi emiten merupakan konstruk eksogen yang tersusun atas lima indikator performansi rasio keuangan emiten. Pada awal pembentukan model CFA performansi emiten didapatkan nilai goodness of fit yang tidak memenuhi kriteria, sehingga dibutuhkan modifikasi model. Modifikasi model CFA emiten ini dilakukan dengan membangun korelasi pada error return on assets –

financial leverage, total assets turnover - working capital to total assets ratio dan financial leverage - working capital to total assets ratio. Dengan

modifikasi tersebut didapatkan model CFA

performansi emiten yang lebih baik.

Performansi investor merupakan konstruk eksogen yang tersusun atas delapan indikator, yang merupakan penggambaran kondisi pasar modal dan kondisi makroekonomi. Delapan indikator tersebut meliputi: IHSG, interest rate BI, inflasi, exchange

rate USD, exchange rate GBP, exchange rate JPY, exchange rate EUR dan exchange rate CNY. Pada

awal pembentukan model CFA performasi investor didapatkan nilai goodness of fit yang tidak memenuhi kriteria, sehingga dibutuhkan modifikasi model. Modifikasi model CFA emiten ini dilakukan dengan membangun korelasi pada error interest rate-inflasi,

exchange rate JPY- exchange rateUSD, exchange rate JPY - exchange rate GBP, exchange rate JPY - exchange rate EUR, exchange rate GBP- exchange rate CNY. Dengan membentuk korelasi pada error

indikator dapat mengubah nilai kriteria goodness of

fit sehingga model CFA menjadi lebih baik.

Pada full structural equation modeling underpricing merupakan kontruk endogen yang

dipengaruhi oleh observed variable dan konstruk eksogen. Dalam model CFA kondisi underpricing disusun oleh empat indikator, yaitu: initial return pada hari pertama, hari kedua, hari ketiga dan

minggu pertama. Pada pembentukan CFA

underpricing ini tidak dilakukan modifikasi model

karena pada output model modification indices tidak dibutuhkan pembentukan korelasi pada error indikator.

4.2 Analisis Model Struktural dan Estimasi Parameter

Pada penelitian ini full model persamaan struktural merupakan penggambaran kondisi

underpricing pada kegiatan Initial Public Offering

(IPO), yang melibatkan investor, emiten dan

underwriter. Penggambaran full model persamaan

struktural terdiri atas dua konstruk eksogen, satu variabel endogen dan satu observed variable. Performansi emiten dan performansi investor merupakan konstruk eksogen yang dibentuk oleh

Parameter Std.

Loading CR P Value Keterangan

Performansi emiten  Underpricing -0,820 -0,864 0,388 Tidak signifikan Performansi underwriter  Underpricing -0,279 -3,033 0,002 Signifikan Performansi investor  Underpricing 0,018 2,220 0,026 Signifikan Estimate PERFORMASI_ EMITEN <--> REP -,084 PERFORMANSI_INVESTOR <--> REP -,017 PERFORMANSI_INVESTOR <--> PERFORMASI_ EMITEN ,121

e3 <--> e1 -,239 e4 <--> e15 ,253 e5 <--> e2 -,129 e5 <--> e3 ,276 e7 <--> PERFORMASI_ EMITEN -,271 e8 <--> PERFORMASI_ EMITEN -,208 e8 <--> e5 -,110 e8 <--> e7 ,782 e11 <--> e9 ,135 e11 <--> e10 ,085 e12 <--> e11 -0,146 e13 <--> REP ,155 e13 <--> e10 -,127 e8 <--> e6 -,140 e13 <--> e7 ,172

(10)

10 beberapa indikator. Reputasi underwriter merupakan

observed variable. Pada full model persamaan

struktural performansi emiten, reputasi underwriter dan performansi investor daling membentuk korelasi. Pembentukan full model persamaan struktural ini dilakukan, setelah dilakukan uji undimensionalitas, uji validitas dan uji reliabilitas pada seluruh konstruk sehingga didapatkan indikator yang terbukti signifikan dalam mengukur konstruk. Pada awal pembentukan full model persamaan struktural didapatkan seluruh kriteria goodness of fit yang belum terpenuhi, sehingga dibutuhkan perbaikan melalui pembentukan korelasi pada error indikator

berdasarkan output software Amos.16 pada

modification indices.

Modifikasi full model persamaan struktural

dilakukan sebanyak tiga kali. Model modifikasi 3 ini belum dapat memenuhi kriteria AGFI, namun nilai AGFI meningkat sehingga model menunjukan perbaikan. AGFI merupakan incremental fit measures berupa pengukuran dengan membandingkan proposed model dengan baseline

model (null model). Incremental fit measures dapat

dilakukan dengan kriteria goodness of fit TLI dan NFI. Pada model modifikasi 3 ini kriteria TLI dan NFI telah terpenuhi, sehingga dapat dikatakan uji

goodness of fit telah terpenuhi. Selain itu, pada

modifikasi 3 ini tidak terdapat output modification

indices yang berarti model telah fit sehingga tidak

dibutuhkan modifikasi kembali.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan sebelumnya dengan didasari pada tujuan dari penelitian ini, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Fenomena underpricing ini disebabkan oleh variabel yang tersusun oleh berbagai variabel indikator. Berdasarkan pengembangan model persamaan struktural, fenomena dipengaruhi oleh reputasi underwriter dan performansi investor. Kontribusi variabel indikator yang mempengaruhi fenomena underpricing akan diuraikan sebagai berikut.

a. Index Harga Saham Gabungan (IHSG) IHSG mampu mencerminkan kondisi

pasar modal, sehingga mampu

menggambarkan pola investor terhadap kondisi underpricing emiten yang melakukan IPO. IHSG memiliki nilai kontribusi negatif, yang berarti fenomena underpricing berbanding terbalik dengan perubahan IHSG. b. Interest rate

Interest rate merupakan tingkat return yang diinginkan investor atas niilai investasi yang dilakukan. Interest rate memilliki nilai kontribusi negatif

terhadap tingkat underpricing.

Peningkatan nilai interet rate akan menurunkan tingkat underpricing. c. Inflasi

Inflasi merupakan pertumbuhan

kondisi makroekonomi yang terjadi pada suatu negara. Inflasi memilliki

nilai kontribusi negatif terhadap

tingkat underpricing. Peningkatan nilai prosentase inflasi akan menurunkan tingkat underpricing.

d. Exchange rate USD

Exchange rate USD merupakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap USD. Exchange rate USD memiliki nilai kontribusi positif terhadap tingkat underpricing. Peningkatan nilai prosentase perubahan exchange rate

USD akan meningkatkan tingkat

undepricing. e. Exchange rate GBP

Exchange rate USD merupakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap USD. Exchange rate USD memiliki nilai kontribusi positif terhadap tingkat underpricing. Peningkatan nilai prosentase perubahan exchange rate

USD akan meningkatkan tingkat

undepricing. f. Exchange rate JPY

Exchange rate JPY merupakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap JPY. Exchange rate JPY memiliki nilai kontribusi positif terhadap tingkat underpricing. Peningkatan nilai prosentase perubahan exchange rate

JPY akan meningkatkan tingkat

undepricing. g. Exchange rate EUR

Exchange rate EUR merupakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap EUR. Exchange rate EUR memiliki nilai kontribusi positif terhadap tingkat underpricing. Peningkatan nilai prosentase perubahan exchange rate

EUR akan meningkatkan tingkat

undepricing. h. Exchange rate CNY

Exchange rate CNY merupakan nilai tukar mata uang rupiah terhadap CNY D. Exchange rate CNY memiliki nilai kontribusi positif terhadap tingkat underpricing. Peningkatan nilai prosentase perubahan exchange rate CNY akan meningkatkan tingkat undepricing.

i. Reputasi underwriter

Reputasi underwriter merupakan

tingkat reputasi lembaga penjamin

(11)

11

ditanggung. Reputasi underwriter

memiliki nilai kontribusi negatif

terhadap tingkat underpricing. Emiten

yang menggunakan underwriter

bereputasi baik akan mampu

meminimumkan tingkat underpricing yang akan terjadi.

2. Fenomena underpricing melibatkan tiga pelaku pelaku pasar perdana. Tiga pelaku ini adalah emiten, underwriter dan investor saling terkorelasi dalam perdagangan saham pada pada pasar perdana. Pada penelitian ini tidak dapat dibuktikan terjadi korelasi antar emiten, underwriter dan investor. Dengan demikian,

pada permasalahan underpricing tidak

terbentuk korelasi antar performansi emiten,

performansi underwriter dan performansi

investor.

3. Dalam penentuan harga saham perdana dapat dilakukan penambahan resiko terjadinya tingkat underpricing. Hal ini dimaksudkan untuk meminimumkan tingkat underpricing sehingga emiten mendapatkan jumlah emisi yang optimal. Berikut fungsi linier pembentukan harga saham perdana:

IPO Price* = Dimana: 0,011.ER.CNY +

0,016.ER.EUR + 0,009.ER.JPY + 0,009.ER.GBP + 0,007.ER.USD - 0,001.INF – 0,003 I.RATE – 0,066.IHSG - 0,001.REP + error

Keterangan:

6. Saran

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian yang akan dilaksanakan berikutnya adalah :

1. Penelitian tentang fenomena underpricing dapat dilakukan menggunakan metode permodelan selain structural equation modelling yang dapat memodelkan dan mengukur tingkat pengaruh antar variabel.

2. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan

penambahan variabel yang memungkinkan

mempengaruhi kondisi underpricing pada

(12)

12

7. Daftar Pustaka

Bodie, Zvi. Et al., 2010. Investments. 8thEdition. Mc Gram Hill. Singapore

Booth, James R. Et al., 2005. Agreeing to Disagree:

Why IPOs are Underpriced. JEL

Classification code: G24; G32. Department of World Business

Chang, Chingfu., Lee, Alice C., Lee, Cheng F. 2009. Determinants of Capital Structure Choice a

Structural Equation Modeling. The

Quarterly Review of Economics and Finance 49, 197-213

Eriyanto, Alif Yulian. 2010. Faktor Yang

Mempengaruhi Underpricing IPO Pada Perusahaan Keuangan dan Non Keuangan. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga Surabaya.

Filatotchev, I., & Bishop, K. (2002). Board

composition, share ownership, and

“underpricing” of UK IPO firms. Strategic Management Journal, 23, 941–955.

Ghozali, I. (2011). Model Persamaan Struktural Konsep dan Aplikasi Dengan Program AMOS 19.0. Semarang: Badan Penerbit – Undip.

Gustri Caesary, Andina., 2012. Anlisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Turnover Intention Pada Agent Outbound Call PT. Infomedia Nusantara Menggunakan Metode SEM. Tugas Akhir, Jurusan Teknik Industri.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Surabaya.

Hair et al., 2000. Multivariate Data Analysis. 5thEdition Mc Gram Hill. Singapore He, Yu., Gai, Yuquan., Wu, Xianbin., Wan, Haitong.

2012. Quantitatively Analyze Composition Principle Of Ma Huang Tang By Structural

Equation Modeling. Journal of

Ethnopharmacology 1, 1-8

Husnan, Suad. 1993. Dasar-dasar teori portofolio dan

analisis sekuritas. Edisi Pertama.

Yogyakarta: UPP AM-YKPN

Jayanti, Discy Dwi. 2011. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Rasio Profitabilitas, DER dan

Reputasi Auditor Terhadap Tingkat

Underpricing Saham Perusahaan IPO 2005-2010. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga Surabaya.

Johnston, Jarrod., Madura, Jeff . 2008. Underpricing of Financial Institution IPOs. Journal Finance Economic 20, 67-80

Jones, Charles P., 2010. Investments Principles and Concepts. 11th Edition. North Carolina State University.

Kharisma Haqi, Levi., 2011. Analisis Loyalitas Pasien Dengan Metode Sm Pada Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Umum Haji Surabaya. Tugas Akhir, Jurusan Teknik

Industri. Institut Teknologi Sepuluh

Nopember Surabaya.

Kusuma, Febriandita. 2006. Faktor Yang

Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Yan IPO di BEJ. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga Surabaya.

Leland, Hayne, and David Pyle, 1977, Informational

asymmetries, financial structure, and

financial intermediation, Journal of Finance 32, 371-387.

Loughran, Tim dan Jay R. Ritter. 2003. “Why Has Underpricing Increased Over Time” The Journal of Finance,

Maliki , Yusuf. 2011. Faktor Yang Mempengaruhi Underpricing Saham Pada Perusahaan Yan IPO di BEI Tahun 2007-2009. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga Surabaya.

Marselly I.P. W. 2011. Pengaruh ROE, EPS, Reputasi Underwriter dan Reputasi Auditor Terhadap Tingkat Underpricing Saham Pada IPO di BEI Tahun 2007-2009. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga Surabaya.

Martani, Dwi., Leony Sinaga, Ika., Syahroza, Akhmad. 2012. Analysis on Factors Affecting IPO Underpricing and their Effects on Earnings Persistence. World Review of Business Research ,2. 1 – 15 Mc Donald, J.G, and A.K. Fisher. 1972. ”New-Issue

Stock Price Behavior”. The Journal of Finance, 97-102.

Mohamad, Shamsher., Md Nassir, Annuar Pertanika. 1997. Auditing Firm Reputation, Ex Ante Uncertainty and the Underpricing of Initial Public Offerings on the Second Board of the

(13)

13 Kuala Lumpur. Journal Social Science 5, 59-64

Nur, Mahrus Syamsudin. 2011. Pengaruh Pemilihan

Metode Akuntansi, Karakteristik

Perusahaan dan Penjamin Emisi Terhadap Tingkat Underpricing Saham Perdana. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga Surabaya.

Rahman, Hamid., Yung, Kenneth. 1999. Insurance IPOs—A Test of the Underpricing Theories. Journal of Insurance Issues, 22. 61–77. Saputera, Tovan. 2011. Pengaruh Variabel Keuangan

dan Non Keuangan Terhadap Underpricing Emiten Yang IPO di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2010. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga Surabaya. Stephen. et al., 2010. Corporate Finance. 9thEdition. Sulistiyaningsih, Eny. 2006. Pengaruh Reputasi

Penjamin Emisi, Volailitas Harga Saham dan Umur Perusahaan Terhadap Tingkat Underpricing Saham Saat IPO Studi Pada Regulated Firm dan Unregulated Firm. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga Surabaya.

Sunariyah 2003. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Ketiga. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Susilo, Y. Sri Sigit Triandaru, dan A. Totok Budi

Santoso. 2000. Bank dan Lembaga

Keuangan Lain. Jakarta: Salemba Empat Tandelin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan

Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yogyakarta: BPFE

Tim, Jenkinson. et al., 2000. Going Public. 9thEdition. University of Florida

Waluyo, Minto., 2002. Panduan dan Aplikasi Structural Equation Modeling. ISBN: 979-3327-18-9

Wen, wen. 2000. What Has Explained IPO Underpricing. Project Submitted in Partial Fulfillment of The Requirements for the

degree of master of Business

Administration

Wittenberg, Regina et al., 2008. The role of

information asymmetry and financial

reporting quality in debt trading: Evidence from the secondary loan market. Journal of Accounting and Economics 46, 240–260

Yanita, Sary. 2009. Analisis Strategi Penentuan Harga Saham Perdana Dengan Underpricing : Studi Pada Perusahaan Yang Listing di BEI. Tugas Akhir, Jurusan Ekonomi. Universitas Airlangga Surabaya.

Gambar

Gambar 1Grafik Pertumbuhan Jumlah Emiten
Gambar 4 Grafik Karakteristik Emiten Sebagai Perusahaan  Manufaktur atau Provider
Tabel 6 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Performasi Emiten
Tabel 8 CFA Performansi Emiten
+3

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengujian aktivitas antioksidan ekstrak n-heksana,etil aseta, n-butanol dan senyawa murni dengan DPPH free radical scavengging effect menunjukkan bahwa fraksi etil asetat

Lokasi Usaha Hiburan adalah suatu tempat tertentu dan atau wilayah khusus yang diperuntukkan bagi penyelen^araan usaha hiburan dan olahraga dengan sarana yang bersifat defenititf

Interaksi antara cara manual konsentrasi pupuk N 5gN/l memberikan pengaruh terbaik terhadap aplikasi fertigasi sprinkle konsentrasi pupuk 5 g N/l variabel

Dari hasil perhitungan cosine similarity ke- enam data, diperoleh hasil yang tertera pada Tabel 4. Data tersebut kemudian diurutkan mulai dari nilai terbesar hingga nilai

Penelitian ini disusun oleh Laily Fitriyanti (121111053) dengan judul ”Bimbingan dan Konseling Islam dalam Menangani Kenakalan Remaja di SMK Islam Jepara”. Penelitian

Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu adanya pelatihan teknik-teknik dasar permainan sepaktakraw bagi guru-guru Penjasorkes di Sekolah Dasar di Kecamatan Padang

o C selama 18 jam. Kemudian padatan yang terbentuk dicuci dengan aquadest dan dikeringkan dalam oven pada temperatur 110 o C selama 6 jam. Setelah katalis ZSM-5 didapat,

Membahas tentang peran kedua orangtua dalam memberikan pendidikan kepada anaknya adalah merupakan tanggung jawab yang sangat besar, karena anak juga dapat menjadi penentu